• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS XII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS XII."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATA PELAJARAN

BIOLOGI SMA KELAS XII

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

NATALIA KRISTIANI LASE NIM. 8146173014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

NATALIA KRISTIANI LASE, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis potensi lokal pada mata pelajaran biologi SMA kelas XII yang layak secara empiris. Kelayakan LKS diperoleh melalui validasi ahli materi untuk menilai kelayakan isi dan kelayakan penyajian materi LKS, ahli desain untuk menilai kelayakan desain LKS, penilaian guru biologi serta respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Pemanfaatan potensi lokal sesuai dengan kurikulum yang memberikan kebebasan pada setiap sekolah memperhatikan potensi sekolah dan daerah sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur potensi lokal dalam kegiatan pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran berupa LKS. Contoh potensi lokal yang telah diintegrasikan ke dalam LKS yaitu pengolahan tuak suling (diintegrasikan ke dalam materi metabolisme sel, fermentasi alkohol), pada aktivitas materi bioteknologi dimasukkan kegiatan membuat ekstrak santan kelapa untuk menghasilkan minyak makan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model pengembangan 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan dan pendistribusian. Namun pada penelitian ini tahap pendistribusian tidak dilakukan. Prosedur pengembangannya dimulai dari tahap: (1) analisis masalah; (2) perancangan LKS; (3) validasi dan uji coba LKS. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi yang meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan desain dan angket respon guru dan siswa. Data validasi dan angket respon guru dan siswa yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi adalah sangat baik, dimana kelayakan isi memiliki persentase skor rata-rata 88,10% dan aspek kelayakan penyajian LKS memiliki persentase skor rata-rata 91,35%. Kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain adalah sangat baik dengan persentase skor 97%. Kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa adalah sangat baik, dengan persentase skor penilaian guru 92,33%, dan persentase skor respon siswa pada uji coba perorangan adalah 77,78% (baik), uji coba kelompok kecil 85% (sangat baik) dan uji coba kelompok besar 88,79% (sangat baik).

.

(6)

ii ABSTRACT

NATALIA KRISTIANI LASE, Development Student Activity Sheet (LKS) Based on Local Potency for Biology Course at Grade XII. Thesis: Graduate School, State University of Medan, 2016.

This research was aimed to develop a Student Activity Sheet (SAS) based on local potency for biology grade XII which is feasible empirically. Eligibility Worksheet was obtained through validation of subject matter experts to assess the feasibility of the content and presentation of the feasibility of worksheets, design expert to assess the feasibility of the design worksheets, assessment biology teacher and students' response to SAS developed. Exploiting local potency in accordance with a curriculum that gives freedom to each school consider the potency of the school and the surrounding area. This can be done by incorporating elements of local potency in learning activities through the creation of learning media in the form of worksheets. Examples of local potencies have been integrated into the SAS are distilled palm wine processing (integrated into cell metabolism, fermentation alcohol), the activity of the material have been incorporated in a biotechnology are activities of coconut extraction to produce edible oil. This research and development using 4-D model of development research which comprises the step of define, design, develop and disseminate, however the disseminate stage of this study was not done. The procedure starts from the development stages: (1) problem analyze; (2) design of SAS; (3) validation and field trials SAS. The instruments used were sheets covering the aspects of feasibility validation of content, presentation feasibility, feasibility of the design and questionnaire responses of teachers and students. Data validation and the questionnaire responses of teachers and students were analyzed descriptively qualitative. Feasibility content and feasibility contents presentation SAS based on local potency at biology grade XII has been developed by subject matter experts is very good, in which the feasibility of the content had an average percentage score of 88.10% and feasibility aspects of the presentation of SAS has an average percentage score of 91.35 %. Feasibility design SAS based on local potency at biology grade XII has been developed according to the expert design is very good with a percentage score of 97.00%. Result biology teacher assessment on SAS based on local potency at biology grade XII was developed 92.33% (very good). Students' response to the field trials individual testing is 77.78% (good), small group trial 85.00% (very good) and trials large group 88.79% (very good).

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul ”Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Biologi pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Peneliti menyadari bahwa proses penulisan tesis ini tidak berjalan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Herbet Sipahutar, M.Sc., M.Si, selaku Dosen Pembimbing I

dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., sebagai Pembimbing II yang sejak awal telah banyak membimbing, mengkritisi, mengarahkan dan memotivasi peneliti sehingga penulisan tesis ini dapat selesai.

2. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si, Bapak Dr. Mufti Sudibyo,

M.Si., dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku penguji sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Biologi yang telah banyak mengkritisi dan mengarahkan peneliti.

3. Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si., Ibu Dr. Tumiur Gultom, SP., M.P., Ibu Prof.

Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si,, Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si dan Bapak Nata’alui Duha, S.Pd., sebagai validator materi dan desain yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dan membantu peneliti dalam penelitian.

4. Suami saya terkasih Walterrius Warisman Zebua S.Pd, kedua Orang tua saya

(8)

iv

5. Pimpinan Yaperti Nias dan IKIP Gunungsitoli yang telah memberikan

kesempatan bagi peneliti untuk melanjutkan pendidikan di Pascasarjana UNIMED dan selalu mendukung serta memberikan bantuan baik moril maupun materil pada masa perkuliahan sampai pada akhir penyelesaian tesis ini.

6. Bapak dan Ibu guru bidang studi biologi serta siswa SMA Swasta Lentera

Harapan Nias yang telah membantu dalam memberikan penilaian dan tanggapan untuk memperbaiki LKS yang dikembangkan peneliti.

7. Sahabat-sahabat peneliti (Fitriana Siregar dan Putri Leo Martin) yang

bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan tesis masing-masing.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Medan angkatan XXIV kelas A dan B.

Peneliti menyadari bahwa dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti menyebabkan proses penyelesaian tesis ini jauh dari kesempurnaan, karena itu peneliti sangat mengharapkan saran-saran dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberi manfaat bagi pendidikan umumnya dan bagi mahasiswa Program Pasacsarjana Pendidikan Biologi pada khususnya.

Medan, Maret 2016 Peneliti

(9)

v

2.1.2.2. Karakteristik Miskonsepsi ... 10

2.1.2.3. Penyebab Miskonsepsi ... 11

2.1.2.4. Dampak Miskonsepsi ... 13

2.1.2.5. Upaya yang Dilakukan untuk Remediasi Miskonsepsi ... 14

2.1.3. Potensi Lokal ... 17

2.1.3.1. Pengertian dan Manfaat Potensi Lokal dalam Pembelajaran ... 17

2.1.3.2. Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Potensi Lokal ... 19

2.1.3.3. Potensi Lokal di Kota Gunungsitoli ... 22

2.1.3.4. Potensi Lokal dan Remediasi Miskonsepsi ... 22

2.1.4. Lembar Kegiatan Siswa ... 23

2.1.4.1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa ... 23

2.1.4.2. Manfaat dan Tujuan LKS ... 25

(10)

vi

2.1.4.4. Pengembangan LKS ... 29

2.1.6. Model Penelitian Pengembangan ... 32

2.1.6.1. Pengertian, Tujuan, Ciri dan Karakteristik Penelitian Pengembangan . 32 2.1.6.2. Model Pengembangan 4-D ... 33

2.1.6. Penelitian yang Relevan ... 35

2.2. Kerangka Konseptual ... 36

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3.2. Desain Penelitian ... 38

3.3. Model dan Prosedur Pengembangan LKS ... 38

3.3.1. Model Pengembangan LKS ... 38

3.3.2. Prosedur Pengembangan LKS ... 40

3.3.3. Validasi LKS ... 42

3.3.3.1. Validasi Materi ... 43

3.3.3.2. Validasi Desain LKS ... 44

3.3.4. Uji Coba Produk ... 44

3.4. Instrumen Pengumpulan Data ... 45

3.5.1. Angket ... 45

3.5.2. Analisis Angket ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Produk Awal ... 47

4.1.1. Tahap Pendefinisian LKS ... 47

4.1.2. Tahap Perancangan LKS ... 50

4.1.3. Tahap Pengembangan LKS ... 53

4.2. Hasil dan Analisis Data Angket ... 54

4.2.1. Validasi Ahli ... 54

4.2.2. Persepsi/tanggapan Guru Bidang Studi Biologi ... 60

(11)

vii

4.3.4. Revisi Keempat ... 68

4.3.5. Revisi Kelima ... 69

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tentang Kualitas Pengembangan LKS untuk Ahli Materi ... 45 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Pengembangan

LKS untuk Ahli Desain ... 44 Tabel 3.3. Persentase Kriteria Kesesuaian Indikator LKS ... 46 Tabel 4.1. Penilaian Tim Ahli Materi Terhadap Komponen Kelayakan

Isi LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi

SMA Kelas XII... 54 Tabel 4.2. Penilaian Tim Ahli Materi Terhadap Komponen Kelayakan

Penyajian LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran

Biologi SMA Kelas XII... 55 Tabel 4.3. Saran dari Validator Tim Ahli Materi Tentang Kelayakan Isi

dan Kelayakan Penyajian LKS Berbasis Potensi Lokal Pada

Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII ... 57 Tabel 4.4. Penilaian Pertama Tim Ahli Desain terhadap Kelayakan

Desain LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran

Biologi SMA Kelas XII... 58 Tabel 4.5. Saran dari Validator Tim Ahli Desain ... 59 Tabel 4.6. Penilaian Kedua oleh Tim Ahli Desain terhadap Kelayakan

Desain LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII... 59 Tabel 4.7. Daftar Guru Bidang Studi Sebagai Responden Penilai LKS ... 60 Tabel 4.8. Penilaian Guru Biologi terhadap LKS Berbasis Potensi

Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII... 61 Tabel 4.9. Respon Siswa dari Uji Coba Perorangan terhadap Kelayakan LKS

Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII ... 63 Tabel 4.10. Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Kecil terhadap Kelayakan

LKS Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII ... 64 Tabel 4.11. Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Besar terhadap Kelayakan

LKS Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Langkah-langkah Model Penelitian Pengembangan 4-D ... 39

Gambar 4.1. Penilaian Kelayakan Isi LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII

oleh Ahli Materi ... 55

Gambar 4.2. Penilaian Kelayakan Penyajian LKS Berbasis

Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII oleh Ahli Materi ... 56

Gambar 4.3. Penilaian Kelayakan Ukuran, Desain Sampul

dan Desain Isi LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata

Pelajaran Biologi SMA Kelas XII oleh Ahli Desain ... 60

Gambar 4.4. Penilaian LKS oleh Guru Bidang Studi Biologi... 62

Gambar 4.5. Penilaian LKS oleh Siswa SMA Swasta

Lentera Harapan terhadap LKS Biologi Berbasis Potensi

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 01. Instrumen Praproposal Wawancara Siswa ... 82

Lampiran 02. Lembar Rangkuman Hasil Wawancara Siswa ... 85

Lampiran 03. Instrumen Praproposal Wawancara Guru ... 88

Lampiran 04. Lembar Rangkuman Hasil Wawancara Guru ... 90

Lampiran 05. Lembar Angket Validasi Materi LKS oleh Tim Ahli Materi .. 92

Lampiran 06. Lembar Angket Desain LKS oleh Tim Ahli Desain ... 100

Lampiran 07. Lembar Angket Penilaian LKS oleh Guru Biologi ... 105

Lampiran 08. Lembar Angket Penilaian LKS oleh Siswa ... 107

Lampiran 09. Data Hasil Validasi LKS Berbasis Potensi Lokal oleh Tim Ahli Materi ... 109

Lampiran 10a. Data Hasil Validasi Pertama LKS Berbasis Potensi Lokal oleh TimAhli Desain ... 112

Lampiran 10b. Data Hasil Validasi Kedua LKS Berbasis Potensi Lokal oleh Tim Ahli Desain ... 114

Lampiran 11. Data Hasil Penilaian Guru Biologi Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potensi Lokal ... 116

Lampiran 12. Data Hasil Persepsi Siswa Pada Uji Coba Perorangan Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potesi Lokal ... 118

Lampiran 13. Data Hasil Persepsi Siswa Pada Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potesi Lokal ... 119

Lampiran 14. Data Hasil Persepsi Siswa Pada Uji Coba Kelompok Besar Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potesi Lokal ... 120

Lampiran 15. Surat-Menyurat ... 122

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Biologi adalah salah satu mata pelajaran sains yang menekankan pada

kinerja ilmiah dan pemahaman konsep serta penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Konsep-konsep dalam biologi saling berkaitan. Pemahaman salah satu

konsep berpengaruh terhadap konsep yang lain. Dahar (2006) menjelaskan bahwa

konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep yang dimiliki siswa secara

benar akan mempermudah siswa memahami keseluruhan materi pelajaran, akan

tetapi kesalahan konsep awal yang diterima siswa akan mengakibatkan masalah

fatal untuk proses selanjutnya.

Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran biologi adalah adanya miskonsepsi. Miskonsepsi muncul karena

setiap konsep biologi harus dikuasai dengan benar sebelum mempelajari konsep

lainnya. Dalam proses menyatukan informasi baru ke dalam struktur kognitif

mereka, siswa seringkali mengalami kesulitan, bahkan kegagalan. Siswa

cenderung menghapal konsep dibanding menerapkan konsep. Suparno (2005)

menyatakan bahwa biologi merupakan pengetahuan ilmiah konseptual yang

mengandung berbagai konsep biologi yang rumit yang kemudian menjadikan

timbulnya berbagai pemahaman konsep yang berbeda dari setiap siswa, dan

memungkinkan terjadinya miskonsepsi.

Miskonsepsi memberikan banyak dampak negatif di dalam pembelajaran.

Apabila miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep biologi berkembang lebih

lanjut, maka menyebabkan gangguan pada proses pengolahan konsep dalam

(16)

2

struktur kognitif yang dilakukan oleh siswa; menyebabkan kesulitan dalam

menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain; miskonsepsi tersebut

resisten untuk diubah dan cenderung untuk bertahan pada pikiran siswa dimulai

saat siswa memperoleh konsep tersebut bahkan sampai dewasa (Tekkaya, 2002).

Soyibo (1995) mengemukakan bahwa miskonsepsi dapat menghambat

pemahaman yang bermakna dan kinerja yang baik dalam pelajaran serta

merupakan salah satu sumber kesulitan belajar. Banyak konsep dalam biologi

saling berhubungan erat satu sama lain dan konsep yang satu merupakan kunci

untuk memahami konsep-konsep lain.

Miskonsepsi dapat muncul dari proses pembelajaran di sekolah atau

lingkungan luar sekolah sebagai hasil interprestasi siswa itu sendiri. Di sekolah,

guru berperan dalam proses pembelajaran dan siswa berperan sebagai peserta

didik. Dalam proses tersebut, guru menggunakan buku teks dan LKS sebagai

salah satu sumber belajar dan menyampaikannya pada siswa. Sebagian kecil siswa

(25%) terpengaruh oleh kesalahan dan miskonsepsi yang terdapat di dalam buku

teks. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa penjelasan dalam buku teks yang

dipakai di SMA juga dapat mengarahkan kepada timbulnya miskonsepsi.

Penelitian awal yang dilakukan peneliti terhadap guru biologi dan siswa

kelas XII di SMA Swasta Lentera Harapan Nias, SMA Swasta Santu Xaverius

Gunungsitoli dan SMA Swasta Pembda 2 Gunungsitoli menggunakan instrumen

wawancara, diperoleh informasi bahwa siswa kelas XII di sekolah tersebut

memiliki kesulitan dan tak jarang mengalami miskonsepsi dalam mempelajari

(17)

3

Siswa sering mengalami miskonsepsi pada konsep enzim dan metabolism

karena mencakup proses kimia dan materi yang bersifat abstrak. Siswa sulit

membedakan antara respirasi dan fotosintesis pada tumbuhan serta menguraikan

tahapan proses respirasi. Pada konsep genetika, siswa masih kesulitan

membedakan RNA dan DNA, konsep reproduksi sel (tahap-tahap pembelahan

mitosis dan meiosis) dan substansi genetika siswa sulit memahami tentang

kromosom, DNA dan RNA, replikasi DNA, kode genetik, triplet DNA sense dan

jenis asam amino (sintesis protein); Hereditas (pewarisan sifat) yakni Hukum

Mendel, persilangan monohibrid, dihibrid dan polihibrid, penyimpangan semu

hukum Mendel, karena sulit membedakan istilah dan perbandingannya seperti

polimeri dan kriptomeri, epistasi-hipostasi, pindah silang (crossing over); dan

bioteknologi modern, karena sulit diterapkan dan sulit memberikan contoh-contoh

yang dikenal oleh siswa.

Selanjutnya, diperoleh informasi bahwa selain buku teks biologi, siswa

juga menggunakan LKS sebagai tambahan sumber belajar. Hanya saja LKS yang

digunakan siswa SMA di Kota Gunungsitoli belum sesuai dengan pengertian LKS

yang sesungguhnya. LKS yang digunakan belum mendorong siswa untuk belajar

bermakna dan menemukan konsep dengan benar. LKS tersebut berisi rangkuman

materi biologi umum yang sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam

buku-buku pelajaran. LKS ini juga berisi kumpulan-kumpulan soal yang kemudian

dijadikan guru sebagai tugas/pekerjaan rumah bagi siswa. Siswa hanya dituntut

mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS, tanpa memahami materi

(18)

4

Selain itu, LKS yang ada belum berbasis potensi lokal Nias. Padahal

banyak potensi lokal yang dapat diangkat dalam pembelajaran biologi, namun

dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dalam pembelajaran. Bahasa, gambar,

serta contoh-contoh yang digunakan dalam LKS tidak cocok dengan kondisi atau

potensi lokal maupun karakteristik siswa yang berada di Pulau Nias, sehingga

masih harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian karena tidak akrab dengan

kehidupan sehari-hari siswa. Hal yang demikian kurang sesuai dengan Permen RI

2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum

pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik,

dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan.

Pemanfaatan potensi lokal sebagai sumber belajar merupakan salah satu

karakteristik yang diharapkan kurikulum agar pembelajaran menjadi aplikatif dan

bermakna (Sarah, 2014). Potensi lokal adalah potensi sumber daya spesifik yang

dimiliki suatu daerah meliputi sumber daya alam, manusia, teknologi, dan budaya.

Melalui potensi lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran menjadikan siswa

termotivasi untuk mempelajarinya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hal

ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur potensi lokal dalam kegiatan

pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran berupa LKS. Potensi lokal

memberikan kesempatan bagi guru untuk memudahkan dalam mengaitkan

pengetahuan baru yang akan disampaikan kepada siswa (Sajidan, 2014).

Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi alternatif dalam mengatasi

masalah tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan sebuah LKS berbasis

(19)

5

(2008), kegiatan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat

melakukan kegiatan secara langsung akan membuat kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih bermakna dan mengurangi terjadinya miskonsepsi. Kegiatan yang

ada pada LKS dengan pendekatan ilmiah dapat mendorong dan menginspirasi

siswa untuk dapat memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir

yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran

(Kemdikbud, 2013).

Atas dasar latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

peneliti hendak mengembangkan sebuah LKS biologi kelas XII SMA berbasis

potensi lokal pulau Nias yang dipakai di kelas dalam kaitannya dengan relevansi

untuk meremediasi miskonsepsi siswa.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu:

1. Siswa SMA kelas XII di Gunungsitoli sering mengalami miskonsepsi pada

materi enzim, metabolisme sel, genetika dan bioteknologi.

2. Salah satu penyebab miskonsepsi adalah sumber belajar berupa buku teks dan

LKS.

3. Sumber belajar yang digunakan siswa terbatas, hanya buku teks yang

disediakan oleh sekolah dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

4. LKS yang digunakan belum sesuai dengan pengertian LKS yang

sesungguhnya.

5. LKS yang digunakan belum mendorong siswa untuk belajar bermakna dan

(20)

6

6. LKS yang digunakan siswa berisi rangkuman materi biologi umum yang

sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam buku-buku pelajaran.

7. LKS yang digunakan siswa berisi kumpulan-kumpulan soal yang kemudian

dijadikan guru sebagai tugas/pekerjaan rumah bagi siswa.

8. LKS yang digunakan siswa SMA di Kota Gunungsitoli selama ini belum

berbasis potensi lokal Pulau Nias.

1.3.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penelitian

ini dibatasi agar memberikan arah yang tepat, yaitu:

1. LKS biologi yang dikembangkan melalui penelitian ini adalah LKS biologi

SMA kelas XII yang berbasis potensi lokal Nias.

2. Potensi lokal Nias yang diintegrasikan ke dalam LKS disesuaikan dengan

materi pembelajaran kelas XII.

3. Produk penelitian pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada tahapan uji

kelayakan yang dilakukan pada perorangan, kelompok kecil dan kelompok

terbatas.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan

yang diteliti, yaitu:

1. Bagaimana kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas

(21)

7

2. Bagaimana kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi

lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain?

3. Bagaimana kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang

telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk mengetahui kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA

kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi.

2. Untuk mengetahui kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis

potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain.

3. Untuk mengetahui kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi

lokal yang telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa.

1.6.Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: (1) Untuk

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan LKS; (2) salah

satu alternatif solusi untuk meremediasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa

terhadap materi biologi SMA di kelas XII. Manfaat secara praktis dari penelitian

ini adalah LKS yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran

pendukung bagi guru dan siswa SMA kelas XII dalam kegiatan pembelajaran aktif

(22)

76

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian

pengembangan LKS berbasis potensi lokal pada mata pelajaran biologi SMA

kelas XII yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. LKS yang dikembangkan adalah LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi

lokal Nias. LKS ini berfungsi untuk membantu siswa belajar bermakna,

membantu siswa mengembangkan konsep, dan mengurangi terjadinya

miskonsepsi.

2. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas XII berbasis

potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi adalah sangat

baik. Persentase skor rata-rata penilaian ahli materi terhadap kelayakan isi

LKS adalah 88,10% dan aspek kelayakan penyajian LKS 91,35%.

3. Kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang

telah dikembangkan menurut ahli desain adalah sangat baik. Persentase skor

rata-rata penilaian ahli desain terhadap kelayakan desain LKS adalah 97%.

4. Kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah

dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa adalah sangat baik.

Persentase skor rata-rata penilaian guru terhadap kelayakan LKS adalah

92,33%. Persentase skor rata-rata penilaian siswa uji coba perorangan

terhadap kelayakan isi LKS adalah 77,78%, uji coba kelompok kecil 85% dan

uji coba kelompok besar 88,79%.

(23)

77

5.2. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan, berikut ini

diajukan beberapa saran yaitu:

1. Mengingat bahwa hasil penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang belum mampu dikontrol, maka masih perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan lebih

luas.

2. Mengingat bahwa hasil penelitian ini hanya dilakukan sampai uji coba

kelompok terbatas untuk menilai kelayakan LKS secara empiris, maka

masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektifitas

LKS yang dikembangkan, sehingga dapat diketahui apakah LKS yang

dikembangkan berpengaruh nyata terhadap hasil pembelajaran dan

meremediasi miskonsepsi sehingga dapat dilakukan tahap penyebaran

(24)

78

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. H & Romlah, O. 2007. Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi

Buku Teks Biologi SMU. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 25-26 Mei.

Ahmadi, I., Amri, S., dan Elisah, T. 2012. Mengembangkan Pendidikan Berbasis

Keunggulan Lokal. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arsyad, A. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Asmani, Ma’mur, J. 2012, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.Yogyakarta:

DIVA Press.

Berg, E. V. 1991. Hasil Penelitian Miskonsepsi dan Kurikulum IPA di Indonesia.

Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Borg, Gall. 2003. Educational Research: An Introduction 4th Edition. London:

Longman Inc.

Chi, M. T. H., Slotta, J.D., Leeuw, N. 1994. From things to process: a theory of

conceptual change for learning science concepts. Learning and

Instruction, 4: 27-43.

Dahar, R. W. 2006. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa.

Depdiknas. 2004. Pedoman Penyusunan Lembar Kerja Siswa Dan Skenario

Pembelajaran Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dikmenli, M. 2010. Misconceptions of cell division held by student teachers in

biology: A drawing analysis. Scientific Research and Essay, 5

(2):235-247.

Duit, R. 1996. Preconception and Misconception. Dalam Corte, E.D., & Weinnert,

F. (eds): International Encyclopedia of Developmental and Instructional

psychology. New York: Pergamon.

Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for

Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.

(25)

79

Hidayati, D.N. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Potensi Lokal

untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Yogyakarta. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Kariem, F., Elvyanti, S., Gunawan, Mulyana. Pengembangan Bahan Ajar TIK

SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek. Invotec, 9

(2):117-128.

Kemdikbud. 2013. Kurikulum 2013, Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah

Aliyah (MA). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:

PT Refika Aditama.

Kose, S. 2008. Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawing as a Research

Method. World Applied Sciences Journal, 3 (2):283-293.

Manalu, K. 2012. Pembelajaran Konsep: Upaya Mengatasi Miskonsepsi dalam

Pembelajaran Biologi. Jurnal Ihya’ul Arabiah, 2(2):292-303.

Modell, H., Michael, J., Wenderoth, M.P. 2005. Helping the learner to learn: the

role of uncovering misconception. American Biology Teacher, 67:1.

Novak, J.D. 2003. The Promise of New Ideas and New Technology for Improving

Teaching and Learning. Cell Biology Education, 2:122–132.

Novana, T., Sajidan, Maridi. 2014. Pengembangan Modul Inkuiri Terbimbing

Berbasis Potensi Lokal Pada Materi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan

Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Jurnal Inkuiri, 2(2):108-122.

Nusantari, E. 2011. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

Buku SMA Kelas XII. Bioedukasi, 4(2):72-85.

Nusantari, E. 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar

di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains,1(1):52-64.

Nusantari, E., & Abdul, A. 2013. Kajian Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Bahan Ajar Biologi SMA dan Perbaikan Kesalahan Konsep Genetika. Laporan Penelitian, Universitas Negeri Gorontalo.

Odom, A.L. 1995. Secondary & College Biology Students Misconceptions about

Diffusion & Osmosis. Journal The American Biology Teacher,

(26)

80

Pabucu, A. 2004. Effect of conceptual change text accompanied with analogies on

understanding of chemical bonding concept. A Thesis. Turki. The middle

East Technical University.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81 A

Lampiran IV. 2013. Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran. Jakarta.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta:

Diva Press.

Sajidan, 2013. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik pada Implementasi Kurikulum 2013, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Sani, A. 2014. Pembelajaran Saintifik. Jakarta: Bumi Aksara.

Santoso, E.S. 2015. Kelayakan Teoretis LKS Invertebrata Tanah dengan

Pendekatan Ilmiah Pada Materi Dunia Hewan Kelas X. Jurnal BioEdu

Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi, 4 (1):694-699.

Santysa, I Wayan, 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul. Makalah ilmiah disajikan dalam pelatihan bagi para guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sarah, S., Maryono. 2014. Keefektivan Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal

dalam Pembelajaran Fisika SMA dalam Meningkatkan Living Values

Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang, 2(1):36-42.

Soenarto, 2008. Penelitian Pengembangan Research & Development (R&D)

Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disajikan

dalam Sarasehan Metodologi Penelitian, di Program PascaSarjana UNY.

Soyibo, K. 1995. A Review of Some Sources of Students' Misconceptions in

Biology. Singapore Journal of Education, (15):1-11.

Sudijono, A. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Sujarwanta, A. 2011. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik (Natural Science Learning Conditional with Saintific

Approach). Jurnal Nuansa Kependidikan, 1 (16):1.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

(27)

81

Sungur, S., Tekkaya, C., Geban, O. 2001. The contribution of conceptual change texts accompanied by concept mapping to students’ understanding of

human circulatory system. School Science and Mathematics,

101 (2):91-101.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.

Jakarta: Agrasindo.

Suratsih, Budiwati, Suhandoyo, Wibowo, Y. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian. Penelitian Unggulan UNY (Multitahun). Universitas Negeri Yogyakarta.

Suryanto, A., Hewidayanti, Y.T. 2002. Pemahaman Murid Sekolah Dasar (SD) Terhadap Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya miskonsepsi. Laporan Penelitian. Universitas Terbuka. Lembaga Penelitian Pusat Studi Indonesia.

Suwarto, 2012, Pengembangan Tes Diagnostik untuk Mengungkap Kesulitan

Siswa dalam Memahami Reproduksi Sel. Orasi ilmiah disampaikan

Dalam Rangka Dies Natalis Ke XLIV Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, 29 Maret.

Tekkaya C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal

of Education, (23):259-266.

Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development

for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inoatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tundugi. 2009. Miskonsepsi Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi dan

faktor-faktor Penyebabnya. Disertasi. Tidak Diterbitkan. Malang. Program

(28)

82

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATA PELAJARAN

BIOLOGI SMA KELAS XII

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

NATALIA KRISTIANI LASE NIM. 8146173014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(29)

83

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 3.1.  Langkah-langkah Model Penelitian Pengembangan 4-D ........    39

Referensi

Dokumen terkait

diutus Baginda Sultan menceritakan maksud kedatangannya, yaitu meminta Pendekar Penantang untuk menemui Baginda Sultan dan melaksanakan titah Baginda Sultan melawan Pendekar

Dalam penelitian ini angket yang digunakan untuk memperoleh data masyarakat muslim yang menjadi pelanggan setia produkkeripik tempe 2 Wahyu di Kecamatan Dolopo Kabupaten

QUR'AN HADITS, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI, BAHASA ARAB, GURU KELAS RA, DAN GURU KELAS M I TAHUN 2012.. PROPINSI : JAW A TENGAH STATUS

Desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau

HUBUNGAN KOLEKSI TERCETAK PERPUSTAKAAN DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI SMA NEGERI 4 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Melihat hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, yang diwakili oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka tahun 2013 - 2018, sektor pertanian di Kabupaten Bangka diharapkan menjadi sektor

Kemahiran generik sangat penting kepada para pelajar seterusnya berjaya dalam pengkhususan yang diceburi. Dengan adanya kemahiran generik, para pelajar khususnya dari Fakulti