• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE DAERAH BINAAN R.A. KARTINI KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE DAERAH BINAAN R.A. KARTINI KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEDISIPLINAN

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR SE-DAERAH BINAAN

R.A. KARTINI KECAMATAN KUTOARJO

KABUPATEN PURWOREJO

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Imam Alimaun

1401411587

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau

keseluruhan. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, Mei 2015

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke-sidang panitia

ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

Hari, tanggal :

Tempat : Kota Tegal

Mengetahui,

Koordinator UPP PGSD Tegal

Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. NIP 19630923 198703 1 001

Pembimbing

(4)

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengaruh Kedisiplinan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten

Purworejo oleh Imam Alimaun 1401411587, telah dipertahankan di hadapan Sidang

Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang pada tanggal 03 Junii 2015.

PANITIA UJIAN

Ketua

Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd. NIP 19560427 198603 1 001

Sekretaris

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. NIP 19630923 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Sigit Yulianto, M. Pd. NIP 19630721 198803 1 001

Penguji Anggota 1

Drs. Utoyo, M. Pd. NIP 19620619 198703 1 001

Penguji Anggota 2

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah: 6)

Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka ALLAH SWT akan memudahkan padanya jalan menuju surga. (H.R. Muslim)

Kita tidak bisa mengajarkan apa yang kita inginkan. Tapi, kita hanya bisa mengajarkan siapa kita. (Ir. Soekarno)

Persembahan

Untuk Bapak Munadji dan Ibu Sri Isnaeni Moch. Bambang S. dan Isa Indah Purwanti Dewi Nurul Aisyah

(6)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar

se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo”. Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi, tidak lepas dari bimbingan, dukungan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam penelitian ini.

3. Dra. Hartati, M. Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

(7)

5. Moh. Fathurrahman, S. Pd., M. Sn, Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi yang bermanfaat kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala UPT Dikbudpora Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Kepala Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Guru Kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dalam membantu penulis melaksanakan penelitian.

9. Staf Guru, Karyawan, dan Siswa Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tegal, Mei 2015

(8)

ABSTRAK

Alimaun, Imam.2015. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Moh. Fathurrahman, S. Pd., M. Sn.

Kata Kunci: hasil belajar; kedisiplinan, siswa sekolah dasar

Kedisiplinan adalah keadaan sikap atau perilaku seseorang yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan. Kedisiplinan membantu siswa untuk menunaikan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Siswa belajar di sekolah dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang baik. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar pada kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini yaitu SDN 1 Semawung Daleman, SDN 2 Semawung Daleman, SDN Pringgowijayan, SDN Kuwurejo, SDN Sidarum, SD Nasional, SDN Senepo.

Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 147 siswa. Sampel sebanyak 105 siswa.Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik Proporsional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Variabel penelitian meliputi kedisiplinan siswa sebagai variable independen dan hasil belajar sebagai variable dependen. Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Teknik pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi, sebelum dilakukan uji analisis maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan cara uji Liliefors dan uji liniearitas.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.5.1. Tujuan Umum ... 8

1.5.2. Tujuan Khusus ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1. Manfaat Teoritis ... 8

1.6.2. Manfaat Praktis ... 9

2. KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Kerangka Teori ... 10

2.1.1. Pengertian Kedisiplinan ... 10

2.1.2. Perlunya Disiplin ... ………... ... 12

2.1.3. Fungsi Disiplin ... 14

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 16

2.1.5. Aspek-aspek Kedisiplinan ... 18

2.1.6. Indikator Kedisiplinan Siswa ... 20

2.1.7. Pengertian Belajar ... 22

(10)

2.1.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 25

2.1.10. Pengaruh Kedisiplinan Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa ... 29

2.2. Hubungan antar Variabel ... 30

2.3. Penelitian yang Relevan ... 31

2.4. Kerangka Berpikir ... 36

2.5. Hipotesis ... 38

3. METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Desain Penelitian ... 40

3.2. Populasi dan Sampel ... 41

3.2.1. Populasi ... 41

3.2.2. Sampel ... 42

3.3. Variabel Penelitian ... 43

3.3.1. Variabel Independen ... 43

3.3.2. Variabel Dependen... 44

3.4. Definisi Operasional ... 44

3.4.1. Variabel Kedisiplinan (X) ... 44

3.4.2. Variabel Hasil Belajar Siswa (Y) ... 44

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5.1. Kuesioner (Angket) ... 45

3.5.2. Dokumentasi ... 46

3.6 Instrumen Penelitian ... 46

3.6.1. Validitas Angket ... 47

3.6.2. Reliabilitas ... 48

3.7. Pengolahan dan Analisis Data ... 49

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 49

3.7.2. Uji Prasyarat Analisis ... 50

3.7.3. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ... 52

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1. Hasil Penelitian ... 56

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56

(11)

