• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keuanggulan Bersaing (survey Pada Distro Blankwear Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keuanggulan Bersaing (survey Pada Distro Blankwear Bandung)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRACT

In the era of free trade and global competition is forcing every company must be prepared to face increasingly fierce business competition. Competition is increasingly competitive and consumers are increasingly critical in choosing a product, requires companies to be more innovative in producing a product. In other words, the company should be able to offer new products (goods or services) are much better than those offered by competitors.

This study aims to determine the effect of creativity and innovation for competitive advantage in the distribution Blankwear Bandung. The method used is descriptive and verification method by using multiple linear regression, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing. Respondents of this research is that consumers Blankwear. The questionnaire distributed to 60 respondents, kuosioner restored and filled in correctly so it is worth to be processed.

The result showed that creativity (X1) and innovation (x2) significantly affects the competitive advantage (Y) is equal to 36.7% while the remaining 63.3% is the influence of the variables studied. In partial Creativity in the category of weak with 11% while the value of the variable Innovation strong influence on Competitive Advantage variable with a value of 25.7%.

Keywords: creativity, innovation and competitive advantage PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap perusahaan harus siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan yang semakin kompetitif serta konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Dengan kata lain perusahaan harus mampu menawarkan produk baru (barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing.

Pada pinsipnya perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal. Dengan memberikan kualitas pakaian yang terbaik kepada konsumen, bertujuan untuk mendapatkan kesetiaan konsumen bagi perusahaan itu sendiri yang berati keuntungan bagi perusahaan. Blankwear di mata para konsumen, sudah cukup baik.

Hanya saja belakangan ini ada beberapa konsumen yang sedikit mengeluh akan model yang ditawarkan Blankwear di pasaran untuk beberapa model yang keluar, kadang kala model yang diberikan biasa-biasa saja, maka dari itu dibutuhakan ide-ide yang kreativ untuk memunculkan produk-produk yang lebih unik. Perbandingan produk dengan para pesaing yaitu produk Ouval, Black

id, Kick Denim, Paper Smooth, Apparael store, Evil, Wadezig, Cosmic, D’Loops, Flashy , Bloods.

Penulis melakukan penelitian awal terhadap 30 responden yaitu konsumen Blankwear.

(2)

2

Blankwear, sebanyak 40 % Responden menyatakan ya bahwa Blankwear memberikan produk-produk yang menarik, dan sebanyak 60 % responden menyatakan Blankwear tidak memberikan produk-produk yang menarik. Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden yang merupakan konsumen di Distro Blankwear, sebanyak 50 % Responden menyatakan ya dan sebanyak 50 % responden menyatakan tidak tentang Produk Blankwear mudah didapatkan .

Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden yang merupakan konsumen di Distro Blankwear, sebanyak 40 % Responden menyatakan ya bahwa Harga produk Blankwear lebih murah dari distro lain, dan sebanyak 60 % responden menyatakan bahwa Harga produk Blankwear lebih mahal dari pada distro lain. Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden yang merupakan konsumen di Distro Blankwear, sebanyak 40 % Responden menyatakan ya bahwa Produk Blankwear mengikuti perkembangan jaman, dan sebanyak 60 % responden menyatakan bahwa Produk Blankwear tidak mengikuti perkembangan jama

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka akan diteliti masalah pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing. Dengan demikian dapat dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kreativitas pada distro Blankwear Bandung. 2. Bagaimana Inovasi pada distro Blankwear Bandung.

3. Bagaimana Keunggulan Bersaing pada distro Blankwear Bandung.

4.Seberapa besar pengaruhnya Kreativitas dan Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing pada distro Blankwear Bandung baik secara parsial maupun secara simultan.

Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data, informasi, dan suatu gambaran mengenai analisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing. Hasilnya akan digunakan sebagai bahan penyusunan usulan penelitian.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Kreativitas pada distro Blankwear Bandung. 2. Untuk mengetahui Inovasi pada distro Blankwear Bandung.

3. Untuk mengetahui Keunggulan Bersaing pada distro Blankwear Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing secara parsial maupun secara simultan pada distro Blankwear Bandung.

Landasan Teori

Kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, akan tetapi juga sangat penting juga bagi kelangsungan perusahaan (Zimmerer dalam Suryana, 2006:48).

Thomas D. Kuczmarki (2003) mengatakan ada kerterkaitan antara inovasi terhadap keunggulan bersaing, “ In order to gain a true competitive advantage the innovation should be focusing on developing new-to-the world”. Maksudnya adalah untuk mencapai keunggulan bersaing, maka inovasi itu harus selalu fokus untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia.

Zimmerer (2008:57) mengemukakan adanya keterkaitan antara kreativitas dan inovasi terhadap

(3)

3

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif. Penulis melibatkan tiga variabel.

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Kreativitas dan (variabel X2) Inovasi.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Keunggulan Bersaing.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan korelasi berganda dengan persamaan

1. Analisis Regresi

Analisis ini dimaksusdkan untuk mengetahui adanya pengaruh antar variabel. Tujuannya adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai variabel dependen dalam hubungannya dengan nilai variabel lain.

Persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah:

Keterangan:

Y = Keunggulan Bersaing

Α = Konstanta dari persamaan

β1 = Koefisien regresi dari variable X1

β2 = Koefisien regresi dari variable X2 X1 = Kreativitas

X2 = Inovasi

(4)

4

2.456 1.612 1.524 .133

KREATIVITAS .113 .056 .241 2.018 .048

INOVASI .165 .043 .453 3.794 .000

a. Dependent Variable: KEUNGGULAN BERSAING

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Dari persamaan regresi linear berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar 2.456. artinya jika variabel keunggulan bersaing (Y) tidak dipengaruhi oleh kedua varibel bebasnya, maka besarnya rata-rata keunggulan bersaing akan bernilai 2.456.

Tanda koefisien variabel bebas menunjukkan arah hubungan dari variabel yang bersangkutan dengan keunggulan bersaing. Koefisien regresi untuk variabel bebas X_1 bernilai positif, menunjukkan hubungan yang searah antara kreatifitas (X_1) dengan keunggulan bersaing (Y). Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,113 mengandung arti untuk setiap pertambahan Kreativitas (X1) sebesar satu persen akan berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing (Y) sebesar 0,113%.

a. Analisis Korelasi Parsial Antara Kreativitas dan Keunggulan Bersaing

Korelasi Secara parsial Antara kreatifitas dan keunggulan bersaing Correlations

Control Variables KREATIVITAS

KEUNGGULAN BERSAING

INOVASI KREATIVITAS Correlation 1.000 .258

Significance (2-tailed) . .048

Df 0 57

KEUNGGULAN BERSAING Correlation .258 1.000

Significance (2-tailed) .048 .

Df 57 0

Hasil perhitungan SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai r yaitu 0.258 dengan arah positif. Artinya kreatifitas memiliki hubungan yang lemah dengan keunggulan bersaing, dikatakan lemah karena nilai korelasi sebesar 0.258. berada pada interval 0.21 – 0.40 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.

b. Analisis Korelasi Parsial Antara Inovasi dan Keunggulan Bersaing Correlations

Control Variables INOVASI

KEUNGGULAN BERSAING

(5)

5

Df 57 0

Hasil perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai r yaitu 0.449 dengan arah positif. Nilai korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara inovasi dan keunggulan bersaing searah. Hubungan antara variabel X_2 (inovasi) dan Y (keunggulan bersaing) dikatakan sedang karena korelasi sebesar 0.449 berada pada interval 0.41 – 0.60 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.

2. Uji Determinasi

Uji Koefisien Determinasi kreatifitas, inovasi dengan keunggulan bersaing Model Summary

a. Predictors: (Constant), INOVASI, KREATIVITAS

Berdasarkan hasil output menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat diperoleh koefisien

determinasi, yaitu sebesar 0.605 ini berarti bahwa secara parsial kualitas kreatifitas ( ), inovasi ( ) mempengaruhi keunggulan bersaing (Y) adalah sebesar 36,7% sedangkan sisanya sebesar 63,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Pengaruh Parsial Dengan Rumus Beta X Zero Order

Model

Standardized

Coefficients Correlations

Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant)

KREATIVITAS .241 .455 .258 .213

INOVASI .453 .567 .449 .400

Berikut adalah hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap terikat dengan rumus X zero order :

1. Variabel kualitas kreatifitas = 0.241 x 0.455 = 0.1096 x 100% = 11 % 2. Variabel inovasi = 0.453 x 0.567 = 0.2568 x 100% = 25.7 %

Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat adalah variabel inovasi ( ) sebesar 25.7% dan kreatifiitas ( ) sebesar 11% dengan demikian pengaruh secara keseluruhan sebesar 36.7% sedangkan sisanya 63.3% merupakan

kontribusi variabel lain.

(6)

6

1 Regression 8.655 .009a

Residual

Total

a. Predictors: (Constant), kreativitas, Inovasi

b. Dependent Variable: Keunggulan bersaing

Berdasarkan tabel output di atas, dapat diketahui nilai F hitung sebesar 8.655. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Dengan a=0,05, db1=2

dan db2=60, diketahui nilai F tabel sebesar 3.15. Dari nilai-nilai di atas, diketahui

nilai F hitung (8.655) > F tabel (3.15), sehingga H0 ditolak, artinya hitung lebih besar dari pada F-tabel yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap

keunggulan bersaing (Y).

2.Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji Statistik t )

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) kreatifitas Terhadap keunggulan bersaing Coefficientsa

a. Dependent Variable: KEUNGGULAN BERSAING

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil tersebut dibandingkan dengan nilai .

diperoleh dari tingkat kepercayaan dengan taraf nyata = 0,05, dimana df = n-k-1 = 60-2-1 =

57. Maka t (0,05:57) = 2.002

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai variabel kreatifitas 2.018 dengan nilai signifikan 0,048. Karena nilai 2.018 lebih besar dari 2.002 maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa kreatifitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan bersaing.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai pengaruh kreatifitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing (survey pada distro Blankwear Bandung), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

(7)

7

2. Inovasi Usaha distro Blankwear Bandung secara umum masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator produk. Inovasi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dengan arah positif. Artinya inovasi memiliki hubungan yang kuat dengan keunggulan bersaing. Inovasi sangat dibutuhkan dalam perkembangan produk yang baru, yang lain dari yang sebelumnya.

3. Keunggulan bersaing distro Blankwear Bandung secara umum masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator Cost Leadership. Artinya Cost Leadership sangatlah berpengaruh terhadap keunggulan bersaing distro-distro di bandung, karena perusahaan harus memberikan kualitas, pelayanan, dan biaya murah kepada komsumen.

4. Kreativitas dan inovasi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keunggulan bersaing pada distro Blankwear Bandung. Diantara variabel indipenden, inovasi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keunggulan bersaing di distro Blankwear Bandung dibandingkan dengan kreativitas. Inovasi secara parsial hanya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keunggulan bersaing, sementara kreativitas secara pasrisal memberikan pengaruh yang tidak begitu besar dibandingkan dengan inovasi terhadap keunggulan bersaing.

SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran kepada pihak yang berkaitan maupun pihak lainnya mengenai kreatifitas, inovasi dan keunggulan bersaing, yaitu sebagai berikut :

1. Kreatifitas pada distro Blankwear Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Bila dilihat berdasarkan indikator, berdasarkan hasil penelitian hendaknya distro Blankwear dapat memeprtahankan bahkan meningkatkan keahlian dalam berakreativitas pada produk yang ada dalam segala hal karena perkembangan dan permintaan dari setiap konsumen akan selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman.

2. Tanggapan konsumen terhadap inovasi pada distro Blankwear Bandung sudah dinilai baik, namun lebih diperhatikan pada saat memperkenalkan produk baru. Mengembangkan produk yang sudah ada tidaklah terlalu sulit, tetapi menciptakan sesuatu yang baru itu akan sedikit bermasalah apabila distro Blankwear kurang kreatif dalam memecahkan persoalan yang ada. Maka daripada itu Blankwear sendiri harus lebih mengerti keinginan konsumen melihat situasi mode yang sedang ada dengan menampilkan sedikit hal yang berbeda pada mode pakaiannya. Sebisa mungkin juga mengikuti kondisi iklim yang sedang ada di Indonesia khususnya.

3. Keunggulan bersaing yang konsumen rasakan pada distro Blankwear Bandung sudah di nilai baik, karena harga yang lebih miring jelas menarik minat konsumen. Tetapi yang harus lebih diperhatikan adalah diferensiasi produk, agar menunjukan keunggulan yang lebih kompetitif di antara para pesaing.

(8)

8

(9)

9

PemasaranIndonesia, Vol III, No 3 Program Magister Manajemen.

Ardy Mandala, Edy Raharja. 2012. Peran Pendidikan, Pengalaman, dan Inovasi terhadap Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Diponegoro Journal of Management, Vol, 1, No. 2, pp. 1-11.

Azka Ghafoor, Tahir Masood Qureshi, Hassan Rasool Azeemi and Syed Tahir Hijazi (2011). Mediating role of creative self-efficacy. African Journal of Business Management Vol. 5(27), pp. 11093-11103, 9 November, 2011.

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology. (2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England.

Deden, A., Janvita, J. Sudirham. 2012. Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Vol, 11. No.1, pp. 42-59.

Edi Wahyudi, 2010, Strategi Peningkatan Akses Pasara dan Peluang Inovasi Usaha Kecil Nelayan Pasuruan. Riset Ilmiah Strategi (L-RIS) dan Prodi Adm. Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember, Vol. 23, No. 3, pp. 196-205.

Ernani Hadiyati. 2011. Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , Vol. 13 No. 1. pp. 8-16.

Ernani Hadiyati (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.13, No. 1, Maret 2011: 8-16

Hanadi Mubarak Al-Mubaraki. Dalam Innovation System in European Countriea : A SWOT Analysis. European Journal of Bussines and Management , Vol. 4 No. 15. 2012.

Nursya’bani Purnamahery Setiawan (2003). Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Keunggulan Bersaing Bidang Pemasaran Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

Jurnal Siasat Bisnisjsb No. 8 Vol. 2, Desember 2003

Sri hartini (2012). Peran inovasi: pengembangan kualitas produk dan kinerja bisnis. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.14, no. 1, maret 2012: 63-90

Petter Swann and Daniel Birk. 2005. Dikutip dalam buku How do Creativity and Design Enchance Business Performence ? a Frame Work for Interpreting the Evidence.

Sundgren et al, 2005. di kutip oleh Dr. Gabor et al. dalam The Impact of Creative Organizational Climate on the Innovation Activity of Medical devices Manufacturing Firms in Hungary. European Journal of Bussines and Management , Vol. 4 No. 13. 2012.

Siyamtinah, Heru Sulistyo, Eny Rahmani, 2011, Model Peningkatan Kinerja Melalui Kapabilitas Inovasi Pada UKM Semarang. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan , pp. 251-262.

(10)

10 .

http://rajapresentasi.com/2012/08/kreativitas-dan-inovasi-bisnis-agar-erencanaan-menjadi-kenyataan/ (14-07-2013)

http://www.tempo.co.id/edunet/ (14-07-2013)

(11)
(12)
(13)

v

In the era of free trade and global competition is forcing every company must be prepared to face increasingly fierce business competition. Competition is increasingly competitive and consumers are increasingly critical in choosing a product, requires companies to be more innovative in producing a product. In other words, the company should be able to offer new products (goods or services) are much better than those offered by competitors.

This study aims to determine the effect of creativity and innovation for competitive advantage in the distribution Blankwear Bandung. The method used is descriptive and verification method by using multiple linear regression, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing. Respondents of this research is that consumers Blankwear. The questionnaire distributed to 60 respondents, kuosioner restored and filled in correctly so it is worth to be processed.

The result showed that creativity (X1) and innovation (x2) significantly affects the competitive advantage (Y) is equal to 36.7% while the remaining 63.3% is the influence of the variables studied. In partial Creativity in the category of weak with 11% while the value of the variable Innovation strong influence on Competitive Advantage variable with a value of 25.7%.

(14)

iv

Dibawah Bimbingan Bapak Dr. Dedi Sulistiyo Soegoto ST.,MT

Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap perusahaan harus siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan yang semakin kompetitif serta konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Dengan kata lain perusahaan harus mampu menawarkan produk baru (barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada distro Blankwear Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi linier berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Responden penelitian ini adalah konsumen Blankwear. Kuesioner disebarkan kepada 60 responden, kuosioner dikembalikan serta diisi dengan benar sehingga layak untuk diolah.

Hasil penelitian diperoleh bahwa kreativitas (X1) dan inovasi (x2) berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing (Y) adalah sebesar 36,7% sedangkan sisanya sebesar 63,3 % merupakan pengaruh dari variabel yang tidak diteliti. Secara parsial variabel Kreativitas masuk dalam kategori lemah dengan nilai 11% sedangkan variabel Inovasi berpengaruh kuat terhadap variabel Keunggulan Bersaing dengan nilai 25,7%.

(15)

13 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kreativitas

2.1.1.1 Pengertian Kreativitas

Kreativitas menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati

(2011:10) menyatakan bahwa :

“Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai

kemampuan untuk mengembagakan ide – ide baru dan untuk menemukan

cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.”

Menurut Ernani Hadiyati (2011:10) mengatakan bahwa :

“Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari atau menemukan sesuatu hal baru.”

Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka

memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan,

mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu

yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak,

memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari

standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan,

gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar kemampuan untuk mengasah

(16)

fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam

imajinasi, dan selektif.

Menurut (e.g., Eysenck, 1993; Guilford, 1950) dalam penelitian Mark

Betey (2012:57) menyatakan bahwa :

“Mereka yang menekankan pandangan orang-berpusat kreativitas mungkin akan menilai kreativitas dengan referensi untuk atribut sifat, seperti kecerdasan atau kepribadian ”

“Those who emphasize a person-centered view of creativity will probably assess creativity with reference to trait attributes, like intelligence or

personality ”

Menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati (2011:10)

menyatakan bahwa :

“Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai

kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan

cara- cara baru dalam memecahkan persoalan dalam peluang ”.

Kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam

menghasilkan ide-ide maupun produk baru dan sesuai dengan tuntutan keadaan, di

mana ide-ide maupun produk tersebut dibutuhkan. Kemampuan itu dapat diterima

dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar sebagai sesuatu yang wajar dan

bukan sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal, apabila ide-ide atau produk baru

yang dihasilkan dianggap mampu memenuhi kebutuhan. Orang yang kreatif akan

memiliki sikap, pemikiran dan perilaku kreatif apabila kemampuannya dipupuk

sejak dini karena kreativitas merupakan suatu proses.

Banyak ahli memberikan definisi mengenai kreativitas, menurut Evans

(17)

(2012:46) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengatahuan

di dalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berfikir secara

lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan

gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat.

Pengertian lainnya menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) dalam

penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46)

mengatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai

bidang pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide – ide baru dan lebih baik.

Kreativitas juga merupakan keterampilan untuk menentukan pertalian

baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi – kombinasi

baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran dan juga

merupakan pembangkit ide – ide baru. Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru

dan inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru, produk baru,

jasa baru, proses baru atau metode baru untuk memproduksi.

Menurut Hubies (2005:11) dalam penelitian Sonang Sitohang (2006:291)

kreativitas merupakan kumpulan dari ide-ide, baik pengetahuan maupun

pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia (proses pada bagian otak

sebelah kanan), yang kemudian diramu menjadi inovasi yang bermanfaat secara

berkesinambungan, sehinggan kreativitas sebagai penciptaan ide-ide baru,

gagasan baru yang membutuhkan individu kreatif yang mampu menghasilkan

pemikiran yang kreatif dari orisinil untuk melakukan pembaharuan dalam suatu

kegiatan pada situasi yang berlaku seperti halnya optimis biaya dan waktu meraih

(18)

2.1.1.2 Indikator Kreativitas

Menurut Suryana (2003:23) bahwa, indikator Kreativitas adalah sebagai

berikut:

1. Keahlian

2. Kemampuan

3. Motivasi

2.1.2 Inovasi

2.1.2.1 Pengertian Inovasi

Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan dengan barang, jasa atau

ide yang dirasakan baru oleh seseorang.

Menurut Larsen, P dan Lewis, A (2007) yang dikutip dalam Ernani

Hadiyati, (2011:11) menyatakan bahwa :

“Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah

kemampuannya berinovasi ”

Hal yang sama dikemukakan dengan Hills (2008) yang ditulis pada

penelitian Ernani Hadiyati (2011:11) menyatakan bahwa :

“ inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang

individu atau pengguna lainnya.”

Sedangkan Ernani Hadiyati (2011:11) menulis bahwa Suryana (2003)

manyatakan “ inovasi yaitu sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas

dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan

(19)

Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat). b. Inovasi manajemen (proses kerja,

proses produksi, keuangan pemasaran, dll).

Menurut Sandee (1995) dalam penelitian Aloysius Gunadi Brata (2009:95)

mengatakan bahwa inovasi adalah satu strategi penting bagi industri kecil untuk

memperkuat posisi daya saing mereka.

2.1.2.2 Indikator Inovasi

Menurut Aloysius Gunadi Brata (2009:101) inovasi sering dikaitkan

dengan kebaruan, dalam artian bahwa inovasi adalah suatu hal yang baru bagi

pengrajin. Namun demikian, inovasi yang dilakukan oleh seorang pengrajin secara

relatif belum tentu benar - benar baru bagi pengrajin lainnya. Indikator inovasi

meliputi (1) Produk. Seperti produk baru, perubahan komponen produk,

perubahan desain produk. (2) Pelayanan. Seperti perubahan cara melayani

pelanggan/pembeli, jenis pelayanan baru. (3) Proses. Seperti perbaikan proses

produksi yang sudah ada, pemanfaatan alat/teknologi baru. (4) Pasar.

Lokasi/tujuan pemasaran yang baru, segmen pasar yang baru. (5) Logistik. Seperti

penggunaan bahan baku yang baru, penggunaan sumber pasokan bahan baku yang

baru. (6) Organisasi Usaha. Seperti sistem pengelolaan produksi yang baru,

penggunaan kontrol kualitas produksi, penyederhanaan pengambilan keputusan,

(20)

2.1.3 Keunggulan Bersaing

2.1.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan kecil

memiliki keunggulan bersaing jika pelanggannya memperoleh kesan bahwa

produk atau jasanya lebih baik daripada produk atau jasa pesaing. Pemilik

perusahaan dapat mencipatakan persepsi ini dengan berbagai cara.

Perusahaan-perusahaan kecil kadang-kadang mencoba menciptakan keunggulan bersaing

dengan harga terendah.

Keunggulan bersaing berkaitan dengan cara bagaimana

perusahaanmemilih dan benar-benar dapat melaksanakan strategi generik ke

dalam praktik (Porter dalam Nursya’bani dan Purnama Hery Setiawan, 2003:106).

Porter dalam Prakosa (2005:39) berpendapat bahwa keunggulan bersaing

berkaitan dengan cara bagaimana perusahaan memilih dan benar-benar dapat

melaksanakan strategi generic ke dalam praktik. Semua bagian yang ada di dalam

organisasi, baik yang berupa sumber daya maupun aktivitas dapat menjadi

keunggulan bersaing.

Porter dalam Prakosa (2005:40) mendefinisikan keunggulan bersaing

sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk

berkompetisi lebih efektif dalam market place. Strategi harus didesain unutk

mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus, sehingga perusahaan dapat

(21)

Hal terpenting dalam mencapai kesuksesan strategi yang diterapkan adalah

dengan mengidentifikasi asset perusahaan yang sesungguhnya, dalam hal ini

adalah tangible dan intangible resaources yang membuat organisasi itu unik.

Porter dalam Nursya’bani Purnama dan Hery Setiawan (2003:106)

menyatakan semua bagian yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber

daya maupun aktifitas, dapat menjadi keunggulan bersaing melalui 3 alternatif

strategi: cost leadership, differentiation, atau focus.

2.1.3.2 Faktor yang Membedakan Perusahaan Lebih Unggul

Tidak mudahnya sumber daya suatu perusahaan untuk ditiru perusahaan

lain disebabkan tiga hal (Baruey dalam Prakosa 2005), yaitu :

1. Kondisi historis yang unik.

2. Hubungan antara kemampuanyang dimiliki perusahaan dengan perusahaan

yang memiliki keunggulan bersaing adalah bersifat mendua.

3. Sumber daya yang menghasilkan keunggulan secara sosial

kompleks,budaya perusahaan can reputasi perusahaan di mala supplier.

2.1.3.3 Teori Strategi Generik dan Keungulan Bersaing

Michael P. Porter dalam Suryana (2006:174), mengungkapkan beberapa

strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat bersaing. Beberapa aspek

inti dari teori Porter tersebut adalah:

1. Persaingan merupakan inti dari keberhasilan dan kegagalan. Hal ini berarti

bahwa keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian

(22)

2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh

perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing

menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan

strategi generic (biaya rendah, diferensiasi produk, dan focus) untuk

mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.

3. Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan

diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industry.

Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya lebih rendah memiliki

kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien

disbanding pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah kemampuan untuk

menghasilkan barang dan jasa unik serta memiliki nilai lebih bagi pembeli

dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus dan pelayanan lainnya.

2.1.4 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

Berikut tabel perbandingan jurnal penelitian sebelumnya dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Sebelumnya

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

(23)

Mencapai Keunggulan Bersaing

Studi Empiris Pada Industri

kompetitif. distro Blankwear

3 Nursya’bani

(24)

2.2 Kerangka Pemikiran

Wirausahawan yang sukses harus memiliki ide dan kemudian mencari cara

agar ide tersebut sukses memecahakan masalah. Begitupun dalam bisnis pakaian,

agar para konsumen tertarik penampilan produk-produk yang terlihat tentu harus

dapat menyimpan kesan menarik.

Maka dari itu pemikiran yang kreatif dalam menciptakan dan mengerjakan

ide-ide yang unik dari para pemilik dan anggota di dalam perusahaan itu sendiri

harus benar-benar luas. Karena kreativitas dan inovasi menjadi sebuah “penentu”

bagi bisnis kewirausahaan berskala kecil untuk menciptakan keunggulan bersaing

yang kuat dan efektif terhadap perusahaan lain.

Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai

kemampuan untuk mengembangkan ide-ide yang baru dan untuk menemukan

cara-cara baru dalam peluang usaha. Kreativitas harus memiliki keahlian,

kemampuan dan bisa memotivasi setiap hal dalam mengembangkan sesuatu hal

yang baru.

Wirausahawan yang berpikir kreatif dapat menciptakan keunggulan

bersaing terhadap para pesaing-pesaing yang lebih besar. Dengan mengeluarkan

ide-ide yang kreatif dalam memproduksinya agar konsumen tertarik dengan

produk yang ditawarkan. Kreatif itu juga mencirikan bahwa sebuah perusahaan

melakukan perkembangan untuk keunggulan daya.

Inovasi sering dikaitkan dengan kebaruan. Namun demikian, inovasi yang

dilakukan oleh seorang secara relatif belum tentu benar - benar baru bagi lainnya.

(25)

produk, perubahan desain produk. (2) Pelayanan. Seperti perubahan cara melayani

pelanggan/pembeli, jenis pelayanan baru. (3) Proses. Seperti perbaikan proses

produksi yang sudah ada, pemanfaatan alat/teknologi baru. (4) Pasar.

Lokasi/tujuan pemasaran yang baru, segmen pasar yang baru. (5) Logistik. Seperti

penggunaan bahan baku yang baru, penggunaan sumber pasokan bahan baku yang

baru. (6) Organisasi Usaha. Seperti sistem pengelolaan produksi yang baru,

penggunaan kontrol kualitas produksi, penyederhanaan pengambilan keputusan,

pengembangan tenaga kerja dengan cara yang baru.

Inovasi yang dilakukan akan berdampak pada keunggulan bersaing

perusahaan dengan menciptakan hal-hal yang baru di dalam perusahaan atau

mengeluarkan dan memperkenalkan sesuatu yang baru dari produk yang

ditawarkannya.

Keunggulan bersaing adalah menciptakan strategi benefit untuk

berkompetisi lebih efektif di dalam market place. Keunggulan bersaing yang baik

dari sebuah perusahaan dapat menarik lebih banyak konsumen untuk tetap

membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Keunggulan bersaing dapat tercipta apabila perusahaan melakukan 3

alternatif strategi yaitu, cost leadership atau menjual harga lebih murah daripada

para pesaing, melakukan diferensiasi produk dan focus pada produk yang

(26)

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.2.1.1 Hubungan Antara Kreativitas terhadap Keunggulan Bersaing

Kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif,

akan tetapi juga sangat penting juga bagi kelangsungan perusahaan (Zimmerer

dalam Suryana, 2006:48).

2.2.1.2 Hubungan Antara Inovasi dengan Keunggulan Bersaing

Thomas D. Kuczmarki (2003) mengatakan ada kerterkaitan antara inovasi

terhadap keunggulan bersaing, “ In order to gain a true competitive advantage the

innovation should be focusing on developing new-to-the world”. Maksudnya

adalah untuk mencapai keunggulan bersaing, maka inovasi itu harus selalu fokus

untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia.

2.2.1.3 Hubungan Antara Kreativitas Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing

Zimmerer (2008:57) mengemukakan adanya keterkaitan antara kreativitas

dan inovasi terhadap keunggulan bersaing, “Kreativitas dan inovasi sering

menjadi jantung bagi kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan

pesaing mereka yang lebih besar. Perusahaan kecil dapat menciptakan keunggulan

bersaing yang kuat dan efektif terhadap perusahaan lebih besar secara lebih kreatif

dan inovatif.” Bagan Paradigma Pemikiran

Adapun analisis korelasi berganda yang digunakan untuk model di atas

(27)

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian Kreativitas

(x1)

- keahlian - kemampuan - motivasi

Suryana (2003:23)

Inovasi (x2)

- produk - pelayanan - proses - pasar - logistic

- organisasi usaha

Aloysius Gunadi (2009:101)

Keunggulan bersaing (y)

- cost leadership - Differentiation - focus

(28)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009 : 93) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban empirik, maka penulis menarik kesimpulan

sementara, yaitu:

Keterangan:

X1 : Variabel Independen 1, yaitu Kreativitas

X2 : Variabel Independen 2, yaitu Inovasi

Y : Variabel Dependen, yaitu Keunggulan Bersaing

Hipotesis

- Terdapat pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha

(29)

27 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Adapun pendapat Husein Umar (2005 : 303) menjelaskan pengertian objek

penelitian, “O untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian

tetapi tidak digunakan untuk kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 : 45) yaitu

memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan

atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan masalah yang

serupa dengan kehidupan”.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati, 2008 : 127).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dan verifikatif.

Menurut Sugiono (2005 : 21), “Metode deskriftif adalah metode yang digunakan

untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

(30)

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 : 45) yaitu

memeriksa benar tidaknya apa bila di jelaskan untuk menguji suatu cara dengan

atau tanpa perbaikan yang telah di laksanakan di tempat lain dengan masalah yang

serupa dengan kehidupan”.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam penulisan ini, desain penulisan yang penulis teliti adalah mengenai

“Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing Pada Distro

Blankwear”. Setelah data di peroleh maka data itu akan diolah dan dianalisis.

Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2005 : 21), “Penelitian yang

dilaksanakan terhadap variabel mandiri, yaitu membuat bandingan atau

menghubungkan variabel lain. Dalam pemahaman lain, penelitian deskriptif

merupakan bentuk penelitian yang menggabungkan kejadian sesungguhnya di

lapangan tentang objek yang akan di teliti sehingga dapat di capai sesuatu

kesimpulan sementara”.

Adapun penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui gambaran

sesungguhnya tentang kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada

Distro Blankwear Bandung.

Sementara itu penelitian verifikatif adalah merupakan pembuktian untuk

menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu penghitungan statistik

sehingga di dapat hasil pembuiktian yang membuktikan bahwa hipotesis dapat

ditolak atau diterima. Adapun objek yang di uji dalam penelitian ini adalah

(31)

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati dkk

(2010:30) adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

3. Menetapkan rumusan masalah.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena dan dukungan

teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian

yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel, dan teknik

pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variable adalah langkah yang harus dilakukan sebelum

mengadakan penilaian dan penelitian, hal ini dapat mempermudah dalam

melakukan penelitian. Operasional variable ini diperlukan untuk menentukan

jenis, indikator, serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sesuai dengan judul penelitian

mengenai pengaruh kreativias dan inovasi terhadap keunggulan bersaing. Maka

(32)

a. Variabel Bebas / Independent (Variabel X) yaitu :

X1 = Kreativitas

X2 = Inovasi

Sugiyono (2008: 39) mendevinisikan tentang variabel bebas, “Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.

b. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y) yaitu keunggulan bersaing.

Sugiyono (2008: 40) mendefinisikan variabel terikat, “Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”.

Penelitian ini akan menjelaskan tentang kreativitas dan inovasi terhadap

keunggulan bersaing. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel .3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

(33)

Variabel Independen/ Variabel X2 ( Inovasi )

Inovasi (X2)

(34)

Variabel

3.2.3 Sumber dan Teknik penentuan data

3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai ”Pengaruh

Kreativitas dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing Pada Distro Blankwear

Bandung” adalah data sekunder dan primer.

1. Data Primer

Sugiyono (2009: 137) mendefinisikan tentang sumber primer sebagai

berikut :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara

menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung

dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,

(35)

2. Data Sekunder

Sugiyono (2009:139) mendefinisikan tentang sumber sekunder sebagai

berikut :

“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara

membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang

bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis karena

penelitian ini berkaitan dengan pendapat atau opini individu akan kinerja

manajemen perusahaan. Objek penelitian dalam studi kasus ini dititikberatkan

pada masalah faktor kreativitas dan inovasi dimana pengambilan data dilakukan

secara observasi langsung pada divisi pemasaran serta penyebaran kuesioner pada

masyarakat secara langsung pandangan responden, pengambilan data ini dirasakan

cukup mewakili untuk kebutuhan pengolahan data yang akan dilakukan peneliti.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih

dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009 : 80) menyatakan bahwa populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini

(36)

sebanyak 150 orang. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup

mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Sampel

Sugiyono (2009 : 118), menjelaskan pengertian sampel, yaitu

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Kesimpulan dari pengertian tersebut adalah sebagian jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Apabila populasinya

besar dan memungkinkan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu dan dana, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Karena

sempel tersebut dapat mewakili data yang ada dan membantu penulis

dalam melakukan penghitungan.

Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling anggota

populasi yang dibutuhkan secara acak tanpa menggunakan starta yang ada

dalam anggota populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen,

dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel sebesar 10%. Untuk mengambil jumlah sampel, penulis

menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2001:78),

yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

(37)

N : Ukuran populasi

e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang

ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini

sebesar 10%).

Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat dihitung:

Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat

kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah

10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari

perhitungan untuk ukuran sample dengan tingkat kesalahan sebesar 10%

adalah sebanyak 60 responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk

memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observation)

Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti

baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya.

Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis

dan mengambil kesimpulan. Observasi dalam penelitian ini akan

dilaksanakan di distro Blankwear Bandung serta para konsumen yang

(38)

2. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakuakan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis berbentuk

formulir kepada seseorang atau sekumpulan orang (responden) untuk

mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh

peneliti. Peneliti memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan

yang terkait dengan kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing

pada Distro Blankwear Bandung. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup yang telah di beri skor, dimana data tersebut nantinya

akan dihitung secara statistik.

3. Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab

langsung secara lisan dengan pihak-pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang

menyangkut pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan

bersaing. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab

kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu

berupa apa saja yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi terhadap

keunggulan bersaing. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini

(39)

4. Dokumentasi

Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari, menganalisa,

dan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan berkaitan

dengan pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009 : 173) valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Suatu penelitian

dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya terjadin pada objek yang di teliti.

Uji validitas adalah test atau pengujian yang dilakukan oleh peneliti

terhadap data yang di peroleh untuk menetapkan hasil data. Maka validitas dapat

diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat

pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang

diinginkan peneliti untuk di ukur. Pengujian ini dilakukan untuk menguji

kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian

validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor

masing-masing pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan total skor

untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir

pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Person Product Moment.

Menurut Jonathan Sarwono (2006: 37) korelasi digunakan untuk melihat

kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan tergantung.

Analisis Korelasi Product Moment digunakan untuk mengukur kuat atau

(40)

dan inovasi terhadap keunggulan bersaing yang ada pada Distro Blankwear

Bandung. Rumus dari analisis

Korelasi Product Moment adalah:

Keterangan:

r : Nilai koefesien korelasi pearson

X : Skor item pertanyaan

Y : Skor total item pertanyaan

N : Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Hasil perhitungan uji validitas ditentukan dengan kriteria yang digunakan

adalah item valid berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Valid

tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui

nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya, dan apabila

koefisien korelasinya > 0,30 (Azwar Saefuddin, 1999:158) maka pernyataan

tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika korekasinya < 0,30 menunjukan bahwa

data tersebut tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan

dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang

ditujukan ke pada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik

korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam

penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Apabila nilai Koefisien

(41)

validitas butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari titik kritis yaitu

0,300, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan

konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner ketiga

variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel kreatifitas (X1)

(42)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Variabel keunggukan bersaing (Y)

No. Instrumen

Koefisien validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

1 0.586 0,300 Valid

2 0.618 0,300 Valid

3 0.692 0,300 Valid

Pada ketiga tabel diatas dapat dilihat untuk hasil uji validitas yang

menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan memiliki nilai Koefisien validitas

yang lebih besar dari nilai kritis yaitu 0,300 yang artinya seluruh pernyataan

tersebut layak digunakan sebagai intrumen penelitian atau dengan kata lain

item-item pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam analisis

berikutnya.

3.2.4.2 Uji Realibilitas

Pengujian terhadap tingkat reliabilitas atau keandalan dimaksudkan untuk

mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan dan mampu

mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas adalah istilah yang

dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila alat ukur digunakan berulang kali. (Umar, 2003 : 87). Reliabilitas

mencakup tiga aspek penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat

diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability), sehingga alat

ukur tersebut mempunyai realibilitas yang tinggi atau dapat dipercaya (Natzir

(43)

Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah reliabilitas

Alpha Cronbach yang rumusnya adalah:

− −

− ̅ −

− ̅ −

Dimana :

rxx = Nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s

k = Jumlah item pertanyaan

s²xi = Varians masing- masing item

s²y = Varians skor total item dari responden

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel

dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien

reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0, 70 (Robert M Kaplan dan Dennis

Saccuzo, 1993 : 126).

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara

statistik, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih

(44)

Tabel. 3.5

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Realiabilitas

Kriteria Reliability Validitas

Good 0,80 0,40

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber :Barker et al, 2000:70

3.2.5 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrument

sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Spearman Brown.

Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih

besar dari pada 0,6. Adapun hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus

Spearman Brown diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas r kritis Kesimpulan Kreatifitas

(X1)

0.616 0,600 Reliabel

Inovasi (X2)

0.607 0,600 Reliabel

Keunggulan

bersaing (Y) 0.611 0,600 Reliabel

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel

yang sedang diteliti lebih besar dari 0,6 hasil ini menunjukkan bahwa butir

kuesioner pada masing-masing variabel andal untuk mengukur variabelnya

(45)

3.2.5.1 MSI (Method of Successive Interval)

Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal,

sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk

memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala

interval melalui “Method Of Succesive Interval” (Hays dalam Umi Narimawati

dkk, 2010:47), dengan rumus sebagai berikut:

1. Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk

variabel bebas terikat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data adalah sebagai berikut:

a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap

kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi

kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah

kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval.

(46)

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan

menggunakan rumus :

2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram

pemikiran. Didalam melakukan analisis jalur harus dijelaskan hubungan

antar variabel secara diagram jalur yang bentuknya ditentukan oleh

proporsi teoritik yang berasal dari kerangka pemikiran dan perumusan

hipotesis penelitian (Nirwana SK Sitepu dalam Umi Narimawati dkk,

(2010:48).

3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.6.1 Rancangan Analisis

Berdasarkan pertimbangan dalam tujuan penelitian, maka metode yang

digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verivikatif. Dalam

pelaksanaannya, penelitian ini mengandung dua jenis atau alat untuk penelitian

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

(47)

1. Penelitian kualitatif atau deskriptif adalah jenis penelitian yang

menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan

fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut

kemudian di analisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sugiyono

(2008 :14) menyatakan bahwa penelitian kualitatif :

”Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana

peranan kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada Distro

Blankwear Bandung.

2. Penelitian kuantitatif atau verifikatif adalah penelitian yang digunakan

untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan satistik.

Menurut Sugiyono (2008: 13) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

adalah :

“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variable

dependent (X1 dan X2) yaitu kreativitas dan inovasi juga variable independent

(Y) yaitu keunggulan bersaing. Verivikatif berarti menguji teori dengan pengujian

(48)

data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif (deskriptif) dan

kuantitatif (verivikatif).

1. Analisis Kualitatif (Deskriptif)

Metode ini nertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual

tentang fakta-fakta yang ada. Metodenya akan dijelaskan sebagai berikut :

Hasil pengoprasian variabel disusun dalam bentuk

pertanyaan-petanyaan (kuesioner/angket). Dimana kreativitas dan inovasi (varianel X1,

X2) dan keunggulan bersaing (variabel Y). Setiap item dari kuisioner

tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus

menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak

mendukung pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk

kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif dan negatif adalah

sebagai berikut :

Table 3.7 Skala Likert

Jawaban Responden Skor Positif

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c. Cukup (C) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2008

Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

(49)

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh

instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi

pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Pengertian skala likert menurut Sugiyono

(2008: 107), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel

penelitian penelitian ini digunakan rentang kriteria penilaian sebagai

berikut :

Sumber : Umi Narimawati 2008

Keterangan:

n : jumlah sampel

m : jumlah alternatif jawaban tiap item (5 alternatif)

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel

penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor

ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat

responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1, 2, 3, 4, 5).

Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi

dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden, misalnya

untuk terdiri dari 13 item kuesioner dengan jumlah 100 responden, maka

akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

(50)

Skor aktual : Jawaban seluruh responden (100) responden atas 13

kuesioner yang diajukan .

Skor Ideal : Skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan sekor tertinggi

yakni 13 x 5 x 100

Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di

bawah ini:

Sumber : Umi Narimawati 2008

Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan kriteria yang

telah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 - 68.00 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam

berbentuk angka. Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif

adalah :

(51)

“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam

berbentuk angka. Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif

adalah :

“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

2. Analisis Kuantitatif (Verifikatif)

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam berbentuk angka.

Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif adalah :

“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah

sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda

maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh

merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased

(52)

asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang

dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu

sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear

regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel

yang diteliti, terdiri atas:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi

mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas

merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian

kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang

baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau

mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara

statistik.

b. Uji Multikoliniearitas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau

semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang

kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya

adalah:

1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak

(53)

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara

sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien

regresi semakin besar, yang mengakibatkan standar error nya

semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance

Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003: 362), jika nilai

VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat

Multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastitas

Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan

menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien

dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang

semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi

tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus

dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan

mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai

absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari

masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error)

ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat

Gambar

tabel yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap
Tabel Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.1
Tabel .3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Droge dan Vickery 1994 (dalam Faulkner, 1997) yang menemukan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap keunggulan

Untuk menjawab pengaruh variabel dari lingkungan internal secara parsial yaitu variabel peran teknologi (X1), orientasi pasar (X2) terhadap keunggulan bersaing berdasarkan

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini membuktikan bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keunggulan bersaing, desain produk memiliki

Berdasarkan hasil serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara variabel relationship marketing (x1) dan keunggulan bersaing

H4 : Supply Chain Management, Orientasi Kewirausahaan Inovasi Produk berpengaruh secara simultan terhadap keunggulan bersaing pada UMKM Industri kreatif rotan

Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) bahwa variabel kompetensi kewirausahaan (X1) dan inovasi produk (X2) secara parsial dapat berpengaruh positif dan signifikan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap keunggulan bersaing, orientasi kewirausahaan berpengaruh positif

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inovasi produk dan kinerja pemasaran terhadap keunggulan bersaing batik Kerinci dengan menggunakan teknik analisis statistik