PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh Dwi Rani Ratnasari
20120320190
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh Dwi Rani Ratnasari
20120320190
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN KTI
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING
Disusun oleh:
Dwi Rani Ratnasari 20120320190
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 10 Juni 2016
Dosen Pembimbing
Yuni Astuti, M. Kep., Ns., Sp. Kep. Mat
NIK: 19870617201504173186
Dosen Penguji
Dewi Puspita, S.Kp., M. Sc
NIP: 197711042005012001
Mengetahui
Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sri Sumaryani, Ns., M. Kep., Sp. Mat
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dwi Rani Ratnasari
NIM : 20120320190
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar–benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Dwi Rani Ratnasari
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN “Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu
Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan
melainkan orang- orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 269)
Puji syukur alhamdulillah atas terselesaikannya karya tulis ilmiah ini peneliti persembahkan kepada orang-orang yang selalu menginspirasi dan memotivasi dalam perjalanan hidup dan masa-masa kuliah. Tiada ada kata yang lebih pantas selain kata alhamdulillah dan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua yang membantu dan mendukung penulisan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih peneliti ucapkan kepada, Sang
Maha Pencipta Allah SWT, Alhamdulillah telah memberikan kemudahan dalam melaksanakan penelitian ini.
Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman kejahilan dan menuju zaman yang penuh dengan peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Ayahanda (Sukatman) dan Ibunda (Sri Wahyuningsih) tercinta yang telah mencucurkan keringat dan mencurahkan kasih sayang, dukungan dan semangat serta doa restu sehingga kuliah yang peneliti jalani terselesaikan dan berjalan dengan lancar. Bangga
memiliki orang tua seperti beliau, seorang ibu yang selalu mendidik dari berbagai hal, berkorban dalam segala hal, dan seorang Ayah yang selalu berjuang untuk memenuhi semua
kebutuhan anak-anaknya. Terima kasih telah mengasuh, mengasah, dan memberikan kasih sayang selama 22 tahun ini sehingga bisa merasakan indahnya dunia pendidikan ini dalam
suka duka beliau selalu ada.
Ibu Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan tiada hentinya memotivasi sehingga karya tulis ini bisa terselesaikan.
Kakak Devi Nur Cahaynati dan adik Nadya Saltsa Putri Ferennika yang selalu memberikan semangat dalam kuliah dan bantuan dalam penyusunan karya tulis ini.
Keponakan tante tersayang Syakira Fsihanza Purbo, semoga menjadi hamba Allah SWT yang sholeh, sholehah dan berilmu sayang. Amin...
Mas Galih Laksono yang selalu menemani dari SMA sampai saat ini yang senantiasa ada untuk memberikan dukungan, melantunkan doa serta mengusahakan segala macam bantuan terkait penyelesaian Skripsi ini. Terima kasih atas semua yang telah dilakukan, terima kasih telah senantiasa menguatkan di kala penulis terpuruk dan sempat merasa tidak
v
Sahabat-sahabatku Meidila Putri, Sely Marisa, Dessy Hapsari, Dea Prastika Hapsari, dan Ulfah Safitri terima kasih atas segala ukiran hati bertemakan persahabatan yang tulus
murni sepanjang masa pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan sejak awal hingga terselesainya pendidikan. Terima kasih atas segala canda, tawa dan tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa. Terimakasih atas rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah. Jalinan persahabatan ini semoga Allah jaga hingga ke Surga.
Teman-temanku Azzam, Bella, Hafida, Tiffany, Ahid, Shandy, Sari dan Linda yang dulu pernah satu bimbingan dan harus terpisah, terima kasih atas bantuan, doa, nasehat,
hiburan, dan ejekan kalian buat aku, sukses terus buat kalian semua.
Dulgemuk Family Galih Laksono, Kak Gia, Brian, Galih Basir, Tesa Adult, dan Wawan , tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama
selama merantau di kota pelajar dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.
Teman-teman satu bimbingan Meidila putri, Affin, Seli F, dan Laely semangat terus untuk kita dan semoga kita menjadi yang terbaik..
Keluarga besar PSIK 2012 yang selalu memberikan semangat dan kenangan manis dalam perkuliahan, semoga bisa kompak selalu.
Si putih beat AE 6888 YD terima kasih telah menemaniku selama kuliah di Yogyakarta dari panas sampai hujan, dari jalan lurus, berkelok, dan naik.
Semua yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu terima kasih atas segenap doa dan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini.
vi
MOTTO HIDUP
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah SWT”
”Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain), dan berharaplah kepada Tuhanmu”
(Q.S. Al Insyiroh: 6-8)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Sesunggunya bersama Kesulitan Ada Kemudahan”
(Q.S. Asy- Syarh 94: 5-6)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah ~Thomas
Alva Edison
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve
never done. Success is a journey, not a destination
Mustahil adalah bagi mereka yang tidak pernah mencoba ~ Jim Goodwin
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna ~ Einstein
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua ~ Aristoteles Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan ~ Chairul
Tanjung
Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan
anak-anak cerdas ~ Dian Sastrowardoyo
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan salawat atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas di SMP N 2 GAMPING”.
Teriring rasa syukur penulis yang begitu besar, karena akhirnya penulis
mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammdiyah Yogyakarta.
2. Ibu Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep,.Sp.Mat., HNC selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing yang penuh
dengan kesabaran, kelembutan dan pengorbanan sehingga beliau mampu
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Ferika Indarwati, S.Kep, Ns.,M.Ng selaku dosen pembimbing sebelumnya
vi
5. Dosen penguji Ibu Dewi Puspita, S.Kp. M. Sc yang telah meluangkan waktu
untuk menguji dan memberi arahan kepada penulis dalam penyelesaian karya
tulis ilmiah ini.
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
7. Responden penelitian ini yaitu siswi-siwi SMP N 2 Gamping beserta guru dan
wali murid.
8. Teman-teman PSIK 2012 seangkatan yang selalu memberikan semangat dan
dukungan yang besar dalam menyelesaikan karya tulis ini.
9. Teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah memiliki kekurangan, mengingat
keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Wassalamu’alaikum, wr.wb.
Yogyakarta, Agustus 2016
Penulis
vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN KTI... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv a. Pengertian Pengetahuan ... 13
b. Tingkat Pengetahuan ... 14
c. Pengukuran Pengetahuan ... 15
d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 16
2. Remaja a. Pengertian Remaja ... 20
b. Ciri-ciri Remaja ... 21
c. Perkembangan Masa Remaja ... 23
d. Faktor-faktor timbulnya masalah pada remaja ... 24
e. Perubahan Fisik Pada Remaja ... 24
f. Karakteristik Remaja ... 26
3. Pubertas a. Pengertian Pubertas ... 27
viii
c. Perubahan pada Masa Pubertas ... 29
d. Masalah Kesehatan Seksualitas Remaja ... 35
e. Ciri-ciri Pubertas ... 36
4. Peran Orang Tua a. Pengertian Peran Orang Tua ... 37
b. Macam-macam Peran Orang Tua... 39
c. Upaya Orang Tua dalam Mempersiapkan Masa Pubertas ... 43
d. Hubungan Peran Orang Tua ... 46
B. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ... 51
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54
D. Variabel Penelitian ... 54
E. Hubungan Antar Variabel ... 56
F. Definisi Operasional... 57
G. Instrumen Penelitian... 57
H. Teknik Pengumpulan Data ... 61
I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65
J. Metode Pengolahan dan Metode Analisa Data ... 66
K. Prosedur Penelitian... 69
L. Etika Penelitian ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 73
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perubahan Fisik Remaja Putri ... 25
Tabel 3.1 Data Jumlah Sampel Tiap Kelas... 53
Tabel 3.2 Definisi Operasional... 57
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Perubahan Remaja Putri Tentang Masa Pubertas 59 Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Peran Orang Tua ... 60
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai r Validitas ... 62
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r Reliabilitas ... 64
Tabel 4.1 Deskripsi Frekuensi Peran Orangtua... 74
Tabel 4.2 Deskripsi Frekuensi Pengetahuan Remaja ... 75
Tabel 4.3 Crosstab ... 76
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
SDKI – R : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia – Remaja SKRRI : Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia SMP N : Sekolah Menengah Pertama Negeri
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Studi Pendahuluan Lampiran 2 : Surat Uji Validitas
Lampiran 3 : Surat Keterangan kelayakan Etika Penelitian Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5 : Badan Perencaaan Pembangunan Daerah Lampiran 6 : Kantor Kesatuan Bangsa
Lampiran 7 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 8 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 9 : Kuesioner Perubahan Masa Pubertas Lampiran 10 : Kuesioner Peran Orang Tua
xiii
Dwi Rani Ratnasari. (2016).Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas di SMP N 2 Gamping. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogayakarta.
Pembimbing: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat
INTISARI
Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa (BKKBN, 2004). Perubahan yang paling mencolok adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak tahu terhadap perubahan tersebut yang menyebabkan mereka cemas dan malu (Istiqomah, 2010). Salah satu untuk mengurangi kecemasan pada remaja saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru di sekolah untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi perubahan pada masa - masa remaja (Dariyo, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan pengetahuan remaja putri tentang perubahan-perubahan masa pubertas di SMP N 2 Gamping.
Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling, dengan jumlah sampel 136 remaja putri, berusia 12-15 tahun yang sudah menstruasi maupun yang belum menstruasi sedangkan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data dalam peenlitian ini menggunaka Spearman’s Rho.
Sebanyak 66 orang (48,5%) memilik peran orang tua dalam kategori baik dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 orang (50,7%). Hasil Analisa data menunjukkan p value 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dengan koefisien korelasi r sebesar 0,959.
Terdapat Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas Di SMP N 2 Gamping
xiv
Dwi Rani Ratnasari. (2016). Relations of Parents role with adolescen Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping. Scientific papers, nursing courses, Muhammadiyah University Of Yogyakarta.
Advisor: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat
ABSTRACT
Adolescence is a transition period of life individual in this phase adolescence have change from children to adulthood (BKKBN, 2004). Most striking change at adolescent is physical change. Physical change that happened represent natural process, but often times adolescent ihnorance to the change make them worry and shame. (Istiqomah, 2010). The ways to reduce anxiety in adolescents when they facing puberty takes the role of parents and teachers in their school to provide correct information about their changes in the future-adolescence. One of them is required the provision of information about the understanding of the physical changes of puberty (Dariyo, 2004). The purpose of this Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping
The study used quantitative correlational research. The sampling using stratified random sampling, with total sample 136 girls, with age 12-15 years who have menstruating or have not menstruating, the instrument of research using questionnaires. Analysis of the data in this research using the Spearman’s Rho. The results as many as 66 people (48,5%) has the role of parents in both categories and respondents who have a good level of knowledge as many as 69 people (50,7%). Results Data analysis showed 0,000 p value less than 0.05 (p <0.05) with the coefficient correlation of 0,959.
