• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar laporan ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pengkonversian data radar harimau ke dalam bahasa pemrogaman database yaitu SQL.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat memberikan kemudahan kepada pengguna sehingga dapat melakukan perencanaan dengan tepat dan menghasilkan keputusan yang optimal, demikian pula dengan proses pelaksanaannya akan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Faktor terpenting dalam informasi kebumian adalah informasi mengenai cuaca dan iklim. Dengan tersedianya informasi mengenai cuaca dan iklim memberikan kontribusi yang sangat besar dalam berbagai bidang yang erat kaitannya dalam pola kehidupan dan lingkungan manusia.

Informasi cuaca dan iklim merupakan produk dari rangkaian analisis komponen cuaca, akan tetapi komponen cuaca yang berperan besar terhadap analisis adalah yaitu curah hujan, analisis curah hujan sangat bergantung pada data curah hujan yang bersifat real time. Dalam menunjang data curah hujan secara real time digunakan instrumen kebumian yaitu radar doppler. Radar doppler dapat menghasilkan data mengenai curah hujan secara real time setiap 12 menit.

Akan tetapi, dalam pengambilan data yang dihasilkan oleh radar doppler masih terdapat beberapa kendala. seperti data yang dihasilkan oleh sensor radar doppler masih belum siap pakai.

Untuk mempermudah dalam analisis data curah hujan, dibutuhkan sebuah sistem konversi yang dapat merubah data tersebut sehingga data yang

2.1 Sistem konversi otomatis

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Rober dan Micheal dalam Prahasta (2005), menyatakan sistem sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas. Lebih lanjut menurut Jogiyanto (2005) menjelaskan pengertian sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen itu tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran sistem itu dapat tercapai. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen atau elemen akan lebih mudah dipelajari untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem.

Sistem itu sendiri memiliki karakterisitik atau beberapa sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), proses (process), dan sasaran suatu tujuan (goal).

Adapun penjelasan dari karateristik dari suatu sistem adalah sebagai berikut:

1. Komponen sistem (Components)

Bagian sistem yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa bagian sistem.

2. Batas sistem (Boundary)

Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungannya atau dengan sistem lainnya. Batas sistem inilah yang membuat sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau merugikan sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan.

Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke lingkungan.

7. Pengolah Sistem (Proses)

Bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).

8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Sasaran sistem adalah sesuatu yang menyebabkan mengapa sistem itu dibuat atau ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Jadi Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan unsur-unsur, objek-objek, elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut.

2.1.2 Pengertian Konversi & otomatis

pengertian per-kata dari konversi dan otomatis adalah,

Konversi merupakan kegiatan yang diartikan sebagai merubah sesuatu dari bentuk awal, ke bentuk akhir yang diinginkan, kata konversi ini juga dapat melingkupi perubahan sebuah sistemik yang sangat luas, dari sebuah sistem lama ke sebuah sistem baru. Dalam hal ini penulis lebih mengacu kepada aktifitas perubahan sebuah data lama ke sebuah data baru.

Otomatis diartikan sebagai “dengan sendirinya”, kata-kata disamping diartiakan lebih luas sebagai suatu pelaksanaan proses yang berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia sedikitpun. Seperti halnya dalam sistem konversi yang dibangun, sistem ini berjalan tanpa adanya campur tangan user manapun.

2.1.3 Pendekatan dalam pembangunan sistem konversi

2.1.3.1 Data Flow Diagram ( DFD )

Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan sistem dalam suatu bagan yang menunjukkan prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan untuk merancang sistem ada bermacam-macam, diantaranya adalah DFD dan Bagan Alir (Flow Chart).

Menurut Whitten, Bentey dan Dittman (2004) DFD adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu:

1. Diagram Konteks (Level 0)

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks adalah

hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan data store.

2. Diagram Zero (Level 1)

Merupakan diagram yang berada diantara Diagram Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity, Proses, alur data dan data store.

3. Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram Zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.

2.1.3.2 Kamus Data

Menurut Jogiyanto (2005:725) Kamus Data (Data Dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara sistem analis dengan user tentang data yang mengalir pada sistem tersebut serta informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sedangkan perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input,

output, atau laporan dan database.

Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya, maka kamus data harus memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Nama arus data

Nama arus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir. b. Alias

Alias atau nama lain dari data yang dituliskan. Karena terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang atau departemen satu dengan lainnya

c. Tipe data

Tipe data menunjukkan bagaimana arus data mengalir dari hasil suatu proses ke proses yang lain. Data yang mengalir ini

dapat berupa suatu dokumen dasar atau formulir, serta dokumen hasil cetakan computer.

d. Arus data

Arus data ini menunjukkan dari mana data mengalir dan dari mana data akan menuju.

e. Penjelasan

Penjelasan digunakan untuk memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat dikamus data. Bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan arus data.

f. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data dan untuk mengidentifikasi kapan input data dapat dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program dapat dilakukan dan kapan laporan-laporan dapat dihasilkan

g. Struktur Data

Struktur data harus menunjukkan arus data yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari elemen-elemen atau item-item data

2.2 Data

Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta,

2.2.1Data dan Informasi Geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-importnya dari perangkat – perangkat lunak yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

Di bawah ini di ungkapkan beberapa alasan dasar mengenai kebutuhan SIG diantaranya :

1. Penanganan data geospasial sangat buruk

2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa

3. Data dan informasi sering tidak akurat

4. Tidak ada pelayanan penyediaan data

5. Tidak ada pertukaran data.

Fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain :

1. Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis

2. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan keputusan

3. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana pengendalian operasional dan pemantauan.

2.2.2 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis

Data pada SIG dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu data Spasial (Keruangan) dan data NonSpasial (Atribut).

a. Data Spasial (Keruangan)

Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor.

1. Struktur Raster

Struktur raster merupakan data yang menggunakan jaringan sel grid untuk menetapkan data alokasional. Dalam struktur ini dikodekan lokasi keruangannya. Setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang di petakan ke dalamnya.

2. Struktur Vektor

Pada struktur data vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y). Baris dengan koordinat yang berkesinambungan ((x1 ,y1),(x2,y2),...,(xn,yn)) dan dipoligon

dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Sebuah vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya. Sistem kode topologi diterapkan dalam struktur vektor tertentu. Dalam sistem titik, garis dan poligon diberi kode tertentu sehingga dengan nomor-nomor ini struktur dikodekan dengan sesamanya.

Node ditetapkan sebagai titik akhir dan pertemuan garis. Node diberi nomor node tersebut. Garis dikodekan dan node yang dihubungkannya dan dengan poligon kiri dan kolom yang dipisahkannya. Adapun poligon dikodekan dengan garis-garis yang membatasinya. Sistem kode topologi manipulasi batas poligon lebih efisien tidak perlu dinyatakan dengan deretan koordinat panjang.

b. Data Non-Spasial (Atribut)

Merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Data ini disimpan dalam bentuk tabel didalam database dan dapat ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu.

Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama

tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti: karakteristik jalan dan kualitas jalan.

2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis

Menurut Barus (1996: 3-19), Semua fitur pada muka bumi bisa di representasikan oleh tiga identitas yaitu: titik, garis dan poligon. Fitur-fitur beserta atributnya dikumpulkan dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas administrasi merupakan contoh-contoh layer.

2.2.3.1 Titik (Point)

Objek titik dalam peta mempunyai makna mewakili lokasi dan tidak ke unsur lain. Tetapi kenampakan yang tidak berdimensi ini akan berbeda jika dilakukan pembesaran, yang berarti menjadi objek area. Dalam hal ini ukuran skala pengamatan pemetaan akan mempengaruhi penampilan ukuran objek dalam database. Pada skala tertentu kelompok objek tertentu akan hilang untuk penyimpanan dalam database.

2.2.3.2Garis (Line)

Objek garis (juga diistilahkan dengan ujung, lengkungan, dan polyline) dalam kehidupan antara lain jalur jalan, pipa, yang

muncul terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun demikian unsur garis tersebut merupakan unsur kelompok yang lebih besar, misalnya aliran sungai kecil dapat dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam ruang lingkup daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan mengenai sifat objek garis ini antara lain: panjang (misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk sungai), dan orientasi (untuk sumner daya mineral)

2.2.3.3Poligon (Area)

Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang alami dan buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak dikaitkan dengan tinggi. Unit spasial poligon dapat bersifat alami seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau buatan seperti batas kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai banyak sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat juga tidak dapat diamati langsung. Unit poligon ini penting untuk studi sosial-ekonomi, inventaris sumber daya alam dan penggunaan lahan. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan unsur area antara lain adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah tumpang tindih, dan lain-lain.

2.3 Jenis tipe file yang ada pada sistem konversi

2.3.1 File dengan format ( .Raw )

Sebuah file dengan format (.Raw) berisi dua informasi jenis informasi yang berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel dan gambar metadata, metadata yang secara harafiah diartikan sebagai data dari sebuah data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap pengidentifikasian.

2.3.2 File dengan format ( .Txt )

Sebuah file teks yang sering disebut textfile atau mempunyai sebuatan lama flatfile merupakan jenis file komputer yang yang terstruktur sebagai urutan. Akhir dari sebuah file teks seringkali dinyatakan dengan menempatkan satu atau lebih karakter khusus yang dikenal sebagai end-of-file marker, setelah baris terakhir pada file teks. file dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah dibaca atau dibuka, karena itu dianggap universal.

2.3.3 File dengan format ( .Shapefile )

Shapefile adalahSebuah fitur kumpulan data yang terdiri dari sebuah geometri dan atribut non-topological yang disimpan sebagai bentuk yang terdiri dari satu set vector koordinat. Shapefiles memiliki keuntungan dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam hal kecepatan menggambar dan mengedit. Juga dapat menangani

satu fitur yang tumpang tindih, file dengan ekstensi ini biasanya berukuran kecil sehingga tidak memerlukan ruang hardisk yang besar dalam penyimpanannya. File dengan jenis shapefile dapat mendukung berbagai fitur seperti point,polygon serta area.

Sebuah file shapefile mempunyai paket data yang terdiri dari 3 jenis file yaitu :

1. File dengan ekstensi (.shp)

Merupakan file yang berbentuk grafis yang pada setiap recordnya menggambarkan suatu bentuk.

2. File dengan ekstensi (.shx)

Setipa record berisi offset dari catatan file utama 3. File dengan ekstensi (.dbf)

Berisi atribut-atribut yang sesuai dengan file utama yang digunakan sebagai database.

2.3.4 file dengan format ( .Sql )

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.

2.4 Basis Data Spasial

Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga dengan geodatabase (geographic database) tidak jauh berbeda dengan basis data lainnya baik dalam hal perancangan, manajemen maupun strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah terdapat dua jenis data yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun SIG yang utuh.

Suwahyono (1999) dalam BAKOSURTANAL (2002) mendifinisikan basisdata spasial sebagai sekumpulan data yang digunakan untuk memberikan informasi keruangan (spasial) suatu kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam dan potensi yang ada pada suatu wilayah.

Basis data spasial juga didefinisikan sebagai sebuah basis data yang mendukung penyimpanan dan query data yang berhubungan dengan data yang memilki unsure keruangan, seperti titik, garis, dan area.

Pemanfaatan basisdata spasial untuk mendapatkan informasi keruangan dan kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi geografis (SIG). Pada intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang berbeda yaitu: (1) Melakukan pemanggilan (query) dan menyediakan informasi; (2) Menggabungkan model-model analisis. Namun demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung pada inti (core) dari SIG itu sendiri yaitu basisdata yang terorganisir atau

disebut juga basisdata spasial. Pentingnya basisdata spasial dalam SIG berawal dari kenyataan bahwa elemen dari basisdata tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang mudah untuk diintegrasikan dan dipanggil kembali. Basisdata spasial juga harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan aplikasi.

Pengembangan basisdata spasial merupakan bagian penting untuk mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial). Komponen yang termasuk dalam pengembangan basisdata spasial adalah (1) Sub-sistem masukan data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan pemanggilan data; (3) sistem manipulasi dan analisis; (4) Sub-sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta, 2005)

2.5 Pengenalan Radar Cuaca

2.5.1 Definisi Radar

Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan Pemetaan benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).

2.5.2 Radar Cuaca

Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan dan menghitung pergerakan benda-benda seperti hujan, salju, kabut, awan

dan lain sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta memperkirakan posisi dan intensitas benda yang diamati pada masa yang akan datang.

Radar cuaca biasanya ditempatkan dengan ketinggian tertentu dari permukaan bumi, Hal ini dilakukan karena sinyal radar tidak dapat mendeteksi cuaca jika terhalang oleh bangunan, pohon, dan benda padat lainnya.

Pemanfaatan teknologi radar untuk observasi cuaca di wilayah Indonesia pada penelitian ini dikembangkan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Teknologi serupa juga dikembangkan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) untuk pengamatan cuaca di hampir seluruh wilayah Indonesia.

2.5.3 Manfaat Radar

1. Keperluan Militer

a. Airborne early warning (AEW)

b. Radar Pengendali atau pemandu peluru kendali 2. Keperluan Kepolisian

Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar yang sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor di jalan.

Air traffic control (ATC) adalah Kendali lalu lintas udara yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara.

4. Keperluan Cuaca

a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti adanya badai.

b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin.

2.6 Pengenalan Program Harimau

Harimau (Hydrometeorological Array for Intraseasonal Variation Monsoon Automonitoring) merupakan program kerjasama Indonesia dengan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), yang dimulai sejak bulan Maret 2006 – Oktober 2010.

Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh proses fisik variasi antarmusiman (periode 60-90 harian) yang terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di Benua Maritim Indonesia (BMI) dan mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD)

Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk :

¾ Penentuan waktu tanam komoditas pertanian, ¾ Manajemen sumber daya air,

¾ Transportasi laut, udara dan darat, ¾ Monitoring polusi udara.

¾ Peringatan dini ¾ Dan lain-lain

Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather Radar) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar (XDR dan CDR) serta

Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat (Sumbar). Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada Februari dan Maret 2007.

Menyusul kemudian CDR di Laboratorium Teknologi Kebumian dan Mitigasi Bencana (GEOSTECH) BPPT Puspitek Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di Indonesia pada 2009.

2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong.

Gambar. 2.1 Radar Doppler Serpong (Sumber arsip BPPT)

Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi radar Doppler ( Sumber : BPPT )

Nama Radar Serpong

Program Pengembangan

HARIMAU (Hydrometeorological Array for Intra Sesion Variation Moonsoon Automonitoring

Lokasi PUSPITEK SERPONG Koordinat 106,7 BT dan 6,4 LS

Kegunaan Observasi Cuaca

Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32 GHz

Resolusi Temporal 6 menit Radius Jangkauan 100 km

Elevasi 10 - 810 (18 sudut elevasi, diantaranya 10, 4,50 , dan 23,80

Ketinggian 4 meter

Type Observasi Observasi hujan Transmitter Power 75 KW (750.000 watt)

Output RAW Image

Data Source http://www.rewarestore.jp/jakarta/radar.ph p

Spesifikasi RAW Image

Resolusi Spatial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data (dalam GMT+7)

Data Reflectivity awan dan hujan dalam dBz

2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang.

Gambar. 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)

Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi radar Doppler Padang ( Sumber : BPPT )

Type X-band Doppler Radar (Pulse)

Manufacturer Japan Radio Company Ltd

Model JMA-237 B

Frequency and Polarization 9770 MHz, Horizontal Transmitter Peak Power 70 kW

Feeder Loss 1.5 dB

Minimum Detectable Level -111.6 dBm Antenna Diameter and Weight 2.5 m, 730 kg Antenna Rotation 30 degree/second

0.6 degree (surveillance) Elevation Angle

0.6, 1.1, 2.4, 3.2, 4.1, 5.1, 6.3, 7.8, 9.6, 11.8, 14.5, 17.8, 21.8, 26.6, 32.6, 40.0, 50.0 degree (volume scan)

Pulse Length 0.5 ms (short), 0.9 ms (long)

Beam Width 0.98 degree

Coverage 80 km, 200 m interval

Sampling Time 10 minutes

Processing Radar/Analysis ver. 8.10.4

2.7 Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem

2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi )

Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source

yang menggunakan debian sebagai fondasinya dan dirilis secara

Dokumen terkait