• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sumber Daya Aparatur Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung (Studi tentang Pembuatan Surat Keterangan Rencana Kota)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Sumber Daya Aparatur Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung (Studi tentang Pembuatan Surat Keterangan Rencana Kota)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG (Studi Tentang Surat Keterangan Rencana Kota (KRK))

Laporan KKL

Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

PEBRIANI LAELATUS SADIYAH 41709031

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

80 DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Pebriani Laelatus Sa’diyah Nama Panggilan : Pebri

Tempat dan Tanggal Lahir : Subang, 20 Februari 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 085721822436

Status : Belum Kawin

Nama Ayah : Drs. Zaenal Abidin

Pekerjaan Ayah : PNS

Nama Ibu : N. Rohaeni

Pekerjaan Ibu : PNS

Alamat Orang Tua : Kp. Sindangsari No. 05 RT/RW 02/04 Desa Sindangsari Kec. Kasomalang Kab. Subang

Motto : Berdo’a dan Berusaha

Email : feb_ani20@yahoo.co.id

Bandung, November 2012

(4)

81

Pendidikan Formal Nama Sekolah Tahun

SD SD Negeri Darmaga 3 2003

SMP SMP Negeri 1 Cisalak 2006

SMA SMA Negeri 1 Jalancagak 2009

Pendidikan Informal

(Kursus/Training/Seminar) Penyelenggara Tahun Keterangan Table Manner Class Maja House 2010 Peserta Governan Day HIMA IP UNPAD 2011 Peserta Diskusi Politik HIMA IP UNIKOM 2011 Panitia

LDKM HIMA IP UNIKOM 2011 Panitia

Kuliah Umum HIMA IP UNIKOM 2012 Panitia Turnamen Futsal HIMA IP UNIKOM 2012 Panitia

Nama

Organisasi/Kegiatan Jabatan

Waktu Keikutsertaan UKM Saung Budaya

(SADAYA)

Anggota 2009-2010

UKM Saung Budaya (SADAYA)

Sekretaris 2010-2011

(5)

vi

1.3.2 Teknik Analisis Data………..….………

7

2.1 Manajemen Sumber Daya Aparatur....……….……...……. 2.1.1 Manajemen ……….….………

(6)

vii

2.1.4 Manajemen Sumber Daya Manusia …..…………...

13 2.3 Surat Keterangan Rencana Kota ……….…. 30

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN KKL

3.1 HASIL KEGIATAN KKL ………. 33 3.2 PEMBAHASAN KKL ………..

3.2.1 Perencana anaparatur dalam pemberian surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung ... 3.2.2 Pengorganisasian aparatur dalam pemberian surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung ……… 3.2.3 Penstafan aparatur dalam pemberian surat

Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung ……….……… 3.2.4 Pengendalian aparatur dalam pemberian surat

(7)

viii

BAB VI PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...………. 60 4.2 Saran ……….. 61

DAFTAR PUSTAKA ………...……..……… 63

(8)

ix

DAFTAR TABEL

(9)

x

Halaman Bagan 1.1 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

(10)

xi

Lampiran 1.1 Form Aktivitas Harian KKL ... 64 Lampiran 1.2 Berita Acara Bimbingan KKL ... 66 Lampiran 1.3 Surat Keterangan Izin KKL dari Kampus ... 67 Lampiran 1.4 Surat Keterangan Izin KKL Badan Kesatuan Bangsa,

Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat ... 68 Lampiran 1.5 Surat Keterangan Izin KKL Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya Kota Bandung ... 69 Lampiran 1.6 Surat Keterangan Telah Melakukan KKL Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung ... 70 Lampiran 1.7 Daftar Nama Aparatur Dinas Tata Ruang dan Cipta

(11)

ii

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah kerja lapangan ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan sampailah kepada kita hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini penulis mengambil judul “Manajemen Sumber Daya Aparatur Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung (Studi Tentang Surat Keterangan Rencana Kota (KRK))”. Sehubungan dalam tahap pembelajaran penulis meminta maaf apabila dalam penulisan usulan penelitian ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan, penulis meminta saran dan kritik sebagai bahan acuan dalam penulisan berikutnya.

Penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak dan memberi bimbingan, dorongan dan segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Nia Karniawati, S.IP., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, dan saran-saran serta motivasinya kepada penulis.

3. Dinar Ismail selaku pembimbing di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang telah memberikan bimbingan, dan saran-saran kepada penulis dalam melaksanakan KKL.

4. Bapak dan Ibu serta adik saya yang telah memberikan dukungan moril dan materi yang tak terhingga dalam penulisan laporan kuliah kerja lapangan ini.

(12)

iii

terselesaikannya laporan kuliah kerja lapangan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga menjadi amal baik di hari nanti. Akhir kata penulis ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penyusunan laporan kuliah kerja lapangan ini, besar harapan penulis semoga laporan kuliah kerja lapangan ini dapat berguna umumnya bagi kita semua dan khusunya penulis sendiri.

Bandung, November 2012

(13)

62 Buku-Buku :

Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks Gramedia.

Dessler, Gary. 1993. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Askara.

Ilham, Muh. 2008. Manajemen Sumber Daya dan Kinerja Aparatur Pemerintahan Daerah. Bandung: cv. Indra Prahasta.

Kertodipuro, Sarwoto. 1985. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Musanef. 1982. Manajemen Kepegawaian Di Indonesia. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Prawiranegara H. Muchsin. 2002. Manajemen Kepegawaian Negara Indonesia. Bandung: AT-TANZIL YPI AS-SIBAQ.

Salam, Dharma Setyawan. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Sosial. Jakarta: Prenada Media.

Suwatno.2001. Asas-Asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Suci Press.

Terry, George R. 2007. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Askara.

(14)

63

Dokumen-Dokumen:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 tentang kesejahteraan Sosial

Perda Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung

Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Retribusi, Pajak dan Reklame

Rujukan Elektronik:

(15)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Laporan KKL

Pemerintah dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, dihadapkan pada pelaksanaan tugas yang sangat luas dan kompleks. Pemerintah memiliki hak dan wewenang untuk mengatur kehidupan warga negaranya. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengatur kepemilikan dan penggunaan kekuasaan yang telah diberikan kepada negara (atas bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya) sehingga semua tanah diseluruh wilayah kedaulatan bangsa Indonesia dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada dasarnya penyelenggaraan pemerintahan mengemban tiga fungsi hakiki yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development). Jadi selain melaksanakan pembangunan, pemerintah juga memberikan pelayanan publik.

Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan memahami cara yang profesional dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks pemerintahan, kebutuhan masyarakat menjadi tuntutan dan tanggung jawab pemerintah. Karena itu, pemerintahan perlu diselenggarakan secara dinamis, tanggap, cepat dan tepat sasaran.

Era globalisasi menuntut adanya kompetisi dari beberapa negara untuk saling bersaing guna merebutkan kedudukan sebagai negara penentu dalam dunia baik dalam bidang perekonomian, sosial budaya, politik dan sebagainya. Perkembangan sumber daya manusia juga dituntut agar lebih baik karena kemajuan teknologi, perdagangan dan sebagainya ditentukan oleh sumber daya manusia selaku pelaku dan penggerak semua itu.

(16)

merupakan unsur yang sangat penting untuk tercapainya keberhasilan pembangunan.

Manajemen sumber daya aparatur secara profesional dapat dimulai sejak perekrutan pegawai, penyelesaian, pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai dengan kemampuan, penataran, dan pengembangan kariernya. Instansi atau lembaga, mempunyai banyak pegawai yang secara potensi berkemampuan tinggi tetapi tidak mampu berprestasi dalam kerja. Hal ini dimungkinkan karena manajemen sumber daya aparatur yang kurang dikelola secara profesional. Karena itu, faktor manusia merupakan modal utama yang perlu diperhatikan oleh pemimpin atau kepala dalam suatu instansi atau lembaga.

Peran yang begitu besar sumber daya manusia sebagai pelaku utama dan juga merupakan input dari proses produksi dalam pembangunan akan tercapai apabila faktor-faktor penunjang optimalisasi peran tersebut tercapai. Salah satu faktor yang menentukan peran SDM adalah kinerja. Jika aparatur dalam organisasi atau perusahaan mempunyai kinerja yang baik, maka diharapkan akan mempunyai kontribusi positif terhadap organisasi atau perusahaan.

Keberhasilan suatu organisasi pemerintahan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya, sebab hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi upaya pencapaian tujuan organisasi. Kinerja suatu organisasi dapat dinilai salah satunya dari efektifitas aparatur didalam memahami dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu yang telah direncanakan.

(17)

memerlukan pengaturan tata ruang dan peruntukan lahan yang sesuai dengan kegiatan penataan kota yang sehat, rapi, aman, dan nyaman tidak terjadi tumpang tindih yang dapat menimbulkan ketidaktertiban dan kesemrawutan kota.

Instansi Pemerintahan yang mengatur tentang rencana tata ruang di Kota Bandung adalah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Manajemen sumber daya aparatur di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang dimana diantaranya susunan organisasi pemerintah yang masih belum sepenuhnya mengacu kepada kebutuhan. Pembagian tugas antar instansi atau unit yang kurang jelas, menyebabkan munculnya aparatur yang kurang profesional, dan prosedur standar yang belum tersedia secara baku serta sistem pengawasan/pengendalian yang masih belum efektif.

Hal ini merupakan bukti, bahwa suatu organisasi maupun para aparatur belum dapat mengatur para aparatur di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung secara maksimal serta mengarahkan para aparatur menjadi aparatur yang profesional di bidangnya. Masalah manajemen sumber daya aparatur di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung ini akan mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat terhambat, tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan dalam SOP.

Bagi suatu instansi pemerintah, dalam menjalankan aktivitasnya selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah aparat, salah satunya adalah masalah prestasi kerja aparat yang cenderung tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh lembaga pemerintah. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung sebagai salah satu Instansi pemerintah, akan selalu dihadapkan dengan masalah kinerja atau prestasi kerja tersebut.

(18)

Aparatur yang berkualitas adalah aparatur yang memiliki kecakapan dan kemampuan, yang sangat dibutuhkan dalam rangka menghadapi tantangan tersebut. Kemampuan untuk melaksanakan setiap tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Hal lainnya adalah mampu memelihara dan mengembangkan kecakapan dan kemampuannya secara berkesinambungan. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas pimpinan pada setiap organisasi pemerintahan untuk memelihara dan membina semua aparatur agar dapat lebih berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan.

Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang. Penataan ruang dilakukan berdasarkan, 1). Fungsi utamanya, meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. 2). Aspek administrative, meliputi ruang Wilayah Nasional, Wilayah Propinsi dan Wilayah Kabupaten.

Rencana Tata Ruang sebagai acuan dalam pembangunan wilayah adalah pembangunan yang dilandasi oleh pengwilayahan fakta. Wilayah fakta inilah yang mencerminkan persamaan-persamaan ataupun perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat, yang selanjutnya akan mencerminkan kebutuhan-kebutuhan anggota masyarakat.

(19)

dengan tujuan supaya penetapan kebijaksanaan pembangunan bisa lebih cermat.

Kegiatan perencanaan terdiri dari usaha untuk menetapkan prioritas proyek, sebagai kelanjutan usaha penjabaran kebijaksanaan pembangunan ke dalam pelbagai proyek, kemudian menetapkan proyek-proyek penunjangnya, dananya, jangka waktu pelaksanaannnya, memikirkan kemungkinan dampaknya, kebutuhan personalianya dan akhirnya kebutuhan tanahnya (ruang).

Sebagaimana kita ketahui bahwa kondisi tata ruang kota Bandungsemakin hari semakin tidak jelas dan menjurus kepada hilangnya ruang-ruang publik. Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota telah mengabaikan hak-hak publik dan lingkungan, sehingga dapat mengakibatkan lingkungan yang ada saat ini tidak memiliki dukungan sosial, dan ekologi. Tentu saja dampak yang dirasakan adalah kesemrawutan yang akan berakibat pada timbulnya persoalan sosial.

Perubahan pemanfaatan ruang dapat mengacu pada 2 hal yang berbeda, yaitu pemanfaatan ruang sebelumnya, atau rencana tata ruang. Perubahan yang mengacu pada pemanfaatan sebelumnya adalah suatu pemanfaatan baru atas lahan yang berbeda dengan pemanfaatan lahan sebelumnya, sedangkan perubahan yang mengacu pada rencana tata ruang adalah “pemanfaatan baru atas tanah (lahan) yang tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disahkan.

Maksud dari KKL ini adalah untuk mengetahui manajemen sumber daya aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam KKL ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung.

(20)

3. Untuk mengetahui penstafan aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui pengendalian aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mencoba menulis dengan mengajukan judul sebagai berikut:

“Manajemen Sumber Daya Aparatur Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung (Studi Tentang Pembuatan Surat Keterangan Rencana Kota (KRK))”.

1.2 Kegunaan KKL

Pelaksanaan KKL ini dilakukan dengan kegunaan, sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

Laporan ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Manajemen Sumber Daya Aparatur Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam pembuatan surat Keteranga Rencana (KRK).

2. Secara Teoritis

Secara teoritis, laporan ini untuk mengembangkan teori-teori yang penulis gunakan yang relevan dengan permasalahan dalam usulan laporan ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. 3. Secara Praktis

(21)

1.3 Metode KKL

Metode KKL yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) yang nyata di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Laporan ini menggunakan metode deskriptif, karena laporan ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang manajemen sumber daya aparatur dalam pemberian surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, serta mendeskripsikan sejumlah konsep yang berkenaan dengan masalah pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) tersebut. Berdasarkan metode tersebut, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penulisan kualitatif merupakan pendekatan yang mempelajari dari tingkah laku manusia khususnya aparatur Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK). Pemahaman terhadap aparatur mengenai tingkah laku manusia, penulis harus dapat mamahami proses interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang aparatur.

1.3.1 Tehnik Pengumpulan Data 1.3.1.1 Studi Pustaka

Kegiatan yang dilakukan dengan cara menelaah dan membandingkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Menggunakan studi pustaka ini, penulis dapat memperoleh informasi tentang teknik-teknik laporan yang diharapkan dari buku-buku, makalah, dan intrnet sehingga pekerjaan penulis tidak merupakan duplikasi dengan mencantumkan semua sumber yang digunaka tersebut dan tidak asal-asalan dalam pembuatan penelitian ini.

1.3.1.2 Studi Lapangan

(22)

tujuan yakni, mencari bahan-bahan sebenarnya, bahan-bahan yang lebih banyak, lebih tepat, lebih up to date, disamping itu penulis juga melakukan suatu laporan dengan cara Observasi Penulis laporan tentang manajemen sumber daya aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam pengumpulan data dengan penulis ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang aparatur lakukan. Sehingga saya sebagai penulis dapat lebih mudah mengamati tentang data dan informasi yang diharapkan.

1.3.2 Teknik Analisis Data

Analisa data dalam laporan ini menggunakan metode kualitatif, langkah-langkah penulisan metode kualitatif yaitu;

1) Tahapan persiapan/pra-lapangan, 2) Tahapan pekerjaan lapangan, dan 3) Tahapan analisis data.

Hal ini sejalan dengan laporan mengumpulkan data yang lengkap atau yang dibutuhkan dan kemudian dapat dianalisa oleh penulis yang menekankan pada Manajemen Sumber Daya Aparatur Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam surat Keterangan Rencana Kota (KRK).

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL

Lokasi yang diambil sebagai tempat KKL di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, Alamat: Jl. Cianjur No. 34 Bandung. Telepon: (022) 7217451. E-mail: distarcip@bandung.go.id

1.4.1 Gambaran Umum Tempat KKL

1.4.1.1 Sejarah Dinas Tata Runag dan Cipta Karya Kota Bandung

(23)

Dinas PU terdapat beberapa seksi yaitu seksi perencanaan gambar, seksi jalan dan jembatan, serta seksi alat berat

Untuk meningkatkan pelayanan, seksi perencanaan memisahkan diri dari Dinas PU dan membentuk Badan baru dengan nama Dinas Perencanaan Pembangunan Kota (DPPK). Istilah pembangunan kota di sini pada fisik saja, karena itu maka pada tahun 1970-an DPPK berganti nama menjadi Biro Planologi Kota.

Pada tahap berikutnya, struktur organisasi PEMDA Kota Bandung mengalami perubahan yang berupa pengelompokan-pengelompokan organisasi. Salah satu organisasi tersebut adalah EKBANGPAL (Ekonomi, Pembangunan dan Peralatan) Biro Planologi berada di bawah organisasi ini. Namun hal ini tidak berlangsung lama, pada tahun 1974 EKBANGPAL berubah menjadi Dinas Tata Kota dengan Surat Keputusan Walikota Bandung tahun 1974 dan Perda No. 12 tahun 1974. Selanjutnya pada tahun 2007 berubah menjadi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dengan surat Keputusan Walikota Bandung dan dengan perda N0. 13 tahun 2007.

1.4.2 Visi dan Misi Dinas Tata Runag dan Cipta Karya Kota Bandung 1.4.2.1 Visi Dinas Tata Runag dan Cipta Karya Kota Bandung Visi Dinas Tata Runag dan Cipta Karya Kota Bandung 2009-2013 adalah “Memantapkan Ruang Kota Yang Bermartabat”.

Visi tersebut mengandung makna bahwa: pertama, ruang kota harus dapat berkontribusi terhadap terwujudnya kondisi lingkungan yang bersih, aman, tertib, stabil, dinamis, sehat, indah dan hijau. kedua, ruang kota harus dapat berkontribusi terhadap peningkatan sarana hunian yang layak serta didukung dengan peningkatan kegiatan ekonomi kota dan ketiga, tata ruang kota harus dapat ditaati oleh seluruh komponen kota.

(24)

a. Misi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur yang didukung dengan fasilitas kerja yang memadai.

b. Misi meningkatkan kualitas penataan ruang kota yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

c. Misi meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan kawasan pemukiman yang didukung dengan keberadaan prasarana dan sarana yang memadai.

Tabel 1.1 Jadwal KKL

Dalam menyusun laporan KKL ini penulis melaksanakan selama 8 bulan mulai dari observasi lokasi KKL sampai seminar KKL seperti pada tabel berikut :

Waktu Kegiatan

Tahun 2012

Mei Jun Jul Ags Sep okt Nov Des Pengajuan Judul KKL

Penyusunan Usulan KKL Pengajuan surat ke tempat KKL

Pelaksanaan KKL

Penyusunan Laporan KKL Pengumpulan Laporan KKL

(25)

11

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Aparatur 2.1.1 Manajemen

2.1.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen merupakan unsur utama dalam sebuah organisasi. Organisasi bisa dikatakan berhasil, apabila sudah mengatur anggota-anggotanya untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Menurut Andrew F. Sikula manajemen adalah:

“Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performade by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product to service. (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien (Hasibuan,1996:2).

Berdasarkan definisi di atas, manajemen merupakan kegiatan untuk mengatur suatu perencanaan supaya tujuan organisasi tercapai dengan baik. Dalam melakukan kegiatan manajemen, terdiri dari adanya proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penempatan, dan motivasi. Sehingga tercipta koordinasi yang baik sesama anggota yang melaksanakan organisasi tersebut.

Sejalan dengan definisi di atas, menurut G.R Terry manajemen adalah:

(26)

Berdasarkan definsi di atas, manajemen merupakan suatu kegiatan untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi. Peranan manajemen dalam organiasi merupakan mengatur tingkah laku anggota-anggotanya untuk melaksanakan kegiatan yang telah diperintahkan. Dalam bidang pemerintahan kepala dinas memliki kewenangan mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan aparatur dalam suatu organisasi.

Sejalan dengan definisi-definisi di atas, menurut Harol Koontz and Cyril O’Donnel manajemen adalah:

“Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plens, organizes, staffs, direct and control the activities other people. (Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian) (Hasibuan,1996:3).

Pendapat tersebut di atas, mengemukakan bahwa manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam organisasi. Kegiatan-kegiatan yang diperintahkan oleh manajer kepada anggotannya untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. Di bidang pemerintahan manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang kepala dinas dalam mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas aparatur untuk mencapai tujuan organisasi.

Sejalan dengan definisi di atas, Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah mengemukakan, bahwa manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Ernie dan Saefullah, 2006:6).

(27)

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :

1. Pembagian kerja (Division of work)

2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) 3. Disiplin (Discipline)

4. Kesatuan perintah (Unity of command) 5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri 7. Penggajian pegawai

Berdasarkan definsi di atas, Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

(28)

lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yg memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yg suka memaksa dengan cara-cara yg kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena padad dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam sesuatu pekerjaan dpt terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak ukt mewujudkan sesuatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yg datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah ukt menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

(29)

karena itu, perlu alur yg jelas dari mana karyawan mendapat wewenang ukt pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam sesuatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pd dasarnya tdk ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam sesuatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan sesuatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan,

(30)

bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dpt dijalankan dgn baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepad serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan sesuatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dpt tercapai dengan baik.

(31)

2.1.1.3 Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen yang berarti adalah segenap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kegiatan yang telah ditetapkan dengan cara yang diatur sedemikian rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai secara tertib, efektif dan efesien. Menurut Dessler dalam bukunya Manajemen personalia, bahwa fungsi manajemen ada 4, yaitu :

1. Perencanaan. 2. Pengorganisasian. 3. Penstafan.

4. Pengendalian. (Dessler, 1997: 2)

Berdasarkan fungsi manajemen diatas, perencanaan merupakan dasar fundamental manajeman yang terlebih dahulu dibuat dan direncanakan untuk masa akan datang, agar resiko yang ditanggung relatif kecil. Pengorganisasian merupakan suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Penstafan merupakan adalah suatu proses memutuskan tipe atau jenis orang yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, mengevaluasi kinerja, menyuluh karyawan, melatih dan mengembangkat karyawan. Pemimpinan merupakan proses cara membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semangat kerja, dan memotivasi bawahan. Pengendalian merupakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun Fungsi manajemen menurut G.R. Terry dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Manajemen sebagai berikut:

(32)

pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan organisasi. Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas berdasarkan yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuan. Penggerakan adalah proses menggerakan setiap bawahan agar menjalankan sesuatu kegiatan yanga akan menjadi tujuan bersama. Pengawasan adalah proses mengamatiberbagai macam pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapunfungsi manajemen menurut Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

3. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan adalah suatu proses mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai suatu tujuan.

4. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Pengadaan (procurement)

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

6. Pengembangan (development)

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis,

konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. 7. Kompensasi (compensation)

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

(33)

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.

9. Pemeliharaan (maintenance)

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara kondisi fisik,

Pemberhentian adalah putusnya hubungan seseorang dari suatu perusahaan.

(Hasibuan, 1996:95).

Berdasarkan pendapat diatas, fungsi manajemen tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk merumuskan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Muh. Ilham, Perencanaan adalah menetapkan tujuan dan standar; mengembangkan standar dan prosedur; mengembangkan rencana dan peramalan-peramaln atau memproyeksi beberapa peristiwa dimasa yang akan datang (Ilham, 2008:05).

Menurut Dharma Setyawan Salam, perencanaan adalah usaha membuat suatu pilihan tindakan dari berbagai alternatif yang mungkin dapat tersedia dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Salam, 2004:14).

Hal ini sejalan dengan pendapatnya Melayu S.P. Hasibuan bahwa :

“Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan” (Hasibuan, 1995:95).

Berdasarkan penjelasan diatas, perencanaan adalah usaha untuk melakukan tindakan/pekerjaan dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan pada masa akan datang.

(34)

rencana menurut Dharma Setyawan Salam dalam bukunya Manajemen Pemerintahan Indonesia.

Jenis-jenis rencana itu ialah:

1. Kebijakan adalah pernyataan atau pengertian umum yang memberikan bimbingan berfikir dalam menentukan keputusan. 2. Anggaran adalah suatu ihtiar dari hasil yang diharapkan dan

pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut dinyatakan dalam kesatuan uang.

3. Prosedur adalah suatu rangkaian tugas yang mewujudkan urutan waktu dan rangkaian yang harus dilaksanakan.

(Salam, 2004:15).

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa dalam perencanaan itu harus ada kebijakan untuk melaksanakan program yang akan dilaksanakan dan menentukan atau merinci anggaran yang akan dipergunakan serta menyusun prosedur atau rangkaian tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Bertolak ukur dari pendapat diatas, bahwa fungsi perencanaan ini mencakup juga penetapan alat yang sesuai untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Hasil yang diharapkan dari fungsi ini adalah kesepakatan tentang sejumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota organisasi secara proposional dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Ada beberapa keuntungan dalam perencanaan yaitu :

1. Dengan adanya perencanaan tujuan jelas, obyektif dan rasional. 2. Perencanaan menyebabkan semua aktivitas terarah, teratur dan

ekonomis.

3. Perencanaan akan meningkatkan pendayagunaan semua fasilitas yang dimiliki.

4. Perencanaan menyebakan semua aktivitas teratur dan bermanfaat.

5. Perencanaan dapat memperkecil resiko.

6. Perencanaan memberikan landasan untuk pengendalian. 7. Perencanaan merangsang prestasi kerja.

8. Perencanaan memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas dan lengkap.

(Hasibuan, 1995:111).

(35)

pekerjaaan yang akan dilaksanakan sehingga hasil yang di inginkan sesuai dengan tujuan yang di rencanakan serta dapat memperkecil resiko munculnya masalah.

Ada beberapa syarat perencanaan yang baik adalah : 1. Merumuskan dahulu masalah yang akan direncanakan.

2. Perencanaan harus didasarkan pada informasih, data dan fakta. 3. Menetapkan beberapa alternatif.

4. Putuskanlah suatu keputusan yang menjadi rencana. (Hasibuan, 1995: 112).

Berdasarkan pendapat diatas, Perencanaan yang dilaksanakan dengan baik, maka akan dihasilkan suatu rencana yang baik dengan memperhatikan syarat-syarat perencanaan yang berdasarkan kesepakatan bersama.

Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena pengorganisasian pun harus direncanakan. Pengertian Pengorganisasian dan organisasi berbeda. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan hal yang statis yang menggambarkan pola-pola, skema, bagan dan menunjukan garis-garis perintah serta hubungan-hubungan yang ada. Organisasi hanya merupakan alat, dan wadah tempat seorang pemimpin melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hubungan Pengorganisasian dengan organisasi adalah hasil dari pengorganisasian yaitu apabila organisasi baik, maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun relatif mudah dicapai.

Organisasi ini terdiri dari dua bagian dasar yaitu : 1. Bagian-bagian/departemen/devisi.

2. Hubungan-hubungan, yakni hubungan antar manusia, antar departemen yang harus ditetapkan dengan jelas dan tegas.

(Hasibuan, 1995: 121).

Berdasarkan penjelasan diatas, Pengorganisasian adalah suatu penetapan hubungan-hubungan antar manusia dalam suatu departemen atau perusahaan, ini merupakan salah satu syarat tercapainya kerja sama (Team work) antara pegawai. Pengorganisasian menurut para ahli sebagai

(36)

“Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan memerlukan aktifitas tersebut” (Hasibuan, 1995:123).

Berdasarkan pendapat diatas, pengorganisasian adalah kelompok orang yang bekerja sama, dengan adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan, serta adanya pendelegasian wewenang.

Menurut pendapat salam dalam bukunya Manajemen Pemerintahan Indonesia bahwa pengorganisasian yaitu:

Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai kegiatan, penempatan orang-orang (pegawai) terhadap kegiatan-kegiatan dari penyediaan fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan penyuluhan hubungan wewenang yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan yang diharapkan (Salam, 2004:19).

Berdasarkan pendapat di atas, maka fungsi pengorganisasian ini meliputi semua kegiatan manajemen yang diwujudkan dalam struktur tugas dan wewenang.Pengorganisasian mengatur kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh unit-unit organisasi seperti pendelegasian wewenang untuk melaksanakan pekerjaan, hubungan informasi vertikal dan horizontal, dalam suatu koordinasi yang efektif dan efesien.

Ada beberapa tahap dalam proses pengorganisasian yaitu:

1. Penentuan kegiatan adalah seorang pimpinan harus mengetahui dan merumuskan kegiatan yang diperlukan serta menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Pengelompokan kegiatan harus mengelompokan kegiatan atas dasar tujuan yang sama, hal ini berdasarkan atas dasar proses atau peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan. 3. Pendelegasian wewenang adalah seorang pemimpin harus

menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada bawahan.

(Salam, 2004:19).

(37)

Muh. Ilham, M.Si dalam bukunya Manajemen Sumber Daya dan Manajemen sumber daya aparatur Pemerintahan daerah adalah memutuskan tipe atau jenis orang yang akan dipekerjakan; merekrut calon karyawan; mengevaluasi kinerja; menyuluh karyawan; melatih dan mengembangkan karyawan.

Ada beberapa proses dalam fungsi penstafan,yaitu:

1. Memutuskan tipe atau jenis orang yang akan dikerjakan. 2. Merekrut calon karyaawan.

3. Mengevaluasi kinerja.Menyuluh karyawan. 4. Melatih dan mengembangkan karyawan. (Ilham, 2008:05).

Berdasarkan pendapat di atas, maka fungsi penstafan ini meliputi semua kegiatan manajemen yang diwujudkan dalam bentuk menentukan orang yang akan direkrut dan dikerjakan serta mengevaluasi dan menyuluhkan karyawan melalui pengembangan dan pelatihan karyawan sehingga tujuan akhir dari sebuah organisasi dapat tercapai.

Adapun fungsi pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengawasi kegiatan yang dilaksanakan oleh para pegawai. Apabila kegiatan yang dilakukan tidak berjalan dengan baik dalam suatu organisasi, maka harus dikendalikan supaya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut, terarah dan terencana dengan baik.

Beberapa proses pengendalian melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menentukan standar atau dasar kontrol agar pengawasan yang

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati bersama.

2. Ukuran yang telah ditetapkan harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

3. Melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar penyimpangan dan kesalahan dalam melakukan kegiatan dapat dicegah serta diperbaiki.

(Salam, 2004:21).

(38)

Proses pengendalian pun harus adanya ukuran yang telah ditetapkan, artinya setiap perencanaan yang dibuat harus memiliki sebuah target, hal ini dimaksudkan agar perencanaan yang dibuat memenuhi apa yang menjadi target sebuah organisasi.

Tahap terakhir dari sebuah pengendalian adalah melakukan perbaikan, hal ini diperuntukan agar adanya evaluasi dari sebuah perencanaan agar hal-hal yang menjadi faktor penghambat dalam sebuah perencanaan dapat diatasi dalam proses perencanaan yang akan datang sehingga hal-hal yang terjadi dalam perencanaan yang telah berlalu tidak terulang pada perencanaan dikemudian hari.

Dengan adanya pengendalian diharapkan agar pemanfaatan semua unsur manajemen efektif dan efesien. Dalam bidang pemerintahan pengendalian merupakan tahap terakhir yang dilakukan seorang kepala dinas dalam mengendalikan aparatur-apartur pemerintahan agar tujuan dari organisasi dapat tercapai.

2.1.2 Aparatur

Setiap aparatur pemerintahan dalam menjalankan tugasnya, harus selalu dilandasi dengan tanggung jawab, dalam melakukan tugasnya agar dapat menciptakan kualitas kerja yang optimal dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

(39)

setiap organisasi pemerintahan untuk memelihara dan membina semua aparatur agar dapat lebih berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan.

2.1.3 Sumber Daya Aparatur

2.1.3.1 Pengertian Sumber Daya Aparatur

Sumber daya aparatur merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis teknologi misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu, sumber daya aparatur harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan untuk mewujudkan profesional pegawai dalam melakukan pekerjaan.

Sumber daya aparatur menurut Badudu dan Sutan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah terdiri dari kata sumber yaitu, tempat asal

dari mana sesuatu datang, daya yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan, sedangkan aparatur yaitu pegawai yang bekerja di pemerintahan. Jadi, sumber daya aparatur adalah kemampuan yang dimilki oleh pegawai untuk melakukan sesuatu (Badudu dan Sutan, 1996:1372).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa sumber adaya aparatur merupakan sesuatu yang dimiliki seorang pegawai yang berkemampuan untuk melakukan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. Sumber daya aparatur merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja suatu pemerintahan. Untuk itu sumber daya aparatur perlu dikelola melalui pemberian pendidikan dan latihan yang diterapkan oleh pemerintah, untuk mengembangkan sumber daya aparatur. Sehingga kinerja suatu pemerintah khususnya di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Daerah dapat mewujudkan profesional pegawai. Sehingga kinerja para aparatur tersebut berdasarkan jabatan dan pekerjaan yang dibebankan kepada aparatur tersebut dapat berjalan dengan baik.

(40)

pekerjaan yang sesuai di bidangnya, dan berdasarkan jabatan (Echols dan Hassan, 1996:449).

Berdasarkan penadapat di atas, bahwa profesional merupakan kinerja seseorang sesuai dengan jabatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang diberikan kepada orang tersebut harus dipertanggungjawabkan, karena merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan serta pekerjaan yang diberikan kepadanya tidak boleh ditinggalkan sebelum pekerjaan itu selesai.

2.1.4 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan setiap kegiatan, baik bersifat teknis maupun operatif. Manusia sangat berperan penting dalam sebuah organisasi, karena organisasi tidak akan berjalan kalau tidak ada angotanya. Dalam sebuah organisasi yang telah berjalan, perlu adanya anggota-anggota yang diatur untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.

Berkaitan faktor manusia di atas, Menurut Wayne F. Cascio dan Elias M. Awad, manajemen sumber daya manusia adalah:

“Human resources management is the attraction, selection,retention, development and utilization of human resources in order to achive both individual and organizational objectives”. (Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, penerimaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan baik individu maupun organisasi). (Bambang, 2002: 10).

(41)

Manajemen sumber daya manusia dalam bukunya Gary Dessler yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan. (Gary, 2004:2).

Pendapat di atas mengemukakan, bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan untuk mengatur pegawai agar mau melakukan tugas-tugas yang telah diberikan oleh pimpinannya. Manajer yang telah memberikan tugas kepada pegawainya pun tidak lupa memperhatikan kesehatan dan keselamatan para pegawainya.

Menurut Suwatno, manajemen sumber daya manusia adalah proses kegiatan mengatur relasi sumber daya manusia dalam organisasi secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan organisasi, individu, dan masyarakat. (Suwatno, 2001:5) Pendapat tersebut di atas mengemukakan manajemen sumber daya merupakan suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi suatu lembaga. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja atau pegawai pada suatu lembaga. Dengan demikian fokus yang dipelajari manajemen sumber daya manusia ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.

Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya organisasi. Tujuan tersebut tidak mungkin terwujud, tanpa peran aktif pegawai, bagaimanapun canggihnya alat-alat yang dimilki suatu lembaga tersebut. Alat-alat canggih yang dimiliki suatu lembaga tidak ada manfaatnya bagi suatu lembaga, jika peran aktif pegawai tidak diikutsertakan.

2.2 Tata Ruang Kota

(42)

dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).

Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang perdesaan, sehingga perlu lebih diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah perkotaan dibagi dalam beberapa zona sebagai berikut:

1. Perumahan dan permukiman 2. Perdagangan dan jasa 3. Industri

4. Pendidikan

5. Perkantoran dan jasa 6. Terminal

7. Wisata dan taman rekreasi 8. Pertanian dan perkebunan 9. Tempat pemakaman umum 10. Tempat pembuangan sampah

(43)

Menurut Erna Witoelar (2001:34) kegiatan penataan ruang pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan memperhatikan keunggulan komparatif di suatu wilayah, dan mengurangi kesenjangan pembangunan dengan mengurangi kawasan-kawasan yang miskin, kumuh dan tertinggal.

Menurut Slamet Darwani (2005:87), tata ruang kota dan wilayah itu adalah menentukan, merencanakan, dan memastikan bagaimana penggunaan ruang secara proporsional sehingga area yang ada di Jakarta dapat memenuhi aspek kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup pada kawasan kota tersebut ketiga aspek tesebut sangat penting bagi keamanan, kesejahteraan, dan kemajuan pada masyarakat yang tinggal pada kawasan tersebut.

Menurut Nurkholis Hidayat (2003:94), tata ruang kota dan wilayah itu adalah suatu usaha pemegang kebijakan untuk menentukan visi ataupun arah dari kota yang menjadi tanggung jawab pemegang kekuasaan di wilayah tersebut.

Menurut Abidin Kusno, tata ruang tidak hanya berupa tampak fisik dari lingkungan saja tapi juga mempengaruhi pengakuan identitas. Baik individual atau kolektif. Ruang dengan kapasitas tersebut bisa menghapuskan identitas individu ataupun komunitas bahkan populasi sekalipun, melalui (sains, tekhnologi, dan ekonomi) ilmu pengetahuan, politik etik dan simbol-simbol ritual yang dibuat oleh aparat-aparat kekuasaan. Tujuan penyusunan rencana tata ruang adalah:

1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan berlandaskan wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;

2. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya;

3. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk

(44)

b. mewujudkan keterpaduan dalam penggunaaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;

c. meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia;

d. mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan (contoh yang paling sering kita alami adalah banjir, erosi dan sedi mentasi);

e. mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

2.3 Surat Keterangan Rencana Kota (KRK)

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2011 tanggal 26 Agustus 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Pasal 36 yaitu tentang persyaratan permohoan KRK adalah sebagai berikut :

a. Foto Kopi KTP Bagi Pemohon Perorangan;

b. Foto Kopi Akta Pendirian Badan Bagi Pemohon Yang Berbentuk Badan;

c. Foto Kopi Register Badan Hukum Yang Telah Dilegalisasi Oleh Pejabat Departemen Hukum Dan Ham Yang Berwenang Bagi Pemohon Yang Berbadan Hukum;

d. Foto Kopi Bukti Kepemilikan Tanah Dan/Atau Surat Tanah Yang Yang Dilegalisasi Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan/Atau Pejabat Yang Berwenang;

e. Denah Lokasi Lahan/Tanah;

f. Surat Keterangan Persetujuan Pemakaian Tanah Dari Pemilik Untuk Lahan/Tanah Yang Bukan Milik Pemohon;

(45)

h. PBB Lunas Terakhir

i. Gambar Rencana Tapak (Site Plan) Untuk Luas Lahan/Tanah Lebih Dari 1.000 m2 (Seribu Meter Persegi).

Masa berlaku Keterangan Rencana Kota (KRK) selama satu tahun, bila ditindaklanjuti dengan IMB maka jangka waktu sepanjang tidak ada perubahan peruntukkan. Jangka waktu proses pembuatan Keterangan Rencana Kota (KRK) Maksimal 12 hari terhitung setelah persyaratan teknis dari Dinas Teknis Terkait dipenuhi dan tanpa biaya. Kendala yang dihadapi yang mengakibatkan tertundanya proses penerbitan IMB adalah berupa kendala teknis, dan belum memenuhi aturan diatas.

Langkah pertama adalah kita mengajukan permohonan pengukuran ke DTR CK Bidang Perencanaan Bagian Pengukuran. Dimana mereka akan menerjunkan petugas surveyor guna mengukur luas fisik existing lahan yang kita miliki di lapangan, dicocokkan dengan data luasan sertipikat. Output dari tahapan ini adalah berupa Resi Pengukuran yang menyebut soal data luasan hasil ukur dan juga data ketinggian DPL (dari permukaan laut). Waktunya lebih kurang 2 minggu.

Dengan bekal Resi Pengukuran, selanjutnya kita mengajukan penerbitan REKPER (Rekayasa Perencanaan) atau dikenal juga sebagai KRK (Keterangan Rencana Kota). Lampiran terpenting di tahapan ini tentu saja rencana siteplan yang sudah kita buat. Karena outputnya sebenarnya berupa pengesahan siteplan.

Pada saat ajukan RekPer akan diverifikasi apakah lahan bersisian dengan; Sungai, Jalan Raya kelas negara, atau Rel KA. Jika kena maka butuh ADVIS TEKNIS dari masing-masing instansi terkait. Misal; Dinas Bina Marga, Dinas Sumber Daya Air, PT KAI, DLLAJR. Advis Teknis mesti diurus dahulu sebelum permohonan RekPer diproses.

(46)

dasar hijau), juga menyebut jumlah massa bangunan yang diijinkan berdasarkan ketentuan tabulasi kavling.

(47)

60

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka, penulisi menyusun kesimpulan, sebagai berikut :

1. Perencanaan sumber daya aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, telah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan perencanaan kegiatan awal perencanaan adalah pengadaan sarana dan prasarana guna mendukung kerja pegawai serta kegiatan operasional khususnya dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK), kegiatan yang kedua adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya aparatur dengan mengikut sertakan pegawai dalam khususnya dalam Rencana Kota, ketiga adalah mengalokasikan dana untuk pengembangan aparatur dalam surat Keterangan Rencana Kota (KRK) serta harus dapat mendisiplinkan para pegawai agar pelaksanaan tugas yang dilakukan sesuai dengan rencana.

2. Pengorganisasian sumber daya aparatur dalam Rencana Kota di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung berjalan secara baik hal ini bisa dilihat dari adanya struktur organisasi yang ada di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, aparatur yang bekerja sesuai dengan pengorganisasian. Hal ini menyebabkan pengorganisasian yang dibuat oleh dinas berjalan dengan baik. 3. Penstafan sumber daya aparatur dalam pembuatan surat

(48)

menyulitkan pembinaan dan pengembangan sumber daya aparatur dalam Rencana Kota.

4. Pengendalian manajemen sumber daya aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung sudah berjalan cukup baik. Pengendalian terhadap efektifitas dari pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK). Disamping itu Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung juga yang harus menilai, apakah pihak-pihak tertentu yang menggunakan fasilitas pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) sudah cukup puas dengan pelayanan yang telah diberikan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:

1. Perencanaan yang harus dilakukan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) meningkatkan perencanaan kegiatan berupa pengadaan sarana dan prasarana, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya aparatur, mengalokasikan dana untuk pengembangan aparatur dalam pembuatan surat Keterangan Rencana Kota (KRK).

2. Penggorganisasian yang dibuat oleh dinas pendapatan dan pengelolaan daerah hendaklah berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat agar kinerja aparatur bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi sesuai dengan pengorganisasian. 3. Penstafan yang harus dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta

(49)

dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan setiap aparatur sehingga dapat berjalan dengan baik.

(50)

33

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN KKL

3.1 Hasil Kegiatan KKL

Kuliah Kerja Lapangan ini dilakukan sejak tanggal 9 Juli sampai 31 Agustus 2012 yang bertempat di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Jl. Cianjur No. 34. Di dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan, penulis ditempatkan di Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan yang berada di bawah tanggung jawab Kepala Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan pada Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.

Selama 17 Hari pelaksanaan KKL, banyak kegiatan yang dilakukan penulis selama di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang penulis uraikan sebagai berikut :

(51)

ruang perlengkapan, disana penulis di perkenalkan Kepada Seseorang yang akan menjadi Pembimbing selama KKL berlangsung yaitu Bapak Dinar Ismail, jabatannya sebagai Pelaksana pada Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan khususnya dibagian perlengkapan. Tugas pertama penulis adalah mengisi kartu barang kebersihan. Memang penempatan ini tidak sesuai dengan judul yang penulis ambil tetapi penulis tidak menyerah untuk mencari data, karena pengurusan surat Keterangan Rencana Kota berada disamping ruangan perlengkapan. Kemudian pada Pukul 12.00 penulis istirahat makan siang dilanjutkan Sholat Dzuhur, dan masuk kembali pada pukul 13.30. Setelah masuk penulis melanjutkan kembali mengisi kartu barang kebersihan sampai dengan pukul 15.30. Pada pukul 15.30 setelah mendapatkan ijin dari pembimbing penulis pulang.

Pada hari Selasa, 10 Juli 2012 yaitu hari kedua KKL Penulis masuk pada pukul 08.30. Setibanya di Distarcip penulis langsung ke ruang perlengkapan dan pembimbing memberikan tugas untuk mengisi kartu barang alat tulis kantor sampai pukul 12.15. Pada Pkl. 12.15 penulis makan siang bersama dengan 3 Mahasiswa KKL dari Kampus UIN Bandung, kami berkenalan dan makan siang bersama di Kantor Distarcip karena tiap hari selasa dan jumat di Distarcip diberikan makan siang dari kantor untuk seluruh staf. Setelah makan penulis langsung sholat dzuhur. Setelah selesai istirahat penulis kembali keruang perlengkapan dan melanjutkan mengisi kartu barang alat tulis kantor sampai pukul 16.00 penulis sudah bisa pulang.

(52)

Hari keempat yaitu Kamis, 12 Juli 2012 penulis tiba pada pkl. 08.30 langsung ke ruang perlengkapan. Hari ini penulis mendapat tugas dari pembimbing yaitu mengisi kwitansi dan menyusun kwitansi operasional kantor. pukul 12.00 penulis Istirahat makan siang dan solat, setelah selesai istirahan pukul 13.30 penulis kembali keruangan perlengkapan dan langsung mengisi lagi kwitansi dan menyusun kwitansi operasional kantor. Waktu sudah pukul 16.00 penulis pulang.

Hari ini Jum’at 13 Juli 2012 penulis masuk pada pukul 08.30. Setibanya di Distarcip penulis langsung ke ruang perlengkapan dan pembimbing memberikan tugas untuk menginput data pengeluaran Barang. Pada Pkl. 12.15 penulis makan siang bersama dengan Mahasiswa KKL dari Kampus UIN Bandung, bersama di Kantor Distarcip karena tiap hari selasa dan jumat di Distarcip diberikan makan siang dari kantor untuk seluruh staf. Setelah makan penulis langsung sholat dzuhur. Setelah selesai istirahat penulis kembali keruang perlengkapan dan melanjutkan sampai pukul 16.00 penulis sudah bisa pulang.

Minggu kedua yaitu hari Senin, 16 Juli 2012 penulis datang pada pukul 08.45. Penulis langsung pergi ke ruang perlengkapan yang berada di lantai 2. Hari ini penulis ditugaskan oleh pembimbing untuk menginput data inventaris kantor atau barang kantor, pukul 12.00 penulis Istirahat makan siang dan sholat, setelah selesai istirahan pukul 13.30 penulis kembali keruangan perlengkapan dan langsung melanjutkan menginput data inventaris kantor atau barang kantor, pukul 16.00 penulis sudah bisa pulang.

(53)

perlengkapan dan melanjutkan sampai pukul 16.00 penulis sudah bisa pulang.

Hari ketiga di minggu kedua KKL yaitu hari Rabu, 18 Juli 2012 penulis tiba pukul 08.35 langsung ke lantai 2 ke ruang perlengkapan untuk melanjutkan menginput data pengeluaran barang. pukul 12.00 penulis Istirahat makan siang dan sholat, setelah selesai istirahan pukul 13.30 penulis kembali keruangan perlengkapan dan langsung melanjutkan menginput data pengeluaran barang kembali dan pukul 16.00 penulis sudah bisa pulang.

Kamis, 19 Juli 2012 hari keempat di minggu kedua KKL penulis tiba pada pkl. 08.35 langsung ke ruang perlengkapan. Hari ini penulis meminta file data dari Sub. Bagian Kepegawaian yaitu Pak Umar tentang Struktur organisasi dan data pegawai Distarcip serta data-data lainnya yang akan dijadikan bahan sebagai laporan KKL. Setelah kurang lebih setengah jam mengcopy data penulis diberi tugas untuk mengecek barang-barang inventaris yang ada atau yang tersisa. pukul 12.00 penulis di ajak oleh pembimbing untuk ikut makan-makan dengan seluruh staf dalam rangka munggahan, setelah selesai istirahan pukul 13.30 penulis kembali keruangan perlengkapan dan langsung melanjutkan mengecek barang-barang inventaris yang ada, pukul 16.00 penulis pulang.

Hari ini Jum’at, 20 Juli 2012 penulis tiba di Distarcip pada pukul 08.35 seperti biasa langsung langsung ke ruang perlengkapan dan pembimbing member tugas untuk menginput data kartu barang, setelah selesai sholat jumat penulis diistirahat pada pukul 12.30 kemudian makan siang dan dilanjutkan dengan sholat dzuhur. Setelah selesai istirahat penulis masuk kembali pada pukul 14.00 dan melajutkan kembali menginput data kartu barang, setelah pukul 16.00 penulis dan pembimbing serta seluruh staf saling meminta maaf karena besok adalah awal puasa dan pulang.

(54)

langsung ke ruang perlengkapan yang berada di lantai 2. Hari ini penulis melanjutkan menginput data kartu barang, setelah pukul 12.00 penulis istirahat untuk sholat dzuhur. Kemudian masuk kembali pada pukul 13.20, pada pukul 15.00 sudah bisa pulang karena Pemkot menyebarkan jadwal baru di bulan Ramadan yaitu masuk kerja pukul 08.30 dan pulang pukul 15.00.

Selasa, 24 Juli 2012 seperti biasa penulis masuk pada pukul 08.30. Setibanya di Distarcip penulis langsung ke ruang perlengkapan dan pembimbing memberikan tugas untuk menyusun lembar formulir persyaratan Keterangan Rencana Kota. Pada pukul. 12.15 penulis sholat dzuhur, Setelah selesai istirahat sholat penulis kembali ke ruang perlengkapan dan melanjutkan menyusun lembar formulir persyaratan Keterangan Rencana Kota (KRK) pukul 15.00 penulis sudah bisa pulang.

Hari ketiga di minggu ketiga KKL Rabu, 25 Juli 2012 penulis tiba pukul 08.35 langsung ke lantai 2 ke ruang perlengkapan dan pembimbing memberikan tugas untuk. Pukul 12.00 penulis Istirahat sholat, setelah selesai istirahan pukul 13.30 penulis kembali keruangan perlengkapan dan langsung melanjutkan dan pembimbing memberikan tugas kembali dan pukul 15.00 penulis sudah bisa pulang.

Kamis, 26 Juli 2012 yaitu hari keempat di minggu ketiga KKL penulis tiba pada pkl. 08.35 langsung ke ruang perlengkapan. Hari ini penulis disuruh oleh pembimbing untuk menginput data inventaris barang kantor, pukul 12.00 penulis istirahan sholat. Setelah selesai sholat pukul 13.30 penulis kembali keruangan perlengkapan dan langsung melanjutkan menginput data inventaris barang kantor, pukul 15.00 penulis pulang.

(55)

kembali mendata dan merapihkan barang yang akan dikembalikan, setelah pukul 15.00 penulis pulang.

Minggu keempat hari senin, 30 Juli 2012 penulis datang pada pukul. 08.30 langsung ke ruang perlengkapan yang berada di lantai 2. Hari ini penulis ditugaskan untuk menginput data inventaris barang, setelah pukul 12.00 penulis sholat dzuhur. Setelah selesai istirahat penulis masuk pada pukul 14.00 melajutkan kembali kemudian menginput data inventaris barang, setelah pukul 15.00 penulis pulang.

Gambar

Table Manner Class
tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait