• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

FITRIYUNI MIRALDA SIREGAR

Nll\'I:

103016227125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KJMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

yang disusun oleh: Fitriyuni Miralda Siregar, NIM: 103016227125, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilnm Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan, dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Yang Mengesahkan

Pembimbing I

I

(3)

Reduksi (Sebuah Eksperimen di SMA Negeri I Pamulang)" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada, 18 Desember 2007 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S. Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, Desember 2007 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP.150222933

Sekretaris Jurusan Pendidikan IP A

Baig Hana Susanti, M.Sc NIP. 150 299 475

Penguji I

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 150231502

Penguji II

Munasprianto Ramli, M.A NIP. 150 377 453

Mengetahui:

{(;., -0 200€

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Pmt De.

セQ@

tw'"a

M.A

Tanda Tangan

セ@

(4)

Oksidasi Reduksi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyab dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah .Jakarta, November 2007.

Penelitian ini bertuj1tan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran talking stick berbadiah terbadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Pamulang, pada tanggal 3 April 2007 sampai dengan 29 Mei 2007. Metode penelitian yang dipakai adalah metode eksperimen dengan cara menerapkan suatu kondisi perlakuan kepada satu kelompok eksperimen dan membandingkannya dengan satu kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan, dengan sampel yang diambil sebanyak 60 orang. Pengukuran minat belajar kimia berdasarkan pada instrumen angket minat belajar kimia sebanyak 56 butir, yang basilnya diuji melalui statistik uji-t. Dari perbitungan dengan uji-t didapatkan thitung 2,51 dengan t1abcl 2,00 pada taraf signifikansi 5%, yang dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan basil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

talking stick berbadiah mempengaruhi minat belajar kimia yang sangat efeW:tlf untuk meningkatkan basil belajar.

(5)

Reaction Oxidation Reduction Concept. The "Skripsi", Program Study of Chemistry Education, Majors of Natural Sciences Educatiqn, Faculty ofTarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakaiia, November 2007.

This research aim to know whether there is influence of rewarded talking stick learning to student interest of learning chemistry of reaction oxidation reduction concept. This research is executed in SMAN I Pamulang, on 3 April 2007 to 29 May 2007. The research method is experiment method by applying a treatment condition to one experiment group and compare with one control group which not use treatment condition, by sample taken 60 people. The measurement of interest pursuant to interest enquette counted 56 item, and the result tested by statistic t-test. From t-test calculation, t 2,51 compare with t-table 2,00 at signification at level 5%, able to be expressed that there are influence which significant.

Pursuant to research result, hence can be told that rewarded talking stick influence interest and very effective to increase result of chemistry learning.

(6)

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya kepada hamba-hambaNya, serta tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala saran dan bantuan semua pihak dalam penyusunan skripsi ini. Untaian terima kasih yang tulus penulis tujukan kepada:

I. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegmuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, M.A, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si, selaku Ketua Jmusan Pendidikan IPA dan Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Sekretaris Jmusan Pendidikan IP A Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, nasehat, serta bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, nasehat, serta bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

Siregar) yang telah memberi bantuan dari berbagai hal dan memberi inspirasi untuk terus maju, serta saudaraku Delvin Raya Paruhuman Siregar dan Lasmanian Rezekina Siregar yangjuga terima kasih atas bantuannya.

8. Teman-teman kimia angkatan 2003: terutama untuk Sawe, Lq, Amran, Aliyah, Sindi, Ina, Ani, Jin, Ita, Darjo, Puput, Widi, Lika, Abdi, Yeyen, Muhib, Tury, Seha, Pipit, dan Nung, serta semua teman yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

9. Sahabat setia: Wewen, Ieda, Elly, Rini, dan Ima terima kasih segala semangat dan semua perhatiannya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan terutama pada bidang pendidikan. Semoga yang membacanya dapat mengambil pelajaran yang berharga atas tulisan ini.

Jakarta, November 2007

(8)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTARISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFT AR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... .ix

BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis ... 6

1. Model Pembelajaran ... 6

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 6

b. Macam-macam Model Pembelajaran Terbaru ... 8

2. Model Pembelajaran Talking Stick Berhadiah ... 8

a. Pengertian Model Pembel<!iaran Talking Stick ... 8

b. Langkah-langkah (Syntax) dari Model Pembelajaran Talking Stick ... 10

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick ... 11

3. Pemberian Hadiah ... 11

a. Pengertian Hadiah ... 11

b. Macam-macam Hadiah ... 12

(9)

a. Pembelajaran Kimia ... 22

b. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi.. ... 23

c. Kesulitan Belajar Reaksi Oksidasi Reduksi ... 23

7. Hasil Penelitan yang Relevan ... 24

B. Kerangka Berfikir ... 25

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 28

F. Instrurnen Pengumpul Data ... 29

G. Teknik Pengolahan Data ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 36

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... .40

C. Analisis Data ... .41

D. Interpretasi Data ... .41

E. Pernbahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

(10)

3. Skor Minat Belajar Kimia Kelas Eksperimen (A) dan Kelas Kontrol

(B) ... 36

4. Distribusi Frekuensi RelatifMinat Belajar Kimia Kelas Eksperi-men ... 38

5. Distribusi Frekuensi Relatif Minat Belajar Kimia Kelas Kontrol ... 39

6. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... .40

7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol.. ... .40

8. Hasil Uji-t Minat Belajar Kimia Kelas Eksperimen dan Kelas Kon-trol ... 41

9. Distribusi Frekuensi RelatifMinat Belajar Kimia Kelas Eksperi-men ... 101

I 0. V arians Sarnpel Kelas Eksperimen ... 102

11. Distribusi Frekuensi RelatifMinat Belajar Kimia Kelas Kontrol ... l 05 12. Varians Sampel Kelas Eksperimen ... 106

13. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ... 116

14. Nilai Persentil untuk Distribusi z ... 117

15. Nilai Kritis untuk Uji Liliefors ... 119

16. Nilai Persentil untuk Distribusi F ... 120

[image:10.518.39.416.50.499.2]
(11)
[image:11.518.78.418.146.496.2]
(12)

31. Nilai Persentil Untuk Distribusi t.. ... 124

32. Surat Pemyataan Karya Ilmiah ... 126

33. Lembar Uji Referensi ... 127

34. Bimbingan Skripsi ... 132

35. Permohonan Izin Penelitian ... 133

36. Surat Keterangan Penelitian ... 134

[image:12.518.44.419.12.496.2]
(13)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II mengenai dasar, fungsi, dan tujuan pasal 3, dinyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bennartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang be1iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 1

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di atas, terutama untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berilmu, maka perlu adanya suatu peningkatan aktualisasi belajar demi mencapai keberhasilan belajar. Salah satu cara diantaranya adalah menciptakan proses belajar melalui situasi yang menggairahkan dan menyenangkan. Dengan adanya situasi semacam ini, siswa tidak hanya menunggu apa yang disuapkan guru, tetapi mereka diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif.

Partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar erat kaitannya dengan minat belajar siswa. Siswa akan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar apabila memiliki minat yang kuat untuk belajar. Hal ini dapat terjadi karena siswa merasa senang dan tertarik terhadap sesuatu yang melingkupi proses belajar mengajar tersebut. 2

Slameto menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, yang diperhatikan

1

Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tamm 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), him. 8.

(14)

secara terns-menerus disertai rasa senang. 3 Hal ini berarti bahwa minat belajar siswa dapat mencerminkan perhatian terhadap belajar. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi mencerminkan bahwa siswa tersebut memiliki perhatian terhadap belajar. Demikian sebaliknya, siswa yang memiliki minat belajar rendah mencerminkan bahwa siswa tersebut kurang memiliki perhatian terhadap belajar.

Minat selain berhubungan dalam mempengarnhi perhatian siswa terhadap pembelajaran, tetapi juga erat hubungannya dengan hasil belajar. Waluyo dkk. menyatakan bahwa hasil belajar mencakup hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar afektif berkaitan dengan minat, apersepsi, sikap, nilai, dan kebiasaan siswa. 4

Umumnya, minat terhadap IP A khususnya kimia masih rendah. Hal ini dikarenakan kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Salah satu konsep dalam kimia yang dianggap sulit adalah reaksi rednksi oksidasi.5

Melayu menyatakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan dapat terjadi bila berdasarkan pada adanya rasa suka/senang. Bila sebaliknya yang dirasakan, maka minat menjadi tidak ada, sehingga minat juga diartikan sebagai ketertarikan orang terhadap sesuatu melebihi lainnya. 6 Begitu pentingnya minat dalam pembelajaran kimia maka gnru sebagai seorang pendidik memegang peranan penting untulc mengatasi masalah rendahnya. minat siswa terhadap konsep reaksi oksidasi rednksi.

GUIU dapat menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai agar mampu meningkatkan minat serta hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

3

Slameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), him. 57.

4

H. Y. Waluyo, dkk., Materi Pokok Penilaian Pencapaian Hasi/ Be/ajar, (Jakarta: PT Karunika Jakarta, Universitas Terbuka, 1987), him. 2.8-2.9.

5

Eva Hakimah, "Analisis Kesu/itan Siswa dalam Mel1)lelesaikan Soal-soa/ Kimia Mengenai Reaksi Reduksi Oksidasz", Skripsi Sarjaua UIN SyarifHidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UlN syarifHidayatullah 2005), him. 32, td.

(15)

Pendidikan Nasional pada bab II tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan pasal 4 butir 4 yang berbunyi "Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran''. 7

Salah satu cara untuk membangun minat siswa adalah melalui penerapan berbagai model-model pembelajaran. Model-model tersebut diantaranya adalah Lesson Study, Examples Non Examples, Picture and Picture, Numbered Heads Together, Course Review Horay, Talking Stick, Snowball Throwing, Mind Mapping, dan banyak model pembelajaran lain.8 Kesemua model ini adalah model pembelajaran aktif yang melibatkan aktivitas fisik, menyenangkan, dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Zaini dkk. menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secarn aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, bel'llrti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan belajar aktif, siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.9 Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran talking stick, yang pada prinsipnya adalah siswa yang mendapatkan tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelal1 siswa mempelajari materi pokoknya. 10

Talking stick sebagai model pembelajaran yang baru dikembangkan di Indonesia ini diliarapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Akan tetapi, model pembelajaran ini ternyata punya kelemahan, yakni membuat siswa senam jantung.11 Untuk mengatasi kelemahan model talking stick, maka dilakukan suatu pemberian hadiah yang cenderung mengurangi ketegangan

7

Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), him. 9.

8

Leaming_ with_ me, "Pembelajaran'', dari

(16)

model pembelajaran ini. Peniberian hadiah dalam penelitian ini adalah berupa pemberian pujian, benda, makanan, dan lainnya.

Pemberian hadiah juga dapat berimbas pada peningkatan minat belajar siswa Karena menginginkan hadiah (yang berupa benda), maka siswa cenderung menan1bah perhatiannya terhadap proses belajar mengajar dan mengakibatkan tumbuh dan meningkatnya minat belajar siswa tersebut. Sebagaimana yang dikatakan Zeeno bahwa pada usia pelajar, jiwa siswa telah dipenuhi insting suka memiliki.12

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telall diuraikan, beberapa masalall dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa pada konsep reaksi reduksi oksidasi? Apakall model pembelajaran yang telall digunakan dapat meningkatkan minat belajar siswa? Bagaimana minat belajar kimia siswa sebelum penerapan model pembelajaran talking stick berhadiall? Bagaimana minat belajar kimia siswa sesuda11 penerapan model pembelajaran talking stick

berhadiall? Apakall ada pengaiuh pembelajaran talking stick berhadiall terhadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalall yang telall disebutkan, maka penelitian dibatasi pada "Pengaruh pembelajaran talking stick berhadiall terhadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi" pada siswa kelas X semester II di SMU Negeri 1 Pamulang tallun ajaran 2006/2007.

D. Perumusan Masalah

(17)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat:

1. Sebagai usaha pembentukan dan peningkatan minat belajar reaksi reduksi oksidasi siswa,

2. Untuk meningkatan efektifitas pembelajaran,

3. Untuk meningkatkan kreativitas guru kimia dalam menyampaikan materi melalui berbagai model pembelajaran terbaru seperti talking stick ditambah dengan pemberian hadiah,

(18)

A. Tinjauan Teoretis 1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model ialah penyederhanaan atau simplifikasi dari sejumla11 aspek dunia nyata. Model juga diartikan sebagai pola yang mewakili dunia nyata secara benar dan tepat. Suatu model dapat berbentuk tiruan mini dari dunia fisik yang nyata, seperti globe, atau juga hanya berbentuk suatu diagram, suatu konsep, ataupun suatu persamaan matematis atau runrns.1

Dalam pembelajaran, guru berperan sebagai orang yang mengaJar siswa mengenai ba11an pembelajaran. Menurut Mustaji mengajar adalah "Membimbing kegiatan siswa belajar, meliputi mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa yang dapat mendorong siswa dalam melakukan kegiatan belajar".2 Pendapat serupa dikemukakan oleh Wardani bahwa mengajar adalah menata berbagai kondisi belajar berupa kondisi ekstemal siswa. Kunci proses mengajar terletak pada penataan dan perancangan lingkungan yang memungkiukan siswa dapat berinteraktif. Siswa dapat berinteraksi aktif apabila telah tercapai perkembangan dan kematangan psikologisnya yang merupakan hasil dari kesadaran yang mereka lakukan atas kontak mereka dengan lingkungan dunia fisik dan sosialnya. 3

Berdasarkan pengertian model dan mengajar, maka model mengajar menurut Syah dapat dinyatakan sebagai blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan

1 JG. A. K. Wardani, Psikologi Be/ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, !997), him. 4.6.

2 Mustaji, "Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional

(19)

-189.

pengajaran dan dijadikan sebagai pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.4

Sedangkan menurut Suparman, dkk., model pembelajaran merupakan desain pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses perancangan metode pembelajaran yang paling optimal untuk menghasilkan perubahan perilaku yang diinginkan dalam menjalankan proses pembelajaran berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, materi yang disajikan, siswa yang belajar, dan situasi pembelajaran yang dapat diciptakan. 5

Reigeluth, seperti yang dikutip oleh Suparman menyatakan bahwa model pembelajaran meliputi upaya untuk memahami masalah, memperbaiki, dan menerapkan metode pembelajaran untuk perbaikan proses pembelajaran. 6

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau suatu pola pendekatan yang digunakan untuk mendesain pembelajaran. Dalam model mengajar terkandung strategi mengajar, yaitu pola urutan kegiatan instruksional yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Di dalam strategi mengajar guru menerapkan sejumlah teknik-teknik mengajar seperti bagaimana menata kelas, mengelompokkan siswa, berinteraksi, dan menerapkan beraneka ragam pendekatan. 7

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana maupun pola pendekatan (cetak biru) yang direkayasa sedemikian rupa dalam mendesain pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang isinya mencakup

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, I 997), him.

' Atwi Supannan, dkk., "Teknologi Pendidikan: Hakikat, Desain, Media, dan Strategi Penyampaian", dalam Paulina Pannen, dkk. (Ed.), Cakrawala Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 200 I), Cet. 2, him. 90.

(20)

perencanaan/perancangan, strategi, pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran.

b. Macam-macam Model Pembelaja1·an Terbaru

Umumnya model pembelajaran merupakan pengembangan dari berbagai macam pola pendekatan yang sudah lama dikenal. Banyak model mengajar yang telah dikembangkan tersebut didasarkan pada hasil penelitian dan percobaan atas praktek-praktek pembelajaran secara luas. Berbagai model mengajar yang diperkenalkan dewasa ini paling tidak didasarkan atas tiga ha!, pertama atas pengalaman praktek, kedua didasarkan atas telaah teori-teori tertentu, dan ketiga didasarkan atas hasil-hasil penelitian. 8

Model-model pembelajaran terbaru kini telah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Model-model pembelajaran tersebut diantaranya adalah Lesson Study, Examples Non Examples, Picture and Picture, Numbered Heads Together, Inside-Outside--Circle, Cooperative Intergrated Reading and Composition (CIRC), Student Facilitator and Explaining, Course Review Horay, Talking Stick, Snowball Throwing, Bertukar Pasangan, Artikulasi, Kepala Bemomor Terstruktur, Scramble, Take and Give, dan lain sebagainya.9

2. Model Pembelajaran Talking Stick Berhadiah a. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

Talking stick berawal dari suatu cara yang digunakan oleh orang-orang Indian Amerika untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang dalam acara pertemuan suku untuk berbicara mengenai pemikirannya tentang berbagai ha!. Talking stick digunakan untuk

'Ibid

(21)

menentukan siapa yang mendapatkan kesempatan berbicara dan mengungkapkan pemikirannya Siapa ptm yang memegang talking stick, dianggap memiliki kekuatan spiritual untuk berbicara, sementara yang lainnya hams mendengarkan tanpa boleh menyela. Setelah si pemegang tongkat selesai mengungkapkan pemikirannya, maka tongkat kemudian digilir untuk memberikan kesempatan yang sama bagi yang lainnya untuk mengutarakan pendapatnya masing-masing.10

Jastrab, seperti yang dikutip oleh Por, menyatakan bahwa

talking stick adalah suatu cara untuk memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berbicara. Sedangkan menurnt Schechter dan

Faithorn, talking stick adalah bahwa si pembicara bisa berbicara menurnt pemikirannya sendiri sementara yang lainnya mendengarkan tanpa memotong bahkan mengkritik si pembicara. Si pembicara bisa mengungkapkan semua pemikirannnya sekaligus menjadi lebih kreatif. Sedangkan pendengar bisa secara bebas membangun pemikirannya uniuk: merespon atau mengkritik jawaban pembicara bila tiba saatnya mendapat giliran.11

Talking stick adalah suatu pemusatan perhatian setiap orang dalam suatu kelompok terhadap seseorang yang mendapatkan giliran mengungkapkan pendapat. Talking stick bisa digunakan dengan jumlah orang yang banyak sekalipun. Prinsipnya sederhana: setelah diberikan penjelasan mengenai pokok pembicaraan dan prosedur awal, tongkat dijalaukan dari orang satu ke yang lainnya. Orang pertama yang mendapatkan tongkat hams memberikan kontribusi sesuai dengan yang diperintahkan (menjawab pertanyaan, merespon pertanyaan, memberi pertanyaan dan lain sebagainya). Saat si pemegang tongkat berbicara, tidak boleh ada satu pun yang berbicara, semuanya menyimak dan

10

Carol Locust, "The Talking Stick'', dari http://www.acaciart.comlstorieslarchive6.htm/,

15 Maret 2007.

11

(22)

mendengarkan. Saat orang tersebut selesai, tongkat digilir lagi kepada seseorang pada giliran selanjutnya begitu seterusnya. 12

Dalarn pembelajaran, talking stick adalah salah satu pendekatan pembelajaran sebagai kombinasi antara penyarnpaian materi dengan tanya jawab. Pembelajaran ini menggunakan tongkat sebagai alat tanya jawab. Prinsip dari talking stick adalah: siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.13 Di dalarn situasi pembelajaran, talking stick

merupakan model pembelajaran yang mendukung pada kedisiplinan siswa dalan1 bertanya, menjawab, merespon, dan memusatkan perhatiannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa model talking stick memungkinkan siswa diberi ruang untuk menyimak konsep yang ada tidak hanya dari guru melainkan dari murid lainnya. Saat memegang stick, siswa tidak hanya berlaku sebagai si penjawab pertanyaan, narnun dia juga merespon bahkan memberikan pertanyaan.

b. Langkah-langkah (Syntax) dari Model Pembelajaran Talking Stick

Langkah-langkah (syntax) dari model pembelajaran talking stick adalah:

1 ). Guru menyiapkan sebuah tongkat.

2). Guru menyarnpaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/buku paketnya.

3). Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.

4). Guru mengarnbil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sarnpai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

12 Palden Jenkins, "About Using the Talking Stick", dari

http://www.palden.co.uklpa/denlp4-ta/kstick.html, 15 Maret 2007.

(23)

5). Guru memberikan kesimpulan. 6). Evaluasi.

7). Penutup. 14

Dalam penelitian ini, model pembelajaran talking stick

dipadukan dengan suatu pemberian hadiab. Pada langkab keempat pada syntax talking stick, ditambah dengan pemberian hadiab. Pemberian hadiah tersebut adalab dengan memilih angka 1 - 50 yang didalamnya terdapat hadiab-hadiab berupa permen, pulpen, dan sebagainya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick Talking stick sebagai model pembelajaran barn memiliki keunggulan dan kelemaban sebagai berikut. Keunggulan talking stick

adalab pertama menguji kesiapan siswa, kedua melatih membaca dan memabami dengan cepat, dan ketiga meningkatkan minat belajar dan menjadikan siswa lebih giat belajar.15 Selain itu, talking stick juga menjadi salab satu pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena pada situasi ini, pendapat atau jawaban siswa menjadi suatu hal yang penting untuk didengar dan disimak oleh yang lainnya.16 Sedangkan kekurangannya adalah membuat siswa senam jantung.17

Untuk mengatasi kekurangan yang ada pada pembelajaran

talking stick ini, maka dilakukan suatu pemberian hadiab yang diharapkan dapat memicu rasa senang sehingga dapat menghilangkan rasa tegang siswa dan juga agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi.

3. Pemberian Hadiah a. Pengertian Hadiah

14 Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, op. cit.,

hlm. 9.

" Learning_ with_ me, loc. cit.

16 Kimberly Fujioka, "The Talking Stick: An American Traditional in the ESL

Classroom", dari The Internet TESL Journal Vol IV No. 9,

(24)

Menurut Purwanto, seperti yang dik:utip oleh Tobari, hadiah merupakan alat pendidikan. Maksudnya, alat untuk mendidik siswa supaya merasa senang dan giat belajar karena perbuatannya mendapat penghargaan. Sedangkan menumt Tobari, hadiah adalah alat untuk menumbuhkan dan membangkitkan semangat belajar anak yang berhasil meningkatkan prestasi belajarnya.18

Hull, seperti yang dik:utip oleh Kawareh, menyatakan bahwa hadiah merupakan salah satu alat yang mempengaruhi bentuk belajar siswa. Selain daripada hadiah; motivasi, kebiasaan, dan larangan, juga merupakan hal-hal yang sangat mempengaruhi bentuk belajar siswa.19

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hadiah adalah alat pendidikan berupa penghargaan yang sifatnya menyenangkan siswa yang diberikan oleh guru dan bertujuan untuk meningkatkan belajar siswa.

b. Macam-macam Hadiah

Berikut ini adalah berbagai macam hadiah. 1). Pujian

Dalan1 dunia pendidikan, pujian sangat diperlukan sebagai perangsang dan pendorong bagi siswa agar lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Oleh karena itu, dalam setiap kesempatan belajar mengajar, guru hendaknya memberi pujian kepada siswa, karena pujian yang datang dari guru sangat efektif untuk merangsang dan mendorong minat siswa.20

Pujian juga dapat digunakan saat guru melihat kesunggulian siswanya. Saat ada siswa yang telah memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan si guru, guru dapat mengatakan, "Jawaban yang kamu berikan baik sekali," "Semoga Allah

18

A. Tobari, "Pengaruh Hadiah Terhadap Motivasi Siswa", dalam Suara Aliyah, No. 6 Tahun II, Februari-Maret 1999, him. 30.

19

(25)

.-memberkahimu," atau "Yuni inilah murid saya yang terbaik". Kalimat-kalimat lembut seperti ini memberikan motivasi bagi siswa dan otaknya pun menjadi mudah menerima pelajaran.21 2). Memberi nilai

Pada prinsipnya, hampir semua siswa ingin tahu hasil belajar yang telah dicapainya, baik memuaskan maupun mengecewakan. Dengan melihat hasilnya, siswa yang memperoleh nilai baik akan bergairah dan bersemangat dalam belajar. Sementara bagi siswa yang memperoleh hasil yang kurang baik dan kurang memuaskan dalam belajar akan termotivasi untuk memperbaikinya.

3). Benda konkrit

Hadiah benda konkrit adalah hadiah berbentuk materi, seperti buku pelajaran, alat-alat tulis, dan sebagainya.22 Seperti diketahui, karakter anak pasti lebih menyukai mendapat hadiah yang sifatnya berwujud materi. Ia pun pasti akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya merespons apa yang disukai oleh seorang anak. Guru harus bisa memberikan hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.23

Hadiah-hadiah yang digm1akan pada penelitian ini diantaranya adalah pulpen, permen, cokelat, dan lainnya yang diharapkan dapat mengurangi rasa tegang bahkan dapat meningkatkan optimalisasi pembelajaran talking stick sekaligus meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia terutama pada konsep reaksi oksidasi reduksi.

21

Muhammad Jameel Zeeno, Resep Menjadi Pendidik Sukses Berdasarkan Petunjuk Al-Quran dan Teladan Nabi Muhammad, (Jakarta: Hikmah, 2005), him. 98.

(26)

c. Syarat-syarat Hadiah

Agar tujuan pemberian hadiah dapat tercapai dengan baik dan mengenai sasaran, perlu diperhatikan syarat-syarat berikut ini:24

1) Bersifat ekstra

Hadiah hams bersifat ekstra bukan suatu yang diharap-harapkan. Sehingga siswa belajar tidak mengharapkan untuk memperoleh hadiah, tetapi semata-mata dorongan dari dirinya sendiri.

2) Tidak dijanjikan lebih dahulu

Hadiah yang diberikan kepada siswa bukan sesuatu yang dijanjikan karena dapat berdampak kurang baik. Hadiah yang dijanjikan terlebih dahulu akan mengurangi dan merusak nilai penghargaan, karena siswa akan melakukan suatu perbuatan (pekerjaan) hanya jika ada imbalan atau hadiahnya.

3) Bukan upah

Hadiah yang dibcrikan guru kepada siswa yang berhasil dengan baik dalam belajar haruslah bukan sebagai upah. Apabila hadiah sifatnya sebagai upah, maka hadiah itu tidak lagi bernilai mendidik, akan tetapi sebagai penghambat, bahkan mungkin merusak. Siswa mau belajar dengan sungguh-sungguh dan bersemangat apabila ada sesuatu yang diharapkan. Sebaliknya, jika tidak ada upahnya, maka siswa akan belajar dengan semaunya atau malah tidak mau sama sekali.

4) Adil dan bijaksana

Yang dimaksud adil adalah tidak memandang dari mana anak berasal, tetapi lebih karena prestasinya, seperti ketekunan, kesungguhan, dan kerajinannya dalam bclajar. Sedangkan bijaksana artinya diberikan kepada siswa yang berhak menerimanya.

Talking stick berhadiah adalah suatu model pembelajaran yang

(27)

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran dengan ceramah. Ceramah merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan secara lisan.25

Kelebihan dari pembelajaran ini diantaranya adalah: pertama, dapat menjangkau siswa dengan jumlah yang banyak. Kedua, lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ketiga, mampu menjelaskan materi yang cukup banyak, dan banyak kelebihan lainnya. Sedangkan kelemahan yang dimiliki pembelajaran model ini diantaranya adalah tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.26

Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran ini menggunakan kemampuan guru dalam menyampaikan materi secara lisan, sedang siswa hanya menerima konsep yang diberikan.

5. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Menurut Oetzel, seperti yang dikutip oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, minat adalah "Suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalan1an yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian".27 Seperti yang dikutip oleh Slameto, menurut Hilgard minat adalah "Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

25 W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2005), him. 79.

2

Roestiyah NK, Strategi Be/ajar Mengqjar, (Jakarta: PT llineka Cipta, 1991), him. 137-139.

(28)

yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang''.28

Minat berarti tertarik atau terlibat sepenuhnya dalam suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.29 Minat (interest)

berarti kecenderungan dan kegairahan/keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.30

Slameto menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu ha! atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara did sendiri dengan sesuatu di luar did. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka minat semakin besar. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.31

Pada dasarnya, minat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kecenderungan atau rasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Menurut Winkel minat adalah kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.32

Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempengaruhi belajar. Dimana belajar adalah mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Hintzman mengungkapkan pengertiannya tentang makna belajar seperti yang dikutip oleh Syah, bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh

28 Slameto, Be/ajar dan Faktor:faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2003), him. 57.

29

The Liang Gie, Cara Be/ajar yang Efisien, (Yogyakarta: Pubib, 1994), him. 28.

30

Muhibbin Syah, Psiko/ogi Be/ajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), him. 151.

31 Slameto, op.

cit., him. 180.

(29)

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut.33 Belajar menurut Gagne adalah merupakan kegiatan yang kompleks yang setelahnya orang akan memiliki keterampilan,

ah "k d ., . 34 penget uan, s1 ap, an m ai.

Minat dalam belajar berperan sebagai "Motivating force" yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajai·an akan tampak terdorong untuk tekun/giat belajar.35

Setelah pengertian minat dan belajar dijelaskan maka pengertian minat belajar yang didefinisikan oleh Gie adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai bidang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.36

Berdasai·kan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan atau keterlibatan sepenuhnya terhadap belajar yang melibatkan terjadinya perhatian secara terus-menerus dengan disertai rasa senang dan menghasilkan pengetahuan dan pemahaman tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Ada atau tidaknya minat di dalam diri siswa disebabkan oleh dua faktor, yalmi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal lebih dipengaruhi oleh obyek di luar diri siswa yang berupa rangsangan atau daya tarik yang dimiliki oleh obyek tersebut.37 Faktor-faktor eksternal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

33

Muhibbin Syah, op. cit., him. 64-65.

34

Dimyati dan Mudjiono, Be/ajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), him. 10.

35

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), him. 85. 36 Th L"

I .

e tang ie, oc. c1t.

(30)

1). Guru

Sapari menyatakan bahwa "Guru yang dapat membuat muridnya betah tinggal di kelas adalah guru yang menyenangkan".38 Guru yang menyenangkan harus dapat menyampaikan materi dengan jelas dan menarik, dengan model pembelajaran yang bervariasi, mempergunakan alat peraga dengan baik dan sebagainya, yang dapat menciptakan suasana menyenangkan serta merangsang siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian dan minat yang besar.39

Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran, pengaruh, dan fungsi yang sangat besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan minat belajar siswa. Dalam pengelolaan kelas, guru harus dapat menciptakan suasana kelas, menertibkan siswa, hinga memberi pujian bagi ketepatan siswa dalam menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.40

Untuk mencapai kondisi pembelajaran yang optimal, guru harus mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya pada suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, diantaranya, guru dapat mengembangkan berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk menumbuhkan minat belajar sekaligus mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Talking stick adalah jelmaan model pembelajaran yang menyenangkan yang pelaksanaannya mirip dengan pennainan ditambah lagi dengan adanya suatu pemberian hadiah. Dengan menggunakan model ini, guru sebagai salah satu faktor ekstemal

38

Achmad Sapari, "Pembelajaran yang Menyenangkan", dalam Kompas, Jakarta, 20 November 2000.

39

Murhanuddin, "Sikap dan Tingkah Laku Guru serta Minat Belajar Siswa", dalam Suara Guru, No. 11 tahun XX:XIX, 30 November 1990, him. IO.

(31)

-minat dapat memainkan perannya untuk dapat menumbuhkan minat belajar siswa terutarna pada mata pelajaran kimia.

2). Bahan Pelajaran

Mata pelajaran IP A terutama kimia bisa dipelajari dalam suasana yang menyenangkan bagi siswa.41 Karena pada dasarnya mata pelajaran kimia mempunyai pengaruh yang besar terhadap minat belajar siswa. Bahan pelajaran yang dibuat menarik akan lebih mudah dipelajari dan disimpan karena akan tumbuh minat yang dapat menambah kegiatan belajar.42 Oleh karena itu bahan pelajaran kimia harus disampaikan dalam suasana yang menyenangkan. Peran guru sekali lagi menjadi penting dalam menumbuhkan minat belajar kimia siswa.

Bahan pelajaran dapat berfungsi untnk membangkitkan dan mengembangkan minat belajar siswa. Oleh karena itu harus dibangun sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran. Sikap positif tersebut berupa tidak memandang mata pelajaran terlalu snkar atau terlalu mudah.

3). Keluarga

Keluarga sebagai faktor ekstemal bagi siswa Jebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.43

Oleh karenanya, orang tua maupun anggota keluarga, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif sekaligus menanamkan sikap positif bagi siswa dengan mengambil peran sebagai faktor utama dalam memberikan perhatian, dnkungan, dan

41

(32)

bimbingan kepada siswa dalam prosesnya belajar di dalam rumah sehingga minat belajar dapat dapat tumbuh dan berkembang dan memberi dampak bagi meningkatnya hasil belajar siswa.

Selain dari faktor eksternal, faktor lainnya yang berpengaruh terhadap minat adalah pada faktor internal. Faktor-faktor internal yang berkaitan dengan daya tarik indera orang yang bersangkutan yang meliputi melihat, mendengar, dan mengingat.44 Sedangkan menurut Reber, minat dalam psikologi memiliki ketergantungan pada faktor-faktor internalnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.45 Faktor-faktor internal tersebut adalah sebagai berikut.

1 ). Kemauan belajar

Kemauan adalah "Usaha yang aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan". Kemauan bersifat kompleks dan merupakan kerjasama dari impuls-impuls sama yang menentukan kelakuan siswa. Impuls-impuls ini adalah dorongan-dorongan yang terikat oleh sejumlah insting tertentu. lusting tersebut merupakan disposisi untuk kelakuan tertentu.46

Untuk menimbulkan kemauan belajar pada siswa terutama untuk memunculkan minat dalam diri siswa, maka guru dapat merekayasa lingkungan belajar siswa menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Dengan terciptanya kemauan belajar, maka akan lebih mudah bagi sistem pembelajaran yang terjadi mencapai tujuan pembeiajarannya.

2). Perhatian

Melayu menyatakan bahwa minat timbul didahului dengan adanya interaksi antara perhatian seseorang dengan beberapa obyek yang pada akhirnya muncul minat terhadap obyek tersebut. Minat

44

Usman Melayu, foe. cit.

45 Muhibbin Syah, op. cit., him. 151.

(33)

t.1-tersebut adalah sebuah pilihan akibat disenangi atau lebih disukai dibanding dengan obyek-obyek lainnya.

Proses terjadinya perhatian terhadap terhadap obyek yang diminati, dimulai dari perhatian yang sama terhadap obyek yang lainnya. Kemudian dari perhatian tersebut maka obyek yang menarik akan diminati sedangkan untuk obyek-obyek lainnya, perhatiannya menjadi melemah.47

3). Rasa senang

Minat seseorang terhadap sesuatu akan dapat terj adi bi la berdasarkan pada adanya rasa suka/rasa senang dan bila sebaliknya yang dirasakan, maka minat terhadap sesuatu meajadi tidak ada. 48

Oleh karena siswa berada dalam lingkungan pembelajaran maka guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan rasa senang bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan, maka dengan sendirinya akan menimbulkan rasa senang, yang berujung pada timbulnya minat belajar pada siswa. Maka penggtmaan berbagai model, metode, media, yang dapat menyenangkan siswa diharapkan dapat dioptimalkan untuk meningkatkan minat belajar siswa.

c. Indikator Minat Belajar

Minat (interst) berarti kecenderungan dan kegairahan/keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. 49 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. 50 Minat berhubungan dengan daya gerak yang

47 Usman Melayu, /oc. cit. 48

Ibid, him. 53.

49

(34)

mendorong kecenderungan atau rasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. 51

Dari definisi yang telah diutarakan di atas, maka dimensi yang diambil pada penelitian ini adalah: kemauan belajar, perhatian, dan partisipasi dengan indikator kemauan belajar adalah: pertama, belajar karena ingin memperoleh nilai tinggi, dan kedua adalah giat belajar. Indikator perhatian adalah: pertama, rasa senang; kedua, mencatat ( catatan) saat belajar kimia; dan ketiga, memperhatikan penjelasan guru. Sedangkan indikator pada dimensi partisipasi adalah aktif be1tanya pada guru.

6. Pembelajaran Kimia: Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi a. Pembelajaran Kimia

limn Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia menjadi salah satu dasar bagi ilmu-ihnu pengetahuan yang lain seperti kedokteran, teknik, farmasi dan lain-lain.

(35)

mengajukan gagasan-gagasan, dan memupuk ketekunan serta ketelitian kerja.52

b. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi

Reaksi oksidasi reduksi adalah salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran kimia kelas X semester II. Standar kompetensi dari konsep ini adalah "Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit serta reaksi oksidasi reduksi." Sedangkan kompetensi dasarnya adalah "Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tatanama senyawa dan penerapannya".

Indikator yang dipakai pada konsep reaksi oksidasi reduksi adalah sebagai berikut. 53

1 ). Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi,

2). Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalarn senyawa atau ion. 3). Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks,

4). Memberi nama senyawa menurut IUPAC, dan

5). Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalal1 lingkungan.

Perkernbangan konsep reaksi oksidasi reduksi yang diajarkan di sekolah adalah sebagai berikut. 54

1 ). Konsep reaksi oksidasi reduksi, 2). Oksidator reduktor,

3). Tatanama senyawa, dan

4). Aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari.

c. Kesulitan Belajar Reaksi Oksidasi Reduksi

Dalam konsep reaksi oksidasi reduksi tercakup berbagai konsep dasar yang harus dapat dikuasai oleh siswa Konsep tersebut diantaranya adalah: perbedaan konsep oksidasi reduksi, penentuan

52

Tim Kodifikasi MAN Insan Cendikia Serpong, Program Pembelajaran Madrasah Aliyah Unggu/, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), him. ix.

53 Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Pembinaan SMA, Silabus Mata Pelajaran Kimia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

(36)

bilangan oksidasi, penentuan oksidator dan reduktor, tatanama senyawa serta pendeskripsian konsep redoks hnbungannya dengan pemecahan masalah lingkungan.

Namun, temyata banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar pada konsep reaksi oksidasi reduksi maupun dalam menyelesaikan soal pada konsep ini. Kesulitan-kesulitan tersebut diantaranya:55

I) Kesulitan siswa pada konsep oksidasi dan reduksi

Kesulitan yang dialami oleh hampir separuh siswa adalah dalam menyelesaikan konsep oksidasi reduksi yang didasarkan pada serah terima elektron. Kesulitan ini disebabkan karena siswa tidak dapat menentukan unsur mana yang melepaskan dan menangkap elektron.

2) Kesulitan siswa pad a konsep bilangan oksidasi

Kesulitan siswa dalam menentukan bilangan oksidasi disebabkan siswa tidak memahami aturan bilangan oksidasi, apalagi aturan yang berhnb\111gan dengan senyawa ion.

3) Kesulitan siswa pada konsep oksidator dan reduktor

Penyebabnya adalah siswa masih mengalami kesulitan menentukan mana yang mengalami oksidasi dan mana yang mengalami reduksi.

4) Kesulitan siswa dalam menentul'an nama senyawa

Penyebabnya adalah siswa tidak dapat menentukan bagaimana simbol dai-i suatu unsur dan apa nama unsur tersebut.

Dengan mengetahui segala kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pembelajaran konsep reaksi oksidasi reduksi, maka disarankan

guru dapat mempergunakan berbagai ma.cam model pembelajaran yai1g dapat mengatasi kesulitan belajar tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam konsep reaksi oksidasi reduksi adalah pembelajaran talking stick berhadiah.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengai1 judul penelitian ini adalah penelitian tentang motivasi belajar siswa melalui suatu metode tanya jawab disertai

55 Eva Hakimah, "Analisis Kesu/itan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Kimia

(37)

penghargaan (reward). Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Maman (2005) dalam skripsi yang berjudul "Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode tanya jawab disertai penghargaan (reward) di SMP Garuda Timur" bahwa penerapan metode tanya jawab disertai dengan penghargaan (reward) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.56

Penelitian lain yang relevan adalah "The talking stick: an American Indian tradition in the ESL classroom" yang dilakukan oleh Kimberly Fujioka yang dimuat dalam The Internet TESL Journal. Dalam penelitiannya, Fujioka menyatakan bahwa pembelajaran talking stick adalah salal1 satu dari pembelajaran yang sifatnya cukup fleksibel untuk berbagi pengetahuan baik itu dari guru maupun dari siswa. Pembelajaran talking stick juga dinyatakan sebagai pembelajaran yang mendukung siswa untuk menunjukkan perspektifuya masing-masing mengenai berbagai hal.57

C. Kerangka Berpikir

Konsep reaksi oksidasi reduksi mengandung berbagai konsep dasar yang wajib dikuasai siswa yakni: perbedaan konsep oksidasi reduksi, penentuan bilangan oksidasi, penentuan oksidator dan reduktor, serta pendeskripsian konsep redoks hubungannya dengan pemecahan masalah lingkungan.

Namun, banyak terjadi pemahaman dan pengetahuan yang kurang atau sulit dicapai yang menyebabkan te1jadinya kesulitan belajar. Oleh karena itu, digunakan pendekatan pembelajaran ham yakni model pembelajaran talking stick. Talking stick pada prinsipnya merupakan gabungan dari penyampaian materi dan tanya jawab dengan penggunaan tongkat.

Talking stick dapat dikombinasikan dengan suatu pemberian hadiah. Talking stick berhadiah merupakan pembelajaran yang aktif dan

56 Maman, "Upaya Meningkatkan Motivasi Be/ajar Siswa dalam Pembe/ajaran

Matematika dengan Metode Tanya Jawab Disertai Penghargaan (rewarq) di SMP Garuda Jakarta Timur', Skripsi Sarjana Universatas Negeri Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan MIPA UNJ 2005),

(38)

menyenangkan, dimana pembelajaran yang aktif menyenangkan adalah pembelajaran yang melibatkan fisik serta menyenangkan karena adanya suatu pemberian hadiah yang memacu siswa untuk menjawab pertanyaan guru dengan benar dan mendapatkan hadiah.

(39)

Konsep reaksi oksidasi reduksi

Kesulitan belajar

!

Berbagai model pembelajaran yang digunakan

Konvensional Talking stick

berhadiah

I

I

v v w

.,

..,

"

Minat Perhatian Rasa Minat Perhatian Tingginya

belajar kurang senang belajar maksimal rasa

kurang maksimal rendah tumbuh senang

Has ii Has ii

セ@ be I ajar belajar

...

[image:39.518.43.439.19.471.2]

meningkat

Gambar 1. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Ho : Tidak terdapat pengaruh pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi.

(40)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

talking slick berhadiah terhadap minat siswa kelas X dalam mengikuti

pembelajaran kimia.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri I Pamulang'pada semester II tahun ajaran 2006/2007, mulai dari tanggal 3 April 2007 sampai dengan 29 Mei 2007.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini 。、。ャセィ@ metode eksperimen, yakni metode penelitian yang menguji hipotesis yang berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menyelidiki pengaruh penerapan pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat belajar kimia siswa dengan cara menerapkan suatu kondisi perlakuan kepada satu kelompok eksperimen dan membandingkannya dengan satu kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.1

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada dua yakni variabel x dan variabel y. Dimana variabel x adalah pembelajaran talking stick berhadiah dan variabel y adalah minat belajar kimia.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(41)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri I Pamulang tahun ajaran 2006/2007. Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pamulang kelas X tahun ajaran 2006/2007. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri

I Pamulang kelas X pada semester II tahun ajaran 2006/2007. 2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri I Pamulang kelas X. 7 sebagai kelas kontrol dan kelas X.8 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel yru1g digunakan adalah teknik purposive

sampling, yakni untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak

didasarkan pada tujuan tertentu dengan pertimbangan yang dimiliki oleh peneliti dalam usahanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuru1 penelitian. 2

F. Instrumen Pengumpulan Data

InstrUillen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cemmt, Iengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitiru1 yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Angket adalah sejUilllah pemyataan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.3 Angket yang digunakfill pada penelitian ini adalah angket minat belajar kimia, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat siswa tersebut terhadap pembelajaran kimia.

Dalam penyusunan angket minat, maka ditentukan terlebih dahulu definisi variabel minat, dimensi, definisi dimensi, dan indikator yang akan diukur.

2

Ibid., him. 64.

(42)

Tabet 1. Kisi-kisi Instrumen Augket Minat Belajar Kimia

Butir

Variabel Dimensi Indikator Jumlah

Positif Negatif

Minat Motivasi 1. Belajar karena 19, 26, 29, 7, 15, 35, 9

ingin memper- 36,43 44

oleh nilai tinggi.

2. Giat belajar 20, 37, 45, 2, 16, 25, 10

46, 51 27,53

Perhatian 1. Rasa senang 3, 11, 38, 9, 10, 30, 9

52 54,55

2. Mencatat 8, 17, 31, 4, 18, 21, 10

(ca ta tan) saat 39, 40 22,47 belajar kimia.

3. Memperhatikan 1, 12, 13, 5, 23, 32, 9

penjelasan guru. 48 33,38

Partisipasi 1. Aktif bertanya 6, 24, 34, 14, 28, 44, 9

pada guru. 49,56 50

Jumlah 56

Kriteria yang digunakan pada instrumen angket minat ini adalah skala Likert dengan lima pilihan, yaitu:

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Tahu (TT)/Raguragu (RR) -Tidak Setuju (TS) - Sangat -Tidak Setuju (STS)4

Dengan menggunakan skala interval, maka bobot nilai yang diberikan berdasarkan kecenderungan positif dari pemyataan yang dijawab adalah:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Tidak Tahu (TT) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

(43)

Dengan menggtmakan skala interval, maka bobot nilai yang diberikan berdasarkan kecenderungan negatif dari pemyataan yang dijawab adalah:

Sangat Setuju (SS)

=

I

Setuju (S)

=

2

Tidak Tahu (TT)

=

3

Tidak Setuju (TS)

=

4

Sangat Tidak Setuju (STS)

=

5

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dan dikumpulkan dengan menggunakan instrumen angket minat belajar kimia siswa yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat belajar kimia pada siswa kelas X. 7 dan X.8 telah tumbuh dan berkembang. Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu skor minat belajar kimia yang diberikan pembelajaran talking stick berhadial1 dengan yang diberikan pembelajaran konvensional pada konsep reaksi oksidasi reduksi.

I. Uji coba instrunlen angket minat

Angket minat belajar kimia berisi pemyataan berjumlah 60 butir. Angket tersebut diujicobakan pada siswa kelas X di SMA Negeri 2 Pamulang yang telah mempelajari materi reaksi oksidasi reduksi. Uji coba diberikan pada 55 orang siswa tmtuk mendapatkan validitas dan reliabiltas dari instrumen angket minat belajar kimia.

2. Hasil uji coba instrumen a. Uji validitas

(44)

validitas isi (content validity) dan validitas melalui perhitungan korelasi Pearson Product Moment.

Validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur yang ditentukan oleh pertimbangan para ahli. 6 Pertimbangan tersebut diantaranya apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item pemyataan dalam angket minat. Sedangkan validitas angket per butir ditentukan dengan menggunakan rurnus Pearson Product Moment, yakni sebagai berikut.

Dimana:

fxy indeks korelasi L:x2 jumlah kuadrat deviasi skor

X

x =

X-X

L:y2 = jumlah kuadrat deviasi skor

Y

y =

Y-Y

Gumlah skor butir)

-x

= skor rata-rata dari

X

y skor rata-rata dari

Y

Untuk menguji validitas tiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. 7 Valid tidaknya butir soal, ditentukan dari besamya fhitung yang dibandingkan dengan ftabel product moment. ftabel pada taraf signifikansi 5% dan N = 55 adalah 0,266. Jika rhitung lebih besar atau

(45)

tidak valid yakni butir nomor 2, 7, 19, dan 22, sedangkan sisanya sebanyak 56 butir valid. 8

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas berarti bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digw1akan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen berupa angket denganjenis skala interval 1-5. Runms Alpha:9

Dimana:

= =

:Ecr' b =

cr1 =

b

reliabilitas instrumen banyaknya butir pemyataan j wnlah varians butir

varians total

[image:45.518.80.444.141.580.2]

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen angket minat, maka fhitung ( r11 ) dikualifikasikan melalui koefisien korelasi sebagai berikut.

Tabel 2. Kualifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 - 1,00 Sangat Tinggi

0,71 - 0,90 Tinggi

0,41-1,70 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

Negatif - 0,20 Sangat Rendah

Dari perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas (rhitung = 0,96).

Berdasarkan kriteria reliabilitas instrwnen, maka dapat disimpulkan

(46)

bahwa reliabilitas instnunen angket minat belajar kimia termasuk dalam kategori sangat tinggi.10

H. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan metode komparasional yang melakukan perbandingan antara dua variabel, yaitu apakah memang secara signifikan kelas eksperimen memang benar berbeda dengan kelas kontrol dari segi minat belajar kimia. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji-t (t-test) untuk menguji hipotesis.

Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.

I. Uj i normalitas

Uji nonnalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Rumus:11

I

Lo= F(z;) - S(z;)

I

Dimana:

L0 = harga mutlak terbesar

F(z;) = peluang angka baku S(z;) = proporsi angka baku

Kriteria pengujian:

Lhitung < Ltabeb data berdistribusi normal Lhitung > Ltabeb data berdistribusi tidak normal 2. Uji homogenitas

(47)

Dimana:

3. Uji hipotesis

varians terbesar varians terkecil

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, maka kemudian untuk

mengetahui pengaruh pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat

belajar kimia digunakan uji-t. Karena jumlah sampelnya besar (N = 30)

maka rumus yang digunakan adalah:13

M1- M1

Dimana:

t0 thitung

M1 - M2 = perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol

SEM, -M, standar eror rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol

12

M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian llmiah, (Jakarta: Pustaka Setia, 2001), him. 161.

(48)

h----..l-Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat dua kelompok skor, yakni kelompok skor minat belajar kimia yang diberikan pembelajaran talking stick

[image:48.518.63.430.137.549.2]

berhadiah (A) dan kelompok skor minat belajar kimia yang diberikan pembelajaran konvensional (B). Kedua kelompok skor minat tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Skor Minat Belajar Kimia Kelas Eksperimen (A) dan Kelas Kontrol (B)

skor kelas skor kelas skor kelas skor kelas

No. eksperimen kontrol No. eksperimen kontrol

(A) ffi) (A) (B)

1 170 160 16 200 193

2 173 165 17 203 194

3 179 165 18 205 197

4 185 170 19 206 199

5 187 173 20 206 201

6 187 175 21 206 202

7 190 183 22 210 203

8 191 184 23 211 206

9 192 184 24 211 206

10 193 185 25 214 210

11 194 185 26 223 210

12 195 188 27 226 213

13 195 191 28 232 213

14 197 192 29 251 216

15 199 192 30 266 221

(49)

Tabel 4. Distribusi Frelmensi RelatifMinat Belajar Kimia Kelas Eksperimen

Interval Nilai Tenl!:ah

255 - 271 263

238-254 246

221 - 237 229

204-220 212

187 - 203 195

170- 186 178

Jumlah

BatasNyata

254,5 - 271,5 237,5 - 254,5 220,5 - 23 7,5 203,5 - 220,5 186,5 - 203,5 169,5 - 186,5

1

Batas Nyata

-Frekuensi Absolut

1 1 3 8 12

4 30

Frekuensi Relatif

3,33% 3,33% 10,00% 26,67% 43,33% 13,33% 100,00%

[U254:5

111237.5 [image:49.521.77.439.55.482.2]

IE! 220.5 1111203.5 1111186.5 111169.5

Gambar 2. Grafik Histogram Kelas Eksperimen

Dari tabel daftar distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa sebanyak 13,33% siswa kelompok eksperimen mendapatkan skor terendah pada rentang 170 - 186, sebanyak 3,33% siswa mendapatkan skor tertinggi pada rentang 255 - 271, dan sebanyak 43,33% siswa kelompok eksperimen berada di atas rata-rata ( dengan rata-rata berada pada rentang 204 - 220).

2. Deskripsi Data Skor Minat Belajar Kimia Kelompok Kontrol

(50)

rata-rata 192,54; median 192,5; dan modus 194,55• Deskripsi data skor

minat belajar kimia disajikan dalam tabel 5 dan gambar 3.

Dengan menggunakan kategoti yang sama pada kelas eksperimen, maka rata-rata kelas kontrol 192,5 masuk pada range 162 < X atau pada kategoti minat sangat tinggi. Hal tersebut berarti bahwa minat belajar kimia siswa kelas kontrol sangat tinggi.

[image:50.518.75.433.153.568.2]

,_

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Relatif Minat Belajar Kimia Kelas Kontrol

Interval 215-225 204-214 193 - 203 182 - 192 171-181 160-170 Nilai Tem.J:ah 220 209 198 187 176 165 Jumlah BatasNyata 214,5 - 225,5 203,5 - 214,5 192,5 - 203,5 181,5 -192,5 170,5 - 181,5 159,5 - 170,5

1 Batas Nyata Frekuensi Absolut 2 6 7 9 2 4 30

Gambar 3. Grafik Histogram Kelas Kontrol

(51)

Dari tabel distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa sebanyak 13,33% siswa kelompok kontrol mendapatkan skor terendah pada rentang 160 - 170 dan sebanyak 6,67% siswa mendapat skor tertinggi pada rentang 215 -225.

B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

[image:51.518.52.449.134.522.2]

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors pada taraf signifikan 5%.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen Variabel N Lhitune Ltabel Kesimpulan

x

30 0,1557 0,1610 Normal

Hasil perhitungan uji nonnalitas untuk data minat belajar kimia diperoleh L1iitung 0,1557 < 0,1610 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30, maka hipotesis no! (Ho) diterima, yang berarti bahwa data minat belajar kimia kelas eksperimen berdistribusi normal6•

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors pada taraf signifikan 5%.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol Variabel N Lhituno: Ltabe1 Kesimnulan

y 30 0,0599 0,1610 Normal

(52)

2. Uji Homogenitas

Dari hasil pengujian homogenitas diperoleh F1i;1ung 1,644 dan F1abe1 1,8508 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan pembilang 29 dan derajat penyebut 29. Karena F1iitung lebih kecil dari F1abel (1,644

<

1,850), maka hipotesis no! (Ho) diterima, yang berarti bahwa varians kedua kelompok sama atau homogen9•

C. Analisis Data

Setelah melalui uji prasyarat analisis, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdistribusi 1101mal dan homogen. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata kelas eksperimen adalah 204,6 dan rata-rata kelas kontrol 192,5. Standar eror perbedaaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol 4,83. Kenrndian dilakukan uji-t, didapat thitung 2,5110• Dari tabel distribusi t

dengan taraf signifikan 5% diperoleh harga t1abel 2,0011• Hasil uji-t tersebut

[image:52.518.50.445.166.487.2]

disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji-t Minat Belajar Kimia Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Variabel Sampel thitunP ttabel Kesimpulan

Minat belajar kimia

Menolak Ho atau

kelas eksperimen 60 2,51 2,00

menerima Ha dan kelas kontrol

D. Interpretasi Data

Skor minat tertinggi pada kelas eksperimen adalah 266 dan skor terendahnya adalal1 170. Sedangkan skor minat tertinggi kelas kontrol adalah 221 dan sko

Gambar

Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ....................................... 116
Grafik Histogram Kelas Eksperimen .................................................. 33
Tabel Barga Kritik dari r Product Moment ....................................... 116
Gambar 1. Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan kepada sudara, apabila dikuasakan harus disertai dengan surat kuasa atau surat tugas dari direktur kepada penerima kuasa atau penerima tugas dan

Restoran   adalah  fasilitas  penyedia   makanan  dan/atau  minuman  dengan

Pembuatan saluran terbuka yang berfungsi untuk mengalirkan air asam tambang yang akan terbentuk pada saat proses penimbunan.. Air akan dialirkan ke

Media pembelajaran ini dirancang agar dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam mempelajari materi sistem koordinat; (2) rancang bangun media pembelajaran sistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penilaian hasil tes dilakukan dengan mencatat perolehan waktu saat lari

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, pada bagian minimbang huruf a, bahwa membangun hukum nasional

untuk daerai yds kekurmgd hijaum. Akm t€rapi penmt ard KjlM sebasai pake remak nemiliki kcn&amp;la )'dnu kandunsln sem kdar yeg rin$i ds ai dli ntrb.isi rannin

[r]