• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) (Studi pada Dinas Cipta karya dan Tata Ruang Kota Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) (Studi pada Dinas Cipta karya dan Tata Ruang Kota Surabaya)."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJ A SATUAN

KERJ A PERANGKAT DAERAH (SKPD)

(Studi pada Dinas Cipta karya dan Tata Ruang Kota Sur abaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI

Progdi Akuntansi

Oleh :

MUHAMMAD J AMALUDDIN AKBAR 1013010044/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD J AMALUDDIN AKBAR 1013010044/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(3)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI, TERHADAP KINERJ A SATUAN

KERJ A PERANGKAT DAERAH (SKPD)

(Studi pada Dinas Cipta karya dan Tata Ruang Kota Sur abaya)

Yang diajukan

Muhammad J amaluddin Akbar 1013010044/FEB/EA

Disetujui untuk mengikuti ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Tanggal : ... NIP. 314203 09 0276 2

Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

(4)

ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI, TERHADAP KINERJ A SATUAN KERJ A PERANGKAT DAERAH (SKPD)

(Studi pada Dinas Cipta karya dan Tata Ruang Kota Sur abaya)

Yang diajukan

Muhammad J amaluddin Akbar 1013010044/FEB/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk mengikuti ujian skripsi oleh

Pembimbing Utama

Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Tanggal : ... NIP. 314203 09 0276 2

Mengetahui Ketua Program Studi

(5)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJ A SATUAN KERJ A

PERANGKAT DAERAH (SKPD)

( Studi pada Dina s Cipta Kar ya dan Tata Ruang Kota Sur a baya)

Disusun oleh :

Muha mmad J amaluddin Akbar 1013010044/FEB/EA

Telah dipertahankan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 17 April 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA

Sekertaris

Dra. Ec.Dyah Rahmawati, MM

Anggota

Drs.Ec.R.Syarief Hidayat,Msi

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa timur

(6)

i

melimpahkan rahmat, kenikmatan dan anugrahnya yang tak terhingga sehingga saya

berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi. Berkat rahmatnya

pula,memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMUNIKASI ORGANISASI,

DAN KOMITMEN ORGANISASI, TERHADAP KINERJ A SATUAN KERJ A

PERANGKAT DAERAH (SKPD) . (studi pada Dinas Cipta kar ya dan Ta ta

r uang Kota Sur a baya)”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan

skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,tetapi

penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak

maka skirpsi ini tidak akan mungkin tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani ichsanudin N., MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(7)

ii

3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku wakil dekan I

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Hero Priono,M.Si, AK, Selaku Progdi Akuntansi Dekan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Selaku Dosen

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para dosen yang telah memberikan bannyak bekal ilmu pengetahuan dan suri

tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Orang tua,dan kakak yang telah memberikan semangat dan doa pada saat

pembuatan skripsi.

8. Teman-teman saya Putu, Helmi, Arif, agung, acil, risky kurniawan, risky

brianta, budiman, yogi, dimas, bram, nova, firda, epol, dewi, yang telah

membantu dalam proses penyusunan skripsi sehingga proses pengerjaan lebih

mudah.

9. Seluruh Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa akutansi “HMAK” yang telah

memberi pelajaran organisasi yang tak ternilai harganya.

10.Seluruh pegawai Dinas Cipta karya dan Tata Ruang Kota Surabaya yang telah

(8)

iii

skripsi ini sampai selesai

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan selalu

melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini masih jauh dari sempurna,walaupun demikian saran dan petunjuk yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaanya. Penulis

mengharapkan Penelitian ini dapat menambah pengetahuan kita serta bermanfaat

bagi semua pihak

Surabaya, 1 April 2014

(9)

iv

DAFTAR ISI

KATA PE NGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

ABSTRAKSI ……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian……… 6

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Kualitas Sumber Daya Manusia ... 11

(10)

v

2.2.2 Komunikasi ………. ... … 13

2.2.2.1 Definisi Komunikasi……… ... … 13

2.2.2.2 Fungsi – fungsi Komunikasi……….. 14

2.2.2.3 Komunikasi Organisasi…………..……… 15

2.2.2.4 Hambatan Komunikasi ……….. 16

2.2.3 Komitmen Organisasi ……….. 18

2.2.3.1 Definisi Komitmen Organisasi ………... 18

2.2.3.2 Dimensi Komitmen Organisasi ... … 18

2.2.4 Kinerja ……… 19

2.2.4.1 Definisi Kinerja……….. 19

2.2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja………. 21

2.2.4.3 Pengukuran Kinerja ……….. ... 21

2.2.5 Hubungan Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD ………. 23

2.2.6 Hubungan Komunikasi Terhadap Kinerja SKPD ………… 23

2.2.7 Hubungan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD.. 24

2.3 Kerangka Konseptual ………. .25

(11)

vi

BAB III METODE PENELITIAN. ... 29

3.1 Objek Penelitan ... … 29

3.2 Operasional Variabel ……….. 30

3.2.1 Variabel Bebas (X)……….. 30

3.2.1.1 Kualitas SDM (X1)……….. 30

3.2.1.2 Komunikasi (X2)………. 30

3.2.1.3 Komitmen Organisasi ……….. 30

3.2.2 Variabel Terikat (Y) ……… 31

3.2.2.1 Kinerja ……… 31

3.2.3 Pengukuran Variabel……… 31

3.3 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ………..…… 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data………. 39

3.5 Teknik Analisis ………...………. .41

3.6 Uji Hipotesis ……….. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN ………. 46

4.1 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ………... 46

4.1.1. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)………. 46

4.1.2. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Komunikasi (X2) ……….. 48

(12)

vii

4.2.1.1.Indikator Validitas ……….. 55

4.2.1.2.Composite Reliability ………. 57

4.2.2. Discriminant Validity ………. 58

4.2.2.1.Cross Loadings ……….. 58

4.2.2.2.Nilai Average Variance Extracted …………. ….. 59

4.2.2.3 Korelasi Antara Konstrak dengan AVE ……….... 59

4.2.3. Evaluasi Model Struktural ……….. 62

4.2.4. Uji Kausalitas ……….. 62

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 64

4.3.1. Pengaruh Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD ……….. 64

4.3.2. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja SKPD ………… 66

4.3.3. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD .. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 69

5.1. Kesimpulan ……….. 69

5.2. Saran ………. 69

5.3. Keterbatasan ………. 70

5.4. Implikasi ……….. 71

DAFTAR PUSTAKA

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konseptual ……… 26

(14)

ix

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Dinas PU cipta karya dan Tata Ruang 2014 ……… 37

Tabel 4.1 : Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas SDM (X1) ………….. 47

Tabel 4.2 : Jawaban Responden Pada Variabel Komunikasi (X2) ………. 49

Tabel 4.3 : Jawaban Responden Pada Variabel Komitmen Organisasi (X3) ……. 51

Tabel 4.4 : Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja (Y) ……….. 53

Tabel 4.5 : Pengujian Convergent Validity Yang Kedua ………. 56

Tabel 4.6 : Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ……… 57

Tabel 4.7 : Cross Loading ……….. 58

Tabel 4.8 : Nilai AVE……… …… 59

Tabel 4.9 : Korelasi Variabel Konstruk ……….. 60

Tabel 4.10 : Akar AVE ……… 60

Tabel 4.11 : R-square ……….. 62

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 kuesoner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Distribusi Jawaban Responden

(16)

xi

Muhammad J ama luddin Akbar

ABSTRAK

Tuntutan akan adanya pemerintahan yang baik dan bersih ini ditujukan pada aparatur pemerintah menyangkut prestasi kerja yang menuntut pemerintah agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang berkualitas serta adanya Pembagian tugas secara baik pada organisasi pemerintahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Kualitas SDM, Komunikasi Organisasi, dan Komitmen Orgnaisasi terhadap Kinerja SKPD.

Penelitian ini menggunakan data primer diperoleh dari hasil kuesoner di Dinas Cipta karya dan Tata ruang Kota Surabaya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Cipta karya dan Tata Ruang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling berjumlah 60 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah partial least square (PLS).

Berdasarkan hasil penelitian, nilai T-statistik dari kualitas SDM adalah 0,341 kurang dari 1,96 artinya variable tersebut tidak signifikan terhadap kinerja. Untuk nilai t-statistik dari variable komunikasi sebesar 1,536 kurang dari 1,96 artinya variable tersebut tidak signifikan terhadap kinerja. Sedangkan nilai T-statistik dari variable komitmen organisasi sebesar 2,137 melebihi dari 1,96 artinya variable tersebut signifikan terhadap kinerja.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Bela kang Penelitian

Undang-undang (UU) No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

yang direvisi menjadi UU No.32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan

Perundang-undangan (Perpu) No.3 Tahun 2005 serta UU No.25 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi

menjadi UU No.33 Tahun 2004, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah.

Seiring dengan otonomi daerah yang terjadi, semangat reformasi menginginkan

adanya perubahan sistem pemerintahan ke arah yang lebih baik (Good

Governance).

Tuntutan akan adanya pemerintahan yang baik dan bersih ini ditujukan

pada aparatur pemerintah menyangkut prestasi kerja yang menuntut pemerintah

agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dengan

cara memberikan pelayanan yang berkualitas serta adanya Pembagian tugas

secara baik pada organisasi pemerintahan tersebut (Baridwan dalam Tuasikal,

2007).

Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi

(18)

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran,tujuan, misi, danvisi organisasi.

Pencapaian kinerja yang baik pada masing-masing SKPD tidak lepas

dari beberapa faktor, yakni faktor pertama ialah pengaruh Kualitas Sumber Daya

Manusia yang dimiliki SKPD tersebut. Kualitas Sumber Daya Manusia adalah

kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan

pengalaman yang cukup memadai. (Widodo, 2001 dalam Kharis, 2010).

Kualitas SDM merupakan permasalahan serius jika dikaitkan dengan

kinerja pemerintah daerah yang dinilai masih rendah. Sumber daya manusia

sangat penting bagi setiap organisasi, sehingga perlu dikelola, diatur dan

dimanfaatkan agar dapat berfungsi secara produktif untuk mencapai tujuan

organisasi, demikian pula sumber daya manusia yang dimiliki oeh suatu

organisasi perlu dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara

kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi.

Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kinerja SKPD dalam

pengelolaan keuangan daerah adalah komunikasi. Dalam melaksanakan

pekerjaan, karyawan juga tidak terlepas dari suatu komunikasi baik komunikasi

dengan pimpinan ataupun sesama rekan kerja. Komunikasi akan memengaruhi

jalannya kegiatan yang berlangsung setiap harinya, mulai dari pemberin disposisi,

(19)

3

Tanjung (2004;81) Komunikasi adalah informasi mengalir secara bebas dari atas

kebawah atau sebaliknya.

Keberhasilan organisasi pemerintah lebih banyak ditentukan oeh

keunggulan pemimpinnya. Keunggulan pemimpinnya ditentukan oleh

keunggulannnya dalam berkomunikasi dengan seluruh anggota organisasi dan

lingkungan dia berada, oleh karena itu komunikasi pemerintahan merupakan hal

yang penting. Pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau

daerah akan dapat berhasil jika pemimpin mampu mengkomunikasikannya

kepada seluruh anggota dan rakyatnya.

Selain faktor diatas, hal yang mempengaruhi kinerja SKPD dalam rangka

mewujudkan pemerintahan yang transaparan dan akuntabel dalam pengelolaan

keuangan daerah adalah komitmen organisasi. Karyawan yang memiliki

komitmen terhadap organisasi memiliki potensi untuk memperbaiki kinerja baik

secara invidual, kelompok maupun organisasi, karena karyawan yang memiliki

komitmen tinggi terhadap organisasi akan memberikan usaha yang maksimal

untuk kemajuan organisasi.

Suatu bentuk komitmen kerja yang muncul tidak hanya bersifat loyalitas

yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja

yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi.

Menurut Griffin (2008) komitmen organisasi (organisational

(20)

mengenal dan terikat pada organisasinya. Pendapat lain dikemukakan Dessler (

2000 : 319 ) menyatakan “ komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai

kekuatan relatif identifikasi individu terhadap organisasinya”. Dengan kata lain,

ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan

proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya

terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan dan tidak

hanya kesetiaan pada organisasi, tetapi suatu proses yang berjalan dimana

karyawan peduli terhadap organisasi dan kinerja yang tinggi.

Dalam Penelitian ini instansi yang menjadi sampel adalah Dinas Cipta

Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya. Adapun data anggaran Dinas Cipta Karya

dan Tata ruang adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1: Data Anggaran dinas Cipta Karya dan Tata ruang Tahun 2011dan

2012

Tahun Angga ran setelah per ubahan

2011 243,180,799,481 59,809,397,138 183,371,402,234 75,41

2012 275,702,620,206 186,226,980,997 89,475,639,209 32,45

(21)

5

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas maka penelitian ini

mengambil judul “PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA,

KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI,

TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(SKPD) . (studi pada Dinas Cipta karya dan Tata ruang Kota Surabaya)”

1.2. Rumusan masalah

1. Apakah kualitas SDM (X1) dapat berpengaruh terhadap kinerja SKPD (Y) ?

2. Apakah komunikasi Organisasi (X2) dapat berpengaruh terhadap Kinerja

SKPD (Y) ?

3. Apakah Komitmen Organisasi (X3) dapat berpengaruh terhadap Kinerja

SKPD (Y) ?

1.3. Tujua n Penelitia n

1. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD

2. Untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja SKPD

(22)

1.4. Manfaa t Penelitian

1. Manfaat Operasional (praktis)

Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan

evaluasi bagi instansi atau lembaga dalam upaya mewujudkan Kinerja SKPD

yang baik melalui kualitas SDM, komunikasi Organisasi, dan komitmen

organisasi.

2. Manfaat Akademis

Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi sumber refrensi bagi para

mahasiswa/I dalam pengembangan akuntansi sektor publik khususnya bagi

(23)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

2.1.1. Arisonaldi Sibagar iang (2013)

Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komunikasi, Sarana Pendukung Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Skpd(Studi Empiris pada Pemerintah Kota Sibolga).

Dengan variabel bebas yang terdiri dari kualitas sumber daya (X1), komunikasi(X2), sarana Pendukung (X3), Komitmen organisasi (X4) dan variabel terikat (Y) kinerja SKPD.

Adapun hasil penelitian ini adalah :

1. Kualitas Sumber Daya Manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Sibolga. Ini berarti bahwa hipotesis pertama ditolak.

2. Komunikasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Sibolga. Ini berarti bahwa hipotesis kedua diterima.

(24)

4. Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Sibolga. Ini berarti hipotesis keempat diterima.

2.1.2. Mar bawi Adamy (2010)

Penelitian mengambil judul Pengaruh Kompensasi ,Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada Skpd Kota Lhokseumawe.

Dengan variabel bebas terdiri dari kompensasi (X1), Kepemimpinan(X2), Komitmen Organisasi (X3) dan variabel terikat (Y) kinerja Manajerial SKPD.

Adapun hasil penelitian ini adalah secara simultan variable partisipasi anggaran , kepemimpinan, komitmen organisasi, brpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD kota Lhokseumawe.

2.1.3.Defr ima Yenti (2013)

Penelitian ini mengambil judul“ Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi “ (studi empiris Pada SKPD kota Padang)

Dengan variabel bebas terdiri dari Motivasi (X1), Komitmen Organisasi (X2), Partisipasi Penyusunan Anggaran (X3) dan variabel terikat (Y) kinerja Organisasi.

Adapun hasil Penelitian Ini adalah :

(25)

9

2.Komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap

kinerja organisasi .

3.Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan positif

terhadap kinerja organisasi .

2.1.4. Soo-Young Lee, Andr ew B. WhitfortP (2012)

Penelitian ini mengambil judul Assessing the Effects of Organizational Resources on Public Agency Performance: Evidence

from the US Federal Government.

Dengan variabel bebas terdiri dari (X) Organizational Resources dan variabel terikat (Y) Public Agency Performance.

Hasil penelitian mengungkapkan Our analysis shows that certain types of resources have positive impacts on agency effectiveness, such

as administrative (number of members in top governing strudure),

personnel (the level of professionalization of its employees), financial

(spending authority from offsetting collections), and political

(presidential attention and the agency's public reputation), although

certain other resources have negative impacts. Our study shows that

strategic knowledge about resources can enhance understanding of

agency performance.

2.1.5. Sangmook Kim (2005)

(26)

Dengan variabel bebas yang terdiri dari (X) Individual-Level Factors and Organizational dan (Y) Performance in Government

Organizations.

Adapun hasil penelitian ini mengungkapkan The contributions of the present study are that it clarifies the effects of individual-level factors

previously identified and discussed as important determinants of

organizational performance and shows the same trend in the perceptual

measure of organizational performance in both the United States and

Korea. It also has a number of practical implications. It is clear that

managers need to treat public employees with respect and with fair and

equitable manners and that they need to use their employees’ knowledge

and skills in looking for ways to become more efficient. Managers should

also know how to better manage and promote employees’ satisfaction

and attitudes, such as job satisfaction, affective commitment, public

service motivation, and organizational citizenship behavior, in order to

improve organizational performance. Future research should continue to

explicate the relationship of individual-level factors to organizational

(27)

11

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

2.2.1.1. Definisi Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Suharto (2012) menyatakan bahwa “ sumber daya manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan pegawai – pegawai yang ada”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Wiley ( 2002 : 3 ) dalam Azhar ( 2007 ) ialah “ sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi sert tujuan dari organisasi tersebut”.

Salusu (1998 : 493) dalam Tangkilisan (2007 : 10) mengungkapkan “ sumber daya manusia adalah suatu cara untuk mengendalikan sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau institusi secara efektif dan efisin, dan mencakup keseluruhan aktivitas dan implementasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang dimaksud”.

(28)

dan pengalaman yang cukup memadai. Widodo ( 2001) dalam Kharis ( 2010 ).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas SDM adalah suatu sikap tanggungjawab seseorang dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya.

2.2.1.2. Sumber Daya Manusia Pada Organisasi Pemerintah Daerah

Kaitan antara kinerja organiasasi dengan sumber daya manusia dalam proses penyelenggaraan organisasi publik sesungguhnya bermuara pada kemampuan daerah untuk mempersiapkan jajaran birokrasi yang ada bagi penyelenggaraan pelayanan publik secara optimal dan berdaya guna. Karena tanpa kesiapan sumber daya yang baik, maka pelayanan publik yang baik pula akan sulit dicapai.

2.2.1.3. Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

(29)

13

1. Perencanaan sumber daya manusia 2. Pendidikan dan pelatihan

3. Manajemen sumber daya manusia.

Perencanaan sumber daya manusia dilakukan untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, menyesuaikan kegiatan sumber daya manusia dengan tujuan organisasi, dapat mengordinasikan kegiatan – kegiatan manajemen sumber daya manusia dan mengembangkan sistem manajemen sumber daya manusia.

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumer daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia, sedangkan manajemen sumber daya manusia adalah seni dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan – kegiatan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2.2.2. Komunikasi

2.2.2.1. Definisi Komunikasi

(30)

Arep ( 2004 : 81 ) mengungkapkan “ komunikasi adalah informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya “.

Handoko ( 2000 : 272 ) menyatakan “ komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain”, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan informasi serta pemahaman informasi dari seseorang ke orang lain.

2.2.2.2. Fungsi – fungsi Komunikasi

Robbins ( 2008 : 5 ) menyatakan secara umum fungsi utama komunikasi ialah kontrol, motivasi, ekspresi emosional dan informasi.

Komunikasi dengan cara – cara tertentu bertindak untuk mengontrol perilaku anggota organisasi. Komunikasi juga menjaga motivasi dengan cara menjelaskan kepada anggota organisasi mengenai apa yang harus dilakukan, seberapa baik pekerjaan mereka, dan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja sekiranya hasilnya kurang baik.

(31)

15

menyediakan jalan keluar bagi ekspresi emosional dari perasaan – perasaan dan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan sosial.

Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diutuhkan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan cara menyampaikan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan – pilihan alternatif yang ada.

2.2.2.3. Komunikasi Organisasi

Zelko dan Dance dalam Muhammad (2007) berpendapat bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, dan komunikasi antar sesama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luar, seperti pelayanan terhadap masyarakat.

Ada tiga bentuk jaringan komunikasi formal (Muhammad, 2007:107):

(32)

komunikasi/arus pesan yang berlangsung dari pimpinan kepada bawahan. Komunikasi ini biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum.

2. Komunikasi ke atas (upward communication)

komunikasi/arus pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasannya. Tujuannya ialah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.

3. Komunikasi horizontal (horizontal communication)

komunikasi/pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritas-nya (pimpinan) di dalam suatu organisasi. Komunikasi ini biasanya seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik, dan saling memberikan informasi.

2.2.2.4. Hambatan Komunikasi

Robbins ( 2008 : 27 ) ada beberapa hambatan yang berpotensi memperlambat atau menyimpangkan komunikasi antara lain: 1. Penyaringan

(33)

17

2. Persepsi Selektif

Penerima informasi dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik – karakteristik pribadi mereka lainnya.

3. Kelebihan Informasi

Suatu kondisi dimana aliran informasi yang masuk melebihi kapasitas pemrosesan seorang individu.

4. Emosi

Apa yang tengah di rasakan oleh penerima informasi ketika menerima suatu komunikasi akan mempengaruhi cara ia menerjemahkannya.

5. Bahasa

Umur, pendidikan, latar belakang kultural adalah tiga variable yang mempengaruhi penggunaan bahasa seseorang dan definisi yang ia berikan pada kata – kata.

6. Kesulitan Komunikasi

(34)

2.2.3. Komitmen Or ganisasi

2.2.3.1. Definisi Komitmen Or ganisasi

Komitmen organisasi menurut Mowday (1979) dalam Darma (2004) ialah “ keyakinan dan dukungan yang kuat terhaap nilai dan sasaran yang ingin dicapai”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Winner (1982) dalam Syarif (2006) bahwa “ komitmen organisasi merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih mengutamakan kpentingan organisasi.

Jacinta ( 2002 ) berpendapat “ komitmen organisasi adalah keinginan pelaku sosial untuk memberikan tenaga dan loyalitanya pda sistem sosial, keterkaitan seseorang terhadap hubungan sosial dimana ia apat mengekspresikan diri”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi ialah dorongan dan upaya seseorang untuk memberikan sesuatu yang terbaik dalam mencapai keberhasilan organisasinya.

2.2.3.2. Dimensi Komitmen Or ganisasi

Menurut Zumali (2010)Ada tiga dimensi dalam komitmen organisasi antara lain:

(35)

19

Ialah kekuatan keinginan seseorang untuk melanjutkan pekerjaannya pada organisasi ( karena karyawan setuju dan ingin melanjutkan pekerjaannya ).

2. Continues Commitment

Menurut Ialah presepsi seseorang atas biaya dan resiko dengan meninggalkan organisasi saat ini. Artinya, terdapat dua aspek pada komitment kontinyu, yaitu : melibatkan pegorbanan pribadi apabila meningalkan organisasi dan ketiadaan alternative yang tersedia bagi orang tersebut.

3. Normative Commitment

Normative commitment menunjukan perasaan karyawan

akan kewajiban untuk tetap bekerja pada organisasi.

2.2.4. Kinerja

2.2.4.1. Definisi Kinerja

Mahmudi ( 2005 : 6 ) menyatakan “ kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai”.

(36)

Menurut Sastrohadiwiryo ( 2003 : 231 ) berpendapat “ penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya akhir tahun”, sehingga berdasarkan uraian dia atas maka dapat di simpulkan bahwa kinerja ialah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan itu.

Konteks organisasi pemerintah daerah, pengukuran kinerja SKPD dilakukan untuk menilai seberapa baik SKPD tersebut melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama periode tertentu. Pengukuran kinerja SKPD merupakan wujud dari vertical accountability yaitu pengevaluasian kinerja bawahan oleh atasannya dan sebagai bahan horizontal accountability pemerintah daerah kepadda masyarakat atas

amanah yang diberikan kepadanya. dalam melakukan proses pengelolahan keuangan daerah masing – masing SKPD sesuai dengan ketetapan permendagri No.13 tahun 2006.

(37)

21

2.2.4.2. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2003 ; 233) tujuan penilaian kinerja adalah :

1. Sumber data untuk perncanaan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

2. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam perusahaan

3. Alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong ke arah kemajuan dan kemungkinan memperbaiki/ meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga kerja.

4. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seseorang pemegang tugas dan pekerjaan

5. Landasan / bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan ketenagakerjaan lainyan.

2.2.4.3. Pengukuran Kinerja

(38)

subyektif seperti sikap, pelatihan, pendidikan dan pengalaman menghasilkan pengukuran yang kurang konsisten, tergantung pada siapa yang mengevaluasi dan bagaimana pengukuran itu dapat dilakukan. Selanjutnya Gomes mengemukakan beberapa tipe yang didasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik yaitu :

1. Quality of work, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatau periode wktu yang ditentukan.

2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat – syarat kesesuaianya dan kesiapanya

3. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan

4. Creativiness, yaitu keaslian gagasan – gagasan yang dimunculkan untuk menyelesaikan persoalan – persoalan yang timbul

5. Cooperative, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang –orang lain

6. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercayai dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanaan tugas – tugas baru dalam memperbesar tanggung jawabnya.

(39)

23

2.2.5. Hubungan Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki kualitas sumber daya manusia yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan karena permasalahannya adalah untuk menerapkan akuntansi double entry berbasis akrual diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memahami logika akuntansi secara baik. Penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2007) tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Kota Banda Aceh menyimpulkan bahwa kualitas SDM berpengaruh signifikan positif terhadap penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006. Semakin tinggi kualitas SDM, maka semakin tinggi kinerja SKPD dan sebaliknya semakin rendah kualitas SDM, maka semakin rendah juga kinerja SKPD.

2.2.6. Hubungan Komunikasi Ter hadap Kiner ja SKPD

(40)

kerja yang ingin dicapai oleh SKPD. Sebab walau begitu cemerlangnya hasil berpikir seorang baik pimpinan maupun bawahan tidak akan ada artinya jika tidak dinyatakan dan dikomunikasikan dengan baik pimpinan tidak hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreatifitas, pendapat, saran, perintah, dan lainnya yang sejenis itu melalui komunikasi yang baik. Pengelolaan keuangan daerah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik komunikasi dalam organisasi maka akan semakin baik pula kinerja organisasi tersebut.

