ASET TAKBERWUJUD
DEFINISI ASET
TAKBERWUJUD
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan
aset
tak berwujud? PSAK 19 (revisi 2010)
mendefinisikan aset takberwujud sebagai
aset
nonmoneter yang dapat diidentifikasikan
tanpa
PENGAKUAN AWAL ASET
TAKBERWUJUD
Kriteria pengakuan aset takberwujud pada
dasarnya sama dengan kriteria pengakuan aset
tetap. Aset takberwujud diakui sebagai aset jika:
1.
Memenuhi definisi aset takberwujud
2.
Memenuhi kriteria pengakuan, yaitu (a)
kemungkinan besar entitas akan memperoleh
manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut;
(b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal.
Lanjutan
Terdapat beberapa kemungkinan cara perolehan
aset takberwujud, yaitu:
1.
Perolehan terpisah;
2.
Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis;
3.
Akuisisi dengan hibah pemerintah;
4.
Pertukaran aset;
Perolehan Terpisah
Untuk aset takberwujud yang diperoleh
secara terpisah maka pengukuran biaya
perolehannya terdiri atas:
1.
Harga pembelian, termasuk bea impor dan
pajak yang tidak dapat dikembalikan,
dikurangi diskon dan rabat;
2.
Biaya yang secara langsung dapat
diatribusikan yang terjadi dalam menyiapkan
aset tersebut sehingga siap untuk
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi
Bisnis
Biaya perolehan aset takberwujud yang diakuisisi sebagai
bagian dari kombinasi bisnis (PSAK 22) adalah nilai
wajarnya
pada tanggal akuisisi. Penentuan nilai wajar dalam
kombinasi
bisnis bukanlah hal mudah. Jika aset takberwujud
diperdagangkan secara bebas di pasar aktif, maka harga
pasar adalah dasar pengakuan terbaik. Jika aset
Aset takberwujud juga dapat diperoleh melalui hibah
pemerintah. Pemerintah dapat memindahkan atau
mengalokasikan aset takberwujud, seperti hak untik mendarat
di bandara udara, hak beroperasi pada stasiun televisi atau
radio, hak impor atau hak quota atau hak untuk mngakses
sumber-sumber terbatas lainnya, kepada entitas tertentu.
Entitas yang memperoleh aset takberwujud dengan hibah
pemerintah mempunyai pilihan untuk pengakuan aset
takberwujud tersebut, yaitu:
1.
Mengakui sebesar nilai wajar; atau
2.
Mengakui aset takberwujud dan hibah dengan nilai nominal
ditambah dengan segala pengeluaran yang berhubungan
secara langsung untuk menyiapkan aset tersebut agar dapat
digunakan sesuai dengan maksud penggunanya.
Pertukaran Aset
Cara lain perolehan aset takberwujud adalah
melalui pertukaran aset non moneter atau
sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari
aset moneter dan aset non moneter. Sama
seperti pada pertukaran aset tetap, biaya
perolehandari aset takberwujud yang diperoleh
dari pertukaran adalah diukur pada nilai wajar,
kecuali:
1.
Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki subtansi
komersial; atau
Aset Takberwujud yang Dihasilkan
secara Internal
Goodwill
hanya boleh diakui sebagai akibat
dari kombinasi bisnis.
Goodwill
yang timbul
secara internal tidak diakui sebai aset
takberwujud karena tidak memenuhi
kriteria pengakuan sebagai berikut.
1.
Dasar pengukuran biaya perolehan yang
andal,
2.
Identifikasi terpisah dari sumber daya
yang lain,
PENGUKURAN SETELAH
PEROLEHAN
Setelah pengakuan awal, entitas harus
memilih salah satu dari dua dasar
pengukuran aset takberwujud, yaitu (1)
model biaya perolehan dan (2) model
revaluasi. Jika memilih menggunakan model
revaluasi maka semua aset dalam kelas yang
sama harus diperlakukan sama, kecuali
Model Biaya Perolehan
Jika entitas memilih menggunakan model
biaya maka setelah pengukuran awal aset
takberwujud dinilai berdasarkan biaya
Model Revaluasi
Apabila model revaluasi dipilih oleh entitas, maka aset
setelah
pengukuran awal dinilai berdasarkan nilai wajar dikurangi
dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan
nilai. Penerapan model revaluasi seperti yang telah
dijelaskan
pada bab mengenai aset tetap.
Penentuan nilai wajar aset takberwujud
hanya
dapat
ditentukan dengan mengacu pada pasar aktif aset
takberwujud
tersebut. Oleh karena ketentuan tersebut, model revaluasi
tidak
LANJUTAN
Sebagai ilustrasi, PT ABC memiliki aset
takberwujud dalam bentuk izin operator taksi. Izin
operator taksi tersebut sering diperdagangkan di
antara operator taksi yang ada atau calon operator
taksi. Izin operator taksi tersebut diperoleh
tanggal 1 Januari 2008 dengan harga perolehan
Rp100.000.000. Umur manfaat izin tersebut
adalah 5 tahun dan entitas menggunakan metode
garis lurus untuk mengamortisasinya. Pada
tanggal 31 Desember 2010, nilai diperdagangkan
izin operator taksi tersebut adalah Rp120.000.000
Lanjutan
Harga perolehanRp 100.000.000 Akm. Amortisasi (40.000.000) Nilai tercatat Rp 60.000.000
Nilai wajar 120.000.000 Selisih revaluasi Rp 60.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat revaluasi izin operator taksi tersebut.
Akm. amortisasi Izin operator taksiRp40.000.000 Izin operator taksi Rp40.000.000
Izin operator taksi Rp60.000.000
PENGHENTIAN
PENGAKUAN
Suatu aset takberwujud harus
dihentikan
pengakuan apabila:
1.
dalam (proses) pelepasan; atau
2.
ketika tidak terdapat lagi manfaat
ekonomis masa depan yang
PENYAJIAN ASET TAK BERWUJUD DAN AKUN TERKAIT
Dalam Laporan Posisi Keuangan (neraca), aset
takberwujud termasuk dalam aset tak lancar. Dalam
Laporan Laba Rugi Komprehensif, penyajian beban
amortisasi dan kerugian dari penurunan nilai sebagai
bagian dari laba operasi berkelanjutan, kecuali apabila
kerugian dari penurunan nilai tersebut berhubungan
dengan operasi tidak berkelanjutan (
discontinued
operations).
Berikut adalah contoh penyajian di Laporan
Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian PT UNILEVER
Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan 30 Juni 2011 dan 31
Desember 2010.
LANJUTAN
Aset Tidak Lancar Non-Current Assets
Goodwill 61.925 21,11 61.925 Goodwill (Setelah dikurangi akm. (Net of accumulated amorisasi sebesar
amortisation of
Rp22.029pada tahun 2010) Rp22.029 in 2010 Rp22.029 in 2010)
Aset tidak berwujud 617.917 20,12 645.355 Intangible assets
(Net of accumulated
amortisation of Rp414.049
PENGUNGKAPAN ASET
TAKBERWUJUD DAN AKUN TERKAIT
Suatu entitas harus mengungkapkan hal -hal berikut untuk setiap kelas aset takberwujud, dipisahkan antara aset takberwujud yang dihasilkan secara internal dan aset takberwujud lainnya,
antara lain:
1. Apakah masa manfaat tidak terbatas atau terbatas. Jika masa
manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya;
2. Metode amortisasi yang digunakan untuk aset takberwujud dengan
masa manfaat terbatas;
3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat
dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
4. Unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana
amortisasi aset takberwujud termasuk (didalamnya);