4.1.3. Uji Prasyarat Analisis ... 66

4.1.4 Uji Hipotesis ... 67

4.2 Pembahasan ... 71

5. PENUTUP ... 77

5.1. Simpulan ... 77

5.2. Saran ... 77

Daftar Pustaka ... 79

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Populasi Penelitian ... 41

3.2. Penarikan Sampel Siswa Kelas V ... 43

3.3. Skor untuk Setiap Butir Soal pada Skala ... 45

3.4. Hasil Uji Validitas... 48

3.5. Soal yang Dipakai ... 48

3.6. Kriteria Penilaian Hasil Belajar ... 50

4.1. Deskripsi Data Kedisiplinan Siswa ... 58

4.2. Kategori Skor Kedisiplinan Siswa ... 60

4.3. Kriteria Skor Kedisiplinan per Siswa ... 60

4.4. Rekapitulasi Persentase Kedisiplinan Siswa ... 62

4.5. Deskripsi Data Hasil Belajar ... 63

4.6. Kriteria Penilaian Hasil Belajar... ... 64

4.7. Kriteria Hasil Belajar Siswa Kelas V ... 64

4.8. Kriteria Hasil Belajar per Siswa Kelas V ... 64

4.9 Hasil Uji Normalitas ... 66

4.10 Hasil Uji Linieritas ... 67

4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 68

4.12 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ... 68

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ... 82

2. Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 89

3. Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Penelitian ... 92

4. Kisi-kisi Angket (Uji Coba) ... 93

5. Angket (Uji Coba)... 94

6. Kisi-kisi Angket (Penelitian) ... 97

7. Angket Penelitian ... 98

8. Rekap Hasil Uji Coba Angket... 100

9. Rekapitulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 102

10. Rekapitulasi Data Skor Hasil Angket ... 105

11. Hasil Uji Normalitas ... 109

12. Hasil Uji Linieritas ... 110

13. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 111

14. Surat Keterangan Penelitian ... 112

15. Surat Izin Penelitian... ... 119

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan akan membahas mengenai hal-hal yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian. Bab ini penulis akan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.Uraian selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang melalui proses pembelajaran dan bimbingan. Tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh setiap individu melalui proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipandang dari aspek akademik, akan tetapi juga dilihat dari kemampuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang spiritual dan sosial. Sesuai yang dinyatakan Munib (2011: 34), “pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang

(16)

demikian, pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sifat dan tabiat peserta didik yang bermutu dan berdaya guna agar sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. Manusia yang demikian akan tertinggal oleh manusia lain yang berpendidikan.

Berdasarkan Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan undang-undang sudah jelas bahwa pendidikan di Indonesia bukan hanya membentuk manusia yang berilmu dan cerdas namun memiliki akhlak yang mulia. Semua itu harapan yang pemerintah inginkan, membentuk manusia yang berkualitas melalui pendidikan. Maka dari itu mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan.

(17)

hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri peserta didik atau dari lingkungan luar. Slameto (2013: 54-72) menyatakan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern (faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan) dan faktor ekstern (faktor keluarga, sekolah dan masyarakat). Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor dari dalam diri siswa sendiri atau faktor luar. Kedisiplinan yang berkaitan dengan aturan dan ketertiban menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat imbuhan ke-an yang maknanya hal atau keadaan. Kedisiplinan merupakan salah satu sikap (perilaku) yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan apabila siswa dapat berdisiplin terutama dalam belajar. Kedisiplinan tidak tumbuh dan ada begitu saja namun perlu dibina melalui latihan, pendidikan dan penanaman kebiasaan oleh guru dan orang tua. Definisi disiplin sendiri menurut Prijodarminto dalam Tu’u (2004: 31) yaitu “sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keteraturan atau ketertiban”. Jadi, kedisiplinan siswa

ialah keadaan siswa yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keteraturan atau ketertiban.

(18)

yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran, disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja, karena kesadaran akan pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan kunci kesuksesan seseorang.

Kedisiplinan siswa yang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Disiplin berangkat sekolah dan mengikuti pelajaran, disiplin menaati peraturan yang ada di sekolah, dan disiplin mengerjakan tugas terutama tugas pekerjaan rumah. Berdasarkan informasi yang diperolah melalui wawancara dengan beberapa guru SD se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo, para siswa khususnya kelas V memiliki tingkat kedisiplinan yang berbeda-beda, masih ada sekolah yang siswanya kurang berdisiplin dalam meaati peraturan sekolah. Khususnya ada beberapa anak yang persentase kehadirannya kurang. Masalah yang sering terjadi masih ada siswa yang tidak mengerjakan PR, terlambat masuk kelas dan guru masih menemukan siswa yang sering mencontek. Ketika observasi dan wawancara juga menemukan bahwa hasil belajar siswa kelas V di SD Daerah Binaan R. A. Kartini masih ada siswa yang nilai ulangan hariannya kurang, masih ada siswa yang belum mencapai KKM. Namun, siswa yang nilai ulangannya kurang tersebut tidak semua juga kurang berdisiplin. Dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terkait kedisiplinan siswa, seberapa besar pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar.

(19)

Kartini terdiri dari SDN Sidarum, SDN Kuwurejo, SDN Pringgowijayan, SDN Semawung Daleman 1, SDN Semawung Daleman 2, SDN Senepo, dan SD Nasional Indonesia. Jumlah Daerah Binaan untuk SD di Kecamatan Kutoarjo sebanyak 6 Daerah Binaan. Dari keenam Daerah Binaan tersebut penulis mempertimbangkan memilih Daerah Binaan R. A. Kartini. Berdasarkan informasi terkait hasil Ujian Nasional seluruh SD di Kecamatan Kutoarjo, rata-rata peringkat ketujuh SD di Daerah Binaan R. A. Kartini ini lebih rendah daripada Daerah Binaan yang lain. Hasil belajar siswanya dapat dikatakan rendah bila dilihat dari peringkat nilai ujian walupun itu tidak bisa menjadi patokan hasil belajar siswanya rendah semua, namun hal ini menjadi prediksi awal bagi penulis. Informasi awal ini menjadi bahan pertimbangan penulis untuk melakukan penelitian di SD Daerah Binaan R. A. Kartini. Penelitian dilakukan di kelas V dengan mempertimbangkan siswa kelas V masih rendah hasil belajarnya. Kelas V ini nantinya akan naik kelas enam dan akan malaksanakan UN, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya nanti.

(20)

lain. Penulis mempertimbangkan melakukan penelitian di SD se-daerah binaan R.A. Kartini karena terdapat permasalahan kedisiplinan siswa dan gurunya, selain itu hasil belajar siswa masih rendah disbanding dengan daerah binaan yang lain.

