KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Instansi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul DIY)
THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY, UNDERSTANDING OF
GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD, INTERNAL CONTROL SYSTEM AND
THE ROLE OF SUPPORTING INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY OF
REGENCY FINANCIAL STATEMENTS
(Empirical Study at Government Institutions in Gunung Kidul Regency DIY)
Oleh
MIFTAHUL JANNAH 20130420377
FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS
ii
PENGENDALIAN INTERNAL, DAN PERAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)
THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY,
UNDERSTANDING OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD,
INTERNAL CONTROL SYSTEM AND THE ROLE OF SUPPORTING
INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY OF REGENCY FINANCIAL
STATEMENTS
(Empirical Study at Government Institutions in Gunung Kidul Regency DIY)
Diajukan Oleh
MIFTAHUL JANNAH 20130420377
Telah disetujui Dosen Pembimbing
Pembimbing
Rizal Yaya ., SE., M.Sc.,Ak., Ph.D., CA Tanggal, 02 Desember 2016
iii
PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)
THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY,
UNDERSTANDING OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD, INTERNAL CONTROL SYSTEM AND THE ROLE OF SUPPORTING INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY OF REGENCY FINANCIAL
STATEMENTS
(Empirical Study at Government Institutions in Gunung Kidul Regency DIY)
Diajukan Oleh
MIFTAHUL JANNAH 20130420377
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Tanggal 17 Desember 2016
Yang terdiri dari
Rizal Yaya., SE., M.Sc.,Ak., Ph.D., CA Ketua Tim Penguji
Drs. Afrizal Tahar., SH., M.Acc., Ak., CA
Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Muhamammadiyah Yogyakarta
Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si NIK. 19660604199201 143 016
Sigit Arie Wibowo., SE., M.Acc., Ak., CA
iv
Nomor Mahasiswa : 20130420377
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “
KOMPETENSI
SUMBER DAYA MANUSIA, PEMAHAMAN STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
DAN
PERAN
SARANA
PRASARANA
PENDUKUNG
TERHADAP
KUALITAS
LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empris pada InstansiPemerintah Kabupaten Gunung Kidul)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 02 Desember 2016
v
“
Allah mengangkat derajat orang yang beriman dan
orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah maha mengetahui
atas apa-apa yang kalian kerjakan
”
. (Q.S Al-Mujadilah :11)
Rasulullah
Shallallahu „alaihi wasallam
memuji para penuntut ilmu
di dalam sabdanya.
“Barang siapa menempuh jalan guna mencari Ilmu, maka Alloh
memudahkan baginya jalan menuju surga.” ( HR Muslim
)Imam As-
Syafi’i mengatakan:
ْ َ
َا َ َ
اَيْنّدل
ِ ْيَ َ َ
ِ ْ ِ ْلاِ
,
ْ َ َ
َا َ َ
َ َ ِ ْا
ِ ْيَ َ َ
ِ ْ ِ ْلاِ
Artinya:
“Barang siapa menghendaki (kebaikan) dunia, maka
hendaknya ia menggunakan ilmu, dan barang siapa menghendaki
kebaikan
akhirat, maka hendaknya menggunakan ilmu”
Tidak ada salahnya untuk mecoba daripada tidak sama sekali,
pasti Allah memberi jalan, Allah maha pemurah
Jangan terlalu berharap kepada selainNya, pengharapan yang
lebih ke sesama manusia tidak sebanding dengan pengharapan
vi
Untuk adik-adikku tersayang
vii
Asalamu’alikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul
“Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Standar Akuntansi
Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal dan Peran Sarana Prasarana
Pendukung terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”.
Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan
bagi instansi pemerintah daerah, khususnya lokasi penelitian penulis yaitu
Gunung Kidul dan dapat memberikan ide, maupun masukan untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dosen Pembimbing Bapak Rizal Yaya., SE., M.Sc., Ak., Ph.D., CA yang
dengan penuh kesabaran dalam memberikan masukan dan bimbingan selama
penulis menyelesaikan karya tulis ini.
2. Semua dosen-dosen fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah
Yogyakarta khususnya untuk dosen-dosen prodi akuntansi yang telah
viii
4. Kepad kakak Hairul Fatoni yang bersedia membantu menyebar kuesioner ke
Instansi Pemda Gunung Kidul.
5. Kepada kakak Fathurrahman yang senantiasa memberikan semangat dan selalu
memberikan tekanan untuk menyelesaikan karya tulis ini.
6. Untuk semua teman-teman ayu, wina, anisa, neni, mba fatma yang selalu
memberikan dukungan, bantuan serta semangat dalam proses penyelesaian
tugas akhir (skripsi) ini.