The conclusion of this There have Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping
Pembimbing: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat
INTISARI
Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa (BKKBN, 2004). Perubahan yang paling mencolok adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak tahu terhadap perubahan tersebut yang menyebabkan mereka cemas dan malu (Istiqomah, 2010). Salah satu untuk mengurangi kecemasan pada remaja saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru di sekolah untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi perubahan pada masa - masa remaja (Dariyo, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan pengetahuan remaja putri tentang perubahan-perubahan masa pubertas di SMP N 2 Gamping.
Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling, dengan jumlah sampel 136 remaja putri, berusia 12-15 tahun yang sudah menstruasi maupun yang belum menstruasi sedangkan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data dalam peenlitian ini menggunaka Spearman’s Rho.
Sebanyak 66 orang (48,5%) memilik peran orang tua dalam kategori baik dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 orang (50,7%). Hasil Analisa data menunjukkan p value 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dengan koefisien korelasi r sebesar 0,959.
Terdapat Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas Di SMP N 2 Gamping
Advisor: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat
ABSTRACT
Adolescence is a transition period of life individual in this phase adolescence have change from children to adulthood (BKKBN, 2004). Most striking change at adolescent is physical change. Physical change that happened represent natural process, but often times adolescent ihnorance to the change make them worry and shame. (Istiqomah, 2010). The ways to reduce anxiety in adolescents when they facing puberty takes the role of parents and teachers in their school to provide correct information about their changes in the future-adolescence. One of them is required the provision of information about the understanding of the physical changes of puberty (Dariyo, 2004). The purpose of this Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping
The study used quantitative correlational research. The sampling using stratified random sampling, with total sample 136 girls, with age 12-15 years who have menstruating or have not menstruating, the instrument of research using questionnaires. Analysis of the data in this research using the Spearman’s Rho. The results as many as 66 people (48,5%) has the role of parents in both categories and respondents who have a good level of knowledge as many as 69 people (50,7%). Results Data analysis showed 0,000 p value less than 0.05 (p <0.05) with the coefficient correlation of 0,959.
The conclusion of this There have Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping
1 A. Latar Belakang
Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air.
Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja.
Mereka adalah calon generasi penerus dan akan menjadi orang tua bagi
generasi berikutnya (Jameela, 2010).
Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada
fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa
(BKKBN, 2004). Masa remaja merupakan fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa remaja digambarkan
dengan remaja yang ingin mencari identitas dirinya dan lepas dari
ketergantungan dengan orang tuanya, menuju pribadi yang mandiri
(Gunarsa, 2006). Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak
ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua masa
kehidupan (Pardede, 2008). Perubahan yang paling mencolok adalah
perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak
tahu terhadap perubahan tersebut yang menyebabkan mereka cemas dan
malu (Istiqomah, 2010). Cara untuk mengurangi kecemasan pada remaja
saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru
di sekolah untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi
pemberian informasi tentang pengertian perubahan fisik masa puber
(Dariyo, 2004).
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja putri terjadi karena mulai
diproduksinya hormon-hormon seksual yang mempengaruhi pertumbuhan
serta perkembangan sistem reproduksi yang terkadang ditandai dengan
pembesaran payudara (Soetjiningsih, 2007). Perubahan yang paling
terlihat jelas pada remaja putri di antaranya payudara, panggul dan paha,
tumbuh rambut dibagian ketiak dan sekitar alat kelamin, bertambahnya
berat badan dan tinggi badan, pertumbuhan tulang dan otot serta
kematangan organ seksual sehingga mengalami menstruasi (Sarwono,
2005).
Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) (2007)
menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri usia 12-19 tahun tentang
tanda pubertas mengenai pertumbuhan rambut pada sekitar kemaluan dan
ketiak sebanyak 17,3%, sebanyak 53,5% remaja putri mengetahui bahwa
pertumbuhan dada, 5,2% remaja putri mengetahui bahwa meningkatnya
gairah seksual merupakan tanda pubertas pada wanita, sebanyak 75,4%
remaja putri mengetahui bahwa haid merupakan tanda pubertas pada
wanita, dan sebanyak 13,5% remaja putri tidak tahu apapun tentang tanda
pubertas pada wanita.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah
tahun 2010 di Semarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi
cukup, sedangkan 19,50% pengetahuannya baik. Kesehatan Indonesia
Remaja (SDKI-R) menyebutkan 13,3% remaja putri tidak tahu sama sekali
mengenai perubahan fisiknya saat puber. Bahkan hampir separuh (47,9%)
remaja putri tidak mengetahui waktu puber (BKKBN, 2012).
Masa remaja awal berada pada masa puber, yaitu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini dapat di tandai dengan
“menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada usia
saat terjadi pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial
bagi anak. Hal ini sebagai akibat dari ketidak matangan sosial dan kognitif
(daya pikir) mereka dihubungkan dengan perkembangan fisik yang lebih
awal (Hurlock, 2005). Seperti hadist berikut:
Artinya:
Pentingnya pengetahuan remaja tentang perubahan fisik karena masa
remaja merupakan masa stress full karena ada perubahan fisik dan biologis
serta perubahan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses
penyesuaian diri dari remaja. Ketidaktahuan remaja mengenai perubahan
yang terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dan dapat
menimbulkan rasa cemas dan malu. Mereka akan bertanya-tanya apakah
perubahan itu suatu hal yang normal, apakah semua orang mengalaminya
dan apa yang harus mereka lakukan dengan perubahan tersebut (BKKBN,
2010). Meningkatnya minat remaja pada masalah yang pernah terjadi pada
dirinya, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai
perubahan yang dialami. Hal tersebut akan menimbulkan sikap dan
perilaku yang beresiko apabila remaja mendapatkan informasi tentang
kesehatan reprodusi yang tidak tepat (Depkes RI, 2010).
Remaja yang tidak mempunyai pengetahuan cukup atau informasi
yang jelas tentang perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang akan
menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa lain, dan bingung. Terlihat
ketika remaja ini mengalami perubahan yang paling dasar yaitu perubahan
fisik. Konsekuensi dari perkembangan fisik ini akan lebih kompleks pada
remaja putri. Salah satunya perubahan berat dan bentuk tubuh yang
terkadang mengganggu geraknya bila ingin terlihat menarik di depan
lawan jenisnya (Gunarsa, 2006). Pengetahuan juga merupakan salah satu
komponen dalam pembentukkan sikap seseorang, dengan pengetahuan
yang salah. Dampaknya jika remaja mempunyai pengetahuan tentang
pubertas yang tidak memadai maka akan membuat remaja cenderung
bersikap negatif tentang seksualitas (Ali dan Asrori, 2009). Hasil
penelitian Fitri, dkk (2012) menyebutkan bahwa remaja putri cenderung
memiliki tingkat stres yang lebih tinggi terutama masalah fisik (tubuh).
Menurut Irawan (2010) sikap yang ditunjukan oleh remaja putri yaitu
mereka merasa malu dengan perubahan yang terjadi seperti perubahan
payudara, haid pertama, bertambahnya berat badan, adanya jerawat yang
membuat mereka kurang percaya diri. Papalia dan Old (2001) mengatakan
perubahan yang terjadi saat remaja terletak pada perubahan sikap, perilaku
dan pertumbuhan fisiknya dimana pada saat remaja mudah sekali
dipengaruhi faktor dari luar dirinya seperti keluarga, lingkungan,
pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. Pada masa remaja terjadi
perubahan fisik dimana terjadi perbedaan pertumbuhan fisik antara
laki-laki dan perempuan, yaitu terletak pada organ reproduksinya, dimana akan
diproduksi hormon yang berbeda. Penampilan yang berbeda serta bentuk
tubuh akan berbeda akibat berkembangnya seks sekunder (Depkes RI,
2007).
Orang tua sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan
tentang masalah dan perubahan pada saat masa pubertas. Cara
menyampaikannya tentu harus dengan penjelasan yang sederhana sesuai
dengan pemahaman anak-anak. Penyampain yang baik kepada anak-anak,
alami anak-anak akan mengerti setiap perubahan yang terjadi didalam
dirinya. Hal yang penting supaya anak tidak merasa kaget, malu, gelisah,
cemas, dan tertekan. Sehingga anak memahami apa yang sedang terjadi
pada dirinya. Orang tua memegang peran, posisi dan sentral yang penting
bagi tumbuh kembang anak-anaknya. Baik buruknya seorang anak pada
perkembanganya, terutama pada masa remaja terlebih di masa era saat ini
adalah karena peran dari orang tua (Yusi, 2007).
Peran orang tua sangatlah penting untuk mengatasi masalah-masalah
yang akan timbul pada anaknya dan peran orang tua sangatlah besar dalam
memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh
anak-anak mereka. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih dari satu
jawaban dan alternatif supaya remaja bisa berpikir lebih jauh dan memilih
yang terbaik. Hal ini akan membawa remaja ke hal-hal yang yang positif
seperti menunjukkan bahwa dia memiliki kompetensi-kompetensi.
Sebaliknya jika orang tua tidak mampu memberikan penjelasan dengan
bijak dan bersikap kaku akan membuat remaja tambah bingung. Remaja
tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orang tua dan nilai yang
dianutnya. Hal ini bisa menjadi berbahaya jika lingkungan baru anak
memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang
diberikan oleh orang tua. Hal ini akan menimbulkan konflik baik berakar
dari egositas anak yang memang sedang tinggi-tingginya maupun ketidak
sabaran dan kekurang pahaman orang tua akan perubahan-perubahan anak.
setiap anak punya tugas atau target yang perlu dicapai pada setiap tahap
perkembangan. Selain nature (faktor gen atau keturunan), aspek nurture
seperti pendidikan luar dan adaptasi juga berperan penting (Bisono, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP N 2
Gamping, penulis memberikan pertanyaan pada remaja kelas VII dan VIII
berusia 13-14 tahun yang sudah menarche yang tinggal bersama orang tua
masing-masing. Dari 15 siswa mengetahui pengertian masa pubertas,
tetapi tidak mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada saat masa
pubertas. Hanya 5 siswa yang mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada saat masa pubertas, kebanyakan dari mereka hanya
mengetahui perubahan fisik dan emosioanal. Hasil wawancara dan angket
dari sekolah tersebut didapatkan bahwa orang tua juga kurang berperan
dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada anaknya pada saat masa
pubertas. Melihat pentingnya masalah yang ada tersebut sehubungan
dengan tingkat pengetahuan, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan
Remaja Tentang Pubertas di SMP N 2 Gamping.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “Apakah ada Hubungan Peran Orang Tua
dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-Perubahan Masa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan pengetahuan
remaja putri tentang perubahan-perubahan masa pubertas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui peran orang tua terhadap remaja putri tentang
perubahan-perubahan masa pubertas.
b. Mengetahui pengetahuan remaja putri tentang
perubahan-perubahan masa pubertas.
c. Mengetahui hubungan peran orang tua dengan
perubahan-perubahan masa pubertas pada remaja putri.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi dan menambah
pengetahuan bagi remaja putri tentang perubahan pada saat masa
pubertas.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kurikulum dalam
pendidikan keperawatan tentang hubungan peran orang tua dengan
pengetahuan remaja putri tentang perubahan-perubahan masa
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Menambah wahana bacaan dan wawasan bagi para pembaca dan
penelitian tentang Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas.
