• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT (GPIB) IMMANUEL DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT (GPIB) IMMANUEL DI KOTA MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA

BAGIAN BARAT (GPIB) IMMANUEL DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

TUTI NENI SURYANI NABABAN

NIM : 3113321037

PROGRAM PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Tuti Nenni Suryani Nababan. 3113321037. Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Di Kota Medan. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, mengetahui perkembangan bangunan gereja dan jemaat. Pada masa awal berdirinya, gereja ini dipenuhi oleh bangsa Belanda dan orang-orang Ambon. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan data kualitatif. Untuk mengumpulkan data-data, penulis melakukan wawancara dan dokumentasi yang berhubungan dengan Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai Pendeta, Majelis GPIB Immanuel, dan Sekretariat Gereja. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Indische Kerk atau Staatskerk merupakan gereja yang berdiri pada masa kolonial Belanda. Berdirinya gereja ini atas persetujuan kolonial Belanda untuk membangun rumah ibadah bagi umat Kristiani. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangannya yaitu gereja mengalami peralihan nama menjadi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, bangunan perkembangan bangunan gereja, pertambahan jemaat gereja meningkat dari tahun ke tahun,pergantian Pimpinan Jemaat, perubahan bahasa yang dipakai saat ibadah, tata ibadah dan jadwal ibadah tiga kali. Terbukanya GPIB Immanuel untuk umum yang ingin mengatahui sejarah gereja lebih dalam. Melalui penelitian ini sudah selayaknya sesama jemaat dan masyarakat Kota Medan menjaga keberadaan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel sebagai bukti sejarah gereja tertua di Kota Medan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Membuat suatu Karya Ilmiah merupakan kewajiban bagi setiap Mahasiswa/Mahasiswi yang akan menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi, khususnya di Universitas Negeri Medan, dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam kesempatan ini penulis memilih judul mengenai “Sejarah Perkembangan Gereja Potestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel

di Kota Medan”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Studi dan Skripsi.

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(7)

iii

5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah banyak memberikan masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan juga selaku Dosen Penguji utama yang telah banyak memberikan masukan, petunjuk, dan sarannya dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si., sebagai Dosen Penguji kedua dan bapak Ricu Siddiq, MPd., sebagai Dosen Penguji ketiga, yang telah banyak memberikan masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan Skripsi ini.

8. Seluruh fungsionaris dan Dosen serta pegawai pada Jurusan Pendidikan Sejarah.

9. Kepada Bapak Pendeta Murwanto Moesamo, M.Min yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi. Terimakasih kepada Ibu Nelli Sunda dan kakak Ruth selaku Sekretariat Gereja yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi.

(8)

iv

11. Saya dan selalu mengajarkan untuk tidak berhenti kepada Tuhan walaupun harapan itu jauh dari hidup. Begitu juga buat abang-abang saya Andi Erik Saputra Nababan yang saat ini berada di Pekanbaru, Benni Sutrisno Nababan, SP, adek-adek saya Erna Tiur Hotmaida Nababan, Andre Carlos Martua Nababan. Dan untuk Opung Doris terimakasih untuk doa yang selalu menyertai penulis. Untuk Tulang Doris dan Inanguda Dedi terimakasih buat semua doa dan bantuannya hingga saat ini, Tuhan memberkati kita semua.

12. Terimakasih juga terkhusus untuk teman saya Suci Mona Lisa Siregar S.Pd yang memberi motivasi pandangan hidup, yang selalu menceritakan tentang hal-hal positif, terimakasih banyak untuk semangatnya selama ini dan celotehannya yang sangat berarti dari semester V sampai sekarang. Semoga tercapai apa yang diinginkan selama ini dan juga semoga keinginan bersama calon pendamping hidup terlaksana tahun ini. Amin. 13. Terimakasih buat kakak Nora Imelda Nababan, S.Pd dan abang Sabam

Silitonga, Amd.Kom untuk kebaikannya dan semangatnya untuk penulis, segera mungkin diberi Tuhan anggota baru di dalam keluarganya. Dan ucapan terimakasih buat temanku Magdalena Tampubolon, S.Kep, untuk doanya kepada penulis.

(9)

v

15. Terimakasih buat temanku selama di Jurusan Pendidikan Sejarah, Pinta Uli Sinaga yang selalu setia menemani dari awal masuk perkuliahan sampai sekarang, Pitirana Simamora, S.Pd, Natalia Enjelina Pasaribu, Rima Sihombing, S.Pd, dan seluruh teman-teman kelas Ekstensi 2011.

16. Terimakasih buat teman-teman PPLT 2014 SMA Negeri 1 Kisaran, kak Fitri Ramayani, S.Pd, Tukini, S.Pd, Masyitoh, S.Pd, Astri Afriliawati, S.Pd, Erna Andriani Gultom, S.Pd, Setia Ekawati, S.Pd, Jelita Sitorus, S.Pd, Katrin Malau, S.Pd.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya Skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 07 April 2017

Hormat Penulis

Tuti Nenni Suryani Nababan

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... .ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... .1

A. Latar Belakang ... .1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... .4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kerangka Konseptual ... 5

1. Gereja ... 5

2. Perkembangan GPIB Immanuel Medan... 7

3. Arsitektur ... 8

B. Kerangka Berfikir... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

(11)

vi

B. Lokasi Penelitian ... 14

C. Sumber Data ... 14

D. Teknik Pengumpulan Data ... 14

E. Teknik Analisa Data ... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17

A. Identitas Wilayah Kota Medan ... 17

B. Sejarah Awal Berdirinya Gereja Protestan di Indonesia ... 23

C. Awal Berdirinya Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) . 30 D. Sejarah Berdirinya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel di kota Medan ... 45

E. Perkembangan GPIB Immanuel di kota Medan ... 47

a. Perkembangan Bangunan Fisik Gereja ...47

b. Perkembangan Jemaat GPIB Immanuel Medan ...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 62

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) merupakan gereja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Sidang Sinode Am ketiga Gereja Protestan di Indonesia (GPI) tahun 1948 mengenai pembentukan gereja yang keempat GPI di wilayah Indonesia yang tidak terjangkau oleh GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa), GPM (Gereja Protestan Maluku), GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu itu bernama “De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie”. Nama Gereja

Protestan di Indonesia bagian Barat pada mulanya menunjukkan wilayah geografis dari kehadiran jemaat-jemaat GPIB pada waktu berdirinya yaitu mencakup Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

(14)

2 Indische atau Staatskerk adalah sebuah gereja tua yang dibangun di kota Medan yang berdasarkan arsip lembaran kenegaraan Belanda tahun 1912 No.497. Pada saat itu gereja tersebut merupakan tempat peribadatan anggota-anggota Gereja Protestan dari Hindia Belanda. Indische atau Staatskerk dibangun dengan desain zaman kolonial yang masih terawat dan berdiri

dengan megah sampai sekarang. Semasa pendudukan tentara Jepang, gedung

gereja digunakan sebagai gudang sehingga jemaat beribadah di gedung gereja Gerefmeerd (Gereja Kristen Indonesia sekarang).

Setelah perang dunia ke-2 berakhir, gedung gereja juga digunakan oleh jemaat dari gereja Anglican (Inggris). Tahun 1948, jemaat beribadah menggunakan bahasa Belanda, namun di tahun 1949 jemaat beribadah meggunakan dua bahasa yakni bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Di bulan september tahun 1959, gereja Indische atau Staatskerk secara penuh menjadi milik dari GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) dengan nama GPIB jemaat “Immanuel“ Medan. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel medan terletak di jalan DiponegoroNo. 25 - 27 yang berada di kelurahan Madras Hulu, kecamatan medan Polonia, Medan, Sumatera Utara.

Dalam perjalanan usianya yang panjang, Gereja GPIB “Immanuel”

telah mengukir serangkaian pengembangan dalam persekutuan, pelayanan,

dan kesaksian sejalan dengan bertambahnya cabang dari Gereja Protestan di

Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel Medan yaituGPIB Kasih Karunia

(15)

3 Filadelfiadi Jl. Krakatau No. 14-Adan bertambahnya jumlah anggota

jemaat.Di bulan Agustus 2016 warga jemaat GPIB Immanuel Medan

berjumlah 652 kepala keluarga (2315 orang) yang terbagi dalam VI

Sektor yang terdiri dari beragam suku seperti batak, nias, jawa,

Tionghoa.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menulis ini dengan judul “Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Di Kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Sejarah berdirinya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel dikota Medan.

2. Mengetahui perkembangan bangunan fisik gereja dan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel di Kota Medan.

3. Mengetahui teologi Calvinisme yang dianut GPIB Immanuel Medan.

(16)

4

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja Protestan di Indonesia bagian

Barat (GPIB) Immanuel di Kota Medan?

2. Bagaimana perkembangan fisik bangunan, dan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel di kota Medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel di kota Medan.

2. Untuk mengetahui perkembangan fisik bangunan dan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel di kota Medan. F. Manfaat Penelitian

1. Memberikan pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca mengenai perkembangan Gereja Protestandi Indonesia bagianBarat (GPIB) Immanuel di kota Medan.

(17)

5 3. Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang penulisan

karya ilmiah.

(18)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sejarah berdirinya Indische Kerk atau Staatskerk dibangun pada tanggal 21 Oktober 1921. Dibangun berdasarkan arsip kenegaraan Belanda No.497 tahun 1921 di lahan yang dulunya merupakan kebun tembakau. Letaknya yang strategis berada di seberang gedung pemerintahan Hindia Timur atau yang sekarang dikenal dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara yang saat itu digunakan pemerintah Belanda sebagai kantor untuk menangani perkebunan Medan. Bulan September tahun 1959 Indische Kerk atau Staatskerk secara penuh menjadi bagian dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Immanuel yang berada di jalan Diponegoro No.25-27 Medan.

2. Perkembangan GPIB Immanuel Medan dari awal berdirinya sampai saat ini telah melakukan beberapa perubahan, yaitu terhadap bangunan fisik gereja dan perkembangan jemaat gereja.

(19)

61

terdapat sebuah puncak menara yang berbentuk kubah berwarna hitam belum pernah diganti sampai saat ini.

4. GPIB Immanuel Medan melakukan tiga kali renovasi sejak dibangun sampai sekarang. Di tahun 1948 renovasi lantai gereja, tahun 1961 renovasi dinding dan plafon. Dan di tahun 1992 dilakukan renovasi terakhir pada dinding menara dan pintu depan.

5. Perkembangan GPIB Immanuel Medan juga terjadi di tahun berikutnya, di tahun 1977 Pembangunan Kapel GPIB Krakatau yang berada di Jl. Krakatau, No. 14-A, Glugur Darat I, Medan Timur. Bulan September 1977

(20)

62

7. Kapasitas gereja yang sebenarnya hanya untuk 300 jemaat, tetapi karena meningkatnya jumlah jemaat dari tahun ke tahun menjadi faktor dibentuknya gelombang ibadah kebaktian menjadi tiga gelombang yakni di pukul 08.00, 09.30 dan 17.00. Saat ini jemaat GPIB “Immanuel” berjumlah 652 Kepala Keluarga yang tersebar dalam VI Sektor dengan jumlah 2.315 jemaat.

Sektor I : 125 KK = 460 orang

Sektor II : 171 KK = 586 orang

Sektor III : 99 KK = 324 orang

Sektor IV : 95 KK = 356 orang

Sektor V : 100 KK = 357 orang

(21)

63

B. Saran

Dari seluruh rangkaian penelitian dan kesimpulan diatas maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel merupakan salah satu gereja tertua dan bersejarah di kota Medan untuk itu sebaiknya para Pendeta dan pelayan gereja menyebarkan informasi ini kepada seluruh anggota jemaat agar setiap anggota jemaat dapat lebih menjaga dan menghargai sejarah gerejanya dan lebih memperkenalkan gereja karena masih ada masyarakat Medan yang belum mengetahui keberadaan gereja ini dan lebih memperhatikan lagi kondisi cabang-cabangnya yang berada di pedesaan.

2. Sebagai gereja yang berkembang, sebaiknya pihak gereja menelusuri lebih dalam lagi sejarah gereja ini dan menambahkan foto-foto bangunan gereja dari awal berdirinya hingga sekarang dan menambahkan beberapa foto-foto dari Pendeta yang pernah melakukan pelayanan.

(22)

64 DAFTAR PUSTAKA

Agustinus. 2015. Ecclesia Reformata Semper Reformanda. Jakarta. PT.BPK Gunung Mulia.

Berkhof, H. 2005. Sejarah Gereja. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Francis, 2000. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.

Hendraningsih, dkk. 1980. Peran, kesan, dan pesan bentuk-bentuk arsitektur. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Kusno, A. 2000. Behind the Postcolonial: “Architecture”. Urban Space and Political Cultures un Indonesia. London: Routledge.

Lexy, 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Maryono, Irawan. 1985. Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur Di Indonesia. Jakarta. Djambatan.

Sitompul, Einar. 2006. Gereja Menyikapi Perubahan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

(23)

65 Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung

: PT. Remaja Rosdakarya.

Verkuyl, J. 2001. Aku Percaya : Uraian Tentang Injil Dan Seruan Untuk Percaya. Jakarta : Pt Bpk Gunung Mulia.

Wahid, Julaihi. 2013. Teori Arsitektur.: Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat Dan Timur. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Winda, Gadis. 2013. Karakteristik Arsitektur Peninggalan Bangunan Bersejarah Pada Masa Belanda Di Lubuk Pakam. Skripsi Unimed.

Sumber Internet :

http://gpib.or.id/tentang-gpib/

Gambar

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut Agama yang dianut ...................................................

Referensi

Dokumen terkait

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter yang

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter yang

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter yang

Menurut Ibu Amelia Friska Debrina,SH , selaku kasir gereja, praktiknya Gereja Protestan Indonesia bagian Barat Jemaat “MARANATHA” dalam pengelolaan laporan keuangan

Yohanes Nico, Majelis Jemaat GPIB "Immanuel" Depok khususnya sektor pelayanan Marturia I, yang telah memberikan pelayanan Ibadah Penghiburan, Ibadah

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter

Badan Perwakilan Gereja Protestan Maluku (GPM) wilayah Jabodetabek mengundang warga gereja asal Maluku untuk menghadiri Ibadah Natal dan Syukur Tahun Baru GPM yang akan

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter