KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA
PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA
(Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo, Kec. Blimbing Kota Malang)
Usulan Penelitian untuk Tesis Sarjana S-2 Program Studi Magister Sosiologi
Diajukan Oleh: Carmia Diahloka
NIM 08250022
PROGRAM PASCA SARJANA
KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA
PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA
(Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo,Kec. Blimbing Kota Malang)
TESIS
Program Studi Magister Sosiologi
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosiologi
Diajukan Oleh: Carmia Diahloka
NIM 08250022
PROGRAM PASCA SARJANA
TESIS
KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA
PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA
(Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo,Kec. Blimbing Kota Malang)
Disusun oleh: Carmia Diahloka
NIM 08250022
Diterima dan disahkan
Pada tanggal ………
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof.Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Dra. Frida Kusumastuti, M.Si
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelas Magister Tanggal ………..
Direktur,
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Carmia Diahloka
NIM : 08250022
Program Studi : Magister Sosiologi
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul: Komunikasi Penyuluhan Nutrisi Dalam Rangka keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta proses sesuai dengan ketentuan hukun yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 25 Januari 2011 Yang menyatakan
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh
Carmia Diahloka NIM 08250022
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 1 Februari 2011
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji
Prof.Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Dr. Vina Salviana DS, M.Si
Pembimbing Pendamping
Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Dra. Sua’dah, M.Si
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Magister Sosiologi
Tanggal 1 Februari 2011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah dan inayaNya atas selesainya penulisan tesis tentang
“Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan
Balita di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang”.
Sebuah perjuangan ini tentunya tak akan mudah terlewati tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Bapak Dr. Latipun, MKes selaku Direktur Program Pasca Sarjana
UMM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh jenjang pendidikan strata dua ini.
2. Ibu Dr. Vina Salviana DS., MS selaku Ketua Program Magister
Sosiologi Pasca Sarjana UMM, yang telah memberikan masukan
serta arahan dalam menyelesaikan jenjang strata dua ini.
3. Bapak Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si selaku pembimbing utama
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si sebagai pembimbing pendamping,
yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan nasehat kepada
penulis.
5. Semua teman-teman di program magister sosiologi khususnya
ii
6. Staff TU dan karyawan di lingkungan pasca sarjana UMM, terima
kasih atas pelayanannya selama ini.
7. Seluruh keluarga besarku, termasuk suami dan anakku,,,,,terima kasih
semua.
8. Semua pihak yang tidak bisa dan belum penulis sampaikan, kami
haturkan beribu terima kasih.
Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Untuk itu sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan.
Besar harapan penulis karya ini dapat bermanfaat bagi semua. Amien
Malang, Februari 2011
iii ABSTRAKSI
Carmia Diahloka: Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita (Studi di Posyandu Kel. Bunulrejo, Kec. Blimbing Kota Malang). Prof.Dr. Jabal Tarik, M.Si., Dra Frida Kusumastuti, M.Si
Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2 , khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program “Meningkatkan Kesehatan Masyarakat”, maka langkah awal yang akan dilaksanakan yakni pemberdayaan posyandu sebagai sarana pendukung kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita.
Untuk itulah diperlukan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Tema ini menjadi menarik karena hingga saat ini masih banyak kasus-kasus gizi buruk yang dialami balita khususnya dan ibu hamil. Fokus Penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita? Hambatan apa saja yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut?sedangkan tujuan penelitian ini yakni ingin mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita serta mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, lokasi penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yakni objek penelitian ditentukan secara khusus berdasarkan tujuan penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif Untuk mendapatkan data yang lengkap peneliti mengambil beberapa informan kunci yang terdiri dari para kader posyandu yang aktif terutama dalam hal penyuluhan nutrisi, dengan kriteria: 1)Kader posyandu yang bertugas sebagai penyuluh nutrisi gizi , 2)Ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita, 3) Keduanya adalah warga kelurahan Bunulrejo, kec. Blimbing Kota Malang
iv ABSTRACT
Carmia Diahloka: Communication of Nutrition Illumination in Order to Increase The Nutrient of Toddlers and Pregnant Mothers (Study in Posyandu, Bunulrejo Village, Blimbing District, Malang City). Prof.Dr. Jabal Tarik, M.Si, Dra. Frida Kusumastuti, M.Si
In order to succeed programs of SBY part 2 especially in the case of the program of Department of Health of Indonesia Republic i.e. “Increasing Society Health”, the first step which would be done was the use of Posyandu as the supporting medium of the society health especially for toddlers and pregnant mothers.
v
2.5 Teknik Komunikasi Efektif ... 26
2.6 Penyuluhan ... 28
2.7 Hambatan Komunikasi ... 29
2.8 Komunikasi dan Perubahan Sosial ... 31
2.9 Difusi Inovasi ... 33
1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
1.5 Analisis Data ... 35
1.6 Keabsahan Data ... 36
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Kelurahan Bunulrejo ... 49
4.2 Keadaan Penduduk Kelurahan Bunulrejo ... 50
4.3 Aktivitas Kesehatan Masyarakat ... 54
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Informan ... 56
5.2 Aktivitas Kegiatan Posyandu di Kelurahan Bunulrejo ... 64
5.3 Pelaksanaan Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita ... 69
vi
5.5 Pembahasan... 77
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ... 87 6.2 Saran ... 88
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar mata pencaharian dan prosentase penduduk kelurahan bunulrejo kecamatan blimbing ... 50 Tabel 2 Data Pendidikan dan prosentase penduduk kelurahan bunulrejo kecamatan blimbing ... 51 Tabel 3 Data prasarana dan sarana yang tersedia di kelurahan bunulrejo kecamatan blimbing ... 53 Tabel 4 Data posyandu serta yang aktif menjadi penyuluh nutrisi di kelurahan
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1.Draft wawancara ... 92
2.Foto ... 93
x
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya
______________________, 2007. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamidi, 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press.
Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta:Kanisius
Hamijoyo, Santoso. 2005. Komunikasi Partisipatoris. Bandung: Humaniora
Liliweri Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Littlejohn & Foss. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Comunication),ed 9. Jakarta:Salemba Humanika
Martinus, Surawan, 2001. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana, Deedy. 2005. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung:Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nazir. Moh., 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasution, Zulkarimen. 2009. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta:Raja Grafindo
xi
Sutopo H.B. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto dan Sutinah, Bagong (Eds.), 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Suprapto, Tommy&Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan. Jakarta:Arti Bumi Intaran
Syam, Nina.,2009. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora
Usman, Husaini, 1996. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2 , khususnya dalam hal ini
departemen kesehatan RI mencanangkan program “Meningkatkan Kesehatan Masyarakat”, maka
langkah awal yang akan dilaksanakan yakni pemberdayaan posyandu sebagai sarana pendukung
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita.
Perkembangan kesehatan ibu di dunia selama 20 tahun terakhir menunjukkan hasil yang
sangat bervariasi dan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dilihat dari besaran maupun
pemerataannya apabila merujuk pada pencapaian indikator outcome yang disepakati. Indonesia
sendiri menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber baik dari Dinkes Propinsi maupun
BPS menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) nasional selama kurun waktu 10 tahun
terakhir sudah sesuai dengan target RPJMN pada tahun 2010, tetapi masih jauh dari harapan
MDGs 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan data SDKI 2007 menunjukkan angka
228/100.000 kelahiran hidup. Dalam kurun waktu yang sama, hasil ekstrapolasi BPS berdasarkan
trend penurunan AKI didapat angka 262/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005; 255/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 248/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. AKI pada
tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan deretan angka tersebut
secara nasional sudah “on the track”dalam skenario penurunan AKI secara nasional. Target
RPJMN tahun 2009 yaitu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup.
Seiring makin kompleksnya permasalahan kesehatan, terutama kesehatan ibu di
Indonesia, serta makin tingginya harapan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang
beberapa program kesehatan yang dibutuhkan dengan berlandaskan pada Strategi Making
Pregnancy Saferyaitu :
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di
tingkat dasar dan rujukan;
2. Membangun kemitraan yang efektif;
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat;
4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan
program.
Keempat strategi di atas diperlukan untuk mewujudkan tiga pesan kunci Making Pregnancy
Safer yaitu :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil;
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat;
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran.
Program kesehatan ibu disusun menganut prinsip continum of care, yang berarti
pendekatan yang dilakukan adalah secara menyeluruh dari masa kehamilan sampai nifas dan
pelayanan yang diberikan adalah berkualitas, mulai dari sarana pelayanan kesehatan dasar hingga
pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Millenium Development Goals merupakan
kesepakatan lebih dari 180 Kepala Negara dan Pemerintahan termasuk Presiden RI pada tahun
2000 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tujuan ke 4 dari
Millenium Development Goals tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 nya
dari keadaan tahun 1990 yaitu menjadi 23/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi
diterjemahkan ke dalam RPJMN 2004 – 2009 seperti tertuang dalam Peraturan Presiden no 7
tahun 2005. Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya telah dilakukan dan telah
menunjukkan penurunan yang cukup tajam dalam dekade terakhir. Namun dalam 5 tahun
terakhir cenderung stagnan. Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena dengan
tren penurunan yang stagnan maka dikhawatirkan target MDG 2015 tidak akan tercapai.
Kecenderungan kematian bayi dan balita terutama terjadi pada periode persalinan dan kelahiran
serta beberapa saat setelah persalinan dan kelahiran. Sebanyak 43% kematian bayi terjadi pada
masa neonatal (SDKI 2007) dan sebagian besar (78,5%) dari kematian neonatal terjadi pada usia
yang sangat dini yaitu dalam satu minggu pertama kehidupannya (Riskesdas 2007). Intervensi
yang tepat pada periode usia neonatal diharapkan akan banyak berkontribusi dalam pencapaian
MDG 4.
Dengan demikian, upaya penurunan AKB perlu mendapat perhatian yang besar pada
upaya penyelamatan bayi baru lahir. Bila dilihat dari data penyebab kematian neonatal
berdasarkan SKRT tahun 2001 dan Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian terbesar masih
tetap sama yaitu BBLR (berat bayi lahir rendah) dan asfiksia. Masih tingginya persalinan yang
terjadi di rumah, status gizi pada ibu hamil, rendahnya keterampilan tenaga penolong persalinan
serta sarana dan prasarana yang terbatas sangat berpengaruh pada kematian neonatus. Riskesdas
2007 menunjukkan bahwa penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia merupakan pembunuh
utama balita Indonesia. Cakupan imunisasi lengkap yang rendah menunjukkan bahwa universal
access belum mampu kita berikan kepada mereka.
Disamping itu terdapat kesenjangan dalam determinan angka kematian bayi dan balita
yang cukup besar antar tingkat pendidikan, sosial ekonomi, antar perkotaan dan perdesaan.
dengan yang berpendidikan tinggi dan kematian pada tingkat sosial ekonomi rendah lebih besar
dari tingkat ekonomi tinggi.
Demikian juga dengan kematian di pedesaan lebih banyak dari perkotaan. Hal ini
menunjukkan adanya kendala aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Keterbukaan suatu
daerah terhadap pembangunan ekonomi dan keterbukaan secara geografi juga sangat
menentukan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Terkait dengan kendala geografis,
daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan perlu mendapat perhatian besar dalam peningkatan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyediaan sarana dan SDM kesehatan maupun
peningkatan kompetensi 1mereka dalam melakukan penganganan kasus emergensi harus
ditingkatkan. Selain itu, perbaikan untuk sistem informasi dalam bentuk instrumen Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak serta pencatatan/pelaporan juga perlu dilakukan
karena merupakan faktor pendukung yang penting dalam upaya melakukan pemantauan, evaluasi
dan perencanaan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan/program
kesehatan. Data yang akurat diharapkan akan menghasilkan perencanaan yang tepat sehingga
intervensi yang dilakukan juga akan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Untuk itulah diperlukan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi
ibu hamil dan balita. Tema ini menjadi menarik karena hingga saat ini masih banyak kasus-kasus
gizi buruk yang dialami balita khususnya dan ibu hamil. Pada kelurahan Bunulrejo kecamatan
Blimbing kota Malang sendiri tercatat hampir 155 kasus gizi buruk balita sehingga tim
penggerak Posyandu terus memperbaiki program penyuluhan gizi ibu hamil dan balita dengan
kerjasama dengan tim Posyandu yang ada di lingkungan Kel. Bunulrejo Kec. Blimbing Kota
Permasalahan gizi ibu hamil dan balita menjadi cukup penting mengingat kesehatan
masyarakat juga merupakan salah satu point utama dalam pemberantasan kemiskinan, posyandu
sebagai sarana kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik
diantaranya melalui bagaimana komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader posyandu itu
sendiri dalam memberikan penyuluhan kepada para ibu-ibu yang datang ke posyandu di setiap
wilayahnya.
Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan
pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah
Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pembangunan kesehatan masyarakat yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah bersama dengan masyarakat di Kelurahan
Bunulrejo Kecamatan Blimbing telah menunjukkan keberhasilan yang cukup berarti.
Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing
yang telah dicapai antara lain dapat dilihat dari status kesehatan masyarakat yang baik dan pola
hidup sehat, misalnya pembuatan jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, penerangan
jalan dan kegiatan posyandu (wawancara bulan Juni 2010), keberhasilan akan pelaksanaan
pembangunan kesehatan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing tidak lepas
dari peran aktif serta dukungan yang dilakukan oleh para kader Posyandu tersebut. Salah satu
peran mereka adalah sebagai kader posyandu tenaga penyuluh nutrisi bagi ibu hamil dan balita.
Komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader poyandu khususnya yang bertugas
sebagai penyuluh nutrisi memiliki peranan dalam menginformasikan gizi yang baik, sehingga
komunikasi penyuluhan yang baik maka diharapkan semua informasi yang disampaikan oleh
kader posyandu penyuluh nutrisi tersebut dapat berjalan efektif.
Dalam hal ini, para kader posyandu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
peningkatan serta perbaikan gizi ibu hamil dan balita mengingat banyak kasus tentang gizi buruk
di Kota Malang (Dinkes Pemkot Malang,2009). Untuk itulah peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul; “Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi
Ibu Hamil dan Balita (Studi pada Posyandu Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang)”.
1.2 Fokus Penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader
posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita?
2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader
posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka
peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat, agar masyarakat dalam hal ini pelaksana dari program pemerintah
kesehatan. Masyarakat harus dapat mengevaluasi implementasi komunikasi penyuluhan
tersebut.
2. Bagi kader posyandu, sebagai rekomendasi penggunaan komunikasi sebagai variable
penting dalam program peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
1.5 Definisi Konseptual Komunikasi Penyuluhan
Komunikasi penyuluhan yaitu suatu proses komunikasi antara komunikator kepada
komunikan, sebagai upaya peningkatan pengetahuan khalayaknya.
Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara
sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya dalam
memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas. Dengan kata
lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan
keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat sehingga dapat
meningkatkan taraf hidupnya.
Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami
mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya
dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian terlihat
bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil
penyuluhan yang baik.
Komunikasi penyuluhan adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan
kegiatan semua bidang kehidupan baik secara perorangan maupun kelompok yang sifatnya
umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu dalam usaha meningkatkan nilai tambah
Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam penyuluhan bukan saja dimaksudkan untuk
mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikan akan tetapi lebih dari itu.
Penjelasan tentang konsep komunikasi penyuluhan nutrisi adalah sebuah proses
komunikasi yang dilakukan oleh seorang komunikator dalam hal ini adalah penyuluh (kader
posyandu) memberikan pengarahan tentang nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan
balita. Sedangkan yang dimaksud dengan kader posyandu yaitu kader teknis merupakan tenaga
penggerak pembangunan yang dibina oleh instansi atau lembaga pembangunan bidang tertentu
atau bidang pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak.