• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Wacana Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS

TENTANG PERANG IRAK

Disusun Oleh :

MUHAMMAD RIFQI

NIM : 203051001434

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS

TENTANG PERANG IRAK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh :

Muhammad Rifqi NIM: 203051001434

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG

Skripsi yang berjudul ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK telah diujikan dalam Sidang Munaqashah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17

Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Maret 2008

(5)

ABSTRAK

Muhammad Rifqi

Analisis Wacana Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak

Tajuk rencana merupakan pendapat pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat,logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang ditajukan tadi. Ada Juga yang menyebutkan tajuk rencana adalah pandangan dari media atas fenomena yang sedang terjadi, atau bisa disebut juga Editorial.

Tahun 2003 semua media terfokus akan peristiwa penyerangan AS ke Irak, di sini semua media memberikan pandangannya melalui tajuk rencananya. Wacana yang berkembang ketika itu adalah penyerangan AS terhadap Irak yang banyak penolakan dari masyarakat dunia hingga PBB sendiri. Disini surat kabar memberikan mempunyai andil selain berita, juga tajuk rencananya. Salah satunya adalah tajuk rencana surat kabar Kompas yang memberikan padangan kepada pembaca dan khlayak tentang perang Irak.

Lalu yang menjadi pertanyaan utama adalah, bagaimana kompas menyusun tajuk rencana terkait dengan perang Irak tanggal 21 Maret – 11 April 2003?, dan apa pesan dan makna yang disampaikan Kompas terkait dengan perang Irak tanggal 21 Maret – 11 April 2003?.

Dalam penelitan ini, teori yang digunakan adalah teori konstruksi sosial yang dikemukakan oleh Peter L. Berger, yakni proses dialektik dari obyektivitasi, eksternalisasi, dan internalisasi. Selain itu, teoir Melvin Defleu tentang model penyampaian pesan dalam komunikasi turut dicantumkan sebagai teori terapan.

Pendekatan yang digunakan adalah kajian seputar pemaknaan terhadap suatu konsep yang diasumsikan berdampak pada proses kerja media, sehingga menghasilkan teks-teks tertentu. Seperti alur pembuktian terbalik, maka penelitian ini dimulai pada level teks guna mengidentifikasi ada tidaknya inkonsistensi makna yang terjadi, oleh karena itu penelitian ini Menggunakan metode kualitatif, landasan yang dinilai tepat menyusun disain riset dengan demikian adalah analisis wacana Teun A.Van Dijk yang melibatkan tiga struktur, yaitu strukur teks terbagi menjadi tiga struktur : Struktur Makro, Super Struktur dan Struktur Mikro, sedangkan struktur berikutnya adalah kognisi sosial, dan konteks sosial.

Dalam melihat suatu pengetahuan, teks, dan lainnya, sangat diperlukan sekali telaah teks dan kognisi sosial dari si penulis teks tersebut, untuk mengetahui konstruksi sosial yang melatarbelakangi tulisannya. Sehingga, diperlukan wawancara ,mendalam untuk mengetahui latar belakang yang membentuk pengetahuan penulis teks tentang suatu objek atau fakta sosial.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamiiin,

Segala puji dan Syukur kepada Allah Swt yang maha segala-galanya.

senantiasa melindungi, memberi kekuatan, dan kemudahan. Juga tidak lupa

kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang memberikan pencerahan tentang

hidup. Karenanya penulis mencontoh lika-liku perjuangan serta kesabaran hidup,

dalam hal ini menyelesaikan skripsi sebagai catatan akhir perjalanan seorang

mahasiswa di Perguruan Tinggi. Skripsi ini diselesaikan sebagai syarat

memperoleh jenjang Strata Satu (S 1) pada Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi bertujuan agar mahasiswa memahami dengan baik dan

benar konsep dan teori-teori Komunikasi dan Penyiaran Islam yang ditempuh di

Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang disamping mempunyai kewajiban

mengemban tugas sosial kepada rakyat, Mahasiswa juga diwajibkan untuk

memberikan hasil selama mereka kuliah yaitu sebuah tugas akhir yang disebut

skripsi.

Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini

tidak jauh dari hambatan dan rintangan yang terjadi. Namun, hal tersebut dapat

diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Murodi.MA.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah Program Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Ibu Asriati Djamil, Ibu Lily, dan Mas Fatoni.

3. Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Suhaimi, M.Si, yang selalu memberikan

pengarahan, wawasan, kritikan dan tambahan ilmu pengetahuan, serta

dorongan dan saran-sarannya kepada penulis.

4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah, Pak Gun-gun (Terima kasih saran dan

kritiknya), Pak Mahmud Djalal, Mas Dedy, Pak Lutfi, Bu Umi, Bu Armawati

yang selalu mensupport proses pembuatan skripsi penulis.

5. Pihak Kompas yang senantiasa membantu, khususnya sekretaris redaksi

(7)

hari oleh penulis. Juga kepada bapak Pieter. P Gero yang bersedia

diwawancarai.

6. Ayahanda Sudirman Arief dan Ibunda Siti Bidayah, serta kakak-kakakku,

Mba Lily dan Mas Eri, Mas Uji dan Mba Kokom, Mba Eva dan Mas Vicky,

juga Mas Iyus yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Paman dan Sepupu-sepupuku yang selalu membantuku, Pak Armai Arief, Le

Woko, Le Lies. Pak Syukri Arief, Bang Deni, Dedy, Isya, Dewi, Vivi, Avi,

Tika, Wandi (padang), dll.

8. Someone special in my heart.Bunga tulipku yang selalu aku jaga, Nurlaila Sari (Lala), akhirnya terwujud juga ratusan lembar penuh cerita ini .Terima

kasih atas dukungan, semangat, dan pengorbanan.

9. Sesosok manusia yang pernah singgah dihati penulis, sedih maupun suka

dihadapi bersama (thanks a lot for everything), juga tidak lupa kepada Mila, Mira, Nana, karena permaisuri inilah penulis selalu diberikan ketegaran dan

pengorbannya dalam menghadapi masalah. Semoga mereka selalu

mendapatkan kebahagiaan, sesuksesan dunia dan akhirat.amiin.

10. Teman-temanku angkatan ’03 Non Reguler,khususnya Imam Mahdi In The Night. Bang Rasyid, Andres, Adi, Ayub (erik), Arsyi, Udin, Awank, Awal, Heru, Taufan, Wilna, Bani, Yandi, Fandi, juga tidak lupa kepada Novi,

Rossa, Widy, Atoen, Eva, Izie, Ani, Becky, dll, yang sama-sama berjuang

menempuh hari-hari dibangku perkuliahan, canda tawa kita lewati hingga

akhir semester dikampus ini.

11. Teman-teman Front Nasional dan Forum Kota, Mixil, Dodo, Yadi, Adam,

Fadly, Hambali, Mustoleh, Ipunk, Roy, Gufron, Dewa, Cinta, Paunk,

Jhonday , Rio, dll, yang berjuang membela kaum tertindas selama kita

mampu. Keep Struggle For Justice!.

12. Teman-temanku sepergaulan, Bulan (IISIP),Ayu (Fisip UI’04) Acha

(Garuda), Dian (Kompas), Ojoy, Femi (UNJ), Didin (CBB Fm), Bibit

(Bandung), Tedy (Ciracas), Yuni (UIN Bandung), teman- teman Metro TV

(Rahmat, Mas Jumo, Cahya, Mas Yoki, Iqbal, Mas Adi showbiz, Mas Hafi) ,

dll. yang memberikan dorongan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas

(8)

13. Teman- Teman UIN, Fadly ,Manna, Ocha, Ayu, Tati, bang Zuhdi ‘02,

Ikhsan ’04, Cakung, Nyoos, Heri, Diana, Rani ’04, Vina ’04, Agin ’04.

