• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun sistem konversi data curah hujan secara otomatis dengan pendekatan basis data spasial (studi kasus : Serpong dan Padang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Membangun sistem konversi data curah hujan secara otomatis dengan pendekatan basis data spasial (studi kasus : Serpong dan Padang)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Dwi Rahardjo Putra (105093003018)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1430 H

(2)

(STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Dwi Rahardjo Putra (105093003018)

Menyetujui,

Pembimbing I

Zainul Arham, M.Si

NIP. 19740730 200710 1 002

Pembimbing II

Winarno ST NIP 680.004.122

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252

(3)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Membangun Sistem Konversi Data Curah Hujan Secara Otomotis dengan Pendekatan Basis Data Spasial (Studi Kasus: Padang dan Serpong)” yang ditulis oleh DWI RAHARDJO PUTRA, NIM 105093003018 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui :

Penguji I Penguji II

Ir. Bakri La Katjong, MT, MKom NIP. 470 035 764

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008

Pembimbing I Pembimbing II

Zainul Arham M.Si

NIP. 19740730 200710 1 002

Winarno ST NIP. 680.004.112 Mengetahui :

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001

Ketua

Program Studi Sistem Informasi

Aang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252

(4)

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2010

Dwi Rahardjo Putra

105093003018

(5)

dengan pendekatan Basis Data Spasial. Dibawah bimbingan Bapak ZAINUL

ARHAM dan Bapak WINARNO.

Kebutuhan instrument-instrumen kebumian sangat dibutuhkan guna mengidentifikasi fenomena-fenomena bumi yang terjadi, Radar Doppler salah satu instrument kebumian yang dapat digunakan dalam membantu manusia dalam pengambilan keputusan. Data hasil identifikasi Radar Doppler merupakan Data gambar mentah yang belum bersifat informasional, dibutuhkan Proses konversi untuk dapat menambahkan nilai informasi pada Data hasil identifikasi Radar Doppler tersebut. Tujuan penulisan adalah Membangun sistem konversi otomatis dari Data hasil identifikasi Radar Doppler menjadi Basis Data Spasial.Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah System Development Life Cycle (SDLC) – waterfall, terdiri dari perencanaan, analisa, perancangan, dan implementasi. Perencanaan dilakukan dengan klasifikasi Data Spasial yang ada, analisa dilakukan dengan menganalisis sistem yang dibutuhkan saat ini dan siapa saja pengguna sistemnya, perancangan dilakukan dengan tools DFD dan di-implementasikan menggunakan teknologi opensource fgs-mapserver, fortran,shell script,Crontab dan PostgreSQL. Hasil yang dicapai adalah Sistem konversi sederhana yang dalam alur konversinya terdapat perubahan bentuk File dari .RAW -> .TXT -> TXT(2) -> ShapeFile -> .Sql yang berbentuk Basis Data Spasial. Basis Data Spasial yang dihasilkan mempunyai dua kategori yaitu Basis Data yang berisi Data yang baru masuk dengan nama table Doppler_now dan kumpulan Data-Data cuaca yatiu Doppler_sum dengan Data yang berisikan informasi mengenai koordinat titik hujan, intensitas curah hujan, sudut tembak Radar dan satuan waktu dari tahun, bulan, tanggal, jam dan menit. penyediaan Basis Data Spasial ini diharapkan dapat mempermudah pengembang-pengembang webGIS dalam membuat suatu aplikasi yang dapa membantu dalam pengambilan keputusan.

Kata Kunci: Sistem konversi otomatis, SDLC, Basis Data Spasial, Radar ,Serpong dan Padang.

Pustaka Acuan (5, 2002-2008).

(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “

Membangun sistem konversi data curah hujan secara otomatis dengan pendekatan

Basis Data Spasial ( studi kasus Serpong dan Padang )”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan

yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu

izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang sudah

membimbing saya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. dan Bapak Winarno ST selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan

kebijaksanaannya telah sabar membimbing dan mengajarkan saya banyak

hal sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua saya yang sangat luar biasa, yang telah memberikan do’a

dan semangat untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2010

Dwi Rahardjo Putra

105093003018

(8)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMANPERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATAPENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xv

DAFTAR FILE KONVERSI ... xvi

DAFTAR ISTILAH ... xvii

DAFTARLAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 5

(9)

2.1 Sistem Konversi Otomatis ... 8

2.1.1 Konsep Dasar Sistem ... 8

2.1.2 Pengertian konversi dan Otomatis ... 10

2.1.3 Pendekatan dalam Pembangunan Sistem Konversi ... 11

2.1.3.1 DFD ... 11

2.1.3.2 Kamus Data ... 13

2.2 Data ... 14

2.2.1 Data dan Informasi Geografis ... 15

2.2.2 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis ... 16

2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis ... 18

2.2.3.1 Titik (Point) ... 18

2.2.3.2 Garis (Line) ... 18

2.2.3.3 Polygon (Area) ... 19

2.3 Jenis Tipe File yang ada pada Sistem Konversi...20

2.3.1 File dengan Format (.RAW) ... 20

2.3.2 File dengan Format (.Txt) ... 20

2.3.3 File dengan Format (ShapeFile) ... 20

2.3.4 File dengan Format (.SQL) ... 21

2.4 Basis Data Spasial... 22

2.5 Pengenalan Radar Cuaca... 23

2.5.1 Definisi Radar ... 23

(10)

2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong ... 27

2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang... 29

2.7 Perangkat Lunak yang digunakan dalam Pembuatan Sistem... 30

2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi) ... 30

2.7.2 Shell script... 30

2.7.3 Crontab... 31

2.7.4 Phython ... 34

2.7.5 Fortran... 34

2.7.6 PostgreSql ... 35

2.7.7 Postgis ... 36

2.8 Cuaca dan Iklim ... 37

2.8.1 Cuaca ... 37

2.8.2 Iklim ... 37

2.9 Proyeksi UTM ... 38

2.10 Pengertian Real Time ... 38

2.11 Pengertian Black Box Testing ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.2 Bahan dan Perangkat ... 40

3.2.1 Bahan ... 40

3.2.2 Perangkat ... 41

(11)

3.3.2.1 Kebutuhan ... 46

3.3.2.2 Perencanaan ... 46

3.3.2.3 Analisis ... 48

3.3.2.4 Desain ... 55

3.3.2.5 Implementasi ... 69

3.3.3 Pengujian Sistem ... 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Konten pada Folder Harimau ... ...79

4.2 Shell Script Program ... ...82

4.2.1 Proses Mengambil Product1.raw dari ftp Serpong/Padang...85

4.2.2 Proses Konversi dari Product1.raw Menjadi cdrserpong.txt..86

4.2.3 Proses Konversi dari cdrserpong.txt Menjadi cdrserpong_xy.txt...87

4.2.4 Proses cdrserpong_xy.txt menjadi Harimau ShapeFile ... ..92

4.2.5 Proses Harimau ShapeFile menjadi Harimau (.sql) serta Proses Dumping pada Harimau (.sql)...96

4.2.6 Proses Backup File ... .100

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

DAFTAR LITERATUR PENDUKUNG...105

(12)

Gambar 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)... 27

Gambar 2.3 Gambar Struktur Program Fortran ... 34

Gambar 3.1 System Development Life Cycle ... 44

Gambar 3.2 Diagram alur penelitian ... 45

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Neonet ... 55

Gambar 3.4 Diagram Konteks ... 57

Gambar 3.5 DFD Level 0 Sistem Konversi ... 58

Gambar 3.6 DFD Level 1 pada Proses 2.0 ... 62

Gambar 3.7 DFD Level 1 pada Proses 4.0 ... 65

Gambar 4.1 Shell Script all.sh ... 76

Gambar 4.2 Sintax Crontab ... 77

Gambar 4.3 start/stop Crontab ... 77

Gambar 4.4 Alur Perpindahan File ... 78

Gambar 4.5 Ftpserpong.sh ... 79

Gambar 4.6 Sintax menjalankan Program IRISread... 80

Gambar 4.7 rawtotxt.sh... 81

Gambar 4.8 cdrserpong.txt... 82

Gambar 4.9 cdrserpong_xy.txt ... 83

Gambar 4.10 Bacaradar.f ... 84

Gambar 4.11 Kompile Fortran ... 85

Gambar 4.12 Txt2.sh ... 85

(13)

Gambar 4.16 Txttoshp.sh ... 89

Gambar 4.17 Move.sh ... 89

Gambar 4.18 Pembuatan Basis Data baru pada Postgresl ... 90

Gambar 4.19 Pemberian Nama Basis Data pada Postgresql ... 91

Gambar 4.20 Sintaks Pembuatan Atribut Tabel Doppler_new ... 91

Gambar 4.21 Sintaks Pembuatan Atribut Tabel Doppler_sum ... 91

Gambar 4.22 Shp2sql.sh ... 92

Gambar 4.23 Backup.sh ... 94

Gambar 4.24 Hasil Basis Data Harimau ... 95

(14)

Table 2.2 Spesifikasi Radar Doppler Padang ... 29

Tabel 3.1 Proses Sistem konversi otomatis data curah hujan ... 57

Tabel 3.2 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong.txt... ..59

Tabel 3.3 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt... 59

Tabel 3.4 Proses konversi ke bentuk harimau shapefile (.shp, .dbf, .shx) ... 60

Tabel 3.5 konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial ... 60

Tabel 3.6 Proses kompres file ... 61

Tabel 3.7 Proses buat file cdrserpong_xy.txt ... 63

Tabel 3.8 Proses filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan <=7 ... 63

Tabel 3.9 Proses tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan waktu... 64

Tabel 3.10 Proses konversi ke cdserpong_xy.txt ... 66

Tabel 3.11 Proses hapus record tabel doppler_new ... 66

Tabel 3.12 Proses isi record tabel doppler_new ... 67

Tabel 3.13 Proses isi record tabel doppler_sum ... 67

Tabel 3.14 Kamus data Harimau ... 68

Tabel 3.15 Proses Tabel Hasil Pengujian White Box... 70

Tabel 3.16 Tabel Hasil Pengujian Black Box... 70

(15)

Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

Source

(Kesatuan Luar)

Process

2. SimbolNotasi Kamus Data

Notasi

Opsional (Boleh ada boleh tidak)

Pengulangan

Memilih salah satu dari sejumlah alternative

Komentar

Identifikasi Atribut kunci

Sumber: Jogiyanto, 2005

(16)

1. RAW txt File dengan eks. Txt yang

dihasilkan belum mempunyai

Data-Data Atribut yang

lengkap.

2. txt txt (2) File dengan eks. Txt yang

dihasilkan sudah mempunyai

Data-Data Atribut yang

lengkap.

3. txt (2) ShapeFile

4. ShapeFile sql Dua buah tabel yaitu

Doppler_new dan

Doppler_sum

(17)

1 Curah Hujan Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan dari Radar Doppler yang merupakan jenis Radar cuaca. Curah hujan di ukur dalam satuan millimeter, Satu millimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang Datar tertampung air setinggi satu millimeter atau sebanyak satu liter.

2 Spasial secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi, adalah cabang dari matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Dari pengalaman, atau mungkin secara intuitif, orang dapat mengetahui ruang dari ciri dasarnya, yang diistilahkan sebagai aksioma dalam geometri.

(18)
(19)

dihasilkan langsung siap pakai, serta guna mempercepat dan

mempermudah pengguna dalam proses merubah data, dibutuhkan pula sistem

yang bersifat otomatis total karena data dihasilkan setiap 12 menit.

Dengan adanya sistem konversi yang secara langsung menghasilkan data

yang cepat, tepat, akurat dan siap pakai serta bersifat otomatis ini akan

memudahkan pengguna dalam melakukan analisis cuaca dan iklim pada saat

ini dan masa yang akan datang secara cepat dan bersifat real time.

Dengan alasan tersebut maka penulis melakukan penulisan laporan Penelitian

yang berjudul MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH

HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDEKATAN SISTEM BASIS

DATA SPASIAL ( Studi Kasus Serpong dan Padang ).

1.1Perumusan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini masalah pokok yang akan dibahas penulis

adalah:

1. Bagaimana membangun suatu sistem konversi yang dapat merubah

data hasil identifikasi radar doppler menjadi data yang dapat

diintegrasikan ke dalam suatu basis data spasial dengan periode

waktu secara detail dan terotomatisasi per-12 menit?

2. Bagaimana Mengeliminir nilai rainrate dengan nilai -999 dan nilai

rainrate yang mempunyai nilai lebih kecil daripada 7 pada produk

shapefile dan basis data spasial yang akan dihasilkan oleh sistem

(20)

3. Bagaimana menciptakan dua tabel basis data spasial guna

penampungan data terbaru dan data keseluruhan?

1.2Batasan masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Merancang dua tabel basis data spasial yang terintegrasi, yang

merupakan hasil konversi data identifikasi radar doppler yaitu

doppler_new dan doppler_sum. Tabel doppler_new digunakan

untuk menampung data terbaru hasil konversi dan tabel

doppler_sum digunakan untuk penampungan data keseluruhan.

2. Proses konversi data meliputi : ( .RAW ), ( .Txt ), Shapefile dan (

.Sql )

3. Proses konversi dan pembuatan basis data spasial yang dilakukan

pada penelitian bersifat otomatis per 12 menit.

4. Tidak adanya interface pada sistem konversi ini.

5. Metode yang digunakan adalah SDLC (Sistem Development Life

Cycle)

6. Hasil akhir dari sistem konversi ini adalah basis data spasial.

(21)

1.5 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem konversi otomatis

dari data hasil identifikasi radar doppler menjadi sebuah basis data spasial.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai oleh penulis adalah :

a) Mengintegrasikan hasil konversi data radar doppler yaitu (.RAW)

secara otomatis per 12 menit menjadi satu kesatuan sistem basis

data spasial.

b) Membuat backup data yang ada pada sistem konversi ini, yaitu

Product1.Raw, cdrserpong_xy.txt, harimau shapefile.

c) Mengeliminir nilai rainrate dengan nilai -999 dan nilai rainrate

yang mempunyai nilai lebih kecil daripada 7.

d) Membuat dua tabel dalam satu kesatuan basis data spasial yatiu

doppler_new dan doppler_sum. Tabel doppler_new digunakan

untuk penampungan data terbaru hasil konversi dan tabel

doppler_sum digunakan untuk penmpungan hasil konversi secara

(22)

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Penulis

a. Membuat suatu sistem konversi secara otomatis untuk data radar

doppler.

b. Mengetahui tipe-tipe data yang terdapat pada sistem konversi Otomatis

c. Mengetahui bagaimana proses konversi data curah hujab yaitu

product1.RAW menjadi sebuah basis data spasial.

2. Manfaat bagi salah satu sub bagian BPPT yaitu Neonet.

a. Mempercepat dan mempermudah pekerjaan dalam penyajian data

radar doppler.

b. Memudahkan dalam pencarian data berbasis waktu.

c. Memudahkan dalam penggunaan data untuk pengembangan aplikasi

selanjutnya yang berhubungan dengan data doppler.

d. Mendapatkan hasil akhir berupa data radar doppler yang sudah bernilai

informasi.

e. Pemanggilan data kembali, karena pada sistem ini terdapat fungsi

backup data hasil konversi.

1.7Metodologi Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun laporan

penelitian ini adalah dengan cara :

(23)

Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang menjadi

referensi dan pengumpulan data yang bersumber dari internet sebagai

penunjang pemecahan permasalahan.

• Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan dan

pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan evaluasi dari sudut

tertentu yang mendukung kebenaran dari data tersebut.

• Wawancara

Konsultasi tanya jawab langsung dengan instansi terkait guna

mendapat gambaran mengenai sistem yang di butuhkan dan mendapatkan

data-data yang diperlukan mengenai Hydrometeorological Array For

Interseasional variations Monsoon Automonitoring(Harimau).

1.7.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah

metode SDLC (System Development Life Cycle) yang mencakup

tahap-tahap sebagai berikut :

• Identifikasi Kebutuhan

• Perencanaan Sistem (SystemPlanning)

• Analisis Sistem (SystemAnalysis)

• Perancangan (SystemDesign)

(24)

1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima bab. Adapun isi dari

masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan karya tulis ini,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, dan metode penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap

bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan

sebagai landasan atau dasar laporan ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode

pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan

dalam pengkonversian data radar harimau ke dalam bahasa pemrogaman

database yaitu SQL.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang

dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada

bab-bab sebelumnya, dan juga berisi beberapa saran untuk pengembangan

(25)

Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat memberikan

kemudahan kepada pengguna sehingga dapat melakukan perencanaan dengan

tepat dan menghasilkan keputusan yang optimal, demikian pula dengan proses

pelaksanaannya akan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Faktor terpenting dalam informasi kebumian adalah informasi mengenai

cuaca dan iklim. Dengan tersedianya informasi mengenai cuaca dan iklim

memberikan kontribusi yang sangat besar dalam berbagai bidang yang erat

kaitannya dalam pola kehidupan dan lingkungan manusia.

Informasi cuaca dan iklim merupakan produk dari rangkaian analisis

komponen cuaca, akan tetapi komponen cuaca yang berperan besar terhadap

analisis adalah yaitu curah hujan, analisis curah hujan sangat bergantung pada

data curah hujan yang bersifat real time. Dalam menunjang data curah hujan

secara real time digunakan instrumen kebumian yaitu radar doppler. Radar

doppler dapat menghasilkan data mengenai curah hujan secara real time setiap

12 menit.

Akan tetapi, dalam pengambilan data yang dihasilkan oleh radar doppler

masih terdapat beberapa kendala. seperti data yang dihasilkan oleh sensor

radar doppler masih belum siap pakai.

Untuk mempermudah dalam analisis data curah hujan, dibutuhkan sebuah

sistem konversi yang dapat merubah data tersebut sehingga data yang

(26)

2.1 Sistem konversi otomatis

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Rober dan Micheal dalam Prahasta (2005), menyatakan

sistem sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk

kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas

yang jelas. Lebih lanjut menurut Jogiyanto (2005) menjelaskan

pengertian sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen itu tidak dapat

berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berhubungan dan membentuk satu

kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran sistem itu dapat tercapai.

Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen atau elemen

akan lebih mudah dipelajari untuk tujuan analisis dan perancangan

suatu sistem.

Sistem itu sendiri memiliki karakterisitik atau beberapa sifat

tertentu, yaitu mempunyai komponen (components), batas sistem

(boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung

(interface), masukan (input), keluaran (output), proses (process), dan

sasaran suatu tujuan (goal).

(27)

Adapun penjelasan dari karateristik dari suatu sistem adalah

sebagai berikut:

1. Komponen sistem (Components)

Bagian sistem yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan.

Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa

bagian sistem.

2. Batas sistem (Boundary)

Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungannya

atau dengan sistem lainnya. Batas sistem inilah yang membuat sistem

dipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem.

Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau

merugikan sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa

subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari

lingkungan.

(28)

Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke

lingkungan.

7. Pengolah Sistem (Proses)

Bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran

(output).

8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Sasaran sistem adalah sesuatu yang menyebabkan mengapa sistem itu

dibuat atau ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai

sasaran atau tujuannya.

Jadi Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan unsur-unsur,

objek-objek, elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi

satu sama lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dari sistem

tersebut.

2.1.2 Pengertian Konversi & otomatis

pengertian per-kata dari konversi dan otomatis adalah,

Konversi merupakan kegiatan yang diartikan sebagai

merubah sesuatu dari bentuk awal, ke bentuk akhir yang diinginkan,

kata konversi ini juga dapat melingkupi perubahan sebuah sistemik

yang sangat luas, dari sebuah sistem lama ke sebuah sistem baru.

Dalam hal ini penulis lebih mengacu kepada aktifitas perubahan

(29)

Otomatis diartikan sebagai “dengan sendirinya”, kata-kata

disamping diartiakan lebih luas sebagai suatu pelaksanaan proses

yang berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia

sedikitpun. Seperti halnya dalam sistem konversi yang dibangun,

sistem ini berjalan tanpa adanya campur tangan user manapun.

2.1.3 Pendekatan dalam pembangunan sistem konversi

2.1.3.1 Data Flow Diagram ( DFD )

Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan

sistem dalam suatu bagan yang menunjukkan

prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan untuk

merancang sistem ada bermacam-macam, diantaranya adalah

DFD dan Bagan Alir (Flow Chart).

Menurut Whitten, Bentey dan Dittman (2004) DFD

adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem

dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem

tersebut. Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka

penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level

dari atas ke bawah, yaitu:

1. Diagram Konteks (Level 0)

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu

proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal

(30)

hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam

suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam

diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan

data store.

2. Diagram Zero (Level 1)

Merupakan diagram yang berada diantara Diagram

Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses

utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram

Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan

Entity, Proses, alur data dan data store.

3. Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam

Diagram Zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat

(31)

2.1.3.2 Kamus Data

Menurut Jogiyanto (2005:725) Kamus Data (Data

Dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Pada tahap analisis,

kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara sistem analis

dengan user tentang data yang mengalir pada sistem tersebut serta

informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sedangkan

perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input,

output, atau laporan dan database.

Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas

tentang data yang dicatatnya, maka kamus data harus memuat hal-hal

sebagai berikut:

a. Nama arus data

Nama arus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir.

b. Alias

Alias atau nama lain dari data yang dituliskan. Karena

terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang atau

departemen satu dengan lainnya

c. Tipe data

Tipe data menunjukkan bagaimana arus data mengalir dari

(32)

dapat berupa suatu dokumen dasar atau formulir, serta dokumen

hasil cetakan computer.

d. Arus data

Arus data ini menunjukkan dari mana data mengalir dan dari

mana data akan menuju.

e. Penjelasan

Penjelasan digunakan untuk memperjelas lagi tentang makna

dari arus data yang dicatat dikamus data. Bagian penjelasan dapat

diisi dengan keterangan arus data.

f. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data dan

untuk mengidentifikasi kapan input data dapat dimasukkan ke

dalam sistem, kapan proses program dapat dilakukan dan kapan

laporan-laporan dapat dihasilkan

g. Struktur Data

Struktur data harus menunjukkan arus data yang dicatat pada

kamus data yang terdiri dari elemen-elemen atau item-item data

2.2 Data

Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain

yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia,

peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta,

(33)

2.2.1Data dan Informasi Geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi

yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara

meng-importnya dari perangkat – perangkat lunak yang lain maupun secara

langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan

memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan

menggunakan keyboard.

Di bawah ini di ungkapkan beberapa alasan dasar mengenai

kebutuhan SIG diantaranya :

1. Penanganan data geospasial sangat buruk

2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa

3. Data dan informasi sering tidak akurat

4. Tidak ada pelayanan penyediaan data

5. Tidak ada pertukaran data.

Fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain :

1. Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis

2. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan

(34)

3. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana pengendalian

operasional dan pemantauan.

2.2.2 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis

Data pada SIG dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu data Spasial

(Keruangan) dan data NonSpasial (Atribut).

a. Data Spasial (Keruangan)

Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang

atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan

entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang

tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak

atau berkembang). Penyajian data spasial dalam komputer dapat

disajikan secara raster atau vektor.

1. Struktur Raster

Struktur raster merupakan data yang menggunakan

jaringan sel grid untuk menetapkan data alokasional. Dalam

struktur ini dikodekan lokasi keruangannya. Setiap sel

menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk

lokasi serta kode atribut yang di petakan ke dalamnya.

2. Struktur Vektor

Pada struktur data vektor, suatu titik dinyatakan dengan

koordinat tunggal (x,y). Baris dengan koordinat yang

(35)

dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Sebuah

vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan

dengan struktur raster tetapi membutuhkan perangkat yang lebih

rumit dan mahal dalam penerapannya. Sistem kode topologi

diterapkan dalam struktur vektor tertentu. Dalam sistem titik,

garis dan poligon diberi kode tertentu sehingga dengan

nomor-nomor ini struktur dikodekan dengan sesamanya.

Node ditetapkan sebagai titik akhir dan pertemuan garis.

Node diberi nomor node tersebut. Garis dikodekan dan node

yang dihubungkannya dan dengan poligon kiri dan kolom yang

dipisahkannya. Adapun poligon dikodekan dengan garis-garis

yang membatasinya. Sistem kode topologi manipulasi batas

poligon lebih efisien tidak perlu dinyatakan dengan deretan

koordinat panjang.

b. Data Non-Spasial (Atribut)

Merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data

geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan.

Data ini disimpan dalam bentuk tabel didalam database dan dapat

ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu.

Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan

objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk

(36)

tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga

sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam

bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti:

karakteristik jalan dan kualitas jalan.

2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis

Menurut Barus (1996: 3-19), Semua fitur pada muka bumi bisa di

representasikan oleh tiga identitas yaitu: titik, garis dan poligon.

Fitur-fitur beserta atributnya dikumpulkan dalam satuan-satuan yang disebut

layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas administrasi merupakan

contoh-contoh layer.

2.2.3.1 Titik (Point)

Objek titik dalam peta mempunyai makna mewakili lokasi

dan tidak ke unsur lain. Tetapi kenampakan yang tidak berdimensi

ini akan berbeda jika dilakukan pembesaran, yang berarti menjadi

objek area. Dalam hal ini ukuran skala pengamatan pemetaan akan

mempengaruhi penampilan ukuran objek dalam database. Pada

skala tertentu kelompok objek tertentu akan hilang untuk

penyimpanan dalam database.

2.2.3.2Garis (Line)

Objek garis (juga diistilahkan dengan ujung, lengkungan,

(37)

muncul terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya.

Walaupun demikian unsur garis tersebut merupakan unsur

kelompok yang lebih besar, misalnya aliran sungai kecil dapat

dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam

ruang lingkup daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu

diperhatikan mengenai sifat objek garis ini antara lain: panjang

(misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk sungai), dan orientasi

(untuk sumner daya mineral)

2.2.3.3Poligon (Area)

Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang

alami dan buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak

dikaitkan dengan tinggi. Unit spasial poligon dapat bersifat alami

seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau buatan seperti batas

kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai banyak

sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat

juga tidak dapat diamati langsung. Unit poligon ini penting untuk

studi sosial-ekonomi, inventaris sumber daya alam dan penggunaan

lahan. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan unsur area antara lain

adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah tumpang tindih,

(38)

2.3 Jenis tipe file yang ada pada sistem konversi

2.3.1 File dengan format ( .Raw )

Sebuah file dengan format (.Raw) berisi dua informasi jenis

informasi yang berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel dan

gambar metadata, metadata yang secara harafiah diartikan sebagai

data dari sebuah data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap

pengidentifikasian.

2.3.2 File dengan format ( .Txt )

Sebuah file teks yang sering disebut textfile atau mempunyai

sebuatan lama flatfile merupakan jenis file komputer yang yang

terstruktur sebagai urutan. Akhir dari sebuah file teks seringkali

dinyatakan dengan menempatkan satu atau lebih karakter khusus

yang dikenal sebagai end-of-file marker, setelah baris terakhir pada

file teks. file dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah dibaca atau

dibuka, karena itu dianggap universal.

2.3.3 File dengan format ( .Shapefile )

Shapefile adalahSebuah fitur kumpulan data yang terdiri dari

sebuah geometri dan atribut non-topological yang disimpan sebagai

bentuk yang terdiri dari satu set vector koordinat. Shapefiles

memiliki keuntungan dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam

(39)

satu fitur yang tumpang tindih, file dengan ekstensi ini biasanya

berukuran kecil sehingga tidak memerlukan ruang hardisk yang

besar dalam penyimpanannya. File dengan jenis shapefile dapat

mendukung berbagai fitur seperti point,polygon serta area.

Sebuah file shapefile mempunyai paket data yang terdiri

dari 3 jenis file yaitu :

1. File dengan ekstensi (.shp)

Merupakan file yang berbentuk grafis yang pada setiap

recordnya menggambarkan suatu bentuk.

2. File dengan ekstensi (.shx)

Setipa record berisi offset dari catatan file utama

3. File dengan ekstensi (.dbf)

Berisi atribut-atribut yang sesuai dengan file utama

yang digunakan sebagai database.

2.3.4 file dengan format ( .Sql )

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa

yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data

relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar

yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini

hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini

(40)

2.4 Basis Data Spasial

Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga

dengan geodatabase (geographic database) tidak jauh berbeda dengan

basis data lainnya baik dalam hal perancangan, manajemen maupun

strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah terdapat dua jenis data

yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun SIG yang

utuh.

Suwahyono (1999) dalam BAKOSURTANAL (2002)

mendifinisikan basisdata spasial sebagai sekumpulan data yang

digunakan untuk memberikan informasi keruangan (spasial) suatu

kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam

dan potensi yang ada pada suatu wilayah.

Basis data spasial juga didefinisikan sebagai sebuah basis data

yang mendukung penyimpanan dan query data yang berhubungan

dengan data yang memilki unsure keruangan, seperti titik, garis, dan

area.

Pemanfaatan basisdata spasial untuk mendapatkan informasi

keruangan dan kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi

geografis (SIG). Pada intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang

berbeda yaitu: (1) Melakukan pemanggilan (query) dan menyediakan

informasi; (2) Menggabungkan model-model analisis. Namun

demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung pada inti

(41)

disebut juga basisdata spasial. Pentingnya basisdata spasial dalam SIG

berawal dari kenyataan bahwa elemen dari basisdata tersebut saling

terkait satu sama lain, sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang

mudah untuk diintegrasikan dan dipanggil kembali. Basisdata spasial

juga harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan

aplikasi.

Pengembangan basisdata spasial merupakan bagian penting

untuk mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial).

Komponen yang termasuk dalam pengembangan basisdata spasial

adalah (1) Sub-sistem masukan data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan

pemanggilan data; (3) sistem manipulasi dan analisis; (4)

Sub-sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta, 2005)

2.5 Pengenalan Radar Cuaca

2.5.1 Definisi Radar

Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang

berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan Pemetaan benda-benda

seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca

(hujan).

2.5.2 Radar Cuaca

Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan

(42)

dan lain sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta

memperkirakan posisi dan intensitas benda yang diamati pada masa yang

akan datang.

Radar cuaca biasanya ditempatkan dengan ketinggian tertentu dari

permukaan bumi, Hal ini dilakukan karena sinyal radar tidak dapat

mendeteksi cuaca jika terhalang oleh bangunan, pohon, dan benda padat

lainnya.

Pemanfaatan teknologi radar untuk observasi cuaca di wilayah

Indonesia pada penelitian ini dikembangkan oleh BPPT (Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Teknologi serupa juga

dikembangkan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika) untuk pengamatan cuaca di hampir seluruh wilayah Indonesia.

2.5.3 Manfaat Radar

1. Keperluan Militer

a. Airborne early warning (AEW)

b. Radar Pengendali atau pemandu peluru kendali

2. Keperluan Kepolisian

Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar

yang sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi

kecepatan kendaraan bermotor di jalan.

(43)

Air traffic control (ATC) adalah Kendali lalu lintas udara

yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat

terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun

ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot

tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara.

4. Keperluan Cuaca

a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu

mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti

adanya badai.

b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan

gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan

(44)

2.6 Pengenalan Program Harimau

Harimau (Hydrometeorological Array for Intraseasonal

Variation Monsoon Automonitoring) merupakan program kerjasama

Indonesia dengan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth

Science and Technology), yang dimulai sejak bulan Maret 2006 –

Oktober 2010.

Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh

proses fisik variasi antarmusiman (periode 60-90 harian) yang

terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di

Benua Maritim Indonesia (BMI) dan mempunyai implikasi yang

sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan

La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD)

Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk :

¾ Penentuan waktu tanam komoditas pertanian,

¾ Manajemen sumber daya air,

¾ Transportasi laut, udara dan darat,

¾ Monitoring polusi udara.

¾ Peringatan dini

¾ Dan lain-lain

Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather

Radar) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini

sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar (XDR dan CDR) serta

(45)

Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat

(Sumbar). Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada

Februari dan Maret 2007.

Menyusul kemudian CDR di Laboratorium Teknologi

Kebumian dan Mitigasi Bencana (GEOSTECH) BPPT Puspitek

Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung

hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di

Indonesia pada 2009.

2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong.

Gambar. 2.1 Radar Doppler Serpong (Sumber arsip BPPT)

Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi radar Doppler ( Sumber : BPPT )

Nama Radar Serpong

Program Pengembangan

(46)

Lokasi PUSPITEK SERPONG Koordinat 106,7 BT dan 6,4 LS

Kegunaan Observasi Cuaca

Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32 GHz

Resolusi Temporal 6 menit Radius Jangkauan 100 km

Elevasi 10 - 810 (18 sudut elevasi, diantaranya 10, 4,50 , dan 23,80

Ketinggian 4 meter

Type Observasi Observasi hujan Transmitter Power 75 KW (750.000 watt)

Output RAW Image

Data Source http://www.rewarestore.jp/jakarta/radar.ph p

Spesifikasi RAW Image

Resolusi Spatial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data (dalam GMT+7)

(47)

2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang.

Gambar. 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)

Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi radar Doppler Padang ( Sumber : BPPT )

Type X-band Doppler Radar (Pulse)

Manufacturer Japan Radio Company Ltd

Model JMA-237 B

Frequency and Polarization 9770 MHz, Horizontal Transmitter Peak Power 70 kW

Feeder Loss 1.5 dB

Minimum Detectable Level -111.6 dBm Antenna Diameter and Weight 2.5 m, 730 kg Antenna Rotation 30 degree/second

0.6 degree (surveillance) Elevation Angle

0.6, 1.1, 2.4, 3.2, 4.1, 5.1, 6.3, 7.8, 9.6, 11.8, 14.5, 17.8, 21.8, 26.6, 32.6, 40.0, 50.0 degree (volume scan)

Pulse Length 0.5 ms (short), 0.9 ms (long)

Beam Width 0.98 degree

Coverage 80 km, 200 m interval

Sampling Time 10 minutes

(48)

Processing Radar/Analysis ver. 8.10.4

2.7 Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem

2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi )

Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source

yang menggunakan debian sebagai fondasinya dan dirilis secara

berkala (setiap enam bulan), fokus utama sistem operasi Ubuntu

adalah para pengguna dan kemudahan penggunaan dan pada setiap

rilis

Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18

bulan. Ubuntu menyertakan lingkungan desktop Gnome / KDE /

XFCE terbaru di setiap rilis dan juga menyertakan beragam pilihan

perangkat lunak untuk server dan desktop

2.7.2 Shell script

Dalam lingkungan unix, kata 'shell' mengacu pada semua program

yang dapat dijalankan pada command line. Jadi secara sederhana shell

script merupakan kumpulan perintah yang disimpan pada suatu file.

Extensi umum yang digunakan untuk shell script adalah '.sh', sebenarnya

hal ini tidak mutlak karena pada dasarnya unix mengabaikan extensi file.

Shell juga dapat mengacu pada program yang menangani

command line itu sendiri dalam sistem operasi UNIX program tersebut

(49)

operasi GNU/Linux shell yang menjadi standar adalah Bourne Again

Shell(bash). Bash merupakan shell yang kompatibel dengan sh dan

memiliki lebih banyak fitur.

Jika anda ingin menguasai shell script tentu anda harus tahu dan

hafal sedikit banyak perintah dasar command line, seperti mengkopi

file(cp), merename file(mv), mencetak string (echo), melihat file(cat), dan

beberapa perintah dasar lainnya.

Contoh shell script :

#!/bin/bash

Cd /media/jadi/

/bin/cp bejo.txt /media2/

Ket : shell script diatas menjalankan proses meng’copy file

bejo.txt dari direktori /media/jadi/ ke /media2/

2.7.3 Crontab

Apa itu cron? Cron adalah aplikasi daemon (berjalan dibalik layar)

yang digunakan untuk menjalankan tugas yang dijadwalkan pada suatu

waktu di sistem operasi linux. Setiap user di sistem yang memiliki file

crontab, mengijinkan file tersebut untuk melakukan suatu aksi yang telah

dispesifikasikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Selain itu, terdapat

juga crontab sistem, yang melakukan tugasnya seperti merotasi log dan

(50)

Crontab adalah text sederhana yang memegang list perintah yang

akan dijalankan pada waktu yang ditentukan. Perintah ini di kontrol oleh

cron daemon dan dieksekusi di balik layar oleh sistem. Informasi

lengkapnya dapat ditemukan di manual page crontab.

Contoh crontab

• 01 04 1 1 1 /usr/bin/somedirectory/somecommand

Contoh tersebut akan menjalankan

/usr/bin/somedirectory/somecommand pada pukul 4:01am tanggal

1 January ditambah setiap hari senin di bulan Januari. Tanda

asterisk (*) dapat digunakan jadi setiap instance (every hour, every

weekday, every month, etc.) dari periode waktu dapat digunakan.

Code:

• 01 04 * * * /usr/bin/somedirectory/somecommand

Contoh di atas akan menjalankan

/usr/bin/somedirectory/somecommand pada jam 4:01am setiap

hari, setiap bulan.

• 01,31 04,05 1-15 1,6 * /usr/bin/somedirectory/somecommand

Perintah di atas akan mejalankan perintah

(51)

4:31am dan 5:01am, 5:31am pada tanggal 1 sampai 15 setiap

bulan Januar1 danJuni.

• */6 * * * * /bin/somecommand

Perintah diatas menjalankan perintah /bin/ pada setiap 6 menit

sekali.

2.7.4 Phython

Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau

perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam

penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source

codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di

dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI

(antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya. Python dapat

digunakan dalam beberapa sistem operasi, seperti kebanyakan sistem

UNIX, PCs (DOS, Windows, OS/2), Macintosh, dan lainnya. Pada

kebanyakan sistem operasi linux, bahasa pemrograman ini menjadi

(52)

2.7.5 Fortran

Bahasa fortran merupakan bahasa pemrogaman yang

berorientasi kepada penggunaan di bidang komputasi, baik

komputasi di bidang sains, mapun teknik. Hal ini dapat dilihat dari

“perhatian” bahasa tersebut pada data.

A. Karakter set pada fortran

Didalam bahasa fortran karakter-karakter yang dikenal

antara lain :

1. Karakter Alphabetis : A – Z

2. Karakter Numeris : 0, 1 – 9

3. Karakter blank : b

4. Karakter Khusus : @,&,? Dll.

Bentuk Umum : ( ekspresi )

(53)

2.7.6 PostgreSql

PostgreSQL merupakan salah satu Database Management

System (DBMS) server open source. PostgreSQL memberikan

dukungan untuk Object Relational (ORDBMS), dan didukung oleh

sebuah team pengembang yang melakukan pekerjaannya dengan

komuninkasi lewat internet.

Bahasa query PostgreSQL merupakan varian standar SQL.

Seperti kebanyakan bahasa relasional modern, SQL didasarkan pada

kalkulus relasional tupel. Sebagai hasil, setiap query yang bisa

diformulasikan mempergunakan kalkulus relasional tupel, bisa juga

diformulasikan mempergunakan SQL. Berikut adalah beberapa

sintask dalam PostgreSQL:

a) Membuat Database

Untuk membuat database baru, digunakan sintask:

CREATE DATABASE nama_database

b) Memasukkan Data

Untuk memasukkan data kedalam suatu tabel,

digunakan sintask:

INSERT INTO nama_tabel (field1,field2,...) VALUES (’data1’,’data2’,....)

(54)

Untuk mengedit data yang telah dimasukkan

sebelumnya kedalam tabel, digunakan sintask:

UPDATE nama_tabel SET fiel1d=nilai_baru, field2=nilai_baru,... WHERE syarat1,syarat2, ...

d) Menampilkan atau Mencari Data

Untuk menampilkan data yang diinginkan,

digunakan sintask:

SELECT field1,field2,... FROM nama_table WHERE syarat1,syarat2,...

e) Menghapus Data

Untuk menghapus data didalam tabel, digunakan

sintask:

DELETE FROM nama_tabel WHERE syarat1, syarat2,...

f) Menghapus Database

Untuk menghapus database yang telah dibuat

sebelumnya, digunakan sintask:

DROP DATABASE nama_database

2.7.7 Postgis

PostGIS merupakan plugin untuk database PostgreSQL yang

berfungsi untuk menyimpan dan melakukan analisis data geospasial.

Fungsi dan kegunaannya sama dengan SDE (Spatial Data Engine)

(55)

Berikut beberapa command line tools yang terdapat dalam

PostGIS:

• shp2pgsql – Berfungsi untuk mengkonversi

data dengan format shapefile (*.shp) ke dalam

query-script (*.sql).

• pgsql2shp – Berfungsi untuk mengkonversi

data dengan format query-script (*.sql) ke

dalam shapefile (*shp)

2.8 Cuaca dan Iklim

Cuaca dari iklim dinyatakan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang

terdiri dari : radiasi surya, lama penyinaran surya, suhu udara, kelembapan

udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi

( embun, hujan, salju ) dan evaporasi.

2.8.1 Cuaca

Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam

jangka pendek ( kurang dari satu jam hingga 24 jam ) di suatu tempat

tertentu di bumi. Cuaca dicatat terus-menerus pada jam-jam tertentu secara

rutin, menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat digunakan

untuk menentukan iklim.

2.8.2 Iklim

Iklim adalah sistesis atau kesimpulan dari perubahan nilai

unsur-unsur cuaca ( hari demi hari dan buka demi bulan ) dalam jangka panjang di

(56)

sebagai nilai statistik yang meliputi rata-rata, maksimum, minimum,

frekuensi kejadian, atau peluang kejadian dab sebagainya. Maka iklim sering

dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau

wilayah. Iklim kuga dapat diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau

wilayah.

2.9 Proyeksi UTM

Singkatan dari Universal Transverse Mercator adalah sistem

koordinat yang sudah diproyeksikan (Transverse Mercartor) dengan

membagi bumi menjadi 60 zona yang berbeda. Masing-masing selebar 6°.

Zona 1 berada pada 180° Bujur Barat hingga 174° Bujur Barat. Pertambahan

zona ke arah timur.

2.10 Pengertian Real Time

Menurut Arlinda (2005) dalam kamus istilah komputer dan internet

realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual) yang

dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang

tetap mampu menjaga hubungan/berinteraksi dengan dunia luar. Artinya,

memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan

diberikan. Contohnya pada sistem informasi cuaca yang akan dibangun ini.

Sistem realtime menurut Pressman(2002:16-17) terdiri dari beberapa

komponen sebagai berikut :

3 Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi

dari lingkungan eksternal

(57)

oleh aplikasi.

5 Komponen control yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal.

6 Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar

respon real-timenya dapat tetap terjaga.

2.11 Pengertian Black Box Testing

Dalam pengujian program aplikasi ini menggunakan metode

pengujian black box testing. Metode pengujian ini tidak memperhatikan

struktur internal atau sifat dari sebuah program atau modul. Black box

testing menggunakan strategi dengan melakukan pengujian pemasukan data

secara menyeluruh.

Dengan pengujian black box, data yang dimasukkan lalu diproses oleh

program aplikasi yang dibuat. Pengujian ini dilakukan agar dapat diketahui

apakah fungsi dari program aplikasi menghasilkan output yang benar dan

sesuai dengan spesifikasi rancangan. Jika pada waktu pengujian program,

output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, berarti

masih terdapat kesalahan pada program aplikasi tersebut, dan selanjutnya

akan dilakukan perbaikan (debugging) untuk memperbaiki kesalahan yang

terjadi setelah proses pengujian program. Proses kerja ini juga dapat disebut

(58)

3.2.1 Perangkat

Perangkat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian

ini adalah satu buah computer personal lengkap dengan spesifikasi

sebagai berikut:

1. Hardware atau perangkat keras:

a. Processor Dual core 2.6 GHz

b. RAM 1.5 GB

c. VGA Card 128 MB

d. HardDisk 100 GB

e. DVD-RW.

2. Software atau perangkat lunak:

a. Linux ubuntu v.8.04 sebagai Sistem Operasi

b. fgs-mapserver_basic_5.4.0-fgs_9.5-linux-i386 sebagai

software pendukung dalam proses konversi, terutama

dalam terciptanya lingkungan kerja bahasa phython.

(59)

d. PostgreSQL 8.3 dengan plugin PostGIS sebagai database.

e. Ms. Word sebagai software pembantu dalam pembuatan

laporan.

f. Ms. Visio sebagai designtools perancangan sistem.

3.3 Metodologi Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008:300) setelah potensi dan masalah

dapat ditunjukkan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu

dikumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk

perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi

masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan

ada 3 macam teknik. Pertama, observasi yang merupakan pengamatan

dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti;

Kedua, wawancara yang merupakan suatu proses interaksi dan

komunikasi serta tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan

keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah;

Ketiga, studi pustaka dan literatur yang digunakan untuk membangun

(60)

Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan dua teknik

pengumpulan data, yaitu wawancara, studi pustaka dan literatur.

a. Wawancara dan konsultasi

Koresponden kegiatan wawancara adalah orang yang

berkecimpung langsung dalam proyek harimau ini, dengan data diri :

Nama : Bpk. Winarno

Jabatan : Pengembang Sistem Radar doppler

Hasil wawancara dapat dilihat pada lembar lampiran 1.

b. Studi Pustaka

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan

menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka

mengenai system konversi secara otomatis dan juga membaca

buku-buku referensi, e-book dan situs internet yang dapat dijadikan acuan

pembahasan dalam masalah ini.

c. Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang

dilakukan dan pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan

evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung kebenaran dari data

(61)

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu

metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan

apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan

mengikuti metode atau prosedur – prosedur yang diberikan oleh suatu

metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat

diselesaikan dengan berhasil.

Kebutuhan

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi

Sistem

(62)

Analisis Kebutuhan Kebutuhan

Identifikasi Kebutuhan Perencanaan

Bentuk Sistem Yang Dibangun Identifikasi Jenis Data

Deskripsi Tempat Penelitian Analisis

Pengujian Sistem (Testing) Rancang Alur Sistem

Usulan (DFD)

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Pengkodean (Coding)

Pengujian Sistem (Testing) Perancangan

Implementasi

(63)

3.3.2.1 Kebutuhan

A. Analisa Kebutuhan

Dengan adanya data identifikasi radar doppler yang

masih belum mempunyai nilai informasi, bersifat real time

yang tercipta secara otomatis tiap 12 menit sekali, maka

dibutuhkan sebuah sistem konversi yang dapat

mengakomodir keseluruhan fungi-fungis tersebut.

Dibutuhkan sebuah sistem yang berjalan secara otomatis dan

juga real time.

3.3.2.2 Perencanaan

Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam

pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti

permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang

berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya system konversi

otomatis ini.

Pada tahap ini ditentukan batasan dari sistem yang akan

dibangun. Tahapan ini menekankan pada masalah pengumpulan

kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan

(64)

1. Identifikasi kebutuhan

Dalam hal ini kebutuhan dibangunnya sistem

konversi otomatis yang dikembangkan oleh

penulis antara lain :

I. Kebutuhan akan sistem konversi yang

handal dengan hasil akhir suatu database

spasial yang terintegrasi.

II. Sistem konversi yang dibangun harus

bersifat otomatis total, dengan artian

sistem ini berjalan tanpa adanya campur

tangan dari manusia sama sekali.

III. Sistem konversi yang dibangun harus

memuat fungsi guna mengeliminir data

rainrate dengan nilai kurang daripada 7

dan -999 serta fungsi backup data-data

yang dibutuhkan.

IV. Database spasial yang mempunyai

informasi waktu yang jelas dan akurat,

sehingga dapat dipanggil dan di

(65)

V. Kebutuhan adanya dua table guna

menampung data hasil konversi terbaru

dan data hasil konversi data keseluruhan.

3.3.2.3 Analisis

Dari hasil konsultasi dan wawancara yang didapat, penulis

sepakat dengan intitusi yang terkait yaitu neonet sistem yang akan

dibangun mempunyai kemampuan dan kelebihan sebagai berikut :

1. Sistem yang dibangun bersifat otomatis total. Dengan

proses data yang mempunyai interval waktu per-12

menit.

2. Data yang dihasilkan bersifat bersifat real time.

3. Mampu mengeliminir data rainrate dengan nilai lebih

kecil daripada 7 dan -999.

4. Mampu membackup secara otomatis data-data hasil

konversi yang dihasilkan.

5. Data yang dihasilkan mempunyai keterangan waktu

yang jelas dan presisi yaitu tahun, bulan, tanggal, jam

dan menit. Sehingga dapat dengan mudah dilakukan

pemanggilan dan pemanipulasian pada basis data

(66)

6. Terdapat dua table guna menampung data hasil

konversi terbaru dan data hasil konversi data

keseluruhan.

A. Identifikasi Jenis Data

Jenis data yang terdapat pada sistem konversi adalah :

Gambar mentah (.RAW)

Sebuah file dengan format (.Raw)

berisi dua informasi jenis informasi yang

berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel

dan gambar metadata, metadata yang secara

harafiah diartikan sebagai data dari sebuah

data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap

pengidentifikasian.

TextFile (.txt)

Sebuah file teks yang sering disebut

textfile1atau mempunyai sebuatan lama

flatfile merupakan jenis file komputer yang

yang terstruktur sebagai urutan. Akhir dari

sebuah file teks seringkali dinyatakan dengan

menempatkan satu atau lebih karakter khusus

yang dikenal sebagai end-of-file marker,

(67)

setelah baris terakhir pada file teks. file

dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah

dibaca atau dibuka, karena itu dianggap

universal.

Shapefile (.shp, .shx dan .dbf)

Shapefile adalah Sebuah fitur kumpulan data

yang terdiri dari sebuah geometri dan atribut

non-topological yang disimpan sebagai

bentuk yang terdiri dari satu set vector

koordinat. Shapefiles memiliki keuntungan

dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam

hal kecepatan menggambar dan mengedit.

Juga dapat menangani satu fitur yang tumpang

tindih, file dengan ekstensi ini biasanya

berukuran kecil sehingga tidak memerlukan

ruang hardisk yang besar dalam

penyimpanannya. File dengan jenis shapefile

dapat mendukung berbagai fitur seperti

point,polygon serta area.

Sebuah file shapefile mempunyai paket data

yang terdiri dari 3 jenis file yaitu :

(68)

Merupakan file yang berbentuk grafis

yang pada setiap recordnya

menggambarkan suatu bentuk.

2. File dengan ekstensi (.shx)

Setipa record berisi offset dari catatan

file utama

3. File dengan ekstensi (.dbf)

Berisi atribut-atribut yang sesuai

dengan file utama yang digunakan

sebagai database.

Structure Query Languange(.Sql)

SQL (Structured Query Language) adalah

sebuah bahasa yang dipergunakan untuk

mengakses data dalam basis data relasional.

Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa

standar yang digunakan dalam manajemen

basis data relasional. Saat ini hampir semua

server basis data yang ada mendukung bahasa

ini untuk melakukan manajemen datanya.

B. Bentuk Sistem yang dibangun

Bentuk sistem yang dibangun pada

penelitian ini adalah sistem otomatis yang berjalan

(69)

dibelakang layar. Sistem ini tidak mempunyai

interface yang digunakan atau berfungi untuk proses

interaksi dengan user.

C. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Profil NEONet-BPPT

Nusantara Earth Observation Network

(NEONet) sebagai bagian dari Direktorat Teknologi

Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA) telah

berhasil dibangun pada tahun 2008. Fasilitas yang

bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan jejaring

kerjasama dalam observasi kebumian ini, telah juga

melakukan proses pembangunan sistem observasi

terintegrasi dari beberapa kegiatan observasi

kebumian di Indonesia. Untuk tahun 2008, proses

pembuatan sistem difokuskan pada observasi

beberapa peristiwa alam yang terkait dengan

bencana.

Selain pembangunan infrastruktur, di awal

tahun 2009 Neo-net telah melakukan

grand-launching. Pada kegiatan tersebut telah dihadiri oleh

beberapa institusi yang memiliki kegiatan terkait

(70)

kerjasama dan koordinasi tersebut telah diluncurkan

beberapa produk unggulan Neo-net antara lain:

1. Web GIS yang merupakan wadah untuk

informasi spasial yang dapat diakses melalui

web.

2. Awal Earth yang merupakan aplikasi online

yang dapat menampilkan beragam informasi

kebumian secara online, baik yang berskala

menitan maupun yang ter-update harian atau

mingguan.

3. Geo-network yang merupakan wadah untuk

mungkumpulkan meta-data informasi kebumian

di seluruh nusantara.

4. Integrated web yang merupakan antar-muka

yang menghubungkan seluruh produk di atas.

Dalam pembangunannya, aplikasi tersebut telah

dibangun dengan sebuah peta dasar standar yang saat

ini semakin dikembangkan dengan berfokus kepada

pengembangan pada topik bahasan satu persatu.

2. Tujuan Organisasi

Pengembangan Sistem Nusantara Earth

(71)

™ Membangun jejaring kerjasama (network)

dalam rangka memadukan seluruh kegiatan

pemantauan dinamika sistem kebumian

sehingga akan memudahkan pemerintah dan

seluruh masyarakat dalam memperoleh

informasi yang akurat tentang kondisi

kebumian di seluruh wilayah nusantara.

™ Membangun infrastruktur dan sistem

komunikasi yang handal untuk kegiatan

pertukaran data dan informasi di antara

simpul-simpul jejaring (network nodes).

™ Melakukan diseminasi dan sosialisasi

produk-produk NEONet melalui media diseminasi dan

sistem antar muka (interface) sehingga akan

memudahkan masyarakat dalam mengakses

data, informasi dan sumberdaya yang tersedia

Gambar

gambar metadata, metadata yang secara harafiah diartikan sebagai
Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi radar Doppler ( Sumber : BPPT  )
Gambar. 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)
Gambar 2.3 Gambar Struktur Program Fortran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian disini membahas tentang kualitas pelayanan (jasa) dari Custom Shop Guitars dalam melayani konsumen dalam negeri pada tahun 2011, masalah komplain kerusakan

Berdasarkan dari beberapa definisi istilah yang terkandung dari judul penelitian tersebut di atas maka yang dimaksud oleh penulis judul: “Penerapan

 Pemrograman komputer harus dilakukan secara sistematis , dimulai dengan merancang atau mendesain langkah-langkah yang tepat yang menjelaskan jawaban dari suatu masalah.

Dalam penelitian Park et al (dalam Wulandari et al. 2018), menyebutkan bahwa Utilitarian Browsing bersifat “ goal directed ” atau berarah pada suatu tujuan tertentu.. akan

memberikan judgment atas penugasan audit terhadap klien sesuai dengan fakta dan bukti yang ia temukan tanpa merisaukan ancaman-ancaman yang diberikan oleh klien

Material komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi ( ), memiliki kekuatan lelah ( ) yang baik,

 Buat feature produk untuk memenuhi keinginan customer  Tetapkan sasaran kualitas seperti yang diinginkan customer  Kembangkan proses yang menghasilkan feature produk tsb 

Bagian bumi yang padat terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer dan bagian inti2. yang