• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH TANGGA LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH TANGGA LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH

TANGGA LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK

NEGERI 1 LUBUK PAKAM

T. A. 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ASRUL HABIBI HASIBUAN NIM : 508331010

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)

i

ABSTRAK

Asrul Habibi Hasibuan, 508331010. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam”, Skripsi, Fakultas Teknik, UNIMED, 2014”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran kooperaif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

(3)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 12

1. Pengertian Hasil Belajar ... 12

2. Hakikat Hasil belajar ... 16

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 29

(4)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 32

B. Subjek Dan Objek Penelitian ... 32

C. Defenisi Operasional ... 32

D. Prosedur Kerja dalam Penelitian ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 35

Siklus 1 ... 35

Siklus 2 ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi Sebelum Tindakan ... 50

2. Hasil Belajar Siswa Pada Pretest ... 51

3. Siklus I ... 52

a. Perencanaan Siklus I ... 52

b. Tindakan Pembelajaran Pada siklus I ... 53

c. Observasi Tindakan Siklus I ... 56

d. Refleksi Hasil Tindakan Siklus I ... 67

4. Siklus II ... 68

a. Perencanaan Siklus II ... 68

b. Tindakan Pembelajaran Pada Siklus II ... 69

c. Observasi Tindakan Siklus II ... 71

(5)

vii

B. Pembahasan ... 85

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajara Produktif dan

Normatif SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran

2013/2014 ... 3

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 22

Tabel 3.1. Validitas Masing – masing Tes ... 43

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 47

Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa pada Pretest ... 51

Tabel 4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 56

Tabel 4.3. Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ... 60

Tabel 4.4. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar ... 63

Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 65

Tabel 4.6. Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 72

Tabel 4.7. Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ... 76

Tabel 4.8. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar ... 78

Tabel 4.9. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 80

(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ... 26

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 34

Gambar 4.1. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dari Pretes ke Siklus I ... 67

Gambar 4.2. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dari Pretes ke Siklus I

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 95

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 98

Lampiran 3. Materi ... 102

Lampiran 4. Daftar Nama Siswa ... 122

Lampiran 5. Pretes ... 123

Lampiran 6. Tes Tindakan Siklis I ... 127

Lampiran 7. Jawaban Pretes dan Tindakan Postes I ... 131

Lampiran 8. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pretes ... 132

Lampiran 9. Data Hasil Belajar Siswa Pada Postes I ... 133

Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus I ... 134

Lampiran 11. Observasi Aktifitas Siswa Dalam Kelompok Siklus I ... 136

Lampiran 12. Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... 138

Lampiran 13. Skenario Siklus I ... 140

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 145

Lampiran 15. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus II ... 149

Lampiran 16. Observasi Aktifitas Siswa Dalam Kelompok Siklus II ... 151

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II ... 153

Lampiran 18. Skenario Siklus II ... 155

(9)

xi

Lampiran 20. Jawaban Tes Tindakan Postes II ... 165

Lampiran 21. Data Hasil Belajar Siswa Pada Postes II ... 166

Lampiran 22. Lembar Nilai Siswa Keseluruhan ... 167

Lampiran 23. Perhitungan Reliabilitas Tes ……….. 168

Lampiran 24. Perhitungan Daya Beda Soal ……….. 169

Lampiran 25. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes ………. 171

Lampiran 26. Rata -Rata Dan Standar Deviasi Nilai Pre-Tes Dan Posttes …….... 172

Lampiran 27. Skor Hasil Tes Awal, Siklus 1, Siklus 2 ……… 174

Lampiran 28. Sebaran Data Uji Coba Test Penguasaan Materi ... 176

Lampiran 29. Perhitungan Uji Hipotesis ………..… 178

Lampiran 30. Perhitungan Uji Validitas Tes ………. 180

Lampiran 31. Angket ... 182

Lampiran 32. Respon Siswa ... 183

Lampiran 33. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 184

Lampiran 34. Dokumentasi ... 185

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal

tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berakhlak mulia, terampil dan terlatih untuk memasuki lapangan

pekerjaan. Departemen Pendidikan menjadikan SMK sebagai salah satu lembaga

pendidikan kejuruan untuk menyediakan tenaga kerja nasional yang terampil dan

terdidik serta berahklak mulia.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 juga merumuskan

bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) mengutamakan kesiapan siswa

untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. Artinya,

tujuan utama penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan adalah mempersiapkan

peserta didik sebagai calon tenaga kerja dan mengembangkan eksistensi peserta

didik, untuk kepentingan peserta didik, bangsa dan Negara.

Apabila ditinjau dari tujuan dan konsep dasar pelaksanaannya maka

Pendidikan Kejuruan Tingkat Menengah (SMK) sangat berbeda dengan

Pendidikan Umum (SMA). Ada tujuh kriteria Pendidikan Kejuruan yaitu: 1)

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

kebutuhan nyata di lapangan, 3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik,

afektif dan kognitif, 4) tolak ukur keberhasilan tidak hanya di sekolah, 5)

(11)

2

prasarana khusus yang memadai, dan 7) adanya dukungan masyarakat. (Finch dan

Crunkilton:1999).

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 tentang

pengelompokan mata pelajaran untuk SMK terdiri atas: 1). Normatif: kelompok

mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan

Seni Budaya, 2). Adaptif: terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,

IPA, IPS, KKPI dan Kewirausahaan, dan 3). Produktif: teridiri atas sejumlah mata

pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan

Kompetensi Kejuruan.

Implementasi ketiga kelompok materi ini dalam bentuk aktivitas

pembelajaran mencakup kegiatan tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri.

Keseluruhan aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

siswa dalam wilayah kognitif, afektif, dan psikomorik.

Berdasarkan pada pengorganisasian materi pelajaran dan

implementasinya maka kriteria minimal lulusan SMK adalah kompeten dalam

pengetahuan dan keterampilan, standar kompetensi ini akan menjadi modal dasar

siswa ketika lepas dari SMK, artinya mereka sudah memiliki keterampilan dan

keahlian sesuai dengan bidangnya dan siap untuk memasuki dunia usaha dan

dunia industri.

Akan tetapi dalam kenyataannya, jika dilihat hasil belajar tahun

2013/2014 di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam untuk pelajaran memperbaiki

(12)

3

dibandingkan dengan mata pelajaran adaptif dan normatif masih belum

memuaskan bahkan belum kompeten.

Sebagai contoh dapat dilihat rata-rata hasil ujian untuk mata pelajaran

memperbaiki peralatan rumah tangga listrik kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk

Pakam tahun ajaran 2013/2014 pada tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajaran Produktif, Adaptif dan

Normatif SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

Sumber : observasi di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam

Dalam tabel 1.1 ini dapat dilihat pada mata pelajaran kelompok normatif

nilai rata-ratanya adalah 73, lebih tinggi dari nilai KKM, sehingga hasil belajar

kelompok mata pelajaran normatif dapat dikatakan sudah tuntas. Begitu juga

dengan nilai hasil belajar kelompok adaptif yang menunjukkan nilai rata-rata 70,

lebih tinggi dari nilai KKM, selanjutnya hasil belajar pada mata pelajaran

kelompok produktif yaitu mata pelajaran Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga

(13)

4

menunjukkan bahwa mata pelajaran produktif masih jauh dari nilai KKM yang

telah ditetapkan, sehingga siswa harus mengikuti remedial. Padahal mata

pelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik adalah Dasar Kompetensi

untuk mata pelajaran Produktif yang menjadi persyaratan bagi siswa agar dapat

melanjut ke mata pelajaran tingkat selanjutnya.

Fenomena lainnya adalah guru kurang memanfaatkan lingkungan

sekolah dan kehidupan sehari-hari siswa sebagai media belajar dalam

pembelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik sehingga siswa merasa

sulit untuk memahami manfaat dan tujuan dalam mempelajari Memperbaiki

Peralatan Rumah Tangga Listrik. Guru juga kurang menunjukan peningkatan

yang signifikan dalam menentukan dan memilih model pembelajaran.

Dalam konteks dan kasus ini, pembelajaran yang dilakukan guru

cenderung peka pada menghapal teori-teorinya tanpa diarahkan pada penguasaan

konsep dan aplikasinya. Dalam hal ini pentingnya guru memanfaatkan metode

yang bervariasi seperti demonstrasi atau simulasi dalam pembelajaran. Selain itu,

pembelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik juga membuat siswa

merasa bosan karena selama berada di dalam kelas siswanya hanya mendengar,

menyaksikan dan mencatat apa yang dilakukan oleh guru di depan kelas.

Akibatnya siswa sering keluar masuk, berbicara dengan teman serta tidak acuh

dengan apa yang diajarkan guru.

Pembelajaran yang hanya diisi dengan mencatat uraian dari guru

merupakan cara belajar pasif, sehingga mereka lebih cenderung menerima apa

(14)

5

kecerdasan dan motivasi tinggi yang aktif memberikan tanggapan atas materi

yang sedang dibahas. Sedangkan pada pembelajaran SMK setiap individu dituntut

untuk kompeten dalam suatu bidangnya sehingga dalam satu kelas yang terdiri

dari 35 siswa seluruhnya harus mencapai nilai keriteria kompetensi minimal agar

pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Namun dalam kenyataan selama ini di

lapangan khususnya di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam hanya berkisar 10 orang dari

25 siswa pada satu kelas yang mencapai nilai keriteria ketuntasan minimal dengan

nilai rata-rata yang di peroleh 63 sedangkan standar KKM-nya adalah 70.

Hal ini terjadi karena siswa terdiri dari beragam karakteristik, latar

belakang, sosial, budaya dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, sedangkan

cara belajar yang selama ini digunakan hanya monoton pada satu model belajar,

sehingga kemungkinan siswa yang memperoleh nilai keriteria kompetensi

minimal adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, motivasi belajar

tinggi dan siswa yang memiliki kesamaan cara belajar dengan cara belajar yang

selama ini berlangsung. Sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan dan motivasi

rendah, serta siswa yang memiliki cara belajar yang berbeda dengan cara belajar

yang selama ini berlangsung kemungkinan akan kesulitan untuk mengikuti proses

pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang rendah.

Di sisi lain, model pembelajaran telah dan terus berkembang. Perubahan

yang sangat mendasar adalah dari aktivitas mengajar ke aktivitas belajar, atau dari

berpusat pada guru ke berpusat pada siswa. Pada dasarnya, perubahan aktivitas

pembelajaran ini bertujuan untuk menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan

(15)

6

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan

mengembangkan potensi serta motivasi belajar siswa, diantaranya: 1) Contextual

Teaching and Learning : adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang

membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya

dengan situasi nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan

pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota

keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat dimana dia hidup, 2) Model

Inquiry Training: adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk

mengembangkan sifat ingin tahu siswa secara mandiri dalam bentuk penelitian

sederhana, 3 ) Model Problem Base Learning: guru mengarahkan siswa untuk

belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan

menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta,

mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara

individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah, 4 ) Model Proyek Work:

adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja

yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk

(barang atau jasa), melalui proses produksi/ pekerjaan yang sesungguhnya, 5)

Quantum Teaching: yaitu pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, 6) Model cooperative

learning juga merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini

menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin

(16)

7

1. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat

meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.

2. Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

keterampilan.

Dalam cooperatif learning banyak model-model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model jigsaw. Model

pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok

asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari

berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman

dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar

terciptanya suasana yang baik bagi setiap anggota kelompok. Sedangkan

kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain

(kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian

(17)

8

Juita Simbolon (2010) dan Samuel Siregar (2007) dalam hasil

penelitiannya memaparkan bahwa model pembelajaran kooperatif type Jigsaw

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif

type Jigsaw juga dijamin membuat pelajaran lebih efektif dan menyenangkan.

Oleh karena paparan dari Juita Simbolon (2010) dan Samuel Siregar (2007), saya

tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw untuk

meningkatkan hasil belajar pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga

listrikpada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat

banyak masalah yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat

ditinjau dari berbagai komponen pembelajar seperti siswa, guru, sarana prasarana,

dan masih banyak komponen lainnya.

Secara spesifik sesuai dengan uraian yang dipaparkan di atas, terlihat

bahwa rendahnya hasil belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah

tangga lstrik perlu diupayakan dengan pembaharuan dalam mendisain

pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik siswa dan jenis pelajaran. Dari banyaknya permasalahan yang

dihadapi maka diperkirakan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik

diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

(18)

9

2. Model pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik

siswa.

3. Guru kurang mengembangkan teknik penyajian materi dalam pembelajaran.

4. Pemberian materi oleh guru kurang memperhatikan kemampuan siswa.

5. Kurangnya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar.

Selain masalah-masalah yang dikemukakan di atas peneliti menyadari

bahwa masalah-masalah yang teridentifikasi di atas menunjukkan bahwa proses

pembelajaran melibatkan komponen-komponen yang sangat kompleks, sehingga

perlu adanya usaha yang maksimal dalam penyelesaiannya.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan seperti yang dikemukakan pada

identifikasi masalah diatas, peneliti perlu membuat batasan masalah. Masalah

dalam penelitian ini dibatasi pada “ Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memperbaiki

peralatan rumah tangga listrik program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK

Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015 ”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Apakah Penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memperbaiki

peralatan rumah tangga listrik program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK

(19)

10

E. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas agar mencapai hasil

yang optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik sehingga diharapkan

siswa dapat lulus sesuai nilai KKM. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa yang dicapai setelah

diterapkan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw

pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik.

2. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw pada Materi

Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik.

3. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas guru pada Materi

Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik setelah melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Selain bermanfaat bagi Peneliti untuk menambah wawasan dan

pengalaman juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Serta memberikan

(20)

11

Pakam khususnya yang mengajar bidang studi memperbaiki peralatan rumah

tangga listrik agar menggunakan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Teknik Ketenagalistrikan

SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa, yaitu sebagai pengalaman belajar dengan

menggunakan model type Jigsaw.

b. Manfaat bagi guru, yaitu sebagai pandangan dalam penerapkan model

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

c. Manfaat bagi sekolah, yaitu dapat menjadi gambaran bagi tenaga

pendidik untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan belajar siswa.

d. Manfaat bagi peneliti, yaitu sebagai kekayaan wawasan dan

pengalaman dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran

yang dapat menunjang hasil belajar siswa dengan maksimal.

e. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah menjadi argument atau

penguat pentingnya mengenal dan memahami karakterisitik siswa

sehingga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan

(21)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa :

Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka

tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan proses belajar selalu meningkat

setiap siklusnya. Pada pertemuan I siklus I persentase siswa yang aktif dalam

aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM, keberanian mengemukakan

pendapat, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan, keaktifan dalam

bertanya, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan adalah 20%, 12%, 28%,

12% dan 8%. Pada pertemuan II siklus I setiap aspek meningkat untuk aspek

keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 44%, keberanian

mengemukakan pendapat menjadi 28%, bertanggung-jawab terhadap tugas yang

diamanahkan 32%, keaktifan dalam bertanya menjadi 24% dan kelancaran siswa

dalam menjawab pertanyaan menjadi 44%. Di pertemuan III siklus II diperoleh

hasil peningkatan yang cukup baik yaitu: untuk aspek keantusiasan siswa dalam

mengikuti KBM menjadi 68%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi

76%, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan 72%, keaktifan dalam

bertanya menjadi 64% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi

(22)

91

Di pertemuan IV siklus II diperoleh hasil yang memuaskan yaitu: untuk

aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 72%, keberanian

mengemukakan pendapat menjadi 80%, bertanggungjawab terhadap tugas yang

diamanahkan 80%, keaktifan dalam bertanya menjadi 76% dan kelancaran siswa

dalam menjawab pertanyaan menjadi 84%. Terjadi peningkatan atas aktifitas yang

dilakukan guru setiap pertemuan. Di siklus I pada pertemuan I aktifitas guru

mencapai 64,3%, di pertemuan II menjadi 71,4%. Untuk siklus II pada pertemuan

III persentasenya menjadi 78,5%, pada pertemuan IV persentasenya menjadi

87,5%. Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil

belajar siswa meningkat. Hasil belajar dari 25 siswa mencapai ketuntasan pada

postes siklus I tuntas belajar 60%, tidak tuntas 40%. Pada postes siklus II yang

tuntas belajar adalah 76%, tidak tuntas 24%.

B. SARAN

Berdaasarkan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna bagi perbaikan penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dimasa mendatang. Adapun saran tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran.

2. Siswa diharapkan lebih giat belajar agar memperoleh nilai yang lebih

(23)

92

3. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubuk Pakam diharapkan melakukan

upaya yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dan kualitas belajar

sehingga tenaga pengajar dapat memberikan materi pelajaran dan model

pembelajaran dengan baik.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian awal untuk

melakukan penelitian selanjutnya. Dan bagi calon peneliti lain yang ingin

meneliti judul yang sama diharapkan mampu menggunakan lebih dari 2

(24)

93

Djamarah dan Zein.( 2002). Hakekat belajar mengajar. Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Finch dan Crunkilton (1999). Curriculum Development in Vocational and Technical Education.

Hamalik, Oemar (1994). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system, Jakarta : Bumi Aksara.

(1994). Proses Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Harefa, Lina Marleni, (2007), “Upaya Meningkatkan minat belajar matematika dengan pendekatan kontekstual pada sub pokok bahasan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku di kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan T.A. 2006/ 2007”, Skripsi, Medan, FMIPA Unimed.

Hudojo (1988). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara

Isjoni (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.

Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :Perpustakaan Nasional.

Nasution, S. (2008). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara

Nurkancana, Wayan, Sunartana (1992).Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Usaha Nasional

Rusman (2010). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W, (2003), Model Pembelajaran Kooperative, Jakarta: Kencana.

(25)

94

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengerahuinya Edisi Revisi, Jakarta: Rhineka Cipta

Slavin, (2007). Model – Model Pembelajaran, Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

(2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Gambar

Gambar 2.1.     Ilustrasi Kelompok Jigsaw   ....................................................
Tabel 1.1  Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajaran Produktif, Adaptif dan

Referensi

Dokumen terkait

rrorl"tu FabriciDs (Col6pre6: CMincllidne) Terhadq' TiSa Jeris Kunl dru tbn diblsrlm di hloalorih ?dgendrlian thFii -rulNn H.na dd Peny*ir TmbdnM F hll6 Ptuian

dimasukkan ke dalam sebuah channel decoder untuk melindungi data. Gambar 5.26 Model Umum Sistem Komunikasi Digital Spektrum.. Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah

Strategi optimalisasi penggunaan air irigasi di DI Berambai Makmur yaitu dengan Penyimpanan air irigasi saat musim hujan sekaligus sebagai cadangan saat musim kemarau,

trigonometri dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri.. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

Lampiran daftar paket Pemilihan Langsung Pascakualifikasi Penga- daan Barang / Jasa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kerinci Tahun Anggaran 2014.. 1 (satu)

Penelitian ini berjudul Customer Service dan Citra BNI (Studi Korelasional Pengaruh pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di Kalangan Nasabah Bank BNI

Pada siklus terahir ini, guru sudah tidak kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran kemampuan berbicara anak di PAUD Al fathi karena anak sudah

Dari data-data yang diperoleh oleh penulis berdasarkan analisis Balanced Scorecard dapat diketahui banwa kinerja perusahaan berada dalam kondisi cukup baik. Hal ini dapat terlihat