4. Bagi peneliti lain
Sebagai sumber referensi dan meningkatkan pengetahuan mengenai
Peran Orang Tua Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Perubahan Masa Pubertas.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Materi
Lingkup materi pada penelitian ini adalah tentang Hubungan
Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Perubahan-perubahan Masa Pubertas, karena peran orang tua
sangatlah penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
mempersiapkan remaja tentang perubahan masa pubertas dengan
alasan jika orang tua tidak berperan langsung maka akan terjadi
gangguan pertumbuhan fisik, psikis maupun mental.
2. Lingkup responden
Responden pada penelitian ini adalah remaja putri di SMP N 2
Gamping yang memenuhi kriteria sudah mengalami menarche dan
3. Lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan
bulan April 2016 yaitu sesuai dengan time schedule dimulai dengan
kegiatan penentuan topik, pengumpulan data responden sampai
dengan laporan hasil penelitian.
4. Lingkup tempat
Penelitian di lakukan di SMP N 2 Gamping dengan pertimbangan
masih ada masalah orang tua yang tidak berperan tentang perubahan
pada masa pubertas remaja.
F. Penelitian Terkait
Penelitian oleh Dewi (2009) tentang Peran Orang Tua Dalam
Mendampingi Anak Masa Pubertas Di Desa Kedungjati Kecamatan
Sempor Kebumen. Menggunakan metode survey analitik dan
menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil yang diperoleh adalah
peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi pubertas yang
diteliti dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Respondan 69 hasilnya
76,67% mengetahui perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Sebanyak
52 responden (57,78%) mengerti perubahan yang terjadi pada masa
pubertas. Sebanyak 53 responden (58,89%) menganggap tidak perlu untuk
menjelaskan perubahan fisik yang terjadi pada masa puber kepada anak.
Anak dianggap akan tahu dengan sendirinya jika dewasa, dan sebanyak 56
responden (62,22%) tidak menyediakan buku-buku tentang perkembangan
metode observasional korelasi, dengan pendekatan waktu cross sectional,
tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling,
perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu penelitian, tempat, jumlah
sampel, pengambilan sampel.
Penelitian oleh Riska (2008) dengan judul Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks Dengan Perilaku Pubertas menggunakan metode survey
dengan pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional, yaitu
variabel-variabel yang diteliti (variabel bebas dan terikat). Populasi adalah
seluruh siswa di SMA Muh 6 Yogyakarta tahun 2008 jumlah 441 terdiri
dari 222 putra dan 188 putri terbagi dalam 12 kelas. Hasil yang diperoleh
bahwa sebagian besar responden mempunyai orang tua yang berperan
dalam pendidikan seksual dalam kategori cukup yaitu 115 responden
(48,13%). Responden paling sedikit adalah yang mempunyai orang tua
yang berperan dalam pendidikan seksual kategori baik yaitu 42 responden
(17,6%). Selanjutnya menunjukkan bahwa sebagian responden
mempunyai perilaku kategori cukup yaitu 156 responden (65,5%).
Responden paling sedikit adalah responden yang mempunyai kategori
kurang yaitu 12 responden (5,06%). Hasil pengujian dengan SPSS
didapatkan nilai koefisien korelasi kendal tau disimpulkan ada hubungan
antara peran orang tua dengan pendidikan seks dengan perilaku remaja di
SMP Muh 6 Yogyakarta tahun 2008. Persamaan dengan penelitian ini
waktu cross sectional. Perbedaan waktu penelitian, dan jumlah sampel
dan pengambilan sampel.
Penelitian oleh Danis Wulandari (2007), dari Stikes Aisyiah Surakarta,
“Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan pada Masa Pubertas di
Kelas XI SMA 1 Boyolali”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling (α
= 0,05) menggunakan metode kuesioner tertutup. Hasil penelitian
didapatkan tingkat pengetahuan perubahan pada masa pubertas, dalam
kategorik baik 7 responden (17,5%), dalam kategorik cukup baik 31
responden (77,5%), dan kategorik kurang baui 2 responden (5 %).
Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan yang sekarang yaitu lokasi
penelitian, cara pengambilan sampel dan ahsil penelitian. Persamaannya
yaitu jenis penelitian dan teknik pengumpulan data dengan jenis kuesioner
tertutup.
13 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui.
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia
diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Berdasarkan
pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2011). Perilaku adalah semua kegiatan
atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam (Wawan & Dewi, 2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan menyatakan.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan
meramalkan objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada
suatu kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam
komponen komponen, tepi masih dalam struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam batas keseluruhan yang baru.
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
merencanakan, meringkaskan dan menyesuaikan terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadap suatu
materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
c. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
pengisian angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur
kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatannya
(Arikunto, 2010).
Pertanyaan atau tes yang digunakan untuk pengukuran pengetahuan
yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan essay.
2) Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, betul salah
dan pertanyaan menjodohkan.
Dari kedua pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya
dengan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat
pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan dan
lebih cepat (Arikunto, 2010).
d. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan
Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam diri seorang adalah :
1) Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi
2) Usia
Menurut Nursalam (2003) semakin cukup usia dapat meningkatkan
kematangan, kekuatan dan daya tangkap seseorang dalam berfikir
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
3) Faktor lingkungan
Menurut Nursalam (2003) lingkungan merupakan suatu kondisi
yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
4) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Individu yang
berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi.
5) Ekonomi
Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi
kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan
keluarga status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.
6) Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang
berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar
7) Sumber Informasi
a) Pengertian Sumber Informasi
Sumber informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh
sumber (komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi
berupa peran atau informasi yang dikeluarkan oleh komunikator,
tetapi diharapkan agar seseorang secara positif untuk aktif melakukan
sesuatu, berupa prilaku atau tindakan (Notoatmodjo, 2007).
Sumber informasi juga mempengaruhi pengetahuan, baik dari
orang maupun media (Notoatmodjo, 2007).
b) Jenis-Jenis Sumber Informasi
i. Didapat secara langsung seperti: Keluarga atau orang tua, tenaga
kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat), dan Teman.
ii. Didapat secara tidak langsung:
(1) Media Cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain :
(a) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun
gambar.
(b) Leoplet adalah bentuk penyampaian pesan-pesan atau
informasi kesehatan melalui lembaran yang dilipat dalam
(c) Flyer (selebaran) adalah seperti leoplet tapi tidak dalam
bentuk lipatan.
(d) Flipchart (lembar timbal balik) adalah media
penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam
bentuk lembar timbal balik, biasanya dalam bentuk buku
dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan
dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau
informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
(e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah
yang membahas suatu masalah kesehatan.
(f) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/
informasi kesehatan yang ditempel di tembok, tempat
umum atau kenderaan.
(g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
(2) Media elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan
pesan-pesan atau informasi kesehatan yang jenisnya
berbeda-beda, antara lain : televisi, radio, video, slide, film strip.
(3) Media Papan
Papan (billboard) yang dipasangkan ditempat umum yang
berisikan pesan-pesan atau informasi kesehatan
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari Bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh ke arah kematangan, baik kematangan fisik, sosial maupun
psikologis (Soetjiningsih, 2007). Masa remaja adalah periode peralihan
dari masa anak-anak ke masa dewasa masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis (Widyastuti, dkk. 2009).
Batas usia remaja menurut menurut Monks (2006) adalah 12-21
tahun, dimana terbagi dalam 3 yaitu remaja awal 12 - 15 tahun, remaja
tengah 15 - 18 tahun, remaja akhir 18 – 21 tahun.Pada masa remaja
tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik)
secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan
kejiwaan (mental emosional) (Widyastuti dkk, 2009).
Tugas perkembangan remaja menurut Dinarti (2009) :
1) Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua
jenis kelamin
2) Mencapai peran sosial feminin atau maskulin
3) Meminta, memerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara
sosial
4) Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang
dewasa lain
6) Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga
7) Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
8) Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan
perilaku.
Jadi, remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki
masa dewasa.
b. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja (Hurlock, 2004) yaitu:
1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja
awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan
emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon
yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan
emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru
yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan
untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih
mandiri dan bertanggung jawab.
2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan
akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi
secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,
pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti
tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi
dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik
yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya
tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja
diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal
yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan
orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari
jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan
orang dewasa.
4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi
lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan
tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul
c. Perkembangan Masa Remaja
Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14 tahun) sampai
usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak-kanak menuju ke dewasa.
Masa ini hampir selalu, merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
orang tua. Perkembangan masa remaja sebagai berikut (Yudrik Jahja,
2014) :
1) Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat
menciptakan ketegangan dan perselisihan dan dapat menjauhkan dia
dari keluarganya.
2) Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya daripada ketika
masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak
remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan
bertentangan dengan perilaku dan kesenangan remaja.
3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik
pertumbuhan maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai
muncul dapat menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber
perasaan salah dan frustasi.
4) Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama
dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan dia susah
d. Faktor-faktor timbulnya masalah pada remaja
Faktor-faktor yang menimbulkan masalah pada remaja (Soetjiningsih,
2004):
1) Kurang terkendalinya rem-rem psikis oleh hati nurani dan tidak
berfungsinya atau lemahnya sistem pengontrolan diri oleh lembeknya
kemauan.
2) Kurang adanya pembentukan karakter.
3) Perasaan tidak mampu atau kecewa.
4) Ada yang berpendapat bahwa faktor munculnya masalah pada remaja
karena:
a) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri
seperti lemahnya iman dan prinsip atau pandangan hidup yang
salah.
b) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seperti:
lingkungan rumah, tetangga, sekolah, teman sebaya dan pergaulan.
e. Perubahan Fisik Pada Remaja
Pada saat memasuki pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna
sampai pubertas terakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini
terjadi pada semua remaja normal, yang membedakan hanyalah awal
mulainya. Mungkin ada remaja laki-laki yang sudah mulai tumbuh kumis
tipis, sementara yang lainnya belum mengalaminya. Perbedaan seperti itu
temannya masih bisa dianggap normal dan akan mengejar ketinggalan
pertumbuhan tersebut (Sarwono, 2011).
Tabel 1.1
Perubahan Fisik Remaja Putri
PERUBAHAN FISIK REMAJA USIA
Pertumbuhan payudara 7-13 tahun
Pertumbuhan rambut kemaluan 7-14 tahun Pertumbuhan badan /tubuh 9,5-14,5 tahun
Menarche 10-16,5 tahun
Pertumbuhan bulu ketiak 1-2 tahun
setelah tumbuhnya rambut pubis
Sumber : (Sarwono, 2011)
Pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun perempuan
adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan
tinggi badan terjadi sangat cepat. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki
dan perempuan adalah pada pertumbuhan pada organ reproduksi, dimana
diproduksi hormon yang berbeda, penampilan yang berbeda dan bentuk
tubuh yang berbeda (Sarwono, 2011).
Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun dan
paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-laki 2 tahun
lebih lambat mulainya. Pertumbuhan fisik perempuan dan laki-laki tidak
sejalan dengan perkembangan emosionalnya. Seorang remaja yang
sebaliknya yang bertubuh biasa saja mempunyai emosi yang lebih matang
( Sarwono, 2011).
Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi tiga faktor yaitu genetik, gizi,
dan variasi individu. Secara genetik orang tua yang tubuhnya tinggi,
punya anak yang tinggi juga. Faktor gizi juga sangat berpengaruh, remaja
dengan status gizi yang baik akan tumbuh lebih tinggi dibanding dengan
remaja dengan status gizi yang kurang (Depkes RI, 2007).
f. Karakteristik Remaja
Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Masa remaja awal
Masa remaja awal yaitu umur 10-13 tahun. Yang ciri-cirinya
sebagai berikut :
(a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada
meningkatnya kesadaran diri.
(b) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan
lingkungannya.
(c) Teman lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan
dengan mode teman sebayanya.
2) Masa remaja tengah
Masa remaja tengah yaitu umur 14-16 tahun yang ciri-cirinya
(a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar dan
lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
(b) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak
berpacaran tetapi tidak menjerumus serius.
(c) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas
berdampak ingin banyak menghabiskan waktu bersama
teman-teman.
3) Masa remaja akhir
Masa remaja akhir yaitu umur 17-19 tahun yang ciri-cirinya
sebagai berikut :
(a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik
maupun agama.
(b) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis
berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak
menyita waktu.
(c) Merasa sebagai orang yang dewasa berdampak cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.
3. Pubertas a. Pengertian
Pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang (Soetjiningsih, 2004). Menurut Santrock (2003) pubertas adalah
perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi hormonal yang
terutama terjadi pada masa remaja awal. Pada wanita pubertas terjadi
diantara usia 8 - 14 tahun sedangkan laki-laki terjadi pada usia antara 9 -
14 tahun (NHS Choices dalam Margaret Perry, 2012).
b. Tahapan Masa Pubertas
Al-Mighwar (2006) menjelaskan masa pubertas terjadi secara
bertahap, yaitu:
1) Tahap Prapubertas (9 - 10 tahun)
Pada tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau
dua terakhir masa kanak –kanak, yaitu periode sekitar 2 tahun
sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan
fisik yang menandakan kematangan seksual. Pada masa ini dianggap
sebagai ”prapubertas”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan
tidak pula seorang remaja. Tahap ini, ciri - ciri seks sekunder mulai
tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara
sempurna.
2) Tahap Puber (12 - 15 tahun)
Pada tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis
antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tahap ini, kriteria
kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid
berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi dalam
organ - organ seks.
3) Tahap Pasca Puber (17 - 18 tahun)
Tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua pada masa
remaja. Tahap ini ciri - ciri seks sekunder sudah berkembang dengan
baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang. Hal ini
merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika
pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya
terbentuk dengan cukup baik.
c. Perubahan Pada Masa Pubertas
Masa pubertas adalah masa dimulainya berbagai perubahan baik biologis, psikologis maupun psikososial. Perubahan biologis meliputi
perubahan primer dan perubahan sekunder disebut juga perubahan fisik.
1) Perubahan primer
Perubahan kelamin primer dimulai dengan berfungsinya
organ-organ genitalia yang ada. Pada perempuan ditandai dengan menarche
atau haid pertama kali (Soetjiningsih, 2007). Secara normal menarche
berlangsung kurang lebih pada usia 11-16 tahun (Zein, 2005).
Pubertas dikatakan telat atau tertunda apabila tanda-tanda pubertas
pada seorang perempuan muncul pada usia 13 tahun (Argente dalam
Perry, 2012). Begitupula dengan pubertas yang begitu dini yaitu
bahwa seorang perempuan pubertas dini apabila terjadi dibawah usia
8 tahun dan biasanya pada usia 6 - 8 tahun (Kaplowitz dalam Perry,
2012).
2) Perubahan sekunder (Perubahan fisik)
Menurut Marshall dan Tanner dalam Perry (2012) perubahan
fisik pada perempuan yaitu berfokus pada perkembangan payudara,
pertumbuhan rambut pubis, berat badan, pertumbuhan, massa tulang,
perubahan emosional serta menstruasi. Sedangkan menurut BKKBN
(2009) perubahan kelamin sekunder pada perempuan ditandai dengan
payudara yang membesar, pinggul yang mulai melebar, dada
membesar, tinggi dan berat badan yang bertambah secara cukup
cepat, kulit dan rambut berminyak dan kadang - kadang tumbuh
jerawat, mulai tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan, lebih
banyak berkeringat dan keringat mulai mengeluarkan bau, suaranya
menjadi halus (BKKBN, 2009). Penjelasan mengenai perubahan fisik
yang terjadi pada remaja putri sebagai berikut :
(a) Payudara
Perkembangan payudara merupakan tanda awal bahwa seorang
perempuan memasuki pubertas (University of Maryland Medical
Center dalam Perry, 2012). Perkembangan kuncup payudara
bias pula lebih dini pada usia 8 tahun (Jaiyesimi dalam Perry,
2012).
(b) Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di
bawah kulit (Sarwono, 2005).
(c) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang
pori-pori bertambah besar. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
menjadi lebih aktif. Sumbatan di kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat (Sarwono, 2005).
(d) Rambut
Pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak terjadi segera
setelah perkembangan payudara namun pada beberapa anak
perempuan (15 - 20%) pertumbuhan rambut ini bias menjadi
tanda pubertas yang pertama (Jiyesimi dalam Perry, 2012).
(e) Menstruasi
Awal menstruasi biasanya terjadi 2-4 tahun setelah kuncup
payudara tampak dan rambut kemaluan tumbuh jarang-jarang
(Stang dan Story dalam Perry, 2012). Usia menarche biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sosial ekonomi dan
kebiasaan olahraga (Karapanou hipotalamus dan Papadimitriou
dalam Perry, 2012). Pada perempuan yang sehat awal menstruasi
terjadi karena pelepasan GRH dari yang akan menstimulasi
kelenjar pituitary yang akan menghasilkan FSH dan LH.
Ovarium kemudian menstimulasi produksi estrogen dan
progesterone. Estrogen kemudian mengaktifasi penebalan
dinding endometrium (fase proliferasi) hingga mencapai
setengah dari siklus menstruasi dengan tujuan untuk persiapan
jika ada embrio yang terfertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi
maka terjadilah menstruasi (Chandran dalam Perry, 2012).
(f) Berat Badan dan Bentuk Tubuh
Pubertas adalah saat yang signifikan dimana terjadi pertambahan
berat badan (Rogol et al dalam Perry, 2012). Selain itu bentuk
tubuh akan berubah selama pubertas. Pada perempuan pinggul
akan lebih lebar dan sedikit menggangu dengan perkembangan
bentuk tubuh akibat timbunan lemak pada daerah bokong, perut,
pinggul dan paha.(Chandran dalam Perry, 2012).
(g) Pertumbuhan
Pertumbuhan terlihat lebih cepat saat fase prapubertas.pada
perempuan terjadi lebih awal namun tidak pada laki - laki (Rogol
et al dalam Perry, 2012). Pertambahan tinggi perempuan
(Stang dan Story dalam Perry, 2012).
(h) Massa Tulang
Pada separuh dari massa tulang pada orang dewasa sudah terjadi
selama masa remaja (Stang dan Story dalam Perry, 2012).
Olahraga yang teratur dan diet yang cukup memberikan
pengaruh yang positif. Sedangkan, konsumsi minuman karbonat
yang tinggi, merokok dan alkohol memberikan pengaruh yang
negative dan dapat mempengaruhi puncak massa tulang (Perez
Lopez dalam Perry, 2012).
(i) Suara
Suara menjadi lebih lembut dan semakin merdu. Suara serak dan
suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan (Sarwono,
2005).
3) Perubahan Psikososial
Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap
bentuk tubuhnya dan mencoba membandingkan dengan teman-teman
sebaya. Jika perubahan tidak berlangsung secara lancar maka
berpengaruh terhadap perkembangan psikis dan emosi anak, bahkan
terkadang timbul ansietas, terutama pada anak perempuan bila tidak
Perubahan psikososial pada remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu
remaja awal (early adolescent), pertengahan (middle adolescent), dan
akhir (late adolescent). Periode pertama disebut remaja awal atau
early adolescent, terjadi pada usia usia 12-14 tahun. Pada masa
remaja awal anak-anak terpapar pada perubahan tubuh yang cepat,
adanya akselerasi pertumbuhan, dan perubahan komposisi tubuh
disertai awal pertumbuhan seks sekunder. Karakteristik periode
remaja awal ditandai oleh terjadinya perubahan-perubahan sempurna.
Perubahan psikososial yang ditemui antara lain (Sari Pediatri, 2010):
(a) Identitas diri menjadi lebih kuat
(b) Mampu memikirkan ide
(c) Mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata
(d) Lebih menghargai orang lain
(e) Lebih konsisten terhadap minatnya
(f) Bangga dengan hasil yang dicapai
(g) Selera humor lebih berkembang
(h) Emosi lebih stabil
Pada fase remaja akhir lebih memperhatikan masa depan,
termasuk peran yang diinginkan nantinya. Mulai serius dalam
berhubungan dengan lawan jenis, dan mulai dapat menerima tradisi
d. Masalah Kesehatan Seksualitas Remaja
1) Hubungan dengan Pacar
Persoalan yang mewarnai hubungan dengan pacar yaitu, masalah
kekerasan oleh pacar, tekanan untuk melakukan hubungan seksual,
pacar cemburuan, pacar berselingkuh dan bagai mana menghadapi
pacar yang pemarah. Tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai
tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu pihak merasa
terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan
pasangannya.
2) Hubungan Seksual Sebelum Nikah
Cara para remaja berpacaran saat ini melakukan ciuman bibir,
raba-raba daerah sensitif, saling menggesekkan alat kelamin (petting)
sampai ada pula yang melakukan senggama. Pada perkembangan
zaman saat ini juga mmpengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran
para remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan
remaja pada beberapa tahun yang lalu seperti berciuman dan
bercumbu, kini sudah dianggap biasa.
3) Penyakit Menular Seksual
Hubungan seksual sebelum menikah juga beresiko terkena
penyakit menular seksual seperti, sifilis, gonorhoe (kencing nanah),
4) Masturbasi
Keadaan ini mencerminkan bahwa sebagian besar remaja
memerlukan masturbasi untuk menyalurkan hasrat seksual.
5) Jerawat dan bau badan
Keadaan ini mreupakan mala petaka bagi remaja, karena
mengganggu penampilan mereka sehingga dapat menimbulkan rasa
rendah diri dalam pergaulan.
6) Keputihan pada remaja putri
Sebagian remaja putri malu untuk berobat karena harus
membicarakan dan periksa alat kelaminnya, sehingga mereka
mencoba untuk mengobati dirinya sendiri dengan jalan bertanya
kepada orang yang tidak paham.
7) Keperawanan
Ternyata baik di kota manapun di pedesaan hal ini masih
dianggap sebagai syarat wanita baik-baik.
e. Ciri-ciri Pubertas
Ciri-ciri Pubertas yaitu, (Sarlito, 2010)
1) Masa puber adalah periode tumpang tindih
Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena
mencakup tahun terakhir masa kanak-kanak dan tahun masa remaja.