• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN (Studi pada Kuliner Kafe kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN (Studi pada Kuliner Kafe kota Malang)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

149

PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN

(Studi pada Kuliner Kafe kota Malang)

Erni Jayaningrum Brillyanes Sanawiri

Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya

Malang

Email: ernijayaningrum@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to determine and explain: (1) determine of market orientation on competitive advantage: (2) determine of Innovation on Competitive Advantage: (3) determine of Orientation of Entrepreneurship on Competitive Advantage: (4) determine of Market Orientation on Marketing Performance: Determine of Innovation on Marketing Performance: (6) determine Entrepreneurship Orientation on Marketing Performance: (7) determine Competitive Advantage on Marketing Performance.This study was held on culinary cafe Malang City. Using explanatory research with quantitative approach. The variable are (X1), Innovation (X2), Entrepreneurship Orientation (X3). Dependent variable of this research is Competitive Advantage (Z) and Marketing Performance (Y). The whole variables are measured using Likert Scale.The amount of samples that have been used in this study are 41 respendents is owner and manager owner and manager of culinary cafe in Malang city. The data that used in this study was primary data and secondary data. Primary data obtained from the questionnaire distribution, while secondary data obtained from the Institute related to this topic and research. Instrument test was using validity test and reliability test.

Kеywords: Entrepreneurship Orientation, Innovation, Market Orientation,Competitive Advantages,

Marketing Performance

АBSTRАK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan: (1) pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing: (2) pengaruh Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing: (3) pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing: (4) pengaruh Orientasi Pasar terhadap Kinerja Pemasaran: (5) pengaruh Inovasi terhadap Kinerja Pemasaran: (6) pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemasaran: (7) pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran.Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian dilakukan pada kuliner kafe Kota Malang. Variabel yang digunakan terdiri dari: Orientasi Pasar (X1),

Inovasi (X2), Orientasi Kewirausahaan (X3). Dependent variable dari penelitian ini adalah Keunggulan

Bersaing (Z) dan Kinerja Pemasaran (Y). Seluruh variabel yanga diukur dengan menggunakan skala Likert.Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 41 orang responden yaitu pemilik dan pengelola kuliner kafe Kota Malang yang terdaftar pada Badan Pelayanan Pajak Daerah kota Malang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapat dari hasil penyebaran kuesioner, sedangkan data sekunder didapat dari Lembaga yang terkait dengan topik dan penelitian ini. Pengujian instrument dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

150

PЕNDAHULUAN

Menurut Day & Wensley (1988) keunggulan bersaing memiliki setidaknya dua arti berbeda namun berhubungan arti pertama yaitu berfokus pada keunggulan (Superiorty) dalam skill atau sumber daya (Resource), sedangkan arti kedua mengenai keunggulan bersaing dari hasil kinerja. Untuk mengukur keunggulan bersaing dalam penelitian Day dan Wersley (1988) menyatakan ada dua pijakan dalam mencapai keunggulan bersaing pertama adalah keunggulan sumber daya yang terdiri dari keunggulan keahlian dan keunggulan dalam bahan baku, lalu yang kedua adalah keunggulan posisi yang terdiri dari keunggulan biaya relatif dan keunggulan nilai bagi pelanggan. Menurut Song & Parry (1997) terdapat tiga tolok ukur untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan memiliki keunggulan bersaing. Pertama, keunikan produk, yaitu keunikan produk perusahaan sehingga dapat membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran. Kedua, kualitas produk, yaitu kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan. Dan ketiga, harga bersaing yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing di pasaran.

Untuk mampu bersaing di pasar sasaran, suatu bisnis harus mampu menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu perusahaan harus bisa mengantisipasi perubahan dan harapan yang diinginkan oleh pelanggan atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam penciptaan nilai tersebut, perusahaan tidak hanya mencari posisi nilai yang memuaskan target pelanggan, tetapi harus lebih baik dari pada pesaing (Slater & Narver, 2000: 65).

Persaingan dunia bisnis terutama di bidang kuliner saat ini mengalami kondisi dimana tingkat persaingan meningkat pesat yaitu suatu kondisi mencakup pertarungan posisi antara harga dan kualitas, penciptaan ilmu baru serta pengembangan manfaat sebagai first-mover

advantage. Lebih tepat digambarkan sebagai

perubahan lingkungan yang dinamis karena produk baru, teknologi baru dan pesaing baru yang mengancam kualitas pasar (Hooley et al, 2000). Dalam kondisi yang demikian, pelanggan akan memiliki preferensi yang lebih tinggi karena adanya kebebasan memilih produk dan jasa apa yang mereka inginkan, maka penting bagi perusahaan untuk mengerti dan memahami hal tersebut. Naver & Slater (1990) menyebutkan

kemampuan perusahaan untuk memahami

keinginan dan kebutuhan konsumen dan menyediakan produk atau jasa yang diinginan dan dibutuhan konsumen dikenal dengan istilah orientasi pada pasar atau market orientation.

Ferdinand (2002) menyatakan bahwa semakin tinggi orientasi pasar, maka semakin tinggi kinerja pemasaran yang akan dicapai. Menurut James (2016) kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi dari aktifitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan. Kinerja pemasaran dapat juga dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai untuk suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Narver dan Slater (1995:134) menyatakan perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berfokus pada kebutuhan pasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai basis dalam penyusunan strategi bagi masing-masing unit bisnis dalam organisasi dan menentukan keberhasilan bagi kinerja pemasaran serta perusahaan.

Hasil penelitian Bharadwaj et. al (1993:92) menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh pada keunggulan bersaing, budaya perusahaan yang menekankan pada pentingnya perusahaan untuk memperhatikan pasar (berorientasi pasar) akan mengarah pada penguatan keunggulan bersaing perusahaan tersebut. Penelitian tersebut juga didukung oleh Akimova (1999) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa, perusahaan yang menerapkan orientasi pasar memiliki kelebihan dalam hal pengetahuan pelanggan dan kelebihan ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Selain budaya yang berorientasi pasar perusahaan juga perlu untuk menyesuaikan kinerjanya untuk menghadapi lingkungan yang dinamis yaitu dengan cara inovasi. Baker & Sinkula (1999:413) mendefinisikan inovasi sebagai mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis sehingga menciptakan kinerja layanan yang memuaskan pelanggan, dimana dalam penelitian konsep inovasi dibagi dalam dua kelompok yaitu budaya inovasi dan kapasitas untuk berinovasi yang dibedakan dalam inovasi teknik dan inovasi administrasi.

Menurut UU No. 18 tahun 2002, inovasi diartikan sebagai kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

151

bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Inovasi yang unggul serta produk yang inovatif akan meningkatkan kinerja pemasaran. Penelitian yang mengkaitkan antara keunggulan bersaing dan inovasi salah satunya Cornelia Droge dan Shawnee Vickery (1994). Hasil penelitian tersebut menemukan adanya hubungan yang kuat antara perusahaan-perusahaan yang mendesain produk dengan baik dan mau melakukan inovasi terhadap produk dengan keunggulan bersaing perusahaan tersebut guna meningkatkan kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran dapat dicapai oleh sebuah organisasi bisnis melalui berbagai alternatif strategi, baik itu dengan cara orientasi pasar maupun inovasi, guna mencapai keunggulan bersaing tidak terkecuali di bidang kuliner.

Hasil penelitian yang sama juga dikemukakan oleh Bharadwaj et. al (1993:89) yang mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan untuk terus melakukan inovasi terhadap produk-produknya akan menjaga produk tersebut tetap sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, inovasi produk dapat dijadikan sebagai sumber dari keunggulan bersaing perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Selain melakukan inovasi guna meningkatkan kinerja perusahaan juga diperlukan orientasi kewirausahaan. Covin dan Slevin (2006) melakukan penelitian mengenai kinerja dari perusahaan yang berorientasi kewirausahaan. Dalam penelitiannya, perusahaan yang kinerjanya meningkat adalah yang menjalankan operasional perusahaan dengan pendekatan orientasi kewirausahaan. Penelitian tersebut juga didukung oleh Iqbal (2014) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan, perubahan lingkungan usaha, dan ketersediaan modal secara positif mempengaruhi kinerja perusahaan. Ismawanti (2008) menyatakan bahwa perusahaan dengan orientasi kewirausahaan dapat mencapai target pasar dan berada di posisi pasar yang lebih depan dibandingkan dengan pesaing mereka. Perusahaan ini senantiasa memonitor perubahan pasar dan melakukan respon dengan cepat. Inovasi dan sikap proaktif dibutuhkan untuk meningkatkan keunggulan bersaing..

Keunggulan bersaing akan meningkatkan kinerja bisnis terkait, seperti yang dikemukakan

oleh Li (2000:313) bahwa adanya pengaruh positif antara keunggulan bersaing dengan kinerja yang diukur melalui volume penjualan, tingkat keuntungan, pangsa pasar, dan return on

investment. Keunggulan bersaing dapat diperoleh

dari kemampuan perusahaan untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya dan modal yang dimilikinya. Produsen yang mampu mencipatakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati oleh pelanggan. Dengan demikian keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pemasaran suatu bisnis.

Kinerja bisnis yang baik berguna untuk menghadapi persaingan yang semakin tinggi dalam dunia bisnis. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasarnya dan memanfaatkan peluang yang ada dalam bisnis guna meningkatkan keunggulan bersaing, tak terkecuali bisnis dalam bidang kuliner. Di Kota Malang bisnis kuliner terbilang cukup berkembang, data usaha kuliner sendiri yang terdaftar pada Badan Pusat Statistik Kota Malang adalah 723 tempat pada 2016, sedangkan untuk kuliner kafe secara khusus yang terdaftar pada Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang jumlah Kafe yang terdaftar yaitu sebanyak 41 kafe. Selain itu menurut Badan Pusat Statistik pertumbuhan ekonomi kota Malang pada 2015 mencapai 5,61% lebih tinggi dari Jawa Timur yang mencapai 5,56% dan nasional yang mencapai 5,18% hal menunjukkan masyarakat kota malang memiliki daya beli relatif tinggi.

Tingginya peluang usaha kafe di Malang, banyak bermunculan kafe-kafe baru yang memiliki konsep lebih modern, menarik, dan lebih digemari. Kondisi inilah yang menyebabkan persaingan kuliner kafe di Kota Malang semakin tinggi. Untuk mengatasi persaingan yang tinggi inilah maka pengelola kafe dituntut untuk memiliki strategi yang efektif untuk menarik konsumen dan mempertahankan pelanggannnya dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Oleh sebab itu, penting bagi pihak manajemen untuk memiliki perhatian atau orientasi yang besar pada konsumen atau pasar, serta terus berinovasi dan membentuk strategi keunggulan bersaing yang tepat, sehingga dapat memaksimalkan kinerja pemasaran. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Orientasi Pasar, Inovasi, Orientasi Kewirausahaan untuk

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

152

mengetahui hubungannya dengan Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran.

KAJIAN PUSTAKA Orientasi pasar

Perusahaan yang berorientasi pada pasar adalah perusahaan yang menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Menurut Kohli & Jaworski (1990) orientasi pasar diartikan sebagai pengumpulan intelijen pasar untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang. Narver dan Slater (1990:21) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dalam menciptakan perilaku penting untuk penciptaan nilai unggul bagi pembeli serta kinerja dalam bisnis. Sedangkan orientasi pasar menurut Uncles ( 2000:1 ) adalah sebagai suatu proses dan aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan dan pemuasan pelanggan dengan cara terus menilai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Narver dan slater ( 1990:21-22 ) menyatakan bahwa orientasi pasar terdiri dari tiga komponen yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antarfungsional. Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing termasuk semua aktivitasnya dilibatkan dalam memperoleh informasi tentang pembeli dan pesaing pada pasar yang dituju dan menyebarkan melalui bisnis, sedangkan koordinasi antarfungsional didasarkan pada informasi pelanggan serta pesaing dan terdiri dari usaha bisnis yang terkoordinasi.

Inovasi

Menurut Hurley dan Hult (1998) mendefinisikan bahwa inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran - pemikiran baru, gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan.

Wahyono (2002:28-29) menjelaskan bahwa inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan merupakan kebutuhan dasar yang pada gilirannya akan mengarah pada terciptanya keunggulan kompetitif. Secara konvensional, istilah inovasi dapat diartikan sebagai terobosan yang berkaitan dengan produk-produk baru. Namun seiring dengan perkembangan yang terjadi, pengertian inovasi

juga mencakup penerapan gagasan atau proses yang baru. Inovasi juga dipandang sebagai mekanisme perusahaan dalam beradaptasi dengan lingkungannya yang dinamis.

Orientasi Kewirausahaan

Lumpkin et al. (2009) berpendapat bahwa dasar dari dimensi proses-proses pembuatan strategi adalah sama dengan dasar dimensi proses-proses orientasi kewirausahaan. Lumpkin et al. (2009) mengenalkan konsep entrepreneurial management, di mana di dalamnya merefleksikan proses-proses organisasional, metode, dan bentuk yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk bertindak secara wirausaha Mengacu pada dimensi-dimensi khusus dari orientasi kewirausahaan. Runyan et al. (2008) membangun suatu dasar bagi orientasi kewirausahaan dengan memberikan definisi orientasi kewirausahaan. Suatu perusahaan dikatakan sebagai perusahaan dengan orientasi kewirausahaan apabila perusahaan tersebut adalah yang pertama dalam inovasi produk, berani mengambil risiko, dan proaktif dalam melakukan inovasi. Dengan demikian orientasi kewirausahaan adalah proses, praktik, dan aktivitas yang menggunakan inovasi produk, pengambilan risiko, dan usaha yang proaktif untuk memenangkan persaingan.

Keunggulan Bersaing

Bharadwaj et al (1993:83-84) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keahlian dan asset yang unik dipandang sebagai sumber dari keunggulan bersaing. Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu kegiatan industri mempunyai strategi bersaing yang eksplisit atau implisit. Strategi ini mungkin dikembangkan secara eksplisit melalui kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Porter (1985) mendefinisikan keunggulan bersaing sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam Market Place

Li (2000:313) menemukan adanya pengaruh positif antara keunggulan bersaing dengan kinerja yang diukur melalui volume penjualan, tingkat keuntungan, pangsa pasar,

dan return oninvestment. Keunggulan bersaing

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

153

untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya dan modal yang dimilikinya. Perusahaan yang mampu mencipatakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati oleh pelanggan. Dengan demikian keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pemasaran perusahaan.

Kinerja Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi perusahaan pada umumnya selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang unggul. Menurut Runyan et al. (2008)), Kinerja pemasaran juga memberikan tiga dimensi yaitu: 1) efektifitas perusahaan, 2). pertumbuhan penjualan dan 3) kemampulabaan. Volume penjualan, pertumbuhan pelanggan dan keuntungan, pada penelitian yang lain kinerja pemasaran dapat diukur dari dimensi-dimensi di atas dengan ditambah kemampuan labaan atau profitabilitas, pertumbuhan pelanggan dan volume penjualan (Ferdinand, 2002. p. 38).

Hipotеsis

H1: Orientasi pasar (X1) berpengaruh signifikan terhadap keunggulanbersaing (Z).

H2: Inovasi produk (X2) berpengaruh signifikan terhadap keunggulanbersaing (Z).

H3: Orientasi kewirausahaan (X3) berpengaruh signifikan terhadapkeunggulan bersaing (Z)

H4: Orientasi pasa5 (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y)

H5: Inovasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran (Y).

H6 : Orientasi kewirausahaan (X3) produk berpengaruh signifikanterhadap kinerja pemasaran (Y).

H7: Keunggulan bersaing (Z) perusahaan berpengaruh signifikanterhadap kinerja pemasaran (Y).

MЕTODE PЕNЕLITIAN

Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitianpеnjеlasan

(еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan

kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Kota Malang. Didapat sampеl 41 responden yang seluruhnya terdaftar sebagai kafe menurut data dari Badan Pelayanan Pajak Daerah kota Malang.Dianalisis mеnggunakan analisis jalur.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1. Rekapitulasi pengaruh langsung, tidak langsung

Variabel Variabel Pengaruh Pengaruh Total Sig. Keterangan

Bebas Terikat

Langsung Tidak Pengaruh Langsung X1 0,342 0,340 0,682 0.010 Signifikan Z X2 0,285 0,284 0,569 0,013 Signifikan X3 0,359 0,357 0,716 0,013 Signifikan X1 0,331 0 0,331 0,014 Signifikan Y X2 0,273 0 0,273 0,019 Signifikan X3 0,377 0 0,377 0,010 Signifikan Z Y 0,995 0 0,995 0,000 Signifikan

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017 R2model= 1- (1-R21) (1-R22)

= 1- (1- 0,819 ) (1- 0,814 ) =1- ( 0,181 ) ( 0,186 ) = 0,9663 atau 96,63%

Hasil perhitungan ketepatan model sebesar 96,63 % menerangkan bahwa kontribusi model untuk menjelaskan hubungan struktural dari kelima variabel yang diteliti adalah sebesar 96, 63%. Sedangkan sisanya sebesar 3,37 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.

Pengaruh Orientasi Pasar (X1) terhadap Keunggulan Bersaing (Z)

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing dengan koefesien jalur sebesar 0,342 (34,2%) dengan probabilitas sebesar 0,010 (p<0,05) seperti pada Tabel 4.19. Artinya semakin tinggi Orientasi Pasar maka Keunggulan Bersaing pun semakin tinggi. Narver dan Slater (2000) menyatakan bahwa orientasi pasar adalah budaya organisasi yang paling efektif dalam menciptakan perilaku penting untuk penciptaan nilai unggul bagi pembeli serta kinerja dalam bisnis.

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

154

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Bharadwaj et al., (1993:92) yang menyatakan bahwa budaya perusahaan yang menekankan pada pentingnya perusahaan untuk memperhatikan pasar (berorientasi pasar) akan mengarah pada penguatan keunggulan bersaing perusahaan tersebut. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Akimova (1999: 1140-1141) yang membuktikan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Perusahaan yang menerapkan orientasi pasar memiliki kelebihan dalam hal pengetahuan pelanggan dan kelebihan ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Orientasi Pasar dapat dijadikan pedoman oleh perusahaan dalam hal memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Pengaruh Inovasi (X2) terhadap Keunggulan Bersaing (Z)

Hasil analisis jalur pada penelitian ini menunjukkan bahwa Inovasi berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing dengan koefesien jalursebesar 0,285 (28,5%) dengan probabilitas sebesar 0,013 (p<0,05) seperti pada Tabel 4.19. Artinya semakin tinggi Inovasi maka Keunggulan Bersaing pun semakin tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber untuk meningkatkan keunggulan bersaing.

Keunggulan bersaing merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki perusahaan (Bharadwaj, 2003),. Keahlian dan asset yang unik dipandang sebagai sumber dari keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing menurut Zimmer dan Scarborough (2008:116) adalah sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan dari para pesaingnya dan memberikannya posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari pada pesaingnya. Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara eksplisit melalui kegiatan– kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati pelanggan. Dengan demikian keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pemasaran perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Droge dan Vickery (1994:.687) yang menemukan bahwa inovasi produk dapat

dijadikan sebagai salah satu sumber keunggulan bersaing. Perusahaan yang mampu mendesain produknya sesuai dengan keinginan pelanggan akan mampu bertahan di tengah persaingan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Bharadwaj et all (1993:89) yang mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan untuk terus melakukan inovasi terhadap produknya akan menjaga produk tersebut tetap sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, inovasi produk dapat dijadikan untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan (X3) terhadap Keunggulan Bersaing(Z)

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing dengan koefesien jalur sebesar 0,359 (35,9%) dengan probabilitas sebesar 0,013 (p<0,05). Artinya semakin tinggi Orientasi Kewirausahaan maka Keunggulan Bersaing pun semakin tinggi. Porter(2008) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam marketplace yang sama. Orientasi kewirausahaan mengacu pada proses, praktik, dan pengambilan keputusan yang mendorong ke arah input baru dan mempunyai tiga aspek kewirausahaan, yaitu selalu inovatif, bertindak secara proaktif dan berani mengambil risiko (Lumpkin dan Dess, 1996).

Fungsi utama dari tingginya orientasi kewirausahaan adalah bagaimana melibatkan pengukuran risiko dan pengambilan risiko secara optimal. Perusahaan yang melakukan orientasi kewirausahaan akan mampu berinovasi sehingga dapat menciptakan produk yang lebih unik /menarik dibanding dengan pesaingnya.

Covin dan Slevin (2006) melakukan penelitian mengenai kinerja dari perusahaan yang berorientasi kewirausahaan. Perusahaan yang kinerjanya meningkat adalah yang menjalankan operasional perusahaan dengan pendekatan orientasi kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismawanti (2008) menyatakan bahwa perusahaan dengan orientasi kewirausahaan dapat mencapai target pasar dan berada di posisi pasar yang lebih depan dibandingkan dengan pesaing mereka. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan jika Orientasi Kewirausahaan berperan penting dalam meningkatkan Keunggulan bersaing perusahaan.

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

155

Pengaruh Orientasi Pasar (X1) terhadapKinerja Pemasaran (Y)

Hasil analisis jalur pada penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing dengan koefesien jalur sebesar 0,331(33,1%) dengan nilai probabilitas sebesar 0,014 (p<0,05). Artinya semakin tinggi Orientasi Pasar maka derajat Kinerja Pemasaran semakin tinggi. Orientasi pasar mencerminkan kompetensi dalam memahami pelanggan, karena itu mempunyai peluang memberi kepuasan pada pelanggan.

Perusahaan yang berhasil dalam mengendalikan pasar disebut sebagai“market

drive firm” yaitu perusahaan yang selalu

menempatkan orientasi pelanggan dan orientasi pesaing secara harmonis sehingga menghasilkan kinerja pemasaran yang lebih baik. Dimensi utama dalam orientasi pasar adalah orientasi pelanggan dan orientasi pesaing serta koordinasi antarfungsional yang baik. Perusahaan yang memiliki tingkat orientasi pasar yang tinggi akan memiliki kinerja pemasaran yang tinggi karena perusahaan yang memiliki derajat orientasi pasar yang tinggi akan memiliki keunggulan kompetitif dalam hal; kualitas produk, kualitas pelayanan, inovasi produk dan biaya(Sittimalakorn dan Hart, 2004).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Narver and Slater (1990:20) dan Slater and Narver (1994) dan Han et.al.,(1998:30) membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara inovasi dan kinerja pemasaran. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulyani dan Mudiantono (2015) yang menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan jika Orientasi Kewirausahaan berperan penting dalam meningkatkan Kinerja Pemasaran Perusahaan.

Pengaruh Inovasi (X2) terhadap Kinerja Pemasaran (Y)

Dari hasil analisis jalur pada penelitian ini disimpulkan bahwa Inovasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran dengan koefesien jalur sebesar 0,273 (27,3%) dan nilai probabilitas sebesar 0,019 (p<0,05) . Artinya semakin tinggi Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan maka Kinerja Pemasaran pun semakin tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Weerawardena(2003:424) yang

menyatakan bahwa bila suatu perusahaan menekankan proaktifitas dalam kegiatan bisnisnya, maka perusahaan tersebut telah melakukan aktivitas kewirusahaan yang akan secara otomatis mendorong tingginya kinerja. Penelitian ini juga didukung oleh Mulyani dan Mudiantono (2015) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan jika Inovasi berperan penting dalam meningkatkan Kinerja Pemasaran Perusahaan.

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan (X3) terhadap Kinerja Pemasaran (Y)

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran dengan koefesien jalur sebesar 0,377 (37,7%) dan probabilitas sebesar 0,019 (p<0,05). Artinya semakin tinggi Orientasi Kewirausahaan maka Kinerja Pemasaran pun semakin tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Weerawardena (2003:424) yang menyatakan bahwa bila suatu perusahaan menekankan proaktifitas dalam kegiatan bisnisnya, maka perusahaan tersebut telah melakukan aktivitas kewirusahaan yang akan secara otomatis mendorong tingginya kinerja. Penelitian ini juga didukung oleh Mulyani dan Mudiantono (2015) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan jika Inovasi berperan penting dalam meningkatkan Kinerja Pemasaran Perusahaan.

Pengaruh Keunggulan Bersaing (Z) terhadap Kinerja Pemasaran (Y)

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing berpengaruh signifikan terhadap Kinerja 0,995 (99,5%) dan probabilitasnya sebesar 0,010 (p<0,05). Artinya semakin tinggi Keunggulan Bersaing maka Kinerja Pemasaran pun semakin tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Li (2000:313) yang menyatakan bahwa Keunggulan bersaing dapat diperoleh dari kemampuan perusahaan untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya dan modal yang dimilikinya. Berdasar pada hal tersebut maka dapat disimpulkan jika Keunggulan bersaing yang tinggi mencerminkan kinerja pemasaran yang tinggi dalam suatu perusahaan.

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

156

KЕSIMPULAN DAN SARAN Kеsimpulan

1. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Semakin tinggi Orientasi Pasar maka Keunggulan Bersaing pun semakin tinggi. Orientasi pasar merupakan strategi organisasi sekaligus budaya yang efektif dalam menciptakan perilaku penting guna penciptaan nilai unggul bagi pelanggan sehingga meningkatkan kinerja Pemasaran.

2. Hasil analisis jalur pada penelitian ini menunjukkan bahwa Inovasi berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Semakin tinggi Inovasi maka Keunggulan Bersaing pun semakin tinggi. Inovasi dapat dijadikan sebagai salah satu sumber keunggulan bersaing melalui kemampuan perusahaan perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis.

3. Hasil analisis jalur pada penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran. Semakin tinggi Orientasi Pasar maka derajat Kinerja Pemasaran semakin tinggi. Orientasi pasar mencerminkan kompetensi dalam memahami pelanggan atau pasar sasaran. Perusahaan yang memiliki tingkat orientasi pasar yang tinggi akan memiliki kinerja pemasaran yang baik. Karena perusahaan memiliki kemampuan dalam memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan sasaran.

4. Dari hasil analisis jalur pada penelitian ini disimpulkan bahwa Inovasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran. Semakin tinggi Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan maka Kinerja Pemasaran pun semakin tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan mampu beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis dan dapat menciptakan nilai unggul bagi pelanggan melalui pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

5. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran. Perusahaan yang melakukan orientasi kewirausahaan akan mampu berinovasi sehingga dapat menciptakan produk yang lebih unik atau menarik dibanding dengan pesaingnya

6. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Semakin tinggi Orientasi Kewirausahaan maka Keunggulan Bersaing pun semakin tinggi. Sifat proaktif dalam orientasi kewirausahaan diperlukan guna mendapatkan pasar yang lebih luas ditengah persaingan, sehingga meningkatkan Kinerja Pemasaran.

7. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran. Keunggulan bersaing dapat diperoleh dari kemampuan perusahaan untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya dan modal yang dimilikinya. Perusahaan yang mampu mencipatakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan bersaing yang baik sehingga kinerja pemasarannya akan tinggi.

Saran

1. Perusahaan

a. Diharapkan perusahaan tetap untuk berorientasi pada pelanggan sehingga keunggulan bersaing dapat terus meningkat karena terpenuhinya kebutuhan dan keinginan konsumen.

b. Diharapkan perusahaan tetap untuk berorientasi pesaing guna menghadapi perusahaan pesaing sehingga aktivitas yang dilakukan perusahaan dapat mendukung

kemampuan dalam memaksimalkan

pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan

c. Perusahaan diharapkan dapat

mengintegrasikan strategi pada karyawan untuk menghadapi perusahaan pesaing sehingga aktivitas yangdilakukan perusahaan dapat mendukung kemampuan dalam memaksimalkan pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

d. Perusahaan diharapkan untuk melakukan inovasi pada usaha sehingga memberikan dukungan dalam aktivitas produksi dan pemasaran sehingga dapat mendukung kemampuan bersaing perusahaan.

e. Inovasi teknis juga perlu dilakukan karena mempengaruhi kepuasan pelanggan, sehingga dapat mendukung kemampuan bersaing perusahaan.

f. Pengelola maupun pemilik diharapkan memiliki orientasi kewirausahaan karena kompetensi kewirausahaan dibutuhkan dalam implementasi strategi pemasaran agar

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

157

diperoleh keunggulan bersaing yang mantap melalui nilai responsifitas atas kebutuhan pelanggan

2. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggunakan variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja pemasaran sehingga penelitian tersebut dapat lebih berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Akimova, Irina. (1999). “Development of Market

Orientation andCompetitiveness of

Ukrainia Firm”. European Journal of

Marketing.p.1128-1146.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kota Malang dalam Angka. Malang: Badan Pusat Statistik Kota Malang.

Baker, T.L., Simpson, P.M., and Siguaw, J.A. (1999). The Impact of Suppliers Perceptions on Reseller Market Orientation on Key Relationship Constructs. Journal of the Academy of Marketing Science, 27, 50-57

Baker, William & Sinkula, James. 1999. “The Sinergistic Effect of Market Orientation

and LearningOrientation on

Organizational Performance”. Journal of the Marketing Science. Vol.27. No.4. Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, & Fahly,

Jihn. (1993). “SustainableCompetitive Advantage in Service Industries: A

Conceptual Model and Research

Propositions“. Journal of Marketing.

Vol.57,Oktober,p.83-99

Covin, J. G., Green, K. M., & Slevin, D.P. (2006). Strategic process effects on the entrepreneurial orientation – sales growth rate relationships. Entrepreneurship Theory and Practice, 30(1);57-81

Day, G. S., & Wensley, R. (1988). “ Assesing

Advantage : A Framework for .

Diagnosing Competitive Superiority”,

Journal of Marketing, p. 1-20

Droge, Cornelia dan Shownee Vickery, 1994.

Source And Outcomes OfCompetitive

Advantage : An Explanatory Study In The

Furniture Industri”. Decision Sciences, p.

669–689

Ferdinand, Augusty. (2000). “Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Strategy”. Research Paper Series. No.01 Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Ferdinand. 2002. Metode Penelitian Manajemen : Pedoman penelitian untuk Skripsi, Tesis, dan Desertasi Ilmu Manajemen, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ferdinand, Augusty., 2000b. “Structural Equation

Modelling Dalam

PenelitianManajemen”.Seri Pustaka

Kunci No. 02 Semarang : Program MagisterManajemen Universitas Diponegoro (Agustus).

Han, Jin K, Narnwoon Kim,and Rajenbdra K Srivastava, 1998, “ Market Orientation an Organization Performance : Is Innovation

Missing Link?” Journal of Marketing .

p.42- 54

Hurley, Robert F. and Hult, Thomas M. (1998).

Innovation, Market Orientation,An

Organizational Learning: an Integration

and Empirical Examination,Journal

Marketing,Vol. 62. pp. 42-54

Jaworski,B.J., & Kohli, A. K. 1993. “Market Orientation : Antecedents and Consequences”, Journal of Marketing, p. 53-70

Kohli ,A. K., & Jaworski, B. J., 1990. “Market Orientation : The Construct,Research

Proposition, and Managerial

Implication”, Journal ofMarketing, pp. 1 –

18

Koh, Hian Chye. 1997. “Testing Hypothesis of

Entrepreneurial Characteristics: A Study

of Hongkong MBA Students”. Journal of Managerial Psychology. p.1-11.

Li, Ling X, 2000, An Analysis of Sources of Competitiveness and Performance of

Chinese Manufacturers, International

Journal of Operation and Production Management, Vol.20, No.3

Lumpkin, G., & Dess, G. (1996). Clarifying the Entrepreneurial Orientation Construct and

(10)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

158

Linking it to Performance. Academy of Management Review, 21 (1).

Narver, J.C., & Slater, S.F. (1990). “The Effect of Market Orietation on Product Innovation”. Journal of Marketing. p.20-35.

Narver, J.C., & Slater, S.F & maclachlan, D.l. (2000). Total Market Orientation,. Business Performance And Innovation. Marketing Science Institute, Report no 116.

Narver, John. C., and Stanley F. Slater. 1990. “The Effect of a Market Orientation on. Business Profitability”. Journal of Marketing. P.20-35

Nasution. 2003. Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Mulyani, Mudiantono. 2015. “Upaya

Meningkatkan Kinerja Pemasaran

Melalui. Orientasi Pasar Dan Orientasi

Kewirausahaan Dengan Inovasi

SebagaiVariabel Intervening (Studi

Empiris Pada Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah Kota Semarang)”. Journal Of

Management. Vol. 4, No.3, 2015

Pelhan, Alfred M., 1997. “Mediating

Influensure on The Relationship,

BetweenMarket Orientation anf

Profability in Small Industry Firm”.

Journal ofMarketing Teory and Practice, Sumer, 55-76.

Runyan, R., Huddleston, P., and Swinney, J., 2006, Entrepreneurial Orientation. and

Social Capital as Small Firm Strategies: a

Study of Gender Differences from a Resource-Based Mew, Entrepreneurship Managemenf, Vol. 2, pp. 455-477.

Porter, Michael, E., 1990. “Competitif

Strategy”, The FreePress, New York. P.

20.

Porter, Michael, E. 2008. Strategi Bersaing

(Competitive strategy).

Tangerang:Karisma Publishing Grup Sittimalakorn. Wuthichai and Susan Hart. (2004).

Market Orientation VersusQuality

Orientation: Sources of Superior Business

Performance. Journalof Strategic Marketing 12 243-253 (December).

Slater, Stanley F and Narver, John C. 1994. “Does Competitive Environment

Moderate The Market Orientation Performance Relationship?”. Journal of Marketing. Vol.60.

Slater, Stanley., F. and Jhon. C. Narver., 1995,” Market Orientation and theLearning

Organization”, Journal of Marketing. Vol.

59 p.63-74.

Song X. Michael and Parry M.E., 1997., “The Determinants of JapaneseNewProduct

Successes”. Journal of Marketing

Research, Vol. XXXIVFebruary 1997. Pp. 64-76.

Uncles, Mark. (2000). “Market Orientation”.

Australian Journal of

Management.Vol.25, No.2.

Wahyono, 2002, Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.1, No.1, Mei

Weerawardena, Jay. 2003. “Exploring The Role of Market Learning Capability in Competitive Strategy”. European Journal of Marketing. Vol.37,p.407-429.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kewirausahaan, kemampuan pembelajaran fokus pasar dan inovasi organisasi terhadap keunggulan bersaing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kewirausahaan, kemampuan pembelajaran fokus pasar dan inovasi organisasi terhadap keunggulan

Bagas Prakosa, “Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing”, hasil data analisis

Berdasarkan hasil analisis data, keseluruhan hipotesis diterima dimana orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, keunggulan

Berdasarkan hasil analisis data, keseluruhan hipotesis diterima dimana orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, keunggulan

Pada hipotesis keempat yang berbunyi “ada pengaruh positif orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing pada UMKM Jenang di Kudus”, dapat diterima, dengan hasil t hitung

Hasil pengujian terhadap kelima hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel inovasi produk, keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran memiliki pengaruh signifikan, sedangkan orientasi

Sedangkan Darroch 2005 sebaliknya menemukan bahwa inovasi Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh orientasi pasar, inovasi produk terhadap euanggulan bersaing pada industri