PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATA PELAJARAN
BIOLOGI SMA KELAS XII
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
NATALIA KRISTIANI LASE NIM. 8146173014
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
NATALIA KRISTIANI LASE, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis potensi lokal pada mata pelajaran biologi SMA kelas XII yang layak secara empiris. Kelayakan LKS diperoleh melalui validasi ahli materi untuk menilai kelayakan isi dan kelayakan penyajian materi LKS, ahli desain untuk menilai kelayakan desain LKS, penilaian guru biologi serta respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Pemanfaatan potensi lokal sesuai dengan kurikulum yang memberikan kebebasan pada setiap sekolah memperhatikan potensi sekolah dan daerah sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur potensi lokal dalam kegiatan pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran berupa LKS. Contoh potensi lokal yang telah diintegrasikan ke dalam LKS yaitu pengolahan tuak suling (diintegrasikan ke dalam materi metabolisme sel, fermentasi alkohol), pada aktivitas materi bioteknologi dimasukkan kegiatan membuat ekstrak santan kelapa untuk menghasilkan minyak makan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model pengembangan 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan dan pendistribusian. Namun pada penelitian ini tahap pendistribusian tidak dilakukan. Prosedur pengembangannya dimulai dari tahap: (1) analisis masalah; (2) perancangan LKS; (3) validasi dan uji coba LKS. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi yang meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan desain dan angket respon guru dan siswa. Data validasi dan angket respon guru dan siswa yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi adalah sangat baik, dimana kelayakan isi memiliki persentase skor rata-rata 88,10% dan aspek kelayakan penyajian LKS memiliki persentase skor rata-rata 91,35%. Kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain adalah sangat baik dengan persentase skor 97%. Kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa adalah sangat baik, dengan persentase skor penilaian guru 92,33%, dan persentase skor respon siswa pada uji coba perorangan adalah 77,78% (baik), uji coba kelompok kecil 85% (sangat baik) dan uji coba kelompok besar 88,79% (sangat baik).
.
ii ABSTRACT
NATALIA KRISTIANI LASE, Development Student Activity Sheet (LKS) Based on Local Potency for Biology Course at Grade XII. Thesis: Graduate School, State University of Medan, 2016.
This research was aimed to develop a Student Activity Sheet (SAS) based on local potency for biology grade XII which is feasible empirically. Eligibility Worksheet was obtained through validation of subject matter experts to assess the feasibility of the content and presentation of the feasibility of worksheets, design expert to assess the feasibility of the design worksheets, assessment biology teacher and students' response to SAS developed. Exploiting local potency in accordance with a curriculum that gives freedom to each school consider the potency of the school and the surrounding area. This can be done by incorporating elements of local potency in learning activities through the creation of learning media in the form of worksheets. Examples of local potencies have been integrated into the SAS are distilled palm wine processing (integrated into cell metabolism, fermentation alcohol), the activity of the material have been incorporated in a biotechnology are activities of coconut extraction to produce edible oil. This research and development using 4-D model of development research which comprises the step of define, design, develop and disseminate, however the disseminate stage of this study was not done. The procedure starts from the development stages: (1) problem analyze; (2) design of SAS; (3) validation and field trials SAS. The instruments used were sheets covering the aspects of feasibility validation of content, presentation feasibility, feasibility of the design and questionnaire responses of teachers and students. Data validation and the questionnaire responses of teachers and students were analyzed descriptively qualitative. Feasibility content and feasibility contents presentation SAS based on local potency at biology grade XII has been developed by subject matter experts is very good, in which the feasibility of the content had an average percentage score of 88.10% and feasibility aspects of the presentation of SAS has an average percentage score of 91.35 %. Feasibility design SAS based on local potency at biology grade XII has been developed according to the expert design is very good with a percentage score of 97.00%. Result biology teacher assessment on SAS based on local potency at biology grade XII was developed 92.33% (very good). Students' response to the field trials individual testing is 77.78% (good), small group trial 85.00% (very good) and trials large group 88.79% (very good).
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul ”Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Biologi pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Peneliti menyadari bahwa proses penulisan tesis ini tidak berjalan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Herbet Sipahutar, M.Sc., M.Si, selaku Dosen Pembimbing I
dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., sebagai Pembimbing II yang sejak awal telah banyak membimbing, mengkritisi, mengarahkan dan memotivasi peneliti sehingga penulisan tesis ini dapat selesai.
2. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si, Bapak Dr. Mufti Sudibyo,
M.Si., dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku penguji sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Biologi yang telah banyak mengkritisi dan mengarahkan peneliti.
3. Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si., Ibu Dr. Tumiur Gultom, SP., M.P., Ibu Prof.
Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si,, Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si dan Bapak Nata’alui Duha, S.Pd., sebagai validator materi dan desain yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dan membantu peneliti dalam penelitian.
4. Suami saya terkasih Walterrius Warisman Zebua S.Pd, kedua Orang tua saya
iv
5. Pimpinan Yaperti Nias dan IKIP Gunungsitoli yang telah memberikan
kesempatan bagi peneliti untuk melanjutkan pendidikan di Pascasarjana UNIMED dan selalu mendukung serta memberikan bantuan baik moril maupun materil pada masa perkuliahan sampai pada akhir penyelesaian tesis ini.
6. Bapak dan Ibu guru bidang studi biologi serta siswa SMA Swasta Lentera
Harapan Nias yang telah membantu dalam memberikan penilaian dan tanggapan untuk memperbaiki LKS yang dikembangkan peneliti.
7. Sahabat-sahabat peneliti (Fitriana Siregar dan Putri Leo Martin) yang
bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan tesis masing-masing.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Medan angkatan XXIV kelas A dan B.
Peneliti menyadari bahwa dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti menyebabkan proses penyelesaian tesis ini jauh dari kesempurnaan, karena itu peneliti sangat mengharapkan saran-saran dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberi manfaat bagi pendidikan umumnya dan bagi mahasiswa Program Pasacsarjana Pendidikan Biologi pada khususnya.
Medan, Maret 2016 Peneliti
v
2.1.2.2. Karakteristik Miskonsepsi ... 10
2.1.2.3. Penyebab Miskonsepsi ... 11
2.1.2.4. Dampak Miskonsepsi ... 13
2.1.2.5. Upaya yang Dilakukan untuk Remediasi Miskonsepsi ... 14
2.1.3. Potensi Lokal ... 17
2.1.3.1. Pengertian dan Manfaat Potensi Lokal dalam Pembelajaran ... 17
2.1.3.2. Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Potensi Lokal ... 19
2.1.3.3. Potensi Lokal di Kota Gunungsitoli ... 22
2.1.3.4. Potensi Lokal dan Remediasi Miskonsepsi ... 22
2.1.4. Lembar Kegiatan Siswa ... 23
2.1.4.1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa ... 23
2.1.4.2. Manfaat dan Tujuan LKS ... 25
vi
2.1.4.4. Pengembangan LKS ... 29
2.1.6. Model Penelitian Pengembangan ... 32
2.1.6.1. Pengertian, Tujuan, Ciri dan Karakteristik Penelitian Pengembangan . 32 2.1.6.2. Model Pengembangan 4-D ... 33
2.1.6. Penelitian yang Relevan ... 35
2.2. Kerangka Konseptual ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
3.2. Desain Penelitian ... 38
3.3. Model dan Prosedur Pengembangan LKS ... 38
3.3.1. Model Pengembangan LKS ... 38
3.3.2. Prosedur Pengembangan LKS ... 40
3.3.3. Validasi LKS ... 42
3.3.3.1. Validasi Materi ... 43
3.3.3.2. Validasi Desain LKS ... 44
3.3.4. Uji Coba Produk ... 44
3.4. Instrumen Pengumpulan Data ... 45
3.5.1. Angket ... 45
3.5.2. Analisis Angket ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Produk Awal ... 47
4.1.1. Tahap Pendefinisian LKS ... 47
4.1.2. Tahap Perancangan LKS ... 50
4.1.3. Tahap Pengembangan LKS ... 53
4.2. Hasil dan Analisis Data Angket ... 54
4.2.1. Validasi Ahli ... 54
4.2.2. Persepsi/tanggapan Guru Bidang Studi Biologi ... 60
vii
4.3.4. Revisi Keempat ... 68
4.3.5. Revisi Kelima ... 69
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
4.5. Keterbatasan Penelitian ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 76
5.2. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tentang Kualitas Pengembangan LKS untuk Ahli Materi ... 45 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Pengembangan
LKS untuk Ahli Desain ... 44 Tabel 3.3. Persentase Kriteria Kesesuaian Indikator LKS ... 46 Tabel 4.1. Penilaian Tim Ahli Materi Terhadap Komponen Kelayakan
Isi LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi
SMA Kelas XII... 54 Tabel 4.2. Penilaian Tim Ahli Materi Terhadap Komponen Kelayakan
Penyajian LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran
Biologi SMA Kelas XII... 55 Tabel 4.3. Saran dari Validator Tim Ahli Materi Tentang Kelayakan Isi
dan Kelayakan Penyajian LKS Berbasis Potensi Lokal Pada
Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII ... 57 Tabel 4.4. Penilaian Pertama Tim Ahli Desain terhadap Kelayakan
Desain LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran
Biologi SMA Kelas XII... 58 Tabel 4.5. Saran dari Validator Tim Ahli Desain ... 59 Tabel 4.6. Penilaian Kedua oleh Tim Ahli Desain terhadap Kelayakan
Desain LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII... 59 Tabel 4.7. Daftar Guru Bidang Studi Sebagai Responden Penilai LKS ... 60 Tabel 4.8. Penilaian Guru Biologi terhadap LKS Berbasis Potensi
Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII... 61 Tabel 4.9. Respon Siswa dari Uji Coba Perorangan terhadap Kelayakan LKS
Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII ... 63 Tabel 4.10. Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Kecil terhadap Kelayakan
LKS Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII ... 64 Tabel 4.11. Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Besar terhadap Kelayakan
LKS Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Langkah-langkah Model Penelitian Pengembangan 4-D ... 39
Gambar 4.1. Penilaian Kelayakan Isi LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII
oleh Ahli Materi ... 55
Gambar 4.2. Penilaian Kelayakan Penyajian LKS Berbasis
Potensi Lokal Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII oleh Ahli Materi ... 56
Gambar 4.3. Penilaian Kelayakan Ukuran, Desain Sampul
dan Desain Isi LKS Berbasis Potensi Lokal Pada Mata
Pelajaran Biologi SMA Kelas XII oleh Ahli Desain ... 60
Gambar 4.4. Penilaian LKS oleh Guru Bidang Studi Biologi... 62
Gambar 4.5. Penilaian LKS oleh Siswa SMA Swasta
Lentera Harapan terhadap LKS Biologi Berbasis Potensi
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 01. Instrumen Praproposal Wawancara Siswa ... 82
Lampiran 02. Lembar Rangkuman Hasil Wawancara Siswa ... 85
Lampiran 03. Instrumen Praproposal Wawancara Guru ... 88
Lampiran 04. Lembar Rangkuman Hasil Wawancara Guru ... 90
Lampiran 05. Lembar Angket Validasi Materi LKS oleh Tim Ahli Materi .. 92
Lampiran 06. Lembar Angket Desain LKS oleh Tim Ahli Desain ... 100
Lampiran 07. Lembar Angket Penilaian LKS oleh Guru Biologi ... 105
Lampiran 08. Lembar Angket Penilaian LKS oleh Siswa ... 107
Lampiran 09. Data Hasil Validasi LKS Berbasis Potensi Lokal oleh Tim Ahli Materi ... 109
Lampiran 10a. Data Hasil Validasi Pertama LKS Berbasis Potensi Lokal oleh TimAhli Desain ... 112
Lampiran 10b. Data Hasil Validasi Kedua LKS Berbasis Potensi Lokal oleh Tim Ahli Desain ... 114
Lampiran 11. Data Hasil Penilaian Guru Biologi Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potensi Lokal ... 116
Lampiran 12. Data Hasil Persepsi Siswa Pada Uji Coba Perorangan Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potesi Lokal ... 118
Lampiran 13. Data Hasil Persepsi Siswa Pada Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potesi Lokal ... 119
Lampiran 14. Data Hasil Persepsi Siswa Pada Uji Coba Kelompok Besar Terhadap Kelayakan LKS Berbasis Potesi Lokal ... 120
Lampiran 15. Surat-Menyurat ... 122
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Biologi adalah salah satu mata pelajaran sains yang menekankan pada
kinerja ilmiah dan pemahaman konsep serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Konsep-konsep dalam biologi saling berkaitan. Pemahaman salah satu
konsep berpengaruh terhadap konsep yang lain. Dahar (2006) menjelaskan bahwa
konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep yang dimiliki siswa secara
benar akan mempermudah siswa memahami keseluruhan materi pelajaran, akan
tetapi kesalahan konsep awal yang diterima siswa akan mengakibatkan masalah
fatal untuk proses selanjutnya.
Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran biologi adalah adanya miskonsepsi. Miskonsepsi muncul karena
setiap konsep biologi harus dikuasai dengan benar sebelum mempelajari konsep
lainnya. Dalam proses menyatukan informasi baru ke dalam struktur kognitif
mereka, siswa seringkali mengalami kesulitan, bahkan kegagalan. Siswa
cenderung menghapal konsep dibanding menerapkan konsep. Suparno (2005)
menyatakan bahwa biologi merupakan pengetahuan ilmiah konseptual yang
mengandung berbagai konsep biologi yang rumit yang kemudian menjadikan
timbulnya berbagai pemahaman konsep yang berbeda dari setiap siswa, dan
memungkinkan terjadinya miskonsepsi.
Miskonsepsi memberikan banyak dampak negatif di dalam pembelajaran.
Apabila miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep biologi berkembang lebih
lanjut, maka menyebabkan gangguan pada proses pengolahan konsep dalam
2
struktur kognitif yang dilakukan oleh siswa; menyebabkan kesulitan dalam
menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain; miskonsepsi tersebut
resisten untuk diubah dan cenderung untuk bertahan pada pikiran siswa dimulai
saat siswa memperoleh konsep tersebut bahkan sampai dewasa (Tekkaya, 2002).
Soyibo (1995) mengemukakan bahwa miskonsepsi dapat menghambat
pemahaman yang bermakna dan kinerja yang baik dalam pelajaran serta
merupakan salah satu sumber kesulitan belajar. Banyak konsep dalam biologi
saling berhubungan erat satu sama lain dan konsep yang satu merupakan kunci
untuk memahami konsep-konsep lain.
Miskonsepsi dapat muncul dari proses pembelajaran di sekolah atau
lingkungan luar sekolah sebagai hasil interprestasi siswa itu sendiri. Di sekolah,
guru berperan dalam proses pembelajaran dan siswa berperan sebagai peserta
didik. Dalam proses tersebut, guru menggunakan buku teks dan LKS sebagai
salah satu sumber belajar dan menyampaikannya pada siswa. Sebagian kecil siswa
(25%) terpengaruh oleh kesalahan dan miskonsepsi yang terdapat di dalam buku
teks. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa penjelasan dalam buku teks yang
dipakai di SMA juga dapat mengarahkan kepada timbulnya miskonsepsi.
Penelitian awal yang dilakukan peneliti terhadap guru biologi dan siswa
kelas XII di SMA Swasta Lentera Harapan Nias, SMA Swasta Santu Xaverius
Gunungsitoli dan SMA Swasta Pembda 2 Gunungsitoli menggunakan instrumen
wawancara, diperoleh informasi bahwa siswa kelas XII di sekolah tersebut
memiliki kesulitan dan tak jarang mengalami miskonsepsi dalam mempelajari
3
Siswa sering mengalami miskonsepsi pada konsep enzim dan metabolism
karena mencakup proses kimia dan materi yang bersifat abstrak. Siswa sulit
membedakan antara respirasi dan fotosintesis pada tumbuhan serta menguraikan
tahapan proses respirasi. Pada konsep genetika, siswa masih kesulitan
membedakan RNA dan DNA, konsep reproduksi sel (tahap-tahap pembelahan
mitosis dan meiosis) dan substansi genetika siswa sulit memahami tentang
kromosom, DNA dan RNA, replikasi DNA, kode genetik, triplet DNA sense dan
jenis asam amino (sintesis protein); Hereditas (pewarisan sifat) yakni Hukum
Mendel, persilangan monohibrid, dihibrid dan polihibrid, penyimpangan semu
hukum Mendel, karena sulit membedakan istilah dan perbandingannya seperti
polimeri dan kriptomeri, epistasi-hipostasi, pindah silang (crossing over); dan
bioteknologi modern, karena sulit diterapkan dan sulit memberikan contoh-contoh
yang dikenal oleh siswa.
Selanjutnya, diperoleh informasi bahwa selain buku teks biologi, siswa
juga menggunakan LKS sebagai tambahan sumber belajar. Hanya saja LKS yang
digunakan siswa SMA di Kota Gunungsitoli belum sesuai dengan pengertian LKS
yang sesungguhnya. LKS yang digunakan belum mendorong siswa untuk belajar
bermakna dan menemukan konsep dengan benar. LKS tersebut berisi rangkuman
materi biologi umum yang sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam
buku-buku pelajaran. LKS ini juga berisi kumpulan-kumpulan soal yang kemudian
dijadikan guru sebagai tugas/pekerjaan rumah bagi siswa. Siswa hanya dituntut
mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS, tanpa memahami materi
4
Selain itu, LKS yang ada belum berbasis potensi lokal Nias. Padahal
banyak potensi lokal yang dapat diangkat dalam pembelajaran biologi, namun
dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dalam pembelajaran. Bahasa, gambar,
serta contoh-contoh yang digunakan dalam LKS tidak cocok dengan kondisi atau
potensi lokal maupun karakteristik siswa yang berada di Pulau Nias, sehingga
masih harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian karena tidak akrab dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Hal yang demikian kurang sesuai dengan Permen RI
2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik,
dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan.
Pemanfaatan potensi lokal sebagai sumber belajar merupakan salah satu
karakteristik yang diharapkan kurikulum agar pembelajaran menjadi aplikatif dan
bermakna (Sarah, 2014). Potensi lokal adalah potensi sumber daya spesifik yang
dimiliki suatu daerah meliputi sumber daya alam, manusia, teknologi, dan budaya.
Melalui potensi lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran menjadikan siswa
termotivasi untuk mempelajarinya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hal
ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur potensi lokal dalam kegiatan
pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran berupa LKS. Potensi lokal
memberikan kesempatan bagi guru untuk memudahkan dalam mengaitkan
pengetahuan baru yang akan disampaikan kepada siswa (Sajidan, 2014).
Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi alternatif dalam mengatasi
masalah tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan sebuah LKS berbasis
5
(2008), kegiatan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
melakukan kegiatan secara langsung akan membuat kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih bermakna dan mengurangi terjadinya miskonsepsi. Kegiatan yang
ada pada LKS dengan pendekatan ilmiah dapat mendorong dan menginspirasi
siswa untuk dapat memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir
yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran
(Kemdikbud, 2013).
Atas dasar latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
peneliti hendak mengembangkan sebuah LKS biologi kelas XII SMA berbasis
potensi lokal pulau Nias yang dipakai di kelas dalam kaitannya dengan relevansi
untuk meremediasi miskonsepsi siswa.
1.2.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu:
1. Siswa SMA kelas XII di Gunungsitoli sering mengalami miskonsepsi pada
materi enzim, metabolisme sel, genetika dan bioteknologi.
2. Salah satu penyebab miskonsepsi adalah sumber belajar berupa buku teks dan
LKS.
3. Sumber belajar yang digunakan siswa terbatas, hanya buku teks yang
disediakan oleh sekolah dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
4. LKS yang digunakan belum sesuai dengan pengertian LKS yang
sesungguhnya.
5. LKS yang digunakan belum mendorong siswa untuk belajar bermakna dan
6
6. LKS yang digunakan siswa berisi rangkuman materi biologi umum yang
sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam buku-buku pelajaran.
7. LKS yang digunakan siswa berisi kumpulan-kumpulan soal yang kemudian
dijadikan guru sebagai tugas/pekerjaan rumah bagi siswa.
8. LKS yang digunakan siswa SMA di Kota Gunungsitoli selama ini belum
berbasis potensi lokal Pulau Nias.
1.3.Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penelitian
ini dibatasi agar memberikan arah yang tepat, yaitu:
1. LKS biologi yang dikembangkan melalui penelitian ini adalah LKS biologi
SMA kelas XII yang berbasis potensi lokal Nias.
2. Potensi lokal Nias yang diintegrasikan ke dalam LKS disesuaikan dengan
materi pembelajaran kelas XII.
3. Produk penelitian pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada tahapan uji
kelayakan yang dilakukan pada perorangan, kelompok kecil dan kelompok
terbatas.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
yang diteliti, yaitu:
1. Bagaimana kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas
7
2. Bagaimana kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi
lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain?
3. Bagaimana kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang
telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Untuk mengetahui kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA
kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi.
2. Untuk mengetahui kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis
potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain.
3. Untuk mengetahui kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi
lokal yang telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa.
1.6.Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: (1) Untuk
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan LKS; (2) salah
satu alternatif solusi untuk meremediasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa
terhadap materi biologi SMA di kelas XII. Manfaat secara praktis dari penelitian
ini adalah LKS yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran
pendukung bagi guru dan siswa SMA kelas XII dalam kegiatan pembelajaran aktif
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian
pengembangan LKS berbasis potensi lokal pada mata pelajaran biologi SMA
kelas XII yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. LKS yang dikembangkan adalah LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi
lokal Nias. LKS ini berfungsi untuk membantu siswa belajar bermakna,
membantu siswa mengembangkan konsep, dan mengurangi terjadinya
miskonsepsi.
2. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas XII berbasis
potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi adalah sangat
baik. Persentase skor rata-rata penilaian ahli materi terhadap kelayakan isi
LKS adalah 88,10% dan aspek kelayakan penyajian LKS 91,35%.
3. Kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang
telah dikembangkan menurut ahli desain adalah sangat baik. Persentase skor
rata-rata penilaian ahli desain terhadap kelayakan desain LKS adalah 97%.
4. Kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah
dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa adalah sangat baik.
Persentase skor rata-rata penilaian guru terhadap kelayakan LKS adalah
92,33%. Persentase skor rata-rata penilaian siswa uji coba perorangan
terhadap kelayakan isi LKS adalah 77,78%, uji coba kelompok kecil 85% dan
uji coba kelompok besar 88,79%.
77
5.2. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan, berikut ini
diajukan beberapa saran yaitu:
1. Mengingat bahwa hasil penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang belum mampu dikontrol, maka masih perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan lebih
luas.
2. Mengingat bahwa hasil penelitian ini hanya dilakukan sampai uji coba
kelompok terbatas untuk menilai kelayakan LKS secara empiris, maka
masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektifitas
LKS yang dikembangkan, sehingga dapat diketahui apakah LKS yang
dikembangkan berpengaruh nyata terhadap hasil pembelajaran dan
meremediasi miskonsepsi sehingga dapat dilakukan tahap penyebaran
78
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y. H & Romlah, O. 2007. Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi
Buku Teks Biologi SMU. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 25-26 Mei.
Ahmadi, I., Amri, S., dan Elisah, T. 2012. Mengembangkan Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arsyad, A. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asmani, Ma’mur, J. 2012, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.Yogyakarta:
DIVA Press.
Berg, E. V. 1991. Hasil Penelitian Miskonsepsi dan Kurikulum IPA di Indonesia.
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana.
Borg, Gall. 2003. Educational Research: An Introduction 4th Edition. London:
Longman Inc.
Chi, M. T. H., Slotta, J.D., Leeuw, N. 1994. From things to process: a theory of
conceptual change for learning science concepts. Learning and
Instruction, 4: 27-43.
Dahar, R. W. 2006. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Depdiknas. 2004. Pedoman Penyusunan Lembar Kerja Siswa Dan Skenario
Pembelajaran Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dikmenli, M. 2010. Misconceptions of cell division held by student teachers in
biology: A drawing analysis. Scientific Research and Essay, 5
(2):235-247.
Duit, R. 1996. Preconception and Misconception. Dalam Corte, E.D., & Weinnert,
F. (eds): International Encyclopedia of Developmental and Instructional
psychology. New York: Pergamon.
Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for
Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.
79
Hidayati, D.N. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Potensi Lokal
untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Yogyakarta. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Kariem, F., Elvyanti, S., Gunawan, Mulyana. Pengembangan Bahan Ajar TIK
SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek. Invotec, 9
(2):117-128.
Kemdikbud. 2013. Kurikulum 2013, Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah
Aliyah (MA). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
PT Refika Aditama.
Kose, S. 2008. Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawing as a Research
Method. World Applied Sciences Journal, 3 (2):283-293.
Manalu, K. 2012. Pembelajaran Konsep: Upaya Mengatasi Miskonsepsi dalam
Pembelajaran Biologi. Jurnal Ihya’ul Arabiah, 2(2):292-303.
Modell, H., Michael, J., Wenderoth, M.P. 2005. Helping the learner to learn: the
role of uncovering misconception. American Biology Teacher, 67:1.
Novak, J.D. 2003. The Promise of New Ideas and New Technology for Improving
Teaching and Learning. Cell Biology Education, 2:122–132.
Novana, T., Sajidan, Maridi. 2014. Pengembangan Modul Inkuiri Terbimbing
Berbasis Potensi Lokal Pada Materi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan
Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Jurnal Inkuiri, 2(2):108-122.
Nusantari, E. 2011. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
Buku SMA Kelas XII. Bioedukasi, 4(2):72-85.
Nusantari, E. 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar
di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains,1(1):52-64.
Nusantari, E., & Abdul, A. 2013. Kajian Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Bahan Ajar Biologi SMA dan Perbaikan Kesalahan Konsep Genetika. Laporan Penelitian, Universitas Negeri Gorontalo.
Odom, A.L. 1995. Secondary & College Biology Students Misconceptions about
Diffusion & Osmosis. Journal The American Biology Teacher,
80
Pabucu, A. 2004. Effect of conceptual change text accompanied with analogies on
understanding of chemical bonding concept. A Thesis. Turki. The middle
East Technical University.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81 A
Lampiran IV. 2013. Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran. Jakarta.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta:
Diva Press.
Sajidan, 2013. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik pada Implementasi Kurikulum 2013, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Sani, A. 2014. Pembelajaran Saintifik. Jakarta: Bumi Aksara.
Santoso, E.S. 2015. Kelayakan Teoretis LKS Invertebrata Tanah dengan
Pendekatan Ilmiah Pada Materi Dunia Hewan Kelas X. Jurnal BioEdu
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi, 4 (1):694-699.
Santysa, I Wayan, 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah ilmiah disajikan dalam pelatihan bagi para guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sarah, S., Maryono. 2014. Keefektivan Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal
dalam Pembelajaran Fisika SMA dalam Meningkatkan Living Values
Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang, 2(1):36-42.
Soenarto, 2008. Penelitian Pengembangan Research & Development (R&D)
Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disajikan
dalam Sarasehan Metodologi Penelitian, di Program PascaSarjana UNY.
Soyibo, K. 1995. A Review of Some Sources of Students' Misconceptions in
Biology. Singapore Journal of Education, (15):1-11.
Sudijono, A. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Sujarwanta, A. 2011. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik (Natural Science Learning Conditional with Saintific
Approach). Jurnal Nuansa Kependidikan, 1 (16):1.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
81
Sungur, S., Tekkaya, C., Geban, O. 2001. The contribution of conceptual change texts accompanied by concept mapping to students’ understanding of
human circulatory system. School Science and Mathematics,
101 (2):91-101.
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakarta: Agrasindo.
Suratsih, Budiwati, Suhandoyo, Wibowo, Y. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian. Penelitian Unggulan UNY (Multitahun). Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryanto, A., Hewidayanti, Y.T. 2002. Pemahaman Murid Sekolah Dasar (SD) Terhadap Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya miskonsepsi. Laporan Penelitian. Universitas Terbuka. Lembaga Penelitian Pusat Studi Indonesia.
Suwarto, 2012, Pengembangan Tes Diagnostik untuk Mengungkap Kesulitan
Siswa dalam Memahami Reproduksi Sel. Orasi ilmiah disampaikan
Dalam Rangka Dies Natalis Ke XLIV Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, 29 Maret.
Tekkaya C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal
of Education, (23):259-266.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development
for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inoatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tundugi. 2009. Miskonsepsi Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi dan
faktor-faktor Penyebabnya. Disertasi. Tidak Diterbitkan. Malang. Program
82
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATA PELAJARAN
BIOLOGI SMA KELAS XII
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
NATALIA KRISTIANI LASE NIM. 8146173014
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
83
RIWAYAT HIDUP