Sebagai kata akhir, semua kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik,
saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk
penyusunan karya tulis dengan topik yang sama.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 02 Desember 2016
ix
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
INTISARI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. TujuanPenelitian... 9
E. Manfaat Penelitian... 10
1) Secara Teoritis ... 10
2) Secara Praktis ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A.LANDASAN TEORI ... 11
1) Teori Stewardship ... 11
2) Teori Akuntabilitas ... 13
3) Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 16
4) Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan ... 17
5) Sistem Pengendalian Internal ... 20
6) Sarana Prasarana Pendukung ... 22
B.PENELITIAN TERDAHULU ... 23
C.MODEL PENELITIAN ... 25
D.PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 26
BAB III METODA PENELITIAN ... 35
A.Obyek Penelitian ... 35
B.Jenis Data ... 35
C.Populasi dan Sampel ... 35
D.Teknik Pengumpulan Data ... 36
x
Pemerintah ... 39
3) Sistem Pengendalian Internal ... 39
4) Sarana dan Prasarana Pendukung ... 40
F. Uji Kualitas Data... 40
1) Uji Validitas ... 40
2) Uji reliabilitas ... 41
G.Uji Asumsi Klasik ... 41
1) Uji Normalitas ... 41
2) Uji Multikolonearitas ... 42
3) Uji Heteroskedasitas ... 43
H.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 43
1) Koefisien Detirminasi ... 44
2) Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) ... 44
3) Uji Parsial ( Uji Statistik t) ... 45
4) Model Regresi ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A.GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN ... 47
1) Deskripsi Penelitian ... 47
B.ANALISIS DESKRIPTIF ... 48
1) Deskripsi Responden... 48
2) Stratistik Deskriptif ... 50
C.UJI KUALITAS INSTRUMEN ... 52
1) Uji Validitas ... 52
2) Uji Reliabilitas ... 57
D.UJI ASUMSI KLASIK ... 58
1) Uji Normalitas ... 58
2) Uji Multikolonearitas ... 59
3) Uji Heteroskedastisitas ... 61
E. ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS... 61
1) Koefisien determinasi (R2) ... 61
2) Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) ... 62
3) Uji Parsial ( Uji Statistik t) ... 63
F. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA ... 65
G.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 67
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
xi
3.1. Tabel skor skala likert ... 36
4.1. Hasil Penyebaran Kuesioner ... 47
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 50
4.5. Hasil Uji Deskriftif ... 51
4.6. Hasil Uji Validitas Variabel KSDM ... 52
4.7. Hasil Uji Validitas Variabel PSAP ... 53
4.8. Hasil Uji Validitas Variabel SPI ... 54
4.9. Hasil Uji Validitas Variabel SPP ... 55
4.10. Hasil Uji Validitas Variabel KLKPD ... 56
4.11. Hasil Uji Reliabilitas ... 57
4.12. Hasil Uji Normalitas ... 58
4.13. Hasil Uji Multikolinearitas ... 59
4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 62
4.16. Hasil Uji Simultan Statistik F ... 63
4.17. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik t) ... 64
xii
This research aims to analyze the effect of human resources competency, understanding of government accounting standard, internal control system and the role of supporting infrastructure on the quality of regency financial statements (empirical study at government institutions in gunung kidul regency DIY). There are 150 respondents in this resesearch. This research uses purposive sampling method. SPSS V15 is used to analyze hypotheses in this research.
Based on the result of this research are human resources competency influence positively on quality of regency financial statements. Understanding of government accounting standard influence positively, but not significant. Internal control system and the role supporting infrastructure influence positively on quality of regency financial statements.
Keywords: Multiple Regression, Human Resources Competency, Understanding
1
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era
reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan
paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan paradigma baru
ini diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan otonomi daerah yang
diatur dalam undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah
daerah. Dalam rangka mewujudkan otonomi daerah, pemerintah
daerah mengeluarkan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang sekarang diubah menjadi PP No.
71 Tahun 2010 tentang SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan). SAP
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan untuk
memperoleh hasil laporan keuangan yang berkualitas baik. Untuk
dapat mewujudkan tata kelola yang baik (good governance)
pemerintah harus melakukan berbagai upaya-upaya yang dapat
menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah.
Pengelolaan keuangan daerah mencakup beberapa aspek baik
dalam bidang peraturan, kelembagaan, sistem informasi keuangan
daerah, dan peningkatan sumber daya manusia. Pengukuran kinerja
pemerintah adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan suatu
pelayanan terhadap masyarakat (Halim dan Laurensius 2005). Untuk
mengelola pemerintahan dengan benar, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah seharusnya memiliki kewenangan yang jelas dalam
pengelolaannya.
Bentuk media pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan
pemerintah diatur dalam undang-undang No 17 tahun 2003 tentang
keuangan Negara. Pada Pasal 31. disebutkan bahwa gubernur
/bupati/walikota menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan,
pengendalian serta pengambilan keputusan, harus sesuai dengan
prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan.
Informasi akuntansi yang terdapat dalam sebuah laporan
keuangan pemerintah daerah seharusnya dapat bermanfaat baik dalam
pengertian, aktivitas yang dapat bermanfaat dalam pengambilan
sebuah keputusan dan dapat dipahami oleh para pengguna (Huang et
al, 1999 dalam Xu et al, 2003). Agar bermanfaat, informasi akuntansi
harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif laporan keuangan
yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yakni (1) Relevan, (2)
Andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4) dapat dipahami.
Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan
karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang
terdapat dalam Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 berarti
pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Masyarakat menuntut
kepada pemerintah untuk menciptakan laporan keuangan sesuai
dengan karakteristik kualitatif yang telah dijelaskan diatas. Laporan
keuangan merupakan salah satu bentuk alat pertanggungjawaban
manajemen suatu pemerintah terhadap publik.
Penerapan akuntansi yang baik serta pengawasan yang
optimal dari pihak internal maupun eksternal terhadap kualitas
laporan keuangan pada sebuah instansi pemerintah dapat
meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sehingga
kinerja penyelenggaraan urusan-urusan pemerintah dapat optimal.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit
yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan
informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan
diberi opini jenis ini, artinya auditor berdasarkan bukti-bukti audit
yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik,
jika terdapat kesalahan, kesalahan tidak dianggap material dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Kompetensi sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam
penyusunan laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan sudah
sesuai dengan karakterisitik kualitatif penyusunan, maka laporan yang
dihasilkan oleh suatu lembaga pemerintahan dapat digunakan dalam
hal pengambilan keputusan.
Menurut Nasruddin (2008), sumber daya manusia merupakan
kunci keberhasilan dan kesuksesan sebuah instansi ataupun organisasi,
disebabkan bahwa sumber daya manusia memiliki nilai peran yang
sangat tinggi disebabkan oleh kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan. Kualitas SDM memegang peranan penting dalam
sebuah organisasi oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah perlu
secara serius menyusun perencanaan dan penempatan SDM dibidang
akuntansi pemerintahan.
SAP merupakan salah satu acuan dalam menyusun laporan
keuangan. SAP merupakan landasan dasar yang penting dalam
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dengan adanya
pemahaman yang baik terhadap SAP, maka akan dapat menyusun
laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Arus Kas,
Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan yang disusun sesuai SAP akan menghasilkan
laporan keuangan yang relevan dan handal serta berguna dalam
menentukan keputusan. Standar akuntansi pemerintahan merupakan
Standar akuntansi pemerintahan adalah syarat mutlak yang harus
dijadikan pedoman agar kualitas laporan keuangan di Indonesia dapat
ditingkatkan (PP No. 71 Tahun 2010).
Sistem Pengendalian Internal adalah suatu kegiatan/proses
yang dilakukan sesuai dengan tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara rutin oleh semua kalangan di instansi pemerintah untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan (PP No. 60 tahun 2008).
Hal yang perlu diperhatikan yaitu kompetensi sumber daya
manusia, penerapan serta pemahaman standar akuntansi pemerintahan
serta bagaimana sistem pengendalian internal dan sarana prasarana
pendukung yang ada disebuah instansi dapat beroperasi dan berguna
untuk mencapai hasil yang efektif, efisien serta mencegah kerugian
keuangan Negara demi kepentingan masyarakat dan kesejahteraan
daerah.
Adapun hasil audit BPK terhadap laporan keuangan
pemerintah daerah tahun 2014 di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta, lima LKPD atau 83,33% dari total enam LKPD
memperoleh opini WTP. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2014
Perkembangan Opini BPK Atas LKPD Tahun 2011-2014 dapat Dilihat Pada Tabel 1.1.
No Pemerintah Kabupaten/Kota Opini LKPD 2011 2012 2013 2014
1 Daerah Istimewa Yogyakarta WTP WTP WTP WTP
2 Kota Yogyakarta WTP WTP WTP WTP
3 Kabupaten Bantul WDP WTP WTP WTP
4 Kabupaten Sleman WTP WTP WTP WTP
5 Kabupaten Kulon Progo WDP WDP WTP WTP
6 Kabupaten Gunung Kidul WDP WDP WDP WDP
Sumber : Website BPK RI
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul siap memperbaiki raih-an opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Kamis, 31 Maret 2016. “Kami sudah berusaha mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, sehingga semoga kami bisa memperbaiki capaian opini tahun lalu. ”Demikian harap Immawan Wahyudi di Kantor Perwakilan BPK Yogyakarta”. Parna juga pernah mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul yang telah menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah TA 2015 tepat waktu sesuai amanah undang-undang. (www.yogyakarta.bpk.go.id/?p=8533).
Seiring berjalannya waktu, pemerintah Kabupaten Gunung
Kidul melakukan berbagai upaya seperti membenahi Sistem
Pengendalian Internal yang masih lemah, memperbaiki struktur
maupun sistem penataan barang milik Negara/Daerah dengan tertib,
serta memperbaiki ketentuan ketidak sesuainya pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku,
memberikan pelatihan terhadap pegawai/staff yang memiliki
memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemerintah
daerah. Semua kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Gunung Kidul tersebut dijadikan sebagai sebuah poin
penting oleh Pemerintah Daerah yang harus diperbaiki agar dapat
memperoleh opini audit WTP dari BPK RI.
Berdasarkan informasi yang diperoleh diatas maka, peneliti
melakukan penelitian mengenai aspek yang dapat mempengaruhi
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Adapun judul
penelitian yang akan diangkat yaitu “Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal dan Sarana Prasarana pendukung dapat mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”.
B. BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang dibahas pada penelitian ini yaitu
mencakup SKPD yang ada di Kabupaten Gunung Kidul, serta
membahas hasil kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada
seluruh dinas dan instansi pemerintahan di Gunung Kidul yang dapat
dipengaruhi oleh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, serta
peran Sarana Prasarana Pendukung. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu terletak pada lokasi penelitian yang
menambahkan satu variabel independen dari penelitian sebelumnya
yaitu variabel peran sarana prasarana pendukung.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah
maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut;
1. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh
entitas penyusun laporan keuangan dapat berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?
2. Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dapat
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah?
3. Apakah Sistem Pengendalian Internal dapat berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?
4. Apakah Peran Sarana dan Prasarana pendukung dapat berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah;
1. Untuk menemukan bukti empiris kompetensi sumber daya manusia
yang dimiliki oleh entitas penyusun laporan keuangan berpengaruh
2. Untuk menemukan bukti empiris pemahaman standar akuntansi
pemerintahaan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
3. Untuk menemukan bukti empiris sistem pengendalian internal
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.
4. Untuk menemukan bukti empiris sarana dan prasarana pendukung
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis dan praktis
adalah;
1) Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan
literatur dalam perkembangan ilmu akuntansi berkaitan dengan
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang dapat dipengaruhi
oleh kompetensi sumber daya manusia, pemahaman standar akuntansi
pemerintahan, sistem pengendalian internal, dan peran sarana
prasarana pendukung. Serta memberikan masukan kepada peneliti
2) Secara Praktis
Penelitian ini dapat menjadi masukan atau himbauan bagi
lembaga pemerintahan daerah dalam menerapkan standar-standar
akuntansi pemerintahan, agar menghasilkan output laporan keuangan
yang bermutu baik, agar dapat dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan. Memberi sumbangan referensi bagi pemerintah daerah
dalam pengambilan kebijakan mengenai akuntabilitas laporan
keuangan.
Bagi masyarakat sebagai stakeholder eksternal, hasil
penelitian ini diharapkan dapat membantu mendeteksi tingkat kualitas
pengelolaan keuangan daerah dan mendorong agar lebih berpartisipasi
dalam mengawasi serta mendorong peningkatan kinerja pemerintah
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1) Teori Stewardship (Stewardship theory)
Stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991),
menggambarkan bahwa tidak ada suatu keadaan situasi para
manajemen termotivasi untuk tujuan-tujuan individu melainkan lebih
fokus untuk tujuan sasaran utama yaitu kepentingan organisasi.
Asumsi filosofi mengenai teori stewardship dibangun berdasarkan
sifat manusia yaitu dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh
tanggung jawab, memiliki integritas, serta dapat berlaku jujur untuk
pihak lainnya. Dengan kata lain, stewardship theory memandang
bahwa manajemen dapat berperilaku baik untuk kepentingan publik
dan umumnya maupun shareholders pada khususnya (Daniri 2005).
Teori ini menggambarkan hubungan yang kuat antara kepuasan dan
kesuksesan organisasi. Tercapainya kesuksesan dalam sebuah
organisasi dapat dicapai dengan cara maksimalisasi utilitas principals
dan manajemen. Teori stewardship dapat diterapkan dalam penelitian
akuntansi organisasi sektor publik seperti organisasi pemerintahan dan
non profit lainnya. (Haliah, 2012).
LKPD merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
pembuatan LKPD, Pemerintah Daerah harus mengungkapkan secara
jelas dan rinci terkait data akuntansi dan informasi-informasi lainnya
secara relevan. LKPD yang dibuat oleh Pemerintah Daerah akan
bermanfaat bagi berbagai kalangan pihak yang membutuhkan laporan
keuangan tersebut. Pihak-pihak tertentu dapat memanfaatkan LKPD
tersebut untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi.
Pada awal perkembangannya, akuntansi organisasi sektor
publik bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi antara
stewards dengan principals. Akuntansi sebagai alat penggerak akuntansi serta diikuti dengan perubahan yang semakin kompleks,
adanya spesialisasi dalam akuntansi serta perkembangannya dalam
organisasi sektor publik, selaku principals sangat sulit untuk
melakukan sendiri fungsi-fungsi pengelolaan. Pemisahan antara fungsi
kepemilikan dengan fungsi pengelolaan sangat jelas. Untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta pertanggungjawaban atas
pengelolaan kekayaan Negara, peran akuntansi sangat diperlukan.
Secara prinsip akuntansi merupakan alat pengendalian diri,
sebagai sarana pelaporan aktivitas manajer atas pengelolaan sumber
daya manusia dan keuangan. Dengan adanya keterbatasan, pemilik
sumber daya menyerahkan amanah pengelolaan sumber daya kepada
pihak lain (stewards/manajemen) yang lebih siap. Kontrak hubungan
antara principals dengan stewards didasari dengan kepercayaan,
merupakan model yang dapat diterapkan dalam organisasi sektor
publik.
Implikasi teori stewardshipterhadap penelitian ini yaitu dapat
menjelaskan eksistensi pemerintah daerah sebagai suatu lembaga yang
dapat dipercaya dapat menampung aspirasi masyarakat, dapat
memberikan pelayanan yang baik bagi publik, mampu membuat
pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya,
sehingga tujuan ekonomi terpenuhi serta kesejahteraan masyarakat
dapat tercapai secara maksimal.
2) Teori Akuntabilitas
Akuntabilitas (accountability) secara bahasa dapat diartikan
sebagai pertanggungjawaban (Ihyaul, ulum 2004). Akuntabilitas
berarti pertanggungjawaban, baik oleh orang-orang maupun instansi
yang telah ditentukan atas pilihan serta tindakannya. Akuntabilitas
publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawabannya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban.
Akuntabilitas publik terdiri dari 1) Pertanggungjawaban atas
vertikal). 2) Pertanggungjawaban terhadap masyarakat luas
(akuntabilitas horizontal). Mardiasmo (2002:20).
Istilah akuntabilitas sering diartikan memiliki makna yang
sama dengan stewardship yaitu sebagai pertanggungjawaban. Akan
tetapi stewardship lebih mengacu pada pengelolaan atas suatu
aktivitas secara ekonomis dan efisiensi tanpa dibebani kewajiban
melaporkan. Sedangkan akuntabilitas pengacu pada
pertanggungjawaban oleh seseorang yang diberi amanah kepada
pemberi tanggungjawab serta berkewajiban untuk membuat pelaporan
pengungkapan secara rinci dan jelas.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Hubungan
antar Penyelenggaran Negara menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan “asas akuntabilitas” adalah yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggaraan Negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang berlaku.
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari
reformasi sektor publik. Akuntabilitas publik mengharuskan
lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pertanggungjawaban
horizontal tidak memperhatikan tanggung jawab vertikal saja. Tujuan
yang berikutnya adalah perlu dibuat laporan keuangan eksternal yang
Akuntabilitas adalah pertanggungjelasan dari seseorang atau
sekelompok orang yang diberi amanah untuk menjalankan tugas
tertentu kepada pihak pemberi amanah baik secara vertikal maupun
secara horizontal. Teori akuntabilitas berkaitan dengan kemampuan
memberi jawaban yang jelas kepada otoritas yang lebih tinggi atas
tindakan seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam
sebuah organisasi (Rasul, 2003).
Mardiasmo (2005:21) menjelaskan empat dimensi
akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
1. Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum (Accountability
for Probity and Legality)
Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran
penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas
hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber
dana publik.
2. Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal
kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi
manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas proses
termanifestasi melalui pemberian pelayanan publik yang cepat,
3. Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan
yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil
yang optimal dengan biaya yang minimal.
4. Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban
pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan
yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat
luas.
Keterkaitan teori akuntabilitas dengan penelitian ini yaitu,
dikarenakan bahwa pemerintah daerah merupakan organisasi sektor
publik yang bertugas untuk mensejahterakan masyarakat dengan cara
memenuhi aspek akuntabilitas atau pertanggungjelasan dalam
memimpin, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada pemerintah
pusat dan masyarakat.
3) Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pengertian kompetensi dalam penjelasan pasal 3 PP No. 101
Tahun 2000 bahwa, yang dimaksud dengan kompetensi adalah
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh PNS berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
merupakan hal yang penting dalam mencapai keberhasilan serta tujuan
dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi sektor pubik sangat
ditekankan pada kemampuan pelayanan yang baik terhadap
masyarakat sehingga organisasi sektor publik memiliki reputasi
kinerja yang unggul serta akuntabel dipandangan masyarakat.
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan
pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa Kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Surat
Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.
Kompetensi sumber daya manusia yaitu menggambarkan
karaterisitik pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman
yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan pekerjaan atau peran
secara efektif (Wirawan, 2009;9).
4) Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan
Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah
membuat perubahan hebat terhadap pola pengelolaan keuangan
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. SAP menggunakan basis kas untuk
pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis
akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dana. Sekarang
telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan yang menggunakan basis kas, kas
menuju akrual (cash towards accrual) sampai basis akrual.
SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar
Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai
acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemahaman SAP
merupakan suatu pengetahuan yang sangat mendasar dalam menyusun
pelaporan keuangan. Dimana dengan adanya pemahaman yang baik
maka akan berdampak terhadap kualitas pelaporan keuangan yang
baik pula, serta berpengaruh terhadap kinerja suatu pelaporan
keuangan daerah.
Laporan keuangan pemerintah daerah harus memiliki
beberapa karakteristik kualitatif yang disyaratkan. Adapun
karakterisitik kualitatif laporan keuangan pemerintah daerah yang
Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (PP N0 24 Tahun 2005)
adalah:
1. Relevan, yaitu informasi yang didalamnya memuat tentang
informasi yang dapat memengaruhi kepuasan pengguna dan dapat
membantu mereka dalam menemukan titik keluarnya, baik sebagai
alat untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, atau masa kini, dan
untuk memprediksi peristiwa yang akan terjadi dimasa depan.
Informasi yang relevan memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
Manfaat prediktif (predictive value). Informasi yang dapat
membantu untuk memprediksi masa depan, dengan melihat
suatu peristiwa masa lalu dan mempertimbangkannya, serta
berdasarkan kejadian masa kini.
Tepat Waktu (timeliness). Informasi yang disajikan secara
tepat waktu yaitu sesuai dengan kebutuhan dan dapat
dimanfaatkan sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan.
2. Lengkap, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dibutuhkan dan dapat memengaruhi pengambilan keputusan.
3. Andal, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dapat dipercaya dan tidak menimbulkan kesalahan material, menyajikan informasi
secara benar dan jujur, serta dapat diverifikasi kesalahannya.
4. Netralitas, yaitu informasi yang dapat digunakan oleh siapapun
5. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang dimuat dapat dibandingkan dengan periode yang lalu serta dapat dibandingkan
dengan entitas lain yang bergerak dalam bidang yang sama.
6. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, harus dapat dipahami oleh semua kalangan ataupun
pihak pengguna laporan keuangan. Dinyatakan dalam bentu serta
istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna
laporan keuangan.
Jika informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
pemerintah daerah dapat memenuhi atau sesuai dengan kriteria
karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang
terdapat dalam peraturan pemerintah No. 24 Tahun 2005 berarti
pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Masyarakat menuntut
kepada pemerintah untuk menciptakan laporan keuangan sesuai
dengan karakteristik kualitatif yang telah dijelaskan diatas. Laporan
keuangan merupakan salah satu bentuk alat pertanggungjawaban
manajemen suatu pemerintah terhadap publik.
5) Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan
mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari
keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan
perundang-undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut yaitu:
(a) keterandalan pelaporan keuangan, (b) efisiensi dan efektivitas
operasi, dan (c) kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pengendalian Internal
merupakan kegiatan pengendalian terutama atas pengelolaan sistem
informasi yang bertujuan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan
informasi. Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu alat yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur atas kinerja pencapaian.
Pengendalian intern tidak terbatas hanya pada rencana organisasi,
namun juga prosedur dan catatan yang berkaitan dengan proses
menentukan keputusan yang mengarah pada otorisasi pimpinan atas
transaksi tertentu. Pengendalian intern ditujukan untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa LKPD disajikan secara wajar sesuai
prinsip akuntansi, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan
efektifitas kegiatan operasi, serta merupakan pondasi good
governance dan garis pertama dalam melawan ketidakabsahan data dan informasi dalam penyusunan laporan keuangan (Sukmaningrum
6) Sarana Prasarana Pendukung
Sarana dan prasarana pendukung adalah suatu ukuran tentang
tingkat pelayanan yang tersedia pada sarana yang memadai. Sangat,
sulit rencana-rencana kegiatan yang telah ditetapkan instansi dapat
tercapai jika sarana prasarana tidak memadai. Pada Instansi
pemerintah harus memperhatikan mengenai kebutuhan dan
perlengkapan operasional karena hal tersebut merupakan alat
penunjang keberhasilan suatu visi, misi dan sasaran dalam sebuah
organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi adalah perilaku/sikap
akuntan menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas
dan meningkatkan kinerja. Teknologi informasi selain berfungsi
sebagai (hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan
informasi, juga memiliki fungsi sebagai teknologi komunikasi untuk
penyampaian dan penyebaran informasi.
Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, manajemen data, dan jaringan. Pemanfaatan
teknologi informasi menurut Thomson et.al. (1991) dalam Wijana
(2007), merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem
informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam
menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Diukur
berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan
Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Diharapkan
dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi akan dapat
menciptakan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu.
Pemerintah Daerah harus dapat mengembangkan dan memanfaat
kemajuan teknologi informasi yang ada untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengelola keuangan daerah dan menyampaikan
Informasi Keuangan Daerah terhadap pelayanan publik.
B. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Devi Roviyantie (2013)
dengan judul Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM),
Penerepan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah. Dimana hasil penelitiannya, bahwa
Kompetensi Sumber Daya Manusia sangat dibutuhkan dalam kualitas
laporan keuangan daerah.
Penelitian yang dilakukan oleh Riani Nurhayati (2013)
dengan judul pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Dimana hasil
penelitiannya, bahwa dengan penerapan SAP maka akan menjadi
berkualitas dalam rangka untuk membentuk suatu tata pemerintahan
yang baik (Good Governance).
Menurut penelitian yang telah dilakukan Priyamana et al,
(2014) dan menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh
signifikan terhadap keterandalan laporan keuangan.. Hal ini berarti
dengan adanya penerapan sistem pengendalian internal yang baik,
maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah akan semakin
membaik.
Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) membuktikan
secara empiris bahwa Pengendalian Internal Akuntansi Pemerintah
Daerah berpengaruh terhadap nilai Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah yang dinyatakan dengan ketepatwaktuan dan keterandalan.
Celviana Winidyaningrum (2010) melakukan penelitian
tentang Kapasitas Sumber Daya Manusia, pemanfatan Teknologi
Informasi dan Pengendalian Internal, berpengaruh positif terhadap
keterandalan pelaporan keuangan dan ketepatwaktuan pelaporan
keuangan pemerintah daerah.
