• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Pasca Salin Terhadap Perawatan Luka Perineum Di Klinik Fajar Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Pasca Salin Terhadap Perawatan Luka Perineum Di Klinik Fajar Tahun 2015"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PASCA SALIN TERHADAP

PERAWATAN LUKA PERINEUM

DI KLINIK FAJAR

LELY SATRIMA

145102052

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-1V BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Nama program :D-IV Bidan Pendidik USU Nama peneliti : Lely Satrima

Judul penelitian :Pengetahuan Ibu Pasca Salin Terhadap Perawatan Luka Perineum Di Klinik Fajar Tahun 2015

ABSTRAK

Latar belakang : perlukaan jalan lahir merupakan predisposisi yang kuat untuk terjadinya infeksi pada masa nifas. Sekitar 22,5% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh infeksi pasca salin, hal ini terjadi karena adanya luka bekas laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan servik. Luka pada perineum akibat episiotomi ruptura uteri atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah kering. Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu diperhatikan khususnya pada hari pertama pasca salin harus dijaga luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum

Metodologi : desain penelitian ini adalah bersifat deskriptif, jumlah sampel adalah 43 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik Fajar.

Hasil : dari hasil penelitian pengetahuan responden mayoritas bahwa berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (41.9%), cukup yaitu sebanyak 16 orang ( 37.2%) dan kurang yaitu sebanyak 9 orang (20.9%).

Kesimpulan dan saran : dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu yang melakukan perawatan luka perineum sudah berpengetahuan baik. Hal ini disebabkan karena banyaknya informasi yang diterima dan banyaknya keingintahuan ibu tentang perawatan luka perineum, sehingga mereka berusaha untuk mencari informasi yang lebih mendalam. Maka disarankan pada penelitian selanjutnya untuk meninjau atau mengobservasi cara melakukan perawatan luka perineum pada ibu pasca salin.

(5)

Name of the program : D-IV Midwife Educator USU Name of researchers :Lely Satrima

Title of research : Knowledge Mothers Against Postpartum Perineum Wound Care at Fajar Clinic 2015

ABSTRACT

Background: birth canal injury is a strong predisposition to infection during childbirth. Approximately 22.5% of maternal deaths in Indonesia are caused by infection after the copy, this happens because of the wound lacerations in the genital tract, including episiotomy on the perineum, the walls of the vagina and cervix. Injury to the perineum due to uterine rupture or laceration episiotomy is an area that is not easily dry. To prevent infection need to be considered, especially on the first day after the copy must be kept of these wounds are not entered germs from the outside. Perineal wound care to prevent infection, increase comfort and speed healing.

Objective: to determine the level of knowledge of mothers after the copy of the perineal wound care

Methodology: This study design is descriptive, the number of samples is 43 people. Sampling was done by using total sampling. This research was conducted at the clinic Fajar.

Results: the results of research knowledge that the majority of respondents are knowledgeable both about 18 people (41.9%), which is enough 16 people (37.2%) and less as many as 9 people (20.9%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di Klinik Fajar tahun 2015, selawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan juga kepada keluarga beserta sahabat-sahabatnya yang setia.

Selanjutnya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti juga mendapatkan banyak dukungan, bantuan, dan bimbingan dari semua pihak oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Ichwanul Adenin, SpoG (K) selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah hingga selesai.

4. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji.

5. Dr. dr. M.Fidel Ganis Siregar. SpoG (K), M.Ked (OG) selaku penguji.

6. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Uiversitas Sumatera Utara.

(7)

Akhir kata peneliti berharap semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi para pembaca dan semoga Allah S.W.T senantiasa memberi rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, Amin Yarabbal ’Alamin.

Medan, Juli 2015

(8)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan ... 6

1. Definisi Pengetahuan ... 6

2. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 6

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

B. Perawatan Masa Nifas ... 9

C. Perawatan Luka Perineum ... 10

1. Definisi ... 10

2. Lingkup Perawatan ... 11

3. Waktu Perawatan ... 12

4. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum... 12

5. Dampak Perawatan Luka Perineum yang tidak benar... 13

6. Fase-fase Penyembuhan Luka... 14

7. Penatalaksanaan... 15

BAB III KERANGKA KONSEP

E. Instrumen Penelitian………... 21

F. Uji Validitas dan Reliabilitas... 22

G. Pengumpulan Data……….. 22

H. Pengolahan dan Analisa Data………... 23

1. Pengolahan Data………... 23

(9)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

5.1Hasil Penelitian ... 24

5.2Pembahasan ... 27

BAB VI PENUTUP ... 30

6.1Kesimpulan ... 30

6.2Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu melakukan perawatan luka perineum di klinik Fajar tahun 2015...24 Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan pernyataan tentang tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di klinik Fajar tahun 2015...25 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu melakukan perawatan luka

(11)

DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Tabel Master Lampiran 5 : output SPPS Lampiran 6 : Content Validity

Lampiran 7 : Surat Izin Melakukan Penelitian

(13)

Nama program :D-IV Bidan Pendidik USU Nama peneliti : Lely Satrima

Judul penelitian :Pengetahuan Ibu Pasca Salin Terhadap Perawatan Luka Perineum Di Klinik Fajar Tahun 2015

ABSTRAK

Latar belakang : perlukaan jalan lahir merupakan predisposisi yang kuat untuk terjadinya infeksi pada masa nifas. Sekitar 22,5% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh infeksi pasca salin, hal ini terjadi karena adanya luka bekas laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan servik. Luka pada perineum akibat episiotomi ruptura uteri atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah kering. Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu diperhatikan khususnya pada hari pertama pasca salin harus dijaga luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum

Metodologi : desain penelitian ini adalah bersifat deskriptif, jumlah sampel adalah 43 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik Fajar.

Hasil : dari hasil penelitian pengetahuan responden mayoritas bahwa berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (41.9%), cukup yaitu sebanyak 16 orang ( 37.2%) dan kurang yaitu sebanyak 9 orang (20.9%).

Kesimpulan dan saran : dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu yang melakukan perawatan luka perineum sudah berpengetahuan baik. Hal ini disebabkan karena banyaknya informasi yang diterima dan banyaknya keingintahuan ibu tentang perawatan luka perineum, sehingga mereka berusaha untuk mencari informasi yang lebih mendalam. Maka disarankan pada penelitian selanjutnya untuk meninjau atau mengobservasi cara melakukan perawatan luka perineum pada ibu pasca salin.

(14)

Name of the program : D-IV Midwife Educator USU Name of researchers :Lely Satrima

Title of research : Knowledge Mothers Against Postpartum Perineum Wound Care at Fajar Clinic 2015

ABSTRACT

Background: birth canal injury is a strong predisposition to infection during childbirth. Approximately 22.5% of maternal deaths in Indonesia are caused by infection after the copy, this happens because of the wound lacerations in the genital tract, including episiotomy on the perineum, the walls of the vagina and cervix. Injury to the perineum due to uterine rupture or laceration episiotomy is an area that is not easily dry. To prevent infection need to be considered, especially on the first day after the copy must be kept of these wounds are not entered germs from the outside. Perineal wound care to prevent infection, increase comfort and speed healing.

Objective: to determine the level of knowledge of mothers after the copy of the perineal wound care

Methodology: This study design is descriptive, the number of samples is 43 people. Sampling was done by using total sampling. This research was conducted at the clinic Fajar.

Results: the results of research knowledge that the majority of respondents are knowledgeable both about 18 people (41.9%), which is enough 16 people (37.2%) and less as many as 9 people (20.9%).

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO 2008 perbandingan kematian ibu di negara berkembang 240 per 100.000 kelahiran dibandingkan 16 per 100.000 kelahiran di negara maju. Indonesia menjadi negara yang memiliki AKI yang tinggi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2010 yakni 214 per 100.000 kelahiran hidup sudah terjadi penurunan tetapi masih jauh dari target MDGS tahun 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran (Karnadi, 2010).

Secara umum MDG’S bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia. Salah satunya adalah meningkatkan kesehatan ibu: antara lain mengurangi dua pertiga angka kematian ibu melahirkan dan akses universal kepada pelayanan kesehatan reproduksi dan jaminan ketersediaan kontrasepsi (Surjantini, 2014).

(16)

Penyebab kematian ibu di Indonesia meliputi perdarahan (30,5%), infeksi (22,5%) dan gestosis (17,5%). Salah satu penyebab infeksi postpartum, karena adanya luka pada bekas perlukaan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks. Luka pada perineum akibat episiotomi ruptura uteri atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah kering (Manuaba, 2010;hal.38)

Angka kematian ibu hamil maupun melahirkan di Sumut mengalami tren penurunan. Pada akhir tahun 2014 (per oktober) terdapat 152 ibu meninggal dunia, sementara pada tahun 2013 jumlah kematian mencapai 249 orang dan 274 ibu meninggal pada tahun 2012. Ini tentunya sebagai upaya untuk mendukung pencapaian rangka pemenuhan capaian Program Millenium Development Goals (MDG's) 2015. (Suwirno, 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fristia yunita efendi jati & rizka fatmawati (2014) tentang Hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Infeksi dengan perawatan luka perineum di Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta memperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara pengetahuan ibu nifas tentang infeksi dengan perawatan luka perineum nilai chi square sebesar 10,084 ditunjukan dengan nilai X2 hitung > X2 tabel (10,084 > 9,488) dan nilai P hitung < P Tabel (0,039 < 0,05).

(17)

keseimbangan 5 faktor ini karena dapat membantu kelancaran persalinan (Rukiyah.2009).

Masa nifas disebut juga masa postpartum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni. 2010)

Perlukaan jalan lahir merupakan prediposisi yang kuat untuk terjadinya infeksi pada masa nifas. Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu diperhatikan khususnya pada hari pertama pasca salin harus dijaga luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu semua alat dan kain yang berhubungan dengan alat genital harus suci hama (Wiknjosastro.2006). Infeksi ini juga dapat disebabkan oleh pemeriksaan dalam terlalu sering, persalinan lama, persalinan memanjang, infeksi lokal dan peralatan yang digunakan tidak steril (Manuaba.2008)

Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika. Bila ada laserasi jalan lahir atau bekas episiotomi (penyayatan mulut serambi kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik (Suherni.2010)

(18)

sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu cara mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi sama tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan alat kelamin. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kapada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka (Nurjanah.2013).

Sehubungan dengan alasan diatas bahwa luka perineum merupakan prediposisi yang kuat untuk terjadinya infeksi pada masa nifas. Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu dilakukan perawatan luka perineum agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar, maka dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di klinik Fajar menunjukkan jumlah ibu pasca salin semakin meningkat, sehingga membuat tenaga pelayanan kesehatan lebih berupaya untuk mencegah terjadinya infeksi perineum pada ibu pasca salin, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

tingkat pengetahuan ibu pasca salin tentang perawatan luka perineum. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di Klinik Fajar tahun 2015”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum.

(19)

D. Mamfaat Penelitian. 1. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan proses berfikir secara ilmiah dalam menganalisa suatu masalah dan menambah wawasan peneliti untuk mengetahui pengetahuan ibu pasca salin dalam perawatan luka peurenium.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan strategi pengembangan dan masukan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan tentang perawatan luka peurenium.

3. Bagi Ibu

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra pendengaran, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku (Setiawati.2008)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo. 2010).

2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam domain kognitif berkaikan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain lain) yang berjenjang sebagai berikut:

a. Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal hal atau keterangan yang berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts).

b. Memahami (Comprehension)

(21)

sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengekplorasikan.

c. Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai.

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur unsur atau komponen komponen yang berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dalam suatu bentuk susunan.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian bagian atau unsur unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2011) faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah:

a. Pendidikan.

(22)

banyak. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat katagori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek pskologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

B. Perawatan Masa Nifas

Menurut Bahiyatun (2009) masa nifas adalah masa ( kira – kira 6 minggu ) setelah kelahiran bayi, selama tubuh ibu beradaptasi kekeadaan sebelum hamil, disebut juga puerperium sedangkan menurut Saleha (2009) masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu postpartum.

(23)

lamanya 6-8 minggu. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

Menurut Nurjannah (2013) program dan kebijakan teknis yang disampaikan pada buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2006 menganjurkan bahwa pada kunjungan 2 dan 3 yaitu 6 hari setelah persalinan dan 2 minggu setelah persalinan petugas kesehatan melakukan hal-hal berikut ini:

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau pendarahan abnormal c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

(24)

C. Perawatan Luka Perineum 1) Definisi

Laserasi perineum adalah perlukaan yang terjadi pada saat persalinan di bagian perineum (Mochtar, 2010).

Menurut Rukiyah (2010) Perlukaan perineum umumnya terjadi unilateral, namun dapat juga bilateral. Perlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani, yang terjadi pada persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlukaan demikian dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi prolapsus genetalis. Luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu: a. Ruptur adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan

secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk ruptur biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan

b. Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi. Episiotomi juga merupakan tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lender vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum.

Derajat Perlukaan pada Perineum : Derajat I, mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum. Derajat II, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum. Derajat III, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot spinter ani eksternal, dinding rectum anterior.

(25)

dan kulit perineum ditutup dengan mengikut sertakan jaringan-jaringan dibawahnya. Derajat III/IV : Penolong persalinan tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum. Maka hendaknya segera merujuk ke fasilitas rujukan. (Walyani. 2015)

2) Lingkup Perawatan

Menurut Rukiyah (2010) Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut). Sedangkan menurut Hamilton (2002) dalam Rukiyah (2010) lingkup perawatan perineum adalah: Mencegah kontaminasi dari rektum, menangani dengan lembut pada bagian yang terkena trauma, bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

3) Waktu Perawatan

(26)

perineum yang letaknya bersebelahan maka perlu proses pembersihan anus dan perineum.

4) Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum

Gizi: Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena pengantian jaringan sangat membutuhkan protein.

Obat-obatan: Steroid: Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon inflamasi normal; Antikoagulan: dapat menyebabkan hemoragik; Antibiotik spektrum luas/spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intravaskular.

Keturunan: sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori. Sarana prasarana: kemampuan ibu dalam menyediakan sarana prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.

Budaya dan keyakinan: budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaantarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

5) Dampak Perawatan Luka Perineum Yang Tidak Benar

(27)

sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Komplikasi: Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

Kematian ibu postpartum: Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu postpartum mengingat kondisi fisik ibu postpartum masih lemah (Rukiyah.2010)

6) Fase-Fase Penyembuhan Luka

Fase-fase penyembuhan luka menurut Smeltzer (2002 : 490) dalam Rukiyah (2010) adalah sebagai berikut:

a. Fase inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari.

Respon vaskular dan selular terjadi ketika jaringan teropong atau mengalami cidera. Vasokonstriksi pembuluh terjadi dan bekuan fibronoplatelet terbentuk dalam upaya untuk mengontrol pendarahan. Reaksi ini berlangsung dari 5 menit sampai 10 menit dan diikuti oleh vasodilatasi venula. Mikrosirkulasi kehilangan kemampuan vasokonstriksinya karena norefineprin dirusak oleh enzim intra selular. Juga, histamin dilepaskan, yang meningkatkan permeabilitas kapiler.

(28)

b. Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari

Fibroblas memperbanyak dirinya dan membentuk jaringan-jaringan untuk sel-sel yang bermigrasi. Sel-sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka; kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.

Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki 3% sampai 5% dari kekuatan aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.

c. Fase Muturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan setahun.

Sekitar 3 minggu setelah cidera fibroblas mulai meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibril kolagen menyusun kedalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.

(29)

Penyembuhan melalui instensi kedua (glanulasi). Pada luka dimana terjadi pembentukan pus (supurasi) atau dimana tepi luka tidak saling merapat, proses perbaikannya kurang sederhana dan membutuhkan waktu lebih lama.

Penyembuhan melalui instensi ketiga (Suture Sekunder). Jika luka dalam baik yang belum disuture atau terlepas dan kemudian disuture kembali nantinya, dua permukaan granulasi yang berlaeanan disambungkan. Hal ini mengakibatkan jaringan parut yang lebih dalam dan luas.

7) Penatalaksanaan

a. Persiapan pada ibu postpartum: Perawatan perineum sebaiknya dilakukan dikamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan kaki terbuka. Alat dan bahan: alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik.

b. Tujuan dilakukan perawatan luka perineum adalah untuk mengurangi rasa ketidak nyamanan, mencegah infeksi, meningkatkan kebersihan, dan penyembuhan pada luka perineum.

(30)
(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan . Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu pasca salin tentang perawatan luka perineum. Berdasarkan permasalahan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan ibu tentang

perawatan luka perineum

Karakteristik responden : - Umur

- Pendidikan - Pekerjaan

Perawatan luka perineum: - Alat

(32)

B. Definisi Operasional

Kuesioner Wawancara 1. <20 tahun

2. 20-35 tahun

3.> 35 tahun

Ordinal

2 Pendidikan Bimbingan oleh seseorang pada

perkembangan untuk menuju

cita-cita

Kuesioner Wawancara 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. P.Tinggi

Ordinal

3 Pekerjaan Aktifitas atau kegiatan yang dilakukan untuk

menambah pnghasilan

Kuesioner Wawancara 1. IRT 2. Wiraswasta 3. Pegawai

Swasta 4. PNS

Nominal

Variabel Penelitian Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu

yang diketahui

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penilaian yang dilaukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum.

B. Populasi dan Sampel C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pasca salin yang berkunjung ke Klinik Fajar untuk melakukan perawatan luka perineum yaitu sebanyak 43 responden.

D. Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara Total Sampling, dimana sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu-ibu pasca salin yang melakukan kunjungan ke Klinik Fajar untuk melakukan perawatan luka perineum yaitu sebanyak 43 responden.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Fajar karena tempat tersebut belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama sebelumnya dan berjumlah populasi yang mencukupi untuk dijadikan sampel penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum.

(34)

Waktu penelitian ini telah dilakukan mulai bulan November 2014 sampai dengan Juni 2015

D. Etik Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Univeritas Sumatera Utara dan izin dari Kepala Klinik Fajar. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip etik penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur penelitian.

Pertimbangan etik dalam penelitian ini adalah; 1) beneficence (menguntungkan responden), penelitian ini tidak menimbulkan sesuatu yang negatif kepada calon responden penelitian, tidak mencelakakan atau menyakiti calon responden (freedom from harm), tidak memaksa atau menekan calon responden untuk ikut dalam penelitian, dan menyesuaikan waktu calon responden untuk mengisi kuesioner

Etik berikutnya adalah respect from human dignity (menghargai martabat manusia), calon responden memiliki hak untuk bebas menentukan apakah akan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat infomen consent, sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, calon responden berhak menolak untuk menjadi responden kapan saja, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan kepada calon responden maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.

(35)

to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama, namun hanya memberikan nomor responden.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Berbentuk pertanyaan tertutup (closed ended), dalam setiap pertanyaan hanya disediakan 2 jawaban alternatif yaitu benar/salah, dan responden hanya memilih satu di antaranya (Notoadmodjo, 2005).

Kuesioner yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan Ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum tersusun dalam 20 pernyataan. Aspek pengukuran pengetahuan bila jawaban benar diberi skor 1, bila jawaban salah diberi skor 0, Skor maksimum = Jumlah soal x skor maksimum (20 x 1= 20), sedangkan skor minimum = Jumlah soal x skor minimum (10 x 0 = 0).

Rumus penghitung skor persentase pengetahuan adalah:

P : �

� x 100

Dimana : P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang benar N = Jumlah skor maksimal Maka pengetahuan dikatakan :

Baik : Apabila responden menjawab benar 16-20 pertanyaan yaitu (80 -100%) Cukup : Apabila responden menjawab benar 12-15 pertanyaan yaitu (60-75%) Kurang : Apabila responden menjawab benar 1-11 pertanyaan yaitu (5-55 %) F. Uji Validitas

(36)

(content validity) yang diuji oleh dr. Cut Adelia Adella SpoG.K, tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur yang dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan.

G. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Klinik Fajar. Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada ibu pasca salin. Peneliti menemui responden di tempat penelitian dan meminta persetujuan responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent.

Setelah responden menandatangani informed consent, peneliti membagikan instrument penelitian kepada responden dan dipersilakan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan yaitu berupa pengetahuan tentang perawatan luka perineum. Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan di periksa kelengkapannya. Dalam hal ini peneliti menunggu hasil jawaban dari responden pada saat itu juga sehingga ada kekurangan kelengkapaan data, peneliti dapat meminta responden untuk melengkapi saat itu juga.

H. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Menurut Narbuko dan Ahcmadie (2007), setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengedit (Editing)

Memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan data yang ada.

(37)

Pemberian simbol, kode tiap-tiap data termasuk dalam kategori yang sama.

c. Tabulasi (Tabulating)

Memasukkan dan menghitung hasil pengkodean data kedalam bentuk tabel. 2. Analisa Data

(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di Klinik Fajar tahun 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu melakukan perawatan luka perineum di Klinik Fajar

Tahun 2015

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia :

(39)

2. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan pernyataan tentang tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap

perawatan luka perineum di Klinik Fajar Tahun 2015

No Pernyataan Benar Salah

Nifas dan Perawatan Luka Perineum f % f %

1 Nifas adalah masa setelah kelahiran bayi, selama tubuh ibu beradaptasi kekeadaan sebelum hamil

41 95.3 2 4.7

2 Dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 6 minggu

34 79.1 9 20.9

3 kepulihan secara menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu

29 67.4 14 32.6

4 Pada masa nifas ibu boleh makan apa saja yang dia inginkan

31 72.1 12 27.9

5 Luka perineum adalah luka yang terjadi antara vagina dan anus pada ibu setelah bersalin

32 74.4 11 25.6

6 Pada perawatan luka perineum cukup mengganti pembalut sekali saja dalam satu hari

31 72.1 12 27.9

7 Perawatan perineum ditunjukan untuk pencegahan infeksi organ—organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya kuman melalui vagina

27 62.8 16 37.2

8 Kemampuan ibu dalam membersihkan dan merawat luka perineum akan sangat mempengaruhi proses penyembuhannya

29 67.4 14 32.6

9 Membersihkan luka perineum boleh dari segi manapun tidak mesti dari depan kebelakang

31 72.1 12 27.9

10 Ibu boleh membubuhi obat-obat tradisional pada bagian luka perineum

(40)

11 Perawatan perineum sebaiknya dilakukan dikamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan kaki terbuka

33 76.7 10 23.3

12 Pada saat membersihkan luka perineum ibu tidak perlu mencuci tangan

29 67.4 14 32.6

13 Gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka

26 60.5 17 39.5

14 Makan buah-buahan yang banyak

megandung vitamin C untuk mempercepat penyembuhan luka

32 74.4 11 25.6

15 Ibu harus menggunakan antiseptik pada bagian luka perineum

30 69.8 13 30.2

16 Alat yang digunakan saat melakukan perawatan luka perineum adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih

24 55.8 19 44.2

17 Bahan yang dipakai saat membersihkan luka perineum adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik

31 72.1 12 27.9

18 Tidak perlu mencuci keseluruahan vagina dengan air hangat dan mengeringkan dengan tissue

34 79.1 9 20.9

19 Perineum tidak lembab, posisi pembalut tepat, ibu merasa nyaman

30 69.8 13 30.2

20 Ibu mesti banyak mengkonsumsi vitamin, terutama vitamin C

32 74.4 11 25.6

Berdasarkan tabel 5.2 dari 43 responden pilihan jawaban pengetahuan ibu didapatkan bahwa mayoritas ibu menjawab pernyataan benar yaitu pada pernyataan nomor 1 sebanyak 41 orang (95.3 %), dan sedangkan ibu yang banyak menjawab salah yaitu pada pernyataan nomor 16 sebanyak 19 orang (44,2 %).

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu melakukan Perawatan luka perineum di Klinik Fajar

Tahun 2015

(41)

Baik 18 41.9

Berdasarkan tabel 5.3, pengetahuan responden mayoritas bahwa berpengetahuan baik yaitu sebanyak 18 orang (41.9%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum yang meliputi karakteristik responden, dan pengetahuan, akan diuraikan pada pembahasan sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 43 responden ditemukan mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 40 orang (93%). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2011) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.

(42)

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.

Karakteristik pekerjaan ditemukan bahwa mayoritas pekerjaan ibu sebagai IRT sebanyak 18 orang (41.9%). Menurut Mubarak (2011) bahwa lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

2. Tingkat pengetahuan ibu melakukan perawatan luka perineum

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden mayoritas bahwa berpengetahuan baik yaitu sebanyak 18 orang (41.9%). Pengetahuan yang baik sebagai upaya ibu untuk melakukan perawatan luka perineum.

(43)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fristia (2014) yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi dengan perawatan luka perineum di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi dengan perawatan luka perineum sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 16 orang yaitu (51%), sedangkan pengetahuan ibu nifas berdasarkan indikator perawatan luka perineum dalam kategori cukup yaitu 14 orang (45%).

Tingkat pengetahuan mengenai ibu melakukan perawatan luka perineum di Klinik Fajar mayoritas berpengetahuan baik karena tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum baik. Hal ini disebabkan karena banyaknya informasi yang diterima dan banyaknya keingintahuan ibu tentang perawatan luka perineum sehingga, mereka berusaha untuk mencari informasi yang lebih mendalam.

(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di Klinik Fajar Tahun 2015 diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu melakukan perawatan luka perineum menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 18 orang (41.9%). Berdasarkan tabel 5.2 dari 43 responden pilihan jawaban pengetahuan ibu didapatkan bahwa mayoritas ibu menjawab pernyataan benar yaitu pada pernyataan nomor 1 sebanyak 41 orang (95.3 %), sedangkan ibu yang banyak menjawab pernyataan salah yaitu pada pernyataan nomor 16 sebanyak 19 orang (44,2 %).

B. Saran

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan awal dalam melakukan penelitian. Untuk pengembangan ilmu penelitian yang lebih baik dapat dilakukan penelitian selanjutnya mengenai meninjau atau mengobservasi cara melakukan perawatan luka perineum pada ibu pasca salin.

(45)

Bahwa tingkat pengetahuan ibu pasca salin tentang perawatan luka perineum yaitu sudah baik namun tidak menutup kemungkinan bagi klinik Fajar untuk lebih meningkatkan lagi pelayanan kebidanan tentang perawatan luka peurenium sebagai suatu upaya tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya infeksi masa nifas.

6. Bagi Ibu

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati & Diah Wulandari, 2009. Asuhan kebidanan nifas. Jogjakarta: Mitra cendikia. Annisa (2011, Agustus 2). Angka kematian ibu dan survey demografi dan kesehatan

indonesia (SDKI) http://dunia sehat.net/ survey- demografi—kesehatan-indonesia -sdki/ Diperoleh pada tanggal 19 Januari 2015

Bahiyatun, 2009. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal, Jakarta: Kedokteran EGC. Fristia Yunita Efendi Jati & Rizka Fatmawati. 2014. Hubungan tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang infeksi dengan perawatan luka perineum. Surakarta: Tidak untuk dipublikasikan. Diperoleh pada tanggal 26 Desember 2014.

Karnadi, (2010). Angka kematian ibu di Indonesi pada tanggal 26 November 2014.

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Kb, Jakarta: Kedokteran EGC. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Kb, Jakarta: Kedokteran EGC. Maochtar, R., 2010. Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi, Jakarta: Kedokteran EGC. Mitayani, 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: salemba medika.

Mubarak, W. I., Chayatin, N., Rozikin, K. & Supradi, 2011. Promosi kesehatan : Sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Narbuko & achmadi, 2007. Metode penelitian . Jakarta: bumi aksara.

(47)

Nurjannah, 2013. Tinjauan pustaka perawatan luka perineum. diperoleh pada tanggal 10 Maret 2015.

Rukiyah, A.Y., & Yulianti, L., 2009. Asuhan Kebidanan 4. Jakarta : CV. Trans Info Media.

2010. Asuhan Kebidanan 4. Jakarta : CV. Trans Info Media Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: salemba medika Setiadi, 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan . yogyakarta: graha ilmu. Setiawati, 2008.ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: salemba medika

Suherni., Widyasih, H., & Rahmawati, A., 2010. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Surjantini, (2014, Desember 30). Jumlah kematian ibu dan bayi di sumut, http://dunia sehat.net/millenium-development-goals-mdgs/ Diperoleh pada tanggal 19 Desember 2014.

Suwirno, (2014, Juli 2). Angka kematian ibu di sumatera utara http://dunia sehat.net/dinas-kesehatan-sumut/ Diperoleh pada tanggal 11 februari 2015.

(48)

Lampiran 1

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Saya Lely Satrima, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum”. Umumnya kebutuhan dasar ibu postpartum adalah kebutuhan fisik dan psikologis. Kedua hal ini sangat penting diketahui bidan agar perawatan luka perineum dapat sembuh dengan baik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum.

Saya akan melakukan kegiatan penelitian berupa :

a. Mengisi kuisioner pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum. b. Membantu responden dalam pengisian kuesioner, apabila didapatkan responden

yang tidak bisa memahami pernyataannya.

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan pendidikan. Untuk Universitas Sumatera Utara penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Lely Satrima

(49)

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2015

Peneliti

(Lely Satrima) Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

umur :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di Klinik Fajar tahun 2015”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, Februari 2015 Responden

(50)

Lampiran 3

KUISIONER

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PASCA SALIN TERHADAP PERAWATAN LUKA PERINEUM DI KLINIK FAJAR

TAHUN 2015 A. IDENTITAS RESPONDEN :

No Responden :

Um4ur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar menurut ibu, dan berilah tanda (√) pada kolom Benar Dan salah dibawah ini:

No Pertanyaan Benar Salah

Nifas dan Perawatan Luka Perineum

(51)

2 Dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 6 minggu

3 kepulihan secara menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu

4 Pada masa nifas ibu boleh makan apa saja yang dia inginkan

5 Luka perineum adalah luka yang terjadi antara vagina dan anus pada ibu setelah bersalin 6 Pada perawatan luka perineum cukup mengganti

pembalut sekali saja dalam satu hari 7 Perawatan perineum ditunjukan untuk

pencegahan infeksi organ—organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya kuman melalui vagina

8 Kemampuan ibu dalam membersihkan dan merawat luka perineum akan sangat mempengaruhi proses penyembuhannya 9 Membersihkan luka perineum boleh dari segi

manapun tidak mesti dari depan kebelakang 10 Ibu boleh membubuhi obat-obat tradisional pada

bagian luka perineum

11 Perawatan perineum sebaiknya dilakukan dikamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan kaki terbuka 12 Pada saat membersihkan luka perineum ibu tidak

perlu mencuci tangan

13 Gizi terutama protein akan sangat

mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka

(52)

15 Ibu harus menggunakan antiseptik pada bagian luka perineum

16 Alat yang digunakan saat melakukan perawatan luka perineum adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih 17 Bahan yang dipakai saat membersihkan luka

perineum adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik

18 Tidak perlu mencuci keseluruahan vagina dengan air hangat dan mengeringkan dengan tissue 19 Perineum tidak lembab, posisi pembalut tepat,

ibu merasa nyaman

(53)

Lampiran 4

TABEL MASTER

Tingkat Pengetahuan Ibu Pasca Salin Terhadap Perawatan Luka Perineum Tahun 2015

(54)

22 32 SD IRT kurang 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0

23 25 SD IRT kurang 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0

24 21 SMA Pegawai Swasta baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 25 20 SMP Wiraswasta cukup 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 26 30 SMA Wiraswasta cukup 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 27 33 PT Pegawai Swasta cukup 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 28 35 SD Wiraswasta baik 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 29 28 SMA Wiraswasta baik 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 30 31 SD Wiraswasta kurang 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 31 22 SD Wiraswasta cukup 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1

32 38 SMA IRT baik 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 39 SMP IRT kurang 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0

34 32 SMA IRT cukup 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0

35 33 SD IRT kurang 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1

36 29 SMA Wiraswasta baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 37 25 PT Pegawai Swasta baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 39 SMP IRT cukup 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0

39 27 SD IRT kurang 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

40 30 SMA IRT baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 31 PT PNS baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(55)

Lampiran 5

Hasil Output

Tingkat Pengetahuan Ibu Pasca Salin Terhadap Perawatan Luka Perineum Di Klinik Fajar Tahun 2015

Frequency Table usia ibu pasca salin

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

P20

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 11 25.6 25.6 25.6

benar 32 74.4 74.4 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pengetahuan Responden Terhadap Perawatan Luka Perineum

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 9 20.9 20.9 20.9

cukup 16 37.2 37.2 58.1

baik 18 41.9 41.9 100.0

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

Lampiran 11.

RIWAYAT HIDUP Name : Lely Satrima

Place Of Born : Peulanteu Date Of Born : 30 Agustus 1991 Children : 1st Of 4

Adress : Meulaboh Banda Aceh

Parent’s Name

My Dady : M.Yunus K My Mom : Rusliyati Story Of Education

1. 1997 – 2003 : SD Negeri 1 Tanjung Mutiara Sumbar 2. 2003- 2006 : SLTP Negeri 3 Meulaboh

3. 2006- 2009 : SMA Negeri 1 Arongan Lambalek

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu melakukan
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan pernyataan tentang
Tabel 5.3  Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu melakukan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kemud'in bila d i l i a t rata-rata skor frekuensi konsumsi sumber karbohidrat lainnya yaitu singkong dan umbi lainnya, ternyata skor frekuensi konsumsi singkong juga

Koentjaraningrat (2004: 37-38) menyatakan manusia Indonesia mengidap mentalitas yang lemah, yaitu konsepsi atau pandangan dan sikap mental terhadap lingkungan yang

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance

1.Penyelia bertindak pantas dan sesuai terhadap respons pelajar 2.Prosedur perkhidmatan dan sistem temujanji yang efisyen 3.Penyelia menunjukkan kepakaran dan

Jika hasil validasi diinterpretasi berdasarkan kriteria kategorisasi yang diadopsi dari Akbar (2015) maka masuk pada tingkat pencapaian interval 85,01% - 100,00% yang

Tesis berjudul Analisis Leverage Determinant pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang ditulis dan diajukan oleh Budiwanto Cipto /

Thus, this study attempts to achieve the goal on finding out the aspects from the reading materials in an English textbook entitled “English in Focus” , which fulfill the

In the event that a large number of inputs put into satellite remote sensing and aerial remote sensing undertaking, market tilt toward domestic enterprises, in accordance with