LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA
(STUDI KASUS PADA SKPD PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)
Petunjuk,
BapakIbuyangkami hormati, mohonkiranyaBapak IbuPejabatPengelola Anggaran/PenggunaBarang ;KepalaSKPD dan Bendaharamasing‐masing SKPD mengisi kuesioner dibawah ini sesuai dengankeadaan sebenarnya (Permendagri No. 13 Tahun 2006). Kuesioner ini disebarkan dalam rangkapenelitianskripsi bidang kajian Akuntansi SektorPublik Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
Berilahtanda( √ )padakolomyangtelahtersediadenganmemilihkeadaan yang sebenarnya.
Terdapat lima (5) pilihan yang semuanya merupakan jawaban yang benar.
5 = ( SS = Sangat Setuju)
4 = ( S = Setuju)
3 = ( N = Netral)
2 = ( TS = Tidak Setuju)
1 = (STS = Sangat Tidak Setuju)
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Data Responden
Nama
:……….
Nomor Responden :……...
Usia : 21 – 30 thn 31 – 40 thn 41 – 50 thn
70
Pendidikan Terakhir : Diploma Sarjana Pasca
Sarjana
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Y)
Sumber: Sari Nugraeni (2013)
P e r t a n y a a n S T S TS N S SS
1.
Implementasianggaranberbasis kinerja dapatmemperbaiki efektivitas program-programpada instansi anda.
2.
Implementasianggaran berbasiskinerja
dapatmemperbaiki pengambilan keputusan di instansi anda.
3.
Implementasianggaran berbasiskinerja dapatmengurangipelayanan
yangtumpangtindih di instansianda.
4.
Implementasianggaranberbasiskinerja dapatmeningkatkan koordinasiantara instansiandadengan legislatif (DPR).
5. Implementasianggaran berbasis
kinerjadapatmenghemat biayadi instansi anda.
6.
SUMBER DAYA MANUSIA (��)
Sumber: Singarimbun (2014)
No Pertanyaan STS TS N S SS
8. saya telah mengerti peran dan fungsi yang jelas dalam pengelolaan keuangan.
9.
Sebagai pegawai dinas ini sangat penting memahami struktur organisasi pada instansi tempat saya bekerja.
10. Saya menjalankan tugas sesuai dengan fungsi akuntansi yang sesungguhnya.
11. Saya bekerja berdasarkan pedoman mengenai proses akuntansi yang telah ada.
12.
Jika ada peraturan baru tentang akuntansi saya sebagai pegawai mendapatkan sosialisasi atau diklat.
13.
Saya telah mendapatkan pelatihan untuk dapat menunjang kemampuan bekerja di bidang akuntansi.
14. Saya memahami materi pelatihan yang diberikan.
15.
Materi pelatihan yang saya ikuti diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai fungsi pengelola keuangan.
16. Saya memiliki pengalaman untuk menjalankan tugas di bidang akuntansi.
17. Dalam pelaksanaan tugas selalu diselesaikan tepat waktu dan efektif.
18.
Saya sudah berpengalaman di bidang akuntansi, sehingga dapat membantu saya mengurangi kesalahan dalam bekerja.
19.
72 PENERAPAN TEKNOLOGI (��)
Sumber: Soimah (2014)
No Pertanyaan STS TS N S SS
31.
Saya sebagai pengelola keuangan/akuntansi telah menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas.
32.
Pengolahan data transaksi keuangan di instansi/lembaga tempat saya bekerja menggunakan software yang sesuai dengan peraturan.
33.
Laporan akuntansi yang disajikan oleh instansi/lembaga tempat saya bekerja
dihasilkan dari sistem informasi yang terstruktur.
34. Ditempat saya bekerja proses akuntansi dilakukan secara komputerisasi.
35.
Ditempat saya bekerja telah menerapkan penjadwalan pemeliharaan komputer secara teratur.
36.
Ditempat saya bekerja telah melaksanakan pendataan terhadap komputer yang telah usang tepat pada waktunya.
37.
Saya sebagai pengelola keuangan/akuntansi telah memanfaatkan jaringan internet diunit kerja sebagai penghubung dalam
KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN (��)
No. Pertanyaan STS TS N S SS
38. ParaPegawaimengetahuitentangmetodepenyusunan anggaranyangterbaikuntukSKPDnya
39.
Para Pegawai menyediakan informasi penting untuk membuat keputusan yang berdampak positif bagi SKPDnya
40.
Ketika mengerjakan pekerjaan, pegawai sulit untuk mengukur apakah keputusan yang dibuat berdampak positifuntukSKPDnya
41.
Unsur-unsur yang tidak masuk dalam pengendalian secara rutin,dapat mempengaruhikeputusan–keputusan yangdibuatpadaSKPDnya
42. Pegawaiyakintentangbagaimanabertindakyangbaik dalamSKPDnya
43.
Pegawai yakin tentang penyesuaian–penyesuain yang dibuat untuk menangani perubahan–perubahan yang terjadi.
44.
Pegawaidapat menyatakanbahwatindakan-tindakannya akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan sasaran anggaran.
45. Pegawaimengetahuibagaimanabekerjasesuaidengan informasiyangtersedia
46. Pegawai dapat mengetahui apa yang diharapkan masyarakatpadaSKPDnya
47.
