BAB IV
KRITERIA PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN AIR BERSIH
4.1 Kebutuhan Air Bersih
4.1.1 Metode Berdasarkan Jumlah Penghuni Dengan Data Jumlah Penghuni Tidak Diketahui
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni dan perkiraan jumlah penghuni. Metode ini praktis digunakan untuk tahap perencanaan atau juga perancangan. Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan untuk sesuatu gedung maka angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan standar mengenai pemakaian air per orang per hari untuk sifat penggunaan gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak diketahui biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian per luas lantai.
Berikut ini langkah-langkah menentukan kebutuhan air bersih dengan metode jumlah penghuni dengan data jumlah penghuni tidak diketahui :
a. Luas gedung seluruhnya
Luas gedung I : 15 m x 50 m = 750 m² II : 20 m x 20 m = 400 m²
III : 15 m x 50 m = 750 m²
Luas lantai = luas gedung I + luas gedung II + luas gedung III
= 750 m² + 400 m² + 750 m²
= 1900 m² Luas 5 lantai = 1900 m² x 5
b. Luas gedung efektif
Tabel 2.1 pemakaian air rata-rata per orang setiap hari
Lihat pada kolom perbandingan luas lantai efektif/total dalam persen (%). Pilih yang sesai dengan jenis gedung yang direncanakan, pada perencanaan ini adalah
perpustakaan. Luas gedung efektif untuk gedung perpustakaan (53-55)% pilih yang terbesar -yaitu 55%- untuk mengurangi resiko terburuk pembludakan pengunjung dalam satu waktu.
Luas gedung efektif = 55% x Luas gedung 5 lantai
= 55% x 9500 m²
= 5225 m²
Untuk dapat mengetahui jumlah kepadatan penghuni dengan kepadatan hunian tidak diketahui, kita gunakan kepadatan hunian (5m2-10m2) per orang dari hasil asumsi.
Kepadatan penghuni = Luas gedung efektifKepadatan hunian
= (Luas gedung efektif5m2
−10m2)/orang
= 522510mm²²
= 522,5 ≈523orang
d. Pemakaian air rata-rata sehari
Lihat pada kolom pemakaian air rata-rata sehari dalam liter. Pilih jenis gedung yang akan direncanakan, dalam perencanaan kali ini adalah perpustakaan yaitu 25 liter per orang/hari.
Gedung perpustakaan = 25 liter per orang/hari
Qd = Hunian x Pemakaian air sehari-hari
= 523 orang x 25 liter per orang/hari
= 13075 liter/hari
= 13,0375 mᶟ/hari
e. Antisipasi kebocoran
Untuk mengurangi atau menghindari resiko paling buruk yaitu kebocoran pada reservoar, kita asumsikan jumlah air yang akan berkurang karena bocor ±20
Q kebocoran = 13075 liter/hari x 20%
= 2615 liter
Q total = Q kebocoran + Qd
= 2615 liter + 13075 liter/hari
= 15690 liter/hari
f. Pemakaian air rata-rata efektif
Unutuk dapat mengetahui debit air per jam nya, diperlukan data jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari dalam jam nya. Lihat pada tabel 2.1 Pemakaian air rata-rata per orang setiap hari, pada kolom jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari. Pilih jenis gedung perpustakaan yaitu 6 jam.
Qh = Qd total
T
=
15,76jam/mᶟhari/hari = 2,6167 mᶟ/jamg. Pemakaian air jam puncak
Qh max = C1 x Qh
= 2 x 2,6167 mᶟ/jam
= 5, 2334 mᶟ/jam
4.1.2 Metode Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing
Tabel 2.2 faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plambing
Tabel 2.3 Debit air efektif dengan metode jenis dan jumlah alat plambing
Jenis alat
Lavatory 10 10 12 1200 51,5 618
Urinal
(katup gelontor)
10 5 20 1000 51,5 515
Kloset 15 15 12 2700 45,75 1235,25
Kitchen
1. Kolom jumlah alat plambing berdasarkan data diperencanaan.
2. Pemakaian air rata-rata sehari didapat dari Tabel 2.6 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran, dan ukuran pipa cabang pipa air. Pada kolom pemakaian air untuk penggunaan satu kali.
3. Penggunaan per jam berdasarkan dari Tabel 2.6 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran, dan ukuran pipa cabang pipa air, pada kolom penggunaan per jam.
4. Q total didapat dari jumlah alat plambing x pemakaian air rata-rata sehari x penggunaan per jam.
diantara data yang tertera di tabel 2.6. interpolasi : X−X1
X2−X1 =
Y−Y1
Y2−Y1
6. Q efektif didapat dari faktor pemakaian x Q total.
Faktor pemakaian dengan menggunakan cara interpolasi :
20−16
24−16
=
Y−45 42−45
4
8
=
Y−45
−3
Y
= 43,5 %
4.1.3 Metode Berdasarkan Unit Alat Plambing
Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva pada grafik 2.1. kurva ini memberikan
hubungan antara jumlah unit beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing.
Grafik 2.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
Jenis alat plambing Jumlah alat
plambing UAP Jumlah UAP
Lavatory 10 2 20
Urinal
(katup gelontor) 10 5 50
Kloset 15 5 75
Kitchen Sink 5 4 20
Keran 20 1 20
Ʃ UAP (biasa) 135
Ʃ UAP (dengan katup gelontor) 50
Keterangan :
Kolom UAP didapat dari Tabel 2.4 unit alat plambing untuk penyediaan air dingin, pada kolom unit alat plambing umum.
a. Aliran serentak untuk alat plambing biasa
Setelah data didapat, dipetakan pada Grafik 2.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
X = ? Y = 135
Jika Y = 135 maka, X = 200 l/menit
b. Aliran serentak untuk alat plambing dengan katup gelontor
Setelah data didapat, dipetakan pada Grafik 2.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran. Dan jika angka yang diperoleh berada diantara data yang tersedia, dapat menggunakan rumus interpolasi.
X−100
100
=
10 20
X = 150 l/menit
Total aliran serentak :
Xtot =200 l/menit + 150 l/menit = 350 l/menit = 0,350 mᶟ/menit
Qh
=
0,350 x 60= 21
mᶟ/jamc. Pemakaian air pada jam puncak
Qh max
=
C1 x Qh=
2 x 21 mᶟ/jam= 42 mᶟ/jam
d. Pemakaian air pada menit puncak
Qm max= C2 x Qh
= 4 x (21 : 60) m³/jam
= 1,4 m³/menit
Kesimpulanya adalah berdasarkan ketiga metode yang dapat digunakan dalam menghitung kebutuhan air bersih dalam gedung, dalam perencanaan gedung perpustakaan ini menggunakan metode berdasarkan unit beban alat plambing. Metode tersebut dipilih karena metode tersebut dirasa paling rasional dan efektif dalam perencanaan gedung perpustakaan ini. Perhitungan menggunakan metode unit beban alat plambing menghasilkan angka yang paling besar, sehingga mengurangi resiko kekurangan air pada setiap alat plambing.