PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor). Dibawah bimbingan Budi Purwanto.
Teknologi penginderaan jauh yang merupakan bagian teknologi informasi telah memasuki tahapan industri, yaitu dengan ditandai perubahan orientasi yang semula lebih cenderung digunakan untuk penelitian dan pengembangan, saat ini telah dapat digunakaan untuk pemanfaatan taraf operasional dan berbagai kepentingan lain, sehingga dapat memberikan peluang bisnis penginderaan jauh. Peluang tersebut juga dimanfaatkan oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, BAKOSURTANAL dengan merancang Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (yaitu wilayah Mekkah, Madinah, dan Arafah) dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peta dan menambah produk peta BAKOSURTANAL, serta mensosialisasikan teknologi penginderaan jauh sehingga manfaat dari adanya kemajuan inderaja diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan pengusulan penambahan produk baru BAKOSURTANAL, Bidang PDKD belum mengetahui prospek pasar produk tersebut, apakah masyarakat (khususnya calon jemaah haji) membutuhkan atau tidak, menyukai atau tidak, serta berminat untuk membeli atau tidak terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 2) Mempelajari persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 3) Mengetahui hubungan antara persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 4)Mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan metode random sampling terhadap calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Model Sikap ABC atau tricomponent model digunakan untuk mengetahui persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Uji korelasi rank-spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, sikap dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Uji chi square digunakan untuk mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
KAJIAN KEBUTUHAN DAN SIKAP CALON JEMAAH HAJI TERHADAP PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Sekar Prawita Diah Ariyanti H24103093
Menyetujui, Desember 2007
Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sekar Prawita Diah Ariyanti, dilahirkan di Solo pada
tanggal 27 Desember 1985 dari pasangan Triyono Prihatyanto dan Nurhastuti.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Cijujung 2
Kabupaten Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 15 Kota Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun
2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota
Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB
(USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam komunitas teater
Glamorist Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Periode
2005-2006, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan,
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat sarjana pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Skripsi ini membahas kajian mengenai kebutuhan dan sikap calon jemaah
haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
merupakan produk baru yang akan diusulkan Bidang Pemetaan Dasar
Kedirgantaraan kepada pimpinan BAKOSURTANAL dalam rangka menambah
produk peta BAKOSURTANAL dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya peta, serta sosialisasi adanya kemajuan penginderaan jauh. Oleh
karena itu, perlu diketahui kebutuhan dan sikap masyarakat terhadap Peta Citra
Kawasn Haji, sehingga diketahui prospek pasar produk tersebut, apakah layak
dipasarkan atau tidak.
Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Ir.Budi Purwanto,ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu,
motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi
ini
2. Dr.Ir.Jono M. Munandar,M.Sc dan Mukhammad Nadjib, STP,MM selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, serta kritik dan
saran yang telah diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Drs.Triyono Prihatyanto (Papa), Nurhastuti (Mama), Mas Pandu, Tyas yang
selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang keluarga kepada penulis.
4. Ir.Edwin Hendrayana, Kardiman,SE, Yofri Furqani Hakim,ST (pihak Bidang
Pemetaan Dasar Kedirgantaraan BAKOSURTANAL) yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, serta
atas dukungan moril dan materi yang telah banyak diberikan kepada penulis
v
5. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6. Ersan Permana atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan dan semangat
yang tiada henti.
7. Rekan satu bimibingan Yunia, Prita, Aldhika, Yayuk dan Mba Yani atas
kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
8. Sahabat-sahabatku Linda, Evi, Eva, Vika, Andin, Desty, dan Icha, Gank
Basmir atas warna keceriaan, solidaritas, semangat, dan doanya kepada
penulis.
9. Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang
diberikan.
10.Budi, Meivan, Okty atas kesediaan waktu dalam membantu penyebaran
kuesioner penelitian.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang
lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2007
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia ... 5
2.2Pengertian Penginderaan Jauh ... 6
2.3Pengertian Citra ... 6
2.4Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis ... 7
2.5 Produk Baru ... 9
2.6 Kebutuhan Konsumen ... 10
2.7 Perilaku Konsumen ... 10
2.8 Sikap Konsumen ... 11
2.9 Riset Pemasaran ... 12
III. METODE PENELITIAN 3.1Kerangka Pemikiran Penelitian ... 14
3.2Tahapan Penelitian ... 16
3.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.4Jenis dan Sumber Data ... 17
3.5 Penarikan Sampel ... 17
3.6 Metode Penarikan Sampel ... 17
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 18
3.7.1Uji Instrumen ... 18
a. Uji Validitas ... 18
b. Uji Reliabilitas ... 19
3.7.2Analisis Deskriptif ... 19
3.7.3Model Sikap Tiga Komponen (Tricomponent Model) ... 20
3.7.4Uji Korelasi Rank-Spearman ... 22
3.7.5Uji Chi-Square ... 22
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Instansi... 24
4.1.1 Profil BAKOSURTANAL ... 24
4.1.2 Produk BAKOSURTANAL... 24
4.2 Profil Responden ... 29
4.3 Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Responden ... 33
4.3.1 Prioritas Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Dalam Melakukan Perjalanan ... 33
4.3.2 Identifikasi Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta ... 35
4.3.3 Pengetahuan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra ... 37
4.3.4 Pengujian Instrumen... 39
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 40
4.3.5 Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 40
a. Pengukuran Persepsi Terhadap Produk (Kognitif) ... 40
b. Pengukuran Penilaian Terhadap Produk (Afektif) ... 44
c. Pengukuran Minat Beli Terhadap Produk (Konatif) ... 46
4.3.6 Hubungan Antara Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 48
4.3.7 Pendeteksian Perbedaan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji Berdasarkan Karakteristik Demografis ... 49
KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan ... 51
2 Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor). Dibawah bimbingan Budi Purwanto.
Teknologi penginderaan jauh yang merupakan bagian teknologi informasi telah memasuki tahapan industri, yaitu dengan ditandai perubahan orientasi yang semula lebih cenderung digunakan untuk penelitian dan pengembangan, saat ini telah dapat digunakaan untuk pemanfaatan taraf operasional dan berbagai kepentingan lain, sehingga dapat memberikan peluang bisnis penginderaan jauh. Peluang tersebut juga dimanfaatkan oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, BAKOSURTANAL dengan merancang Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (yaitu wilayah Mekkah, Madinah, dan Arafah) dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peta dan menambah produk peta BAKOSURTANAL, serta mensosialisasikan teknologi penginderaan jauh sehingga manfaat dari adanya kemajuan inderaja diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan pengusulan penambahan produk baru BAKOSURTANAL, Bidang PDKD belum mengetahui prospek pasar produk tersebut, apakah masyarakat (khususnya calon jemaah haji) membutuhkan atau tidak, menyukai atau tidak, serta berminat untuk membeli atau tidak terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 2) Mempelajari persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 3) Mengetahui hubungan antara persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 4)Mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan metode random sampling terhadap calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Model Sikap ABC atau tricomponent model digunakan untuk mengetahui persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Uji korelasi rank-spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, sikap dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Uji chi square digunakan untuk mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
KAJIAN KEBUTUHAN DAN SIKAP CALON JEMAAH HAJI TERHADAP PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Sekar Prawita Diah Ariyanti H24103093
Menyetujui, Desember 2007
Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sekar Prawita Diah Ariyanti, dilahirkan di Solo pada
tanggal 27 Desember 1985 dari pasangan Triyono Prihatyanto dan Nurhastuti.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Cijujung 2
Kabupaten Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 15 Kota Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun
2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota
Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB
(USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam komunitas teater
Glamorist Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Periode
2005-2006, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan,
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat sarjana pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Skripsi ini membahas kajian mengenai kebutuhan dan sikap calon jemaah
haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
merupakan produk baru yang akan diusulkan Bidang Pemetaan Dasar
Kedirgantaraan kepada pimpinan BAKOSURTANAL dalam rangka menambah
produk peta BAKOSURTANAL dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya peta, serta sosialisasi adanya kemajuan penginderaan jauh. Oleh
karena itu, perlu diketahui kebutuhan dan sikap masyarakat terhadap Peta Citra
Kawasn Haji, sehingga diketahui prospek pasar produk tersebut, apakah layak
dipasarkan atau tidak.
Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Ir.Budi Purwanto,ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu,
motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi
ini
2. Dr.Ir.Jono M. Munandar,M.Sc dan Mukhammad Nadjib, STP,MM selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, serta kritik dan
saran yang telah diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Drs.Triyono Prihatyanto (Papa), Nurhastuti (Mama), Mas Pandu, Tyas yang
selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang keluarga kepada penulis.
4. Ir.Edwin Hendrayana, Kardiman,SE, Yofri Furqani Hakim,ST (pihak Bidang
Pemetaan Dasar Kedirgantaraan BAKOSURTANAL) yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, serta
atas dukungan moril dan materi yang telah banyak diberikan kepada penulis
v
5. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6. Ersan Permana atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan dan semangat
yang tiada henti.
7. Rekan satu bimibingan Yunia, Prita, Aldhika, Yayuk dan Mba Yani atas
kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
8. Sahabat-sahabatku Linda, Evi, Eva, Vika, Andin, Desty, dan Icha, Gank
Basmir atas warna keceriaan, solidaritas, semangat, dan doanya kepada
penulis.
9. Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang
diberikan.
10.Budi, Meivan, Okty atas kesediaan waktu dalam membantu penyebaran
kuesioner penelitian.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang
lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2007
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia ... 5
2.2Pengertian Penginderaan Jauh ... 6
2.3Pengertian Citra ... 6
2.4Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis ... 7
2.5 Produk Baru ... 9
2.6 Kebutuhan Konsumen ... 10
2.7 Perilaku Konsumen ... 10
2.8 Sikap Konsumen ... 11
2.9 Riset Pemasaran ... 12
III. METODE PENELITIAN 3.1Kerangka Pemikiran Penelitian ... 14
3.2Tahapan Penelitian ... 16
3.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.4Jenis dan Sumber Data ... 17
3.5 Penarikan Sampel ... 17
3.6 Metode Penarikan Sampel ... 17
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 18
3.7.1Uji Instrumen ... 18
a. Uji Validitas ... 18
b. Uji Reliabilitas ... 19
3.7.2Analisis Deskriptif ... 19
3.7.3Model Sikap Tiga Komponen (Tricomponent Model) ... 20
3.7.4Uji Korelasi Rank-Spearman ... 22
3.7.5Uji Chi-Square ... 22
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Instansi... 24
4.1.1 Profil BAKOSURTANAL ... 24
4.1.2 Produk BAKOSURTANAL... 24
4.2 Profil Responden ... 29
4.3 Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Responden ... 33
4.3.1 Prioritas Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Dalam Melakukan Perjalanan ... 33
4.3.2 Identifikasi Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta ... 35
4.3.3 Pengetahuan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra ... 37
4.3.4 Pengujian Instrumen... 39
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 40
4.3.5 Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 40
a. Pengukuran Persepsi Terhadap Produk (Kognitif) ... 40
b. Pengukuran Penilaian Terhadap Produk (Afektif) ... 44
c. Pengukuran Minat Beli Terhadap Produk (Konatif) ... 46
4.3.6 Hubungan Antara Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 48
4.3.7 Pendeteksian Perbedaan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji Berdasarkan Karakteristik Demografis ... 49
KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan ... 51
2 Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Perbedaan antara Peta Citra dan Peta Garis ... 8
2. Riset untuk identifikasi dan pemecahan masalah... 13
3. Prioritas pertama kebutuhan untuk perjalanan ... 33
4. Prioritas kedua kebutuhan untuk perjalanan ... 34
5. Prioritas ketiga kebutuhan untuk perjalanan ... 34
6. Prioritas keempat kebutuhan untuk perjalanan ... 34
7. Prioritas kelima kebutuhan untuk perjalanan ... 35
8. Hasil uji validitas instrumen... 39
9. Hasil uji reliabilitas instrument ... 40
10. Persepsi responden terhadap Peta Citra ... 42
11. Interpretasi skor pengukuran persepsi responden terhadap Peta Citra... 42
12. Persepsi responden terhadap Peta Garis ... 43
13. Interpretasi skor pengukuran persepsi responden terhadap Peta Garis ... 44
14. Penilaian responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 45
15. Hasil penilaian Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 46
16. Minat beli responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 47
17. Hubungan antara persepsi,sikap,dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 48
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15 2 Tahapan Penelitian ... 16 3. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29 4. Profil Responden Berdasarkan Usia... 29 5. Profil Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 30 6. Profil Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 30 7. Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 31 8. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan... 31 9. Profil Responden Berdasarkan Wilayah Tempat Tinggal ... 32 10. Profil Responden Berdasarkan Status Haji ... 32 11. Profil Responden Berdasarkan Status Umroh ... 33 12. Kebutuhan Responden Terhadap Peta... 36 13. Jumlah Responden Berdasarkan Kepemilikasan Peta Kawasan
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Contoh Produk Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 56 2. Contoh Produk Peta Garis Kawasan Ibadah Haji... 57 3. Kuesioner Penelitian ... 58 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kognitif... 64 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Afektif... 65 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konatif ... 66 7. Hasil Uji Korelasi Rank-Spearman ... 67 8. Hasil Uji Chi-Square Jenis Kelamin dengan Minat Beli ... 68 9. Hasil Uji Chi-Square Usia dengan Minat Beli ... 69 10. Hasil Uji Chi-Square Pendidikan dengan Minat Beli ... 70 11. Hasil Uji Chi-Square Status Perkawinan dengan Minat Beli ... 71 12. Hasil Uji Chi-Square Pekerjaan dengan Minat Beli ... 72 13. Hasil Uji Chi-Square Pendapatan dengan Minat Beli... 73 14. Hasil Uji Chi-Square Wilayah Tempat Tinggal dengan Minat Beli ... 74 15. Hasil Uji Chi-Square Status Haji dengan Minat Beli ... 75 16. Hasil Uji Chi-Square Status Umroh dengan Minat Beli ... 76 17. Profil Responden Penelitian ... 77
1.1.Latar Belakang
Teknologi penginderaan jauh (inderaja atau remote sensing) khususnya satelit saat ini berkembang pesat. Sekarang ini, satelit mampu mengamati
kondisi lingkungan seperti tutupan ozon, warna air laut, konsentrasi gas rumah
kaca, arah angin di laut, suhu permukaan laut, petir, dan fenomena alam
lainnya. Pengamatan dilakukan baik dengan sensor pasif (pantulan sinar
matahari) maupun sensor aktif (radar). Kemajuan tersebut ditandai dengan
peningkatan kemampuan resolusi spasial dari 10-30 m menjadi 1-5 m serta
kemampuan resolusi spektral dari multispektral menjadi hiperspektral.
Hal tersebut menjadikan penginderaan jauh yang merupakan bagian
teknologi informasi telah memasuki tahapan industri, yaitu dengan ditandai
perubahan orientasi yang semula lebih cenderung digunakan untuk penelitian
dan pengembangan, saat ini telah dapat digunakaan untuk pemanfaatan taraf
operasional dan berbagai kepentingan lain. Disamping itu kepemilikan satelit
yang saat ini umumnya dimiliki pemerintah dan beroperasi bukan untuk tujuan
komersial akan berubah ke pihak swasta dengan basis komersial. Tantangan
tersebut bahkan lebih besar dengan adanya arus globalisasi perekonomian dan
informasi melalui jaringan internet, sehingga dapat memberikan peluang
bisnis penginderaan jauh, seperti pengembangan sistem ruas antariksa yang
merupakan bisnis yang sangat besar, untuk satu satelit penginderaan jauh
dapat bernilai jutaan bahkan miliaran dolar Amerika.
Melihat pemanfaatan data satelit penginderaan jauh yang semakin besar,
dari catatan akuisisi 800.000 scene data landsat 5 telah dimanfaatkan sebesar
30% untuk berbagai aplikasi, maka peluang pasar pengembangan sistem
perangkat lunak pengolahan data dan Sistem Informasi Geografi (SIG) masih
terbuka lebar. Selain itu, pengembangan perangkat lunak untuk browse image agar mudah diakses pengguna melalui internet juga memberikan peluang
bisnis (Kartasasmita, 2001)
Adanya kemajuan penginderaan jauh yang dapat dijadikan peluang
tidak hanya untuk masyarakat tertentu saja tetapi juga untuk seluruh
masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan guna meningkatkan wawasan
masyarakat mengenai penginderaan jauh.
Sosialisasi adanya kemajuan penginderaan jauh terhadap masyarakat
awam tentu tidaklah mudah untuk dilakukan, hal itu disebabkan karena untuk
memahami mengenai penginderaan jauh membutuhkan pengetahuan yang
khusus dan tidak dapat dipahami dalam jangka waktu yang singkat dan
membutuhkan biaya yang tidak murah. Akan tetapi dengan adanya fasilitas
internet, saat ini penggunaan data hasil dari penginderaan jauh telah banyak
digunakan oleh masyarakat seperti data citra satelit Quick Bird dan Landsat yang dapat diperoleh tanpa mengeluarkan biaya download data dan diperbolehkan untuk menyebarluaskan data tersebut kepada siapapun melalui
program Google Earth.
Data citra satelit tersebut khususnya Quick Bird dapat dimanfaatkan oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan (PDKD), Pusat Pemetaan Dasar
Kelautan dan Kedirgantaraan (PDKK), BAKOSURTANAL yaitu dengan
merancang peta citra dengan skala besar, dengan adanya peta citra diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan peta
serta memperkenalkan kepada masyarakat mengenai penginderaan jauh
dengan lebih mudah dan menyeluruh kepada masyarakat Indonesia.
Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan (PDKD) mengusulkan
memproduksi Peta Citra Kawasan Ibadah Haji – yakni wilayah Mekkah,
Madinah, Arafah dan sekitarnya- dalam rangka mendapatkan nilai tambah
terhadap produk peta BAKOSURTANAL dari sudut pandang konsumen.
Pertimbangan kawasan ibadah haji dijadikan sebagai peta citra adalah
diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat khususnya para jemaah haji
sebagai panduan menentukan perjalanan, mengurangi risiko tersesat, serta
memperoleh informasi dengan mudah mengenai fasilitas umum, akomodasi,
dan jaringan jalan.
Berdasarkan berita Republika (Kamis,7 Desember 2006) mengenai kasus
jemaah haji yang tersesat disebutkan bahwa “Risiko tersesat saat ibadah haji
bingung mencari jalan keluar pintu Masjidil Haram karena melalui pintu yang
bukan semula dilalui, kebingunangan itu terjadi, karena selain bentuk pintunya
yang serupa, areal masjid yang sangat luas dan dipadati jutaan jamaah,
membuat banyak jamaah bingung mencari pintu masjid yang semula menjadi
pintu masuknya. Alhasil, begitu jamaah keluar melalui pintu yang buka pintu
masuknya, mereka akhirnya akan kesulitan mencari pemondokannya. Sekali
pun jarak antara pemondokan mereka dengan Masjidil Haram, sebenarnya tak
terlalu jauh, hanya sekitar 500 meter. Menurut petugas, kasus jamaah yang
tersesat, biasanya akan meningkat pada saat sepekan sebelum waktu wukuf.
Pada saat itu, hampir semua jamaah haji dari berbagai negara, berkumpul di
Makkah”.
Menurut data terakhir Badan Pusat Statistik tahun 2000 masyarakat
Indonesia sebagian besar menganut agama Islam (88,2% dari jumlah
penduduk Indonesia sebesar 201.241.999), dan selama periode 2002-2004,
jumlah jemaah haji yang diberangkatkan ke tanah suci terus meningkat
mencapai 204.945 jiwa (Statistik Indonesia 2004), tahun 2006 jemaah haji
yang diberangkatkan berjumlah 205.335 jiwa lewat 9 embarkasi dalam 472
kloter (www.pikiran-rakyat.com, Jumat, 9 Desember 2005). Jumlah tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia berpotensi untuk membeli
produk Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Berkaitan dengan pengusulan penambahan produk baru bagi
BAKOSURTANAL, Bidang PDKD belum mengetahui prospek pasar Peta
Citra Kawasan Ibadah Haji kepada calon jemaah haji apakah membutuhkan
produk tersebut atau tidak serta apakah masyarakat menyukai dan berminat
membeli atau tidak. Menurut BAKOSURTANAL, biaya dan teknologi
pembuatan peta sangat tinggi sedangkan kesadaran masyarakat akan
kebutuhan peta belum membudaya, sehingga para investor belum berani
memproduksi secara besar-besaran. Meskipun secara formal tidak ada
pesaing, BAKOSURTANAL menerapkan hanya memproduksi peta yang
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Adakah kebutuhan dan keinginan calon jamaah haji periode 2007 kota
Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji?
2. Bagaimana sikap calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor yang
meliputi persepsi, penilaian dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan
Ibadah Haji?
3. Bagaimana hubungan persepsi, penilaian, dan minat beli calon jemaah haji
periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji?
4. Adakah perbedaan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor
terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik
responden?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 di
kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
2. Mempelajari sikap calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor yang
meliputi persepsi, penilaian dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan
Ibadah Haji.
3. Mengetahui hubungan antara persepsi, penilaian dan minat beli calon
jemaah haji periode 2007 di kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan
Ibadah Haji.
4. Mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
berdasarkan karakteristik demografis.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan penelitian mengenai kebutuhan,
keinginan, sikap dan minat beli produk baru adalah dapat melihat prospek
pasar produk sehingga dapat diketahui apakah produk baru layak untuk
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan terhadap produk baru yang dapat menciptakan
permintaan.
2. Penelitian ini dilakukan pada usaha yang bergerak di sektor publik yang
didirikan dengan tujuan pelayana n sosial dan nirlaba.
3. Penelitian ini dilakukan dilihat dari sisi konsumen sebagai pelaku
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia
Teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan wahana satelit untuk kepentingan nonmiliter telah berkembang sejak diluncurkannya ERS-1 pada
bulan Juli 1972. Perkembangan ini semakin pesat dengan ditempatkannya
satelit-satelit seperti Lansat, SPOT, dan NOAA-AVHRR pada akhir 1970-an
dan dekade 1980-an. Pada dekade 1990-an, perkembangan tersebut semakin
marak dimana teknologi yang awalnya hanya didominasi negara adidaya
seperti Amerika Serikat dan Uni Sovyet, sekarang mulai dikuasai oleh
Negara-negara maju di Eropa, Kanada, Jepang, maupun Negara-negara-Negara-negara berkembang
seperti Cina dan India.
Teknologi penginderaan jauh atau remote sensing (RS) sebagai salah satu jenis teknologi luar angkasa memainkan peranan penting dalam
pengembangan pendataan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Para
arkeolog memanfaatkannya untuk mengetahui situs kerajaan masa lalu di
Bumi Nusantara. Dari hasil pemotretan melalui satelit, terlihat saluran-saluran
kuno dengan pola saling tegak lurus di bekas ibu kota kerajaan Majapahit,
yang pernah berjaya sekitar abad ke-9 Masehi.
Di sektor kelautan, Departemen Kelautan dan Perikanan mulai
memperkuat sistem pemantauan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan
penangkapan ikan canggih mulai dilengkapi Global Positioning System (GPS) dan digital mapping.
Penginderaan jauh (inderaja) khususnya satelit semakin banyak
digunakan oleh berbagai negara termasuk negara berkembang seperti
Indonesia dan pihak swasta. Selain itu, satelit masa datang akan mempunyai
karakteristik yang berbeda dari satelit yang ada sekarang, baik resolusinya
yang makin baik, download bit rate-nya yang juga makin besar, dan jumah kanal spektral makin banyak (hyper spectral).
Inderaja sebagai suatu alat pemantauan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan telah terbukti cukup efektif dan sangat penting perannya bagi
pemanfaatan teknologi penginderaan jauh perlu terus didorong dengan
melakukan berbagai langkah tindak lanjut strategis seperti merevitalisasi
penelitian dan pengembangan yang berorientasi kepada kebutuhan pasar
(pengguna), meningkatkan kemampuan SDM pelaksana program pengolahan
sumber daya alam dan lingkungan di daerah sehingga memberikan daya dan
hasil guna yang tinggi.
2.2. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang objek, daerah, atau dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek,
daerah, atau gejala yang dikaji (Sutanto,1994). Alat yang dimaksud adalah alat
pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dipasang pada wahana
(platform) yang berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik, atau
wahana lainnya. Objek yang diindera atau yang ingin diketahui berupa objek
permukaan bumi, di dirgantara, atau di antariksa. Penginderaannya dilakukan
dari jarak jauh sehingga disebut penginderaan jauh.
2.3. Pengertian Citra (Image)
Ada lima pengertian tentang citra menurut Hornby dalam Sutanto (1994),
tiga diantaranya adalah:
a. Keserupaan atau tiruan seseorang atau sesuatu barang, terutama yang
dibuat dari kayu, batu, dan sebagainya.
b. Gambaran mental atau gagasan, konsep tentang sesuatu barang atau
seseorang.
c. Gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.
Citra penginderaan jauh yang selanjutnya disingkat citra, termasuk dalam
artian ketiga menurut Hornby. Citra merupakan gambaran yang terekam oleh
kamera atau oleh sensor lainnya.
Interpretasi citra merupakan suatu proses mengkaji foto udara dan atau
citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan nilai arti pentingnya
objek tersebut. Di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan
berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan
penafsir citra berupaya untuk me ngenali objek yang tergambar pada citra dan
menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi,
ekologi, dan disiplin ilmu lainnya.
2.4. Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis
Peta citra adalah gambaran permukaan bumi yang diperoleh dari hasil
pemotretan citra satelit yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan
skala tertentu. Sedangkan peta garis adalah gambaran permukaan bumi yang
diperoleh dari hasil pemotretan citra atau foto atau pengukuran langsung atau
melalui alat GPS (Global Positioning System) atau dari peta lain yang diproyeksikan ke dalam bidang datar, selanjutnya dilakukan proses seperti
dijitasi, toponimi, generalisasi, dan sebagainya, dan dibuat dengan skala
tertentu (hasil wawancara dengan pihak Bidang Pemetaan Dasar
Kedirgantaraan Bakosurtanal).
Perbedaan antara peta citra dan peta garis dapat dibedakan dalam Tabel
[image:31.595.130.493.417.653.2]1.
Tabel 1. Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis
Peta Citra Peta Garis
b. tidak ada proses selanjutnya
setelah proyeksi.
c. gambar yang disajikan dalam
peta merupakan gambaran
sebenarnya permukaan bumi
(relatif sama), sehingga apa
yang dilihat di peta akan sama
dengan keadaan yang
sebenarnya.
a. ada proses lain setelah
proyeksi seperti dijitasi,
toponimi, generalisasi, dan
lain-lain.
b. gambar yang disajikan
berupa garis, dan ada
proses seleksi atau
penyederhanaan, sehingga
tidak semua informasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Bakosurtanal, Peta Citra
Kawasan Ibadah Haji adalah hasil pemotretan citra satelit yang diproyeksikan
ke dalam bidang datar dengan skala tertentu, di daerah-daerah dimana
dilaksanakan ibadah haji dengan menambahkan keterangan-keterangan agar
lebih jelas dan memudahkan penggunaannya.
2.5. Produk Baru
Jika perusahaan telah menentukan segmen pasar, memilih target
konsumen, mengidentifikasi kebutuhan, dan memosisikan pasar, perusahaan
tersebut mampu lebih baik untuk mengembangkan produk baru.
Pengembangan produk meliputi pembuatan produk yang baru atau
penyempurnaan dari produk yang sudah ada. Setiap perusahaan harus
mengembangkan produk baru. Tugas dunia usaha adalah mengandung ide,
melahirkan ide, dan membantu ide tersebut tumbuh. Pengembangan produk
baru membentuk masa depan perusahaan (Kotler, dkk 2005).
Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai risiko
kegagalan. Risiko tersebut dapat diperkecil dengan membuat konsep produk
yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumen serta
dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Terdapat enam kategori produk baru dalam hal tingkat kebaruannya bagi
perusahaan dan pasar (Kotler, 1997), yakni :
a. Produk baru bagi dunia, yaitu produk baru yang menciptakan suatu pasar yang sama sekali baru.
b. Lini produk baru, produk baru yang memungkinkan perusahaan memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya.
c. Tambahan pada lini produk yang telah ada, yaitu produk-produk baru yang melengkapi suatu lini produk perusahaan yang telah mantap.
d. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada, yakni produk baru yang memberikan kinerja lebih baik atau niai yang dianggap lebih hebat dan
menggantikan produk yang telah ada.
f. Pengurangan biaya, yaitu produk baru yang menyediakan kinerja serupa dengan harga yang lebih murah.
2.6. Kebutuhan Konsumen
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen tidak selalu sederhana.
Beberapa konsumen memiliki kebutuhan yang tidak sepenuhnya mereka
sadari, atau mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata
kebutuhannya itu, atau mereka menggunakan kata-kata yang memerlukan
penafsiran. Kebutuhan yang dirasakan konsumen (felt need) bisa dimunculkan oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar, haus.
Kebutuhan juga bisa dimunculkan oleh faktor luar konsumen, misalnya aroma
makanan yang datang dari restoran sehingga konsumen terangsang ingin
makan. Iklan dan komunikasi pemasaran lainnya bisa membangkitkan
kebutuhan yang dirasakan konsumen (Sumarwan, 2003)
Selain kebutuhan primer, ada juga kebutuhan sekunder atau motif.
Kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang diciptakan (acquired needs) adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan
budayanya. Kebutuhan tersebut biasanya bersifat psikologis karena berasal
dari sikap subjektif konsumen dan dari lingkungan konsumen.
Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dilakukan dengan
mengukur preferensi konsumen terhadap merk-merk produk yang ada.
Preferensi menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk
yang ada. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat
kegunaan relatif yang penting setiap atribut yang terdapat pada produk.
2.7. Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk (2004) mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya
mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang
berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli,
mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka memb eli,
seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka
Menurut Nugroho (2002), perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang dilakukan
dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur
barang-barang dan jasa.
Kotler (2005) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah
mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
memakai,serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam
rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian:
a. Faktor budaya, terdiri dari budaya, sub-budaya, dan kelas sosial. b. Faktor sosial, terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status. c. Faktor kepribadian, terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan;
keadaan ekonomi; gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
d. Faktor kejiwaan, terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian (sikap).
2.8. Sikap Konsumen
Selain identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, pemasar
berkepentingan dengan peramalan perilaku pembelian. Jika sebuah perusahaan
baru saja mengembangkan produk baru dan ingin menentukan apakah ada
permintaan dan potensi yang cukup di pasar, maka dapat dilakukan pasar
percobaan. Tetapi tes tersebut merupakan biaya yang sangat mahal untuk
menemukan bahwa produk memiliki sedikit daya tarik.
Salah satu alternatif lain untuk mengetahui apakah produk pantas atau
layak mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam pasar percobaan dengan
mempertimbangkan sikap kosumen terhadap produk tersebut (Engel,dkk
1994). Sikap menempatkan mereka dalam sebuah kerangka pemikiran yang
menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak mendekati atau menjauhi
objek tersebut. Sikap mengarahkan orang-orang berperilaku secara cukup
konsisten terhadap objek yang serupa serta menghemat tenaga dan pikiran.
Karena itu, sikap sangat sulit berubah. Sikap seseorang membentuk suatu pola
yang konsisten, dan untuk mengubah satu sikap mungkin mengharuskan
Sikap seringkali sebagai prediktor dari perilaku. Dalam perilaku
konsumen, sikap bisa digunakan untuk memprediksi keputusan membeli
(Nugroho, 2002). Konsumen dari pasar target akan diminta untuk
menunjukkan minat mereka untuk membeli produk tersebut. Jika hanya
sedikit konsumen yang menyatakan berminat, produk tersebut harus
ditinggalkan atau dimodifikasi dan diuji ulang. Sebaliknya, bila konsumen
sangat tertarik pada produk tersebut, maka pemasar dapat mempertimbangkan
kegiatan peluncuran produk (Engel,dkk 1994).
2.9. Riset Pemasaran
Maholtra (2005) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat dengan pemasar
melalui informasi-informasi digunakan untuk mengidentifikasi dan
mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran; membuat, memperbaiki, dan
mengevaluasi tindakan pemasaran, memantau kinerja pemasaran; serta
memperbaiki pengertian mengenai pemasaran sebagai sebuah proses.
Menurut Umar (2003) riset pemasaran merupakan suatu kegiatan yang
sistematik dan mempunyai tujuan dalam hal pengidentifikasian masaalah dan
peluang, pengumpulan data,pengolahan dan penganalisaan data, penyebaran
informasi yang bermanfaat untuk membantu manajemen dalam rangka
pengambilan keputusan identifikasi dan solusi yang efektif dan efisien di
bidang pemasaran perusahaan.
Riset pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Rangkuti, 1997):
a. Riset identifikasi masalah, yaitu riset yang diadakan untuk
mengidentifikasi masalah. Masalah ini tidak harus ada saat ini, tetapi
kemungkinan besar akan muncul di masa yang akan datang.
b. Riset untuk pemecahan masalah, riset yang diadakan untuk menolong
Tabel 2. Riset untuk identifi kasi dan pemecahan masalah
Riset untuk Identifikasi Masalah Riset Untuk Pemecahan
Masalah
- Riset potensi pasar
- Riset pangsa pasar
- Riset kesan
- Riset karakteristik pasar
- Riset mengenai penjualan
- Riset trend bisnis
- Riset peramalan
- Riset segmentasi
- Riset mengenai produk
- Riset mengenai harga
- Riset mengenai promosi
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Perkembangan pasar yang dinamis dan penuh dengan persaingan,
perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya dengan hanya bertahan
pada produknya yang sekarang. Salah satu cara untuk bertahan atau
berkembang adalah dengan melakukan pengembangan produk baru. Berkaitan
dengan penambahan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji sebagai produk
BAKOSURTANAL, terlebih dahulu diketahui apakah produk tersebut sesuai
dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumen. Peta citra
merupakan produk yang belum pernah ada sebelumnya dan belum ada
pembandingnya di pasar selain peta garis, oleh karena itu dalam penelitian ini
digunakan contoh produk Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Selain diketahui mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, perlu
diketahui bagaimana sikap masyarakat (khususnya calon jemaah haji)
terhadap produk tersebut, apakah disukai oleh masyarakat atau tidak, dari
sikap konsumen dapat diprediksi keputusan membelinya,. Menurut Model
Sikap ABC, sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan
konatif. Kognitif dalam penelitian ini adalah persepsi calon jemaah haji
terhadap dua jenis peta, yaitu Peta Citra dan Peta Garis Kawasan Ibadah Haji;
sedangkan afektif adalah berupa penilaian calon jemaah haji terhadap Peta
Citra Kawasan Ibadah Haji; serta komponen konatif adalah minat beli calon
jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Persepsi, penilaian, dan
minat beli yang tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap Peta Citra
Kawasan Ibadah Haji, sehingga dapat mempengaruhi keputusan membeli dan
selanjutnya dapat dilakukan pengujian pasar terhadap produk tersebut. Akan
tetapi, jika persepsi, penilaian, dan minat beli rendah maka menunjukkan sikap
yang negatif terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, sehingga produk
tersebut tidak layak untuk dilakukan pengujian pasar atau produk tersebut
dapat dikaji ulang atau dievaluasi sehingga sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Kerangka pemikiran penelitian dapat diringkas dalam
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Sikap Sample produk
Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
Kebutuhan dan Keinginan
Persepsi Penilaian Minat beli
3.2. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Tahapan penelitian Pembuatan
Prototipe
Pembuatan Kuesioner
Kesimpulan dan Saran Interpretasi Data Pengolahan Data
Analisis Data Penentuan Sampel
Penyebaran Kuesioner
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di wilayah kota Bogor
dengan memberikan kuesioner kepada responden yang termasuk dalam data
calon jemaah haji periode 2007 yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan Juli 2007.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer sebagai data utama dan data
sekunder sebagai data penunjang. Data primer diperoleh melalui hasil survei
dengan cara pengisian kuesioner oleh responden, kuesioner terdiri dari
pertanyaan tertutup dan terbuka, serta wawancara dengan pihak
BAKOSURTANAL. Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh melalui
berbagai sumber, antara lain studi literatur yang relevan dengan topik
penelitian, data yang berasal dari instansi pemerintah, buku-buku, artikel,
sumber-sumber di internet, dan dari sumber-sumber terkait lainnya.
3.5. Penarikan Sampel
Ukuran sampel yang digunakan berdasarkan rumus Slovin (Umar,2003) sebagai berikut:
2 1 Ne
N n
+
= ...(1)
Dengan :
n = Jumlah sampel yang akan diambil
N = Jumlah populasi objek penelitian
e = Nilai kritis
Jumlah populasi adalah jumlah calon jemaah haji tahun 2007 yang
terdaftar di Departemen Agama Kota Bogor sampai dengan 18 Juni 2007
sebanyak 668 orang, dengan standar eror sebesar 10% maka diperoleh jumlah
sampel sebanyak 86,979167 ~ 87 orang.
3.6. Metode Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode probability sampling yaitu metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai
dengan anggota populasi lainnya. Jenis probablility sampling yang digunakan adalah simple random sampling (sampling acak sederhana) yaitu setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel.
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Langkah awal yang dilakukan sebelum data diolah adalah menguji
validitas dan reliabilitas kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan terlebih
dahulu melakukan pengkodean untuk menyeragamkan data yang telah
terkumpul.
3.7.1. Uji Instrumen a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Untuk menghitung nilai korelasi (r) antara
data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total, digunakan
rumus korelasi product moment. Secara matematis sebagai berikut:
xy
r =
(
)
( )
}
{
(
)
( )
}
{
2 2 2 2∑
∑
∑
∑
−∑
∑ ∑
− − y y n x x n y x xy n ...(2) Dengan :rxy = Korelasi antara x dan y
x = Skor Pertanyaan
y = Skor total
n = Jumlah Responden
Pengujian validitas kuesioner terdiri dari tiga variabel, yaitu
variabel kognitif (persepsi responden terhadap peta citra dan peta
garis terdiri dari 12 item), variabel afektif (sikap atau penilaian
responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji terdiri dari 5
item), dan variabel konatif (variabel minat beli responden terhadap
b. Uji Reliabilitas
Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas
(kehandalan) alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala
yang sama. Untuk mencari nilai reliabilitas alat ukur dalam bentuk
skala dapat menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, secara matematis sebagai berikut :
− −
=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ ...(3) Dengan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
t
σ = varians total
2
b
σ = jumlah varians butir
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap tiga variabel yaitu
variabel kognitif, afektif, dan konatif.
3.7.2. Analisis Deskripsif
Analisis deskriptif adalah transformasi data mentah kedalam
bentuk yang udah dipahami atau diinterpretasi dengan menggunakan
tabulasi sederhana. Analisis deskriptif (analisis pendahuluan) bertujuan
untuk mengetahui karakteristik setiap variabel dalam sampel
(Simamora, 2004). Analisis deskriptif digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji terhadap
Peta Citra Kawasan Ibadah Haji yaitu sebagai berikut :
1. untuk mengetahui kebutuhan apa yang menjadi prioritas calon
jemaah haji dalam melakukan perjalanan baik untuk ibadah haji
maupun bukan untuk ibadah haji.
2. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang
membutuhkan dengan yang tidak membutuhkan sebuah peta dalam
3. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang
memiliki dengan yang tidak memiliki peta kawasan ibadah haji.
4. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji
(yang tidak memiliki peta kawasan ibadah haji) yang berkeinginan
dan tidak untuk memiliki peta kawasan ibadah haji.
5. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang
mengetahui dan yang tidak mengetahui tentang peta citra dan peta
citra kawasan ibadah haji.
6. untuk mengetahui perbandinan persentase calon jemaah haji yang
membutuhkan dengan yang tidak membutuhkan Peta Citra
Kawasan Ibadah Haji.
7. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang
menginginkan dengan yang tidak menginginkan Peta Citra
Kawasan Ibadah Haji.
3.7.3. Model Sikap Tiga Komponen (Tricomponent Model)
Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk,1994; dan Engel, Blackwell, dan Miniard, 1993 dalam
Sumarwan 2003), sikap terdiri atas tiga komponen : kognitif, afektif,
dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen,
yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek atau disebut
juga sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif
menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, yaitu menunjukkan
penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah produk
itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk itu baik atau buruk.
Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku
terhadap suatu objek, konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku
yang akan dilakukan oleh seorang konsumen.
Model ini juga disebut sebagai Model ABC, A menyatakan sikap
a. Kognitif
Pengukuran kognitif pada penelitian ini yaitu mengukur
bagaimana pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap Peta
Citra dan Peta Garis Kawasan Ibadah Haji. Pengetahuan dan
persepsi masyarakat diperoleh melalui menghitung skor seberapa
setuju atau tidak setuju pendapat masyarakat terhadap beberapa
pernyataan mengenai karakteristik dari suatu peta kawasan ibadah
haji, baik Peta Citra maupun Peta Garis, sehingga dapat diketahui
apakah masyarakat mempercayai bahwa Peta Citra atau Peta Garis
memiliki karakteristik yang spesifik. Berdasarkan wawancara
dengan para ahli, diperoleh 12 variabel pernyataan mengenai Peta
Citra dan Peta Garis Kawasan Ibadah Haji yaitu sebagai berikut:
1. 2 item pernyataan manfaat peta
2. 2 item pernyataan informasi peta
3. 1 item pernyataan kemudahan membaca peta
4. 2 item pernyataan kemudahan memahami peta
5. 1 item pernyataan kepraktisan penggunaan peta
6. 2 item pernyataan tampilan gambar peta
7. 1 item pernyataan kemasan peta
8. 1 item pernyataan kualitas kertas peta
b. Afektif
Pengukuran afektif yaitu mengukur penilaian masyarakat
terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji apakah baik atau buruk,
disukai atau tidak. Perasaan dan emosi masyarakat ditujukan
kepada produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi
kepada atribut-atribut yang dimiliki produk. Perasaan dan emosi
digambarkan dengan ungkapan dua kata sifat yang berbeda, untuk
mengevaluasi Peta Citra Kawasan Ibadah Haji digunakan kata sifat
yakni, bagus-buruk,bermanfaat-tidak bermanfaat,
menyenangkan-tidak menyenangkan, canggih-kuno, dan menarik-menyenangkan-tidak menarik.
c. Konatif
Pengukuran yang ketiga adalah komponen konatif, yaitu
mengukur keinginan membeli masyarakat terhadap Peta Citra
Kawasan Ibadah Haji, apakah tinggi, sedang, atau rendah serta
mengukur berapa tingkat harga yang diinginkan masyarakat apakah
Rp100.000, Rp75.000, Rp50.000, atau Rp25.000.
3.7.4. Uji Korelasi Rank-Spearman
Menurut Santoso dan Tjiptono 2001, uji korelasi rank-spearman bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antar dua
variabel untuk data skala ordinal (nonparametrik). Uji korelasi ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, sikap dan
minat beli calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji,
apakah terdapat hubungan yang signifi kan atau tidak.
Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika
korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat
searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka
variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka
negatif, hubungan kedua variabel tidak searah artinya jika variabel
bebas besar, maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka
korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Dengan ketentuan jika
angka mendekati 1, hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika angka
korelasi mendekati 0, hubungan kedua variabel semakin lemah.
Adapun rentang angka korelasi adalah sebagai berikut:
a. 0 – 2,5 korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
b. 0,25 – 0,5 korelasi cukup
c. 0,5 – 0,75 korelasi kuat
d. 0,75 – 1 korelasi sangat kuat
3.7.5. Uji Chi-Square
Chi square atau chi kuadrat digunakan untuk melihat ketergantungan antara variabel bebas dan tergantung berskala nominal
atau ordinal. Prosedur chi square menabulasi satu variabel ke dalam
satu variabel dikenal sebagai uji keselarasan atau goodness-of-fit test yang berfungsi untuk membandingkan frekuensi yang diamati dan
yang diharapkan ke dalam masing-masing kategori untuk diuji apakah
semua kategori mempunyai proporsi nilai yang sama atau
masing-masing kategori mempunyai proporsi nilai yang khusus untuk satu
pengguna. Jika terdiri dari dua variabel dikenal sebagai uji
independensi yang berfungsi untuk hubungan dua variabel. Seperti
sifatnya, prosedur chi square dikelompokkan ke dalam statistik
nonparametrik.
Penelitian ini bertujuan mendeteksi apakah ada perbedaan antara
profil responden, berupa jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendapatan
dengan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
3.7.6. Perhitungan Persepsi, Penilaian, dan Minat Beli
Teknik pengumpulan data kuesioner untuk persepsi, penilaian, dan
minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji adalah dengan
menyebarkan instrumen pernyataan yang disebarkan kepada 87
responden, kemudian direkapitulasi, yaitu menjumlahkan berapa
responden yang menjawab dengan skor 5,4,3,2 atau 1 lalu dikalikan
dengan skor. Misal:
21 orang menjawab dengan skor 5 = 21 x 5
43 orang menjawab dengan skor 4 = 43 x 4
16 orang menjawab dengan skor 3 = 16 x 3
7 orang menjawab dengan skor 2 = 7 x 2
0 orang menjawab dengan skor 1 = 0 x 1
Jumlah skor untuk pernyataan 1 = 339
Jumlah skor ideal untuk setiap pernyataan : 5 x 87 = 435 (SS)
Jumlah skor terendah : 1 x 87 = 87 (STS)
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil skor sebesar 339 yang
0 87 174 261 348 435
STS TS N S SS
Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 87 responden maka
pernyataan 1 tergolong kuat yaitu 339/435 x 100% = 78%. Persentase
kelompok responden untuk tiap item pernyataan dapat dilihat dari
kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
0% - 20% = Sangat Lemah
20% - 40 % = Lemah
40% - 60% = Cukup
60% - 80% = Kuat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Profil BAKOSURTANAL
BAKOSURTANAL mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang survei dan pemetaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program kerja dan
kegiatan dilaksanakan untuk mencapai visi BAKOSURTANAL yaitu
"Menyediakan infrastruktur data spasial sebagai dasar bagi
pengembangan data dan informasi sumber daya alam dan lingkungan".
Pada tanggal 17 Oktober 1969, dikeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 83 Tahun 1969 tentang Pembentukan Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Kemudian pada
tanggal 17 Juni 1998, struktur organisasi Bakosurtanal disempurnakan
lagi melalui Keppres no 87 tahun 1998. Bakosurtanal adalah Lembaga
Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Presiden. Bakosurtanal dipimpin oleh seorang
Kepala.
Bakosurtanal mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pengembangan, pengelolaan, pembinaan dan
koordinasi di bidang survei dan pemetaan serta pembinaan data dan
informasi geografi nasional sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4.1.2. Produk BAKOSURTANAL
Adapun produk-produk yang telah dihasilkan oleh Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dari masing-masing pusat
adalah sebagai berikut:
a. Produk Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang:
1. Peta Rupabumi dan Tata Ruang, skala 1:250.000 (Kalimantan
dan Papua) dan 1:50.000 (Kalimantan Timur dan Kalimantan
2. Basis Data Geospasial, skala 1:50.000 (Sulawesi Utara,
Gorontalo, dan Sulawesi Tengah)
b. Produk Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan:
1. Peta Lingkungan Pantai Indonesia, skala 1:50.000 (sebagian
daerah Gorontalo dan Sulteng, sebagian Kalbar, dan sebagian
Kalsel).
2. Peta Lingkungan Bandara Indonesia, skala 1:25.000 (Achmad
Yani, Semarang dan Mutiara, Palu)
3. Peta World Aeronautical Chart, skala 1:1.000.000 (daerah
NAD, Medan, Padang, Bengkulu, Palembang, Pekanbaru)
4. SIG Lingkungan Pantai Indonesia (LPI), wilayah Pantura Jabar
dan Jateng
c. Pusat Pemetaan Batas Wilayah
1. Peta Batas Wilayah Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, dalam berbagai skala
2. Peta Yurisdiksi NKRI
3. Peta Batas Laut Wilayah Provinsi, Peta Wilayah Pengelolaan
Laut Kabupaten/Kota
4. Peta Foto Pulau-pulau Kecil Terluar
5. CD Interaktif Pusat Pemetaan Batas Wilayah
6. Daftar Koordinat Pilar-pilar Batas Wilayah
d. Pusat ATLAS
1. Multimedia: Pariwisata Lampung, Jawa Timur; Overview
Sumberdaya Indonesia;Potensi Regional - Nasional
2. Peta Dinding: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali,
Nusatenggara, Maluku, Irian, Regional – Benua
3. Atlas Pendidikan Dasar
4. Atlas Curah Hujan
5. Atlas Pariwisata NTB From Space
6. Peta Global
e. Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat
2. Peta Ekosistem DAS Kapuas
3. Peta Liputan Lahan, Sistem Lahan dan Kawasan Lindung
4. Peta Integrasi Neraca (Hutan, Lahan, Air, Mineral)
f. Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut
1. Sistem Informasi Direktori Pulau, data tematik pulau kecil
terluar
2. Deskripsi geografis 10 Kabupaten wilayah pesisir
3. Analisis Depresiasi dan Degradasi, Sumberdaya Pesisir dan
Laut
4. Peta Sebaran Khlorofil-a
5. Integrasi Data Sumberdaya Alam Darat dan Laut
6. Inventarisasi dan Pemaduan Data Sumberdaya Alam Laut
Wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I dan ALKI
III)
g. Pusat Geodesi dan Dinamika
1. Buku Prediksi Pasang Surut 2005
2. Jaringan Stasiun Pasang Surut Permanen
3. Jaring Kontrol Horisontal Nasional
4. Peta Pola Pergeseran Tektonik Lempeng di Wilayah Indonesia
5. Pemantauan Dinamika di Wilayah Pesisir
h. Pusat Sistem Jaringan dan Standardisasi Data Spasial
1. Fora Infrastruktur Data Spasial
2. Sistem Jaringan Data Spasial
3. Metadata Spasial Nasional
4. Standard Nasional Data Utama
5. Sistem Basis Data Kelautan
6. Sistem Informasi Perencanaan
7. Basis Data Sumberdaya Manusia Surta
8. Sistem Tayang Langsung Peta
9. Sistem Tayang Langsung Peta Dinamis
i. Balai Geomatika
2. Aplikasi Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis
3. Penelitian Pengembangan Sistem Informasi Geografis
4. Penelitian Kajian Citra Multiresolusi
5. Kajian Geografi Wilayah Natuna
j. Balai Pendidikan dan Pelatihan Survei dan Pemetaan
1. Katalog Buku Perpustakaan
2. Modul Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
3. Journal Ilmiah Geomatika dan Geo Informatika
4. Perpustakaan Digital
k. Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi
1. Survei Geodesi
2. Survei Sumberdaya Alam Darat dan Alam Laut
3. Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan
4. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
5. Pemetaan Tematik dan Atlas
6. Pemetaan Dasar Rupabumi Digital
7. Pemetaan Batas Wilayah dan Tata Ruang
8. Jaringan dan Standadisasi Data Spasial
9. Penelitian Geomatika
4.2. Profil Responden a. Jenis Kelamin
44%
56%
Laki-laki
Perempuan
Gambar 3. Profil responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa jumlah responden
terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan yaitu sebanyak
56%, sedangkan responden laki-laki sebanyak atau 44%.
b. Usia
1% 10%
25%
43%
13% 8%
17-25 thn
26-35 thn
36-45 thn
46-55 thn
56-65 thn
>65 thn
Gambar 4. Profil responden berdasarkan usia
c. Latar Belakang Pendidikan
47%
7% 34%
10%
1% 1% SD
SLTP
SLTA
Diploma
Sarjana