• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar)

Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182

ABSTRAK

Tingginya kontribusi ekspor kerajinan mebel di Provinsi Bali disebabkan karena Bali merupakan daerah tujuan pariwisata budaya yang terkenal memiliki ciri khas dalam kerajinan seninya tetapi masih mengalami berbagai kendala seperti naik turunnya permintaan akan kerajinan mebel dari konsumen lokal maupun mancanegara yang mempengaruhi kinerja pemasaran dari IKM itu sendiri. Oleh karena itu, IKM mebel perlu membuat suatu inovasi pada produk yang dihasilkan dengan berorientasi pada pasar karena pengetahuan tentang kondisi pasar akan berpengaruh pada keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran IKM itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk, pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing, pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran, pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran, pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran, serta peran inovasi produk dan keunggulan bersaing memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran.

Penelitian ini dilakukan pada pemilik atau pengelola IKM mebel di Kota Denpasar. Ukuran sampel yang digunakan sebanyak 114 responden dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala Likert lima poin yang digunakan untuk mengukur 19 indikator. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis SEM. Hasil penelitian menemukan bahwa orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap inovasi produk, orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, keunggulan bersaing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, serta inovasi produk dan keunggulan bersaing secara positif dan signifikansi mampu memediasi hubungan antara orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran.

Implikasi praktis yang diperoleh dari penelitian ini bahwa orientasi pasar mampu menciptakan inovasi produk dan mampu menciptakan keunggulan bersaing sehingga secara langsung akan meningkatkan kinerja pemasaran. Selanjutnya, dapat disarankan bahwa IKM mebel harus selalu meningkatkan derajat orientasi pasar dan inovasi produk agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dan diterima dengan baik oleh pelanggan sehingga permintaan akan produk meningkat dan secara otomatis akan meningkatkan kinerja pemasarannya.

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 12

2.1.1 Kinerja pemasaran ... 12

2.1.2 Keunggulan bersaing ... 13

2.1.2 Inovasi produk ... 14

2.1.3 Orientasi pasar ... 15

2.2 Hipotesis Penelitian ... 18

2.2.1 Pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk ... 18

2.2.2 Pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing ... 19

2.2.3 Pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran ... 20

2.2.4 Pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran ... 21

2.2.5 Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran ... 22

2.2.6 Peran inovasi produk dan keunggulan bersaing memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran ... 23

2.3 Model Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 27

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 27

(3)

3.4 Identifikasi Variabel ... 27

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.5.1 Kinerja pemasaran ... 28

3.5.2 Keunggulan bersaing ... 28

3.5.3 Inovasi produk ... 29

3.5.4 Orientasi pasar ... 30

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.6.1 Jenis data ... 32

3.6.2 Sumber data ... 33

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 33

3.7.1 Populasi ... 33

3.7.2 Sampel ... 33

3.7.3 Metode penentuan sampel ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian ... 35

3.9.1 Uji validitas instrumen ... 35

3.9.2 Uji reliabilitas instrumen ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 36

3.10.1 langkah-langkah pemodelan SEM ... 36

3.10.2 Uji Sobel ... 44

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46

4.2 Karakteristik Responden ... 47

4.3 Hasil Pengujian Instrumen ... 49

4.3.1 Uji validitas instrumen ... 49

4.3.2 Uji reliabilitas instrumen ... 50

4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 50

4.4.1 Orientasi pasar ... 51

4.4.2 Inovasi produk ... 52

4.4.3 Keunggulan bersaing ... 53

4.4.4 Kinerja pemasaran ... 54

4.5 Hasil Analisis Data ... 56

4.5.1 Hasil pengujian asumsi SEM ... 56

4.5.2 Uji measurement model ... 58

4.5.3 Uji structural model ... 61

4.5.3.1Interprestasi hasil estimasi ... 63

4.5.4.2 Analisis direct effect, indirect effect, dan total effect ... 64

4.6 Pengujian Hipotesis ... 66

4.6.1 Pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk ... 67

4.6.2 Pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing ... 67

4.6.3 Pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran ... 68

(4)

4.6.4 Pengaruh keunggulan bersaing terhadap

kinerja pemasaran ... 68

4.6.5 Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran ... 68

4.6.6 Peran inovasi produk dan keunggulan bersaing memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran ... 69

4.7 Hasil Uji Sobel ... 69

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

4.9 Implikasi Hasil Penelitian ... 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Komoditas Ekspor Kerajinan di Bali ... 2

3.1 Indikator Variabel ... 31

3.2 Indeks Pengujian Kelayakan Model ... 43

4.1 Jumlah Unit Usaha Industri Mebel Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali ... 46

4.2 Perkembangan Industri Mebel di Kota Denpasar ... 46

4.3 Karakteristik Responden ... 47

4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 49

4.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 50

4.6 Penilaian Responden terhadap Variabel Orientasi Pasar ... 51

4.7 Penilaian Responden terhadap Variabel Inovasi Produk ... 52

4.8 Penilaian Responden terhadap Variabel Keunggulan Bersaing ... 53

4.9 Penilaian Responden terhadap Variabel Kinerja Pemasaran ... 54

4.10 Assessment of Normality ... 56

4.11 Validitas konstruk ... 59

4.12 Nilai Construct Reliability dan Variance Extrac ... 60

4.13 Indeks Goodness of Fit Multivariat ... 62

4.14 Nilai Estimasi Parameter ... 63

4.15 Nilai Standardized Direct, Indirect, dan Total Effect ... 65

(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman 2.1 Model Penelitian ... 25 4.1 Diagram Alur ... 61

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Instrumen Penelitian (Kuesioner) ... 87

2 Tabulasi Data ... 91

3 Karakteristik Responden ... 99

4 Uji Validitas ... 100

5 Uji Reliabilitas ... 103

5 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 108

6 Construct Validity ... 118

7 Construct Reliability ... 119

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. IKM telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat disebabkan karena kinerja IKM sangat efisien, produktif dan memiliki tingkat daya saing global yang tinggi (Tambunan, 2012). IKM baik yang bergerak di sektor perdagangan dan industri lainnya telah banyak membantu pemerintah baik ditingkat daerah maupun nasional dalam hal penyediaan lapangan kerja, kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Di sisi lain industri kecil mempunyai peranan yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja serta berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan (Titahena et al., 2012) .

Provinsi Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal dengan hasil-hasil kerajinan yang terus berkembang. Industri kerajinan di Bali lebih potensial untuk dikembangkan, karena industri kerajinan kedepannya menjanjikan dan mampu meningkatkan ekspor non migas (Idayanti, 2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Tahun 2016 terdapat 17 jenis kerajinan yang ada di Provinsi Bali dan kerajinan tersebut

(9)

sudah melakukan ekspor. Data komoditas ekspor kerajinan di Provinsi Bali ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Komoditas Ekspor Kerajinan di Provinsi Bali Tahun 2011-2015 No Komodits Ekspor 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kerajinan Kayu 63.341.444 71.493.260 90.618.137 73.243.287 71.149.073 2 Kerajinan furniture (Mebel) 30.804.932 34.818.965 28.175.524 34.715.939 33.577.163 3 Kerajinan Perak 27.288.653 21.968.434 23.738.340 22.566.727 27.617.991 4 Kerajinan Bambu 10.475.545 12.864.022 9.486.097 18.335.991 7.360.283 5 Kerajinan Logam 11.652.365 9.741.524 11.228.568 15.211.828 14.042.217 6 Kerajinan Lain-Lain 7.683.409 13.743.145 4.185.235 12.798.507 6.611.391 7 Kerajinan Rotan 4.175.064 1.586.506 4.024.449 4.427.508 1.882.961 8 Kerajinan Terracota 4.020.457 3.410.240 2.334.873 2.566.727 1.881.717 9 Kerajinan Kulit 8.484.569 9.705.384 9.236.328 9.541.913 14.594.603 10 Kerajinan Batu Padas 15.359.503 11.484.690 10.265.244 14.772.477 13.579.708 11 Kerajinan Anyaman 2.448.140 2.085.820 1.062.490 3.643.201 1.914.607 12 Kerajinan Keramik 1.910.242 1.053.703 1.478.951 1.660.458 1.363.808 13 Kerajinan Kerang 1.246.203 945.675 1.121.660 2.439.453 1.410.630 14 Kerajinan Lukisan 1.386.298 1.602.759 2.215.993 2.289.470 1.895.289 15 Kerajinan Alat Musik 95.067 167.807 412.841 692.022 474.241 16 Kerajinan Lilin 155.3 480.425 286.393 509.383 610.914 17 Kerajinan Tulang 143.677 220.887 264.182 268.788 403.062 Sumber : Disperindag Provinsi Bali, 2016

(10)

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kerajinan furniture (mebel) memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi dibandingkan dengan kerajinan lainnya. Tingginya kontribusi ekspor kerajinan mebel di Provinsi Bali disebabkan karena Bali merupakan daerah tujuan pariwisata, dimana produk dari kerajinan mebel sangat dibutuhkan untuk memenuhi perabotan di hotel-hotel maupun restoran. Tidak hanya untuk sektor pariwisata saja tetapi juga dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk melengkapi perabotan rumah tangga.

Keberhasilan IKM mebel yang ada di Bali dapat dilihat dari hasil kinerja IKM itu sendiri. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai ekspor dari kerajinan mebel mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Tahun 2011 nilai ekspor kerajinan mebel sebesar $ 30.804.932, Tahun 2012 nilai ekspor meningkat sebesar $ 34.818.965, Tahun 2013 mengalami penurunan dengan nilai ekspor sebesar $ 28.175.524, Tahun 2014 kembali mengalami kenaikan nilai ekspor sebesar $ 34.715.939, namun Tahun 2015 kembali mengalami penurunan nilai ekspor menjadi $ 33.577.163. Terjadinya kenaikan dan penurunan ekspor kerajinan mebel ini merupakan suatu masalah yang akan mempengaruhi kinerja dari IKM mebel yang ada di Bali.

Penelitian ini berfokus pada IKM mebel yang ada di Kota Denpasar. Alasannya Kota Denpasar memberikan potensi yang sangat besar, mengingat kerajinan mebel memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi tetapi masih mengalami berbagai kendala yang berkaitan dengan kendala pemasaran, lemahnya pengembangan atau penguatan usaha, teknologi yang digunakan, kurangnya inovasi pada produk, kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah,

(11)

dan ketatnya persaingan. Kondisi persaingan di industri mebel saat ini semakin ketat dan kompleks, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di pasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta perubahan yang ada agar mampu bersaing dengan pesaing. Perubahan yang dimaksudkan yaitu bagaimana perusahaan berinovasi untuk menjawab apa yang menjadi keinginan konsumen, persaingan dengan kompetitor yang lain, serta perubahan yang terjadi di pasar (Setiawan, 2012). IKM mebel di Kota Denpasar perlu melakukan suatu inovasi pada produk yang dihasilkan dengan berorientasi pada konsumen karena pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan kunci sukses dari inovasi produk yang akan dihasilkan yang kemudian akan mampu menghadapi persaingan dan akan berpengaruh pada kinerja pemasaran IKM itu sendiri.

Kinerja pemasaran merupakan ukuran keberhasilan perusahaan yang diukur pada jangka waktu yang telah ditentukan. Hasil ini dapat dikatakan sebagai nilai dari aktivitas yang telah disusun dan dilaksanakan untuk mengidentifikasikan apakah strategi yang dibuat dan pelaksanaannya sudah tepat atau sebaliknya (Puspitasari, 2015). Meningkatkan kinerja dan memilih pemasaran yang baik dalam menjalankan suatu usaha merupakan cara yang tepat agar tetap unggul dalam persaingan dan produknya bisa dikenal dan diminati konsumen. Dengan kata lain, pemasaran sangat berperan penting dalam menjalankan kemajuan dan kelangsungan hidup suatu usaha, baik usaha di bidang jasa maupun di bidang penjualan suatu produk dalam menghadapi persaingan (Wachjuni, 2014).

(12)

Zimmerer dan Scarborough (2005:79) menyatakan bahwa untuk memenangkan persaingan, sekedar membangun keunggulan bersaing tidaklah mencukupi, kunci keberhasilannya adalah membangun keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Dalam jangka panjang, perusahaan memperoleh keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui kemampuan mengembangkan seperangkat kemampuan inti yang memungkinkan perusahaan melayani pelanggan sasarannya lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetensi inti adalah kemampuan unik yang dikembangkan perusahaan seperti mutu, layanan pelanggan, inovasi, orientasi pasar, dan bidang lainnya yang memungkinkan perusahaan menjadi lebih baik dari pesaingnya. Keunggulan bersaing dibuat dengan cara harus memiliki dan mampu mengelola sumber daya untuk dapat menyediakan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Keunggulan dipertahankan dengan melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap nilai yang diberikan pada para pembeli dan atau mengurangi biaya dalam menyediakan produk atau jasa (Suendro, 2010).

Dinamika selera pasar saat ini terus berubah, dimana diharuskan adanya inovasi untuk menyesuaikan dengan selera pasar. Inovasi merupakan salah satu alternatif pada organisasi untuk berkembang dan bertahan secara dinamis dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan hidup. Perusahaan yang tidak berinovasi akan ditinggalkan oleh pelanggan mereka (Pardi et al., 2014).

Mengelola pasar yang cepat berubah memerlukan kreativitas dan pengawasan secara terus menerus terhadap perubahan ekspektasi dan keinginan pelanggan. Kebutuhan pelanggan selalu sama, namun cara mereka ingin

(13)

dipuaskan terus berubah akibat paparan dan pengalaman yang mereka peroleh dari pesaing dan organisasi lainnya. Oleh karena itu strategi yang digunakan dalam melayani pelanggan haruslah terus berubah. Keinginan pelanggan harus di monitor lebih dekat untuk mengetahui alternatif apa yang tersedia, baik secara lokal maupun global. Pemasar harus peka dan inovatif dalam mengelola kebutuhan segmen yang mereka layani serta memusatkan perhatian pada perkembangannya. (Charlie, 2004).

Setiawan (2012) mendefinisikan inovasi merupakan salah satu variabel penting dalam menentukan kinerja. Inovasi menjadi semakin penting sebagai sarana bertahan, bukan hanya pertumbuhan menghadapi ketidakpastian lingkungan dan kondisi persaingan bisnis yang semakin meningkat. Perusahaan dengan kemampuan berinovasi tinggi akan lebih berhasil dalam merespon lingkungann dan mengembangkan kemampuan baru yang mampu mencapai keunggulan kompetitif dan kinerja yang tinggi.

Inovasi merupakan suatu ide baru yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (O’Regan dan Ghobadian, 2005). Inovasi yang tinggi, baik itu inovasi proses maupun inovasi produk dapat meningkatkan kemampuan perusahaan menciptakan produk yang berkualitas. Fokus utama inovasi adalah penciptaan gagasan baru, yang pada gilirannya akan diimplementasikan kedalam produk baru atau proses baru. Adapun tujuan utama proses inovasi adalah memberikan dan menyalurkan nilai pelanggan yang lebih baik (Hartini, 2012). Dalam melakukan inovasi produk suatu perusahaan harus melakukan orientasi

(14)

pasar untuk mengetahui kondisi pasar dan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Naver dan Slater’s (2000) mendefinisikan orientasi pasar adalah budaya bisnis yang menghasilkan kinerja efektif melalui komitmen perusahaan untuk menciptakan nilai superior bagi pelanggan. Putranto (2003) menyatakan bahwa orientasi pasar difokuskan pada akibat dan sikap yang berorientasi pasar. Hal yang patut diperhatikan adalah bagaimana memahami metode yang akan dikembangkan menuju orientasi pasar.

Menurut Setiawan (2012) orientasi pasar merupakan budaya perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Perusahaan dalam memasarkan produk harus berorientasi pasar karena permintaan pasar yang akan dapat dicapai secara maksimal. Orientasi pasar dapat mempengaruhi kesuksesan perusahaan di dalam menghadapi perubahan lingkungan yang serba cepat. Perubahan yang diakibatkan oleh perubahan faktor eksternal perusahaan, yaitu pergerakan pasar dan pergerakan teknologi akan berpengaruh terhadap kinerja pemasaraan suatu perusahaan. Perubahan pasar ditimbulkan oleh berubahnya preferensi pelanggan dan perluasan pasar. Ketidakpastian faktor eksternal menyebabkan suatu perusahaan berinovasi untuk memenangkan persaingan (Prakosa, 2005).

Hasil penelitian Salomo et al. (2003); Lukas dan Ferrell (2000) menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif terhadap terciptanya inovasi. Akimova (1999) membuktikan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Pardi et al. (2014) menyatakan bahwa

(15)

inovasi memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja pemasaran. Usvita (2015) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemasaran. Supranoto (2009); Suliyanto dan Rahab (2012) telah membuktikan bahwa orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja pemasaran dan dipandang sebagai satu bagian yang memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan.

Beberapa peneliti menemukan bahwa pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk dikembangkan ke dalam satu model bersama-sama, inovasi produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran (Pardi et al., 2014); Altuntas et al. (2013); Killa (2014), orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran melalui inovasi produk sebagai variabel intervening (Han et al., 1998); Pardi et al. (2014); Rodriguez (2016). Penelitian Zhou et al. (2009), Li (2000) menyatakan bahwa hubungan orientasi pasar tidak secara langsung berhubungan dengan kinerja pemasaran, namun melalui keunggulan bersaing.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dibahas di atas serta acuan studi-studi terdahulu, maka penelitian ini akan meneliti peran inovasi produk dan keunggulan bersaing memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

1) Bagaimanakah pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk pada IKM Mebel di Kota Denpasar?

(16)

2) Bagaimanakah pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing IKM Mebel di Kota Denpasar?

3) Bagaimanakah pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar?

4) Bagaimanakah pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar?

5) Bagaimanakah pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar?

6) Bagaimanakah peran inovasi produk dan keunggulan bersaing memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk pada IKM Mebel di Kota Denpasar.

2) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing pada IKM Mebel di Kota Denpasar.

3) Untuk menjelaskan pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar.

4) Untuk menjelaskan pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar.

5) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar

(17)

6) Untuk menjelaskan peran inovasi produk dan keunggulan bersaing memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran pada IKM Mebel di Kota Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini bersifat teoritis dan praktis, adapun manfaat yang diberikan sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan menambah bukti empiris mengenai studi atau penelitian yang membahas mengenai orientasi pasar, inovasi produk, keunggulan bersaing, dan kinerja pemasaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada pengusaha mebel di Kota Denpasar terkait dengan pengaruh variabel orientasi pasar, inovasi produk dan keunggulan bersaing dalam meningkatkan kinerja pemasaran.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

(18)

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini mencakup konsep atau teori yang relevan mengenai orientasi pasar, inovasi produk, keunggulan bersaing, dan kinerja pemasaran serta perumusan hipotesis penelitian yang didukung dengan penelitian sebelumnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, ruang lingkup penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan gambaran umum IKM Mebel di Kota Denpasar, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

(19)

Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil analisis data dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

Gambar

Tabel 1.1 Komoditas Ekspor Kerajinan di Provinsi Bali Tahun 2011-2015  No  Komodits  Ekspor  2011  2012  2013  2014  2015  1  Kerajinan  Kayu  63.341.444  71.493.260  90.618.137  73.243.287  71.149.073  2  Kerajinan  furniture  (Mebel)  30.804.932  34.818.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing sebagai Variabel Intervening (Survey pada UKM Pangan

Uji Sobel merupakan alat analisis untuk menguji signifikansi hubungan tidak langsung antara variabel independen yaitu orientasi pasar (X) terhadap variabel dependen

Hasil penelitian ini menujukan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing pada UMKM Tenun Gedogan di Kota Bima,

Hasil penelitian menyatakan orientasi kewirausahaan berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap keunggulan daya saing berkelanjutan UMKM, Orientasi

Berdasarkan hasil analisis data, keseluruhan hipotesis diterima dimana orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, keunggulan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.12 No.35 Agustus 2015 Page 15 STRATEGI MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PRODUK MELALUI ORIENTASI PASAR , DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DALAM RANGKA

Seharusnya dapat lebih mengalami peningkatan dipengaruhi dari peluang pasar mebel, inovasi produk mebel yang modern, jaringan pemasaran mebel, dan keunggulan

Hasil pengujian terhadap kelima hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel inovasi produk, keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran memiliki pengaruh signifikan, sedangkan orientasi