Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
PERANCANGAN ALAT PEMANGGIL PERAWAT PADA RUMAH
SAKIT BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN
TAMPILAN LCD
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
HERI ADESTA SEMBIRING
062408057
PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN ALAT PEMANGGIL PERAWAT
PADA RUMAH SAKIT BERBASIS
MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN TAMPILAN LCD
Kategori : LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama : HERI ADESTA SEMBIRING
Nomor Induk Mahasiswa : 062408057
Program studi : D3 FISIKA INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
Diluluskan di Medan, Juni 2009
Diketahui :
Ketua Program Studi Pembimbing
D3 Fisika Instrumentasi
Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc Drs. Kerista Sebayang, M.S
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
PERANCANGAN ALAT PEMANGGIL PERAWAT PADA RUMAH SAKIT
BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51DENGAN TAMPILAN LCD
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya
Medan, Juni 2009
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Kasih dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
1.1. Latar belakang Masalah 1
1.2. Rumusan masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 3
1.4. Batasan masalah 3
1.5. Sistematika penulisan 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS 6
2.1. Mikrokontroller AT89S51 6
2.1.1 Gambaran umum 6
2.1.2 Karakteristik Mikrikontroller AT89S51 8
2.2 Komponen - komponen pendukung 13
2.2.1 Resistor 13
2.2.2 Fixed resistor 14
2.2.3 Variabel resistor 16
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.4.1 Electrolytic capasitor (ELCO) 21
2.2.4.2 Ceramic capasitor 22
2.2.4.3 Nilai kapasitor 23
2.2.5 Transistor 24
2.3. Software 8051 Editor, Assembler, Simulator ( IDE) 28
2.3.1 Sofware Downloder 29
BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN 31
3.1. Diagram Blok 31
3.2. Rangkaian mikrokontroller AT89S51 32
3.3. Rangkaian Power Supplay (PSA) 33
3.4.Rangkaian Buzzer 34
3.5. Rangkaian relay 37
3.6.Rangkaian saklar 39
3.7. Rangkaian LCD 40
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PERANCANGAN PROGRAM 44
4.1. Pengujian rangkaian mikrokontroller AT89S51 44
4.2. Pengujian rangkaian power supplay (PSA) 45
4.3. Pengujian rangkaian relay 46
4.4. Pengujian interfacing LCD 49
4.5. Diagram Alir (flowchart) 53
4.6. Pengukian rangkaian buzzer 54
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN 57
5.1. Kesimpulan 57
5.2. Saran 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 IC mikrokontroller AT89S51 10
Gambar 2.2 Resistor Karbon 14
Gambar 2.3 Potensiometer 17
Gambar 2.4 Grafik Perubahan Nilai Pada Potensiometer 17
Gambar 2.5 Skema Kapasitor 19
Gambar 2.6 Electrolytic Capasitor (ELCO) 21
Gambar 2.7 Ceramic Capasitor 22
Gambar 2.8 Simbol Tipe Transistor 25
Gambar 2.9 Transistor Sebagai Saklar 27
Gambar 2.11 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE) 28
Gambar 2.12 ISP-Flash Progrmmer 3a 29
Gambar 3.1 Diagram Blok 31
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 32
Gambar 3.3 Rangkaian Power Supplay (PSA) 34
Gambar 3.4 Buzzer Piezo WPS 309B 35
Gambar 3.5 Relay 38
Gambar 3.6 Susunan Alamat Pada LCD 41
Gambar 3.7 Liquid Crystal Display (LCD) 42
Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller 44
Gambar 4.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) 45
Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Relay 48
Gambar 4.4 Susunan Alamat Pada LCD 50
Gambar 4.4 LCD 51
Gambar 4.5 Diagram Alir (Flowchart) 53
Gambar 4.6 Buzzer 55
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fungsi Kaki IC AT89S51 Pada Port P3 12
Tabel 2.2. Gelang Resistor 15
Tabel 2.3. Nilai Kapasitor 23
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat.
Perkembangan teknologi ini merupakan hasil kerja keras dari rasa ingin tahu manusia
terhadap suatu hal yang pada akhirnya diharapkan akan mempermudah manusia. Dengan
pesatnya laju perkembangan teknologi tersebut banyak bermunculan alat-alat yang
canggih yang dapat bekerja secara otomatis.
Dalam bidang industri, perlahan-lahan peralatan-peralatan manual mulai digantikan
dengan peralatan elektronik yang dapat bekerja secara otomatis. Sebagai contoh pada
rumah sakit modern sekrang ini ketika pasien rumah sakit tersebut membutuhkan bantuan
cukup dengan menekan tombol yang ada pada ruangan tempat pasien itu dirawat. .
Awalnya pemilihan produk berdasarkan wananya dilakukan oleh manusia. Namun seiring
dengan perkembangan teknologi dibidang elektronika, tugas manusia ini sudah dapat
digantikan oleh alat bantu tertentu yang dapat bekerja secara otomatis seperti nurse call
tersebut.
Untuk merancang sebuah peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomasis
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
mengambil pilihan. Kemampuan ini dimiliki oleh sebuah komputer (PC), namun tidaklah
efisien jika harus menggunakan komputer hanya untuk keperluan tersebut diatas. Untuk
itu komputer dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan
sebuah chip atau IC yang di dalamnya terdapat sebuah processor dan flash memori yang
dapat dibaca / tulis sampai 1000 kali, sehingga biaya pengembangan menjadi murah
karena dapat dihapus kemudian diisi kembali dengan program lain sesuai dengan
kebutuhan.
Salah satu alat otomatis yang sering digunakan adalah nursecall, dimana nursecall
ini akan menympaikan suatu perintah secara otomatis jika ada orang yang akan menekan
tombolnya, dan akan menghapus pesan atau perintah yang tertera pada layar LCD setelah
selesai ditampilkan. Nurse call ini dapat dikembangkan di rumah-rumah sakit, sehingga
anggota kelurgaa pasien tidak perlu lagi keluar untuk memanggil perawat ataupun suster
dalam memberikan pertolongan dengan hanya menekan tombol yang tersedia pada setiap
masing-masing ruangan dan alat ini juga akan menghemat tenaga setiap pasien yang ada
di rumah sakit tersebut.
Atas dasar pemikiran di atas, akan dirancang sebuah alat nurse call otomatis yang
dapat membaca / mengenali kode perintah yang akan ditampilkan pada layer LCD
tersebut. Sehingga hanya orang yang menekan tombol saja yang akan mendapatkan
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
I.2. Rumusan Masalah
Mengacu pada hal diatas, pada tugas akhir ini saya akan merancang alat nurse call
berbasis mikrokontroler AT89S51.
Tombol berfungsi untuk dapat membedakan tombol ruang mana yang di tekan.
Mikrokontroler berfungsi untuk mengolah data yang didapatkan oleh tombol - tombol
dan menggerakkan relay. Dispaly berfungsi untuk menampilkan angka serta ruangan
mana yang memanggil.
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang tombol untuk diletakan pada tiap - tiap ruangan.
2. Memanfaatkan mikrokontroller sebagai alat pengolah data yang diberikan oleh
tombol - tombol.
3. Memanfaatkan relay sebagai menghidupkan alaram, sehingga pentugas dapat
mendengar jika ada yang memanggil.
I.4. Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas, saya akan merancang alat nurse call berbasis
mikrokontroler AT89S51, dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S51.
2. Tombol digunakan untuk input yang akan diterima mikro.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
I.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika
pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat nurse call berbasis
mikrokontroler AT89S51, maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode pengumpulan data proyek, batasan masalah,
serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang
digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori
pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware dan
software), bahasa program yang digunakan. serta karekteristik dari
komponen-komponen pendukung.
BAB III. RANCANGAN ALAT DAN SISTEM
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok
dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alur
dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler AT89S51.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV. ANALISA RANGKAIAN DAN SISTEM KERJA ALAT
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja
alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk
mengaktifkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke
mikrokontroler AT89S51.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah
rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Mikrokontroler AT89S51
2.1.1. Gambaran Umum
Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan
mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.
Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang
lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara
massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan
mikroprosesor). Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontelor hadir untuk memenuhi selera
industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan
yang lebih canggih.
Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam penggunaan
mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang saat ini terkenal
di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain, maka akan diberikan suatu nilai, nilai inilah
yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan jika dikumpulkan dapat
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC yang harus dipasang
disamping (atau di belakang) mesin permainan yang bersangkutan.
Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam
bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri. Misalnya
pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika
dipasang suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan
diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem
pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akusisi data sekaligus system
pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari
mikrokontroler yang digunakan.
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program
aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler
hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada
perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada system computer perbandingan RAM dan
ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang
relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang
ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya
yang besar artinya program control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash
PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
yang bersangkutan. Pada mikrokontroller AT89S51 ROM atau flash PEROM berukuran
2 kilo byte, sedangkan RAM-nya berukurn 128 byte.
2.1.2. Karakteristik mikrokontroller AT89S51
Mikrokontrol AT89S51 hanya memerlukan 3 tambahan kapasitor,1 resistor dan 1
kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 KiloOhm dipakai
untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis
direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24
MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator
pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.
Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan
progam ini dinamakan sebagai memori program.
Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya,
dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku
dan diproduksi secara massal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler
mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra Violet
Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada
flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S51 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer.
Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun
hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.
Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasa. AT89S51
mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1
(P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).
AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/ Transmiter) yang
biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD
dan TXD) diletakan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1 di kaki nomor 2 dan 3, sehingga
kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu. Clock penggerak untaian
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak
bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 dipakai.
AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah
sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan
dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output parelel kalau
INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.
Port1 dan 2, UART, Timer 0,Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register yang
secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Functoin Regeister
(SFR).
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :
VCC (Pin 40)
Suplai tegangan
GND (Pin 20)
Ground
Port 0 (Pin 39-Pin 32)
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun
penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini
dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai
input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.
Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai
internal pull up.Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada
saat verifikasi program.
Port 2 (Pin 21 – pin 28)
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses memori
secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2
special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input
dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink
keempat buah input TTL.
Port 3 (Pin 10 – pin 17)
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga mempunyai
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 2.1 Fungsi Masing-Masing Pin
Nama pin Fungsi
P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)
P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)
P3.2 (pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal)
P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)
P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)
P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)
P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)
P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)
RST (pin 9)
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.
ALE/PROG (pin 30)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama
mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama
memprogam Flash.
PSEN (pin 29)
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori internal.
Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal.
XTAL2 (pin 18)
Output dari osilator.
2.2. Komponen-Komponen Pendukung
2.2.1. Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik
yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan
Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga
perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan –
bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor.
Kebalikan dari bahan yang kondukt if, bahan material seperti karet, gelas, karbon
memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.2. Fixed Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk
tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat
lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar
resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah
standar menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association).
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG
IV
Hitam 0 0 1 -
Coklat 1 1 10 -
Merah 2 2 100 -
Jingga 3 3 1000 -
Kuning 4 4 10000 -
Hijau 5 5 100000 -
Biru 6 6 1000000 -
Violet 7 7 10000000 -
Abu-abu 8 8 100000000 -
Putih 9 9 1000000000 -
Emas - - 0,1 5%
Perak - - 0,01 10%
Tanpa Warna - - - 20%
Tabel 2.2 Gelang Resistor
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada
bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor tersebut. Kalau anda telah bisa
menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil)
memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya
berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor
penggalinya.
2.2.3. Variable Resistor
Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan
variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering
digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah
semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu
saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed resistor adalah tegangan referensi yang
digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai
Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara nya terbatas sampai 300
derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang harus diputar berkali – kali
untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan “Potentiometers” atau
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.3 Potensiometer
Pada gambar 2.10 di atas untuk bentuk 3 biasanya digunakan untuk volume
kontrol. Bentuk yang ke 2 merupakan semi fixed resistor dan biasanya di pasang pada
PCB (Printed Circuit Board). Sedangkan bentuk 1 dpotentiometers. Ada 3 tipe didalam
perubahan nilai dari resistor variabel, perubahan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.4. Grafik Perubahan nilai pada potensiometer
Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya perubahan nilai resistansi
lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya menjadi
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah, tetapi tidak terlalu
sensitif untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut
sebagai “Audio Taper” potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier
dan cocok digunakan untuk Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in
circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resistansinya kebalikan dati tipe A.
2.2.4. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik,
gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat
yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan
positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif
tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang
non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduktif pada ujung- ujung
kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif diawan. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan
dua kutub yait
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema
elektronika.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang
sering disebut kapasitor (capacitor).
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika
dielektrik
Elektroda Elektroda
Gambar 2.5. Skema kapasitor.
Namun kebiasaan dan kondisi sert
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam kondensator
disebut
1. Menyusunnya berlapis-lapis.
Adapun cara memperluas kapasitor atau kondensator dengan jalan:
2. Memperluas permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar
Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam
merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan
energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan
oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan
dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap
elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut
akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap - tiap kapasitor adalah
dielektriknya. Kapasitansi didefinisikan sebagai konstanta pembanding yng berlaku pada
persamaan arus dalam dua plat konduktor prarel dengan pemisah isolator yang
ditunjukkan pada persaman dibawah ini:
I = C dV ⁄ dt
Berdasarkan persamaan diatas, karena besarnya arus sebanding dengan perubahan
tegangan terhadap waktu, tegangan yang tidak berubah terhadap waktu (tegangan dc)
akan menyebabkan arus menjadi nol. Hal ini merupakan bahwa kapasitor bagi dc
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
C = € A ⁄ d
Dengan € adalah permitivitas isolator, A adalah luas plat konduktor dan d adalah
jarak kedua plat konduktor sejajar dengan pemisah isolator dengan begitu maka
disebutlah sebagai isolator.
Berikut ini adalah jenis– jenis kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan
ini.
2.2.4.1. Electrolytic Capacitor (ELCO)
Gambar 2.6. Electrolytic Capacitor (ELCO)
Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan
membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah
perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati –
hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya
terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”. Biasanya jenis kapasitor ini
digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya
dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja
minimum
2 x 5 = 10 Volt.
2.2.4.2. Ceramic Capacitor
Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena
tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian
frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju
ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat
mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan
nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.
Gambar 2.7. Ceramic Capacitor
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode
yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang
mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan
untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode
tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir
berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir
berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 1. Nilai Kapasitor
Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya
adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47µF sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.4.4. Transistor
Transistor adalah
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang
di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal.
Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari
penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan
cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah
silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :
1. Transistor germanium PNP
2. Transistor silikon NPN
3. Transistor silikon PNP
4. Transistor germanium NPN
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang
terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.
Gambar 2.8. simbol tipe transistor
Keterangan :
C = kolektor
E = emiter
B = basis
Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching)
dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off)
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor
dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur
aliran arus utama tersebut. FET ( juga dinamakan transistor unipolar ) hanya
menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET).
Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah
Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat
dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal
konduksi tersebut.Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak
kategori:Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide.
1. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan
lain-lain
2. Tipe:
3. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
4. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
5. Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
6. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara
ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan ini
menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada
kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai
saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar .
Gambar 2.9. Transistor sebagai Saklar ON
Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal
sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open).
Keadaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber (Vcc).
Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor
tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.10.Transistor Sebagai Saklar OFF
2.3. Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)
Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada
sebuah editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya seperti di
bawah ini.
Saklar Off Vcc
Vcc
IC R
RB
VB
IB VBE
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.11. 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)
Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble
(di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih
ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan perintah atau
ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada
pesan kesalahan lagi.
Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke
dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.
Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke mikrokontroller.
2.3.1. Software Downloader
Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller
digunakan software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.12. ISP- Flash Programmer 3.a
Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file
heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan hasil
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN
3.1. Diagram blok
Gambar 3.1 Diagram blok Tombol ruang 8
Tombol ruang 1
Tombol ruang 7 Tombol ruang 6 Tombol ruang 2
Tombol ruang 5 Tombol ruang 3
Tombol ruang 4
uC AT89S51
Display LCD 2 x 16
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
5V
Secara umum terdiri dari 12 diagram blok, tombol 1 sampai tombol 8 berfungsi
sebagai input data yang di letakkan pada masing masing ruangan. Micro berfungsi
sebagai alat pengolah data yang di inputkan oleh tombol, display LCD untuk
menampilkan pesan jika ada input yang di tekan oleh tombol. Alaram berfungsi untuk
sebagai mana peringatan kalau ada pasien yang ada membutuhkan bantuan. Untuk
membunyikan alarm dibutuhkan suatu saklar elektronik yaitu driver relay.
3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.
Kompoen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Pada IC inilah
semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2. Rangkaian mikrokontroller AT89S51
Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3.
Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit. Pin 1 sampai 8
adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3 Pin 40
dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground. Rangkaian
mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai sumber clocknya.
Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu
perintah tertentu.
Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke
positip dan sebuah resistor 10K ohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini
berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power
aktif.
3.3. Perancangan Power Supplay (PSA)
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang
ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt,
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Vreg
keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor stepper. Rangkaian
power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini .
Gambar 3.3. Rangkaian Power Supplay (PSA)
Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan
menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200
F. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan
tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai
indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk
mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator
tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.
Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
C945
4.7k
P0.0 AT89S51
5 Volt
Buzzer
Fungsi dari buzzer adalah sama seperti speaker , yaitu untuk menghasilkan suara,
namun buzzer hanya mampu untuk menghasilkan suara berfrekuensi tinggi, sedangkan
speaker mampu untuk menghasilkan suara dalam berfrekuensi tinggi dan rendah.
Rangkaian dalam Buzzer Buzzer merupakan komponen yang berisikan lilitan dan 3
batang kawat yang berbentuk seperti switch. Apabila arus dialirkan, maka kumparan akan
menghasilkan medan magnetik, sehingga menarik kawat (K3), dan memutuskan kawat
(K2) dengan kawat (K1), tetapi kalau arus dimatikan, maka kumparan akan kehilangan
medan magnetnya sehingga kawat K3 akan terlepas dari kumparan, dan kawat K2
berhubungan dengan K1. Buzzer biasa dipakai pada alat-alat ringan yang membutuhkan
daya kecil. Pengujian pada rangkaian buzzer ini dapat dilakukan dengan memberikan
tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan
transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7
volt dan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktifnya transistor akan
membunyikan buzzer.
Selanjutnya buzzer dihubungkan dengan mikrokontroler dan mikrokontroler
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.41. Rangkaian Buzzer.
Pada alat ini, alarm yang digunakan adalah buzzer 5 volt.Buzzer ini akan berbunyi
jika positipnya dihubungkan ke sumber tegangan positip dan negatipnya negatipnya
dihubungkan ke ground.
Pada rangkaian di atas transistor berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat
menghidupkan dan mematikan buzzer.Dari gambar dapat dilihat bahwa negatip buzzer
dihubungkan ke kolektor dari transistor NPN (2SC945), ini berarti jika transistor dalam
keadaan aktip maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung
terhubung ke ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini
akan mengakibatkan buzzer berbunyi.Sebaliknya jika transistor tidak aktip, maka
kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 5 volt,
keadaan ini menyebabkan buzzer mati.
Transistor yang digunakan dalam rangkaian di atas adalah transistor jenis NPN,
transistor jenis ini akan aktip apabila tegangan pada basis lebih besar dari 0,7
volt.Resistor 4,7 Kohm pada basis berguna untuk membatasi arus yang masuk pada basis
agar transistor tidak rusak.Gambar dibawah adalah salah satu jenis buzzer dari berbagai
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.42. Buzzer Piezo WPS 309B
Dibawah ini adalah keterangan dari dari Buzzer Piezo WPS 309B:
Product Descript ion
Dimension (mm): ¦µ26X15
Rated Voltage (V): 6¦Ã
Operating Voltage(VDC): 4~8¦Í
Resonant Frequency (Hz): 400¡À 100
Sound Output (dB): 75/10cm
Max Current Consumption(mA): 25
Operating Temperature(º C): -20~+60C
Storage Temperature(º C): -30~+70C
3.5. Relay
Beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai
elemen kontrol penting. Relay merupakan saklar elektromagnetik yang berfungsi untuk
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
macam relay yang terdapat di pasaran. Pada pokoknya relay digunakan sebagai alat
penghubung pada rangkaian. Relay dapat berupa IC, transistor dan relay mekanis. Dalam
perancangan alat, penulis menggunakan relay mekanis karena lebih awet dan mudah
dalam pemakaiannya.
Relay pengendali elektromagnetis (an electromechanical relay = EMR) adalah
saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban on / off dengan pemberian
energi elektromagnetis, yang membuka atau menutup kontak pada rangkaian. EMR
mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian listrik maupun elektronis.
Misalnya EMR dapat digunakan pada kontrol dari kran-daya cairan dan di berbagai
macam kontrol urutan mesin, misalnya operasi pengeboran (tanah), pengeboran (plat),
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.51. Gambar rangkaian relay
Relay biasanya hanya mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai
beberapa kontak. Relay elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak
yang bergerak dipasang pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai normally open (NO) dan
normally close (NC). Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elektromagnetis.
Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan kontak
NO dan membuka kontak NC. Jarak gerak plunger biasanya pendek yaitu sekitar 0,25
inchi atau kurang. Kontak NO akan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada
kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi
tenaga. Kontak NC akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan membuka
ketika kumparan diberi daya. Masing-masing kontak biasanya digambarkan sebagai
kontak yang tampak dengan kumparan tidak diberi daya. Sebagian besar relay kontrol
mesin mempunyai beberapa ketentuan untuk pengubahan kontak NO menjadi NC, atau
sebaliknya. Itu berkisar dari kontak sederhana (flip-over) untuk melepaskan kontak dan
menempatkan kembali dengan perubahan lokasi pegas.Berikut jenis gambar relay yang
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.52. Bentuk Fisik Relay
3. 6. Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat
penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar
berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau
putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar
supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa,
maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak
logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. pada dasarnya
tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena bisa dijadikan sebagai pedoman
pada mikrokontroller untuk pengaturan alat dalam pengontrolan.
3.7. Interfacing LCD 2x16
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan
karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul
tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan
LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD
memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character
Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access
Memory). Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal
display) ke mikrokontroler. Rangkaian ini berfungsi menampilkan pesan yang
disampaikan pasien saat menekan tombol seperti dibawah ini .
Gambar 3.71. Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD ke mikrokontroler
LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40),
dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan karakter
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Susunan Alamat Pada LCD
Gambar 3.72. Susunan Alamat Pada LCD
Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di baris kedua
dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada baris ke-2 kolom
pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun LCD yang digunakan 2x16
atau 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja.CGRAM
merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Namun, memori akan hilang saat
power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang. Berikut tabel pin untuk LCD
M1632. Perbedaannya dengan LCD standar adalah pada kaki 1 VCC, dan kaki 2 Gnd. Ini
kebalikan dengan LCD standar.
Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang
berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan.
LCD dihubungkan langsung ke Port 0 dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan
data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.73. LCD 2x16
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW.
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda
sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui
program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain
RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0),
maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high
”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada
aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ( 0 ).
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register yang aksesnya diatur
menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang diakses adalah perintah,
sedangkan pada saat RS berlogika 1, register yang diakses adalah register data. Agar
dapat mengaktifkan LCD, proses inisialisasi harus dilakukan dengan cara mengeset bit
RS dan meng-clear-kan bit E dengan delay minimal 15 ms. Kemudian mengirimkan data
30H dan ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga kali, lalu mengirim
inisial 20H dan interface data length dengan lebar 4 bit saja (28H). Setelah itu display
dimatikan (08H) dan di-clear-kan (01H). Selanjutnya dilakukan pengesetan display dan
cursor, serta blinking apakah ON atau OFF. Berdasarkan keterangan di atas maka kita
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN PERANCANGAN PROGRAM
4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51
Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja
dengan baik, maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan
memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT89S51. Programnya adalah
sebagai berikut:
Loop:
Setb P3.7
Acall tunda
Clr P3.7
Acall tunda
Sjmp Loop
Tunda:
Mov r7,#255
Tnd: Mov r6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,tnd
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P3.7
kemudian mematikannya secara terus menerus. Perintah Setb P3.7 akan menjadikan P3.7
berlogika high yang menyebabkan transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda
akan menyebabkan LED ini hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P3.7 akan
menjadikan P3.7 berlogika low yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED
akan mati. Perintah Acall tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat.
Perintah Sjmp Loop akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak
LED tersebut tampak berkedip.
Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroler AT89S51, kemudian
mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian
minimum mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik.
4.2. Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA)
Pengujian pada bagian rangkaian catu daya ini dapat dilakukan dengan mengukur
tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil
pengujian diperoleh tegangan keluaran pertama sebesar + 5,0 volt. Sedangkan tegangan
keluaran kedua adalah sebesar +12,3 volt. Power Supply bertugas merubah tegangan
listrik AC menjadi tegangan listrik DC yang stabil sampai suatu arus maksimum yang
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Vreg
Gambar 4.2. Rangkaian Power Supplay (PSA)
4.3. Pengujian Rangkaian Relay
Beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai
elemen kontrol penting. Relay merupakan saklar elektromagnetik yang berfungsi untuk
memutuskan, membuat atau mengubah satu atau lebih kontak elektrik. Ada beberapa
macam relay yang terdapat di pasaran. Pada pokoknya relay digunakan sebagai alat
penghubung pada rangkaian. Relay dapat berupa IC, transistor dan relay mekanis. Dalam
perancangan alat, penulis menggunakan relay mekanis karena lebih awet dan mudah
dalam pemakaiannya.
Relay pengendali elektromagnetis (an electromechanical relay = EMR) adalah
saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban on / off dengan pemberian
energi elektromagnetis, yang membuka atau menutup kontak pada rangkaian. EMR
mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian listrik maupun elektronis.
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
macam kontrol urutan mesin, misalnya operasi pengeboran (tanah), pengeboran (plat),
penggilingan dan pengerindaan.
Relay biasanya hanya mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai
beberapa kontak. Relay elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak
yang bergerak dipasang pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai normally open (NO) dan
normally close (NC). Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elektromagnetis.
Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan kontak
NO dan membuka kontak NC. Jarak gerak plunger biasanya pendek yaitu sekitar 0,25
inchi atau kurang. Kontak NO akan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada
kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi
tenaga. Kontak NC akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan membuka
ketika kumparan diberi daya. Masing-masing kontak biasanya digambarkan sebagai
kontak yang tampak dengan kumparan tidak diberi daya. Sebagian besar relay kontrol
mesin mempunyai beberapa ketentuan untuk pengubahan kontak NO menjadi NC, atau
sebaliknya. Itu berkisar dari kontak sederhana (flip-over) untuk melepaskan kontak dan
menempatkan kembali dengan perubahan lokasi pegas.
Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan teganan 5 volt
dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,
transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktif jika
pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan relay. Pada
rangkaian ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan buzzer dengan sumber
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
dengan demikian jika relay aktif maka hubungan buzzer ke sumber tegangan akan
terputus.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor,
jika relay aktif dan buzzer berbunyi, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke
mikrokontroller pada P0.1.
Gambar 4.3. Pengujian Rangkaian Relay
Kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT89S51.
Program yang diberikan adalah sebagai berikut:
Setb P0.1
. . .
Perintah diatas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
sehingga relay juga menjadi aktif dan lampu akan hidup. Berikutnya memberikan
program sederhana untuk menonaktifkan relay. Programnya sebagai berikut:
Clr P0.1
. . .
Perintah diatas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan
tgangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktifkan transistor C945, sehingga relay
juga menjadi tidak aktif dan lampu tidak hidup.
4.4. Pengujian Interfacing LCD 2x16
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan
karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD
M1632 refurbish karena harganya cukup murah. LCD M1632 merupakan modul LCD
dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul
tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan
LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD
memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character
Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access
Memory).
LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40),
dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan karakter
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.4. Susunan Alamat Pada LCD
Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di baris kedua
dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada baris ke-2 kolom
pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun LCD yang digunakan 2x16
atau 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja. CGRAM
merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Namun, memori akan hilang saat
power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang. Berikut tabel pin untuk LCD
M1632. Perbedaannya dengan LCD standar adalah pada kaki 1 VCC, dan kaki 2 Gnd. Ini
kebalikan dengan LCD standar.
Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang
berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan.
LCD dihubungkan langsung ke Port 0 dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.4. LCD 2x16
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda
sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui
program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain
RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0),
maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high
”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada
aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ( 0 ).
Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk
menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke
mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai berikut:
rs bit p2.0
rw bit p2.1
en bit p2.2
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
call data_penampil
mov a,#'H'
mov a,#80h ;posisi awal karakter
call data_scan
Program di atas akan menampilkan kata “Hello” di baris pertama pada display LCD
Heri Adesta Sembiring : Perancangan Alat Pemanggil Perawat Pada Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dengan Tampilan Lcd, 2009.
USU Repository © 2009
4.5. Digram alir ( Flowchart )
Adapun diagram ( Flowchart ) dari pemrograman dalah sebagai berikut
Gambar 4.6. Diagram alir ( flowchart ) rangkaian nurse call berbasis AT89S51
start
Tbl ruang 1 ditekan ?
Tbl ruang 2 ditekan ?
Tbl ruang 8 ditekan ?
Tampilkan pesan pada display
tdk
Bunyikan alarm ya