1 ABSTRACT
In the era of free trade and global competition is forcing every company must be prepared to face increasingly fierce business competition. Competition is increasingly competitive and consumers are increasingly critical in choosing a product, requires companies to be more innovative in producing a product. In other words, the company should be able to offer new products (goods or services) are much better than those offered by competitors.
This study aims to determine the effect of creativity and innovation for competitive advantage in the distribution Blankwear Bandung. The method used is descriptive and verification method by using multiple linear regression, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing. Respondents of this research is that consumers Blankwear. The questionnaire distributed to 60 respondents, kuosioner restored and filled in correctly so it is worth to be processed.
The result showed that creativity (X1) and innovation (x2) significantly affects the competitive advantage (Y) is equal to 36.7% while the remaining 63.3% is the influence of the variables studied. In partial Creativity in the category of weak with 11% while the value of the variable Innovation strong influence on Competitive Advantage variable with a value of 25.7%.
Keywords: creativity, innovation and competitive advantage PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap perusahaan harus siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan yang semakin kompetitif serta konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Dengan kata lain perusahaan harus mampu menawarkan produk baru (barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing.
Pada pinsipnya perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal. Dengan memberikan kualitas pakaian yang terbaik kepada konsumen, bertujuan untuk mendapatkan kesetiaan konsumen bagi perusahaan itu sendiri yang berati keuntungan bagi perusahaan. Blankwear di mata para konsumen, sudah cukup baik.
Hanya saja belakangan ini ada beberapa konsumen yang sedikit mengeluh akan model yang ditawarkan Blankwear di pasaran untuk beberapa model yang keluar, kadang kala model yang diberikan biasa-biasa saja, maka dari itu dibutuhakan ide-ide yang kreativ untuk memunculkan produk-produk yang lebih unik. Perbandingan produk dengan para pesaing yaitu produk Ouval, Black
id, Kick Denim, Paper Smooth, Apparael store, Evil, Wadezig, Cosmic, D’Loops, Flashy , Bloods.
Penulis melakukan penelitian awal terhadap 30 responden yaitu konsumen Blankwear.
2
Blankwear, sebanyak 40 % Responden menyatakan ya bahwa Blankwear memberikan produk-produk yang menarik, dan sebanyak 60 % responden menyatakan Blankwear tidak memberikan produk-produk yang menarik. Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden yang merupakan konsumen di Distro Blankwear, sebanyak 50 % Responden menyatakan ya dan sebanyak 50 % responden menyatakan tidak tentang Produk Blankwear mudah didapatkan .
Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden yang merupakan konsumen di Distro Blankwear, sebanyak 40 % Responden menyatakan ya bahwa Harga produk Blankwear lebih murah dari distro lain, dan sebanyak 60 % responden menyatakan bahwa Harga produk Blankwear lebih mahal dari pada distro lain. Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden yang merupakan konsumen di Distro Blankwear, sebanyak 40 % Responden menyatakan ya bahwa Produk Blankwear mengikuti perkembangan jaman, dan sebanyak 60 % responden menyatakan bahwa Produk Blankwear tidak mengikuti perkembangan jama
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka akan diteliti masalah pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing. Dengan demikian dapat dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Kreativitas pada distro Blankwear Bandung. 2. Bagaimana Inovasi pada distro Blankwear Bandung.
3. Bagaimana Keunggulan Bersaing pada distro Blankwear Bandung.
4.Seberapa besar pengaruhnya Kreativitas dan Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing pada distro Blankwear Bandung baik secara parsial maupun secara simultan.
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data, informasi, dan suatu gambaran mengenai analisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing. Hasilnya akan digunakan sebagai bahan penyusunan usulan penelitian.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Kreativitas pada distro Blankwear Bandung. 2. Untuk mengetahui Inovasi pada distro Blankwear Bandung.
3. Untuk mengetahui Keunggulan Bersaing pada distro Blankwear Bandung.
4. Untuk mengetahui pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing secara parsial maupun secara simultan pada distro Blankwear Bandung.
Landasan Teori
Kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, akan tetapi juga sangat penting juga bagi kelangsungan perusahaan (Zimmerer dalam Suryana, 2006:48).
Thomas D. Kuczmarki (2003) mengatakan ada kerterkaitan antara inovasi terhadap keunggulan bersaing, “ In order to gain a true competitive advantage the innovation should be focusing on developing new-to-the world”. Maksudnya adalah untuk mencapai keunggulan bersaing, maka inovasi itu harus selalu fokus untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia.
Zimmerer (2008:57) mengemukakan adanya keterkaitan antara kreativitas dan inovasi terhadap
3
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif. Penulis melibatkan tiga variabel.
1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Kreativitas dan (variabel X2) Inovasi.
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Keunggulan Bersaing.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan korelasi berganda dengan persamaan
1. Analisis Regresi
Analisis ini dimaksusdkan untuk mengetahui adanya pengaruh antar variabel. Tujuannya adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai variabel dependen dalam hubungannya dengan nilai variabel lain.
Persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah:
Keterangan:
Y = Keunggulan Bersaing
Α = Konstanta dari persamaan
β1 = Koefisien regresi dari variable X1
β2 = Koefisien regresi dari variable X2 X1 = Kreativitas
X2 = Inovasi
4
2.456 1.612 1.524 .133
KREATIVITAS .113 .056 .241 2.018 .048
INOVASI .165 .043 .453 3.794 .000
a. Dependent Variable: KEUNGGULAN BERSAING
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Dari persamaan regresi linear berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar 2.456. artinya jika variabel keunggulan bersaing (Y) tidak dipengaruhi oleh kedua varibel bebasnya, maka besarnya rata-rata keunggulan bersaing akan bernilai 2.456.
Tanda koefisien variabel bebas menunjukkan arah hubungan dari variabel yang bersangkutan dengan keunggulan bersaing. Koefisien regresi untuk variabel bebas X_1 bernilai positif, menunjukkan hubungan yang searah antara kreatifitas (X_1) dengan keunggulan bersaing (Y). Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,113 mengandung arti untuk setiap pertambahan Kreativitas (X1) sebesar satu persen akan berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing (Y) sebesar 0,113%.
a. Analisis Korelasi Parsial Antara Kreativitas dan Keunggulan Bersaing
Korelasi Secara parsial Antara kreatifitas dan keunggulan bersaing Correlations
Control Variables KREATIVITAS
KEUNGGULAN BERSAING
INOVASI KREATIVITAS Correlation 1.000 .258
Significance (2-tailed) . .048
Df 0 57
KEUNGGULAN BERSAING Correlation .258 1.000
Significance (2-tailed) .048 .
Df 57 0
Hasil perhitungan SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai r yaitu 0.258 dengan arah positif. Artinya kreatifitas memiliki hubungan yang lemah dengan keunggulan bersaing, dikatakan lemah karena nilai korelasi sebesar 0.258. berada pada interval 0.21 – 0.40 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.
b. Analisis Korelasi Parsial Antara Inovasi dan Keunggulan Bersaing Correlations
Control Variables INOVASI
KEUNGGULAN BERSAING
5
Df 57 0
Hasil perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai r yaitu 0.449 dengan arah positif. Nilai korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara inovasi dan keunggulan bersaing searah. Hubungan antara variabel X_2 (inovasi) dan Y (keunggulan bersaing) dikatakan sedang karena korelasi sebesar 0.449 berada pada interval 0.41 – 0.60 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.
2. Uji Determinasi
Uji Koefisien Determinasi kreatifitas, inovasi dengan keunggulan bersaing Model Summary
a. Predictors: (Constant), INOVASI, KREATIVITAS
Berdasarkan hasil output menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat diperoleh koefisien
determinasi, yaitu sebesar 0.605 ini berarti bahwa secara parsial kualitas kreatifitas ( ), inovasi ( ) mempengaruhi keunggulan bersaing (Y) adalah sebesar 36,7% sedangkan sisanya sebesar 63,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Pengaruh Parsial Dengan Rumus Beta X Zero Order
Model
Standardized
Coefficients Correlations
Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant)
KREATIVITAS .241 .455 .258 .213
INOVASI .453 .567 .449 .400
Berikut adalah hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap terikat dengan rumus X zero order :
1. Variabel kualitas kreatifitas = 0.241 x 0.455 = 0.1096 x 100% = 11 % 2. Variabel inovasi = 0.453 x 0.567 = 0.2568 x 100% = 25.7 %
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat adalah variabel inovasi ( ) sebesar 25.7% dan kreatifiitas ( ) sebesar 11% dengan demikian pengaruh secara keseluruhan sebesar 36.7% sedangkan sisanya 63.3% merupakan
kontribusi variabel lain.
6
1 Regression 8.655 .009a
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), kreativitas, Inovasi
b. Dependent Variable: Keunggulan bersaing
Berdasarkan tabel output di atas, dapat diketahui nilai F hitung sebesar 8.655. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Dengan a=0,05, db1=2
dan db2=60, diketahui nilai F tabel sebesar 3.15. Dari nilai-nilai di atas, diketahui
nilai F hitung (8.655) > F tabel (3.15), sehingga H0 ditolak, artinya hitung lebih besar dari pada F-tabel yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap
keunggulan bersaing (Y).
2.Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji Statistik t )
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) kreatifitas Terhadap keunggulan bersaing Coefficientsa
a. Dependent Variable: KEUNGGULAN BERSAING
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil tersebut dibandingkan dengan nilai .
diperoleh dari tingkat kepercayaan dengan taraf nyata = 0,05, dimana df = n-k-1 = 60-2-1 =
57. Maka t (0,05:57) = 2.002
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai variabel kreatifitas 2.018 dengan nilai signifikan 0,048. Karena nilai 2.018 lebih besar dari 2.002 maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa kreatifitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan bersaing.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai pengaruh kreatifitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing (survey pada distro Blankwear Bandung), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
7
2. Inovasi Usaha distro Blankwear Bandung secara umum masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator produk. Inovasi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dengan arah positif. Artinya inovasi memiliki hubungan yang kuat dengan keunggulan bersaing. Inovasi sangat dibutuhkan dalam perkembangan produk yang baru, yang lain dari yang sebelumnya.
3. Keunggulan bersaing distro Blankwear Bandung secara umum masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator Cost Leadership. Artinya Cost Leadership sangatlah berpengaruh terhadap keunggulan bersaing distro-distro di bandung, karena perusahaan harus memberikan kualitas, pelayanan, dan biaya murah kepada komsumen.
4. Kreativitas dan inovasi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keunggulan bersaing pada distro Blankwear Bandung. Diantara variabel indipenden, inovasi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keunggulan bersaing di distro Blankwear Bandung dibandingkan dengan kreativitas. Inovasi secara parsial hanya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keunggulan bersaing, sementara kreativitas secara pasrisal memberikan pengaruh yang tidak begitu besar dibandingkan dengan inovasi terhadap keunggulan bersaing.
SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran kepada pihak yang berkaitan maupun pihak lainnya mengenai kreatifitas, inovasi dan keunggulan bersaing, yaitu sebagai berikut :
1. Kreatifitas pada distro Blankwear Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Bila dilihat berdasarkan indikator, berdasarkan hasil penelitian hendaknya distro Blankwear dapat memeprtahankan bahkan meningkatkan keahlian dalam berakreativitas pada produk yang ada dalam segala hal karena perkembangan dan permintaan dari setiap konsumen akan selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman.
2. Tanggapan konsumen terhadap inovasi pada distro Blankwear Bandung sudah dinilai baik, namun lebih diperhatikan pada saat memperkenalkan produk baru. Mengembangkan produk yang sudah ada tidaklah terlalu sulit, tetapi menciptakan sesuatu yang baru itu akan sedikit bermasalah apabila distro Blankwear kurang kreatif dalam memecahkan persoalan yang ada. Maka daripada itu Blankwear sendiri harus lebih mengerti keinginan konsumen melihat situasi mode yang sedang ada dengan menampilkan sedikit hal yang berbeda pada mode pakaiannya. Sebisa mungkin juga mengikuti kondisi iklim yang sedang ada di Indonesia khususnya.
3. Keunggulan bersaing yang konsumen rasakan pada distro Blankwear Bandung sudah di nilai baik, karena harga yang lebih miring jelas menarik minat konsumen. Tetapi yang harus lebih diperhatikan adalah diferensiasi produk, agar menunjukan keunggulan yang lebih kompetitif di antara para pesaing.
8
9
PemasaranIndonesia, Vol III, No 3 Program Magister Manajemen.
Ardy Mandala, Edy Raharja. 2012. Peran Pendidikan, Pengalaman, dan Inovasi terhadap Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Diponegoro Journal of Management, Vol, 1, No. 2, pp. 1-11.
Azka Ghafoor, Tahir Masood Qureshi, Hassan Rasool Azeemi and Syed Tahir Hijazi (2011). Mediating role of creative self-efficacy. African Journal of Business Management Vol. 5(27), pp. 11093-11103, 9 November, 2011.
Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology. (2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England.
Deden, A., Janvita, J. Sudirham. 2012. Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Vol, 11. No.1, pp. 42-59.
Edi Wahyudi, 2010, Strategi Peningkatan Akses Pasara dan Peluang Inovasi Usaha Kecil Nelayan Pasuruan. Riset Ilmiah Strategi (L-RIS) dan Prodi Adm. Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember, Vol. 23, No. 3, pp. 196-205.
Ernani Hadiyati. 2011. Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , Vol. 13 No. 1. pp. 8-16.
Ernani Hadiyati (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.13, No. 1, Maret 2011: 8-16
Hanadi Mubarak Al-Mubaraki. Dalam Innovation System in European Countriea : A SWOT Analysis. European Journal of Bussines and Management , Vol. 4 No. 15. 2012.
Nursya’bani Purnamahery Setiawan (2003). Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Keunggulan Bersaing Bidang Pemasaran Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.
Jurnal Siasat Bisnisjsb No. 8 Vol. 2, Desember 2003
Sri hartini (2012). Peran inovasi: pengembangan kualitas produk dan kinerja bisnis. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.14, no. 1, maret 2012: 63-90
Petter Swann and Daniel Birk. 2005. Dikutip dalam buku How do Creativity and Design Enchance Business Performence ? a Frame Work for Interpreting the Evidence.
Sundgren et al, 2005. di kutip oleh Dr. Gabor et al. dalam The Impact of Creative Organizational Climate on the Innovation Activity of Medical devices Manufacturing Firms in Hungary. European Journal of Bussines and Management , Vol. 4 No. 13. 2012.
Siyamtinah, Heru Sulistyo, Eny Rahmani, 2011, Model Peningkatan Kinerja Melalui Kapabilitas Inovasi Pada UKM Semarang. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan , pp. 251-262.
10 .
http://rajapresentasi.com/2012/08/kreativitas-dan-inovasi-bisnis-agar-erencanaan-menjadi-kenyataan/ (14-07-2013)
http://www.tempo.co.id/edunet/ (14-07-2013)
v
In the era of free trade and global competition is forcing every company must be prepared to face increasingly fierce business competition. Competition is increasingly competitive and consumers are increasingly critical in choosing a product, requires companies to be more innovative in producing a product. In other words, the company should be able to offer new products (goods or services) are much better than those offered by competitors.
This study aims to determine the effect of creativity and innovation for competitive advantage in the distribution Blankwear Bandung. The method used is descriptive and verification method by using multiple linear regression, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing. Respondents of this research is that consumers Blankwear. The questionnaire distributed to 60 respondents, kuosioner restored and filled in correctly so it is worth to be processed.
The result showed that creativity (X1) and innovation (x2) significantly affects the competitive advantage (Y) is equal to 36.7% while the remaining 63.3% is the influence of the variables studied. In partial Creativity in the category of weak with 11% while the value of the variable Innovation strong influence on Competitive Advantage variable with a value of 25.7%.
iv
Dibawah Bimbingan Bapak Dr. Dedi Sulistiyo Soegoto ST.,MT
Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap perusahaan harus siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan yang semakin kompetitif serta konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Dengan kata lain perusahaan harus mampu menawarkan produk baru (barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada distro Blankwear Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi linier berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Responden penelitian ini adalah konsumen Blankwear. Kuesioner disebarkan kepada 60 responden, kuosioner dikembalikan serta diisi dengan benar sehingga layak untuk diolah.
Hasil penelitian diperoleh bahwa kreativitas (X1) dan inovasi (x2) berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing (Y) adalah sebesar 36,7% sedangkan sisanya sebesar 63,3 % merupakan pengaruh dari variabel yang tidak diteliti. Secara parsial variabel Kreativitas masuk dalam kategori lemah dengan nilai 11% sedangkan variabel Inovasi berpengaruh kuat terhadap variabel Keunggulan Bersaing dengan nilai 25,7%.
13 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kreativitas
2.1.1.1 Pengertian Kreativitas
Kreativitas menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati
(2011:10) menyatakan bahwa :
“Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembagakan ide – ide baru dan untuk menemukan
cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.”
Menurut Ernani Hadiyati (2011:10) mengatakan bahwa :
“Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari atau menemukan sesuatu hal baru.”
Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka
memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan,
mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu
yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak,
memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari
standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan,
gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar kemampuan untuk mengasah
fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam
imajinasi, dan selektif.
Menurut (e.g., Eysenck, 1993; Guilford, 1950) dalam penelitian Mark
Betey (2012:57) menyatakan bahwa :
“Mereka yang menekankan pandangan orang-berpusat kreativitas mungkin akan menilai kreativitas dengan referensi untuk atribut sifat, seperti kecerdasan atau kepribadian ”
“Those who emphasize a person-centered view of creativity will probably assess creativity with reference to trait attributes, like intelligence or
personality ”
Menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati (2011:10)
menyatakan bahwa :
“Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan
cara- cara baru dalam memecahkan persoalan dalam peluang ”.
Kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam
menghasilkan ide-ide maupun produk baru dan sesuai dengan tuntutan keadaan, di
mana ide-ide maupun produk tersebut dibutuhkan. Kemampuan itu dapat diterima
dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar sebagai sesuatu yang wajar dan
bukan sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal, apabila ide-ide atau produk baru
yang dihasilkan dianggap mampu memenuhi kebutuhan. Orang yang kreatif akan
memiliki sikap, pemikiran dan perilaku kreatif apabila kemampuannya dipupuk
sejak dini karena kreativitas merupakan suatu proses.
Banyak ahli memberikan definisi mengenai kreativitas, menurut Evans
(2012:46) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengatahuan
di dalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berfikir secara
lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan
gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat.
Pengertian lainnya menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) dalam
penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46)
mengatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai
bidang pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide – ide baru dan lebih baik.
Kreativitas juga merupakan keterampilan untuk menentukan pertalian
baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi – kombinasi
baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran dan juga
merupakan pembangkit ide – ide baru. Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru
dan inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru, produk baru,
jasa baru, proses baru atau metode baru untuk memproduksi.
Menurut Hubies (2005:11) dalam penelitian Sonang Sitohang (2006:291)
kreativitas merupakan kumpulan dari ide-ide, baik pengetahuan maupun
pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia (proses pada bagian otak
sebelah kanan), yang kemudian diramu menjadi inovasi yang bermanfaat secara
berkesinambungan, sehinggan kreativitas sebagai penciptaan ide-ide baru,
gagasan baru yang membutuhkan individu kreatif yang mampu menghasilkan
pemikiran yang kreatif dari orisinil untuk melakukan pembaharuan dalam suatu
kegiatan pada situasi yang berlaku seperti halnya optimis biaya dan waktu meraih
2.1.1.2 Indikator Kreativitas
Menurut Suryana (2003:23) bahwa, indikator Kreativitas adalah sebagai
berikut:
1. Keahlian
2. Kemampuan
3. Motivasi
2.1.2 Inovasi
2.1.2.1 Pengertian Inovasi
Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan dengan barang, jasa atau
ide yang dirasakan baru oleh seseorang.
Menurut Larsen, P dan Lewis, A (2007) yang dikutip dalam Ernani
Hadiyati, (2011:11) menyatakan bahwa :
“Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah
kemampuannya berinovasi ”
Hal yang sama dikemukakan dengan Hills (2008) yang ditulis pada
penelitian Ernani Hadiyati (2011:11) menyatakan bahwa :
“ inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang
individu atau pengguna lainnya.”
Sedangkan Ernani Hadiyati (2011:11) menulis bahwa Suryana (2003)
manyatakan “ inovasi yaitu sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat). b. Inovasi manajemen (proses kerja,
proses produksi, keuangan pemasaran, dll).
Menurut Sandee (1995) dalam penelitian Aloysius Gunadi Brata (2009:95)
mengatakan bahwa inovasi adalah satu strategi penting bagi industri kecil untuk
memperkuat posisi daya saing mereka.
2.1.2.2 Indikator Inovasi
Menurut Aloysius Gunadi Brata (2009:101) inovasi sering dikaitkan
dengan kebaruan, dalam artian bahwa inovasi adalah suatu hal yang baru bagi
pengrajin. Namun demikian, inovasi yang dilakukan oleh seorang pengrajin secara
relatif belum tentu benar - benar baru bagi pengrajin lainnya. Indikator inovasi
meliputi (1) Produk. Seperti produk baru, perubahan komponen produk,
perubahan desain produk. (2) Pelayanan. Seperti perubahan cara melayani
pelanggan/pembeli, jenis pelayanan baru. (3) Proses. Seperti perbaikan proses
produksi yang sudah ada, pemanfaatan alat/teknologi baru. (4) Pasar.
Lokasi/tujuan pemasaran yang baru, segmen pasar yang baru. (5) Logistik. Seperti
penggunaan bahan baku yang baru, penggunaan sumber pasokan bahan baku yang
baru. (6) Organisasi Usaha. Seperti sistem pengelolaan produksi yang baru,
penggunaan kontrol kualitas produksi, penyederhanaan pengambilan keputusan,
2.1.3 Keunggulan Bersaing
2.1.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan kecil
memiliki keunggulan bersaing jika pelanggannya memperoleh kesan bahwa
produk atau jasanya lebih baik daripada produk atau jasa pesaing. Pemilik
perusahaan dapat mencipatakan persepsi ini dengan berbagai cara.
Perusahaan-perusahaan kecil kadang-kadang mencoba menciptakan keunggulan bersaing
dengan harga terendah.
Keunggulan bersaing berkaitan dengan cara bagaimana
perusahaanmemilih dan benar-benar dapat melaksanakan strategi generik ke
dalam praktik (Porter dalam Nursya’bani dan Purnama Hery Setiawan, 2003:106).
Porter dalam Prakosa (2005:39) berpendapat bahwa keunggulan bersaing
berkaitan dengan cara bagaimana perusahaan memilih dan benar-benar dapat
melaksanakan strategi generic ke dalam praktik. Semua bagian yang ada di dalam
organisasi, baik yang berupa sumber daya maupun aktivitas dapat menjadi
keunggulan bersaing.
Porter dalam Prakosa (2005:40) mendefinisikan keunggulan bersaing
sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk
berkompetisi lebih efektif dalam market place. Strategi harus didesain unutk
mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus, sehingga perusahaan dapat
Hal terpenting dalam mencapai kesuksesan strategi yang diterapkan adalah
dengan mengidentifikasi asset perusahaan yang sesungguhnya, dalam hal ini
adalah tangible dan intangible resaources yang membuat organisasi itu unik.
Porter dalam Nursya’bani Purnama dan Hery Setiawan (2003:106)
menyatakan semua bagian yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber
daya maupun aktifitas, dapat menjadi keunggulan bersaing melalui 3 alternatif
strategi: cost leadership, differentiation, atau focus.
2.1.3.2 Faktor yang Membedakan Perusahaan Lebih Unggul
Tidak mudahnya sumber daya suatu perusahaan untuk ditiru perusahaan
lain disebabkan tiga hal (Baruey dalam Prakosa 2005), yaitu :
1. Kondisi historis yang unik.
2. Hubungan antara kemampuanyang dimiliki perusahaan dengan perusahaan
yang memiliki keunggulan bersaing adalah bersifat mendua.
3. Sumber daya yang menghasilkan keunggulan secara sosial
kompleks,budaya perusahaan can reputasi perusahaan di mala supplier.
2.1.3.3 Teori Strategi Generik dan Keungulan Bersaing
Michael P. Porter dalam Suryana (2006:174), mengungkapkan beberapa
strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat bersaing. Beberapa aspek
inti dari teori Porter tersebut adalah:
1. Persaingan merupakan inti dari keberhasilan dan kegagalan. Hal ini berarti
bahwa keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian
2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh
perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing
menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan
strategi generic (biaya rendah, diferensiasi produk, dan focus) untuk
mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.
3. Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan
diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industry.
Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya lebih rendah memiliki
kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien
disbanding pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah kemampuan untuk
menghasilkan barang dan jasa unik serta memiliki nilai lebih bagi pembeli
dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus dan pelayanan lainnya.
2.1.4 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Berikut tabel perbandingan jurnal penelitian sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Sebelumnya
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
Mencapai Keunggulan Bersaing
Studi Empiris Pada Industri
kompetitif. distro Blankwear
3 Nursya’bani
2.2 Kerangka Pemikiran
Wirausahawan yang sukses harus memiliki ide dan kemudian mencari cara
agar ide tersebut sukses memecahakan masalah. Begitupun dalam bisnis pakaian,
agar para konsumen tertarik penampilan produk-produk yang terlihat tentu harus
dapat menyimpan kesan menarik.
Maka dari itu pemikiran yang kreatif dalam menciptakan dan mengerjakan
ide-ide yang unik dari para pemilik dan anggota di dalam perusahaan itu sendiri
harus benar-benar luas. Karena kreativitas dan inovasi menjadi sebuah “penentu”
bagi bisnis kewirausahaan berskala kecil untuk menciptakan keunggulan bersaing
yang kuat dan efektif terhadap perusahaan lain.
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide yang baru dan untuk menemukan
cara-cara baru dalam peluang usaha. Kreativitas harus memiliki keahlian,
kemampuan dan bisa memotivasi setiap hal dalam mengembangkan sesuatu hal
yang baru.
Wirausahawan yang berpikir kreatif dapat menciptakan keunggulan
bersaing terhadap para pesaing-pesaing yang lebih besar. Dengan mengeluarkan
ide-ide yang kreatif dalam memproduksinya agar konsumen tertarik dengan
produk yang ditawarkan. Kreatif itu juga mencirikan bahwa sebuah perusahaan
melakukan perkembangan untuk keunggulan daya.
Inovasi sering dikaitkan dengan kebaruan. Namun demikian, inovasi yang
dilakukan oleh seorang secara relatif belum tentu benar - benar baru bagi lainnya.
produk, perubahan desain produk. (2) Pelayanan. Seperti perubahan cara melayani
pelanggan/pembeli, jenis pelayanan baru. (3) Proses. Seperti perbaikan proses
produksi yang sudah ada, pemanfaatan alat/teknologi baru. (4) Pasar.
Lokasi/tujuan pemasaran yang baru, segmen pasar yang baru. (5) Logistik. Seperti
penggunaan bahan baku yang baru, penggunaan sumber pasokan bahan baku yang
baru. (6) Organisasi Usaha. Seperti sistem pengelolaan produksi yang baru,
penggunaan kontrol kualitas produksi, penyederhanaan pengambilan keputusan,
pengembangan tenaga kerja dengan cara yang baru.
Inovasi yang dilakukan akan berdampak pada keunggulan bersaing
perusahaan dengan menciptakan hal-hal yang baru di dalam perusahaan atau
mengeluarkan dan memperkenalkan sesuatu yang baru dari produk yang
ditawarkannya.
Keunggulan bersaing adalah menciptakan strategi benefit untuk
berkompetisi lebih efektif di dalam market place. Keunggulan bersaing yang baik
dari sebuah perusahaan dapat menarik lebih banyak konsumen untuk tetap
membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Keunggulan bersaing dapat tercipta apabila perusahaan melakukan 3
alternatif strategi yaitu, cost leadership atau menjual harga lebih murah daripada
para pesaing, melakukan diferensiasi produk dan focus pada produk yang
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.2.1.1 Hubungan Antara Kreativitas terhadap Keunggulan Bersaing
Kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif,
akan tetapi juga sangat penting juga bagi kelangsungan perusahaan (Zimmerer
dalam Suryana, 2006:48).
2.2.1.2 Hubungan Antara Inovasi dengan Keunggulan Bersaing
Thomas D. Kuczmarki (2003) mengatakan ada kerterkaitan antara inovasi
terhadap keunggulan bersaing, “ In order to gain a true competitive advantage the
innovation should be focusing on developing new-to-the world”. Maksudnya
adalah untuk mencapai keunggulan bersaing, maka inovasi itu harus selalu fokus
untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia.
2.2.1.3 Hubungan Antara Kreativitas Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing
Zimmerer (2008:57) mengemukakan adanya keterkaitan antara kreativitas
dan inovasi terhadap keunggulan bersaing, “Kreativitas dan inovasi sering
menjadi jantung bagi kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan
pesaing mereka yang lebih besar. Perusahaan kecil dapat menciptakan keunggulan
bersaing yang kuat dan efektif terhadap perusahaan lebih besar secara lebih kreatif
dan inovatif.” Bagan Paradigma Pemikiran
Adapun analisis korelasi berganda yang digunakan untuk model di atas
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian Kreativitas
(x1)
- keahlian - kemampuan - motivasi
Suryana (2003:23)
Inovasi (x2)
- produk - pelayanan - proses - pasar - logistic
- organisasi usaha
Aloysius Gunadi (2009:101)
Keunggulan bersaing (y)
- cost leadership - Differentiation - focus
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009 : 93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban empirik, maka penulis menarik kesimpulan
sementara, yaitu:
Keterangan:
X1 : Variabel Independen 1, yaitu Kreativitas
X2 : Variabel Independen 2, yaitu Inovasi
Y : Variabel Dependen, yaitu Keunggulan Bersaing
Hipotesis
- Terdapat pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha
27 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun pendapat Husein Umar (2005 : 303) menjelaskan pengertian objek
penelitian, “O untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 : 45) yaitu
memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan
atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan masalah yang
serupa dengan kehidupan”.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati, 2008 : 127).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dan verifikatif.
Menurut Sugiono (2005 : 21), “Metode deskriftif adalah metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 : 45) yaitu
memeriksa benar tidaknya apa bila di jelaskan untuk menguji suatu cara dengan
atau tanpa perbaikan yang telah di laksanakan di tempat lain dengan masalah yang
serupa dengan kehidupan”.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penulisan ini, desain penulisan yang penulis teliti adalah mengenai
“Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing Pada Distro
Blankwear”. Setelah data di peroleh maka data itu akan diolah dan dianalisis.
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2005 : 21), “Penelitian yang
dilaksanakan terhadap variabel mandiri, yaitu membuat bandingan atau
menghubungkan variabel lain. Dalam pemahaman lain, penelitian deskriptif
merupakan bentuk penelitian yang menggabungkan kejadian sesungguhnya di
lapangan tentang objek yang akan di teliti sehingga dapat di capai sesuatu
kesimpulan sementara”.
Adapun penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
sesungguhnya tentang kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada
Distro Blankwear Bandung.
Sementara itu penelitian verifikatif adalah merupakan pembuktian untuk
menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu penghitungan statistik
sehingga di dapat hasil pembuiktian yang membuktikan bahwa hipotesis dapat
ditolak atau diterima. Adapun objek yang di uji dalam penelitian ini adalah
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati dkk
(2010:30) adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel, dan teknik
pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variable adalah langkah yang harus dilakukan sebelum
mengadakan penilaian dan penelitian, hal ini dapat mempermudah dalam
melakukan penelitian. Operasional variable ini diperlukan untuk menentukan
jenis, indikator, serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian,
sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sesuai dengan judul penelitian
mengenai pengaruh kreativias dan inovasi terhadap keunggulan bersaing. Maka
a. Variabel Bebas / Independent (Variabel X) yaitu :
X1 = Kreativitas
X2 = Inovasi
Sugiyono (2008: 39) mendevinisikan tentang variabel bebas, “Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.
b. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y) yaitu keunggulan bersaing.
Sugiyono (2008: 40) mendefinisikan variabel terikat, “Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”.
Penelitian ini akan menjelaskan tentang kreativitas dan inovasi terhadap
keunggulan bersaing. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel .3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
Variabel Independen/ Variabel X2 ( Inovasi )
Inovasi (X2)
Variabel
3.2.3 Sumber dan Teknik penentuan data
3.2.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai ”Pengaruh
Kreativitas dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing Pada Distro Blankwear
Bandung” adalah data sekunder dan primer.
1. Data Primer
Sugiyono (2009: 137) mendefinisikan tentang sumber primer sebagai
berikut :
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data”.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara
menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung
dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,
2. Data Sekunder
Sugiyono (2009:139) mendefinisikan tentang sumber sekunder sebagai
berikut :
“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang
bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis karena
penelitian ini berkaitan dengan pendapat atau opini individu akan kinerja
manajemen perusahaan. Objek penelitian dalam studi kasus ini dititikberatkan
pada masalah faktor kreativitas dan inovasi dimana pengambilan data dilakukan
secara observasi langsung pada divisi pemasaran serta penyebaran kuesioner pada
masyarakat secara langsung pandangan responden, pengambilan data ini dirasakan
cukup mewakili untuk kebutuhan pengolahan data yang akan dilakukan peneliti.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih
dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009 : 80) menyatakan bahwa populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini
sebanyak 150 orang. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup
mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.
2. Sampel
Sugiyono (2009 : 118), menjelaskan pengertian sampel, yaitu
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Kesimpulan dari pengertian tersebut adalah sebagian jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Apabila populasinya
besar dan memungkinkan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu dan dana, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Karena
sempel tersebut dapat mewakili data yang ada dan membantu penulis
dalam melakukan penghitungan.
Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling anggota
populasi yang dibutuhkan secara acak tanpa menggunakan starta yang ada
dalam anggota populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen,
dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel sebesar 10%. Untuk mengambil jumlah sampel, penulis
menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2001:78),
yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
N : Ukuran populasi
e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang
ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini
sebesar 10%).
Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat dihitung:
Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat
kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah
10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari
perhitungan untuk ukuran sample dengan tingkat kesalahan sebesar 10%
adalah sebanyak 60 responden.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observation)
Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti
baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya.
Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis
dan mengambil kesimpulan. Observasi dalam penelitian ini akan
dilaksanakan di distro Blankwear Bandung serta para konsumen yang
2. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakuakan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis berbentuk
formulir kepada seseorang atau sekumpulan orang (responden) untuk
mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh
peneliti. Peneliti memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan
yang terkait dengan kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing
pada Distro Blankwear Bandung. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup yang telah di beri skor, dimana data tersebut nantinya
akan dihitung secara statistik.
3. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
langsung secara lisan dengan pihak-pihak yang dianggap dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang
menyangkut pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan
bersaing. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab
kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu
berupa apa saja yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi terhadap
keunggulan bersaing. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini
4. Dokumentasi
Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari, menganalisa,
dan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan berkaitan
dengan pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing.
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009 : 173) valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Suatu penelitian
dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadin pada objek yang di teliti.
Uji validitas adalah test atau pengujian yang dilakukan oleh peneliti
terhadap data yang di peroleh untuk menetapkan hasil data. Maka validitas dapat
diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat
pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang
diinginkan peneliti untuk di ukur. Pengujian ini dilakukan untuk menguji
kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian
validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor
masing-masing pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan total skor
untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir
pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Person Product Moment.
Menurut Jonathan Sarwono (2006: 37) korelasi digunakan untuk melihat
kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan tergantung.
Analisis Korelasi Product Moment digunakan untuk mengukur kuat atau
dan inovasi terhadap keunggulan bersaing yang ada pada Distro Blankwear
Bandung. Rumus dari analisis
Korelasi Product Moment adalah:
Keterangan:
r : Nilai koefesien korelasi pearson
X : Skor item pertanyaan
Y : Skor total item pertanyaan
N : Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Hasil perhitungan uji validitas ditentukan dengan kriteria yang digunakan
adalah item valid berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Valid
tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui
nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya, dan apabila
koefisien korelasinya > 0,30 (Azwar Saefuddin, 1999:158) maka pernyataan
tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika korekasinya < 0,30 menunjukan bahwa
data tersebut tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan
dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang
ditujukan ke pada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik
korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam
penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Apabila nilai Koefisien
−
validitas butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari titik kritis yaitu
0,300, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan
konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner ketiga
variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel kreatifitas (X1)
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
Variabel keunggukan bersaing (Y)
No. Instrumen
Koefisien validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
1 0.586 0,300 Valid
2 0.618 0,300 Valid
3 0.692 0,300 Valid
Pada ketiga tabel diatas dapat dilihat untuk hasil uji validitas yang
menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan memiliki nilai Koefisien validitas
yang lebih besar dari nilai kritis yaitu 0,300 yang artinya seluruh pernyataan
tersebut layak digunakan sebagai intrumen penelitian atau dengan kata lain
item-item pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam analisis
berikutnya.
3.2.4.2 Uji Realibilitas
Pengujian terhadap tingkat reliabilitas atau keandalan dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan dan mampu
mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas adalah istilah yang
dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila alat ukur digunakan berulang kali. (Umar, 2003 : 87). Reliabilitas
mencakup tiga aspek penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat
diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability), sehingga alat
ukur tersebut mempunyai realibilitas yang tinggi atau dapat dipercaya (Natzir
Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah reliabilitas
Alpha Cronbach yang rumusnya adalah:
− −
− ̅ −
− ̅ −
Dimana :
rxx = Nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s
k = Jumlah item pertanyaan
s²xi = Varians masing- masing item
s²y = Varians skor total item dari responden
Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel
dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien
reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0, 70 (Robert M Kaplan dan Dennis
Saccuzo, 1993 : 126).
Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara
statistik, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih
Tabel. 3.5
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Realiabilitas
Kriteria Reliability Validitas
Good 0,80 0,40
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber :Barker et al, 2000:70
3.2.5 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrument
sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Spearman Brown.
Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih
besar dari pada 0,6. Adapun hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus
Spearman Brown diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Koefisien
Reliabilitas r kritis Kesimpulan Kreatifitas
(X1)
0.616 0,600 Reliabel
Inovasi (X2)
0.607 0,600 Reliabel
Keunggulan
bersaing (Y) 0.611 0,600 Reliabel
Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel
yang sedang diteliti lebih besar dari 0,6 hasil ini menunjukkan bahwa butir
kuesioner pada masing-masing variabel andal untuk mengukur variabelnya
3.2.5.1 MSI (Method of Successive Interval)
Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal,
sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk
memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala
interval melalui “Method Of Succesive Interval” (Hays dalam Umi Narimawati
dkk, 2010:47), dengan rumus sebagai berikut:
1. Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk
variabel bebas terikat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan
transformasi data adalah sebagai berikut:
a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.
b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap
kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.
c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi
kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah
kurva normal.
d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan
memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval.
Dimana:
Means of Interval = Rata-Rata Interval
Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah
Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas
Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah
f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan
menggunakan rumus :
2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram
pemikiran. Didalam melakukan analisis jalur harus dijelaskan hubungan
antar variabel secara diagram jalur yang bentuknya ditentukan oleh
proporsi teoritik yang berasal dari kerangka pemikiran dan perumusan
hipotesis penelitian (Nirwana SK Sitepu dalam Umi Narimawati dkk,
(2010:48).
3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.6.1 Rancangan Analisis
Berdasarkan pertimbangan dalam tujuan penelitian, maka metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verivikatif. Dalam
pelaksanaannya, penelitian ini mengandung dua jenis atau alat untuk penelitian
yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.
1. Penelitian kualitatif atau deskriptif adalah jenis penelitian yang
menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan
fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut
kemudian di analisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sugiyono
(2008 :14) menyatakan bahwa penelitian kualitatif :
”Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana
peranan kreativitas dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada Distro
Blankwear Bandung.
2. Penelitian kuantitatif atau verifikatif adalah penelitian yang digunakan
untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan satistik.
Menurut Sugiyono (2008: 13) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif
adalah :
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penelitian ini digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variable
dependent (X1 dan X2) yaitu kreativitas dan inovasi juga variable independent
(Y) yaitu keunggulan bersaing. Verivikatif berarti menguji teori dengan pengujian
data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif (deskriptif) dan
kuantitatif (verivikatif).
1. Analisis Kualitatif (Deskriptif)
Metode ini nertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual
tentang fakta-fakta yang ada. Metodenya akan dijelaskan sebagai berikut :
Hasil pengoprasian variabel disusun dalam bentuk
pertanyaan-petanyaan (kuesioner/angket). Dimana kreativitas dan inovasi (varianel X1,
X2) dan keunggulan bersaing (variabel Y). Setiap item dari kuisioner
tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.
Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus
menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak
mendukung pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk
kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif dan negatif adalah
sebagai berikut :
Table 3.7 Skala Likert
Jawaban Responden Skor Positif
a. Sangat Setuju (SS) 5
b. Setuju (S) 4
c. Cukup (C) 3
d. Tidak Setuju (TS) 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono, 2008
Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh
instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Pengertian skala likert menurut Sugiyono
(2008: 107), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel
penelitian penelitian ini digunakan rentang kriteria penilaian sebagai
berikut :
Sumber : Umi Narimawati 2008
Keterangan:
n : jumlah sampel
m : jumlah alternatif jawaban tiap item (5 alternatif)
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel
penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor
ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat
responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1, 2, 3, 4, 5).
Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi
dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden, misalnya
untuk terdiri dari 13 item kuesioner dengan jumlah 100 responden, maka
akan diperoleh kriteria sebagai berikut:
Skor aktual : Jawaban seluruh responden (100) responden atas 13
kuesioner yang diajukan .
Skor Ideal : Skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan sekor tertinggi
yakni 13 x 5 x 100
Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di
bawah ini:
Sumber : Umi Narimawati 2008
Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan kriteria yang
telah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik
2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 - 68.00 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 – 100 Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati (2007:84)
Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam
berbentuk angka. Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif
adalah :
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam
berbentuk angka. Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif
adalah :
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
2. Analisis Kuantitatif (Verifikatif)
Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam berbentuk angka.
Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif adalah :
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah
sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda
maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh
merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased
asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang
dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear
regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel
yang diteliti, terdiri atas:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas
merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian
kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
statistik.
b. Uji Multikoliniearitas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau
semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang
kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya
adalah:
1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara
sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien
regresi semakin besar, yang mengakibatkan standar error nya
semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance
Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003: 362), jika nilai
VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat
Multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastitas
Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan
menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien
dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang
semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi
tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus
dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan
mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai
absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari
masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error)
ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat