(STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Dwi Rahardjo Putra (105093003018)
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1430 H
(STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Dwi Rahardjo Putra (105093003018)
Menyetujui,
Pembimbing I
Zainul Arham, M.Si
NIP. 19740730 200710 1 002
Pembimbing II
Winarno ST NIP 680.004.122
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Membangun Sistem Konversi Data Curah Hujan Secara Otomotis dengan Pendekatan Basis Data Spasial (Studi Kasus: Padang dan Serpong)” yang ditulis oleh DWI RAHARDJO PUTRA, NIM 105093003018 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui :
Penguji I Penguji II
Ir. Bakri La Katjong, MT, MKom NIP. 470 035 764
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Pembimbing I Pembimbing II
Zainul Arham M.Si
NIP. 19740730 200710 1 002
Winarno ST NIP. 680.004.112 Mengetahui :
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Ketua
Program Studi Sistem Informasi
Aang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juli 2010
Dwi Rahardjo Putra
105093003018
dengan pendekatan Basis Data Spasial. Dibawah bimbingan Bapak ZAINUL
ARHAM dan Bapak WINARNO.
Kebutuhan instrument-instrumen kebumian sangat dibutuhkan guna mengidentifikasi fenomena-fenomena bumi yang terjadi, Radar Doppler salah satu instrument kebumian yang dapat digunakan dalam membantu manusia dalam pengambilan keputusan. Data hasil identifikasi Radar Doppler merupakan Data gambar mentah yang belum bersifat informasional, dibutuhkan Proses konversi untuk dapat menambahkan nilai informasi pada Data hasil identifikasi Radar Doppler tersebut. Tujuan penulisan adalah Membangun sistem konversi otomatis dari Data hasil identifikasi Radar Doppler menjadi Basis Data Spasial.Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah System Development Life Cycle (SDLC) – waterfall, terdiri dari perencanaan, analisa, perancangan, dan implementasi. Perencanaan dilakukan dengan klasifikasi Data Spasial yang ada, analisa dilakukan dengan menganalisis sistem yang dibutuhkan saat ini dan siapa saja pengguna sistemnya, perancangan dilakukan dengan tools DFD dan di-implementasikan menggunakan teknologi opensource fgs-mapserver, fortran,shell script,Crontab dan PostgreSQL. Hasil yang dicapai adalah Sistem konversi sederhana yang dalam alur konversinya terdapat perubahan bentuk File dari .RAW -> .TXT -> TXT(2) -> ShapeFile -> .Sql yang berbentuk Basis Data Spasial. Basis Data Spasial yang dihasilkan mempunyai dua kategori yaitu Basis Data yang berisi Data yang baru masuk dengan nama table Doppler_now dan kumpulan Data-Data cuaca yatiu Doppler_sum dengan Data yang berisikan informasi mengenai koordinat titik hujan, intensitas curah hujan, sudut tembak Radar dan satuan waktu dari tahun, bulan, tanggal, jam dan menit. penyediaan Basis Data Spasial ini diharapkan dapat mempermudah pengembang-pengembang webGIS dalam membuat suatu aplikasi yang dapa membantu dalam pengambilan keputusan.
Kata Kunci: Sistem konversi otomatis, SDLC, Basis Data Spasial, Radar ,Serpong dan Padang.
Pustaka Acuan (5, 2002-2008).
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “
Membangun sistem konversi data curah hujan secara otomatis dengan pendekatan
Basis Data Spasial ( studi kasus Serpong dan Padang )”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan
yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu
izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi.
3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang sudah
membimbing saya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. dan Bapak Winarno ST selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan
kebijaksanaannya telah sabar membimbing dan mengajarkan saya banyak
hal sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tua saya yang sangat luar biasa, yang telah memberikan do’a
dan semangat untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2010
Dwi Rahardjo Putra
105093003018
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
HALAMANPERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATAPENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SIMBOL ... xv
DAFTAR FILE KONVERSI ... xvi
DAFTAR ISTILAH ... xvii
DAFTARLAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Metodologi Penelitian ... 5
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 5
2.1 Sistem Konversi Otomatis ... 8
2.1.1 Konsep Dasar Sistem ... 8
2.1.2 Pengertian konversi dan Otomatis ... 10
2.1.3 Pendekatan dalam Pembangunan Sistem Konversi ... 11
2.1.3.1 DFD ... 11
2.1.3.2 Kamus Data ... 13
2.2 Data ... 14
2.2.1 Data dan Informasi Geografis ... 15
2.2.2 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis ... 16
2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis ... 18
2.2.3.1 Titik (Point) ... 18
2.2.3.2 Garis (Line) ... 18
2.2.3.3 Polygon (Area) ... 19
2.3 Jenis Tipe File yang ada pada Sistem Konversi...20
2.3.1 File dengan Format (.RAW) ... 20
2.3.2 File dengan Format (.Txt) ... 20
2.3.3 File dengan Format (ShapeFile) ... 20
2.3.4 File dengan Format (.SQL) ... 21
2.4 Basis Data Spasial... 22
2.5 Pengenalan Radar Cuaca... 23
2.5.1 Definisi Radar ... 23
2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong ... 27
2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang... 29
2.7 Perangkat Lunak yang digunakan dalam Pembuatan Sistem... 30
2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi) ... 30
2.7.2 Shell script... 30
2.7.3 Crontab... 31
2.7.4 Phython ... 34
2.7.5 Fortran... 34
2.7.6 PostgreSql ... 35
2.7.7 Postgis ... 36
2.8 Cuaca dan Iklim ... 37
2.8.1 Cuaca ... 37
2.8.2 Iklim ... 37
2.9 Proyeksi UTM ... 38
2.10 Pengertian Real Time ... 38
2.11 Pengertian Black Box Testing ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
3.2 Bahan dan Perangkat ... 40
3.2.1 Bahan ... 40
3.2.2 Perangkat ... 41
3.3.2.1 Kebutuhan ... 46
3.3.2.2 Perencanaan ... 46
3.3.2.3 Analisis ... 48
3.3.2.4 Desain ... 55
3.3.2.5 Implementasi ... 69
3.3.3 Pengujian Sistem ... 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Konten pada Folder Harimau ... ...79
4.2 Shell Script Program ... ...82
4.2.1 Proses Mengambil Product1.raw dari ftp Serpong/Padang...85
4.2.2 Proses Konversi dari Product1.raw Menjadi cdrserpong.txt..86
4.2.3 Proses Konversi dari cdrserpong.txt Menjadi cdrserpong_xy.txt...87
4.2.4 Proses cdrserpong_xy.txt menjadi Harimau ShapeFile ... ..92
4.2.5 Proses Harimau ShapeFile menjadi Harimau (.sql) serta Proses Dumping pada Harimau (.sql)...96
4.2.6 Proses Backup File ... .100
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 102
5.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
DAFTAR LITERATUR PENDUKUNG...105
Gambar 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)... 27
Gambar 2.3 Gambar Struktur Program Fortran ... 34
Gambar 3.1 System Development Life Cycle ... 44
Gambar 3.2 Diagram alur penelitian ... 45
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Neonet ... 55
Gambar 3.4 Diagram Konteks ... 57
Gambar 3.5 DFD Level 0 Sistem Konversi ... 58
Gambar 3.6 DFD Level 1 pada Proses 2.0 ... 62
Gambar 3.7 DFD Level 1 pada Proses 4.0 ... 65
Gambar 4.1 Shell Script all.sh ... 76
Gambar 4.2 Sintax Crontab ... 77
Gambar 4.3 start/stop Crontab ... 77
Gambar 4.4 Alur Perpindahan File ... 78
Gambar 4.5 Ftpserpong.sh ... 79
Gambar 4.6 Sintax menjalankan Program IRISread... 80
Gambar 4.7 rawtotxt.sh... 81
Gambar 4.8 cdrserpong.txt... 82
Gambar 4.9 cdrserpong_xy.txt ... 83
Gambar 4.10 Bacaradar.f ... 84
Gambar 4.11 Kompile Fortran ... 85
Gambar 4.12 Txt2.sh ... 85
Gambar 4.16 Txttoshp.sh ... 89
Gambar 4.17 Move.sh ... 89
Gambar 4.18 Pembuatan Basis Data baru pada Postgresl ... 90
Gambar 4.19 Pemberian Nama Basis Data pada Postgresql ... 91
Gambar 4.20 Sintaks Pembuatan Atribut Tabel Doppler_new ... 91
Gambar 4.21 Sintaks Pembuatan Atribut Tabel Doppler_sum ... 91
Gambar 4.22 Shp2sql.sh ... 92
Gambar 4.23 Backup.sh ... 94
Gambar 4.24 Hasil Basis Data Harimau ... 95
Table 2.2 Spesifikasi Radar Doppler Padang ... 29
Tabel 3.1 Proses Sistem konversi otomatis data curah hujan ... 57
Tabel 3.2 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong.txt... ..59
Tabel 3.3 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt... 59
Tabel 3.4 Proses konversi ke bentuk harimau shapefile (.shp, .dbf, .shx) ... 60
Tabel 3.5 konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial ... 60
Tabel 3.6 Proses kompres file ... 61
Tabel 3.7 Proses buat file cdrserpong_xy.txt ... 63
Tabel 3.8 Proses filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan <=7 ... 63
Tabel 3.9 Proses tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan waktu... 64
Tabel 3.10 Proses konversi ke cdserpong_xy.txt ... 66
Tabel 3.11 Proses hapus record tabel doppler_new ... 66
Tabel 3.12 Proses isi record tabel doppler_new ... 67
Tabel 3.13 Proses isi record tabel doppler_sum ... 67
Tabel 3.14 Kamus data Harimau ... 68
Tabel 3.15 Proses Tabel Hasil Pengujian White Box... 70
Tabel 3.16 Tabel Hasil Pengujian Black Box... 70
Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco
Source
(Kesatuan Luar)
Process
2. SimbolNotasi Kamus Data
Notasi
Opsional (Boleh ada boleh tidak)
Pengulangan
Memilih salah satu dari sejumlah alternative
Komentar
Identifikasi Atribut kunci
Sumber: Jogiyanto, 2005
1. RAW txt File dengan eks. Txt yang
dihasilkan belum mempunyai
Data-Data Atribut yang
lengkap.
2. txt txt (2) File dengan eks. Txt yang
dihasilkan sudah mempunyai
Data-Data Atribut yang
lengkap.
3. txt (2) ShapeFile
4. ShapeFile sql Dua buah tabel yaitu
Doppler_new dan
Doppler_sum
1 Curah Hujan Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan dari Radar Doppler yang merupakan jenis Radar cuaca. Curah hujan di ukur dalam satuan millimeter, Satu millimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang Datar tertampung air setinggi satu millimeter atau sebanyak satu liter.
2 Spasial secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi, adalah cabang dari matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Dari pengalaman, atau mungkin secara intuitif, orang dapat mengetahui ruang dari ciri dasarnya, yang diistilahkan sebagai aksioma dalam geometri.
dihasilkan langsung siap pakai, serta guna mempercepat dan
mempermudah pengguna dalam proses merubah data, dibutuhkan pula sistem
yang bersifat otomatis total karena data dihasilkan setiap 12 menit.
Dengan adanya sistem konversi yang secara langsung menghasilkan data
yang cepat, tepat, akurat dan siap pakai serta bersifat otomatis ini akan
memudahkan pengguna dalam melakukan analisis cuaca dan iklim pada saat
ini dan masa yang akan datang secara cepat dan bersifat real time.
Dengan alasan tersebut maka penulis melakukan penulisan laporan Penelitian
yang berjudul MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH
HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDEKATAN SISTEM BASIS
DATA SPASIAL ( Studi Kasus Serpong dan Padang ).
1.1Perumusan Masalah
Dalam penulisan penelitian ini masalah pokok yang akan dibahas penulis
adalah:
1. Bagaimana membangun suatu sistem konversi yang dapat merubah
data hasil identifikasi radar doppler menjadi data yang dapat
diintegrasikan ke dalam suatu basis data spasial dengan periode
waktu secara detail dan terotomatisasi per-12 menit?
2. Bagaimana Mengeliminir nilai rainrate dengan nilai -999 dan nilai
rainrate yang mempunyai nilai lebih kecil daripada 7 pada produk
shapefile dan basis data spasial yang akan dihasilkan oleh sistem
3. Bagaimana menciptakan dua tabel basis data spasial guna
penampungan data terbaru dan data keseluruhan?
1.2Batasan masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Merancang dua tabel basis data spasial yang terintegrasi, yang
merupakan hasil konversi data identifikasi radar doppler yaitu
doppler_new dan doppler_sum. Tabel doppler_new digunakan
untuk menampung data terbaru hasil konversi dan tabel
doppler_sum digunakan untuk penampungan data keseluruhan.
2. Proses konversi data meliputi : ( .RAW ), ( .Txt ), Shapefile dan (
.Sql )
3. Proses konversi dan pembuatan basis data spasial yang dilakukan
pada penelitian bersifat otomatis per 12 menit.
4. Tidak adanya interface pada sistem konversi ini.
5. Metode yang digunakan adalah SDLC (Sistem Development Life
Cycle)
6. Hasil akhir dari sistem konversi ini adalah basis data spasial.
1.5 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem konversi otomatis
dari data hasil identifikasi radar doppler menjadi sebuah basis data spasial.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai oleh penulis adalah :
a) Mengintegrasikan hasil konversi data radar doppler yaitu (.RAW)
secara otomatis per 12 menit menjadi satu kesatuan sistem basis
data spasial.
b) Membuat backup data yang ada pada sistem konversi ini, yaitu
Product1.Raw, cdrserpong_xy.txt, harimau shapefile.
c) Mengeliminir nilai rainrate dengan nilai -999 dan nilai rainrate
yang mempunyai nilai lebih kecil daripada 7.
d) Membuat dua tabel dalam satu kesatuan basis data spasial yatiu
doppler_new dan doppler_sum. Tabel doppler_new digunakan
untuk penampungan data terbaru hasil konversi dan tabel
doppler_sum digunakan untuk penmpungan hasil konversi secara
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Membuat suatu sistem konversi secara otomatis untuk data radar
doppler.
b. Mengetahui tipe-tipe data yang terdapat pada sistem konversi Otomatis
c. Mengetahui bagaimana proses konversi data curah hujab yaitu
product1.RAW menjadi sebuah basis data spasial.
2. Manfaat bagi salah satu sub bagian BPPT yaitu Neonet.
a. Mempercepat dan mempermudah pekerjaan dalam penyajian data
radar doppler.
b. Memudahkan dalam pencarian data berbasis waktu.
c. Memudahkan dalam penggunaan data untuk pengembangan aplikasi
selanjutnya yang berhubungan dengan data doppler.
d. Mendapatkan hasil akhir berupa data radar doppler yang sudah bernilai
informasi.
e. Pemanggilan data kembali, karena pada sistem ini terdapat fungsi
backup data hasil konversi.
1.7Metodologi Penelitian
1.7.1 Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun laporan
penelitian ini adalah dengan cara :
Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang menjadi
referensi dan pengumpulan data yang bersumber dari internet sebagai
penunjang pemecahan permasalahan.
• Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan pengamatan
secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan dan
pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan evaluasi dari sudut
tertentu yang mendukung kebenaran dari data tersebut.
• Wawancara
Konsultasi tanya jawab langsung dengan instansi terkait guna
mendapat gambaran mengenai sistem yang di butuhkan dan mendapatkan
data-data yang diperlukan mengenai Hydrometeorological Array For
Interseasional variations Monsoon Automonitoring(Harimau).
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah
metode SDLC (System Development Life Cycle) yang mencakup
tahap-tahap sebagai berikut :
• Identifikasi Kebutuhan
• Perencanaan Sistem (SystemPlanning)
• Analisis Sistem (SystemAnalysis)
• Perancangan (SystemDesign)
1.8 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima bab. Adapun isi dari
masing-masing bab adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan karya tulis ini,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan metode penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap
bab.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan
sebagai landasan atau dasar laporan ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode
pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan
dalam pengkonversian data radar harimau ke dalam bahasa pemrogaman
database yaitu SQL.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang
dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada
bab-bab sebelumnya, dan juga berisi beberapa saran untuk pengembangan
Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat memberikan
kemudahan kepada pengguna sehingga dapat melakukan perencanaan dengan
tepat dan menghasilkan keputusan yang optimal, demikian pula dengan proses
pelaksanaannya akan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Faktor terpenting dalam informasi kebumian adalah informasi mengenai
cuaca dan iklim. Dengan tersedianya informasi mengenai cuaca dan iklim
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam berbagai bidang yang erat
kaitannya dalam pola kehidupan dan lingkungan manusia.
Informasi cuaca dan iklim merupakan produk dari rangkaian analisis
komponen cuaca, akan tetapi komponen cuaca yang berperan besar terhadap
analisis adalah yaitu curah hujan, analisis curah hujan sangat bergantung pada
data curah hujan yang bersifat real time. Dalam menunjang data curah hujan
secara real time digunakan instrumen kebumian yaitu radar doppler. Radar
doppler dapat menghasilkan data mengenai curah hujan secara real time setiap
12 menit.
Akan tetapi, dalam pengambilan data yang dihasilkan oleh radar doppler
masih terdapat beberapa kendala. seperti data yang dihasilkan oleh sensor
radar doppler masih belum siap pakai.
Untuk mempermudah dalam analisis data curah hujan, dibutuhkan sebuah
sistem konversi yang dapat merubah data tersebut sehingga data yang
2.1 Sistem konversi otomatis
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Rober dan Micheal dalam Prahasta (2005), menyatakan
sistem sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk
kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas
yang jelas. Lebih lanjut menurut Jogiyanto (2005) menjelaskan
pengertian sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen itu tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran sistem itu dapat tercapai.
Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen atau elemen
akan lebih mudah dipelajari untuk tujuan analisis dan perancangan
suatu sistem.
Sistem itu sendiri memiliki karakterisitik atau beberapa sifat
tertentu, yaitu mempunyai komponen (components), batas sistem
(boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung
(interface), masukan (input), keluaran (output), proses (process), dan
sasaran suatu tujuan (goal).
Adapun penjelasan dari karateristik dari suatu sistem adalah
sebagai berikut:
1. Komponen sistem (Components)
Bagian sistem yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan.
Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa
bagian sistem.
2. Batas sistem (Boundary)
Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungannya
atau dengan sistem lainnya. Batas sistem inilah yang membuat sistem
dipandang sebagai satu kesatuan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem.
Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau
merugikan sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa
subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari
lingkungan.
Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke
lingkungan.
7. Pengolah Sistem (Proses)
Bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(output).
8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Sasaran sistem adalah sesuatu yang menyebabkan mengapa sistem itu
dibuat atau ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuannya.
Jadi Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan unsur-unsur,
objek-objek, elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi
satu sama lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dari sistem
tersebut.
2.1.2 Pengertian Konversi & otomatis
pengertian per-kata dari konversi dan otomatis adalah,
Konversi merupakan kegiatan yang diartikan sebagai
merubah sesuatu dari bentuk awal, ke bentuk akhir yang diinginkan,
kata konversi ini juga dapat melingkupi perubahan sebuah sistemik
yang sangat luas, dari sebuah sistem lama ke sebuah sistem baru.
Dalam hal ini penulis lebih mengacu kepada aktifitas perubahan
Otomatis diartikan sebagai “dengan sendirinya”, kata-kata
disamping diartiakan lebih luas sebagai suatu pelaksanaan proses
yang berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia
sedikitpun. Seperti halnya dalam sistem konversi yang dibangun,
sistem ini berjalan tanpa adanya campur tangan user manapun.
2.1.3 Pendekatan dalam pembangunan sistem konversi
2.1.3.1 Data Flow Diagram ( DFD )
Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan
sistem dalam suatu bagan yang menunjukkan
prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan untuk
merancang sistem ada bermacam-macam, diantaranya adalah
DFD dan Bagan Alir (Flow Chart).
Menurut Whitten, Bentey dan Dittman (2004) DFD
adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem
dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem
tersebut. Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka
penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level
dari atas ke bawah, yaitu:
1. Diagram Konteks (Level 0)
Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu
proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal
hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam
suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam
diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan
data store.
2. Diagram Zero (Level 1)
Merupakan diagram yang berada diantara Diagram
Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses
utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram
Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan
Entity, Proses, alur data dan data store.
3. Diagram Detail (Primitif)
Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam
Diagram Zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat
2.1.3.2 Kamus Data
Menurut Jogiyanto (2005:725) Kamus Data (Data
Dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Pada tahap analisis,
kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara sistem analis
dengan user tentang data yang mengalir pada sistem tersebut serta
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sedangkan
perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input,
output, atau laporan dan database.
Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas
tentang data yang dicatatnya, maka kamus data harus memuat hal-hal
sebagai berikut:
a. Nama arus data
Nama arus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir.
b. Alias
Alias atau nama lain dari data yang dituliskan. Karena
terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang atau
departemen satu dengan lainnya
c. Tipe data
Tipe data menunjukkan bagaimana arus data mengalir dari
dapat berupa suatu dokumen dasar atau formulir, serta dokumen
hasil cetakan computer.
d. Arus data
Arus data ini menunjukkan dari mana data mengalir dan dari
mana data akan menuju.
e. Penjelasan
Penjelasan digunakan untuk memperjelas lagi tentang makna
dari arus data yang dicatat dikamus data. Bagian penjelasan dapat
diisi dengan keterangan arus data.
f. Periode
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data dan
untuk mengidentifikasi kapan input data dapat dimasukkan ke
dalam sistem, kapan proses program dapat dilakukan dan kapan
laporan-laporan dapat dihasilkan
g. Struktur Data
Struktur data harus menunjukkan arus data yang dicatat pada
kamus data yang terdiri dari elemen-elemen atau item-item data
2.2 Data
Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain
yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia,
peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta,
2.2.1Data dan Informasi Geografis
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi
yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara
meng-importnya dari perangkat – perangkat lunak yang lain maupun secara
langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan
memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan
menggunakan keyboard.
Di bawah ini di ungkapkan beberapa alasan dasar mengenai
kebutuhan SIG diantaranya :
1. Penanganan data geospasial sangat buruk
2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa
3. Data dan informasi sering tidak akurat
4. Tidak ada pelayanan penyediaan data
5. Tidak ada pertukaran data.
Fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain :
1. Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis
2. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan
3. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana pengendalian
operasional dan pemantauan.
2.2.2 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis
Data pada SIG dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu data Spasial
(Keruangan) dan data NonSpasial (Atribut).
a. Data Spasial (Keruangan)
Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang
atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan
entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang
tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak
atau berkembang). Penyajian data spasial dalam komputer dapat
disajikan secara raster atau vektor.
1. Struktur Raster
Struktur raster merupakan data yang menggunakan
jaringan sel grid untuk menetapkan data alokasional. Dalam
struktur ini dikodekan lokasi keruangannya. Setiap sel
menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk
lokasi serta kode atribut yang di petakan ke dalamnya.
2. Struktur Vektor
Pada struktur data vektor, suatu titik dinyatakan dengan
koordinat tunggal (x,y). Baris dengan koordinat yang
dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Sebuah
vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan
dengan struktur raster tetapi membutuhkan perangkat yang lebih
rumit dan mahal dalam penerapannya. Sistem kode topologi
diterapkan dalam struktur vektor tertentu. Dalam sistem titik,
garis dan poligon diberi kode tertentu sehingga dengan
nomor-nomor ini struktur dikodekan dengan sesamanya.
Node ditetapkan sebagai titik akhir dan pertemuan garis.
Node diberi nomor node tersebut. Garis dikodekan dan node
yang dihubungkannya dan dengan poligon kiri dan kolom yang
dipisahkannya. Adapun poligon dikodekan dengan garis-garis
yang membatasinya. Sistem kode topologi manipulasi batas
poligon lebih efisien tidak perlu dinyatakan dengan deretan
koordinat panjang.
b. Data Non-Spasial (Atribut)
Merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data
geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan.
Data ini disimpan dalam bentuk tabel didalam database dan dapat
ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu.
Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan
objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk
tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga
sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam
bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti:
karakteristik jalan dan kualitas jalan.
2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis
Menurut Barus (1996: 3-19), Semua fitur pada muka bumi bisa di
representasikan oleh tiga identitas yaitu: titik, garis dan poligon.
Fitur-fitur beserta atributnya dikumpulkan dalam satuan-satuan yang disebut
layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas administrasi merupakan
contoh-contoh layer.
2.2.3.1 Titik (Point)
Objek titik dalam peta mempunyai makna mewakili lokasi
dan tidak ke unsur lain. Tetapi kenampakan yang tidak berdimensi
ini akan berbeda jika dilakukan pembesaran, yang berarti menjadi
objek area. Dalam hal ini ukuran skala pengamatan pemetaan akan
mempengaruhi penampilan ukuran objek dalam database. Pada
skala tertentu kelompok objek tertentu akan hilang untuk
penyimpanan dalam database.
2.2.3.2Garis (Line)
Objek garis (juga diistilahkan dengan ujung, lengkungan,
muncul terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya.
Walaupun demikian unsur garis tersebut merupakan unsur
kelompok yang lebih besar, misalnya aliran sungai kecil dapat
dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam
ruang lingkup daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu
diperhatikan mengenai sifat objek garis ini antara lain: panjang
(misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk sungai), dan orientasi
(untuk sumner daya mineral)
2.2.3.3Poligon (Area)
Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang
alami dan buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak
dikaitkan dengan tinggi. Unit spasial poligon dapat bersifat alami
seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau buatan seperti batas
kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai banyak
sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat
juga tidak dapat diamati langsung. Unit poligon ini penting untuk
studi sosial-ekonomi, inventaris sumber daya alam dan penggunaan
lahan. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan unsur area antara lain
adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah tumpang tindih,
2.3 Jenis tipe file yang ada pada sistem konversi
2.3.1 File dengan format ( .Raw )
Sebuah file dengan format (.Raw) berisi dua informasi jenis
informasi yang berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel dan
gambar metadata, metadata yang secara harafiah diartikan sebagai
data dari sebuah data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap
pengidentifikasian.
2.3.2 File dengan format ( .Txt )
Sebuah file teks yang sering disebut textfile atau mempunyai
sebuatan lama flatfile merupakan jenis file komputer yang yang
terstruktur sebagai urutan. Akhir dari sebuah file teks seringkali
dinyatakan dengan menempatkan satu atau lebih karakter khusus
yang dikenal sebagai end-of-file marker, setelah baris terakhir pada
file teks. file dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah dibaca atau
dibuka, karena itu dianggap universal.
2.3.3 File dengan format ( .Shapefile )
Shapefile adalahSebuah fitur kumpulan data yang terdiri dari
sebuah geometri dan atribut non-topological yang disimpan sebagai
bentuk yang terdiri dari satu set vector koordinat. Shapefiles
memiliki keuntungan dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam
satu fitur yang tumpang tindih, file dengan ekstensi ini biasanya
berukuran kecil sehingga tidak memerlukan ruang hardisk yang
besar dalam penyimpanannya. File dengan jenis shapefile dapat
mendukung berbagai fitur seperti point,polygon serta area.
Sebuah file shapefile mempunyai paket data yang terdiri
dari 3 jenis file yaitu :
1. File dengan ekstensi (.shp)
Merupakan file yang berbentuk grafis yang pada setiap
recordnya menggambarkan suatu bentuk.
2. File dengan ekstensi (.shx)
Setipa record berisi offset dari catatan file utama
3. File dengan ekstensi (.dbf)
Berisi atribut-atribut yang sesuai dengan file utama
yang digunakan sebagai database.
2.3.4 file dengan format ( .Sql )
SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa
yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data
relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar
yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini
hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini
2.4 Basis Data Spasial
Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga
dengan geodatabase (geographic database) tidak jauh berbeda dengan
basis data lainnya baik dalam hal perancangan, manajemen maupun
strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah terdapat dua jenis data
yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun SIG yang
utuh.
Suwahyono (1999) dalam BAKOSURTANAL (2002)
mendifinisikan basisdata spasial sebagai sekumpulan data yang
digunakan untuk memberikan informasi keruangan (spasial) suatu
kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam
dan potensi yang ada pada suatu wilayah.
Basis data spasial juga didefinisikan sebagai sebuah basis data
yang mendukung penyimpanan dan query data yang berhubungan
dengan data yang memilki unsure keruangan, seperti titik, garis, dan
area.
Pemanfaatan basisdata spasial untuk mendapatkan informasi
keruangan dan kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi
geografis (SIG). Pada intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang
berbeda yaitu: (1) Melakukan pemanggilan (query) dan menyediakan
informasi; (2) Menggabungkan model-model analisis. Namun
demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung pada inti
disebut juga basisdata spasial. Pentingnya basisdata spasial dalam SIG
berawal dari kenyataan bahwa elemen dari basisdata tersebut saling
terkait satu sama lain, sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang
mudah untuk diintegrasikan dan dipanggil kembali. Basisdata spasial
juga harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
aplikasi.
Pengembangan basisdata spasial merupakan bagian penting
untuk mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial).
Komponen yang termasuk dalam pengembangan basisdata spasial
adalah (1) Sub-sistem masukan data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan
pemanggilan data; (3) sistem manipulasi dan analisis; (4)
Sub-sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta, 2005)
2.5 Pengenalan Radar Cuaca
2.5.1 Definisi Radar
Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang
berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan Pemetaan benda-benda
seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca
(hujan).
2.5.2 Radar Cuaca
Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan
dan lain sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta
memperkirakan posisi dan intensitas benda yang diamati pada masa yang
akan datang.
Radar cuaca biasanya ditempatkan dengan ketinggian tertentu dari
permukaan bumi, Hal ini dilakukan karena sinyal radar tidak dapat
mendeteksi cuaca jika terhalang oleh bangunan, pohon, dan benda padat
lainnya.
Pemanfaatan teknologi radar untuk observasi cuaca di wilayah
Indonesia pada penelitian ini dikembangkan oleh BPPT (Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Teknologi serupa juga
dikembangkan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika) untuk pengamatan cuaca di hampir seluruh wilayah Indonesia.
2.5.3 Manfaat Radar
1. Keperluan Militer
a. Airborne early warning (AEW)
b. Radar Pengendali atau pemandu peluru kendali
2. Keperluan Kepolisian
Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar
yang sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi
kecepatan kendaraan bermotor di jalan.
Air traffic control (ATC) adalah Kendali lalu lintas udara
yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat
terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun
ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot
tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara.
4. Keperluan Cuaca
a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu
mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti
adanya badai.
b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan
gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan
2.6 Pengenalan Program Harimau
Harimau (Hydrometeorological Array for Intraseasonal
Variation Monsoon Automonitoring) merupakan program kerjasama
Indonesia dengan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth
Science and Technology), yang dimulai sejak bulan Maret 2006 –
Oktober 2010.
Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh
proses fisik variasi antarmusiman (periode 60-90 harian) yang
terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di
Benua Maritim Indonesia (BMI) dan mempunyai implikasi yang
sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan
La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD)
Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk :
¾ Penentuan waktu tanam komoditas pertanian,
¾ Manajemen sumber daya air,
¾ Transportasi laut, udara dan darat,
¾ Monitoring polusi udara.
¾ Peringatan dini
¾ Dan lain-lain
Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather
Radar) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini
sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar (XDR dan CDR) serta
Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat
(Sumbar). Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada
Februari dan Maret 2007.
Menyusul kemudian CDR di Laboratorium Teknologi
Kebumian dan Mitigasi Bencana (GEOSTECH) BPPT Puspitek
Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung
hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di
Indonesia pada 2009.
2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong.
Gambar. 2.1 Radar Doppler Serpong (Sumber arsip BPPT)
Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi radar Doppler ( Sumber : BPPT )
Nama Radar Serpong
Program Pengembangan
Lokasi PUSPITEK SERPONG Koordinat 106,7 BT dan 6,4 LS
Kegunaan Observasi Cuaca
Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32 GHz
Resolusi Temporal 6 menit Radius Jangkauan 100 km
Elevasi 10 - 810 (18 sudut elevasi, diantaranya 10, 4,50 , dan 23,80
Ketinggian 4 meter
Type Observasi Observasi hujan Transmitter Power 75 KW (750.000 watt)
Output RAW Image
Data Source http://www.rewarestore.jp/jakarta/radar.ph p
Spesifikasi RAW Image
Resolusi Spatial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data (dalam GMT+7)
2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang.
Gambar. 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)
Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi radar Doppler Padang ( Sumber : BPPT )
Type X-band Doppler Radar (Pulse)
Manufacturer Japan Radio Company Ltd
Model JMA-237 B
Frequency and Polarization 9770 MHz, Horizontal Transmitter Peak Power 70 kW
Feeder Loss 1.5 dB
Minimum Detectable Level -111.6 dBm Antenna Diameter and Weight 2.5 m, 730 kg Antenna Rotation 30 degree/second
0.6 degree (surveillance) Elevation Angle
0.6, 1.1, 2.4, 3.2, 4.1, 5.1, 6.3, 7.8, 9.6, 11.8, 14.5, 17.8, 21.8, 26.6, 32.6, 40.0, 50.0 degree (volume scan)
Pulse Length 0.5 ms (short), 0.9 ms (long)
Beam Width 0.98 degree
Coverage 80 km, 200 m interval
Sampling Time 10 minutes
Processing Radar/Analysis ver. 8.10.4
2.7 Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem
2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi )
Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source
yang menggunakan debian sebagai fondasinya dan dirilis secara
berkala (setiap enam bulan), fokus utama sistem operasi Ubuntu
adalah para pengguna dan kemudahan penggunaan dan pada setiap
rilis
Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18
bulan. Ubuntu menyertakan lingkungan desktop Gnome / KDE /
XFCE terbaru di setiap rilis dan juga menyertakan beragam pilihan
perangkat lunak untuk server dan desktop
2.7.2 Shell script
Dalam lingkungan unix, kata 'shell' mengacu pada semua program
yang dapat dijalankan pada command line. Jadi secara sederhana shell
script merupakan kumpulan perintah yang disimpan pada suatu file.
Extensi umum yang digunakan untuk shell script adalah '.sh', sebenarnya
hal ini tidak mutlak karena pada dasarnya unix mengabaikan extensi file.
Shell juga dapat mengacu pada program yang menangani
command line itu sendiri dalam sistem operasi UNIX program tersebut
operasi GNU/Linux shell yang menjadi standar adalah Bourne Again
Shell(bash). Bash merupakan shell yang kompatibel dengan sh dan
memiliki lebih banyak fitur.
Jika anda ingin menguasai shell script tentu anda harus tahu dan
hafal sedikit banyak perintah dasar command line, seperti mengkopi
file(cp), merename file(mv), mencetak string (echo), melihat file(cat), dan
beberapa perintah dasar lainnya.
Contoh shell script :
#!/bin/bash
Cd /media/jadi/
/bin/cp bejo.txt /media2/
Ket : shell script diatas menjalankan proses meng’copy file
bejo.txt dari direktori /media/jadi/ ke /media2/
2.7.3 Crontab
Apa itu cron? Cron adalah aplikasi daemon (berjalan dibalik layar)
yang digunakan untuk menjalankan tugas yang dijadwalkan pada suatu
waktu di sistem operasi linux. Setiap user di sistem yang memiliki file
crontab, mengijinkan file tersebut untuk melakukan suatu aksi yang telah
dispesifikasikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Selain itu, terdapat
juga crontab sistem, yang melakukan tugasnya seperti merotasi log dan
Crontab adalah text sederhana yang memegang list perintah yang
akan dijalankan pada waktu yang ditentukan. Perintah ini di kontrol oleh
cron daemon dan dieksekusi di balik layar oleh sistem. Informasi
lengkapnya dapat ditemukan di manual page crontab.
Contoh crontab
• 01 04 1 1 1 /usr/bin/somedirectory/somecommand
Contoh tersebut akan menjalankan
/usr/bin/somedirectory/somecommand pada pukul 4:01am tanggal
1 January ditambah setiap hari senin di bulan Januari. Tanda
asterisk (*) dapat digunakan jadi setiap instance (every hour, every
weekday, every month, etc.) dari periode waktu dapat digunakan.
Code:
• 01 04 * * * /usr/bin/somedirectory/somecommand
Contoh di atas akan menjalankan
/usr/bin/somedirectory/somecommand pada jam 4:01am setiap
hari, setiap bulan.
• 01,31 04,05 1-15 1,6 * /usr/bin/somedirectory/somecommand
Perintah di atas akan mejalankan perintah
4:31am dan 5:01am, 5:31am pada tanggal 1 sampai 15 setiap
bulan Januar1 danJuni.
• */6 * * * * /bin/somecommand
Perintah diatas menjalankan perintah /bin/ pada setiap 6 menit
sekali.
2.7.4 Phython
Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau
perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam
penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source
codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di
dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI
(antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya. Python dapat
digunakan dalam beberapa sistem operasi, seperti kebanyakan sistem
UNIX, PCs (DOS, Windows, OS/2), Macintosh, dan lainnya. Pada
kebanyakan sistem operasi linux, bahasa pemrograman ini menjadi
2.7.5 Fortran
Bahasa fortran merupakan bahasa pemrogaman yang
berorientasi kepada penggunaan di bidang komputasi, baik
komputasi di bidang sains, mapun teknik. Hal ini dapat dilihat dari
“perhatian” bahasa tersebut pada data.
A. Karakter set pada fortran
Didalam bahasa fortran karakter-karakter yang dikenal
antara lain :
1. Karakter Alphabetis : A – Z
2. Karakter Numeris : 0, 1 – 9
3. Karakter blank : b
4. Karakter Khusus : @,&,? Dll.
Bentuk Umum : ( ekspresi )
2.7.6 PostgreSql
PostgreSQL merupakan salah satu Database Management
System (DBMS) server open source. PostgreSQL memberikan
dukungan untuk Object Relational (ORDBMS), dan didukung oleh
sebuah team pengembang yang melakukan pekerjaannya dengan
komuninkasi lewat internet.
Bahasa query PostgreSQL merupakan varian standar SQL.
Seperti kebanyakan bahasa relasional modern, SQL didasarkan pada
kalkulus relasional tupel. Sebagai hasil, setiap query yang bisa
diformulasikan mempergunakan kalkulus relasional tupel, bisa juga
diformulasikan mempergunakan SQL. Berikut adalah beberapa
sintask dalam PostgreSQL:
a) Membuat Database
Untuk membuat database baru, digunakan sintask:
CREATE DATABASE nama_database
b) Memasukkan Data
Untuk memasukkan data kedalam suatu tabel,
digunakan sintask:
INSERT INTO nama_tabel (field1,field2,...) VALUES (’data1’,’data2’,....)
Untuk mengedit data yang telah dimasukkan
sebelumnya kedalam tabel, digunakan sintask:
UPDATE nama_tabel SET fiel1d=nilai_baru, field2=nilai_baru,... WHERE syarat1,syarat2, ...
d) Menampilkan atau Mencari Data
Untuk menampilkan data yang diinginkan,
digunakan sintask:
SELECT field1,field2,... FROM nama_table WHERE syarat1,syarat2,...
e) Menghapus Data
Untuk menghapus data didalam tabel, digunakan
sintask:
DELETE FROM nama_tabel WHERE syarat1, syarat2,...
f) Menghapus Database
Untuk menghapus database yang telah dibuat
sebelumnya, digunakan sintask:
DROP DATABASE nama_database
2.7.7 Postgis
PostGIS merupakan plugin untuk database PostgreSQL yang
berfungsi untuk menyimpan dan melakukan analisis data geospasial.
Fungsi dan kegunaannya sama dengan SDE (Spatial Data Engine)
Berikut beberapa command line tools yang terdapat dalam
PostGIS:
• shp2pgsql – Berfungsi untuk mengkonversi
data dengan format shapefile (*.shp) ke dalam
query-script (*.sql).
• pgsql2shp – Berfungsi untuk mengkonversi
data dengan format query-script (*.sql) ke
dalam shapefile (*shp)
2.8 Cuaca dan Iklim
Cuaca dari iklim dinyatakan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang
terdiri dari : radiasi surya, lama penyinaran surya, suhu udara, kelembapan
udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi
( embun, hujan, salju ) dan evaporasi.
2.8.1 Cuaca
Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam
jangka pendek ( kurang dari satu jam hingga 24 jam ) di suatu tempat
tertentu di bumi. Cuaca dicatat terus-menerus pada jam-jam tertentu secara
rutin, menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat digunakan
untuk menentukan iklim.
2.8.2 Iklim
Iklim adalah sistesis atau kesimpulan dari perubahan nilai
unsur-unsur cuaca ( hari demi hari dan buka demi bulan ) dalam jangka panjang di
sebagai nilai statistik yang meliputi rata-rata, maksimum, minimum,
frekuensi kejadian, atau peluang kejadian dab sebagainya. Maka iklim sering
dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau
wilayah. Iklim kuga dapat diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau
wilayah.
2.9 Proyeksi UTM
Singkatan dari Universal Transverse Mercator adalah sistem
koordinat yang sudah diproyeksikan (Transverse Mercartor) dengan
membagi bumi menjadi 60 zona yang berbeda. Masing-masing selebar 6°.
Zona 1 berada pada 180° Bujur Barat hingga 174° Bujur Barat. Pertambahan
zona ke arah timur.
2.10 Pengertian Real Time
Menurut Arlinda (2005) dalam kamus istilah komputer dan internet
realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual) yang
dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang
tetap mampu menjaga hubungan/berinteraksi dengan dunia luar. Artinya,
memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan
diberikan. Contohnya pada sistem informasi cuaca yang akan dibangun ini.
Sistem realtime menurut Pressman(2002:16-17) terdiri dari beberapa
komponen sebagai berikut :
3 Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi
dari lingkungan eksternal
oleh aplikasi.
5 Komponen control yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal.
6 Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar
respon real-timenya dapat tetap terjaga.
2.11 Pengertian Black Box Testing
Dalam pengujian program aplikasi ini menggunakan metode
pengujian black box testing. Metode pengujian ini tidak memperhatikan
struktur internal atau sifat dari sebuah program atau modul. Black box
testing menggunakan strategi dengan melakukan pengujian pemasukan data
secara menyeluruh.
Dengan pengujian black box, data yang dimasukkan lalu diproses oleh
program aplikasi yang dibuat. Pengujian ini dilakukan agar dapat diketahui
apakah fungsi dari program aplikasi menghasilkan output yang benar dan
sesuai dengan spesifikasi rancangan. Jika pada waktu pengujian program,
output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, berarti
masih terdapat kesalahan pada program aplikasi tersebut, dan selanjutnya
akan dilakukan perbaikan (debugging) untuk memperbaiki kesalahan yang
terjadi setelah proses pengujian program. Proses kerja ini juga dapat disebut
3.2.1 Perangkat
Perangkat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah satu buah computer personal lengkap dengan spesifikasi
sebagai berikut:
1. Hardware atau perangkat keras:
a. Processor Dual core 2.6 GHz
b. RAM 1.5 GB
c. VGA Card 128 MB
d. HardDisk 100 GB
e. DVD-RW.
2. Software atau perangkat lunak:
a. Linux ubuntu v.8.04 sebagai Sistem Operasi
b. fgs-mapserver_basic_5.4.0-fgs_9.5-linux-i386 sebagai
software pendukung dalam proses konversi, terutama
dalam terciptanya lingkungan kerja bahasa phython.
d. PostgreSQL 8.3 dengan plugin PostGIS sebagai database.
e. Ms. Word sebagai software pembantu dalam pembuatan
laporan.
f. Ms. Visio sebagai designtools perancangan sistem.
3.3 Metodologi Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2008:300) setelah potensi dan masalah
dapat ditunjukkan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan
ada 3 macam teknik. Pertama, observasi yang merupakan pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti;
Kedua, wawancara yang merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi serta tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah;
Ketiga, studi pustaka dan literatur yang digunakan untuk membangun
Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan dua teknik
pengumpulan data, yaitu wawancara, studi pustaka dan literatur.
a. Wawancara dan konsultasi
Koresponden kegiatan wawancara adalah orang yang
berkecimpung langsung dalam proyek harimau ini, dengan data diri :
Nama : Bpk. Winarno
Jabatan : Pengembang Sistem Radar doppler
Hasil wawancara dapat dilihat pada lembar lampiran 1.
b. Studi Pustaka
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan
menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka
mengenai system konversi secara otomatis dan juga membaca
buku-buku referensi, e-book dan situs internet yang dapat dijadikan acuan
pembahasan dalam masalah ini.
c. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang
dilakukan dan pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan
evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung kebenaran dari data
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu
metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan
apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan
mengikuti metode atau prosedur – prosedur yang diberikan oleh suatu
metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat
diselesaikan dengan berhasil.
Kebutuhan
Perencanaan
Analisis
Desain
Implementasi
Sistem
Analisis Kebutuhan Kebutuhan
Identifikasi Kebutuhan Perencanaan
Bentuk Sistem Yang Dibangun Identifikasi Jenis Data
Deskripsi Tempat Penelitian Analisis
Pengujian Sistem (Testing) Rancang Alur Sistem
Usulan (DFD)
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Pengkodean (Coding)
Pengujian Sistem (Testing) Perancangan
Implementasi
3.3.2.1 Kebutuhan
A. Analisa Kebutuhan
Dengan adanya data identifikasi radar doppler yang
masih belum mempunyai nilai informasi, bersifat real time
yang tercipta secara otomatis tiap 12 menit sekali, maka
dibutuhkan sebuah sistem konversi yang dapat
mengakomodir keseluruhan fungi-fungis tersebut.
Dibutuhkan sebuah sistem yang berjalan secara otomatis dan
juga real time.
3.3.2.2 Perencanaan
Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam
pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti
permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang
berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya system konversi
otomatis ini.
Pada tahap ini ditentukan batasan dari sistem yang akan
dibangun. Tahapan ini menekankan pada masalah pengumpulan
kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan
1. Identifikasi kebutuhan
Dalam hal ini kebutuhan dibangunnya sistem
konversi otomatis yang dikembangkan oleh
penulis antara lain :
I. Kebutuhan akan sistem konversi yang
handal dengan hasil akhir suatu database
spasial yang terintegrasi.
II. Sistem konversi yang dibangun harus
bersifat otomatis total, dengan artian
sistem ini berjalan tanpa adanya campur
tangan dari manusia sama sekali.
III. Sistem konversi yang dibangun harus
memuat fungsi guna mengeliminir data
rainrate dengan nilai kurang daripada 7
dan -999 serta fungsi backup data-data
yang dibutuhkan.
IV. Database spasial yang mempunyai
informasi waktu yang jelas dan akurat,
sehingga dapat dipanggil dan di
V. Kebutuhan adanya dua table guna
menampung data hasil konversi terbaru
dan data hasil konversi data keseluruhan.
3.3.2.3 Analisis
Dari hasil konsultasi dan wawancara yang didapat, penulis
sepakat dengan intitusi yang terkait yaitu neonet sistem yang akan
dibangun mempunyai kemampuan dan kelebihan sebagai berikut :
1. Sistem yang dibangun bersifat otomatis total. Dengan
proses data yang mempunyai interval waktu per-12
menit.
2. Data yang dihasilkan bersifat bersifat real time.
3. Mampu mengeliminir data rainrate dengan nilai lebih
kecil daripada 7 dan -999.
4. Mampu membackup secara otomatis data-data hasil
konversi yang dihasilkan.
5. Data yang dihasilkan mempunyai keterangan waktu
yang jelas dan presisi yaitu tahun, bulan, tanggal, jam
dan menit. Sehingga dapat dengan mudah dilakukan
pemanggilan dan pemanipulasian pada basis data
6. Terdapat dua table guna menampung data hasil
konversi terbaru dan data hasil konversi data
keseluruhan.
A. Identifikasi Jenis Data
Jenis data yang terdapat pada sistem konversi adalah :
• Gambar mentah (.RAW)
Sebuah file dengan format (.Raw)
berisi dua informasi jenis informasi yang
berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel
dan gambar metadata, metadata yang secara
harafiah diartikan sebagai data dari sebuah
data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap
pengidentifikasian.
• TextFile (.txt)
Sebuah file teks yang sering disebut
textfile1atau mempunyai sebuatan lama
flatfile merupakan jenis file komputer yang
yang terstruktur sebagai urutan. Akhir dari
sebuah file teks seringkali dinyatakan dengan
menempatkan satu atau lebih karakter khusus
yang dikenal sebagai end-of-file marker,
setelah baris terakhir pada file teks. file
dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah
dibaca atau dibuka, karena itu dianggap
universal.
• Shapefile (.shp, .shx dan .dbf)
Shapefile adalah Sebuah fitur kumpulan data
yang terdiri dari sebuah geometri dan atribut
non-topological yang disimpan sebagai
bentuk yang terdiri dari satu set vector
koordinat. Shapefiles memiliki keuntungan
dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam
hal kecepatan menggambar dan mengedit.
Juga dapat menangani satu fitur yang tumpang
tindih, file dengan ekstensi ini biasanya
berukuran kecil sehingga tidak memerlukan
ruang hardisk yang besar dalam
penyimpanannya. File dengan jenis shapefile
dapat mendukung berbagai fitur seperti
point,polygon serta area.
Sebuah file shapefile mempunyai paket data
yang terdiri dari 3 jenis file yaitu :
Merupakan file yang berbentuk grafis
yang pada setiap recordnya
menggambarkan suatu bentuk.
2. File dengan ekstensi (.shx)
Setipa record berisi offset dari catatan
file utama
3. File dengan ekstensi (.dbf)
Berisi atribut-atribut yang sesuai
dengan file utama yang digunakan
sebagai database.
• Structure Query Languange(.Sql)
SQL (Structured Query Language) adalah
sebuah bahasa yang dipergunakan untuk
mengakses data dalam basis data relasional.
Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa
standar yang digunakan dalam manajemen
basis data relasional. Saat ini hampir semua
server basis data yang ada mendukung bahasa
ini untuk melakukan manajemen datanya.
B. Bentuk Sistem yang dibangun
Bentuk sistem yang dibangun pada
penelitian ini adalah sistem otomatis yang berjalan
dibelakang layar. Sistem ini tidak mempunyai
interface yang digunakan atau berfungi untuk proses
interaksi dengan user.
C. Deskripsi Tempat Penelitian
1. Profil NEONet-BPPT
Nusantara Earth Observation Network
(NEONet) sebagai bagian dari Direktorat Teknologi
Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA) telah
berhasil dibangun pada tahun 2008. Fasilitas yang
bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan jejaring
kerjasama dalam observasi kebumian ini, telah juga
melakukan proses pembangunan sistem observasi
terintegrasi dari beberapa kegiatan observasi
kebumian di Indonesia. Untuk tahun 2008, proses
pembuatan sistem difokuskan pada observasi
beberapa peristiwa alam yang terkait dengan
bencana.
Selain pembangunan infrastruktur, di awal
tahun 2009 Neo-net telah melakukan
grand-launching. Pada kegiatan tersebut telah dihadiri oleh
beberapa institusi yang memiliki kegiatan terkait
kerjasama dan koordinasi tersebut telah diluncurkan
beberapa produk unggulan Neo-net antara lain:
1. Web GIS yang merupakan wadah untuk
informasi spasial yang dapat diakses melalui
web.
2. Awal Earth yang merupakan aplikasi online
yang dapat menampilkan beragam informasi
kebumian secara online, baik yang berskala
menitan maupun yang ter-update harian atau
mingguan.
3. Geo-network yang merupakan wadah untuk
mungkumpulkan meta-data informasi kebumian
di seluruh nusantara.
4. Integrated web yang merupakan antar-muka
yang menghubungkan seluruh produk di atas.
Dalam pembangunannya, aplikasi tersebut telah
dibangun dengan sebuah peta dasar standar yang saat
ini semakin dikembangkan dengan berfokus kepada
pengembangan pada topik bahasan satu persatu.
2. Tujuan Organisasi
Pengembangan Sistem Nusantara Earth
Membangun jejaring kerjasama (network)
dalam rangka memadukan seluruh kegiatan
pemantauan dinamika sistem kebumian
sehingga akan memudahkan pemerintah dan
seluruh masyarakat dalam memperoleh
informasi yang akurat tentang kondisi
kebumian di seluruh wilayah nusantara.
Membangun infrastruktur dan sistem
komunikasi yang handal untuk kegiatan
pertukaran data dan informasi di antara
simpul-simpul jejaring (network nodes).
Melakukan diseminasi dan sosialisasi
produk-produk NEONet melalui media diseminasi dan
sistem antar muka (interface) sehingga akan
memudahkan masyarakat dalam mengakses
data, informasi dan sumberdaya yang tersedia