• Tidak ada hasil yang ditemukan

DECISION SUPPORT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA PENILAIAN KERJA KARYAWAN DI BADAN PELAYANAN SOSIAL KABUPATEN KENDAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DECISION SUPPORT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA PENILAIAN KERJA KARYAWAN DI BADAN PELAYANAN SOSIAL KABUPATEN KENDAL."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PADA PENILAIAN KERJA PEGAWAI DI BADAN PELAYANAN SOSIAL

KABUPATEN KENDAL

Putrandi Yusuf Ahmadi

1

1,3Jurusan Teknik Informatika-S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Jln. Nakula I no 5-17 Semarang 50131 INDONESIA

1111201005202@mhs.dinus.ac.id

Penilaian kinerja karyawan merupakan aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia yang efektif. Penilaian kinerja karyawan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kondisi kerja para karyawannya. Selama ini, penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh badan pelayanan social kabupaten Kendal kurang optimal. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pembobotan kriteria mana yang lebih penting dari kriteria lainnya dan perangkingan karyawan dengan metode Analytical Hierarchi Process (AHP) dan

Additive Ratio Assessment (ARAS). AHP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembobotan kriteria, sedangkan ARAS merupakan metode yang digunakan untuk perangkingan. Dari hasil pembobotan, diperoleh bobot untuk sasaran kerja pegawai (0,4676), orientasi pelayanan (0,1495), integritas (0,1329), kompetensi (0,1086), disiplin (0,0830) dan kerjasama (0,0583). Berdasarkan hasil penilaian dari 20 karyawan, peringkat pertama adalah karyawan a18 dengan nilai 0,8278.

Kata kunci :Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchi Process, Additive Ratio Assessment

Employee performance appraisal is an important aspect in the management of human resources effectively. Employee performance assessment can help a company to determine the working conditions of its employees. During this time, the performance appraisal carried out by the county social service agency Kendal less than optimal. In this study, will be weighted criteria are more important than the other criteria and perangkingan employees by using Analytical Hierarchy Process (AHP) and Additive Ratio Assessment (ARAS). AHP is one method that can be used for the weighting of the criteria, while ARAS is the method used to perangkingan. From the results of the weighting, gained weight for target employee (0.4676), service orientation (0.1495), integrity (0.1329), competence (0.1086), discipline (0.0830) and cooperation (0.0583 ). Based on the evaluation of 20 employees, the first rank is the employee A18 with a value of 0.8278.

Keywords : Decision Support System, , Analytical Hierarchi Process, Additive Ratio Assessmeen

I. PENDAHULUAN

Suatu organisasi mempunyai tujuan atas didirikannya organisasi tersebut. Dalam mencapai tujuan, suatu organisasi memerlukan sebuah sumber daya. Sumber daya tersebut antara lain, sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya ilmu pengetahuan, dan suber daya teknologi. Diantara sumber daya tersebut yang terpenting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang digunakan untuk menggunakan dan menyelaraskan sumber daya lainnya.

Sumber daya manusia mempunyai andil besar dalam menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Untuk menentukan baik buruknya suatu sumber daya manusia maka diperlukan adanya penilaian kerja.

Menilai kerja dari pegawai berarti membandingkan kinerja yang dilakukan pegawai dengan standar suatu organisasi yang sudah ditetapkan dalam jangka waktu atau periode tertentu. Dengan umpan balik hasil penilaian kerja, atasan atau supervisor dapat melakukan tindakan yang tepat

untuk organisasi. Misalnya, menambah sumber daya manusia, menaikkan jabatan pegawai, pemberian bonus, dan perencanaan-perencanaan kegiatan yang akan dilakukan pada periode penilaian berikutnya[4].

Terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan dalam penilaian kerja pegawai, salah satunya adalah penilaian secara subyektif. Penilaian subyektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil menduga-duga, berdasarkan hasil pemikiran orang. Untuk menghindari penilaian subyektif perlu adanya tolak ukur dalam penilaian, rentang nilai yang digunakan, pengelompokan terhadap hasil dari penilaian. Oleh karena itu, peranan sistem yang dapat membantu pengambilan keputusan tentang hasil dari penilaian kerja akan sangat dibutuhkan.

(2)

menggunakan algoritma AHP karena lebih mudah dipahami dan dikombinasikan dengan algoritma lain.

II. STUDI PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait

Ada beberapa referensi yang diambil penulis sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang dilakukan, referensi tersebut diambil dari beberapa penulisan yang dilakukan sebelumnya yang membahas permasalahan yang hampir sama, antara lain :

1. Riri Kristiasi, dkk (2014) dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Kepegawaian dengan metode AHP dan Pemetaan Digital”

2. Joko, Purnomo, dan Rahmi (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik berbasis 360 degree feedback dan analytical hierarchy process

3. Meri dan Yance (2010) dengan judul “penelitian Penerapan Metode AHP dalam Menentukan Mahasiswa Berprestasi”

4. Nurwan, Nila, dan Abdul (2012) dengan judul penelitian “Analisis Hasil Penilaian Kinerja Asisten Laboratorium Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)” 5. Albert, Hans dan Yaulle (2014) dengan judul

penelitian “Analisa Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Admisi Siswa Baru Menggunakan Analytical Hierarchi Process di SMA Negeri 2 Manado”

2.2 Tinjauan Pustaka

A. Analytical Hierarchi Process (AHP)

Dalam meyelesaikan permasalahan dengan AHP, ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami, antara lain[8]:

1) Membuat hierarki

2) Penilaian kriteria dan alternative 3) Synthesis of Priority (menentukan

prioritas)

4) Logical Consistency (konsistensi logis) Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi[8]:

1) Mendefinisikan masalah dan

menetukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi.

2) Menentukan prioritas elemen

Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas

Kepentingan Keterangn

1 Kedua elemen sama pentinganya

3 Elemen satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

5 Elemen satu esensial daripada elemen lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Kebalikan

Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan

dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya

dibandingkan dengan i

IR = Indeks Random Consistency 7) Memeriksa konsistensi hierarki. Jika

(3)

Tabel Daftar Indeks Random Konsistensi

Ukuran Matriks Nilai IR

1 dan 2 0,00

B. Additive Ratio Assessment (ARAS)

Dalam melakukan proses perangkingan, metode ARAS memiliki tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu :

xij = nilai performa dari alternatif i terhadap kriteria j

x0j = nilai optimum dari kriteria j

b. Penormalisasian DMM untuk semua kriteria

� =

Jika pada kriteria yang diusulkan bernilai maksimum maka normalisasinya adalah

= ∑=

Jika pada kriteria yang diusulkan bernilai minimum, maka proses normalisasinya ada 2 tahap yaitu :

= ∗; = ∑ =

c. Mentukan bobot matriks yang sudah dinormalisasi pada tahap b.

d. Menetukan nilai dari fungsi optimum

� = ∑ ̂

Penelitian dilakukan di Dinas Sosial Unit Organisasi Balai Pelayanan Sosial Lansia, dengan karyawan yang dinilai adalah Unit Pelayanan Sosial Asuhan Anak Pamardi Siwi Kendal. Data yang diambil merupakan data penilaian dalam periode tahun 2014 (2 Januari – 31 Desember 2014).

Data penelitian berjumlah 20 peserta yang akan dinilai. Kriteria yang akan digunakan adalah sasaran kerja pegawai (SKP), orientasi pelayanan (OP), integritas, komitmen, kedisiplinan, kerjasama.

Tabel Data Pegawai

NIP SKP OP Integritas Komitmen Disiplin Kerjasama

(4)

a16 78.16 91.00 79.00 78.00 77.00 77.00 a17 78.90 91.00 80.00 80.00 78.00 77.00 a18 84.86 91.00 79.00 77.00 77.00 76.00 a19 84.86 91.00 78.00 77.00 77.00 77.00 a20 81.83 91.00 80.00 79.00 79.00 78.00

dari tabel data pegawai diatas, diproses menggunakan metode AHP dan ARAS sehingga terbentuk peringkat sebagai berikut

Tabel Peringkat Pegawai

Karyawan Nilai Peringkat

a18 0.8278 1

a19 0.8270 2

a11 0.8231 3

a14 0.8226 4

a4 0.8213 5

a20 0.8201 6

a5 0.8176 7

a7 0.8164 8

a8 0.8164 9

a12 0.8133 10

a17 0.8059 11

a1 0.8044 12

a2 0.8033 13

a15 0.7993 14

a13 0.7989 15

a16 0.7979 16

a9 0.7974 17

a3 0.7965 18

a6 0.7965 19

a10 0.7923 20

3.2 Implementasi

Sistem pendukung keputusan ini

diimplementasikan dalam bentuk web dengan bahasa pemrograman php. Tampilan implementasi sistem pendukung keputusan tersebut adalah sebagai berikut

Gambar tampilan data pegawai

Gambar tampilan input data

Gambar tampilan tabel AHP

(5)

Gambar tampilan hasil peringkat

IV.KESIMPULAN

Kesimpulan dari peneletian ini adalah karyawan a18 merupakan peringkat pertama dari seluruh karyawan yang di data dengan nilai peringkat 0,8278. Terdapat selisih yang tidak begitu signifikan pada hasil implementasi terhadap perhitungan yang dilakukan oleh penulis. Bobot yang didapat akan berbeda jika kriteria yang digunakan lebih banyak.

REFERENSI

[1] Kristiasi, Riri, Soesilo Zauhar dan Sarwono. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Kepegawaian dengan Metode AHP dan Pemetaan Digital Decision Support System of Employee with AHP Method and Digital Mapping. Jurnal Pekommas, Vol. 17, No. 2, Hal: 99-110.

[2] Suwarto, Joko Utomo, Purnomo Budi Santoso dan Rahmi Yuniarti. 2015. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Berbasis 360 Degree Feedback Dan Analytical Hierarchy Process. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri Teknik Industri Universitas Brawijaya, Vol. 3 No. 1, Hal: 110-120.

[3] Sonatha, Yance dan Meri Azmi. 2010. Penerapan Metode AHP dalam Menentukan Mahasiswa Berprestasi. Poli Rekayasa, Volume 5, No. 2, Hal: 126-136.

[4] Ayun Qurrotu. 2011. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan. Jurnal Fakultas Psikologi, Universitas AKI.

[5] Gafur, Nila Novita, Abdul Djabar Mohidin, Nurwan. 2012. Analisis Hasil Penilaian Kinerja Asisten Laboratorium Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Jurnal Pendidikan Matematika, UNG.

[6] Jacobs, Albert Andri Philip, IHans F. Wowor, M.Kom, Yaulie Deo Y dan Rindengan. 2014. Analisa Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Admisi Siswa Baru Menggunakan Analytical Hierarchy Process di SMA Negeri 2 Manado. Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi Manado-95115.

[7] Nurmianto, Eko dan Nurhadi Siswanto. 2006. Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Probolinggo). Jurnal Teknik Industri, Vol. 8, No. 1, Hal: 40-53.

[8] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: ANDI.

[9] Dadelo, Stanislav, Zenonas Turskis, Edmundas Zavadskas dan Ruta Dadeliene. 2012.

Gambar

Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Tabel Daftar Indeks Random Konsistensi
Gambar tampilan tabel AHP
Gambar tampilan hasil peringkat

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat. membentuk negara-bangsa.

41. Tentukan nilai tunai dari modal sebesar Rp1.650.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 7%/tahun setelah berbunga selama 3 tahun 8 bulan!.. Rente.. nda dapat:

Kendala internal dalam proses implementasi kegiatan PUG bidang pendidikan dasar tahun 2011 adalah terkait dengan sumber daya manusia yaitu masih banyak para

untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukaan gigi yang berdekatan dengan puncak tulang

Modul Unit Kompetensi ini merupakan modul pemelajaran dengan tujuan mem-persiapkan seorang teknisi tenaga pelaksana pemeliharaan mekanik mesin Industri yang

 Jumlah item obat generik yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kabupaten/Kota di satu

Pelayaan peminatan peserta didik merupakan bagian dari upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik agar secara selektif mengembangkan potensi dirinya,