• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Dwi Rani Ratnasari

20120320190

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Dwi Rani Ratnasari

20120320190

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KTI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING

Disusun oleh:

Dwi Rani Ratnasari 20120320190

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 10 Juni 2016

Dosen Pembimbing

Yuni Astuti, M. Kep., Ns., Sp. Kep. Mat

NIK: 19870617201504173186

Dosen Penguji

Dewi Puspita, S.Kp., M. Sc

NIP: 197711042005012001

Mengetahui

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sri Sumaryani, Ns., M. Kep., Sp. Mat

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dwi Rani Ratnasari

NIM : 20120320190

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

benar–benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir

Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Agustus 2016

Yang membuat pernyataan,

Dwi Rani Ratnasari

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN “Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna)

kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu

Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan

melainkan orang- orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 269)

Puji syukur alhamdulillah atas terselesaikannya karya tulis ilmiah ini peneliti persembahkan kepada orang-orang yang selalu menginspirasi dan memotivasi dalam perjalanan hidup dan masa-masa kuliah. Tiada ada kata yang lebih pantas selain kata alhamdulillah dan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua yang membantu dan mendukung penulisan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih peneliti ucapkan kepada, Sang

Maha Pencipta Allah SWT, Alhamdulillah telah memberikan kemudahan dalam melaksanakan penelitian ini.

Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman kejahilan dan menuju zaman yang penuh dengan peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Ayahanda (Sukatman) dan Ibunda (Sri Wahyuningsih) tercinta yang telah mencucurkan keringat dan mencurahkan kasih sayang, dukungan dan semangat serta doa restu sehingga kuliah yang peneliti jalani terselesaikan dan berjalan dengan lancar. Bangga

memiliki orang tua seperti beliau, seorang ibu yang selalu mendidik dari berbagai hal, berkorban dalam segala hal, dan seorang Ayah yang selalu berjuang untuk memenuhi semua

kebutuhan anak-anaknya. Terima kasih telah mengasuh, mengasah, dan memberikan kasih sayang selama 22 tahun ini sehingga bisa merasakan indahnya dunia pendidikan ini dalam

suka duka beliau selalu ada.

Ibu Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan tiada hentinya memotivasi sehingga karya tulis ini bisa terselesaikan.

Kakak Devi Nur Cahaynati dan adik Nadya Saltsa Putri Ferennika yang selalu memberikan semangat dalam kuliah dan bantuan dalam penyusunan karya tulis ini.

Keponakan tante tersayang Syakira Fsihanza Purbo, semoga menjadi hamba Allah SWT yang sholeh, sholehah dan berilmu sayang. Amin...

Mas Galih Laksono yang selalu menemani dari SMA sampai saat ini yang senantiasa ada untuk memberikan dukungan, melantunkan doa serta mengusahakan segala macam bantuan terkait penyelesaian Skripsi ini. Terima kasih atas semua yang telah dilakukan, terima kasih telah senantiasa menguatkan di kala penulis terpuruk dan sempat merasa tidak

(6)

v

Sahabat-sahabatku Meidila Putri, Sely Marisa, Dessy Hapsari, Dea Prastika Hapsari, dan Ulfah Safitri terima kasih atas segala ukiran hati bertemakan persahabatan yang tulus

murni sepanjang masa pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan sejak awal hingga terselesainya pendidikan. Terima kasih atas segala canda, tawa dan tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa. Terimakasih atas rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah. Jalinan persahabatan ini semoga Allah jaga hingga ke Surga.

Teman-temanku Azzam, Bella, Hafida, Tiffany, Ahid, Shandy, Sari dan Linda yang dulu pernah satu bimbingan dan harus terpisah, terima kasih atas bantuan, doa, nasehat,

hiburan, dan ejekan kalian buat aku, sukses terus buat kalian semua.

Dulgemuk Family Galih Laksono, Kak Gia, Brian, Galih Basir, Tesa Adult, dan Wawan , tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama

selama merantau di kota pelajar dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.

Teman-teman satu bimbingan Meidila putri, Affin, Seli F, dan Laely semangat terus untuk kita dan semoga kita menjadi yang terbaik..

Keluarga besar PSIK 2012 yang selalu memberikan semangat dan kenangan manis dalam perkuliahan, semoga bisa kompak selalu.

Si putih beat AE 6888 YD terima kasih telah menemaniku selama kuliah di Yogyakarta dari panas sampai hujan, dari jalan lurus, berkelok, dan naik.

Semua yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu terima kasih atas segenap doa dan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini.

(7)

vi

MOTTO HIDUP

“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah SWT”

”Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain), dan berharaplah kepada Tuhanmu”

(Q.S. Al Insyiroh: 6-8)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Sesunggunya bersama Kesulitan Ada Kemudahan”

(Q.S. Asy- Syarh 94: 5-6)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah ~Thomas

Alva Edison

If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve

never done. Success is a journey, not a destination

Mustahil adalah bagi mereka yang tidak pernah mencoba ~ Jim Goodwin

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna ~ Einstein

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua ~ Aristoteles Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan ~ Chairul

Tanjung

Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan

anak-anak cerdas ~ Dian Sastrowardoyo

(8)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan salawat atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta

keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas di SMP N 2 GAMPING”.

Teriring rasa syukur penulis yang begitu besar, karena akhirnya penulis

mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammdiyah Yogyakarta.

2. Ibu Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep,.Sp.Mat., HNC selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing yang penuh

dengan kesabaran, kelembutan dan pengorbanan sehingga beliau mampu

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Ferika Indarwati, S.Kep, Ns.,M.Ng selaku dosen pembimbing sebelumnya

(9)

vi

5. Dosen penguji Ibu Dewi Puspita, S.Kp. M. Sc yang telah meluangkan waktu

untuk menguji dan memberi arahan kepada penulis dalam penyelesaian karya

tulis ilmiah ini.

6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

7. Responden penelitian ini yaitu siswi-siwi SMP N 2 Gamping beserta guru dan

wali murid.

8. Teman-teman PSIK 2012 seangkatan yang selalu memberikan semangat dan

dukungan yang besar dalam menyelesaikan karya tulis ini.

9. Teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah memiliki kekurangan, mengingat

keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum, wr.wb.

Yogyakarta, Agustus 2016

Penulis

(10)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN KTI... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv a. Pengertian Pengetahuan ... 13

b. Tingkat Pengetahuan ... 14

c. Pengukuran Pengetahuan ... 15

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 16

2. Remaja a. Pengertian Remaja ... 20

b. Ciri-ciri Remaja ... 21

c. Perkembangan Masa Remaja ... 23

d. Faktor-faktor timbulnya masalah pada remaja ... 24

e. Perubahan Fisik Pada Remaja ... 24

f. Karakteristik Remaja ... 26

3. Pubertas a. Pengertian Pubertas ... 27

(11)

viii

c. Perubahan pada Masa Pubertas ... 29

d. Masalah Kesehatan Seksualitas Remaja ... 35

e. Ciri-ciri Pubertas ... 36

4. Peran Orang Tua a. Pengertian Peran Orang Tua ... 37

b. Macam-macam Peran Orang Tua... 39

c. Upaya Orang Tua dalam Mempersiapkan Masa Pubertas ... 43

d. Hubungan Peran Orang Tua ... 46

B. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ... 51

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54

D. Variabel Penelitian ... 54

E. Hubungan Antar Variabel ... 56

F. Definisi Operasional... 57

G. Instrumen Penelitian... 57

H. Teknik Pengumpulan Data ... 61

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65

J. Metode Pengolahan dan Metode Analisa Data ... 66

K. Prosedur Penelitian... 69

L. Etika Penelitian ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 73

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perubahan Fisik Remaja Putri ... 25

Tabel 3.1 Data Jumlah Sampel Tiap Kelas... 53

Tabel 3.2 Definisi Operasional... 57

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Perubahan Remaja Putri Tentang Masa Pubertas 59 Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Peran Orang Tua ... 60

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai r Validitas ... 62

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r Reliabilitas ... 64

Tabel 4.1 Deskripsi Frekuensi Peran Orangtua... 74

Tabel 4.2 Deskripsi Frekuensi Pengetahuan Remaja ... 75

Tabel 4.3 Crosstab ... 76

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

(14)

xi

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

SDKI – R : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia – Remaja SKRRI : Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia SMP N : Sekolah Menengah Pertama Negeri

(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Studi Pendahuluan Lampiran 2 : Surat Uji Validitas

Lampiran 3 : Surat Keterangan kelayakan Etika Penelitian Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 : Badan Perencaaan Pembangunan Daerah Lampiran 6 : Kantor Kesatuan Bangsa

Lampiran 7 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 8 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 9 : Kuesioner Perubahan Masa Pubertas Lampiran 10 : Kuesioner Peran Orang Tua

(16)

xiii

Dwi Rani Ratnasari. (2016).Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas di SMP N 2 Gamping. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogayakarta.

Pembimbing: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat

INTISARI

Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa (BKKBN, 2004). Perubahan yang paling mencolok adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak tahu terhadap perubahan tersebut yang menyebabkan mereka cemas dan malu (Istiqomah, 2010). Salah satu untuk mengurangi kecemasan pada remaja saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru di sekolah untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi perubahan pada masa - masa remaja (Dariyo, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan pengetahuan remaja putri tentang perubahan-perubahan masa pubertas di SMP N 2 Gamping.

Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling, dengan jumlah sampel 136 remaja putri, berusia 12-15 tahun yang sudah menstruasi maupun yang belum menstruasi sedangkan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data dalam peenlitian ini menggunaka Spearman’s Rho.

Sebanyak 66 orang (48,5%) memilik peran orang tua dalam kategori baik dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 orang (50,7%). Hasil Analisa data menunjukkan p value 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dengan koefisien korelasi r sebesar 0,959.

Terdapat Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas Di SMP N 2 Gamping

(17)

xiv

Dwi Rani Ratnasari. (2016). Relations of Parents role with adolescen Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping. Scientific papers, nursing courses, Muhammadiyah University Of Yogyakarta.

Advisor: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat

ABSTRACT

Adolescence is a transition period of life individual in this phase adolescence have change from children to adulthood (BKKBN, 2004). Most striking change at adolescent is physical change. Physical change that happened represent natural process, but often times adolescent ihnorance to the change make them worry and shame. (Istiqomah, 2010). The ways to reduce anxiety in adolescents when they facing puberty takes the role of parents and teachers in their school to provide correct information about their changes in the future-adolescence. One of them is required the provision of information about the understanding of the physical changes of puberty (Dariyo, 2004). The purpose of this Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping

The study used quantitative correlational research. The sampling using stratified random sampling, with total sample 136 girls, with age 12-15 years who have menstruating or have not menstruating, the instrument of research using questionnaires. Analysis of the data in this research using the Spearman’s Rho. The results as many as 66 people (48,5%) has the role of parents in both categories and respondents who have a good level of knowledge as many as 69 people (50,7%). Results Data analysis showed 0,000 p value less than 0.05 (p <0.05) with the coefficient correlation of 0,959.

The conclusion of this There have Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping

(18)
(19)

Pembimbing: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat

INTISARI

Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa (BKKBN, 2004). Perubahan yang paling mencolok adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak tahu terhadap perubahan tersebut yang menyebabkan mereka cemas dan malu (Istiqomah, 2010). Salah satu untuk mengurangi kecemasan pada remaja saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru di sekolah untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi perubahan pada masa - masa remaja (Dariyo, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan pengetahuan remaja putri tentang perubahan-perubahan masa pubertas di SMP N 2 Gamping.

Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling, dengan jumlah sampel 136 remaja putri, berusia 12-15 tahun yang sudah menstruasi maupun yang belum menstruasi sedangkan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data dalam peenlitian ini menggunaka Spearman’s Rho.

Sebanyak 66 orang (48,5%) memilik peran orang tua dalam kategori baik dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 orang (50,7%). Hasil Analisa data menunjukkan p value 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dengan koefisien korelasi r sebesar 0,959.

Terdapat Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas Di SMP N 2 Gamping

(20)

Advisor: Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat

ABSTRACT

Adolescence is a transition period of life individual in this phase adolescence have change from children to adulthood (BKKBN, 2004). Most striking change at adolescent is physical change. Physical change that happened represent natural process, but often times adolescent ihnorance to the change make them worry and shame. (Istiqomah, 2010). The ways to reduce anxiety in adolescents when they facing puberty takes the role of parents and teachers in their school to provide correct information about their changes in the future-adolescence. One of them is required the provision of information about the understanding of the physical changes of puberty (Dariyo, 2004). The purpose of this Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping

The study used quantitative correlational research. The sampling using stratified random sampling, with total sample 136 girls, with age 12-15 years who have menstruating or have not menstruating, the instrument of research using questionnaires. Analysis of the data in this research using the Spearman’s Rho. The results as many as 66 people (48,5%) has the role of parents in both categories and respondents who have a good level of knowledge as many as 69 people (50,7%). Results Data analysis showed 0,000 p value less than 0.05 (p <0.05) with the coefficient correlation of 0,959.

The conclusion of this There have Relations of Parents role with adolescent Knowledge About Puberty changes in SMPN 2 Gamping

(21)

1 A. Latar Belakang

Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air.

Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja.

Mereka adalah calon generasi penerus dan akan menjadi orang tua bagi

generasi berikutnya (Jameela, 2010).

Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada

fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

(BKKBN, 2004). Masa remaja merupakan fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa remaja digambarkan

dengan remaja yang ingin mencari identitas dirinya dan lepas dari

ketergantungan dengan orang tuanya, menuju pribadi yang mandiri

(Gunarsa, 2006). Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak

ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua masa

kehidupan (Pardede, 2008). Perubahan yang paling mencolok adalah

perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak

tahu terhadap perubahan tersebut yang menyebabkan mereka cemas dan

malu (Istiqomah, 2010). Cara untuk mengurangi kecemasan pada remaja

saat menghadapi masa pubertas diperlukan peran orang tua maupun guru

di sekolah untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi

(22)

pemberian informasi tentang pengertian perubahan fisik masa puber

(Dariyo, 2004).

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja putri terjadi karena mulai

diproduksinya hormon-hormon seksual yang mempengaruhi pertumbuhan

serta perkembangan sistem reproduksi yang terkadang ditandai dengan

pembesaran payudara (Soetjiningsih, 2007). Perubahan yang paling

terlihat jelas pada remaja putri di antaranya payudara, panggul dan paha,

tumbuh rambut dibagian ketiak dan sekitar alat kelamin, bertambahnya

berat badan dan tinggi badan, pertumbuhan tulang dan otot serta

kematangan organ seksual sehingga mengalami menstruasi (Sarwono,

2005).

Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) (2007)

menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri usia 12-19 tahun tentang

tanda pubertas mengenai pertumbuhan rambut pada sekitar kemaluan dan

ketiak sebanyak 17,3%, sebanyak 53,5% remaja putri mengetahui bahwa

pertumbuhan dada, 5,2% remaja putri mengetahui bahwa meningkatnya

gairah seksual merupakan tanda pubertas pada wanita, sebanyak 75,4%

remaja putri mengetahui bahwa haid merupakan tanda pubertas pada

wanita, dan sebanyak 13,5% remaja putri tidak tahu apapun tentang tanda

pubertas pada wanita.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah

tahun 2010 di Semarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi

(23)

cukup, sedangkan 19,50% pengetahuannya baik. Kesehatan Indonesia

Remaja (SDKI-R) menyebutkan 13,3% remaja putri tidak tahu sama sekali

mengenai perubahan fisiknya saat puber. Bahkan hampir separuh (47,9%)

remaja putri tidak mengetahui waktu puber (BKKBN, 2012).

Masa remaja awal berada pada masa puber, yaitu tahap dalam

perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai

kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini dapat di tandai dengan

“menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada usia

saat terjadi pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial

bagi anak. Hal ini sebagai akibat dari ketidak matangan sosial dan kognitif

(daya pikir) mereka dihubungkan dengan perkembangan fisik yang lebih

awal (Hurlock, 2005). Seperti hadist berikut:

Artinya:

(24)

Pentingnya pengetahuan remaja tentang perubahan fisik karena masa

remaja merupakan masa stress full karena ada perubahan fisik dan biologis

serta perubahan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses

penyesuaian diri dari remaja. Ketidaktahuan remaja mengenai perubahan

yang terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dan dapat

menimbulkan rasa cemas dan malu. Mereka akan bertanya-tanya apakah

perubahan itu suatu hal yang normal, apakah semua orang mengalaminya

dan apa yang harus mereka lakukan dengan perubahan tersebut (BKKBN,

2010). Meningkatnya minat remaja pada masalah yang pernah terjadi pada

dirinya, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai

perubahan yang dialami. Hal tersebut akan menimbulkan sikap dan

perilaku yang beresiko apabila remaja mendapatkan informasi tentang

kesehatan reprodusi yang tidak tepat (Depkes RI, 2010).

Remaja yang tidak mempunyai pengetahuan cukup atau informasi

yang jelas tentang perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang akan

menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa lain, dan bingung. Terlihat

ketika remaja ini mengalami perubahan yang paling dasar yaitu perubahan

fisik. Konsekuensi dari perkembangan fisik ini akan lebih kompleks pada

remaja putri. Salah satunya perubahan berat dan bentuk tubuh yang

terkadang mengganggu geraknya bila ingin terlihat menarik di depan

lawan jenisnya (Gunarsa, 2006). Pengetahuan juga merupakan salah satu

komponen dalam pembentukkan sikap seseorang, dengan pengetahuan

(25)

yang salah. Dampaknya jika remaja mempunyai pengetahuan tentang

pubertas yang tidak memadai maka akan membuat remaja cenderung

bersikap negatif tentang seksualitas (Ali dan Asrori, 2009). Hasil

penelitian Fitri, dkk (2012) menyebutkan bahwa remaja putri cenderung

memiliki tingkat stres yang lebih tinggi terutama masalah fisik (tubuh).

Menurut Irawan (2010) sikap yang ditunjukan oleh remaja putri yaitu

mereka merasa malu dengan perubahan yang terjadi seperti perubahan

payudara, haid pertama, bertambahnya berat badan, adanya jerawat yang

membuat mereka kurang percaya diri. Papalia dan Old (2001) mengatakan

perubahan yang terjadi saat remaja terletak pada perubahan sikap, perilaku

dan pertumbuhan fisiknya dimana pada saat remaja mudah sekali

dipengaruhi faktor dari luar dirinya seperti keluarga, lingkungan,

pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. Pada masa remaja terjadi

perubahan fisik dimana terjadi perbedaan pertumbuhan fisik antara

laki-laki dan perempuan, yaitu terletak pada organ reproduksinya, dimana akan

diproduksi hormon yang berbeda. Penampilan yang berbeda serta bentuk

tubuh akan berbeda akibat berkembangnya seks sekunder (Depkes RI,

2007).

Orang tua sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan

tentang masalah dan perubahan pada saat masa pubertas. Cara

menyampaikannya tentu harus dengan penjelasan yang sederhana sesuai

dengan pemahaman anak-anak. Penyampain yang baik kepada anak-anak,

(26)

alami anak-anak akan mengerti setiap perubahan yang terjadi didalam

dirinya. Hal yang penting supaya anak tidak merasa kaget, malu, gelisah,

cemas, dan tertekan. Sehingga anak memahami apa yang sedang terjadi

pada dirinya. Orang tua memegang peran, posisi dan sentral yang penting

bagi tumbuh kembang anak-anaknya. Baik buruknya seorang anak pada

perkembanganya, terutama pada masa remaja terlebih di masa era saat ini

adalah karena peran dari orang tua (Yusi, 2007).

Peran orang tua sangatlah penting untuk mengatasi masalah-masalah

yang akan timbul pada anaknya dan peran orang tua sangatlah besar dalam

memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh

anak-anak mereka. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih dari satu

jawaban dan alternatif supaya remaja bisa berpikir lebih jauh dan memilih

yang terbaik. Hal ini akan membawa remaja ke hal-hal yang yang positif

seperti menunjukkan bahwa dia memiliki kompetensi-kompetensi.

Sebaliknya jika orang tua tidak mampu memberikan penjelasan dengan

bijak dan bersikap kaku akan membuat remaja tambah bingung. Remaja

tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orang tua dan nilai yang

dianutnya. Hal ini bisa menjadi berbahaya jika lingkungan baru anak

memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang

diberikan oleh orang tua. Hal ini akan menimbulkan konflik baik berakar

dari egositas anak yang memang sedang tinggi-tingginya maupun ketidak

sabaran dan kekurang pahaman orang tua akan perubahan-perubahan anak.

(27)

setiap anak punya tugas atau target yang perlu dicapai pada setiap tahap

perkembangan. Selain nature (faktor gen atau keturunan), aspek nurture

seperti pendidikan luar dan adaptasi juga berperan penting (Bisono, 2009).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP N 2

Gamping, penulis memberikan pertanyaan pada remaja kelas VII dan VIII

berusia 13-14 tahun yang sudah menarche yang tinggal bersama orang tua

masing-masing. Dari 15 siswa mengetahui pengertian masa pubertas,

tetapi tidak mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada saat masa

pubertas. Hanya 5 siswa yang mengetahui perubahan-perubahan yang

terjadi pada saat masa pubertas, kebanyakan dari mereka hanya

mengetahui perubahan fisik dan emosioanal. Hasil wawancara dan angket

dari sekolah tersebut didapatkan bahwa orang tua juga kurang berperan

dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada anaknya pada saat masa

pubertas. Melihat pentingnya masalah yang ada tersebut sehubungan

dengan tingkat pengetahuan, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan

Remaja Tentang Pubertas di SMP N 2 Gamping.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “Apakah ada Hubungan Peran Orang Tua

dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan-Perubahan Masa

(28)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan pengetahuan

remaja putri tentang perubahan-perubahan masa pubertas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui peran orang tua terhadap remaja putri tentang

perubahan-perubahan masa pubertas.

b. Mengetahui pengetahuan remaja putri tentang

perubahan-perubahan masa pubertas.

c. Mengetahui hubungan peran orang tua dengan

perubahan-perubahan masa pubertas pada remaja putri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi dan menambah

pengetahuan bagi remaja putri tentang perubahan pada saat masa

pubertas.

2. Bagi Ilmu Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kurikulum dalam

pendidikan keperawatan tentang hubungan peran orang tua dengan

pengetahuan remaja putri tentang perubahan-perubahan masa

(29)

3. Bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menambah wahana bacaan dan wawasan bagi para pembaca dan

penelitian tentang Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja

Putri Tentang Perubahan-perubahan Masa Pubertas.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai sumber referensi dan meningkatkan pengetahuan mengenai

Peran Orang Tua Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Perubahan Masa Pubertas.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi

Lingkup materi pada penelitian ini adalah tentang Hubungan

Peran Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Perubahan-perubahan Masa Pubertas, karena peran orang tua

sangatlah penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam

mempersiapkan remaja tentang perubahan masa pubertas dengan

alasan jika orang tua tidak berperan langsung maka akan terjadi

gangguan pertumbuhan fisik, psikis maupun mental.

2. Lingkup responden

Responden pada penelitian ini adalah remaja putri di SMP N 2

Gamping yang memenuhi kriteria sudah mengalami menarche dan

(30)

3. Lingkup waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan

bulan April 2016 yaitu sesuai dengan time schedule dimulai dengan

kegiatan penentuan topik, pengumpulan data responden sampai

dengan laporan hasil penelitian.

4. Lingkup tempat

Penelitian di lakukan di SMP N 2 Gamping dengan pertimbangan

masih ada masalah orang tua yang tidak berperan tentang perubahan

pada masa pubertas remaja.

F. Penelitian Terkait

Penelitian oleh Dewi (2009) tentang Peran Orang Tua Dalam

Mendampingi Anak Masa Pubertas Di Desa Kedungjati Kecamatan

Sempor Kebumen. Menggunakan metode survey analitik dan

menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil yang diperoleh adalah

peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi pubertas yang

diteliti dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Respondan 69 hasilnya

76,67% mengetahui perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Sebanyak

52 responden (57,78%) mengerti perubahan yang terjadi pada masa

pubertas. Sebanyak 53 responden (58,89%) menganggap tidak perlu untuk

menjelaskan perubahan fisik yang terjadi pada masa puber kepada anak.

Anak dianggap akan tahu dengan sendirinya jika dewasa, dan sebanyak 56

responden (62,22%) tidak menyediakan buku-buku tentang perkembangan

(31)

metode observasional korelasi, dengan pendekatan waktu cross sectional,

tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling,

perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu penelitian, tempat, jumlah

sampel, pengambilan sampel.

Penelitian oleh Riska (2008) dengan judul Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks Dengan Perilaku Pubertas menggunakan metode survey

dengan pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional, yaitu

variabel-variabel yang diteliti (variabel bebas dan terikat). Populasi adalah

seluruh siswa di SMA Muh 6 Yogyakarta tahun 2008 jumlah 441 terdiri

dari 222 putra dan 188 putri terbagi dalam 12 kelas. Hasil yang diperoleh

bahwa sebagian besar responden mempunyai orang tua yang berperan

dalam pendidikan seksual dalam kategori cukup yaitu 115 responden

(48,13%). Responden paling sedikit adalah yang mempunyai orang tua

yang berperan dalam pendidikan seksual kategori baik yaitu 42 responden

(17,6%). Selanjutnya menunjukkan bahwa sebagian responden

mempunyai perilaku kategori cukup yaitu 156 responden (65,5%).

Responden paling sedikit adalah responden yang mempunyai kategori

kurang yaitu 12 responden (5,06%). Hasil pengujian dengan SPSS

didapatkan nilai koefisien korelasi kendal tau disimpulkan ada hubungan

antara peran orang tua dengan pendidikan seks dengan perilaku remaja di

SMP Muh 6 Yogyakarta tahun 2008. Persamaan dengan penelitian ini

(32)

waktu cross sectional. Perbedaan waktu penelitian, dan jumlah sampel

dan pengambilan sampel.

Penelitian oleh Danis Wulandari (2007), dari Stikes Aisyiah Surakarta,

“Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan pada Masa Pubertas di

Kelas XI SMA 1 Boyolali”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling (α

= 0,05) menggunakan metode kuesioner tertutup. Hasil penelitian

didapatkan tingkat pengetahuan perubahan pada masa pubertas, dalam

kategorik baik 7 responden (17,5%), dalam kategorik cukup baik 31

responden (77,5%), dan kategorik kurang baui 2 responden (5 %).

Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan yang sekarang yaitu lokasi

penelitian, cara pengambilan sampel dan ahsil penelitian. Persamaannya

yaitu jenis penelitian dan teknik pengumpulan data dengan jenis kuesioner

tertutup.

(33)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui.

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia

diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Berdasarkan

pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2011). Perilaku adalah semua kegiatan

atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun

(34)

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam (Wawan & Dewi, 2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan menyatakan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan

meramalkan objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada

suatu kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

(35)

4) Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam

komponen komponen, tepi masih dalam struktur organisasi tersebut,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam batas keseluruhan yang baru.

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan dan menyesuaikan terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

pengisian angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur

(36)

kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatannya

(Arikunto, 2010).

Pertanyaan atau tes yang digunakan untuk pengukuran pengetahuan

yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1) Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan essay.

2) Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, betul salah

dan pertanyaan menjodohkan.

Dari kedua pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya

dengan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat

pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan dan

lebih cepat (Arikunto, 2010).

d. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam diri seorang adalah :

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi

(37)

2) Usia

Menurut Nursalam (2003) semakin cukup usia dapat meningkatkan

kematangan, kekuatan dan daya tangkap seseorang dalam berfikir

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

3) Faktor lingkungan

Menurut Nursalam (2003) lingkungan merupakan suatu kondisi

yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

4) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Individu yang

berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi.

5) Ekonomi

Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi

kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan

keluarga status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan

akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

6) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari

lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang

berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar

(38)

7) Sumber Informasi

a) Pengertian Sumber Informasi

Sumber informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh

sumber (komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi

berupa peran atau informasi yang dikeluarkan oleh komunikator,

tetapi diharapkan agar seseorang secara positif untuk aktif melakukan

sesuatu, berupa prilaku atau tindakan (Notoatmodjo, 2007).

Sumber informasi juga mempengaruhi pengetahuan, baik dari

orang maupun media (Notoatmodjo, 2007).

b) Jenis-Jenis Sumber Informasi

i. Didapat secara langsung seperti: Keluarga atau orang tua, tenaga

kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat), dan Teman.

ii. Didapat secara tidak langsung:

(1) Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain :

(a) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun

gambar.

(b) Leoplet adalah bentuk penyampaian pesan-pesan atau

informasi kesehatan melalui lembaran yang dilipat dalam

(39)

(c) Flyer (selebaran) adalah seperti leoplet tapi tidak dalam

bentuk lipatan.

(d) Flipchart (lembar timbal balik) adalah media

penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam

bentuk lembar timbal balik, biasanya dalam bentuk buku

dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan

dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau

informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

(e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah

yang membahas suatu masalah kesehatan.

(f) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/

informasi kesehatan yang ditempel di tembok, tempat

umum atau kenderaan.

(g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.

(2) Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan

pesan-pesan atau informasi kesehatan yang jenisnya

berbeda-beda, antara lain : televisi, radio, video, slide, film strip.

(3) Media Papan

Papan (billboard) yang dipasangkan ditempat umum yang

berisikan pesan-pesan atau informasi kesehatan

(40)

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari Bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh ke arah kematangan, baik kematangan fisik, sosial maupun

psikologis (Soetjiningsih, 2007). Masa remaja adalah periode peralihan

dari masa anak-anak ke masa dewasa masa transisi yang ditandai oleh

adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis (Widyastuti, dkk. 2009).

Batas usia remaja menurut menurut Monks (2006) adalah 12-21

tahun, dimana terbagi dalam 3 yaitu remaja awal 12 - 15 tahun, remaja

tengah 15 - 18 tahun, remaja akhir 18 – 21 tahun.Pada masa remaja

tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik)

secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan

kejiwaan (mental emosional) (Widyastuti dkk, 2009).

Tugas perkembangan remaja menurut Dinarti (2009) :

1) Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua

jenis kelamin

2) Mencapai peran sosial feminin atau maskulin

3) Meminta, memerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara

sosial

4) Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang

dewasa lain

(41)

6) Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga

7) Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif

8) Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan

perilaku.

Jadi, remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,

meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki

masa dewasa.

b. Ciri-ciri Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi

perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa

perubahan yang terjadi selama masa remaja (Hurlock, 2004) yaitu:

1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja

awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan

emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon

yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan

emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru

yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan

dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan

untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih

mandiri dan bertanggung jawab.

2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan

(42)

akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi

secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,

pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti

tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh

terhadap konsep diri remaja.

3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan

orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi

dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik

yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya

tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja

diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal

yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan

orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari

jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan

orang dewasa.

4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi

lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan

tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul

(43)

c. Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14 tahun) sampai

usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak-kanak menuju ke dewasa.

Masa ini hampir selalu, merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun

orang tua. Perkembangan masa remaja sebagai berikut (Yudrik Jahja,

2014) :

1) Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk

mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat

menciptakan ketegangan dan perselisihan dan dapat menjauhkan dia

dari keluarganya.

2) Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya daripada ketika

masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak

remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan

bertentangan dengan perilaku dan kesenangan remaja.

3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik

pertumbuhan maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai

muncul dapat menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber

perasaan salah dan frustasi.

4) Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama

dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan dia susah

(44)

d. Faktor-faktor timbulnya masalah pada remaja

Faktor-faktor yang menimbulkan masalah pada remaja (Soetjiningsih,

2004):

1) Kurang terkendalinya rem-rem psikis oleh hati nurani dan tidak

berfungsinya atau lemahnya sistem pengontrolan diri oleh lembeknya

kemauan.

2) Kurang adanya pembentukan karakter.

3) Perasaan tidak mampu atau kecewa.

4) Ada yang berpendapat bahwa faktor munculnya masalah pada remaja

karena:

a) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri

seperti lemahnya iman dan prinsip atau pandangan hidup yang

salah.

b) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seperti:

lingkungan rumah, tetangga, sekolah, teman sebaya dan pergaulan.

e. Perubahan Fisik Pada Remaja

Pada saat memasuki pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna

sampai pubertas terakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini

terjadi pada semua remaja normal, yang membedakan hanyalah awal

mulainya. Mungkin ada remaja laki-laki yang sudah mulai tumbuh kumis

tipis, sementara yang lainnya belum mengalaminya. Perbedaan seperti itu

(45)

temannya masih bisa dianggap normal dan akan mengejar ketinggalan

pertumbuhan tersebut (Sarwono, 2011).

Tabel 1.1

Perubahan Fisik Remaja Putri

PERUBAHAN FISIK REMAJA USIA

Pertumbuhan payudara 7-13 tahun

Pertumbuhan rambut kemaluan 7-14 tahun Pertumbuhan badan /tubuh 9,5-14,5 tahun

Menarche 10-16,5 tahun

Pertumbuhan bulu ketiak 1-2 tahun

setelah tumbuhnya rambut pubis

Sumber : (Sarwono, 2011)

Pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun perempuan

adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan

tinggi badan terjadi sangat cepat. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki

dan perempuan adalah pada pertumbuhan pada organ reproduksi, dimana

diproduksi hormon yang berbeda, penampilan yang berbeda dan bentuk

tubuh yang berbeda (Sarwono, 2011).

Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun dan

paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-laki 2 tahun

lebih lambat mulainya. Pertumbuhan fisik perempuan dan laki-laki tidak

sejalan dengan perkembangan emosionalnya. Seorang remaja yang

(46)

sebaliknya yang bertubuh biasa saja mempunyai emosi yang lebih matang

( Sarwono, 2011).

Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi tiga faktor yaitu genetik, gizi,

dan variasi individu. Secara genetik orang tua yang tubuhnya tinggi,

punya anak yang tinggi juga. Faktor gizi juga sangat berpengaruh, remaja

dengan status gizi yang baik akan tumbuh lebih tinggi dibanding dengan

remaja dengan status gizi yang kurang (Depkes RI, 2007).

f. Karakteristik Remaja

Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibedakan menjadi 3 yaitu :

1) Masa remaja awal

Masa remaja awal yaitu umur 10-13 tahun. Yang ciri-cirinya

sebagai berikut :

(a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada

meningkatnya kesadaran diri.

(b) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.

(c) Teman lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan

dengan mode teman sebayanya.

2) Masa remaja tengah

Masa remaja tengah yaitu umur 14-16 tahun yang ciri-cirinya

(47)

(a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar dan

lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

(b) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak

berpacaran tetapi tidak menjerumus serius.

(c) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas

berdampak ingin banyak menghabiskan waktu bersama

teman-teman.

3) Masa remaja akhir

Masa remaja akhir yaitu umur 17-19 tahun yang ciri-cirinya

sebagai berikut :

(a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik

maupun agama.

(b) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis

berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak

menyita waktu.

(c) Merasa sebagai orang yang dewasa berdampak cenderung

mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.

3. Pubertas a. Pengertian

Pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang (Soetjiningsih, 2004). Menurut Santrock (2003) pubertas adalah

(48)

perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi hormonal yang

terutama terjadi pada masa remaja awal. Pada wanita pubertas terjadi

diantara usia 8 - 14 tahun sedangkan laki-laki terjadi pada usia antara 9 -

14 tahun (NHS Choices dalam Margaret Perry, 2012).

b. Tahapan Masa Pubertas

Al-Mighwar (2006) menjelaskan masa pubertas terjadi secara

bertahap, yaitu:

1) Tahap Prapubertas (9 - 10 tahun)

Pada tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau

dua terakhir masa kanak –kanak, yaitu periode sekitar 2 tahun

sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan

fisik yang menandakan kematangan seksual. Pada masa ini dianggap

sebagai ”prapubertas”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan

tidak pula seorang remaja. Tahap ini, ciri - ciri seks sekunder mulai

tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara

sempurna.

2) Tahap Puber (12 - 15 tahun)

Pada tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis

antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tahap ini, kriteria

kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid

(49)

berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi dalam

organ - organ seks.

3) Tahap Pasca Puber (17 - 18 tahun)

Tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua pada masa

remaja. Tahap ini ciri - ciri seks sekunder sudah berkembang dengan

baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang. Hal ini

merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika

pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya

terbentuk dengan cukup baik.

c. Perubahan Pada Masa Pubertas

Masa pubertas adalah masa dimulainya berbagai perubahan baik biologis, psikologis maupun psikososial. Perubahan biologis meliputi

perubahan primer dan perubahan sekunder disebut juga perubahan fisik.

1) Perubahan primer

Perubahan kelamin primer dimulai dengan berfungsinya

organ-organ genitalia yang ada. Pada perempuan ditandai dengan menarche

atau haid pertama kali (Soetjiningsih, 2007). Secara normal menarche

berlangsung kurang lebih pada usia 11-16 tahun (Zein, 2005).

Pubertas dikatakan telat atau tertunda apabila tanda-tanda pubertas

pada seorang perempuan muncul pada usia 13 tahun (Argente dalam

Perry, 2012). Begitupula dengan pubertas yang begitu dini yaitu

(50)

bahwa seorang perempuan pubertas dini apabila terjadi dibawah usia

8 tahun dan biasanya pada usia 6 - 8 tahun (Kaplowitz dalam Perry,

2012).

2) Perubahan sekunder (Perubahan fisik)

Menurut Marshall dan Tanner dalam Perry (2012) perubahan

fisik pada perempuan yaitu berfokus pada perkembangan payudara,

pertumbuhan rambut pubis, berat badan, pertumbuhan, massa tulang,

perubahan emosional serta menstruasi. Sedangkan menurut BKKBN

(2009) perubahan kelamin sekunder pada perempuan ditandai dengan

payudara yang membesar, pinggul yang mulai melebar, dada

membesar, tinggi dan berat badan yang bertambah secara cukup

cepat, kulit dan rambut berminyak dan kadang - kadang tumbuh

jerawat, mulai tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan, lebih

banyak berkeringat dan keringat mulai mengeluarkan bau, suaranya

menjadi halus (BKKBN, 2009). Penjelasan mengenai perubahan fisik

yang terjadi pada remaja putri sebagai berikut :

(a) Payudara

Perkembangan payudara merupakan tanda awal bahwa seorang

perempuan memasuki pubertas (University of Maryland Medical

Center dalam Perry, 2012). Perkembangan kuncup payudara

(51)

bias pula lebih dini pada usia 8 tahun (Jaiyesimi dalam Perry,

2012).

(b) Pinggul

Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat

membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di

bawah kulit (Sarwono, 2005).

(c) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang

pori-pori bertambah besar. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

menjadi lebih aktif. Sumbatan di kelenjar lemak dapat

menyebabkan jerawat (Sarwono, 2005).

(d) Rambut

Pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak terjadi segera

setelah perkembangan payudara namun pada beberapa anak

perempuan (15 - 20%) pertumbuhan rambut ini bias menjadi

tanda pubertas yang pertama (Jiyesimi dalam Perry, 2012).

(e) Menstruasi

Awal menstruasi biasanya terjadi 2-4 tahun setelah kuncup

payudara tampak dan rambut kemaluan tumbuh jarang-jarang

(Stang dan Story dalam Perry, 2012). Usia menarche biasanya

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sosial ekonomi dan

(52)

kebiasaan olahraga (Karapanou hipotalamus dan Papadimitriou

dalam Perry, 2012). Pada perempuan yang sehat awal menstruasi

terjadi karena pelepasan GRH dari yang akan menstimulasi

kelenjar pituitary yang akan menghasilkan FSH dan LH.

Ovarium kemudian menstimulasi produksi estrogen dan

progesterone. Estrogen kemudian mengaktifasi penebalan

dinding endometrium (fase proliferasi) hingga mencapai

setengah dari siklus menstruasi dengan tujuan untuk persiapan

jika ada embrio yang terfertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi

maka terjadilah menstruasi (Chandran dalam Perry, 2012).

(f) Berat Badan dan Bentuk Tubuh

Pubertas adalah saat yang signifikan dimana terjadi pertambahan

berat badan (Rogol et al dalam Perry, 2012). Selain itu bentuk

tubuh akan berubah selama pubertas. Pada perempuan pinggul

akan lebih lebar dan sedikit menggangu dengan perkembangan

bentuk tubuh akibat timbunan lemak pada daerah bokong, perut,

pinggul dan paha.(Chandran dalam Perry, 2012).

(g) Pertumbuhan

Pertumbuhan terlihat lebih cepat saat fase prapubertas.pada

perempuan terjadi lebih awal namun tidak pada laki - laki (Rogol

et al dalam Perry, 2012). Pertambahan tinggi perempuan

(53)

(Stang dan Story dalam Perry, 2012).

(h) Massa Tulang

Pada separuh dari massa tulang pada orang dewasa sudah terjadi

selama masa remaja (Stang dan Story dalam Perry, 2012).

Olahraga yang teratur dan diet yang cukup memberikan

pengaruh yang positif. Sedangkan, konsumsi minuman karbonat

yang tinggi, merokok dan alkohol memberikan pengaruh yang

negative dan dapat mempengaruhi puncak massa tulang (Perez

Lopez dalam Perry, 2012).

(i) Suara

Suara menjadi lebih lembut dan semakin merdu. Suara serak dan

suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan (Sarwono,

2005).

3) Perubahan Psikososial

Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap

bentuk tubuhnya dan mencoba membandingkan dengan teman-teman

sebaya. Jika perubahan tidak berlangsung secara lancar maka

berpengaruh terhadap perkembangan psikis dan emosi anak, bahkan

terkadang timbul ansietas, terutama pada anak perempuan bila tidak

(54)

Perubahan psikososial pada remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu

remaja awal (early adolescent), pertengahan (middle adolescent), dan

akhir (late adolescent). Periode pertama disebut remaja awal atau

early adolescent, terjadi pada usia usia 12-14 tahun. Pada masa

remaja awal anak-anak terpapar pada perubahan tubuh yang cepat,

adanya akselerasi pertumbuhan, dan perubahan komposisi tubuh

disertai awal pertumbuhan seks sekunder. Karakteristik periode

remaja awal ditandai oleh terjadinya perubahan-perubahan sempurna.

Perubahan psikososial yang ditemui antara lain (Sari Pediatri, 2010):

(a) Identitas diri menjadi lebih kuat

(b) Mampu memikirkan ide

(c) Mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata

(d) Lebih menghargai orang lain

(e) Lebih konsisten terhadap minatnya

(f) Bangga dengan hasil yang dicapai

(g) Selera humor lebih berkembang

(h) Emosi lebih stabil

Pada fase remaja akhir lebih memperhatikan masa depan,

termasuk peran yang diinginkan nantinya. Mulai serius dalam

berhubungan dengan lawan jenis, dan mulai dapat menerima tradisi

(55)

d. Masalah Kesehatan Seksualitas Remaja

1) Hubungan dengan Pacar

Persoalan yang mewarnai hubungan dengan pacar yaitu, masalah

kekerasan oleh pacar, tekanan untuk melakukan hubungan seksual,

pacar cemburuan, pacar berselingkuh dan bagai mana menghadapi

pacar yang pemarah. Tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai

tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu pihak merasa

terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan

pasangannya.

2) Hubungan Seksual Sebelum Nikah

Cara para remaja berpacaran saat ini melakukan ciuman bibir,

raba-raba daerah sensitif, saling menggesekkan alat kelamin (petting)

sampai ada pula yang melakukan senggama. Pada perkembangan

zaman saat ini juga mmpengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran

para remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan

remaja pada beberapa tahun yang lalu seperti berciuman dan

bercumbu, kini sudah dianggap biasa.

3) Penyakit Menular Seksual

Hubungan seksual sebelum menikah juga beresiko terkena

penyakit menular seksual seperti, sifilis, gonorhoe (kencing nanah),

(56)

4) Masturbasi

Keadaan ini mencerminkan bahwa sebagian besar remaja

memerlukan masturbasi untuk menyalurkan hasrat seksual.

5) Jerawat dan bau badan

Keadaan ini mreupakan mala petaka bagi remaja, karena

mengganggu penampilan mereka sehingga dapat menimbulkan rasa

rendah diri dalam pergaulan.

6) Keputihan pada remaja putri

Sebagian remaja putri malu untuk berobat karena harus

membicarakan dan periksa alat kelaminnya, sehingga mereka

mencoba untuk mengobati dirinya sendiri dengan jalan bertanya

kepada orang yang tidak paham.

7) Keperawanan

Ternyata baik di kota manapun di pedesaan hal ini masih

dianggap sebagai syarat wanita baik-baik.

e. Ciri-ciri Pubertas

Ciri-ciri Pubertas yaitu, (Sarlito, 2010)

1) Masa puber adalah periode tumpang tindih

Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena

mencakup tahun terakhir masa kanak-kanak dan tahun masa remaja.

Gambar

(Gambar 2.1 Al-Mighwar, 2006; BKKBN, 2008; Depkes RI, 2007; Desmita, 2010; Monks, 2002;
Gambar 2.2
Gambar 3.1: Hubungan Antar Variabel Penelitian
Tabel 3.2: Definisi Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemaparan di atas maka hal ini penting untuk dilakukan penelitian tentang bagaimana hubungan peran Ibu dengan persiapan remaja menghadapi masa pubertas pada anak di SMP Negeri

Tujuan kedua yaitu Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menghasilkan dua tema yaitu dampak

Tujuan kedua yaitu Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menghasilkan dua tema yaitu dampak perubahan

Hasil analisis hubungan antara dukungan teman sebaya dengan kecemasan menghadapi masa pubertas remaja, diperoleh bahwa dari 33 responden yang mempunyai dukungan teman

Ketika seorang anak menanyakan banyak tentang pubertas sebagai orang tua harus menjawabnya dengan sabar dengan bahasa yang mudah dipahami.. Luangkan waktu membicarakan tentang

Pendidikan Orang Tua Dengan Pengetahuan Pubertas Remaja SMP Kabupaten Boyolali. Peran Orang Tua Terhadap Persepsi Remaja

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas Dengan Tingkat Stres. Infodatin Reproduksi

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kecemasan remaja putri usia pubertas dalam menghadapi