SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh :
MUHAMMAD ZAKI YAMANI NIM. 1110046100131
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret 2015
i
menghadirkan kembali Dinar dan Dirham sebagai solusi dan timbangan yang adil di tengah-tengah masyarakat.
Penelitian ini adalah jenis penelitian lapanagan (field research). Adapun teknik pengumpulan data meliputi interview, dokumentasi. Sedangkan teknik
analisisnya deskriptif analitis. Deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan obyek
penelitian apa adanya secara proporsional. Sedangkan maksud analitis adalah berfikir tajam dan mendalam dengan berusaha menemukan kelemahan atau kekurangannya.
BMT Daarul Muttaqiin Depok , sebagai lembaga keuangan syari’ah tidak
menutup kemungkinan terdapat ketidaksesuaian dalam melakukan penerapan jual beli, tabungan dan investasi. Apalagi penerapan yang dilakukan BMT Daarul
Muttaqiin Depok dengan cara lebih modern, yaitu dengan cara online. Sehingga
ii
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada segenap umat manusia.
Shalawat beriringkan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, manusia yang sempurna keimanannya serta manusia yang paling mulia, hingga
patutlah menjadi teladan bagi seluruh umat manusia lainnya.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah. Penelitian yang berjudul
“Penerapan Transaksi Jual Beli Dinar dan Dirham (Studi Kasus di BMT Daarul
Muttaqiin Depok)” telah dapat penulis selesaikan .penulisan karya ilmiah dalam
bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu
(S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang
terbaik kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater, dan pihak-pihak yang
telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan,
penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar M.A. Phd. Selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H. selaku Ketua Program Studi
iii
4. Bapak Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukan agar skripsi
ini terselesaikan dengan baik.
5. Segenap Dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis.
6. Segenap staff perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas
penyediaan literature dalam penulisan skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Mukin dan Ibunda Inayah, serta adik-adik
tersayang dan keluarga yang telah memberikan motivasi, saran, dukungan dan
doa bagi penulis.
8. Keluarga Besar Perbankan Syariah 2010, khususnya teman-teman Perbankan
Syariah C 2010, Alumni Darussalam Gontor 2008 serta K.H.Abdullah Syukri
Zarkasyi, K.H. Hasan Abdullah Sahal, K.H. Syamsul Hadi Abdan S,Ag. Dan
masih banyak yang lainnya yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini.
9. Terimakasih juga untuk semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
iv
pahala yang berlipat ganda. Dengan segala kekurangan, besar harapan penulis agar
skripsi ini mampu memberikan manfaat serta pengetahuan bagi penulis pribadi dan
para pembaca lainnya. Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberikan
petunjuk dalam setiap langkah.
Jakarta, Maret 2015
Penulis
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah ... 6
2. Pembatasan Masalah ... 7
3. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Metodologi Penelitian ... 8
E. Kajian Pustaka ... 13
F. Sistematika Penulisan ... 14
vi
3. Pendapat Para Ahli Ekonomi tentang Uang Kertas ... 19
B. Konsep Dinar dan Dirham 1. Dinar dan Dirham dalam Al-Qur’an dan Hadist ... 22
2. Dinar dan Dirham Sebelum Islam ... 26
3. Dinar dan Dirham setelah Kedatangan Islam ... 29
4. Keunggulan dan Kelemahan Dinar dan Dirham ... 34
C. Transaksi Dinar dan Dirham dalam Islam 1. Muamalah dengan Dinar dan Dirham ... 46
2. Jual Beli Dinar dan Dirham ... 49
D. Dinar dan Dirham di Tengah Masyarakat Modern 1. Perkembangan Dinar dan Dirham di Luar Negeri ... 51
2. Perkembangan Dinar dan Dirham di Indonesia ... 52
3. Perkembangan Nilai Dinar dan Dirham ... 56
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT DAARUL MUTTAQIIN DEPOK A. Sejarah Berdirinya Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok ... 64
B. Visi dan Misi Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok ... 67
vii Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok.
1. Mekanisme Pembuatan M-Dinar ... 70
2. Cara Kerja M-Dinar ... 72
3. Akad-akad Yang Digunakan pada M-Dinar ... 73
B. Tinjauan Syariah Transaksi Jual Beli Dinar dan Dirham di BMT Daarul Muttaqiin ... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Gambaran Data Dinar di Gerai Dinar ... 3
2.1 Spesifikasi Koin Dinar dan Dirham yang beredar di Indonesia... 21
2.2 Roda-roda Penggerak Sistem Ekonomi Islam ... 45
4.1 Jaringan M-Dinar ... 70
x No. Keterangan Halaman
1 Hasil Wawancara ... 97
1
Pemikiran ekonomi Islam lahir dari kenyataan Islam sebagai sistem yang
diturunkan Allah kepada manusia untuk menata seluruh aspek kehidupan dalam
seluruh ruang dan waktu. Adapun karakter Islam yang paling kuat adalah fungsi,
sistem, dan penataan yang obyeknya adalah individu, keluarga, sosial,
pendidikan, budaya, ekonomi, dan politik. Diatas semua itu, Islam juga menata
aspek spiritual kehidupan manusia. Berkenaan dengan konteks realitas sosial,
masalah ekonomi juga dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.1
Dalam paradigma ini, Al-Qur’an pertama kali menjelaskan konsep
kepemimpinan manusia di bumi yang direalisasikan dalam bentuk pemakmuran
bumi. Manusia harus mampu mendayagunakan semua fasilitas kehidupan yang
telah diciptakan Allah dalam perut bumi atau permukaan bumi. Adapun hasil
interaksi antara manusia dengan tanah adalah harta. Karena itu Al-Qur’an
menganggap harta yang baik adalah sebagai tulang punggung kehidupan
manusia.2
Sebagai upaya pengembangan potensi umat dan untuk mengamalkan Surat Al Hasyr ayat 7 “….supaya harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu…...”, yang merupakan prinsip dasar ekonomi
1
Suhaji Lestiadi, Ekonomi Islam :Upaya Merekontruksi Ekonomi Umat(Jakarta : Tim Mudzakarah Perpustakaan Muhammadiyah, 2000), h. 60.
2
Islam.3 Adapun kajian pemikiran ekonomi Islam di zaman modern ini banyak
yang membahas aspek keuangan baik mikro dan makro. Di Indonesia sendiri
lembaga keuangan mikro memiliki banyak keragaman seperti koperasi dan Bait
al-Mal wa at Tamwil (BMT) yang telah dikenal sebagai produk khas Indonesia
dan sedang tumbuh pesat.4
Dalam hal ini BMT telah menjadi institusi ideal sebagai upaya
pengembangan potensi umat dan untuk mengamalkan Surat Al Hasyr ayat 7 yang
mana perputaran harta haruslah berkelanjutan sehingga gerakan sosial tidak selalu
didanai oleh donasi saja. Namun kelanjutan kegiatan sosial yang menjadi fungsi
komersial Bait at-Tamwil juga harus memiliki sumber pendanaan yang kontinyu.5
Dengan dua fungsi tersebut, BMT bisa menjadi social business yang
sesungguhnya. Sayangnya, fungsi ideal yang digadang-gadang sebagai sokoguru
perekonomian bangsa, koperasi ataupun BMT belum sepenuhnya hadir di hati
masyarakat. Meskipun koperasi dan BMT telah menjamur, namun masyarakat
yang memiliki dana belum banyak yang melirik BMT ataupun koperasi sebagai
tempat pilihan mereka untuk menyimpan dana.6
Selain itu, di era uang kertas yang seringkali tergerus inflasi seperti saat
ini, model baru pemberdayaan ekonomi dalam bentuk dinar dan dirham baik
3
Muhaimin Iqbal,Dinar Nomics ; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil(Jakarta : Sinergi, 2010), h. 246.
4
Euis Amalia, Tantangan dan Peluang Islamic Micro Finance(Jakarta : Ekonomika, 2013), h. 58.
5
Muhaimin Iqbal,Dinar Nomics ; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil,
h.247. 6
sebagai alat transaksi, simpanan, ataupun produk investasi tentu sangatlah
dibutuhkan, karena dinar dan dirham dapat menjadi solusi mengatasi krisis dan
inflasi. Lagipula saat ini sudah ada BMT yang mempromosikan dinar dan dirham
sebagai produk simpanan. Misalnya, Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok dan
BMT Al-Azhar Jakarta. Selain itu banyak pula outlet yang menjual belikan dinar
[image:17.612.127.529.219.536.2]dan dirham, seperti Gerai Dinar, Wakala Induk Nusantara, Salma Dinar.
Gambar 1.1 Gambaran Data Dinar di Gerai Dinar :
Sumber : Gerai Dinar (http://www.geraidinar.com/index.php/grafik-dinar)
Wakala atau gerai tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang sama, paling
tidak tujuan besarnya adalah :
a. Menjaga dan mencatat Dinar dan Dirham.
c. Melakukan pengiriman Dinar dan Dirham ke segenap penjuru dunia.
d. Mengatur penukaran uang kertas ke dalam bentuk Dinar dan Dirham.
Dan wakala atau gerai setidaknya sudah menerapkan beberapa transaksi di
dalamnya, diantaranya :
a. Transaksi jual beli pertukaran mata uang ( As-sharf )
b. Transaksi Penyimpanan mata uang dinar dan dirham ( Al-wadi’ah )
Jika merujuk pada masa dahulu seperti pada masa Rasulullah, sahabat, dan
tabiin mereka telah menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar. Bahkan,
sebelum itu dinar dan dirham juga telah digunakan oleh manusia untuk
bertransaksi muamalah. Begitupun saat ini, oleh sebagian masyarakat Indonesia
dinar dan dirham telah digunakan selain sebagai alat tukar juga digunakan sebagai
media investasi, mahar pernikahan, koleksi, dan romantisme kejayaan dinasti
Islam. Selain itu, minimarket pun sudah ada yang menerima dinar dan dirham
sebagai alat pembayarannya.
Secara nilai, dinar dan dirham bukanlah uang biasa, karena uang tersebut
terbuat dari emas dan perak sehingga membawa nilainya sendiri (inherent). Fakta
telah membuktikan bahwa ketika zaman Rasulullah dengan satu dinar cukup
untuk membeli kambing, dan saat ini dengan satu dinar pun masih bisa untuk
membeli kambing yang baik di Jakarta. Nilai asal emas adalah tinggi kalaupun
kembali bernilai tinggi. Memang benar, harga emas pernah jatuh secara
signifikan, namun ia dapat kembali ke tren jangka panjangnya yaitu naik.7
Dalam sejarah mata uang, uang kertas merupakan evolusi dari kuitansi,
karena dahulu masyarakat menitipkan koin emasnya di tempat penitipan dan
kuitansi sebagai gantinya. Namun setelah pembatalan perjanjian Bretton Woods
pada 1971 oleh Presiden Amerika Serikat Richard Nixon, uang kertas dicetak
tanpa back up emas. Artinya, uang kertas yang digunakan saat ini tak lebih hanya
tanda terima dari bank sentral yang tidak dijamin apapun. Padahal sebelum
pembatalan tersebut telah disepakati oleh dunia international pada 1944 melalui
Bretton Wood bahwa pencetakan uang kertas harus di back up emas.
Dewasa ini upaya-upaya penggunaan kembali dinar dan dirham sebagai
mata uang terus meluas, keping demi keping dinar dan dirham terus dicetak dan
semakin luas peredarannya. Misalnya, Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok
ini menyediakan produk simpanan dinar berbasis teknologi (M-Dinar) sebagai
sistem pembayaran yang berbasis gold dinar payment system, di mana produk
tersebut belum ada di perbankan syariah mana pun.
Secara konsep Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok ini menghendaki
kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki dinar emas secara mencicil di mana
pun berada. Akan tetapi jika kita perhatikan, praktik tabungan M-Dinar ini masih
7
menjadi pertanyaan besar, karena pada umumnya masyarakat menggunakan uang
kertas sebagai alat transaksi dalam berbagai bidang muamalah.
Dalam peristiwa tersebut tentu sangat menarik untuk dikaji, mengingat hal
ini merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi syariah dan merupakan suatu
gebrakan baru yang dilakukan BMT mengamalkan kembali dinar dan dirham
dengan cara yang berbeda dan lebih modern, yakni dengan cara online yang dapat
diakses dari mana saja untuk membeli atau menjual dinar dan diram melalui
handphone atau PC. Sehingga penulis tertarik untuk membahasnya, antara lain
bagaimana transaksi jual beli dinar dan dirham di Koperasi BMT Daarul
Muttaqiin Depok itu. Untuk membahas permasalahan tersebut penulis mengambil
sebuah judul “PENERAPAN TRANSAKSI JUAL BELI DINAR DAN
DIRHAM ( STUDI KASUS DI BMT DAARUL MUTTAQIIN DEPOK)”
sebagai judul skripsi ini.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengidentifikasi ke dalam
dua permasalahan.
a. Memahami teori mata uang, sejarah dinar, dirham, dan uang kertas, serta
mengetahui keunggulan dan kelemahan yang dimiliki dinar dirham, dan
b. Mendeskripsikan tentang bagaimana penerapan jual beli dinar emas yang
dilakukan Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok.
2. Pembatasan Masalah
Dari berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas dan Untuk menjaga
agar penulisan skripsi lebih terarah dan menghindari kemungkinan
pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti, maka
skripsi ini memilih BMT Darul Muttaqiin yang merupakan salah satu BMT di
Indonesia sebagai objek penelitian. Penulis akan memfokuskan penelitian ini
pada penerapan transaksi jual beli dinar. dalam penelitian ini, penulis akan
mendeskripsikan mekanisme transaksi jual beli dinar yang di terapkan BMT
Darul Muttaqin Depok.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana mekanisme pelaksanaan jual beli dinar yang terjadi di
Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok?
b. Bagaimana tinjauan syariah terhadap transaksi jual beli dinar di BMT
Darul Muttaqin Depok ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan yang diharapkan dapat
a. Mengetahui mekanisme pengelolaan jual beli dinar yang terjadi di Koperasi
BMT Daarul Muttaqiin Depok.
b. Mengetahui hukum syariah penerapan dinar dan dirham di BMT Daarul
Muttaqiin Depok.
Adapun Manfaat yang dapat dipetik setidaknya terbagi menjadi dua
aspek:
1. Aspek akademis
a. Dapat menyumbangkan pemikiran terhadap sistem moneter Islami.
b. Dapat mengembangkan wacana sistem keuangan yang benar-benar Islami
dan adil.
c. Dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk berinvestasi dan
menggunakan dinar dan dirham dalam kehidupan sehari-hari
2. Aspek praktis
a. Dapat mengaplikasikan standarisasi sistem moneter dalam zakat, infak,
shadaqah, fidyah, ONH, (Ongkos Naik Haji) dan lain sebagainya.
b. Dapat menjadi solusi investasi di saat krisis.
D. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kantor Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Jl.
Kelapa Dua Raya No.189, Kelapa Dua – Tugu – Cimanggis – Depok – Jawa
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif deskirptif.
Dengan metode ini akan sangat tepat untuk menghasilkan sebuah infromasi
mendalam terkait penerapan jual beli dinar dan dirham yang terjadi di Koperasi
BMT Daarul Muttaqiin Depok, dimana penulis menggambarkan secara cermat
dan sistematis semua fakta yang ada pada Koperasi BMT Daarul Muttaqiin
supaya lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
Adapun studi kasus, merupakan sebuah cara yang tepat untuk
menggambarkan sebuah kondisi yang akan diteliti. Dalam penelitian studi kasus
dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu studi kasus eksplanatoris, eksploratis dan
deskriptif.8Dalam hal ini studi kasus sesuai untuk memecahkan masalah yang
menggunakan kata Tanya “bagaimana” atau “mengapa” yang di arahkan kepada
serangkaian peristiwa kontemporer, dimana penelitinya hanya memiliki peluang
kecil sekali atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan kontrol
terhadap peristiwa tesebut. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrument atau alat penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu
peneliti sebagai instrument juga harus “validasi” seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ketempat penelitian.9Selain itu,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan data secara langsung dan tidak
8
Masri Singarimbun,Metode Penelitian Survai (Jakarta : LP3ES 1989), h. 24.
9
langsung. Adapun data secara langsung diperoleh dari pihak yang bersangkutan
yaitu Koperasi BMT Darul Muttaqiin yang bertempat di Jl. Kelapa Dua Raya 189,
Kelapa Dua – Tugu – Cimanggis – Depok melalui wawancara. Sedangkan data
secara tidak langsung diperoleh dari dokumen buku dan internet.
Dari data-data tersebut diharapkan peneliti mampu mengetahui keadaan
yang sebenarnya terjadi kemudian menyajikan apa adanya. Dalam penelitian ini,
peneliti akan menggambarkan bagaimana praktik dinar dan dirham di Koperasi
Daarul Muttaqiin tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Field Research merupakan riset yang dilakukan dengan cara mengunjungi
langsung Koperasi BMT Daarul Muttaqiin yang menerapkan transaksi jual
beli dinar dan dirham.
b. Riset Perpustakaan (Library Research)
Library Reasearch merupakan riset dengan membaca buku-buku literature
yang ada di perpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c. Wawancara langsung (Interview)
Interview yaitu dengan cara mengadakan wawancara berupaya tanya jawab
langsung dengan pihak BMT. Artinya, pengelola BMT sebagai responden
dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan jual beli dinar dan
dirham yang ada di Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok, sesuai dengan
tuntunan Islam atau belum.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, tesis, makalah,
jenis-jenis karya tulis, agenda dan sebagainya. Dalam skripsi ini penulis
menggunakan dokumentasi yang langsung diambil dari obyek penelitian
(Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Jl. Kelapa Dua Raya 189 (d/h Jl. RTM),
Kelapa Dua – Tugu – Cimanggis – Depok – Jawa Barat) berupa arsip BMT.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
kualitatif deskriptif yaitu suatu metode analisis data dengan cara menguraikan
suatu gambaran atau kesimpulan mengenai penerapan jual beli dinar dan dirham
yang terjadi di koperasi BMT Daarul Muttaqiin Jl. Kelapa Dua Raya 189, Kelapa
Dua – Tugu – Cimanggis – Depok – Jawa Barat.
Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono, aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas dalam analisis
drawing/verification.10Adapun teknik analisis yang digunakan penulis untuk
menganalisis data adalah sebagai berikut :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, sehingga perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka
jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.11Dalam hal
ini peneliti mereduksi data-data yang diperoleh dari hasil wawancara,
dokumen dan observasi mengenai pelaksanaan jual beli dinar dan dirham di
Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, bagan,
flowchart maupun sejenisnya. Dengan mendisplaykan data , maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.12
c. Conclusion Drawing
Menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh sugiono, penarikan
kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
10
Ibid.,h. 246.
11
Ibid.,h. 247.
12
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.13
E. Kajian Pustaka
Ada penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan. Adapun penelitian tersebut mengenai Realisasi Penggunaan
Dinar dan Dirham pada Produk BMT Al-Kautsar. Yang diteliti oleh saudara
Gofur Abdul. Hasil penelitian tersebut menjelaskan tentang bagaimana cara BMT
Al-Kautsar merealisasikan kembali dinar dan dirham dengan produk yang mereka
andalkan, dan mensosialisasikannya kepada masyarakat, sehingga dinar dan dan
dirham dapat terealisasikan kembali.
Oleh karena itu, agar tidak terjadi duplikasi dalam beberapa penelitian
terdahulu, kali ini peneliti ingin mencoba mengembangkan dan mendalami dari
beberapa penelitian yang sudah ada tersebut tanpa mengabaikan sumber-sumber
data yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Letak perbedaan dari penelitian
terdahulu di atas, peneliti ini lebih mengkaji tentang mekanisme transaksi jual beli
dinar di BMT Darul Muttaqiin Depok dan tinjaun syariah dari mekanisme
tersebut.
13
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing
mempunyai titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang saling
melengkapi. Antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi pembahasan teori uang dalam Islam, konsep dinar dan
dirham, transaksi dinar dan dirham dalam islam, dinar dan dirham ditengah
masyarakat modern.
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT DAARUL MUTTAQIIN
DEPOK
Bab ini memaparkan tentang sejarah berdirinya Koperasi BMT Daarul
Muttaqiin Depok, visi dan misi Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok, produk
dan jasa Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas rinci mengenai transaksi dinar dan dirham yang ada di
Koperasi BMT Daarul Muttaqiin Depok dan tinjaun syariah penerapan transaksi
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dalam
bab IVdan saran-saran yang direkomendasikan oleh penulis kepada instansi yang
16
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Uang dalam Islam
1. Sejarah Uang dalam Islam
Secara umum uang diartikan sebagai alat pembayaran (mean of
payment) atau alat pertukaran (medium of echange).1Dalam fiqh ekonomi
Umar r.a disebutkan bahwa uang adalah segala sesuatu yang dikenal dan
dijadikan sebagai alat pembayaran dalam bermuamalah di antara mereka.2
Menurut Frassminggi Kamasa, “uang merupakan jantung pasar,
apabila pasar ingin berfungsi dengan sukses sebagaimana namanya, maka
uang harus berfungsi secara bebas dan adil (free and fair market).3Artinya,
uang harus berfungsi dalam pasar secara bebas dan adil.
Sementara A.Hasan menjelaskan bahwa uang adalah salah satu pilar
ekonomi yang dapat memudahkan proses pertukaran komoditi dan jasa.
Karena pada sejarah awal, manusia tak mengenal uang sehingga mereka
melakukan pertukaran antar barang dan jasa secara barter.4
Diskursus tentang uang dan hakikatnya sebagian fuqaha sepakat
bahwa uang adalah bentuk penciptaan dan terbatas pada dinar (emas) dan
dinar (perak) yang dicetak sebagai mata uang, dengan alasan bahwa Allah
1
Said Kelana, Teori Ekonomi Makro (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), h. 153. 2
Jaribah bin Ahmad, Fikih Ekonomi Umar (Jakarta : Khalifa, 2006), h. 326-327. 3
Frassminggi Kamasa, The Age Deception (Jakarta : Gema Insani, 2012), h. 239. 4
menciptakan emas dan perak untuk menjadi dua mata uang yang dijadikan
alat barter dan sebagai tolak ukur nilai.
Dalam hal ini Al-Ghazali menegaskan bahwa dengan uang emas dan
perak dunia ini akan tegak. Sebab, diantara nikmat Allah adalah penciptaan
dinar dan dirham dengan keduannya tegaklah dunia. Keduanya adalah batu
yang tiada manfaat dalam jenisnya, tapi manusia sangat membutuhkan
keduanya.5
Ibnu Qudamah menyatakan, “harga emas dan perak adalah nilai harta
dan modal dagang, yang dengan itu terjadilah mudharabah dan syarikah, dan
ia diciptakan untuk itu. Maka disebabkan keasliannya dan penciptannya
terjadilah perdagangan yang dipersiapkan untuknya. “sedangkan Al-Maqrizi
menjelaskan bahwa uang yang menjadi harga barang-barang yang dijual dan
nilai pekerjaan adalah emas dan perak saja.6
Adapun sejarah penciptaan uang Al-Ghazali kembali menjelaskan
bahwa konsep barter yang sarat dengan kelemahan dan kekurangan
mengakibatkan terjadinya peralihan alat pertukaran dari barang sebagai uang
menjadi emas dan perak menjadi standar nilai mata uang.7Selain itu barter
sangat tidak efisien karena ada perbedaan karakteristik barang-barang, dan
evolusi uang yang terjadi karena kesepakatan dan kebiasaan, yakni tidak akan
5
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 327.
6
Ibid.,h. 327. 7
ada masyarakat tanpa pertukaran barang dan tidak ada pertukaran yang efektif
tanpa ekuivalensi. Sedangkan ekuivalensi hanya dapat ditentukan dengan
tepat bila ada ukuran yang sama. Sehingga penciptaan koin emas (dinar) dan
koin perak (dirham) merupakan karunia Allah dan semua transaksi ekonomi
didasarkan pada dua jenis uang ini.8
Dalam perkembangan islam uang telah banyak dijelaskan oleh
Rasulullah SAW, sahabat dan generasi sesudahnya. Dimana dinar dan
dirhamlah yang digunakan oleh mereka sebagai alat transaksi dalam
kehidupan sehari-hari. Selain logam, tembaga (fals atau fulus) juga digunakan
sebagai uang, namun tidak sepenuhnya dihukumi sebagai uang.9
2. Peran, Fungsi dan Karakteristik Uang
Pada umumnya uang berfungsi sebagai alat tukar (medium of
exchange), sebagai penyimpan nilai (store of value), sebagai satuan
perhitungan (unit of account),10 dan sebagai standar pembayaran utang yang
ditunda (standar of deferred payment).11Adapun fungsi dan karakteristik mata
uang jauh sebelum itu telah dijelaskan oleh ibnu taimiyah bahwa mata uang
merupakan pengukur nilai dan media pertukaran bagi sejumlah barang yang
berbeda.12
8
Adiwarman A Karim,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 334-335. 9
Andri Kurniawan, “Sejarah Dinar”, artikel diakses pada 29 Oktober 2014 dari http:// www.usahadinar.com /sejarah-dinar/,.
10
Muhaimin Iqbal, Dinar Nomic ; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil, h. 104.
11
Said Kelana, Teori Ekonomi Makro, h. 155. 12
Sedangkan Al-Maqrizi menjelaskan, “sejak sebelum maupun setelah
kedatangan islam uang telah digunakan umat manusia untuk menentukan berbagai harga barang dan biaya tenaga kerja. “Artinya, uang mempunyai
peranan sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Sebab, dengan
menggunakan uang, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup serta
memperlancar aktifitas kehidupan dan untuk mencapai tujuan ini, mata uang
yang dipakai hanya terdiri dari emas dan perak.13
3. Pendapat Para Ahli Ekonomi tentang Uang Kertas
Menurut Muhaimin Iqbal secara efektif uang resmi yang kita pakai
saat ini (rupiah,dollar) memang dapat digunakan sebagai alat tukar. Namun, ia
tidak memerankan fungsi store of value dan unit of account. Sebab, uang
kertas hanya memerankan sebagai alat tukar (medium of exchange) saja.
Sedangkan fungsi store of value nilainya mudah tergerus inflasi. Nilai yang
terus menurun itulah yang membuat uang kertas tidak bisa konsisten dipakai
sebagai unit of account.14
Lebih tegas Muhaimin Iqbal menyatakan,” kita tahu fakta di dunia
modern ini bahwa uang kertas tidak akan bertahan terlalu lama. Bahkan
semua uang kertas yang ada di dunia modern ini tidak ada satupun yang telah
membuktikan dirinya bisa survive dalam seratus tahun saja. Bisa jadi nama
uangnya masih ada, tetapi daya belinya sangat jauh berbeda dalam rentang
13
Ibid, h. 373. 14
waktu yang tersebut”.15
Sementara itu, Direktur Wakala Induk Nusantara, Zaim Saidi menyatakan, “fiat money is fraud.”Artinya, fiat money adalah
penipuan. Karena, uang kertas sama-sama dari kertas yang tak bernilai,
berbeda karena gambarnya. Selain itu uang kertas adalah pajak dan riba.16
Hal senada juga dijelaskan oleh Frassminggi Kamasa bahwa uang
kertas adalah bentuk penipuan terbesar dalam sejarah manusia.Uang kertas
tidak memiliki nilai intristik dan tidak dijamin oleh emas yang dari hari ke
hari nilainya terus merosot. Bukan hanya uang kertas yang terus menurun,
dolar yang merupakan fiat money juga mengalami inflasi. Bahkan sejak
pendirian The Fed, dolar AS telah kehilangan 95% dari daya belinya. Dengan
kata lain dolar tidak mampu berfungsi sebagai alat pengukur nilai yang setia.17
Lutfi Hamidi juga menyatakan bahwa penggunaan uang kertas sebagai
alat transaksi moneter internasional telah membuka ruang penjajahan baru dan
sebagai salah satu biang ketidakadilan moneter dunia. Pasalnya, dengan uang
kertas itulah sebuah negara bisa menjajah, menguasai, bahkan melucuti
kekayaan negara lain. Dimana negara yang memiliki nilai uang kertas lebih
kuat, ia menekan negara lainnya lebih rendah.18Maka jelas bahwa uang kertas
tidak seperti dinar dan dirham yang memiliki nilai stabil. Bahkan penerbitan
uang kertas yang berlebihan akan berakibat inflasi keuangan yang dapat
15
Ibid.,h. 88.
16Zaim Zaidi, Makalah, “International Trade As Medium of Business Interaction And The Use of Gold Dinar : Historical Perspective and Future Challenges” (Malang: Universitas Malang, 2014), h. 2.
17
Frassminggi Kamasa,The Age Deception, h. 161.
menyebabkan kenaikan harga-harga dan kekacauan kondisi masyarakat.
Dengan demikian dinar dan dirham merupakan alternatif mata uang yang
lebih baik dibandingkan uang kertas sekalipun.
B. Konsep Dinar dan Dirham
Secara bahasa, dinar berasal dari kata denarius (Romawi Timur)
sedangkan dirham berasal dari kata drachma (Persia)19 yang keduanya telah
digunakan sejak awal penyebaran Islam hingga berakhirnya kekhalifahan
Usmaniah Turki tahun 1924 untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti
[image:35.612.121.520.372.570.2]zakat dan diyat.20
Gambar 2.1 Spesifikasi Koin Dinar Dirham yang Beredar di Indonesia
½ Dinar 1 Dinar 2 Dinar 1/6 Dirham
2.125gr emas 4.250gr emas 8.500 gr emas 0.495 gr perak
(22 karat, 917) (22 karat, 917) (22 karat, 917) (perak 999)
Diameter: 20 mm Diameter: 23 mm Diameter: 26 mm Diameter: 16
19
Nurul Huda dkk, Ekonomi Makro Islam, Jakarta : Kencana, 2008, h. 100. 20Andri Kurniawan “Sejarah Dinar”
½ Dirham 1 Dirham 2 Dirham 5 Dirham
1.486 gr perak 2.975 gr perak 2.975 gr perak 14.875 gr
(perak, 999) (perak, 999) (perak, 999) (perak,999)
Diameter: 18 Diameter: 25 Diameter: 25 Diameter:27
Sumber : Wakala Induk Nusantara
Sesuai dengan laporan perkembangan dinar dan dirham di Indonesia
yang disusun oleh Wakala Induk Nusantara bahwa sebagai nuqud, dinar emas dan
dirham perak memiliki status yang berbeda dari alat tukar jenis ketiga, yakni fulus
yang berlaku dengan nilai tukar yang sangat kecil atau dibawah 1 dirham atau ½
dirham yang secara tradisional terbuat dari tembaga. Dinar adalah koin emas
berkadar 22 karat (91,70%) dengan berat 4,25 gram. Sedangkan dirham perak
adalah koin perak murni (99.95%) dengan berat 2.975 gram. Standar dinar dan
dirham ini telah ditetapkan oleh Rasulullah pada tahun 1 Hijriyah, dan kemudian
ditegakkan oleh Amirul Mukminin Umar ibn Khattab pada tahun 18 Hijriyah saat
untuk pertama kalinya Khalifah Umar ibn Khattab mencetak koin dirham.
1. Dinar dan Dirham dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist
Dinar dan dirham adalah dua mata uang yang terbuat dari emas dan
dari itu kata emas (dzahab) dan perak (fidhdhah) dalam Al-Qur‟an disebutkan
masing-masing tak kurang dari delapan dan tujuh ayat.21
Meskipun demikian, Al-Qur‟an tidak secara eksplisit memerintahkan
untuk menggunakan dinar dirham sebagai mata uang dan tidak mengklaim
bahwa dinar dan dirham adalah satu-satunya mata uang yang sah untuk umat
islam dalam transaksi dan berbagai aktivitas ekonomi lainnya. Hanya saja
penyebutan dalam Al-Qur‟an itu secara implicit menunjukkan pengakuan
Allah terhadap superioritas dinar dan dirham.22Di antaranya Allah
menyebutkan kata emas dan perak dalam QS : At-Taubah : 34 sebagai harta
dan alat pembayaran infak.
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan
21
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan
(Jakarta : Senayan, 2007), Cet. Pertama, h. 79-80. 22
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (QS.
At-Taubah : 34)
Menurut wahidi sebagaimana dikutip Wahbah Zuhaily makna ayat ; wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ketahuilah
bahwa banyak dari orang-orang berilmu Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
mengambil orang lain dengan jalan bathil, adalah dari pengikut mereka (rahib dan ahli qira‟ah) mengambil harta dalam wujud pungutan dan iuran wajib untuk tempat-tempat ibadah. Sedangkan mereka mengatakan kepada orang-orang bahwa infak tersebut merupakan ketentuan syariat serta untuk
mendekatkan diri kepada Allah.23
Bahkan sebagian dari mereka manghalalkan harta setiap orang selain mereka yaitu dari kalangan penganut agama-agama lain walaupun dengan pengkhianatan atau pencurian, dan itu semua termasuk dalam kategori memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil, buruk, dan terlarang. Selain itu, sifat umum dalam diri para pemimpin dan di antara umat islam lainnya yaitu sifat bakhil dan menolak menunaikan hak-hak Allah yang berkaitan dengan harta mereka. Di mana mereka menyimpan emas dan perak, menghimpun harta dan menyimpannya dan tidak menunaikan hak-hak syariat yang wajib mereka tunaikan seperti kewajiban zakat, dan mereka juga tidak menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah. Oleh karena itu mereka layak mendapatkan azab yang pedih. Harta yang ditetapkan syariah adalah harta yang disimpan itu adalah yang tidak ditunaikan zakatnya meskipun tampak jelas. Adapun harta yang dikubur jika dikeluarkan zakatnya maka ini tidak
dinyatakan sebagai penyimpan.24
23
Wahbah Zuhaily, Tafsir Al-Wasith, Penerjemah Muhtadi, dkk Cet. 1, (Jakarta : Gema Insani, 2012), h.753.
24
Sebagaimana dalam QS At-Taubah : 34 yang disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa orang yang menimbun emas dan perak, baik dalam bentuk mata uang maupun dalam bentuk kekayaan biasa dan bagi mereka yang tidak mau mengeluarkan zakatnya akan diancam dengan azab yang pedih. Dalam hadist, dinar dan dirham juga banyak disebutkan dalam hadist antara lain :
a. “Dari „Ubadah bin As-Shamit, ia mengatakan bahwasanya Rasulullah bersabda : “(diperbolehkan menjual emas dengan emas, perak dengan
perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan
kurma, dan garam dengan garam dengan syarat harus sama sejenis serta
secara tunai – dari tangan ke tangan. Jika jenisnya berbeda, juallah
sekehendakmu jika dilakukan secara tunai – dari tangan ke tangan.”
(HR.Muslim).25
b. Hadist rawayat Imam Bukhari, Ali bin Abdullah menceritakan kepada
kami, sufyan menceritakan kepada kami, syahib bin Gharqadah
menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk
bercerita tentang „Urwah, bahwa nabi SAW memberikan uang satu dinar
kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang
tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan
harga satu dinar. Ia pulang membawa satu dinar dan satu ekor kambing.
Nabi SAW mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya.
25
Seandainya Urwah membeli debu pun, ia pasti beruntung”
(HR.Bukhari).26
c. Rasulullah SAW bersabda : “tidak ada kewajiban atas harta emas yang
belum sampai 20 dinar. Apabila telah sampai 20 dinar, maka zakatnya
adalah setangah dinar. Demikian juga perak tidak diambil zakatnya
sebelum sampai 200 dirham yang dalam hal ini zakatnya adalah 5
dirham.” (HR.Bukhari).27
d. Dalam hadist lain Nabi Muhammad juga menyebutnya dengan istilah
wariq; “Uang logam perak yang jumlahnya di bawah lima auqiyah tidak
ada kewajiban zakat atasnya”. (HR.Bukhari).28
2. Dinar dan Dirham Sebelum Islam
Jauh sebelum islam datang semua orang memakai dinar dan dirham
sebagai alat tukar29 dan berbagai jenis dinar dan dirham telah beredar dalam
perdagangan yang merupakan akibat dari banyaknya bangsa Arab yang
berdagang dengan bangsa Romawi, Byzantium, dan pedagang lain yang
melewati negeri Arab.30Sehingga banyak pedagang dari berbagai negeri
datang ke Makkah bertemu dan bertransaksi dagang dengan menggunakan
26
Ibid.,h. 360. 27
Ibid.,h. 270. 28
Imam Zabidi, Ringkasan Hadist Shahih Bukhari, Penerjemah Ahmad Zaidun (Jakarta : Pustaka Amani, 2002), h. 26
29
Ryan Febrianti, “Saatnya Kembali ke Dinar Dirham”,h. 69. 30
dinar dan dirham.di mana ketika itu Makkah menjadi kota dagang
internasional yang dilalui tiga jalur besar perdagangan dunia.31
a. Jalur dagang selatan atau lalu lintas perdagangan antara Romawi dan India
melalui Arab.
b. Jalur dagang Romawi dan Persia disebut sebagai jalur dagang utara.
c. Jalur dagang Syam dan Yaman disebut jalur Utara-Selatan.
Selain itu, pada masa jahiliyah bangsa Arab tidak memiliki mata uang
tersendiri dan mereka menggunakan dinar emas Hercules, Byziantium, dan
dirham perak Dinasti Sasanid dari Iraq, serta sebagian mata uang bangsa
Himyar, Yaman.32Bahkan sebelum Masehi, bangsa Lidya, Yunani, Romawi
dan Persia, selain emas dan perak sebagai bahan pembuatan uang. Namun
masing-masing dari mereka memiliki penamaan, bentuk, dan ukuran yang
berbeda-beda, antara lain :33
a. Bangsa Lidya merupakan bangsa pertama yang mengenal uang cetakan.
Di mana pada masa Croseus 570-546 SM, Negara berkepentingan
mencetak uang dan pertama kalinya pada masa itu terkenal dengan mata
uang emas dan perak yang halus dan akurat.
b. Bangsa Yunani membuat uang komoditas sehingga tersebar di antara
mereka kapak sebagai utensil money dan koin-koin dari perunggu. Mereka
31Agustianto, “Keunggulan dan Keberkahan Dinar”,artikel diakses pada 27 Oktober 2014dari http://islamicfinance.co.id.
32
Ahmad Hasan, Mata Uang Islam, h. 30-31. 33
juga membuat emas dan perak yang beredar dalam bentuk batangan
hingga dimulainya pencetakkan uang tahun 406 SM. Namun ukiran uang
mereka berbentuk berhala, pimpinan-pimpinan mereka, dan nama negeri
di mana uang itu dicetak. Adapun mata uang utama mereka adalah
drachma yang terbuat dari perak.
c. Sebelum abad ke -3 SM bangsa Romawi menggunakan mata uang yang
terbuat dari perunggu yang disebut aes (aes signatum aes rude) dan mata
uang koin yang terbuat dari tembaga. Adapun orang pertama kali yang
mencetaknya adalah Numa atau Servius Tullius, dan koin itu dicetak pada
tahun 269 SM kemudian 268 SM mereka mencetak denarius dari emas
sebagai mata uang imperium Romawi yang dicetak dengan ukiran bentuk
tuhan-tuhan, dan pahlawan-pahlawan mereka hingga masa Julius Cesar
yang kemudian gambarnya dicetak di atas uang tersebut.
d. Bangsa Persia mengadopsi pencetakan uang dari bangsa Lidya setelah
penyerangan mereka pada tahun 546 SM. Uang dicetak dari emas dan
perak dengan perbandingan 1:13,5. Uang pada mulanya berbentuk persegi
empat yang kemudian dirubah menjadi bundar dengan ukiran-ukiran
tempat peribadatan mereka dan tempat nyala api. Namun mata yang yang
tersebar luas adalah dirham perak yang betul-betul murni.
Mata uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah
2000 SM uang standar mereka adalah uang emas dan perak yang
dikenalkan oleh Julis Cesar dan Romawi sekitar tahun 46 SM dengan
standar konversi uang emas ke uang perak atau sebaliknya dengan
perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Cesar ini
kemudian berlaku di eropa sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.34
3. Dinar dan Dirham Setelah Kedatangan Islam
Setelah Islam tersiar dan diterima sebagai agama di hampir seluruh
jazirah Arab, dinar dan dirham terus digunakan untuk bertransaksi.35
Begitupun Rasulullah juga menerima dinar dan dirham sebagai alat
pertukaran dan standar ukuran hukum-hukum syar‟i, seperti kadar zakat dan
diyat. Artinya, penerima Rasulullah terhadap mata uang tersebut merupakan
sebuah pengakuan dan penerimaan nabi (sunnah taqririyah) atas praktik yang
ada pada saat itu.36
Pada awal penerimaan islam dua mata tersebut diimpor dari Roma
(dinar) dan Persia (dirham), karena ketika itu dinar dan dirham merupakan
satuan moneter di kerajaan Roma dan Persia.37 Demikian halnya ketika itu
masa Khulafaur Rasyidin dinar dan dirham masih mengikuti model Romawi
34
Muhaimin Iqbal, Dinar Nomic ; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil, h. 83-84.
35
M. Luthfi Hamidi,Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, h. 79-80.
36
Nurul Huda dkk, “Sejarah Dinar”, h. 98. 37
dan Persia. Namun, sedikit demi sedikit terdapat perubahan pola dan
modelnya antara lain sebagai berikut:38
a. Pada masa Abu Bakar uang dinar Hercules dan dirham Persia tetap
digunakan.
b. Umar bin Khattab pada tahun ke 18 H, pendapat lain pada tahun 20 H
dirham islam berhasil dicetak. Namun, masih mengikuti model cetakan
Sasanid yang berukiran Kisra dengan tambahan ukiran kalimat Tauhid
dalam jenis Kufi, seperti Basmallah, Bismillah Rabbi, Tahmid, dan
kalimat Muhammad Rasulullah pada sebagian yang lainnya. Ukuran
dirham ketika itu 6 daniq dan ukuran setiap 10 dirham adalah 7 mistqal
sebagaimana pada masa Nabi Saw.
c. Model dirham di masa Umar tersebut berlanjut hingga kekhalifahan
Usman bin Affan. Hanya saja dirham di masa Usman dibubuhi tulisan
tanggal dan kota tempat pencetakkan dengan huruf bahlawiyah dan salah
satu kalimat Bismillah, Barakah, Bismillah Rabbi, Allah, dan Muhammad
dengan tulisan Kufi.
d. Model dirham yang dipakai pemerintah Usman diikuti oleh pemerintahan
Ali bin Abi Thalib. Hanya saja dilingkaran dirham pada masa Ali bin Abi
Thalib dituliskan salah satu kalimat Bismillah, Bismillah Rabbi, dan
Raiyallah dengan tulisan Kufi.39
38
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami, h. 33. 39
Adapun rujukan yang acapkali digunakan untuk membedakan antara
dinar yang dicetak masa Khulafaurrasyidin dengan Bizantium adalah
ornament kaligrafi Arab yang mencolokkan ukuran beratnya. Namun, pada
umumnya gold dinar adalah koin emas 22 karat dengan ukuran setara 1
mistqal atau sama dengan 4,25 gram.40Sedangkan dirham adalah koin perak
yang beratnya mencapai tiga gram perak.41
Sementara model dirham Persia masih dicetak hingga masa daulah
bani Muawiyah hanya saja dibedakan dengan gambar dan pedang
gubernurnya di Iraq, dan oleh Ziyad dicantumkan nama khalifah.
Pencantuman gambar dan nama kepala pemerintah pada mata uang oleh
Muawiyah dan Ziyad masih dipertahankan sampai saat ini, termasuk di
Indonesia.42
Meskipun demikian mata uang yang beredar pada waktu itu belum
berbentuk bulat seperti uang logam sekarang ini. Barulah ketika zaman Ibnu
Zubair uang berbentuk bulat, namun peredaranya terbatas di Hijaz. Pada tahun
76 H Abdul Malik mendirikan percetakan yang di Daar Idjrard, Suq Ahwaj,
Sus, Jay, Manadar, Maysan, Ray, dan Abarqudabh. Kemudian dirham dicetak
dengan lafaz-lafaz islam yang bergaya tulisan Kufi, namun dirham Persia
tidak digunakan lagi. Selang dua tahun kemudian (77 H/697M) Abdul Malik
40
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, Ensiklopedia Islam Al-Kamil, (Penerjemah Ahmad Badjeber, dkk (Jakarta : Darus Sunnah, 2013), Cet. 18, h.781.
41
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, h.81-82.
42
mencetak dinar Islami dan meninggalkan pola dinar Romawi.
Gambar-gambar dinar lama diubah dengan tulisan Islam, seperti Allahu Ahad, Allah
Baqa. Sejak itulah umat islam memiliki dinar dan dirham islam yang secara
resmi digunakan sebagai mata uangnya.43
Nilai tukar dinar dan dirham itu relative stabil dalam jangka waktu
yang panjang dengan kurs dinar dan dirham 1 : 10. Pada saat itu pula
perbandingan emas – perak 1 : 7, sehingga 1 dinar 20 karat setara dengan 10
dinar 44 karat. Reformasi moneter pernah terjadi di masa Abdul Malik yaitu
merubah dirham menjadi 15 karat dan pada saat yang sama dinar dikurangi
berat emasnya dari 4,25 gram. Setelah reformasi moneter Abdul Malik
ukuran-ukuran nilai adalah satu dinar 4,25 gram, satu dirham 3,98 gram, satu
uqiyya 40 dirham, satu mistqal 22 karat, satu liter 12 uqiyya setara dengan 90
mistqal, satu qist 8 liter setara dengan setengah sha’, satu qafiz 6 sha’ setara
seperempat artaba, satu wasq 60 sha’ satu jarib 4 qafiz. Kemudian, di zaman
Ibnu Fakih (298 H), nilai dinar menguat menjadi 1:17, namun kemudian stabil
pada kurs 1:15.44
Pada tahun 1972-1834 M kurs 1 : 15 ini berlaku di Amerika. Berbeda
dengan langkah yang diambil Abdul Malik dengan reformasi moneternya
Amerika yang tetap mempertahankan kurs ini walaupun di Negara-negara
Eropa nilai mata uang emas menguat pada kisaran kurs 1 : 15,5 sampai 1 :
43
Ibid.,h. 247. 44
[image:46.612.148.532.129.327.2]16,6 Walhasil mata uang emas mengalir keluar dan mata uang perak mengalir
masuk ke Amerika. Kejadian ini dikatakan oleh Thomas Gresham (1519-1579M) sebagai “bad money drives out good money” atau uang kualitas buruk
akan menggantikan uang kualitas baik (Izhar, 2002 dalam Mustafa, 2006).45
Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri
non Islam, sejarah menunjukkan bahwa mata uang emas secara luas
digunakan. Karena sejak awal perkembangannya kaum muslimin banyak
melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keanekaragaman
mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada
tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian
diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya disebut Ducat.46
Pada akhirnya abad ke 13 Islam mulia merambah Eropa dengan
berdirinya kekhalifahan Usmaniyah dan tonggak tercapai pada tahun 1453
ketika Muhammad Al Fatih menaklukan Konstantinopel dan terjadilah
penyatuan dari seluruh kekuasaan Kekhalifahan Usmaniyah. Selama tujuh
abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, penggunaan dinar dan dirham
meliputi seluruh wilayah kekuasaaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua
yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.47
45
Ibid.,h. 248. 46
Ibid.,h. 248. 47
Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah abad 16 dan 17
membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553)
mencapai di bagian Atlantik di Afrika Utara) sampai sebagian kepulauan
nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Autria, Slovakia dan
Ukraine di bagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila
ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal
kenabian Rasulullah SAW (610) maka secara keseluruhan dinar dan dirham
adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah
manusia.48
Adapun standar berat dinar dan dirham yang menjadi acuan adalah
mengikuti Hadist Rasulullah SAW riwayat Abu Daud …. “Timbangan adalah
timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk
Madinah.” Sehingga dalam hukum islam, dinar yang dipergunakan adalah
setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter. Sedangkan
dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Standar ini telah ditetapkan
pada masa Rasulullah dan telah dpergunakan oleh World Islamic Trading
Organizaion (WITO) hingga saat ini.49
4. Keunggulan dan Kelemahan Dinar dan Dirham
Sesungguhnya dinar dan dirham jika digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, maka akan banyak keuntungan yang di dapatkan. Ibnu Khaldun
48
Ibid.,h. 86. 49
dalam kitab Al-Muqaddimah menyatakan “Tuhan menyatakan dua logam
mulia itu untuk menjadi alat pengukur nilai atau harga (measure of value)
bagi segala sesuatu”.50
Menurut Al-Maqrizi sebagaimana dikutip oleh Riawan Amin menyatakan, “Allah menciptakan dua logam mulia bukan sekedar
sebagai alat pengukur nilai, atau untuk menyimpan kekayaan (investasi),
tetapi juga sebagai alat tukar (medium of exchange). Karena tingginya
kedudukan emas dan perak inilah yang membuat banyak kalangan
menganggap kedua logam mulia tersebut sebagai heaven’s currency (mata
uang surga).51
Bahkan masyarakat kuno pun menggunakan emas, perak, dan tembaga
sebagai alat tukar dalam transaksi ekonomi. Emas dan perak itu dipilih oleh
mereka karena kelangkaan (rare) dan warnanya yang indah. Selain itu, dalam
penambangan emas tak lebih dari 90.000 ton emas yang ditambang dari perut
bumi. Namun perak dan tembaga memiliki nilai yang lebih rendah dari pada
emas. Emas memiliki sifat sangat istimewa yang berbeda dengan kebanyakan
logam lainnya.52
a. Emas tidak bisa di ubah dengan bahan kimia apa pun. Archimedes (300
SM) membuktikan bahwa emas bisa dideteksi tanpa merusak dan hanya
menggunakan air tawar biasa.
50Riawan Amin, “Emas dan Perak Simbol Perlawanan Terhadap Dollar,”artikel diakses pada 29 oktober 2014 dari http://www.eramuslim.com/2007/07/04/,
51
Ibid.
52
b. Emas bukan termasuk logam aktif, sehingga emas tidak terpengaruh oleh
air dan udara.
c. Emas tidak seperti besi atau logam lainnya, sehingga emas tidak bisa
berkarat.
d. Emas termasuk logam yang sangat lunak, bisa ditempa menjadi
lempengan yang super tipis dan bisa juga ditempa menjadi kawat dengan
ketebalan super mini.
e. Emas dikenal sebagai logam mulia paling berat. Satu kaki kubik emas
beratnya mencapai lebih dari setengah ton. Itulah sebabnya mengapa
dalam sejarah manusia tidak pernah ada pencurian emas dalam skala besar
karena untuk itu diperlukan alat berat untuk mengangkatnya.
f. Dalam setahun seluruh industri tambang emas dunia menghasilkan
kira-kira 2.000 ton emas. Jika, dibandingkan dengan produksi baja AS sejak
1995 seperti dirilis Iron and Steel Institute yang bermarkas di Washington
DC mencapai 10.500 ton perjamnya. Oleh sebab itu, emas
sungguh-sungguh logam yang sangat langka dan sangat stabil nilainya sejak awal
sejarah manusia hingga kini.53
North dan Vadillo sebagaimana dikutip Lutfi Hamidi, menyatakan
keandalan emas di kancah sejarah tak terbantahkan.Walaupun emas telah
dihentikan fungsinya sebagai mata uang pada tahun 1914, tetap saja komoditi
satu ini diterima sebagai alat pembayaran perdagangan internasional, karena
53
nilainya stabil.54Sejarah telah membuktikan bahwa emas bisa menjelma
menjadi mata uang yang sangat stabil dibanding mata uang (fiat money)
manapun, termasuk dolar. Pada tahun 1800 harga emas persatu troy ons setara
19,39 dolar AS, sementara pada tahun 2004, satu troy ons senilai 455,79.
Berarti, selama dua abad berlalu emas mengalami apresiasi yang luar biasa
sebesar 2.250 persen terhadap dolar.55
Sebuah pemerintah atau negara bisa jatuh, namun dinar yang
dicetaknya masih akan tetap beredar dan dihargai sesuai dengan nilai pasar.
Bukan negara yang membuat emas itu bernilai, tapi pasar.56Pasalnya, jenis
logam mulia tersebut memiliki tiga fungsi uang sekaligus, yaitu sebagai
proteksi nilai (store of value), timbangan yang adil (unt of account) dan
medium of exchange atau alat tukar yang berlaku secara universal.57
Kendati penggunaan dinar dan dirham berkahir pada saat runtuhnya
Turki Usmani 1942. Namun kedua mata uang tersebut cenderung stabil dan
tidak mengalami inflasi yang cukup besar selama ± 1500 tahun.58 Jika
dibandingkan dengan uang fiat, dinar dan dirham memiliki
keunggulan-keunggulan sebagai berikut :59
a. Mata uang emas memiliki nilai yang sama dengan nilai intrinsiknya.
54
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, h. 84. 55
Ibid.,h. 36. 56
Ibid.,h. 79. 57
Muhaimin Iqbal, Dinar Nomic ; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil, h. 87.
58Agustianto, “Keunggulan dan Keberkahan Dinar”,
artikel diakses pada 27 Oktober 2014 dari http://islamicfinance.co.id, 2013/ 03/07/,.
59
b. Nilai mata uang emas lebih stabil dan tetap serta tidak menimbulkan
inflasi.
c. Nilai dinar emas juga tidak pernah mengikuti hukum ekonomi
sebagaimana digambarkan oleh kurva penawaran dan permintaan.
d. Emas terbukti kebal dari segala krisis ekonomi.
e. Penggunaan dinar akan mengurangi ketergantungan keuangan para
penggunanya terhadap dollar akibat mismanajemen modal.
Sementara itu dalam transaksi perdagangan internasional terutama
dalam perdagangan bilateral dinar memiliki keuntungan di antaranya :60
a. Kehadiran dinar akan menghapus setiap resiko yang menimbulkan dari
nilai tukar karena stabil dan menguntungkan bagi setiap negara yang
melakukan perdagangan, walaupun harga nilai emas berfluktuasi, tetapi
tingkat perubahan lebih kecil dibandingkan dengan tingkat fluktuasi uang
kertas saat ini.
b. Mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi dan arbitrasi terhadap mata
uang nasional. Misalnya Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam
melakukan perdagangan maka ada tiga jenis mata uang. Tetapi dengan
menjadikan dinar sebagai mata uang tunggal dalam perdagangan, maka
tidak akan ada spekulasi atau arbitrasi yang terjadi dalam perdagangan
tersebut.
60
c. Mengurangi biaya transaksi perdagangan dan meningkatkan perdagangan.
Jumlah uang dinar yang sedikit akan bisa menutupi transaksi dalam
jumlah besar serta memberikan peluang kepada negara yang tidak
memiliki cadangan devisa yang cukup sekalipun.
d. Penggunaan uang dinar dalam perdagangan akan meningkatkan
perdagangan yang pada akhirnya akan meningkatkan kerjasama antar
negara peserta. Disamping itu juga akan mempengaruhi kondisi mata uang
domestik yang pada akhirnya akan mempengaruhi sistem moneter
nasional.
e. Penggunaan uang dinar dalam perdagangan internasional akan
mengurangi kekuasaan dan mengurangi ketergantungan negara
berkembang dan miskin terhadap perekonomian negara maju, mengingat
sebagian besar sumber daya alam di dunia berada di negara-negara
berkembang.
Seorang nonmuslim, Paul Nathan sebagaimana dikutip Muhaimin
Iqbal menyatakan bahwa uang bagi orang merdeka dan paling dipercaya oleh
manusia dalam sepanjang sejarah adalah emas. Pasalnya, emas selalu dapat di
tukar ke commodity lain kapan dan dimana saja, dan emas memiliki nilai tukar
yang stabil, serta emas dapat menyimpan nilai dalam waktu yang panjang
tanpa mengalami penyusutan nilai.61
61
Sayangnya deposito di bank syariah saat ini hanya dalam bentuk
rupiah dan mata uang asing, seperti dolar. Di masa mendatang agaknya perlu
mendesak pemerintah dan mengadvive bank-bank syariah agar deposito
valuta asing tidak saja dalam bentuk dollar tetapi juga dinar. Pasalnya, dinar
terbukti memiliki sejumlah kelebihan sebagai produk deposito. Sehingga
produk ini dapat digunakan untuk tabungan haji dan simpanan jangka
panjang. Karena dinar lebih stabil, maka nasabah tidak akan dirugikan oleh
laju inflasi ketika deposito telah jatuh tempo.62
Laporan perkembangan dinar dan dirham di Indonesia yang disusun
oleh wakala induk nusantara menyebutkan, bahwa sejak dinar diedarkan di
Indonesia pada tahun 2000, penurunan BPIH dalam dinar rata-rata rupiah
sekitar 15-20% per tahun. Pada saat ini krisis moneter BPIH dalam rupiah
melonjak drastis sedangkan dalam dinar justru menurun dari 97 dinar (1998)
menjadi 68 dinar (2000), begitu pula pada 1998-2004 BPIH dalam rupiah
cenderung mengalami penurunan. Kemudian pada tahun 2002 dan 2003,
BPIH berturut-turut menjadi senilai 64 dinar dan 56 dinar, atau turun 12,5%.
Sedangkan pada tahun 2004 kurs dinar emas sekitar Rp 500 ribu rupiah/dinar,
jadi BPIH cukup dibayar dengan harga Cuma 46 dinar emas, alias turun
17.8%. Artinya, jika dalam rupiah ongkos naik haji akan terus naik tetapi
kalau dalam bentuk dinar justru menurun.
62Agustianto, “Deposito Syariah; Karakteristik dan Daya Tariknya”
Karena itu, pertanyaan mendasarnya apakah emas dan perak bisa
mengatasi berbagai kelemahan mata uang kertas di masa sekarang dan akan
datang. Selain penjelasan di atas, ada beberapa isu yang membuat
dinar-dirham itu lebih unggul, Antara lain :63
a. Mata uang kertas yang diterbitkan oleh masing-masing negara telah
berkembang menjadi mata uang keuangan yang sangat kompleks.
Akibatnya, transaksi mata uang menjadi sebuah rangkaian yang panjang
dan tidak efisein. Untuk bisa membeli barang buatan Korea, rangkaian
transaksi uang jauh lebih panjang dibanding transaksi barang. Arus barang
hanya meliputi tiga tahap saja yaitu importer membeli dari produsen di
Korea dan kemudian menyalurkan ke pengecer yang selanjutnya dijual
kepada konsumen. Transaksi uang yang menyertainya setidaknya meliputi
lima tahap, yaitu :
1) Produsen dan importer bertransaksi dalam bentuk dolar Amerika
2) Produsen di Korea menukar dolar menjadi won Korea
3) Importer menukar rupiah menjadi dolar
4) Pengecer menyetor rupiah kepada importer, dan
5) Pengecer mendapatkan rupiah dari konsumen akhir. Padahal ide dasar
penggunaan uang adalah untuk menyederhanakan transaksi di sector
63
riil. Kalau seluruh dunia menggunakan dinar atau denarius maka rantai
transaksi uang akan sama dengan rantai perdagangan.
b. Dalam sistem kurs yang mengembang, pelaku perdagangan antar negara
menghadapi ketidakpastian kurs. Untuk mendapatkan kepastian, mereka
harus melakukan hedge atau swap. Keduanya tentu menimbulkan biaya.
Kalau seluruh dunia mengadopsi dinar maka otomatis biaya ini akan
hilang karena ketidakpastian kurs menjadi tidak relevan.
c. Inflasi di masing-masing negara cenderung sangat dipengaruhi oleh
kebijakan moneter. Negara yang mengadopsi kebijakan moneter yang
lebih longgar cenderung mengalami inflasi yang lebih tinggi. Karena itu,
tingkat inflasi diberbagai negara cenderung berbeda. Kalau denarius
menjadi mata uang tunggal dunia, hampir bisa dipastikan bahwa inflasi di
semua negara akan kurang lebih sama. Yang menjadi pembeda adalah
perkembangan harga di kelompok barang yang non-tradable seperti sewa
rumah, ongkos angkutan umum dan tukang cukur.
d. Penggunaan mata uang yang berbeda antar negara dapat menimbulkan
bahaya yang ditimbulkan oleh perang mata uang. Negara-negara yang
menginginkan keunggulan daya asing di pasar internasional dapat
merancang strategi supaya mata uangya tetap under-value. Akibatnya,
negara lain akan kalah dagang dan mengalami masalah pengangguran
berujung pada instabilitas keuangan dunia. Kalau saja dunia menganut
satu mata uang, maka bahaya itu akan dapat dihindarkan.
e. Negara-negara yang mata uangnya dijadikan denominasi dalam
perdagangan internasional dapat dengan mudah “mengekspor” inflasi ke
suluruh belahan dunia. Kebijakan moneter yang longgar di Amerika
Serikat dapat memicu harga-harga di pasar dunia melonjak yang pada
gilirannya memicu inflasi global. Pemerintah Amerika mendapatkan
pendapatan seniorage dari pencetakkan uang, dan ongkosn