• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ekonomi Kelembagaan Informal (Contract Farming) Dalam Usahatani Nenas di Kabupaten Subang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ekonomi Kelembagaan Informal (Contract Farming) Dalam Usahatani Nenas di Kabupaten Subang"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Komoditas Buah-
Gambar 1. Hubungan Unsur-unsur  yang Dapat Mempengaruhi Bargaining Power dalam Pengaturan Kontrak-kontrak Pertanian di Wilayah Perdesaan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Pengembangan Komoditi Nenas di Kabupaten
Tabel  2. Formulasi Model Policy Analysis Matrix (PAM)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya produksi tanaman tomat yang diperoleh persatuan luas lahan belum menjamin tingginya pendapatan yang akan diterima petani, hal ini disebabkan karena

Tingginya produksi tanaman tomat yang diperoleh persatuan luas lahan belum menjamin tingginya pendapatan yang akan diterima petani, hal ini disebabkan karena

murah daripada dataran rendah disebabkan oleh jarak yang jauh dari pasar/konsumen, sehingga petani cenderung menjual hasil produksi ke pengepul. Pengepul seringkali

Tabel 4 terlihat bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani padi yaitu luas lahan, tenaga kerja, benih, dan pupuk urea merupakan faktor-faktor

Tinggi rendahnya pendapatan petani tergantung pada produksi kopi, harga jual dan biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi. Besaran pendapatan adalah

Luas lahan petani akan mempengaruhi efisein atau tidaknya suatu usahatani, karena erat hubungan dengan biaya yang di keluarkan biasanya tidak seimbang dengan produksi yang

Hal ini diduga disebabkan oleh inefisiensi penggunaan input atau faktor-faktor produksi (seperti: luas lahan, benih, kompos, urea, dan sebagainya) dalam usahatani

Masalah yang dihadapi petani ubi kayu di Kecamatan Tanjung Morawa yaitu masalah rendahnya produktivitas.Upaya untuk meningkatkan produksi dan perolehan keuntungan maksimum dari