• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI CELANA PANJANG PADA STEIL TOP TAYLOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBAIKAN PROSES PRODUKSI CELANA PANJANG PADA STEIL TOP TAYLOR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI CELANA PANJANG PADA STEIL TOP TAYLOR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Irwan Andriansyah 201110160311381

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI CELANA PANJANG PADA STEIL TOP TAYLOR

SKIRPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Irwan Andriansyah 201110160311381

FAKUKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

SKRIPSI

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI CELANA PANAJANG PADA STEIL TOP TAYLOR

Oleh:

Irwan Andriansyah 201110160311381

Diterima dan disetujui Pada tanggal 18 Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbaikan Proses Produksi Celana Panjang Pada Steil Top Taylor.

Sholawat beserta salam tidak lupa peneliti haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa kaum muslimin dari zaman kegelapan hingga menuju zaman yang terang dengan hadirnya Addinul Islam.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Peneliti menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. H. Nazaruddin Malik, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Marsudi, M.M. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

(5)

5. Baroya Mila Shanty S.E. M.M. Selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan serta berbagai saran, arahan, dan semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi peneliti selama di bangku kuliah.

7. Steil Top Taylor serta semua karyawan selaku obyek penelitian karena mengizinkan untuk melakukan penelitian.

8. Kepada kedua orang tua saya bapak Machmudi HR dan Ibu Istutik, terima kasih telah sabar dan ikhlas memberikan dorongan semangat serta doa yang beliau panjatkan disetiap waktu untuk peneliti hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman kelas H Manajemen angkatan 2011 dan sahabat-sahabat saya yang selalu memberi suport kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu secara langsung maupun tidak langsung.

Peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, peneliti berharap kritik dan saran dari semua pihak yang membaca skripsi ini.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada peneliti semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Dan peneliti berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 26 Agustus 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN COVER

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI DAFTAR PERUBAHAN DRAFT

KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanng ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

(7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

B. Landasan Teori ... 12

1.Pengertian Proses Produksi ... 12

2.Strategi Proses ... 13

3.Analisis Desain Proses ... 16

4.Pengendalian Kualitas ... 23

C. Kerangka Pikir Penelitian... 31

BAB III METODE PENELITIAN A.Loksi Penelitian ... 33

B.Jenis Penelitian ... 33

C.Devinisi Operasional Variabel ... 34

D.Jenis Data dan Sumber Data ... 36

E.Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 44

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

2. Visi dan Misi Perusahaan ... 45

3. SDM ... 45

4. Pemasaran ... 51

(8)

B. Analisa Data ... 58

1.Pemetaan Fungsi Waktu Dasar ... 58

2.Diagram Sebab Akibat ... 59

3.Pemetaan Fungsi Waktu Target ... 64

C.Pembahasan ... 67

1. Letak Permasalahan Menggunakan Pemetaan Waktu Dasar ... 67

2. Penyebab Primer, Sekunder, dan Tersier ... 70

3. Penyelesaian Menggunakan Pemetaan Fungsi Waktu ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 78

B.Saran ... 79 Daftar Pustaka

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Gambar Pemetaan Fungsi Waktu Dasar ... 19

Gambar 2.2 Contoh Gambar Pemetaan Fungsi Waktu Target ... 20

Gambar 2.3 Contoh Gambar Diagram Sebab Akibat... 30

Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian ... 37

Gambar 3.2 Pemetaan Fungsi Waktu Dasar ... 39

Gambar 3.3 Diagram Sebab Akibat ... 41

Gambar 3.4 Pemetaan Fungsi Waktu Target ... 43

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 46

Gambar 4.2 SOP Proses Produksi Celana Panjang ... 54

Gambar 4.4 Diagram Sebab Akibat ... 62

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Tingkat Kesalahan yang Sering Terjadi ... 6

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Steil Top Taylor ... 48

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Karyawan ... 49

Tabel 4.3 Sistem Upah Karyawan ... 50

Tabel 4.4 Jumlah Mesin dan Peralatan ... 52

Tabel 4.5 Waktu Proses Seharusnya ... 57

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Wawancara

Lampiran II Tabel Terjadinya Kesalahan Hasil Wawancara

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari Agus, 1985, Manajemen Produksi; Edisi Empat, BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

http://www.antaranews.com/berita/374634/garmen-kunci-kontribusi-industri- tekstil-nasional.

Jay Heizer dan Barry Render, 2006, Manajemen Operasi; Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta.

Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Manajemen Operasi; Edisi Sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Masaaki Imai, 1998, Gamba Kaizen; Edisi Pertama, Yayasan Toyota-Astra dan Devisi Penerbitan Lembaga PPM, Jakarta

Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2009, Metodologi Penelitian Bisnis; Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta,Yogyakarta.

Sofjan Assauri, 1993, Manajemen Produksi dan Operasi; Edisi Empat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sri Joko, 2001, Manajemen Produksi dan Operasi; Edisi Pertama, UMM Press, Malang.

Sri Joko, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi; Edisi Revisi, UMM Press, Malang.

(13)
(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya kemajuan dalam bidang jasa dewasa ini mendorong pertumbuhan

pada sektor jasa. Yang mengakibatkan munculnya berbagai macam peluang

bisnis baru. Industri jasa merupakan sebagai salah satu alat pemuas kebutuhan

masyarakat akan sandang terus berkembang. Dengan bergesernya alasan akan

kebutuhan masyarakat, baik kaum perempuan maupun laki-laki terhadap

pakaian yang berfungsi sebagai alat penutup tubuh, tetapi juga sebagai pemberi

prestisedan pemuas rasa seni.

Penentuan proses produksi merupakan suatu kebijakan strategis. Hal ini

dikarenakan secara prinsip terdapat dua karekteristik produk yang

mempengaruhi penentuan proses produksi. Yaitu, tingkat standarisasi produk

dan besarnya jumlah produk yang diminta. Keputusan mengenai proses akan

sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Keputusan ini meliputi perencanaan proses yakni, menentukan bagaimana

produk atau jasa yang akan dibuat. Dimana meliputi rencana perolehan bahan

baku, pemilihan proses yang sesuai untuk produk. Analisis proses dapat

meningkatkan produksi lebih cepat, lebih efisien dan murah. Hal ini tergantung

dari apakah kita ingin menghasilkan produk atau jasa yang masing-masingnya

sangat unik, atau menghasilkan produk atau jasa yang relatif seragam atau

(15)

2

Dengan kata lain proses produksi merupakan cara atau metode dan teknik

untuk menciptakan, serta menambah nilai kegunaan suatu barang dan jasa

dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan

dana) yang ada. Proses produksi betujuan untuk mengahsilkan barang dan jasa,

dengan menggunakan cara atau metode untuk menghasilkan suatu barang dan

jasa. Selain itu menambah nilai guna suatu barang dan jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan.

Ditinjau dari segi arus proses produksinya, perusahaan-perusahaan pada

umumnya dipisahkan menjadi dua bagian yaitu, perusahaan yang

melaksanakan proses produksi mempunyai urutan proses yang sama dari hari

ke hari. Dengan kata lain, pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan

tersebut akan selalu menggunakan pola atau urutan yang sama, umumnya

disebut dengan proses produksi terus menerus. Dalam pelaksanaannya proses

produksi mempergunakan pola yang berbeda antara suatu hari dengan hari

lainnya atau umumnya disebut proses produksi terputus-putus (intermitten

process). Penggunaan pola produksi yang berbeda umumnya ini akan

menghasilkan produk yang berbeda pula.

Setiap kegitan proses produksi memiliki manfaat atau keuntungan apabila

melalui tahapan-tahapan yang sesuai apabila penggunaan metode yang dipilih

sesuai dan tepat. Pemilihan metode yang tepat dapat membantu memecahkan

berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Salah satu metode atau alat

(16)

3

dihadapi, seperti menghilangkan pemborosan dan keterlambatan dalam

produksi dengan pengguan pola yang berbeda.

Proses produksi dengan pola yang berbeda produk yang dihasilkan juga

berbeda, akan tetapi dengan menggunakan pola yang berbeda dalam proses

produksi maka pengelolaan kualitasnya pun ikut berbeda. Dengan semakin

banyaknya perusahaan yang berkembang di Indonesia dewasa ini, maka

kualitas produk menjadi lebih penting dari sebelumnya. Persaingan yang sangat

ketat menjadikan pelaku usaha patut menyadari pentingnya akan kualitas agar

dapat bersaing, dan mendapat pangsa pasar yang lebih besar. Kualitas yang

harus diperhatikan oleh para pelaku usaha bukan hanya sekedar kualitas produk

tetapi juga kualitas pelayanan, maupun kualitas produksi.

Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan terciptanya

kualitas yang baik, sehingga produk yang dihasilkan dapat menjaga

konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan

menerapkan sistem TQM (total quality management). TQM merupakan salah

satu teknik dalam upaya pengendalian kualitas dengan menggunakan SPC

(Statistical Process Control) dan SQC (Statistical Quality Control) yang

mempunyai tujuh alat statistik sebagai alat bantu pengendalian kualitas. Salah

satu alatnya yaitu diagram sebab akibat yang bertujuan untuk memecahkan

masalah yang berhungan dengan kualitas baik sebuah produk maupun produksi,

dimulai dari sebelum proses produksi, pada saat proses produksi, hingga

(17)

4

Pengendalian serta pengawasan dilakukan untuk menjamin agar

kegiatan produksi yang dilakukan berjalan sesuai dengan perencanaan. Apabila

terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga

apa yang diharapkan dapat tercapai. Dengan demikian pengendalian kualitas

dapat mengahasilkan produk yang baik sesuai standart yang diingginkan oleh

perusahaan. Menghasilkan produk yang baik dengan menggunakan pola

produksi berbeda membuat pengelolaan kualitas akan bebrbeda di semua

perusahaan, dalam hal ini termasuk perusahaan yang bergerak di industri

garmen.

Hal ini menuntut industri garmen untuk bisa menghasilkan produk

berkualitas dan sesuai dengan perkembangan dunia mode yang terus

berkembang. Selama ini pesanan produk garmen di Indonesia selain datang

dari dalam negeri juga dating dari luar negeri. Ini membuktikan bahwa produk

Indonesia telah mampu bersaing dengan produk luar negeri. Kualitas dan harga

produk garmen Indonesia juga cukup mampu bersaing dengan produk-produk

dari luar negeri.

Tetapi akhir-akhir ini sejak banyaknya serbuan produk garmen impor dari

China, Vietnam dan lain-lain, baik berupa bahan baku kain maupun produk jadi

seperti celana dan pakaian, perusahaan garmen kita banyak yang gulung tikar.

Alasan gulung tikarnya perusahaan-perusahaan garmen tersebut karena produk

dalam negeri menjadi relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk impor

dari China. Serbuan produk garmen China menyebabkan harga bahan baku dan

(18)

5

produksi ini menyebabkan kenaikan yang akumulatif pada harga produk,

sehingga produk garmen Indonesia menjadi kalah bersaing dengan

produk-produk dari luar negeri terutama dengan produk-produk garmen dari

negara-negara yang baru tumbuh perekonomiannya seperti Vietnam.

Untuk menyiasati jalannya perusahaan agar tetap eksis, maka tata kelola

suatu perusahaan akan menentukan baik tidaknya kegiatan yang berlangsung

didalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini manajemen operasi akan sangat

berfungsi sebagai teknik utama yang menjadi pusat fungsi atau penghubung

dari organisasi dengan seluruh area fungsinya sehingga sangat penting dalam

meningkatkan kualitas produksi sebuah perusahaan untuk menghasilkan barang

dan jasa. Terutama dalam hal ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang

garmen. Salah satunya adalah perusahaan garmen Steil Top Taylor harus

mampu mengoptimallan manajemen operasi di dalam perusahaan.

Steil Top Taylor merupakan perusahaan garmen yang bergerak dalam

bidang jasa, yang menghasilkan produk berupa pakaian, celana, seragam,

maupun jaz, yang proses produksinya berdasarkan pesanan. Proses produksi

pada perusahaan ini adalah proses terputus-putus atau intermitten process

dimana arus proses produksinya tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan produk

yang dihasilkan berdasarkan pesanan konsumen sehingga produk yang

dihasilkan tidak selalu sama. Dengan adanya perbedaan dari arus proses

produksi, maka perlu kiranya adanya petunjuk yang jelas dari urutan proses

(19)

6

Namun, penggunaan proses produksi intermitten process tidak berjalan

dengan lancar di dalam perusahaan Steil Top Taylor. Seperti pada proses

produksi celana yang memiliki tingkat kerumitan tinggi serta dituntut ketelitian

dan konsentrasi dalam setiap proses produksinya. Akan tetapi dengan sering

terjadinya pengulangan yang sifatnya membutuhkan waktu yang lebih dalam

proses produksi misalnya pada tahapan obres dengan 2 tahapan, seharusnya

pada tahapan pertama dan kedua hanya melewati 1 kali proses dengan benang

yang digunakan tanpa terputus. Tetapi pada tahapan ini karyawan sering

melakukan pengulangan lebih dari 5 kali proses dengan kesalahan yang sama

yaitu benangnya sering terputus. Dengan target 1 orang pegawai dapat

menghasilakan 4 potong celana dalam waktu 8 jam yang masing-masing

celananya dikerjakan dengan waktu 2 jam. Berikut beberapa kesalahan yang

sering terjadi pada saat proses produksi sebagai berikut :

Tabel 1.1 Tingkat Kesalahan yang Sering Terjadi

No Tahapan Pembuatan Celana Tingkat Kesalahan (Hari)

1 2 3 4 5 6

1. Pelayanan Pelanggan - - - - - -

2. Pengukuran - - - 1 1 2

3. PemotonganBahan

Info pemotongan - - - - - -

Pemotongan Pola - 1 - 2 - 1

Pemotongan Kain

Keras 4 1 2 - - -

4. Obras Tahap 1 2 2 1 - 3 1

Tahap 2 1 1 2 - 2 2

5. Proses menjahit Tahap 1Tahap 2 11 1 2 - - 1

- 1 - - -

6. Pelapisan Kain Keras 2 - - 4 2 2

7. Setrika - 2 1 - 2 -

8. Finishing 1 - - - 2 3

Jumlah/persentase (10%) 11 8 9 7 12 12

(20)

7

Berdasakan hasil dari tabel 1.1, maka kesalahan yang dapat ditolerir

terdapat pada hari ke dua sampai hari ke empat, sedangkan hari pertama, ke

lima dan ke enam tidak dapat ditolerir. Hal ini dikarenakan salah satu cara

untuk menentukan sample yang memenuhi hitungan dengan tingkat kesalahan

maksimal 10%.(Slovin Steph Ellen,2010)

Apabila sering terjadi kesalahan dan pengulangan terus-menerus yang

sifatnya tidak menghasilkan nilai tambah atau non value added maka akan

mengakibatkan terjadinya pemborosan dan target perhari dari perusahaan akan

mengalami penurunan jumlah produksi yang harusnya perhari menghasilakan

12 celana menurun menjadi 4-6 celana, target ini telah disesuaikan dengan

kondisi lingkungan sekitar perusahaan. Berbeda dengan perusahaan garmen

yang bertaraf nasional, dengan waktu 8 jam setiap pegawainya harus

memperoleh 10 potong celana yang masing-masing potong celana dikerjakan

dengan waktu 45-50 menit.

Maka dalam upaya menghilangkan pemborosan yang terjadi pada

perusahaan tersebut. Perangkat yang tepat digunakan untuk menganalisa

pemborosan serta mengidentifkasi permasalahan yang terjadi yaitu dengan

menggunakan metode pemetaan fungsi waktu dan fish bone diagram. Dengan

tahapan pemetaan fungsi waktu dasar bertujuan untuk mengetahui letak

terjadinya pemborosan waktu. Setelah mengetahui letak terjadinya pemborosan,

diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui penyebab atau faktor-faktor

terjadinya pemborosan. Kemudian selanjutnya menggunakan pemetaan fungsi

(21)

8

Berdasarkan permasalahan yang dan dengan memadukan kedua jenis

analisis ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

pemborosan dalam hal langkah tambahan, pengulangan, dan keterlambatan

yang tidak perlu. Sehingga produk serta komponen dapat tersedia tepat pada

waktunya dengan kualitas yang diharapkan, dalam jumlah yang tepat dan pada

tempat yang tepat. Dengan demikian proses produksi dapat mengalir, tidak

mengalami kendala sehingga dapat tercapai peningkatan efisiensi kerja

perusahaan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yang harus diselesaikan dan dipecahkan yaitu :

1. Berapa waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi celana panjang?

2. Faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya pemborosan waktu dalam

proses produksi celana panjang?

3. Bagaimana menghilangkan pemborosan waktu dan aktivitas proses produksi

yang tidak menghasilkan nilai tambah?

C. Batasan Masalah

Dalam mencapai tujuan dan pembahasan penelitian ini agar lebih terarah,

maka penulis membatasi pembahasan sebagai berikut:

(22)

9

2. Penelitiaan ini menekankan pada jangka waktu dalam mengahasilkan celana

perpotongnya, mulai dari pembuatan celana hingga pesanan sampai

ketanggan konsumen.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahi berapa waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi untuk satu

potong celana panjang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab terjadinya pemborosan

waktu pada saat proses produksi.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk menghilakan pemborosan waktu

yang tidak menghasilkan nilai tambah.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan bermanfaat

bagi perusahaan untuk menentukan strategi produksi dalam pelaksanaan

kegiatan perusahaan dan sebagai pertimbangan untuk membantu

memecahkan masalah yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan

proses produksi dan kualitas.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan

sebagai refrensi penulisan penelitian lebih lanjut, terutama dibidang proses

(23)

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Kesalahan yang Sering Terjadi

Referensi

Dokumen terkait

Inti dari pasal 5 – 7 adalah “sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia surgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam roh

Kesimpulan dari penelitian ini yakni: 1) Pada setiap subtema buku siswa kelas 4 tema 2 karya Sumini, dkk. telah mengacu pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TVB pada ikan Selais segar yang dilumuri ekstrak daun Bangun-bangun (30%) pada suhu dingin (5 o C) memiliki umur simpan

Perbedaan pertama yang terdapat diantara ketiga Negara tersebut, terletak pada indikator sistem pemerintahan dimana Amerika Serikat menggunakan sistem presidensial,

Menurut dokumen guidelines Gender Based Violence yang dikeluarkan oleh UNFPA dan echo European Commission Humanitarian Aid bahwa Kekerasan Berbasis Gender adalah

mikroba tunggal dalam produksi angkak dan tidak terdapat warna sintetik melainkan warna merah dari kelima produk angkak merupakan warna merah dari Monascus

(2) Mereka yang dijadikan tersangka pasal 112 atau pasal 114 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di Polrestabes Surabaya, yang sebelumnya

Bahwa Pemohon I dan Pemohon II telah menikah ulang pada tanggal 11 Nopember 2011 di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Bangil dengan