• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 KUESIONER

PENGARUH PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH PUCUK HARUM

PADA MAHASISWA EKSTENSI FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produk, Harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/I Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, maka dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi penelitian ini.

Untuk itu saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner yang saya berikan. Atas bantuan dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

No. Responden:

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Jurusan :

B. Petunjuk Pengisian

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju

S = Setuju

(2)

Isilah Kuesioner ini dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban yang

2. Desain kemasan Teh Pucuk Harum menarik

3. Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan-bahan alami

2. Harga Teh Pucuk Harum lebih murah di banding yang lain

3. Harga Teh Pucuk Harum

sesuai dengan manfaat yang dirasakan

4. Harga Teh Pucuk Harum

sesuai dengan kualitas

PROMOSI (X3)

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya menegetahui Teh Pucuk Harum dari media Elektronik

2. Tampilan iklan di TV menarik dalam memperkenalkan Teh Pucuk Harum

(3)

KEPUTUSAN PEMBELIAN

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya membeli produk Teh Pucuk Harum karena adanya kebutuhan

2. Saya mencari informasi

tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk membeli

3. Saya memutuskan untuk

membeli produk Teh Pucuk

Harum setelah

membandingkan dengan teh dalam kemesan yang lain

(4)

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

Reliability

(5)

Lampiran 3

Karakteristik Responden

Statistics

Jenis_Kelamin Usia Departemen

N Valid 100 100 100

Missing 0 0 0

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(6)

Lampiran 4

Tabulasi Jawaban Responden

No.

Produk (X1) Harga (X2) Promosi (X3) Keputusan Pembelian (Y)

(7)
(8)

Lampiran 5

Deskriptif Jawaban Responden a. Produk (X1)

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(9)

b. Harga (X2)

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(10)

c. Promosi (X3)

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

d. Keputusan Pembelian (Y)

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(11)

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 5 5,0 5,0 5,0

4 62 62,0 62,0 67,0

5 33 33,0 33,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 7 7,0 7,0 7,0

4 64 64,0 64,0 71,0

5 29 29,0 29,0 100,0

(12)
(13)

b. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,464 1,093 1,339 ,184

Produk -,075 ,052 -,153 -1,437 ,154

Harga ,066 ,051 ,141 1,287 ,201

Promosi -,052 ,072 -,079 -,730 ,467

a. Dependent Variable: Abs_res

c. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1,062 1,712 ,620 ,537

Produk ,319 ,082 ,305 3,907 ,000 ,889 1,125

Harga ,437 ,080 ,438 5,437 ,000 ,837 1,195

Promosi ,254 ,112 ,181 2,267 ,026 ,849 1,178

(14)

Lampiran 7

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga

b. Uji Parsial (Uji t)

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Cannon, Joseph P, William D. Perreault, Jerome McCarthy. 2009. Pemasaran

dasar, Edisi 16 Pendekatan Manajerial Global Buku 2. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat

Kartajaya, Hermawan, Asmara, Bayu.“Wow Service Is Care”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2014.

Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesebelas, Indeks, Jakarta

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2003. Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua belas, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kedua belas, Erlangga, Jakarta.

Laksana, Fajar, 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Lamb, Charles W, Joseph F. Hair, dan Carl McDaniel, 2001. Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta.

Nicolon, Patricia F., 2004. The Complete Ideal’s Guide, Prenada, Jakarta

Saladin, Djaslim, 2003. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,

Pelaksanaan, dan Unsur Pemasaran, Linda Karya, Bandung.

Simamora, Hendry, 2000. Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti.“Analisis Data untuk Riset

Manajemen dan Bisnis”, Medan USU Press, 2014.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis ”.Penerbit Alfabeta, Bandung, 2012.

Supramono dan Haryanto. 2003. Desain proposal studi pemasaran Andi : Yogyakarta

Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta.

(16)

Zeithaml, A, Valerie and Marry Jo Bitner, 2000. Service Marketing, Mc Graw Hill, New Jersey.

Skripsi :

Dini, Dicky Frans, 2015. “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.

Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Hasibuan, Slamat Riyady, 2013. “Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)”, Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Nahampun, Tria Lestari, 2014. “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Cuaca Terhadap Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Jurnal :

Pratama, Yoga Amida, 2015. “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Rolas PT. Rolas Nusantara Mandiri”, Jurnal Ilmu dan

Riset Manajemen, Vol. 4, No. 3.

Sri Autami, Ni Luh Made Manasaputri, dan I Gusti Agung Ketut Gede Suasana, 2015. “Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Gerai Chatime”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 11.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisa deskriptif

kuantitatif, yaitu dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen (Sugiono, 2012: 55). penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara produk, harga

dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/i Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan memperoleh data-data yang berasal dari responden yang diteliti. dalam hal ini peneliti akan

melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. T. Mansur No. 9 Kampus USU Medan. Aktifitas

penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016 hingga Agustus 2016

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam peneitian ini adalah :

1. Variabel independen : Produk (X1), Harga (X2), dan Promosi (X3) 2. Variabel dependen : Keputusan Pembelian (Y)

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi

(18)

1. Produk sebagai (X1)

Produk adalah Teh Pucuk Harum yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebututuhan pelanggan.

2. Harga sebagai (X2)

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan untuk memperoleh Teh Pucuk Harum.

3. Promosi (X3)

Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Teh Pucuk Harum untuk

memberikan informasi kepada pembeli potensial atau orang lain yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen untuk membeli Teh Pucuk Harum.

4. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli produk Teh Pucuk Harum.

Lebih jelas, operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel

(19)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel No Variabel

Definisi Operasionalisasi Indikator Skala Pengukuran

1. Produk

(X1)

Produk adalah Teh Pucuk Harum yang ditawarkan

1. Harga terjangkau 2. Harga sesuai kualitas 3. Harga bersaing

4. Harga sesuai dengan manfaat yang di dapat

Likert

3. Promosi

(X3)

Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Teh Pucuk Harum untuk memberikan informasi kepada pembeli potensial atau orang lain yang

bertujuan untuk adalah tahap dalam proses pengammbilan keputusan

pembeli dimana konsumen benar-benar

akan membeli produk Teh Pucuk Harum

karena kealamiannya

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengelolaan data yang dilakuka pada penelitian ini adalah dengan

(20)

sosial. (Situmorang dan Lufti, 2014:6). Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi

skor tertentu. Total skor inilah yang di tafsif sebagai populasi responden dalam skala likert. Kriteria pengukuran untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Situmorang dan Lutfi (2014 : 6)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2012:115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa dan Mahasiswi program Ekstensi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa

mewakili keseluruhan populasi. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang pernah membeli Teh Pucuk Harum lebih

dari dua kali sehingga untuk menentukan sampel yang sulit di ketahui

(21)

(Za)2 (p) ( q) n =

d2 Keterangan :

n = jumlah sampel

(Za)2 = nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikan tertentu (a) Bila a=0,05 maka Z=1,67

Bila a=0,01 maka Z= 1,96

p = estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel

q = proporsi populasi tidak sesuai kriteria sempal (1-p)

d = penyimpangan yang ditolerir, yang digunakan dalam penelitian ini 5%

Berdasarkan prasurvei yang dilakukan secara acak pada 30 orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara ditemukan sebanyak 27 orang (90%)

pernah membeli dan mengkonsumsi Teh Pucuk Harum sebanyak lebih dari dua kali, sedangkan 3 mahasiwa lainnya (10%) tidak pernah membeli dan mengkonsumsi Teh Pucuk Harum sebanyak lebih dari dua kali maka p = 0,9 dan

q=0,1. Berdasarkan nilai p dan q tersebut, maka jumlah sampel penelitian ini adalah:

(1,67)2 (0,9) ( 0,1) n =

(0,5)2

(22)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

a. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

terpilih pada lokasi penelitian. Data Primer di peroleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai Variabel penelitian.

b. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini Adalah :

1. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:199). Kuesioner penelitian ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada pembeli Teh Pucuk Harum

yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian. 2. Metode Dokumentasi

(23)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang (2014:86) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin

mengukur kuesioner di dalam nya. pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 30 orang. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kriteria dalam pengukuran

kuisioner, sebagai berikut :

Jika thitung> ttabel maka pertanyaan tersebut valid Jika thitung< ttabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Nilai rtabel dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel). Hasil Uji

Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Uji Validitas Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation rtabel Keterangan

P1 ,726 0,361 Valid

P2 ,537 0,361 Valid

P3 ,531 0,361 Valid

P4 ,517 0,361 Valid

P5 ,484 0,361 Valid

P6 ,503 0,361 Valid

P7 ,688 0,361 Valid

P8 ,399 0,361 Valid

(24)

Lanjutan Tabel 3.3

Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation rtabel Keterangan

P10 ,529 0,361 Valid

P11 ,682 0,361 Valid

P12 ,558 0,361 Valid

P13 ,463 0,361 Valid

P14 ,387 0,361 Valid

P15 ,477 0,361 Valid

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.3 terlihat bahwa seluruh item

pernyataan pada kuesioner memiliki nilai rhitung >rtabel (0,361). Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka seluruh item peryataan dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang (2014:89) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Uji reabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang

sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan dan alat-alat penelitian seperti

kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi baik.

Instrumen yang reliabel berarti apabila instrumen tersebut digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabelitas (Keandalan) merupakan ukuran suatu kesetabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

(25)

dan yang diujimerupakan pertanyaan yang sudah valid. Adapun kriteria dalam pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah :

Jika r alfa> rtabel maka kuesioner reliabel Jika r alfa< rtabel maka kuesioner tidak reliabel

Hasil Uji Reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items rtabel Keterangan

0,880 15 0,80 Reliabel

Pengolahan data primer (2016)

Berdasarkan Tabel 3.4 Uji Reliabilitas terlihat bahwa nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,880>rtabel 0,80. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian maka seluruh pernyataan dinyatakan reliabel.

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode statistik yang digunakan untuk menganalis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2012 : 147)

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Produk (X1), Harga (X2) dan Promosi (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.

(26)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian

a : Konstanta

b1,b2,b3 : Koefisien regresi berganda

X1 : Produk

X2 : Harga

X3 : Promosi

e : Standar error

3.11 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).

(Situmorang dan Lutfi, 2014 : 114). Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi

maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai

Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014 : 114).

a. Pendekatan Histogram. b. Pendekatan Grafik.

(27)

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan

ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

3. Uji multikolinieritas

Istilah koliniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah

kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat

dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas

Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti,

2014 : 147), di mana :

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat

(28)

3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistik t (uji t). Jika

t

hitung <

t

tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,

sedangkan jika

t

hitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat

signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.12.3 Koefisien Determasi (R²)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

terbatas. Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2005:83).

Dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut Ghozali (2005:83) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan adjusted R square pada saat

mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Singkat Teh Dalam Kemasan Teh Pucuk Harum

Produk Teh Pucuk Harum kemasan botol plastik yang di produksi oleh

PT. Mayora Indah Tbk merupakan salah satu konsumen bisnis di Indonesia sebagai produsen produk makanan dan minuman yang terkenal. Produk-produknya digemari dan dikenal oleh masyrakat luas. PT. Mayora Indah Tbk

didirikan pada pada tanggal 17 Februari 1977 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.

PT. Mayora Indah Tbk telah berkembang mnejadi perusahaan produk makanan yang besar. Mayora Group menjadi perusahaan publik pada tahun 1980, pada perkembangan selanjutnya melakukan ekspansi untuk menjadi perusahaan

berbasis ASEAN. Mayora mendirikan fasilitas produksi dan kantor pemasaran di beberapa wilayah Asia Tenggara. Produk Mayora telah dijual ke banyak negara di seluruh dunia. Mayora memiliki sistem logistik moderen, pengelolaan gudang

yang baik, serta jaringan distribusi yang kuat. Produknya berkualitas, dan membawa Mayora mendapatkan penghargaan dan apresiasi.

Mayora mendapat penghargaan “Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari majalah Swa, "Top Five Best Managed Companies in Indonesia” dari Asia Money, “Top 100 public listed companies” pada tahun 2009 dan 2010,

(30)

Teh Pucuk Harum, produk minuman teh dari Mayora. Minuman ini dibuat dari pucuk daun teh pilihan, bagian terbaik untuk membuat minuman teh. Produk

teh ini dipadukan dengan aroma jasmine untuk menciptakan rasa teh yang terbaik. Produk minuman ini dikemas praktis, sehingga mudah dibawa kemana saja.

Produk ini memanfaatkan teknologi canggih dalam proses produksi yaitu teknologi AST (Advanced Sterilizing Techmology). Proses pengolahan alami minuman ini menjamin rasa teh yang segar sama seperti minuman teh yang baru

dibuat. Teh Pucuk Harum juga bebas dari bahan pengawet, minuman ini bisa tahan hingga 1 tahun. Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan alami yang bebas

pewarna dan pemanis buatan.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum objek penelitian, khususnya mengenai karakteristik responden dan deskripsi

jawaban responden terhadap sejumlah penyataan yang disebarkan melalui kuesioner. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah analisis deskriptif frekuensi.

4.2.1.1 Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-Laki 41 41,0

Perempuan 59 59,0

Jumlah 100 100

(31)

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 responden

(41,0%) dan sebanyak 59 responden (59,0%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih

dominan dibanding responden laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

<20 Tahun 13 13,0

20-22Tahun 41 41,0

23-25 Tahun 34 34,0

>25 Tahun 12 12,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Pengolahan Data Primer (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan usia terlihat

bahwa responden dengan usia <20 tahun sebanyak 13 orang 13,(13%), responden berusia 20-22 tahun sebanyak 41 orang (41%), responden berusia 23-25 tahun

sebanyak 34 orang (34%) dan responden dengan usia >25 tahun sebanyak12 orang (12%). Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan berusia antara 20-22 tahun merupakan usia responden yang paling dominan.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3

(32)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

Manajemen 48 48,0

Akuntansi 32 32,0

Ekonomi Pembangunan 20 20,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Pengolahan Data Primer (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan Departemen

terlihat bahwa responden pada Departemen Manajemen sebanyak 48 mahasiwa (48%), responden pada Departemen Akuntansi sebanyak 32 mahasiswa (32%), dan responden pada Departemen Ekonomi Pembangunan sebanyah 20

mahasiswwa (20%). Dengan demikian, terlihat bahwa responden paling dominan adalah Mahasiswa Departemen Manajemen.

4.2.1.2 Frekuensi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden menggambarkan bagaimana distribusi jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Berikut ini

dapat dilihat distribusi jawaban responden mengenai variabel Produk (X1), variabel Harga (X2), variabel Promosi (X3), dan dan variabel Keputusan

Pembelian (Y). Frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada Tabel-Tabel berikut:

1. Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Produk (X1)

(33)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Produk (X1)

Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Dari Tabel 4.4 distribusi jawaban responden tentang variabel Produk dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pernyataan 1 “Teh Pucuk Harum enak rasanya” sebanyak 18 responden (18,0%) menyatakan sangat setuju, 73 responden (73,0%)

menjawab setuju, dan 9 responden (9,0%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5

(sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,0900 serta standar deviasi sebesar 0,51434. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai

Teh Pucuk Harum memiliki rasa yang enak untuk diminum.

2. Untuk pernyataan 2 “Desain kemasan Teh Pucuk Harum menarik” sebanyak 17 responden (17,0%) menyatakan sangat setuju, 65 responden (65,0%)

(34)

standar deviasi sebesar 0,68718. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa desian kemasan Teh Pucuk Harum menarik.

3. Untuk pernyataan 3 “Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan-bahan alami” sebanyak 22 responden (22,0%) menyatakan sangat setuju, 58 responden

(58,0%) menjawab setuju, 18 responden (18,0%) menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju)

dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,000 serta standar deviasi sebesar 0,69631. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden meyakini bahwa Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan-bahan alami.

4. Untuk pernyataan 4 “Teh Pucuk Harum cocok dikonsumsi untuk berbagai

jenis makanan” sebanyak 22 responden (22,0%) menyatakan sangat setuju, 66 responden (66,0%) menjawab setuju, dan 12 responden (12,0%)

menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,1000

serta standar deviasi sebesar 0,57735. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Teh Pucuk Harum cocok dikonsumsi untuk

(35)

2. Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Harga (X2) Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Harga (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev

Dari Tabel 4.5 distribusi jawaban responden tentang variabel Harga dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pernyataan 1 “Harga Teh Pucuk Harum Terjangkau” sebanyak 34 responden (34,0%) menyatakan sangat setuju, 62 responden (62,0%)

menjawab setuju, dan 4 responden (4,0%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5

(sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,3000 serta standar deviasi sebesar 0,54123. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai

bahwa harga Teh Pucuk Harum Terjangkau.

2. Untuk pernyataan 2 “Harga Teh Pucuk Harum lebih murah di banding yang lain” sebanyak 19 responden (19,0%) menyatakan sangat setuju, 74

responden (74,0%) menjawab setuju, dan 7 responden (7,0%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju

(36)

nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,1200 serta standar deviasi sebesar 0,49808. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menilai bahwa harga Harga Teh Pucuk Harum relatif lebih murah di banding minuman teh dalam kemasan merek lain.

3. Untuk pernyataan 3 “Harga Teh Pucuk Harum sesuai dengan manfaat yang dirasakan” sebanyak 26 responden (26,0%) menyatakan sangat setuju, 70 responden (70,0%) menjawab setuju, dan 4 responden (4,0%) menyatakan

kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan

nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,2200 serta standar deviasi sebesar 0,50412. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa harga Harga Teh Pucuk Harum sesuai dengan

manfaat yang diperoleh.

4. Untuk pernyataan 4 “Harga Teh Pucuk Harum sesuai dengan kualitas”

sebanyak 24 responden (24,0%) menyatakan sangat setuju, 66 responden (66,0%) menjawab setuju, 9 responden (9,0%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (1,0%) menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden

yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar

(37)

3. Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Promosi (X3) Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Promosi (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Dari Tabel 4.6 distribusi jawaban responden tentang variabel Promosi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pernyataan 1 “Saya mengetahui Teh Pucuk Harum dari media

Elektronik” sebanyak 29 responden (29,0%) menyatakan sangat setuju, dan 71 responden (71,0%) menjawab setuju, serta tidak ada responden yang

menjawab kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 4 (setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,2900 serta standar deviasi sebesar 0,45606. Hal ini

menunjukkan bahwa keseluruhan responden mengetahui Teh Pucuk Harum dari media iklan Elektronik.

2. Untuk pernyataan 2 “Tampilan iklan di TV menarik dalam memperkenalkan Teh Pucuk Harum” sebanyak 13 responden (13,0%) menyatakan sangat setuju, 79 responden (79,0%) menjawab setuju, 7 responden (7,0%)

(38)

minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,0400 serta standar deviasi sebesar 0,49072.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa tapilan iklan Teh Pucuk Harum melalui iklan televisi mampu menarik perhatian.

3. Untuk pernyataan 3 “Informasi yang disampaikan iklan Teh Pucuk Harum jelas” sebanyak 11 responden (11,0%) menyatakan sangat setuju, 69 responden (69,0%) menjawab setuju, 19 responden (19,0%) menyatakan

kurang setuju, dan 1 responden (1,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar

2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 3,9000 serta standar deviasi sebesar 0,57735. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Informasi yang disampaikan iklan

Teh Pucuk Harum sudah cukup jelas.

4. Distribusi Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev

Dari Tabel 4.7 distribusi jawaban responden tentang variabel Keputusan

(39)

1. Untuk pernyataan 1 “Saya membeli produk Teh Pucuk Harum karena adanya kebutuhan” sebanyak 27 responden (27,0%) menyatakan sangat setuju, dan

61 responden (61,0%) menjawab setuju, 10 responden menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada

responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,1300 serta standar deviasi sebesar 0,66142. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden membeli Teh Pucuk Harum karena sesuai dengan kebutuhannya.

2. Untuk pernyataan 2 “Saya mencari informasi tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk membeli” sebanyak 20 responden (20,0%) menyatakan sangat setuju, 65 responden (65,0%) menjawab setuju, 12

responden (12,0%) menyatakan kurang setuju, dan 3 responden (3,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat

tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,0200 serta standar deviasi sebesar 0,66636. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden telah

mencari informasi tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk membeli.

3. Untuk pernyataan 3 “Saya memutuskan untuk membeli produk Teh Pucuk Harum setelah membandingkan dengan teh dalam kemesan yang lain” sebanyak 33 responden (33,0%) menyatakan sangat setuju, 62 responden

(40)

setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai

maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,2800 serta standar deviasi sebesar 0,55195. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden membeli produk Teh Pucuk Harum setelah membandingkan dengan teh dalam kemesan yang lain.

4. Untuk pernyataan 4 “Saya yakin dengan keputusan saya membeli Teh Pucuk

Harum karena kealamiannya” sebanyak 29 responden (29,0%) menyatakan sangat setuju, 64 responden (64,0%) menjawab setuju, dan 7 responden

(7,0%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar

4,2200 serta standar deviasi sebesar 0,56102. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yakin keputusan membeli Teh Pucuk Harum merupakan

keputusan yang paling tepat karena kealamiannya.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi agar

nilai estimasi tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi Uji Normalitas Data, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Data dikatakan normal jika tidak menyalahi atau

(41)

dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan pendekatan statistik kolmogorov-smirnov.

a. Uji Normalitas Pendekatan Histogram

Uji Normalitas dengan pendekatan Histogram dapat dilihat pada Gambar

4.1 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2016) Gambar 4.1 Histogram

Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan

bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

a. Uji Normalitas Pendekatan Grafik Normal Probability Plot

Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data

adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality

Probability Plot. Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan

(42)

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.2

Normal Probability Plot

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat

diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.

b. Uji Normalitas Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov

Uji Normalitas dengan pendekatan statisik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov

(43)

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat seberapa besar peranan

variabel independen terhadap variabel dependen. Pendekatan dilakukan melalui pendekatan grafik dan pendekatan statistik.

a. Uji Heteroskedastisitas Pendekatan Scatter Plot

Uji Heteroskedastisitas dengan menggunkan Scatter Plot dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2016) Gambar 4.3

Scatter Plot

Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas diatas, terlihat bahwa titik-titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya

berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heterokedastisitas.

b. Uji Heteroskedastisitas Pendekatan Statistik Glejser

Pendekatan lainnya untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan pendekatan statistik Glejser. Hasl Uji Glejser dapat dilihat

(44)

Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

a. Dependent Variable: Abs_res Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa tingkat signifikansi variabel Produk (X1) sebesar 0154, tingkat signifikansi variabel Harga (X2) sebesar 0,201, dan

tingkat signifikansi variabel Promosi (X3) sebesar 0,467. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute residual (Abs_res). Hal ini terlihat

dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolonearitas

Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Pada Tabel 4.9

berikut dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF .

(45)

Pada Tabel 4.10 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini

dapat diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel Produk (X1) sebesar 0,889 dan nilai

VIF sebesar 1,125, nilai tolerance variabel Harga (X2) sebesar 0,837 dan nilai VIF sebesar 1,195, dan nilai tolerance variabel Promosi sebesar 0,849 dan nilai VIF sebesar 1,178. Dengan demikian terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing

variabel independen >0,1 dengan nilai VIF<10. Maka berdasarkan kriteria pengujian, jika nilai tolerance >0,1 dan nilai VIF<10 maka dapat disimpulkan

tidak terjadi multikolonearitas.

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen (Produk, Harga, dan Promosi) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Nilai koefisien regresi linear berganda dapat dilihat pada

Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Koefisien Regresi Linear Berganda Coefficientsa

(46)

Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh persamaan sebagai berikut: Y=a+b1X1 + b2X2 + +b3X3 + e

Y=α= 1,062 + 0,319X1+ 0,437 X2+0,254 X3 +e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 1,062 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel independen (Produk, Harga, dan Promosi) = 0 maka variabel dependen (keputusan pembelian) sebesar 1,062.

2. Koefisien regresi variabel Produk sebesar 0,319 menunjukkan bahwa variabel Produk memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap keputusan

pembelian. Dengan kata lain, jika variabel Produk meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,319.

3. Koefisien regresi variabel Harga sebesar 0,437 menunjukkan bahwa variabel

Harga memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain, jika kesesuaian variabel harga meningkat maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,437.

4. Koefisien regresi variabel Promosi sebesar 0,254 menunjukkan bahwa variabel Promosi memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap keputusan

pembelian. Dengan kata lain, jika variabel promosi meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,254.

4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Serempak (Uji F)

Uji Serempak (Uji F) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

(47)

dependen (keputusan pembelian). Hasil Uji Serempak (Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Uji Serempak (Uji F)

ANOVAa

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai Fhitung sebesar 29,387>Ftabel sebesar (2,69840) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Produk, Harga, dan Promosi secara serempak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, maka Ha diterima atau H0 ditolak.

4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil Uji Parsial (Uji t)

dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(48)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Produk (X1) memiliki nilai thitung sebesar 3,907>ttabel (1,98498) dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk

Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ha diterima atau H0 ditolak.

2. Harga (X2) memiliki nilai thitung sebesar 5,437>ttabel (1,98498) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka

H0 diterima atau Ha ditolak.

3. Promosi (X3) memiliki nilai thitung sebesar 2,267>ttabel (1,98498) dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,026<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ha diterima atau H0 ditolak.

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil Uji Koefisien Determinasi

(49)

Tabel 4.14

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,462. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 46,2% keputusan pembelian Teh

Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga, dan

promosi, sedangkan sisanya sebesar 53,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini lain seperti merek, gaya hidup, perilaku konsumen, lokasi, kepuasan konsumen, dan loyalitas konsumen yang tidak

diikutsertakan pada penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa produk memiliki koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa

Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jika kualitas produk meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat.

Secara umum produk Teh Pucuk Harum sebagai minuman teh dalam

(50)

pernyataan dalam kuesioner penelitian. Mayoritas responden menilai bahwa produk Teh Pucuk Harum enak rasanya sehingga memberi cita rasa khas teh yang

berkualitas, kemasan teh pucuk harum juga dinilai menarik serta praktis untuk dibawa dalam berbagai kegiatan baik didalam maupun diluar ruangan. Teh pucuk

harum yang terbuat dari bahan-bahan alami juga menjadikan teh pucuk harum sebagai minuman teh kemasan pilihan responden karena tidak mengandung bahan pengawet serta rendah gula. Selanjutnya secara umum responden menilai bahwa

Teh Pucuk Harum cocok dikonsumsi bersama berbagai jenis makanan dibanding minuman sejenis yang mengandung kadar gula tinggi dan minuman kemasana lain

yang mengandung soda.

Namun demikian, meskipun mayoritas memberikan penilaian yang positif tentang produk Teh Pucuk Harum, masih ditemukan sebagian responden yang

menyatakan kurang setuju dan tidak setuju khususnya mengenai disain kemasan yang dinilai oleh sebagian responden masih kurang menarik karena kurang

memberi kesan kesegaran teh yang alami serta warna kemasan yang berwarna gelap.

Secara umum berbagai keuggulan produk Teh Pucuk Harum mampu

mendorong terjadinya keputusan pembelian Teh Pucuk Harum dikalangan Mahasiswa khususnya Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2003:337) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke

(51)

dapat memuaskan keinginan atau kebututuhan pelanggannya. pemasar diharuskan menawarkan produk yang benar-benar berkualitas, sehingga konsumen akan

mempunyai respon positif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dini (2015). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Produk Teh Kotak Ultra Pada Mahasiswa /I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4.3.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa harga memiliki

koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jika kesesuaian harga meningkat, maka akan mendorong meningkatnya keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa.

Secara umum responden memberi penilaian yang positif tentang variabel

harga. Hal ini terlihat dari distribusi jawaban responden tentang harga mayoritas memberi jawaban setuju untuk setiap item pernyataan pada kuesioner yang disebar pada responden. Mayoritas responden menilai bahwa harga yang

(52)

umumnya belum mempunyai penghasilan sendiri Teh Pucuk Harum dinilai murah karena sesuai dengan uang saku para mahasiswa. Responden juga menilai bahwa

harga yang ditawarkan Teh Pucuh Harum secara umum relatif lebih murah dibanding harga minuman sejenis lainnya sehingga harga yang lebih murah

menjadikan Teh Pucuk Harum sebagai pilihan responden dalam membeli mimunan teh dalam kemasan.

Mayoritas responden menilai bahwa harga yang Teh Pucuk Harus sesuia

dengan manfaat yang diperoleh sehingga biaya yang dikeluarkan untuk dapat mengkonsumsi Teh Pucuk Harum dinilai telah sesuai dengan sejumlah manfaat

yang diperoleh untuk melepas dahaga maupun diminum bersama berbagai jenis makanan. Selanjutnya, harga Teh Pucuk Harum dinilai telah sesuai dengan kualitas yang ditawarkan sebagai minuman teh dalam kemasan.

Dengan demikian, secara keseluruhan harga yang ditawarkan Teh Pucuk Harum dinilai sesuai dengan harapan responden. Sehingga semakin tinggi tingkat

kesesuaian harga yang ditawarkan dengan harapan responden maka dapat memberi pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiwa program ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

(53)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2014). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa promosi memiliki koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar

0,026<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa

Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jika promosi meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat.

Menurut Cannon (2009:69) Promosi adalah mengkomunikasikan

informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Bagian promosi dalam bauran

pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia di tempat dan pada harga yang tepat.

Promosi Teh Pucuk Harum secara umum sudah baik. Hal ini tercermin

dari penilaian responden yang mayoritas memberi jawaban setuju untuk setiap item pernyataan pada kuesioner mengenai promosi Teh Pucuk Harum. Mayoritas

(54)

televisi mampu menjangkau konsumen diberbagai wilayah di Indonesia sehingga responden mengetahui adanya minuman kemasan Teh Pucuk Harum.

Promosi melalui iklan televisi Teh Pucuk Harum dinilai oleh mayoritas responden sangat menarik karena menayangkan iklan minuman teh dalam

kemasan yang berbeda dengan iklan teh dalam kemasan merek lain sehingga iklan melalui media televisi mampu menarik perhatian responden. Selanjutnya iklan Teh Pucuk Harum dinilai secara umum telah mampu memberikan informasi

dengan jelas mengenai Teh Pucuk Harum sehingga responden memiliki informasi yang memadai tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk melakukan

pembelian namun demikian, masih ditemukan sebagian responden yang menyatakan kurang setuju karena menilai bahwa iklan yang ditayangkan cenderung lebih kepada upaya memperkenalkan produk dan mencitrakan bahwa

Teh Pucuk Harum minuman teh kemasan yang enak dan menyegarkan namun dinilai kurang memberikan informasi yang detail khususnya mengenai bahan serta

manfaatnya bagi kesehatan.

Kotler & Keller (2012:146) menyatakan bahwa tahapan-tahapan pengambilan keputusan pembelian konsumen diantaranya adalah pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi dan pemilihan alternatif, dengan adanya periklanan, maka konsumen akan menjadikan informasi yang diperoleh melalui

iklan sebagai refrensi dalam mengambil keputusan. Hal ini karena tujuan dari periklanan diantaranya adalah menginformasikan, membujuk, mengingatkan, dan menguatkan sehingga dengan iklan yang efektif, diharapkan dapat mempengaruhi

(55)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif dan

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) terlihat bahwa produk, harga, dan

promosi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa produk, harga, dan promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa 46,2% keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel

produk, harga, dan promosi, sedangkan sisanya sebesar 53,8% dijelaskan oleh variabel lain seperti merek, gaya hidup, perilaku konsumen, lokasi, kepuasan

(57)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Produsen Teh Dalam Kemasan Teh Pucuk Harum

Diharapkan agar terus berinovasi khususnya membuat disain kemasan menjadi

lebih menarik dengan memberi warna yang lebih cerah sehingga memberi kesan minuman yang teh alami yang menyegarkan dan menambah variasi dalam bentuk kemasan kotak yang lebih praktis. Terkait dengan harga

diharapkan perusahaan tetap mempertahankan daya saing harga yang kompetitif sehingga tetap menjadi pilihan utama konsumen sedangkan terkait

dengan promosi diharapkan agar iklan yang ditayangkan khususnya melalui media iklan televisi agar mampu memberi informasi yang lebih detil terkait dengan bahan dan keunggulan utama Teh Pucuk Harum dibanding teh kemasan

lainnya sehingga konsumen tidak hanya sekedar diajak untuk membeli namun konsumen juga mendapat informasi yang cukup sebelum memutuskan untuk

membeli Teh Pucuk Harum hal ini akan menjadi nilai lebih bagi konsumen sehingga keputusan pembelian Teh Pucuk Harum meningkat.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar menambah variabel lain yang tidak disertakan pada penelitian ini lain seperti merek, gaya hidup, perilaku konsumen, lokasi, kepuasan

(58)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Menurut Kotler & Amstrong (2008:6) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal

balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.1.1 Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2003:337) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebututuhan

pelanggannya. Bagi perusahaan yang memproduksi suatu produk atau jasa, produk adalah alat atau sarana untuk mencapai sasaran, yaitu keuntungan

pemasaran atau tujuan tertentu. Beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun produk mereka. Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya. Adapun

faktor kedua adalah pengertian tentang hakekat produk di mata pembeli. Faktor ketiga strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual pada

(59)

2.1.2 Jenis Produk

Produk memiliki tingkatan yang membedakan produk satu dengan

yang lainnya. Hal ini harus diperhatikan pemasar dalam memasarkan dan mengembangkan produknya .

Menurut Kotler (2005:449) produk dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu: 1. Manfaat Inti (core product)

Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.

2. Produk Dasar (Basic product)

Bentuk dasar dari satu produk yang dapat dirasakan oleh panca indara.

3. Produk yang diharapkan (expected producy)

Serangkaian atribut–atribut produk dan kondisi-kondisi diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

4. Produk yang ditingkatkan (augmented product)

Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha

dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing 5. Produk Potensial (potensial product)

Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk

dimasa datang.

2.1.3 Klasifikasi Produk

(60)

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama , yaitu

a. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba,

atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan , dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

b. Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau keputusan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salonk kecantikan,

hotel dan sebagainya. Kotler (2002:486) juga mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik. 2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu:

a. barang tidak tahan lama (nondurable goods)

barang tidak tahan lama adalah barang tidak berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.

b. Barang tahan lama (dourable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakain (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal

(61)

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu berdasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua,

yaitu:

a. Barang konsumsi (consumer’s goods)

barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b. Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan

pemrosesan lebih lanjut mendapatkan suatu menfaat tertentu, biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

2.1.4 Atribut Produk

Definisi atribut Produk menurut Tjiptono (2008:103) Atribut produk adalah unsur-unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan

dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut-atribut produk tersebut sangat berpengaruh terhadap reaksi pelanggan akan suatu produk.

Atribut produk merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk yang dirancang oleh perusahaan.

Menurut Umar (2000:32) Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menentukan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang

(62)

sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.

Sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:347) Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Atribut produk terdiri dari kualitas, fitur, dan rancangan. Dan

menurut Simamora (2000:589) bahwa lingkup di dalam atribut produk yaitu: merek produk, mutu produk, ciri produk, desain produk serta layanan pendukung

produk. Melalui pelaksanaan atribut produk diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan melalui produk yang ditawarkan.

Dari pendapat-pendapat diatas menggunakan lima atribut dalam penelitian

ini.

1. Kualitas produk dalam atribut produk mempunyai pengertian sebagai

karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi: daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan

Amstrong, 2008:272).

2. Fitur produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan

dengan produk pesaing (Kotler dan Amstrong, 2008:272).

(63)

penggunaan produk, dan memberi keunggulan yang bersaing yang kuat di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008:272).

4. Kemasan adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk (saladin, 2003:87). Peranan kemasan sebagai alat

pemasaran, yaitu : a. Swalayan (self service)

Semakin banyak jumlah produk yang dijual dengan cara pembeli mengambil

sendiri barang yang dibutuhkan, kemasarn semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan di mana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri

produk, menyakinkan konsumen dan membeli kesan menyeluruh yang menguntungkan

b. Kemakmuran Konsumen (consumer offluence)

Meningkatkan kekayaan konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan ketergantungan dan

prestise dari kemasan yang lebih baik.

c. Citra Perusahaan dan merek (company and brand image)

Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang dikandung dari kemasan

yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau mereknya.

d. Peluang Inovasi (inovational opportunity)

(64)

Alasan mengapa kemasan diperlukan (saladin, 2003:88):

1) Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan (utility)

2) Kemasan berperan dalam melaksanakan program pemasaran perusahaan. 3) Untuk meningkatkan laba.

5. Merek

Kotler dan Keller (2009:332) mendefinisikan bahwa merek adalah produk atau jasa penambahan dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya

dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Nicolon (2004:4) mendefinisikan merek adalah entitas yang mudah

dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Sebuah nama, logo, singkatan, desain atau apa saja, dikatakan sebagai merek kalau memenuhi empat hal antara lain: dapat dikenali, memiliki entitas ( mewakili sesuatu yang ada),

janji-janji tertentu dan memiliki nilai.

Ciri-ciri dari nama merek yang efektif menurut lamb, et al. (2001:423)

yaitu:

a. Mudah diucapkan b. Mudah dikenali

c. Mudah diingat d. Pendek/singkat

e. Berbeda atau unik

f. Menggambarkan manfaat produk g. Mempunyai konotasi yang positif

(65)

2.2 Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) Harga adalah sejumlah uang

yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa.

Tjiptono (2008:151) Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan barang atau jasa. Sementara itu dari sudut pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga

tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Pengertian utility, nilai, dan harga merupakan konsep yang saling berhubungan.

Utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan

barang tersebut, dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk

ditukarkan dengan produk lain. Harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut. Sedangkan harga pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya yang

dikorbankan untuk memperoleh atau dalam membuat barang tersebut.

2.2.1 Prinsip Penetapan Harga

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:436) prinsip penetapan harga adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA STRATEGIS KECAMATAN LECES. TAHUN 2013

Alat tersebut mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai lampu penerangan jalan atau lampu taman, akan tetapi alat yang dibuat hanya digunakan untuk sebuah ruangan, karena

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

493.710.000,- (Empat ratus Sembilan puluh Tiga Juta Tujuh ratus Sepuluh ribu Rupiah) termasuk PPN 10% ). Demikian pengumuman ini

Sehubungan dengan pelaksanaan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk :.. Nama Program : Bimbingan

[r]

Administrasi : tidak ada surat penawaran, Jaminan penawaran, metode pelaksanaan dan surat dukungan dari bank. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi

[r]