• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli – September 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli – September 2011"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK

SUNGSANG PADA JANIN DI DESA

KARANGTENGAH KOTA DAN DESA

MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA

BULAN JULI

SEPTEMBER 2011

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Dwi Endraningtias

108103000025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 September 2011

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK

SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH

KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI

PADA BULAN JULI

SEPTEMBER 2011

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Dwi Endraningtias

NIM: 108103000025

Pembimbing I Pembimbing II

dr. E. Rohati, Sp.OG dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS, Sp.GK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA

DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN

JULI - SEPTEMBER 2011 yang diajukan oleh Dwi Endraningtias (NIM: 108103000025), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 20 September 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 20 September 2011

DEWAN PENGUJI

Penguji I Penguji II

dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) dr. Rachmania Diandini, MKK

PEMIMPIN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

(5)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang istiqomah hingga hari akhir.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul: Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah

Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli – September

2011.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan bagi penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. dr. (hc). M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. dr. Syarif, Sp.KFR selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter. 3. dr. Francisca A Tjakradidjaja, MS, Sp.GK selaku dosen pembimbing

utama yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran, kritik dan semua bantuan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

4. dr. E. Rohati, Sp.OG selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulisan dari awal sampai akhir penelitian ini.

5. dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) dan dr. Rachmania Diandini, MKK selaku penguji sidang riset yang memberikan banyak masukan kepada peneliti. 6. Kepada seluruh keluarga Ibunda Endang Karyani, Ayahanda Petrus A.

(6)

vi

dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberi dukungan baik moril maupun materil dan doa demi keberhasilan penulis.

7. Teman-teman seangkatan tercinta yang telah memberikan dorongan, kasih sayang dan doa restu yang tiada henti-hentinya kepada penulis selama mengikuti pendidikan ini, Angkatan Program Studi Pendidikan Dokter 2008.

8. Sahabat seperjuangan penulis dalam kelompok riset Alifia Faraghta, Deby Ariandiny, Disca Ariella Rucita, dan Tiara Amaliyah, yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan semangat untuk penulis.

9. Orang-orang tercinta dan terkasih Ani Nurhasni, Irda Septiani, Niken Putri Lestari, Hilya Haniek, Fitri Amalia, Megawati, Mega Armayani, Hansen, dan Hafidz Yusuf Kusumaningdityo, yang selalu menemani penulis di kala susah dan senang serta selalu memberikan dukungan, doa dan semangat bagi penulis, terima kasih atas bantuannya selama ini.

10. Stefanus Sitepu, yang selalu memberikan inspirasinya kepada penulis dan menemani dengan penuh kesabaran.

11. Serta kepada semua pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini, dengan petunjuk dari Allah SWT semoga penulis dapat memperbaikinya sehingga menjadi lebih baik lagi. Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua di masa yang akan datang.

Akhirnya dengan kerendahan hati dan segala kekurangan yang ada, saran dan perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis hargai.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 September 2011

(7)

vii

ABSTRAK

Dwi Endraningtias. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli – September 2011.

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri atau bagian terendahnya adalah bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang letak sungsang pada janin. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai September 2011 dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan dan desain penelitian cross sectional serta teknik pengambilan sampel non random dengan cara consecutive sampling. Hasil penelitian pada 102 orang subyek penelitian menunjukkan persentase tingkat pengetahuan cukup-kurang dengan sikap cukup sebesar 61,4%, dimana tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan sikap tentang letak sungsang pada janin.

(8)

viii

ABSTRACT

Dwi Endraningtias. Department of Medical Study. Knowledge and Mother’s Attitude About The Fetus In Breech Position In Desa Karangtengah Kota and Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi On July – September 2011.

Breech position is a position in which the fetus is elongated with a head on uterine fundus and buttocks in the lower uterine cavity or the lowest is the buttocks, legs or both. With the incident of 3-4% of all singleton pregnancies at the age of pregnancies (more than 37 weeks), breech presentation is the most common malpresentation. The purpose of this study was to determine the level of maternal knowledge and attitudes about the location of the breech fetus. The research was conducted in July to September 2011 by using descriptive analytical research design unpaired categorical and cross-sectional research design as well as non random sampling technique with consecutive sampling. The results of 102 subjects showed the percentage of respondents who have quite-less knowledge with sufficient attitudes at 61,4%, in which knowledge not related with attitudes about the location of the breech fetus.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.2.Identifikasi Masalah ……… 3

1.3.Rumusan Masalah ... 3 2.1.1.1 Definisi Letak Sungsang... 2.1.1.2 Klasifikasi Letak Sungsang ... 2.1.1.3 Etiologi Letak Sungsang ... 2.1.1.4 Epidemiologi Letak Sungsang ... 2.1.1.5 Diagnosis Letak Sungsang ... 2.1.1.6 Faktor Penyebab Letak Sungsang ... 2.1.1.7 Faktor Resiko Letak Sungsang ... 2.1.2 Pengetahuan ...

(10)

x

2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan ... 2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...

13 15

2.1.3 Sikap ... 18

2.1.3.1 Definisi Sikap ... 2.1.3.2 Komponen Pokok Sikap ... 2.1.3.3 Tingkatan Sikap ... 18 3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti ... 3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ... 3.3.4 Kriteria Sampel ... 3.3.4.1 Kriteria Inklusi ... 3.3.4.2 Kriteria Eksklusi ... 28 3.4.1 Pengumpulan Data ... 3.4.2 Pengolahan Data ... 3.4.3 Analisis Data ... 3.4.4 Penyajian Data ... 3.4.5 Pelaporan Hasil Penelitian ... 3.4.6 Etika Penelitian ... 30

4.1.1 Karakteristik Responden ………. 34

4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden ... 37

(11)

xi

4.2. Hasil Bivariat dan Pembahasan ... 4.2.1 Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan ... 4.2.2 Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan ... 4.2.3 Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan ... 4.2.4 Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan ... 4.2.5 Paritas dan Tingkat Pengetahuan ... 4.2.6 Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan ... 4.2.7 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu ... 4.4. Keterbatasan Penelitian ...

4.4.1 Variabel Penelitian ... 4.4.2 Sampel Penelitian ...

38 38 39 41 42 44 45 47 48 48 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1. Kesimpulan ... 50

5.2. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Definisi Operasional ... 22

Tabel 4.1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur ...……….. 34

Tabel 4.2. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....…….. 34

Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ...……….. 35

Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Status Ekonomi ... 35

Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Paritas ...……….. 36

Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan ...….. 36

Tabel 4.7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ...……….. 37

Tabel 4.8. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Ibu ... 37

Tabel 4.9. Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ....………. 38

Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang .………. 40

Tabel 4.11. Hubungan Status Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ..………. 41

Tabel 4.12. Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ...………. 42

Tabel 4.13. Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ....…...………. 44

Tabel 4.14. Hubungan Riwayat Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ...………. 45

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Macam Letak Bokong... 6 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.1 Pada presentasi bokong murni (frank breech) bokong yang menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus ke atas. Pada presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) di samping bokong dapat diraba kedua kaki, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) hanya terdapat satu kaki di samping bokong. Pada presentasi lutut dapat teraba kedua lutut atau hanya teraba satu lutut disebut presentasi lutut sempurna atau lutut tidak sempurna. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada primigravida.8

Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1

Angka kejadiaan persalinan sungsang bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu, 6-8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (sungsang) hanya terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 di Parkland Hospital memiliki presentasi bokong (sungsang). Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech presentation dan 25% adalah incomplete breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin Bandung 4,6%.2,4,5

(16)

2

bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong murni. Jika kepala bayi hiperekstensi, dapat meningkatkan resiko trauma tulang belakang.6

Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat dilakukan dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat disertai resiko pada bayi yaitu mortalitas, asfiksia, prolaps tali pusat, trauma pada saat proses kelahiran, dan cedera tulang belakang.6,7

Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Pada morbiditas perinatal, terdapat 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.4,9

(17)

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu usia 17-50 tahun tentang letak sungsang pada janin di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengetahuan dan sikap ibu usia 17-50 tahun tentang letak sungsang pada janin di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi.

1.3.2. Tujuan Khusus

i. Diketahuinya gambaran karakteristik subyek berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, paritas dan riwayat kehamilan.

ii. Diketahuinya pengetahuan subyek tentang letak sungsang pada janin.

iii. Diketahuinya sikap subyek tentang letak sungsang pada janin.

iv. Diketahuinya hubungan antar karakteristik subyek dengan pengetahuan subyek tentang letak sungsang pada janin v. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan subyek dengan

(18)

4

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat menghadapi masalah-masalah persalinan dan pertumbuhan serta perkembangan pada janin.

1.4.2. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Meningkatkan penelitian di bidang obstetrik dan ginekologi dalam institusi pendidikan dokter di Indonesia, khususnya pendidikan dokter di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1.4.3. Bagi Peneliti

(19)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Letak Sungsang

2.1.1.1 Definisi Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.1,11

2.1.1.2 Klasifikasi Letak Sungsang4,8,9,10

2.1.1.2.1 Letak Bokong (Frank Breech)

Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong. Frekuensi terjadinya 50-70%. 2.1.1.2.2 Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech)

Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong kaki sempurna). Frekuensi terjadinya 75%.

2.1.1.2.3 Letak Sungsang Tidak Sempurna (Incomplete Breech)

(20)

6

satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari:

 kedua kaki: letak kaki sempurna;

 satu kaki: letak kaki tidak sempurna, frekuensi terjadinya 24 %;

 kedua lutut: letak lutut sempurna;

 satu lutut: letak lutut tidak sempurna, frekuensi terjadinya 1%.

Gambar 2.1. Macam Letak Bokong

(21)

7

2.1.1.3 Etiologi Letak Sungsang

Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah:19

1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar

2. Hidramnion karena anak mudah bergerak

3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul

4. Panggul sempit

5. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.

Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan multiparitas, multi fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.12

(22)

8

sungsang dengan pelvis yang menyempit (panggul sempit).4

2.1.1.4 Epidemiologi Letak Sungsang

Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1

Angka kejadiaan persalinan sungsang bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu, 6-8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (sungsang) hanya terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 di Parkland Hospital memiliki presentasi bokong (sungsang). Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech presentation dan 25% adalah incomplete

breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4%

(23)

9

2.1.1.5 Diagnosis Letak Sungsang

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.12,13

Pada pemeriksaan luar didapatkan di bagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negatif, teraba kepala di fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.13 Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).12

(24)

10

Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.12,13

Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping bokong.4,12 Pada pemeriksaan foto rongent didapatkan bayangan kepala berada di fundus.15

2.1.1.6 Faktor Penyebab Letak Sungsang

Letak sungsang disebabkan oleh beberapa faktor.

2.1.1.6.1 Faktor ibu, meliputi:14

a. keadaan rahim, misalnya kelainan bentuk rahim dan ibu mengalami mioma,

b. keadaan plasenta, misalnya letak plasenta rendah (placenta previa), serta

(25)

11

2.1.1.6.2 Faktor janin, meliputi:14

a. tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat,

b. kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau anensefalus (tanpa tengkorak kepala),

c. kehamilan kembar,

d. air ketuban yang berlebihan (hidramnion) atau air ketuban yang relatif sedikit (oligohidramnion), serta

e. lahir prematur.

2.1.1.7 Faktor Resiko Letak Sungsang

Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan ekstensi kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presentasi kaki, 5% pada bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong murni. Jika kepala bayi hiperekstensi, dapat meningkatkan risiko trauma tulang belakang.6

Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat dilakukan dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat disertai risiko pada bayi yaitu: 6,7

(26)

12

2. Asfiksia (3 kali dibandingkan persalinan dengan seksio sesaria)

3. Prolaps tali pusat (5 sampai 20 kali dibandingkan dengan seksio sesaria)

4. Trauma pada saat proses kelahiran (13 kali dibandingkan dengan seksio sesaria)

5. Cedera tulang belakang (terjadi sebanyak 21% pada persalinan pervaginam)

Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Pada morbiditas perinatal, terdapat 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.4,9

2.1.2 Pengetahuan

2.1.2.1 Definisi Pengetahuan

(27)

13

bentuk tindakan seseorang atau disebut juga overt behavior.16

2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu:16

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat mendefinisikan letak sungsang pada janin. 2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan sejak dini.

(28)

14

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

(29)

15

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteri-kriteria yang ada. Misalnya, dapat membandingkan antara posisi janin yang normal dengan posisi janin yang memiliki kelainan letak, dapat menanggapi kelainan yang terjadi pada kehamilannya, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu hamil tidak mau memeriksakan kehamilannya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari suatu subyek penelitian atau responden.

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a. Umur

Umur adalah lamanya hidup seseorang dihitung sejak dilahirkan hingga saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru.

(30)

16

pengetahuannya juga akan semakin bertambah baik.

Menurut Hurlock, usia dini (22-40 tahun) adalah masa dimana seseorang secara optimal dapat mencapai prestasi yang memuaskan dalam karirnya, pada usia tengah (40-56 tahun) adalah masa dimana seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai sedangkan usia dewasa (>56 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Semakin bertambah umur maka semakin tinggi keinginan seseorang tentang kesehatan (Hurlock, 1999).37

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku seseorang yang terjadi melalui pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena dapat membuatnya untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin menuntut kualitas.

Perubahan yang cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang didapatkan dari proses selama mengikuti pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk menerima informasi yang semakin baik.17 c. Pekerjaan

(31)

17

kehidupannya. Seseorang yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses yang baik terhadap informasi dibandingkan sehari-hari berada di rumah. Menurut Nursalam bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan dan bekerja pada umumnya menyita waktu.24

d. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh wanita ataupun jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu baik hidup maupun mati. Semakin sering ibu melahirkan maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh tentang masa persalinan sehingga akan semakin baik pula pengetahuannya tentang persalinan.18 e. Sosial Ekonomi

(32)

18

2.1.3 Sikap

2.1.3.1 Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.16 Sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu.23

2.1.3.2 Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

(33)

19

2.1.3.3 Tingkatan Sikap

Berbagai tingkatan sikap yakni:16 1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap penyuluhan tentang pentingya memeriksakan kehamilan sejak dini.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan meyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

(34)

20

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjalani operasi sesar untuk melahirkan janin dengan letak sungsang, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

(35)

21

2.2

Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang didasarkan atas opini peneliti dan kemungkinan untuk dapat dilaksanakannya penelitian, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak Sungsang

Karakteristik:

Umur Pendidikan Pekerjaan Status Ekonomi Paritas

Riwayat Kehamilan

Pengetahuan tentang

Letak Sunngsang

(36)

22

2. 3 Definisi Operasional

Tabel 2.1. Definisi Operasional

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional).

3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi. Penelitian dimulai dari bulan Juli 2011 sampai dengan bulan September 2011.

3. 3. Populasi dan Sampel

3. 3. 1. Populasi dan Sampel yang Diteliti

Populasi target adalah seluruh ibu usia 17-50 tahun yang tinggal di Kecamatan Ngawi. Populasi terjangkau adalah ibu yang berusia 17-50 tahun yang tinggal di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi. Sampel adalah ibu berusia 17-50 tahun di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi yang diambil secara consecutive sampling.

3. 3. 2. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus besar sampel yang dikutip dari Sopiyudin (2009: 43) yang merupakan salah satu rumus tersering yang digunakan untuk deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan dan dapat digunakan untuk desain penelitian potong lintang (cross sectional), sebagai berikut:

N1 = N2

(43)

29

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah,

sehingga Z = 1,64

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Z = 0,84

P1 – P2 peneliti menetapkan nilai P1 – P2 sebesar 0,2 P1 – P2 = 0,2

P2 = 0,3

P1 = 0,2 + P2 = 0,2 + 0,3 = 0,5 Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,3 = 0,7 Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,5 = 0,5 P = (P1 + P2)/2 = 0,8/2 = 0,4 Q = (Q1 + Q2)/2 = 1,2/2 = 0,6

Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut dalam rumus, diperoleh: N1 = N2

N1 = N2

= 92,25

Dengan demikian, besar sampel yang digunakan ditambah 10% adalah 102 responden.

3. 3. 3. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dengan menggunakan consecutive sampling yang merupakan jenis non-probability sampling. Semua subjek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

3. 3. 4. Kriteria Sampel

3. 3. 4. 1. Kriteria Inklusi

 Ibu yang berusia 17-50 tahun

 Ibu yang memiliki minimal 1 anak atau jumlah persalinan 1 kali

(44)

30

3. 3. 4. 2. Kriteria Eksklusi

Ibu yang tidak lengkap menjawab pertanyaan

3. 4. Managemen Data

3. 4. 1 Pengumpulan Data

Penelitian ini akan dilaksanakan bila telah memperoleh persetujuan setelah penjelasan atau informed consent dari subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara.

3. 4. 2 Pengolahan Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan. Data yang diperoleh dari percobaan diolah secara statistik menggunakan uji chi square. Semua perhitungan semua perhitungan statistik menggunakan software SPSS 16.0. Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut :

1. Editing: Memeriksa kembali data dan menyelesaikannya dengan rencana semula seperti yang diinginkan, apakah tidak ada yang salah.

2. Coding: Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang

bersifat kategori.

3. Tabulating: Penyusunan data berdasarkan variabel yang diteliti. 4. Cleaning: Membersihkan data dengan melihat variabel yang

digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.

(45)

31

3. 4. 3 Analisis Data

Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan hubungan tiap variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan independen, akan digunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.

A. Analisis Univariat

Untuk menganalisis distribusi frekuensi variabel dependen yaitu pengetahuan tentang letak sungsang dan sikap ibu tentang letak sungsang, serta variabel independen yaitu gambaran karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, paritas, dan riwayat kehamilan dilakukan melalui analisis univariat.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan membuat tabulasi silang antara variabel dependen dengan variabel independen. Data dianalisis dengan menghubungkan antara karakteristik ibu dengan pengetahuan tentang letak sungsang, dan pengetahuan dengan sikap tentang letak sungsang. Dari tabel silang ini dilakukan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk melihat hubungan

antara kedua variabel dengan tingkat kemaknaan, artinya nilai = 0,05. Bila < 0,05 berati ada hubungan dan nilai > 0,05 berarti

tidak ada hubungan.

3. 4. 4 Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks, tabel (persentase, jumlah, dan lain-lain), gambar dan bagan.

