PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMA PADA MENCIT YANG TELAH
DIINDUKSI EKSTRAK DAUN TEMBAKAU
SKRIPSI
OLEH
ARISA CHAIRANI HALOHO 110805047
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMA MENCIT YANG TELAH DIINDUKSI
EKSTRAK DAUN TEMBAKAU
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
OLEH
ARISA CHAIRANI HALOHO 110805047
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERSETUJUAN
Judul : Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica
granatum L.) Terhadap Kualitas Sperma Mencit
Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun Tembakau
Kategori : Skripsi
Nama : Arisa Chairani Haloho Nomor Induk Mahasiswa : 110805047
Program Studi : Sarjana (S1) Biologi Departemen : Biologi
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universtas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, November 2015
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2, Pembimbing 1,
Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc NIP. 196005231985022001
Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed NIP.196602091992031003
Disetujui Oleh
Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,
ii
PERNYATAAN
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica grantaum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMAN MENCIT YANG TELAH
DIINDUKSI EKSTRAK DAUN TEMBAKAU
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, November 2015
iii
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Kualitas Sperma Mencit Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun Tembakau ”,Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains pada Fakultas MIPA USU Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua terkasih dan terbaik Ayahanda A. Haloho dan Ibunda M. Sidabutar, S.Pd yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian, kasih sayang dan pengorbanan yang begitu besar kepada penulis. Kepada Abang ipar Guntur Turnip, S.ST., M.M, kakak Otri Wani Sihaloho, S.ST, kakak Dey Grisyanti Haloho,S.Kom, abang Meliater Halomoan Haloho,S.ST yang terkasih bang Chandra Maruli Sitohang, Amd dan keponakan Jethro Abiel Hasianatama Turnipyang selalu memberikan dukungan semangat dan perhatian kepada penulis.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama masa penelitian dan penulisan skiripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Salomo Hutahaean, M.Si. dan Ibu Masitta Tanjung, S.Si., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Ibu Erni Jumilawaty, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat dan semangat selama masa perkuliahan. Ibu Dr. Nursahara Pasaribu M.Sc. selaku ketua Departemen Biologi FMIPA USU. Ibu Nurhasni Muluk, Bang Erwin dan Ibu Rosalina Ginting selaku staf pegawai Departemen Biologi FMIPA USU.
iv
serta Sahabat ku (Mustika surya ningsih,S.Pd, Dastri Wiranda, Suherlinda, S.Pd, Siska Romauli Simanjuntak, Finency Sitompul,Amd, Hafizah,Edward Nababan,S.Pi, Ainul Mardiah,S.E) terima kasih buat semua doa dan dukungannya.terimakasih sudah memberikan semangat dan menghiasi hari-hari penulis dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berisfat membangundemi kesempurnaan skiripsi ini. Atas partisipasi dan dukungannya penulis ucapkan terimakasih.
Medan, November 2015
v
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatumL.) TERHADAP KUALITAS SPERMA MENCIT YANG TELAH DIINDUKSI
EKSTRAK DAUN TEMBAKAU
ABSTRAK
Ekstrak daun tembakau menyebabkan terjadinya penurunan kualitas spermatozoa. Penurunan kualitas spermatozoa dapat dipulihkan dengan pemberian Jus Buah Delima. Penelitian ini memakai mencit jantan (Mus musculus L.) dewasa fertil berumur ± 2 bulan. Mencit dengan berat badan 20-22 gram sebanyak 24ekor. Mencit dibagi menjadi 3 kontrol dan 3 perlakuan. Masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kontrol 0 adalah kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol 1 adalah kontrol positif yang diberi ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0,1ml//hari/ mencit dan kontrol 2 adalah kontrol positif yang diberi jus buah delima dengan dosis 0,1 ml/hari/mencit. Pada perlakuan 1, 2 dan 3 pemberian ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0.1ml/hari/mencit dan jus buah delima dengan konsentrasi 4%, 5%, 6% sebanyak 0.1ml/mencit selama 35 hari melalui oral. Proses pemulihan dilakukan pada kontrol 2, perlakuan 1, 2 dan 3 yang diberikan Jus buah delima sebanyak 0,1mg/hari/mencit. Pembedahan dilakukan setelah 35 hari melalui dislokasi leher. Pemeriksaan spermatozoa menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan mikroskop cahaya. Hasil penelitian didapat jus buah delima dapat meningkatkan kualitas sperma mencit yang turun akibat ekstrak daun tembakau.
vi
GIVING EFFECT OF FRUIT JUICE POMENGRANATE (Punica granatum L.) THE QUALITY OF SPERM ON MICE WHICH HAVE INDUCED
TOBACCO EXTRACT
ABSTRACT
Tobacco leaf extract led to a decline in sperm quality. Decline in sperm quality can be restored by administration of Pomegranate Juice. The study used male mice (Mus musculus L.) grown in fertile age ± 2 months. Mice weighing 20-22 grams were 24 tails. Mice were divided into 3 control and 3 treatment. Each consisting of 5 mice. Control 0 is the negative control which was only given distilled water, 1 control was positive controls were given extracts of tobacco leaves with a dose of 0,121mg/day/0,1ml mice and control 2 are positive controls were given pomegranate juice at a dose of 0.1 ml /day/ mice. In the treatment 1, 2 and 3 of extract of tobacco leaves with a dose of 0,121mg /0.1ml /day /mice and pomegranate juice with a concentration of 4%, 5%, 6% as much as 0.1ml / mice for 35 days orally. The recovery process is done in the control 2, treatment of 1, 2 and 3 were given pomegranate juice as much as 0.1 mg /day/mice. Surgery is performed after 35 days by cervical dislocation. Examination of spermatozoa using the Improved Neubauer counting chamber and the light microscope. The result is pomegranate juice may improve sperm quality in mice which fell due to tobacco leaf extracts.
vii DAFTAR ISI
Halaman
PERSTUJUAN i
PERNYATAAN ii
PNGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN Xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Hipotesis 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Delima 4
2.2 Kandungan Buah Delima 5
2.3 Organ Reproduksi Mencit Jantan 6
A. Testis 6
B. Epididimis 6
C. Vasdeferens D. Kelenjar Aksesoris
7 7
2.4 Spermatogenesis 7
2.5 Spermatozoa Mencit
2.5.1 Morfologi Spermatozoa 2.5.2 Viabilitas Spermatozoa 2.5.3 Motilitas Spermatozoa 2.6 Klasifikasi Daun Tembakau
8 8 9 9 9 BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat 11
3.2 Rancangan Percobaan 11
3.3 Prosedur Percobaan 11
3.3.1 Pemeliharaan Hewan Percobaan 12
3.3.2 Pembuatan Jus Buah Delima 12
3.3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Tembakau 12
3.3.4 Pemberian Perlakuan 13
3.4 Variabel Yang Diamati 13
3.4.1 Jumlah Spermatozoa 3.4.2 Morfologi Spermatozoa 3.4.3 Viabilitas Spermatozoa
viii 3.4.4 Motilitas Spermatozoa 3.5 Analisis Data
15 16 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jumlah Spermatozoa 17
4.2 Morfologi Spermatozoa 18
4.3 Viabilitas Spermatozoa 21
4.4Motilitas Spermatozoa 22
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 24
5.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis Kulit Buah Delima
6
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.5.1 Morfologi Spermatozoa Mencit 8 3.4.5.1 Kamar Hitung Improved Neubauer 14
4.1 Jumlah Spermatozoa 17
4.2 Morfologi Spermatozoa 19
4.2.1 Morfologi Spermatozoa Normal 20 4.2.2 Morfologi Spermatozoa Abnormal 20
4.3 Viabilitas Spermatozoa 21
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Data Rataan Jumlah Spermatozoa Mencit 29 2 Data Rataan Morfologi Spermatozoa Mencit 29 3 Data Rataan Viabilitas Spermatozoa Mencit 29 4 Data Rataan Motilitas Spermatozoa Mencit 30
5 Analisis Statistik 31
6 Gambar Alat dan Bahan 36
7 Gambar Hasil Pengamatan 38 8 Prosedur Pembuatan Jus Buah Delima 39 9 Prosedur Pembuatan Ekstrak Daun Tembakau 40 10 Prosedur Pengamatan Spermatozoa Mencit 41 11 Surat Hasil Skrining Fitokimia Senyawa Bahan 43
v
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatumL.) TERHADAP KUALITAS SPERMA MENCIT YANG TELAH DIINDUKSI
EKSTRAK DAUN TEMBAKAU
ABSTRAK
Ekstrak daun tembakau menyebabkan terjadinya penurunan kualitas spermatozoa. Penurunan kualitas spermatozoa dapat dipulihkan dengan pemberian Jus Buah Delima. Penelitian ini memakai mencit jantan (Mus musculus L.) dewasa fertil berumur ± 2 bulan. Mencit dengan berat badan 20-22 gram sebanyak 24ekor. Mencit dibagi menjadi 3 kontrol dan 3 perlakuan. Masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kontrol 0 adalah kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol 1 adalah kontrol positif yang diberi ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0,1ml//hari/ mencit dan kontrol 2 adalah kontrol positif yang diberi jus buah delima dengan dosis 0,1 ml/hari/mencit. Pada perlakuan 1, 2 dan 3 pemberian ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0.1ml/hari/mencit dan jus buah delima dengan konsentrasi 4%, 5%, 6% sebanyak 0.1ml/mencit selama 35 hari melalui oral. Proses pemulihan dilakukan pada kontrol 2, perlakuan 1, 2 dan 3 yang diberikan Jus buah delima sebanyak 0,1mg/hari/mencit. Pembedahan dilakukan setelah 35 hari melalui dislokasi leher. Pemeriksaan spermatozoa menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan mikroskop cahaya. Hasil penelitian didapat jus buah delima dapat meningkatkan kualitas sperma mencit yang turun akibat ekstrak daun tembakau.
vi
GIVING EFFECT OF FRUIT JUICE POMENGRANATE (Punica granatum L.) THE QUALITY OF SPERM ON MICE WHICH HAVE INDUCED
TOBACCO EXTRACT
ABSTRACT
Tobacco leaf extract led to a decline in sperm quality. Decline in sperm quality can be restored by administration of Pomegranate Juice. The study used male mice (Mus musculus L.) grown in fertile age ± 2 months. Mice weighing 20-22 grams were 24 tails. Mice were divided into 3 control and 3 treatment. Each consisting of 5 mice. Control 0 is the negative control which was only given distilled water, 1 control was positive controls were given extracts of tobacco leaves with a dose of 0,121mg/day/0,1ml mice and control 2 are positive controls were given pomegranate juice at a dose of 0.1 ml /day/ mice. In the treatment 1, 2 and 3 of extract of tobacco leaves with a dose of 0,121mg /0.1ml /day /mice and pomegranate juice with a concentration of 4%, 5%, 6% as much as 0.1ml / mice for 35 days orally. The recovery process is done in the control 2, treatment of 1, 2 and 3 were given pomegranate juice as much as 0.1 mg /day/mice. Surgery is performed after 35 days by cervical dislocation. Examination of spermatozoa using the Improved Neubauer counting chamber and the light microscope. The result is pomegranate juice may improve sperm quality in mice which fell due to tobacco leaf extracts.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal dikalangan masyarakat indonesia. Tanaman ini tersebar diseluruh Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku pembuatan rokok. Dimana pada saat ini banyak ditemukan perokok aktif yang tanpa memikirkan efek negatif dari rokok tersebut. Beberapa penelitian mengenai efek nikotin dari rokok menunjukkan adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan produksi radikal bebas atau oksigen yang reaktif. Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan menurunkan antioksidan pada semen (Batubara et al., 2013)
Keberhasilan perkawinan dalam suatu populasi ternak baik itu perkawinan alam maupun inseminasi buatan berhubungan erat dengan kualitas sperma. Kualitas dan kuantitas sperma yang menurun akan memperkecil angka konsepsi yang dicapai (Hafez, 1993). Produksi sperma dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: pakan, suhu dan musim, frekuensi ejakulasi, libodo, umur, penyakit, herediter, dan gerak badan (Toelihere, 1985).
Infertilitas pada jantan adalah suatu keadaan yang dipengaruhi oleh faktor kualitas sperma. Indikator kualitas sperma salah satunya yaitu rendahnya viabilitas sperma, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Infertilitas pada jantan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas sperma yang kurang bagus, gaya hidup dan lingkungan. Saat ini angka infertilitas di Indonesia mencapai angka 15% (WHO, 2012). Kasus infertilitas40% disebabkan dari faktor pria yang banyak melakukan aktifitas beresiko tinggi dalam hal ini adalah seorang perokok (Agarwal,2005).
2
dan polifenol yang merupakan agensia antioksidan. Di Amerika, produk sari buah delima dikenal sebagai jenis minuman kesehatan terbaru (Wijanarko, 2008).
Sekarang ini banyak peneliti didunia mulai menyoroti tanaman-tanaman obat untuk dijadikan alternatif guna mengatasi permasalahan reproduksi tersebut, karena penggunaan tanaman obat (herba) bersifat alami dan tidak berbahaya bagi pemakainya. Salah satu contoh adalah tanaman buah delima yang diduga merupakan tanaman yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan reproduksi.
1.2 Permasalahan
Ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) menurunkan kualitas spermatogenesis mencit (Mus musculusL.) yang meliputi jumlah sel spermatogonia, spermatosit primer, spermatid dan lapisan sel serta menurunkan viabilitas dan kecepatan gerak (Nugraheni et al.,2003). Seiring dengan hal tersebut pemberian asupan jus buah delima yang mengandung polifenol dan flavonoid yang merupakan antioksidan juga diduga dapat memulihkan kembali keadaan sperma secara kualitas. Oleh karena itu peneliti ingin membuktikan apakah jus delima dapat memulihkan spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh pemberian jus buah delima (Punica granatumL.) terhadap kualitas sperma mencit yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau.
1.4 Hipotesis
3
1.5 Manfaat Penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Klasifikasi Delima (Punica granatum L.)
Klasifikasi ilmiah buah delima adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Lythraceae Genus : Punica
Spesies : Punica granatumL. (sumber: Budka2008)
Secara morfologi, tumbuhan delima (Punica granatum) merupakan tanaman semak atau perdu meranggas yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 5-8 meter. Tanaman ini berasal dari Persia dan daerah Himalaya yang terletak di selatan India. Tanaman buah delima tersebar mulai dari daerah subtropik hingga tropik, dari dataran rendah hingga ketinggian di bawah 1000 mdpl. Tanaman ini sangat cocok untuk ditanam di tanah yang gembur dan tidak terendam oleh air, serta air tanahnya tidak dalam (Madhawati, 2012).
Batang tanaman delima berbentuk kayu ranting yang bersegi, dan percabangan banyak tetapi lemah. Pada ketiak daunnya, terdapat duri dan warnanya coklat. Daunnya tunggal dengan tangkai yang pendek dan letaknya berkelompok. Daun delima memiliki bentuk yang lonjong dengan pangkal yang lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, dan permukaan mengkilap. Panjang daun bisa mencapai 1-9 cm dengan lebar 0,5-2,5 cm (Savitri, 2008).
5
bunga dapat menentukan warna daging buah delima di dalamnya (Madhawati, 2012).
2.2Kandungan Buah Delima (Punica granatum L.)
Flavonoid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan memiliki khasiat antioksidan. Salah satu komponen flavonoid dari tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin. Warna merah pada delima disebabkan oleh kandungan antosianin yang cukup tinggi pada buah delima. Antosianin yang dapat diidentifikasi pada buah delima merah anatara lain
delphinidin 3-glucoside dan 3,5diglucoside, cyanidin 3-glucoside dan
3,5-diglucoside, pelargonidin 3-glucoside dan 3,5 diglucoside. Rasa kesat pada buah
delima disebabkan kandungan flavonoid (golongan polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah sebagai antioksidan. Flavonoid dapat menstabilkan senyawa oksigen reaktif yang dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas (Yanjun et al, 2009: Nijveldt, 2001).
Beberapa studi menyebutkan manfaat dan keuntungan dari delima pada manusia antara lain sebagai antioksidan yang sangat baik untuk mengurangi tubuh kita dari kerusakan oksidatif. Asupan antioksidan sekunder dari bahan pangan sangat diperlukan. Makin tinggi asupan antioksidan eksogenus, makin tinggi pula status antioksidan endogenus. Diperlukan konsumsi bahan makanan yang kaya akan komponen antioksidan dalam tubuh sehingga mampu menekan kerusakan sel yang berlebihan dan mempertahankan status antioksidan seluler (Harborne and Wiliam, 2001; Buhler and Miranda, 2000).
6
Menurut Duke (2010) kandungan kulit buah delima merah yang mempunyai efek farmakologis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis Kulit Buah Delima Kandungan kimia Efek Farmakologis
Pelletierene Anthihelminthes
Granatin Antihepatotoksik dan antioksidan
Betulic acid Antihelminthes, antibakterial, antikanker, antiinflamasi, antimalaria, antiviral
Ursolic acid Analgesik, antiarthritis, antibakterial, antioksidan, antikanker
Eligatanin Antialergik, antioksidan
Beta-sitosterol Antibakterial, antikanker, antioksidan
Casuarin Antioksidan
Ellagic acid Antikanker, antikatarak, antiseptik, antiviral, antioksidan
Friedelin Antiinflamasi, diuretik
Isopelletierine Midriasis, laksatif
Punicalagin Antioksidan 2.3 Organ Reproduksi Mencit jantan
Organ reproduksi mencit jantan (Mus musculus L.) terdiri dari: testis, epididimis, Vas deferens, kelenjar aksesoris dan bebarapa organ pendukung lainnya. Berikut dijelaskan beberapa organ utama reproduksi mencit:
A.Testis
Setiap testis ditutupi dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albuginea, bagian tipisnya atau septa akan memasuki organ untuk membelah menjadi lobus yang mengandung beberapa tubulus disebut tubulus seminiferus. Bagian tunika memasuki testis dan bagian arteri testiskuler yang masuk disebut sebagai hilus. Epitel tubulus seminiferus berada tepat di bawah membran basalis yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrosa yang tipis. Antara tubulus adalah stroma interstitial, terdiri atas gumpalan sel leydig ataupun sel sertoli dan kaya akan darah dan cairan limfe (Rugh, 1968).
B. Epididimis
7
cairan testikuler yang mengankut sperma dari tubulus seminiferus dan sperma yang sudah rusak (Rugh, 1968).
C.Vas Deferens
Vas deferens merupakan suatu saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra. Letak vas deferens dimulai dari ujung kauda epididimis yang ada dalam kantung skrotum, lalu naik ke bagian atas lipat paha. Sebelum masuk ke uretra, vas deferens ini bergabung terlebih dahulu dengan saluran ekskresi vesika seminalis membentuk duktus ejakulatoris. Pada saat ejakulasi sperma dari epididimis diangkut melalui vas deferens dengan suatu seri kontraksi yang dikontrol oleh saraf (Rugh, 1968).
D. Kelenjar Aksesoris
Kelenjar-kelenjar tambahan menghasilkan plasma semen yang memungkinkan sperma dapat bergerak aktif dan hidup untuk waktu tertentu. Kelenjar tambahan tersebut adalah kelenjar bulbourethra, kelenjar prostad dan vesika seminalis (Rugh, 1968).
2.4Spermatogenesis
8
dalam testis mencit sepanjang hidupnya. Ada 3 jenis spermatogonia: tipe A, tipe intermediet dan tipe B (Rugh,1968).
2.5Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Spermatozoa adalah sel kelamin (gamet) yang diproduksi di dalam tubulus seminiferus melalui proses spermatogenesis, dan bersama-sama dengan plasma semen akan dikeluarkan melalui sel kelamin jantan. Bentuk spermatozoa abnormal dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk kepala dan ekornya. Menurut Washington et al., (1983), bentuk sperma abnormal pada tikus terdiri dari bentuk kepala seperti pisang, bentuk kepala tidak beraturan (amorphous), bentuk kepala terlalu membengkok dan lipatan-lipatan ekor yang abnormal.
2.5.1Morfologi Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Kepala spermatozoa terdiri atas sel berinti padat dengan hanya sedikit sitoplasma dan lapisan membran sel di sekitar permukaannya. Di bagian luar, dua pertiga anterior terdapat selubung tebal disebut akrosom yang terutama dibentuk dari alat Golgi. Selubung ini mengandung sejumlah enzim yang serupa dengan enzim yang ditemukan pada lisosom pada sel-sel tertentu, termasuk hialuronidase, yang dapat mencerna filamen proteoglikan dari jaringan, dan enzim proteolitik yang sangat kuat. Enzim-enzim tersebut mempunyai peranan penting dalam hal memungkinkan sperma untuk membuahi ovum. Ekor spermatozoa, yang disebut flagellum, memiliki 3 komponen utama, yaitu: rangka pusat, membran sel, dan sekelompok mitokondria yang terdapat pada proximal (Aryoseto, 2009).
9
2.5.2 Viabilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Sampai saat ini parameter spermatozoa masih merupakan indikator terpenting pada evaluasi fertilitas pria. Salah satu indikator yang menentukan terjadinya fertilisasi atauterbentuknya embrio adalah viabilitas (daya hidup) spermatozoa, mengingat faktor tersebut erat kaitannya dengan fungsi spermatozoa itu. Dengan rendahnya viabilitas maka pembuahan tidak akan terjadi sebab spermatozoa mati sebelum membuahi sel telur (Rusmiati, 2007).
2.5.3 Motilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Gerakan Spermatozoa dikategorikan menurut WHO (1988) antara lain : a. Jika sperma bergerak cepat dan lurus ke depan (gerak maju sangat baik)
b. jika geraknya lambat dan sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus (gerakan lemah)
c. jika tidak bergerak maju dan d. jika sperma tidak bergerak
2.6Klasifikasi Daun Tembakau (Nicotiana tabbacum L.)
Klasifikasi ilmiah daun tembakau (Nicotiana tabbacum L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabaccumL. (Cahyono.B, 1998)
10
pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman berkisar 28-32 helai, tumbuh berselang-seling mengelilingi batang. Daun tembakau secara umum dapat diklasifikasikan menurut letaknya pada batang yang dimulai dari bawah keatas, yaitu: daun pasir, kaki, tengah dan atas. Bagian dari daun tembakau yang mempunyai nilai tertinggi adalah bawah dan tengah menyusul daun atas (Abdullah, 1982).
Nikotin dihasilkan dari akar tanaman dan selanjutnya didistribusikan didaun melalui batang, dalam bentuk murni merupakan cairan yang tidak berwarna, rasa pahit dan pedas, mudah larut dalam air dan pelarut organik. Tembakau mengandung bahan aktif golongan alkaloid. Kandungan bahan kimia terpenting dalam daun tembakau adalah zat nikotin, biasanya dalam bentuk
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 - Juli 2015 di Laboratorium Fisiologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
3.2Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu 3 kontrol dan 3 perlakuan yaitu kontrol 0 (K0) adalah kontrol negatif yang diberi akuades, kontrol 1 (K1) adalah kontrol positif yang diberi ekstrak daun tembakau, kontrol 2 (K2) adalah kontrol positif yang diberi jus buah delima dan perlakuan 1 (P1), 2 (P2) dan 3 (P3) yang diberi estrak daun tembakau dan jus buh delim dengan konsentrasi yang berbeda 4%, 5%, 6%. Jumlah ulangan untuk setiap perlakuan ditentukan dengan menggunakan rumus Federer dalam Chairul dkk., (1992) yaitu:
(t-1) (n-1) ≥ 15, dimana:t = jumlah perlakuan dan n= jumlah ulangan.
Baik kelompok kontrol maupun perlakuan masing-masing terdiri dari lima ulangan sehingga mencit yang digunakan berjumlah 6 X 4 = 24 ekor.
Tabel. 3.2.1 Rancangan Percobaan Mencit
Keterangan: K0 = Kontrol (-) akuades
K1 = Kontrol (+) ektrak daun tembakau K2 = Kontrol (+) jus buah delima
P1 = ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2 = ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% P3 = ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6% n = jumlah ulangan.
Kontrol Perlakuan
P1 P2 P3
Akuades (K2) (n=4) Ekstrak daun (K1) (n=4) Jus buah delima (K2) (n=4) Ekstrak daun tembakau+jus buah delima 4% (n=4)
Ekstrak daun tembakau +jus buah delima 5%
(n=4)
Ekstrak daun tembakau +jus buah
12
3.3Prosedur Percobaan
3.3.1 Pemeliharaan Hewan Percobaan
Penelitian ini menggunakan mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) sebagai hewan percobaan. Kisaran umur mencit yang digunakan sekitar dua bulan dengan berat badan 20-22 gram, sebelum diberi perlakuan, 24 ekor mencit jantan dewasa yang digunakan sebagai percobaan diaklimatisasi selama 7 hari. Kandang yang digunakan selama pemeliharaan berupa bak plastik yang berukuran panjang 39 cm, lebar 31 cm dan tinggi 15 cm yang ditutup dengan penutup kawat, dialasi dengan sekam dan diberi pakan setiap hari selama 35 hari.
3.3.2Pembuatan Jus Buah delima(Punica granatum L.)
Jus buah delima dibuat dari buah delima merah produk lokal. Setelah dipetik, buah delima dicuci bersih. Buah dikupas dari kulitnya. Ditimbang buah sebanyak 250 gram. Diblender buah delima dan disaring. Jus buah delima dibuat dalam konsentrasi yang berbeda yaitu 4%, 5% dan 6% dengan penambahan akuades sebanyak 100 ml, jus buah delima disimpan dilemari es pada suhu 40C (Aviram et al, 2000).
3.3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Tembakau (Nicotiana tabaccum L.)
Daun tembakau dipotong kecil-kecil, dikeringanginkan selama 48 jam, diblender sampai berbentuk serbuk, ditimbang daun tembakau sebanyak 800 g, dimasukan kedalam botol dan dimeserasi serbuk daun tembakau dengan reagen methanol selama 48 jam sampai terendam. Hasil meserasi disaring dengan kertas saring dan diperoleh filtrat. Residu yang ada direndam kembali dengan pelarut methanol 96 %. Hal ini dilakukan secara berulang hingga diperoleh filtrat jernih. Kemudian filtrat yang diperoleh dipisahkan dengan rotavapor, filtrat dimasukkan kedalam
beaker glass.
Ekstrak diasamkan dengan penambahan HCl 2N sampai PH=2 yang dicek dengan kertas lakmus, diekstraksi dengan CHCl3 untuk menghilangkan senyawa
organic non alkaloid, filtrate dimasukkan kedalam corong pemisah,dimasukkan kedalam beaker glass, ditambahkan filtrat dengan NaOH sampai PH=10 yang dicek dengan kertas lakmus, ditambahkan CHCl3, dipisahkan dengan corong
13
(Harbone,J.B, 1998). Dilarutkan ekstrak sebanyak 46,53 mg dengan akuades sebanyak 100 ml dengan dosis 0.121 mg/bb (Nugraheni et al., 2003).
3.3.4 Pemberian Perlakuan
Pada perlakuan kontrol negatif (K0) mencit hanya diberi akuades saja. Pada perlakuan kontrol positif (K1) mencit hanya diberi ekstrak daun tembakau sebanyak 0,1 ml, dan pada kontrol positif (K2) mencit diberi jus buah delima sebanyak 0,1 ml. Pada perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak daun tembakau dan jus buah delima dengan konsentrasi 4% sebanyak 0,1 ml dan pada perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak daun tembakau dan jus buah delima dengan konsentrai 5% sebanyak 0,1 ml dan perlakuan 3 (P3) diberikan ekstrak daun tembakau dan jus buah delima dengan konsentrasi 6% sebanyak 0,1 ml. Dosis pemberian ekstrak tembakau sebanyak 0.121 mg/0,1 ml/hari. Dosis jus buah delima dengan berat 250g untuk mencit yaitu 0,1 ml/hari (wahyuni etal., 2013). Pemberian jus buah delima yaitu 0,1 ml pada mencit. Hal ini dikarenakan kapasitas lambung mencit 1 ml (Suganto, 2011). Pemberian ekstrak daun tembakau dan jus buah delima menggunakan jarum gavage yang diberikan setiap hari selama 35 hari dan dilakukan pembedahan dan pengamatan spermatozoa pada hari ke 36.
3.4Variabel yang diamati 3.4.1 Jumlah spermatozoa
14
Gambar 3.3.5.1Kamar Hitung Improved Neubauer (Zaneveld et al., 1986) Pengamatan jumlah sperma dilakukan menurut Soehadi dan Arsyad (1983), Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam rumus:
Jumlah spermatozoa = N/2 x 105spermatozoa/ml suspensi Dimana, N = Jumlah spermatozoa yang dihitung dalam kotak
105 = Bidang permukaan kamar hitung
3.4.2 Morfologi Spermatozoa
Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa.Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µ L), dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauerdan ditutup dengan cover
glass.Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400
kali dan dilakukan perhitungan persentase jumlah spermatozoa yang normal dan abnormal.
15
lurus bahkan tidak berekor, atau hanya terdapat ekornya saja tanpa kepala (WHO, 1988).
Spermatozoa normal
% Spermatozoa Normal = x 100 % 100 spermatozoa (normal/abnormal)
3.4.3 Viabilitas Spermatozoa
Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa. Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µL), dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauer,diberi giemsa 3% dan ditutup dengan cover glass. Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali dan dilakukan perhitungan viabilitas spermatozoa.
Spermatozoa yang hidup tidak berwarna dan yang mati berwarna kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop cahaya pada pembesaran 400x dan dihitung terhadap 100-200 spermatozoa. Sebagai hasilnya dinyatakan dalam bentuk persen hidup yang didapat dari hasil bagi jumlah spermatozoa hidup dengan jumlah total spermatozoa hidup dan mati yang dikalikan dengan 100% (WHO, 1988).
spermatozoa hidup
% Spermatozoa Hidup = x 100 % 100 spermatozoa (hidup/mati)
3.4.4 Motilitas Spermatozoa
Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa.Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µ L), dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauer dan ditutup dengan cover
glass.Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400
16
3.4 Analisis Data
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh pemberian jus buah delima (Punica granatum L.) terhadap kualitas sperma pada mencit yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau, diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1 Jumlah Spermatozoa
[image:32.595.113.489.484.718.2]Dari hasil analisis data diperoleh penurunan jumlah spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.1 dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 29) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.
Gambar 4.1 Jumlah spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
K0 K1 K2 P1 P2 P3
18
(p<0.05) pada taraf 5%.K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.
Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh kecenderungan penurunan jumlah spermatozoa mencit pada kontrol positif 1yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan jumlah spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan jumlah yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3.
Pemberian ekstrak daun tembakau secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan jumlah spermatozoa mencit. Penurunan jumlah spermatozoa ini terjadi diakibatkan oleh kandungan daun tembakau yaitu nikotin yang dapat menimbulkan peningkatan produksi radikal bebas. Peningkatan radikal bebas ini akan merusak membran dari sel-sel spermatogenik, mengganggu transport ion-ion penting bagi proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spermatogenik, merusak DNA spermatozoa dan meningkatkan terjadinya apoptosis spermatozoa (Karim, 2011).
Menurut arief (2008), antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pemberian jus buah delima ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah spermatozoa yang diberikan ekstrak daun tembakau.
Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap jumlah sperma, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Aviram et al., (2000), jus delima merah merupakan sumber antosianin yang merupakan salah satu antioksidan yang kuat. Pigmen antosianin berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan menangkap radikal bebas yang merusak sel.
4.2 Morfologi Spermatozoa
19
[image:34.595.114.478.205.440.2]dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 29) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.
Gambar 4.2 Morfologi spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata (p<0.05) pada taraf 5%.. K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.
Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh kecenderungan penurunan morfologi spermatozoa mencit yang normal pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan morfologi spermatozoa yang normal setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan morfologi yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3.
Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap morfologi spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan.Menurut Yanjun et al.,(2009) & Caoet al.,(2001), buah delima(Punica granatumL.) merupakan salah satu sumberantioksidan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan polifenol dan antosianin yang cukup tinggi. Pigmen antosianin bertanggung jawab untuk warna merah,ungu dan biru dari
0 20 40 60 80 100 120
K0 K1 K2 P1 P2 P3
M or fol ogi S p er m at oz oa (%) Perlakuan
c c c c
a
20
[image:35.595.114.291.143.312.2]buah, sayuran dan bunga. Antosianin merupakan salah satu antioksidan kuat yang mampu mencegah berbagai kerusakan akibat stress oksidatif sehingga mampu melindungi sel dari radikal bebas.
Gambar 4.2.1 Spermatozoa Normal
Gambar 4.2.2 Spermatozoa Abnormal
Pada penelitian ini morfologi abnormal spermatozoa yang ditemukan adalah spermatozoa mencit dengan kepala tumpul, leher membengkok dan ekor membengkok dan sebagainya. Morfologi spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu fertilitas spermatozoa. Bentuk-bentuk abnormalitas primer spermatozoa di dalam testis karena kesalahan spermatogenesis atau spermiogenesis yang disebabkan kerena keturunan, penyakit, defesiensi makanan, dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang buruk. Spermatozoa yang memiliki abnormalitas morfologik kemungkinannya tidak fertil (Salisbury & Vandemark, 1985).
4.3 Viabilitas Spermatozoa
1. Kepala berkait 2. Leher lurus 3. Ekor lurus Ket:
Ket:
1. Kepala tumpul 2. Leher bengkok 3. Ekor bengkok 1 2
3
1
[image:35.595.113.292.345.487.2]21
[image:36.595.113.475.287.508.2]Dari hasil analisis data diperoleh penurunan viabilitas spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.3dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 29) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.
Gambar 4.3 Viabilitas spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata (p<0.05) pada taraf 5%., K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.
Berdasarkan Gambar 4.3 diperoleh kecenderungan penurunan viabilitas spermatozoa mencit pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan viabilitas spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan viabilitas yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3 dan kontrol negatif.
Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap viabilitas spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Astawan (2008), buah delima juga kaya
0 20 40 60 80 100 120
K0 K1 K2 P1 P2 P3
V iab il it as S p er m at oz oa (%) Perlakuan a b
22
akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen biokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi manusia. Selain itu, fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan. Buah delima yang mengandung antioksidan berperan dalam menangkap radikal bebas.
4.4 Motilitas Spermatozoa
Dari hasil analisis data diperoleh penurunan motilitas spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.4 dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 30) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.
Gambar 4.4 Motilitas spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata (p<0.05) pada taraf 5%.K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.
Berdasarkan Gambar 4.4 diperoleh kecenderungan penurunan motilitas spermatozoa mencit pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan
0 20 40 60 80 100 120
K0 K1 K2 P1 P2 P3
M ot il it as S p er m at oz oa (%) Perlakuan a b
[image:37.595.113.474.404.626.2]23
terjadi peningkatan motilitas spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan motilitas yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3 dan kontrol negatif.
Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap motilitas spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Buhler& Miranda (2000) dan Ignarro et
al., (2006), kandungan polifenol dalam jus delima tergantung dari jenis atau
24
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Pemberian jus buah delima dapat meningkatkan kualitas spermatozoa yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau selama 35 hari. Pada konsentrasi 4% jus buah delima diperoleh jumlah spermatozoa yang lebih meningkat, pada konsentrasi 5% jusbuah delima diperoleh morfologi dan viabilitas spermatozoa yang lebih meningkat dan pada konsentrasi 6% jus buah delima diperoleh motilitas spermatozoa yang lebih meningkat.
5.2 Saran
Saran yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:
a. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis Jus buah delima yang lebih rendah.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.A dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. Jakarta: CV Yasaguna.
Agarwal. A., and T.M .Said. 2005. Oxidative stress, DNA damage and apoptosis in male infertility: a clinical approach, BJU Internat.95:503-507.
Arief. H, 2008. Radikal Bebas . SMF Ilmu Kesehatan Anak Fk Unair/RSU Dr.Soetomo: Surabaya.
Aryoseto, L. 2009. Hubungan antara jumlah leukosit dengan morfologi spermatozoa pada pasien di rumah sakit dokter kariadi. Laporan Akhir
Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. hlm. 14.
Astawan. M, 2008. Sehat Dengan Buah. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Aviram, M., Dornfeld, L., Rosenblat, M., Volkova, N., Kaplan, M., Coleman, R., Hayek, T., Presser, D., dan Fuhrman, B.S 2000. Pomegranate Juice Consumption Reduces Oxidative Stress, Atherogenic Modifications to LDL, and Platelet Aggregation : Studies in Human and in Atherosclerotic
Apolipoprotein E-deficient Mice. Available from
Accessed : 15-09-2014.
Batubara, I.V.D. Wantouw, B. Tendean, L. 2013. Pengaruh Paparan Asap Rokok Kretek Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus). Vol. 1. No.1. Manado. Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Press. hlm: 330-335.
Budka,F. 2008. Active Ingredients, Their Bio availibility and The Health Benefit of Punica granatum Linn (Pomegranate). Accessed : 15-09-2014.
Buhler,D.R and Miranda, C. 2000. Antioxidant Activities of Flavonoid.Departement of Environmental and Molecular Toxicology Oregon StateUniversity.
26
Cao, G., Mumlitelli H.U., Moreno C.S., dan Prior R.L. 2001. Anthocyanins are Absorbed in Glycated Forms in Elderly Women. American Journal
OfClinical Nutrition. 73 (5): 920-926.
Chairul., Harapini. M., Daryati, Y. 1992. Pengaruh Ekstrak Kencur (Kaemferia
galanga L.) Terhadap Kehamilan Mencit Putih (Mus musculus L.). Seminar Nasional Indonesia
Duke,J.A.2010. Handbook of Phytochemical Constituents of GRAS Herbsand Other Economical Plants. CRCPress.Egypt.
(5): 4-5
Hafez, E.S.E.1993.Semen Evaluation In : Reproduction In Farm Animal. 6thEdition.Lea and Febiger.Philadelfia. USA
Harbone,J.B and Wiliam C.A, 2001. Anthocyanins and other Flavonoids. The Royal Society of Chemistry.Nat Prod Rep.18:310-333.
Harborne, J. B. 1987. Phytochemical Methods A Guide To Modern Techniques Of
Plant Analysis . Germany: Chapman & Hall.
Ignarro, L.J., Byrns, R.E., Sumi, D., Nigris, F., Napoli, C. 2006. PomegranateJuice Protects Nitric Oxide Against Oxidative Destruction and Enhances theBiological Actions of Nitric Oxide. Available online
Karim. Pengaruh paparan asap rokok elektrik terhadap motilitas, jumlah sperma dan kadar testis mencit (Mus musculus L.). [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara;2011;1,60-1.
Madhawati, R. 2012, Si Cantik Delima (Punica granatum) Dengan Sejuta
Manfaat Antioksidan sebagai bahan Alternatif Alami Tampil Sehat dan Awet Muda, Universitas Negeri Malang, malang.
Nijveldt,R.J.2001.Flavonoid: A review of Probable Mechanism of Action anf Potential Applications. Am J Clin Nutr. (74): 418-425.
Nugraheni, T. Asitirin, O. Widiyani, T. 2003. Pengaruh Vitamin C Terhadap Perbaikan Spermatogenesis dan Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Biofarmasi. 1(1). hlm 1-19.
Rugh, R. 1968. The Mouse Its Reproduction and Development. Minneapolis: Burgers Publishing Company.
Rusmiati, 2007. Pengaruh ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) terhadap viabilitas spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.).
27
Salisbury, G.W. dan N.L Vandemark.1998. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan Pada Sapi. Penerjemah: Djanuar, R. Yogyakarta: UGM Press.
Savitri, E.S. 2008, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. UIN Press, Malang.
Siska. S.C, 2004. Role of Oxidative stress and antioxidants in andrology and assited reproducttive technology. Andrology. American Society. Hal 6-8 Soehadi, K. & Arsyad, K.(1983). Analisis Sperma. Surabaya: Airlangga
Universitas Press.
Sugianto,N.L. 2011. Pemberian Jus Buah Delima (Punica granatum) Dapat
Meningkatkan Kadar Glutation Peroksidase Darah Pada Mencit (Mus musculus) Dengan Aktivitas Fisik Maksimal. Penelitian Pendahuluan
Program Magister Ilmu Biomedik UNUD. hlm: 30-31
Toelihere. 1985. Fisiologi Reproduksi Ternak. Cetakan keenam. Angkasa Bandung.
Wahyuni, F.D, Asyiah, I.N, Hariyadi, S. 2013. Pengaruh Ekstrak N-heksan Daging Buah Delima Putih (Punica granatum) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) dan Pemanfaatnya Sebagai Buku suplemen. Vol (2). No (4)
Washington W.J., R. C. Murthly A.Doye K. Eugene D. Brown and I. Bradley. 1983. Induction of morphologically abnormal sperm in rats exposed to oxylene. Arch. Androl. (11) : 233-237
Wijanarko. 2008. Pengaruhvarietas buah delima
(Punicagranatum)terhadapaktivitasantioksidandan total fenol .Dalam:
Seminar TugasAkhir S1 Jurusan Kimia FMIPA UNDIP , Jurusan Kimia UNDIP.
World Health Organization (WHO), 1988. Penuntun Laboratorium WHO untuk
pemeriksaan Semen Manusia dan Interaksi semen-getah serviks, Terj.
Oleh M.K. Tadjudin, Jakarta: Penerbit FK-UI. hlm. 14.
Word Health Organization.2012. Pencegahan dan Pengendalian ISPA di Fasilitas Pelayanan Kesehat
28
Yanjun, Z., Dana, K., Robert, D., Rypo, L., dan David, W. International Multidimentional Authenticity Specification (IMAS) Algorithm for Detectionof Comercial Pomegranate Juice Adulteration. J. Agric Food
Chem. 57(6):2550-2557.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Data Rataan Jumlah Spermatozoa mencit (Mus musculus L.) Rataan jumlah spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Kelompok Jumlah spermatozoa (jt/ml)
K0 103
K1 6,91 K2 154,81
P1 123,78
P2 117,25
P3 123,35
LAMPIRAN 2. Data Rataan Morfologi Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Rataan morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Kelompok Morfologi spermatozoa (%)
K0 74
K1 5.18 K2 87,17 P1 85,03 P2 85,7 P3 84,11
LAMPIRAN 3. Data Rataan Viabilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Rataan Viabilitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Kelompok Viabilitas spermatozoa (%)
29
K1 5,08 K2 85,63 P1 82,98 P2 83,73 P3 83,5
LAMPIRAN 4. Data Rataan Motilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Rataan Viabilitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.)
Kelompok Viabilitas spermatozoa (%)
K0 72,5
30
LAMPIRAN 5. Analisis Statistik a. Jumlah Spermatozoa
Onewa
ANOVA
Jumlah_Spermatozoa
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 51587,092 5 10317,418 195,469 ,000
Within Groups 950,093 18 52,783
Total 52537,185 23
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah_Sperm
Bonferroni
(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K0
K1 96,08750* 5,13726 ,000 78,7217 113,4533
K2 -51,81250* 5,13726 ,000 -69,1783 -34,4467
P1 -20,78750* 5,13726 ,011 -38,1533 -3,4217
P2 -14,25000 5,13726 ,188 -31,6158 3,1158
P3 -18,97500* 5,13726 ,025 -36,3408 -1,6092
K1
K0 -96,08750* 5,13726 ,000 -113,4533 -78,7217
K2 -147,90000* 5,13726 ,000 -165,2658 -130,5342
P1 -116,87500* 5,13726 ,000 -134,2408 -99,5092
P2 -110,33750* 5,13726 ,000 -127,7033 -92,9717
P3 -115,06250* 5,13726 ,000 -132,4283 -97,6967
K2
K0 51,81250* 5,13726 ,000 34,4467 69,1783
K1 147,90000* 5,13726 ,000 130,5342 165,2658
P1 31,02500* 5,13726 ,000 13,6592 48,3908
P2 37,56250* 5,13726 ,000 20,1967 54,9283
31
P1
K0 20,78750* 5,13726 ,011 3,4217 38,1533
K1 116,87500* 5,13726 ,000 99,5092 134,2408
K2 -31,02500* 5,13726 ,000 -48,3908 -13,6592
P2 6,53750 5,13726 1,000 -10,8283 23,9033
P3 1,81250 5,13726 1,000 -15,5533 19,1783
P2
K0 14,25000 5,13726 ,188 -3,1158 31,6158
K1 110,33750* 5,13726 ,000 92,9717 127,7033
K2 -37,56250* 5,13726 ,000 -54,9283 -20,1967
P1 -6,53750 5,13726 1,000 -23,9033 10,8283
P3 -4,72500 5,13726 1,000 -22,0908 12,6408
P3
K0 18,97500* 5,13726 ,025 1,6092 36,3408
K1 115,06250* 5,13726 ,000 97,6967 132,4283
K2 -32,83750* 5,13726 ,000 -50,2033 -15,4717
P1 -1,81250 5,13726 1,000 -19,1783 15,5533
P2 4,72500 5,13726 1,000 -12,6408 22,0908
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
b. Morfologi Spermatozoa
Oneway
ANOVA
Morfologi_Spermatozoa
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 26417,369 4 6604,342 2585,578 ,000
Within Groups 51,086 20 2,554
Total 26468,455 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Morfologi_Spermatozoa
Bonferroni
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K1
K2 -82,45000* 1,01080 ,000 -85,6375 -79,2625
P1 -80,90000* 1,01080 ,000 -84,0875 -77,7125
P2 -81,77000* 1,01080 ,000 -84,9575 -78,5825
P3 -79,83000* 1,01080 ,000 -83,0175 -76,6425
K2
K1 82,45000* 1,01080 ,000 79,2625 85,6375
P1 1,55000 1,01080 1,000 -1,6375 4,7375
32
P3 2,62000 1,01080 ,174 -,5675 5,8075
P1
K1 80,90000* 1,01080 ,000 77,7125 84,0875
K2 -1,55000 1,01080 1,000 -4,7375 1,6375
P2 -,87000 1,01080 1,000 -4,0575 2,3175
P3 1,07000 1,01080 1,000 -2,1175 4,2575
P2
K1 81,77000* 1,01080 ,000 78,5825 84,9575
K2 -,68000 1,01080 1,000 -3,8675 2,5075
P1 ,87000 1,01080 1,000 -2,3175 4,0575
P3 1,94000 1,01080 ,693 -1,2475 5,1275
P3
K1 79,83000* 1,01080 ,000 76,6425 83,0175
K2 -2,62000 1,01080 ,174 -5,8075 ,5675
P1 -1,07000 1,01080 1,000 -4,2575 2,1175
P2 -1,94000 1,01080 ,693 -5,1275 1,2475
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
c. Viabilitas Spermatozoa
Oneway
ANOVA
Viabilitas_Spermatozoa
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 25352,523 4 6338,131 2372,987 ,000
Within Groups 53,419 20 2,671
Total 25405,942 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Viabilitas_Spermatozoa
Bonferroni
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K1
K2 -80,73000* 1,03362 ,000 -83,9894 -77,4706
P1 -78,58000* 1,03362 ,000 -81,8394 -75,3206
P2 -79,85000* 1,03362 ,000 -83,1094 -76,5906
P3 -79,21000* 1,03362 ,000 -82,4694 -75,9506
K2
K1 80,73000* 1,03362 ,000 77,4706 83,9894
P1 2,15000 1,03362 ,506 -1,1094 5,4094
P2 ,88000 1,03362 1,000 -2,3794 4,1394
33
P1
K1 78,58000* 1,03362 ,000 75,3206 81,8394
K2 -2,15000 1,03362 ,506 -5,4094 1,1094
P2 -1,27000 1,03362 1,000 -4,5294 1,9894
P3 -,63000 1,03362 1,000 -3,8894 2,6294
P2
K1 79,85000* 1,03362 ,000 76,5906 83,1094
K2 -,88000 1,03362 1,000 -4,1394 2,3794
P1 1,27000 1,03362 1,000 -1,9894 4,5294
P3 ,64000 1,03362 1,000 -2,6194 3,8994
P3
K1 79,21000* 1,03362 ,000 75,9506 82,4694
K2 -1,52000 1,03362 1,000 -4,7794 1,7394
P1 ,63000 1,03362 1,000 -2,6294 3,8894
P2 -,64000 1,03362 1,000 -3,8994 2,6194
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
d. Motilitas Spermatozoa
Oneway
ANOVA
Motilitas_Spermatozoa
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 24614,983 4 6153,746 1569,393 ,000
Within Groups 78,422 20 3,921
Total 24693,405 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Motilitas_Spermatozoa
Bonferroni
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K1
K2 -79,81000* 1,25237 ,000 -83,7592 -75,8608
P1 -77,96000* 1,25237 ,000 -81,9092 -74,0108
P2 -77,80000* 1,25237 ,000 -81,7492 -73,8508
P3 -78,13000* 1,25237 ,000 -82,0792 -74,1808
K2
K1 79,81000* 1,25237 ,000 75,8608 83,7592
P1 1,85000 1,25237 1,000 -2,0992 5,7992
P2 2,01000 1,25237 1,000 -1,9392 5,9592
34
P1
K1 77,96000* 1,25237 ,000 74,0108 81,9092
K2 -1,85000 1,25237 1,000 -5,7992 2,0992
P2 ,16000 1,25237 1,000 -3,7892 4,1092
P3 -,17000 1,25237 1,000 -4,1192 3,7792
P2
K1 77,80000* 1,25237 ,000 73,8508 81,7492
K2 -2,01000 1,25237 1,000 -5,9592 1,9392
P1 -,16000 1,25237 1,000 -4,1092 3,7892
P3 -,33000 1,25237 1,000 -4,2792 3,6192
P3
K1 78,13000* 1,25237 ,000 74,1808 82,0792
K2 -1,68000 1,25237 1,000 -5,6292 2,2692
P1 ,17000 1,25237 1,000 -3,7792 4,1192
P2 ,33000 1,25237 1,000 -3,6192 4,2792
35
LAMPIRAN 6. Alat dan Bahan
Pemeliharaan Kandang Mus musculusL.
Improved Neubauer Gelas Arloji
36
Chloroform Methanol
Daun Tembakau Ekstrak Tembakau
37
LAMPIRAN 7. Gambar Hasil Pengamatan
Spermatozoa Normal
Ket:
2. Leher lurus 3. Ekor lurus 1. Kepala berkait
Ket:
38
disimpan dilemari es pada suhu 40C Spermatozoa Abnormal
LAMPIRAN 8. Prosedur Pembuatan Jus Buah Delima
dicuci bersih buah delima dikupas kulit
ditimbang buah sebanyak 250 gram diblender buah delima
disaring bijinya
dibuat konsentrasi 4%, 5% dan 6% Buah Delima
Hasil
39
ditambahkan NaOH 10% sampai PH=10 dicek dengan kertas lakmus
dimasukkan kedalam corong pemisah dimasukkan kedalam beaker glass LAMPIRAN 9. Prosedur Pembuatan Ekstrak DaunTembakau
dipotong kecil-kecil
dikeringkan anginkan selama 48 jam diblender sampai halus
dimasukan kedalam botol winker Daun Tembakau
Simplisia
Meserat
Residu Filtrat
Residu Filtrat
ditimbang sebanyak 800g
dimeserasi selama 48 jam dalam pelarut metanol
dipisahkan dengan rotavapor dimasukkan kedalam beaker glasss
diasamkan dengan HCl 2N sampai PH=2
diekstraksi dengan CHCl3
dicek dengan kertas lakmus
ditambahkan CHCl3
40
ditutup dengan cover glass ditutup dengan cover glass
diamati dibawah mikroskop diamati dibawah mikroskop
LAMPIRAN 10. Prosedur Pengamatan Spermatozoa Mencit a. Jumlah Spermatozoa
dilakukan pembedahan
dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %
dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes
dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer
dilakukan penghitungan
b. Morfologi Spermatozoa Mencit
dilakukan pembedahan
dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %
dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes
dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer Ekstrak
Larutan Ekstrak
Mus musculus L.
Hasil
Mus musculus L.
41
ditetesi pewarna giemsa 3% ditutup dengan cover glass diamati dibawah mikroskop
ditutup dengan cover glass
dilakukan penghitungan sperma yang normal dan abnormal
c. Viabilitas Spermatozoa Mencit
dilakukan pembedahan
dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %
dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes
dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer
d. Motilitas Spermatozoa Mencit
dilakukan pembedahan
dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %
dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes
dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer
Mus musculus L.
Hasil
Mus musculus L.
Hasil
42
dilakukan penghitungan sperma yang bergerak dan tidak bergerak
Hasil