• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Kasus pada SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Kasus pada SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA

(STUDI KASUS PADA SKPD PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)

Petunjuk,

BapakIbuyangkami hormati, mohonkiranyaBapak IbuPejabatPengelola Anggaran/PenggunaBarang ;KepalaSKPD dan Bendaharamasing‐masing SKPD mengisi kuesioner dibawah ini sesuai dengankeadaan sebenarnya (Permendagri No. 13 Tahun 2006). Kuesioner ini disebarkan dalam rangkapenelitianskripsi bidang kajian Akuntansi SektorPublik Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

Berilahtanda( √ )padakolomyangtelahtersediadenganmemilihkeadaan yang sebenarnya.

Terdapat lima (5) pilihan yang semuanya merupakan jawaban yang benar.

5 = ( SS = Sangat Setuju)

4 = ( S = Setuju)

3 = ( N = Netral)

2 = ( TS = Tidak Setuju)

1 = (STS = Sangat Tidak Setuju)

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Data Responden

Nama

:……….

Nomor Responden :……...

Usia : 21 – 30 thn 31 – 40 thn 41 – 50 thn

(2)

70

Pendidikan Terakhir : Diploma Sarjana Pasca

Sarjana

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Y)

Sumber: Sari Nugraeni (2013)

P e r t a n y a a n S T S TS N S SS

1.

Implementasianggaranberbasis kinerja dapatmemperbaiki efektivitas program-programpada instansi anda.

2.

Implementasianggaran berbasiskinerja

dapatmemperbaiki pengambilan keputusan di instansi anda.

3.

Implementasianggaran berbasiskinerja dapatmengurangipelayanan

yangtumpangtindih di instansianda.

4.

Implementasianggaranberbasiskinerja dapatmeningkatkan koordinasiantara instansiandadengan legislatif (DPR).

5. Implementasianggaran berbasis

kinerjadapatmenghemat biayadi instansi anda.

6.

(3)

SUMBER DAYA MANUSIA ()

Sumber: Singarimbun (2014)

No Pertanyaan STS TS N S SS

8. saya telah mengerti peran dan fungsi yang jelas dalam pengelolaan keuangan.

9.

Sebagai pegawai dinas ini sangat penting memahami struktur organisasi pada instansi tempat saya bekerja.

10. Saya menjalankan tugas sesuai dengan fungsi akuntansi yang sesungguhnya.

11. Saya bekerja berdasarkan pedoman mengenai proses akuntansi yang telah ada.

12.

Jika ada peraturan baru tentang akuntansi saya sebagai pegawai mendapatkan sosialisasi atau diklat.

13.

Saya telah mendapatkan pelatihan untuk dapat menunjang kemampuan bekerja di bidang akuntansi.

14. Saya memahami materi pelatihan yang diberikan.

15.

Materi pelatihan yang saya ikuti diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai fungsi pengelola keuangan.

16. Saya memiliki pengalaman untuk menjalankan tugas di bidang akuntansi.

17. Dalam pelaksanaan tugas selalu diselesaikan tepat waktu dan efektif.

18.

Saya sudah berpengalaman di bidang akuntansi, sehingga dapat membantu saya mengurangi kesalahan dalam bekerja.

19.

(4)

72 PENERAPAN TEKNOLOGI ()

Sumber: Soimah (2014)

No Pertanyaan STS TS N S SS

31.

Saya sebagai pengelola keuangan/akuntansi telah menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas.

32.

Pengolahan data transaksi keuangan di instansi/lembaga tempat saya bekerja menggunakan software yang sesuai dengan peraturan.

33.

Laporan akuntansi yang disajikan oleh instansi/lembaga tempat saya bekerja

dihasilkan dari sistem informasi yang terstruktur.

34. Ditempat saya bekerja proses akuntansi dilakukan secara komputerisasi.

35.

Ditempat saya bekerja telah menerapkan penjadwalan pemeliharaan komputer secara teratur.

36.

Ditempat saya bekerja telah melaksanakan pendataan terhadap komputer yang telah usang tepat pada waktunya.

37.

Saya sebagai pengelola keuangan/akuntansi telah memanfaatkan jaringan internet diunit kerja sebagai penghubung dalam

(5)

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN ()

No. Pertanyaan STS TS N S SS

38. ParaPegawaimengetahuitentangmetodepenyusunan anggaranyangterbaikuntukSKPDnya

39.

Para Pegawai menyediakan informasi penting untuk membuat keputusan yang berdampak positif bagi SKPDnya

40.

Ketika mengerjakan pekerjaan, pegawai sulit untuk mengukur apakah keputusan yang dibuat berdampak positifuntukSKPDnya

41.

Unsur-unsur yang tidak masuk dalam pengendalian secara rutin,dapat mempengaruhikeputusan–keputusan yangdibuatpadaSKPDnya

42. Pegawaiyakintentangbagaimanabertindakyangbaik dalamSKPDnya

43.

Pegawai yakin tentang penyesuaian–penyesuain yang dibuat untuk menangani perubahan–perubahan yang terjadi.

44.

Pegawaidapat menyatakanbahwatindakan-tindakannya akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan sasaran anggaran.

45. Pegawaimengetahuibagaimanabekerjasesuaidengan informasiyangtersedia

46. Pegawai dapat mengetahui apa yang diharapkan masyarakatpadaSKPDnya

47.

Adanya Kesulitan bagi pegawai dalam menentukan apakah metode–metode yang digunakan mampu mencapaisasarananggaranpadaSKPDnya

48. Pegawai yakin bagaimana pekerjaan harus dilakukan denganbaik

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

53 4 5 5 4 5 5 5

33

54 5 4 4 3 3 3 4

26

55 3 5 5 3 3 4 3

26

56 5 3 5 3 4 4 4

28

57 4 4 5 3 4 4 3

27

58 4 5 5 5 5 3 5

32

59 5 5 5 5 4 5 5

34

60 4 5 5 5 5 3 5

32

61 5 5 5 5 4 5 5

34

62 5 5 3 5 5 5 5

33

63 5 5 4 5 4 4 5

32

64 4 5 5 5 5 3 5

32

65 5 5 5 4 5 5 5

34

66 5 4 5 4 4 4 5

(14)

82 No

Ketidakpastian Lingkungan ()

(15)

36 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 44

37 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 39

38 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 39

39 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 39

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45

41 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 43

42 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43

43 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 46

44 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43

45 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 43

46 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 36

47 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 40

48 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 40

49 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 42

50 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 42

51 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 42

52 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 42

53 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 42

54 4 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 42

55 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 42

56 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 42

57 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 42

58 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 47

59 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 43

60 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 47

61 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43

62 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 43

63 5 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 43

64 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 47

65 2 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 41

(16)

84 No

(17)
(18)

86 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Uji Validitas Sumber Daya Manusia

Correlations

(19)

Hasil Uji Validitas Penerapan Teknologi

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total

P1 Pearson Correlation 1 .421** .232 .118 .091 .274* .324** .547**

Sig. (2-tailed) .000 .061 .346 .470 .026 .008 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

P2 Pearson Correlation .421** 1 .453** .548** .411** .268* .326** .741**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .030 .008 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

P3 Pearson Correlation .232 .453** 1 .238 .259* .316** .176 .587**

Sig. (2-tailed) .061 .000 .054 .035 .010 .157 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

P4 Pearson Correlation .118 .548** .238 1 .538** .193 .497** .696**

Sig. (2-tailed) .346 .000 .054 .000 .121 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

P5 Pearson Correlation .091 .411** .259* .538** 1 .267* .460** .682**

Sig. (2-tailed) .470 .001 .035 .000 .030 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

P6 Pearson Correlation .274* .268* .316** .193 .267* 1 .131 .565**

Sig. (2-tailed) .026 .030 .010 .121 .030 .295 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

P7 Pearson Correlation .324** .326** .176 .497** .460** .131 1 .660**

Sig. (2-tailed) .008 .008 .157 .000 .000 .295 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

Total Pearson Correlation .547** .741** .587** .696** .682** .565** .660** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66

(20)

88 Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan

Correlations

(21)

Hasil Uji Validitas Efektivitas Implementasi Anggaran

(22)

90 Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Uji Reliabilitas Sumber Daya Manusia

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.914 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 43.70 37.722 .691 .907

P2 43.61 38.304 .466 .915

P3 43.86 37.627 .534 .912

P4 43.82 34.366 .784 .901

P5 43.88 32.047 .854 .897

P6 44.18 34.213 .828 .899

P7 44.14 34.273 .834 .898

P8 43.91 38.669 .476 .914

P9 44.21 33.985 .825 .899

P10 43.80 39.484 .477 .914

P11 44.12 35.554 .655 .907

(23)

Hasil Uji Reliabilitas Penerapan Teknologi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.753 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 25.29 8.024 .357 .747

P2 25.21 7.585 .638 .694

P3 25.33 7.918 .416 .734

P4 25.44 7.358 .548 .705

P5 25.53 7.361 .523 .710

P6 25.65 7.800 .358 .749

(24)

92 Hasil Uji Reliabilitas Ketidakpastian Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.646 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 38.20 6.038 .508 .572

P2 38.39 6.735 .362 .610

P3 38.42 7.448 .199 .641

P4 38.48 7.423 .222 .637

P5 38.12 7.062 .338 .616

P6 38.02 7.123 .299 .623

P7 38.23 7.101 .365 .613

P8 38.14 7.258 .210 .641

P9 38.24 7.417 .148 .654

P10 38.39 7.104 .261 .631

(25)

Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Implementasi Anggaran

Scale Variance if Item Deleted

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.21568064

Most Extreme Differences Absolute .083

Positive .083

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .674

Asymp. Sig. (2-tailed) .754

(26)
(27)

Lampiran 7 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.490 4.227 .352 .726

SDM .119 .052 .261 2.278 .026 .680 1.471

Penerapan Teknologi .115 .108 .122 1.063 .292 .679 1.473

Ketdakpastian Lingkungan .449 .113 .433 3.956 .000 .744 1.344

a. Dependent Variable: EIABK

(28)

96 Lampiran 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Ketdakpastian Lingkungan, SDM, Penerapan Teknologi

b. Dependent Variable: EIABK

Lampiran 10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Parsial (Uji T-test )

a. Dependent Variable: EIABK

Lampiran 11 Hasil Uji Simultan ( Uji F-test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 259.263 3 86.421 16.791 .000a

Residual 319.101 62 5.147

Total 578.364 65

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Achyani, Fatchan dan Cahya, Bayu Tri. 2011. Analisis Aspek Rasional dalam penganggaran Publik Terhadap Efektivitas Pengimplementasian Anggaran Berbasis Kinerja pada Pemerintah Kota Surakarta. Jurnal Maksimum. Vol.1 (1), pp.68-77.

Andayani, Wuryan. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing.

Ashari, Hasan dan Noor Cholis Madjid. (2013). Analisis Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (studi kasus pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan). Kajian Akademis BPPK 2013.

Asmadewa, I. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Implementasi AnggaranBerbasis Kinerja (Surveipada Pemerintah Pusat). Thesis UGM 2006. Unpublished.

Asrida. 2012. Pengaruh Penerapan Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran pada Pemerintah Kabupaten Bireuen. Jurnal Kebangsaan. 1(1). 29-40.

Bakrie. 2015. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Anggaran Terhadap Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo.Jurnal IAIN Gorontalo Vol.11 Nomor 1 Juni 2015 Hal.167-184.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

BPKP. 2005. Kebijakan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tahun 2005. (www.bpkp.go.id)

Cahya, Tri Bayu. 2009. Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja: Ditinjau dari pengaruh sumber daya, informasi, orientasi tujuan dan pengukuran kinerja sebagai aspek rasional (survey pada Pemerintah Kota Surakarta). Tesis Fakultas Ekonomi Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta 2009.

(30)

Departemen Dalam Negeri. 2006 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Garrison, Nooren and Brewer. 2007. Akuntansi Managerial, Edisi 11. Graha Ilmu, Yogyakarta.

General Accounting Office. 2005. Performance Budgeting: Efforts to Restructures Budget to Better Align Resources with Performance. Washington D.C: GAO-05-117.

Gordon, L.A dan V.K. Narayana. 1984. “Management Accounting System Perceived Environmental Uncertaintly and Organization Stucture : An Empirical Investigation”. Accounting Organization and Society. Vol. 17, pp. 33-47.

Govindarajan, 1986, Impact of Participation in the Budgetary Process of Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency Perspektives. Decisio Sciences: 496 – 516.

Halim, A. dan F.L.Sihaloho. 2005. Pengaruh faktor-faktor rasional, politik dan kulturorganisasiterhadappemanfaataninformasikinerja instansi pemerintah daerah. SNAVII: 774-790.

Hessel, Nogi S. Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Izzaty, Khairina Nur. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Badan Pelayanan Umum (Studi pada BLU Universitas Diponegoro Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang 2011.

Julnes, Patria de Lancer dan Holzer, Marc. 2001. Promoting the Utilization of Performance Measures in Public Organizations, An Empirical Study of Factor Affecting Adaptation and Implementation. Public Administration Review. Vol. 61 (6), pp 693-701.

(31)

Ketetapan Anggaran ( Studi Empiris Di SKPD Pemerintah Provinsi Bali). Tesis Program Sarjana Universitas Udayana Denpasar 2013.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.

Meutia, Rita dan Nurfitriana. 2011. Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Pemerintah Aceh. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No.2, pp 93-107. Agustus 2011.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Minanda, Yilpipa. 2009. Pengaruh Sasaran, Komitmen Organisasi, Dan

Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kesenjangan Anggaran Pemerintah Anggaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2009.

Melkers, Julia E dan Willougby, Katherine. 2001. Budgeters’ View of state Performance-Budgeting System: Distinctions across Branches.Public Administration Review. Vol. 61 (1), pp. 54-64.

Milliken, F. J., 1987, Three Types of Perceived Uncertainty about Environment: State, Effect, and Response Uncertainty. Academy of Management Review 12: 133 – 143.

Nawastri, Sabtari. 2015. Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efektifitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja ( Studi Kasus Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Gribogan ). Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang 2015.

Nalarreason, dkk 2014. Pengaruh Good Governance dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng. E-jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.2 No.1 Tahun 2014).

Ndraha, Taliziduhu. 1997. Budaya Pemerintahan dan Dampknaya Terhadap Pelayanan Masyarakat. Jakarta. Jurnal Ilmu Pemerintahan Edisi Ketiga

(32)

Pamungkas, Janti. 2009. Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta 2009.

Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah.

Permendagri 13 tahun 2006 pasal 10 adalah pejabat pengguna anggaran

Putri, Hijrah Lubis. 2009. Analisis Pengaruh Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dei Serdang. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan 2009.

Robinson, Marc and Jim Brumby. 2005. Does Performance Budgeting Work? An Analytical Review of the Empirical Literature. IMF Working Paper. WP/05/210.

Sabeni, Arifin. Ghozali, Imam, 2001. Pokok-pokok Akuntansi Pemerintahan, Edisi 4,Yogyakarta: BPFE.

Shah, Anwar dan Shen, Chunli. 2007. Citizen-Centric performance Budgeting at the local Level. Public Sector and Govermance and Acountability Series: Local Budgeting. World Bank.

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat

Sudana, I Putu, Muhammad Firdiansyah Adiwirya. 2015. Akuntabilitas, Transparansi Dan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya 11.2 (2015): 611-628.

Suci Lestari, Fitri, 2013. Peranan Kinerja Keuangan Terhadap Besarnya Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi Universitas Jember 2013.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

(33)

Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara Undang-Undang nomoe 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara.

Utomo, Warsito. 2007. Administrasi Publik Baru di Indonesia. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Willoughby,K.G.danJ.E.Melkers.2000.Implementing PBB(Performance BasedBudgeting):Confilcting ViewsofSucces.PublicBudgetingand Finance. Vol 20. 105-120.

_______.2001.Budgeter’sViewsof State

PerformanceBasedBudgetingSystems.

(34)

32 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif kasual. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. “Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumber penelitian” (Umar 2003). Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dirancang untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia, akuntabilitas, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. “Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas”. Sekaran (2006).

Metode survei dipilih untuk melakukan penelitian ini dengan cara studi lapangan melalui penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer. Dalam mengumpulkan data tersebut, langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu : 1) Memberikan kuesioner kepada seluruh anggota populasi

2) Memberikan waktu selama lebih kurang satu minggu kepada anggota populasi untuk mempelajari kuesioner.

(35)

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasidalampenelitianiniadalah SatuanKerja PerangkatDaerah PemerintahKabupaten Deli Serdang.Dimana SatuanKerja PerangkatDaerahmerupakan perangkatdaerahpada pemerintah daerah selakupenggunaanggaran.

Sampelyang digunakanadalahpejabatpenggunaanggarandimanapejabat penggunaanggaranmerupakanpejabatyang mempunyaikewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugaspokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerahyangdipimpinnya. Dari penjeleasan di atas peneliti mengambil sampel yaitu Ketua pelaksana, Sekretaris dan Bendahara di setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

Untukpengambilansampelini,peneliti menggunakanmetodepurposive atau lebih tepatnya dengan judgement sampling untuk memilih anggota sampelnya(responden).Beberapakriteriayang melandasipemilihanresponden adalah bahwa responden tersebut terlibat dalam perencanaan penyusunan anggaran,pengukurankinerja dandalampengambilankeputusananggaranserta yang nantinyamengembalikan kuisioner. DalamPermendagri 13tahun 2006 pasal10 adalah pejabat pengguna anggaran adalah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerahataupejabatyang diberikan kewenanganataspenggunaananggaran.

3.3.Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional 3.3.1. Pengukuran Variabel

(36)

34 terikat Sugiyono”, (2007). Penelitian ini menggunakan 4 variabel yang terdiri dari 1 variabel dependen(efektivitasimplementasianggaranberbasiskinerja) dan3variabel independen (sumberdaya manusia, penerapan teknologi, dan ketidakpastian lingkungan). Semua variabeldalampenelitianinidiukur denganmenggunakanskala likertdengan5 (lima)skala poin.

3.3.2. Definisi Operasional

3.3.2.1.Efektivitas implementasianggaran berbasis kinerja (Y) “Efektivitasimplementasianggaranberbasiskinerja

adalahtahap penggunaankinerja dalamprosespenganggaranuntukmemberikandampakpada

tingkathasilprogramyang ditetapkan”Asmadewa, (2006).Sistem anggaran berbasiskinerjapadadasarnyamerupakansistemyang mencakupkegiatan penyusunanprogramdantolakukur kinerja sebagaiinstrumenuntukmencapai tujuan dan sasaran program.

Konstruk

(37)

3.3.2.2.Sumber Daya Manusia (��)

SDMadalahunsuryangsangatpenting dalammeningkatkan pelayanan organisasi terhadapkebutuhan publik.Olehkarenaitu,terdapatduaelemenmendasaryang

berkaitandenganpengembangan

SDMyaitutingkatpendidikandanketerampilan

yangdimilikikaryawan/pekerja. SedangkanNotoadmodjo(2006) menyatakanbahwa“kualitasSDMmenyangkut

duaaspek,yaituaspekkualitasfisik danaspekkualitasnonfisik,yang menyangkut kemampuanbekerja,berpikir,dan keterampilan-keterampilanlain”. Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel sumber daya manusia peneliti menggunakan 12 (dua belas) item pertanyaan dengan menggunakan skala likert5 (lima) skala poin. 3.3.2.3.Penerapan Teknologi (��)

(38)

36 memperbaiki kapabilitas pegawai, dan pemberdayaan pegawai harus dilibatkan untuk mencapai perbaikan kinerja organisasi.

Survei GPRA tahun 2003 menemukan bahwa terdapat hubungan positif antar lembaga yang memberikan pelatihan dan pengembangan penyusunan target kinerja program dengan penggunaan informasi kinerja ketika menyusun atau merevisi target kinerja GAO, (2005). Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel penerapan teknologi peneliti menggunakan 7 (tujuh) item pertanyaan dengan menggunakan skala likert5 (lima) skala poin. 3.3.2.4.Ketidakpastian Lingkungan ()

Bagi suatu organisasi, sumber utama ketidakpastian berasal darilingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, danteknologi yang dibutuhkan.

“Ketidakpastianlingkungan merupakan situasi dimana

(39)

Definisi operasional dan indikator penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Penelitian Skala Efektivitas ditetapkan. Sistem anggaran ncapai tujuan dan sasaran program

1. Program-program 2. Pengambilan keputusan 3. Peyalanan

4. Koordinas 5. Biaya

6. Tingkat kelayakan 7. Akuntabilitas publik

Interval-Likert

1. Fungsi dan peran 2. Struktur organisasi 3. Tugas

4. Pedoman 5. Sosialisasi 6. Pelatihan 7. Pemahaman 8. Fungsi pengelola 9. Pengalaman 10. Tepat waktu 11. Pemahaman 12. Kewajiban

(40)

38 sangat penting bagi keberhasilan pelatihan atau akses terhadap informasi terkait anggaran berbasis kinerja yang memadai

1. Penggunakan teknologi sebagai pengelola 2. Sofware yang sesuai

dengan aturan 3. Hasil yang disajikan

menggunakan teknologi

4. Penyajian secara komputerisasi 5. Pemeliharaan

computer

6. Pendataan terhadap teknologi

7. Pemanfaatan teknologi

(41)

Ketidakpastian

4.1.1 Metode penyusunan anggaran

4.1.7 Tindakan dengan sasaran

4.1.8 Bekerja sesuai dengan informasi 4.1.9 Pengharapan

masyarakat pada SKPD

4.1.10Kesulitan-kesulitan 4.1.11Pekerjaan yang harus

dilakukan

Interval-Likert

Sumber: diolah sendiri (2016)

3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang jawaban para responden atas kuesioner yang diberikan. Analisis yang dilakukan adalah deskripsi nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum dari setiap variabel.

3.4.2. Uji Kualitas Data

Menurut Indrianto dan Supomo (1999) “terdapat dua konsep dalam mengukur kualitas data yaitu, uji reliabilitas dan uji validitas”. Pengujian

Lanjutan Tabel 3.1

(42)

40 validitas data dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. “Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekaligus responden yang dijadikan objek pengujian” Ghazali, (2006).

“Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama” Umar, (2008). Uji reliabilitas dapat dilihat dari koefisien cronbach alpha masing-masing instrumen penelitian (≥0,60 dianggap

reliabel).

3.4.3. Uji Asumsi klasik

"Uji asumsi klasik merupakan uji yang digunakan sebagai

syarat penggunaanmetode regresi”Ghozali,

(2001).Asumsitersebutadalahasumsi normalitas,multikolinearitas, dan heterokedastisitas, tetapi pada penelitianinipenelititidakmenggunakan.

3.4.3.1. Uji Normalitas Data

Pengujianinidilakukanuntukmasing-masing

variabeldengan menggunakanOne-Kolmogorov-Smirnov Test.Tingkatsignifikanyang digunakan

dalampenelitianiniadalahsebesar5%.Pengujianyang

(43)

berdistribusinormalapabilanilaipyangdidapatlebihbesardari0,05”Yarn est, (2004).

3.4.3.2. Uji Multikolinearitas

Ujimultikolinearitasbertujuanuntukmengujiapakahpada modelregresi nya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas (multikol). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanyamultikolinearitasdilihatdarinilaiVIF(varianceinflationfactor) atau tolerance value.Tolerance value diatas angka 0 1 sedangkan batas VIF adalah 1 Ghozali, (2001).

3.4.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan:

- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(44)

42 Dalam penelitian ini hipotesis disusun untuk menemukan apakah terdapat pengaruhantara aspek rasional terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasiskinerja.Olehkarena itupengujianhipotesa dalampenelitianini menggunakananalisisregresiberganda.Analisisinidigunakanuntukmenguji arah hubungan beberapavariabel independen terhadap variabel dependen.

