• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KEMENARIKAN MENGIKUTI ULANGAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENILAIAN KOMPUTER DAN PENILAIAN KONVENSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KEMENARIKAN MENGIKUTI ULANGAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENILAIAN KOMPUTER DAN PENILAIAN KONVENSIONAL"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Vinando Yolanda

ABSTRAK

PERBANDINGAN KEMENARIKAN MENGIKUTI ULANGAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENILAIAN KOMPUTER DAN

PENILAIAN KONVENSIONAL

Oleh Vinando Yolanda

Penilaian pembelajaran pada umumnya yang sering digunakan adalah penilaian konvensional yang masih bersifat tradisional sedangkan sistem penilaian komputer masih jarang digunakan. Selain itu juga sistem penilaian komputer dapat mempermudah guru dalam memperoleh nilai hasil belajar lebih cepat dan juga lebih menarik dibandingkan penilaian konvensional. Oleh karena itu peneliti ingin membandingkan kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui; (1) Perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional; (2) Interaksi antara

kemenarikan siswa dengan menggunakan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam mengikuti ulangan harian; (3) Rata-rata kemenarikan

(2)

Vinando Yolanda purposive sampling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu desain faktorial 2x3 adalah modifikasi dari quasi experimental design.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional yaitu Fhitung 96.890 ฀ Ftabel 3.140, tidak ada interaksi antara kemenarikan siswa dengan menggunakan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam mengikuti ulangan harian yaitu nilai sig. 0.127 > 0.05, dan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer lebih tinggi

dibandingkan dengan penilaian konvensional yaitu pada sistem penilaian komputer untuk kategori tinggi yaitu 84, sedang yaitu 71,5 dan rendah yaitu 62, sedangkan penilaian konvensional kategori tinggi yaitu 79,4, sedang yaitu 71,2 dan rendah yaitu 61,8.

(3)

PERBANDINGAN KEMENARIKAN MENGIKUTI ULANGAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENILAIAN

KOMPUTER DAN PENILAIAN KONVENSIONAL

(Skripsi)

Oleh

VINANDO YOLANDA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PERBANDINGAN KEMENARIKAN MENGIKUTI ULANGAN HARIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENILAIAN

KOMPUTER DAN PENILAIAN KONVENSIONAL

Oleh

VINANDO YOLANDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PERBANDINGAN KEMENARIKAN MENGIKUTI ULANGAN HARIAN

DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENILAIAN KOMPUTER DAN PENILAIAN KONVENSIONAL

Nama Mahasiswa : Vinando Yolanda Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022056 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

NIP. 19580603 198303 1 002 NIP. 19640310 199112 1 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

Sekretaris : Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Nengah Maharta, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(7)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Vinando Yolanda

NPM : 0853022056

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Tangkit Serdang III, Pekon Tangkit Serdang, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Oktober 2012

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bumi, pada tanggal 27 April 1990 anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Ayah Erlan Kadim dan Bunda Sundari.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di Taman Kanak-kanak (TK) Darma Wanita PTP Nusantara VII Tangkit Serdang. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Tangkit Serdang, diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Talang Padang hingga tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Pagelaran, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bahuga Desa Mesir Ilir Kecamatan Bahuga Kabupaten Way Kanan, dan pada tahun 2012 penulis melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3

(9)

Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki pengalaman organisasi, yaitu sebagai anggota Resimen Mahasiswa satuan 201 Unila, staf ahli bidang

Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan staf ahli Sosial Masyarakat di FPPI Unila. Selain itu, penulis pernah mengikuti Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) se-Sumatera bagian Selatan tahun 2010.

(10)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Ayah dan Bundaku tersayang yang senantiasa memberikan segenap cinta, kasih sayang, pengorbanan, perhatian, dukungan, kesabaran, nasihat, dan selalu memperjuangkan massa depan serta tidak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa yang tulus dan ikhlas, dengan sepenuh hati memberikan segala yang terbaik untukku yang takkan mungkin ananda balas walau sampai akhir hayat. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Almarhum dan almarhumah cucung, nyaik serta yaik yang senantiasa berdoa di setiap sujudnya agar ananda bisa menjadi orang yang berguna. 3. Kakak tersayang „„Vitria Wulandari, A.Ma.‟‟ yang selalu memberikan

motivasi, dukungan, dan doa bagi penulis.

4. Adik-adik tersayang “Vivi Eveni, Virman Wijaya” yang selalu menjadi motivasi penulis untuk menuju serta mencapai keberhasilan sehingga akhirnya dapat menyekolahkan kalian hingga sukses.

5. Abang “Muhamad Irvan” yang selalu memberikan semangat serta doa bagi

penulis. Keponakan “Gibran Althaf” yang selalu menghadirkan canda tawa.

6. Keluarga Besar Martian Kadim (Alm.) dan Raja Indra (Alm.).

(11)

8. Keluarga Besar Pendidikan Fisika 2008 terima kasih untuk do‟a, dukungan, dan kebersamaan yang selalu dihadirkan.

(12)

MOTTO

“Tuliskan rencana kita dengan sebuah pensil, tetapi berikan penghapusnya kepada Allah. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah dan menggantikan dengan rencana-Nya yang indah di dalam hidup kita, karena Allah selalu tahu apa

yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta, dan Allah tidak henti-hentinya memenuhi kebutuhan seseorang, selama ia memenuhi kebutuhan saudaranya”

(HR. Thabrani)

“Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil dicapai seseorang dalam hidupnya tapi dari hambatan-hambatan yang diatasi”

(Booker T. Washington)

“Bijak itu meluluhkan. Tegas itu menguatkan. Sederhana itu menyempurnakan”. (Yus Ibnu Yasin)

“Pengertian keluarga bukan hanya sebatas darah daging siapa. Tetapi juga siapa yang kita sayang dan patuhi”

(Trey Parker E. Matt Stone, South Park 1998 Prosedur Film)

