• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN T.A. 2016/ 2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN T.A. 2016/ 2017."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN T.A. 2016/ 2017

Oleh :

Rani Sugesti Syafputri NIM.4134111002

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Rani Sugesti Syafputri di lahirkan di Medan, pada 15 Agustus 1989. Ayah bernama Syafruddin dan Ibu Suratmi serta merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 060814 Medan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta

(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN T.A. 2016/ 2017

Rani Sugesti Syafputri

Prodi Pendidikan Matematika , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan (UNIMED), 2201 Medan, Sumatera Utara, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017 yang terdiri dari sebelas kelas dan diambil dua kelas yaitu siswa kelas VII-4 dan siswa kelas VII-9 dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi perbandingan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing–masing terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil dari PTK ini merupakan tindakan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes kemampuan awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes kemampuan awal yaitu 4 dari 35 orang siswa (11,43 %) dengan rata – rata kelas 39,03. Hasil analisis data pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh tingkat kemampuan memahami masalah siswa 81,08% , tingkat kemampuan merencanakan penyelesaian masalah siswa 78,02%, tingkat kemampuan melaksanakan penyelesaian masalah 72,25% dan tingkat kemampuan memeriksa kembali penyelesaian masalah 52,43%, dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 27 orang siswa dari 37 siswa atau 72,97% dan belum mencapai ketuntasan kelas. Hasil analisis data pada siklus II dengan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh tingkat kemampuan memahami masalah siswa 82,70%, tingkat kemampuan merencanakan penyelesaian masalah siswa 82,16%, tingkat kemampuan melaksanakan penyelesaian masalah 80,18% dan tingkat kemampuan memeriksa kembali penyelesaian masalah 67,29%, dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 32 orang siswa dari 37 orang siswa atau (86,49%) sehingga sudah mencapai ketuntasan kelas yaitu sebesar 85%.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan , arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, dan Bapak Dr. H. Banjarnahor, M.Pd selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai perencanaan penelitian ini sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai

Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

(6)

v

persatu, terima kasih atas segala arahan, bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang Syafruddin dan Ibunda tercinta Suratmi yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Serta untuk adik tersayang Rizaldi Syafrullah yang begitu

banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat senasib seperjuangan saya Hotdinawati Sitinjak yang selama ini bersama-sama berjuang serta rekan–rekan seperjuangan sebagai mahasiswa transfer yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini juga kepada seluruh kelas yang telah menjadi teman-teman dalam belajar Kelas Dik A 2012, Dik C 2012, Dik A 2013, Dik B 2013, Dik C 2013, Dik B 2014 Pendidikan Matematika.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2017 Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Diagram xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 10

1.3. Batasan Masalah 10

1.4. Rumusan Masalah 10

1.5. Tujuan Penelitian 11

1.6. Manfaat Penelitian 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1 Pengertian Belajar 12

2.1.2 Pembelajaran Matematika 13

2.1.3 Pemecahan Masalah dalam Matematika 14 2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 17

2.1.5 Model Pembelajaran 20

2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 21 2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah 21 2.1.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

(8)

vii

2.1.6.3 Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah 23 2.1.6.4 Langkah-Langkah dalam Proses Pembelajaran

Berbasis Masalah 24

2.1.6.5 Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Matematika 25 2.1.6.6 Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran

Berbasis Masalah 27

2.1.6.6.1 Teori Belajar Kognitif 27 2.1.6.6.2 Teori Belajar Konstruktivisme 27 2.1.6.6.3 Teori Belajar Ausebel 29 2.1.6.6.4 Teori Belajar Vygotsky 29

2.1.7 Materi Perbandingan 31

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan 32 2.3. Kerangka Konseptual 33

2.4. Hipotesis Tindakan 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.1.1 Lokasi Penelitian 35

3.1.2 Waktu Penelitian 35

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 35

3.2.1 Subjek Penelitian 35

3.2.2 Obje

k Penelitian 35

3.3 Jenis Penelitian 35

3.4 Prosedur Penelitian 36

3.4.1 Siklus I 37

3.4.1.1 Permasalahan I 37

3.4.1.2 Perencanaan Tindakan I 38 3.4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 40

(9)

viii

3.4.1.5 Analisis Data I 41

3.4.1.6 Refleksi I 41

3.4.2 Siklus II 41

3.4.2.1 Permasalahan II 41

3.4.2.2 Perencanaan Tindakan II 41 3.4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 42

3.4.2.4 Observasi II 42

3.4.2.5 Analisis Data II 42

3.4.2.6 Refleksi II 42

3.5 Instrumen Pengumpulan Data 43

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 43

3.5.2 Observasi 44

3.5.3 Wawancara 44

3.5.4 Dokumentasi 44

3.6 Teknik Analisis Data 45

3.6.1 Reduksi Data 45

3.6.2 Paparan Data 45

3.6.3 Simpulan Data 45

3.6.3.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah

Melalui Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 46

3.7 Indikator Keberhasilan Penelitian 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 49 4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 49 4.1.1.1 Tahap Permasalahan I 49

4.1.1.2 Tahap Perenanaan Tindakan I 52

4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 54

4.1.1.4 Observasi I 56

4.1.1.4.1 Deskripsi Hasil Observasi I 56

(10)

ix

4.1.1.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa I 62 4.1.1.5.2 Hasil Observasi terhadap Guru (peneliti) 74

4.1.1.6 Refleksi I 75

4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 78 4.1.2.1 Tahap Permasalahan II 78

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 78 4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 80

4.1.2.4 Observasi II 82

4.1.2.4.1 Deskripsi Hasil Observasi II 82 4.1.1.5 Analisis Data II 88

4.1.1.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa II 88 4.1.1.5.2 Hasil Observasi terhadap Guru (Peneliti) 93

4.1.2.6 Refleksi II 93

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 103

5.2 Saran 104

DAFTAR PUSTAKA 105

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

(12)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Penguasaan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Kelas VII-4 SMP Negeri 4 Medan Berdasarkan Tes Kemampuan Awal 51 Diagram 4.2 Persentase Penguasaan Langkah-Langkah PMM Kelas VII-9 SMP

Negeri 4 Medan Berdasarkan TKPM 63 Diagram 4.3 Persentase Penguasaan Langkah-Langkah PMM Kelas VII-4 SMP

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 107

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 117

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 127

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 140

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 151

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 155

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 160

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 168

Lampiran 9 Alternatif Jawaban LAS I Siklus I 175

Lampiran 10 Alternatif Jawaban LAS II Siklus I 181

Lampiran 11 Alternatif Jawaban LAS I Siklus II 185

Lampiran 12 Alternatif Jawaban LAS II Siklus II 191

Lampiran 13 Lembar Validator 197

Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 198 Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemeahan Masalah 201

Lampiran 16 Tes Kemampuan Awal 202

Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian danPedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal 203

Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 208

Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 210

Lampiran 20 Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal 217

Lampiran 21 Daftra Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 219 Lampiran 22 Daftra Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 221 Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru I Siklus I 223 Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru II Siklus I 226 Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Guru I Siklus II 229 Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru II Siklus II 232 Lampiran 27 Data Hasil Wawancara Guru pada Saat Observasi 235 Lampiran 28 Data Hasil Wawancara Guru Setelah Siklus I Dilaksanakan 238 Lampiran 29 Data Hasil Wawancara Guru Setelah Siklus II Dilaksanakan 241

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis dan Persentase Kesulitan Siswa pada Setiap Aspek 4

Tabel 2.1 Sintak atau Langkah-Langkah PBM 24

Tabel 2.2 Keterkaitan antara Kegiatan pembelajaran dengan Tahapan Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) dan Kemampuan yang Dikembangkan 25

Tabel 3.1 Rubrik Penskoran 43

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 46 Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kemampuan Guru (Peneliti) dalam Proses Pembelajaran 47 Tabel 4.1 Persentase KPMM Siswa Kelas VII-4 SMP Negeri 4 Medan Berdasarkan

Langkah-langkah Pemecahan Masalah pada Tes kemampuan awal 50 Tabel 4.2 deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran pada Siklus I 59 Tabel 4.3 Persentase KPMM Siswa Kelas VII-9 SMP Negeri 4 Medan Berdasarkan

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah pada TKPM 62 Tabel 4.4 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada TKPM Siklus I 64

Tabel 4.5 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah pada TKPM Siklus I 65 Tabel 4.6 Kemampuan Siswa Melaksanakan Penyelesaian Masalah pada TKPM Siklus I 65 Tabel 4.7 Kemampuan Siswa Memeriksa Penyelesaian Masalah pada TKPM Siklus I 66 Tabel 4.8 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM Siklus I 66

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Refleksi Siklus I 77

Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Observasi Guru (Peneliti) Melaksanakan Pembelajaran

pada Siklus II 86

Tabel 4.11 Persentase KPMM Siswa Kelas VII-4 SMP Negeri 4 Medan

Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahana Masalah pada TKPM Siklus II 89 Tabel 4.12 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada TKPM Siklus II 91 Tabel 4.13 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah pada TKPM Siklus II 91 Tabel 4.14 Kemampuan Siswa Melaksanakan Penyelesaian Masalah pada TKPM Siklus II 92 Tabel 4.15 Kemampuan Siswa Memeriksa Penyelesaian Masalah pada TKPM Siklus II 92

Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Penelitian 94

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Refleksi Siklus II 96

Tabel 4.18 Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Dilakukan pada

Siklus I dan II 97

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang sangat penting baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika selalu mengalami perubahan perkembangan yang berbanding lurus dengan kemajuan sains dan teknologi. Matematika merupakan salah satu pelajaran di sekolah yang dinilai cukup memegang peranan penting, termasuk pengaplikasiannya dalam kehidupan. Peranan matematika dalam kehidupan mencakup permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Sebagaimana dijelaskan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan bahwa perlunya matematika diajarkan kepada siswa karena:

(1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha yang menantang.

Tetapi hal ini tidak disadari oleh para siswa karena kurangnya informasi tentang fungsi dan peranan matematika itu sendiri. Sebagian siwa hanya tahu belajar matematika dengan menghapal rumus lalu menyelesaikan soal dengan menggunakan rumus yang sudah dihapal melalui operasi hitung dengan bilangan (angka), huruf dan simbol tetapi tidak bermakna sehingga tidak melekat dibenak siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Tinggih (dalam Hudojo, 2005: 37)

“Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukkan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan, pola, bentuk, dan struktur “. Menurut Abdurrahman

(16)

2

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia berfikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.”

Selain itu, banyak kalangan yang menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling sulit. Dan banyak orang berusaha untuk menghindari pelajaran matematika. Akan tetapi, karena permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari matematika, maka setiap orang harus

mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2012: 202) “Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari”.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Untuk itu, guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa dapat memecahkan masalah. Berdasarkan hasil belajar matematika, Lerner (dalam

Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan bahwa “Kurikulum bidang studi

matematika hendaknya mencakup tiga elemen (1) konsep, (2) keterampilan dan

(3) pemecahan masalah”. Sejalan dengan Abdurrahman (2012: 206) menyatakan

“Konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah matematika adalah keseluruhan

elemen esensial dari belajar matematika, dan arena itu harus tergabung dalam

kurikulum”.

Mempertimbangkan pentingnya matematika dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia maka seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang diminati oleh setiap siswa. Namun, matematika justru menjadi

mata pelajaran yang banyak ditakuti oleh siswa. Selama ini siswa sudah lebih dahulu menganggap bahwa pelajaran matematika itu merupakan pelajaran yang

sulit karena menggunakan simbol dan lambang yang dimaknai dengan rumus matematika. Hal ini juga dikemukakan oleh Abdurrahman (2012: 202) bahwa,

(17)

3

Kesulitan tersebut terletak pada sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita matematika serta kurangnya petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Abdurrahman (2012: 209)

mengemukakan bahwa: “Dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak yang

mengalami banyak kesulitan. Kesulitan tersebut tampak terkait dengan pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa terlebih dahulu

memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh”. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah.

Pemecahan masalah merupakan salah satu rumusan dalam kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat rutin. Mengajar siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik dalam mengambil keputusan di kehidupannya, (Cooney et. al dalam Hudojo, 2005). Dengan perkataan lain, bila siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka siswa itu mampu mengambil keputusan sebab siswa itu menjadi mempunyai keterampilan tentang bagaimana informasi yang relevan, manganalisis informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperoleh.

Berdasarkan tes yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VII- 4 SMP Negeri 4 Medan 30 April 2016 diperoleh bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi perbandingan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari hasil tes kemampuan awal materi perbandingan yang diberikan

kepada siswa, dengan berpedoman pada penskoran tes kemampuan pemecahan masalah, bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes siswa yang telah mencapai

(18)

4

Berdasarkan tes yang diberikan oleh peneliti mengenai materi perbandingan pada siswa kelas VII- 4 di SMP Negeri 4 Medan, terdapat aspek-aspek yang menjadi kesulitan bagi siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematika seperti pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Analisis dan Persentase Kesulitan Siswa pada Setiap Aspek Aspek Kesulitan Siswa Analisis Kesulitan Persentase 1. Memahami masalah - Siswa sulit mengubah soal cerita

ke dalam bentuk model matematika

(19)

5

pemecahan masalah secara keseluruhan sebanyak 95,71%. Pada kelas VII-4, nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa hanya sebesar 39,03. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan pada materi perbandingan masih tergolong sangat rendah dan kelas belum tuntas memecahkan masalah. Padahal salah satu tujuan dari pembelajaran matematika saat ini adalah mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru yang mengajar bidang studi matematika (Ibu Warni) di kelas VII SMP Negeri 4 Medan, menunjukkan bahwa penyebab rendahnya tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu siswa cenderung mengerjakan soal tidak menggunakan langkah-langkah sesuai dengan pemecahan masalah matematika, selain itu daya mengingat siswa yang rendah serta minat membaca siswa kurang. Hal ini terlihat dari siswa yang mengerjakan soal yang diberikan tanpa menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematika dan siswa hanya mampu mengingat materi dan konsepnya ketika pembelajaran materi itu masih berlangsung. Ketika penyampaian materi tersebut sudah berlalu kemudian dilanjutkan dengan materi yang lain, maka siswa akan mengalami kesulitan kembali menelaah permasalahan pada materi yang lalu, sehingga perlu untuk diingatkan kembali.siswa juga tidak percaya diri atas kemampuannya sendiri sehingga banyak siswa yang hanya melihat hasil kerja temannya tanpa berani menyelesaikan latihan yang diberikan. Selain itu, terlihat bahwa siswa hanya

menggunakan buku paket yang telah dibagikan dari sekolah saja tanpa mau mencari dari sumber lain.

(20)

6

kemampuan pemecahan masalah matematika seperti pada materi perbandingan. Para siswa akan sangat mudah menghitung menggunakan rumus yang mereka hapal, namun untuk mengarahkan soal pada tahap-tahap pemecahan masalah matematikanya masih sangat sulit. Seperti yang dikemukakan Trianto (2011: 6)

“Kenyataan di lapangan siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu

menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang

berhubungan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan siwa kurang mampu

menentukan masalah dan merumuskannya.”

Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Sebagaimana diungkapkan oleh

Slameto (2010: 65) bahwa ”Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula”.

Berkaitan dengan hal di atas tidak mengherankan bahwa siswa dewasa ini sangat sulit mempelajari matematika. Guru masih banyak yang tidak memperhatikan bagaimana mengajar yang baik, metode apa yang cocok dipilih untuk suatu materi tertentu. Banyak guru yang masih mengajarkan suatu pelajaran khususnya matematika dengan cara konvensional. Tidak ada variasi dalam model atau metode yang dibawakan sehingga siswa menjadi bosan, pasif dan kurang termotivasi untuk belajar khususnya belajar matematika.

Meskipun telah lama kita menyadari bahwa belajar memerlukan keterlibatan secara aktif orang yang belajar, kenyataan masih menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adanya kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Proses pembelajaran

masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih berpusat pada guru. Efektifitas peserta didik dapat dikatakan mendengarkan

penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 65) bahwa:

(21)

7

belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas VII- 4 SMP Negeri 4 Medan dan diperoleh penyebab rendahnya tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu sulitnya penerapan rumus-rumus matematika dan sulit untuk mengubah soal cerita menjadi model matematika,

seperti pada materi perbandingan. Mereka lebih menyukai persoalan matematika yang berbentuk langsung perhitungan dari pada soal yang berbentuk cerita, karena soal cerita lebih rumit, membutuhkan pemahaman yang tinggi, dan sering membuat penafsiran yang banyak untuk menerapkan rumus dan model matematikanya. Mereka menginginkan adanya cara atau metode yang lebih mudah dalam memahami pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan peneliti tersebut, maka untuk mengatasi permasalahan kemampuan pemecahan masalah matematika di atas dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif dan lebih berani mengungkapkan pendapatnya. Salah satu cara untuk menggembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu dengan suatu model pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematikanya. Selain itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menyajikan tugas-tugas dalam bentuk masalah karena dengan adanya masalah maka siswa akan berusaha untuk mencari solusinya dengan berbagai ide sehingga kemampuan berpikir siswa benar-benar dioptimalkan melalui proses pemecahan masalah tersebut. Model pembelajaran

yang yang diharapkan yaitu interaktif dan mengarahkan siswa untuk lebih paham dalam langkah-langkah pemecahan soal matematika, terlebih untuk soal cerita.

(22)

8

Model pembelajaran berbasis masalah, memusatkan pembelajaran pada masalah yang dipilih. Sehingga, pelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut Fathurrohman (2015: 113) mengemukakan :

Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang menjadikan masalah nyata sebagai penerapan konsep, PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) menjadikan masalah nyata sebagai pemicu bagi proses belajar peserta didik sebelum mereka mengetahui konsep formal.

Model pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merancang kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan situasi berorientasi pada masalah. Menurut Amalia, dkk (2014) :

Pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan siswa untuk berpikir, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengkomunikasikan ide-idenya, berdiskusi baik dalam kelompok maupun diskusi kelas sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Dengan pembelajaran berbasis masalah ini siswa dapat berpikir untuk memecahkan masalah matematika serta dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari pelajaran matematika. Karena hal itu lah yang akan yang menjadi tujuan dari kemampuan pemecahan masalah siswa yang akan diasah dengan menggunakan model pembelajaran ini. Hudojo (2005: 129-130) mengemukakan,

Matematika yang disajikan kepada siswa-siswa yang berupa masalah akan memberikan motivasi kepada mereka untuk mempelajari pelajaran tersebut. Para siswa akan merasa puas bila mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapkan kepadanya. Kepuasan intelektual ini merupakan hadiah intrinsik bagi siswa tersebut. Karena itu alangkah baiknya bila aktivitas-aktivitas metematika seperti mencari generalisasi dan menanamkan konsep melalui strategi pemecahan masalah.

Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Menurut Fathurrohman (2015: 113), menyatakan :

(23)

9

menjadikan peserta didik mampu mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, penerapan PBM dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa. Guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan. Kemudian guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi. Berdasarkan dengan materi yang diajarkan di SMP, Perbandingan merupakan materi yang banyak kaitannya dengan keadaan di sekitar siswa. Sehingga diperlukan argumentasi siswa untuk memperoleh ide-idenya dalam memecahkan suatu masalah serta perlu daya nalar yang cukup tinggi.

Pandangan-pandangan tersebut yang akhirnya menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah akan memfasilitasi keberhasilan kemampuan pemecahan masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan penyelesaian nyata, menjajaki bidang baru dan menghasilkan penemuan

baru, serta keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibandingkan pendekatan yang lain. Model pembelajaran berbasis masalah diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

(24)

10

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 4 Medan masih rendah.

2. Hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP

Negeri 4 Medan masih rendah.

3. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. 4. Pembelajaran matematika masih cenderung berpusat pada guru.

5. Siswa cenderung hanya menghapal rumus tanpa memahami konsep perbandingan.

6. Sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita matematika.

7. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan yang teridentifikasi maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T. A 2016/ 2017.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017 ?

(25)

11

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017. 2. Untuk mengetahui bahwa dengan menerapan model pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A. 2016/ 2017.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran matematika khususnya pada materi perbandingan.

2. Bagi calon guru / guru matematika

Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

3. Bagi sekolah tempat penelitian

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan

(26)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abas, Sulastri. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Kubus Dan Balok (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Gorontalo). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo, Skripsi , FMIPA, UNG

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Amalia, Junita, dkk. 2014 . Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMPN 8 Padang . Jurnal Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA UNP, Vol. 3 , No. 2 Part 1 : Hal. 38-43

Arikunto, Suharsimi., dkk. 2010 . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Etherington, Matthew. 2011. Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach. Australian Jurnal of Teaher Eduation Vol 36 Issue 9.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif; Alternatif Desain Pembelajaran yang Menyenangkan . Jakarta : Ar-Ruzz Media

Fatimah, Heni Nur. 2015 . Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan Dan Skala Di Kelas VII Di MTS Negeri Model Limboto. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo, Skripsi , FMIPA, UNG

Firdaus, Achmad. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. http://madfirdaus.wordpress.com/2010/11/23/ kemampuan pemecahan masalah-matematika/ (diakses 5 April 2016)

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

(27)

106

Masbied. 2011. Modul Matematika Teori Belajar Polya,

http://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajar-polya.pdf (diakses 9 Maret 2016)

Nugroho, Heni Dwi. 2009. Keefektifan Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Negeri 4 Klaten Kelas VII Semester I pada Materi Pokok Perbandingan Tahun Pelajaran 2008/2009. Semarang: Universitas Negeri Semarang, Skripsi , FMIPA, UNNES

Padmavanthy. 2013. Effetiveness of Problem Based Learning In Mathematis. Internasional Multidisciplinary e-Journal Vol.II ISSN 2277-4262

Rochmad. 2011. Teori Belajar. http://rochmad-unnes. wordpress. com/2011/02/01_Teori-belajar.html (diakses 10 September 2016)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Simone,Christina. 2014. Problem-Based Learning in Teacher Education: Trajectories of Change. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 4 No.12

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suherman, Erman, at al. 2003. Common textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI

Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima

Sulistiowaty. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII-B SMP Swasta PAVII-B 18 Medan. Medan : Universitas Negeri Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed

Gambar

Gambar 3.1     Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.1 Analisis dan Persentase Kesulitan Siswa pada Setiap Aspek

Referensi

Dokumen terkait

Acuan Cetak Saring (Sablon) Acuan Cetak Relief (Emboss).

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,

Untuk lebih memahami tentang verba tidak beraturan kala lampau Perfekt, sebaiknya pembelajar bahasa Jerman perlu juga mempelajari pola perubahan bentuk verba tidak

konsen 七工 ~asi. f 己ど me

Jadi bagas tebu dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan bakteri termofilik kotoran

Aplikasi berbasis web dengan tampilan grafis sangat bermanfaat untuk menampilkan beberapa model data yang perlu dianalisa, lebih jauh lagi bahwa aplikasi berbasis web yang bisa

• Jumlah telpon masuk pada nomor darurat 119 pada suatu kota diketahui berdistribusi Poisson dengan rata-rata 10 telpon per jam.. Cari peluang suatu hari tertentu pemakaian