Dalam penelitian Priyamana et al, (2014) menunjukkan
terdapat pengaruh positif antara pemanfaat teknologi informasi
C. MODEL PENELITIAN
H3 (+)
[image:40.595.167.567.229.631.2]
Gambar 2.1.
Model Penelitian
X1
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Y
Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
X2
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
X3
Pemahaman Sistem Pengendalian Internal
(SPI)
X4
Sarana dan Prasarana Pendukung
H2 (+)
H4 (+)
D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1) Hubungan antara Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Sumber Daya Manusia yang kompeten akan mampu
memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya
manusia pemerintah daerah dalam memahami dan menerapkan logika
akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang
dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan
pemerintah. Kapasitas SDM sangat berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan daerah, hal ini disebabkan oleh latar belakang
pendidikan, pemahaman terhadap tanggung jawab yang diberikan,
serta pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh lembaga instansi yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja yang dihasilkan. Untuk
penyusunan laporan keuangan selajutnya, manajemen harus ditata
ulang oleh individu yang berlatarbelakang/ahli dalam bidang ilmu
akuntansi.
Keputusan Kepala BKN No. 46A Tahun 2007 menyebutkan
bahwa Kompetensi adalah kemampuan dan karateristik yang dimiliki
oleh masing-masing Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya. Sehingga Pegawai Negeri Sipil dapat melaksanakan tugas
dan kewajibannya secara professional, efektif dan efisien. Kurangnya
dalam penyelesaian pengelolaan data akan berdampak pada
keterlambatan penyelesaian tugas yang harus diselesaikan, salah
satunya adalah penyelesaian tepat waktu dalam penyusunan penyajian
laporan keuangan.
Keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan berarti
bahwa laporan keuangan tidak memenuhi nilai informasi yang
disyaratkan, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan kurang baik.
Dalam hal ini kualitas sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi pada bidang akuntansi khususnya dalam penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah sangat diperlukan. Apabila
kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki bagus, maka akan
menghasilkan laporan keuangan yang baik, begitu sebaliknya.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk
menguji kembali hubungan antara kemampuan atau kapabilitas
sumber daya manusia dengan kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah serta pelaporan yang dapat dilakukan secara tepat waktu.
Logikanya bahwa suatu kompetensi sumber daya manusia
dapat berpengaruh dalam penyusunan laporan keuangan daerah yang
berkualitas, karena suatu pekerjaan yang tidak didasari oleh sebuah
pengetahuan/kompetensi maka tidak dapat menghasilkan suatu kinerja
yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, jika sebuah pekerjaan
dilakukan dengan kemampuan yang baik, maka akan sangat
jangka panjang. Tidak ada suatu pekerjaan yang dapat dihasilkan
dengan baik, jika tidak memiliki kompetensi.
Penelitian yang dilakukan Indah (2008) memberikan bukti
bahwa sumber daya manusia berpengaruh terhadap kesiapan
penerapan PP No. 24 tahun 2005. Penelitian Rahmayati (2012) dan
Choirunisah (2008) menemukan bukti bahwa kemampuan sumber
daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
Negara/lembaga. Penelitian Agus Ali Suharto (2012) tentang
pengaruh kualitas sumber daya manusia, komitmen dan motivasi
terhadap kinerja pegawai pada inspektorat kabupaten kediri
mengemukakan bahwa kualitas sumber daya manusia mempengaruhi
kinerja pegawai inspektorat kabupaten kediri. Hal tersebut juga
didukung oleh penelitian Kusuma (2014) menghasilkan bahwa
Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh signifikan terhadap
nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian
tersebut menandakan bahwa nilai informasi yang baik berarti laporan
keuangan tersebut berkualitas. . Maka pengembangan hipotesisnya
sebagai berikut.
H1: Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Positif
2) Hubungan antara Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
PP 71 Tahun 2010 menyebutkan Standar Akuntansi
Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dalam PP
tersebut dijelaskan bahwa upaya peningkatan kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah dan untuk memperoleh hasil
pengukuran kinerja yang lebih baik dan memfasilitasi manajemen
keuangan atau aset yang lebih transfaran dan akuntabel, maka
penerapan SAP sangat ditekankan. Penerapan SAP yang sudah sesuai
dalam pemenuhan kewajiban pelaporan pertanggungjawaban
keuangan daerah merupakan penentu kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan.
Hal ini memberikan bukti bahwa pemahaman terhadap
peraturan, penempatan sesuai latar belakang pendidikan, pemahaman
uraian pekerjaan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan
sangat diperlukan agar penerapan SAP dapat diwujudkan
Penerapan SAP diyakini memiliki dampak yang baik.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riani Nurhayati (2013)
menjadi pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
yang berkualitas dalam rangka untuk membentuk suatu tata
pemerintahan yang baik (Good Governance). Pemahaman terhadap
laporan keuangan yang berkualitas maka, pemahaman SAP harus
benar-benar dikuasai dan dipahami serta dapat diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan. Hipotesisnya sebagai berikut:
H2: Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah
Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Gunung Kidul.
3) Hubungan antara Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, sistem pengendalian intern
pemerintah adalah proses yang integral pada kegiatan dan tindakan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Dilihat dari tujuannya, sistem
pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua (Bastian dan Gatot,
2002: 204), yaitu : 1). Pengendalian intern akuntansi, dibuat untuk
mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga
kekayaan organisasi dan memeriksa keakuratan data akuntansi.
Sebagai contoh, adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar
unit organisasi. 2). Pengendalian administrative, dibuat untuk
kebijakan manajemen. Contohnya adalah adanya pemeriksaan laporan
untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil
tindakan.
Dalam penelitian Irine Chintya (2015) tentang pengaruh
pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern
pemerintah terhadap kinerja instansi pemerintah di kota solok (studi
pada SKPD kota Solok). Hasil penelitian Irine menyimpulkan bahwa
sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh terhadap kinerja
instansi pemerintah di kota Solok. Sukmaningrum (2012), Fadhila
(2013) dan Lubis (2014) membuktikan secara empiris bahwa
pengendalian internal pemerintah daerah berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah. Dari uraian diatas peneliti menggunakan kembali variabel
Sistem Pengendalian Internal kedalam penelitian dikarenakan
perbedaan lokasi geografis dari penelitian terdahulu.
Logikanya bahwa, pengendalian internal ini sangat berkaitan
dengan strategi, aktivitas transaksi kemudian proses akhir pelaporan
yang dilakukan pada setiap pemerintah daerah. Selain itu SPI juga
merupakan salah satu tolak ukur yang harus dipantau agar antara
perencanaan dengan hasil yang dihasilkan seimbang. Jika strategi
yang telah ditentukan sesuai, makan SPI pada instansi pemerintah
hubungan positif antara penerapan SPI pada kualitas LKPD sehingga
penulis mengajukan hipotesis:
H3: Penerapan Sistem Pengendalian Internal Berpengaruh Positif
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul
4) Hubungan antara Sarana Prasarana Pendukung dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi
diharapkan mampu meningkatkan kinerja organisasi. Salah satu
manfaat utama dari penggunaan teknologi informasi dalam organisasi
yaitu pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat. Divisi-divisi dalam
organisasi diharapkan dapat menggunakan teknologi untuk
berkomunikasi dan mempercepat proses pertukaran atau arus
informasi antar divisi sehingga hasil kinerja menjadi lebih bagus.
Berkaitan dengan aspek pencatatan dan pelaporan, pemanfaatan
teknologi informasi dalam organisasi diharapkan dapat membantu.
Maka disini peneliti menggolongkan pemanfaatan teknologi
informasi ke dalam sarana prasarana pendukung, karena lebih luas
pembahasannya jika pemanfaatan Teknologi Informasi digolongkan
menjadi sarana prasarana pendukung. Adapun sarana prasarana
pendukung disini yang tergolong diantaranya yaitu, pemanfaatan
aktivitas terkait dengan Software maupun Hadware untuk kualitas laporan keuangan yang baik, serta memanfaatkan fasilitas yang ada
untuk kebutuhan instansi pemerintah, yang berkaitan dengan
Teknologi Informasi.
Nurillah As Syifa (2014) melakukan penelitian untuk
menentukan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa kompetensi sumber daya manusia, penerapan
sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi
dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah Kapasitas SDM berpengaruh positif. Penelitian yang dilakukan
oleh Celviana Winidyaningrum (2010), Kapasitas SDM dan
pemanfatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap
keterandalan pelaporan keuangan. Pemanfaatan teknologi informasi,
dan pengendalian intern berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hipotesis yang dapat
dirumuskan berdasarakan penjelasan diatas yaitu:
H4: Pemanfaatan Sarana Prasarana Pendukung Berpengaruh
Dapat ditarik kesimpulan tujuan dari penlitian ini adalah 1)
untuk menganalisis adanya pengaruh antara kompetensi sumber daya
manusia yang dimiliki pegawai penyusun laporan keuangan daerah
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten gunung
kidul. 2) untuk membuktikan secara empiris adanya pengaruh
pemahaman standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah kabupaten gunung kidul. 3) untuk mengetahui
pengaruh sistem pengendalian internal pemerintah terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah kabupaten gunung kidul. 4) untuk
menganalisis adanya pengaruh sarana dan prasarana pendukung
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten gunung
kidul. 5) untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris adanya
pengaruh dari semua variabel independen yang dipilih terhadap
35
A. OBYEK PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris yang
dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.
B. JENIS DATA
Umar (2005), menyatakan jenis data yang digunakan
dalam penelitian adalah Data Primer dan Data Sekunder. Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya oleh peneliti melalui proses
penyebaran kuesioner kepada responden sesuai objek yang diteliti
dan bersifat up to date.
C. JENIS DATA
Umar (2005), menyatakan jenis data yang digunakan
dalam penelitian adalah Data Primer Adapun kriteria responden
pada penelitian ini yaitu pegawai/staf pada bagian akuntansi/keuangan
pada instansi pemerintah yang meliputi kepala staf bagian dan para
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
menyebarkan kuesioner dengan cara memberikan daftar pertanyaan
kepada responden atau pengguna laporan keuangan terkait
permasalahan yang akan diteliti di instansi Pemerintah Kabupaten
Gunung Kidul. Adapun hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan
kepada responden terpilih, hasilnya akan diolah menggunakan
software SPSS. Adapun skala yang digunakan untuk mengukur yaitu
skala likert (skala sikap) mempunyai gradasi dari sangat positif ke
sangat negative (Sugiyono, 2013:93). Kuesioner atau daftar
pertanyaan yang telah selesai diisi oleh responden kemudian akan
diukur menggunakan skala likert antara 1 sampai dengan 5 yang
[image:51.595.159.541.540.631.2]memilik makna yaitu:
Tabel Skor Skala Likert 3.1.
NO KETERANGAN SKOR KETERANGAN SKOR
1. Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Memahami Sekali 1
2. Tidak Setuju 2 Hanya Sedikit Memahami 2
3. Netral 3 Sebagian Memahami 3
4. Setuju 4 Memahami 4
5. Sangat Setuju 5 Sangat Memahami Sekali 5
E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi Operasional yaitu aspek penelitian yang dapat
Definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat
penting bagi para peneliti lain dalam rangka membuat suatu penelitian
yang sejenis dengan variabel yang sama. Dengan adanya informasi
tersebut, peneliti akan mengetahui bagaimana cara melakukan
pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep
yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apakah
peneliti akan melanjutkan prosedur pengukuran yang sama atau
menggunakan prosedur yang baru, Peneliti yang satu dengan peneliti
yang lain memiliki definisi yang berbeda terhadap satu judul
penelitian.
Variabel Penelitian merupakan sesuatu hal yang memang
memiliki sifat dan mempunyai variasi tertentu, yang sengaja dibuat
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1994).
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel penelitian yaitu,
varibel bebas dan variabel terikat.
a) Variabel Dependen
Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel
yang menjadi pusat perhatian peneliti (Sekaran 2006). Variabel
terikat pada penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
peneliti ambil sebagai variabel dependen karena kualitas pelaporan
Gunung Kidul masih relatif rendah dan masih mendapatkan opini
wajar dengan pengecualian. Laporan keuangan yang baik yaitu sudah
memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK. Kabupaten
Gunung Kidul belum meraih status wajar tanpa pengecualian, oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Gunung Kidul
b) Variabel Independen
Variabel Independen (Variabel bebas) adalah variabel yang
dapat mempengaruhi variabel terikat baik secara positif maupun
negatif (Sekaran 2006). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah, dan Peran Sarana Prasarana Pendukung.
1) Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kompetensi Sumber daya manusia merupakan komponen
yang penting dalam menyusun sebuah laporan keuangan. Dalam
penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standar
penyusunan serta batas waktu yang telah ditentukan. Laporan
keuangan yang dihasilkan mencerminkan kompetensi sumber daya
yang dimiliki oleh setiap individu yang ada di instansi Pemerintah
2) Pengaruh Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan
Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan,
Peneliti jadikan sebagai variabel bebas karena merupakan salah satu
komponen yang dapat berpengaruh terhadap kualitas pelaporan.
Pemahaman terhadap SAP merupakan faktor-faktor penting dalam
penyusunan laporan keuangan serta merupakan pemahaman dasar
yang harus benar-benar dipahami.
3) Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal peneliti jadikan sebagai
variabel independen karena merupakan salah satu bentuk alat kontrol
yang dapat dilakukan pada internal sebuah organisasi, untuk menilai
sejauh mana kinerja yang telah dihasilkan. Peranan pengendalian
internal ini sangat dibutuhkan untuk mengukur apakah pemerintahan
sudah berjalan secara efisiensi, efektif serta ekonomis, hal ini sangat
penting untuk kesejahteraan masyarakat serta dana yang dikeluarkan
oleh pemerintah pusat sudah sesuai atau tidak dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh pemerintah daerah.
4) Sarana dan Prasarana Pendukung
Sarana dan Prasarana Pendukung peneliti jadikan sebagai
pelaporan keuangan sangat mendukung dan membantu kualitas
laporan yang dihasilkan. Sarana prasarana membahas tentang
teknologi informasi yang dapat mendukung kegiatan pelaporan.
Dengan adanya alat teknologi seperti komputer, printer dll dapat
memudahkan pekerjaan dalam penginputan data, proses, serta output
yang dihasilkan lebih terpercaya jika dalam pemrosesannya sudah
berjalan sesuai dengan prosedur.
Akan tetapi jika sarana serta prasarana pendukung yang
digunakan masih bersifat sederhana, maka laporan keuangan yang
dihasilkan kualitasnya masih relatif rendah. Selain itu dalam
mempublikasikan hasil kinerja dari suatu instansi pemerintah dapat
diakses dengan mudah oleh setiap orang baik orang yang bukan
berpenduduk di gunung kidul maupun yang sedang membutuhkan
laporan keuangan tersebut.
F. UJI KUALITAS DATA 1) Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid/tidaknya suatu
kuesioner dan untuk melakukan pengukuran tingkat keandalan alat
ukur yang digunakan. Apabila koefisien korelasinya menunjukkan
signifikan 0,50 atau jika rhitung > rtabel dan nilai positif maka
pernyataan/indikator instrument yang digunakan adalah valid
2) Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas data digunakan untuk mengukur apakah hasil
penelitian yang dilakukan dapat memberikan hasil yang relatif tidak
berbeda atau berubah jika dilakukan pengukuran ulang terhadap
subjek yang sama. Penelitian Sugiyono (2009) menyatakan Instrumen
dikatakan reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda, alat ukur dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha >
0,60.
G. UJI ASUMSI KLASIK
Adapun langkah-langkah yang dilakukan jika menggunakan
uji regresi berganda menggunakan beberapa Uji Asumsi Klasik yang
harus dipenuhi diantaranya: Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji
Heteroskedisitas. Adapun rinciannya sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melakukan pengujian apakah
dalam model regresi antara variabel terikat dengan variabel bebas
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
yaitu yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Teknik
pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample
membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikasi
0,05. Apabila nilai siginifikansi hitung lebih besar dari 0,05 maka data
terdistribusi normal.
2) Uji Multikolonearitas
Uji multikolonearitas memiliki tujuan apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel
Independent). Model regresi yang baik yaitu yang tidak saling
berkorelasi antar variabel bebas. Jika diantara variabel bebas saling
berkorelasi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Ortogonal
yaitu variabel independen yang masing-masing variabel memiliki
nilai korelasi variabel bebas = 0. Mutikolonearitas dapat dilihat dari
(1) Nilai Toleransi dan Lawannya, (2) Valiance Inflation Faktor
(VIF). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas dari
Multikolonearitas jika mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan
angka Tolerancenya mendekati 1. Tolerance merupakan
variabel-variabel bebas yang terpilih dan tidak dapat dijelaskan dengan
variabel-variabel bebas lainnya. Nilai cut off yang sering digunakan
adalan nilai Tolerance 0,10 atau = nilai VIF diatas 10 (Ghozali 2005).
Tidak terdapat multikonearitas antar variabel independen
jika VIF < 10, dan nilai Tolerance > 0,1. Terdapat multikoloneritas
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan ketidak samaan varian
dari residual untuk semua pengamatan dari model regresi. Uji
Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual suatu
pengamatan kepengamatan yang lain. Jika residual dari pengamatan
yang satu ke pengamatan yang lain tetap, berarti dapat dikatakan
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
Homoskedastisitas (Gozali 2011). Uji Hetoreskedastisitas
menggunakan uji Glejser dengan tingkat signifikan α= 5%. Model
regresi dapat dikatan Heteroskedastisitas jika nilai α lebih besar dari
5%.
H. ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Analisis Regresi Berganda
Untuk melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan
teknik analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda adalah
analisis regresi yang terdiri dari dua atau lebih variabel-variabel
Independen. Menurut Ghozali (2011), untuk memperoleh kebenaran
dari prediksi dan pengujian regresi yang dilakukan, maka perlu
melakukan berbagai cara untuk mencari nilai Koefisien Determinasi,
1) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali 2005). Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya
nilai koefisien determinasi R2 yang merupakan besaran non negatif.
Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai