• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi faktor penentu pemilihan moda kereta api berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna : (studi kasus pengguna kereta api dari Stasiun Cicalengka ke Arah Padalarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi faktor penentu pemilihan moda kereta api berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna : (studi kasus pengguna kereta api dari Stasiun Cicalengka ke Arah Padalarang)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Data Pribadi

Nama : Andy Andrean

NIM : 10609004

TTL : Selatpanjang, 29 April 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku Bangsa : Melayu

Kota/Kab. : Kabupaten Kepulauan Meranti Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Kost : Jalan Giringsing No. 44 Sukaluyu, Bandung

Tlp : 085316671409

Email : skuterjunior@gmail.com

Pendidikan

SD : SD Negeri 001 Selatpanjang (1997 - 2003) SMP : SMP Negeri 1 Selatpanjang (2003 - 2006) SMU : SMA Negeri 1 Selatpanjang (2006 - 2009) Perguruan Tinggi : UNIKOM Bandung (2009 - 2013)

(4)

Pramuka

2. SMA N 1 Selatpanjang Pramuka

3. UNIKOM Bandung

HIMA Planologi UNIKOM

Pengalaman Seminar

Seminar “Eksplorasi Isu-Isu Perencanaan Pembangunan Terkait Aspek Ekonomi dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Studi Kasus: Bandung metropolitan Area dan Jawa Barat)” Auditorium Miracle UNIKOM, 11 Maret 2010.

Seminar “Pengembangan Infrastruktur Perkotaan Berbasis Pembiayaan Non-Konvensional (Potensi Sukuk Sebagai Sumber Pembiayaan) Auditorium Miracle UNIKOM, 29 April 2010.

Pengalaman Lain

Tim Surveyor mengenai “RDTR Kota Purwakarta”, Konsultan Penataan Ruang, Bandung, 2012.

Tim Surveyor mengenai “Kawasan Kumuh Cikarang-Bekasi”, Konsultan Penataan Ruang, Bandung, 2012.

Tim Surveyor mengenai, “Peningkatan Pelayanan Kereta Api Kota Bandung”, UNIKOM, Bandung, 2012.

(5)

Nama Bapak : Helman

Nama Ibu : Yuslita Maryana

Alamat : Jalan Durian Gg. Mangga Gelora

RT 05/RW 010 Kelurahan Selatpanjang Kota, Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten/Kota : Kabupaten Kepulauan Meranti

Tlp : (0763) 31214

Hormat Saya,

(6)

DAN POLA PERGERAKAN PENGGUNA

(Studi Kasus Pengguna Kereta Api dari Stasiun Cicalengka ke Arah Padalarang)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh : Andy Andrean

1.06.09.004

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(7)

ii

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat

rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas

Akhir. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjunan Nabi Besar

Muhammad S.A.W, yang senantiasa menjadi ilham dalam tiap arah pekerjaan.

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Identifikasi Faktor Penentu Pemilihan Moda Kereta Api Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Pola Pergerakan Penggunanya dengan studi kasus pengguna kereta api dari stasiun Cicalengka menuju Padalarang” ini merupakan salah satu syarat kelulusan Matakuliah Tugas Akhir, Program Studi Perencanaan Wilayah dan

Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan adanya usaha serta do’a

dari penulis maupun dari pihak-pihak lainnya. Untuk itu penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibunda tercinta (Yuslita Maryana) sumber mata air cinta dan kasih sayang

yang hangat dan murni.

2. Ayahanda Tercinta (Helman) yang telah mencurahkan segala kasih

sayang, perhatian dan dukungan lahir dan batin kepada penulis.

3. Abang dan Adikku (Fazlur Akbar dan Nanda Lusia Putri), tersayang yang

selalu memberikan dorongan, dukungan dan do’a selama ini;

4. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia;

5. Prof. Dr. Ir Denny Kurniadie, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer;

6. Ibu Rifiati Safariah. ST., MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota, dan dosen pembimbing serta dosen penguji dalam

pelaksanaan sidang yang telah membimbing dan memberi masukan dan

(8)

iii

7. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir.,MT., selaku pembimbing yang telah

membimbing dan memberi masukan dan dukungan sehingga laporan

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan;

8. Bapak Tatang Suheri, ST.,MT., selaku dosen wali yang telah membimbing

dan memberi motivasi kepada penulis dari masuk hingga selesainya masa

perkuliahan;

9. Ibu Dr. Ir. Lia Warlina, M. Sc., selaku dosen penguji dalam pelaksanaan

sidang ujian yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam

memperbaiki laporan Tugas Akhir ini.

10.Almarhumah Ibu Dr. Ir. Endang Saraswati, M.Sc., beliau merupakan

sosok yang sangat berpengaruh dalam penyusunan tugas akhir ini. Berkat

dorongan dan semangat serta sumbangan pemikiran yang telah beliau

berikan kepada Penulis, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini;

11.Sahabat Penulis angkatan 2009; Achmad Alfan Rifai (Alvan), Achmad

Syarief (arif), Arif Rahman (arif), Amboday Boli Boli (Ambo), Angga

Sastranegara (Angga), Bhuna Hunam (Yunus), Criys Tommy (Tommy),

Christian EE Dura (Tyan), Chandra Setiawan (Cancan), Deni Supriatna

(Denis), Ifan M Sofyan (Ifan), Jakomina Meiske Muabuay (Meiske),

Mifartz Fadiz (Mifar), Margarida MGL Soares (Marga), Ridho Agustian

(Edo), Rizal Purnama Nugraha (Rizal), Mursalim Derlen (Salim), Sahal

Abdul Fatah (Sahal), Laode Ismail Munajad (Ici), Yogi Destriansyah

(Ogik), Marianus B. Raja kappa (alm), terima kasih atas persahabatan dan

kebersamaan yang indah dan menyenangkan selama ini, semoga

persahabatan kita tidak akan pernah putus;

12.Teman-teman sepembimbing (Achmad Alfan Rifai, Arif Rahman, Yudi

Supriatna). Terima kasih atas rasa semangat berusaha hingga akhir.

(9)

iv

Wilayah dan Kota terima kasih sudah memberikan kemudahan dalam

mengurusi surat-surat izin;

14.Keluarga Aris yang telah memberikan kemudahan tempat tinggal di

Bandung selama penulis menyelesaikan Tugas Akhirnya;

15.Keluarga besar penulis yang mana merupakan sahabat, adik serta abang

yang berasal dari daerah yang sama dan tinggal bersama di bandung yang

selalu memberi motivasi serta dukungan hingga terselesaikannya laporan

Tugas Akhir ini: Rahmat Syahputra (Iput), Febrian Wira Saputra (Boy),

Adi Kurniawan (Wawan), Faisal (Icel), Ar Rahman (Aman), Raja

Diansyah Harahap (Raja), Rian Riski (Uda), Rangga Kumar (Kumar),

Lucky.

16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis sadari bahwa Laporan

Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, Banyak

keterbatasan-keterbatasan baik dalam penyajian maupun dalam penulisannya. Untuk itu penulis

dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun

untuk dijadikan acuan didalam penyempurnaan penulisan Tugas Akhir nanti.

Bandung, Agustus 2013

(10)

v

1.4.1 Lingkup Wilayah ... 3

1.4.2 Lingkup Materi ... 3

1.5 Metodologi ... 5

1.5.1 Metode Pengumpulan Data... 5

1.5.2 Metode Analisis ... 6

1.6 Diagram Alir ... 8

1.7 Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Moda transportasi Perkotaan ... 10

2.2 Defenisi Penglaju dan bangkitan Pergerakan ... 14

2.3 Perilaku Pergerakan dalam menentukan Suatu Pilihan ... 16

2.4 Standar pelayanan Minimal Kereta Api ... 18

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Karakteristik Kewilayahan Kecamatan Cicalengka ... 24

3.1.1 Geografi dan Luas Kewilayahan Kecamatan Cicalengka ... 24

(11)

vi

3.2 Sistem Pelayanan Kereta Api di Jalur Cicalengka-Padalarang ... 26

3.2.1 Kelas Kereta Api... 27

3.2.2 Jadwal Keberangkatan Kereta Api ... 27

3.2.3 Tarif Kereta Api ... 28

3.2.4 Fasilitas Pelayanan di Stasiun ... 29

3.3 Profil Moda Kereta Api dari Stasiun Cicalengka ... 33

3.3.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden ... 33

3.2.2 Karakteristik Pola Pergerakan Responden... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Analisis Faktor Dominan yang Menentukan Pengguna Memilih Moda Kereta Api ... 39

4.2 Hubungan Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Responden ... 41

3.3 Hubungan Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Pola Pergerakan Responden ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1 Kesimpulan ... 48

4.2 Rekomendasi ... 50

4.3 Kelemahan Studi ... 51

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Metode Pengumpulan Data... 6

Tabel I.2 Tabel Variabel Penelitian... 7

Tabel II.1 Standar Pelayanan Minimal Stasiun... 19

Tabel III.1 Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan Cicalengka... 24

Tabel III.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan Cicalengka... 25

Tabel III.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Wilayah Kecamatan Cicalengka... 26

Tabel III.4 Jenis Kereta Api dan Tujuan... 27

Tabel III.5 Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD PATAS AC Cicalengka – Bandung – Padalarang... 27

Tabel III.6 Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD PATAS NON AC Cicalengka – Bandung – Padalarang... 28

Tabel III.7 Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD EKONOMI Cicalengka – Bandung – Padalarang... 28

Tabel III.8 Tarif kereta Api... 29

Tabel III.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 33

Tabel III.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 34

Tabel III.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan Pribadi... 35

Tabel III.12 Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta Api... 36

Tabel III.13 Maksud Pergerakan Pengguna Kereta Api... 37

Tabel III.14 Lokasi Turun Penumpang Pengguna Kereta Api... 37

Tabel IV.1 Faktor Penentu dalam Pemilihan Moda Kereta Api... 40

Tabel IV.2 Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Jenis Kelamin... 42

Tabel IV.3 Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Jenis Pekerjaan... 43

Tabel IV.4 Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Kepemilikan Kendaraan... 44

Tabel IV.5 Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Intensitas Pergerakan... 45

(13)

viii

Tabel IV.7 Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Jalur Kereta Api... 2

Gambar 1.2 Peta Wilayah Analisis... 4

Gambar 2.1 Sirkulasi Pelayanan Penumpang Di Atas Kereta... 24

Gambar 3.1 Stasiun Kereta Api Cicalengka... 27

Gambar 3.2 Tiket Kereta Api Cicalengka-Padalarang... 30

Gambar 3.3 Karakteristik Jenis Kelamin Pengguna Kereta Api... 34

Gambar 3.4 Karakteristik Jenis Pekerjaan Pengguna Kereta Api... 35

Gambar 3.5 Karakteristik Kepemilikan Kendaraan Pribadi Pengguna Kereta Api... 36

Gambar 3.6 Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta Api... 37

Gambar 3.7 Maksud Pergerakan Pengguna Kereta Api... 38

Gambar 3.8 Tujuan Pergerakan Pengguna Kereta Api... 39

(15)

52

A.Buku Referensi

Trihendradi, Cornelius. Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: 2010.

B.Peraturan Perundangan

 Peraturan Mentri Perhubungan No 9 Tahun 2011 mengenai Standar Pelayanan

Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api.

 SOP PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional II Bandung.  Badan Pusat Statistik, Kecamatan Cicalengka Dalam Angka 2012.

C.Tugas Akhir dan Tesis

Munawwaroh dan Nurul Widyaningrum. 1998. Karakteristik Permintaan Pengguna Kereta Api Padalarang – Cicalengka. PA Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung.

Simamora, Hot Asi. 1991. Kereta Api Sebagai Moda Angkutan Perkotaan, Studi Kasus Bagian Barat-Timur Wilayah Bandung. Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung.

Gomies, Emierenesya Viesca. Identifikasi Karakteristik Penglaju Dengan Tujuan Sekolah Di Kota Bandung (Studi Kasus:Pelajar Tingkat SLTP Dan SLTA Cimahi). Perpustakaan Unikom

(16)

D.Jurnal

(17)

1

PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan penelitian yang terdiri dari latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, sarasaran penelitian, manfaat

penelitian, ruang lingkup dan metodologi penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat di bawah ini.

1.1

Latar Belakang

Pemilihan moda transportasi didasarkan pada anggapan bahwa proporsi

permintaan perjalanan yang dilayani oleh kendaraan umum maupun kendaraan

pribadi akan tergantung pada setiap moda dalam persaingan dengan moda lain.

Persaingan pelayanan pada umumnya diturunkan dari analisis tiga rangkaian

faktor yaitu berdasarkan ciri perjalanan, ciri pelaku perjalanan dan ciri sistem

perangkutan.

Yang termasuk dalam faktor ciri perjalanan adalah maksud, tujuan dan

intensitas pergerakan. Untuk ciri pelaku perjalanan dapat berupa faktor sosial

ekonomi, khususnya pendapatan. Sedangkan yang termasuk ke dalam ciri sistem

perangkutan adalah sistem pelayanan yang diberikan oleh moda angkutan umum

baik dari segi prasarana maupun sarana.

Salah satu pendekatan yang dianggap bisa memecahkan masalah lalu

lintas adalah dengan penyediaan angkutan umum masal yang dapat mengangkut

lebih banyak penumpang. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah armada

yang diperlukan. Salah satu angkutan umum yang sesuai dengan kebutuhan ini

adalah kereta api, yang mempunyai keuntungan sebagai berikut:

 Angkutan kereta api merupakan angkutan yang dapat mengangkut penumpang

dalam jumlah yang besar.

 Kereta api dapat bergerak dengan cepat dan bebas hambatan di tengah-tengah arus lalu lintas yang cukup padat, karena kereta api menggunakan jalur khusus.

 Waktu keberangkatan, kedatangan, dan lama perjalanan relatif lebih terjadwal

(18)

 Prasarana angkutan kereta api membutuhkan lahan yang lebih sedikit

dibandungkan kebutuhan lahan untuk prasarana angkutan jalan.

Kereta api untuk penduduk di perkotaan Bandung Metropolitan Area

melayani pergerakan untuk jalur Cicalengka-Padalarang. Kecamatan Cicalengka

merupakan kecamatan pinggiran dari Bandung Metropolitan Area yang mana

penduduk yang tinggal di Cicalengka, bekerja di Kota Bandung. Kecamatan

Cicalengka juga termasuk salah satu kecamatan yang berada di antara kota satelit

dan di lalui jalur kereta api ke arah Padalarang hingga menuju ke Jawa Tengah.

Gambar 1.1 Skema Jalur Kereta Api

1.2

Rumusan Masalah

Untuk meningkatkan pelayanan kereta api jalur Bandung dan sekitarnya,

khususnya yang bergerak dari Cicalengka, penelitian ini menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apa faktor dominan yang menentukan pengguna memilih moda kereta api?

2. Bagaimana kaitan antara faktor sosial ekonomi dengan pemilihan moda kereta

api?

3. Bagaimana kaitan antara faktor pola pergerakan dengan pemilihan moda kereta

api?

1.3

Tujuan Dan Sasaran

Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi faktor

pemilihan moda kereta api berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola

pergerakan pengguna dengan studi kasus pengguna kereta api dari stasiun

Cicalengka menuju Padalarang. Sedangkan sasaran yang ingin di capai dari studi

ini adalah :

 Teridentifikasinya faktor dominan yang menentukan pengguna memilih moda

kereta api.

 Teridentifikasinya kaitan sosial ekonomi dengan pemilihan moda kereta api.

Bandung Cicalengka

Padalarang Jawa Tengah

(19)

 Teridentifikasinya kaiatan pola pergerakan dengan pemilihan moda kereta api.

1.4

Ruang Lingkup

1.4.1 Lingkup Wilayah

Penelitian ini di fokuskan untuk asal pergerakan dari stasiun Cicalengka.

Berikut adalah stasiun-stasiun yang dilewati oleh kereta api rute tersebut : St.

Haurpuguh, St. Rancaekek, St. Cimekar, St. Cikudapateuh, St. Kiaracondong, St.

Bandung, St. Ciroyom, St. Cimindi, St. Cimahi, dan St. Padalarang.

Stasiun-stasiun tersebut bisa di lihat pada Gambar 1.2

1.4.2 Lingkup Materi

Studi ini membahas mengenai faktor pemilihan moda kereta api

berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna dari

stasiun Cicalengka menuju Padalarang. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi

dalam pemilihan moda kereta api secara garis besar dalam studi ini dibatasi pada

hal-hal berikut :

1. Untuk mengidentifikasi faktor dalam pemilihan moda kereta api, pengguna

diberi pilihan: sangat murah, lebih cepat, lebih nyaman, dekat dengan stasiun,

dalam rangka pekerjaan, selamat (dari kecelakaan), aman (dari kejahatan),

hanya ada kereta api dan lainnya

2. Karakteristik penglaju kereta api yang beroperasi di stasiun Cicalengka,

Pengidentifikasian ini dilakukan untuk menggambarkan karakteristik pengguna

kereta api yang beroperasi di stasiun Cicalengka.

Sosial ekonomi: Jenis Kelamin, menurut Nationwide Personal Transportation Survey (NPTS) 46.5% dari pengguna kereta adalah wanita. Hal ini bisa

disebabkan karena peran sosial seorang wanita; wanita lebih suka bekerja di

rumah sebagai ibu rumah tangga, wanita cenderung mendapatkan gaji yang

lebih rendah daripada pria dan juga kebanyakan dari mereka tidak bisa

mengemudi. Namun semua itu bisa berubah seiring dengan perkembangan

(20)

Asal Pergerakan

GAMBAR 1.2

PETA WILAYAH STUDI

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

(21)

Jenis Pekerjaan, dengan mengetahui jenis pekerjaan pengguna KA maka bisa diketahui apakah mayoritas pengguna berasal dari golongan pelajar,

mahasiswa, pegawai negeri sipil, ibu rumah tangga dan lain-lain. Umumnya

seseorang dengan jenis pekerjaan/jabatan yang sudah mapan cenderung untuk

lebih memilih menggunakan mobil pribadi daripada angkutan umum.

Kepemilikan Kendaraan, dengan mengetahui kepelmilikan kendaraan pengguna moda kereta api bisa dilihat bahwa akan terlihat kecenderungan

pengguna yang memiliki kendaraan pribadi dalam menggunakan moda

angkutan umum.

3. Karakteristik pergerakan: Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta, bertujuan untuk melihat kecenderungan para pangguna moda kereta api dalam

melakukan pergerakan. Maksud Pergerakan, untuk daerah perkotaan kota sebagian besar maksud perjalanan adalah untuk bekerja. Tujuan perjalanan

yang lain adalah: sekolah, rekreasi, belanja dan lain-lain. Tujuan Pergerakan, lokasi stasiun/shelter berpengaruh terhadap operasional KA sebab penempatan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum berarti pelayanan KA

menjadi optimal. Sedangkan arah perjalanan berpengaruh terhadap tujuan

perjalanan pengguna karena biasanya tujuan perjalanan adalah menuju ke

daerah pusat bisnis (CBD).

1.5

Metodologi Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan

yang tepat agar dapat memperoleh data yang relevan serta pelaksanaan penelitian

yang tepat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu dilaksanakan penelitian dengan

menggunakan metode penelitian untuk :

 Pengumpulan Data  Analisis

1.5.1 Metode PengumpulanData

Data yang dibutuhkan dalam metode pengumpulan data untuk studi ini

(22)

secara langsung terhadap obyek/persoalan dalam wilayah studi yaitu penumpang

yang bergerak dari stasiun Cicalengka.

Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data faktor pemilihan

moda kereta api, sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna kereta api yang

bergerak dari stasiun Cicalengka dengan menggunakan metode penyebaran

kuesioner.

Tabel I.1

Metode Pengumpulan Data

No Sasaran Kebutuhan Data Metode

1 Faktor Pemilihan Moda Kereta Api

Faktor dalam pemilihan moda kereta api : sangat murah, lebih cepat, lebih nyaman,

2 Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Moda Kereta Api

Faktor Sosial Ekonomi Pengguna : Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan, Kepemilikan Kendaraan

Untuk menjawab sasaran dari penelitian, maka dilakukan analisis yang

berkaitan dengan studi ini.

 Faktor Pemilihan Moda Kereta Api

Analisis yang digunakan untuk melihat faktor pemilihan moda kereta api

adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna kereta api yang

bergerak dari stasiun Cicalengka dan kemudian dihitung faktor apa saja yang

menjadi faktor dalam pemilihan moda kereta api.

 Faktor sosial Ekonomi Pengguna

Analisis yang digunakan untuk melihat faktor sosial ekonomi pengguna moda

kereta api adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna kereta api

(23)

 Faktor Pola Pergerakan Pengguna

Analisis yang digunakan untuk melihat pola pergerakan pengguna moda kereta

api adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna kereta api yang

bergerak dari stasiun Cicalengka.

 Analisis yang dilakukan pada faktor pemilihan moda kereta api berdasarkan

karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna ini adalah dengan

menggunakan analisis Corsstab (tabulasi silang) dimana sebuah tabel silang

yang terdiri dari atas satu baris atau lebih, dan satu kolom atau lebih. Fungsi

analisis crosstab dalam analisis ini adalah untuk menjelaskan kaitan antara dua

atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara

baris (sebuah variabel) dengan kolom (sebuah variabel lain).

Tabel I.2 Metode Analisis

No Sasaran Variabel Metode

1 Faktor Pemilihan Moda Kereta Api

2 Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Moda Kereta Api

Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan,

Kepemilikan Kendaraan Analisis Deskriptif

3 Pola Pergerakan pengguna Moda Kereta Api

Intensitas Pergerakan, Maksud

dan Tujuan Pergerakan Analisis Deskriptif

(24)

1.6

Diagram Alir

Kereta Api Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah

Faktor\ Pemilihan Moda Kereta Api Permasalahan Transportasi  Kemacetan lalu lintas;

 Kehilangan waktu karena perjalanan yang terlalu lama;

 Serta kecelakaan lalu lintas.

Karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan Keputusan Untuk Memilihan

Moda Kereta Api

 Sistem Pelayanan Kereta Api

 Karakteristik Sosial Ekonomi

 Karakteristik Pergerakan  Faktor dominan dalam

memilih moda kereta api

Identifikasi faktor pemilihan moda kereta api berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola

pergerakan pengguna

Analisis Kualitatif Karakteristik Responden

(25)

1.7

Sistematika Pelaporan

Dalam penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab pembahasan yang

terdiri dari; pada bagian pertama menguraikan dasar penelitian dimana

didalamnya terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, manfaat,

ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah, metodologi, kerangka pemikiran

dan sistematika penulisan. Berikutnya untuk bagian ke dua yaitu tinjauan pustaka

dimana didalamnya membahas tentang moda transportasi darat perkotaan, defenisi

penglaju dan bangkitan pergerakan, perilaku pergerakan dalam menetapkan suatu

pilihan, standar minimal pelayan kereta api serta standar operasional pelayanan

kereta api daerah operasi II Bandung.

Pada bagian ke tiga menguraikan tentang profil kewilayahan Kecamatan

Cicalengka dimana didalamnya terdiri dari Geografi dan Luas Kewilayahan dan

Rona Kependudukan. Sistem pelayanan kereta api di jalur Cicalengka-Padalarang,

sistem pelayanan kereta api tersebut di dalamnya berisikan tentang kelas kereta

api, tarif kereta api, jadwal kereta api serta fasilitas-fasilitas yang di sediakan oleh

PT. Kereta Api di stasiun maupun di dalam moda kereta api. Selanjutnya pada bab

ini diuraikan karakteristik sosial ekonomi responden dan pola pergerakan

pengguna kereta api.

Pada bagian ke empat menguraikan tentang analisis fakor penentu

pemilihan moda kereta api dimana akan dikaitkan dengan katakteristik sosial

ekonomi dan pola pergerakan responden. Pada bagian ke lima menguraikan

tentang kesimpulan dimana menceritakan keseluruhan hasil penelitian,

rekomendasi serta kelemahan studi dalam penelitian ini.

(26)

10

Bab ini menguraikan beberapa kajian teoretis dari literatur yang terkait dengan studi ini

yaitu moda transportasi perkotaan, pangsa pasar angkutan penumpang, defenisi penglaju

dan bangkitan pergerakan, faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan serta

perilaku pergerakan dalam menentukan suatu pilihan.

2.1

Moda Transportasi Darat di Perkotaan

Moda transportasi darat seringkali dianggap hanya moda transportasi di jalan

raya saja. Padahal moda transportasi darat secara geografi dan fisik terdiri dari moda

transportasi jalan rel (kereta api), moda transportasi perairan darat (melalui sungai,

danau dan selat), moda transportasi pipa, moda transportasi jalan raya. Menurut Miro

1997, ditinjau dari segi kapasitas angkutnya, moda angkutan kotadapat di bedakan atas :

1. Moda angkutan kota yang memiliki kapasitas angkut rendah (para transit), misalnya

taksi, mini bus dan van;

2. Moda angkutan kota yang berkapasitas angkut sedang (street transit), misalnya bus; 3. Moda angkutan kota yang berdaya tamping tinggi (high performance – semi rapid

transit and rapid transit), misalnya kereta api.

Vuchic, 1981 (dalam komariah, 2006) menyatakan bahwa moda angkutan

perkotaan dibagi atas tiga kategori, yaitu :

1. Angkutan pribadi

Mobil dan sepeda motor merupakan angkutan pribadi yang paling popular digunakan

di perkotaan. Pada beberapa daerah sepeda masih banyak digunakan;

2. Angkutan charteran atau sewaan

Angkutan charteran atau sewaan dikenal sebagai angkutan para transit. Kebanyakan

moda angkutan ini memiliki jadwal atau trayek yang tidak tetap tergantung

permintaan pengguna (demand responsive). Taksimeter taksi charter, vanpool dan

jitney merupakan moda para transit yang popular di kota-kota besar.

3. Angkutan umum

Angkutan umum dikenal dengan angkutan transit masal (mass transit) karena

(27)

ini umumnya beroperasi pada jadwal dan trayek tertentu dan boleh di tumpangi oleh

siapapun yang bersedia membayar tarif yang telah di tetapkan. Bus kota, kereta api

dan trem merupakan moda angkutan umum yang popular di perkotaan.

Terkait dengan jenis angkutan umum yaitu angkutan umum penumpang, tujuan

utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan angkutan

yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan

yang aman, cepat, murah dan nyaman dari segi lalu lintas, keberadaan angkutan umum

penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi. Hal ini

di mungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan missal sehingga

biaya dapat di bebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang (Warpani, 1990).

Pangsa pasar angkutan penumpang dapat dibedakan atas menjadi (David &

Stewart, 1980 dalam warpani, 1990) :

a. Perjalanan ulang-alik

Mereka menuntut pelayanan angkutan umum yang memenuhi syarat seperti rentang

waktu yang pasti dalam hal perjalanan dari dan tempat bekerja, dan tiadanya

hambatan sepanjang lintasan perjalanan. Tuntutan selanjutnya adalah pelayanan yang

cepat dengan frekuensi yang cukup dan kenyamanan yang memadai.

b. Perjalanan kerja

Untuk perjalanan jenis ini, pelayanan seperti ini hendaklah memenuhi sejumlah

syarat, yaitu meminimumkan waktu, jadi pelayanan angkutan umum penumpang

harus cepat dan tepat waktu.

c. Perjalanan santai

Yang dapat digolongkan dalam perjalanan jenis ini adalah pergi arisan, makan di luar

rumah, nonton, dan sebagainya. Perjalanan santai dan memuaskan tergantung pada

tujuan perjalanan tersebut dan para pelakunya.

d. Perjalanan hiburan

Liburan adalah saat yang baik untuk melakukan perjalanan, namun semuanya

bergantung pada angkutan yang murah dan efisien.Apabila perjalanan terlalu mahal,

atau terlalu memakan waktu, liburan mungkin tidak dapat dilakukan jauh ketempat

(28)

e. Perjalanan wisata

Thomas Cook telah melihat potensi angkutan yang nyaman dan cepat sebagai cara

menunjang kegiatan wisata. Termasuk dalam jenis perjalanan wisata adalah

bepergian dengan tijuan tertentu seperti menionton pertandingan besar salah satu

cabang olahraga yang amat digemari oleh masyarakat.

f. Perjalanan rombongan

Penumpang pada umumnya mengatur perjalanan dan memilih moda sendiri serta

membayar sendiri-sendiri. Meskipun demikian, moda angkutan umum dirancang

untuk mengangkut banyak penumpang. Mereka memborong sejumlah tempat duduk

atau seluruh kapasitas yang tersedia.

Menurut Edward K. Morlok, 1995 transportasi manusiaatau barang biasanya

bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh karena itu, permintaan akan jasa transportasi

dapat disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya

permintaan akan komoditi atau jasa lainnya.

Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada, apabila ada

faktor-faktor yang mendorongnya. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri,

melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain. Permintaan akan jasa angkutan,

baru akan timbul apabila ada hal-hal dibalik permintaan itu, misalnya keinginan untuk

rekreasi, keinginan untuk ke sekolah atau untuk berbrlanja, keinginan untuk berbelanja,

keinginan untuk menengok keluarga yang sakit, dan sebagainya, (M. Nur Nasution,

2004). Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal-hal berikut, (M. Nur

Nasution, 2004) :

1. Kebutuhan manusia untuk bepergian dari ke lokasi lain dengan tujuan mengambil

bagian didalam suatu kegiatan, misalnya bekerja, berbelanja, ke sekolah, dan

lain-lain.

2. Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi dilokasi lain.

Permintaan dan pemilihan pemakai jasa angkutan (users) akan jenis transportasi

sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

a. Sifat-sifat dari muatan (physical characteristics)

Apabila sifat dari muatan itu baik, misalnya saja aman digunakan, maka akan

semakin banyak orang yang menggunakannya.

(29)

Makin rendah biaya transportasi makin banyak permintaan akan jasa transportasi.

Tingkat biaya transportasi merupakan faktor penentu dalam pemilihan jenis jasa

transportasi.

c. Tarif transportasi

Tarif transportasi yang ditawarkan oleh pelbagai macam moda transportasi untuk

tujuan yang sama akan mempengaruhi pemilihan moda transportasi.

d. Pendapatan pemakai jasa angkutan (users)

Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa transportasi

yang akan dibeli oleh para penumpang.

e. Kecepatan angkutan

Pemilihan ini sangat tergantung pada faktor waktu yang dipunyai oleh

penumpang.

f. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan terdiri dari :  Frekuensi

Makin tinggi frekuensi keberangkatan dan kedatangandari suatu moda

transportasi, pemakai jasa angkutan mempunyai banyak pilihan.

 Pelayanan baku (standard of service)

Suatu moda transportasi yang dapat memberikan pelayanan yang baku dan

dilaksanakan secara konsisten sangat disenangi olehpara pemakai jasa angkutan.

 Kenyamanan (comfortibility)

Pada umumnya penumpang selalu menghendaki kenyamanan dalam

perjalanannya. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar tersendiri

bagi suatu moda transportasi. Kepada mereka yang memberi nilai tinggi untuk

kenyamanan, dapat dibebani biayatransportasi yang lebih tinggi daripada

penumpang yang kurang memperhatikan kenyamanan.

 Ketepatan (reliability)

Kegagalan perusahaan angkutan untuk menepati waktu penyerahan atau

pengambilan barang, berpengaruh besar terhadap pemilihan atas perusahaan

(30)

 Keamanan dan keselamatan

Faktor keamanan dan keselamatan selalu menjadi tumpuan bagi pemilihan suatu

moda transportasi oleh penumpang.

2.2

Definisi Penglaju dan Bangkitan Pergerakan

Penglaju (berasal dari bahasa Inggris Commuter; dalam bahasa Indonesia juga disebut penglaju) adalah seseorang yang bepergian ke suatu kota untuk bekerja dan

kembali ke kota tempat tinggalnya setiap hari, biasanya dari tempat tinggal yang cukup

jauh dari tempat bekerjanya. Bangkitan pergerakan (trip generation) adalah tahapan pemodelan transportasi yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu

zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau

tataguna lahan. Model bangkitan pergerakan mencakup:

 Jumlah lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi (trip production)  Jumlah lalulintas yang menuju atau tiba pada suatu lokasi (trip attraction)

Menurut Suwardjoko (1990:112), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

bangkitan perjalanan, antara lain:

1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan keluarga merupakan cirri khas yang berkaitan dengan perjalanan

seeorang dimana faktor ini merupakan peubah kontinu walaupun terdapat beberapa

golongan pendapatan, tingkat pendapatan keluarga berkaitan erat dengan jumlah

kepemilikan kendaraan.

2. Pemilikan Kendaraan

Ciri khas sosial lain ini merupakan peubah kontinu. Pemilikan kendaraan berkaitan

erat dengan perjalanan perorangan (per unit rumah) dan juga dengan kepadatan

penduduk, tingkat pendapatan keluarga, serta jarak perjalanan.

3. Struktur dan Ukuran Rumah

Faktor yang satu ini merupakan faktor yang berkaitan dengan perilaku pergerakan

individu di mana faktor ini berkaitan erat dengan faktor tingkat pendapatan keluarga,

tipe perumahan/rumah, kepadatan penduduk, kepemilikan kendaraan, tujuan dan

(31)

4. Nilai Lahan dan Kepadatan Daerah Permukiman

Nilai lahan dan kepadatan daerah permukiman hanya sering dipakai untuk tujuan

kajian mengenai zona.

5. Maksud Perjalanan

Maksud perjalanan merupakan ciri khas sosial suatu perjalanan sekelompok orang

yang melakukan perjalanan bersama sama bisa jadi mempunyai tujuan yang sama,

tetapi maksud mereka mungkin berbeda, misalnya yang hendak bekerja, berbelanja,

dan berwisata. Jadi maksud perjalanan merupakan faktor yang tidak sama rata dalam

sau kelompok perjalanan.

6. Waktu Perjalanan

Faktor ini merupakan peubah kontinu dimana faktor ini memegang peranan penting

dalam menentukan volume lalu lintas selama 24 jamselama hari kerja dan

menentukan presentasi volume lalu lintas tertentu pada jam padat.

7. Moda Perjalanan

Moda perjalanan dapat dikatakan sebagai sisi lain dari maksud perjalananyang sering

digunakan untuk mengelompokan macam perjalanan. Peubahini merupakan faktor

fisik dan tidak kontinu, serta menggunakan fungsi dari peubah lain.

8. Jarak Perjalanan

Faktor jarak ini merupakan peubah kontinu yang berlaku bagi lalu lintas orang

maupun kendaraan. Faktor ini berkaitan erat dengan kepadatan penduduk dan

kepemilikan kendaraan

9. Luas Lahan

Faktor luas lahan berkaitan erat dengan kepadatan penduduk dari suatu daerah

tertentu, pada akhirnya menunjukan pada banyaknya lalu lintas orang maupun

barang.

Selanjutnya menurut Suwardjoko, dikatakan bahwa faktor faktor utama yang

mempengaruhi produksi perjalanan dan bangkitan pergerakan:

1. Kepemilikan kendaraan

2. Tingkat pendapatan penduduk / keluarga

(32)

Tujuan orang melakukan pergerakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 Berdasarkan tujuan pergerakan, untuk pergerakan berbasis rumah tangga terdapat lima kategori yang sering dilakukan, yaitu pergerakan ke tempat kerja, ke sekolah

atau universitas (pendidikan), ke tempat belanja, untuk kepentingan sosial dan

rekreasi, untuk keperluan lain-lain. Dua tujuan pergerakan pertama (bekerja dan

pendidikan) merupakan tujuan pergerakan utama yang menjadi keharusan untuk

dilakukan sehari-hari,

 Sedangkan untuk tujuan lainnya bersifat pilihan dan tidak rutin dilakukan.

Berdasarkan waktu, dibedakan menjadi dua, yaitu pergerakan pada jam sibuk (pagi

dan sore) dan pergerakan pada jam tidak sibuk.

 Berdasarkan jenis orang, biasanya dibedakan berdasarkan tingkat pendapatan, kepemilikan kendaraan, ukuran dan struktur rumah tangga.

2.3

Perilaku Pergerakan dalam Menetapkan Suatu Pilihan

Pelaku pergerakan atau perjalanan selalu dihadapkan pada suatu keadaan untuk

menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan. Setiap keputusan yang di ambil

oleh setiap perilaku perjalanan merupakan suatu proses berpikir yang melibatkan

kegiatan penyusunan persepsi, pembentukan kesan dan prasaan, penetapan urutan

kepentingan, dan penentuanpilihan (Kopplemen and Pas, 1080 dalam komariah, 2006). Penyusunan persepsi merupakan proses penilaian terhadap setiap karakteristik yang

dimiliki oleh situasi dan kondisi yang berpengarh terhadap kegiatan yang akan

dilakukan.

Pergerakan seseorang untuk melakukan kegiatan guna memenuhi

kebutuhannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bergerak dengan menggunakan

moda transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa

menggunakan moda transportasi (berjalan kaki) biasanya dilakukan dengan menempuh

jarak yang pendek (1-2 km), sedangkan perjalanan menggunakan moda transportasi

berjarak sedang atau jauh. Jenis moda transportasi ini sangat beragam, antara lain mobil

pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, pesawat terbang dan kapal laut.

Pemilihan moda transportasi juga mempertimbangkan pergerakan yang

menggunakan pergerakan yang menggunakan lebih dari satu moda dalam perjalanan

(33)

pergerakan ini sangat umum di jumpai dengan presentasi yang cukup tinggi. Faktor

yang dapat mempengaruhi dalam pemilihan moda ini dapat dibagi atas empat, yaitu :

1. Ciri Pengguna Jalan

 Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi kepemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil ketergantungan pada angkutan umum;

 Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);

 Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiunan,

bujangan, dan lain-lain);

 Pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi peluang dalam

menggunakan kendaraan pribadi;

 Faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ketempat bekerja dan

keperluan mengantar anak ke sekolah.

2. Ciri Pergerakan

 Tujuan pergerakan

Contoh : pergerakan ke tempat bekerja di Negara maju biasanya lebih mudah

menggunakan kendaraan umum karena ketepatan waktu, tingkat pelayanan sangat

baik, ongkos lebih murah dibandingkan dengan kendaraan pribadi, kejadian

sebaliknya dengan Negara berkembang.  Waktu terjadi pergerakan

Perjalanan tengah malam akan membutuhkan kendaraan pribadi karena angkutan

umum pada saat itu tidak atau jarang beroperasi.

3. Ciri fasilitas moda transportasi

Dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, faktor kuantitatif :

 Waktu perjalanan, waktu menunggu ditempat pemberhentian bus, waktu berjalan

kaki menuju tempat pemberhentian bus, waktu selama bergerak dan lain-lain;  Biaya transportasi (tariff, bahan bakar dan lain-lain);

 Ketersedian ruang dan tarif parker.

Faktor kedua bersifat kualitatif yang bersifat kenyamanan dan keamanan, keandalan

dan keteraturan, dan lain-lain.

4. Ciri kota atau zona

Beberapa cirri dapat mempengaruhi pemilihan moda dan jarak dari pusat kota dan

(34)

2.4

Standar Pelayanan Minimal Kereta Api

Peraturan menteri perhubungan nomor : pm 9 tahun 2011 mengenai standar

pelayanan minimum untuk angkutan orang dengan kereta api. Standar pelayanan

minimal di stasiun kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a

paling sedikit terdapat :

a. Informasi yang jelas dan mudah dibaca mengenai:

1. Nama dan nomor kereta api;

2. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api;

3. Tarif kereta api;

4. Stasiun kereta api pemberangkatan, stasiun kereta api pemberhentian, dan stasiun

kereta api tujuan;

5. Kelas pelayanan; dan

6. Peta jaringan jalur kereta api;

b. Loket;

c. Ruang tunggu, tempat ibadah, toilet, dan tempat parkir;

d. Kemudahan naiklturun penumpang;

e. Fasilitas penyandang cacat dan kesehatan; dan

f. Fasilitas keselamatan dan keamanan.

Standar pelayanan minimal dalam perjalanan pada kereta api perkotaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit meliputi :

a. Pintu dan jendela;

b. Tempat duduk dengan konstruksi tetap yang mempunyai sandaran;

c. Lampu penerangan;

d. Penyejuk udara;

e. Rak bagasi;

f. Fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah

5 (lima) tahun, orang sakit; dan orang lanjut usia;

g. Fasilitas pegangan untuk penumpang berdiri;

h. Fasilitas kesehatan, keselamatan dan keamanan;

i. Informasi gangguan perjalanan kereta api; dan

(35)

Tabel II.1

Standar Pelayanan Minimal Stasiun

(36)

Lanjutan...

(37)

Standar Operasional Pelayanan PT. Kereta Api Indoinesia

(Persero) Daerah Operasi II, Bandung.

Adapun standar operasional pelayanan PT. KeretaApi Indonesia

(Persero) Daerah Operasi II, Bandung sebagai berikut:

A.Standar Operasional Palayanan Petugas Stasiun.

1. Kelengkapan Petugas

a. Menggunakan baju seragam dari CV/PT yang bersangkutan.

b. Membawa surat tugas dari CV/PT yang bersangkutan.

c. Membawa kartu anggota (btk. 304) dari PT. Kereta Api Persero.

2. Tanggung Jawab

Satu orang petugas bertanggung jawab kebersihan untuk 2 (dua) kereta

kecuali untuk KA Argo Dege, satu orang petugas bertanggung jawab 1

kereta.

3. Di Stasiun Awal Keberangkatan

a. Petugas datang 2 (dua) jam sebelum KA berangkat untuk cek ulang dan

penyelesaian kebersihan :

 Cek ruang penumpang dan bordes.

Bila masih ada kotoran, noda atau basah, segera bersihkan dan

keringkan.

 Cek kelengkapan fasilitas penumpang.

Coverseat yang kedudukannya tidak/kurang betul, segera dibetulkan.  Cek toilet.

Handsoap, tissu roll, kamper, tempat sampah bila tidak ada atau

kurang maka segera di lengkapi dan persediaan air bila kurang maka

segera laporkan ke Ks/Ppka untuk segera diisi penuh.

(38)

a. Setiap 30 menit memeriksa kebersihan :

 Ruang penumpang, bila kedapatan kotor, banyak sampah maka harus

segera di bersihkan dan bila ada tumpahan air maka harus segera dipel

dan dikeringkan.

 Ruang toilet, bila kedapatan kotor, basah dan bau maka harus segera

di bersihkan, dikeringkan dan di semprot dengan kreolin.

b. Setiap kali melihat toilet baru dipakai maka tentu dengan segera

dibersihkan dan dikeringkan kembali dengan kreolin.

c. Petugas tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan yang berhubungan

dengan restorasi, mengambil piring/gelas, mengantar makanan/minuman

dll.

5. Di stasiun tujuan.

a. Membersihkan ruang penumpang dari sampah dan kotoran.

b. Membersihkan toilet sampai kering dan tidak bau.

c. Membuang sampah pada tempat yang telah di tentuka.

6. Setelah pekerjaan pada butir 5 di atas selesai, petugas baru bisa

meninggalkan kereta untuk istirahat.

7. Kereta bersih.

a. Interior :

Lantai, bebas dari sampah, kotoran dan kering.

Dinding, jendela kaca, list kaca, bebas dari kotoran, noda/bercak-bercak dan

kering.

Meja-kursi harus bebas harus bebas dari sampah/kotoran/debu.

Atap/langit-langit, bebas dari kotoran, sarang laba-laba dan debu.

b. Eksterior :

Dinding, jendela kaca, list kaca dan atap harus bersih dan bebas dari

noda/bercak-bercak kotoran.

c. Toilet.

Closet, bersih, kering dan tidak bau.

Wastafel, bersih dan kering.

Dinding, jendela kaca, bebas dari noda/bercak-bercak dan kering.

(39)

Serta ketersediaan air yang cukup dari stasiun awal pemberangkatan.

B.Sistem Operasional Pelayanan di atas Kereta Api

1. Ac, dan lampu dihidupkan sebelum KA diberangkatkan

2. Kondektur, memeriksa rangkaian dan fasilitasnya.

3. Informasi tentang keberangkatan kereta api.

4. Informasi tujuan kereta kestasiun pemeberhentian.

5. Kondektur pemimpin mulai memeriksa karcis.

6. Sebelum KA sampai tujuan akhir dilakukan clear up.

7. Informasi bahwa kereta api akan masuk ke stasiun tujuan akhir, pintu

keluar mulai di buka.

Gambar 2.1

(40)

24

Bab ini menguraikan secara deskriptif karakteristik Kecamatan Cicalengka, profil

stasiun kereta api Cicalengka serta profil pengguna moda kereta api Stasiun

Cicalengka.

3.1

Karakteristik Kewilayahan Kecamatan Cicalengka

Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat.

Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 60 41’ sampai dengan 70

19’ Lintang Selatan dan diantara 1070 22’ sampai dengan 1080 Bujur Timur dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 1.762,39 km2.

3.1.1 Geografi dan Luas Wilayah Kecamatan Cicalengka

Kecamatan Cicalengka dilihat dari letak geografisnya terletak pada 1070

31’ – 1070 41’ Bujur Timur dan 70 45’ – 70 74’ Lintang Selatan. Sedangkan berdasarkan topografinya sebagian besar wilayah di Kecamatan Cicalengka

merupakan dataran dengan ketinggian di atas permukaan laut dengan ketinggian

bervariasi dari 667 m sampai dengan 850 m. Sebagian besar desa terletak diluar

kawasan hutan. Kecamatan Cicalengka juga dialiri salah satu Sungai Citarik.

Kecamatan Cicalengka terdiri dari 12 desa dengan luas total wilayah

3.602,99 Hektar. Berikut adalah Desa dan luas wilayah di Kecamatan Cicalengka.

Tabel III.1

Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan Cicalengka

(41)

No Desa / Kelurahan Luas Wilayah

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kecamatan Cicalengka dalam Angka 2012

3.1.2 Rona Kependudukan Kecamatan Cicalengka

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada akhir tahun 2011 berdasarkan hasil rekapitulasi data jumlah

penduduk Kecamatan Cicalengka tercatat sebanyak 112.616 jiwa.

Jumlah penduduk tertinggi berada di Desa Cikuya dengan jumlah

penduduk 14.533 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di

Desa Dampit dengan 5.110 jiwa.

Tabel III.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan Cicalengka

No Desa / Kelurahan Penduduk Total

Laki-laki Perempuan

1 Nagrog 5597 5049 10646

2 Narawita 2876 2723 5599

3 Margaasih 3898 3971 7869

4 Cicalengka Wetan 6648 7017 13665

5 Cikuya 6102 8431 14533

6 Waluya 5776 5386 11162

7 Panenjoan 5116 5112 10228

8 Tenjolaya 5279 5468 10747

9 Cicalengka Kulon 3787 3904 7691

10 Babakan Peteuy 4966 4768 9734

11 Dampit 2565 2545 5110

12 Tanjung Wangi 2883 2749 5632

Total 55493 57123 112616

(42)

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel III.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Wilayah Kecamatan Cicalengka

No Desa / Kelurahan Kelompok Umur

0-14 Tahun 15-64 Tahun 65+ Tahun

1 Nagrog 2396 7671 397

2 Narawita 1677 3795 127

3 Margaasih 2566 4929 368

4 Cicalengka Wetan 3483 5693 3489

5 Cikuya 3049 5678 1980

6 Waluya 3778 5469 1365

7 Panenjoan 2933 7324 589

8 Tenjolaya 3221 6309 1222

9 Cicalengka Kulon 2509 4839 345

10 Babakan Peteuy 2959 4938 868

11 Dampit 1824 2311 925

12 Tanjung Wangi 1664 3114 252

Total 32059 62070 11927

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kecamatan Cicalengka dalam Angka 2012

3.2

Sistem Pelayanan Kereta Api di Jalur

Cicalengka-Padalarang

Stasiun Cicalengka (CCL) merupakan stasiun kereta api yang terletak di

Jl. Stasiun Cicalengka, Cicalengka Wetan, Cicalengka, Bandung. Stasiun yang

terletak pada ketinggian +689 m ini terletak di Daerah Operasi II Bandung.

Stasiun ini berada tak jauh dari jalan raya Cicalengka-Majalaya. Berikut adalah

penjelasan mengenai jenis moda kereta api yang singgah di stasiun kereta api

cicalengka, jadwal keberangkatan serta tarif moda kereta api cicalengka.

Gambar 3.1

(43)

3.2.1 Kelas Kereta Api

Berikut adalah kelas kereta api jalur Cicalengka-Padalarang :

1. Kelas Patas Lokal

 Kereta api KRD Patas AC tujuan Cicalengka dan Bandung  Kereta api Rencang Geulis tujuan Cicalengka dan Padalarang

2. Kelas Ekonomi Lokal

 Kereta api Lokal Bandung Raya tujuan Cicalengka - Padalarang

Tabel III.4

Jenis Kereta Api dan Tujuan

No Jenis Kereta Api Tujuan

1 KRD Patas AC Cicalengka – Bandung

2 KRD Patas Non AC Cicalengka – Bandung - Padalarang 2 KRD Ekonomi Lokal Cicalengka – Bandung – Padalarang

Sumber : Data Stasiun Cicalengka

3.2.2 Jadwal Keberangkatan Kereta Api

Berikut adalah jadwal keberangkatan untuk kereta lokal dalam kota untuk

tujuan Cicalengka – Padalarang tabel III.

Tabel III.5

Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD PATAS AC

Cicalengka – Bandung – Padalarang

No KA CCL RCK CMK KAC CTH BD CMI PDL

181 06.30 06.41 06.50 langsung langsung 07.08 - -185 08.50 09.09 09.17 langsung langsung 09.32 - -189 11.30 11.41 langsung langsung langsung 12.10 - -198 15.25 15.36 15.45 langsung langsung 16.20 - -199 10.50 19.01 19.10 langsung langsung 19.33 -

-Sumber : Data Stasiun Cicalengka

Untuk kereta api jenis KRD Patas AC, kereta api ini hanya bergerak dari

Stasiun Cicalengka menuju Stasiun Bandung yang mana kereta ini mulai bergerak

dari pukul 06.30 wib sampai dengan pukul 10.50 wib dari Stasiun Cicalengka.

Adapun stasiun yang di lewati oleh jenis kereta ini adalah stasiun Rancaekek,

(44)

Tabel III.6

Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD PATAS NON AC Cicalengka – Bandung – Padalarang

No KA CCL RCK CMK KAC CTH BD CMI PDL

179 - 05.20 langsung langsung 05.47 05.51 -

-183 A 07.05 07.15 07.26 langsung langsung 07.42 08.00 08.12 187 A 10.10 10.21 langsung langsung langsung 10.50 -

-191 13.10 13.21 13.31 langsung langsung 13.47 - -197 17.30 17.41 17.52 langsung langsung 18.15 - -199 A 19.30 19.40 langsung langsung langsung 20.03 -

-Sumber : Data Stasiun Cicalengka

Untuk kereta api jenis KRD Patas Non AC, kereta api bergerak dari Stasiun

Cicalengka menuju Stasiun Bandung dan dilanjutkan ke Stasiun Padalarang. Stasiun yang

dilewati oleh kereta api ini adalah stasiun Rancaekek, Cimekar, Kiara Condong, Cikuda

Pateuh, Stasiun Bandung, Stasiun Cimindi dan berhenti di Stasiun Padalarang. Namun

kereta yang bergerak dari Cicalengka-Padalarang hanya ada di jam 07.05 wib sisanya

hanya bergerak dari Cicalengka-Bandung.

Tabel III.7

Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD EKONOMI

Sumber : Data Stasiun Cicalengka

3.2.3 Tarif Kereta Api

Tarif yang yang di kenakan untuk sekali melakukan perjalanan beragam,

tergantung kemana tujuan yang akan di capai dan jenis moda kereta api yang akan

digunakan. Untuk tarif sekali melakukan perjalanan dari stasiun kereta api

Cicalengka dengan menggunakan kereta api jenis KRD-Patas AC (Cicalengka –

(45)

KRD-Patas Non AC (Cicalengka – Padalarang) penumpang dikenai tarif sebesar

Rp. 10.000,- (Cicalengka – Bandung) penumpang dikenakan Tarif sebesar Rp.

7.000,- dan untuk jenis kereta api KRD-Ekonomi penumpang dikenai tarif

sebesar Rp. 1.500,-

Tabel III.8 Tarif kereta Api

No Jenis Kereta Tujuan Tarif

1 KRD Patas AC Cicalengka – Bandung 10.000,- 2 KRD Patas Non AC Cicalengka – Bandung - Padalarang 7.000,- 2 KRD Ekonomi Lokal Cicalengka – Bandung – Padalarang 1.500,- Sumber : Data Stasiun Cicalengka

Gambar 3.2

Tiket Kereta Api Jalur Cicalengka-Padalarang

3.2.4 Fasilitas Pelayanan di Stasiun Kereta Api

Fasilitas pelayanan di Stasiun Cicalengka ini meliputi fasilitas penunjang

stasiun dan fasilitas penunjang di dalam kereta api.

1. Fasilitas Stasiun Kereta Api Cicalengka

Adapun fasilitas-fasilitas penunjang stasiun yang ada di Stasiun Cicalengka

meliputi:

 Papan Informasi

 Ruang tunggu pengunjung dan ruang tunggu penumpang  Loket tiket (3 buah loket)

(46)

 WC

 Kios/warung  Tampat parkir

Papan Informasi dan Papan Jadwal

Ruang Tunggu Pengantar dan Ruang Tunggu Penumpang

Loket Penjualan Tiket Loket Penjualan Tiket

(47)

Untuk fasilitas penunjang kereta api yang berasal dari Stasiun Cicalengka

meliputi:

 Petugas kebersihan

 Bangku penumpang

 AC (untuk kereta api jenis KRD Patas AC dan ekonomi lokal), Kipas Angin

(untuk kereta api jenis KRD Non AC)

 Rak penyimpanan barang  Lampu penerangan

 Pegangan untuk penumpang yang tidak memiliki tempat duduk  WC

(48)
(49)

3.3

Profil Pengguna Moda Kereta Api dari Stasiun Cicalengka

Jumlah responden eksisting moda kereta api cicalengka adalah sebanyak

61 responden. Karakteristik responden yang akan di bahas disini meliputi

karakteristik responden berdasarkan Sosial Ekonomi; Pergerakan; Persepsi

Responden tentang Tingkat Pelayanan Kereta Api dan Faktor yang Menentukan

Pemilihan Moda Kereta Api.

3.3.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

Karakteristik responden berdasarkan sosial pengguna terdiri dari jenis

kelamin, jenis pekerjaan dan kepemilikan kendaraan.

1. Karakteristik Jenis Kelamin Pengguna Kereta Api

Dengan jumlah responden sebanyak 61 responden, dari hasil survey yang

dilakukan secara acak teridentifikasi jumlah pengguna kereta api laki-laki

sebanyak 42 orang dengan persentase 69% dan pengguna kereta api perempuan

sebanyak 19 orang dengan persentase 31%.

Tabel III.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-Laki 31 51

2 Perempuan 30 49

Total 61 100

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

Gambar 3.3

Karakteristik Jenis Kelamin Pengguna Kereta Api 51%

49%

Laki-Laki

(50)

2. Karakteristik Jenis Pekerjaan Pengguna Kereta Api

Jika ditinjau berdasarkan pekerjaan, responden yang berasal dari golongan

karyawan swasta merupakan kelompok terbesar pertama dengan jumlah 22

orang, kedua adalah guru dengan jumlah 18 orang, dan ketiga adalah dosen dan

pensiun dengan jumlah 4 orang. Selain ketiga kelompok tersebut, responden

yang memiliki pekerjaan sebagai pelajar dan ibu rumah tangga memiliki

jumlah yang sama yaitu 3 orang dan diikuti oleh responden yang memiliki

pekerjaan sebagai lainnya sebanyak 2 orang.

Tabel III.10

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Total

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

(51)

3. Karakteristik Kepemilikan Kendaraan Pengguna Kereta Api

Sebaran responden yang dilakukan di dalam kerata api di stasiun cicalengka,

berdasarkan kepemilikan kendaraan pribadi sebanyak 33 orang memiliki

kendaraan dan sebanyak 25 orang tidak memiliki kendaraan. Hal ini

menunjukkan bahwa walaupun masyarakat cicalengka memiliki kendaraan

pribadi, mereka tetap memilih untuk menggunakan moda angkutan masal

khususnya kereta api.

Tabel III.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan Pribadi

No Kepemilikan

Kendaraan Jumlah

1 Ya 36

2 Tidak 25

Total 61

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

Gambar 3.5

Karakteristik Kepemilikan Kendaraan Pribadi Pengguna Kereta Api

3.3.2 Karakteristik Pola Pergerakan Responden

Karakteristik responden berdasarkan karakteristik pergerakan terdiri

dari intensitas pergerakan pengguna kereta, maksud pergerakan dan lokasi turun

penumpang.

1. Intensitas Pergerakan Penggunaan Kereta Api

Intensitas pergerakan terbesar yaitu pergerakan 5 hari dalam 1 minggu terdapat

25 orang responden, intensitas pergerakan 2-4 hari dalam 1 minggu hanya

terdapat 8 orang responden, intensitas pergerakan 1 kali dalam seminggu

(52)

terdapat 13 responden. Intensitas pergerakan terkecil dengan pergerakan hanya

sekali ada 3 orang responden.

Tabel III.12

Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta Api No Intensitas Pergerakan Jumlah

1 5 hari/lebih dalam 1 minggu 25 2 2-4 hari dalam 1 minggu 8 3 1 kali dalam seminggu 13 4 2-3 kalo dalam 1 bulan 7 5 1 kali dalam sebulan/kurang 5

6 Hanya 1 kali 3

Total 61

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

Gambar 3.6

Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta Api

2. Maksud Pergerakan

Ada beberapa tujuan diantaranya yang menjadi pertanyaan untuk responden

dalam penelitian ini diantaranya adalah tujuan pergerakan seperti bekerja,

sekolah dan lainnya. Berikut adalah hasil jawaban responden untuk tujuan

pergerakan menggunakan moda kereta api.

0

(53)

Tabel III.13

Maksud Pergerakan Pengguna Kereta Api No Tujuan Pergerakan Jumlah

1 Bekerja 24

2 Sekolah 6

3 Lainnya 31

Total 61

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

Gambar 3.7

Maksud Pergerakan Pengguna Kereta Api

3. Tujuan Pergerakan

Dari stasiun cicalengka menuju ke padalarang, kereta api ini melewati

beberapa stasiun-stasiun di antaranya stasiun bandung, rancaekek,

kiaracondong, cimah dan gedebage. Berikut adalah lokasi tujuan penumpang

yang naik dari stasiun cicalengka.

Tabel III.14

Lokasi Turun Penumpang Pengguna Kereta Api

No Lokasi Turun

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

(54)

Gambar 3.8

Tujuan Pergerakan Pengguna Kereta Api

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

J

u

m

la

h

(55)

39

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMILIHAN MODA KERETA API

Analsis yang akan di jelaskan pada bab ini adalah analisis faktor dominan yang

menentukan pengguna memilih moda kereta api, hubungan karakteristik sosial

ekonomi dengan faktor pemilihan moda kereta api, hubungan pola pergerakan

dengan faktor pemilihan moda moda kereta api..

4.1

Analisis Faktor Dominan yang Menentukan Pengguna

Memilih Moda Kereta Api

Faktor yang menentukan pemilihan moda merupakan alasan utama

responden menggunakan moda kereta api. Berdasarkan hasil penyebaran

kuisioner kepada 61 orang responden, alasan utama responden menggunakan

moda kereta api adalah karena tarif dari kereta api ini sangat murah dengan 26

orang. Alasan berikutnya adalah moda kereta api ini merupakan moda yang cepat

dan moda yang mempunyai kenyamanan dengan jumlah secara berturut-turut 18

orang dan 10 orang. Alasan-alasan lain dalam pemilihan moda kereta api ini

adalah dalam rangka pekerjaan dengan 4 orang, dekat dengan stasiun 1 orang,

hanya ada kereta api berjumlah 1 orang.

Dapat disimpulkan bahwa ada 3 faktor pemilihan moda yang paling

dominan yaitu sangat murah, lebih cepat dan kebih nyaman.

 Faktor penentu sangat murah menjelaskan bahwa moda kereta api jika di

bandingkan dengan angkutan umum lainnya untuk rute Cicalengka-Padalarang.

Berdasarkan gambaran untuk tarif moda kereta api yang telah di paparkan pada

bab sebelumnya, tarif kereta api untuk rute Cicalengka-Padalarang termurah

adalah Rp. 1.500,- untuk kereta api ekonomi lokal dan Rp. 7.000,- untuk kereta

api KRD Patas Non Ac. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden yang

menggunakan moda kereta api rute Cicalengka-Padalarang, untuk moda

(56)

angkutan umum selain kereta api yang langsung menuju Padalarang. Angkutan

umum seperti bus dan elf hanya berhenti di Kota Bandung.

 Faktor penentu lebih cepat menjelaskan bahwa moda kereta api rute

Cicalengka-Padalarang memiliki efisiensi waktu yang lebih baik dibandingkan

moda angkutan umum lain karena kereta api merupakan moda yang memiliki

jalur khusus dan kemungkinan untuk terjadi permasalahan yang mengganggu

jalannya kereta api sangat minim dibandingkan dengan moda angkutan umum

jalan raya.

 Faktor penentu lebih nyaman menjelaskan bahwa fasilitas yang disediakan oleh

PT. Kereta Api Indonesia dalam pelayanannya untuk stasiun kereta api dan

moda kereta api telah memenuhi standar pelayanan yang telah di tetapkan.

Tabel IV.1

Faktor Penentu dalam Pemilihan Moda Kereta Api

No Faktor Penentu dalam

Pemilihan Moda Kereta Api Total %

1 Sangat Murah 26 42

2 Lebih Cepat 18 29

3 Lebih Nyaman 10 16

4 Dekat Dengan Stasiun 1

13 5 Dalam Rangka Pekerjaan 4

6 Selamat (Dari Kecelakaan) 0 7 Aman (Dari Kejahatan) 0 8 Hanya Ada Kereta Api 1

9 Lainnya 1

Jumlah 61 100

(57)

Sumber : Hasil Survey Pengguna Moda Kereta Api Di Stasiun Cicalengka

Gambar 4.1 Faktor Penentu dalam Pemilihan ModaKereta Api

4.2

Hubungan Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan

Karakteristik Sosial Ekonomi

Hubungan antara faktor penentu pemilihan moda (Sangat Murah, Lebih

Cepat, Lebih Nyaman, Dekat dengan Stasiun, Dalam Rangka Pekerjaan, Hanya

Ada Kereta Api dan lainnya) dengan variabel Karakteristik Sosial Ekonomi

Responden (Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan Dan Kepemilikan Kendaraan) akan

dijelaskan seperti berikut ini.

a. Hubungan antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Jenis Kelamin

Faktor penentu pemilihan moda yang paling banyak dipilih oleh responden

adalah faktor sangat murah yang mana jumlah total responden yang memilik

faktor tersebut berjumlah 26 responden dimana dari keseluruhan responden

yang mamilih faktor tersebut sejumlah 24 responden adalah berjenis kelamin

laki-laki dan 2 responden berjenis kelamin perempuan. Berikutnya untuk faktor

penentu pemilihan moda terbanyak kedua adalah faktor lebih cepat yang mana

jumlah total responden yang memilih faktor tersebut berjumlah 18 responden

dan ke-18 responden tersebut berjenis kelamin perempuan. Untuk faktor

penentu pemilihan moda terbanyak ketiga adalah lebih nyaman yang mana

Gambar

GAMBAR 1.2 PETA WILAYAH STUDI
Tabel I.1 Metode Pengumpulan Data
Tabel I.2 Metode Analisis
Tabel II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upacara mangan Perahuatau yang lebih umum dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan larung laut atau sedekah laut merupakan tradisi turun temurun masyarakat

Apabila ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan atau aktivitas jasa yang menyediakan

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model belajar yang melibatkan siswa secara langsung dalam memecahkan permasalahan. Siswa

Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya dan beberapa teori seperti yang disebutkan oleh Kotler dan Keller (2008:138) “ kualitas adalah fitur dan

membuat jejaring networking pada kegiatan pembelajaran yang didalamnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari

Bagian manager administrasi merekap gaji semua karyawan dari semua administrasi masing-masing cabang perusahaan yang akan diberikan kepada manager keuangan surabaya untuk

Jika perjanjian perkawinan yang telah dibuat suami isteri tidak dilaksanakan atau terjadi pelanggaran terhadap perjanjian yang dibuat, maka secara otomatis memberi

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh bengkel dealer mobil yaitu mengelola dan menjaga citra merek bengkel resmi dengan baik sehingga sedemikian rupa akan