3. 4. 5 Pelaporan Hasil Penelitian

(46)

32

3. 4. 6 Etika Penelitian

Penelitian mengikuti kaidah sesuai etika penelitian yang berlaku dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka responden secara sadar harus menanda tangani lembar persetujuan tanpa paksaan dari pihak manapun serta peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi dan identitas yang diberikan subjek peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

2. Anomity (tanpa nama)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality

(47)

33

3. 5. Cara Kerja Penelitian

Ibu yang berusia 17-50 tahun

Informed consent

Bersedia Tidak Bersedia

Wawancara dengan menggunakan kuesioner

Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS 16.0 for windows

Analisis statistik

(48)

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Univariat

4. 1. 1 Karakteristik Ibu

1. Gambaran Umur

Tabel 4.1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Persentase (%)

1 Beresiko 43 42,2

2 Tidak Beresiko 59 57,8

Total 102 100

Sebaran umur responden berkisar antara 17 tahun sampai dengan 50 tahun dengan kelompok umur tidak beresiko (20-35 tahun) berjumlah 59 orang (57,8%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa umur responden sebagian besar bukan termasuk umur beresiko.

2. Gambaran Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD dan SMP 35 34,3

2 SMA 49 48

3 Kuliah 18 17,6

Total 102 100

(49)

35

3. Gambaran Status Pekerjaan

Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

No. Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak Bekerja 68 66,7

2 Bekerja 34 33,3

Total 102 100

Status pekerjaan yang dimiliki seorang istri dapat menambah pendapatan dalam keluarga sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan ekonomi rumah tangga atau meningkatkan status sosial. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu adalah ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 68 orang (66,7%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status pekerjaan responden paling banyak adalah ibu yang tidak bekerja.

4. Gambaran Status Ekonomi

Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Status Ekonomi

No. Pendapatan Jumlah Persentase (%)

1 < 725.000 52 51

2 > 725.000 50 49

Total 102 100

(50)

36

5. Gambaran Paritas

Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Paritas

No. Paritas Jumlah Persentase (%)

1 > 2 kali 30 29,4

2 < 2 kali 72 70,6

Total 102 100

Paritas (jumlah persalinan) pada responden berkisar antara 1 kali sampai dengan 5 kali. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali sebanyak 72 orang (70,6%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa paritas responden paling banyak adalah ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali.

6. Gambaran Riwayat Kehamilan

Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan

No. Riwayat Kehamilan Jumlah Persentase (%)

1 Bayi Sungsang 22 21,6

2 Bayi Tidak Sungsang 80 78,4

Total 102 100

(51)

37

4. 1. 2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 4.7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Kurang 25 24,5

2 Cukup 62 60,8

3 Baik 15 14,7

Total 102 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 62 orang (60,8%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah tingkat pengetahuan cukup.

4. 1. 3 Gambaran Sikap Responden

Tabel 4.8. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang

No. Sikap Ibu Jumlah Persentase (%)

1 Kurang 15 14,7

2 Cukup 72 70,6

3 Baik 15 14,7

Total 102 100

(52)

38

4. 2 Hasil Bivariat dan Pembahasan

4. 2. 1 Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.9. Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Umur

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang Cukup Baik

n % n % N % n %

1 Beresiko 9 10,5 26 26,1 8 6,3 43 43

2 Tidak

Beresiko 16 14,5 36 35,9 7 8,7 59 59

Total 25 25 62 62 15 15 102 102

Nilai p : 0,560

Hubungan umur responden dengan tingkat pengetahuan seperti yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada responden dengan umur tidak beresiko memiliki persentase lebih besar dibandingkan umur yang beresiko. Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada umur tidak beresiko sebesar 35,9%. Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p > 0,05).

(53)

39

(penyulit persalinan) yang memerlukan tindakan. Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko 4 kali untuk terjadi distosia, dibandingkan ibu hamil yang berumur antara 20 hingga 35 tahun.27

Hasil analisis statistik menunjukkan umur ibu tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Pada penelitian responden sebagian besar termasuk pada rentang usia 20-35 tahun atau termasuk kelompok umur tidak beresiko. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal diharapkan responden tersebut juga telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu sendiri. Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam menghadapi kehamilannya. Sejalan dengan pendapat Nursalam (2001: 133) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.24

Tidak berpengaruhnya umur ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang kemungkinan disebabkan karena umur ibu yang sebagian besar tidak beresiko belum menjamin tingkat pengetahuan yang kurang tentang letak sungsang.

4. 2. 2 Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan

(54)

40

Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang Cukup Baik

N % n % n % N %

1 SD dan SMP 15 8,6 18 21,3 2 5,1 35 35

2 SMA dan Kuliah 10 16,4 44 40,7 13 9,9 67 67

Total 25 25 62 62 15 15 102 102

Nilai p : 0,004

Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada tingkat pendidikan SMA dan kuliah sebesar 40,7%. Hasil uji ini menggunakan penggabungan sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p < 0,05).

Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor demografi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu maupun masyarakat. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi, akan mudah menerima informasi-informasi kesehatan dari berbagai media dan biasanya ingin selalu berusaha untuk mencari informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan yang belum diketahuinya.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar tidak mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, pendidikan meliputi pembelajaran keahlihan khusus, dan juga sesuatu yang tidak dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.23

(55)

41

responden. Informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, terutama masalah kehamilan dan persalinan diharapkan akan dapat merubah pola perilaku hidup sehat termasuk dalam perilaku pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care). Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.15 Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya.16 Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

4. 2. 3 Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.11. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Status Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

1 Tidak

Bekerja 20 16,7 42 41,3 6 10 68 68

2 Bekerja 5 8,3 20 20,7 9 5 34 34

Total 25 25 62 62 15 15 102 102

Nilai p : 0,033

Hubungan status pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan seperti yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada responden dengan status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang merupakan status tidak bekerja memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan status bekerja. Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada status ibu tidak bekerja sebesar 41,3%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p < 0,05).

(56)

42

anak berperan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga, dibandingkan harus bekerja di luar rumah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa status pekerjaan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Dengan demikian diharapkan para ibu lebih mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilannya, karena ibu yang bekerja lebih sering tidak mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilannya seperti yang dikatakan oleh Nursalam bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan dan bekerja pada umumnya menyita waktu.24 Ibu yang bekerja mempunyai kesibukan yang lebih banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.

4. 2. 4 Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan

Pada tabel 4.12. menggambarkan hubungan antara status ekonomi responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden dengan pendapatan < Rp 725.000,00 yakni status ekonomi rendah memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan pendapatan > Rp 725.000,00 yakni status ekonomi tinggi.

Tabel 4.12. Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Pendapatan

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang Cukup Baik

N % N % n % N %

1 < 725.000 16 12,7 32 31,6 4 7,6 52 52 2 > 725.000 9 12,3 30 30,4 11 7,4 50 50

Total 25 25 62 62 15 15 102 102

Nilai p : 0,072

(57)

43

Sosial ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan pendapatan keluarga, mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat gizi. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih mendesak (Efendi Nasrul, 1998: 248).

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendapatan < Rp 725.000,00. Hal tersebut menunjukkan sebagian responden memiliki pendapatan yang rendah di bawah upah minimum kabupaten/kota Ngawi tahun 2011 sesuai dengan Pergub No. 93 Tahun 2010 untuk daerah Jawa Timur. Hasil penelitian Djallaludin dkk menunjukkan bahwa pendapatan keluarga berpengaruh terhadap terjadinya partus lama, sehingga perlu tindakan. Dimana pendapatan rendah di bawah upah minimum propinsi (< UMP) mempunyai resiko 15,60 kali akan terjadi partus lama daripada ibu dengan pendapatan tinggi (> UMP). Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi untuk mengakses pelayanan kesehatan terutama dalam pemeriksaan kehamilan.28

Hasil analisis statistik menunjukkan status ekonomi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Kemungkinan hal ini berpengaruh pada kondisi kehamilan dan faktor kekuatan (power) dalam proses persalinan. Selain itu, pendapatan juga mempengaruhi kemampuan dalam mengakses pelayanan kesehatan, sehingga adanya kemungkinan komplikasi terutama dari faktor janin (passager) dan jalan lahir (passage) dapat terdeteksi. Tanda-tanda yang lain dari status sosial ekonomi yang rendah antara lain merokok, akses pelayanan antenatal yang rendah, kehamilan yang tidak terencana, status perkawinan, dan konsumsi alkohol. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil kehamilan dan proses persalinan.29

4. 2. 5 Paritas dan Tingkat Pengetahuan

(58)

44

Tabel 4.13. Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Paritas

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

1 > 2 kali 10 7,4 15 18,2 5 4,4 30 30

2 < 2 kali 15 17,6 47 43,8 10 10,6 72 72

Total 25 25 62 62 15 15 102 102

Nilai p : 0,321

Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada paritas < 2 kali sebesar 43,8%. Hasil uji statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p > 0,05).

Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun selama persalinan. Pada ibu dengan primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup) pertama kali, karena pengalaman melahirkan belum pernah, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan kondisi janin (passager). Informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi proses persalinan.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu dengan paritas < 2 kali, dengan demikian diharapkan pula telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang arti NKKBS yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejatera dan tidak percaya lagi dengan mitos banyak anak banyak rejeki. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya.30

(59)

45

atau lebih dari 5 memiliki resiko untuk terjadi distosia 3,86 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas 2 sampai 5.27 Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa paritas tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Tidak bermaknanya paritas dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang kemungkinan disebabkan karena paritas responden yang < 2 kali belum menjamin tingkat pengetahuan yang kurang tentang letak sungsang, hal ini berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan, pengalaman tentang kehamilan dan persalinan responden tersebut.

4. 2. 6 Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan

Pada tabel 4.14. menggambarkan hubungan antara riwayat kehamilan responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden dengan riwayat bayi tidak sungsang memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan riwayat bayi sungsang.

Tabel 4.14. Hubungan Riwayat Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

No. Riwayat

Kehamilan

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

1 Bayi Sungsang 19 5,4 3 13,4 0 3,2 22 22

2 Bayi Tidak Sungsang

6 19,6 59 48,6 15 11,8 80 80

Total 25 25 62 62 15 15 102 102

Nilai p : 0,000

Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada riwayat kehamilan bayi tidak sungsang sebesar 48,6%. Hasil analisis statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang letak sungsang dengan riwayat kehamilan pada responden (p < 0,05).

(60)

46

Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.31

Hasil analisis statistik memperlihatkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup mempengaruhi riwayat kehamilan responden, hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana bayi lahir sungsang paling banyak dialami oleh ibu dengan tingkat pengetahuan cukup ataupun kurang. Tingkat pengetahuan cukup dapat mengarah kepada tingkat pengetahuan kurang ataupun baik. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik justru jarang yang mengalami riwayat kehamilan dengan letak bayi sungsang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo yaitu dengan pendidikan yang ditempuh maka tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah, sedangkan orang yang memiliki pendidikan rendah pengetahuannya tidak sebaik yang memiliki pendidikan yang tinggi.16 Pengetahuan tentang faktor resiko atau masalah kehamilan penting diketahui oleh ibu, suami, dan keluarga. Karena dengan pengetahuan yang baik, seorang ibu hamil akan tahu keadaan kehamilannya dan diharapkan dapat berperilaku sehat, melalukan pemeriksaan kehamilan dengan baik. Selain itu, ibu yang mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya diharapkan dapat menentukan kepada siapa dan dimana akan melahirkan secara aman, karena setiap persalinan dapat timbul resiko bahaya bagi ibu dan bayi.

Dengan demikian diharapkan pengetahuan yang baik, seorang ibu hamil akan tahu keadaan kehamilannya, dapat berperilaku sehat, dan melalukan pemeriksaan kehamilan dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya malposisi pada janin.

4. 2. 7 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu

(61)

47

Tabel 4.15. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang dengan Sikap Ibu

No. Tingkat

Pengetahuan

Sikap Ibu

Total

Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

1 Cukup – Kurang 15 12,8 62 61,4 10 12,8 87 87

2 Baik 0 2,2 10 10,6 5 2,2 15 15

Total 15 15 72 72 15 15 102 102

Hasil uji ini menggunakan penggabungan sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Kemudian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov karena hasil analisis statistik tidak memenuhi syarat uji Chi-Square. Dari uji pada Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p: 0,575 sehingga menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang letak sungsang dengan sikap ibu pada responden (p > 0,05).

Pengetahuan adalah faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Rogers (1974), perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan.33

Sikap dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon positif atau negatif, suka atau tidak suka terhadap orang, objek atau situasi tertentu yang sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan, tidak selalu terwujud dalam tindakan. Hal ini disebabkan karena terwujudnya sikap menjadi tindakan tergantung pada situasi saat itu, pengalaman sendiri atau orang lain.33

(62)

48

(kecenderungan bertindak). Sikap tidak sama dengan perilaku, dan perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang sebab sering kali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tetang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial sehingga terjadi hubungan saling mempengaruhi dan timbal balik antar individu, juga dengan lingkungan fisik maupun psikologis di sekitarnya. Dalam interaksi sosial tersebut, individu bereaksi memberntuk sikap terhadap berbagai hal.34

Sebelum seseorang berperilaku maka orang tersebut terlebih dahulu mempunyai sikap dan persepsi yang didapatkan dari pengalaman dan pengetahuan yang dialami sebelumnya. Hal tersebut dijadikan dasar dan paradigma untuk bertindak sehingga tingkat pengetahuan merupakan yang urgent dalam menentukan determinan perilaku.35 Oleh karena itu sangat penting untuk memberikan penyuluhan ataupun konseling kepada ibu hamil yang mempunyai kecenderungan mengalami bayi sungsang sehingga dengan pengetahuan yang cukup ataupun kurang tersebut dapat bersikap baik. Selain itu sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama.23

4. 3 Keterbatasan Penelitian

4. 3. 1 Variabel Penelitian

(63)

49

4. 3. 2 Sampel Penelitian

(64)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil karakteristik responden, yaitu sebagian besar responden merupakan kelompok umur tidak beresiko, tingkat pendidikan responden SMA, status ibu yang tidak bekerja, tingkat ekonomi responden rendah, paritas ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali, dan riwayat kehamilan bayi tidak sungsang.

2. Berdasarkan penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden tentang letak sungsang paling banyak adalah tingkat pengetahuan cukup.

3. Berdasarkan penelitian didapatkan sikap responden tentang letak sungsang paling banyak termasuk sikap cukup.

4. Tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan riwayat kehamilan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang letak sungsang.

5. Umur ibu, status ekonomi dan paritas tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang letak sungsang.

6. Tingkat pengetahuan ibu tidak mempengaruhi sikap ibu tentang letak sungsang.

5.2. Saran

(65)

51

(66)

52

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008, p 102-15.

2. Edmonds, D. K. Malpresentation, malposition, cephalopelvic

disproportion and Obstetric Procedures in Dewhurst’s Textbook of

Obstetrics & Gynaecology, 7th ed. London, UK: Blackwell Publishing; 2007, p 213-17.

3. Hariadi, R. Ilmu Kedokteran Fetomaternal, Edisi Perdana. Himpunan Kedokteran Fetomaternal, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Surabaya, 2004, p 484-9.

4. Cunningham, F.G et al. Breech Presentation and Delivery In. Williams Obstetrics, 22nd ed. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division; 2005, p 509-536.

5. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri, Edisi 2. Jakarta: EGC; 1998, p 350-65. 6. Driggers, R. and Hearne, AE. Normal Labor and Delivery, Operative

Delivery, and Malpresentations in The John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, 2th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams and Wilkins Publishers; 2002, p 11.

7. James DK, Steer P.J, Weiner C.P, Gonik. Breech Presentation in High Risk Pregnancy, Management options, 3rd ed. Philadelpia, Pennsylvania, p 1937-68.

8. Sastrawinata, S., dkk. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004.

9. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol; 2002: 187. 1694-8.

10. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation In. Obstetrics normal and problem pregnancies, 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd; 2000, p 478-90.

(67)

53

12. Wiknjosastro, H. Patologi Persalinan dan Penanganannya dalam Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2002, p 607-622. 13. Mansjoer, A. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta: Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000, p 306, 335-338.

14. Huliana, M. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara; 2001.

15. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid 1, Edisi 2. Jakarta: EGC; 1998.

16. Notoatmodjo, S. Manajemen Kesehatan Masyarakat Dalam. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi I. Jakarta: PT Rineka Cipta; 1997, hal 74-145.

17. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi 6. Jakarta: Rieneka Cipta; 2005.

18. Manuaba, Ida Gede Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 2001.

19. Fischer, R. Breech Presentation. http.//www.emedicine.com/bp/emed.css, last update May 5, 2005. Diakses pada February 6, 2010.

20. Setjalilakusuma, L. Induksi Persalinan, dalam Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2000.

21. Wiknjosastro, H. Persalinan Sungsang. Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.

22. Saifuddin, A. B. Persalinan Sungsang. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2002.

23. Azwar, S. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta; 2007.

24. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003.

Gambar

Gambar  2.1    Macam Letak Bokong.................................................................
Gambar 2.1. Macam Letak Bokong
Gambar 2.2.  Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak
Tabel 2.1. Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian diketahui bahwa konsumen Fruit Tea botol rasa Strawberry sebagian besar adalah laki-laki (61%), tingkat pendidikan sebagian responden adalah mahasiswa (41%),

Karakteristik pemilik warung makan meliputi : umur yaitu lebih dari 30 tahun (58%), jenis kelaminnya perempuan (80%), status sudah kawin (96%), tingkat pendidikan sebagian besar

Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) menunjukkan sebagian besar responden pada kelompok perlakuan memiliki pengetahuan cukup

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FKIK Kedokteran umu memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang IPE yaitu sebanyak 59 responden (61,4%)

Berdasarkan hasil penelitian me- nunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 responden (53,1%) dan dari hasil uji Chi

Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tentang penyimpanan ASI di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta, sebagian besar kategori tinggi, yaitu 19 responden (38,8%)..

Kejadian yang dialami responden tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan hanya SMP dan sudah menikah sebanyak 45,16%,

Berdasarkan tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar ibu hamil yang mengalami pre eklampsia di