• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan dana Qardul Hasan terhadap pemberdayaan masyarakat kampung sukamulya stud kasus dana Qardul Hasan pada BAZ kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan dana Qardul Hasan terhadap pemberdayaan masyarakat kampung sukamulya stud kasus dana Qardul Hasan pada BAZ kota Bogor"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG SUKAMULYA

(Studi Kasus Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:

Siti Nur Mutia Andini (107046102346)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

(2)

PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG SUKA MULYA

(Studi kasus Dana Qardul Hasan pada Baz Kota Bogor)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

Siti Nur Mutia Andini

NIM. 107046102346

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr.A.Sudirman Abbas, MA. 011999031003

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Pengelolaan Dana Qardhul Hasan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kampung Sukamulya, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 23 Juni 2011 Dekan,

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. M. Amin Suma, SH, MA,MM NIP. 195505051982031012

Sekretaris : Mu’min Roup, MA

NIP. 150281979

Pembimbing I : Dr.A.Sudirman Abbas, MA. NIP.196912011999031003 Pembimbing II: Djaka Badranaya, ME

NIP. 197705302007011008

Penguji I : Dr. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH NIP. 196911211994031001

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 01 Juni 2011

(5)

ABSTRAK

SITI NUR MUTIA ANDINI. NIM 107046102346. Pengelolaan Dana Qardul Hasan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus : Kampung Sukamulya, Bogor). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1432 H / 2011 M.

Isi: xv + 95 halaman + 8 lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengolaan Dana Qardhul Hasan dalam bentuk program Dana Berkah. Selama ini jumlah kemiskinan di Indonesia tercatat masih sangat tinggi sehingga sebagian besar masyarakat masih menggantungkan pada lintah darat (rentenir) dalam memecahkan permasalahan memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun pendanaan bidang usaha. Oleh karena itu BAZ Kota Bogor membentuk program dana berkah. Dana ini dihimpun dari dana zakat , infaq dan shadaqah yang dapat digunakan masyarakat dalam bidang pendanaan usaha sebagai upaya meningkatkan taraf kehidupannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi terhadap laporan pengelolaan dan pendayagunaan program dana berkah. Analisis Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi ekonomi anggota binaan dana berkah antara sebelum dan sesudah mengikuti program, dan analisis SWOT terhadap pelaksanaan program dana berkah.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa upaya BAZ Kota Bogor menyediakan pendanaan bidang usaha pada anggota binaan Kampung Sukamulya, Bogor melalui program dana berkah merupakan salah satu cara yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan kondisi ekonomi mitra binaan serta membuka lapangan pekerjaan di desa dan mengurangi arus urbanisasi ke kota. Dari hasil analisis SWOT didapatkan keunggulan program yaitu program dana berkah merupakan solusi yang tepat dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat miskin melalui pendanaan dalam bidang usaha dan terhindar dari peminjaman dana melalui lintah darat (rentenir), dan kekurangan dari program adalah dana yang dialokasikan untuk program dana berkah masih kurang serta belum adanya pendampingan secara intensif dari pihak BAZ Kota Bogor untuk membimbing anggota binaanya dan mustahiq.

(6)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diucapkan melainkan kalimat Tasbih, Tahmid dan Takbir kehadirat Allah SWT yang telah mengkaruniakan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pengelolaan Dana Qardul Hasan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kampung

Suka Mulya”. Shalawat serta salam semoga senantisa selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Sepanjang perjalanan membuat skripsi ini, penulis banyak mendapatkan pelajaran dari berbagai hal dalam upaya menyelesaikannya. Dimulai dari kesulitan dalam menyusun kalimat, menempuh perjalanan dari Ciomas, Bogor ke Cinere Depok ketika hendak mengetik skripsi, membagi waktu kegiatan kuliah dengan membina anak-anak menghafal Qur’an dan puncaknya ketika meminjam laptop

(7)

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag., M.A. sebagai Ketua

dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, serta dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir. 3. Bapak Dr.A. Sudirman Abbas, MA dan Djaka Badranaya, ME. selaku dosen

pembimbing skripsi penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

4. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mentransfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

5. Terimakasihku terhadap BAZ Kota Bogor beserta seluruh stafnya yang telah bersedia memberikan data kepada saya, dan ucap terimakasihku kepada Kampung Sukamulya Khusunya Ibu Halimah sebagai Guide Tour selama saya melakukan penelitian pada Kampung Sukamulya.

6. Rasa ta’zim dan terimakasih yang mendalam kepada Ayahanda tercinta H. Enjun dan Ibunda Nining Kurniasih S.Pd sebagai “My Super Hero” atas dukungan

(8)

yang tak pernah habis bahkan tiada henti bersoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Setiap doa yang mereka panjatkan adalah kekuatan di setiap langkah dan

tujuanku menuju kesuksesan. Mah…pa…semoga anak mu ini selalu menjadi

penyedap matamu disetiap engkau melihatku.

7. Yang terncinta dan tersayang kakak-kakaku A’ Wawa & Th Oci, Th Pipit & A

Wahyu, adik-adikku Sidqi & Sabrina serta keponakanku Nazneen & Wafi yang senantiasa menjadi motivasiku untuk segera menyelesaikan kewajibanku sebagai mahasiswa.

8. Ucap terimakasih mendalam kepada sahabatku Suryati yang dengan ikhlas dan kesabarannya bersedia menemaniku, terus memotivasiku tanpa mengenal lelah sampai akhir penulisan skripsi ini.

9. Ucap terimakasihku mendalam kepada Firman dan Enya yang sudah bersedia dengan ikhlas dengan sabar meluangkan waktunya tanpa kenal lelah dan waktu membantu penulis menyelesaikan skripsi sampai dengan selesai

10. Ucap terimakasihku kepada Ka Riza Rizki Pratama yang banyak membimbing saya dalam penulisan skripsi ini.

11.Rasa ta’zim dan terimakasihku kepada Ayah Nawawi dan Ibu Lili, Ustadz Razak

dan Ibu Hana. Segenap jajaran Pembina Lampu Quran Firman, Hilda, Evi dan seluruh anak-anakku di lampu quran JAZAKUMULLAH… karena berkat do’a

kalian semua penulis mampu menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa. 12. Ucap terimakasihku untuk Bang Manto, Bang Acep, Bang Acim pokonya semua

(9)

13. Terimakasihku kepada seluruh sahabat kosanku Ela, Desy, Key, Mariam, Ainun yang terus sama-sama berjuang dan saling memotivasi untuk menyelesaikan tugas akhir.

14. Ucap terimakasihku kepada seluruh sahabat pondokku Tita, Uyuy, Okta, Ela, Neta, Imam yang tak bisa disebutkan satu persatu, yang terus memberikan dorongan dan motivasi kepada iya dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. 15. Ucap terimakasihku kepada teman-teman Perbankan Syariah A,B,C,D khususnya

sahabat seperjuanganku di kelas PS 07 A Tika, Nety, Fika, Uuz, Yana, Disfa, Desi, Mariam, Sisil, Wawa, Ima, Nur, Mpo Mia, Nindya, Huda, Budi, Aziz, Taufik, Esa, Ihsan, Rizal dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga kebaikan dan kesuksesan selalu ada dalam langkah kita bersama. Semoga selalu berada dalam Ridha-Nya. Amiiiin… dan semoga

persahabatan kita tidak mengenal waktu & usia.

16. Ucap terimakasihku pada sahabat seperjuanganku di kelas asuransi syarifatul Maula yang banyak memotivasiku selama menyelesaikan tugas akhir makasih ya

feh…

Akhir kata, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi. Jazakumullah Ahsanul Jaza

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN………..

LEMBAR PERNYATAAN………...

ABSTRAK………....

KATA PENGANTAR………...

DAFTAR ISI………..

DAFTAR TABEL………..

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR………...

DAFTAR LAMPIRAN………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.………..

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………..

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………

D. Kerangka Teori dan Konseptual………..

E. Review Studi Terdahulu……….

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan……….

G. Sistematika Penulisan………..

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Qardul Hasan………..

1. Pengertian Qardul Hasan………..

2. Dasar Hukum Qardul Hasan………..

3. Rukun dan Syarat Qardul Hasan………

a. Rukun Qard………

b. Syarat Qard………

4. Tujuan Qardul Hasan……….

(11)

5. Macam-macam Skema pembiayaan Dana Qardul Hasan Pada Lembaga Amil Zakat………

a. Pola BAZIS DKI

Jakarta……….

b. Pola Dompet Dhuafa

Republika………..

B. Pemberdayaan ekonomi………..

1. Pengertian Pemberdayaan………..

2. TujuanPemberdayaan………

BAB III GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR

A. Sejarah Berdirinya BAZ Kota Bogor………

B. Visi dan Misi BAZ Kota Bogor……….

1. Visi……….

2. Misi………...

3. Strategi………

C. Program BAZ Kota Bogor ………..

1. Divisi Pengumpulan………...

2. Divisi Pendayagunaan………

a. Program Kesehatan………..

b. Program Pendidikan……….

c. Program Ekonomi (Pemberdayaan Masyarakat)……….

d. Program Kemanusiaan……….

e. Program Dakwah………..

D. Stuktur Organisasi BAZ Kota Bogor………

E. Profil Kampung Sukamulya……….

(12)

BAB IV PENGARUH PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG SUKAMULYA PADA BAZ KOTA BOGOR

A. Analisis Pengelolaan Dana Qardul Hasan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat………...

1. Penghimpunan Dana Qardul Hasan Pada BAZ Kota Bogor…...

2. Penyaluran Dana Qardul Hasan Pada BAZ Kota Bogor……….

a. Permohonan Langsung Pembiayaan Usaha……….

b. Sosialisasi Langsung Ke Masyarakat………..

B. Pemanfaatan Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor…………...

1. Ketentuan dan Persyaratan Program Dana Berkah BAZ Kota

Bogor……….

2. Kendala yang Dihadapi BAZ Kota Bogor Pada Program Dana

Berkah………

3. Kakateristik Responden……….

4. Jenis Usaha Responden………

5. Permasalahan Usaha Responden………...

6. Realisasi Program Dana Berkah………

a. Realisasi Jumlah Pencairan Dana Berkah Periode Januari-November 2010……….

b. Realisasi Penerimaan Pengembalian Dana Berkah………….

C. Pengaruh Pengelolaan Dana Qardul Hasan Pada Program Pemberdayaan Ekonomi (Dana Berkah) Terhadap Peningkatan Ekonomi Pada Masyarakat Kampung Sukamulya………...

1. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Program Dana Berkah Mitra Binaan BAZ Kota Bogor………...

2. Analisis Dampak Program Dana Berkah Terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan………

(13)

3. Analisis SWOT Dari Program Dana Berkah……….

4. Analisis Matriks SWOT Kearns………

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………...

B. Saran………...

DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN……….

(14)
[image:14.598.109.527.80.514.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Plafon Penyaluran Dana 56

Tabel 4.1 Skema Penyaluran Dana Qardhul Hasan

(Permohonan langsung Pembiayaan) 68

Tabel 4.2 Skema Penyaluran Dana Qardhul Hasan

(Sosialisasi Langsung Kepada masyarakat) 68 Tabel 4.3 Ketentuan dan Persyaratan Program Dana Berkah 72 Tabel 4.4 Realisasi Jumlah Pencairan Dana Berkah 84 Tabel 4.5 Penerimaan dan Pengembalian Dana Berkah 85 Tabel 4.6 SPSS Pengaruh Program Dana Berkah 87 Tabel 4.7 SPSS Pengaruh Program Dana Berkah 88

Tabel 4.8 Analisis SWOT 92

Tabel 4.9 SWOT Matriks Kearns 93

(15)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Data Kelompok dan Perorangan Dana Berkah 70 Grafik 4.2 Prosedur dan Peminjaman Dana Berkah 74

Grafik 4.3 Jenis Kelamin 75

Grafik 4.4 Umur 75

Grafik 4.5 Pendidikan 76

Grafik 4.6 Jenis Usaha 77

Grafik 4.7 Lama Menjalankan Usaha 79

Grafik 4.8 Permasalahan Usaha 80

Grafik 4.9 Penggunaan Dana Berkah 81

Grafik 4.10 Kondisi Sebelum Mengikuti Program Dana Berkah 82 Grafik 4.11 Kondisi Setelah Mengikuti Program Dana Berkah 83 Grafik 4.12 Partisipasi Kegiatan di Masjid 90 Grafik 4.13 Peningkatan Ukhuwah Antar Peserta 90 Grafik 4.14 Penyelesaian Masalah Sosial Masyarakat 91

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Perhitungan SPSS... Panduan Wawancara dan Kuesioner Penelitian Mitra Binaan BAZ Kota

Bogor Kampung Sukamulya...

Formulir Pembiayaan Dana Berkah………

Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi... Surat Permohonan Data Observasi... Surat Keterangan Dari Kecamatan Bogor Timur... Surat keterangan Dari Kelurahan Sukasari... ………...

Surat Keterangan Dari BAZ Kota Bogor...

99

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(18)

segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.1 Sedangkan kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan sebagai akibat dari pola kehidupan yang tidak adil dan penuh kedzaliman. Harta kekayaan milik bersama dikuasai oleh sekelompok orang untuk kepentingannya sendiri.

Kemudian dalam perkembangannya dampak krisis moneter pada tahun 1997 semakin memperparah perekonomian Indonesia. Sejak saat itulah krisis moneter menjadi pintu gerbang dari segala permasalahan kompleks yang terjadi di Indonesia ke arah kondisi yang paling buruk. Inflasi melonjak ke level yang tinggi, pengaruhnya adalah bahan kebutuhan masyarakat melejit sampai pada tingkat di luar batas kemampuan daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia.

Pada saat ini begitu banyak bank-bank tersebar di seluruh Indonesia, namun pada kenyataannya sebagian besar belum mampu menyentuh masyarakat lapisan bawah. Lantas apakah terpikir oleh kita ada sebuah lembaga yang mau memberikan modal kepada pedagang tanpa menggunakan jaminan. Pada kenyataannya mayoritas UKM dan masyarakat terjebak pada money lender (rentenir)2karena mungkin saja dana yang dibutuhkan tidaklah banyak.

Salah satu pilar utama ekonomi Islam adalah implementasi zakat.3 Implementasi zakat dalam pemberdayaan ekonomi dengan berupaya menciptakan

1Yusuf Qardhawi,Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, Cet. I (Jakarta:

Zikrul Hakim, 2006), h. 21.

2

Euis Amalia,Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2009) h. 68.

(19)

iklim masyarakat yang berjiwa wirausaha. Kewirausahaan pada masyarakat akan terwujud, apabila penyalurannya tidak langsung diberikan kepada mustahik untuk keperluan konsumtif, tetapi dihimpun, dikelola dan didistribusikan oleh badan/lembaga yang amanah dan profesional. Dengan di tetapkannya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 yang berisi tentang pengelolaan zakat maka pemerintah melakukan pengumpulan dana dari zakat tersebut untuk mensejahterakan masyarakatnya. Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah karena di Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim. Dengan mayoritas penduduk muslim di Indonesia, idealnya masyarakat Indonesia bisa terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat. Apabila pengelolaan zakat itu dapat diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari maka dengan demikian zakat akan dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi. Salah satu sisi ajaran Islam yang harus ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sadaqah. Pengertian zakat itu sendiri adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi pemerataan karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan.4Secara substantif, zakat secara bahasa adalah Al-Barakatu (keberkahan) Al-Namaa’

(pertumbuhan dan perkembangan), At-Thaharu (kesucian) dan As-Sholhu

(20)

(keberesan).5 Sedangkan infaq berasal dari kata Anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu, dan shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar.6

Pada dasarnya tujuan dan fungsi ZIS (zakat, infak, dan shadaqah) yang aktual adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan tingkat kehidupan umat Islam yang lebih baik terutama golongan fakir dan miskin. Oleh karena itu potensi dana ZIS dikalangan umat Islam yang masih hidup dalam kemiskinan sangatlah banyak, dengan itu dana ZIS yang ada haruslah dikelola dan disalurkan pada yang berhak dan yang membutuhkannya. Dalam Al-Quran kata zakat diulang sebanyak 27 kali diiringi dengan kata shalat. Hal ini menegaskan adanya keterkaitan antara ibadah shalat dengan zakat. Jika shalat berdimensi vertikal ketuhanan, maka zakat merupakan ibadah horizontal kemanusiaan.7

Adapun nash tentang zakat dan asas pelaksanaannya tercantum dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 60 :























































5 Didin Hafiduddin, Anda Bertanya Zakat, Infak dan Shadaqah: Kami Menjawab, Cet. I

(Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 17.

6 Muhammad Zen, 24 Hours of Contemporary Zakat: Tanya Jawab Seputar Keseharian Zakat, Cet. I (Jakarta: IMZ, 2010), h. 5.

7 Didin Hafiduddin, Anda Bertanya Zakat, Infak dan Shadaqah: Kami Menjawab, Cet. I

(21)

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Ayat di atas menjelaskan bahwa zakat merupakan alat bantu dalam mengurangi kemiskinan. Zakat juga dapat mengurangi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Pada tataran kultural, pola berpikir masyarakat dalam mengelola dana zakat masih dipengaruhi oleh tradisi lama, sehingga pemanfaatan dana zakat tersebut masih ditujukan untuk santunan dan mengatasi keadaan darurat semata. Sejauh ini pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh masyarakat hanya bertujuan sebatas memenuhi kebutuhan mendasar dan sesaat (konsumtif). Jadi masih banyak masyarakat yang menyalurkan dana zakat mereka dengan cara lama/tradisional atau melalui penyaluran yang kurang profesional dalam mengelola dana zakat tersebut, dengan tidak disertai target adanya kemandirian sosial maupun kemandirian ekonomi misalnya dengan memberikan zakat tersebut kepada tokoh agama di desa masyarakat, akan tetapi pada pola kontemporer berpola produktif yang mana penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/bisnis sehingga bisa mnghasilkan kemandirian baik kemandirian sosial ataupun ekonomi.8

Adapun sifat dari pendayagunaan zakat ada 2 (dua), yaitu yang bersifat konsumtif dan bersifat produktif, zakat yang bersifat konsumtif adalah zakat yang

(22)

diberikan hanya satu kali atau sesaat saja. Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No. 38 tahun 1999 pasal 28, mustahik delapan asnaf ialah fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, garimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan zakat yang bersifat produktif dapat diberikan apabila kebutuhan mustahik delapan terpenuhi dan terdapat kelebihan. Adapun pendayagunaan dana zakat, infak, sedekah, hibah, wasiat, waris dan kafarat diutamakan untuk usaha yang produktif agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat.9 Zakat yang bersifat produktif seperti yang telah dijelaskan di atas, biasa disebut qardul hasan atau pinjaman lunak yang diberikan kepada mustahik. Pengertian qardul hasan sendiri yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.10

Dalam perspektif dunia usaha, zakat dapat dipandang sebagai sumber dana potensial yang seharusnya dikelola sebagai aset dan investasi sosial ekonomi. Zakat akan menjadi bagian penting dalam meningkatkan produktivitas sosial ekonomi jika pendistribusian dana zakat dilakukan dengan tepat dan hendaknya diposisikan sebagai instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi umat, terutama dalam meningkatkan usaha kecil karena selain meningkatkan kewirausahaan, zakat juga dapat memperbaiki kondisi perekonomian dan mengurangi angka pengangguran. Realitasnya, peran UKM (Usaha Kecil dan

9Didin Hafiduddin,Problematika Kontemporer Arkulasi Proses Sosial Politik Bangsa,Cet. I

(Jakarta: Forum Zakat, 2003) h. 95.

10 Syafi’i Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik,Cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2001)h.

(23)

Menengah) pada tahun 2007 mencapai 49,84 juta unit usaha dan 99,99% berperan terus dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan jelas berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja. Maka dari itu sudah selayaknya dana ZIS diletakkan dalam sebuah kerangka investasi sosial dan ekonomi yang harus dapat menjadikan mustahik menjadi seorang muzakki, melalui program yang sistematis dan terencana.

Terbitnya Undang-Undang Pengelolaan Zakat No.38 tahun 1999 mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk mendirikan Badan Amil Zakat yang bertujuan menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan shadaqah agar dapat memberdayakan para mustahik.

Kampung Sukamulya adalah salah satu kampung di Kota Bogor yang terletak di Kelurahan Sukasari Bogor Selatan. Kampung ini adalah salah satu kampung yang penduduknya mencapai 10.677 jiwa. Kampung tersebut merupakan kampung yang kumuh dan miskin dengan mata pencaharian penduduknya yaitu pemulung, pedagang, guru, perajin dan PNS (Pegawai Negeri Sipil). Dari data yang diperoleh, sebagian besar masyarakat Kampung Sukamulya mempunyai potensi untuk berkembang menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Kampung Sukamulya.

(24)

harapan dan semangat yang terus menyala serta untuk mencapai kehidupan yang layak. Dari sini kita dapat melihat bahwa untuk mempertahankan program dana berkah ini, banyak dana yang dibutuhkan agar program tersebut dapat terus terlaksana.

Peran lembaga amil zakat seperti BAZ menjadi fasilitator yang sangat penting dalam pengelolaan dan pendayagunaan zakat sebagai instrumen yang dapat mempengaruhi pemerataan sosial ekonomi. Sedangkan jika lembaga zakat tidak mempunyai program pengelolaan yang baik bagaimana bisa tersalurkan dana zakat tersebut.

Dari latar belakang diatas penulis beranggapan bahwa harus ada pengelolaan dana qardul hasan sebagai dana bergulir pada BAZ Kota Bogor yang sangat baik. Dengan itu penulis tertarik untuk meneliti “PENGELOLAAN

DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KAMPUNG SUKAMULYA (Studi Kasus Dana Qardul Hasan Pada BAZ Kota Bogor)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

(25)

mana pemberdayaan masyarakat disini adalah untuk kesejahteraan masyarakat Kampung Sukamulya.

Berdasarkan pada pembatasan masalah penelitian tersebut, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pola penghimpunan dan penyaluran dana Qardul Hasan pada BAZ

Kota Bogor?

2. Bagaimana model pengelolaan dan pendayagunaan dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor?

3. Bagaimana pengaruh Qardul Hasan pada pemberdayaan masyarakat Kampung Sukamulya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengelolaan dana qardul hasan yang dilakukan oleh BAZ Kota Bogor dalam Program Dana Berkah.

2. Untuk memahami dan mengerti secara lebih baik tentang pengelolaan dan qardul hasan baik secara teoritis maupun secara empiris.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh qardul hasan pada pemberdayaan masyarakat Kampung Sukamulya.

(26)

1. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan serta ilmu yang luas demi meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional dalam bidang lembaga keuangan syariah khususnya mengenai pengelolaan dana qardul hasan.

2. Bagi Badan Amil Zakat

Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada badan amil zakat dalam melakukan pengelolaan dana qardul hasan yang baik, sehingga mampu menerapkannya.

Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat memperkaya wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan khususnya memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang diteliti serta memperoleh pengetahuan mengenai pengelolaan dana qardul hasan untuk pemberdayaan masyarakat.

D. Kerangka Teori dan Konseptual 1. Kerangka Teori

(27)

Menurut pasal 1 UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Qardul hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.11

Sedangkan pemberdayaan berasal dari kata ”daya” yang mendapat

awalan ber- yang menjadi kata ”berdaya” artinya memiliki atau mempunyai

daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kataEmpowermentdalam Bahasa Inggris.12

2. Kerangka konsep

Konsep penelitian ini menitikberatkan pada pengelolaan dana qardul hasan terhadap pemberdayaan masyarakat Kota Bogor khususnya Kampung Sukamulya. Konsep tersebut yaitu melihat bagaimana proses pengelolaan dana qardul hasan dengan menerapkan cara pengelolaan yang baik dan ampuh untuk dapat menarik minat masyarakat/donatur dalam Program Pemberdayaan Dana Berkah pada Baz Kota Bogor.

11Syafi’ Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik,Cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.

131.

12Hasan Ismail, “Hakekat Pemberdayaan”, artikel diakses pada tanggal 1 Juli 2011 dari

(28)

E. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis telah membaca skripsi yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu skripsi dengan judul “Mekanisme Pembiayaan Dana Qardul Hasan di Bank BNI Syariah” karya Syahid

Maulana, menyimpulkan bahwa sumber penghimpunan dana qardul hasan diperoleh dari zakat penghasilan karyawan yang dipotong sebesar 2,5% sebagai zakat penghasilan yang nantinya dikelola untuk dana qardul hasan di Bank BNI Syariah, dan penyalurannya dibagi dua yaitu internal (karyawan), dan Ekstrnal (mustahik yang membutuhkan). Kemudian, skripsi dari Muhammad Apriadi

dengan judul ”Efektifitas Penghimpunan dan Pengelolaan Wakaf Uang Pada Baitul Maal Muamalat (BMM)” menyimpulkan bahwa pengelolaan dan

penghimpunan wakaf uang kurang efektif dikarenakan wakaf uang yang terhimpun pada tahun 2008 Rp. 42.431.091 dan pada tahun 2009 hanya sebesar Rp. 13.129.595 dan terkelola pada tahun 2008 Rp. 9.395. 275 dan tahun 2009 Rp. 2.253.679. Penelitian selanjutnya yaitu skripsi dari Rini Yulianti dengan judul

Efektivitas pemanfaatan Al-Qardul Hasan Bagi Pedagang Kecil” menyimpulkan bahwa qardul hasan ini berdampak positif bagi perkembangan usaha nasabah.

(29)

Kampung Sukamulya pada BAZ Kota Bogor, dalam penelitian ini, penulis juga menerangkan strategi pengelolaan apa yang digunakan dalam program ini yaitu dana berkah sehingga dapat memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan ekonominya.

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada penelitian eksplanasi, yaitu menjelaskan tentang mengapa kejadian atau gejala terjadi dengan menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Dari sisi metodenya, penelitian ini termasuk penelitian studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu.13 2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian menggunakan studi kasus. Jenis pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk kondisi dan lingkungan masa lalunya.14

13 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi Spss (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2007), h.16.

14 Husein Umar,Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo

(30)

Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah pengelolaan dana qardul hasan terhadap pemberdayaan masyarakat Kampung Sukamulya pada BAZ Kota Bogor.

3. Jenis data dan sumber data a. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi penerapan pengelolaan dana qardul hasan terhadap pemberdayaan masyarakat.

b. Sumber data penelitian ini yaitu:

1) Data primer, merupakan data-data yang penulis peroleh langsung dari lapangan(field research).Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui indepth interview dengan mitra binaan BAZ Kota Bogor yang berada pada kampung Sukamulya, pelaksana dan manager program, perwakilan dari mustahik.

(31)

4. Teknik pengumpulan data

a. Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Dimana objek penelitian disini adalah BAZ Kota Bogor sebagai pengelola dana Qardul Hasan dan 3 kelompok (1 kelompok beranggotakan 10 orang) yang dibiayai dengan dana qardul hasan yaitu masyarakat Kampung Sukamulya sebagai penerima dana qardul hasan. Untuk memperoleh data dari lapangan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Observasi dengan pengamatan serta melihat proses pengelolaan dana qardhul hasan pada BAZ Kota Bogor.

2) Wawancara untuk mendapatkan keterangan secara lisan dengan pihak yang terkait yaitu BAZ Kota Bogor dan masyarakat Kampung Sukamulya guna mendapatkan informasi mengenai objek penelitian. 3) Dokumentasi dengan mengamati perkembangan perekonomian

Kampung Sukamulya sebelum dan setelah diberikannya dana qardhul hasan.

5. Metode pengolahan dan Analisis data

(32)

a. Analisa Kuantitatif

Pengujian melalui analisa kuantitatif digunakan untuk mengukur dampak program terhadap ekonomi mitra binaan.

1) Perubahan Kondisi Ekonomi

Pengukuran terhadap perubahan kondisi ekonomi mitra binaan dan hubungannya terhadap pelaksanaan program menggunakan tes statistik nonparametrik Wilcoxon Signed Rank Test (uji dua sampel berhubungan) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan

E = Mean (rataan hitung)

σ = Simpangan baku T = Jumlah jenjang/ranking N = Jumlah sampel

Untuk landasan pengujian dipergunakan nilai T. H0 diterima

apabila T≥ Tα. H0 ditolak apabila T< Tα15.

Metode statistik nonparametrik digunakan karena nilai data variabel tergolong kepada data nonmetrik. Data nonmetrik adalah data

(33)

kualitatif yang dapat berbentuk suatu atribut, karakteristik atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data nonmetrik adalah tipe data nominal atau ordinal.

Data nominal adalah data dimana sebutan seperti “laki-laki” atau “perempuan” diberikan kepada item dan tidak ada implikasi di

dalam sebutan tersebut bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya. Sedangkan data ordinal hanya memberikan informasi tentang apakah suatu item“lebih tinggi”,”lebih rendah”, atau “sama dengan” item lainnya; data ini sama sekali tidak menyatakan ukuran“perbedaan”16.

Data mengenai kondisi ekonomi dimaksud meliputi kondisi pendapatan mitra binaan. Kondisi ekonomi responden dibandingkan antara sebelum dan sesudah diberikan program, apakah terjadi peningkatan atau-kah penurunan. Dari hasil penghitungan tersebut, dapat dilihat pengaruh antara variabel dependen (kondisi ekonomi mitra binaan) danindependen (program dana berkah)17.

Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan mengunakan program SPSS, untuk efektivitas dan efisiensi serta menghindarihuman error.

16

J. Supranto,Statistik: Teori dan Aplikasi Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 294.

17 Jogiyanto HM,Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman,

(34)

b. Analisa kualitatif

Metode analisa data kualitatif ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara yang mendalam, catatan-catatan dan data penunjang lainnya didapatkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif berkaitan dengan topik penelitian yang kemudian akan dianalisa melalui teknik SWOT untuk mengetahui efektifitas dan desain program berdasarkan perspektif masyarakat penerima program dana berkah yang berada pada Kampung Sukamulya.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”, yang merupakan sandaran dari

penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

G. Sistematika Penulisan

(35)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan konseptual, review studi terdahulu, metodelogi penelitian, dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori qardhul hasan, pengertian qardhul hasan, dasar hukum qardhul hasan, rukun dan syarat qardul hasan, tujuan qardhul hasan, macam-macam qardhul hasan. Dan teori mengenai pemberdayaan ekonomi yang meliputi: pengertian pemberdayaan, tujuan pemberdayaan dan hubungan pemberdayaan dengan qardul hasan.

BAB III GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR

Dalam bab ini, penulis menguraikan gambaran umum dari BAZ Kota Bogor yang meliputi: sejarah singkat BAZ Kota Bogor, visi dan misi BAZ Kota Bogor, Program pemberdayaan ekonomi dana qardul hasan (Dana Berkah) dan Stuktur organisasi Baz Kota Bogor serta profil Kampung Sukamulya. BAB IV PENGARUH PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN

[image:35.598.129.523.82.491.2]
(36)

Dalam bab ini, penulis menguraikan bagaimana Pola Penghimpunan dan Penyaluran Dana Qardul Hasan Baz Kota Bogor, Model Pengelolaan dan Pendayagunaan Dana Qardul Hasan pada Baz Kota Bogor, serta Pengaruh pengelolaan Dana Qardul Hasan terhadap peningkatan ekonomi pada masyarakat Kampung Sukamulya dengan program Dana Berkah.

BAB V PENUTUP

(37)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Qardul Hasan

1. Pengertian Qardul Hasan

Kata qard (ٌض ﺮ ْﻗ َ) berasal dari kata qaradha (َض َﺮ َﻗ َ) yang berarti memotong, memakan, melintasi. Qard sendiri artinya adalah pinjaman. Dalam istilah perbankan syariah maknanya adalah akad pemberian pinjaman bank kepada pihak kedua untuk kebutuhan mendesak atau sebagai dana talangan (over draft/cerukan) dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman bersifat konsumtif. Dana talangan tersebut dikembalikan sesuai dengan jumlah yang diterima tanpa imbalan dan pembayarannya dapat dilakukan secara sekaligus atau cicilan dalam waktu tertentu.

Pengertian qard menurut terminologi menurut beberapa Imam fikih yaitu:18 1. Menurut ulama Hanafiyah, qard adalah sesuatu yang diberikan seseorang

dari harta mitsil yaitu harta benda yang banyak padanannya, yang lazim dihitung melalui timbangan, takaran dan satuan. Contoh harta mitsil ini yaitu buah-buahan, sayur mayur, garmen dan sebagainya.

2. Menurut ulama Malikiyah, qard adalah suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak disertai iwadh (imbalan) atau tambahan dalam pengembaliannya.

(38)

3. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah, qard adalah akad pemilikan sesuatu

untuk dikembalikan dengan sejenis atau yang sepadan (qimiy), contohnya perhiasan, binatang peliharaan, barang antik dan lain sebagainya.

Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjakan tanpa mengharappkan imbalan. Dalam literatur fikih klasik, qard dikategorikan dalam akad tathawwu atau saling membantu dan bukan transaksi komersial19.

Menurut Fatwa DSN NO. 19/DSN-MUI/IV/2001 Qard adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan. Pada buku ekonomi syariah versi salaf :

:

Qard adalah memberikan (menghutangkan) harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang sama dan dapat ditagih atau diminta kapan saja penghutang menghendaki. Akad qard ini diperbolehkan dengan tujuan meringankan (menolong) beban orang lain.20

Qardul hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.

19 Heri Sudarsono,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Jakarta,

EKONISIA, 2004) edisi ke-2 h. 56.

20 HM. Dumari Nor, dkk,Ekonomi Syariah Versi Salaf (Jawa Timur: Pustaka Sidogiri, 2008)

(39)

Menurut Ahmad Ifham Sholihin21, qard dilihat dari aspek fikih adalah qard atau iqradh secara etimologi berarti pinjaman. Secara terminologi muamalah (ta’rif) adalah memiliki sesuatu (hasil pinjaman) yang dikembalikan (pinjaman tersebut) sebagai penggantinya dengan nilai yang sama. Pada teknis perbankan, qard adalah akad pemberian pinjaman dari bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak. Pengembalian pinjaman ditentukan dengan jumlah yang sama dalam jangka waktu tertentu (sesuai dengan kesepakatan bersama) den pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

Qardul hasan menurut Ahmad Ifham Sholihin adalah pinjaman kebajikan. Ada dua pengertian tentang qardul hasan yaitu22 :

1. Pinjaman dengan kewajiban pengembalian pinjaman pokoknya saja tanpa imbalan apapun.

2. Suatu akad pinjam meminjam dengan ketentuan pihak yang menerima pinjaman tidak wajib mengembalikan dana apabila terjadi force mejcure (bangkrut, bencana alam, kematian).

Loan atau qardul hasan yaitu pinjaman tidak mengikat tanpa bunga

dan tanpacommitment fee. Dengan kata lain pembiayaan qardul hasan adalah pembiayaan berupa pinjaman tanpa dibebani apapun bagi kaum dhuafa yang

21 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: PT. Gramedia

PustakaUmum, 2010) h. 675.

(40)

merupakan asnaf zakat/infaq/shadaqah dan ingin memulai usaha kecil-kecilan. Para peminjam hanya diwajibkan mengembalikan pinjaman pokoknya saja pada waktu jatuh tempo sesuai kesepakatan dengan membayar biaya administrasi yang diperlukan.23

Qardul hasan atau benevolent loan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.24

Jadi qardul hasan adalah akad pinjaman/pembiayaan sebagai akad tathawwu untuk meminjamkan dana kepada yang membutuhkan khususnya

kaum dhuafa yang ingin berwirausaha kecil-kecilan, dan tidak dituntut mengembalikan dana apapun kecuali dana pinjaman yang diberikan oleh si peminjam.

2. Dasar Hukum Qardul Hasan Al-Quran :























Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.(QS. Al-Hadid: 11)

23 Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah: Teori, Praktik dan PeranannyaCet. I (Jakarta: PT. Senayan Abadi, 2007) h. 79.

24 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Cet. IV (Yogyakarta: UII

(41)

Al-Hadist :

Ibnu mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata. “bukan seorang

muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang

satunya adalah (senilai) sedekah”25

َ

ﻲ ِﺑ

َ

ِﺔ ﻗ

ِﻟ

Anas bin malik berkata bahwa Rasulullah berkata. “ Aku melihat pada waktu

malam di-isra-kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, Wahai Jibril, mengapa qardh lebh utama dari sedekah? Ia menjawab, karena peminta-minta sesuatu dan ia punya sedangkan yang meminjamkan tidak akan meminjam kecuali

karena keperluan.”26

3. Rukun dan Syarat Qardul Hasan a. Rukun Qard

َ

:

Rukun qard ada empat:

1. Muqridh (pemberi pinjaman) atau pihak yang memiliki dana,

25 HR. Ibnu Majah no. 2421,kitab Al- Ahkam; Ibnu hibban dan Baihaqi

(42)

2. Muqtaridh (peminjam) atau pihak yang membutuhkan dana, 3. Muqtaradh/Ma’qud ‘Alaih atau objek akad, yaitu (barang/dana), 4. Shigah, yaitu ijab qabul (ucapan serah terima)

b. Syarat Qardh

Sedangkan syarat yang harus dipenuhi dalam akad qard adalah sebagai berikut:

1. Orang yang melakukan akad (muqridh dan muqtaridh) harus baligh, dan berakal. Akad qard ini menjadi tidak sah apabila yang berakad itu anak kecil, orang gila dan dipaksa oleh seseorang.

2. Qard (objek/barang yang dipinjamkan) harus berupa maal mutaqawwim (harta yang menurut syara’ boleh digunakan untuk

digunakan/dikonsumsi).

3. Shigah, yaitu ijab qabul harus dilakukan dengan jelas, sebagaimana jual beli dengan menggunakan lafal qard atau sepadan dengannya. Menurut Imam Maliki, pemilikan terjadi dengan akad saja sekalipun serah terima belum terjadi.

4. Tujuan Qardul Hasan

(43)

untuk para pengusaha kecil yang kekurangan dana tetapi mempunyai prospek bisnis yang sangat baik.27

Menurut buku pintar ekonomi syariah tujuan akad qard adalah: a. Membiayai usaha produktif untuk kaum dhuafa

b. Pinjaman untuk menutup utang kepada rentenir. c. Pinjaman untuk biaya sewa rumah

d. Pinjaman untuk kebutuhan mendesak karena tertimpa musibah.

5. Macam-macam Skema Pendayagunaan Dana Qardul Hasan pada Lembaga Amil Zakat

a. Pola BAZIS DKI Jakarta28

Pemberdayaan yang dilakukan oleh BAZIS adalah dengan menyalurakan dana produktif kepada masyarakat umum dan karyawan DKI Jakarta yang tidak mampu. Bantuan diberikan dalam bentuk uang untuk bantuan modal usaha. Uang itu merupakan dana yang didapat dari pengumpulan infaq dan sadaqhah. Sementara dana zakat hanya diberikan kepada kelompok-kelompok yang memang telah disebut dalam Al-quran sebagai mustahik. Penyaluran dana ZIS untuk usaha produktif dalam bentuk peminjaman dana cash memang mempunyai risiko macet.

27 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta, PT. Gramedia

PustakaUmum, 2010) h. 675.

(44)

Penyebabnya bisa jadi karena usaha mustahik bangkrut, mustahik pindah alamat, atau mustahik meninggal dunia sedang ahli waris tidak mampu membayar. Namun, data dilapangan menunjukkan bahwa memang ada sebagian mustahik yang tidak mampu membayar cicilan pinjaman, tetapi yang mampu pun masih banyak, bahkan mencapai lebih dari 60%.

Apabila mustahik tidak dapat melunasi pinjamannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, maka pihak Bazis DKI Jakarta menyelesaikannya dengan cara musyawarah dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Secara umum ada 3 pemberdayaan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta melalui dana produktif:

1) Pola konvensional; BAZIS meminjamkan dana kepada usaha kecil dan menengah atas usulan dari kelurahan, kecamatan, dan unit kerja dengan memakai polaqardhul hasan(tanpa bunga).

2) Program Pemberdayaan Modal Usaha bagi Pedagang Kecil (PPMUPK); BAZIS meminjamkan dana produktif kepada pedagang kecil dengan menggunakan polamudharabah (bagi hasil). Penyaluran itu bekerja sama dengan beberapa BMT yang ada di DKI Jakarta. 3) Monitoring; BAZIS memantau dan memberikan pembinaan kepada

(45)

b. Pola Dompet Dhuafa Republika29

Manajemen pendayagunaan (pemberdayaan) Dompet Dhuafa dikonsentrasikan pada 3 bidang garapan, yaitu:

a. Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (Pengembangan Insani), b. Pengembangan Ekonomi,

c. Layanan sosial bagi kebutuhan kritis dan mendesak (Layanan Dan Pengembangan Masyarakat).

Dompet Dhuafa mengkhususkan pada pola pemberdayaan zakat untuk wirausaha (pengembangan ekonomi) dan strategi pemberdayaan wirausaha tersebut menggunakan strategi Asset Reform. Reform mengandung unsur perubahan, pembaharuan, inovatif bahkan revolutif. Pola pemberdayaan tersebut dapat dicermati melalui dua cara yaitu secara langsung (pemberian dana langsung kepada individual/pengusaha) dan tidak langsung (melalui perantara lembaga atau program masyarakat mandiri).

Program pemberdayaan antara lain sebagai berikut:

a. TDS (Ternak Domba Sehat), ragam aktivitas yang dioperasikan: 1) Pemuliaan bibit domba asli Indonesia

2) Pengembangan kuantitas dan kualitas domba 3) Pelatihan peternakan domba skala menengah 4) Peningkatan kapasitas produksi ternak rakyat

(46)

b. Masyarakat Mandiri (Kelompok)

Pembinaan, pendampingan usaha, penguatan organisasi masyarakat dan penyediaan sarana/prasarana fasilitas sosial merupakan inti kegiatan Masyarakat Mandiri (MM), bedah manajemen dan resetting yang dilakukan pada MM dimaksudkan untuk pengembangan dan pembenahan manajemen MM. Konsekuensi yang harus diterima dalam melakukan bedah manajemen MM adalah terjadinya stagnasi pembiayaan baru pada mitra MM cukup menggangu aliran dana pembiayaan di divisi pengembangan ekonomi. Upaya yang dilakukan untuk menghindari stagnasi pembiayaan adalah dengan tetap mengoptimalkan aktivitas pembiayaan di mitra lama dengan seleksi pemilihan yang lebih ketat. Pembinaan MM pernah dilakukakn di 11 desa di Jabotabek, 2 desa di Tasikmalaya, 3 desa di Bengkulu dan di Sulawesi. Saat ini program MM telah di desaign menjadi Sentra Industri Masyarakat atau Cluster Industri Mandiri

B. Pemberdayaan Ekonomi 1. Pengertian Pemberdayaan

(47)

karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Dalam kamus umum bahasa Indonesia kata pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.30 Pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya.

Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.31 Sedangkan memberdayakan wirausaha adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi dalam kondisi saat ini tidak mampu melepaskan dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan wirausaha juga merupakan suatu sistem pembangunan yang berorientasi pada peningkatan wirausaha yang dikelola masyarakat (people centered), dengan mengedepankan azas partisipasi (participatory), musyawarah dan keadilan (equity), emporing, dan berkesinambungan (sustainable).

Pembangunan masyarakat (development) dimaksudkan dengan tergambarnya realitas sosial berupa perubahan kualitatif dalam hal struktur

30Lili Bariadi, dkk,Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CED, 2005) h. 53.

31Edi Suharto,CSR&COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi (Bandung:

(48)

dan fungsi kehidupan sosial yang membawa masyarakat berada dalam kondisi yang lebih baik guna memenuhi tujuan dan harapan.

2. Tujuan Pemberdayaan

Dalam tujuannya pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Pada Urgensi atau tujuan pemberdayaan wirausaha yang hendak dicapai adalah tidak hanya berupa daftar keinginan yang bernuansa mimpi namun tidak juga terlalu simplistis. Urgensi pemberdayaan wirusaha akan dapat didapati setelah mencermati bagaimana tujuan ekonomi kerakyatan dicipta. Adapun tujuan ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut32:

a. Pembangunan ekonomi yang partisipatif dan menempatkan ekonomi rakyat pada posisi yang lebih besar serta memberi peluang seluas-luasnya dan didukung dengan pemihakan kepada pelaku ekonomi masa depan. b. Penyebaran atau perluasan kepemilikan aset ekonomi produktif ke tangan

rakyat agar dapat dipunyai oleh sebagian besar rakyat.

(49)

c. Penguatan sumber pembiayaan hingga terwujudnya ekonomi kesetaraan dan pengembangan secara total bagi wirausaha yang mempunyai potensi. d. Membuka kesempatan berusaha kepada wirausaha yang dalam proses

kelanjutan proses produksinya dapat menciptakan inovasi, kreativitas, produktivitas, dan penerapan teknologi dari yang paling sederhana hingga penciptaan nilai tambah yang berarti dan berdaya saing kuat.

e. Kemandirian ekonomi yang kokoh, tangguh dan penajaman daya saing serta mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber dana atau pinjaman dan produk barang modal atau hingga bahan baku dari luar negeri.

f. Upaya kemitraan, kebersamaan, kekompakan dan kesetiakawanan antara pelaku ekonomi rakyat untuk menguatkan dan penajaman daya saing dalam menyongsong era globalisasi ekonomi.

g. Kebijakan industri pemerintah lebih menitikberatkan pada pengembangan dan kekuatan industri rakyat yang saling keterkaitan dan ketergantungan kepada industri besar.

h. Kebijakan pengembangan industri dapat beriringan dari kawasan sekitar perkotaan dengan pedesaan yang berbasis pada sumber daya daerah bersangkutan.

(50)

jumlah tenaga kerja yang membludak sehingga dapat melahirkan tenaga kerja tahan banting.

j. Kedudukan ekonomi rakyat pada akhirnya merupakan salah satu kancah berwirausaha dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang luar biasa banyaknya sehingga dapat memberikan manfaat secara luas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat keseluruhan.

Jadi pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses mengembangkan, mendayagunakan, meningkatkan sebuah kreatifitas pada masyarakat yang tidak/belum mampu mengembangkan kreatifitas yang ada pada diri masyarakat karena suatu keterbatasan, baik dari segi keterbatasan fisik ataupun modal. Salah satunya adalah dengan mengembangkan, mendayagunakan, meningkatkan masyarakat dengan berwirausaha agar dapat meningkatkan kehidupan masyarakat. Baik dari segi kehidupannya ataupun dari segi perekonomian masyarakat. Dengan bertujuan agar masyarakat mampu untuk dapat terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

(51)
(52)
[image:52.598.113.524.78.440.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR

A. Sejarah Berdirinya BAZ Kota Bogor

Islam telah tercatat dalam sejarah sebagai dien yang telah berhasil membangun peradaban manusia yang paling gemilang. Islam membangun manusia dengan akhlak tertinggi. Budaya keilmuan tumbuh pesat dengan budaya riset yang intensif dan perpustakaan-perpustakaan yang lengkap. Dari peradaban Islam-lah munculnya para polymath (individu dengan keahlian dalam berbagai bidang keilmuan) seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lain. Etos kerja umat Islam pun diniati sangat tinggi sehingga pada aspek perekonomian Makkah dan sekitarnya menjadi salah satu pusat perdagangan dunia. Sejarah mencatat Kota Baghdad sebagai kota metropolitan pertama di dunia. Ekonomi tidak hanya tumbuh tetapi juga terjadi pemerataan dan keadilan.

(53)

wakaf (ZISWAF) melalui pengelolaan kelembagaan yang professional, transparan dan akuntabel.

Dalam konteks Indonesia, munculnya Badan Amil Zakat (BAZ) yang diinisiasi pemerintah dan Lembaga Amil Zakat yang dikelola lembaga swasta untuk menggerakan budaya zakat dan infak telah terbukti mampu menyelesaikan beberapa persoalan umat Islam di tanah air. Bahkan mampu berkontribusi dalam membantu umat Islam di Negara lain yang tertimpa bencana maupun tragedi kemanusiaan.

Potensi pengumpulan ZISWAF masih jauh lebih besar dibandingkan dengan yang telah berhasil dikumpulkan. Pun demikian dengan permasalahan keumatannya yang telah terselesaikan jauh lebih kecil dari permasalahan yang ada. Oleh karenanya lembaga amil zakat perlu semakin dekat dengan umat dalam proses pengumpulan dan pendayagunaannya. Dengan itu perlu adanya lembaga yang dapat mengelola dana zakat, infak, dan shadaqah secara profesional, agar dana ZISWAF tersebut dapat terkelola dengan baik dan dapat memberdayakan para mustahik. Dengan adanya pengelolaan zakat yang profesional, maka akan mewujudkan keinginan mustahik yang mempunyai keinginan berwirausaha untuk lebih mendorong tumbuhnya perekonomian dalam mengentaskan kemiskinan pada mustahik itu sendiri.

(54)

shadaqah agar dapat memberdayakan para mustahik. Dengan itu pemerintah Kota Bogor membentuk suatu Badan Amil Zakat yang didirikan pada tahun 2003. Dalam konteks itulah BAZ Kota Bogor mendedikasikan dirinya, berkhidmat untuk menumbuhkan kekuatan dan keberdayaan umat islam di Kota Bogor melalui ZISWAF.

Pada perkembangannya, BAZ Kota Bogor di tahun 2009 dengan dana umat yang diamanahkan telah mencapai angka Rp. 2.566.486.926,00 yang terdiri dari dana zakat sebesar Rp. 2.126.423.260,00 dan dana infak sebesar Rp. 440.063.666,00. Jumlah dana umat yang dititipkan pada tahun 2009 ini meningkat dua kali lipat dari tahun 2008 yang baru mencapai Rp. 1.300.000.000,00.

1. Kerjasama

Baz Kota Bogor sekaan tiada henti mengajak berbagai pihak untuk bergandengan tangan membantu banyak dhuafa di Kota Bogor. Ajakan ini ditebar melalu media, perusahaan swasta, sampai kalangan perbankan. Semuanya mengerucut pada satu semangat berjamaah untuk umat.

Jangkar kerjasama ini bertaut dengan pihak Radar Bogor sebagai harian lokal terbesar di Bogor. Kerjasama ini hampir bersamaan dengan anggukan kerjasama dari PT. Pos Indonesia cabang Bogor. Dengan PT Pos Indonesia Cabang Bogor, BAZ Kota Bogor memiliki akses untuk memperluas infaq dan shadaqah.

(55)

untuk kerjasama itu dituangkan pada nota kesepahaman (MoU) antara DPW ASBISINDO Jabodetabek dengan BAZ Kota Bogor. Penandatangannya dilakukan Cahyo Kartiko selaku Ketua Umum DPW ASBISINDO Jabodetabek dan Endang Oman selaku Ketua BAZ Kota Bogor.

Kerjasama lainnya berlanjut dengan Radio Lesmana yang merupakan salah satu radio terbesar di Bogor dan dengan BNI Syariah Cabang Bogor dalam menyalurkan dana qardul hasan untuk membiayai program ekonomi BAZ Kota Bogor.

B. Visi dan Visi 1. Visi

“Lembaga Amanah yang Memakmurkan dan Mensejahterakan Umat”

2. Misi

a. Membangkitkan kesadaran berzakat, berinfaq dan bershadaqah.

b. Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan shadaqah.

c. Mendorong perputaran dana umat menuju kehidupan ekonomi yang berkeadilan.

(56)

3. Strategi

a. Menggencarkan dakwah yang membangkitkan kesadaran berzakat, berinfaq, bershadaqah dan berwakaf.

b. Menggalang dukungan pemerintah, kalangan dunia usaha dan kaum profesional untuk mengoptimalkan penarikan zakat, infaq dan shadaqah. c. Mendata potensi muzakki dan membina para muzakki melalui berbagai

forum.

d. Menciptakan hubungan kemitraan dengan berbagai lembaga sosial Islam dalam mengoptimalkan pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah. e. Mensosialisasikan setiap langkah BAZ dengan memanfaatkan berbagai

media publikasi.

f. Membentuk jaringan relawan penggerak kesadaran berzakat, berinfaq dan bershadaqah dari kalangan generasi muda Islam.

g. Meningkatkan kapabilitas amilin melalui pendidikan dan pelatihan.

C. Program BAZ Kota Bogor

Dalam program BAZ Kota Bogor terdapat 2 divisi yaitu: 1. Divisi Pengumpulan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bidang Pengumpulan BAZ Kota Bogor memilki tujuan untuk :

(57)

b. Meningkatkan jumlah mitra langsung dan tidak langsung untuk berkontribusi pada penambahan tingkatawareness dan jumlah muzakki. c. Meningkatkan jumlah muzakki yang menyalurkan zakatnya ke BAZ Kota

Bogor.

Aktivitas utama bidang pengumpulan pada tahun 2009, secara umum terbagi atas:

a. Aktivitas Pencitraan (branding); yang memiliki tujuan untuk :

1) Meningkatkan pencitraan positif tentang pengelolaan BAZ Kota Bogor di mata masyarakat Kota Bogor khususnya.

2) Memperoleh mitra strategis yang dapat meningkatkan citra BAZ Kota Bogor.

b. Aktivitas sosialisasi; yang memiliki tujuan untuk :

1) Meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang zakat dan pengelolaan lembaga BAZ Kota Bogor melalui dialog dan pertemuan langsung.

2) Mengajak para calon muzakki untuk berzakat dan berinfak melalui BAZ kota bogor.

c. Aktivitas penghimpunan (marketing); yang memiliki tujuan untuk :

1) Memberikan kemudahan akses bagi para muzakki untuk menyalurkan zakat, infak dan shadaqahnya ke BAZ Kota Bogor.

(58)

3) Memberikan layanan purna zakat untuk meningkatkan keterkaitan muzakki dengan BAZ Kota Bogor.

Hingga saat ini relasi yang terdapat pada BAZ Kota Bogor diantaranya: 1) Muzakki Perorangan Pemda

2) Instansi Pemerintah 3) BNI Syariah

4) Bank Jabar Banten 5) Rumah Sakit BMC 6) Radio Lesmana 7) Dll

2. Divisi Pendayagunaan

Bidang pendayagunaan dan pendistribusian merupakan bidang yang membawahi program-program pendayagunaan dan pemanfaatan dana ZIS untuk berbagai bentuk kegiatan bagi masyarakat Bogor terutama keluarga dhuafa. Program-program bidang pendayagunaan dan pendistribusian meliputi lima bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, kemanusiaan dan dakwah. Adapun seluruh program dan kegiatan bidang pendayagunaan dan pendistribusian dilaksanakan di enam kecamatan di Kota Bogor, yaitu Kecamatan Bogor Barat, Bogor Timur, Bogor selatan, Bogor Utara, Bogor Tengah dan Tanah Sareal.

a. Program Kesehatan

(59)

Klinik Dhuafa Ibnu Sina (KDIS) merupakan program yang digulirkan untuk memberikan kemudahan bagi keluarga dhuafa untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan gratis. Selain memberikan pelayanan gratis, KDIS pun diarahkan sebagai layanan kesehatan yang mudah diperoleh, terjangkau serta dilaksanakan dengan profesional dan ramah.

Kegiatan KDIS terdapat empat bagian yang terdiri dari: a) Pelayanan Kesehatan Dasar (Klinik Umum)

i. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Raya ii. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Agung b) Pelayanan Kesehatan Komprehensif (poliklinik)

Poliklinik tirta pakuan kerja sama dengan PDAM Kota \ Bogor (dalam proses pembangunan dan pengembangan).

c) Pelayanan Kesehatan Rujukan/Pendampingan

i.Ambulance gratis untuk rujukan kasus pasien dan pendampingan, sinergi dengan Program Health Emergency Case/HEC

ii.Ambulance jenazah gratis

d) Pelayanan Kesehatan Keliling (Klinik Keliling) i. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Raya

(60)

membuka pelayanan dari Senin-Jumat dari pukul 09.00-12.00 WIB ini terjadi pada bulan Februari 2009 yang mencapai angka 569 pasien. Jika dirata-rata, KDIS masjid raya setiap bulan dikunjungi oleh sekitar 379 pasien dhuafa.

ii. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Agung

Sepanjang tahun 2009, KDIS di masjid agung telah melayani 7770 pasien. Jumlah ini kurang lebih setara dengan 703 kunjungan pasien setiap bulan di KDIS yang membuka pelayanan dari senin-jumat dari pukul 09.00-12.00 WIB.

iii. KDIS Tirta Pakuan

KDIS Tirta pakuan yang beroperasi sejak bulan Juni 2009, telah ada 998 pasien yang mendapat pelayanan kesehatan yang sebagian besarnya adalah perempuan dewasa sebanyak 575orang 57,61 % dari total pasien. Jika dirata-rata, maka Poliklinik yang membuka layanan setiap jum’at dari pukul 09.00-11.30 WIB ini, dikunjungi oleh sekitar 143 pasien dhuafa setiap kesehatan dhuafa. iv. Kegiatan Klinik Dhuafa Ibnu Sina Keliling

(61)

v. Kegiatanambulance /jenazah gratis Ibnu Sina

Ambulance gratis menjalankan fungsi untuk rujukan pasien dan antar jenazah. Sepanjang tahun 2009, fungsi untuk pelayanan rujukan pasien mencapai 58 kali pemakaian atau sekitar 52 % dari total 121 pemakaian ambulance. Sedangkan untuk mengantar jenazah,ambulance digunakan sebanyak 53 kali atau mencapai 48 % dari total pemakaianambulance.

2) Health Emergency Case (HEC)

Health Emergency Case (HEC) bergerak dalam bidang bantuan

pembiyaan pengobatan bagi penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan spesialistik dan penyakit-penyakit berat lainnya. Penyakit-penyakit yang mengancam jiwa dan menimbulkan kecacatan bila tidak mendapatkan penanganan segera menjadi prioritas bantuan yang diberikan HEC.

BAZ Kota Bogor dengan Program Tunjangan Pengobatan Gratis (TUBATIS) sejak tahun 2005 telah melakukan terobosan berupa pelayanan kesehatan gratis bagi dhuafa di Kota Bogor khususnya dan sekitarnya pada umumnya. Ruang lingkup program Health Emergency Case adalah melayani pengajuan kasus di seluruh kecamatan yang ada di

(62)

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diHealth Emergency Case adalah: a) Bantuan pembiayaan

HEC membantu pembiayaan perawatan selama di rumah sakit bagi pasien-pasien dhuafa baik membantu seluruh pembiayaan maupun sebagian biaya rumah sakit, sebagai bentuk saling menanggung beban (taawun) terhadap musibah yang dialami. HEC juga ikut membantu pembiayaan rawat jalan bagi pasien-pasien Dhuafa yang memiliki penyakit kronis dan membutuhkan konsultasi rutin dokter spesialis demikian juga dengan obat yang harus mereka konsumsi.

i. Pendampingan

Selain itu Petugas HEC mendampingi pasien/keluarga pasien dalam menjalani prosedur perawatan dan selama perawatan di Rumah Sakit. Pendampingan terus diberikan bagi pasien yang sudah dirawat sampai penyakitnya sembuh. Pendampingan juga diberikan kepada pasien dan keluarga dengan cara memberikan tausyiah dan motivasi agar pasien dan keluarga dapat menjalani ujian dengan sabar dan tawakal.

(63)

disediakan layanan antar

Gambar

Tabel 3.1Plafon Penyaluran Dana
GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR
GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR
Tabel 3.1Plafon Pembiayaan Dana Berkah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri yang cukup baik dari

Hasil penelitian menunjukkan kadar glukosa yang diperoleh relatif kecil, kemungkinan disebabkan adanya produk samping yang perlu dilakukan analisis lebih lanjut pada

Berdasarkan hasil uji statistik yang sudah dilakukan, didapatkan p-value 0,005 pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecepatan kerja pada pekerja Shift pagi,

Kepada masyarakat sekitar objek wisata Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling, dan Desa Budaya Lingga serta beberapa pengunjung wisata yang telah membantu ketika penulis

pengumpul tingkat desa yang menjalin kerjasamadengan petani, selanjutnya pedagang pengumpul tingkat desa menjalin kerjasama dengan pedagang pengecer dan pedagang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, belanja modal, leverage dan temuan audit BPK tidak

Sesuai dengan penjelasan tersebut maka sektor pertanian adalah salah satu sektor yang cukup penting untuk dikaji peranannya terhadap perekonomian wilayah karena nilai

Perusahaan adalah tempat dimana berlangsungnya sebuah transaksi serta pendistribusian dari sebuah kegiatan usaha dan jasa yang memiliki tempat naungan yaitu kantor,