BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Perusahaan
Siaran radio di Indonesia pertama kali dikenal masyarakat sekitar tahun 1920 sejalan dengan perkembangan penjajahan Belanda di Indonesia saat itu. Belanda berhasi mendirikan pemancar radio telegraf di negeri Belanda, kemudian ditingkatkan menjadi radio telefoni. Lama kelamaan keinginan untuk menyelenggarakan radio pertama di Indonesia pada tanggal 16 Juni di Batavia dengan nama Bataviasche Radio Vereniging (BRV). Di kota-kota yang dianggap strategis secara politik maupun ekonomi seperti Bandung, Cirebon, Surabaya, dan Malang didirikan stasiun relay.
Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah militer
telepon, telegraf, pres dan lain-lain selain kurang cepat dan masalah 4eptem pemancarnya juga mudah terputus oleh pertempuran. Setelah beberapa pertemuan dengan pihak pemerintah, maka pada tanggal 11 September 1945, dilegasi sebuah ruang siap di gedung Radd Van Idie Penjoboan. Dalam rapat tersebut diambil beberapa keputusan dengan menetapkan tanggal 11 September 1945 ditetapkan sebagai hari berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI).
Dr. Abdul Rahman sebagai Pimpinan Umum RRI Delapan Studio yang ada (Jakarta, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang) sebagai Cabang Radio Republik Indonesia Pertama.
Pada pembangunan pertama pemerintah Indonesia, Malang juga ikut aktif untuk menunjang pembangunan, apalagi sejak zaman kemerdekaan dan satu bulan setelah itu, tepatnya 11 september 1945 lahirnya RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI), dan RRI Regional II Malang adalah salah satu bagian dari Radio Republik Indonesia yang keberadaanya memiliki sejarah yang HEROIK. Sejarah berdirinya RRI Regional II Malang ini terdiri dari empat 4 zaman yaitu :
a. Zaman Penjajahan Belanda
Goldberg (sekarang Jl. Basuki Rahmat/Kayutangan). NIROM dan GOLDBERG berdiri di kota Malang sekitar tahun 1936-1941.
b. Zaman Penjajahan Jepang
(Malang Hosokyokai) ketika Jepang berkuasa di Indonesia, setelah mengalahkan tentara belanda, juga menguasai stasiun radio dikota Malang. Dengan mendirikan pemancar radio dan membangun stasiun eks Belanda, yang terletak di Jl. Betek (sekarang Jl. Mayjen Pandjaitan). Dimasa pendudukan Jepang, radio yang dibangun dinamakan HOSOKYOKAI dipimpin oleh Inokawa, sedang pimpinan teknik adalah Mayda, siarannya adalah Ishikawa. Dari sinilah masa perjuangan Radio Republik Indonesia yang diberi nama siaran Radio Republik Indonesia. Dengan peralatan bekas pemerintah Jepang itulah siaran-siaran radio ini sangat membantu untuk perjuangan di kota Malang. Namun karena beberapa cobaan yang merupakan hambatan, menjadikan siaran radio ini tidak selancar yang diharapkan, terutama karena adanya Clash I dan Clash II oleh Belanda. c. RRI di zaman perjuangan Kemerdekaan
Setelah pecahnya Clash I dan Clash II yang dilancarkan pihak belanda 4eptem dikatakan RRI Malang mendapat satu tuntutan yaitu ikut
didirikan sebuah pesawat TB di kepanjen dengan kekuatan 60 Watt, akan tetapi tidak bertahan lama karena adanya gerakan bumi hangus sehingga harus pindah ke Blitar, dengan nama RRI cabang Malang di Blitar. Siarannya diadakan dengan gelombang 113 m, dengan panggilan YDO (Call Sign). Meskipun menggunakan pemancaran dan diesel yang kecil namun siarannya dapat ditangkap dengan baik, sehingga dapat mempengaruhi lawan, akibatnya stasiun RRI Malang dicari oleh pihak Belanda. d. RRI Malang Kembali Mengudara Sekitar Tahun 1962
Sekitar tahun 1962 dilakukan percobaan untuk mendirikan stasiun radio Malang atas bantuan dari PHB DAN VIII Brawijaya (Sekarang disebut HUB DAM V Brawijaya Malang) dengan sebuah pemancar RCA yang diperkuat dengan amplifier bermerek givson yang berkekuatan 60 Watt Output. Pada peringatan ulang tahun ke-18 Divisi Brawijaya Sojited di Jl. Crème 16 Malang. Setelah ulang tahun divisi usai maka pemerintah daerah Malang membentuk suatu panitia yang bertugas untuk mengambil alih dengan persetujuan divisi Brawijaya. Usaha ke pusat terus diperjuangkan sehingga akhirnya dengan surat Direktorat Radio dan Televisi tanggal 28 Desember 1963 nomor 1154/0.t/sec/1963 tentang radio RRI dan Televisi di kota Malang. Akhirnya pada bulan
nama RRI STUDIO MALANG oleh Kepala Stasiun RRI Surabaya.
e. RRI CABANG PRATAMA DI ERAREFORMASI Dalam era reformasi RRI Malang berubah menjadi Perjan RRI Cabang Pratama Malang dibawah
Departemen Keuangan, sesuai dengan SK nomor: 07/KEPDIRUT/2001, tanggal 20 April 2001. Sedangkan dalam pelaksanaan operasi sehari-hari, Lembaga Penyiaran Publik RRI Cabang Pratama Malang dipimpin ileh seorang kepala cabang dan dibantu oleh beberapa manager.
f. RRI BERUBAH DARI PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) MENJADI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP).
Dengan Terbitnya UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan peraturan pemerintah No.11 Tahun 2005 tanggal 18 Maret 2005 tentang penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Publik serta Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 2005 tanggal 18 maret 2005 tentang penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Publik, maka RRI secara keseluruhan berubah status menjadi LPP terhitung mulai tanggal 18 Maret 2005.
2.2 Visi dan Misi
Visi
1. Mewujudkan LPP RRI sebagai radio berjaringan Terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia.
1. Memberikan pelayanan informasi terpercaya yang dapat menjadi acuan dan sarana control social masyarakat dengan memperhhatikan kode etik jurnalistik/ kode etik penyiaran.
2. Mengembangkan siaran pendidikan untuk
mencerahkan, mencerdaskan dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam kerangka membangun karakter bangsa.
3. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di teengah arus globalisasi.
4. Menyelenggarakan program siaran berprespektif genderyang sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas.
5. Mempeerkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI.
6. Meningkat kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik Negara dan citra positif bangsa.
7. Meningkatkan partisipasi public dalam proses penyelenggaraan siaran mulai dari tahap
peerencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program siaran.
penyiaran serta mengefisienkan pengolahan
operasional maupun pemeliharaan perangkat teknik. 9. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif dan
efisien dengan system manajemen sumberdaya (SDM, keuangan, asset, informasi dan operasional) berbasis teknologi informasi dalam mewujudkan tata kelola yang baik (good corporate govermance).
10. Mempeerluas jejaring dan kerjasama dengan berbagi lembaga di dalam dan luar negeri yang saling
memperkuat dan menguntungkan.
11. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan asset Negara secara professional dan akuntabeel serta menggali sumber – sumber penerimaan lain untuk mendukung
operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.
2.3 Tri Setya RRI
Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan Negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan apapun dan dengan akibat apapun.
Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati rang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa.
bangsa dan keselamatan Negara, serta berpegangan pada jiwa proklamasi 17 agustus 1945.
[image:8.516.141.493.300.592.2]2.4 Struktur Organisasi