Hasil belajar yang dipengaruhi oleh kedisiplinan siswa sudah pernah diteliti. Pertama oleh Nokwanti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Disiplin dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah yang terkait disiplin yaitu terdapat pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa dengan koefisien determinan sebesar 45%. Namun, ditemukan juga penelitian tentang pengaruh disiplin terhadap hasil belajar yang menemukan disiplin tidak berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin winarsih, Nuraini Asriati, dan Rusti yarso (2013) dengan judul “Pengaruh disiplin terhadap

hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA. Hasil yang diperoleh adalah disiplin tidak memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar, hanya sebesar 0.080 atau 8% namun ada faktor lain di luar penelitian yang tidak diteliti yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

(21)

siswa di sekolah dan apakah kedisiplinan mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah-masalah yang ada dipenelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

(1) Guru masuk kelas tidak tepat waktu.

(2) Guru mengajar belum bervariasi yang sering membuat siswa bosan. (3) Sebagian siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. (4) Beberapa siswa tidak rapi dalam memakai seragam.

(5) Siswa sering terlambat berangkat sekolah.

(6) Siswa tidak mengerjakan PR dirumah dan sering mencontek teman.

1.3

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka untuk memfokuskan pembahasan agar tidak terlalu luas dan karena adanya keterbatasan penulis, perlu dilakukan pembatasan masalah. Penelitian ini masalah yang diteliti akan dibatasi, yaitu menyangkut pengaruh Kedisiplinan siswa (X) terhadap hasil belajar siswa (Y) di SD Daerah Binaan R. A. Kartini. Kedisiplinan siswa dalam penelitian ini meliputi: a) Disiplin berangkat sekolah, b) Disiplin mengikuti pembelajaran di kelas, c) Disiplin mengerjakan tugas, d) Disiplin belajar di rumah, e) Disiplin menaati tata tertib sekolah.

1.4

Rumusan Masalah

(22)

Apakah ada pengaruh antara kedisiplinan terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo?

1.5

Tujuan Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dan tujuan khusus dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

1.5.2 Tujuan Khusus

Untuk menganalisis seberapa besar signifikan pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

1.6

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain.

1.6.1 Manfaat Teoritis

(23)

(2) Penelitian ini dapat dijadikan sumber bacaan dan bahan kajian lebih lanjut bagi penulis selanjutnya khususnya di bidang pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis, siswa, guru, dan pihak sekolah. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:

1.6.2.1Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kedisiplinan siswayang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

1.6.2.2Bagi siswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Serta dapat menjadi masukan meningkatkan hasil belajar siswa.

1.6.2.3Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan bagi guru untuk meningkatkan kedisiplinan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.6.2.4Bagi sekolah

(24)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1

Kerangka Teori

Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Teori yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu penertian kedisiplinan, perlunya disiplin, fungsi disiplin, faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin, aspek-aspek kedisiplinan, indikator kedisiplinan siswa, hasil belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dan pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin yang mendapat imbuhan ke-an. Makna imbuhan ke-an dijelaskan oleh Sugiarto (2013: 109) kata yang mendapat imbuhan ke-an mengacu ke hal atau keadaan. Ditegaskan kembali oleh Hadi (2009) makna imbuhan ke-an mengandung beberapa makna menurut kata yang mendapat imbuhan, antara lain hal atau keadaan, agak atau terlalu, terkena, menyerupai dll. Kedisiplinan disini mendapat imbuhan ke-an yang bermakna hal atau keadaan.

Kata disiplin sendiri berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disciple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawah pengawasan pemipinan

(25)

kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.”

Disiplin dalam Bahasa Indonesia seringkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur (Tu’u, 2004: 31).

Prijodarminto (1994) dalam Tu’u (2004: 31) menjelaskan bahwa “disiplin sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keteraturan atau ketertiban”. Gie (1972) dalam Mujiati (2013: 8) memberikan pengertian disiplin

yaitu “Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.

(26)

tersebut dapat membantu siswa untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sekaligus membantu siswa mencapai tujuan secara maksimal.

2.1.2 Perlunya Disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan di manapun, begitu pula siswa. Dengan adanya disiplin siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Dunham (1984: 66) dalam Ehiane (2014: 181)“effective discipline helps in the achievement of goals, expectation and responsibility in students”. Artinya disiplin yang efektif membantu dalam pencapaian tujuan, harapan dan tanggung jawab pada siswa. Jadi disiplin membantu siswa untuk mencapai tujuannya, tujuan siswa dalam belajar adalah mencapai hasil belajar yang memuaskan. Selain itu, disiplin berperan penting membentuk individu yang bertanggung jawab.

Disiplin memang memegang peran penting dikehidupan setiap individu bahkan penting untuk seorang siswa. Siswa perlu mempunyai sikap disiplin di sekolah bahkan di dalam belajar. Menurut Tu’u (2004: 37) disiplin penting karena alasan berikut ini:

(1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang sering melanggar peraturan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

(27)

(3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

(4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran akan pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Rachman (1999) dalam Tu’u (2004: 35) juga menyatakan pentingnya disiplin bagi siswa, yaitu sebagai berikut: (1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, (2) cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya, untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya, (3) menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah, mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar, (4) peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya, (5) terakhir kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.

(28)

perbuatan memiliki akibat, membantu agar anak dengan mudah berhadapan dengan beragam kelompok, misalnya keluarga atau sekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting bagi setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilaku dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses ketika belajar. Siswa yang disiplin akan mencapai hasil belajar yang baik. Siswa yang mempunyai aturan dan tata tertib dalam baik di sekolah atau di rumah serta mentaati aturan tersebut akan membuat siswa menjadi terbiasa dan tertib. 2.1.3 Fungsi Disiplin

Disiplin itu merupakan sesuatu yang penting, disiplin juga memiliki berbagai fungsi bagi setiap individu. Fungsi disiplin menurut Tu’u (2004: 38-44) ada enam, yaitu menata kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih kepribadian, pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Disiplin memiliki fungsi yang beragam dan disiplin yang utama adalah melatih dan membentuk kepribadian.

(29)

Membangun kepribadian adalah fungsi disiplin yang kedua. Kepribadian adalah sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam kehidapannya sehari-hari. Kepribadian terbentuk didalam lingkunag keluarga, sekolah dan masyarakat. Disiplin yang diterapkan di lingkungan tersebut akan membentuk kepribadian seseorang. Kedisiplinan akan membuat seseorang terbiasa untuk mengikuti dan menaati aturan yang kemudian kebiasaan itu akan membekas pada diri seseorang tersebut. Kebiasaan tersebut kemudian akan menjadi kepribadiannya.

Kepribadian tidak begitu saja terbentuk namun perlu dilatih. Fungsi disiplin yang ketiga adalah melatih kepribadian. Sikap, tingkah laku dan pola hidup yang baik tidak semata-mata terbentuk begitu saja dalam waktu singkat. Semua itu dibentuk dan melalui proses latihan yang panjang. Berusaha untuk selalu berdisiplin adalah bentuk latiahan yang nanti akan membentuk kepribadian.

(30)

Menciptakan lingkungan kondusif adalah salah satu fungsi disiplin yang lain. Sekolah adalah lingkungan pendidikan dimana dilaksanakannnya proses belajar mengajar. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan harus menjamin terselenggaranya proses belajar yang baik dengan kondisi yang baik pula. Kondisiyang baik meliputi kondisi aman, tentram, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai dan hubungan pergaulan ynag baik. Belajar dengan lingkungan yang kondusif akan memberikan kenyamanan dan belajar akan lebih berhasil dan optimal.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Kedisiplinan siswa dapat terbentuk dan terbina melalui berbagai cara, disiplin itu tidak terbentuk begitu saja perlu latihan dan pembinaan serta diri kemauan siswa. Berdasarkan penuturan Tu’u (2004: 48-50) disiplin dipengaruhi

oleh beberapa hal, yaitu kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan, alat pendidikan, hukuman, teladan, lingkungan yang berdisiplin, dan latihan berdisiplin. Ketujuh faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang berdisiplin baik dilingkungan sekolah atau lingkungan keluarga.

(31)

aturan. Hal ini merupakan pengikutan atau ketaatan, artinya siswa mengikuti atau menaati peraturan-peraturan yang berlaku.

Alat pendidikan merupakan faktor selanjutnya yang mempengaruhi disiplin. Alat pendidikan dimaksudkan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. Dengan alat pendidikan, disiplin siswa dapat dibentuk dan dilatih sehingga siswa mempunyai kedisiplinan yang baik. Alat pendidikan biasanya diikuti dengan hukuman. Hukuman digunakan sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga siswa dapat kembali pada perilaku yang sesuai harapan.

Selanjutnya, faktor teladan mempengaruhi disiplin siswa. teladan atau contoh akan lebih bermakna dibandingkan kata-kata nasehat atau peringatan. Teladan yang dilakukan oleh orang tua, guru atau kepala sekolah akan mempengaruhi siswa secara tidak langsung. Siswa lebih sering mencontoh hal-hal ynag dilakukan oleh orang tua atau gurunya. Maka dari itu, orang tua, guru atau kepala sekolah perlu memberikan teladan yang baik terutama ketika didepan siswa.

(32)

disiplin, orang tua selalu disiplin maka siswa secara tidak langsung akan mencontoh dan terbawa untuk berdisiplin.

Faktor yang terakhir adalah latihan berdisiplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. Praktik yang dilakukan sehari-hari akan membuat siswa terbiasa, dan akhirnya siswa dapat disiplin. Dengan latihan juga, siswa akan tebiasa dan membiasakan diri sehingga dalam diri siswa akan terbentuk disiplin.

2.1.5 Aspek-aspek Kedisiplinan

Menurut Arikunto dalam Aulia (2012: 7-10) kedisiplinan siswa dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, aspek disiplin siswa di lingkungan keluarga, aspek disiplin siswa di lingkungan sekolah, dan aspek disiplin siswa di lingkungan pergaulan.

Disiplin di lingkungan keluarga adalah peraturan dirumah mengajarkan anak apa yang harus dan apa yang boleh dilakukan di rumah atau dalam hubungan dengan anggota keluarga. Disiplin keluarga mempunyai peran penting agar anak segera belajar dalam hal perilaku. Lingkungan keluarga sering disebut lingkungan pertama didalam pendidikan dan sangat penting untuk membetuk pola kepribadian anak, karena di keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Aspek disiplin di lingkungan keluarga, meliputi: a) Mengerjakan tugas sekolah di rumah b) Mempersiapkan keperluan sekolah dirumah.

(33)

ini mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan sewaktu dilingkungan sekolah. Disiplin sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam peraturan dan tata tertib yang ditunjukan pada siswa. Apabila disiplin sekolah telah menjadi kebiasaan belajar, maka nantinya siswa benar-benar menganggap kalau belajar disekolah adalah merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai kewajiban atau tekanan. Aspek disiplin siswa di lingkungan sekolah, meliputi : a) Sikap siswa dikelas b) Kehadiran siswa c) Melaksanakan tata tertib di sekolah.

Aspek disiplin siswa di lingkungan pergaulan yaitu aspek dimana siswa bermain dan berinteraksi dengan teman dan masyarakat. Maksud disiplin pergaulan sendiri adalah peraturan lapangan bermain terutama dipusatkan pada permainan dan olah raga. Peraturan itu juga mengatur tingkah laku kelompok. Peraturan disini mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak prilaku yang disetujui anggota kelompoknya. Aspek disiplin siswa di lingkungan pergaulan, meliputi : a) Yang berhubungan dengan pinjam meminjam b) Yang berhubungan dengan disiplin waktu.

(34)

2.1.6 Indikator Kedisiplinan Siswa

Dari aspek-aspek disiplin menurut Arikunto yang telah diuraikan, maka dapat diambil lima indikator kedisiplinan siswa sebagai berikut:

(1) Mengerjakan tugas sekolah di rumah

Mengerjakan tugas sekolah dirumah maksudnya adalah jika ada pekerjaan rumah (PR) dari guru maka siswa selalu mengerjakannya dirumah secara individu maupun kelompok dan bertanya kepada bapak atau ibunya. (2) Mempersiapkan keperluan sekolah di rumah

Mempersiapkan keperluan sekolah dirumah maksudya adalah setiap sore atau malam hari siswa selalu mempersiapkan perlengkapan belajar misalnya buku tulis, buku paket, dan alat tulis yang akan dibawa kesekolah. (3) Sikap siswa di kelas

Sikap siswa dikelas maksudnya adalah pada saat guru menerangkan materi pelajaran maka siswa memperhatikannya dan tidak membuat kegaduhan di kelas serta jika ada tugas dari guru maka siswa akan langsung mengerjakannya.

(4) Kehadiran siswa

(35)

(5) Melaksanakan tata tertib di sekolah

Mengerjakan tata tertib disekolah maksudnya semua aturan yang tetulis baik mengenai seragam maupun sikap disekolah harus ditaati dan patuhi.

Tu’u (2004: 91) dalam penelitiannya mengenai disiplin mengemukakan

bahwa indikator yang menunjukkan pergeseran atau perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas dan ketertiban diri saat belajar di kelas.

Sejalan dengan pendapat Khafid (2007: 195) dalam penelitiannya yang membagi indikator kedisiplinan yang menjadi beberapa indikator sebagai berikut: ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator kedisiplinan siswa menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut:

(1) disiplin berangkat sekolah,

(2) disiplin mengikuti pembelajaran di sekolah, (3) disiplin mengerjakan tugas,

(4) disiplin belajar di rumah,

(36)

2.1.7 Pengertian Belajar

Pakar pendidikan telah banyak mengemukakan pengertian tentang belajar, salah satunya Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2011: 2) menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Gage dan Berliner dalam Rifa’i dan Anni (2011: 2) menyatakan bahwa belajar

merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Sejalan dengan Cronbach dalam Suprijono (2009: 2) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Pengertian belajar secara psikologis menurut Slameto (2013: 2) merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Drs. Slameto kemudian mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini kurang lebih sama dengan menurut Morgan dalam Suprijono (2009: 3) belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

(37)

sikap, keterampilan, kecakapan, kemampuan, tingkah laku, kepribadian, dan lain-lain.

2.1.8 Hasil Belajar

Winkel (1996:51) dalam Purwanto (2014: 45) mendefinisikan hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Rifa’i dan Anni (2011: 85) menjelaskan pengertian hasil belajar secara singkat yaitu “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”.

Hasil belajar dapat berupa ilmu pengetahuan, namun tidak hanya pengetahuan yang diperoleh setiap individu dalam belajar. Menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 5), hasil belajar siswa berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Bentuk hasil belajar siwa menurut Gagne tersebut tidak hanya pengetahuan saja. Namun hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan dan sikap.

(38)

Hasil belajar yang berupa strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Hasil belajar yang berupa keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak jasmani. Terakhir, hsail belajar berupa sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Sementara Bloom dalam Sudjana (2009: 22) berpendapat bahwa hasil belajar itu mencakup tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,

(39)

ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa menguasai isi bahan pengajaran.

Berdasarkan pengertian hasil belajar tersebut dapat disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dan sikap pada individu setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar yang diperoleh individu yaitu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ketiganya termasuk dalam tiga ranah. Ketiga ranah tersebut umumnya merupakan objek penilaian hasil belajar dalam kegiatan belajar. Ranah kognitif yang umum digunakan oleh guru berkaitan dengan pengetahuan akademik.

2.1.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam bukunya, Hamalik (2013: 32,33) mengatakan belajar efektif dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisioanal yang ada, ada sepuluh faktor kondisional tersebut yaitu pertama faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; kedua latihan; kepuasan; mengetahui berhasil atau tidak; faktor asosiasi; pengalaman masa lampau; kesiapan belajar; minat dan usaha; selanjutnya faktor-faktor fisiologis; dan terakhir intelegensi.

(40)

Ketiga, belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Maka hasil yang diperoleh akan baik dan optimal. Keempat, Siswa perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan memberi kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan membuat frustasi.

Faktor asosiasi, faktor kondisional yang kelima mempengaruhi belajar. Faktor ini manfaatnya besar dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dan yang baru diasosiasikan secara berurut, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. Kemudian siswa setelah mengasosiasikan akan mendapat pemahaman yang utuh. Keenam, pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian yang dimiliki siswa. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.

Selanjutnya, faktor kesiapan belajar. Murid yang siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Siswa yang kurang siap dalam belajar maka tidak akan berhasil atau tetinggal dengan siswa yang lain. Selain kesiapan belajar faktor minat dan usaha juga mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Namun, minat tanpa usaha yang baik maka belajar sulit untuk berhasil.

(41)

belajar. Badan yang lemah akan menurunkan perhatian siswa yang akhirnya belajar tidak sempurna. Sedangkan faktor intelegensi, berkaitan dengan kecerdasan siswa. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar daripada yang kurang cerdas. Siswa yang cerdas akan lebih mudah menangkap dan memahami materi daripada siswa yang kurang cerdas.

Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 97,98), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar.

Beberapa faktor eksternal yaitu variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Jadi belajar yang berhasil mempersyaratkan pendidik memperhatikan kemampuan internal peserta didik dan situasi stimulus yang berada di luar peserta didik. Dengan kata lain belajar tipe kemampuan baru harus dimulai dari kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya dan menyediakan situasi eksternal yang bervariasi.

(42)

Pertama, Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu itu sendiri. Faktor internal terdiri atas faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan keaadaan jasmani. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor jasmani diantaranya kesehatan dan cacat tubuh.

Faktor psikologis dalam belajar meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Untuk faktor kelelahan dalam belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan adanya kecenderungan untuk membaringan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk belajar hilang. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara istirahat, tidur, melakukan variasi dalam belajar, olahraga secara teratur, dan lain-lain.

Kedua, Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Uraian selangkapnya sebagai berikut.

(43)

dan tugas rumah. Dalam disiplin sekolah dijelaskan agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah, dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta stafnya yang lain disiplin.

Kemudian fakor masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa antara lain kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa seperti TV, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat di sekitar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sesuai pendapat para ahli digolongkan menjadi dua, faktor internal dan eksternal. Hasil belajar akan tercapai dengan memuaskan dan maksimal apabila faktor-faktor tersebut diperhatikan oleh guru dan orang tua serta pihak sekolah.

2.1.10 Pengaruh Kedisiplinan Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dipengaruhi oleh kedisiplinan siswa dalam belajar dan disiplin di sekolah. Kedisiplinan siswa dalam hal ini merupakan keadaan siswa yang taat dan teratur sesuai aturan. Ketika di sekolah memang disiplin perlu di perhatikan. Dengan keadaan siswa yang disiplin akan mendukung berjalannya belajar di sekolah dengan lancer. Dalam pembelajaran di kelas, disiplin akan membuat suasana belajar lebih kondusif dan tenang.

(44)

yang maksimal dalam belajarnya. Jadi, hasil belajar secara tidak langsung dipengaruhi oleh kedisiplinan siswa.

Kedisiplinan siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa karena dengan adanya disiplin, siswa teratur dan tertib saat di sekolah dan saat belajar. Bagi siswa yang sudah menerapkan disiplin, mereka akan selalu ingat dengan kewajibannya dan tanggung jawabnya untuk belajar yang rajin setiap harinya. Hal ini dikarenakan mereka sudah menyadari akan pentingnya belajar. Sebaliknya bagi siswa yang kurang menerapkan kedisiplinan, mereka menganggap belajar merupakan sebuah paksaan atau tekanan bagi dirinya. Belajar yang berlandaskan paksaan tidak akan bertahan lama. Akan tetapi, ada sebagian anak walaupun awalnya mendapat paksaan dalam menerapkan disiplin dan akhirnya anak menyadari akan pentingnya belajar dan kewajiban belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

2.2

Hubungan antar Variabel

Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu kedisiplinan siswa (X) dan hasil belajar siswa (Y). Indikator kedisiplinan siswa dalam penelitian ini meliputi: (1) Disiplin berangkat sekolah, (2) Disiplin mengikuti pembelajaran di kelas, (3) Disiplin mengerjakan tugas, (4) Disiplin belajar di rumah, (5) Disiplin menaati tata tertib sekolah.

(45)

dilaksanakan dengan baik. Tu’u (2004: 37) menjelaskan bahwa dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin, pada hakikatnya disiplin menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2002: 97) adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan siswa dalam belajar adalah mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar dalam Rifa’i dan Anni (2011: 85) dijelaskan pengertiannya secara singkat yaitu “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Dengan demikian, kedisiplinan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan bagi siswa. Tujuan siswa dalam kegiatan belajar adalah mencapai hasil belajar yang maksimal.

2.3

Penelitian yang Relevan

(46)

Asliyanti (2012), Mujiati (2012), Wiwin Winarsih dkk (2013) dan, Lisgiarti (2013).

Pertama, Nani Hendriyani (2011) dari Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Malang dengan judul penelitian “Pengaruh Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1

Kepanjen Malang”. Metode yang digunakan angket, observasi dan dokumentasi. Analisiss statistik menggunakan rumus koofisien kontingensi dan chi kuadrat. Hasil penelitiannya berdasarkan analisis deskriptif menghasilkan kedisiplinan siswa di SMK Muhamadiyah 1 Kepanjen Malang adalah 91,76% memiliki disiplin tinggi dan sisanya sedang. Nilai pendidikan agama Islam kategorinya 11,8% tinggi, kategori nilai cukup 81,2%, kategori nilai kurang 7%, hal ini tergolong cukup baik. Dari penelitian menunjukkan ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar pai terbukti darihasil perhitungan Chi kuadrat yang diuji pula signifikansinya dengan menentukan harga kritik 5%, maka diperoleh melalui rumus yaitu =19.193>5.991 dan perhitungan koefisien kontingensi (KK)= 0,9013. Dengan demikian ho ditolak dan ha diterima yang artinya terdapat pengaruh antara kedisiplinan dengan prestasi belajar pai.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Avif Roy Rahmat (2012), mahasiswa jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3

Yogyakarta”. Penelitian yang digunakan berupa penelitian Ex-post Facto yang

(47)

menunjukkan bahwa variabel motivasi, lingkungan dan disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif ditunjukkan dengan koefisien r = 0,888, rhitung > rtabel (0,888 > 0,339).

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh O. Stanley Ehiane (2014), mahasiswa dari Lagos State Polytechnic, Nigeria dengan judul “Disciple and Academic Performance (A Study of Selected secondary Schools in Lagos,

Nigeria)”. Penelitian yang digunakan penelitian survei cross-sectional desain di

mana kuesioner merupakan instrumen utama pengumpulan data selain wawancara

dan dokumentasi. Persentase sederhana dan metode statistik Chi–square

digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin dan aturan sekolah mempengaruhi pencapaian akademik siswa di sekolah.

Keempat, penelitian oleh Nokwanti (2013) Fakultas Ekonomi IKIP Veteran Semarang dengan judul penelitian “Pengaruh Tingkat Disiplin dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Hasil

penelitian berdasarkan uji keberartian persamaan regresi dengan uji F, diperoleh Fhitung sebesar 42,45> dari Ftabel sebesar 3,08 yang berarti tingkat disiplin dan lingkungan belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar dan hipotesis penelitian (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Philomena Mukami Njoroge dan Ann Nduku Nyabuto (2014), mahasiswa dari Mount Kenya University, School of Education dengan judul “Discipline as a Factor in Academic Performance in

Kenya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin merupakan faktor utama

(48)

Perilaku ketidakdisiplinan akan menyebabkan siswa memiliki prestasi belajar

yang rendah.

(49)

Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Elin Asliyanti (2012), mahasiswa dari jurusan Tadris Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Belajar Sekolah terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di

SMK Sultan Agung Kabupaten Cirebon”. Hasil penelitian menunjukkan disiplin

belajar sebesar 54.0% kriteria Cukup, prestasi belajar sebesar 71.17 dengan kriteria baik, pengaruh sebesar 0,855 dengan kriteria tinggi dan sig. 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak berarti terdapat pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi siswa.

Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Mujiati (2012), mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Korelasi antara Kedisiplinan Peserta Didik dengan Hasil Belajar pada Mata

Pelajaran Biologi Siswa Kelas X M. A. Hidayatus Syubban Semarang Tahun

Pelajaran 2012/2013”. Hasil uji hipotesis dengan rumus product moment

diketahui ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan peserta didik dan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dari uji rxy = 0,639 dan nilai thitung = 6,802. Berdasarkan nilai tersebut, dapat dijelaskan setelah di konsultasikan terhadap nilai ttabel didapat bahwa thitung> t table. Berarti Ha diterima dan Ho ditolak., artinya ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan peserta didik dengan hasil belajar.

(50)

mempengaruhi hasil belajar sebesar 8% (R square = 0,080). Artinya disiplin tidak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar namun pengaruhnya tidak besar. Ada factor-faktor lain diluar penelitian yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Terakhir, penelitian oleh Lisgiarti (2013) dari Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul penelitian “Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IPS SMAN 14 Bandung”.

Kesimpulan yang didapat dari pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 5% diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Ditunjukkan oleh hasil rxy (pearson correlation) sebesar 0,942 dan koefisien determinasi 88,8%, nilai probabilitas 0,05 > 0,00 (nilai probabilitas sig). Hal ini menunjukkan hasil belajar dipengaruhi oleh disiplin belajar.

2.4

Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dan sikap pada individu setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar yang diperoleh individu yaitu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ketiganya termasuk dalam tiga ranah. Ketiga ranah tersebut umumnya merupakan objek penilaian hasil belajar dalam kegiatan belajar. Dalam penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif, jadi yang diteliti hanya ranah kognitif yang berkaitan dengan nilai akademik siswa di sekolah.

(51)

berasal dari dalam diri siswa (intern) maupun dari luar diri siswa (ekstern). Kedisiplinan siswa dipandang sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Kedisiplinan siswa adalah keadaan sikap atau perilaku siswa yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan di sekolah maupun saat di rumah. Dengan adanya kedisiplinan yang berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dalam diri siswa serta dilakukan secara teratur tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun akan membentuk kedisiplinan yang permanen.

Kedisiplinan merupakan suatu sikap yang perlu dimiliki oleh setiap siswa. Dengan disiplin, diharapkan segala kegiatan yang telah terstruktur dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik. Dalam belajarpun, siswa perlu memiliki kedisiplinan demi tercapainya keberhasilan belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Apabila dalam diri siswa sudah tertanam kedisiplinan yang baik, maka ketekunan dan kepatuhannya akan terus meningkat sehingga membuat hasil belajarnya meningkat. Sebaliknya, apabila siswa belum mampu menanamkan kedisiplinan yang baik, maka ketekunan dan kepatuhannya juga kurang baik sehingga berdampak pada hasil belajarnya. Kedisiplinan siswa meliputi disiplin berangkat sekolah, disiplin mengikuti pembelajaran di kelas, disiplin mengerjakan tugas, disiplin belajar di rumah dan disiplin menaati tata tertib sekolah.

(52)
[image:52.595.150.508.123.285.2]

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Dari gambar kerangka berpikir tersebut terdapat dua variabel di dalamnya, yaitu:

(1) Variabel Independen (Variabel Bebas)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen pada penelitian ini adalah kedisiplinan (X).

(2) Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa (Y).

2.5

Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Hasil Belajar Siswa (Y) Dilihat dari hasil nilai UTS siswa semester genap tahun 2014/2015 Indikator:

1. Disiplin berangkat sekolah.

2. Disiplin mengikuti pembelajaran di kelas.

3. Disiplin mengerjakan tugas. 4. Disiplin belajar di rumah.

(53)

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan R. A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

(54)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bagian metodologi penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara lain: (1) desain penelitian; (2) populasi dan sampel; (3) variabel penelitian; (4) definisi operasional; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian; (7) pengolahan dan analisis data. Berikut uraian selengkapnya.

3.1

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan metode penelitian Ex Post Facto. Sugiyono (1999) dalam Riduwan (2013: 50) mengemukakan bahwa “penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.” Darmadi (2013: 258) menyatakan bahwa “ penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti memulai memulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. ”Sedangkan, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh dianalisis sesuai metode statistik yang digunakan kemudian diinterpretasikan.

(55)
[image:55.595.111.449.142.347.2]

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen).

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: X : kedisiplinan

Y : hasil belajar siswa

3.2

Populasi dan sampel

3.2.1 Populasi

Arikunto dalam Riduwan (2013: 70) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian.Sedangkan menurut Sugiyono dalam Riduwan (2013: 70), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Dalam penelitian ini yang

[image:55.595.189.477.554.716.2]

menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas V SD daerah binaan R.A Katini tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 147 siswa (lampiran 1).

Tabel 3.1

Tabel Populasi Penelitian

Sekolah Dasar Jumlah Siswa Kelas V

SD N Sidarum

SD N Semawung daleman 1 SD N Semawung daleman 2 SD N Senepo

SD N Pringgowijayan SD N Kuwurejo SD Nasional 17 siswa 26 siswa 24 siswa 23 siswa 18 siswa 21 siswa 18 siswa

Jumlah 147 siswa

Sumber: data observasi sekolah dasar daerah binaan Kecamatan Kutoarjo

(56)

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu, agar sampel yang diambil dapat representatif perlu memberlakukan teknik sampling. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, menurut Sugiyono (2013: 121), “Teknik random sampling merupakan cara pengambilan sampel secara acak sehingga memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.”

Teknik ini digunakan karena setiap individu dalam populasi berpeluang sama untuk menjadi anggota sampel, sedangkan pengambilan jumlah sampel menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5%, dari tabel Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2013: 131) dihasilkan jumlah sampel sebanyak 105 dari populasi yang berjumlah 147.

Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling menurut Sugiyono (1999: 67) yang dikutip oleh Riduwan (2013: 66) yaitu:

Keterangan:

ni = jumlah sampel setiap sekolah n = jumlah sampel seluruhnya

(57)
[image:57.595.121.506.176.347.2]

Berdasarkan rumus di atas, maka dari jumlah siswa yang ada bisa diambil sampel yang digunakan sebagai penelitian seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Penarikan Sampel Siswa Kelas V No

. Sekolah Dasar

Populasi

siswa kelas V Sampel

1. SD N Sidarum 17 siswa 17/147x105=12,1=12

2. SD N 1 Semawung Daleman 26 siswa 26/147x105=18,6=19 3. SD N 1 Semawung Daleman 24 siswa 23/147x105=17,1=17

4. SD N Senepo 23 siswa 23/147x105=16,4=16

5. SD N Pringgowijayan 18 siswa 18/147x105=12,9=13

6. SD N Kuwurejo 21 siswa 21/147x105=15,0=15

7. SD Nasional 18 siswa 18/147 x105=12,9=13

Jumlah 147 siswa 105 siswa

Sumber: Data diolah

Dari pengambilan sampel secara acak dengan semua anggota memiliki kesempatan sama serta menggunakan rumus proporsional random sampling didapat sampel 105 (lampiran 2).

3.3

Variabel Penelitian

Sugiyono (2013: 63) menjelaskan bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yakni variabel independen dan variabel dependen.

3.3.1 Variabel independen

(58)

dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kedisiplinan (X).

3.3.2 Variabel dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013: 64), “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian variabel

dependennya yaitu hasil belajar siswa (Y).

3.4

Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian, sehingga diharapkan dapat menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. 3.4.1 Variabel kedisiplinan (X)

Kedisiplinan siswa adalah keadaan sikap atau perilaku siswa yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang telah berlaku sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan. Kedisiplinan siswa dalam penelitian ini meliputi: a) Disiplin berangkat sekolah. b) Disiplin mengikuti pembelajaran di kelas. c) Disiplin mengerjakan tugas. d) Disiplin belajar di rumah. e) Disiplin menaati tata tertib sekolah.

3.4.2 Variabel Hasil belajar siswa (Y)

(59)

Penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif. Hasil belajar diambil dari rata-rata nilai UTS siswa semester genap tahun 2014/2015.

3.5

Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan kuesioner (angket). Uraian selengkapnya sebagai berikut.

3.5.1 Kuesioner (angket)

[image:59.595.132.478.574.673.2]

Sugiyono (2013: 193) mendefinisikan kuesioner atau angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berbentuk skala Likert dengan pertanyaan bersifat tertutup yaitu jawaban atas pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Subjek hanya diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya. Penelitian ini menggunakan 4 alternatif jawaban instrumen yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Skor untuk setiap butir soal adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Tabel skor untuk setiap butir soal pada skala Likert

Jawaban Skor Pertanyaan

Positif

Skor Pertanyaan Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak pernah 1 4

(60)

3.5.2 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Riduwan (2013: 77) menyatakan bahwa dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Arikunto (2013: 274) berpendapat dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan nilai ulangan tengah semester sebagai sumber untuk mengetahui hasil belajar siswa.

3.6

Instrumen Penelitian

Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian sebagai alat untuk memperoleh data penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti (Riduwan2013: 79). Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan sebuah alat ukur yang baik, yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket atau kuesioner.

(61)

3.6.1. Validitas Angket

Menurut Riduwan (2013: 73) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya kuesioner yang akan digunakan. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 20. Untuk mengetahui validitas angket maka angket harus diuji coba terlebih dahulu.

Data uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba (lampiran 8). Dalam perhitungan validitas hasil uji coba peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=30 maka r tabel pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,361. Pengujian dilakukan dengan SPSS versi 20. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan

valid. Namun, jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen

dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91). Rekap hasil perhitungan uji validitas terdapat pada lampiran 9.

(62)
[image:62.595.121.506.106.342.2]

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir

Soal Valid Tidak Valid

No 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42

1, 7, 12, 13, 14, 16, 20, 23, 24, 31, 35

Tabel 3.5 Soal yang dipakai Butir

Soal Soal yang dipakai Soal yang tidak dipakai

No 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 3

Gambar

Tabel Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+4

Referensi

Dokumen terkait