Pengaruh Model Process Oriente Kartu Ber
Keaktifan
Diajukan Un
FAKULTAS MAT UNI
odel Problem Based Learning (PBL) Melalui Pend nted Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan M
erpasangan Terhadap Hasil Belajar Kimia Dan tifan Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI SMA
Oleh: Gladys Gebriella
4123331014 Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
Pendekatan gan Media a Dan
A
ar
RIWAYAT HIDUP
Gladys Gebriella dilahirkan pada tanggal 17 Mei 1994 Lubuk Pakam.
Ayah bernama Erwansyah dan Ibu bernama Hilda Wahyuni, merupakan anak
Pertama dari Tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 2000 di
SDN 101900 di Lubuk Pakam dan lulus jenjang pendidikan SD pada tahun 2006.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, dan lulus pada
tahun 2009. Tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1
Lubuk Pakam, lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di PTN
Universitas Negeri Medan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
pada prodi Pendidikan Kimia melalui Jalur Ekstensi dan lulus ujian pada tanggal
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING MELALUI PENDEKATAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY
DENGAN MEDIA KARTU BERPASANGAN PADA MATERI KOLOID KELAS XI SMA
Gladys Gebriella (NIM 4123331014) ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) melalui pendekatan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan media kartu berpasangan terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MAN 1 Stabat pada materi reaksi koloid. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Stabat yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan mengambil 2 dari 2 kelas yaitu XI MIA-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA-2 sebagai kelas kontrol. Sampel penelitian kelas eksperimen sebanyak 35 siswa dan kelas kontrol berjumlah 35 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal yang sudah valid. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model PBL melalui pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan dan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dari hasil penelitian, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 40,3 dan postest adalah 91. Sedangkan nilai rata-rata pretest untuk kelas kontrol adalah 38,4 dan postest adalah 79,1. Data hasil kelompok sampel berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t dua pihak diperoleh thitung= 16,5 dan
ttabel = 1,670, sehingga thitung > ttabel yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Penilaian keaktifan siswa dilihat dari berpikir kritis dan kerjasama pada kelas eksperimen mendapat rata-rata sebesar 84,92 dan kelas kontrol 47,93. Hasil ujia t dua pihak diperoleh thitung= 35,431 dan ttabel= 1,670, sehingga thitung> ttabel yang
berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model PBL melalui pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan terhadap hasil belajar kimia dan keaktifan siswa pada materi koloid kelas XI MAN 1 Stabat.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan
syukur penulis ucapkan kepadaAllah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan
rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul
“Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan Process Oriented Guided Inquiry Learning dengan Media Kartu BerpasanganTerhadap Hasil Belajar Kimia dan Keaktifan Siswa Kelas XI Pada Materi Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu
Dr.Ir.Nurfajriani,M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs.Jamalum Purba,M.Si, Bapak Drs.Kawan
Sihombing,M.Si, Bapak Dr.Mahmud,M.Sc sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan
selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr.Iis Siti
Jahro,M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak
dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah
membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang
telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan
terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha,
Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI MAN 1 Stabat yang telah banyak membantu
penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya
kepada lelaki istimewa yang selalu ada di hati penulis, telah mengajarkan cinta,
keikhlasan, kemandirian serta ketegaran dalam menghadapi kehidupan, ayahanda
Penulis Tersayang Erwansyah. Dan juga wanita istimewa ibunda tersayang Hilda
Wahyuni yang tiada hentinya memberikan semangat dan cintanya, selalu
v
tersayang Jovi Jordansyah, Monica Magumi dan saudara yang selalu ada Siti
Maqdisa dan Siti Khairiah yang selalu mendukung dan memberi doa serta
semangat kepada penulis. Spesial penulis sampaikan kepada sahabat tersayang ,
Aria Darmawan, Bella, Nisa nz, Medina, Siti Khadijah, Nurul Indah, Hotmian
Sibarani, Khairatunnisa, Tina, Vera, Dira, Danki, Totok, Rini, Febi Dan
Adik-Adik Tersayang Hanim, Putri Riski, Rohanna, Dita, Rahmi, Sulas, Fahri, Yustika,
Burhan, Fitri, Arif, sekaligus para kakanda Saddam Azhar, Risvayani, Leilamora,
M.Adrian, Ary Anggara, M.Darmawan, Wahyu, Ola dan rekan- rekan
seperjuangan pendidikan kimia 2012 serta rekan – rekan HMI, HMJ Kimia dan
adik-adik Mahasiswa lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi
saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan sains.
Medan, Juni 2016 Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Batasan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Defenisi Operasional 7
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Kerangka Teoritis 10
2.1.1 Belajar 10
2.1.2 Hakikat Belajar Kimia 11
2.1.4 Hasil Belajar 12
2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar 13
2.1.5 Kemampuan Berpikir Kritis 15
2.1.5.1 Defenisi Berpikir Kritis 15
2.1.5.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis 15
2.1.5.3 Berpikir Kritis di Kelas 19
vii
2.1.5.5 Manfaat Berpikir Kritis 20
2.1.6 Sikap Kerjasama 21
2.1.7 Kerangka Teoritis Model Pembelajaran 22
2.1.7.1 Pengertian Model Pembelajaran 22
2.1.7.2 Model Problem Based Learning (PBL) 23
2.1.7.3 Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) 24 2.1.8 Kerangka Teoritis Pendekatan Pembelajaran 25
2.1.8.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran 25
2.1.8.2 Pendekatan Process Oriented Guided Learning 26 2.1.8.3 Komponen Pendekatan Process Oriented Guided Learning 26
2.1.8.4 Pembelajaran Konvensional 28
2.1.9 Kerangka Teoritis Media Pembelajaran 29
2.1.9.1 Pengertian Media 29
2.1.9.2 Fungsi Media Pembelajaran 29
2.1.9.3 Kartu Berpasangan Sebagai Media Pembelajaran 30
2.2 Sistem Koloid 31
2.2.1 Pengertian Sistem Koloid 31
2.2.2 Jenis-Jenis Koloid 33
2.2.3 Sifat-sifat koloid 33
2.2.3.1 Efek Tyndall 34
2.2.3.2 Gerak Brown 34
2.2.3.3 Adsorpsi 35
2.2.3.4 Koagulasi Koloid 35
2.2.3.5 Koloid Pelindung 36
2.2.3.6 Dialisis 37
2.2.3.7 Elektroforesis 37
2.2.3.8 Koloid Liofil dan Liofob 37
2.2.4 Peranan Koloid Dalam Kehidupan 38
2.2.4.1 Pemutihan Gula 39
2.2.4.2 Penggumpulan Darah 39
2.2.4.3 Penjernihan Air 39
2.2.5 Pembuatan Koloid 40
2.3 Kerangka Konseptual 40
2.4 Hipotesis 41
2.4.1 Hipotesis Verbal 41
viii
Bab III Metode Penelitian
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 43
3.2 Populasi dan Sampel 43
3.2.1 Populasi 43
3.2.2 Sampel 43
3.3 Variabel Penelitian 44
3.4 Instrumen Penelitian 44
3.4.1 Instrumen Tes 44
3.4.1.1 Validitas Isi 45
3.4.1.2 Indeks Kesukaran 46
3.4.1.3 Daya Pembeda Soal 47
3.4.1.4 Distruktor (Pengecoh) 47
3.4.1.5 Reliabilitas Tes 48
3.4.2 Instrumen Tes 49
3.5 Rancangan Penelitian 51
3.6 Teknik Pengumpulan Data 51
3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian 52
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 52
3.6.3 Tahap Akhir Penelitian 53
3.7 Teknik Analisis Data 55
3.7.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes 55
3.7.1.1 Menentukan Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 55
3.7.1.2 Uji Normalitas 55
3.7.1.3 Uji Homogenitas Data 56
3.7.1.4 Uji Hipotesis 56
3.7.2 Pedoman Penilaian Instrumen Non-Test 57
Bab IV Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian 58
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 58
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 59
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 60
4.2.1 Uji Normalitas 61
4.2.2 Uji Homogenitas 62
4.2.3 Uji Hipotesis I 62
4.2.4 Perhitungan Keaktifan Siswa Melalui Berpikir Kritis dan Kerjasama 63
ix
4.2.6 Uji Homogenitas 64
4.2.7 Uji Hipotesis II 65
4.3 Pembahasan 66
Bab V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan 70
5.2 Saran 70
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis 16
Tabel 2.2 Sintaksis Model Pembelajaran Berbasis Masalah 24
Tabel 2.3 Perbandingan antara suspense,koloid dan larutan 32
Tabel 2.4 Jenis-jenis koloid 33
Tabel 2.5 Aplikasi Koloid 39
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Sikap 49
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 50
Tabel 3.3 Persentase nilai sikap siswa 57
Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test 60
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data 61
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Sampel 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Data Post Test 62
Tabel 4.5 Rata-rata penilaian Berpikir Kritis dan Kerjasama 63
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa 64
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Sampel 65
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Pendekatan Project-Based Science 24
serupa dengan PBL
Gambar 2.2 Proses Pembuatan Koloid dengan 40
Cara Dispersi dan Kondensasi
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 53
Gambar 4.1Hasil Belajar Kimia Siswa 60
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 71
Lampiran 2 Rencana Program Pembelajaran 74
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Validasi 122
Lampiran 4 Soal Instrumen Tes Validasi 124
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian 143
Lampiran 6 Soal Instrumen Tes Penelitian 145
Lampiran 7 Lembar Jawaban Instrumen Tes 149
Lampiran 8 Soal Diskusi 150
Lampiran 9 Lembar Jawaban Soal Diskusi 156
Lampiran 10 Media Kartu Berpasangan 162
Lampiran 11 Lembar Observasi Keaktifan Siswa 165
Lampiran 12 Tabulasi Data Nilai Hasil Belajar Siswa 167
Lampiran 13a Tabel Validitas Soal Tes 170
Lampiran 13b Perhitungan Validitas Tes 171
Lampiran 14a Tabel Reliabilitas Tes 174
Lampiran 14b Perhitungan Reliabilitas Tes 175
Lampiran 15a Tabel Tingkat Kesukaran Tes 176
Lampiran 15a Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 177
Lampiran 16a Tabel Daya Beda Tes 179
xiii
Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata,Varians,Standart Deviasi Tes 183
Lampiran 18 Uji Normalitas 185
Lampiran 19 Uji Homogenitas 190
Lampiran 20 Hipotesis I 192
Lampiran 21 Lembar Aktivitas Siswa 193
Lampiran 22 Tabulasi Data Aktivitas Siswa 199
Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Varians,Standart Deviasi
Keaktifan Siswa 201
Lampiran 24 Uji Normalitas Keaktifan Siswa 202
Lampiran 25 Uji Homogenitas Keaktifan Siswa 205
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan suatu bangsa
karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kecerdasan
kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan negara yang tersirat dalam UUD
1945. Jabaran UUD tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 yang didalamnya menuliskan tujuan pendidikan di
Indonesia adalah mengembangkan potensi peserta didik agar manusia yang
berilmu,kreatif,mandiri dan bertanggungjawab(Depdikbud,1990)
Sementara itu pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan melalui
perbaikan kurikulum sehingga muncul kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013
proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang memiliki karakter
antara lain materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika serta mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara
kritis, analitis dan tepat dalam memecahkan masalah serta mengaplikasikan materi
pembelajaran, menutun siswa untuk mencari tahu (Discovery Learning) bukan
diberitahu. Kurikulum 2013 ini memberikan 3 alternatif model pembelajaran yaitu
Discovery Learning / Inkuiri, Problem Based Learning, dan Project Based
Learning (Divisi PLPG Rayon, 2013).
Menurut Arifin (1994), kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat
bersumber pada: (1) kesulitan dalam memahami istilah, (2) kesulitan dalam
memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun
materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang berupa
abstrak dan kompleks sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep
tersebut dengan benar dan mendalam, dan (3) kesulitan perhitungan. Oleh sebab
itu, seorang guru mata pelajaran kimia diharapkan mampu menyajikan
materi-materi kimia dengan lebih menarik dan penuh inovasi. Salah satunya dengan
mengembangkan metode pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan
2
mengenai kimia tersebut dapat ditepis bahkan hilang sama sekali. Materi pokok
sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang dianggap abstrak dan
membosankan karena terdiri dari konsep-konsep yng bersifat teoritis sehingga
diperlukan proses pembelajaran yang membuat siswa tertarik untuk menguasai
materi ini secara tuntas. Selain itu, sistem koloid adalah salah satu pokok bahasan
yang peristiwanya nyata dalam kehidupan siswa, yang pernah atau bahkan sering
dilihat oleh siswa itu, akan tetapi mereka belum pernah mengetahui kenapa
peristiwa itu terjadi, apa hubungannya dengan pelajaran kimia.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru bidang
studi Kimia yng dilakukan di MAN 1 Stabat, siswa cenderung kurang
bersemangat pada saat guru memberikan pelajaran kimia. Hal ini terlihat dari
sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal kimia.
Banyak siswa menyatakan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit
karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan mengarahkan kepada
kehidupan sehari-hari yang kurang dipahami siswa bagaimana caranya ditambah
kurangnya kerjasama di antara siswa untuk mempelajari kimia sehingga
mengakibatkan menurunnya gairah belajar siswa.
Materi koloid sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari.
penerapan sifat-sifat koloid banyak kita jumpai dalam bidang industri,
pertanian, maupun kedokteran. Salah satu cara untuk mengembangkan
kompetensi siswa dalam interaksi sosial sehingga dapat meningkatkan
prestasi pada pokok bahasan sistem koloid adalah melalui penggunaan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan melalui pendekatan
Process Oriented Guided Learning (POGIL) dan berbantukan media kartu
berpasangan. Metode pembelajaran PBL sangat cocok untuk materi
pokok sistem koloid. Melalui PBL, siswa dapat terlatih menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama.
Problem Based Learning, selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah
satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif
3
yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah (Ngalimun, 2013).
Problem Based Learning memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran dimulai
dengan pemberian masalah, siswa secara berkelompok aktif merumuskan masalah
dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka. Mempelajari dan mencari
sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan solusi dari masalah.
Sementara guru lebih banyak memfasilitasi. Dalam model ini juga dapat dilihat
kerjasama siswa dalam berkelompok saat memecahkan masalah (Ngalimun,
2013).
Melalui Pendekatan POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) ini
mempromosikan penyelidikan, nilai dan sikap serta keterampilan proses.
Misalnya mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasi data, mengidentifikasi
dan mengontrol variable, merumuskan dan menguji hipotesis, penjelasan dan
menyusun kesimpulan. Dalam POGIL ini siswa bekerja dalam kelompok belajar
(tim) yang tujuan untuk penguasaan konsep sehingga mampu mengembangkan
keterampilan, berpikir tingkat tinggi, komunikasi, kerja tim manajemen dan
penilaian serta tidak lagi mengandalkan hafalan tetapi mengembangkan
keterampilan untuk sukses dalam pembelajaran sehingga dari sinilah peniliti
mengambil penelitian berbantu media kartu berpasangan. POGIL membuat siswa
terarah dalam menentukan pemecahan masalah yang menghasilkan konsep baru
bagi siswa. Melalui POGIL ini dibutuhkan aktivitas belajar siswa sehingga
sebagian besar siswa terlibat aktif dan berpikir dikelas dalam menarik
kesimpulan melalui analisis data, model atau contoh dengan mendiskusikan
ide-ide merefleksikan pengalaman yang telah mereka pelajari (Sri Yani,dkk .2012).
POGIL memiliki penekanan pada proses dan konten yang sangat erat
kaitannya dengan keterampilan proses khusnya keterampilan proses sains
Pendekatan POGIL menurut Kamil (2008) memiliki dua tujuan yang luas untuk
4
untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan utama seperti
pemrosesan informasi, komunikasi oral dan tertulis, metakognitif asesmen.
Keberhasilan yang diharapkan ditentukan oleh beberapa faktor selain model
dan pendekatan yang tepat dapat juga digunakan media pengajaran. Agar proses
pembelajaran lebih menarik lagi dan menumbuhkan kerjasama siswa maka model
Problem Based Learning dapat dipadukan dengan media kartu pasangan yang
mana terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban yang disesuaikan dengan materi
pelajaran yang dapat memancing rasa ingin tahu dan usaha untuk menemukan
pasangan kartunya (Nugraha, 2013). Penggunaan media kartu pasangan pada
proses pembelajaran tata nama senyawa kimia adalah sangat tepat baik ditinjau
dari tingkat perkembangan siswa dan ketersediaan bahan, biaya, serta waktu
maupun kesesuaian materi pelajarannya.
Berdasarkan hasil peneliti sebelumnya menggunakan model PBL dalam
materi koloid yaitu Ratna Sari Dewi tahun 2013 , hasil penelitian yang telah
dilakukan bahwa metode PBL dapat meningkatkan interaksi sosial dan prestasi
belajar siswa kelas XI pada materi koloid IPA 3 SMAN 5 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012. Dengan hasil siklus I dan II keterangan yang signifikan
ataupun meningkat, dengan hasil siklus yakni siklus I nilai interaksi social
meningkat pada siklus II yaitu 45,325 dari menjadi 76,57%, aspek kognitif siklus
I 18,75 % naik pada silus ke II menjadi 90,63%, aspek afektif skilus I 34,38
emningkat pada siklus II menjadi 53,13%, aspek psikomotorik siklus I 50,00%
meningkat pada siklus II 53,00%.
Kemudian hasil penelitian mengenai model PBL dengan pendekatan POGIL
dilakukan Nurjannah 2014, penelitian yang diperoleh dari pretest yang diujikan
sebelum dilakukan proses pembelajaran pada kedua kelompok (eksperimen dan
control) dan posttest yang diujikan setelah dilakukan proses pembelajaran
menggunakan pendekatan POGIL kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol. Perolehan nilai rata-rata pretest pada kelas
eksperimen adalah 22,62 dan nilai rata-rata posttest adalah 78,57 sedangkan nilai
5
adalah 72,76 dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model PBL dengan
pendekatan POGIL.
Penelitian selanjutnya mengenai media berbantu kartu berpasangan yang
diteliti oleh Yola Adista tahun 2010 terdapat hasil yaitu peningkatan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model Pembelajaraan
Berbasis Masalah (PBL) berbantu kartu berpasangan memberikan hasil yang
lebih tinggi yakni sebesar 82,90%, daripada peningkatan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 69,31 %.
Dengan adanya penelitian sebelumnya peneliti mencoba mengkombinasikan
antara model, pendekatan dan media yang sesuai dan diharapkan penelitian ini
mampu menuju tahap kualitas yang lebih baik dalam pendidikan dan dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah agar siswa tidak cenderun
bosan dan ikut aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang berikut, maka peneliti tertarik untuk membuat
penelitian mengenai “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan Media Kartu Berpasangan Terhadap Hasil Belajar Kimia dan Keaktifan Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI”
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang
lingkup dalam penelitian ini adalah melihat adakah pengaruh terhadap hasil
belajar kimia pada materi koloid, dengan menggunakan model Problem Based
Learning melalui pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan?
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah
dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
6
pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan pada materi
koloid?
2. Apakah ada pengaruh keaktifan belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning melalui
pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan pada materi
koloid?
1.4 Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI peminatan bidang MIA semester
genap MAN 1 Stabat T.P 2015/2016.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based
Learning melalui pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan
untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk
kelas kontrol.
3. Materi pokok koloid di kelas XI .
4. Menggunakan kurikulum 13.
5. Hasil belajar kimia siswa dibedakan menjadi dua yaitu kognitif dan
afektif. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1
(hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis) dan ranah afektif
dilihat dari keaktifan siswa.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning melalui
pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan pada materi
koloid?
2. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan belajar kimia siswa yang
7
pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan pada materi
koloid?
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Dapat meningkatkan motivasi belajar.
b. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
c. Dapat metode pembelajaran yang inovatif yang mana siswa dituntut
untuk berfikir kritis dan secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru, khususnya
guru kimia dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan
ketepatan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang baik bagi sekolah
dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan memajukan
program sekolah pada umumnya.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman baru yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional
untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian
adalah :
1. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
8
Bloom (1976) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu:
ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan
ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Ranah kognitif meliputi
kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan
tingkatan-tingkatan yaitu Recall of data (Hapalan/C1), Comprehension
(Pemahaman/C2), Application (Penerapan/C3), Analysis (Analisis/C4),
Syntesis (Sintesis/C5), dan Evaluation (Evaluasi). Dalam penelitian ini
hasil belajar yang diamati mencakup dua aspek yaitu ranah kognitif yang
terdiri dari C1 sampai dengan C4, dan ranah afektif mencakup aspek
kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa dalam kelompok
belajar.
2. Menurut Sudarman (2009) Model Problem Based Learning (PBL) adalah
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Problem Based
Learning dirancang untuk merangsang tingkat berpikir tinggi dalam
situasi berorientasi masalah. Pada intinya pembelajaran berbasis masalah
adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah
kepada siswa. Masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman
sehari-hari siswa. Dalam menganalisis dan memecahkan masalah siswa
secara berkelompok mendiskusikan masalah, kemudian hasil diskusi
tersebut dipresentasikan di depan kelas.
3. POGIL(Process Oriented Guided Learning) yang di artikan dalam bahasa
Indonesia berarti Proses yang dilakukan berbasis Inkuiri dan Pendekatan
POGIL adalah salah satu pendekatan inkuiri terbimbing (melibatkan guru
untuk memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep) yang dapat melatih
keterampilan berpikir kritis pada siswa. POGIL menekankan bahwa
belajar adalah sebuah proses interaktif berpikir hati-hati, mendiskusikan
ide-ide, pemahaman pemurnian, berlatih keterampilan, yang
9
4. Keaktifan adalah siswa aktif mengolah informasi yang diterima dan
berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk mengidentifikasi,
meruuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis,
menafsirkan dan menarik kesimpulan.
5. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran dimana guru aktif
sementara siswa pasif dalam menerima pelajaran. Hal ini disebabkan
karena dalam pembelajaran biasa, guru lebih sering menyajikan pelajaran
dalam bentuk buku, guru lebih banyak berbicara pada saat menerangkan
materi pelajaran, contoh-contoh soal, ceramah, uraian dan latihan.
6. Media kartu berpasangan merupakan suatu media pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran yang berupa kartu berbentuk
persegi panjang dengan ukuran yang dapat disesuaikan, berisi kata-kata
berupa soal tentang materi yang dipelajari dan kartu yang lain berisi
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab IV, maka
ditetapkan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh model PBL melalui pendekatan POGIL terhadap hasil
belajar siswa pada materi koloid kelas XI dengan nilai rata-rata hasil
belajar kimia siswa di kelas eksperimen sebesar 91. Sementara rata-rata
hasil belajar kimia siswa di kelas kontrol yakni sebesar 79,1.
2. Ada pengaruh model PBL melalui pendekatan POGIL terhadap keaktifan
pada materi koloid kelas XI dengan nilai rata-rata penilaian keaktifan
melalui berpikir kritis dan kerjasama siswa pada kelas eksperimen adalah
84,92 dan pada kelas kontrol 47,93 .
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model PBL melalui pendekatan
POGIL dengan media kartu berpasangan mempermudah pencapaian
tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang
lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia pada kurikulum 2013 dan
hendaknya kurikulum 2013 ini diimplementasikan dalam proses belajar
mengajar.
2. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan model PBL melalui
pendekatan POGIL dengan media kartu berpasangan hendaknya mampu
menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks dari
model PBL sekaligus pendekatan POGIL dan media dapat berjalan dengan
71
Daftar Pustaka
Bloom, B.S., (1976), Human Characteristic School Learning, Me Grow Hill Book Company, New York.
Burton, E., (2000), The Compact City just for compact? A Peliminary Analysis,Studies 37 1969-2001, Urban.
Cahyana, U., Sukandar, D., Rahmat, (2004), Kimia, Piranti, Jakarta.
Costa, A.L., (1985), Developing Minds A Resource Book ForTeaching Thinking, ASCD, Virginia.
Cece, W., Tabrani, R., (1994), Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung.
Devisi PLPG Rayon 102., (2013), Buku Kurikulum 2013, Medan, Unimed Press.
Depdikbud., (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Depdiknas., (2003), Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMP dan MTs,Depdiknas,Jakarta.
Djamarah, (1995), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Ennis, R.H, Weir, E., (1985),The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test-Test Manual-Criteria-Scoring Sheet and Instrumen For Teaching and Testing,Midwest Publications, USA.
Hanson, M. D., (2006), Instructor’s Guided to Process Oriented Guided Inquiry Learning, Stony Brook University ,New York.
Hamalik, O., (2010), Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,PT.Bumi Aksara Cetakan ke-7, Jakarta.
Hilgard, E. R., Bowner, G. H., (1975), Theories of Learning Englewood Cliffs, Prantice Hall, New York.
Imam, M., (2002), Kepemimpinan dan Keorganisasian,UII Pres,Yogyakarta.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Innovatif, Media Persada, Jakarta
72
Johnson, Johnson, S., (1991), The Internal Dynamis of Cooperative Learning, Plenum Pers, New York and London.
Kartomo, A.I., (2012), Upaya Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan LKS Siswa kelas V Semester II Di SD Negeri Condiroto Tahun 2011/2012, Jurnal FKIP, UKSW, Salatiga Jawa Tengah
Kamil, Musthapa, Y., (2014), Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK, Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Keenan, C. W., (2984), Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Mulyati, A., (1995), Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, Airlangga University Pres , Jakarta.
Ngalimun., (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Nugraha, Anita, D., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) yang Dilengkapi Media Kartu Berpasangan (Index Card Match) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Ikatan Kimia Kelas X Semester Gasal SMS N 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Skripsi FMIPA, UNS, Surakarta
Quitadamo, I. J., Kurtz, M.J., Faiola, C.L., (2008), Community Based Inquiry Improved Critical Thinking in General Education Biologi, CBE Life Sciense Edu,(7)327-337.
Poerwadarminto, W. J.,(1985), Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta.
Pribadi, B. A., (2009), Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat, Jakarta
73
Sadiman, A. S., (2009), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sagala, Syaiful., (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sardiman., (2005), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana., (2002), Metoda Statistika, PT Tarsito, Bandung
Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Jurnal Pendidikan Inovatif , 3(2).
Sugiyanto., (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Yuma Pustaka, Surakarta.
Surya, H., (2013), Cara Belajar Orang Genius, PT Elex Medis Komputindo, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Yani, S., Haryono., Saputro, S., (2012), Model MFI dan POGIL Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Dan Kreativitas Siswa Terhadap Prestasi Belajar, Jurnal Inkuiri, 1(3) : 2252-7893.
74