Adanya Kesulitan bagi pegawai dalam menentukan apakah metode–metode yang digunakan mampu mencapaisasarananggaranpadaSKPDnya
48. Pegawai yakin bagaimana pekerjaan harus dilakukan denganbaik
53 4 5 5 4 5 5 5
33
54 5 4 4 3 3 3 4
26
55 3 5 5 3 3 4 3
26
56 5 3 5 3 4 4 4
28
57 4 4 5 3 4 4 3
27
58 4 5 5 5 5 3 5
32
59 5 5 5 5 4 5 5
34
60 4 5 5 5 5 3 5
32
61 5 5 5 5 4 5 5
34
62 5 5 3 5 5 5 5
33
63 5 5 4 5 4 4 5
32
64 4 5 5 5 5 3 5
32
65 5 5 5 4 5 5 5
34
66 5 4 5 4 4 4 5
82 No
Ketidakpastian Lingkungan (��)
36 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 44
37 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 39
38 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 39
39 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 39
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45
41 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 43
42 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43
43 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 46
44 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43
45 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 43
46 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 36
47 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 40
48 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 40
49 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 42
50 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 42
51 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 42
52 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 42
53 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 42
54 4 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 42
55 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 42
56 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 42
57 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 42
58 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 47
59 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 43
60 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 47
61 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43
62 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 43
63 5 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 43
64 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 47
65 2 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 41
84 No
86 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas
Uji Validitas Sumber Daya Manusia
Correlations
Hasil Uji Validitas Penerapan Teknologi
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
P1 Pearson Correlation 1 .421** .232 .118 .091 .274* .324** .547**
Sig. (2-tailed) .000 .061 .346 .470 .026 .008 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
P2 Pearson Correlation .421** 1 .453** .548** .411** .268* .326** .741**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .030 .008 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
P3 Pearson Correlation .232 .453** 1 .238 .259* .316** .176 .587**
Sig. (2-tailed) .061 .000 .054 .035 .010 .157 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
P4 Pearson Correlation .118 .548** .238 1 .538** .193 .497** .696**
Sig. (2-tailed) .346 .000 .054 .000 .121 .000 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
P5 Pearson Correlation .091 .411** .259* .538** 1 .267* .460** .682**
Sig. (2-tailed) .470 .001 .035 .000 .030 .000 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
P6 Pearson Correlation .274* .268* .316** .193 .267* 1 .131 .565**
Sig. (2-tailed) .026 .030 .010 .121 .030 .295 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
P7 Pearson Correlation .324** .326** .176 .497** .460** .131 1 .660**
Sig. (2-tailed) .008 .008 .157 .000 .000 .295 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
Total Pearson Correlation .547** .741** .587** .696** .682** .565** .660** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 66 66 66 66 66 66 66 66
88 Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan
Correlations
Hasil Uji Validitas Efektivitas Implementasi Anggaran
90 Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas Sumber Daya Manusia
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.914 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 43.70 37.722 .691 .907
P2 43.61 38.304 .466 .915
P3 43.86 37.627 .534 .912
P4 43.82 34.366 .784 .901
P5 43.88 32.047 .854 .897
P6 44.18 34.213 .828 .899
P7 44.14 34.273 .834 .898
P8 43.91 38.669 .476 .914
P9 44.21 33.985 .825 .899
P10 43.80 39.484 .477 .914
P11 44.12 35.554 .655 .907
Hasil Uji Reliabilitas Penerapan Teknologi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.753 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 25.29 8.024 .357 .747
P2 25.21 7.585 .638 .694
P3 25.33 7.918 .416 .734
P4 25.44 7.358 .548 .705
P5 25.53 7.361 .523 .710
P6 25.65 7.800 .358 .749
92 Hasil Uji Reliabilitas Ketidakpastian Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.646 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 38.20 6.038 .508 .572
P2 38.39 6.735 .362 .610
P3 38.42 7.448 .199 .641
P4 38.48 7.423 .222 .637
P5 38.12 7.062 .338 .616
P6 38.02 7.123 .299 .623
P7 38.23 7.101 .365 .613
P8 38.14 7.258 .210 .641
P9 38.24 7.417 .148 .654
P10 38.39 7.104 .261 .631
Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Implementasi Anggaran
Scale Variance if Item Deleted
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.21568064
Most Extreme Differences Absolute .083
Positive .083
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .674
Asymp. Sig. (2-tailed) .754
Lampiran 7 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.490 4.227 .352 .726
SDM .119 .052 .261 2.278 .026 .680 1.471
Penerapan Teknologi .115 .108 .122 1.063 .292 .679 1.473
Ketdakpastian Lingkungan .449 .113 .433 3.956 .000 .744 1.344
a. Dependent Variable: EIABK
96 Lampiran 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Ketdakpastian Lingkungan, SDM, Penerapan Teknologi
b. Dependent Variable: EIABK
Lampiran 10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Parsial (Uji T-test )
a. Dependent Variable: EIABK
Lampiran 11 Hasil Uji Simultan ( Uji F-test)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 259.263 3 86.421 16.791 .000a
Residual 319.101 62 5.147
Total 578.364 65
DAFTAR PUSTAKA
Achyani, Fatchan dan Cahya, Bayu Tri. 2011. Analisis Aspek Rasional dalam penganggaran Publik Terhadap Efektivitas Pengimplementasian Anggaran Berbasis Kinerja pada Pemerintah Kota Surakarta. Jurnal Maksimum. Vol.1 (1), pp.68-77.
Andayani, Wuryan. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing.
Ashari, Hasan dan Noor Cholis Madjid. (2013). Analisis Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (studi kasus pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan). Kajian Akademis BPPK 2013.
Asmadewa, I. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Implementasi AnggaranBerbasis Kinerja (Surveipada Pemerintah Pusat). Thesis UGM 2006. Unpublished.
Asrida. 2012. Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran pada Pemerintah Kabupaten Bireuen. Jurnal Kebangsaan. 1(1). 29-40.
Bakrie. 2015. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Anggaran Terhadap Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo.Jurnal IAIN Gorontalo Vol.11 Nomor 1 Juni 2015 Hal.167-184.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
BPKP. 2005. Kebijakan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tahun 2005. (www.bpkp.go.id)
Cahya, Tri Bayu. 2009. Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja: Ditinjau dari pengaruh sumber daya, informasi, orientasi tujuan dan pengukuran kinerja sebagai aspek rasional (survey pada Pemerintah Kota Surakarta). Tesis Fakultas Ekonomi Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta 2009.
Departemen Dalam Negeri. 2006 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Garrison, Nooren and Brewer. 2007. Akuntansi Managerial, Edisi 11. Graha Ilmu, Yogyakarta.
General Accounting Office. 2005. Performance Budgeting: Efforts to Restructures Budget to Better Align Resources with Performance. Washington D.C: GAO-05-117.
Gordon, L.A dan V.K. Narayana. 1984. “Management Accounting System Perceived Environmental Uncertaintly and Organization Stucture : An Empirical Investigation”. Accounting Organization and Society. Vol. 17, pp. 33-47.
Govindarajan, 1986, Impact of Participation in the Budgetary Process of Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency Perspektives. Decisio Sciences: 496 – 516.
Halim, A. dan F.L.Sihaloho. 2005. Pengaruh faktor-faktor rasional, politik dan kulturorganisasiterhadappemanfaataninformasikinerja instansi pemerintah daerah. SNAVII: 774-790.
Hessel, Nogi S. Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Izzaty, Khairina Nur. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Badan Pelayanan Umum (Studi pada BLU Universitas Diponegoro Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang 2011.
Julnes, Patria de Lancer dan Holzer, Marc. 2001. Promoting the Utilization of Performance Measures in Public Organizations, An Empirical Study of Factor Affecting Adaptation and Implementation. Public Administration Review. Vol. 61 (6), pp 693-701.
Ketetapan Anggaran ( Studi Empiris Di SKPD Pemerintah Provinsi Bali). Tesis Program Sarjana Universitas Udayana Denpasar 2013.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.
Meutia, Rita dan Nurfitriana. 2011. Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Pemerintah Aceh. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No.2, pp 93-107. Agustus 2011.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Minanda, Yilpipa. 2009. Pengaruh Sasaran, Komitmen Organisasi, Dan
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kesenjangan Anggaran Pemerintah Anggaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2009.
Melkers, Julia E dan Willougby, Katherine. 2001. Budgeters’ View of state Performance-Budgeting System: Distinctions across Branches.Public Administration Review. Vol. 61 (1), pp. 54-64.
Milliken, F. J., 1987, Three Types of Perceived Uncertainty about Environment: State, Effect, and Response Uncertainty. Academy of Management Review 12: 133 – 143.
Nawastri, Sabtari. 2015. Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efektifitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja ( Studi Kasus Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Gribogan ). Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang 2015.
Nalarreason, dkk 2014. Pengaruh Good Governance dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng. E-jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.2 No.1 Tahun 2014).
Ndraha, Taliziduhu. 1997. Budaya Pemerintahan dan Dampknaya Terhadap Pelayanan Masyarakat. Jakarta. Jurnal Ilmu Pemerintahan Edisi Ketiga
Pamungkas, Janti. 2009. Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta 2009.
Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah.
Permendagri 13 tahun 2006 pasal 10 adalah pejabat pengguna anggaran
Putri, Hijrah Lubis. 2009. Analisis Pengaruh Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dei Serdang. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan 2009.
Robinson, Marc and Jim Brumby. 2005. Does Performance Budgeting Work? An Analytical Review of the Empirical Literature. IMF Working Paper. WP/05/210.
Sabeni, Arifin. Ghozali, Imam, 2001. Pokok-pokok Akuntansi Pemerintahan, Edisi 4,Yogyakarta: BPFE.
Shah, Anwar dan Shen, Chunli. 2007. Citizen-Centric performance Budgeting at the local Level. Public Sector and Govermance and Acountability Series: Local Budgeting. World Bank.
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat
Sudana, I Putu, Muhammad Firdiansyah Adiwirya. 2015. Akuntabilitas, Transparansi Dan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya 11.2 (2015): 611-628.
Suci Lestari, Fitri, 2013. Peranan Kinerja Keuangan Terhadap Besarnya Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi Universitas Jember 2013.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara Undang-Undang nomoe 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara.
Utomo, Warsito. 2007. Administrasi Publik Baru di Indonesia. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Willoughby,K.G.danJ.E.Melkers.2000.Implementing PBB(Performance BasedBudgeting):Confilcting ViewsofSucces.PublicBudgetingand Finance. Vol 20. 105-120.
_______.2001.Budgeter’sViewsof State
PerformanceBasedBudgetingSystems.
32 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif kasual. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. “Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumber penelitian” (Umar 2003). Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dirancang untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia, akuntabilitas, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. “Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas”. Sekaran (2006).
Metode survei dipilih untuk melakukan penelitian ini dengan cara studi lapangan melalui penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer. Dalam mengumpulkan data tersebut, langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu : 1) Memberikan kuesioner kepada seluruh anggota populasi
2) Memberikan waktu selama lebih kurang satu minggu kepada anggota populasi untuk mempelajari kuesioner.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasidalampenelitianiniadalah SatuanKerja PerangkatDaerah PemerintahKabupaten Deli Serdang.Dimana SatuanKerja PerangkatDaerahmerupakan perangkatdaerahpada pemerintah daerah selakupenggunaanggaran.
Sampelyang digunakanadalahpejabatpenggunaanggarandimanapejabat penggunaanggaranmerupakanpejabatyang mempunyaikewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugaspokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerahyangdipimpinnya. Dari penjeleasan di atas peneliti mengambil sampel yaitu Ketua pelaksana, Sekretaris dan Bendahara di setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Untukpengambilansampelini,peneliti menggunakanmetodepurposive atau lebih tepatnya dengan judgement sampling untuk memilih anggota sampelnya(responden).Beberapakriteriayang melandasipemilihanresponden adalah bahwa responden tersebut terlibat dalam perencanaan penyusunan anggaran,pengukurankinerja dandalampengambilankeputusananggaranserta yang nantinyamengembalikan kuisioner. DalamPermendagri 13tahun 2006 pasal10 adalah pejabat pengguna anggaran adalah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerahataupejabatyang diberikan kewenanganataspenggunaananggaran.
3.3.Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional 3.3.1. Pengukuran Variabel
34 terikat Sugiyono”, (2007). Penelitian ini menggunakan 4 variabel yang terdiri dari 1 variabel dependen(efektivitasimplementasianggaranberbasiskinerja) dan3variabel independen (sumberdaya manusia, penerapan teknologi, dan ketidakpastian lingkungan). Semua variabeldalampenelitianinidiukur denganmenggunakanskala likertdengan5 (lima)skala poin.
3.3.2. Definisi Operasional
3.3.2.1.Efektivitas implementasianggaran berbasis kinerja (Y) “Efektivitasimplementasianggaranberbasiskinerja
adalahtahap penggunaankinerja dalamprosespenganggaranuntukmemberikandampakpada
tingkathasilprogramyang ditetapkan”Asmadewa, (2006).Sistem anggaran berbasiskinerjapadadasarnyamerupakansistemyang mencakupkegiatan penyusunanprogramdantolakukur kinerja sebagaiinstrumenuntukmencapai tujuan dan sasaran program.
Konstruk
3.3.2.2.Sumber Daya Manusia (��)
SDMadalahunsuryangsangatpenting dalammeningkatkan pelayanan organisasi terhadapkebutuhan publik.Olehkarenaitu,terdapatduaelemenmendasaryang
berkaitandenganpengembangan
SDMyaitutingkatpendidikandanketerampilan
yangdimilikikaryawan/pekerja. SedangkanNotoadmodjo(2006) menyatakanbahwa“kualitasSDMmenyangkut
duaaspek,yaituaspekkualitasfisik danaspekkualitasnonfisik,yang menyangkut kemampuanbekerja,berpikir,dan keterampilan-keterampilanlain”. Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel sumber daya manusia peneliti menggunakan 12 (dua belas) item pertanyaan dengan menggunakan skala likert5 (lima) skala poin. 3.3.2.3.Penerapan Teknologi (��)
36 memperbaiki kapabilitas pegawai, dan pemberdayaan pegawai harus dilibatkan untuk mencapai perbaikan kinerja organisasi.
Survei GPRA tahun 2003 menemukan bahwa terdapat hubungan positif antar lembaga yang memberikan pelatihan dan pengembangan penyusunan target kinerja program dengan penggunaan informasi kinerja ketika menyusun atau merevisi target kinerja GAO, (2005). Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel penerapan teknologi peneliti menggunakan 7 (tujuh) item pertanyaan dengan menggunakan skala likert5 (lima) skala poin. 3.3.2.4.Ketidakpastian Lingkungan (��)
Bagi suatu organisasi, sumber utama ketidakpastian berasal darilingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, danteknologi yang dibutuhkan.
“Ketidakpastianlingkungan merupakan situasi dimana
Definisi operasional dan indikator penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator Penelitian Skala Efektivitas ditetapkan. Sistem anggaran ncapai tujuan dan sasaran program
1. Program-program 2. Pengambilan keputusan 3. Peyalanan
4. Koordinas 5. Biaya
6. Tingkat kelayakan 7. Akuntabilitas publik
Interval-Likert
1. Fungsi dan peran 2. Struktur organisasi 3. Tugas
4. Pedoman 5. Sosialisasi 6. Pelatihan 7. Pemahaman 8. Fungsi pengelola 9. Pengalaman 10. Tepat waktu 11. Pemahaman 12. Kewajiban
38 sangat penting bagi keberhasilan pelatihan atau akses terhadap informasi terkait anggaran berbasis kinerja yang memadai
1. Penggunakan teknologi sebagai pengelola 2. Sofware yang sesuai
dengan aturan 3. Hasil yang disajikan
menggunakan teknologi
4. Penyajian secara komputerisasi 5. Pemeliharaan
computer
6. Pendataan terhadap teknologi
7. Pemanfaatan teknologi
Ketidakpastian
4.1.1 Metode penyusunan anggaran
4.1.7 Tindakan dengan sasaran
4.1.8 Bekerja sesuai dengan informasi 4.1.9 Pengharapan
masyarakat pada SKPD
4.1.10Kesulitan-kesulitan 4.1.11Pekerjaan yang harus
dilakukan
Interval-Likert
Sumber: diolah sendiri (2016)
3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang jawaban para responden atas kuesioner yang diberikan. Analisis yang dilakukan adalah deskripsi nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum dari setiap variabel.
3.4.2. Uji Kualitas Data
Menurut Indrianto dan Supomo (1999) “terdapat dua konsep dalam mengukur kualitas data yaitu, uji reliabilitas dan uji validitas”. Pengujian
Lanjutan Tabel 3.1
40 validitas data dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. “Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekaligus responden yang dijadikan objek pengujian” Ghazali, (2006).
“Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama” Umar, (2008). Uji reliabilitas dapat dilihat dari koefisien cronbach alpha masing-masing instrumen penelitian (≥0,60 dianggap
reliabel).
3.4.3. Uji Asumsi klasik
"Uji asumsi klasik merupakan uji yang digunakan sebagai
syarat penggunaanmetode regresi”Ghozali,
(2001).Asumsitersebutadalahasumsi normalitas,multikolinearitas, dan heterokedastisitas, tetapi pada penelitianinipenelititidakmenggunakan.
3.4.3.1. Uji Normalitas Data
Pengujianinidilakukanuntukmasing-masing
variabeldengan menggunakanOne-Kolmogorov-Smirnov Test.Tingkatsignifikanyang digunakan
dalampenelitianiniadalahsebesar5%.Pengujianyang
berdistribusinormalapabilanilaipyangdidapatlebihbesardari0,05”Yarn est, (2004).
3.4.3.2. Uji Multikolinearitas
Ujimultikolinearitasbertujuanuntukmengujiapakahpada modelregresi nya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas (multikol). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanyamultikolinearitasdilihatdarinilaiVIF(varianceinflationfactor) atau tolerance value.Tolerance value diatas angka 0 1 sedangkan batas VIF adalah 1 Ghozali, (2001).
3.4.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan:
- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
42 Dalam penelitian ini hipotesis disusun untuk menemukan apakah terdapat pengaruhantara aspek rasional terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasiskinerja.Olehkarena itupengujianhipotesa dalampenelitianini menggunakananalisisregresiberganda.Analisisinidigunakanuntukmenguji arah hubungan beberapavariabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaanregresiuntukmengujihipotesis-hipotesisyang diajukan, dinyatakan dalam modelberikut:
Y=α+β1.X1 +β2.X2 +β3.X3+ε
Keterangan:
Y =Efektivitas implementasianggaran berbasis kinerja X1 =Sumberdaya manusia
X2=Penerapan teknologi X3=Ketidakpastian lingkungan α =Konstansta
β =Koefisien ε =error term
3.6. Pengujian Hipotesis
3.6.1. Analisis Koefisien Determinasi
digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1.
Nilai koefsien determinasi �2 yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi �2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.
3.6.2. Uji Parsial ( Uji T-test)
Uji t-test merupakan uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Alasan penggunaan uji t-test karena diasumsikan data akan terdistribusikan normal, karena data yang digunakan secara keseluruhan pada tiap hipotesis dan akan dilihat apakah memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Tujuan uji ini untuk mengetahui t-test for equality means tiap pimpinan apakah sama atau berbeda, dengan ketentuan keputusan sebagai berikut:
• Jika probabilitas > 0.5 maka H0 diterima,
• Jika probabilitas < 0.5 maka H0 ditolak.
3.6.3. Uji Simultan ( Uji F-test)
44 ketidakpastian lingkungan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.
Bentuk pengujiannya sebagai berikut:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serempak sumber daya manusia, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkunganberpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi, dan range dari variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi, ketidakpastian lingkungan dan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh data berikut.
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Range Min. Max. Mean Std.
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui sumber daya manusia memiliki nilai minimum adalah 29 sedangkan nilai maksimumnya adalah 59. Rata-rata (mean) adalah 47.86 dan standar deviasinya sebesar 6.549.
Variabel penerapan teknologi memiliki nilai minimum yaitu 24 sedangkan nilai maksimumnya adalah 35. Rata-rata (mean) adalah 29.65 dan standar deviasinya sebesar 3.160.
46 Variabel efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja memiliki nilai minimum yaitu 21 sedangkan nilai maksimumnya adalah 34. Rata-rata (mean) adalah 29.45 dan standar deviasinya sebesar 2.983.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas
Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini pembagian kuesioner melibatkan 66 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi, ketidakpastian lingkungan dan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0.244. Nilai r tabel dilihat berdasarkan jumlah sampel yang digunakan yaitu 66. Berikut hasil uji validitas unt8iiiouk masing-masing variabel dalam model penelitian ini.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Sumber Daya Manusia
Pertanyaan Nilai r hitung
Nilai r
valid Kesimpulan
P11 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.2, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel sumber daya manusia lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner sumber daya manusia valid.
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Penerapan Teknologi
Pertanyaan Nilai r hitung
Nilai r
valid Kesimpulan
P1 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.3, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel penerapan teknologi lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner penerapan teknologi valid.
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan
Pertanyaan Nilai r hitung
Nilai r
valid Kesimpulan
48 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.4, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel ketidakpastian lingkungan lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner ketidakpastian lingkungan valid.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Efektivtas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
Pertanyaan Nilai r hitung
Nilai r
valid Kesimpulan
P1 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.5, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel efektivitas anggaran berbasis kinerja lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner efektivitas anggaran berbasis kinerja valid.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid.
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach
Alpha Reliabel Kesimpulan SDM
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa semua nilai cronbach alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0.6. Diketahui bahwa kuesioner dari variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi, ketidakpastian lingkungan dan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja bersifat reliabel, karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.6. Untuk itu semua variabel bersifat reliabel.
4.3. Uji Asumsi Klasik
50 4.3.1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk masing-masing variabel dengan menggunakan One-Kolmogorov-Smirnov Test. Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 %. Pengujianyang dilakukanadalahdengan menggunakanpengujiandua arahdenganmembandingkannilaip.Data dikatakan
berdistribusinormalapabilanilaisignifikansi Asymp. Sig.yangdidapatlebihbesardari0.05.Pengujian normalitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah daya yang memiliki distribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas pada model penelitian ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.21568064
Most Extreme Differences Absolute .083
Positive .083
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .674
Asymp. Sig. (2-tailed) .754
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.21568064
Most Extreme Differences Absolute .083
Positive .083
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .674
Asymp. Sig. (2-tailed) .754
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.754 lebih besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini berdistribusi normal.
4.3.2. Uji Multikolinieritas
52 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
SDM 0.680 1.471
Penerapan Teknologi 0.679 1.473 Ketidakpastian Lingkungan 0.744 1.344
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Hasil uji multikolinearitas dari masing-masing variabel independen menunjukan nilai Variance Inflation Factor (VIF) memiliki nilai tidak lebih dari 10, begitu juga apabila ditinjau dari nilai Tolenrace memiliki nilai tidak kurang dari 0.1. Jadi dapat dikatakan bahwa masing-masing dari variabel independen terbebas dari multikolinearitas dalam model regresi.
4.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskodesitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel ZPRED dengan residualnya SRESID. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan: - Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat di simpulkanbahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi.
4.4. Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda
54 efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.490 4.227 .352 .726
SDM .119 .052 .261 2.278 .026
Penerapan Teknologi .115 .108 .122 1.063 .292
Ketdakpastian Lingkungan .449 .113 .433 3.956 .000
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui persamaan regresi linier bergandanya, yaitu :
�= 1.490 + 0.119�1+ 0,115�2+ 0,449�3+ �
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 1.490 menunjukkan nilai kosntan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabel efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja (Y) sama dengan 1.490.
2. Koefisien X1(b1) = 0.119, menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia (X1) berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja (Y). Artinya jika variabel sumber daya manusia ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 0.119.
akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 0.115.
4. Koefisien X3(b3) = 0.449, menunjukkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan (X3) berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja (Y). Artinya jika variabel ketidakpastian lingkungan ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 0.449.
5. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.
4.5. Pengujian Hipotesis
Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi dan uji signifikansi koefisien regresi parsial (uji t).
4.5.1. Analisis Koefisien Determinasi
56 Tabel 4.10 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .670a .448 .422 2.269
a. Predictors: (Constant), Ketdakpastian Lingkungan, SDM, Penerapan Teknologi
b. Dependent Variable: EIABK
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.10, nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0.448. Nilai tersebut berarti sumber daya manusia, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan secara stimultan atau bersama-sama mempengaruhi efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 44,8%, sisanya sebesar 55,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.
4.5.2. Uji Parsial (Uji T-test )
jika nilai sig. < tingkat signifikansi yang digunakan, maka nilai koefisien regresi parsial �� ≠ 0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel efektivitas implementasi anggaran berbasis signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
Tabel 4.11 Uji Parsial ( UjiT-test )
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.490 4.227 .352 .726
SDM .119 .052 .261 2.278 .026
Penerapan Teknologi .115 .108 .122 1.063 .292
Ketdakpastian Lingkungan .449 .113 .433 3.956 .000
Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji parsial menyatakan bahwa sumber daya manusia dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berpengaruh positif dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel yang bernilai positif, sementara untuk melihat signifikansi
dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi dengan 0.05, apabila nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen berpengaruh signifikan pada variabel dependen.
58 4.5.3. Uji Simultan ( Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang terdiri dari sumber daya manusia, penerapan teknologi, dan ketidakpastian teknologisecara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.
Tabel 4.12 Uji Simultan ( Uji F-test )
ANOVAb
Model F Sig.
1 Regression 16.791 .000a
Residual Total
a. Predictors: (Constant), Ketdakpastian Lingkungan, SDM, Penerapan Teknologi b. Dependent Variable: EIABK
4.6. Pembahasan Hasil Pengujian
4.6.1. Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
Berdasarkan hasil uji hipotesispengaruh sumber daya manusia terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja, nilai koefisien beta untuk variabel sumber daya manusia 0.119 yang berarti berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Nilai signifikansinya 0.026 lebih kecil dari 0.05maka variabel sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nawastri (2015), Achyani dan Cahya (2011), Cholifah (2013), Fitri (2013), dan Nalarreason (2014) yang menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap anggaran berbasis kinerja.
4.6.2. Pengaruh Penerapan Teknologi Terhadap Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
60 0.292 lebih besar dari 0.05maka variabel penerapan teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan teknologi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Nawastri (2015) yang menyatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap anggaran berbasis kinerja.
4.6.3. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.
Berdasarkan hasil uji hipotesispengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja, nilai koefisien beta untuk variabel ketidakpastian lingkungan 0.449 yang berarti berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Nilai signifikansinya 0.000 lebih kecil dari 0.05maka variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian ini, maka penulis dapat membuat beberapa kesimpulan mengenai analisis efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan dengan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja secara parsial. Yaitu jika sumber daya manusia ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil ini maka H1 diterima.
2. Penerapan teknologi berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja secara parsial. Artinya jika penerapan teknologi ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil ini maka H2 ditolak.
4. Secara simultan variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil ini maka H4 diterima.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia secara statistik terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja pada seluruh SKPD Kabupaten Deli Serdang. Maka dari itu, diharapkan seluruh dinas dan instansi pemerintahan yang terdapat pada Kabupaten Deli Serdang dapat meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki untuk dapat meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja pada seluruh SKPD Kabupaten Deli Serdang tersebut. Meningkatkan sumber daya manusia dapat berupa memberikan pelatihan-pelatihan khusus maupun umum kepada pegawai dan staf SKPD, atau dengan hanya mempekerjakan pegawai atau staf yang berkualitas saja. 2. Untuk seluruh SKPD Kabupaten Deli Serdang diharapkan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Anggaran
Anggaran adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode tertentu yang di ukur dalam ukuran finansial. Konsep anggaran terbagi dua yaitu pendekatan anggaran tradisional dan pendekatan New Public
Management (NPM). Anggaran tradisional lebih menekankan pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat, sedangkan NPM lebih menekankan pada
kinerja organisasi bukan sekedar kebijakan yang terkesan kaku, birokratis dan
hirarkis.
Anggaran memiliki beberapa fungsi – fungsi yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut :
a. Alat perencanaan, anggaran digunakan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan, baik terkait tujuan atau sasaran kebijakan, program dan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, serta dana yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
c. Alat kebijakan fiskal, anggaran dapat digunakan terkait kebijakan fiskal, yakni dalam rangka menstabilkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
d. Alat politik, anggaran merupakan bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif terhadap pengguna dana publik. Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan atas prioritas.
e. Alat koordinasi dan komunikasi, proses penyusunan anggaran memerlukan mekanisme koordinasi dan komunikasi dari setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Anggaran perlu dikomunikasikan ke setiap satuan kerja untuk dapat dilaksanakan secara menyeluruh. f. Alat penilai kinerja, anggaran merupakan alat yang efektif dalam
pengendalian dan penilaian kinerja. Kinerja manajer publik akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
g. Alat motivasi, anggaran dapat mendorong manajer maupun stafnya melakukan tindakan yang ekonomis, efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi.
2.1.2 Anggaran Berbasis Kinerja
Bastian (2006) mendefenisikan “anggaran berbasis kinerja sebagai sistem penganggaran yang berorientasi pada output suatu organisasi dan erat kaitannya dengan adanya visi, misi, dan rencana strategis organisasi”.
Menurut Robinson dan Brumby (2005) “anggaran berbasis kinerja merupakan prosedur atau mekanisme yang dimaksud untuk memperkuat hubungan antara dana yang diberikan pada suatu entitas sector publik dengan outcome dan/atau outcome melalui penggunaan informasi kinerja formal dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya.” Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam anggaran berbasis kinerja yang sangat penting ialah output yang dicapai pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya pada periode waktu tertentu.
Tabel 2.1 Perbedaan Anggaran Tradisionaldengan Anggaran Berbasis Kinerja
Anggaran Tradisional Anggaran Berbasis Kinerja Sentralistis Desentralisasi & devolved management
Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome (value for money)
Tidak terkait dengan
perencanaan jangka panjang
Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang
Line-item dan incrementalism
Berdasarkan sasaran dan target kinerja Batasan departemen yang
kaku (rigid department)
Lintas departemen (cross department)
Menggunakan aturan klasik: Vote accounting
Zero-Base Budgeting, Planning, Programming, and Budgeting System
Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional Bersifat tahunan Bottom-up budgeting
Adapun ciri-ciri dari sistem anggaran tradisional:
1. Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan
incrementalism, yakni:
Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi
jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan tanpa kajian yg mendalam/kebutuhan yg wajar.
2. Struktur dan susunan anggaran yg bersifat line-item,yakni:
a) Struktur anggaran bersifat line-item didasarkan atas sifat (nature)
dari penerimaan dan pengeluaran.
b) Tak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan
atau pengeluaran yg sebenarnya sudah tidak relevan lagi
c) Penilaian kinerja tidak akurat, karena tolok ukur yg digunakan hanya
pada ketaatan dalam menggunakan dana yg diusulkan. 3. Cenderung sentralistis.
4. Bersifat spesifikasi.
5. Tahunan.
6. Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Adapun Ciri-ciri Anggaran Berbasis Kinerja adalah : 1. Desentralisasi dan devolved management.
4. Berdasarkan sasaran dan target kinerja. 5. Lintas departemen.
6. ZERO-BASE BUDGETTING (ZBB) adalah sistem anggaran yang mengasumsikan bahwa kegiatan pada tahun anggaran yang bersangkutan dianggap berdiri sendiri, tidak ada kaitannya dengan anggaran yang lalu.Dasar pemikirannya adalah anggaran tidak selalu didasarkan pada kegiatan di masa yang lalu tetapi anggaran harus diciptakan dari sesuatu yang sedang atau akan dilakukan. Setiap kegiatan harus dapat diformulasikan ke dalam paket keputusan. ZBB lebih memusatkan perhatian pada sasaran untuk memperbaiki manajemen melalui perbaikan pelayanan manajerial dengan menekankan penilaian atas permintaan pendanaan unit-unit pelaksanaan.
PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)
PPBS merupakan proses perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran suatu organisasi yang diikat dalam satu sistem sebagai satu kesatuan yang terpadu, bulat, dan tidak terpisahkan. Dasar pemikirannya adalah anggaran merupakan hasil kerja dari suatu proses kegiatan-kegiatan perencanaan yang dituangkan dalam program.
Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa
rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal.
Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. Proses penyusunan dan sasaran yang ingin dicapai dari sistem anggaran berbasis kinerja menggambarkan adanya peluang bagi daerah untuk mengembangkan visi dan misi serta mewujudkan keinginan dan harapan masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah yang bersangkutan.
Mardiasmo, (2002) menjelaskan bahwa “Tujuan utama anggaran berbasis kinerja ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja publik”.
Secara umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan pada konsep value for money yang mencakup prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.
Andayani (2007) mendefinisikan “ekonomis sebagai upaya untuk memperoleh input dengan kualitas dan kuantitas dengan harga terendah”.Anggaran berbasis kinerja juga erat kaitannya dengan prinsip good corporate governance, termasuk adanya pertanggungjawaban para
pengambil keputusan atas pengguna uang yang dianggarkan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini didukung dengan berlakunya Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, dan Undang-Undang nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
penerapan anggaran berbasis kinerja dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Anggaran yang terbatas kinerja memungkinkan pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan prioritas sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien dan efektif
dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang jelas antara pengeluaran dan output yang hendak dicapai maka akan tercipta transparansi
3. Organisasi pembuat kebijakan akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menentukan prioritas kegiatan pemerintah yang rasional.
Anggaran berbasis kinerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat terutama dalam mendorong tata kelola pemerintahan yang lebih baik lagi. Pengimplementasian tersebut diharapkan akan meningkatkan proses pembangunan menjadi lebih efisien dan partisipatif, karena melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik. Meninjau tujuan dan manfaat anggaran berbasis kinerja penting untuk dilaksanakan terutama dengan berpedoman pada peraturan-peraturan terkait yang mewajibkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.
2.1.3. PenerapanAnggaranBerbasisKinerja
PenganggaranBerbasis Kinerja mengalokasikan sumber daya didasarkan
padapencapaianoutcomeyangdapatdiukursecaraspesifik.Outcome
didefinisikan melaluiprosesperencanaanstrategisyang mempertimbangkan
isu kritis yang
Terdapatbeberapakarakteristikpenyusunan
anggaranyangdidasarkanpada kinerja.Asmoko(2006) menjelaskanbeberapakarakteristikkunci dalamPBKdiantaranya:
1. Pengeluarananggarandidasarkan padaoutcomeyang ingindicapai,dimana
outcomemerupakandampaksuatuprogramataukegiatanterhadapmasya
rakat. Misalnya,untukorganisasisepertiUniversitas Diponegoro,
outcomeyang ingindicapaiadalahmeningkatnyaperanserta Undipdalampembangunan masyarakatkhususnya dibidangilmupengetahuan.Maka,atasdasaroutcomeitulahpengeluaran anggarandilaksanakan.
2. Adanyahubunganantaramasukan(input)dengankeluaran(output) danoutcomeyangdiinginkan.Inputatau masukanmerupakan sumber
daya yang digunakan untuk
pelaksanaansuatukebijakan,program,danaktivitas. Outputataukeluaran merupakanhasilataunilaitambahyang
dicapaiolehkebijakan,programdan
aktivitas.Sementaraoutcomemerupakandampakyang
ditimbulkandarisuatu aktivitastertentu.Konsepvalueformoney dalamkerangkaanggaranberbasis Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensidilakukandenganmenggunakanperbandingan antara outputyangdihasilkanterhadapinputyangdigunakan
(costofoutput). Proses kegiatanoperasional dikatakan efisienapabila suatuproduk atauhasilkerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spendingwell).Dalamkonsepanggaranberbasiskinerja,
pemerintahharus bertindak
dimaksudkanuntukmembantupemerintahberfokus
padatujuandansasaran program unitkerja.Halinipadaakhirnyaakan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberianpelayananpublik. Kedua,ukurankinerjadigunakan untuk pengalokasian sumberdayadanpembuatankeputusan.Ketiga,ukurankinerja
dimaksudkanuntukmewujudkanpertanggungjawabanpublikdanmemp erbaiki komunikasikelembagaan.
PBK adalah anggaran kinerja menghubungkan pengeluaran dengan hasil. PBKdapatdikatakan berupahalbarukarenapusatperhatian diarahkan padaoutcomedanmencobauntukmenghubungkan alokasisumberdayasecara eksplisitdenganoutcomeyangingindicapai.
2.2. Penelitian Terdahulu
Cahya (2009) melakukan penelitian studi kasus mengenai efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja di Pemerintah Kota Surakarta. Dari analisis regresi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya dan pengembangan sistem pengukuran kinerja, terbukti mempengaruhi secara positif efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja pada pemerintah kota Surakarta.
dansignifikan terhadappenerapananggaranberbasiskinerja badanlayananumum (BLU).
Kusuma (2013) melakukan penelitian studi kasus mengenai ketetapan anggaran pada SKPD di pemerintah Provinsi Bali. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi berpengaruh positif pada Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja, sedangkan Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh negatif pada Ketepatan Anggaran Pendapatandan Belanja.
Nugraeni (2013) melakukan penelitian studi kasus mengenai efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor rasional yaitu sumber daya, informasi, orientasi tujuan, dan pengukuran kinerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Sedangkan faktor politik yang diukur oleh kelompok internal berpengaruh positif signifikan. Faktor budaya yang diukur oleh sikap memiliki pengaruh positif tidak signifikan.
Nawastri (2015) melakukan penelitian studi kasus mengenai penerapan anggaran berbasis kinerja di Pemerintah Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi sumber daya manusia, Informasi, penggunaan anggaran, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja sedangkan orientasi tujuan dan komitmen tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja.
anggaran berbasis kinerja mampu dijelaskan oleh keenam variabel yaitu kompetensi sumber daya manusia, informasi, orientasi tujuan, penggunaan anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen sebesar 89,6%.
Adiwirya dan Sudana (2015) melakukan penelitian mengenai anggaran berbasis kinerja pada SKPD Kota Denpasar. Berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwaakuntabilitas dantransparansiberpengaruh positifsecarasimultan padaanggaranberbasiskinerja.Secaraparsial,transparansi
berpengaruh positifpada anggaranberbasis
kinerja.Penelitianini,menunjukkanbahwaresponden memiliki persepsi yanglebihcondongpadatransparansidibandingkandenganakuntabilitas.
Bakri (2015) melakukan penelitain mengenai pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektifitas Pengendalian Anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 98,28%. Dan secara parsial menunjukkan bahwa Perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 44%, Umpan Balik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 24,9%, Interaksi Pengendalian secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 35,5%. Adapun variabel lain yang tidak diteliti dan ikut mempengaruhi variabel Y adalah sebesar 27,7%.
Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tahun Peneliti Variabel Hasil penelitian 2009 Cahya Variabel bebas:
Sumber daya,
Dari analisis regresi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya dan pengembangan sistem pengukuran kinerja, terbukti mempengaruhi secara positif efektivitas
implementasi anggaran berbasis kinerja pada pemerintah kota Surakarta. Kata kunci: Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, Sumber Daya, Informasi, Orientasi Tujuan, Pengukuran Kinerja
2011 Izzaty
Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan, dan Kualitas SDM
Variabel Terikat : Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
Hasil dari pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan
anggaran berbasis kinerja. Kualitas SDM juga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap penerapan anggaran berbasis kinerja. 2013
Kusuma Variabel Bebas : Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi, dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran
Anggaran dan
Ketidakpastian Lingkungan. Variabel Terikat : Ketetapan Anggaran Pendapatan,
Ketetapan Anggaran Belanja
berpengaruh positif pada
Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja, sedangkan
Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh pada
Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja.
2013 Nugraeni Variabel bebas Faktor Rasional, Faktor Politik dan Faktor Budaya
Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor rasional yaitu sumber daya, informasi, orientasi tujuan, dan pengukuran kinerja berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja.
Sedangkan faktor politik yang diukur oleh kelompok internal berpengaruh positif signifikan. Faktor budaya yang diukur oleh sikap memiliki pengaruh positif tidak signifikan
2015 Nawastri Variabel Bebas Kompetensi SDM,
Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi sumber daya manusia, Informasi,
penggunaan anggaran, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja sedangkan orientasi tujuan dan komitmen tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja.