• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN VARIABEL SEKTOR PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTOINDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN VARIABEL SEKTOR PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTOINDONESIA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN

VARIABEL SEKTOR PERBANKAN TERHADAP PRODUK

DOMESTIK BRUTOINDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat sarjana ekonomi

Oleh :

PUKARI NIM : 09630121

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas berkahan rahmat,

nikmat, taufiq serta hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Dan Variabel Sektor

Perbankan Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia”.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini yaitu sabagai tugas akhir

dalam rangka memperoleh Gelar Serjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang

peneliti hadapi yang pada akhirnya dapat teratasi berkat adanya bimbingan serta banduan dan doa dari berbagai pihak, baik secara moral maupun

spiritual. Untuk dari itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada :

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dr. H. Nazaruddin Malik, MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ida Nuraini, SE. MSi., selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.

(6)

5. Zainal Arifin, SE. MSi., selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan hingga terselesaikan

skripsi ini.

6. Drs. Dwi Eko Waluyo, MSi., selaku dosen wali kelas C IESP angkatan

2009, yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dari awal perkuliahan hingga terselesaikan skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda tercintah serta seluruh keluarga terimakasih atas

nasehat, dukungan, dan doa-Nya serta kepercayaan yang diberikan sampai terselesainya pendidikan Ananda.

8. Keluarga besar IESP kelas C, B, dan A angkatan 2009, terimakasih atas support yang kalian berikan.

Karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis

sangat membutuhkan masukan dan saran dalam rangka penyusunan dan penyampaian karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermenfaat bagi

semua kalangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Malang, 08 Januari 20013

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 9

C. Batasan Masalah... 9

D. Tujuan Penelitian... 10

E. Menfaat Penelitian... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS... 12

A. Hasil Penelitian Terdahulu... 12

B. Landasan teori... 14

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi... 14

2. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi... 15

(8)

4. Model Pembangunan Perkembangan Pengeluaran Pemerintah... 21

5. Peran Investasi Dalam Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB)... 29

6. Kebijakan Fiskal Di Indonesia... 37

7. Kebijakan Moneter Di Indonesia... 39

8. Peran Perbankan Dalam Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB)... 43

9. Fungsi Tingkat Suku Bunga Dalam Perekonomian... 48

10.Hipotesa... 53

BAB III. METODE PENELITIAN... 54

A. Lokasi Penelitian... 54

B. Jenis Dan Sumber Data... 54

C. Metode Analisis Dan Uji Statistik... 54

D. Definisi Operasional Variabel... 55

1. Uji t (Parsial) ... 57

2. Uji F (Simultan) ... 58

3. Koefisien Determinasi (R²)... 59

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 60

A. Gambaran Umum Kondisi Ekonomi Makro Di Indonesia... 60

1. Perkembangan Investasi Di Indonesia... 60

2. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Di Indonesia... 64

(9)

1. Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi Di Indonesia... 68

2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI rate) Di Indonesia... 71

C. Analisis Regreasi Linier Berganda... 73

1. Persamaan Regreasi Linier Berganda... 73

a. Koefisien Determinasi (R²)... 77

b. Uji F (Simultan)... 78

c. Uji t test (Parsial)... 79

2. Hasil Uji Asumsi Klasik... 83

a. Uji Normalitas Data... 84

b. Uji Multicolinieritas... 85

c. Uji Heteroskedastisitas... 85

d. Uji Autokorelasi... 87

3. Pembahasan Terhadap Hasil Uji... 88

a. Investasi (X1)... 88

b. Pengeluaran pembangunan(X2)... 89

c. Penyaluran kredit investasi (X3)... 90

d. Tingkat Suku Bunga BI rate (X4)... 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 92

A. Kesimpulan... 92

B. Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Investasi Indonesia pada tahun 1995-2011... 62

Tabel 4.2 Pengeluaran Pemerintah Indonesia di bidang pembangunan pada tahun 1995-2011... 66

Tabel 4.3 Penyaluaran kredit investasi di Indonesia pada tahun 1995-2011... 69

Tabel 4.4 Tingkat suku bunga (BI rate) di Indonesia pada tahun 1995-2011... 72

Tabel 4.5 Analisis regreasi linier berganda... 74

Tabel 4.6 Uji Normality test... 84

Tabel 4.7 Uji Multicolinieritas... 85

Tabel 4.8 Uji Heteroskedasticity... 86

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Investasi Indonesia pada tahun 1995-2011... 63

Gambar 4.2 Pengeluaran Pemerintah Indonesia di bidang pembangunan pada tahun 1995 2011... 67

Gambar 4.3 Penyaluaran kredit investasi di Indonesia pada tahun 1995-2011... 70

Gambar 4.4 Tingkat suku bunga (BI rate) di Indonesia pada tahun 1995-2011.. 72

Gambar 4.5 Uji F simultan... 79

Gambar 4.6 Uji t untuk investasi... 80

Gambar 4.7 Uji t untuk pengeluaran pembangunan... 81

Gambar 4.8 Uji t untuk kredit investasi... 82

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengamatan

Lampiran 2. Analisis Regreasi Linier Berganda Lampiran 3. Asumsi Klasik Regreasi

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembanguanan nasional merupakan salah satu usaha peningkatan

kwalitas sumber daya manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan didasari oleh kemampuan dan memenfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi canggih seperti sekarang ini dalam memperhatikan tantangan dunia

global. Pembanguna yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini terbukti hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata tidak

di imbangi dengan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi yg demokratis dan berkeadilan. Fundamental pembangunan ekonomi yang kurang sehat, penyelenggaraan Negara yang sangat birokatis dan cenderung berpihak

kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah menyebabkan krisis yang merugikan dan mengancam kelangsungan hidup

berbangsa dan bernegara. Oleh karena itulah birokrasi demokrasi dan reformasi disegala bidang perlu dilakukan untuk bangkit kembali dan memperkuat kepercayaan diri atas paradigma baru Indonesia masa depan.

Peningkatan produk domestik bruto dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

pembangunan ekonomi. Karena penduduk bertambah terus menerus dan berarti kebutuhan ekonomi juga bertambah terus menerus, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahunnya. Hal ini hanya bisa di dapat lewat

(14)

2

(PDB) setiap tahunnya. Jadi dalam pengertian makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang berarti juga penambahan pendapatan nasional.

Pertumbuhan ekonomi juga akan senatiasa diikuti oleh kesempatan kerja. Dimana kesempatan kerja pada dasarnya merupakan masalah yang

dihadapi semua negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Walaupun intensitas dari masalah tersebut mungkin sekali berbeda karena adanya perbedaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti laju

pertumbuhan ekonomi, teknologi yang dipergunakan dan kebijaksanaan pemerintah. Dilihat dari sudut pandang ekonomi makro, perluasan

kesempatan kerja dapat terjadi melalui pertumbuhan ekonomi yaitu melalui proses kenaikan output per kapita secara konstan dalam jangka panjang (Boediono, 1999; 1).

Dalam proses peningkatan produk domestik bruto dan pertumbuhan ekonomi baik berupa sektor swasta maupun sektor industri dikemudian hari

akan mengalami penciutan atau perluasan meskipun berjalan secara lambat, pergerseran atau perpindahan sumber daya dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya mungkin sebagian besar

melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara efisien.

Meningkatan produk domestik bruto merupakan fungsi dari investasi yang berarti tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang ditanam dan dikembangkan dalam masyarakat. Investasi merupakan salah satu faktor

(15)

3

memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf

kemakmuran. Pentingnya peran modal dalam pertumbuhan ekonmi dimana penggunaan modal itu ditekankan pada permintaan yang tinggi, dan

permintaan yang tinggi itu diharapkan dapat diikuti oleh penawaran yang tinggi pula. (Amalia, 2007; 14).

Berdasarkan informasi dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia

(SEKI) bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk lima tahun terakhir secara bertahap mengalami peningkatan yang signifikan. Dimana

pada tahun 2007 sebesar 1,964,328 (Milliar Rp), dan pada tahun 2008 terus mengalami peningkatan yaitu 2,082,457 (Milliar Rp). Produk domestik bruto (PDB) yang paling rendah dapat dilihat pada tahun 2009. Dimana pada tahun

2009 kenaikan hanya sebesar 2,178,851 (Milliar Rp) atau setara dengan 4,5 % dibanding tahun lalu. Hal ini disebabkan pada tahun 2009 terjadi krisis

global. Akan tetapi pada tahun 2010 produk domestik bruto (PDB) kembali meningkat sebesar 2,313,838 (Milliar Rp). Dan sampai pada tahun 2011 senantiasa mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,463,242 (Milliar Rp).

Peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi juga senantiasa dipengaruhi oleh tingkat investasi, dimana dengan adanya

investasi-investasi baru diprediksi akan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor-faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga

(16)

4

pengangguran. Dengan demikian akan menambah output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional sehingga akan

terjadi pertumbuhan ekonomi.

Melihat kondisi negara Indonesia yang sedimikian hari semakin

berubah maka peningkatan modal sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian, oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penghimpunan dana

baik itu penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau penanaman modal asing (PMA) yang senantiasa diarahkan pada kegiatan ekonomi produktif

yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume perdagangan luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa.

Gambaran umum aktivitas investasi di Indonesia. Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam http://www.antaranews.com. Menkeu

memaparkan hingga semester I, pertumbuhan investasi secara keseluruhan menunjukkan angka 11,2 persen, dibandingkan angka pertumbuhan investasi tahun 2011 yang tercatat 8,8 persen. Tahun 2011, pembentukan modal tetap

bruto atau investasi tumbuh 8,8 persen dalam komponen PDB nasional. Sementara hingga semester I tahun 2012, investasi telah tumbuh 11,2 persen,

ujarnya.

Menkeu juga menambahkan angka investasi asing atau (foreign direct investment) tercatat lebih tinggi secara tahunan (year on year) pada semester I

(17)

5

triliun pada paruh pertama 2012 atau naik 28,1 persen dari tahun lalu. Secara detil, investasi asing atau FDI meningkat 30,4 persen menjadi sekitar

Rp107,6 triliun," ujarnya.

Sementara, berdasarkan sektor industri, manufaktur dan pertambangan

merupakan sektor dengan nilai investasi asing terbesar, masing-masing membukukan 50,5 persen dan 16,3 persen dari total FDI pada triwulan kedua 2012. Dengan potensi itu, Menkeu melanjutkan pemerintah mengharapkan

angka investasi dan penanaman modal dapat terus meningkat untuk menyumbang angka pertumbuhan yang stabil dalam kisaran enam atau tujuh

persen.

Namun pemerintah menyadari masih banyak hal yang memerlukan perbaikan, sehingga sangat penting untuk memastikan bahwa momentum

positif tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. menyusul penyusunan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI), kami berharap UU Pembebasan Lahan dan regulasi terkait lainnya akan dapat menyelesaikan hambatan pada pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Untuk itu, Menkeu memastikan pemerintah akan memberikan bentuk insentif perpajakan kepada investasi serta sektor industri dan meneruskan

agenda reformasi birokrasi untuk terus menjaga iklim investasi di Indonesia. Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dijabarkan dalam variabel-variabel ekonomi yang meliputi penciptaan kesempatan kerja,

(18)

6

ekonomi tersebut merupakan sarana dari kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Ketiga sasaran kebijakan ekonomi tersebut kadang

satu dengan yang lainnya saling bertentangan (trade-off), dalam arti jika diterapkan suatu kebijakan ekonomi untuk mencapai salah satu sasaran, maka

akibat kebijaksanaan tersebut justru menjauhkan dari sasaran yang lain. Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali

dana dirasakan semakin penting, salah satu alat kebijakan ekonomi adalah easy money policy, yang diharapkan dapat menciptakan kemudahan dalam

memperoleh kredit perbankkan untuk investasi, kemudian yang diciptakan ini akan berakibat pada meningkatnya permintaan barang-barang investasi dan juga barang-barang konsumsi.

Meningkatnya permintaan ini akan mengakibatkan kecenderungan kenaikan harga-harga umum atau mengakibatkan adanya inflasi, demikian

pula sebaliknya, kebijakan untuk menekan laju inflasi dapat mengakibatkan terlambatnya laju pertumbuhan, dengan menerapkan kebijakan uang ketat, kebijakan uang ketat ini akan ditandai dengan meningkatnya suku bunga

perbankkan yang cukup tinggi, tingkat suku bunga yang cukup tinggi akan mengakibatkan lemahnya laju pertumbuhan ekonomi dan laju penciptaan

kesempatan kerja.

Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 memberikan gambaran nyata betapa pentingnya peran sektor perbankan

(19)

7

kebijakan selalu diikuti oleh tujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit perbankan, salah satu kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah melalui

Bank Indonesia selaku otoritas moneter adalah menurunkan tingkat suku bunga secara bertahap dengan tetap memperhatikan tingkat laju inflasi,

penurunan tingkat suku bunga ini diharapkan berdampak mendorong ekspansi kredit perbankan dan menopang pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada pertumbuhan PDB.

Melihat peranan bank yang sangat strategis dalam perekonomian negara, maka perlu pengawasan khusus untuk tetap mempertahankan tingkat

kesehatan dan kestabilan bank. Untuk mempertahankan tingkat kesehatan dan kestabilan bank, maka digunakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat

menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan

pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka

membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sektor perbankan merupakan perangkat utama dalam melaksanakan

kebijakan moneter, melalui industri perbankan instrumen- instrumen moneter diarahkan untuk mempengaruhi besaran-besaran moneter sehingga aktivitas disektor riil diharapkan berkembang dengan baik, mengingat fungsi bank

(20)

8

merupakan hal yang sangat vital. Tanpa adanya industri perbankan yang sehat sulit kirinya kebijakan moneter akan efektif dalam mendukung sasaran

kebijakan ekonomi makro khususnya dan sasaran pembangunan nasional pada umumnya.

Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan sektor usaha. Masyarakat

dan sektor usaha sebagai pihak pengguna jasa bank yang paling berperan, pada umumnya selalu memiliki respon yang tanggap terhadap berbagai

bentuk layanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati nasabahnya. Bank sebagai lembaga yang sangat bergantung pada kepercayaan nasabah tentunya akan terus menyempurnakan layanannya di

tengah persaingan dengan banyaknya penyedia jasa keuangan lainnya.

Saat ini sektor perbankan mendapatkan perhatian yang sangat besar

dari pemerintah, karena sektor ini dapat mempengaruhi kesejahteraan rakyat dan laju pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas distribusi, karena ia bertindak sebagai perantara

peminjam dan pemberi pinjaman dengan menghimpun dana dari para masyarakat dan meminjamkannya kepada unit-unit perekonomian dan

masyarakat yang kekurangan dana. Hal ini terbukti berdasarkan informasi dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) bahwa pertumbuhan penyaluran kredit investasi untuk lima tahun terakhir mengalami peningkatan

(21)

9

tahun sebelumnya yaitu 12,6% dan sampai tahun 2011 tetep mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 33,3%.

Dari beberapa sektor yang telah disebutkan diatas, itu semua menunjukan ikut berperan dalam perekonomian, yaitu sektor perbankan.

Sektor perbankan ini menyangkut perilaku pasar uang yang akan berkaitan dengan sumber dana yang dibutuhkan secara riil. Sektor perbankan ini menyangkut perilaku masyarakat dalam menawarkan uang. Perilaku

masyarakat dalam meminta uang tergantung pada motif orang yang memegang uang. Sedang perilaku pemerintah dalam menawarkan uang

tergantung pada kondisi perekonomian secara umum dan sesuai dengan arah kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh pemerintah.

B. Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang diatas maka dalam penelitian ini peneliti

mencoba menganalisa produk domestik bruto (PDB) secara terperinci. Perumusan masalah dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan variabel ekonomi makro dan perkembangan

variabel sektor perbankan di Indonesia mulai tahun 1995-2011?

2. Seberapa besar pengaruh variabel ekonomi makro dan variabel sektor

perbankan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah

(22)

10

variabel ekonomi makro hanya meliputi invetasi dan pengeluran pemintah dibidang pembangunan sedangkan dari variabel sektor perbankan hanya

menggunakan variabel penyaluran kredit investasi dan tingkat suku bunga (BI rate) sebagai variabel yang mempengaruhi produk domestik bruto (PDB)

Indonesia. Dimana dengan bertambahnya investasi dan pengeluaran pembangunan untuk membangun infrastruktur pelayanan publik lainnya dan diimbangi dengan penyaluran kreadit investasi serta suku bunga (BI rate)

yang relatif terkendali tentu akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif memproduksi dan berkreasi maka akan membuka lapangan kerja baru

sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) di negara tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan variabel ekonomi makro dan perkembangan variabel sektor perbankan di Indonesia mulai tahun 1995-2011.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel ekonomi makro dan variabel sektor perbankan terhadap produk domestik bruto (PDB)

(23)

11

E. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian ini, maka ada beberapa manfaat yang

diharapkan :

1. Bagi pemerintah Indonesia

Sebagai sumbangan pemikiran dan saran untuk bahan evaluasi yang bermanfaat dalam melakukan perbaikan-perbaikan dan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dalam membangun dan

mencapai peningkatan produk domestik bruto dan pertumbuhan ekonomi yang lebih maju, adil dan beradap serta kesejahteraan masyarakat luas

yang berkesinambungan. 2. Bagi Akademis

Untuk menambah bahan pustaka dan bahan referensi Universitas

Muhammadiyah Malang dengan tujuan memudahkan kepada para mahasiswa dan para peneliti yang ingin melakukan dan mengembangkan

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pemakaian tanda baca banyak ditemukan dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau Tahun 2010 sesuai dengan penggunaanya, tetapi penulis hanya memfokuskan pada tanda titik (.), tanda

Kelompok kerja Bagian Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Kota Baubau, telah melaksanakan tahapan pembukaan dokumen penawaran pada e-Lelang melalui Sistim Pengadaan Secara

Kasus: paket yang diterima lebih besar dari yang dapat dikirimkan => ditampung dalam buffer. Kasus ekstrim: terjadi penundaan akibat antrian pengiriman => congestion

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta , didapatkan data 7 dari 10 orang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, pada

Hasil dari penelitian diperohi :;:-- ,: pelatihan tidak berpengaruh positif da:- :::o. organisasi, pelatihan berkaitan dengan keah li a:: dan kemampuan pegawai untuk

Skripsi yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Pertimbangan Hukum Hakim pada Tindak Pidana Pencurian dalam Putusan Nomor 544/Pid.B/2018/Pn.Sda‛

Sebahagian besar dari pen- duduk tersebut berada di Desa Tenggayunyakni 2023 jiwa (Monografi Kecamatan Bukitbatu tahun 2015). Se- lanjutnya dari tersebut2548 jiwa yang bekerja

Laju kenaikan sudut dimulai di kedalaman 600 ft MD dengan BUR (Build Up Rate) sebesar 3 o/ 100 ft MD. Sudut kemiringan maksimal sebesar 55,42 o ini dirasa cukup karena inklinasi