HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP KESESUAIAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI KLINIK SUMIARIANI
MEDAN TAHUN 2013
NURSYAHID SIREGAR 125102141
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care
Di Klinik Sumiariani Tahun 2013
Abstrak Nursyahid Siregar
Latar Belakang : Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Ketidaksesuaian jumlah kunjungan Antenatal Care selama kehamilan, menyebabkan masalah dan komplikasi dalam kehamilan masih berlanjut.
Tujuan Penelitian : bertujuan mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care dengan kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani tahun 2013.
Metode Penelitian : desain penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan besar sampel 65 orang ibu hamil trimester III dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Analisa data menggunakan analisis chi-square
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berumur 20-25 tahun sebanyak 33 orang (50,8%), mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu 44 orang (67,7%), mayoritas belum memiliki anak yaitu 19 orang (29,2%), mayoritas melakukan kunjungan >4 kali yaitu 47 orang (72,3 %), mayoritas berpengetahuan baik yaitu 30 orang (46,2 %), mayoritas bersikap positive 48 orang (73,8 %) dan mayoritas melakukan kunjungan Antenatal Care sesuai usia kehamilan yaitu 45 orang (69,2 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care P= 0,000<0,05 dan ada hubungan sikap terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care P= 0,000<0,05.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III berhubungan terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care, sehingga di harapkan agar bidan memberikan pendidikan kesehatan tentang Antenatal Care, tujuan ibu melakukan Antenatal Care, jadwal kunjungan Antenatal Care, sehingga setiap kunjungan yang dilakukan ibu hamil bermakna dan bermanfaat.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Trimester III
Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care di Klinik
Sumiariani Tahun 2013”.
PenyusunanKTI ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, Mkes. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep Selaku Ketua program studi D-IV Bidan
Pendidik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Allah
memberikan balasan yang setimpal untuknya.
4. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada
penulis selama menjalani pendidikan.
5. Ibu Dina Indarsita SST, M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan banyak
masukan dan dr. Arlinda Sari W M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan
banyak masukan dan motivasi.
6. Buat Ibunda dan Ayahanda tercinta, abang dan adik tersayang yang tidak
7. Seluruh teman D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara,yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan KTI ini, penulis menyadari
bahwa masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu penulis menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini nantinya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga KTI ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR SKEMA ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
1. Praktik Kebidanan ... 5
2. Bagi Masyarakat Khususnya Para Ibu hamil ... 6
3. Penelitian Kebidanan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. PENGETAHUAN ... 7
1. Pengertian Pengetahuan ... 7
2. Tingkat Pengetahuan ... 7
B.SIKAP ... 9
1. Pengertian Sikap ... 9
2. Komponen Pokok Sikap ... 10
3. Tingkatan Sikap ... 11
4. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ... 11
5. Pengukuran Sikap ... 12
C. KEHAMILAN ... 13
1. Tanda-Tanda Kehamilan ... 13
2. Antenatal Care ... 15
BAB III KERANGKA KONSEP ... 20
A. Kerangka Konsep ... 20
B. Hipotesis ... 21
C. Defenisi Operasional ... 21
BAB IV METODE PENELITIAN ... 24
A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Tempat Penelitian ... 26
D. Waktu Penelitian ... 26
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 26
F. Instrument Penelitian ... 27
G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 29
H. Pengumpulan Data ... 30
I. Analisa Data ... 31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
A.Hasil ... 33
B.Pembahasan ... 42
C.Keterbatasan Penelian ... 47
D.Implikasi untuk Pelayanan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Defenisi Operasional ... 20
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut karakteristik responden di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan
Tahun 2013 ... 33
Tabel 5.2Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan
kuesioner pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan
Tahun 2013 ... 35
Tabel 5.3Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani
Jl.KaryaKasih Gg.Kasih X No.69 J Medan tahun 2013 ... 36
Tabel 5.4Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner
sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan tahun 2013 ... 37
Tabel 5.5Distribusi frekuensi responden menurut sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani
Jl.KaryaKasih Gg.Kasih XNo.69 J Medan tahun 2013 ... 38
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden menurut kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih XNo.69 J Medan
tahun 2013 ... 39
Tabel 5.7 Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
Antenatal Care terhadap kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan tahun 2013 ... 40
Tabel 5.8Hubungan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Content Validity
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6. Surat Balasan Klinik Sumiariani
Lampiran 7. Master Tabel
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care
Di Klinik Sumiariani Tahun 2013
Abstrak Nursyahid Siregar
Latar Belakang : Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Ketidaksesuaian jumlah kunjungan Antenatal Care selama kehamilan, menyebabkan masalah dan komplikasi dalam kehamilan masih berlanjut.
Tujuan Penelitian : bertujuan mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care dengan kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani tahun 2013.
Metode Penelitian : desain penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan besar sampel 65 orang ibu hamil trimester III dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Analisa data menggunakan analisis chi-square
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berumur 20-25 tahun sebanyak 33 orang (50,8%), mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu 44 orang (67,7%), mayoritas belum memiliki anak yaitu 19 orang (29,2%), mayoritas melakukan kunjungan >4 kali yaitu 47 orang (72,3 %), mayoritas berpengetahuan baik yaitu 30 orang (46,2 %), mayoritas bersikap positive 48 orang (73,8 %) dan mayoritas melakukan kunjungan Antenatal Care sesuai usia kehamilan yaitu 45 orang (69,2 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care P= 0,000<0,05 dan ada hubungan sikap terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care P= 0,000<0,05.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III berhubungan terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care, sehingga di harapkan agar bidan memberikan pendidikan kesehatan tentang Antenatal Care, tujuan ibu melakukan Antenatal Care, jadwal kunjungan Antenatal Care, sehingga setiap kunjungan yang dilakukan ibu hamil bermakna dan bermanfaat.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada
jumlah kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan, dan nifas (Syafei, 2010).
Kematian ibu dan perinatal merupakan tolok ukur kemampuan pelayanan kesehatan
suatu Negara (Manuaba.2008)
Kematian maternal menurut WHO ialah kematian seorang wanita waktu hamil
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari
tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan
(Wiknjosastro.2007).
Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menteri kesehatan
Negara-negara Asia Tenggara yang bertemu di New Delhi, India, pada 8-11
September 2008, melakukan pembahasan khusus tentang angka kematian ibu
dikawasan Asia Tenggara yang tergolong masih tinggi. WHO memperkirakan,
sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara
total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut pada
tahun 2007 dan 2008 yaitu 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari
seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia,
Nepal, dan Myanmar (Wordpress.2008).
Dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun 2007 AKI
228/100.000 kelahiran hidup dan AKB 34/1.000 kelahiran hidup serta target
yaitu AKI 102/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan dari profil kabupaten /
kota, AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara 123/100.000 kelahiran hidup,
namun ini belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi.
Berdasarkan estimasi bahwa AKI di Sumut tahun 2008 adalah 260/100.000 kelahiran
hidup. Bila kita lihat angka nasional, hasil SDKI terakhir menyebutkan AKI sebesar
228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan tahun 2002 yang
mencapai 307/100.000 kelahiran hidup (Syafei.2010).
Ketidaksesuaian jumlah kunjungan Antenatal Care selama kehamilan,
menyebabkan masalah dan komplikasi dalam kehamilan masih berlanjut. Komplikasi
tersebut merupakan pencetus tingginya Angka Kematian Ibu (Kusmiyati.2009).
Menurut Manuaba (2008) Kematian ibu dan perinatal terjadi justru pada
pertolongan pertama yang sangat diperlukan, sehingga sebenarnya masih banyak
mempunyai peluang untuk dapat menghindari atau menurunkannya. Penyebab
kematian ibu dan perinatal adalah penyebab langsung (terjadi pada kehamilan yang
dikendaki atau tidak, terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan
60-70 %, perdarahan pasca partum 4 kali lebih banyak, preeklamsi dan eklamsi
10-20 %, infeksi 10-10-20 % termasuk partus terlantar, dan lainnya emboli air ketuban dan
anesthesia), penyebab antara (persalinan masih di dominasi oleh dukun, Pus ber KB
masih rendah, pelayanan gugur kandung illegal oleh dukun, status kesehatan
reproduksi), penyebab kematian tidak langsung (jangkauan daerah Indonesia terlalu
luas, kemiskinan poleksosbudhankam keluarga, status gizi kurang, keterlambatan
memberi pertolongan).
Memperhatikan kenyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa perjalanan untuk
terjadinya AKI cukup panjang, yang memberi peluang untuk melakukan intervensi
langsung maka penyebab langsung AKI terjadi yaitu perdarahan dan infeksi akan
dapat ditekan dan kematian karena preeklamsia dan eklamsia dapat diturunkan
dengan melakukan perawatan antenatal secara intensif (Manuaba.2008).
Dengan melakukan asuhan antenatal sebanyak empat kali sudah dianggap cukup
(sekali setiap trimester, dua kali pada trimester ketiga). Tujuan pemberian asuhan ini
adalah mempersiapkan kehamilan sehat optimal, mempersiapkan persalinan aman
dan bersih, menentukan kehamilan dengan risiko, mempersiapkan kesehatan pasca
partus dan laktasi, memberi KIE atau motivasi keluarga berencana. Bila kehamilan
berisiko rendah, dapat diatasi secara setempat. Bila kehamilan dicurigai berisiko
tingggi harus dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba.2008).
Pengawasan antenatal memberi manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah pertolongan persalinannya. Ibu hamil dianjurkan
untuk melakukan kunjungan antenatal minimal sebanyak 4 kali, yaitu 1 kali pada
trimester I, 1 kali trimester II, dan 2 kali trimester III (Yulaikhah.2009).
Pemeriksaan Antenatal Care juga dipengaruhi oleh perilaku ibu hamil yang pada
dasarnya terbentuk dari dua faktor yaitu, faktor internal meliputi tingkat pengetahuan
(kecerdasan), tingkat emosi, sikap, motivasi, dan faktor eksternal meliputi
lingkungan dan pelayanan kesehatan. Jadi perilaku ibu hamil dalam merawat
kehamilannya juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap terhadap kehamilannya
(Notoadmodjo, 2003).
Data yang diperoleh pada cakupan kunjungan ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan di Kota Medan tahun 2007 yaitu K1: 95,88%, K4: 92,08%
dan pada tahun 2008 yaitu K1: 95,00%, K4: 90,66% (Depkes, 2009). Berdasarkan
Cakupan K1 dan K4 masih perlu ditingkatkan seoptimal mungkin sehingga target
pelayanan Antenatal Care dapat tercapai sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM),
yaitu Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015 (Dinkes.2008).
Langkah kegiatan untuk mencapai K4 95 % adalah pengadaan buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), pendataan bumil (ibu hamil), pelayanan antenatal sesuai
standar, kunjungan rumah bagi yang Drop Out, pembuatan kantong persalinan,
pelatihan KIP/konseling, pencatatan dan pelaporan, supervisi, monitoring dan
evaluasi (Dinkes.2008).
Klinik Sumiariani merupakan BPM yang memberikanan pelayanan kesehatan
salah satunya adalah pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil. Berdasarkan survey
awal dari 10 status ibu hamil terdapat 8 ibu hamil yang melakukan kunjungan
Antenatal Care sesuai usia kehamilan, dan 2 ibu hamil melakukan kunjungan
Antenatal Care tidak sesuai usia kehamilan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III
tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care di Klinik
Sumiariani tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui karaktristik ibu hamil trimester III berdasarkan umur,
pendidikan, paritas dan jumlah kunjungan Antenatal Care.
b) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester
III tentang Antenatal Care
c) Untuk mengetahui gambaran tentang kesesuaian kunjungan Antenatal
Care
d) Untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan
Antenatal Care.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Praktik Kebidanan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
klinik bersalin maupun tenaga kesehatan lainnya tentang upaya meningkatkan
2. Bagi Masyarakat Khususnya Para Ibu Hamil
Penelitian ini digunakan untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang
teknik kesesuaian kunjungan Antenatal Care sehingga para ibu dan keluarga
menyadari dan memahami pentingnya kesuaiain kunjungan Antenatal Care.
3. Penelitian Kebidanan
Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
pencuiman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)
(Notoatmodjo.2003)
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan.
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Temasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu
ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyinpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplkasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun informasi baru dari informasi-informasi yang ada. Misalnya,
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
(Notoatmodjo.2003)
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitin atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo.2003).
B. Sikap
1. Pengertian SIkap
Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau
objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari pengetahuan dan sikap yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimuluas sosial (Notoatmodjo.2003).
Newcomb, salah seorang psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo.2003).
Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan
timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang
dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam
diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai
baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan yang
kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap
(Azwar.2007).
2. Komponen pokok sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai tiga komponen pokok.
a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
3. Tingkatan sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.
a) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
pernanyataan responden terhadap suatu objek.
(Notoatmodjo.2003)
4. Faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut Maulana (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu :
a) Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia
itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima
b) Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya
interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaaan yang sampai
kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan
sebagainya.
5. Pengukuran Sikap
Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis
besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara
langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya
terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Dalam hal ini
dapat dibedakan langsung yang tidak berstruktur dan langsung berstruktur.
Secara langsung yang tidak berstruktur misalnya mengukur sikap dan survei
(misal public option survey). Sedangkan secara langsung yang berstruktur
yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan
langsung dibedakan kepada subjek yang diteliti (Arikunto, 2006).
6. Pengukuran sikap model Likert
Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap
skala Likert. Skala Likert juga dikenal sebagai Summated Rating Method
(Hidayat.2007). Didalam skala Likert subjek yang akan diteliti disuruh
memilih salah satu jawaban yang terdiri dari 4 pilihan jawaban yang
Adapun alternatif jawaban yang disediakan oleh Likert adalah :
a) Sangat Setuju (Strongly approve)
b) Setuju (Approve)
c) Tidak Setuju (Disapprove)
d) Sangat Tidak Setuju (Strongly Disapprove)
C. Kehamilan
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum)
dan sel mani atau spermatozoa (Saminem.2008).
1. Tanda-tanda kehamilan menurut Sulistyawati (2009) adalah a) Tanda pasti kehamilan
1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2) Terasa gerakan janin
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio
4) Pada permeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
b) Tanda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar
2) Randa hegar
3) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina dan
vulva
4) Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga
5) Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah
berkontraksi
6) Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat
7) Ballottement positif
jika dIlakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara
mengggoyang-goyangkannya di salah satu sisi, maka akan terasa
“pantulan” di sisi yang lain.
8) Tes urin kehamilan (tes HCG) positif
Tes urin dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi
pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar
hormone gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi ambang
normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
c) Dugaan Hamil
1) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)
2) Nausea, anoreksia, emesis, hipersalivasi
3) Pusing
4) Miksing/sering buang air kecil
5) Obstipasi
6) Hiperpigmentasi: striae, cloasma, linea nigra.
7) Varises
8) Payudara menegang
9) Perubahan perasaan
2. Antenatal Care (ANC)
Menurut Depkes R.I tahun 1997 Antenatal Care adalah pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi
terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Pantikawati, Ika &
Saryono. 2010).
Asuhan antenatal (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim
(Yulaikhah.2009).
Asuhan antenatal (Antenatal Care) meliputi pengawasan terhadap kehamilan
untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum, menegakkan secara
dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (risiko tinggi, risiko meragukan
atau risiko rendah). Asuhan antenatal juga untuk menyiapakan persalinan menuju
kelahiran bayi yang baik (well born baby) dan kesehatan ibu yang baik (well
health mother), mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi
pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir nifas
(Manuaba. 2008).
a) Tujuan Antenatal Care
Adapun tujuan ANC menurut WHO dalam Yulaikhah (2009), yaitu:
1) Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan pada saat persalinan
2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan
3) Perawatan neonatus-bayi
Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan
dan kala nifas
3) Memberi nasehat dan memberi petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Yulaikhah.2009)
b) Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah “kunjungan” di sini tidak mengandung arti bahwa ibu
hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak tenaga
kesehatan (di posyandu, pondik bersalin desa, kunjungan rumah) dengan ibu
hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat dianggap
sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes.2005).
Setiap ibu hamil menghadapi risiko komplikasi yang bias mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat
kali kunjungan selama periode antennal:
1). Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2). Satu kali kunjungan selama trimester kedua (14-28 minggu)
3). Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan
sesudah minggu ke 36)
Jadwal pemeriksaan Antenatal Care menurut Yulaikhah (2009) adalah:
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2) Pemeriksaan ulang
a) Setiap bulan umur kehamilan 6-7 bulan
b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampa terjadi
persalinan.
d) Pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.
c) Tempat pelayanan Antenatal Care
Ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan disarana kesehatan
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek Swasta dan
Dokter Praktek.
d) Standar asuhan antenatal yang di programkan
Menurut Yeyeh dan Lia (2011) standar asuhan antenatal yang di programkan
“7 T”:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pertambahan berat badan pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh
(BMI: Boddy Masa Indeks) dimana metode ini untuk menentukan
pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena
merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertambahan berta badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg.
adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal
tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu <145 cm
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau sistolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengidentifikasi hipotensi persalinan.
3) Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia di bawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari,
tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc
Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas
simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya (Depkes
RI,2001)
4) Pemberian imunsisasi Tenus Toxoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan
2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu
atau yang kedua diberikan 2 minggu kemudian. Akan tetapi untuk
memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian
imunisasi pada ibu hamil.
5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian
tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu
menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara
signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan
satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual menghilang,
tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu
penyerapan. Jika ditemukan diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi
perhari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah
hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama
masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan
28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.
6) Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) lain
pada kecurigaan adanya resiko IMS
7) Temu wicara (Konseling dan pemecahan masalah)
Anamnese meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara variabel satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo.2010).
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan
dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian
kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani dijelaskan dalam bentuk bagan
berikut ini:
Skema.1.Kerangka Konsep
Kesesuaian kunjungan Antenatal Care Pengetahuan
tentang antenatal care
B. Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternative (Ha) yaitu adanya
hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care.
[image:32.595.110.544.258.769.2]C. Defenisi Operasional
Tabel 1. Defenisi Operasional N o Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil trimester III yang berkaitan dengan Antenatal Care.
Kuesioner Dengan
menghitu ng jawaban responden pada kuesioner 1.Baik: bila responden menjawab
benar 11-15
dari seluruh
pertanyaan.
2.Cukup: bila
responden
menjawab
benar 6-10
dari seluruh
pertanyaan.
3.Kurang: bila
responden
menjawab
benar 0-5 dari
seluruh
pertanyaan
2 Sikap Sikap adalah
reaksi atau respon yang masih tertutup dari ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
Kuesioner Dengan
menghitu ng jawaban responden pada kuesioner 1.Sikap Positif: bila skor
responden
38-60. 2.Sikap Negatif: bila skor responden 15-37,5 Nominal
3 Kesesuaian
kunjungan Antenatal Care Kesesuaian kunjungan Antenatal Care
adalah kontak
ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai jadwal
pemeriksaan Rekam Medik Dengan melihat rekam medic yaitu status pasien. 1.sesuai bila melakukan kunjungan Antenatal Care sesuai
jadwal yaitu 1
kali trimester
I, 1 kali
trimester II,
dan 2 kali
trimester III
2.Tidak sesuai
yaitu 1 kali
trimester I, 1
kali trimester
II, dan 2 kali
trimester III
bila tidak
melakukan
kunjungan
Antenatal
Care sesuai
jadwal yaitu 1
kali trimester
I, 1 kali
trimester II,
dan 2 kali
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini bersifat Deskriptif Korelasi, dengan pendekatan cross
sectional. Rancangan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap
kesesuaian kunjungan Antenatal Care.
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo.2010.hlm.115). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 77
orang ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo.2010).
Sampel menggunakan rumus:
n= N
Keterangan :
N : Besarnya populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan (ketetapan yang diinginkan) (0,05)
n = 77
1+ 77 (0,052)
= 77
1+ 0,1925
= 64,57
= 65 orang
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling
yaitu mengambil sampel yang kebetulan ada atau tersedia saat melakukan
penelitian di Klinik Sumiariani pada bulan Februari sampai dengan akhir
bulan April dengan Kriteria :
a) Ibu hamil trimester III >36 minggu
b) Ibu dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, dapat membaca dan
menulis
c) Ibu bersedia menjawab pernyataan diajukan secara tulisan
d) Ibu bersedia memberikan persetujuan tanpa adanya paksaan atau dengan
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J
Medan. Peneliti memilih lokasi ini dengan pertimbangan karena adanya populasi
yang mencukupi untuk dijadikan responden, lokasi mudah dijangkau, menghemat
waktu dan biaya, dan lokasi ini belum pernah ada penelitian yang sama
sebelumnya.
D. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2013.
E. Pertimbangan Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari ketua program
D-IV bidan pendidik fakultas keperawatan USU. Kemudian peneliti mengajukan
permohonan izin penelitian kepada pemilik Klinik Sumiariani, setelah
permohonan izin diluluskan, kuesioner diberikan kepada sampel yang diteliti.
Sampel dalam penelitian terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang manfaat
dan tujuan penelitian yang dilakukan serta memberitahukan bahwa tidak ada
pengaruh negatif yang terjadi selama dan sesudah pengumpulan data serta
dijelaskan juga bahwa partisipasi responden yang diteliti bersifat sukarela.
Responden mempunyai hak untuk mengundurkan diri dan peneliti tidak memaksa
dan tetap menghormati hak responden. Setelah responden memahami serta
menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden diminta untuk
menandatangani lembaran persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden
(anonymity) pada lembaran kuesioner tetapi menggunakan nomor kode
masing-masing lembar kuesioner tersebut. Dalam hal ini hanya peneliti yang mempunyai
akses terhadap informasi tersebut. Masalah ini merupakan m
asalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan (confidentiality) hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
F. Instrument Penelitian 1. Kuesioner Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan
instrument penelitian secara struktural berdasarkan tujuan dari penelitian
yaitu untuk mengetahui karakteristik responden, mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care berupa
kuesioner pengetahuan yang berisi 15 pernyataan tipe check list dan
kuesioner sikap berisi 15 pernyataan dengan tipe check list yang disusun
sendiri oleh penulis dengan arahan dari pembimbing.
a) Pernyataan untuk pengetahuan sebanyak 15 pernyataan dengan bentuk
pernyataan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : benar dan salah.
Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 (skor = 1), dan jika jawaban salah
maka diberi nilai nol ( skor = 0).
1). Menentukan skor kategori
P = Rentang ( R )
Dimana P adalah panjang kelas interval, R adalah selisih antara
skor tertinggi dengan skor terendah dan banyak kelas merupakan
banyaknya kelompok/ lebar interval yakni baik, cukup, kurang. Untuk
mendapatkan kriteria digunakan perhitungan :
Menentukan skor tertinggi dan skor terendah yaitu skor tertinggi adalah 15 dan
terendah adalah 0.
Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah
= 15-0
= 15
P =
= 5
Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :
• Jika skor responden 0-5, maka pengetahuan responden adalah
kurang
• Jika skor responden 6-10, maka pengetahuan responden adalah
cukup
• Jika skor responden 11-15, maka pengetahuan responden adalah
baik
b) Peryataan untuk sikap terdiri dari 15 pernyataan positif pemberian
skornya adalah menurut skala Likert menggunakan 4 kategori yakni untuk
jawaban ” Sangat setuju (SS) = diberi skor 4, Setuju (S) = diberi skor 3,
1). Menentukan skor kategori
P = Rentang ( R )
Banyak kelas
Dimana P adalah panjang kelas interval, R adalah selisih antara
skor tertinggi dengan skor terendah dan banyak kelas merupakan
banyaknya kelompok/ lebar interval yakni positif dan negatif. Untuk
mendapatkan kriteria digunakan perhitungan :
Menentukan skor tertinggi dan skor terendah yaitu skor tertinggi adalah 60 dan
terendah adalah 15.
Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah
= 60-15
= 45
= 22,5
Untuk menentukan kategori sikap adalah sebagai berikut :
• Jika skor responden 15 – 37,5, maka sikap responden adalah
negatif
• Jika skor responden 38 – 60, maka sikap responden adalah positif
G. Validitas dan Realibilitas Instrumen
Validitas adalah menunjukan bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur
apa yang akan diukur. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi
sikap. Uji validitas dilakukan secara conten validity kepada ahlinya. Hasil dari
content validity index yang didapat adalah 0,78 untuk kuesioner pengetahuan,
dan 0,82 untuk kuesioner sikap.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapar dipercaya atau dapat di andalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuruan itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Pada uji reliabilitas ini telah diujikan pada 10 responden yang lain tetapi
memiliki kriteria yang sama maka menghasilkan suatu kesimpulan yang sama.
Uji reliabilitas dengan cronbach’s alpha yang diolah melalui program
komputerisasi. Dikatakan reliable bila nilai alpha 0,7. Hasil uji reabilitas pada
pengetahuan didapat nilai α = 0,973 dan hasil uji reabilitas pada sikap didapat nilai α = 0,975 , sehingga instrumen ini sudah reliabel.
H. Pengumpulan Data
Pada tahap awal penelitian ini setelah peneliti mendapatkan izin
pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan program D IV Bidan
Pendidik Universitas Sumatera Utara, Kemudian surat tersebut diajukan
kepada Klinik Sumiariani, setelah mendapat izin dari Ibu Sumiariani
selanjutnya peneliti melaksanakan pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan
sekunder. Data primer datanya diambil langsung dari responden dengan
menggunakan kuesioner, setelah semua jawaban dari responden diperoleh
selanjutnya diberi nilai untuk setiap jawaban dari tiap-tiap pernyataan yang
diambil dari Rekam Medik Klinik Sumiariani dan melihat kunjungan
Antenatal Care ibu hamil dari masing-masing status ibu hamil.
Peneliti menjelaskan tentang tujuan dari penelitian yang dilakukan, serta
menanyakan kepada calon responden apakah bersedia.Setelah calon
responden bersedia, maka diminta untuk menandatangani lembaran
persetujuan (informed consent) dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi
lembaran kuesioner. Jika peneliti dibutuhkan oleh responden, maka peneliti
mendampingi responden selama pengisian kuesioner. Peneliti mengambil
kembali lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden pada hari yang
sama.
I. Analisi Data
1. Pengolahan data
Agar analisa penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada
4 tahapan dalam pengolahan data harus dilalui, yaitu :
a) Editing
Merupakan kegiatan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan yaitu pengecekan pengisian formulir atau
kuesioner di mana harus lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
b) Koding
Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi
angka/bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada
c) Data Entry
Setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan ke dalam
program computer.
d) Cleaning
Yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Melakukan Tehnik Analisa
a) Univarat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
persentase tiap variable yang diteliti yang meliputi : umur,
pendidikan, paritas, jumlah kunjungan Antenatal Care, pengetahuan
tentang antenatal care, sikap tentang Antenatal Care, dan kunjungan
Antenatal Care.
b) Bivariat
Analisa data dilakukan dengan uji statistic menggunakan chi-square,
untuk melihat adanya hubungan antara variable independen dan variable dependen dengan derajat kemaknaan α =0,05. Apabila p
value < 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Klinik Sumiariani Jl.Karya
Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan tahun 2013 dengan jumlah responden
sebanyak 64 orang, telah diperoleh hasil penelitian dan disajikan dalam bentuk
analisa univariat dan analisa bivariat.
1. Analisa Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan
dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian
kunjungan Antenatal Care. Berikut ini akan dijabarkan hasil identifikasi
karakteristik responden (umur, pendidikan, paritas dan kunjungan Antenatal
Care), serta pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal
Care.
a) Karakteristik responden
Berdasarkan tabel 5. 1. menunjukkan bahwa dari 65 orang responden
sebagian besar responden 33 orang (50,8 %) berumur 20-25 tahun, sebagian
besar responden 44 orang (67,7%) berpendidikan menengah dan sebagian
besar responden 19 orang (29,2%) belum memiliki anak. Dan jumlah
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden menurut karakteristik responden di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan Tahun 2013 (n= 65)
No Karakteristik Responden Frekuensi (f) Presentasi (%) 1. Umur 20-25 tahun 26-30 tahun >30 tahun 33 19 13 50,8 29,2 20 2. Pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah Perguruan Tinggi 9 44 12 13,8 67,7 18,5 3. Paritas Belum ada 1 anak 2 anak 3 anak 19 17 16 13 29,2 26,2 24,6 20 4. Jumlah Kunjungan
1 kali 2 kali 3 kali ≥4 kali 2 3 13 47 3,1 4,6 20 72,3
b) Pengetahuan ibu hamil di ukur dengan menggunakan kuesioner
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hasil pengetahuan
responden tentang Antenatal Care dengan kesesuaian kunjungan
Antenatal Care selama kehamilan sebanyak lima belas pernyataan yaitu
nomor 1 sampai 15 menunjukkan bahwa jawaban yang paling banyak
benar yaitu pernyataan tentang kehamilan dan persalinan hal yang
normal, pemeriksaan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ketenaga
kesehatan, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, sedangkan
pernyataan yang paling banyak dijawab salah yaitu pernyataan selama
imunisasi tetanus toxoid (TT) pada kehamilan diberikan 2 kali saja,
imunisasi tetanus toxoid berguna untuk mencegah bayi dari tetanus.
Jika dilihat dari persentase responden yang menjawab benar yaitu
pernyataan tentang ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
ketenaga kesehatan (96,88), sedangkan responden yang menjawab salah
yaitu pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) pada kehamilan diberikan
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner pengetahuan
ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan Tahun 2013 (n=65)
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Benar Salah
F % f %
1. Kehamilan dan persalinan hal yang normal 60 93,75 4 6,25 2. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayinya
61 95,32 3 4,69
3. Saat pemeriksaan kehamilan denyut jantung janin harus di dengar
59 92,19 5 7,82
4. Amenore/ merupakan dugaan kehamilan 51 79,68 13 20,32 5. Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
ketenaga kesehatan
62 96,88 2 3,13
6. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali
60 93,75 4 6,25
7. Pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-keluhan tertentu selama kehamilan
55 85,94 9 14,07
8. Penimbangan berat badan dilakukan saat pemeriksaan kehamilan
58 90,63 8 12,5
9. Imunisasi tetanus toxoid berguna untuk mencegah bayi dari tetanus
33 51,57 31 48,44
10. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) pada kehamilan diberikan 2 kali saja
29 45,32 35 54,69
11. Selama hamil tablet penambah darah diminum minimal 90 tablet.
39 60,94 25 39,07
12. Manfaat dari tablet penambah darah tersebut adalah untuk mencegah anemia (kurang darah)
58 90,63 8 12,5
13. Tablet penambah darah diminum satu tablet sehari setelah rasa mual menghilang
48 75 16 25
14. Tablet penambah darah sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi
52 81,25 12 18,75
15. Rencana persalinan didiskusikan oleh ibu hamil, keluarga dan tenaga kesehatan.
47 73,43 17 26,56
c) Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
[image:47.595.117.530.143.607.2]Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X
No.69 J Medan tahun 2013 (n=65)
Variabel Frekuensi (f) Presentasi (%) Pengetahuan
Baik Cukup Kurang
30 19 16
46,2 29,2 24,6
d) Sikap ibu hamil di ukur dengan menggunakan kuesioner
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil sikap responden
tentang Antenatal Care dengan kunjungan Antenatal Care selama
kehamilan sebanyak lima belas pernyataan yaitu nomor 1 sampai 15
menunjukkan bahwa jawaban yang paling banyak menyatakan sangat
setuju yaitu ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan
disarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan
Praktek Swasta dan Dokter Praktek, semakin tua kehamilan harus sering
melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan, setiap ibu hamil harus
memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali agar perkembangan janinnya
dapat dipantau, sedangkan pernyataan yang paling banyak dijawab sangat
tidak setuju yaitu pernyataan suntikan tetanus toxoid sangat diperlukan
ibu hamil selama kehamilan untuk mencegah tetanus pada bayi, setiap ibu
hamil perlu mengkonsumsi tablet penambah darah minimal 90 tablet
selama kehamilan.
Jika dilihat dari persentase responden yang menjawab sangat setuju
ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan disarana
kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek
menjawab sangat tidak setuju yaitu setiap ibu hamil perlu mengkonsumsi
[image:49.595.91.543.220.766.2]tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan (17,19 %)
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani
Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan 2013 (n=65)
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS S TS STS
f % f % f % f %
1. Setiap ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali agar perkembangan janinnya dapat dipantau
45 70,31 15 23,43 2 3,12 2 3,12
2. Kunjungan pada triwulan-1 dilakukan minimal 1 kali
28 43,75 26 40,63 6 9,38 4 6,25
3. Kunjungan pada triwulan-2 dilakukan minimal 1 kali
27 42,19 23 35,94 9 14,06 5 7,81
4. Kunjungan pada triwulan-3 dilakukan minimal 2 kali
43 67,18 10 15,62 6 9,37 5 7,81
5. Semakin tua kehamilan harus sering melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan.
47 73,44 8 12,5 6 9,38 3 4,69
6. Pemeriksaan pertama
dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
30 46,88 20 31,25 9 14,07 7 10,94
7. Dengan memeriksakan
kehamilan maka komplikasi kehamilan dapat dicegah
35 54,69 20 21,35 6 9,38 3 4,69
8. Ibu hamil dapat melaksanakan
pemeriksaan kehamilan disarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek Swasta dan Dokter Praktek
48 75 10 15,62 3 4,69 4 6,25
9. Penimbangan berat badan harus dilakukan pada setiap pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan berat badan ibu
41 64,06 20 31,25 12 18,75 1 1,56
10. Pengukuran tekanan darah dilakukan harus dilakukan setiap periksa kehamilan
38 59,38 12 18,75 10 15,63 6 9,38
11. Setiap kunjungan ibu hamil perlu didengar detak jantung janin untuk memantau
perkembangan janin
12. Saat pemeriksa hamil bidan / dokter memberikan konseling (tanya jawab).
28 43,75 17 26,57 11 17,19 8 12,5
13. Setiap ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
29 45,32 15 23,43 9 14,07 11 17,19
14. Tablet penambah darah sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan obat
30 46,88 12 18,75 14 21,88 8 12,5
15. Suntikan tetanus toxoid sangat diperlukan ibu hamil selama kehamilan untuk mencegah tetanus pada bayi
23 35,94 20 31,25 13 20,32 10 15,62
e) Sikap ibu hamil
Peneliti membagi sikap responden menjadi dua kategori yaitu positif
dan negativ. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 65 orang
responden terdapat mayoritas responden 48 orang (73,8%) bersikap
[image:50.595.91.549.73.306.2]positive. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden menurut sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X
No.69 J Medan Tahun 2013 (n=65)
Variabel Frekuensi (f) Presentasi (%) Sikap Positive Negative 48 17 73,8 26,2
f) Kesesuaian kunjungan Antenatal Care
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 65 orang responden
Antenatal Care. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah
ini.
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi responden menurut kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X
No.69 J Medan tahun 2013 (n=65)
Variabel Frekuensi (f) Presentasi (%) Kunjungan Antenatal Care
Sesuai usia kehamilan Tidak sesuai usia kehamilan
45 20
69,2 % 30,8 %
2. Analisa Bivariat
a) Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care
Berdasarkan tabel 5.7, hasil penelitian didapatkan bahwa analisis
hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal
Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care: dari 30 responden
berpengetahuan baik memiliki kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 30
responden (100%). Dari 19 orang berpengetahuan cukup, memiliki
kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 12 responden (63,2%), dan yang
tidak memiliki kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 7 responden
(36,8%). Sedangkan dari 16 orang berpengetahuan kurang, memiliki
kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 3 responden (18,8%), dan yang
tidak memiliki kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 13 responden
(81,2%).
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III
diperoleh nilai p = 0,000. Hal ini berarti ada hubungan pengetahuan ibu
hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan
Antenatal Care.
Tabel 5.7
Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani Jl.Karya
Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan Tahun 2013 (n=65)
Pengetahuan
Kesesuaian Kunjungan
Total p value Sesuai usia
kehamilan
Tidak sesuai usia kehamilan
F % F % F %
Baik 30 100 0 0 30 100
0,000
Cukup 12 63,2 7 36,8 19 100
Kurang 3 18,8 13 81,2 16 100
Total 44 68,7 20 31,3 64 100
b) Hubungan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care
Berdasarkan tabel 5.8, hasil penelitian didapatkan bahwa analisis
hubungan antara sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care: dari 48 responden bersikap
positif memiliki kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 40 responden
(83,3%), dan 8 responden (16,7 %) dengan kunjungan tidak sesuai usia
kehamilan. Sedangkan dari 17 orang bersikap negativ, memiliki kunjungan
sesuai usia kehamilan yaitu 5 responden (29,4%), dan yang tidak memiliki
kunjungan sesuai usia kehamilan yaitu 12 responden (70,6%).
Hasil analisis hubungan antara sikap ibu hamil trimester III tentang
Hal ini berarti ada hubungan antara sikap ibu hamil trimester III tentang
[image:53.595.104.531.252.351.2]Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care.
Tabel 5.8
Hubungan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care di Klinik Sumiariani
Jl.Karya Kasih Gg.Kasih X No.69 J Medan tahun 2013 (n=65)
Sikap
Kesesuaian kunjungan
Total p value Sesuai usia
kehamilan
Tidak sesuai usia kehamilan
F % F % F %
Positif 40 83,3 8 16,7 48 100
0,000
Negatif 5 29,4 12 70,6 17 100
Total 44 68,7 20 31,3 64 100
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu
bagaimana pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care,
serta bagaimana identifikasi hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester
III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care.
1. Interpretasi dan diskusi hasil
a. Pengetahuan responden tentang Antenatal Care
Berdasarkan tabel 5.2 pengetahuan responden terhadap kunjungan
Antenatal Care diketahui bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan baik sebanyak 30 orang (46,1 %).
Hasil tabel silang diketahui 30 responden yang memiliki pengetahuan
pendidikan menengah 16 orang, pendidikan dasar 3 orang. Dan
berlatarbelakang umur 20-25 tahun sebanyak 10 orang, umur 26-30
sebanyak 8 orang, umur >30 sebanyak 12 orang.
Tingkat pengetahuan responden yang baik tersebut dapat dihubungkan
dengan tingkat pendidikan responden lebih banyak pada tingkat
pendidikan menengah daripada tingkat pendidikan dasar, dan usia yang
mayoritas >30 tahun. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh (Notoatmodjo,
2003). Sementara orang usia muda akan mudah menyerap informasi,
darimanapun dan hal itu akan berujung pada semakin baiknya
pengetahuan (Hurlock,1999).
b. Sikap responden tentang Antenatal Care
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
sikap positive sebanyak 48 orang (73,8 %) dan minoritas memiliki sikap
negative sebanyak 17 orang (26,6 %) yang menunjukkan sikap negative
terhadap kunjungan Antenatal Care.
Hasil tabel silang diketahui 48 responden yang memiliki sikap positiv
memiliki latar belakang pengetahuan baik sebanyak 29 orang,
pengetahuan cukup 17 orang, pengetahuan kurang sebanyak 2 orang
Hal ini dapat terjadi mungkin karena sebagian besar tingkat
pengetahuan responden dalam rentan cukup dan baik. Pembentukan sikap
sendiri diawali setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek (ANC)
tersebut (Notoatmodjo, 2003). Hal lain yang bisa dihubungkan adalah
pengetahuan. Diketahui adanya responden yang bersikap negatif bisa
disebabkan karena kecendrungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri
(faktor internal) yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya, meskipun sebenarnya
mereka tahu jadwal kunjungan Antenatal Care
c. Kunjungan Antenatal Care
Sebagian besar ibu hamil, sebanyak 45 orang (69,2%) melakukan
kunjungan sesuai dengan usia kehamilan, sedangkan 20 orang (30,8%)
tidak melakukan kunjungan sesuai usia kehamilan karena mereka sudah
mempunyai pengalaman melalui kehamilan sebelumnya. Mereka tidak
mengalami resiko walaupun pemeriksaan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
Hasil tabel silang diketahui 45 responden yang memiliki kunjungan
sesuai usia kehamilan memiliki latar belakang paritas belum ada sebanyak
10 orang, paritas 1 sebanyak 9 orang, paritas 2 sebanyak 15 orang, dan
paritas 3 sebanyak 11 orang.
Ada atau tidaknya resiko pada saat kehamilan bukan merupakan
jaminan pada kehamilan berikutnya. Setiap ibu hamil menghadapi risiko
yang bisa mengancam kehidupnnya. Dengan demikian, setiap kehamilan
seharusnya dilakukan pemeriksaan agar dapat dipantau kemajuan
d. Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care
terhadap kesesuaian kunjungan Antenatal Care
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 , maka terdapat
hubungan yang bermakna secara statistik (p<0,05) artinya ada hubungan
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap
kesesuaian kunjungan Antenatal Care.
Hal ini sesuai dengan penelitian Shila Priyadarsini Tanone (2012),
hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan kunjungan
Antenatal Care dengan uji korelasi Spearman Rho menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dengan p=0,005 untuk pengetahuan dan
p=0,007 untuk sikap dengan nilai p < α 0,05 terhadap kepatuhan
kunjungan Antenatal Care .
Peningkatan pengetahuan dapat diperoleh melalui sarana informasi
baik elektronik (televisi, radio) maupun media cetak (koran, majalah) dan
juga dapat diperoleh melalui penyuluhan-penyuluhan tentang Antenatal
Care yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan ibu tentang pentingnya pengetahuan mengenai kunjungan
Antenatal Care pada ibu hamil. Dalam hal ini sesuai dengan pernyataan
Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan tidak hanya diperoleh dari
pendidikan formal tetapi juga dari pendidikan informal.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melaui panca indera manusia, yakni : indra
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2003).
e. Hubungan sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap
kunjungan Antenatal Care
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 , maka terdapat
hubungan yang bermakna secara statistik (p<0,05) artinya ada hubungan
sikap ibu hamil trimester III tentang Antenatal Care terhadap kesesuaian
kunjungan Antenatal Care.
Hal ini sesuai dengan penelitian Shila Priyadarsini Tanone (2012),
hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan kunjungan
Antenatal Care dengan uji korelasi Spearman Rho menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dengan p=0,005 untuk pengetahuan dan
p=0,007 untuk sikap dengan nilai p < α 0,05 terhadap kepatuhan
kunjungan Antenatal Care .
Menurut Azwar (2009) individu akan membentuk sikap positif
terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan
membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan
merugikan dirinya. Ini dapat diartikan bahwa semakin seseorang mengerti
dan memiliki pengetahuan yang baik tentang kesesuaian kunjungan
Antenatal Care, maka orang tesebut cenderung bersikap lebih positif.