Persamaanregresiuntukmengujihipotesis-hipotesisyang diajukan, dinyatakan dalam modelberikut:

Y=α+β1.X1 +β2.X2 +β3.X3+ε

Keterangan:

Y =Efektivitas implementasianggaran berbasis kinerja X1 =Sumberdaya manusia

X2=Penerapan teknologi X3=Ketidakpastian lingkungan α =Konstansta

β =Koefisien ε =error term

3.6. Pengujian Hipotesis

3.6.1. Analisis Koefisien Determinasi

(45)

digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1.

Nilai koefsien determinasi �2 yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi �2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.

3.6.2. Uji Parsial ( Uji T-test)

Uji t-test merupakan uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Alasan penggunaan uji t-test karena diasumsikan data akan terdistribusikan normal, karena data yang digunakan secara keseluruhan pada tiap hipotesis dan akan dilihat apakah memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Tujuan uji ini untuk mengetahui t-test for equality means tiap pimpinan apakah sama atau berbeda, dengan ketentuan keputusan sebagai berikut:

• Jika probabilitas > 0.5 maka H0 diterima,

• Jika probabilitas < 0.5 maka H0 ditolak.

3.6.3. Uji Simultan ( Uji F-test)

(46)

44 ketidakpastian lingkungan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.

Bentuk pengujiannya sebagai berikut:

a. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serempak sumber daya manusia, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkunganberpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi, dan range dari variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi, ketidakpastian lingkungan dan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh data berikut.

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel N Range Min. Max. Mean Std.

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui sumber daya manusia memiliki nilai minimum adalah 29 sedangkan nilai maksimumnya adalah 59. Rata-rata (mean) adalah 47.86 dan standar deviasinya sebesar 6.549.

Variabel penerapan teknologi memiliki nilai minimum yaitu 24 sedangkan nilai maksimumnya adalah 35. Rata-rata (mean) adalah 29.65 dan standar deviasinya sebesar 3.160.

(48)

46 Variabel efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja memiliki nilai minimum yaitu 21 sedangkan nilai maksimumnya adalah 34. Rata-rata (mean) adalah 29.45 dan standar deviasinya sebesar 2.983.

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas

Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini pembagian kuesioner melibatkan 66 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi, ketidakpastian lingkungan dan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0.244. Nilai r tabel dilihat berdasarkan jumlah sampel yang digunakan yaitu 66. Berikut hasil uji validitas unt8iiiouk masing-masing variabel dalam model penelitian ini.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Sumber Daya Manusia

Pertanyaan Nilai r hitung

Nilai r

valid Kesimpulan

(49)

P11 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.2, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel sumber daya manusia lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner sumber daya manusia valid.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Penerapan Teknologi

Pertanyaan Nilai r hitung

Nilai r

valid Kesimpulan

P1 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.3, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel penerapan teknologi lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner penerapan teknologi valid.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan

Pertanyaan Nilai r hitung

Nilai r

valid Kesimpulan

(50)

48 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.4, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel ketidakpastian lingkungan lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner ketidakpastian lingkungan valid.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Efektivtas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja

Pertanyaan Nilai r hitung

Nilai r

valid Kesimpulan

P1 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.5, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel efektivitas anggaran berbasis kinerja lebih besar dari nilai r tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner efektivitas anggaran berbasis kinerja valid.

(51)

4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid.

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach

Alpha Reliabel Kesimpulan SDM

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa semua nilai cronbach alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0.6. Diketahui bahwa kuesioner dari variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi, ketidakpastian lingkungan dan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja bersifat reliabel, karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.6. Untuk itu semua variabel bersifat reliabel.

4.3. Uji Asumsi Klasik

(52)

50 4.3.1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk masing-masing variabel dengan menggunakan One-Kolmogorov-Smirnov Test. Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 %. Pengujianyang dilakukanadalahdengan menggunakanpengujiandua arahdenganmembandingkannilaip.Data dikatakan

berdistribusinormalapabilanilaisignifikansi Asymp. Sig.yangdidapatlebihbesardari0.05.Pengujian normalitas dilakukan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah daya yang memiliki distribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas pada model penelitian ini.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.21568064

Most Extreme Differences Absolute .083

Positive .083

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .674

Asymp. Sig. (2-tailed) .754

(53)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.21568064

Most Extreme Differences Absolute .083

Positive .083

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .674

Asymp. Sig. (2-tailed) .754

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.754 lebih besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.3.2. Uji Multikolinieritas

(54)

52 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

SDM 0.680 1.471

Penerapan Teknologi 0.679 1.473 Ketidakpastian Lingkungan 0.744 1.344

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Hasil uji multikolinearitas dari masing-masing variabel independen menunjukan nilai Variance Inflation Factor (VIF) memiliki nilai tidak lebih dari 10, begitu juga apabila ditinjau dari nilai Tolenrace memiliki nilai tidak kurang dari 0.1. Jadi dapat dikatakan bahwa masing-masing dari variabel independen terbebas dari multikolinearitas dalam model regresi.

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskodesitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel ZPRED dengan residualnya SRESID. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan: - Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.

(55)

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat di simpulkanbahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi.

4.4. Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda

(56)

54 efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.490 4.227 .352 .726

SDM .119 .052 .261 2.278 .026

Penerapan Teknologi .115 .108 .122 1.063 .292

Ketdakpastian Lingkungan .449 .113 .433 3.956 .000

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui persamaan regresi linier bergandanya, yaitu :

�= 1.490 + 0.119�1+ 0,115�2+ 0,449�3+ �

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 1.490 menunjukkan nilai kosntan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabel efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja (Y) sama dengan 1.490.

2. Koefisien X1(b1) = 0.119, menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia (X1) berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja (Y). Artinya jika variabel sumber daya manusia ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 0.119.

(57)

akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 0.115.

4. Koefisien X3(b3) = 0.449, menunjukkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan (X3) berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja (Y). Artinya jika variabel ketidakpastian lingkungan ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 0.449.

5. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

4.5. Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi dan uji signifikansi koefisien regresi parsial (uji t).

4.5.1. Analisis Koefisien Determinasi

(58)

56 Tabel 4.10 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .670a .448 .422 2.269

a. Predictors: (Constant), Ketdakpastian Lingkungan, SDM, Penerapan Teknologi

b. Dependent Variable: EIABK

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.10, nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0.448. Nilai tersebut berarti sumber daya manusia, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan secara stimultan atau bersama-sama mempengaruhi efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebesar 44,8%, sisanya sebesar 55,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.

4.5.2. Uji Parsial (Uji T-test )

(59)

jika nilai sig. < tingkat signifikansi yang digunakan, maka nilai koefisien regresi parsial � ≠ 0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel efektivitas implementasi anggaran berbasis signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

Tabel 4.11 Uji Parsial ( UjiT-test )

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.490 4.227 .352 .726

SDM .119 .052 .261 2.278 .026

Penerapan Teknologi .115 .108 .122 1.063 .292

Ketdakpastian Lingkungan .449 .113 .433 3.956 .000

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji parsial menyatakan bahwa sumber daya manusia dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berpengaruh positif dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel yang bernilai positif, sementara untuk melihat signifikansi

dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi dengan 0.05, apabila nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen berpengaruh signifikan pada variabel dependen.

(60)

58 4.5.3. Uji Simultan ( Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang terdiri dari sumber daya manusia, penerapan teknologi, dan ketidakpastian teknologisecara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.

Tabel 4.12 Uji Simultan ( Uji F-test )

ANOVAb

Model F Sig.

1 Regression 16.791 .000a

Residual Total

a. Predictors: (Constant), Ketdakpastian Lingkungan, SDM, Penerapan Teknologi b. Dependent Variable: EIABK

(61)

4.6. Pembahasan Hasil Pengujian

4.6.1. Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja

Berdasarkan hasil uji hipotesispengaruh sumber daya manusia terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja, nilai koefisien beta untuk variabel sumber daya manusia 0.119 yang berarti berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Nilai signifikansinya 0.026 lebih kecil dari 0.05maka variabel sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nawastri (2015), Achyani dan Cahya (2011), Cholifah (2013), Fitri (2013), dan Nalarreason (2014) yang menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap anggaran berbasis kinerja.

4.6.2. Pengaruh Penerapan Teknologi Terhadap Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja

(62)

60 0.292 lebih besar dari 0.05maka variabel penerapan teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan teknologi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Nawastri (2015) yang menyatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap anggaran berbasis kinerja.

4.6.3. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.

Berdasarkan hasil uji hipotesispengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja, nilai koefisien beta untuk variabel ketidakpastian lingkungan 0.449 yang berarti berpengaruh positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Nilai signifikansinya 0.000 lebih kecil dari 0.05maka variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan positif terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

(63)
(64)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian ini, maka penulis dapat membuat beberapa kesimpulan mengenai analisis efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan dengan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja secara parsial. Yaitu jika sumber daya manusia ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil ini maka H1 diterima.

2. Penerapan teknologi berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja secara parsial. Artinya jika penerapan teknologi ditingkatkan maka akan meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil ini maka H2 ditolak.

(65)

4. Secara simultan variabel sumber daya manusia, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil ini maka H4 diterima.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia secara statistik terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja pada seluruh SKPD Kabupaten Deli Serdang. Maka dari itu, diharapkan seluruh dinas dan instansi pemerintahan yang terdapat pada Kabupaten Deli Serdang dapat meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki untuk dapat meningkatkan efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja pada seluruh SKPD Kabupaten Deli Serdang tersebut. Meningkatkan sumber daya manusia dapat berupa memberikan pelatihan-pelatihan khusus maupun umum kepada pegawai dan staf SKPD, atau dengan hanya mempekerjakan pegawai atau staf yang berkualitas saja. 2. Untuk seluruh SKPD Kabupaten Deli Serdang diharapkan dapat

(66)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Anggaran

Anggaran adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode tertentu yang di ukur dalam ukuran finansial. Konsep anggaran terbagi dua yaitu pendekatan anggaran tradisional dan pendekatan New Public

Management (NPM). Anggaran tradisional lebih menekankan pengawasan dan

pertanggungjawaban yang terpusat, sedangkan NPM lebih menekankan pada

kinerja organisasi bukan sekedar kebijakan yang terkesan kaku, birokratis dan

hirarkis.

Anggaran memiliki beberapa fungsi – fungsi yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut :

a. Alat perencanaan, anggaran digunakan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan, baik terkait tujuan atau sasaran kebijakan, program dan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, serta dana yang dibutuhkan untuk menjalankannya.

(67)

c. Alat kebijakan fiskal, anggaran dapat digunakan terkait kebijakan fiskal, yakni dalam rangka menstabilkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

d. Alat politik, anggaran merupakan bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif terhadap pengguna dana publik. Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan atas prioritas.

e. Alat koordinasi dan komunikasi, proses penyusunan anggaran memerlukan mekanisme koordinasi dan komunikasi dari setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Anggaran perlu dikomunikasikan ke setiap satuan kerja untuk dapat dilaksanakan secara menyeluruh. f. Alat penilai kinerja, anggaran merupakan alat yang efektif dalam

pengendalian dan penilaian kinerja. Kinerja manajer publik akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.

g. Alat motivasi, anggaran dapat mendorong manajer maupun stafnya melakukan tindakan yang ekonomis, efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi.

(68)

2.1.2 Anggaran Berbasis Kinerja

Bastian (2006) mendefenisikan “anggaran berbasis kinerja sebagai sistem penganggaran yang berorientasi pada output suatu organisasi dan erat kaitannya dengan adanya visi, misi, dan rencana strategis organisasi”.

Menurut Robinson dan Brumby (2005) “anggaran berbasis kinerja merupakan prosedur atau mekanisme yang dimaksud untuk memperkuat hubungan antara dana yang diberikan pada suatu entitas sector publik dengan outcome dan/atau outcome melalui penggunaan informasi kinerja formal dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya.” Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam anggaran berbasis kinerja yang sangat penting ialah output yang dicapai pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya pada periode waktu tertentu.

Tabel 2.1 Perbedaan Anggaran Tradisionaldengan Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Tradisional Anggaran Berbasis Kinerja Sentralistis Desentralisasi & devolved management

Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome (value for money)

Tidak terkait dengan

perencanaan jangka panjang

Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang

Line-item dan incrementalism

Berdasarkan sasaran dan target kinerja Batasan departemen yang

kaku (rigid department)

Lintas departemen (cross department)

Menggunakan aturan klasik: Vote accounting

Zero-Base Budgeting, Planning, Programming, and Budgeting System

Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional Bersifat tahunan Bottom-up budgeting

(69)

Adapun ciri-ciri dari sistem anggaran tradisional:

1. Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan

incrementalism, yakni:

Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi

jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan tanpa kajian yg mendalam/kebutuhan yg wajar.

2. Struktur dan susunan anggaran yg bersifat line-item,yakni:

a) Struktur anggaran bersifat line-item didasarkan atas sifat (nature)

dari penerimaan dan pengeluaran.

b) Tak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan

atau pengeluaran yg sebenarnya sudah tidak relevan lagi

c) Penilaian kinerja tidak akurat, karena tolok ukur yg digunakan hanya

pada ketaatan dalam menggunakan dana yg diusulkan. 3. Cenderung sentralistis.

4. Bersifat spesifikasi.

5. Tahunan.

6. Menggunakan prinsip anggaran bruto.

Adapun Ciri-ciri Anggaran Berbasis Kinerja adalah : 1. Desentralisasi dan devolved management.

(70)

4. Berdasarkan sasaran dan target kinerja. 5. Lintas departemen.

6. ZERO-BASE BUDGETTING (ZBB) adalah sistem anggaran yang mengasumsikan bahwa kegiatan pada tahun anggaran yang bersangkutan dianggap berdiri sendiri, tidak ada kaitannya dengan anggaran yang lalu.Dasar pemikirannya adalah anggaran tidak selalu didasarkan pada kegiatan di masa yang lalu tetapi anggaran harus diciptakan dari sesuatu yang sedang atau akan dilakukan. Setiap kegiatan harus dapat diformulasikan ke dalam paket keputusan. ZBB lebih memusatkan perhatian pada sasaran untuk memperbaiki manajemen melalui perbaikan pelayanan manajerial dengan menekankan penilaian atas permintaan pendanaan unit-unit pelaksanaan.

PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)

PPBS merupakan proses perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran suatu organisasi yang diikat dalam satu sistem sebagai satu kesatuan yang terpadu, bulat, dan tidak terpisahkan. Dasar pemikirannya adalah anggaran merupakan hasil kerja dari suatu proses kegiatan-kegiatan perencanaan yang dituangkan dalam program.

(71)

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa

rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal.

Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. Proses penyusunan dan sasaran yang ingin dicapai dari sistem anggaran berbasis kinerja menggambarkan adanya peluang bagi daerah untuk mengembangkan visi dan misi serta mewujudkan keinginan dan harapan masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah yang bersangkutan.

(72)

Mardiasmo, (2002) menjelaskan bahwa “Tujuan utama anggaran berbasis kinerja ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja publik”.

Secara umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan pada konsep value for money yang mencakup prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.

Andayani (2007) mendefinisikan “ekonomis sebagai upaya untuk memperoleh input dengan kualitas dan kuantitas dengan harga terendah”.Anggaran berbasis kinerja juga erat kaitannya dengan prinsip good corporate governance, termasuk adanya pertanggungjawaban para

pengambil keputusan atas pengguna uang yang dianggarkan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini didukung dengan berlakunya Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, dan Undang-Undang nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

penerapan anggaran berbasis kinerja dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Anggaran yang terbatas kinerja memungkinkan pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan prioritas sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien dan efektif

(73)

dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang jelas antara pengeluaran dan output yang hendak dicapai maka akan tercipta transparansi

3. Organisasi pembuat kebijakan akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menentukan prioritas kegiatan pemerintah yang rasional.

Anggaran berbasis kinerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat terutama dalam mendorong tata kelola pemerintahan yang lebih baik lagi. Pengimplementasian tersebut diharapkan akan meningkatkan proses pembangunan menjadi lebih efisien dan partisipatif, karena melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik. Meninjau tujuan dan manfaat anggaran berbasis kinerja penting untuk dilaksanakan terutama dengan berpedoman pada peraturan-peraturan terkait yang mewajibkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

2.1.3. PenerapanAnggaranBerbasisKinerja

PenganggaranBerbasis Kinerja mengalokasikan sumber daya didasarkan

padapencapaianoutcomeyangdapatdiukursecaraspesifik.Outcome

didefinisikan melaluiprosesperencanaanstrategisyang mempertimbangkan

isu kritis yang

(74)

Terdapatbeberapakarakteristikpenyusunan

anggaranyangdidasarkanpada kinerja.Asmoko(2006) menjelaskanbeberapakarakteristikkunci dalamPBKdiantaranya:

1. Pengeluarananggarandidasarkan padaoutcomeyang ingindicapai,dimana

outcomemerupakandampaksuatuprogramataukegiatanterhadapmasya

rakat. Misalnya,untukorganisasisepertiUniversitas Diponegoro,

outcomeyang ingindicapaiadalahmeningkatnyaperanserta Undipdalampembangunan masyarakatkhususnya dibidangilmupengetahuan.Maka,atasdasaroutcomeitulahpengeluaran anggarandilaksanakan.

2. Adanyahubunganantaramasukan(input)dengankeluaran(output) danoutcomeyangdiinginkan.Inputatau masukanmerupakan sumber

daya yang digunakan untuk

pelaksanaansuatukebijakan,program,danaktivitas. Outputataukeluaran merupakanhasilataunilaitambahyang

dicapaiolehkebijakan,programdan

aktivitas.Sementaraoutcomemerupakandampakyang

ditimbulkandarisuatu aktivitastertentu.Konsepvalueformoney dalamkerangkaanggaranberbasis Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensidilakukandenganmenggunakanperbandingan antara outputyangdihasilkanterhadapinputyangdigunakan

(costofoutput). Proses kegiatanoperasional dikatakan efisienapabila suatuproduk atauhasilkerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spendingwell).Dalamkonsepanggaranberbasiskinerja,

pemerintahharus bertindak

(75)

dimaksudkanuntukmembantupemerintahberfokus

padatujuandansasaran program unitkerja.Halinipadaakhirnyaakan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberianpelayananpublik. Kedua,ukurankinerjadigunakan untuk pengalokasian sumberdayadanpembuatankeputusan.Ketiga,ukurankinerja

dimaksudkanuntukmewujudkanpertanggungjawabanpublikdanmemp erbaiki komunikasikelembagaan.

PBK adalah anggaran kinerja menghubungkan pengeluaran dengan hasil. PBKdapatdikatakan berupahalbarukarenapusatperhatian diarahkan padaoutcomedanmencobauntukmenghubungkan alokasisumberdayasecara eksplisitdenganoutcomeyangingindicapai.

2.2. Penelitian Terdahulu

Cahya (2009) melakukan penelitian studi kasus mengenai efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja di Pemerintah Kota Surakarta. Dari analisis regresi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya dan pengembangan sistem pengukuran kinerja, terbukti mempengaruhi secara positif efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja pada pemerintah kota Surakarta.

(76)

dansignifikan terhadappenerapananggaranberbasiskinerja badanlayananumum (BLU).

Kusuma (2013) melakukan penelitian studi kasus mengenai ketetapan anggaran pada SKPD di pemerintah Provinsi Bali. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi berpengaruh positif pada Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja, sedangkan Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh negatif pada Ketepatan Anggaran Pendapatandan Belanja.

Nugraeni (2013) melakukan penelitian studi kasus mengenai efektivitas implementasi anggaran berbasis kinerja di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor rasional yaitu sumber daya, informasi, orientasi tujuan, dan pengukuran kinerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Sedangkan faktor politik yang diukur oleh kelompok internal berpengaruh positif signifikan. Faktor budaya yang diukur oleh sikap memiliki pengaruh positif tidak signifikan.

Nawastri (2015) melakukan penelitian studi kasus mengenai penerapan anggaran berbasis kinerja di Pemerintah Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi sumber daya manusia, Informasi, penggunaan anggaran, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja sedangkan orientasi tujuan dan komitmen tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja.

(77)

anggaran berbasis kinerja mampu dijelaskan oleh keenam variabel yaitu kompetensi sumber daya manusia, informasi, orientasi tujuan, penggunaan anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen sebesar 89,6%.

Adiwirya dan Sudana (2015) melakukan penelitian mengenai anggaran berbasis kinerja pada SKPD Kota Denpasar. Berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwaakuntabilitas dantransparansiberpengaruh positifsecarasimultan padaanggaranberbasiskinerja.Secaraparsial,transparansi

berpengaruh positifpada anggaranberbasis

kinerja.Penelitianini,menunjukkanbahwaresponden memiliki persepsi yanglebihcondongpadatransparansidibandingkandenganakuntabilitas.

Bakri (2015) melakukan penelitain mengenai pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektifitas Pengendalian Anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 98,28%. Dan secara parsial menunjukkan bahwa Perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 44%, Umpan Balik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 24,9%, Interaksi Pengendalian secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Anggaran Berbasis Kinerja sebesar 35,5%. Adapun variabel lain yang tidak diteliti dan ikut mempengaruhi variabel Y adalah sebesar 27,7%.

(78)

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Variabel Hasil penelitian 2009 Cahya Variabel bebas:

Sumber daya,

Dari analisis regresi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya dan pengembangan sistem pengukuran kinerja, terbukti mempengaruhi secara positif efektivitas

implementasi anggaran berbasis kinerja pada pemerintah kota Surakarta. Kata kunci: Efektivitas Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, Sumber Daya, Informasi, Orientasi Tujuan, Pengukuran Kinerja

2011 Izzaty

Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan, dan Kualitas SDM

Variabel Terikat : Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

Hasil dari pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan

anggaran berbasis kinerja. Kualitas SDM juga memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap penerapan anggaran berbasis kinerja. 2013

Kusuma Variabel Bebas : Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi, dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran

Anggaran dan

(79)

Ketidakpastian Lingkungan. Variabel Terikat : Ketetapan Anggaran Pendapatan,

Ketetapan Anggaran Belanja

berpengaruh positif pada

Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja, sedangkan

Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh pada

Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja.

2013 Nugraeni Variabel bebas Faktor Rasional, Faktor Politik dan Faktor Budaya

Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor rasional yaitu sumber daya, informasi, orientasi tujuan, dan pengukuran kinerja berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja.

Sedangkan faktor politik yang diukur oleh kelompok internal berpengaruh positif signifikan. Faktor budaya yang diukur oleh sikap memiliki pengaruh positif tidak signifikan

2015 Nawastri Variabel Bebas Kompetensi SDM,

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi sumber daya manusia, Informasi,

penggunaan anggaran, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja sedangkan orientasi tujuan dan komitmen tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran berbasis kinerja.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Sumber Daya Manusia
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Penerapan Teknologi
tabel 0.244 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner efektivitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Menghapus dari daftar inventaris Barang Milik Daerah Berupa Bangunan/Gedung Rumah Dinas Kepala Sekolah SD Klagaran yang telah dilakukan pemusnahan karena

pada t'angga[ ry Agwstus Loo3 berftvnytatbi \wang Sidang revnbaga peie[ifian tJniveysitas Negeri iogyokiiu sebagai :. Yogya[prm, ry

[r]

dengan penelitian ini, data di Sleman menunjukkan ada hubungan signifikan antara asupan makan dengan status gizi (p&lt;0,05) (23), namun berbeda dengan hasil penelitian lain

c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan

Daripada pernyataan di atas, penulis berpendapat bahawa Za’ba ingin menjelaskan supaya masyarakat Melayu ini dapat mengetahui pemikiran yang baharu pada ketika itu

Hasil pemeriksaan struktur mikro pelat Zr-4 Gambar 1 memperlihatkan bahwa baik penampang tegak lurus arah rol maupun searah dengan arah rol tidak tampak perbedaan yang mencolok

Uji F dimaksudkan untuk menguji hipotesis ketiga dari penelitian yang menyatakan bahwa variabel independen terdiri dari lingkungan kerja dan komunikasi mempunyai pengaruh signifikan