2.2.7. Hubungan Komitmen Or ganisasi Ter hadap Kinerja SKPD

(41)

25

maka disimpulkan bahwa semakin tinggi seorang karyawan memegang komitmen organisasi maka akan semakin tinggi pula kinerja organisasi tersebut.

2.3. Kerangka Konseptual

(42)

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Keterangan : Variabel (X)

1. Kualitas SDM (X1)

X1.1 Perencanaan sumber daya manusia X1.2 Pendidikan dan Pelatihan

X1.3 Manajemen sumber daya manusia

(43)

27

2. Komunikasi (X2)

X2.1 Komunikasi ke bawah X2.2 Komunikasi ke atas X2.3 Komunikasi horizontal

3. Komitmen Organisasi (X3) X3.1 Affektive Commitmen X3.2 Continues Commitmen X3.3 Normative Commitmen

Variabel (Y) Kinerja (Y)

Y1 Quality of work Y2 Quality of work Y3 Job knowledge Y4 Creativiness Y5 Cooperative Y6 Dependability Y7 Initiative

Y8 Personal Qualities

(44)

1. Semakin tinggi atau rendah kualitas SDM, maka semakin tinggi/ rendah kinerja SKPD.

2. Semakin baik atau jelek komunikasi, maka semakin baik/ jelek kinerja SKPD.

3. Semakin tinggi atau rendah komitmen organisasi, maka semakin tinggi/ rendah kinerja SKPD.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dikembangkan dari telaahn teoritis dan peneliti terdahulu sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan yang memerlukan pengujian secara empiris, dengan demikian di kemukakan hipoteisis yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

H1 : bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja SKPD

H2 : bahwa kualitas komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD

(45)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

a . J enis Penelitian

Penelitian yang dilakukan kali ini yakni jenis penelitian

korelasional.Kuncoro (2009:12) menyatakan bahwa penelitian korelasional

adalah “penelitian yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat

hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh

korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan kualitas

SDM, Komunikasi, dan Komitmen Organisasi sebagai variable independen

terhadap kinerja SKPD sebagai variabel depnden.

b. Rua ng lingkup

Ruang lingkup penelitian ini ialah bidang akuntansi pemerintah

khususnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas SDM,

Komunikasi, dan komitmen organisasi terhadap Kinerja SKPD pada Dinas

(46)

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota

Surabaya pada Tahun 2014.

3.2 Oper asional Var iable

3.2.1. Var iabel Bebas (X)

1. Kua lita s SDM (X1)

Kualitas SDM Ialah suatu sikap tanggungjawab seseorang

dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya untuk mencapai visi, misi

dan tujuan organisasi dengan menggunakan seluruh kemampuan yang

dimilikinya

2. Komunikasi (X2)

komunikasi adalah proses pemindahan informasi serta

pemahaman informasi dari seseorang ke orang lain.

3. Komitmen Or ganisasi (X3)

Komitmen organisasi ialah dorongan dan upaya seseorang

untuk memberikan sesuatu yang terbaik dalam mencapai keberhasilan

(47)

31

3.2.2. Var iabel Ter ikat (Y)

Kiner ja (Y)

kinerja ialah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar kriteria

yang ditetapkan dalam pekerjaan itu.

3.2.3. Pengukur a n Va r iabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan

pengukuran likert. Pengukuran likert adalah metode skala yang umum

digunakan dalam kuesioner yang mengukur baik tanggapan positif

maupun negative terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan

lima pilihan dengan pola sebagai berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Terendah Skala Ter tinggi

Dalam penelitian ini responden diminta untuk memilih salah

satu jawaban dengan skala penilaian 1 sampai 5. Dengan skala

terendah bernilai 1 dan skala tertinggi bernilai 5. Dengan pilihan:

(48)

2. TS : Tidak setuju

3. C : Cukup

4. S : Setuju

5. SS : Sangat Setuju

1. Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai variabel

bebas (X1) yaitu dengan skala interval dengan teknik pengukuran

likert dengan pola sebagai berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Ter endah Skala Ter tinggi

Responden diminta untuk memilih salah satu nilai

dalam skala satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1)

menunjukkan kualitas SDM yang rendah dan skala tertinggi

(nilai 5) menunjukkan kualitas SDM yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument

berupa kuisioner yang dikembangkan oleh Tangkilisan (2007)

yang terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator, sebagai

(49)

33

1. Perencanaan sumber daya manusia

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Manajemen sumber daya manusia

2. Pengukuran komunikasi sebagai variabel bebas (X2) yaitu dengan

skala interval dengan teknik pengukuran likert dengan pola sebagai

berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Ter endah Skala Ter tinggi

Responden diminta untuk memilih salah satu nilai

dalam skala satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1)

menunjukkan komunikasi yang rendah dan skala tertinggi

(nilai 5) menunjukkan komunikasi yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument

berupa kuisioner yang dikembangkan melalui pendapat

Muhammad (2007) yang terdiri dari beberapa pertanyaan

dengan indikator, sebagai berikut:

1. Komunikasi ke bawah

2. Komunikasi ke atas

(50)

3. Pengukuran komitmen organisasi (X3) yaitu dengan skala interval

dengan teknik pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Ter endah Skala Ter tinggi

Responden diminta untuk memilih salah satu nilai

dalam skala satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1)

menunjukkan komitmen organisasi yang rendah dan skala

tertinggi (nilai 5) menunjukkan komitmen organisasi yang

tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument

berupa kuisioner yang dikembangkan oleh Jacinta (2002) yang

terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator, sebagai

berikut :

1. Affektive Commitment

2. Continues Commitment

(51)

35

4. Pengukuran kinerja SKPD (Y) yaitu dengan skala interval dengan

teknik pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Ter endah Skala Ter tinggi

Responden diminta untuk memilih salah satu nilai

dalam skala satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1)

menunjukkan kinerja SKPD yang rendah dan skala tertinggi

(nilai 5) menunjukkan Kinerja SKP yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument

berupa kuisioner yang dikembangkan oleh Bayu (2003) yang

terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator, sebagai

berikut :

1. Quality of work

2. Quality of work

3. Job knowledge

4. Creativiness,

(52)

6. Dependability,

7. Initiative,

8. Personal Qualities

3.3. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

a . Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono : 2006).

Harinaldi ( 2005 : 2 ) mengungkapkan “ populasi adalah kumpulan

dari keseluruhan pengukuran, obyek, atau individu yang sedang dikaji “.

Pendapat lain dikemukakan oleh Wibisono (2002 : 40) bahwa “

populasi adalah sekumpulan entitas yang lengkap yang dapat terdiri dari

orang, kejadian, atau benda yang memiliki sejumlah karakteristik umum “.

Sehingga berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

populasi ialah seluruh obyek atau unit yang akan diteliti.

Dan pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai

(53)

37

jumlah pegawai pada masing – masing unit dijelaskan padda tabel dibawah

ini:

Tabel 3.1 : Jumlah Pegawai Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Surabaya

Tahun 2014

NO Unit Ker ja J umlah Pegawa i

1 Sekertariat 29

2 Bidang Pemetaan dan

Pengukuran

22

3 Bidang Permukiman 29

4 Bidang Tata Ruang 24

5 Bidang Tata Bangunan 40

6 Unit Pelayanan Teknis

Satu Atap (UPTSA)

7

(54)

b. Sampel

Kuncoro (2009:118) juga menyatakan bahwa “sampel adalah suatu

himpunan bagian (subset) dari unit populasi.

Harinaldi (2005 : 2) mengungkapkan bahwa “ sampel adalah sebagian

atau subset (himpunan bagian) dari suatu populasi”.

Wibisono (2002 :41) berpendapat “ sampel adalah bagian dari

populasi”.

Dalam penelitian ini pengukuran sampel yang digunakan yakni

menggunakan metode pengukuran sampel Slovin, di bawah ini adalah rumus

metode slovin berdasarkan Suharso ( 2010 : 63 ).

N n = 1+Ne2

151 n =

1+ 151 (0,1)2 151

n = 2,51

(55)

39

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih di tolerir, yaitu 10%.

3.4. Teknik Pengumpula n Data

Memuat penjelasan tentang bagaimana data dikumpulkan sebelum diolah dan

dianalisis yang kemudian digunakan dalam penelitian ini.

a . Sumber Data

Sumber data yang digunakan ialah sumber data primer dan sumber

data sekunder. Kuncoro (2009:145) menyatakan bahwa “ data primer adalah

pemberi informasi pertama”, dan “data sekunder adalah orang atau lembaga

yang telah mengumpulkan data baik dari data primer ataupun data sekunder

yang lain”.

Dalam penelitian ini data primer lebih ditekankan pada pengumpulan

(56)

dokumentasi instansi / lembaga pemerintahan menenai jumlah karyawan,

struktur organisasi.

b. J enis Data

Ada dua jenis data yakni data kuantitatif dan data kualitattif. Kuncoro

(2009 : 145) bahwa “ data kuantitaitf adalah data yang diukur dalam suatu

skala numeric (angka)”, dan “data kualitatif adalah data yang tidak dapat

diukur dalam skala numerik”.

Dalam penelitian ini data kualitatif merupakan data statistik yang

diperoleh dari hasil kuesioner yang ditabulasikan.

c.Metode Pengumpula n Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat

data yang ada dalam lembaga/instansi

2. Kuesioner,adalah pengumpulan data yang utama dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan tertulis pada responden secara langsung

dan sifatnya tertutup dengan pilihan ganda, artinya jawaban sudah

ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden tidak memberikan

(57)

41

3. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian, dengan cara tanya jawab terhadap pihak-pihak yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

3.5 Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan pendekatan Partial

Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation

Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali

(2006), PLS merupakan pendekatan alternative yang bergeser dari pendekatan

SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial

Least Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan metode

analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak

membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain

dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk

membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian

proposisi (Ghozali, 2008:18).

1. Rancangan Model Str uktur al (Inner Model)

Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten

atau bisa juga dikatakan menggambarkan hubungan antar variabel laten

(58)

Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah

atau hipotesis penelitian.

Persamaan Model Struktural :

η1 = γ11 ξ1 + γ12 ξ2 + γ13 ξ3 + γ14 ξ4+ ζ

Keterangan:

η = Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat)

ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas)

γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen

ζ = Galat model struktural

(Yamin, 2011: 38)

2. Rancangan Model Measur ement (Outer Model)

Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten

dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model

mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel

latennya (Ghozali,2008:22). Hubungan antar variabel laten dengan variabel

indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan

mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan

(59)

43

Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas):

X1 = λX1ξ1 + δ1

X2 = λX2ξ1+ δ2

X3 = λX3ξ1 + δ3

X4 = λX4ξ1 + δ4

Keterangan:

X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen

ξ adalah variabel laten eksogen

λX adalah loading faktor variabel eksogen

δ adalah galat pengukuran pada variabel eksogen.(Yamin, 2011: 37)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat)

Y1= λY1η1 + ε1

Y2 = λY2η1 + ε2

Y3 = λY3η1 + ε3

Y4 = λY4η1 + ε4

Keterangan:

Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen

(60)

λY adalah loading faktor variabel endogen

ε adalah galat pengukuran pada variabel endogen.(Yamin, 2011:38)

3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model

Dievaluasi berdasarkan substantive conten-nya yaitu dengan melihat

signifikansi dan weight yang meliputi:

a. Convergent Validity.Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor

pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan

lebih besar dari 0,5.

b. Discriminant Validity.Merupakan nilai cross loading faktor yang berguna

untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai

yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang

dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan

konstruk yang lain. Metode lain yang dapat digunakan adalah

membandingkan nilai akar Average Variance Extracted (AVE) setiap

konstruk dengan korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam

model. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05.

c. Composite Reliability Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas

composit adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan

adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari

(61)

45

4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model

Diukur dengan menggunakan Q-Square predictive relevance dimana

intrprestasi Q² sama dengan koefisien determinasi total pada regresi.

Model persamaan untuk Q-Square adalah:

Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22) ( 1 – R32) ( 1 – R42)

Keterangan:

R adalah R-Square variabel endogen dalam model

3.6 Uji Hipotesis

Hipotesis statistik untuk outer model adalah:

Ho : λi = 0 : indikator yang digunakan memprediksi variabel laten.

H1 : λi ≠ 0 : Indikator yang digunakan tidak dapat memprediksi variabel laten.

Hipotesis Statistik untuk inner model adalah:

H1 : γi = 0 : Terdapat pengaruh Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD.

H1 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD.

H2 : γi = 0 : Terdapat pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja

SKPD.

H2 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap

Kinerja SKPD.

H3 : γi = 0 : Terdapat pengaruh Komitmen Organisasi terhadap K inerja

SKPD.

(62)

46 4.1. Analisis Deskr iptif J awaban Responden

Kuesioner yang disebarkan pada penelitian ini sebanyak 60 kepada pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya Tahun 2014. Dimana hasil jawaban-jawaban dari kuesioner tersebut akan diketahui penjelasannya pada tabel-tabel dibawah ini:

4.1.1. Distribusi J awaban Responden Pada Variabel Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)

(63)

47

Tabel 4.1 : Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas SDM (X1)

pernyataan

frekuensi (orang) persentase (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh penjelasan bahwa:

1. Pernyataan x1.1.1 yang menyebutkan “saya diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan latarbelakang pendidikan” artinya sebanyak 29 orang atau 48.3% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pernyataan x1.1.2 yang menyebutkan “saya mempunyai kemampuan yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik bagi instansi” artinya sebanyak 42 orang atau 70% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pernyataan x1.2.1 yang menyebutkan “instansi memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan” artinya sebanyak 35 orang atau 58.3% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(64)

5. Pernyataan x1.3.1 yang menyebutkan “saya mempunyai prestasi kerja sebelumnya, tidak terlalu sulit untuk menempatkan saya pada sebuah pekerjaan” artinya sebanyak 33 orang atau 55% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pernyataan x1.3.2 yang menyebutkan “pimpinan/instansi selalu merencanakan, mengarahkan dan mengontrol kegiatan yang menjadi tanggung jawab saya” artinya sebanyak 29 orang atau 48.3% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Dengan demikian, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kualitas yang baik, dilihat dari tanggung jawabnya terhadap tugas, kemampuan dalam melakukan pekerjaan, mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan baik, dan memiliki prestasi kerja yang baik pula.

4.1.2. Distribusi J awaban Responden Pada Variabel Komunikasi (X2)

(65)

49

Tabel 4.2 : Jawaban Responden Pada Variabel Komunikasi (X2)

pernyataan

frekuensi (orang) persentase (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh penjelasan bahwa:

1. Pernyataan x2.1.1 yang menyebutkan “pimpinan memberikan pengarahan kepada saya mengenai pekerjaan yang dilakukan” artinya sebanyak 37 orang atau 61.7% responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pernyataan x2.1.2 yang menyebutkan “pimpinan akan memberikan informasi kebijakan, tujuan/keuntungan yang akan diperoleh organisasi” artinya sebanyak 31 orang atau 51.7% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pernyataan x2.2.1 yang menyebutkan “saya melaporkan informasi hasil pekerjaan saya kepada pimpinan” artinya sebanyak 27 orang atau 45% responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

(66)

5. Pernyataan x2.3.1 yang menyebutkan “adanya kerja sama diantara para pegawai dalam memberikan informasi” artinya sebanyak 28 orang atau 46.7% responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pernyataan x2.3.2 yang menyebutkan “adanya kerja sama diantara para pegawai dalam pemecahan masalah di instansi” artinya sebanyak 28 orang atau 46.7% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Dengan demikian, menunjukkan bahwa komunikasi yang ada sudah tercipta dengan baik, dilihat dari adanya pengarahan, informasi kebijakan, informasi hasil, kesempatan untuk menyampaikan usulan, harapan dan aspirasi, dan adanya kerjasama yang baik antar pegawai.

4.1.3. Distribusi J awaban Responden Pada Variabel Komitmen Organisasi (X3)

(67)

51

Tabel 4.3 : Jawaban Responden Pada Variabel Komitmen Organisasi (X3)

pernyataan

frekuensi (orang) persentase (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh penjelasan bahwa:

1. Pernyataan x3.1.1 yang menyebutkan “saya akan bekerja dalam waktu yang lama karena peraturan, sistem, dan fasilitas yang diberikan kepada saya sesuai dengan apa yang saya inginkan dalam pekerjaan” artinya sebanyak 35 orang atau 58.3% responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pernyataan x3.1.2 yang menyebutkan “saya bangga apabila berkata pada orang lain bahwa saya menjadi bagian dari instansi” artinya sebanyak 34 orang atau 56.7% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pernyataan x3.2.1 yang menyebutkan “kehadiran saya dalam instansi memberikan kontribusi yang positif bagi instansi” artinya sebanyak 22 orang atau 36.7% responden cukup setuju dengan pernyataan tersebut. 4. Pernyataan x3.2.2 yang menyebutkan “saya dapat bekerja dengan baik di

(68)

5. Pernyataan x3.3.1 yang menyebutkan “saya sangat bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dibebankan pimpinan / instansi kepada saya” artinya sebanyak 40 orang atau 66.7% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pernyataan x3.3.2 yang menyebutkan “tetap bertahan menjadi pegawai instansi adalah sebuah hal yang sesuai dengan keinginan saya” artinya sebanyak 20 orang atau 33.3% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Dengan demikian, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki komitmen organisasi yang tinggi, dilihat dari bekerja dalam waktu yang lama, memberikan kontribusi, merasa bagian dari perusahaan, bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan tetap bertahan menjadi pegawai.

4.1.4. Distribusi J awaban Responden Pada Variabel Kinerja (Y)

(69)

53

Tabel 4.4 : Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja (Y)

pernyataan

frekuensi (orang) persentase (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh penjelasan bahwa:

1. Pernyataan y1 yang menyebutkan “setiap target pekerjaan yang telah ditetapkan kepada saya dapat terselesaikan dengan baik” artinya sebanyak 29 orang atau 48.3% responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pernyataan y2 yang menyebutkan “hasil pekerjaan saya sudah sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh lembaga” artinya sebanyak 36 orang atau 60% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pernyataan y3 yang menyebutkan “saya memiliki pengetahuan yang luas mengenai pekerjaan yang saya tangani” artinya sebanyak 30 orang atau 50% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(70)

5. Pernyataan y5 yang menyebutkan “sebagai pegawai instansi, saya bersedia bekerja sama dalam tim” artinya sebanyak 27 orang atau 45% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pernyataan y6 yang menyebutkan “saya dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian tugas dengan baik dan tepat waktu” artinya sebanyak 30 orang atau 50% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

7. Pernyataan y7 yang menyebutkan “saya memiliki semangat yang tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaan” artinya sebanyak 29 orang atau 48.3% responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

8. Pernyataan y8 yang menyebutkan “saya memiliki integritas yang tinggi terhadap instansi” artinya sebanyak 29 orang atau 48.3% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Dengan demikian, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kinerja yang tinggi, dilihat dari terselesainya tugas dengan baik, kesesuaian standar, memiliki pengetahuan yang luas, memiliki gagasan-gagasan yang kreatif, bersedia bekerja sama dalam tim, dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian tugas dengan baik dan tepat waktu, memiliki semangat dan integritas yang tinggi.

4.2. Analisis Partial Least Square

(71)

55

merupakan pendekatan alternative yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan

metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2008:18).

4.2.1. Convergent Validity 4.2.1.1. Indikator Validitas

Pada lampiran PLS hasi uji validitas konvergen yang pertama menjelaskan bahwa :

1. Variabel kinerja nilai loading yang dihasilkan kurang dari 0,50 dan T-statistik kurang dari 1,96 adalah item y4, y5, y6, y7 dan y8 artinya kelima item tersebut harus dieliminasi/dikeluarkan dari pengujian selanjutnya sebab kelima item tersebut secara statistik tidak signifikan dan tidak valid dalam mengukur variabel kinerja.

(72)

sebab secara statistik item tersebut tidak signifikan dan tidak valid dalam mengukur variabel kualitas SDM.

3. Variabel yang terakhir adalah komunikasi, nilai loading yang dihasilkan pada item x2.3 kurang dari 0,50 dan T-statistik kurang dari 1,96 artinya item tersebut harus dieliminasi/dikeluarkan dari pengujian selanjutnya sebab secara statistik item tersebut tidak signifikan dan tidak valid dalam mengukur variabel komunikasi.

Untuk lebih jelasnya hasil uji validitas konvergen yang kedua dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 : Pengujian Convergent Validity Yang Kedua Original

x1.2 <- kualitas SDM (X1) 0.892694 0.824290 0.299072 0.299072 2.984.882 x1.3 <- kualitas SDM (X1) 0.886018 0.756643 0.342927 0.342927 2.583.692 x2.1 <- komunikasi (X2) 0.878931 0.798289 0.278016 0.278016 3.161.445 x2.2 <- komunikasi (X2) 0.767932 0.715771 0.303559 0.303559 2.529.761 x3.1 <- komitmen organisasi

(X3) 0.706135 0.623901 0.284425 0.284425 2.482.680 x3.2 <- komitmen organisasi

(X3) 0.863686 0.806456 0.236434 0.236434 3.652.973 x3.3 <- komitmen organisasi

(X3) 0.803318 0.615039 0.402277 0.402277 1.996.927 y1 <- kinerja (Y) 0.715234 0.669514 0.256050 0.256050 2.793.335

y2 <- kinerja (Y) 0.879251 0.816522 0.204715 0.204715 4.294.988 y3 <- kinerja (Y) 0.677510 0.647264 0.226482 0.226482 2.991.448 Sumber : Lampiran 4

(73)

57

variabel, sebab nilai loading yang dihasilkan melebihi 0,50 dan T-statistik melebihi 1,96.

4.2.1.2. Composite Reliability

Composite reliability adalah Nilai batas yang diterima untuk tingkat

reliabilitas composit adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk.

Hasil composite reliability dan cronbach alpha pada variabel konstruk adalah:

Tabel 4.6 : Composite Reliability dan Cronbachs Alpha

Variabel Composite Reliability Cronbachs Alpha Kinerja (Y)

Komitmen organisasi (X3) Komunikasi (X2)

(74)

4.2.2. Discriminant Validity 4.2.2.1. Cross Loadings

Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif

indikator dinilai berdasarkan cross loading dengan konstruknya. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel laten memprediksi pada blok sendiri lebih baik daripada blok lainnya.

Tabel 4.7 : Cross Loading

kinerja (Y)

komitmen

organisasi (X3) komunikasi (X2)

kualitas SDM (X1)

x1.2 0.306792 0.538729 0.250347 0.892694

x1.3 0.298198 0.395706 0.313850 0.886018

x2.1 0.452017 0.540024 0.878931 0.256441

x2.2 0.336578 0.394370 0.767932 0.272580

x3.1 0.386120 0.706135 0.310408 0.502238

x3.2 0.549081 0.863686 0.417719 0.385592

x3.3 0.347656 0.803318 0.691704 0.387127

y1 0.715234 0.331988 0.377381 0.195930

y2 0.879251 0.487889 0.366873 0.375463

y3 0.677510 0.436380 0.367248 0.186102

Sumber : Lampiran 4

Hasil cross loading pada tabel tersebut di atas terlihat bahwa variabel kinerja, komitmen organisasi, komunikasi dan kualitas SDM dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator dengan variabel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kinerja, komitmen organisasi, komunikasi dan kualitas SDM memprediksi indikatornya pada blok sendiri lebih baik dibandingkan dengan indiktor di blok lainnya.

(75)

59

4.2.2.2. Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Nilai AVE merupakan pemeriksaan terakhir dari convergent validity. Konstrak memiliki convergent validity yang baik adalah apabila nilai AVE melebihi 0,50. Hasil dari nilai AVE adalah :

Tabel 4.8 : Nilai AVE

Variabel AVE

Kinerja (Y)

Komitmen organisasi (X3) Komunikasi (X2)

Seperti yang terlihat pada tabel diatas menjelaskan bahwa variabel kinerja, komitmen organisasi, komunikasi dan kualitas SDM mempunyai nilai convergent validity yang baik karena nilai AVE yang dihasilkan melebihi 0,50.

4.2.2.3. Korelasi Antara Konstrak Dengan Akar AVE

(76)

Tabel 4.9 : Korelasi Variabel Konstruk

Sumber : Lampiran 4

Tabel 4.10 : Akar AVE

Sumber : Lampiran 4

Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa :

1. Variabel kinerja, nilai akar AVE sebesar 0,762. Nilai akar AVE akan dibandingkan dengan korelasi antara variabel kinerja dengan variabel lainnya yang hasilnya adalah nilai akar AVE variabel kinerja cenderung lebih besar dibandingkan korelasi antara variabel kinerja dengan variabel lainnya artinya variabel kinerja mempunyai nilai discriminant validity yang baik.

organisasi (X3) 0.556873 1.00000 komunikasi

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 : Jumlah Pegawai Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Surabaya
Tabel 4.1 : Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas SDM (X1)
Tabel 4.2 : Jawaban Responden Pada Variabel Komunikasi (X2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

As well, the optimum temperature of the protease enzyme treatment given media exposure results Fe magnetic field reaches a temperature of 55 0 C with protease activity of 0.13

menggunakan las menjadi satu kesatuan. dudukan fender pada bodi.. kendaraan yang menerapkan kerangka kaca pada bagian cowl ini. Kadang engsel pintupun dapat diletakkan pada cowl.

Bidang adalah begian dari unsur seni. Secara khusus, bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas-batas yang ditentukan oleh unsur-unsur seni lainnya, yaitu garis,

Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam tiap unsur modal kerja perusahaan yang berputar dalam satu periode tertentu, yang merupakan rasio antara jumlah

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada wanita dewasa madya dengan usia antara 35 tahun-45 tahun dimana masa ini merupakan masa dimana seseorang

Ruptur perineum pada dasarnya tidak membahayakan namun jika tidak mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat dan baik akan menyebabkan perdarahan yang hebat, infeksi,

Kenakalan remaja dapat dicegah dengan me- ngembangkan prinsip keteladanan, motivasi yang positif dari ke- luarga, guru dan teman-temannya, menciptakan keluarga yang

perilaku dalam sebuah proses perancangan adalah salah satu aplikasi dari positive theory of design, yang cenderung akan menghasilkan estetika yang tergolong dalam estetika.