“Setiap orang mempunyai sebuah cita-cita yang sangat amatlah mulia baginya, dengan segala daya dan kemampuan yang dimilikinya ia lakukan supaya dapat

mewujudkan cita-citanya itu, ia sudah berusaha seoptimal mungkin seperti berencana, berusaha dan tak lupa berdoa kepada Allah SWT, mungkin sang pencipta mempunyai rencana yang sangat lebih baik untuknya, jadi jalani lah yang sekarang ada didepan kita, yakinlah itu rencana dari-NYA yang tidak kita

(13)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Cara Memulai Visual Basic ... 15

2.2. Pilihan Project Microsoft Visual Basic 6.0 ... 15

2.3. Tampilan Utama Visual Basic ... 16

2.4. Jendela Utama Visual Basic ... 16

2.5. Diagram Kerangka Pemikiran ... 27

4.1. Grafik Perbedaan yang Signifikan Rata-rata Kemenarikan Mengikuti Ulangan Harian antara Siswa Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dengan Penilaian Konvensional ... 58

4.2. Interaksi antara Kemenarikan Siswa dengan Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dan Penilaian Konvensional dalam Mengikuti Ulangan Harian ... 61

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Klasifikasi Penilaian dan Bentuk Instrumen ... 19

3.1. Tabel Desain Faktorial ... 31

3.2. Daftar Kemenarikan Sistem Penilaian Komputer Siswa Kelas IX-D ... 39

3.3. Daftar Kemenarikan Penilaian Konvensional Siswa Kelas IX-E ... 40

3.4. Rumus Unsur Persiapan Anava Dua Jalan ... 44

4.1. Hasil Uji Validitas Sistem Penilaian Komputer ... 48

4.2. Hasil Uji Validitas Penilaian Konvensional ... 49

4.3. Hasil Uji Validitas Soal Ulangan Harian ... 49

4.4. Hasil Uji Realibilitas pada Sistem Penilaian Komputer ... 50

4.5. Hasil Uji Realibilitas pada Penilaian Konvensional ... 50

4.6. Hasil Uji Realibilitas pada Soal Ulangan Harian ... 51

4.7. Hasil Uji Normalitas Sistem Penilaian Komputer dan Penilaian Konvensional ... 52

4.8. Hasil Uji Normalitas Sistem Penilaian Komputer dan Penilaian Konvensional ... 52

4.9. Uji Homogenitas Homogenitas Rata-rata Kemenarikan Mengikuti Ulangan Harian antara Siswa Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dengan Penilaian Konvensional ... 53

(15)

xv 4.11. Uji Homogenitas Interaksi antara Kemenarikan Siswa dengan

Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dan Penilaian

Konvensional dalam Mengikuti Ulangan Harian ... 55 4.12. Hasil Uji Univariate antara Kemenarikan Siswa dengan

Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dan Penilaian

Konvensional dalam Mengikuti Ulangan Harian... 55 4.13. Rata-rata Kemenarikan Mengikuti Ulangan Harian antara

Siswa Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dengan

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan yang seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya.

Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Indikator pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pola kegiatan

pembelajaran, pemilihan media pendidikan, dan penentuan pola penilaian yang menentukan hasil pendidikan.

(17)

2 Penilaian yang sering digunakan dalam pembelajaran pada umumnya adalah penilaian konvensional. Penilaian konvensional adalah suatu penilaian yang masih bersifat tradisional dan untuk memperoleh datanya masih

menggunakan tenaga guru sebagai korektornya. Sedangkan hasil yang diperoleh belum tentu tepat, cepat, waktu yang dibutuhkan relatif lama, dan tidak akurat maka dibutuhkan suatu penilaian yang untuk memperoleh hasil belajar tidak membutuhkan waktu yang lama, tepat, cepat serta akurat. Dalam hal ini dibutuhkan sistem penilaian komputer yaitu suatu sistem penilaian dimana komputer sebagai korektor sehingga kecil kemungkinannya untuk terjadi kesalahan pada pengoreksian.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMP Negeri 3

Bandar Lampung perlu diadakan pembaharuan pada penilaian siswa, karena penilaian sangat penting dalam suatu pembelajaran. Apabila dalam suatu penilaian terdapat kesalahan menghitung maka siswa akan merasa dirugikan. Oleh karena itu penilaian dianggap sangat penting dalam suatu pembelajaran. Penilaian yang sering digunakan pada pembelajaran di SMP Negeri 3

Bandar Lampung adalah penilaian konvensional.

(18)

3 tepat, akurat, maka dibutuhkan suatu penilaian dengan sistem komputer. Sistem penilaian komputer adalah suatu sistem penilaian yang hasil

penskoran belajar siswa dapat langsung diketahui tanpa membutuhkan waktu yang lama. Pada penilaian ini keakuratan hasil penskoran lebih baik

dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan secara tradisional atau

konvensional. Selain itu juga pada penilaian ini dapat dilakukan penyimpanan soal dibandingkan dengan penilaian konvensional. Pada penilaian

konvensional pengoreksian hasil belajar dilakukan ketika nilai sudah akan dikumpul ke wali kelas sehingga terkadang siswa tidak dapat mengetahui skor hasil belajar secara cepat dan juga membutuhkan tenaga lebih banyak dibandingkan dengan penilaian sistem komputer, sehingga diduga siswa lebih tertarik menggunakan sistem penilaian komputer dibandingkan dengan penilaian konvensional. Oleh karena itu, peneliti ingin membandingkan kemenarikan menggunakan penilaian konvensional dengan sistem penilaian komputer.

Sistem penilaian komputer dapat menyimpan data nilai siswa, melakukan pencarian data secara cepat, melakukan skoring secara otomatis,

(19)

4 Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilaksanakan penelitian

mengenai “Perbandingan Kemenarikan Mengikuti Ulangan Harian dengan

Menggunakan Sistem Penilaian Komputer dan Penilaian Konvensional”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional?

2. Apakah ada interaksi antara kemenarikan siswa dengan menggunakan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam mengikuti ulangan harian?

3. Manakah yang lebih tinggi antara rata-rata kemenarikan mengikuti

ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan

penilaian konvensional.

(20)

5 3. Rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang

menggunakan sistem penilaian komputer lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian konvensional.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan bahwa dengan sistem penilaian komputer dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperoleh penskoran hasil belajar siswa yang lebih akurat dibandingkan dengan penilaian tradisional atau konvensional.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam penilaian hasil belajar siswa dengan meggunakan sistem penilaian komputer.

b. Dapat membantu guru dalam menyimpan soal latihan dan nilai siswa.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Sistem penilaian komputer adalah cara baru dalam melakukan penilaian hasil belajar dengan memanfaatkan komputer.

(21)

6 mengembangkan aplikasi windows dan office dengan membuat tombol perintah, kotak teks, jendela dan toolbar, selanjutnya akan dilink ke program BASIC yang kecil yang melakukan tindakan tertentu. 3. Penilaian konvensional adalah suatu penilaian yang dilakukan secara

tradisional atau manual dan biasa digunakan oleh para guru di sekolah. 4. Ulangan Harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Sistem Penilaian Komputer

A.Hakikat Penelitian Sistem Penilaian Komputer

Sistem ini adalah cara baru dalam melakukan penilaian hasil belajar dengan memanfaatkan komputer. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar pengembangan sistem penilaian komputer ini, yakni:

menyimpan soal secara digital, mengolah hasil ulangan, dan menyajikan informasi soal latihan yang terstruktur baik.

Sistem penilaian komputer adalah sebuah sistem penilaian yang digunakan tanpa memerlukan jaringan internet (online) sehingga dapat digunakan dengan mudah dan tanpa biaya tambahan. Berbeda dengan sistem penilaian online dimana soal-soal dan nilai disimpan secara online dengan

(23)

8 mengembangkan aplikasi windows dan office dengan membuat tombol

perintah, kotak teks, jendela dan toolbar, selanjutnya akan di-link ke program BASIC yang kecil yang melakukan tindakan tertentu.

Dalam program ini akan dibuat sebuah database atau gudang data dengan menggunakan microsoft access, dimana setiap soal latihan dan ulangan akan disimpan dalam sebuah file, tidak hanya itu saja nilai yang didapat dari soal tersebut pun akan disimpan secara otomatis. Hal ini akan sangat membantu guru untuk mendokumentasikan nilai-nilai siswa tanpa harus memindahkan data nilai ke lembar lain karena semua sudah dilakukan secara otomatis.

Sistem ini adalah cara baru dalam melakukan penilaian hasil belajar dengan memanfaatkan komputer. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar penelitian sistem penilaian komputer ini, yakni: menyimpan soal secara digital, mengolah hasil ulangan, dan menyajikan informasi soal latihan yang terstruktur baik.

Menurut Wahyuni (2011: 19), yaitu:

(24)

9 Sistem ini dibuat dengan menggunakan suatu bahasa pemrograman komputer yang sudah terkenal yaitu Visual Basic. Menurut Binarto (2012: 1), yaitu:

Microsoft Visual Basic merupakan sebuah bahasa pemograman yang menawarkan Integreted Development Environment (IDE) visual untuk membuat program lunak berbasis sistem microsoft windows dengan menggunakan model pemograman (COM).Visual Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer BASIC (Beginner’s All Purpose Simbolic Instruction Code).

Menurut Kosman (2011: 1), yaitu Visual Basic adalah suatu bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi visual berbasiskan sistem.

Berdasarkan pendapat kedua para ahli menyatakan bahwa Visual Basic adalah suatu program yang berfungsi membuat aplikasi dalam lingkungan windows. Lingkungan window’s User-interface sangat memegang peranan penting, karena dalam pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan User-Interface tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi program yang mendukung tampilan dan proses yang dilakukan. Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukan User-Interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam User-Interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian-kejadian (event). Tahap

(25)

10

B.Pemrograman Visual Basic untuk Pengembangan Sistem

Bahasa Pemrograman komputer seringkali digunakan para pembuat program untuk membuat software dan aplikasi-aplikasi pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti memilih Visual Basic (VB) dikarenakan VB dapat digunakan pada sistem operasi windows. Berbeda dengan aplikasi komputer seperti flash, macromedia authoware yang tidak dapat berjalan atau digunakan jika

komputer yang kita miliki tidak mempunyai perangkat lunak aplikasi dimana aplikasi tersebut dibuat, bahasa pemrograman ini dapat berdiri sendiri tanpa adanya software VB didalam komputer. Hal ini dikarenakan VB

memungkinkan aplikasi yang kita buat diterjemahkan menjadi bahasa mesin didalam komputer sehingga menjadi satu aplikasi yang berdiri sendiri bukan hanya dibaca dan dijalankan seperti aplikasi diatas.

Bahasa pemrograman adalah kumpulan perintah-perintah yang terstruktur yang digunakan untuk membuat suatu program, dimana program-program ini kalau dirangkai lagi akan membentuk suatu software yang dinamakan

tool/aplikasi. Setelah kode ditulis secara lengkap, maka program akan di compile atau diubah menjadi bahasa mesin sehingga nantinya program atau aplikasi yang dibuat akan dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan bahasa pemrograman yang membuatnya.

(26)

perintah-11 perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

Visual Basic adalah salah satu bahasa pemograman komputer yang digunakan untuk aplikasi windows yang berbasis GUI (Graphical User Interface). Visual Basic merupakan event-driven programming (Pemrograman terkendali

kejadian) artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa event/kejadian tertentu seperti tombol diklik, menu dipilih, dan lain-lain. Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur event) akan dilaksanakan.

Untuk mengintegrasikan object control dengan kode program yang dijalankan ketika user memerintahkan action tertentu, sebuah object control dapat

melakukan event handling (penanganan event). Event adalah aktivitas yang dilakukan user terhadap object control seperti mengklik, menggerakkan kursor di atas objek tertentu atau mengubah nilai yang dimiliki objek tertentu. Ketika event tersebut dilakukan oleh user, program akan menjalankan kode yang bersesuaian. Penulisan kode program merupakan pekerjaan lain dalam pengembangan aplikasi. Kode program ditulis dalam bahasa pemrograman tertentu.

Pada layar kerja Visual Basic memiliki sifat-sifat:

(27)

12 b. Sizable: dapat diubah-ubah ukurannya. Untuk mengubah ukuran

suatu elemen atau jendela, klik dan tahan tombol mouser pada sisi border jendela.

c. Dockable: dapat menempel dengan bagian lain yang berdekatan. Untuk menempelkan elemen layar ke elemen lainnya, cukup dengan cara menempelkan sisi-sisi elemen tersebut.

Bahasa pemograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner's All-Purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).

Visual Basic selain disebut sebagai bahasa pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi

berbasiskan windows.

Membuat program dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic sangat mudah, hal ini dikarenakan pada Visual Basic terdapat properties, toolbox, dan fasilitas lain sehingga memudahkan pemrogram dalam menggunakannya. Kode pada Visual Basic pun merupakan perluasan dari kode bahasa pemrograman sebelumnya.

(28)

13 windows pasti dapat membuat program dengan Visual Basic. Perlu dipahami adalah penggunaan mouse, manipulasi jendela dan logika pemrograman untuk membuah sebuah aplikasi.

Beberapa kemampuan atau manfaat dari VB diantaranya adalah: a. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows

b. Untuk membuat objek-objek pembantu program

c. Menguji program (debugging) dan menghasilkan program berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan tanpa memiliki program Visual Basic.

d. Mengggunakan platform pembuatan program yang diberi nama developer studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++ dan Visual J++

e. Memiliki kompiler handal yang dapat menghasilkan file executable yang lebih cepat dan lebih efisien dari sebelumnya

f. Memiliki beberapa tambahan sarana wizard yang baru. Wizard adalah sarana yang mempermudah di dalam pembuatan aplikasi dengan otomatisasi tugas-tugas tertentu.

g. Tambahan tombol-tombol baru yang lebih canggih serta meningkatkan kaidah struktur Bahasa Visual Basic.

h. Kemampuan membuat Activex dan fasilitas internet yang lebih banyak. i. Sarana akses data yang lebih cepat dan andal untuk membuat aplikasi

(29)

14 j. Visual Basic 6.0 memiliki beberapa versi atau edisi yang disesuaikan

dengan kebutuhan pemakainya

k. Visual Basic disertai dengan berbagai sarana untuk membuat aplikasi database, sarana database Visual Basic yang menjadikannya lingkungan terbaik untuk mengembangkan aplikasi client/server.

C.Versi-Versi Visual Basic

Berikut adalah versi-versi Visual Basic 1. Standar Edition/Learning Edition 2. Professional Edition

3. Enterprise Edition

D.Memulai Program Visual Basic 6.0

Untuk memulai menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ada beberapa cara yaitu dengan cara mengklik icon Visual Basic 6.0 yang ada pada desktop. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai berikut:

a. Klik tombol Start b. Pilih all program

c. Pilih Microsoft Visual Studio

d. Kemudian pilih Microsoft Visual Basic 6.0

(30)

15

Gambar 2.1 Cara memulai Visual Basic

e. Setelah itu tampil kotak dialog New Project, pilih tab New, kemudian klik icon Standar EXE.

Pilihan project microsoft Visual Basic 6.0 dapat dilihat Gambar 2.2

Gambar 2.2 Pilihan Project Microsoft Visual Basic 6.0

(31)

16

Gambar 2.3 Tampilan Utama Visual Basic Keterangan:

a. Main Windows (jendela utama) terdiri dari title bar, menu bar, toolbar, tampilan jendela utama Visual Basic dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Jendela Utama Visual Basic

Title bar berisi nama proyek, mode operasi dan form yang aktif. Menu bar dan menu drop-down untuk mengontrol operasi dari lingkungan Visual Basic dan toolbar berisi kumpulan gambar yang mewakili perintah yang ada di menu.

b. Form windows (jendela form) adalah pusat dari pengembangan aplikasi Visual Basic yang disajikan pada gambar.

Main Windows (jendela utama)

Form windows Project

Windows

Toolbox

Properties Windows

(32)

17 c. Project Windows (jendela proyek) menampilkan daftar form dan modul

proyek anda.

d. Toolbox adalah kumpulan dari objek yang digunakan untuk membuat user interface serta kontrol bagi program aplikasi.

e. Properties Windows (jendela properties) berisi daftar struktur setting property yang digunakan pada sebelum objek terpilih.

f. Jendela code, digunakan untuk menuliskan kode program.

2.1.2 Penilaian Konvensional

Proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada penguasaan konsep yang dijaring dengan tes tertulis obyektif dan subyektif sebagai alat ukurnya. Dalam pembelajaran konvensional juga diperlukan suatu penilaian.

Menurut Suhartini (2010:19), yaitu:

Pembelajaran yang biasa (konvensional), hal ini dilihat dari segi proses pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran secara optimal.

Sedangkan Yusniati (2009: 21-22), yaitu:

Model konvensional adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas guru (teacher centered). Pengajaran konvensional cenderung kurang mengaktifkan siswa dalam proses pengajarannya.

(33)

18 ceramah dan dilakukan secara langsung yaitu memaparkan seluruh materi yang ada dengan memberikan contoh secara jelas tanpa siswa harus mencari terlebih dahulu materi tersebut. Dalam kegiatan belajar ini siswa adalah objek pembelajaran sehingga siswa pasif dan menjadi tidak berkembang.

Menurut Uno (2012: 1), yaitu:

Assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan,

metode/instrumen pendidikan lainnya.

Sedangkan menurut Hamid (2011: 15), yaitu:

Pengertian asesmen atau penilaian adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara

menyeluruh. Penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk.

(34)

19 hasil atau prestasi belajar peserta didik. Informasi pencapaian hasil atau prestasi belajar peserta didik diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk dan alat pengukuran dan non pengukuran atau tes dan non tes, formal ataupun non formal.

Menurut Purnomo (2009), penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender.

d. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.

h. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian berdasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Tabel 2.1 Klasifikasi penilaian dan bentuk instrument (Purnomo, 2009: 10)

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

1. Tes tertulis a. Tes objektif: pilihan ganda, jawaban

singkat, benar-salah, menjodohkan b. Tes uraian: tes uraian objektif dan tes

uraian non objektif

2. Tes lisan Daftar pertanyaan

(35)

20

c. Tes uji petik kinerja 4. Penugasan individual

atau kelompok

a. Pekerjaan rumah b. Projek

5. Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio

6. Jurnal Buku cacatan jurnal

7. Penilaian diri Kuesioner/lembar penilaian diri 8. Penilaian antar teman Lembar penilaian antarteman

Dari pendapat ahli di atas bahwa dalam suatu penilaian terdapat prinsip-prinsip penilaian yang harus dipatuhi. Kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

Menurut Dolen (2010), yaitu:

Penilaian konvensional adalah sistem penilaian yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur asesmen konvensional dilakukan dengan menguji "bits and pieces". Contoh-contoh format penilaian tradisional/konvensional antara lain: multiple-choice, matching, true-false, dan paper and pencil test.

(36)

21 konsep peserta didik, akibatnya tujuan kurikuler mata pelajaran belum dapat dicapai dan atau tergambarkan secara menyeluruh. Penilaian terhadap kinerja siswa itu amat penting, namun sebagian besar guru merasa kesulitan dalam melaksanakan karena belum memahami prosedur penggunaannya.

Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom

assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Menurut Mulyana (2005) ada beberapa alasan mengapa guru harus memahami asesmen, yaitu sebagai berikut:

1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar 2. Memonitor kemajuan siswa,

3. Menentukan jenjang kemampuan siswa, 4. Menentukan efektivitas pembelajaran,

5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran, 6. Mengevaluasi kinerja guru kelas,

7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru.

Setiap penggunaan asesmen atau penilaian dicirikan oleh hal-hal berikut: 1. Menuntut siswa untuk merancang, membuat, menghasilkan,

mengunjukkan atau melakukan sesuatu

2. Memberi peluang untuk terjadinya berpikir kompleks atau memecahkan masalah;

3. Menggunakan kegiatan-kegiatan yang bermakna secara instruksional; 4. Menuntut penerapan yang autentik pada dunia nyata;

(37)

22 Mulyana (2005), menggagaskan 5 petunjuk bagi guru penggunaan asesmen dalam kelas dan juga fungsi asesmen terhadap pembelajaran, yaitu:

Kelima petunjuk tersebut adalah: (1) senantiasa menganggap bahwa pembelajaran terus berlangsung; (2) selalu meminta siswa untuk

menunjukkan bukti-bukti bagaimana mereka belajar; (3) memberi siswa umpan balik tentang respon kelas serta rencana pengajar tentang respon tersebut; (4) melakukan penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran; dan (5) menilai ulang bagaimana penyesuaian-penyesuaian tersebut bekerja cukup baik.

fungsi asesmen terhadap pembelajaran, yaitu:

(1) Meningkatkan motivasi belajar siswa (2) Meningkatkan daya transfer hasil belajar (3) Membantu siswa untu melakukan asesmen diri sendiri (self asessment) (4) Membantu mengevaluasi efektivitas proses pembelajaran.

Khairunnisa (2010: 17), menyatakan yaitu:

Dalam melakukan suatu penilaian memiliki suatu tujuan yakni untuk melihat penguasaan suatu materi atau bahan, keberhasilan belajar, keterampilan tertentu, kemajuan belajar, dan semacamnya, dan bahkan untuk menilai sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya sikap siswa dalam belajar fisika.

Tujuan penilaian tidak bisa lepas dari tujuan pendidikan nasional,

dikarenakan tujuan penilaian berkaitan dengan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus adalah jabaran dari tujuan instruksional umum. Sedangkan tujuan instruksional umum terkait dengan tujuan kurikuler, dan seterusnya sampai dengan keterkaitannya dengan tujuan nasional.

Menurut Thoha (1990: 47), menyatakan:

(38)

23 evaluasi di sekolah terbagi dalam beberapa macam, salah satunya yaitu evaluasi formatif atau lebih sering dikenal dengan ulangan harian yang pelaksanaannya tidak dilakukan setiap saat ataupun ditentukan langsung oleh sekolah tetapi pelaksanaannya disesuaikan dengan kesiapan

sekolah materi yang telah diajarkan oleh guru.

Secara rinci Sudijono (1995:23), menjelaskan bahwa:

Evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilaksanakan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu

dilalaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran/subpokok bahasan dapat diselesaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi formatif adalah proses evaluasi yang diselenggarakan oleh seorang pendidik saat berlangsungnya pembelajaran ketika sebuah subpokok bahasan berhasil diselesaikan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah

pembelajaran dan merangsang peserta didik agar lebih rajin dalam belajar sekaligus mengetahui bagian-bagian manakah dari materi yang diajarkan kepadanya yang belum dapat dikuasai dengan baik, sehingga untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dan pengulangan dalam belajar.

Menurut Eddy (2009: 20), agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:

(39)

24 soal atau menelaah secara kualitatif, 8) merakit soal menjadi perangkat tes, 9) menyusun pedoman penskorannya, 10) uji butir soal, 11) analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan 12) perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

Menurut Ardian (2011) perkembangan konsep-konsep assessment (penilaian) yang berhubungan erat dengan konsep pendidikan, yaitu:

1. Keadaan sebelum 1930

Konsep pengukuran: Penilaian dan pengukuran adalah 2 hal yang tidak terpisahkan; kegiatan penilaian diarahkan pada upaya

memeriksa perbedaan-perbedaan individual siswa; hubungan antara penilaian dan kurikulum/sistem pendidikan tidak ada; orientasinya pada pengembangan alat uji yang objektif dan baku.

2. Keadaan antara 1930-1960

Konsep Tyler (oleh Tyler): Kegiatan penilaian mulai dihubungkan dengan upaya perbaikan kurikulum/sistem pendidikan; penilaian berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan telah atau belum dicapai

3. Keadaan setelah 1960

Konsep baru (oleh Seriven, Stake, dan Stufflebeam):

1) Penilaian tidak hanya diarahkan pada pemeriksaan terhadap tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, melainkan mencakup pula tujuan-tujuan yang tersembunyi;

2) Penilaian tidak dilakukan hanya melalui pengukuran perilaku siswa melainkan juga melalui pengkajian langsung terhadap aspek masukan dan proses pendidikan;

3) Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan telah tercapai melainkan juga untuk

mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting untuk dicapai; 4) Tujuan dan objek penilaian cukup luas, cara dan alat penilaian

pun cukup beragam

(40)

25 tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pada bagian kerangka berpikir ini, peneliti merumuskan sebuah kerangka pikir agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Hasil analisis kebutuhan penelitian membandingkan kemenarikan mengikuti ulangan harian antara menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional.

Sistem penilaian komputer sistem penilaian komputer adalah sebuah sistem penilaian yang digunakan tanpa memerlukan jaringan internet (online) sehingga dapat digunakan dengan mudah dan tanpa biaya tambahan. Berbeda dengan sistem penilaian online dimana soal-soal dan nilai disimpan secara online dengan menggunakan jaringan internet sehingga membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk mengaksesnya, sistem penilaian offline ini dapat digunakan dirumah secara mandiri oleh guru. Masih rendahnya kemampuan guru dalam melakukan pengarsipan soal penilaian dan melakukan

(41)

26 Penilaian konvensional adalah sistem penilaian yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur asesmen konvensional dilakukan dengan menguji "bits and pieces". Contoh-contoh format penilaian tradisional/konvensional antara lain: multiple-choice, matching, true-false, dan paper and pencil test. Kedua penilaian tersebut diharapkan dapat diketahui kemenarikannya sesuai tujuan dari penelitian ini yang nantinya akan dibandingkan dan dilihat manakah penilaian yang lebih menarik.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut di atas, peneliti akan

membandingkan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional. Pemilihan sistem ini mengacu pada ketersediaan sarana dan prasarana yang memungkinkan pemanfaatan sistem penilaian komputer pada SMP Negeri 3 Bandar Lampung dan manfaatnya dalam pembelajaran, yang dapat 1) mengetahui kemenarikan siswa dalam mengikuti ulangan harian antara penilaian sinilkom dengan konvensional, 2) membantu guru dalam mendapatkan soal ulangan ataupun soal ulangan harian yang cukup bervariasi, 3) memungkinkan para siswa untuk dapat mengukur dan mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

(42)

27 Pada penelitian perbandingan variabel yang akan diselidiki terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mengikuti ulangan harian dengan sistem penilaian komputer (X1), mengikuti ulangan harian dengan penilaian konvensional (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah kemenarikan sistem penilaian komputer (Y1) dan kemenarikan penilaian konvensional (Y2), kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui mana yang lebih tinggi rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional.Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terlihat tampilan diagram kerangka pemikiran pada gambar 2.5

Gambar 2.5. Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan:

X1 : Ulangan Harian dengan Sistem Penilaian Komputer X2 : Ulangan Harian dengan Penilaian Konvensional Y : Variabel Bebas

(43)

28

2.3 Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah:

1. Kedua kelompok sampel memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang setara.

2. Kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran fisika berbeda-beda. 3. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1. Hipotesis Pertama

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional.

H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional.

2. Hipotesis kedua

H0 : Tidak ada interaksi antara kemenarikan siswa dengan menggunakan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam mengikuti ulangan harian.

(44)

29 sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam mengikuti ulangan harian.

3. Hipotesis ketiga

H0 : Tidak ada rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer tidak lebih tinggi atau samadibandingkan dengan penilaian konvensional. H1 : Rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang

(45)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada materi pokok Usaha dan Energi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3

Bandar Lampung semester ganjil pada tahun pelajaran 2012/2013 kelas IX terdiri atas enam kelas, yaitu IX-A sampai IX-F. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara purposive sampling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti (Sudjana, 2005: 202). Teknik ini ditentukan berdasarkan kemenarikan siswa. Sampel yang

diperoleh adalah kelas IX-D yaitu kelas eksperimen dan IX-E yaitu kelas kontrol.

3.3 Desain Penelitian

(46)

31 komputer (sinilkom) dan ulangan harian dengan konvensional (X) serta kemenarikan (Y). Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x3 dapat dilihat pada Tabel 3.1

3.1 Tabel desain faktorial Model Penilaian (A)

A1B2 = kemenarikan rata-rata kelompok sedang mengikuti ulangan harian dengan sinilkom.

A1B3 = kemenarikan rata-rata kelompok rendah mengikuti ulangan harian dengan sinilkom.

A2 B1 = kemenarikan rata-rata kelompok tinggi mengikuti ulangan harian dengan konvensional siswa

A2B2 = kemenarikan rata-rata kelompok sedang mengikuti ulangan harian dengan konvensional siswa

A2B3 = kemenarikan rata-rata kelompok rendah mengikuti ulangan harian dengan konvensional siswa

Adapun langkah-langkah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi, berguna untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru Fisika selama pembelajaran.

(47)

32 3. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam penilaian, seperti:

laboratorium komputer.

4. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar beserta aturan penskorannya.

5. Melakukan validasi instrumen dan perbaikan instrumen.

6. Melakukan uji coba tes hasil belajar dan menghitung reliabilitasnya. 7. Melaksanakan penelitian.

8. Mengadakan tes kemampuan hasil belajar. 9. Menganalisis data.

10. Membuat kesimpulan.

3.4 Prosedur Penelitian

Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol dilakukan sebanyak 2 jam pelajaran. Langkah-langkah pemberian perlakuan adalah sebagai berikut: 1) Penjelasan mengenai latihan dan ujian

2) Penjelasan mengenai produk sistem penilaian komputer

3) Melakukan latihan menggunakan produk sistem penilaian komputer 4) Melakukan simulasi dan ujian menggunakan produk sistem penilaian

komputer

(48)

33 ditempatkan dalam kelompok yang heterogen. Kemudian penyebaran

pengisian angket yang dibagikan kepada siswa. Angket ini berisi tentang tanggapan responden terhadap produk yang digunakan mengenai kecepatan kerja, produktivitas, kenyaman kerja, kemudahan penggunaan dan efektivitas kerja. Pada tahapan ini, peneliti merumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu memperkirakan dana, tenaga dan waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian, merumuskan kemampuan peneliti, merancang prosedur kerja.Adapun rata-rata kemenarikan siswa dengan kriteria sebagai berikut: Nilai ≥ 76 : kemenarikan tinggi

65 ≤ nilai ≤ 75 : kemenarikan sedang

Nilai < 65 : kemenarikan rendah

(Widyastuti, 2011: 30)

Langkah-langkah dalam menggunakan produk ini adalah: 1. Menyiapkan soal untuk dijadikan sampel produk 2. Merancang masukan dan keluaran produk awal

3. Melakukan coding menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 4. Melakukan debugging (menguji kode)

5. Membuat file execute 6. Membuat file setup

7. Membuat buku manual menggunakan microsoft word 2007 8. Mengemas produk awal untuk dilakukan uji skala terbatas.

(49)

34 soal yang valid dan dapat diterima dengan baik yang akan dimasukan

kedalam produk sistem penilaian komputer. Produk utama yang dihasilkan berupa sebuah program komputer sistem penilaian komputer dan produk pendukungnya berupa buku manual penggunaan produk. Produk sistem penilaian komputer dikembangkan dengan menggunakan software bahasa pemrograman komputer Visual Basic, sedangkan produk pendukung dibuat dengan menggunakan microsoft word 2007 dan Adobe Photoshop 5.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket dan soal ulangan harian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kualitas produk, efektivitas penggunaan produk, kemudahan penggunaan produk, dan akurasi hasil perhitungan proses penggunaan produk untuk melihat kemenarikan siswa. Soal ulangan harian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai produk penilaian dengan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional.

Angket digunakan pada uji coba awal dan uji lapangan. Beberapa aspek yang diamati dalam uji coba awal dan uji lapangan adalah :

(50)

35

3.6 Analisis Instrumen

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen yakni kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang digunakan tidak valid dan atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Dengan demikian untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian, yaitu uji validitas (test of validity) dan uji keandalan (test of reliability).

3.6.1 Uji Validitas

(51)

36 Dimana:

r : Korelasi Product Moment

x : Skor pernyataan ke-i, i = 1,2,3…n y : Skor total pernyataan ke-i, i = 1,2,3…n n : Jumlah responden

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap valid atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis apabila koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0.30. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Reliabilitas mencakup 3 aspek penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability), sehingga alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya. Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen penelitian dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama.

Uji reliabilitas data penelitian ini menggunakan metode (rumusan) koefisien

Alpha Cronbach’s. koefisien Alpha Cronbach’s merupakan koefisien

(52)

37 menggambarkan varians dari item-item sekaligus untuk mengevaluasi

internal consistency. Adapun rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: Nilai reliabilitas

: Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total

k : Jumlah item (Riduwan, 2008)

(53)

38 Keterangan:

r11 : nilai reliabilitas

2

i : jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t : varians total varia (Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach's yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach's 0 sampai 1.

Menurut Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang

diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach's 0.00 sampai dengan 0.20 berarti kurang reliabel. 2. Nilai Alpha Cronbach's 0.21 sampai dengan 0.40 berarti agak reliabel. 3. Nilai Alpha Cronbach's 0.41 sampai dengan 0.60 berarti cukup reliabel. 4. Nilai Alpha Cronbach's 0.61 sampai dengan 0.80 berarti reliabel.

5. Nilai Alpha Cronbach's 0.81 sampai dengan 1.00 berarti sangat reliabel.

(54)

39

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa saran, komentar serta ringkasan hasil angket dan observasi dari responden, yang diambil pada saat dilakukan analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan angket dan pedoman observasi, dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3

Tabel 3.2 Daftar Kemenarikan Sistem Penilaian Komputer Siswa Kelas IX-D

(55)

40

Skor Tertinggi 96 Tinggi

Skor Terendah 60 Rendah

Jumlah 2820 Tinggi

Skor rata-rata siswa 81 Tinggi

Tabel 3.3 Daftar Kemenarikan Penilaian Konvensional Siswa Kelas IX-E

(56)

41

Skor Tertinggi 86 Tinggi

Skor Terendah 60 Rendah

Jumlah 2498 Tinggi

Skor rata-rata siswa 73 Sedang

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis data dilakukan sebagai berikut:

3.8.1 Uji Normalitas

Pada tahapan ini pengujian dilakukan untuk menguji normalitas sampel antara ketiga kelompok yang berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sudjana (2005: 466) terdiri atas dua rumusan hipotesis, yaitu:

Ho: Populasi berdistribusi normal H1: Populasi berdistribusi tidak normal

(57)

42 Untuk menguji hipotesis nol maka diperlukan tahapan sebagai berikut:

1) Pengamatan Xi.... dan seterusnya, dijadikan bilangan baku Zi.... dan seterusnya dengan rumus:

S X Xi

Zi (X dan S masing-masing merupakan rata-rata dari

simpangan baku sampel).

2) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang F (Zi) = P (Z Zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ....Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S(ZI)

4) Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) untuk menentukan harga mutlaknya. 5) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut.

Harga terbesar ini disebut LO.

6) Bila harga LO tersebut lebih kecil dari Ftabel (nilai kritis uji Lilliefors) pada

tabel dengan n adalah ukuran sampel pada taraf nyata =0,05 berarti data berasal dari distribusi normal dan sebaliknya.

3.8.2 Uji Homogenitas Variansi

Homogenitas diuji dengan menggunakan uji Barlett (Sudjana, 2005: 263) sebagai berikut:

(58)

43 Hipotesis statistik:

H0 : 1x1 2x2 3x3

H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Kriteria uji:Tolak H0 jika X² X²( 1- )(k-1) dimana X²( 1- )(k-1) didapat dari

distribusi Chi Kuadrat dengan peluang (1- ), dk (k-1) dan = 0,05.

3.8.3 Uji Analisis Variansi Univariate

Analisis univariate merupakan cara yang digunakan untuk menguji

signifikansi efek dua variabel bebas dan satu variabel terikat, dan interaksi kedua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji Univariate: a) Varians homogen (sama)

b) Variabel terikat ada satu dan variabel bebas ada dua c) Data berdistribusi normal

Tahapan-tahapan yang diambil dalam pengujian menggunakan uji Univariate adalah:

(59)

44 Tabel 3.4 Rumus Unsur Persiapan Anava Tiga Jalan

Sumber Variasi Jumlah Kuadrat (JK) Db MK Fo

AB : interaksi antara pendekatan dengan kelompok JKT : jumlah kuadrat total

JKA : jumlah kuadrat variabel A JKB : jumlah kuadrat variabel B

JKAB : jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B JK(d) : jumlah kuadrat dalam

MKA : mean kuadrat variabel A MKB : mean kuadrat variabel B

MKAB : mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B MKd : mean kuadrat dalam

FA : harga Fo untuk variabel A FB : harga Fo untuk variabel B

FAB : harga Fo untuk interaksi variabel A dengan variabel B

(60)

45

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah

1). Bila nilai Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis satu ditolak.

2). Bila nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima.

1. Hipotesis Pertama

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional.

H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional.

2. Hipotesis kedua

H0 : Tidak ada interaksi antara kemenarikan siswa dengan menggunakan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam

mengikuti ulangan harian.

(61)

46 3. Hipotesis ketiga

H0 : Rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer tidak lebih tinggi atau sama dibandingkan dengan penilaian konvensional.

H1 : Rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer tidak lebih tinggi atau sama dibandingkan dengan penilaian konvensional.

Keterangan:

1. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. 2. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka Jika nilai H0

(62)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan:

1. Ada Perbedaan yang signifikan rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang menggunakan sistem penilaian komputer dengan penilaian konvensional Fhitung 96.890 ฀ Ftabel 3.140.

2. Tidak ada interaksi antara kemenarikan siswa dengan menggunakan sistem penilaian komputer dan penilaian konvensional dalam mengikuti ulangan harian yaitu nilai sig. 0.127 > 0.05.

3. Rata-rata kemenarikan mengikuti ulangan harian antara siswa yang

menggunakan sistem penilaian komputer lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian konvensional yaitu pada sistem penilaian komputer untuk

(63)

66

5.2 Saran

Berdasarkan teori-teori yang melandasi operasional penelitian dan hasil pengamatan serta temuan selama proses penelitian dilaksanakan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya sekolah yang ingin menggunakan sistem penilaian komputer harus memiliki fasilitas sekolah seperti ruang belajar komputer yang memadai yaitu yang dapat mendukung untuk penginstalan program yang akan digunakan dengan baik.

2. Dibutuhkan guru yang ahli dan kreatif dalam mengoperasikan program tersebut.

Gambar

Gambar 2.1 Cara memulai Visual Basic
Gambar 2.4 Jendela Utama Visual Basic
Tabel 2.1 Klasifikasi penilaian dan bentuk instrument         (Purnomo, 2009: 10)
gambar 2.5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya Sistem Informasi Perpustakaan Pada Program Studi Sistem Informasi dan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia dapat membantu dalam proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pencatatan berbasis komputer dapat membantu proses penyimpanan data menjadi lebih mudah, cepat dan efisien, dan dapat

Identifikasi terhadap mahasiswa atau mahasiswi ini sangat sulit dilakukan karena belum adanya suatu pencatatan pemakaian komputer di laboratorium komputer yang dapat

Penerapan Untangle di Berlin Komputer Bengkulu dapat membantu proses lalu-lintas data internet ke LAN atau sebaliknya menjadi lebih aman dan cepat. Konfigurasi

ALP Petro Industry yang menggunakan kombinasi metode GRS dan 360 derajat diharapkan dapat membantu proses penilaian kinerja menjadi lebih cepat dan mengurangi

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sistem bank soal yang dikembangkan dapat digunakan untuk menyimpan soal- soal dan dapat membantu guru dalam menyiapkan instrumen

Penggunaan Sistem penilaian kinerja irigasi berbasiskan komputer yang dirancang dengan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process dan Fuzzy Multi Criteria Decision

Ainul dkk, inovasi sistem ulangan … admin 1 Pengolahan admin admin guru siswa sekolah Sekolah_guru Sg_mapel mapel kelas ulhar Peserta_ulhar SGM_S Tahun_ajaran soal Ul_soal