• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Konsinyasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Konsinyasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Konsinyasi

Pengertian Konsinyasi

Konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus – Harnanto adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu. Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).

Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang kepada komisioner, namun demikian “hak milik”atas barang yang bersangkutan tetap berada pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.

Terdapat perbedaan prinsipal antara transaksi penjualan dengan transaksi konsinyasi. Dalam transaksi penjualan hak milik atas barang berpindah kepada pembeli pada saat penyerahan barang. Di dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamat kepada komisioner tidak diikuti adanya hak milik atas barang yang bersangkutan.

Karakteristik dan Keuntungan Penjualan Konsinyasi

Karakteristk penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dengan transaksi penjualan yaitu :

a) Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak

milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).

b) Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak

boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.

c) Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya

(2)

d) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan

keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.

Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.

Alasan-alasan bagi pengamat untuk mengadakan perjanjian konsinyasi

 Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh

seorang produsen, pabrikan,atau distributor.

 Resiko-resiko tertentu dapat dihindari oleh pengamat.

 Mungkin pengamat ingin mendapatkan penjualan khusus dalam perdagangan barang

barangnya, terutama untuk ternak, hasil pertanian, dan lain-lain.

 Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamat, demikian

pula terhadap jumlah barang-barang yang siap dipasarkan dan stock barang-barang tersebut.

Alasan-alasan komisioner menerima perjanjian konsinyasi, antara lain:

 Komisioner dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan barang

barang tersebut atau keharusan menjual dengan rugi.

 Resiko rusaknya barang dan adanya fluktasi harga dapat dihindarkan.

 Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang-barang

konsinyasi yang di titipkan oleh pengamat.

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban berhubungan dengan perjanjian konsinyasi

Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan hubungan kerja sama antar kedua pihak. Selain ketentuan dalam perjanjian, ada juga ketentuan umum yang diatur oleh undang-undang (hukum) yang berlaku dalam dunia perdagangan, antara lain:

1. Tentang hak-hak komisioner

a) Komisioner berhak mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual

barang titipan tersebut, sesuai dengan jumnlah yang diatur dalam perjanjian diantara dua pihak. b) Dalam batasan-batasan tertentu biasanya kepada kuosioner diberikan hak untuk memberikan

jaminan terhadap kualitas barang yang dijualnya.

c) Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan

(3)

yang sejenis, mskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasn-pembatasn yang harus dinyatakan dalam perjanjian.

2. Tentang Kewajiban-kewajiban komisioner

a) Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak pengamat.

b) Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-barang milik pengamat

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian.

c) Mengelola secara terpisah baik dari segi phisik maupun administratip terhadap barang-barang

milik pengamat, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. d) Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, barang-barang yang berhasil

dijual dan barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.

Akuntansi untuk Penjualan Konsinyasi

 Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk pengamanat

1. Metode terpisah

Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi juga harus dipisahkan . Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Konsinyasi”. Rekening ini akan di debit dengan biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang konsinyasi. Jadi pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang Konsinyasi” adalah:

Pendebitan:

 Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim

 Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi

 Biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi yang dibayar oleh komisioner akan tetapi

ditanggung oleh pengamanat. Termasuk di dalam kelompok ini misalnya komisi, biaya perakitan dan sebagainya.

Pengkreditan

Pengkreditan terhadap rekening barang konsinyasi adalah hasil penjualan barang konsinyasi.

Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya mencakup 4 transaksi, yaitu: 1. Pengiriman barang konsinyasi

2. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi

3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner

4. Menerima pembayaran dari komisioner.

(4)

a. Pengiriman barang konsinyasi

Transaksi ini akan dicatat:

Barang konsinyasi xxx Persediaan xxx

b. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi

Transaksi ini akan dicatat:

Barang konsinyasi xxx

Kas xxx c. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner

Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu:

 Penjualan barang konsinyasi

 Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi

 Pembayaran yang akan diterima dari komisioner

Transaksi ini akan dicatat:

Piutang- komisioner xxx Barang konsinyasi xxx

Barang konsinyasi xxx d. Menerima pembayaran dari komisioner

Transaksi ini akan dicatat:

Kas xxx

Piutang- komisioner xxx Contoh:

Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain:

1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ

2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan

3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC

4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah:

1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok

barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00

3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp.

(5)

4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai

5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC

6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:

- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00

- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00

- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00

Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00 Jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah:

Transaksi 1

Transaksi ini dicatat:

Barang konsinyasi Rp. 30.000.000,00 Persediaan Rp. 30.000.000,00 Transaksi 2

Transaksi ini dicatat:

Barang konsinyasi Rp. 500.000,00 Kas Rp. 500.000,00 Transaksi 3

Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 4

Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 5

Transaksi ini dicatat:

Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00 Barang konsinyasi Rp. 7.200.000,00 Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00 Transaksi 6

Transaksi ini dicatat:

Kas Rp. 42.300.000,00 Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00 2. Metode tidak terpisah

Di dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler.

(6)

a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi

b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner

c. Menerima pembayaran dari komisioner

Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:

a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi

Transaksi ini akan dicatat:

Biaya transport xxx

Kas xxx b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner

Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu:

 Penjualan barang konsinyasi

 Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi

 Pembayaran yang akan diterima dari komisioner

Transaksi ini akan dicatat:

Piutang- komisioner xxx Biaya xxx

Penjualan xxx

Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat harus mencatat juga harga pokok penjualan.

c. Menerima pembayaran dari komisioner

Transaksi ini akan dicatat:

Kas xxx

Piutang- komisioner xxx Contoh:

Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain:

1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ

2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan

3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC

4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah:

1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok

(7)

3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp.

200.000,00

4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai

5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC

6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:

- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00

- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00

- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00

Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00 Jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah:

Transaksi 1

Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 2

Transaksi ini dicatat

Biaya transport Rp. 500.000,00 Kas Rp. 500.000,00 Transaksi 2

Transaksi ini dicatat:

Barang konsinyasi Rp. 500.000,00 Kas Rp. 500.000,00 Transaksi 3

Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 4

Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 5

Transaksi ini dicatat:

Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00 Biaya Rp. 7.700.000,00 Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00 Harga pokok penjualan Rp. 30.000.000,00 Persediaan Rp. 30.000.000,00 Transaksi 6

Transaksi ini dicatat:

(8)

 Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner

1. Metode terpisah

Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner juga harus dipisahkan . Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Komisi”. Rekening ini akan didebit dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisi dan dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisi. Jadi pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang Komisi” adalah:

Pendebitan

Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas:  Biaya perakitan

 Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat

Pengkreditan

Pengkreditan terhadap rekening barang komisi adalah hasil penjualan barang komisi. Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner hanya mencakup 4 transaksi, yaitu: 1. Membayar biaya angkut / perakitan

2. Menjual barang komisi

3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat

4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner

Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah: 1. Membayar biaya angkut / perakitan

Transaksi ini akan dicatat:

Barang komisi xxx

Kas xxx 2. Menjual barang komisi

Transaksi ini akan dicatat:

Kas xxx

Barang komisi xxx

3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat

Transaksi ini akan dicatat:

Barang komisi xxx

Utang pengamanat xxx

4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner

Transaksi ini akan dicatat:

(9)

Kas xxx

Saldo rekening “barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar laba rugi”

Contoh:

Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain:

1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ

2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan

3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC

4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah:

1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok

barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00

3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp.

200.000,00

4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai

5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC

6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:

- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00

- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00

- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00

Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00 Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:

Transaksi 1

Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 2

Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 3

Transaksi ini dicatat

Barang komisi Rp. 200.000,00 Kas Rp. 200.000,00 Transaksi 4

Transaksi ini dicatat:

(10)

Barang komisi Rp. 50.000.000,00 Transaksi 5

Transaksi ini dicatat:

Barang komisi Rp. 42.300.000,00 Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00 Transaksi 6

Transaksi ini dicatat:

Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00 Kas Rp. 42.300.000,00

2. Metode tidak terpisah

Di dalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan komisioner tidak dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang reguler.

Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner di dalam metode ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu:

1. Membayar biaya angkut / perakitan

2. Menjual barang komisi

3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner

Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah: 1. Membayar biaya angkut / perakitan

Transaksi ini akan dicatat:

Utang pengamanat xxx

Kas xxx 2. Menjual barang komisi

Transaksi ini akan dicatat:

Kas xxx

Penjualan xxx 3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat

Transaksi ini akan dicatat:

Utang pengamanat xxx

Kas xxx Contoh:

(11)

1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ

2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan

3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC

4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah:

1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok

barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00

3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp.

200.000,00

4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai

5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC

6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:

- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00

- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00

- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00

Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00 Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:

Transaksi 1

Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 2

Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 3

Transaksi ini dicatat

Utang pengamanat Rp. 200.000,00 Kas Rp. 200.000,00 Transaksi 4

Transaksi ini dicatat:

Kas Rp. 50.000.000,00 penjualan Rp. 50.000.000,00 dan

Harga pokok penjualan Rp. 42.500.000,00

Utang pengamanat Rp. 42.500.000,00 Transaksi 5

(12)

Transaksi ini dicatat:

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penyaluran dana kepada masyarakat dengan memberikan jasa kredit atau pembiayaan kepada Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). Dalam kegiatan operasionalnya

Seseorang dapat dikatakan memiliki Locus of Control Internal bila orang tersebut memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya dapat dikatakan memiliki Locus of

Pelaksanaan kegiatan KKN-BBM Ke 54 Universitas Airlangga di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk telah terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari

- Setelah beberapa saat (sesuka anda) cobalah menarik kedua tangan anda agar menjauh, tetapi jangan terlalu lebar. - Lalu pertemukan kembali kedua telapak tangan anda di depan

(1) Anggota Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b, c dan d Peraturan Daerah ini, diberhentikan sementara oleh

Dalam Protokol Tambahan I 1977 diatur mengenai tentara bayaran yang menyebutkan bahwa seorang tentara bayaran tidak berhak atas status kombatan atau tawanan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlumenetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Pelayanan Khusus kepada Masyarakat

Laporan kegiatan ini menyajikan rangkaian kegiatan siklus penjaminan mutu yang dilaksanakan UPMF dalam masa kerja dari 10 Januari 2020 sampai dengan 10 Januari 2021...