Lampiran 1 KUESIONER
PENGARUH PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH PUCUK HARUM
PADA MAHASISWA EKSTENSI FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produk, Harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/I Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, maka dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi penelitian ini.
Untuk itu saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner yang saya berikan. Atas bantuan dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.
No. Responden:
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Jurusan :
B. Petunjuk Pengisian
Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
Isilah Kuesioner ini dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban yang
2. Desain kemasan Teh Pucuk Harum menarik
3. Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan-bahan alami
2. Harga Teh Pucuk Harum lebih murah di banding yang lain
3. Harga Teh Pucuk Harum
sesuai dengan manfaat yang dirasakan
4. Harga Teh Pucuk Harum
sesuai dengan kualitas
PROMOSI (X3)
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Saya menegetahui Teh Pucuk Harum dari media Elektronik
2. Tampilan iklan di TV menarik dalam memperkenalkan Teh Pucuk Harum
KEPUTUSAN PEMBELIAN
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Saya membeli produk Teh Pucuk Harum karena adanya kebutuhan
2. Saya mencari informasi
tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk membeli
3. Saya memutuskan untuk
membeli produk Teh Pucuk
Harum setelah
membandingkan dengan teh dalam kemesan yang lain
Lampiran 2
Uji Validitas dan Reliabilitas
Reliability
Lampiran 3
Karakteristik Responden
Statistics
Jenis_Kelamin Usia Departemen
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Lampiran 4
Tabulasi Jawaban Responden
No.
Produk (X1) Harga (X2) Promosi (X3) Keputusan Pembelian (Y)
Lampiran 5
Deskriptif Jawaban Responden a. Produk (X1)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
b. Harga (X2)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
c. Promosi (X3)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
d. Keputusan Pembelian (Y)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 5 5,0 5,0 5,0
4 62 62,0 62,0 67,0
5 33 33,0 33,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 7 7,0 7,0 7,0
4 64 64,0 64,0 71,0
5 29 29,0 29,0 100,0
b. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,464 1,093 1,339 ,184
Produk -,075 ,052 -,153 -1,437 ,154
Harga ,066 ,051 ,141 1,287 ,201
Promosi -,052 ,072 -,079 -,730 ,467
a. Dependent Variable: Abs_res
c. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,062 1,712 ,620 ,537
Produk ,319 ,082 ,305 3,907 ,000 ,889 1,125
Harga ,437 ,080 ,438 5,437 ,000 ,837 1,195
Promosi ,254 ,112 ,181 2,267 ,026 ,849 1,178
Lampiran 7
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga
b. Uji Parsial (Uji t)
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Cannon, Joseph P, William D. Perreault, Jerome McCarthy. 2009. Pemasaran
dasar, Edisi 16 Pendekatan Manajerial Global Buku 2. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Kartajaya, Hermawan, Asmara, Bayu.“Wow Service Is Care”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2014.
Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesebelas, Indeks, Jakarta
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2003. Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Gramedia, Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua belas, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kedua belas, Erlangga, Jakarta.
Laksana, Fajar, 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Lamb, Charles W, Joseph F. Hair, dan Carl McDaniel, 2001. Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta.
Nicolon, Patricia F., 2004. The Complete Ideal’s Guide, Prenada, Jakarta
Saladin, Djaslim, 2003. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Unsur Pemasaran, Linda Karya, Bandung.
Simamora, Hendry, 2000. Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti.“Analisis Data untuk Riset
Manajemen dan Bisnis”, Medan USU Press, 2014.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis ”.Penerbit Alfabeta, Bandung, 2012.
Supramono dan Haryanto. 2003. Desain proposal studi pemasaran Andi : Yogyakarta
Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta.
Zeithaml, A, Valerie and Marry Jo Bitner, 2000. Service Marketing, Mc Graw Hill, New Jersey.
Skripsi :
Dini, Dicky Frans, 2015. “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Hasibuan, Slamat Riyady, 2013. “Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)”, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Nahampun, Tria Lestari, 2014. “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Cuaca Terhadap Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Jurnal :
Pratama, Yoga Amida, 2015. “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Rolas PT. Rolas Nusantara Mandiri”, Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, Vol. 4, No. 3.
Sri Autami, Ni Luh Made Manasaputri, dan I Gusti Agung Ketut Gede Suasana, 2015. “Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Gerai Chatime”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 11.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisa deskriptif
kuantitatif, yaitu dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen (Sugiono, 2012: 55). penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara produk, harga
dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/i Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan memperoleh data-data yang berasal dari responden yang diteliti. dalam hal ini peneliti akan
melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. T. Mansur No. 9 Kampus USU Medan. Aktifitas
penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016 hingga Agustus 2016
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam peneitian ini adalah :
1. Variabel independen : Produk (X1), Harga (X2), dan Promosi (X3) 2. Variabel dependen : Keputusan Pembelian (Y)
3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi Variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi
1. Produk sebagai (X1)
Produk adalah Teh Pucuk Harum yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebututuhan pelanggan.
2. Harga sebagai (X2)
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan untuk memperoleh Teh Pucuk Harum.
3. Promosi (X3)
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Teh Pucuk Harum untuk
memberikan informasi kepada pembeli potensial atau orang lain yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen untuk membeli Teh Pucuk Harum.
4. Keputusan pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli produk Teh Pucuk Harum.
Lebih jelas, operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel No Variabel
Definisi Operasionalisasi Indikator Skala Pengukuran
1. Produk
(X1)
Produk adalah Teh Pucuk Harum yang ditawarkan
1. Harga terjangkau 2. Harga sesuai kualitas 3. Harga bersaing
4. Harga sesuai dengan manfaat yang di dapat
Likert
3. Promosi
(X3)
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Teh Pucuk Harum untuk memberikan informasi kepada pembeli potensial atau orang lain yang
bertujuan untuk adalah tahap dalam proses pengammbilan keputusan
pembeli dimana konsumen benar-benar
akan membeli produk Teh Pucuk Harum
karena kealamiannya
Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Sistem pengelolaan data yang dilakuka pada penelitian ini adalah dengan
sosial. (Situmorang dan Lufti, 2014:6). Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi
skor tertentu. Total skor inilah yang di tafsif sebagai populasi responden dalam skala likert. Kriteria pengukuran untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Situmorang dan Lutfi (2014 : 6)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2012:115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa dan Mahasiswi program Ekstensi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa
mewakili keseluruhan populasi. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang pernah membeli Teh Pucuk Harum lebih
dari dua kali sehingga untuk menentukan sampel yang sulit di ketahui
(Za)2 (p) ( q) n =
d2 Keterangan :
n = jumlah sampel
(Za)2 = nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikan tertentu (a) Bila a=0,05 maka Z=1,67
Bila a=0,01 maka Z= 1,96
p = estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel
q = proporsi populasi tidak sesuai kriteria sempal (1-p)
d = penyimpangan yang ditolerir, yang digunakan dalam penelitian ini 5%
Berdasarkan prasurvei yang dilakukan secara acak pada 30 orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara ditemukan sebanyak 27 orang (90%)
pernah membeli dan mengkonsumsi Teh Pucuk Harum sebanyak lebih dari dua kali, sedangkan 3 mahasiwa lainnya (10%) tidak pernah membeli dan mengkonsumsi Teh Pucuk Harum sebanyak lebih dari dua kali maka p = 0,9 dan
q=0,1. Berdasarkan nilai p dan q tersebut, maka jumlah sampel penelitian ini adalah:
(1,67)2 (0,9) ( 0,1) n =
(0,5)2
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
a. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
terpilih pada lokasi penelitian. Data Primer di peroleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai Variabel penelitian.
b. Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan
mempelajari tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini Adalah :
1. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:199). Kuesioner penelitian ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada pembeli Teh Pucuk Harum
yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian. 2. Metode Dokumentasi
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang (2014:86) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin
mengukur kuesioner di dalam nya. pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 30 orang. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kriteria dalam pengukuran
kuisioner, sebagai berikut :
Jika thitung> ttabel maka pertanyaan tersebut valid Jika thitung< ttabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
Nilai rtabel dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel). Hasil Uji
Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Uji Validitas Pernyataan Corrected Item-
Total Correlation rtabel Keterangan
P1 ,726 0,361 Valid
P2 ,537 0,361 Valid
P3 ,531 0,361 Valid
P4 ,517 0,361 Valid
P5 ,484 0,361 Valid
P6 ,503 0,361 Valid
P7 ,688 0,361 Valid
P8 ,399 0,361 Valid
Lanjutan Tabel 3.3
Pernyataan Corrected Item-
Total Correlation rtabel Keterangan
P10 ,529 0,361 Valid
P11 ,682 0,361 Valid
P12 ,558 0,361 Valid
P13 ,463 0,361 Valid
P14 ,387 0,361 Valid
P15 ,477 0,361 Valid
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.3 terlihat bahwa seluruh item
pernyataan pada kuesioner memiliki nilai rhitung >rtabel (0,361). Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka seluruh item peryataan dinyatakan valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Situmorang (2014:89) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Uji reabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang
sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan dan alat-alat penelitian seperti
kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi baik.
Instrumen yang reliabel berarti apabila instrumen tersebut digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabelitas (Keandalan) merupakan ukuran suatu kesetabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
dan yang diujimerupakan pertanyaan yang sudah valid. Adapun kriteria dalam pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah :
Jika r alfa> rtabel maka kuesioner reliabel Jika r alfa< rtabel maka kuesioner tidak reliabel
Hasil Uji Reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items rtabel Keterangan
0,880 15 0,80 Reliabel
Pengolahan data primer (2016)
Berdasarkan Tabel 3.4 Uji Reliabilitas terlihat bahwa nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,880>rtabel 0,80. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian maka seluruh pernyataan dinyatakan reliabel.
3.10 Metode Analisis Data
3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif
Metode statistik yang digunakan untuk menganalis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2012 : 147)
3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Produk (X1), Harga (X2) dan Promosi (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian
a : Konstanta
b1,b2,b3 : Koefisien regresi berganda
X1 : Produk
X2 : Harga
X3 : Promosi
e : Standar error
3.11 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).
(Situmorang dan Lutfi, 2014 : 114). Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi
maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai
Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014 : 114).
a. Pendekatan Histogram. b. Pendekatan Grafik.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
3. Uji multikolinieritas
Istilah koliniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah
kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat
dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas
Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti,
2014 : 147), di mana :
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.
3.12 Uji Hipotesis
3.12.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat
3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan statistik t (uji t). Jika
t
hitung <t
tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,sedangkan jika
t
hitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkatsignifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
3.12.3 Koefisien Determasi (R²)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2005:83).
Dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut Ghozali (2005:83) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan adjusted R square pada saat
mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Profil Singkat Teh Dalam Kemasan Teh Pucuk Harum
Produk Teh Pucuk Harum kemasan botol plastik yang di produksi oleh
PT. Mayora Indah Tbk merupakan salah satu konsumen bisnis di Indonesia sebagai produsen produk makanan dan minuman yang terkenal. Produk-produknya digemari dan dikenal oleh masyrakat luas. PT. Mayora Indah Tbk
didirikan pada pada tanggal 17 Februari 1977 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.
PT. Mayora Indah Tbk telah berkembang mnejadi perusahaan produk makanan yang besar. Mayora Group menjadi perusahaan publik pada tahun 1980, pada perkembangan selanjutnya melakukan ekspansi untuk menjadi perusahaan
berbasis ASEAN. Mayora mendirikan fasilitas produksi dan kantor pemasaran di beberapa wilayah Asia Tenggara. Produk Mayora telah dijual ke banyak negara di seluruh dunia. Mayora memiliki sistem logistik moderen, pengelolaan gudang
yang baik, serta jaringan distribusi yang kuat. Produknya berkualitas, dan membawa Mayora mendapatkan penghargaan dan apresiasi.
Mayora mendapat penghargaan “Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari majalah Swa, "Top Five Best Managed Companies in Indonesia” dari Asia Money, “Top 100 public listed companies” pada tahun 2009 dan 2010,
Teh Pucuk Harum, produk minuman teh dari Mayora. Minuman ini dibuat dari pucuk daun teh pilihan, bagian terbaik untuk membuat minuman teh. Produk
teh ini dipadukan dengan aroma jasmine untuk menciptakan rasa teh yang terbaik. Produk minuman ini dikemas praktis, sehingga mudah dibawa kemana saja.
Produk ini memanfaatkan teknologi canggih dalam proses produksi yaitu teknologi AST (Advanced Sterilizing Techmology). Proses pengolahan alami minuman ini menjamin rasa teh yang segar sama seperti minuman teh yang baru
dibuat. Teh Pucuk Harum juga bebas dari bahan pengawet, minuman ini bisa tahan hingga 1 tahun. Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan alami yang bebas
pewarna dan pemanis buatan.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum objek penelitian, khususnya mengenai karakteristik responden dan deskripsi
jawaban responden terhadap sejumlah penyataan yang disebarkan melalui kuesioner. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah analisis deskriptif frekuensi.
4.2.1.1 Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-Laki 41 41,0
Perempuan 59 59,0
Jumlah 100 100
Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 responden
(41,0%) dan sebanyak 59 responden (59,0%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih
dominan dibanding responden laki-laki.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
<20 Tahun 13 13,0
20-22Tahun 41 41,0
23-25 Tahun 34 34,0
>25 Tahun 12 12,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Pengolahan Data Primer (2016)
Berdasarkan Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan usia terlihat
bahwa responden dengan usia <20 tahun sebanyak 13 orang 13,(13%), responden berusia 20-22 tahun sebanyak 41 orang (41%), responden berusia 23-25 tahun
sebanyak 34 orang (34%) dan responden dengan usia >25 tahun sebanyak12 orang (12%). Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan berusia antara 20-22 tahun merupakan usia responden yang paling dominan.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
Manajemen 48 48,0
Akuntansi 32 32,0
Ekonomi Pembangunan 20 20,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Pengolahan Data Primer (2016)
Berdasarkan Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan Departemen
terlihat bahwa responden pada Departemen Manajemen sebanyak 48 mahasiwa (48%), responden pada Departemen Akuntansi sebanyak 32 mahasiswa (32%), dan responden pada Departemen Ekonomi Pembangunan sebanyah 20
mahasiswwa (20%). Dengan demikian, terlihat bahwa responden paling dominan adalah Mahasiswa Departemen Manajemen.
4.2.1.2 Frekuensi Jawaban Responden
Deskripsi jawaban responden menggambarkan bagaimana distribusi jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Berikut ini
dapat dilihat distribusi jawaban responden mengenai variabel Produk (X1), variabel Harga (X2), variabel Promosi (X3), dan dan variabel Keputusan
Pembelian (Y). Frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada Tabel-Tabel berikut:
1. Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Produk (X1)
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Produk (X1)
Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev
Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)
Dari Tabel 4.4 distribusi jawaban responden tentang variabel Produk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk pernyataan 1 “Teh Pucuk Harum enak rasanya” sebanyak 18 responden (18,0%) menyatakan sangat setuju, 73 responden (73,0%)
menjawab setuju, dan 9 responden (9,0%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5
(sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,0900 serta standar deviasi sebesar 0,51434. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai
Teh Pucuk Harum memiliki rasa yang enak untuk diminum.
2. Untuk pernyataan 2 “Desain kemasan Teh Pucuk Harum menarik” sebanyak 17 responden (17,0%) menyatakan sangat setuju, 65 responden (65,0%)
standar deviasi sebesar 0,68718. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa desian kemasan Teh Pucuk Harum menarik.
3. Untuk pernyataan 3 “Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan-bahan alami” sebanyak 22 responden (22,0%) menyatakan sangat setuju, 58 responden
(58,0%) menjawab setuju, 18 responden (18,0%) menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju)
dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,000 serta standar deviasi sebesar 0,69631. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden meyakini bahwa Teh Pucuk Harum terbuat dari bahan-bahan alami.
4. Untuk pernyataan 4 “Teh Pucuk Harum cocok dikonsumsi untuk berbagai
jenis makanan” sebanyak 22 responden (22,0%) menyatakan sangat setuju, 66 responden (66,0%) menjawab setuju, dan 12 responden (12,0%)
menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,1000
serta standar deviasi sebesar 0,57735. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Teh Pucuk Harum cocok dikonsumsi untuk
2. Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Harga (X2) Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Harga (X2)
Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev
Dari Tabel 4.5 distribusi jawaban responden tentang variabel Harga dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk pernyataan 1 “Harga Teh Pucuk Harum Terjangkau” sebanyak 34 responden (34,0%) menyatakan sangat setuju, 62 responden (62,0%)
menjawab setuju, dan 4 responden (4,0%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5
(sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,3000 serta standar deviasi sebesar 0,54123. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai
bahwa harga Teh Pucuk Harum Terjangkau.
2. Untuk pernyataan 2 “Harga Teh Pucuk Harum lebih murah di banding yang lain” sebanyak 19 responden (19,0%) menyatakan sangat setuju, 74
responden (74,0%) menjawab setuju, dan 7 responden (7,0%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju
nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,1200 serta standar deviasi sebesar 0,49808. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden menilai bahwa harga Harga Teh Pucuk Harum relatif lebih murah di banding minuman teh dalam kemasan merek lain.
3. Untuk pernyataan 3 “Harga Teh Pucuk Harum sesuai dengan manfaat yang dirasakan” sebanyak 26 responden (26,0%) menyatakan sangat setuju, 70 responden (70,0%) menjawab setuju, dan 4 responden (4,0%) menyatakan
kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan
nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,2200 serta standar deviasi sebesar 0,50412. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa harga Harga Teh Pucuk Harum sesuai dengan
manfaat yang diperoleh.
4. Untuk pernyataan 4 “Harga Teh Pucuk Harum sesuai dengan kualitas”
sebanyak 24 responden (24,0%) menyatakan sangat setuju, 66 responden (66,0%) menjawab setuju, 9 responden (9,0%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (1,0%) menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar
3. Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Promosi (X3) Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Promosi (Y)
Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev
Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)
Dari Tabel 4.6 distribusi jawaban responden tentang variabel Promosi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk pernyataan 1 “Saya mengetahui Teh Pucuk Harum dari media
Elektronik” sebanyak 29 responden (29,0%) menyatakan sangat setuju, dan 71 responden (71,0%) menjawab setuju, serta tidak ada responden yang
menjawab kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 4 (setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,2900 serta standar deviasi sebesar 0,45606. Hal ini
menunjukkan bahwa keseluruhan responden mengetahui Teh Pucuk Harum dari media iklan Elektronik.
2. Untuk pernyataan 2 “Tampilan iklan di TV menarik dalam memperkenalkan Teh Pucuk Harum” sebanyak 13 responden (13,0%) menyatakan sangat setuju, 79 responden (79,0%) menjawab setuju, 7 responden (7,0%)
minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,0400 serta standar deviasi sebesar 0,49072.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa tapilan iklan Teh Pucuk Harum melalui iklan televisi mampu menarik perhatian.
