• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA SMK NEGERI 10 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA SMK NEGERI 10 MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF

TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR

DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA

SMK NEGERI 10 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendikikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh :

BALQIS HUSNA RIZKI

NIM : 5123144004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAH KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i Abstrak

Balqis Husna Rizki. NIM 5123144004. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Dasar Kecantikan Kulit Siswa SMK Negeri 10 Medan, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Program Studi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X SMK Negeri 10 Medan.Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikelas X SMK Negeri 10 Medan.Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual Siswa SMK Negeri 10 Medan.

Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen (quasi experimen design) sehingga diambil sampel 2 kelas yaitu 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray sedangkan kelas control diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Kencantikan Kulit SMK Negeri 10 Medan yang berjumlah 2 kelas sebanyak 62 siswa.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pilihan berganda untuk mengetahui hasil belajar siswa pada perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji parametrik yaitu uji t dua pihak dengan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data.

Hasil dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray) berada pada kategori tinggi.Tingkat penguasaan siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan pembelajaran konvensional berada pada kategori cukup. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar perawatan kulit wajah tsecara manual dimana pada pengujian hipotesis diperoleh nilai . Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two stay two stray lebih tinggi secara signifikan dibanding hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMK Negeri 10 Medan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembalajaran Berbasis Kooperatif

Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Dasar Kecantikan Kulit Siswa

SMK Negeri 10 Medan”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Hasani Syukur. dan

Ibunda Rustini yang selalu mendukung dengan doa, moril, dan material selama

penulis menyelesaikan studi, dan penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak

lain yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu

penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik

Unimed .

2. Ibu Dra. Hj. Rosnelli, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Teknik Unimed

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik

UNIMED.

4. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias

Fakultas Teknik UNIMED.

5. Ibu Dra. Marnala Tobing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak membantu, mengarahkan, membimbing ddan memberikan dorongan

(7)

iii

6. Ibu Dra Yetty Pangaribuan, Dra. Rohana Aritonang, M.Pd, Dr. Farihah,

M.Pd selaku dosen penguji yang sudah banyak memberikan masukan yang

bersifat membangun dalam penyelesaian skripsi ini serta selaku Sekertaris

jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED.

7. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Tata

Rias Unimed Medan.

8. Ibu Ida Farida, S.Pd, M.M selaku guru Mata Pelajaran Dasar Kecantikan

Kuit di SMK Negeri 10 Medan yang telah banyak membntu serta

meluangkan waktunya untuk melaksanakan penelitian.

9. Abangda Iptu Husni Abda, S.Ik dan adik saya Ukhti Hasanatul Marwah yang

slalu memberikan doa, dukungan, materi serta masukan-masukan dalam

pengerjaan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan, Dewi Kemala Sari, S.Pd, Siti Fauziah, S.Pd,

Isma Maisarah S.Pd. Lasronika S.Pd, Ade Susanti,S.Pd, Marini Hadi, S.Pd,,

Novi Yunita Sari, Widya Puspita Wardhani, S.Pd, Lerysty Tamzaly, S.Pd,

Ulfa Alawiyah, Sufi Mahyanti, Isni Apriza, Chairi Firnanda, S.Sos dan

seluruh teman Prodi Pendidikan Tata Rias Regular & Ekstensi 2012.

Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan yang setimpal

(8)

iv

BAB II : KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka teoritis...9

1. Hakikat model pembelajaran...9

2. Hasil Belajar Perawatan Kulit wajah secara manual...23

(9)

v

C. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian...60

D. Populasi dan Sampel...61

E. Lokasi dan Waktu Penelitian...62

F. Metode Penelitian...62

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...64

1. Instrumen Penelitian...64

2. Teknik Pengumpulan Data...66

H. Teknik Analisis Data...74

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi hasil penelitian...81

B. Pengujian Hipotesis...90

C. Pembahasan Penelitian...91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...93

B. Saran...93

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray...15

2. Tahapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray...17

3. Penerapan Model Two Stay Two Stray Pada Materi Perawatan Wajah Secara Manual...18

4. Sintaks Pembelajaran Konvensional...21

5. Model randomized pretest-postest group design...56

6. Sampel Penelitian...62

7. Kisi-kisi Tes Materi Kuliat Wajah Secara Manual...65

8. Tingkat kecendrungan...76

9. Hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen...81

10.hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual...83

11.Tingkat kecenderungan hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual pada kelas eksperimen...86

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lilitan kapas...38

2. Membersihkan kelopak mata ...38

3. Membersihkan kelopak bibir...39

4. Penempatan krim pembersih...39

5. Mengusap leher dan wajah...40

6. Gerakan pembersihan wajah...40

7. Menghapus pembersih ... .... 41

8. Teknik merapikan alis...42

9. Teknik pengelupasan sel tanduk...42

10.Teknik peletakan krim urut...43

11.Gerakan pengurutan efflurage...44

12.Gerakan Efflurage didaerah Kening... .... 44

13.Gerakan Efflurage didaerah Kening, pipi, dan leher ... .... 45

14.Gerakan pengurutan petrisage...46

15.Teknik Pemijatan Petrisage pada Bagian Muka/Wajah ... .... 46

16.Pemijatan Petrisagedi Bagian Muka (Dagu) dan Pundak...46

17.Gerakan pengurutan friction...47

18.Teknik Friction pada Pemijatandi Daerah Pipi, Dagu, Leher dan Dada...47

19.Teknik pengurutan tapotage...49

20.Teknik Tapotage pada Wajah... 49

21.Teknik Tapotage pada Wajah yangdilakukan dengan ringan ...50

22.Teknik Tapotage pada Daerah di Bawah Dagu...50

23.(a) Gerakan Menggetar dan Memutar, (b) Gerakan Statis pada Urat Saraf Setempat, (c) Gerakan Dinamis pada Sepanjang Jalan Urat Saraf...51

24.Teknik pengangkatan masker dan pemberian penyegar pada wajah... 52

25.Hasil wajah setelah melakukan perawatan kulit wajah secara manual...53

(12)

viii

27.hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual kelas control...84

28.Ringkasan Hasil Belajar Siswa...85

29.Tingkat kecenderungan hasil belajar perawatan kulit wajah secara

manual pada kelas eksperimen...87

30.Tingkat kecenderungan hasil belajar perawatan kulit wajah secara

(13)

ix

GAMBAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Silabus ...96

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...105

3. Skenario...118

4. Soal ...125

5. Tabel uji coba instrumen...137

6. Perhitungan uji coba instrumen ...138

7. Data Penelitian...145

8. Perhitungan rata-rata, standart Deviasi dan varians...146

9. Tingkat kecenderungan variabel penelitian...148

10.Uji Normalitas...149

11.Uji Homogenitas...151

12.Pengujian Hipotesis...152

13.Tabel Distribusi R...153

14.Tabel Distribusi T...154

15.Tabel Distibusi Z...155

16.Tabel Chi Quadrat...156

17.Dokumentasi...157

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk seseorang demi

kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

kepribadian yang berkembang memerlukan usaha untuk memperbaiki sumber

daya manusia agar menjadi lebih baik dengan menempuh jalur pendidikan baik

secara formal maupun nonformal.

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

selalu seiring dengan perkembangan manusia. Jenjang pendidikan adalah tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik.

Berpusat pada tujuan pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan

merumuskan pembelajaran sebagai wujud dari kegiatan pendidikan di sekolah.

Hal ini menjadi suatu tantangan dalam dunia pendidikan khususnya Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang dibangun atau didirikan untuk menciptakan

lulusan agar siap kerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal18 dijelaskan bahwa: “Pendidikan

Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik

terutama untuk bekerjapada bidang tertentu”.

Pembaharuan sistem pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan, relevansi pendidikan, dan perubahan kurikulum mutlak diperlukan

(15)

2

agar perkembangan pendidikan dapat mengikuti perkembangan jaman. Proses

Pembelajaran Kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang

semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,

dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,

berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia

(Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Pembelajaran).

Dasar kecantikan kulit merupakan salah satu mata pelajaran pada program

kurikulum 2013 yang sudah digunakan oleh SMK Negeri 10 Medan. Salah satu

kompetensi dasarnya adalah perawatan kulit wajah secara manual. mata pelajaran

ini merupakan suatu pengetahuan yang bukan teori saja melainkan juga menuntut

pengetahuan keterampilan. Adapun kompetensi teori yang harus dikuasai oleh

siswa adalah harus mengetahui apa itu kulit, jenis-jenis kulit, tujuan merawat

wajah, macam-macam gerakan massage wajah dan pengertian dari gerakan

massage wajah

Perawatan kulit wajah secara manual merupakan perawatan wajah yang

dilakukan pada kulit wajah yang bersih tanpa ada gangguan pada kulit wajah,

misalnya komedo, acne/jerawat, pigmentasi, kerutan kecil dan sebagainya secara

manual atau tidak dengan berbantuan teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut,

maka perlu dilakukan perawatan secara teratur dan periodik.

Pada pembelajaran perawatan kulit wajah secara manual biasanya

pembelajaran dilakukan secara teori dan praktek, akan tetapi sering sekali

(16)

3

perhatian dari siswa, hal ini membuat kompetensi siswa terhadap kognitifnya

menjadi rendah. Hal ini diakibatkan karena masih kurangnya media dan model

pembelajaran konvensional yang digunakan pada mata pembelajaran tersebut.

Sesuai dengan hasil observasi peneliti di SMK Negeri 10 Medan, guru hanya

menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas tanpa ada

variasi sehingga membuat nilai siswa masih kurang maksimal.

Pada tahun ajaran 2015/2016 diketahui banyak nilai siswa yang kurang

maksimal atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 pada mata

pelajaran perawatan kulit wajah.dari hasil belajar, terdapat 13 orang siswa yang

mencapai nilai standar, sedangkan 19 siswa yang belum memcapai nilai standar.

Sehingga dapat diketahui bahwa hanya ada 35%dari jumlah siswa dengan

rata-rata niali 75, sedangkan 64% dari jumlah siswa dibawah rata-rata-rata-rata nilai standar

Dari data diatas hanya beberapa siswa yang memiliki nilai maksimal.

Penulis beranggapan guru membutuhkan model pembelajaran yang bisa

membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa. Proses

pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar

yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik

yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia

harus belajar. Salah satu model pembelajaran yang potensial untuk diterapkan

adalah model pembelajaran kooperatif dimana model pembelajaran kooperatif itu

sendiri adalah model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu

(17)

4

Seorang siswa sangat memerlukan sebuah kemandirian dalam

menyelesaikan sebuah persoalan, selain itu siswa juga dituntut untuk dapat

bekerja secara kelompok. Hal tersebut dikarenakan manusia adalah makhluk

sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga siswa satu dengan yang

lainnya dapat bekerja sama sehingga dapat mempermudah proses penyelesaian

tugas yang diberikan oleh guru.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

(Two Stay Two Stray) atau dua tinggal dua tamu dikembangkan oleh Kagan, (1990) salah satu kelebihan dari teknik pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two

Stay Two Stray) ini yaitu mampu menciptakan dan menumbuhkan suasana belajar kelompok peserta didik untuk saling berbagi informasi dengan

kelompok-kelompok peserta didik yang lain, sehingga materi yang disampaikan oleh

pendidik lebih menarik dan menyenangkan dan akan berdampak pada hasil

belajar peserta didik.

Langkah-langkah model pembelajaran two stay two stray dalam Lie, (2002) adalah: (a) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

(b) Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan

kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. (c) Dua siswa

yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi

mereka ke tamu mereka. (d) Tamu mohon berdiri dan kembali ke kelompok

mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. (e) Kelompok

(18)

5

Dengan model pembelajaran ini, pembelajaran akan lebih menarik serta

tidak membosankan karena siswa bisa berdiskusi langsung dengan teman

kelompok lain. Penggunaan metode ini akan mengarahkan siswa untuk aktif baik

dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga

menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian

dengan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) terhadap hasil belajar siswa dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Dasar

Kecantikan Kulit Siswa SMK Negeri 10 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan antara lain :

1. Proses pembelajaran dasar kecantikan kulit hanya dilakukan dengan cara

model pembelajaran konvensional sehingga kurang maksimal dalam

pembelajaran.

2. Siswa kurang memahami materi dasar kecantikan kulit karena hanya

bermodalkan catatan dari guru.

3. Pembelajaran di kelas masih dilakukan secara klasikal, tidak mengajar secara

kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

4. Hasil belajar siswa pada mata dasar kecantikan kulit masih kurang maksimal.

5. Masih kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pembelajaran

(19)

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membuat batasan

masalah sebagai berikut :

1. Materi pelajaran dasar kecantikan kulit hanya meliputi kompetensi dasar teori

perawatan kulit wajah secara manual.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis

kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit pada

semester ganjil bidang keahlian Tata Kecantikan T.A 2016/2017 SMKNegeri

10 Medan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah

secara manual dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di

kelas X SMK Negeri 10 Medan?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit wajah

secara manual dengan menggunakan model pembelajaran berbasis kooperatif

tipe Two Stay Two Stray dikelas X SMK Negeri 10 Medan?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two stay

(20)

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit

wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

di kelas X SMK Negeri 10 Medan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran perawatan kulit

wajah secara manual dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikelas X SMK Negeri 10 Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis kooperatif tipe two

stay two stray terhadap hasil belajar perawatan kulit wajah secara manual Siswa SMK Negeri 10 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermakna bagi peneliti, guru-guru

dan sekolah sebagai berikut, adalah:

1. Sebagai pengalaman dan pengetahuan peneliti sebagai calon guru tentang

penggunaan model pembelajaran berbasis kooperatif tipe Two Stay Two

Stray.

2. Sebagai bahan informasi mengenai penerapan model pembelajaran berbasis

kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi Perawatan Kulit Wajah Secara Manual di SMK Negeri 10 Medan

3. Dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran Perawatan Kulit

(21)

8

menyenangkan bagi setiap siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar.

4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa UNIMED serta sumbangan

(22)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan

pembelajaran konvensional berada pada kategori cukup.

2. Hasil belajar siswa tentang perawatan kulit wajah secara manual dengan

pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray) berada pada kategori

tinggi.

3. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap

hasil belajar perawatan kulit wajah tidak bermasalah dimana pada pengujian

hipotesis diperoleh nilai

B. Saran

1. Kepada Guru

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray)

hendaknya terus dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih

dalam pembelajaran dan menarik perhatian siswa untuk lebih giat belajar.

2. Kepada lembaga terkait

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (two stay two stray)

masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di

daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, meningkatkan hasil belajar

(23)

94

siswa yang akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam

penguasaan materi pelajaran.

3. Kepada peneliti yang berminat

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat

(24)

95

DAFTAR PUSTAKA

Arends. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta. (penerjemah Soetjipto, dkk)

Arikunto.(2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Brown,Graham.(2005). Dermatologi.Jakarta : Erlangga

Derma, Ulia. 2016. Fungsi Kulit Manusia. (http://www.dermatixultra.org/fungsi-kulit-manusia/) diakses pada tanggal 3 Mei 2016

Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik & Menarik. Bandung: Yrama Widya

Joyce, B and Weil. 2009. Model of Teaching (edisike – 8, cetakan ke – 1). Diterjemahkan Oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kagan, Spencer. 1990. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (blogspot.com) diakses pada tanggal 2 mei 2016

Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual.Bandung : PT.Refika Aditama

Kusantati, Herni., dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional

Prayogi, Sigit Agung. 2011. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berwawasan Konstruktivis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar.Skripsi thesis. Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga

Sudjana. 2012, Metode Statistika. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sunarto. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

(25)

96

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Jl. Gegerkalong Hilir No. 84. Bandung : ALFABETA, cv.

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Publisher.

Tresna, Pipin. 2010. Modul Perawatan. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Huda, M. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

.

Zunita. 2010. Memadukan Metode Pembelajaran Number Head Together(Kepala bernomor) dengan Metode Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Pergi) untuk meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi pokok bahasan kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia yang terbatas pada siswa kelas VIII A SMP N I Kembang Kabupaten Jepara. Semarang: UNNES PRESS Diah. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatiftipe-two.html#ixzz4G0GnCtqq) diakses pada tanggal 2 Mei 2016

Fatoni. 2010. Sintaks (Tahapan) Model-Model Pembelajaran.

(https://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/01/12/sintaks-tahapan-model-model-pembelajaran/ diakses pada tanggal 2 mei 2016

Holik, M (2011). Evaluasi Pembelajaran.

(http://www.muhammadholik.worspress.com/2011/evaluasi

pembelajaran) tanggal akses 08 mei 2016 diakses pada tanggal 2 mei 2016

Lie. 2002. Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) (http://www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-two-stray.html) diakses tanggal 3 mei 2016

Mousir. 2012. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

Gambar

Tabel                       Halaman
Gambar                                                                                                   Halaman
GAMBAR LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

(3) To find out whether or not learning motivation and vocabulary knowledge simultaneously has a positive correlation with students’ reading competence of the

Dalam penelitian ini, metode WebQual yang digunakan adalah WebQual versi 4.0 yang telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Hal itu dikarenakan perpustakaan juga berfungsi sebagai salah satu pusat informasi, sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

lulusan Polileknik yang bcrkualitas dan selaras d€nsan peratumn akademik yans relah diteraphe naka pada akhir prosrm pendidikal mahasiswa di*ajibkan menbuat Tugas

Karena itu, perlu pengembangan perspektif lokal Indonesia untuk kajian komunikasi yang secara khusus dapat: (i) membahas dengan komprehensif dan insight ; (ii)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan