SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN E-COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TELKOMSEL PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
OLEH :
ANDRE REINHARD SITOMPUL 080502072
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Andre R. Sitompul
NIM : 080502072
Departemen : Manajemen
Judul :Pengaruh Penerapan E-commerce Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel pada Mahasiswa Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Tanggal ……….. 2012
Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Andre R. Sitompul
NIM : 080502072
Program Studi : Manajemen S-1 Reguler Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan E-commerce Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel pada Mahasiswa Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas HKBP
Nommensen
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Dra. Marhayanie, MSi Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi NIP: 19580427 198503 2 002 NIP: 19760214 200501 1 002
Ketua Program Studi S1 Manajemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Andre R. Sitompul
NIM : 080502072
Program Studi : Manajemen S-1 Reguler Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : Pengaruh Penerapan E-commerce Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel pada Mahasiswa Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas HKBP
Nommensen
Tanggal : ……… Ketua Program Studi
Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP: 19620513 199203 2 001
Tanggal : ……… Ketua Departemen
Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Ec
Lembar Pernyataan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Penerapan E-commerce terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel pada Mahasiswa Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2012
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN E-COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TELKOMSEL PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan e-commerce terhadap keputusan pembelian produk Telkomsel pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan e-commerce yang terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, pemakaian sistem, kepuasan pemakai dan manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa yang memenuhi karakteristik responden yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 101 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, penerapan e-commerce memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Telkomsel pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Berdasarkan hasil uji t, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel kepuasan pemakai. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,438 yang berarti 43,8% variabel keputusan pembelian dipengaruhi penerapan e-commerce yang terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, pemakaian sistem, kepuasan pemakai dan manfaat, sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF E-COMMERCE APPLICATION FOR TELKOMSEL PRODUCT PURCHASING DECISIONS TO STUDENTS OF FACULTY
OF TEACHER TRAINING & SCIENCE EDUCATION UNIVERSITY OF HKBP NOMMENSEN
This study aims to determine and analyze the influence of e-commerce application for Telkomsel product purchasing decisions to students of the Faculty of Teacher Training and Education University of HKBP Nommensen. The hypothesis in this study is the application of e-commerce that consists of system quality, information quality, service quality, system use, user satisfaction and the benefits have a positive and significant impact on purchasing decisions to students of the Faculty of Teacher Training and Education University of HKBP Nommensen.
Primary data collection through questionnaires distributed to students who meet the characteristics of respondents who had been assigned as many as 101 respondents. Sampling using the purposive random sampling technique. Data analysis methods used is descriptive analysis and a quantitative approach which consists of the classic assumptions test, multiple linear regression test, and test hypotheses.
The results of this study indicate that based on the F test, the application of e-commerce has a positive and significant impact on Telkomsel product purchasing decisions to students of the Faculty of Teacher Training and Education University of HKBP Nommensen. Based on the results of the t test, the most dominant variables that influence on purchasing decisions is user satisfaction. The value of Adjusted R Square is 0.438, which means 43.8% variable purchase decisions are influenced by e-commerce application that consists of system quality, information quality, service quality, system use, user satisfaction and benefits, while the remaining 56.2% influenced by other factors is not examined in this study.
Keywords: System Quality, Information Quality, Service Quality, System Use, User Satisfaction, Benefits and Purchasing Decisions
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.
Skripsi ini mengambil judul penelitian : Pengaruh Penerapan E-commerce
terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel pada Mahasiswa Fakultas
Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini
sekiranya dapat berguna bagi kita semua ketika berada dalam dunia pekerjaan
khususnya dalam bidang pemasaran.
Penulis menyadari bahwa usaha dan kerja yang dilakukan penulis tidak
akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan pertolongan dari berbagai pihak.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada orangtua
penulis, E. A. Sitompul (Bapak) dan L. br Ginting (Mama) yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi yang luar biasa kepada penulis serta
semangat dan dukungan dalam segala hal bagi penulis selama pengerjaan skripsi
ini. Pada kesempatan yang baik ini, penulis juga ingin mengucapkan dan
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., M.Ec., selaku Ketua Departemen Manajemen
3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah
membimbing dengan penuh sabar dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan masukan kepada penulis.
5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., MSi., selaku Pembaca Penilai
yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam
pengerjaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen
Universitas Sumatera Utara selama masa perkuliahan.
7. Abangku, Elwin R. Sitompul dan adikku Eric M. Sitompul, tetap semangat
untuk segala hal.
8. Teman-temanku semasa perkuliahan khususnya angkatan 2008, semangat
selalu dalam perjuangan.
Medan, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
4.3.1 Analisis Deskriptif... 49
4.3.2 Uji Asumsi Klasik... 62
4.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda... 69
4.3.4 Uji Hipotesis... 72
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
4.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 79
4.4.2 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 79
4.4.3 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85
5.2 Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kapasitas Terpasang dan Tersambung Provider Seluler
Tahun 2008 – Semester I 2010 ... 3
Tabel 2.1 Memahami Perilaku Konsumen ... 19
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 30
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 31
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Sistem (X1) ... 54
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Informasi (X2) ... 55
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (X3)... 56
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pemakaian Sistem (X4) ... 57
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Pemakai (X5) ... 58
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Manfaat Bersih (X6) ... 59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Pembelian Konsumen
Model Lima Tahap ... 20
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 26
Gambar 4.1 Logo Telkomsel ... 40
Gambar 4.2 Persentase Pemegang Saham Telkomsel ... 42
Gambar 4.3 Logo TCASH ... 46
Gambar 4.4 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 63
Gambar 4.5 Scatter Plot Uji Normalitas ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 90
Lampiran 2 Daftar Distribusi Jawaban Validitas ... 92
Lampiran 3 Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 93
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN E-COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TELKOMSEL PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan e-commerce terhadap keputusan pembelian produk Telkomsel pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan e-commerce yang terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, pemakaian sistem, kepuasan pemakai dan manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa yang memenuhi karakteristik responden yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 101 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, penerapan e-commerce memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Telkomsel pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Berdasarkan hasil uji t, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel kepuasan pemakai. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,438 yang berarti 43,8% variabel keputusan pembelian dipengaruhi penerapan e-commerce yang terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, pemakaian sistem, kepuasan pemakai dan manfaat, sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF E-COMMERCE APPLICATION FOR TELKOMSEL PRODUCT PURCHASING DECISIONS TO STUDENTS OF FACULTY
OF TEACHER TRAINING & SCIENCE EDUCATION UNIVERSITY OF HKBP NOMMENSEN
This study aims to determine and analyze the influence of e-commerce application for Telkomsel product purchasing decisions to students of the Faculty of Teacher Training and Education University of HKBP Nommensen. The hypothesis in this study is the application of e-commerce that consists of system quality, information quality, service quality, system use, user satisfaction and the benefits have a positive and significant impact on purchasing decisions to students of the Faculty of Teacher Training and Education University of HKBP Nommensen.
Primary data collection through questionnaires distributed to students who meet the characteristics of respondents who had been assigned as many as 101 respondents. Sampling using the purposive random sampling technique. Data analysis methods used is descriptive analysis and a quantitative approach which consists of the classic assumptions test, multiple linear regression test, and test hypotheses.
The results of this study indicate that based on the F test, the application of e-commerce has a positive and significant impact on Telkomsel product purchasing decisions to students of the Faculty of Teacher Training and Education University of HKBP Nommensen. Based on the results of the t test, the most dominant variables that influence on purchasing decisions is user satisfaction. The value of Adjusted R Square is 0.438, which means 43.8% variable purchase decisions are influenced by e-commerce application that consists of system quality, information quality, service quality, system use, user satisfaction and benefits, while the remaining 56.2% influenced by other factors is not examined in this study.
Keywords: System Quality, Information Quality, Service Quality, System Use, User Satisfaction, Benefits and Purchasing Decisions
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini di mana persaingan ketat merupakan hal yang
biasa terjadi dalam dunia bisnis terutama dengan pesatnya kemajuan dalam hal
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tentu dapat dilihat dalam bidang
teknologi informasi atau information technology (IT). Informasi yang cepat dan
akurat merupakan bentuk informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dengan kata lain perusahaan harus dapat menyediakan informasi kepada
masyarakat, sehingga mereka dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan
pembelian.
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari beberapa
tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Perusahaan yang cerdas akan
mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan pelanggan –
semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam
mendisposisikan produk (Kotler dan Keller, 2007: 234-235).
Internet merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh konsumen
dalam melakukan pencarian informasi (salah satu tahap dalam proses pembelian
konsumen). Konsumen dapat bertransaksi melalui pasar yang disebut electronic
market. Electronic market adalah tempat penjual dan pembeli bernegosiasi, saling
melakukan transaksi secara elektronik. Dalam hal ini, perusahaan Telkomsel
memiliki strategi E-commerce, yang merupakan konsep baru yang bisa
digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web pada
internet (Shim, et al., 2000 dalam buku Suyanto, 2003:11).
Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar
terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing
dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan
teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam
hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk adalah dengan
menggunakan e-commerce untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa.
Kondisi perekonomian yang membaik berdampak positif terhadap
perkembangan di bidang telekomunikasi. Dalam hal ini, perusahaan yang
bergerak dalam bidang telekomunikasi, yaitu provider seluler dapat berkembang
pesat. Saat ini, mayoritas perusahaan mengenalkan dan memasarkan produknya
pada masyarakat dengan memanfaatkan sistem e-commerce. Sistem ini terbilang
efisien dan efektif digunakan dalam kegiatan bisnis.
Salah satu perusahaan yang menggunakan sistem ini adalah PT Telkomsel
yang merupakan salah satu provider seluler GSM ternama di Indonesia.
Telkomsel memiliki jangkauan terluas di Indonesia, mencapai lebih dari 95% total
populasi wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah menjangkau hingga seluruh
provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia.
Telkomsel merupakan provider seluler satu - satunya yang memiliki jaringan
Tabel 1.1
Kapasitas Terpasang dan Tersambung Provider Seluler Tahun 2008 – Semester I 2010
Operator 2008 2009 2010
Jumlah 176.858.622 140.578.243 263.052.301 163.676.961 263.052.301 178.432.531
Sumber : (www.postel.go.id/webupdate/Dastik) (data diolah peneliti)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat pada kelompok provider seluler,
penambahan operator penyelenggara juga diikuti dengan peningkatan kapasitas
oleh masing-masing operator. Peningkatan kapasitas tersambung sampai semester
I 2010 dialami oleh tiga operator utama yaitu Telkomsel, Indosat dan Exel-Axiata
dengan peningk atan Telkomsel 8,9%, Axel-Axiata meningkat sebesar 4,7% , dan
Indosat sebesar 18%. Operator-operator lainnya dengan pangsa pasar lebih kecil
belum menunjukkan peningkatan kapasitas terpasang
(www.postel.go.id/webupdate/Dastik
Chairman Sharing Vision, Dimitri Mahayana dari Lembaga Riset
Telematika Sharing Vision menyatakan bahwa perdagangan melalui internet di
Indonesia pada 2009 telah mencapai 3,4 juta dolar atau setara dengan Rp 35
triliun (
).
menggunakan sistem e-commerce di Indonesia. Oleh karena itu, Telkomsel
sebagai salah satu provider seluler terbesar di Indonesia membuka Gapura Shop
sebagai salah satu forum jual beli secara online sebagai bentuk penerapan strategi
e-commerce perusahaan. Gapura Shop adalah bisnis e-commerce yang dibuat oleh
Telkomsel pada tahun 2011. Selain Gapura Shop, bentuk strategi E-commerce
Telkomsel lainnya seperti Telkomsel Cash (TCASH) yaitu suatu layanan yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi menggunakan ponsel dan,
pejualan konten-konten hiburan misalnya konten ringtone lagu, konten aplikasi
software, dan lainnya. Diharapkan keberadaannya dapat meningkatkan revenue
perusahaan serta memberikan value tambahan bagi para pelanggan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh strategi
E-commerce terhadap Keputusan Pembelian pengguna produk Telkomsel
khususnya mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyaknya provider seluler yang ada
di lingkungan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa adalah
apakah pembelian mereka sudah tepat dan sesuai dengan harapan. Mahasiswa
termasuk dalam smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan dalam
melakukan pembelian produk sehingga perusahaan harus dapat memakai strategi
yang dapat menjawab kebutuhan smartcustomer.
Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara e-commerce terhadap keputusan pembelian produk Telkomsel pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
e-commerce terhadap keputusan pembelian produk Telkomsel pada
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP
Nommensen.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
a. Perusahaan
Sebagai bahan referensi dalam menerapkan strategi e-commerce
perusahaan yang baik, karena mengingat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk.
b. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan serta
pada umumnya dan penerapan strategi e-commerce pada
khususnya.
c. Peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dan bahan
perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian Supriyatna (2010) yang berjudul : “Pengaruh Pemasaran
Melalui E-commerce Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran melalui
e-commerce terhadap keputusan pembelian handphone Nokia pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jakarta. Hasil penelitian yang dilakukan pada 80
responden tersebut menunjukkan bahwa pemasaran melalui e-commerce
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada
mahasiswa Fakultas UPN Veteran Jakarta. Kontribusi pemasaran melalui
e-commerce terhadap keputusan pembelian adalah 40,9% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Penelitian Sevtian Farhanil Ibad (2011) yang berjudul : “Pengaruh
E-commerce Terhadap Tingkat Volume Penjualan Sandal Kelom Geulis Di CV.
Kelom Geulis Tasikmalaya”. Penelitian ini yang dilakukan terhadap 30 responden
yang merupakan konsumen tetap, untuk mengetahui adakah pengaruh e-commerce
terhadap tingkat volume penjualan dan seberapa besar pengaruh e-commerce
terhadap tingkat volume penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya
pengaruh secara simultan antara e-commerce terhadap volume penjualan adalah
2.2 Uraian Teoritis 2.2.1 E-commerce
Perkembangan teknologi dan informasi semakin meningkat dalam abad
ini. E-commerce merupakan perkembangan dalam sistem perdagangan (
e-commerce). Menurut Shim, et al. dalam buku Suyanto (2003:11), “Electronic
Commerce (e-commerce) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan
sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet”.
A. Pengertian E-commerce
Menurut Turban, Lee, King, Chung dalam buku Suyanto (2003:11),
“E-commerce merupakan proses jual beli atau pertukaran produk, jasa
dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet”. Sedangkan
menurut Kalakota dan Whinston dalam buku Suyanto (2003:11)
mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut :
1. Perspektif Komunikasi : e-commerce merupakan pengiriman
informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini
telepon, jaringan computer atau sarana eletronik lainnya.
2. Perspektif Proses Bisnis : e-commerce merupakan aplikasi
teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja
perusahaan.
3. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen
dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu
4. Perspektif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual
beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
Perdagangan elektronik, yang disebut juga e-commerce, adalah
penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan
proses bisnis. Dalam definisi luas, suatu transaksi bisnis yang
menggunakan akses jaringan, sistem berbasis computer, dan antarmuka
(interface) sebuah browser web akan memenuhi persyaratan sebagai
perdagangan elektronik atau e-commerce (McLeod Jr dan Schell,
2008:59-61).
Menurut Javalgi dan Ramsey (dalam Rofiq, 2007:25), “Aktivitas
e-commerce sesungguhnya mengandung makna adanya hubungan
antara penjual dan pembeli, transaksi antar pelaku bisnis, dan proses
internal yang mendukung transaksidengan perusahaan”.
B. Jenis-jenis E-commerce
Menurut Suyanto (2003:45), penggolongan E-commerce yang
laizm dilakukan orang ialah berdasarkan transaksinya, yaitu :
1. Business-to-business (B2B). Tipe ini meliputi transaksi IOS
(aliran informasi antara perusahaan yang satu dengan yang lain)
serta transaksi antar organisasi yang dilakukan di electronic
market.
2. Business-to-consumer (B2C). Ini merupakan transaksi eceran
3. Consumer-to-consumer (C2C). Dalam kategori ini, seorang
konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya.
4. Consumer-to-business (C2B). Termasuk dalam kategori ini
adalah perseorangan yang menjual produk atau layanan ke
organisasi, dan perseorangan yang mencari penjual, berinteraksi
dengan mereka, dan menyepakati suatu transaksi.
5. Nonbusiness E-commerce. Dewasa ini makin banyak lembaga
non-bisnis dan lembaga pemerintahan yang menggunakan
berbagai tipe E-commerce untuk mengurangi biaya atau untuk
meningkatkan operasi dan layanan publik.
6. Intrabusiness (Organizational) E-commerce. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah semua aktivitas intern organisasi,
biasanya dijalankan di internet, yang melibatkan pertukaran
barang, jasa atau informasi.
Dalam beberapa literatur yang membahas e-commerce, sering jenis
transaksinya dibagi dalam dua jenis saja, yaitu :
1. Business to Business (B2B). Menurut Ustadiyanto (2001:11),
B2B merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku
bisnis. Pada umumnya Business to Business commerce
menggunakan mekanisme EDI (Electronic Data Interchange)
yang sudah adasejak lama.
2. Business to Consumer (B2C). Menurut Ustadiyanto (2001:11),
penjual dengan konsumen (end user). B2C menggunakan
banyak cara untuk melakukan pendekatan dengan pihak
konsumen, antara lain adalah dengan mekanisme toko online
(electronic shopping mall) atau bisa juga dengan menggunakan
konsep portal. Electronic shopping mall memanfaatkan website
untuk menjajakan produk dan jasa pelayanan. Kelompok B2C
ini disebut juga tranksaksi pasar. Pada transaksi pasar,
konsumen mempelajari produk yang ditawarkan melalui
publikasi elektronik, membelinya dengan electronic cash dan
sistem secure payment, kemudian minta agar barang dikirimkan.
Secara ringkas jenis e-commerce ini merupakan e-commerce
yang melibatkan konsumen dengan merchant-nya secara
langsung.
C. Komponen dalam Perdagangan E-Commerce
Ada beberapa pihak yang terlibat dalam transaksi Online ini.
Sesuai dengan standar protokol Secure Electronic Transaction (SET),
Ustadiyanto (2001:158) menjelaskan komponen-komponen yang
terlibat dalam E-commerce, yaitu :
1. Cardholder (pembeli). Dalam lingkup perdagangan elektronik,
berhubungan dengan penjual melalui computer PC. Pembeli
menggunakan pembayaran dari kartu yang dikeluarkan oleh
dan penjual, menyangkut pula data nasabah, merupakan hal
yang dirahasiakan.
2. Issuer. Merupakan lembaga keuangan dimana pembeli menjadi
nasabahnya dan menerbitkan kartu pembayaran. Issuer
menjamin pembayaran atas transaksi yang disetujui yang
menggunakan kartu pembayaran sesuai dengan merk yang
tertera pada kartu dan peraturan setempat.
3. Merchant (penjual). Merupakan pihak yang menawarkan barang
untuk dijual atau menyelenggarakan jasa dengan imbalan
pembayaran. Di dalam SET, penjual dapat menyarankan
pembeli untuk melakukan transaksi dengan aman. Penjual yang
menerima pembayaran dengan kartu kredit harus memiliki
hubungan dengan Acquirer.
4. Acquirer. Merupakan lembaga keuangan dimana penjual
menjadi nasabahnya dan memproses otorisasi kartu
pembayaran.
5. Payment Gateway. Merupakan sarana yang dioperasikan oleh
Acquirer atau pihak ketiga, yang ditunjuk untuk memproses
pesan-pesan pembayaran penjual, termasuk instruksi
pembayaran penjual.
6. Certificate Authority (otoritas serifikat). Merupakan lembaga
yang dipercaya dan mengeluarkan sertifikat-sertifikat dan
D. Dimensi dalam Penerapan E-commerce
Menurut DeLone dan McLean dalam Jogiyanto (2007:152)
pengukuran-pengukuran terhadap E-commerce dapat diklasifikasikan
kedalam enam dimensi, yaitu :
1. Kualitas Sistem (System Quality). Kualitas sistem digunakan
untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri.
Pengukuran-pengukuran kualitas sistem di e-commerce berupa
kemanfaatan (usefulness), ketergunaan (usability), keresponan
(responsiveness), keandalan (reliability), keluwesan (flexibility)
dan kefungsionalan (functionality). Pengukuran lainnya adalah
lama memuat (download time), keskalaan (scalability) dan
keterinteraksian (interactivity). Pengukuran baru yang khusus
muncul di e-commerce adalah kustomisasi (customization),
kemudahan navigasi (ease of navigation), privasi (privacy), dan
keamanan (security).
2. Kualitas Informasi (Information Quality). Kualitas informasi
mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Banyak
pengukuran-pengukuran kualitas informasi tradisional
diterapkan di pengukuran kualitas informasi e-commerce.
Misalnya akurasi, kepahaman, kelengkapan, kekinian dan
lainnya. Pengukuran-pengukuran yang baru diantaranya adalah
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality). Kualitas pelayanan
umumnya diukur dengan kecepatan respon (quick
responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan
pelayanan setelahnya (following-up service). Kualitas pelayanan
juga diukur dengan efektivitas dari kemampuan dukungan
on-line semacam jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang
sering ditanyakan.
4. Kepuasan Pemakai (User Satifaction). Kepuasan pemakai
adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem
informasi. Beberapa penelitian menemukan bahwa kepuasan
pemakai berhubungan erat dengan sikap dari pemakai terhadap
pemakaian sistem informasi. Penggunaan kepuasan pemakai
kelihatannya merupakan pengukuran yang paling banyak
digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Hal
ini kelihatannya cukup beralasan karena sulit dibantah kalau
pemakai sistem informasi yang merasa puas juga dianggap
sebagai berhasilnya sistem informasi tersebut.
5. Penggunaan Sistem (System Use). Penggunaan pelanggan
adalah pengukuran yang penting untuk sistem-sistem
e-commerce. Berikut beberapa pengukuran-pengukuran
penggunaan sistem seperti pencarian informasi, penerimaan
pesanan-pesanan pelanggan, permintaan layanan pelanggan,
6. Manfaat-manfaat Bersih (Net Benefits). Sebuah sistem
e-commerce atau e-business dapat memberikan manfaat kepada
pemakai tunggal, suatu grup dari pemakai, suatu organisasi atau
seluruh industri. Oleh karena itu, ukuran-ukuran kesuksesan
manfaat-manfaat bersih ditentukan berdasarkan tingkatan
tersebut. Dalam penelitian ini manfaat-manfaat bersih ditujukan
kepada pemakain tunggal yaitu responden sebagai pengguna
Telkomsel.
E. Manfaat dan Kendala E-commerce
Strategi E-commerce tentu dapat memberikan manfaat, tidak hanya
bagi perusahaan, namun juga bagi konsumen dan lingkungan
masyarakat. Di samping memberi manfaat, strategi e-commerce juga
memiliki kendala atau kerugian yang dihadapi oleh perusahaan maupun
pembeli.
Manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce bagi organisasi
menurut Suyanto (2003:50-51) adalah :
1. Memperluas market place hingga ke pasar nasional dan
internasional.
2. Menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,
penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan
kertas.
3. Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead dengan
4. Mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk
dan jasa.
5. Mendukung upaya-upaya business process reengineering.
6. Memperkecil biaya telekomunikasi – internet lebih murah.
7. Keuntungan lain seperti layanan konsumen dan cinta perusahaan
menjadi lebih baik, produktivitas meningkat dan akses informasi
lebih cepat.
Selain mempunyai manfaat bagi perusahaan, menurut Suyanto
(2003:51-52) e-commerce juga mempunyai manfaat bagi konsumen,
yaitu :
1. Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan
transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir
setiap lokasi dengan menggunakan fasilitas Wi-Fi.
2. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan.
3. Pengiriman menjadi sangat cepat.
4. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail
dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.
5. Memberi tempat bagi para pelanggan lain di electronic
community dan bertukar pikiran serta pengalaman.
6. Memudahkan persaingan yang ada pada akhirnya akan
menghasilkan diskon secara substansial.
Menurut Suyanto (2003:52) e-commerce juga mempunyai manfaat
1. Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak
harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan
arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.
2. Memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga
lebih rendah.
3. Memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan
wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang
akan susah mereka dapatkan tanpa e-commerce.
Menurut McLeod dan Schell (2008:62), kendala yang dihadapi
perusahaan dalam menerapkan e-commerce, yaitu :
1. Biaya yang tinggi.
2. Kekhawatiran akan masalah keamanan.
3. Peranti lunak yang belum mapan atau belum tersedia.
Menurut Gaertner dan Smith (dalam Rofiq, 2007:27), kerugian
juga dihadapi oleh pembeli dalam penerapan e-commerce, yaitu :
1. Masalah keamanan.
2. Pembeli tidak semuanya mempergunakan teknologi yang sama.
3. Masalah hukum/aspek legal.
4. Bukan pengalaman belanja di dunia nyata.
5. Tidak semua orang memiliki akses terhadap internet.
6. Kemungkinan informasi yang melimpah.
7. Konsumen takut terhadap penjual yang belum diketahui/dikenal.
2.2.2 Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa
keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan di antara dua atau
lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan
pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda. Pemasar biasanya tertarik
pada perilaku pembelian konsumen (Setiadi, 2003:413).
Menurut Setiadi (2003:415), “Pengambilan keputusan konsumen
(Consumer Decisison Making) adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari pengintegrasian ini
adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagaikeinginan
berperilaku. Menurut Robin dan Judge (2008:187), “keputusan sebagai suatu
Tabel 2.1
Memahami Perilaku Konsumen Pertanyaan Konsumen Siapa yang membeli produk atau jasa kita ?
Siapa yang mengambil keputusan untuk membeli produk ?
Siapa yang memengaruhi keputusan untuk membeli produk ?
Bagaimana keputusan pembelian dilakukan ? Siapa memainkan peran apa ?
Apa yang dibeli konsumen ? Kebutuhan apa yang harus dipenuhi ?
Mengapa pelanggan membeli merek tertentu ?
Di mana mereka pergi atau mencari untuk membeli produk atau jasa tersebut ?
Kapan mereka membeli ? Apakah ada faktor musim ?
Bagaimana produk kita dipahami oleh konsumen ?
Bagaimana sikap pelanggan terhadap produk kita ?
Faktor sosial apa yang mungkin memengaruhi keputusan pembelian ?
Apakah gaya hidup pelanggan memengaruhi keputusan mereka ?
Bagaimana faktor-faktor demografi atau personal memengaruhi keputusan
pembelian ?
Sumber : Belch dan Belch dalam Kotler dan Keller (2007:234)
Tabel 2.1 menunjukkan daftar dari beberapa pertanyaan perilaku
konsumen yang dilihat dari segi “siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, dan
mengapa”. Perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya
proses pengambilan keputusan pelanggan. Perusahaan tidak hanya harus
memperhatikan tentang produk mereka saja, namun tetap melihat bagaimana
Menurut Kotler dan Keller (2007:235), ada beberapa tahap dalam
Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap berikut.
Sumber : Kotler dan Keller (2007:235)
Gambar 2.1
Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
1. Pengenalan Masalah. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat
dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan
internal seperti rasa lapar, rasa haus, seks dan lainnya. Sedangkan
rangsangan eksternal berupa iklan televisi, iklan di internet dan
lainnya. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu
kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen.
Pencarian Informasi
Evaluasi alternatif Pengenalan
masalah
Keputusan pembelian
2. Pencarian Informasi. Konsumen yang tertarik terhadap suatu produk biasanya akan mulai mencari informasi tentang produk tersebut. Ada
dua level rangsangan di mana penguatan perhatian merupakan
pencarian informasi oleh konsumen dalam tahap yang biasa saja dan
sekedar ingin tahu terhadap produk. Sedangkan pada level berikutnya,
aktif mencari informasi, konsumen mulai menggunakan bahan bacaan,
bertanya pada konsumen lain maupun melihat langsung produk
tersebut. Internet ikut menentukan perubahan dalam pencarian
informasi konsumen. Pasar dalam periode sekarang terdiri dari
konsumen tradisional (berbelanja non-online), konsumen cyber
(berbelanja online), dan konsumen hibrida (melakukan keduanya).
Ada beberapa kelompok sumber informasi konsumen, yaitu :
Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga, dan
kenalan lainnya.
Sumber komersial, yaitu iklan, penyalur, kemasan, dan
lainnya.
Sumber publik, yaitu media massa, organisasi konsumen.
Sumber pengalaman, yaitu pernah menangani, menguji dan
memakai produk.
3. Evaluasi Alternatif. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam
semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi
konsumen berorientasi kognitif. Beberapa konsep dasar dari proses
evaluasi konsumen adalah yang pertama konsumen berusaha
memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu
dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing
produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen dapat membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan
pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek
yang paling disukai. Ketika melaksanakan maksud pembelian,
konsumen dapat menggunakan lima sub-keputusan, yaitu merek,
dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian
sehari-hari keputusan pembeliannya lebih kecil dan kebebasannya
juga lebih kecil. Ada dua faktor yang dapat berada di antara niat
pembelian dan keputusan pembelian. Pertama adalah sikap orang lain,
yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai
seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sikap negatif
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Kedua adalah faktor
situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat
5. Perilaku Pasca Pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami ketidaksesuaian karena mendapati fitur-fitur yang
mengganggu maupun konsumen melihat hal-hal yang menyenangkan
mengenai produk lain. Tugas pemasar tidak hanya sampai pada ketika
produk dibeli. Pemasara juga harus memperhatikan kepuasan pasca
pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca
pembelian. Kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa sesuainya
harapan konsumen terhadap produk dengan kinerja yang dipikirkan
pembeli atas produk. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan
konsumen, maka konsumen akan kecewa; jika kinerja produk sesuai
dengan harapan, maka konsumen akan puas; sedangkan jika kinerja
produk melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan sangat
puas.
Menurut Shoham dan Dalakas dalam Ilmaya (2011:16), dikemukakan 7
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu :
1. Daya tarik harga
2. Daya tarik tempat
3. Daya tarik merek
4. Daya tarik produk
5. Pilihan pada produk baru
6. Kebiasaan dalam membeli
Dalam penelitian ini, berdasarkan indikator-indikator di atas, dipilah
sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga indikator keputusan
pembelian yang digunakan adalah :
1. Daya tarik harga (pra pembelian)
2. Daya tarik merek (pra pembelian)
3. Daya tarik produk (pasca pembelian)
4. Pilihan pada produk baru (pasca pembelian)
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Ferraro dalam Rofiq (2007:25) “e-commerce adalah aktivitas
penjualan dan pembelian barang atau jasa melalui fasilitas internet”. Akhir-akhir
ini penggunaan internet yang menjurus kepada cyberspace kelihatannya akan
mendominasi seluruh kegiatan di atas permukaan bumi di masa kini dan masa
datang dan secara umum akan berubah menjadi alat untuk persaingan antara
perusahaan yang satu dengan yang lainnya (Almilia dan Robahi, 2007). Internet
telah merubah proses dari bisnis. Pasar, industri, dan bisnis telah mengalami
transformasi dengan hadirnya internet. Pelanggan-pelanggan dan
pemasok-pemasok akan menggunakan sistem ini untuk membeli, menjual dan melakukan
transaksi-transaksi bisnis (Jogiyanto, 2007:147)
Menurut DeLone dan McLean dalam Jogiyanto (2007:148), terdapat enam
dimensi kesuksesan di model kesuksesan sistem informasi yang diterapkan di
lingkungan e-commerce, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas
Menurut Setiadi (2003:16), “Proses pengambilan keputusan pembelian
yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian. Dalam tahap pencarian informasi, seorang konsumen yang mulai
timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak”. Menurut
Kotler dan Keller (2007:236), “Internet telah mengubah proses pencarian
informasi. Tempat pasar dewasa ini terdiri dari konsumen tradisional (yang tidak
berbelanja secara online), konsumen cyber (yang paling banyak berbelanja
online), dan konsumen hibrida (melakukan keduanya)”.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan sebelumnya, maka model
Sumber : Berbagai literatur (data diolah peneliti) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan peneliti yang bersifat sementara tentang
hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan
yang paling spesifik (Kuncoro, 2009:59). Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual, maka peneliti menetapkan hipotesis penelitian ini adalah :
1. Penerapan E-commerce berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian pada konsumen produk Telkomsel di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen.
2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada
konsumen produk Telkomsel di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nommensen adalah variabel Kepuasan Pemakai (X ). E-commerce (X)
Keputusan Pembelian (Y) Kualitas Sistem (X1)
Kualitas Informasi (X2)
Kualitas Pelayanan (X3)
Pemakaian Sistem (X4)
Kepuasan Pemakai (X5)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang
menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lainnya (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Pendekatan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena arah dan fokus penelitian ini
ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan pengukuran rumus, penggunaan
instrumen kuesioner dan data statistik (Ginting dan Situmorang, 2008:89-90).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nommensen Jalan Sutomo No. 4, Medan. Waktu penelitian
direncanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan yang ada di dalam penelitian.
1. Variabel independen (X) yaitu E-commerce, yang terdiri dari Kualitas
Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Kualitas Pelayanan (X3), Pemakaian
Sistem (X4), Kepuasan Pemakai (X5) dan Manfaat (X6).
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana suatu
variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam sebuah
penelitian. Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Variabel Independen (X) : E-commerce merupakan suatu transaksi bisnis
yang menggunakan akses jaringan, sistem berbasis komputer, dan
antarmuka (interface) sebuah browser web (McLeod Jr dan Schell,
2008:59-61). Enam dimensi yang dapat diterapkan di lingkungan
e-commerce menurut DeLone dan McLean dalam Jogiyanto (2007:148-150),
yaitu :
a. Kualitas Sistem (X1) : kualitas yang dinilai oleh pemakai
diantaranya adalah ketergunaan (usability), ketersediaan
(availability), keandalan (reliability), keadaptasian (adaptability),
dan lama respon (response time) misalnya lama waktu download.
b. Kualitas Informasi (X2) : pengukuran kualitas informasi adalah isi
web harus personal (personalized), lengkap (complete), relevan,
mudah dipahami (easy to understand), dan aman (secure).
c. Kualitas Pelayanan (X3) : pengukuran secara umum seperti
kecepatan respon (quick responsiveness), jaminan (assurance),
empati (empathy), dan pelayanan setelahnya (following-up service),
kemampuan dukungan online seperti frequently asked questions,
d. Pemakaian Sistem (X4) : dimensi ini mengukur semuanya dari
mengunjungi suatu web, navigasi di dalam web, sampai ke
pengambilan informasi dan mengeksekusi transaksi-transaksi di
web.
e. Kepuasan Pemakai (X5) : dimensi ini mengukur semua siklus
pengalaman kepuasan pelanggan dari pengambilan informasi
sampai ke pembelian oleh pelanggan, pembayaran oleh pelanggan,
penerimaan oleh pelanggan, dan pelayanan kepada pelanggan.
f. Manfaat-Manfaat (X6) : dimensi ini mengukur kesuksesan yang
paling penting, karena menangkap nilai bersih dampak positif dan
negative dari e-commerce pada pelanggan, pemasok, pekerja,
organisasi, industri, ekonomi dan bahkan masyarakat.
2. Variabel Dependen (Y) : Keputusan Pembelian, merupakan bagian dari
perilaku konsumen yang mendukung tindakan pembelian. Pengambilan
keputusan konsumen (Consumer Decisison Making) adalah proses
pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuanuntuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Definisi
Operasional
Dimensi Indikator Skala
E-commerce
(X)
E-commerce merupakan suatu transaksi bisnis yang menggunakan akses jaringan, sistem berbasis komputer, dan antarmuka
(interface) sebuah browser web.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai
alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Dalam skala Likert
responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai
pernyataan (Kuncoro, 2009:178). Skala Likert memiliki criteria sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2005:86) (diolah peneliti)
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek
penelitian (Kuncoro, 2009:118). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen (UHN)
yang masih aktif kuliah dan menggunakan produk Telkomsel.
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2009:118). Karena mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UHN yang menggunakan produk Telkomsel jumlahnya tidak diketahui sehingga
(Zα)2 (p)(q) n =
d2
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 → Z = 1,67
bila α = 0,01 → Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi
q = 1 – p
d = Penyimpangan yang ditolerir
Hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti terhadap 40 orang responden
diketahui 36 orang memenuhi kriteria sampel. Dengan menetapkan tingkat
signifikan 5% dan kesalahan yang ditolerir 5%, maka jumlah sampel yang
mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
p = = 0,9
q = 1 – p = 0,1
(Zα)2 (p)(q) n =
d2
(1,67)2 (0,9)(0,1)
n = = 100,4004 = 101 orang (0,05)2
Metode penelitian sampel menggunakan Metode Purposive Random
karakteristik yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Adapun karakteristik
yang telah ditentukan adalah Mahasiswa FKIP UHN yang masih aktif kuliah dan
menggunakan produk Telkomsel.
3.7 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
daftar pertanyaan (kuesioner) maupun melakukan wawancara kepada
responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari
buku, jurnal, artikel dan situs internet yang menjadi referensi untuk
mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti mengajukan
pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, jurnal, artikel,
internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan
uji validitas dan reliabilitas:
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner). Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden di luar
daripada sampel tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
sampel yang digunakan, yaitu pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sumetera Utara. Metode yang digunakan adalah dengan
membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian
dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) versi 17.0
for windows.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut:
b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS
(Statistic Package and Social Science) versi 17.0 for windows. Pertanyaan
yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.
3.10 Teknik Analisis 1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data
yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan. Data identitas
responden dapat dilihat dari segi jenis kelamin, usia, dan lama
menggunakan produk Telkomsel.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias
dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi,
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)
diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(Situmorang, et al, 2008:62).
b. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji Park dengan pengambilan keputusan jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model
regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et al
2008:76).
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau
pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model
regresi. Atau singkatnya dapat diartikan sebagai hubungan linear antara
variabel eksplanatoris dari suatu model regresi adalah sempurna. Untuk
besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui
program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa
dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi
multikolinearitas (Situmorang, et al, 2008:104).
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel E-commerce (X) yang
terdiri dari Kualitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Kualitas
Pelayanan (X3), Pemakaian Sistem (X4), Kepuasan Pemakai (X5) dan
Manfaat (X6) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y), maka penelitian
ini menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Persamaan yang
digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi
X1 = Kualitas Sistem
X2 = Kualitas Informasi
X3 = Kualitas Pelayanan
X4 = Pemakaian Sistem
X5 = Kepuasan Pemakai
e = Standar error
4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh E-commerce (variabel independen) terhadap
Keputusan Pembelian (variabel dependen) maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan :
a. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :
H0 : b1,b2, b3, b4, b5, b6 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1,b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah :
H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5% Ha ditolak jika F hitung > F tabel pada α= 5%
b. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi
variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah :
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin
baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika
R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini
berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Singkat Telkomsel
Telkomsel adalah salah satu perusahaan operator telekomunikasi seluler
terbesar di Indonesia. Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM
pertama di Indonesia dengan layanan pascabayar kartuHALO yang
diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Sebelumnya, saham Telkomsel
dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh Indosat.
Pada tanggal 1 November 1997, Telkomsel menjadi operator seluler
pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar. Pada akhir tahun
2001 Singapura Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel mobile) membeli saham
Telkomsel yang dimiliki PTT. Telecom Netherlands 17,28% PT. Setdco
Megacell Asia 5% dan tambahan 12,755 % dari Telkom. Pemegang saham
Telkomsel saat ini adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
sebesar 65% dan Singapura telecom Mobile Pte,Ltd (SingTel Mobile) sebesar
35%.
Sumber : www.telkomsel.com (diakses pada 6 Februari 2012) Gambar 4.1
Telkomsel mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar
di Indonesia dengan 81,644 juta pelanggan per 31 Desember 2007 dan pangsa
pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007.
Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional
di 155 negara pada akhir tahun 2007. Telkomsel memiliki tiga produk GSM,
yaitu SimPATI (prabayar), Kartu AS (prabayar), dan kartuHALO
(pascabayar). Selain itu, Telkomsel juga memiliki layanan internet nirkabel
lewat jaringan telepon seluler, yaitu Telkomsel Flash. Telkomsel bekerja pada
jaringan 900/1.800 MHz.
Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi
selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming
internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator
yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di
kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan
untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk
dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di
seluruh Indonesia.
Memasuki era ICT (Information and Communication Technology),
Telkomsel terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia
dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom
(65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus mengembangkan layanan
telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan
Sumber : www.telkomsel.com (diakses pada 6 Februari 2012) Gambar 4.2
Persentase Pemegang Saham Telkomsel
Berikut proses singkat perkembangan Telkomsel :
1995
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan
peluncuran kartuHALO pascabayar.
1996
Telkomsel menyatukan negeri dengan menghadirkan layanan telekomunikasi
selular ke seluruh propinsi di Indonesia.
1997
Pertama di Asia yang memperkenalkan layanan prabayar, simPATI.
1998
Menjadi pemimpin industri selular di Indonesia.
2000
Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Mobile Banking.
2001
Pertama di Indonesia mengoperasikan GSM dualband pada frekuensi 900 dan
2002
Meluncurkan layanan WAP, web dan data mobile berbasis SMS, dilanjutkan
dengan GPRS.
2003
Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan roaming internasional
prabayar.
2004
Meluncurkan Kartu As prabayar. Menerapkan teknologi EDGE, sebagai
teknologi roadmap berikutnya setelah GPRS. Bergabung dengan Bridge
Alliance, aliansi regional telekomunikasi selular, untuk memberi manfaat
lebih bagi pelanggan. Meluncurkan layanan Nada Sambung Pribadi.
2005
Call Center meraih sertifikasi ISO 9001:2000.
2006
Pertama di Indonesia meluncurkan layanan 3G.
2007
Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Telkomsel Flash HSDPA.
Pertama di Indonesia meluncurkan Telkomsel cash layanan uang digital
melalui telepon selular.
2008
Pertama di Asia menggunakan energi terbarukan untuk BTS. Pertama di
dunia menyediakan layanan suara dan data mobile di atas kapal PELNI yang
program Telkomsel Merah Putih dalam rangka memberikan layanan
telekomunikasi bagi pulau-pulau, desa-desa terpencil dan daerah perbatasan.
2009
Meningkatkan jaringan Telkomsel menjadi HSPA+, dengan kecepatan akses
data mencapai 21 Mbps guna memberikan layanan mobile broadband yang
lebih baik.
2010
Telkomsel menjadi satu-satunya operator selular yang menyediakan akses
telekomunikasi di lebih dari 25.000 desa melalui Program Desa Berdering.
Pertama di Indonesia meluncurkan Langit Musik layanan toko musik digital
yang menyediakan fasilitas unduh lagu secara penuh. Pertama di Indonesia
meluncurkan aplikasi Mobile Newspaper yang memungkinkan pelanggan
membaca berita melalui telepon selular. Pertama di Indonesia
memperkenalkan layanan iklan mobile, yang terarah sehingga memungkinkan
pengiklan mencapai para pengguna Telkomsel. Pertama di Indonesia
melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE.
2011
Pertama di Indonesia mencapai 100 juta pelanggan.
4.1.2 Visi dan Misi Telkomsel
a. Visi dari PT Telkomsel adalah sebagai penyedia solusi telekomunikasi