3. Untuk pernyataan 3 “Informasi yang disampaikan iklan Teh Pucuk Harum jelas” sebanyak 11 responden (11,0%) menyatakan sangat setuju, 69 responden (69,0%) menjawab setuju, 19 responden (19,0%) menyatakan
kurang setuju, dan 1 responden (1,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar
2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 3,9000 serta standar deviasi sebesar 0,57735. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Informasi yang disampaikan iklan
Teh Pucuk Harum sudah cukup jelas.
4. Distribusi Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y)
Pernyataan SS S KS TS STS Min Max Mean St.Dev
Dari Tabel 4.7 distribusi jawaban responden tentang variabel Keputusan
1. Untuk pernyataan 1 “Saya membeli produk Teh Pucuk Harum karena adanya kebutuhan” sebanyak 27 responden (27,0%) menyatakan sangat setuju, dan
61 responden (61,0%) menjawab setuju, 10 responden menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada
responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,1300 serta standar deviasi sebesar 0,66142. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden membeli Teh Pucuk Harum karena sesuai dengan kebutuhannya.
2. Untuk pernyataan 2 “Saya mencari informasi tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk membeli” sebanyak 20 responden (20,0%) menyatakan sangat setuju, 65 responden (65,0%) menjawab setuju, 12
responden (12,0%) menyatakan kurang setuju, dan 3 responden (3,0%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Nilai minimum sebesar 2 (tidak setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,0200 serta standar deviasi sebesar 0,66636. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden telah
mencari informasi tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk membeli.
3. Untuk pernyataan 3 “Saya memutuskan untuk membeli produk Teh Pucuk Harum setelah membandingkan dengan teh dalam kemesan yang lain” sebanyak 33 responden (33,0%) menyatakan sangat setuju, 62 responden
setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai
maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar 4,2800 serta standar deviasi sebesar 0,55195. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden membeli produk Teh Pucuk Harum setelah membandingkan dengan teh dalam kemesan yang lain.
4. Untuk pernyataan 4 “Saya yakin dengan keputusan saya membeli Teh Pucuk
Harum karena kealamiannya” sebanyak 29 responden (29,0%) menyatakan sangat setuju, 64 responden (64,0%) menjawab setuju, dan 7 responden
(7,0%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Nilai minimum sebesar 3 (kurang setuju) dan nilai maksimum 5 (sangat setuju) dengan nilai rata-rata sebesar
4,2200 serta standar deviasi sebesar 0,56102. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yakin keputusan membeli Teh Pucuk Harum merupakan
keputusan yang paling tepat karena kealamiannya.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi agar
nilai estimasi tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi Uji Normalitas Data, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Data dikatakan normal jika tidak menyalahi atau
dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan pendekatan statistik kolmogorov-smirnov.
a. Uji Normalitas Pendekatan Histogram
Uji Normalitas dengan pendekatan Histogram dapat dilihat pada Gambar
4.1 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian (2016) Gambar 4.1 Histogram
Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan
bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.
a. Uji Normalitas Pendekatan Grafik Normal Probability Plot
Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data
adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality
Probability Plot. Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Gambar 4.2
Normal Probability Plot
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat
diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.
b. Uji Normalitas Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov
Uji Normalitas dengan pendekatan statisik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat seberapa besar peranan
variabel independen terhadap variabel dependen. Pendekatan dilakukan melalui pendekatan grafik dan pendekatan statistik.
a. Uji Heteroskedastisitas Pendekatan Scatter Plot
Uji Heteroskedastisitas dengan menggunkan Scatter Plot dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian (2016) Gambar 4.3
Scatter Plot
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas diatas, terlihat bahwa titik-titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya
berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heterokedastisitas.
b. Uji Heteroskedastisitas Pendekatan Statistik Glejser
Pendekatan lainnya untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan pendekatan statistik Glejser. Hasl Uji Glejser dapat dilihat
Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
a. Dependent Variable: Abs_res Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa tingkat signifikansi variabel Produk (X1) sebesar 0154, tingkat signifikansi variabel Harga (X2) sebesar 0,201, dan
tingkat signifikansi variabel Promosi (X3) sebesar 0,467. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute residual (Abs_res). Hal ini terlihat
dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolonearitas
Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Pada Tabel 4.9
berikut dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF .
Pada Tabel 4.10 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini
dapat diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel Produk (X1) sebesar 0,889 dan nilai
VIF sebesar 1,125, nilai tolerance variabel Harga (X2) sebesar 0,837 dan nilai VIF sebesar 1,195, dan nilai tolerance variabel Promosi sebesar 0,849 dan nilai VIF sebesar 1,178. Dengan demikian terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing
variabel independen >0,1 dengan nilai VIF<10. Maka berdasarkan kriteria pengujian, jika nilai tolerance >0,1 dan nilai VIF<10 maka dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolonearitas.
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (Produk, Harga, dan Promosi) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Nilai koefisien regresi linear berganda dapat dilihat pada
Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Koefisien Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh persamaan sebagai berikut: Y=a+b1X1 + b2X2 + +b3X3 + e
Y=α= 1,062 + 0,319X1+ 0,437 X2+0,254 X3 +e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 1,062 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel independen (Produk, Harga, dan Promosi) = 0 maka variabel dependen (keputusan pembelian) sebesar 1,062.
2. Koefisien regresi variabel Produk sebesar 0,319 menunjukkan bahwa variabel Produk memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap keputusan
pembelian. Dengan kata lain, jika variabel Produk meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,319.
3. Koefisien regresi variabel Harga sebesar 0,437 menunjukkan bahwa variabel
Harga memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain, jika kesesuaian variabel harga meningkat maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar 0,437.
4. Koefisien regresi variabel Promosi sebesar 0,254 menunjukkan bahwa variabel Promosi memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap keputusan
pembelian. Dengan kata lain, jika variabel promosi meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,254.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Serempak (Uji F)
Uji Serempak (Uji F) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
dependen (keputusan pembelian). Hasil Uji Serempak (Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Uji Serempak (Uji F)
ANOVAa
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai Fhitung sebesar 29,387>Ftabel sebesar (2,69840) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Produk, Harga, dan Promosi secara serempak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, maka Ha diterima atau H0 ditolak.
4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t)
Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil Uji Parsial (Uji t)
dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Produk (X1) memiliki nilai thitung sebesar 3,907>ttabel (1,98498) dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk
Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ha diterima atau H0 ditolak.
2. Harga (X2) memiliki nilai thitung sebesar 5,437>ttabel (1,98498) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka
H0 diterima atau Ha ditolak.
3. Promosi (X3) memiliki nilai thitung sebesar 2,267>ttabel (1,98498) dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,026<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ha diterima atau H0 ditolak.
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.14
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,462. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 46,2% keputusan pembelian Teh
Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga, dan
promosi, sedangkan sisanya sebesar 53,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini lain seperti merek, gaya hidup, perilaku konsumen, lokasi, kepuasan konsumen, dan loyalitas konsumen yang tidak
diikutsertakan pada penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa produk memiliki koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa
Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jika kualitas produk meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat.
Secara umum produk Teh Pucuk Harum sebagai minuman teh dalam
pernyataan dalam kuesioner penelitian. Mayoritas responden menilai bahwa produk Teh Pucuk Harum enak rasanya sehingga memberi cita rasa khas teh yang
berkualitas, kemasan teh pucuk harum juga dinilai menarik serta praktis untuk dibawa dalam berbagai kegiatan baik didalam maupun diluar ruangan. Teh pucuk
harum yang terbuat dari bahan-bahan alami juga menjadikan teh pucuk harum sebagai minuman teh kemasan pilihan responden karena tidak mengandung bahan pengawet serta rendah gula. Selanjutnya secara umum responden menilai bahwa
Teh Pucuk Harum cocok dikonsumsi bersama berbagai jenis makanan dibanding minuman sejenis yang mengandung kadar gula tinggi dan minuman kemasana lain
yang mengandung soda.
Namun demikian, meskipun mayoritas memberikan penilaian yang positif tentang produk Teh Pucuk Harum, masih ditemukan sebagian responden yang
menyatakan kurang setuju dan tidak setuju khususnya mengenai disain kemasan yang dinilai oleh sebagian responden masih kurang menarik karena kurang
memberi kesan kesegaran teh yang alami serta warna kemasan yang berwarna gelap.
Secara umum berbagai keuggulan produk Teh Pucuk Harum mampu
mendorong terjadinya keputusan pembelian Teh Pucuk Harum dikalangan Mahasiswa khususnya Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2003:337) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
dapat memuaskan keinginan atau kebututuhan pelanggannya. pemasar diharuskan menawarkan produk yang benar-benar berkualitas, sehingga konsumen akan
mempunyai respon positif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dini (2015). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Produk Teh Kotak Ultra Pada Mahasiswa /I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4.3.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa harga memiliki
koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jika kesesuaian harga meningkat, maka akan mendorong meningkatnya keputusan pembelian.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
Secara umum responden memberi penilaian yang positif tentang variabel
harga. Hal ini terlihat dari distribusi jawaban responden tentang harga mayoritas memberi jawaban setuju untuk setiap item pernyataan pada kuesioner yang disebar pada responden. Mayoritas responden menilai bahwa harga yang
umumnya belum mempunyai penghasilan sendiri Teh Pucuk Harum dinilai murah karena sesuai dengan uang saku para mahasiswa. Responden juga menilai bahwa
harga yang ditawarkan Teh Pucuh Harum secara umum relatif lebih murah dibanding harga minuman sejenis lainnya sehingga harga yang lebih murah
menjadikan Teh Pucuk Harum sebagai pilihan responden dalam membeli mimunan teh dalam kemasan.
Mayoritas responden menilai bahwa harga yang Teh Pucuk Harus sesuia
dengan manfaat yang diperoleh sehingga biaya yang dikeluarkan untuk dapat mengkonsumsi Teh Pucuk Harum dinilai telah sesuai dengan sejumlah manfaat
yang diperoleh untuk melepas dahaga maupun diminum bersama berbagai jenis makanan. Selanjutnya, harga Teh Pucuk Harum dinilai telah sesuai dengan kualitas yang ditawarkan sebagai minuman teh dalam kemasan.
Dengan demikian, secara keseluruhan harga yang ditawarkan Teh Pucuk Harum dinilai sesuai dengan harapan responden. Sehingga semakin tinggi tingkat
kesesuaian harga yang ditawarkan dengan harapan responden maka dapat memberi pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiwa program ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2014). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa promosi memiliki koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar
0,026<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa
Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jika promosi meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat.
Menurut Cannon (2009:69) Promosi adalah mengkomunikasikan
informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Bagian promosi dalam bauran
pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia di tempat dan pada harga yang tepat.
Promosi Teh Pucuk Harum secara umum sudah baik. Hal ini tercermin
dari penilaian responden yang mayoritas memberi jawaban setuju untuk setiap item pernyataan pada kuesioner mengenai promosi Teh Pucuk Harum. Mayoritas
televisi mampu menjangkau konsumen diberbagai wilayah di Indonesia sehingga responden mengetahui adanya minuman kemasan Teh Pucuk Harum.
Promosi melalui iklan televisi Teh Pucuk Harum dinilai oleh mayoritas responden sangat menarik karena menayangkan iklan minuman teh dalam
kemasan yang berbeda dengan iklan teh dalam kemasan merek lain sehingga iklan melalui media televisi mampu menarik perhatian responden. Selanjutnya iklan Teh Pucuk Harum dinilai secara umum telah mampu memberikan informasi
dengan jelas mengenai Teh Pucuk Harum sehingga responden memiliki informasi yang memadai tentang Teh Pucuk Harum sebelum memutuskan untuk melakukan
pembelian namun demikian, masih ditemukan sebagian responden yang menyatakan kurang setuju karena menilai bahwa iklan yang ditayangkan cenderung lebih kepada upaya memperkenalkan produk dan mencitrakan bahwa
Teh Pucuk Harum minuman teh kemasan yang enak dan menyegarkan namun dinilai kurang memberikan informasi yang detail khususnya mengenai bahan serta
manfaatnya bagi kesehatan.
Kotler & Keller (2012:146) menyatakan bahwa tahapan-tahapan pengambilan keputusan pembelian konsumen diantaranya adalah pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi dan pemilihan alternatif, dengan adanya periklanan, maka konsumen akan menjadikan informasi yang diperoleh melalui
iklan sebagai refrensi dalam mengambil keputusan. Hal ini karena tujuan dari periklanan diantaranya adalah menginformasikan, membujuk, mengingatkan, dan menguatkan sehingga dengan iklan yang efektif, diharapkan dapat mempengaruhi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) terlihat bahwa produk, harga, dan
promosi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa produk, harga, dan promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa 46,2% keputusan pembelian Teh Pucuk Harum Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel
produk, harga, dan promosi, sedangkan sisanya sebesar 53,8% dijelaskan oleh variabel lain seperti merek, gaya hidup, perilaku konsumen, lokasi, kepuasan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Produsen Teh Dalam Kemasan Teh Pucuk Harum
Diharapkan agar terus berinovasi khususnya membuat disain kemasan menjadi
lebih menarik dengan memberi warna yang lebih cerah sehingga memberi kesan minuman yang teh alami yang menyegarkan dan menambah variasi dalam bentuk kemasan kotak yang lebih praktis. Terkait dengan harga
diharapkan perusahaan tetap mempertahankan daya saing harga yang kompetitif sehingga tetap menjadi pilihan utama konsumen sedangkan terkait
dengan promosi diharapkan agar iklan yang ditayangkan khususnya melalui media iklan televisi agar mampu memberi informasi yang lebih detil terkait dengan bahan dan keunggulan utama Teh Pucuk Harum dibanding teh kemasan
lainnya sehingga konsumen tidak hanya sekedar diajak untuk membeli namun konsumen juga mendapat informasi yang cukup sebelum memutuskan untuk
membeli Teh Pucuk Harum hal ini akan menjadi nilai lebih bagi konsumen sehingga keputusan pembelian Teh Pucuk Harum meningkat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar menambah variabel lain yang tidak disertakan pada penelitian ini lain seperti merek, gaya hidup, perilaku konsumen, lokasi, kepuasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Menurut Kotler & Amstrong (2008:6) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal
balik produk dan nilai dengan orang lain.
2.1.1 Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2003:337) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebututuhan
pelanggannya. Bagi perusahaan yang memproduksi suatu produk atau jasa, produk adalah alat atau sarana untuk mencapai sasaran, yaitu keuntungan
pemasaran atau tujuan tertentu. Beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun produk mereka. Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya. Adapun
faktor kedua adalah pengertian tentang hakekat produk di mata pembeli. Faktor ketiga strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual pada
2.1.2 Jenis Produk
Produk memiliki tingkatan yang membedakan produk satu dengan
yang lainnya. Hal ini harus diperhatikan pemasar dalam memasarkan dan mengembangkan produknya .
Menurut Kotler (2005:449) produk dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu: 1. Manfaat Inti (core product)
Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.
2. Produk Dasar (Basic product)
Bentuk dasar dari satu produk yang dapat dirasakan oleh panca indara.
3. Produk yang diharapkan (expected producy)
Serangkaian atribut–atribut produk dan kondisi-kondisi diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
4. Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha
dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing 5. Produk Potensial (potensial product)
Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk
dimasa datang.
2.1.3 Klasifikasi Produk
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama , yaitu
a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba,
atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan , dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau keputusan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salonk kecantikan,
hotel dan sebagainya. Kotler (2002:486) juga mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik. 2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
a. barang tidak tahan lama (nondurable goods)
barang tidak tahan lama adalah barang tidak berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.
b. Barang tahan lama (dourable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakain (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu berdasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods)
barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b. Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan
pemrosesan lebih lanjut mendapatkan suatu menfaat tertentu, biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
2.1.4 Atribut Produk
Definisi atribut Produk menurut Tjiptono (2008:103) Atribut produk adalah unsur-unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut-atribut produk tersebut sangat berpengaruh terhadap reaksi pelanggan akan suatu produk.
Atribut produk merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk yang dirancang oleh perusahaan.
Menurut Umar (2000:32) Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menentukan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang
sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.
Sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:347) Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Atribut produk terdiri dari kualitas, fitur, dan rancangan. Dan
menurut Simamora (2000:589) bahwa lingkup di dalam atribut produk yaitu: merek produk, mutu produk, ciri produk, desain produk serta layanan pendukung
produk. Melalui pelaksanaan atribut produk diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan melalui produk yang ditawarkan.
Dari pendapat-pendapat diatas menggunakan lima atribut dalam penelitian
ini.
1. Kualitas produk dalam atribut produk mempunyai pengertian sebagai
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi: daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan
Amstrong, 2008:272).
2. Fitur produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan
dengan produk pesaing (Kotler dan Amstrong, 2008:272).
penggunaan produk, dan memberi keunggulan yang bersaing yang kuat di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008:272).
4. Kemasan adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk (saladin, 2003:87). Peranan kemasan sebagai alat
pemasaran, yaitu : a. Swalayan (self service)
Semakin banyak jumlah produk yang dijual dengan cara pembeli mengambil
sendiri barang yang dibutuhkan, kemasarn semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan di mana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri
produk, menyakinkan konsumen dan membeli kesan menyeluruh yang menguntungkan
b. Kemakmuran Konsumen (consumer offluence)
Meningkatkan kekayaan konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan ketergantungan dan
prestise dari kemasan yang lebih baik.
c. Citra Perusahaan dan merek (company and brand image)
Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang dikandung dari kemasan
yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau mereknya.
d. Peluang Inovasi (inovational opportunity)
Alasan mengapa kemasan diperlukan (saladin, 2003:88):
1) Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan (utility)
2) Kemasan berperan dalam melaksanakan program pemasaran perusahaan. 3) Untuk meningkatkan laba.
5. Merek
Kotler dan Keller (2009:332) mendefinisikan bahwa merek adalah produk atau jasa penambahan dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya
dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Nicolon (2004:4) mendefinisikan merek adalah entitas yang mudah
dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Sebuah nama, logo, singkatan, desain atau apa saja, dikatakan sebagai merek kalau memenuhi empat hal antara lain: dapat dikenali, memiliki entitas ( mewakili sesuatu yang ada),
janji-janji tertentu dan memiliki nilai.
Ciri-ciri dari nama merek yang efektif menurut lamb, et al. (2001:423)
yaitu:
a. Mudah diucapkan b. Mudah dikenali
c. Mudah diingat d. Pendek/singkat
e. Berbeda atau unik
f. Menggambarkan manfaat produk g. Mempunyai konotasi yang positif
2.2 Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) Harga adalah sejumlah uang
yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
Tjiptono (2008:151) Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan barang atau jasa. Sementara itu dari sudut pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga
tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Pengertian utility, nilai, dan harga merupakan konsep yang saling berhubungan.
Utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan
barang tersebut, dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk
ditukarkan dengan produk lain. Harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut. Sedangkan harga pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya yang
dikorbankan untuk memperoleh atau dalam membuat barang tersebut.
2.2.1 Prinsip Penetapan Harga
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:436) prinsip penetapan harga adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan