PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF
TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR
DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA
SMK NEGERI 10 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendikikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh :
BALQIS HUSNA RIZKI
NIM : 5123144004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAH KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i Abstrak
Balqis Husna Rizki. NIM 5123144004. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Dasar Kecantikan Kulit Siswa SMK Negeri 10 Medan, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Program Studi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X SMK Negeri 10 Medan.Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikelas X SMK Negeri 10 Medan.Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual Siswa SMK Negeri 10 Medan.
Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen (quasi experimen design) sehingga diambil sampel 2 kelas yaitu 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray sedangkan kelas control diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Kencantikan Kulit SMK Negeri 10 Medan yang berjumlah 2 kelas sebanyak 62 siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pilihan berganda untuk mengetahui hasil belajar siswa pada perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji parametrik yaitu uji t dua pihak dengan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data.
Hasil dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray) berada pada kategori tinggi.Tingkat penguasaan siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan pembelajaran konvensional berada pada kategori cukup. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar perawatan kulit wajah tsecara manual dimana pada pengujian hipotesis diperoleh nilai . Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two stay two stray lebih tinggi secara signifikan dibanding hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMK Negeri 10 Medan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembalajaran Berbasis Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Dasar Kecantikan Kulit Siswa
SMK Negeri 10 Medan”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Hasani Syukur. dan
Ibunda Rustini yang selalu mendukung dengan doa, moril, dan material selama
penulis menyelesaikan studi, dan penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak
lain yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
Unimed .
2. Ibu Dra. Hj. Rosnelli, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Teknik Unimed
3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik
UNIMED.
4. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias
Fakultas Teknik UNIMED.
5. Ibu Dra. Marnala Tobing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu, mengarahkan, membimbing ddan memberikan dorongan
iii
6. Ibu Dra Yetty Pangaribuan, Dra. Rohana Aritonang, M.Pd, Dr. Farihah,
M.Pd selaku dosen penguji yang sudah banyak memberikan masukan yang
bersifat membangun dalam penyelesaian skripsi ini serta selaku Sekertaris
jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED.
7. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Tata
Rias Unimed Medan.
8. Ibu Ida Farida, S.Pd, M.M selaku guru Mata Pelajaran Dasar Kecantikan
Kuit di SMK Negeri 10 Medan yang telah banyak membntu serta
meluangkan waktunya untuk melaksanakan penelitian.
9. Abangda Iptu Husni Abda, S.Ik dan adik saya Ukhti Hasanatul Marwah yang
slalu memberikan doa, dukungan, materi serta masukan-masukan dalam
pengerjaan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan, Dewi Kemala Sari, S.Pd, Siti Fauziah, S.Pd,
Isma Maisarah S.Pd. Lasronika S.Pd, Ade Susanti,S.Pd, Marini Hadi, S.Pd,,
Novi Yunita Sari, Widya Puspita Wardhani, S.Pd, Lerysty Tamzaly, S.Pd,
Ulfa Alawiyah, Sufi Mahyanti, Isni Apriza, Chairi Firnanda, S.Sos dan
seluruh teman Prodi Pendidikan Tata Rias Regular & Ekstensi 2012.
Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan yang setimpal
iv
BAB II : KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka teoritis...9
1. Hakikat model pembelajaran...9
2. Hasil Belajar Perawatan Kulit wajah secara manual...23
v
C. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian...60
D. Populasi dan Sampel...61
E. Lokasi dan Waktu Penelitian...62
F. Metode Penelitian...62
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...64
1. Instrumen Penelitian...64
2. Teknik Pengumpulan Data...66
H. Teknik Analisis Data...74
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi hasil penelitian...81
B. Pengujian Hipotesis...90
C. Pembahasan Penelitian...91
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...93
B. Saran...93
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray...15
2. Tahapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray...17
3. Penerapan Model Two Stay Two Stray Pada Materi Perawatan Wajah Secara Manual...18
4. Sintaks Pembelajaran Konvensional...21
5. Model randomized pretest-postest group design...56
6. Sampel Penelitian...62
7. Kisi-kisi Tes Materi Kuliat Wajah Secara Manual...65
8. Tingkat kecendrungan...76
9. Hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen...81
10.hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual...83
11.Tingkat kecenderungan hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual pada kelas eksperimen...86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lilitan kapas...38
2. Membersihkan kelopak mata ...38
3. Membersihkan kelopak bibir...39
4. Penempatan krim pembersih...39
5. Mengusap leher dan wajah...40
6. Gerakan pembersihan wajah...40
7. Menghapus pembersih ... .... 41
8. Teknik merapikan alis...42
9. Teknik pengelupasan sel tanduk...42
10.Teknik peletakan krim urut...43
11.Gerakan pengurutan efflurage...44
12.Gerakan Efflurage didaerah Kening... .... 44
13.Gerakan Efflurage didaerah Kening, pipi, dan leher ... .... 45
14.Gerakan pengurutan petrisage...46
15.Teknik Pemijatan Petrisage pada Bagian Muka/Wajah ... .... 46
16.Pemijatan Petrisagedi Bagian Muka (Dagu) dan Pundak...46
17.Gerakan pengurutan friction...47
18.Teknik Friction pada Pemijatandi Daerah Pipi, Dagu, Leher dan Dada...47
19.Teknik pengurutan tapotage...49
20.Teknik Tapotage pada Wajah... 49
21.Teknik Tapotage pada Wajah yangdilakukan dengan ringan ...50
22.Teknik Tapotage pada Daerah di Bawah Dagu...50
23.(a) Gerakan Menggetar dan Memutar, (b) Gerakan Statis pada Urat Saraf Setempat, (c) Gerakan Dinamis pada Sepanjang Jalan Urat Saraf...51
24.Teknik pengangkatan masker dan pemberian penyegar pada wajah... 52
25.Hasil wajah setelah melakukan perawatan kulit wajah secara manual...53
viii
27.hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual kelas control...84
28.Ringkasan Hasil Belajar Siswa...85
29.Tingkat kecenderungan hasil belajar perawatan kulit wajah secara
manual pada kelas eksperimen...87
30.Tingkat kecenderungan hasil belajar perawatan kulit wajah secara
ix
GAMBAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Silabus ...96
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...105
3. Skenario...118
4. Soal ...125
5. Tabel uji coba instrumen...137
6. Perhitungan uji coba instrumen ...138
7. Data Penelitian...145
8. Perhitungan rata-rata, standart Deviasi dan varians...146
9. Tingkat kecenderungan variabel penelitian...148
10.Uji Normalitas...149
11.Uji Homogenitas...151
12.Pengujian Hipotesis...152
13.Tabel Distribusi R...153
14.Tabel Distribusi T...154
15.Tabel Distibusi Z...155
16.Tabel Chi Quadrat...156
17.Dokumentasi...157
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk seseorang demi
kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan
kepribadian yang berkembang memerlukan usaha untuk memperbaiki sumber
daya manusia agar menjadi lebih baik dengan menempuh jalur pendidikan baik
secara formal maupun nonformal.
Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya
selalu seiring dengan perkembangan manusia. Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik.
Berpusat pada tujuan pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan
merumuskan pembelajaran sebagai wujud dari kegiatan pendidikan di sekolah.
Hal ini menjadi suatu tantangan dalam dunia pendidikan khususnya Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang dibangun atau didirikan untuk menciptakan
lulusan agar siap kerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal18 dijelaskan bahwa: “Pendidikan
Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerjapada bidang tertentu”.
Pembaharuan sistem pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, relevansi pendidikan, dan perubahan kurikulum mutlak diperlukan
2
agar perkembangan pendidikan dapat mengikuti perkembangan jaman. Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia
(Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Pembelajaran).
Dasar kecantikan kulit merupakan salah satu mata pelajaran pada program
kurikulum 2013 yang sudah digunakan oleh SMK Negeri 10 Medan. Salah satu
kompetensi dasarnya adalah perawatan kulit wajah secara manual. mata pelajaran
ini merupakan suatu pengetahuan yang bukan teori saja melainkan juga menuntut
pengetahuan keterampilan. Adapun kompetensi teori yang harus dikuasai oleh
siswa adalah harus mengetahui apa itu kulit, jenis-jenis kulit, tujuan merawat
wajah, macam-macam gerakan massage wajah dan pengertian dari gerakan
massage wajah
Perawatan kulit wajah secara manual merupakan perawatan wajah yang
dilakukan pada kulit wajah yang bersih tanpa ada gangguan pada kulit wajah,
misalnya komedo, acne/jerawat, pigmentasi, kerutan kecil dan sebagainya secara
manual atau tidak dengan berbantuan teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka perlu dilakukan perawatan secara teratur dan periodik.
Pada pembelajaran perawatan kulit wajah secara manual biasanya
pembelajaran dilakukan secara teori dan praktek, akan tetapi sering sekali
3
perhatian dari siswa, hal ini membuat kompetensi siswa terhadap kognitifnya
menjadi rendah. Hal ini diakibatkan karena masih kurangnya media dan model
pembelajaran konvensional yang digunakan pada mata pembelajaran tersebut.
Sesuai dengan hasil observasi peneliti di SMK Negeri 10 Medan, guru hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas tanpa ada
variasi sehingga membuat nilai siswa masih kurang maksimal.
Pada tahun ajaran 2015/2016 diketahui banyak nilai siswa yang kurang
maksimal atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 pada mata
pelajaran perawatan kulit wajah.dari hasil belajar, terdapat 13 orang siswa yang
mencapai nilai standar, sedangkan 19 siswa yang belum memcapai nilai standar.
Sehingga dapat diketahui bahwa hanya ada 35%dari jumlah siswa dengan
rata-rata niali 75, sedangkan 64% dari jumlah siswa dibawah rata-rata-rata-rata nilai standar
Dari data diatas hanya beberapa siswa yang memiliki nilai maksimal.
Penulis beranggapan guru membutuhkan model pembelajaran yang bisa
membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa. Proses
pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik
yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia
harus belajar. Salah satu model pembelajaran yang potensial untuk diterapkan
adalah model pembelajaran kooperatif dimana model pembelajaran kooperatif itu
sendiri adalah model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
4
Seorang siswa sangat memerlukan sebuah kemandirian dalam
menyelesaikan sebuah persoalan, selain itu siswa juga dituntut untuk dapat
bekerja secara kelompok. Hal tersebut dikarenakan manusia adalah makhluk
sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga siswa satu dengan yang
lainnya dapat bekerja sama sehingga dapat mempermudah proses penyelesaian
tugas yang diberikan oleh guru.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
(Two Stay Two Stray) atau dua tinggal dua tamu dikembangkan oleh Kagan, (1990) salah satu kelebihan dari teknik pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two
Stay Two Stray) ini yaitu mampu menciptakan dan menumbuhkan suasana belajar kelompok peserta didik untuk saling berbagi informasi dengan
kelompok-kelompok peserta didik yang lain, sehingga materi yang disampaikan oleh
pendidik lebih menarik dan menyenangkan dan akan berdampak pada hasil
belajar peserta didik.
Langkah-langkah model pembelajaran two stay two stray dalam Lie, (2002) adalah: (a) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
(b) Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. (c) Dua siswa
yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka. (d) Tamu mohon berdiri dan kembali ke kelompok
mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. (e) Kelompok
5
Dengan model pembelajaran ini, pembelajaran akan lebih menarik serta
tidak membosankan karena siswa bisa berdiskusi langsung dengan teman
kelompok lain. Penggunaan metode ini akan mengarahkan siswa untuk aktif baik
dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga
menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) terhadap hasil belajar siswa dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Dasar
Kecantikan Kulit Siswa SMK Negeri 10 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan antara lain :
1. Proses pembelajaran dasar kecantikan kulit hanya dilakukan dengan cara
model pembelajaran konvensional sehingga kurang maksimal dalam
pembelajaran.
2. Siswa kurang memahami materi dasar kecantikan kulit karena hanya
bermodalkan catatan dari guru.
3. Pembelajaran di kelas masih dilakukan secara klasikal, tidak mengajar secara
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
4. Hasil belajar siswa pada mata dasar kecantikan kulit masih kurang maksimal.
5. Masih kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pembelajaran
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membuat batasan
masalah sebagai berikut :
1. Materi pelajaran dasar kecantikan kulit hanya meliputi kompetensi dasar teori
perawatan kulit wajah secara manual.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit pada
semester ganjil bidang keahlian Tata Kecantikan T.A 2016/2017 SMKNegeri
10 Medan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah
secara manual dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di
kelas X SMK Negeri 10 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah
secara manual dengan menggunakan model pembelajaran berbasis kooperatif
tipe Two Stay Two Stray dikelas X SMK Negeri 10 Medan?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two stay
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit
wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
di kelas X SMK Negeri 10 Medan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit
wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikelas X SMK Negeri 10 Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two
stay two stray terhadap hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual Siswa SMK Negeri 10 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermakna bagi peneliti, guru-guru
dan sekolah sebagai berikut, adalah:
1. Sebagai pengalaman dan pengetahuan peneliti sebagai calon guru tentang
penggunaan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe Two Stay Two
Stray.
2. Sebagai bahan informasi mengenai penerapan model pembelajaran berbasis
kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi Perawatan Kulit Wajah Secara Manual di SMK Negeri 10 Medan
3. Dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran Perawatan Kulit
8
menyenangkan bagi setiap siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar.
4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa UNIMED serta sumbangan
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan
pembelajaran konvensional berada pada kategori cukup.
2. Hasil belajar siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan
pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray) berada pada kategori
tinggi.
3. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap
hasil belajar perawatan kulit wajah tidak bermasalah dimana pada pengujian
hipotesis diperoleh nilai
B. Saran
1. Kepada Guru
Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray)
hendaknya terus dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih
dalam pembelajaran dan menarik perhatian siswa untuk lebih giat belajar.
2. Kepada lembaga terkait
Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray)
masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di
daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, meningkatkan hasil belajar
94
siswa yang akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam
penguasaan materi pelajaran.
3. Kepada peneliti yang berminat
Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat
95
DAFTAR PUSTAKA
Arends. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta. (penerjemah Soetjipto, dkk)
Arikunto.(2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Brown,Graham.(2005). Dermatologi.Jakarta : Erlangga
Derma, Ulia. 2016. Fungsi Kulit Manusia. (http://www.dermatixultra.org/fungsi-kulit-manusia/) diakses pada tanggal 3 Mei 2016
Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik & Menarik. Bandung: Yrama Widya
Joyce, B and Weil. 2009. Model of Teaching (edisike – 8, cetakan ke – 1). Diterjemahkan Oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kagan, Spencer. 1990. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (blogspot.com) diakses pada tanggal 2 mei 2016
Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual.Bandung : PT.Refika Aditama
Kusantati, Herni., dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional
Prayogi, Sigit Agung. 2011. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berwawasan Konstruktivis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar.Skripsi thesis. Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga
Sudjana. 2012, Metode Statistika. Bandung : Remaja Rosda Karya
Sunarto. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar
96
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Jl. Gegerkalong Hilir No. 84. Bandung : ALFABETA, cv.
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Publisher.
Tresna, Pipin. 2010. Modul Perawatan. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Huda, M. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
.
Zunita. 2010. Memadukan Metode Pembelajaran Number Head Together(Kepala bernomor) dengan Metode Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Pergi) untuk meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi pokok bahasan kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia yang terbatas pada siswa kelas VIII A SMP N I Kembang Kabupaten Jepara. Semarang: UNNES PRESS Diah. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatiftipe-two.html#ixzz4G0GnCtqq) diakses pada tanggal 2 Mei 2016
Fatoni. 2010. Sintaks (Tahapan) Model-Model Pembelajaran.
(https://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/01/12/sintaks-tahapan-model-model-pembelajaran/ diakses pada tanggal 2 mei 2016
Holik, M (2011). Evaluasi Pembelajaran.
(http://www.muhammadholik.worspress.com/2011/evaluasi
pembelajaran) tanggal akses 08 mei 2016 diakses pada tanggal 2 mei 2016
Lie. 2002. Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) (http://www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-two-stray.html) diakses tanggal 3 mei 2016
Mousir. 2012. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)