Oshien, Mbuy, dll. Terima kasih atas bantuannya selama di kampus.

14. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini terwujud

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini tidak hanya menjadi penghias

rak buku tetapi dapat bermanfaat bagi penyusun maupun para pembaca.

Jazakumullah Khairan Katsiro …

Ciputat, 25 Maret 2008

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...……….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...………...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...…………...…...6

D. Metodologi Penelitian ………...6

E. Sistematika Penulisan ……….…...8

BAB II : LANDASAN TEORI A. Teori Konstruksi Sosial ...10

a. Obyektivasi ...10

b. Ekternalisasi ...10

c. Internalisasi ...11

B. Analisa Wacana dan Model Teun A.Van Dijk ...11

a. Pengertian Analisa Wacana ...11

b. Kerangka Analisa Wacana ...13

i. Teks ...13

ii. Kognisi Sosial ...17

(10)

C. Berita …...………18

D. Tajuk Rencana ...………..………19

E. Media Massa ...………...21

F. Surat Kabar ……….22

G. Fungsi Sosial Media ………22

H. Fungsi Media Massa ……...………23

BAB III : PROFIL SURAT KABAR KOMPAS A. Sejarah perkembangan Surat Kabar Kompas ………..25

B. Visi dan Misi ...………26

C. Nilai-Nilai Dasar Kompas ...……….………..28

D. Struktur Organisasi Kompas ……….………..28

E. Judul Tajuk Rencana Kompas ………...32

BAB IV : ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK A. Analisis Teks Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak 2003 ...34

1.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 21-03-2003. Halaman : 4 ...34

1.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 21-03-2003. Halaman: 4 ...41

(11)

2.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu,

22-03-2003. Halaman: 4 ...48

3.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin, 24-03-2003.

Halaman : 4 ...50

3.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin,

24-03-2003. Halaman: 4 ...59

4.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 28-03-2003.

Halaman : 4 ...62

4.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat,

28-03-2003. Halaman: 4 ...68

5.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu, 05-04-2003.

Halaman : 4 ...70

5.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu,

05-04-2003. Halaman: 4 ...78

6.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin, 07-04-2003.

Halaman : 4 ...80

6.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin,

07-04-2003. Halaman: 4 ...87

7.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Rabu, 09-04-2003.

Halaman : 4 ...89

7.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Rabu,

09-04-2003. Halaman: 4 ...96

8.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 11-04-2003.

(12)

8.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat,

11-04-2003. Halaman: 4 ...107

B. Analisis Kognisi Sosial Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak 2003 ...112

C. Analisis Konteks Sosial Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak 2003 ...113

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...117

B. Saran-Saran ...118

DAFTAR PUSTAKA ...120

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Elemen wacana Van Dijk ...13

Tabel 1.2 : Delapan Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas ...32

Tabel 1.3 : Analisis Kasus 1 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...34

Tabel 1.4 : Analisis Kasus 2 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...43

Tabel 1.5 : Analisis Kasus 3 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...50

Tabel 1.6 : Analisis Kasus 4 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...62

Tabel 1.7 : Analisis Kasus 5 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...70

Tabel 1.8 : Analisis Kasus 6 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...80

Tabel 1.9 : Analisis Kasus 7 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ...89

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya heterogen, Indonesia

menyimpan keanekaragaman budaya yang tentunya juga menimbulkan variasi

pola persepsi terhadap suatu masalah yang terjadi di masyarakat. Tidak bisa

dihindari bahwa keanekaragaman ini menjadikan begitu banyaknya ragam

penafsiran pada berbagai isu yang timbul di masyarakat, dan seringkali perbedaan

penafsiran ini ditimbulkan secara disengaja, misalnya dengan bersandarkan

kepada motif-motif tertentu seperti alasan ekonomi dan politik.Dalam masyarakat

sudah sebagai kebutuhan Media adalah sarana untuk mengetahui berita-berita

yang terjadi dalam maupun luar negeri, seperti Televisi, Radio maupun Media

Cetak.

Dennis-McQuail mengatakan, “Media merupakan lokasi atau forum yang

semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,

baik yang bertaraf nasional maupun internasional.”1

Pendapat di atas rnenjelaskan bahwa media rnassa di antaranya surat kabar

berperan menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat tentang realitas

sosial yang disajikan lewat berita dan informasi, baik bertaraf nasional maupun

internasional. Selain itu surat kabar digunakan sebagai wadah atau tempat untuk

menyarnpaikan berita dan informasi melalui tulisan yang disajikan berdasarkan

1

(15)

realitas, sehingga masyarakat memperoleh gambaran sesungguhnya mengenai

kondisi kehidupan sosial.

Dja'far H. Assegaf mengatakan, “Di dalarn setiap surat kabar umumnya

terdapat satu halaman yang disediakan untuk pendapat atau opini. Lazimnya

lembaran ini disebutkan halaman pendapat atau opinion page, dimana terdapat

tajuk rencana, surat pembaca, pojok, dan tulisan atas nama (by name story) atau

juga artikel dari tokoh-tokoh penulis atau ilmuwan.”2

Keterangan tersebut menjelaskan bahwa setiap surat kabar umumnya ada

satu halaman khusus yang disediakan untuk pendapat yang berisi tajuk rencana,

surat pembaca, pojok atau artikel. Kompas sendiri menyediakan lembaran

pendapat yang disebut halaman opini ini pada halaman 4 dan 5 dengan memuat

tajuk rencana, surat pembaca, by name story, pojok dan karikatur. Tulisan ini

membahas berbagai peristiwa baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut William L. Rivers, "Opini yang diungkapkan dalam editorial

biasanya menyangkut isu-isu yang menjadi bahan berita saat ini, tetapi

kadang-kadang menyangkut isu masa depan atau konsep filsafat yang luas.”3

Tahun 2003 semua media memberitakan secara resmi pertikaian antara

Amerika Serikat dengan Irak, dengan dalih bahwa Irak mempunyai senjata

pemusnah missal yang bias mengancurkan dunia. Oleh karena itu Amerika

dengan usaha Politiknya dapat menyerang Irak.Invasi Irak 2003 dengan kode

"Operasi Pembebasan Irak" secara resmi mulai pada tanggal 20 Maret 2003.

Tujuan resmi yang ditetapkan Amerika Serikat adalah untuk "melucuti senjata

2

Dja'far H. Assegaff, Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Praktek Kewartawanan

,(Jakarta : Ghalia Indonesia,1983), h. 63

3

(16)

pemusnah masal Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada terorisme,

dan memerdekakan rakyat Irak". Sebagai persiapan, pada 18 February 100.000

tentara Amerika Serikat dimobilisasikan di Kuwait. Amerika Serikat menyediakan

mayoritas pasukan untuk invasi ini, dengan dukungan dari pasukan koalisi yang

terdiri dari lebih dari 20 negara dan suku Kurdi di utara Irak. Invasi Irak 2003

inilah yang menjadi pembuka Perang Irak.4

Dalam kasus invasi pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat

(AS) terhadap Republik Irak pada masa awal tahun 2003, atau lebih dikenal

sebagai Perang Irak, telah dipengaruhi begitu banyak unsur-unsur manipulatif di

berbagai bidang (demi memenuhi kepentingan pihak-pihak tertentu), juga telah

merambah ke media massa cetak, contohnya dalam hal ini adalah Surat Kabar.

Perang Irak ini jelas menyita perhatian seluruh dunia. Beragam

pembicaraan dan spekulasi tentang masalah ini – mulai dari kelas elit hingga kelas

warung kopi pun bermunculan. Tentu saja setiap pendapat yang muncul dalam

wacana tersebut memiliki beragam pengertian, tergantung kepada daya persepsi

setiap orang yang tentunya juga dipengaruhi, diantaranya oleh perbedaan tingkat

intelektual akademis yang pernah diperolehnya.

Surat kabar dalam peristiwa ini memiliki pandangan yang khas dalam

perisitwa perang Irak ini, baik itu dari segi tutur bahasa maupun pesan yang ingi

disampaikan kepada pembacanya. Seperti Kompas, Kompas tidak hanya dikemas

dalam bentuk berita tetapi juga pendapat. Pendapat ini berisi analisa dan ulasan

atau pandangan para pakar dan tokoh tentang suatu topik dengan membahas

berbagai fenomena yang terjadi.

4

(17)

Tajuk rencana Kompas tentang perang Irak tercipta terlihat tragedi

kemanusiaan terjadi di Irak dengan terbunuhnya masyarakat sipil yang tidak

berdosa, juga yang kedua adalah sikap arogan AS terhadap penyerangan Irak,

yang melibatkan banyak negara. Dan atas ketidak berdayaan PBB terhadap AS.5 William L. Rivers, Bryce Mc Intyre, dan Alison Work mengatakan,

“Editorial adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat

umum; editorial juga adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan

berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.”6

Tajuk rencana mempunyai kekuatan untuk membentuk opini publik, karena

itu penyajiannya jangan sampai salah membimbing pembaca, mengacaukan

situasi, atau menempatkan seseorang dari sudut pandang yang salah.

Menurut Eriyanto proses media mendapatkan dan merangkum dalam berita

karena berkaitan dengan politik pemberitaan media, yang diantaranya adalah

strategi media dalam meliput persitiwa, memilih dan menampilkan fakta serta

dengan cara apa fakta itu disajikan, yang secara langsung atau tidak langsung,

berpengaruh dalam mengkonstruksi peristiwa.7 Peneliti, tertarik untuk membahas tajuk rencana internsional surat kabar Kompas dalam kasus perang Irak ini, inilah

yang memfaktori peneliti mengangkatnya dan menganalisa sejauh mana surat

kabar Kompas memandang invasi Amerika ke Irak, maka penelitian skripsi ini

penulis beri judul :

“ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK “

5

Gero, Pieter P. Kepala Bagian Internasional Kompas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 10 Maret 2008

6

William L. Rivers, Bryce Mc Intyre, dan Alison Work.Editorial Penyunting Dedy Djamaluddin Malik, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994,) h. 8

7

(18)

Adapun alasan peneliti mengambil judul tersebut adalah :

1. Melihat fenomena yang ada bahwa kini surat kabar sudah menjadi salah

satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk

mendapat informasi.

2. Surat kabar Kompas merupakan salah satu media cetak terkemuka di

Indonesia yang tidak kalah dalam memberikan Tajuk Rencananya

dengan Surat Kabar lainnya.

3. Surat kabar Kompas dipilih karena reputasinya yang cukup positif

sebagai harian nasional, mudah diperoleh di mana saja, dan dikelola oleh

manajemen yang propesional sehingga dari segi mutu cukup memadai.

B. Pembatasan dan Perumusan masalah

Penelitian ini tentang tajuk rencana internasional Kompas seputar perang

Irak, berupa tajuk rencana, taju rencana itu sendiri adalah catatan redaksi,

pendangan redaksi ataupun editorial yang sisinya berupa pandangan atau opini

secara seingkat dan logis.

Peneliti memberi batasan tajuk rencana Kompas yang ditulis mulai edisi 21

Maret sampai dengan 11 April 2003, tanggal itu adalah dimulainya penyerangan

AS terhadap Irak hingga berakhirnya perang yang dilancarkan Amerika Serikat

terhadap Irak.

Sedangkan permasalahan dalam penelitian :

2. Bagaimana Kompas menyusun tajuk rencana tentang perang Irak

tanggal 21 Maret- 11 April 2003?

3. Apa makna dan pesan tajuk rencana Kompas tentang perang Irak

(19)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana Kompas menyusunan tajuk rencana dengan

analisis wacana model Teun Van Dijk, serta untuk mengetahui pesan dan makna

yang disampaikan tajuk rencana Kompas tentang perang Irak.

2. Manfaat Penelitian Akademis

Memberikan wawasan juga referensi kepada individu atau intansi

mengenai tajuk rencana.

Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi contoh rujukan dalam

meneliti pemberitaan surat kabar berkaitan dengan analisa wacana.

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memfokuskan diri pada kajian seputar pemaknaan terhadap

suatu konsep yang diasumsikan berdampak pada proses kerja media, sehingga

menghasilkan teks-teks tertentu. Seperti alur pembuktian terbalik, maka penelitian

ini dimulai pada level teks guna mengidentifikasi ada tidaknya inkonsistensi

makna yang terjadi.8

8

(20)

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, landasan yang

dinilai tepat menyusun disain riset dengan demikian adalah analisis wacana Teun

Van Dijk.9

3. Teknik pengumpulan data a.Dokumentasi;

Digunakan karena merupakan sumber yang stabil, berguna sebagai bukti

untuk suatu pengujian, hasil pengkajian dokumen akan membuka kesempatan

untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Dokumen-dokumen yang terkumpul seperti kumpulan tajuk rencana internasional

surat kabar Kompas dari 21 Maret- 11 April 2003 dan diambil 8 artikel

berdasarkan situasi dimulainya perang hingga berakhirnya perang, kedelapan

tajuk rencana tersebut sangat penting karena kedelapan tajuk tersebut adalah

pandangan Kompas dari mulai perang hingga berakhirnya perang.

b. Interview

Ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menguatkan data dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan kepada Dewan Redaksi atau wartawan yang

menulis tajuk rencana surat kabar kompas. 10

4. Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis data akan disesuaikan dengan kerangka

analisis wacana Teun Van Dijk, karena pemakaian kata,kalimat,proposisi maupun

9

Ibid,.h. 229.

10

(21)

retorika tertentu oleh media dipahami Teun Van Dijk sebagai bagian dari strategi

wartawan.11

Pada teknik penulisan penelitian ini penulis mengacu pada Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syahid, terbitan

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Diawali dengan latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Berdasarkan kerangka teori dalam bab ini maka terdapat

beberapa poin yaitu pengertian Analisa Wacana beserta

model Teun Van Dijk, Tajuk Rencana , Berita, Fungsi

Media Massa, Surat Kabar, dan Fungsi Sosial Media.

BAB III : Profil Surat Kabar Kompas

Membahas tentang profil surat kabar Kompas maka Bab

ini terdiri dari Sejarah berdiri, Visi Misi, Nilai-nilai dasar

Kompas, Struktur Organisasi dan delapan judul tajuk

rencana Kompas.

BAB IV : Analisis Wacana Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak

11

(22)

Dalam bab ini berisi tentang analisa wacana dengan

model Teun Van Dijk dan hasil analisa.

BAB V : Penutup

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran atas

(23)

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Konstruksi Sosial

Berawal dari sebuah asumsi bahwa apakah pengetahuan itu bebas dari nilai

atau tidak, dan apakah sebuah teks merupakan suatu ruang yang hampa atau tidak,

maka memunculkan sebuah pertanyaan, apakah ada konstruksi sosial di balik

pengetahuan dan di balik sebuah teks.

Dengan berpikir dialektis, Peter L. Berger memandang masyarakat sebagai

produk manusia dan manusia sebagai produk masyarakat. Pemikiran Berger ini

berimplikasi pada kenyataan obyektif dan kenyataan subyektif, serta proses

dialektis dari obyektivasi, eksternalisasi, dan internalisasi.12 1. Obyektivasi

Obyektivasi adalah kemampuan manusia memanifestokan diri dalam

produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya

maupun orang lain. Salah satu contoh dari obyektivasi yang sangat penting adalah

signifikansi, yakni pembuatan tanda oleh manusia, yang kemudian

tanda-tanda tersebut dikelompokan dalam sebuah sistem, seperti bahasa.13 2. Eksternalisasi

Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai

produk manusia. Berbeda dengan manusia, binatang lahir ke dunia lebih kurang

sudah ditentukan sepenuhnya oleh instinktualnya. Dengan itulah, binatang

terspesialisasi dan diarahkan pada suatu lingkungan yang khas spesiesnya.14

12

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan : Risalah tentang sosiologi pengetahuan, Penerjemah Hasan Basari, (Jakarta : LP3ES, 1990), h. xx

13

Ibid,.h. 19

14

(24)

3. Internalisasi

Internalisasi adalah terbentuknya kemampuan dirinya sendiri seperti

kenyataan hidup yang dihadapi manusia sehari-hari adalah kenyataan yang tertib

dan tertata, termasuk sudak diobyektifikasi. Artinya, sudah dibentuk oleh suatu

tatanan obyek-obyek yang sudah diberi nama sebagai obyek-obyek sejak sebelum

manusia penerus generasi lahir. Maka terjadilah proses pemaknaan yang subyektif

dengan mana dunia akal-sehat intersubyektif itu terbentuk.15

B. Analisa Wacana dan Model Teun A.Van Dijk 1. Pengertian Analisa Wacana

Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan

bahasa Inggris discourse, kata discourse inipun berasal dari bahasa Latin

discursus, dis : dari. Dalam arah yang berbeda dan currere: lari, sehingga berarti

lari kian kemari.16

Pemakaian isitilah wacana memiliki perbedaan makna, ini dikarenakan

perbedaan disipilin ilmu yang memakainya. Bahkan kamus, kalu dianggap

merujuk pada referensi yang objektif, juga memiliki definisi yang berbeda pula.

Dalam salah satu kamus bahasa Inggris terkemuka disebutkan bahwa wacana

adalah : komunikasi buah pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan,

konvensasi atau percakapan.17

Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju

(dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya”,dan

15

Ibid,.h. 30

16

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 70

17

(25)

“komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur18. Dari definisi ini, wacana harus mempunyai dua unsur penting, yaitu kesatuan

(unity) dan kepaduan (coherence).

Alex Sobur berupaya merangkum pengertian wacana dari berbagai

pendapat, ia memandang wacana sebagai “rangkaian ujar atau rangkaian tindak

tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,

sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental

maupun non segmental bahasa.”19

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai

berikut (Syamsudin, 1922:6):

1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat

(rule of use-menurut winowson).

2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam

konteks, teks dan situasi (firth).

3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

intepretasi semantik (beller).

4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

berbahasa (what is said from what is done-menurut labov).

5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara

fungsional (fungcional use language-menurut Coulyhard). 20

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

dikembangkan oleh para ahli, model yang paling banyak digunakan adalah model

18

Ismail Marahimin, Menulis secara Populer (Jakarta: Pustaka Jaya,1994),h.26

19

Alex Sobur, Analisis Teks Media,, h. 11

20

(26)

Teun A.Van Dijk.. Inti analisis Van Dijk menghubungkan tiga dimensi wacana

kedalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi

sosial, (analisis) konteks.21

Kerangka analisis wacana melalui berbagai karyanya, Van Dijk, membuat

kerangka analisis wacana yang dapat didayagunakan. Ia melihat suatu wacana

terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling

mendukung.22

2. Kerangka Analisa Wacana a. Struktur Teks

Van Dijk sendiri mempunyai elemen-elemen yang mendukung untuk

menganalisa suatu teks dalam artikel pemberitan, berikut akan diuraikan satu per

satu elemen wacana van Dijk tersebut.

Tabel 1.1

Elemen wacana Van Dijk23

No Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

1 Struktur Makro Tematik Topik

Tema / topik yang dikedepankan

dalam suatu berita

2. Superstruktur Skematik Skema

Bagaimana pendapat disusun

dan dirangkai

21

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS,2006), h.224

22

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.77

23

(27)

3. Struktur Mikro Semantik Latar,Detil

Makna yang ingin ditekankan Maksud, Pra-

Dalam teks berita anggapan,

Nominalisasi

4. Struktur Mikro Sintaksis Pengingkaran,

Bagaimana kalimat (bentuk, Bentuk kalimat,

Susunan ) yang dipilih Koherensi,

Kata Ganti

5. Struktur Mikro Stilistik Leksikon

Bagaimana pilihan kata yang

dipakai dalam teks berita.

6. Struktur Mikro Retoris Grafis,Metafora,

Bagaimana dan dengan cara Ekspresi

apa penekanan dilakukan

Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai tema atau topik. Topik menggambarkan gagsan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa.

Skematik

(28)

di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol. Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan

Latar

Latar merupakan bagian dari berita yang dapat memepengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Seorang wartawan biasanya menulis latar belakang peristiwanya. Latar belakang tersebut menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dipakai di bagian awal sebelum opini wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa opininya itu memiliki alasan yang kuat.

Latar digunakan untuk menyediakan dasar hendak kemana teks dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, dimana wartawan menyajikan latar belakang dapat juga tidak, tergantung pada kepentingan mereka.

Detil

Element ini berkaitan dengan kontrol informasi yang dilakukan seseorang. Komunikator akan mengekspos informasi yang berguna bagi dirinya, dan akan meredam informasi yang merugikannya. Ini merupakan strategi di mana wartawan mengemukakan sikap secara implisit. Hal ini akan menggambarkan pengembangan wacana yang dilakukan oleh media. Hal ini layak untuk dipertimbangkan sehingga efek yang muncul pada khalayak sudah dapat diprediksi.

Maksud

Element ini relatif identik dengan elemen detil, dimana elemen ini ditinjau dari informasi yang menuntungkan komunikator atau tidak, apabila menguntungkan akan diinformasikan panjang lebar namun apabila tidak menguntungkan akan diredam informasi itu. Element ini menonjolkan praktek berbahasa tertentu untuk menyampaikan maksudnya.

Praanggapan

(29)

Pengingkaran

Pengingkaran adalah suatu bentuk praktek wacana yang menggambarkan bagaimana wartawan menolak suatu gagasan meskipun pada mulanya terkesan menyetujui gagasan tersebut. Pengingkaran ini biasanya ditandai dengan pengunaan kata tetapi, namun , akan tetapi, walaupun demikian, dan sejenisnya

Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah pengertian sederhana dari prinsip kalimat yang berpolakan subjek-objek-predikat, bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya. Dengan permainan pertukaran ini struktur kalimat bisa dibuat menjadi aktif maupun pasif.

Koherensi

Koherensi adalah jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang berbeda secara faktual dapat digabungkan sehingga kelihatan berhubungan. Koherensi ini berciri khas menggunakan kata penghubung (konjungsi). Kata penghubung inilah yang akan membentuk suatu koherensi yang diinginkan oleh wartawan.

Koherensi Kondisional

Koherensi kondisional ditandai dengan penggunaan anak kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan induk kalimat sehingga ada atau tidak adanya anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik / aburuk terhadap suatu pernyataan. Penggunaan konjungsi juga lazim ditemui dalam bentuk ini.

Koherensi Pembeda

(30)

Kata Ganti

Kata ganti adalah sebuah elemen yang digunakan untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan sebuah gambaran komunitas yang imajinatif. Dengan teknik ini komunikator menunjukan posisinya di dalam suatu wacana. Seperti menggunakan kata Kita, Mereka, Kami, dan Dia.

Leksikon

Elemen ini digunakan untuk menandakan cara seseorang melakukan seleksi kata, Di antara beberapa kata itu seseorang dapat memilih di antara kata yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi pilihan itu merefleksikan ideologinya terhadap sebuah realita.

Grafis

Elemen ini merupakan upaya penonjolan akan sesuatu hal yang dianggap penting dalam suatu teks. Misalnya ditandai dengan penggunaan huruf tebal, huruf miring, garis bawah, font yang lebih besar dari normal, caption, raster, grafik, gambar, angka, tabel, foto, gambar dan sejenisnya, untuk memberikan efek kognitif, dimana ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga perhatian harus difokuskan padanya.

Metafora

Dalam suatu wacana, seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik. Biasanya menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan munkgin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci, semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.

b. Kognisi Sosial

Dalam keranganka anlisis wacana vand Dijk, perhatian bukan hanya pada

(31)

mengenai kognisi sosial : kesadaran mental penulis yang membentuk teks

tersebut. Pendekatan ini berdasarkan pada asumsi, bahwa teks tidak mempunyai

makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa dalam hal ini penulis

sebagai representasi darinya.24

c. Konteks Sosial

Dalam pandangan ini, van Dijk menyatakan bahwa wacana yang terdapat

dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam

masyarakat. Sehingga untuk meneliti teks tersebut, perlu mengetahui bagaimana

wacana tersebut diproduksi dalam masyarakat.25

B. Berita

Pada Leksikon Komunikasi, berita didefinisikan sebagai berikut :

1. Fakta atau gagasan yang dapat menarik perhatian orang banyak dan tepat

waktunya disiarkan.

2. Pernyataan yang bertujuan untuk memberitahu.

3. laporan tentang peristiwa atau pendapat yang disiarkan atau untuk

diketahui umum.26

Kustandi Suhendang memandang berita, yaitu laporan atau pemberitahuan

tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak.27

24

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 74

25

Ibid., h.271

26

Harimukti Kridalaksana, ed., Leksikon Komunikasi (Jakarta : PT.Pradnya Paramita, Jakarta,1984), h.20

27

Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalisitk Seputar Organisasi,Produk, dan Kode Etik

(32)

Robert Park membatasi berita sebagai laporan tentang peristiwa yang luar

biasa atau tidak terduga, Denis McQuail mengatakan “semua peristiwa yang

dilaporkan sebagai berita yang bersifat luar biasa atau paling sedikit tidak terduga,

sebagai syarat yang lebih penting ketimbang ‘significan nyata’ berita sendiri.”28 Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu :

1. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran tinggal

sebagian saja.

2. Berita harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Dalam menulis

berita dikenal “Satu masalah dalam satu berita”,Artinya,suatu berita harus dikupas

dari satu masalah saja (monofacta) dan bukan banyak masalah (multifacta) karen

akan menimbulkan kesukaran penafsiran, yang menyebabkan berita menjadi tidak

sempurna.29

C. Tajuk Rencana

Tajuk rencana, ada juga yang menyebutnya sebagai “Catatan Redaksi”,

bahasa kerennya adalah “Editorial”. Sebelum ada istilah tajuk rencana,

koran-koran kuno menamakan opini penerbit ini sebagai “Induk karangan” yang

menerjemahkan bahasa Belanda “Hoofd Artikel”. Di Inggris, Tajuk Rencana

adalah “Leader News”. Penulisnya disebut sebagai “Leader Writer”. Dalam

kamus bahasa Indonesia, karangan WJS Purwodasminto tajuk rencana diartikan

sebagai induk karangan pada surat kabar/majalah.30

28

Denis McQuail,Teori Komunikasi Masssa : Suatu Pengantar, (Jakarta : Erlangga,1996), h.190

29

Drs. Totok Djuroto,M.Si,MANAJEMEN PENERBITAN PERS (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya,2002), h.47-48

30

(33)

Menurut Lyle Spencer, tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta

dan opini secara singkat,logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan

untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita

yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan

menyimak pentingnya arti berita yang ditajukan tadi.31

Tajuk rencana biasanya ditulis secara panjang, untuk memberikan

kesempatan kepada penulisnya memasukkan analisis dan menguraikan

permasalahan yang ingin diungkapkannya. Karena tajuk rencana mempunyai

kebebasan dalam menguraikan masalah, maka ada beberapa penerbitan

pers,khususnya surat kabar dan majalah. Jenis tajuk rencana antara lain:

a. Meramalkan (forcasting). Penulis tajuk rencana jenis ini, bisa

memasukkan imajinasinya, untuk memprediksi atau meramalkan

kejadian-kejadian yang akan datang berdasarkan infomasi yang

melatarbelakangi ditulisnya tajuk rencana ini.

b. Memaparkan (interpretating). Penulisan tajuk rencana bisa digunakan

untuk memaparkan kembali berita atau peristiwa yang kurang jelas

dalam pemuatan penerbitannya. Di sini, penulis tajuk bisa berfungsi

sebagai guide dalam memperjelas informasi pemberitaannya.

c. Mengungkapkan (explorating). Selain bersandar pada informasi

pemberitaan penerbitannya, penulis tajuk rencana bisa mengangkat

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sebagai sumber

informasinya. Penulis tajuk seperti ini harus mempunyai kepekaan

dalam menjaring aspirasi masyarakat.32

31

Ibid., h.78

32

(34)

Bahasa tajuk rencana harus menggunakan bahasa yang lebih arif, tidak vulgar,

diberikan dalam konteks memberikan masukan dan memberikan jalan keluar.33

D. Media Massa

Media Massa (mass media) adalah, “sarana penyampai pesan yang

berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misal radio, televisi, surat kabar

dan film”34. Pengertian yang senada juga diungkapkan Gamble dan Gamble dalam buku Abdul Muis juga memberikan pengertian yang senada tentang media massa,

“Media massa adalah bagian komunikasi antar manusia (human communication)

dalam arti media merupakan saluran atau sarana untuk memperluas dan

memperjauh jangkauan proses penyampaian pesan antara manusia.”35 Media juga adalah sebagai mediator.36

Media massa identik dengan pers, mengenai hal ini Onong Uchjana Effendy

berpendapat, “Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni

pers dalam pengertian luas dan sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala

penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik,radio siaran dan televisi

siaran. Sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas dalam media

cetak, yakni surat kabar, majalah dan bulletin kantor berita.”37

33

Pieter P. Gero, Kepala Bagian Internasional Kompas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 10 Maret 2008.

34

Harimukti Kridalaksana, ed., Leksikon Komunikasi, h.59-60

35

A. Muis, Kontorversi Sekitar Kebebasan Pers : Bunga Rampai Masalah komunikasi, Jurnalistik (Jakarta : PT.Mario Grafika,1996),h.12

36

Pieter P. Gero, Kepala Bagian Internasional Kompas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 10 Maret 2008.

37

(35)

E. Surat Kabar

Surat Kabar dalam pengertian yang harfiah, yakni surat yang berisi kabar

atau berita.38 Bisa juga Surat Kabar (newspaper) merupakan, terbitan berkala yang memuat berita, risalah, karangan, iklan dan lain-lain.39 Surat kabar atau koran dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti lembaran-lembaran kertas

bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya, terbagi dalam kolom-kolom, terbit

setiap hari atau periodik.40

Pengertian yang senada diungkapkan pula oleh Y,S Gunadi dan Djony

Herfan, “Newspaper” (surat kabar) merupakan alat komunikasi massa yang

memuat berita-berita,artikel-artikel, ulasan-ulasan,informasi yang menyangkut

bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan.”41

F. Fungsi Sosial Media

Ada lima fungsi sosial media massa dalam masyarakat

1. Informasi

• Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat

dan dunia.

• Menunjukan hubungan kekuasaan.

• Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

38

Kurniawan junaedhie, Rahasia Dapur Majalah di Indonesia, (Jakarta: Gramedia,1995),h.xiii

39

Harimukti Kridalaksana, ed., Leksikon Komunikasi, h.95

40

Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS), Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka,2003),h 595 dan 1109

41

(36)

2. Korelasi

• Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan

informasi.

• Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

• Melakukan sosialisasi

• Mengkoordinasi beberapa kegiatan

• Membentuk kesepakatan

• Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

3. Kesinambungan

• Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan

kebudayaan khusus (sub culture) serta perkembangan budaya baru.

• Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

• Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana rileksasi

• Meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi

• Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,

pembangunan ekonomi, dan kadangkala dalam bidang agama.42

G. Fungsi Media Massa

Fungsi (function) adalah suatu tugas khusus yang dibebankan pada sesuatu.

Fungsi media massa adalah tugas khusus yang dibebankan pada media massa.

Tugas itu tidak dibebankan pada selain media massa.

42

(37)

Dalam berbagai wacana tentang fungsi media massa, disebutkan ada 4 fungsi,

yaitu :

1. Fungsi mendidik : Yaitu media massa harus memberikan

kontribusi kepada masyarakat untuk mendidik, agar masyarakat tahu dan

lebih tahu tentang segala sesuatu agar tidak mudah terjerumus dalam

hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Fungsi penyalur informasi : Yaitu media massa harus memberikan

informasi yang tajam, akurat atas informasi yang diperoleh baik itu

mengenai Politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan maupun

semua konsep yang harus diperoleh oleh masyarakat pada umumnya dan

khususnya.

3. Fungsi menghibur : Yaitu media massa harus memberikan

hiburan-hiburan yang bermutu demi meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, karena masyarakat butuh hiburan untuk memberikan

kenyamanan dalam mendapatkan informasi dan pendidikan.

4. Fungsi mempengaruhi : Yaitu dapat mempengaruhi masyarakat tanpa

menjerumuskan, dalam arti memberikan persuasif informasi yang

berdasarkan kenyataan tanpa ada tujuan yang tidak diinginkan.43

Dengan demikian, fungsi media massa sesungguhnya hanya satu fungsi

namun dipilah-pilah menjadi empat fungsi; dengan kata lain fungsi media massa

adalah four in one function artinya harus terikat satu sama lain.44

43

Hasanudin Ibnu Hiban, Artikel INDUSTRI KORAN DAN MAJALAH DI INDONESIA.2006

44

(38)

BAB III

PROFIL SURAT KABAR KOMPAS

A. Sejarah Pendirian.

Harian umum yang beralamat di Jl.Palmerah Selatan 26-28 ini memang

sudah terbilang matang. Usianya sudah 42 tahun. Kompas, demikian Presiden

Soekarno memberikan nama.

Kompas lahir berkat ide Letjen Ahmad Yani, seorang Menteri / Panglima

TNI AD di tahun 1965. saat itu beliau menelepon rekannya sekabinet, Drs Frans

Seda. Yani melemparkan ide menerbitkan Koran melawan pers komunis, Frans

Seda menanggapi ide itu, membicarakannya dengan Ignatius Josef Kasimo

(1900-1986) – sesama rekan di Partai Katolik- dan dengan rekannya yang memimpin

majalah Intisari, Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama. Kedua

nama terakhir itulah yang kemudian mempersiapkannya. Nama Koran itu Bentara

Rakyat, sebuah penegasan diri sebagai pembela rakyat yang sebenarnya; berbeda

dengan Koran-koran di bawah nama Partai Komunis Indonesia (PKI) yang

memanipulasi nama rakyat.

Menjelang terbitnya Bentara Rakyat, Frans Seda sebagai Menteri

Perkebunan datang ke Istana Merdeka menemui Presiden Soekarno, Presiden

bertanya nama Koran yang akan terbit. Dijawab oleh Seda bernama Bentara

Rakyat. Bung Karno menimpali, “sebaiknya Koran baru itu diberi nama

KOMPAS supaya jelas diterima sebagai penunjuk arah”. Koran itu akhirnya

(39)

KOMPAS terbit pertama kali Senin, 28 Juni 1965 setebal empat halaman,

dicetak 4.800 eksemplar. Pada bulan-bulan pertama KOMPAS diplesetkan

sebagai Kornt Pas Morgen atau “KOMPAS yang datang keesokan harinya”,

karena sering telat terbit. Oleh PKI namanya diplesetkan sebagai “komando

pastor”, sebab tokoh-tokoh pendiri dan perintisnya berasal dari partai katolik.

Sejak tahun 1982, PT. Kompas Media Nusantara menjadi badan hukum yang

mewadahi harian ini. Dengan misi mengantisipasi dan merespon dinamika

masyarakat secara professional dan untuk memberi arah perubahan (trend setter),

harian ini terus melaju. Motto “Amanat Hati Nurani Rakyat”, nampaknya

menggambarkan misi tersebut.

Kini Kompas hadir tidak hanya di media cetak. Dengan format lain Kompas

Cyber Media, harian ini hadir di internet. Yang bisa diakses di www.Kompas.com

atau dikenal sebagai Kompas.com, ini merupakan situs berita terpercaya di

Indonesia. Diupdate selama 24 jam sehari, dengan total readership lebih dari 15

juta orang. Tingkat kunjungan ke Kompas.com atau lebih dikenal dengan sebutan

Page View, rata-rata mencapai 40 juta setiap bulan.

Sebagai situs berita terpercaya yang banyak dikunjungi di Tanah Air,

Kompas.com sebagai layaknya media lain juga menawarkan pemasangan iklan

(banner) di internet (online advertising), dimana jenis iklan disini berbeda dengan

media konvensional lain. Iklan di internet menawarkan bentuk-bentuk iklan yang

kreatif (Rich Media Ads), interaktif, dan sangat atraktif (visualisasi).

Mulai dari banner yang telah akrab di mata pengunjung situs, Kompas.com

pun memiliki berbagai jenis iklan lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan

(40)

polling/kuis/games, e-ditorial marketing yang dapat digunakan untuk tujuan

edukasi, public services, special services, dll.

Kompas.com juga memberikan layanan lain yang berhubungan dengan

Internet dan Multimedia, seperti web services yang mencakup development dan

maintenance website, video profile, CD interaktif, serta berbagai aplikasi

pemograman, yang dapat digunakan dalam website maupun non website, misal

product launching, dll. Selama sembilan tahun, ratusan perusahaan dalam dan luar

negeri telah menggunakan jasa dan iklan (banner) di Kompas.com.

Berita di Kompas.com tak saja hanya bisa diakses melalui internet, tapi juga

melalui mobile (hand phone).Ini upaya lain dari sebuah media cetak yang ingin

bertahan, yakni beradaptasi secara cerdas, kreatif dan inovatif. Kata Jacob

Oetama, pimpinan umun harian ini.

Hingga kini Kompas mempunyai 246 wartawan atau seluruh karyawannya

yang berjumlah 953 orang (data 2007).45

B. Visi dan Misi.

Visi Kompas yakni menjadi institusi yang memberikan perncerahan bagi

pekembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta

menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.

Sementara itu misi yang diusung yakni mengantisipasi dan merespon

dinamika masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah dengan

meniadakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya.46

45

Kompas, Penelitian dan Pengembangan, data diambil pada 3 Januari 2008.

46

(41)

C. Nilai-Nilai Dasar Kompas.

Seluruh kegiatan dan kepututsan kita dasarkan pada niliai-nilai berikut :

1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat

dan martabatnya.

2. Mengutamakan watak baik.

3. Profesionalisme.

4. Semangat kerja tim.

5. Berorientasi pada kepuasaan konsumen (pembaca,pengiklan, mitra

kerja – penerimaan proses selanjutnya).

6. tanggung jawab sosial.47

D. Struktur Organisasi

1. Pendiri : Petrus Kanisius Ojong ( 1920 – 1980 ) dan Jakob Oetama

2. Pemimpin Umum: Jakob Oetama

3. Wakil Pemimpin Umum: Agung Adiprasetyo, ST. Sularto

4. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Bambang Sukartiono

5. Wakil Pemimpin Redaksi: Rikard Bagun, Trias Kuncahyono, Taufik H. M

6. Redaktur Senior: Ninok Leksono

7. Redaktur Pelaksana: Budiman Tanuredjo

8. Wakil Redaktur Pelaksana: Andi Suruji, James Lululima

9. Sekretaris Redaksi: Retno Bintarti

10. Pemimpin Bagian Internasional : Pieter P. Gero

11. Staff Redaksi

47

(42)
(43)
(44)

b. Daerah:

Dedi Muhtadi, Jannes Eudes Wawa, Frans Sartono (Bandung)

Muhammad Bakir, Pepih Nugraha, Brigitta Isworo Laksmi, Anwar Hudijono,

Abdul Lathief (Surabaya)

Hariyadi saptono, Bambang Sigap Sumantri, Thomas Pudjo Widijanto

(Yogyakarta)

P. Tri Agung Kristanto, R. Adhi Kusumaputra, Eddy Hasby, Winarto

Herusansono, Yovita Arika (Semarang)

Dody Wisnu Pribadi (Malang)

FX Puniman (Bogor)

Pascal Bin Saju (Kupang)

Yamin Indas (Kendari)

Ahmad Zulkani (Medan)

Hindaryoen Nts (Purwokerto)

Yurnaldi (Padang)

Tri Harijono (Balikpapan)

Frans Sarong (Denpasar)

Muhammad Syaifullah (Pontianak)

Syamsul Hadi (Jember)

Agus Mulyadi (Palembang)

Mohammad Subhan, Reny Sri Ayu Nasrullah Nara (Makassar)

Khaerul Anwar (Mataram)

Jean Rizal Layuck (Manado)

(45)

Surya Makmur Nasution (Batam)

Nasrul Thahar (Jambi)

Suprapto (Kudus)

11 . Penelitian dan Pengembangan ( Litbang). Manajer: Bestian Nainggolan

12 . Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Manajer: Agnes Aristiarini.

13. Bisnis.

Pemimpin Perusahaan: Lukas Widjaja

Wakil Pemimpin Perusahaan : Abun Sanda

Manajer Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso

Wakil Manajer Iklan : Elsiyah Susanto

Alamat Redaksi:

Jalan Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270, INDONESIA

Telepon: 534-7710, 534-7720, 534-7730, 530-2200

Fax: (62)(21) 548-6085

Website : http:// www.Kompas.com

E-mail: kompas@kompas.com

(46)

Alamat Surat (seluruh bagian): P.O. Box 4612 Jakarta 12046

Alamat Kawat: Kompas Jakarta

Penerbit: PT Kompas Media Nusantara

Percetakan: PT Gramedia.48

E. Judul Tajuk Rencana Kompas

Ada 8 tajuk rencana dari yang terpilih untuk dianalisis pada penelitian ini

dengan asumsi mendasar bahwa delapan tajuk rencana pilihan tersebut adalah

situasi dimulainya perang hingga berakhirnya perang sehingga memperjelas

pandangan Surat Kabar Kompas dalam menyampaikan Perang Irak. Kedelapan

Tajuk Rencana itu adalah.Tabel 1.2

Delapan Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas

No Tanggal Judul Keterangan

1 21 Maret 2003 Amerika Melancarkan Perang Tidak Adil (Dimulainya

Terhadap Irak. Perang)

2. 22 Maret 2003 Eksistensi PBB Digugat di Balik Serangan (Masa Perang)

Sepihak AS Ke Irak

3. 24 Maret 2003 Di Mana-mana Naluri Kemanusiaan

Memihak yang lemah (Masa Perang)

4. 28 Maret 2003 Kemenangan Apa Hendak Diraih AS

Atas Perang Di Irak (Masa Perang)

5. 05 April 2003 Pertempuran Kota Yang Mendebarkan Itu

48

(47)

Kian Dekat (Masa Perang)

6. 07 April 2003 Mana Bukti Irak Memiliki Persenjataan

Pemusnah Massal (MasaPerang)

7. 09 Apr 2003 Bush dan Blair Bertemu, Wacananya

Sudah Irak Pascaperang (Masa Perang)

8. 11 Apr 2003 Dunia Terus Bergumam Setelah Baghdad

(48)

BAB IV

ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK

A. Analisis Teks Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak 2003

1.a. Analisis Teks Tajuk Rencana KOMPAS Jumat, 21-03-2003. Halaman: 4

Judul

AMERIKA MELANCARKAN PERANG TIDAK ADIL TERHADAP IRAK

Tabel 1.3

Analisis Kasus 1 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk

No Element PosisiPembuktianKasus1

1 Tematik AS Lancarkan Perang Sepihak

Terhadap Irak

2 Skematik Sikap Kecewa Dunia Terhadap

Penyerangan AS ke Irak

AS tidak mengindahkan Suara Dunia atas Serangan AS ke Irak

3. Latar Paragraf 2 : Semula, jalan yang

ditempuh adalah jalan

Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Dikirimlah Tim Inspeksi senjata pemusnah massal ke Irak. Oleh Ketua Tim Pemeriksa Persenjataan PBB Hans Blix dilaporkan ke sidang Dewan Keamanan PBB bahwa Irak memberikan kerja sama yang cukup kredibel kepada Tim PBB.

Tim menyarankan

(49)

Paragraf 8 : SIKAP dan perasaan itu bukan kita saja yang menanggung. Warga terbesar dunia merasakannya. Belum pernah bergelora sikap dan demo antiperang di seantero dunia seperti dewasa ini, terhadap rencana dan aksi perang AS dan sekutunya terhadap Irak.

Paragraf 15 : SEBELUM perang terhadap Irak pecah, kita bersama dunia melancarkan protes. Kini setelah perang pecah dan bagaimanapun penderitaan publik menjadi kenyataan, lagi-lagi kita melancarkan protes keras.

Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan sesuai dengan rasa

perasaan keadilan dan

kemanusiaan kita. Karena itu, segala langkah dan gerak kita pertimbangkan jangan sampai

membawa kerugian bagi

kepentingan nasional kita sendiri. Tegas tetapi cerdas dan bijak itulah yang sebaiknya kita lakukan.

4 Detil Paragraf 3 : Amerika Serikat dan

Inggris, sekutunya, tidak dapat menerima. Pekerjaan Tim Pemeriksa Persenjataan sudah cukup. Ketika Dewan Keamanan tidak berhasil dibujuk oleh AS untuk membuat resolusi, yakni resolusi yang mengesahkan serangan ke Irak untuk melucuti senjata pemusnah massal, pemerintahan Bush ganti haluan.

(50)

demo antiperang di seantero dunia seperti dewasa ini, terhadap rencana dan aksi perang AS dan sekutunya terhadap Irak.

Paragraf 10 : Amat kita rasakan.... Kekuasaan militer Amerika. Kekuatan ekonomi Amerika. Mentang-mentang satu-satunya mengendalikan diri dan melakukan protes secara damai.

Paragraf 17 : Kita juga perlu membuat perhitungan dan pertimbangan bahwa aksi protes yang kita lakukan, juga tatkala hati kita panas dan perasaan kemanusiaan kita tertusuk, jangan sampai justru merugikan kepentingan kita sendiri

Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan sesuai dengan rasa perasaan keadilan dan kemanusiaan kita. Karena itu, segala langkah dan gerak kita pertimbangkan jangan sampai membawa kerugian bagi kepentingan nasional kita sendiri. Tegas tetapi cerdas dan bijak itulah yang sebaiknya kita lakukan.

(51)

7 Pengingkaran Paragraf 7 : Kita berusaha keras serangan terornya. Tetapi, apalagi ketika ...

8 Koherensi Paragraf 3 : Amerika Serikat dan Inggris, sekutunya, tidak dapat menerima. Pekerjaan Tim Pemeriksa Persenjataan sudah cukup. Ketika Dewan Keamanan tidak berhasil dibujuk oleh AS untuk membuat resolusi,...

Paragraf 21 : Langkah itu... terciptanya kedamaian di dunia. Sebab, tidak mungkin kita menentang kekerasan,...

9 Koherensi Kondisional Paragraf 4 : Secara kasar, Irak diberinya ultimatum ... Dan itulah yang akhirnya pecah. Perang terhadap Irak dimulai kemarin.

Paragraf 12 : Bahkan, andaikata orang mencoba sejauh mungkin...

Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan.... Karena itu, segala langkah dan gerak kita...

10 Kata Ganti Paragraf 1 : AKAL sehat dan hati nurani kita, bukankah amat terganggu oleh perubahan sikap pemerintahan George W Bush yang begitu kasar dan nekat dalam hari-hari terakhir ini, menjelang pecahnya perang atas Irak?

(52)

Paragraf 6 : Kita coba memahami perubahan dan ancaman zaman....

Paragraf 7 : Kita berusaha keras mencerna... suara hati dan akal sehat kita tetap berontak dan tidak dapat menerima.

Paragraf 8 : SIKAP dan perasaan itu bukan kita saja ...

Paragraf 10 : Amat kita rasakan secara telanjang ber-jumawa-nya might is right,...

Paragraf 11 : Tidaklah dapat kita terima dan kita cerna semua argumen...

Paragraf 15 : SEBELUM perang terhadap Irak pecah, kita bersama dunia melancarkan protes.... lagi-lagi kita melancarkan protes keras.

Paragraf 16 : Kita melancarkan protes dan kita tunjukkan kepada AS dan Negara lain, dalam segala situasi, kita akan...

Paragraf 17 : Kita juga perlu

membuat perhitungan dan

pertimbangan bahwa aksi protes yang kita lakukan, juga tatkala hati kita panas dan perasaan kemanusiaan kita tertusuk, jangan sampai justru merugikan kepentingan kita sendiri

Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan... kemanusiaan kita. Karena itu, segala langkah dan gerak kita pertimbangkan... nasional kita sendiri. Tegas tetapi cerdas dan bijak itulah yang sebaiknya kita lakukan

Paragraf 19 : KEMARIN Presiden

Megawati Soekarnoputri,...

(53)

mengecam keras...

Paragraf 21 : Langkah itu merupakan langkah terjauh yang memang bisa

kita lakukan. Kita harus

menggunakan... Sebab, tidak mungkin kita menentang kekerasan...

11 Leksikon Paragraf 1 : AKAL sehat... George W Bush yang begitu kasar dan nekat dalam hari-hari...

Paragraf 4 : Secara kasar, Irak diberinya ultimatum: Saddam Hussein dan kedua putranya...

Paragraf 6 : Kita coba..., muncul doktrin baru. Menurut doktrin baru, AS dan dunia dihadapkan pada musuh dahsyat yang...

Paragraf 7 : Kita berusaha keras mencerna serta memahami ancaman baru berikut pendadakan dan kedahsyatan serangan terornya. Tetapi, apalagi ketika diterapkan terhadap Irak, suara hati dan akal prokeadilan, bergelora di mana-mana. Bukan saja melibatkan orang muda, perempuan, gerakan politik, tetapi juga memobilisir suara hati...

(54)

memahami dan menenggang argumen Bush, terngiang-ngiang gugatan berikut kecemasan,... Benar-benar mendemonstrasikan prinsip might is right

Paragraf 13 : Apakah reperkusi sikap dan tindakan Amerika pascaperang Irak?...

Paragraf 19 : KEMARIN Presiden Megawati Soekarnoputri,... Kita mengecam keras dan menyesalkan proses multilateral melalui Dewan

Keamanan PBB telah

dikesampingkan.

12 Grafis Paragraf 6 : Kita coba memahami perubahan...Untuk menghadapinya diberlakukan hak menyerang secara pre-emptive. Hak menyerang lebih dulu.

Paragraf 10 : Amat kita rasakan secara telanjang ber-jumawa-nya might is right, bak, hak itu apa?...

Paragraf 12 : Bahkan, andaikata... Benar-benar mendemonstrasikan prinsip might is right.

Paragraf 14 : Sesungguhnya, itulah salah satu, sekurang-kurangnya jika bukan suatu ketidakadilan, adalah suatu nuisance, suatu gangguan perasaan fair dan sama sederajat...

13 Metafora Paragraf 21 : Langkah itu...

Gambar

Tabel 1.1 : Elemen wacana Van Dijk  ...................................................................13
Elemen wacana Van DijkTabel 1.1 23
Tabel 1.3 Analisis Kasus 1 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk
Tabel 1.4 Analisis Kasus 2 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk
+7

Referensi

Dokumen terkait