PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH
TANGGA LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK
NEGERI 1 LUBUK PAKAM
T. A. 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ASRUL HABIBI HASIBUAN NIM : 508331010
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
i
ABSTRAK
Asrul Habibi Hasibuan, 508331010. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam”, Skripsi, Fakultas Teknik, UNIMED, 2014”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran kooperaif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 12
1. Pengertian Hasil Belajar ... 12
2. Hakikat Hasil belajar ... 16
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 29
vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 32
B. Subjek Dan Objek Penelitian ... 32
C. Defenisi Operasional ... 32
D. Prosedur Kerja dalam Penelitian ... 33
E. Prosedur Penelitian ... 35
Siklus 1 ... 35
Siklus 2 ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50
1. Deskripsi Sebelum Tindakan ... 50
2. Hasil Belajar Siswa Pada Pretest ... 51
3. Siklus I ... 52
a. Perencanaan Siklus I ... 52
b. Tindakan Pembelajaran Pada siklus I ... 53
c. Observasi Tindakan Siklus I ... 56
d. Refleksi Hasil Tindakan Siklus I ... 67
4. Siklus II ... 68
a. Perencanaan Siklus II ... 68
b. Tindakan Pembelajaran Pada Siklus II ... 69
c. Observasi Tindakan Siklus II ... 71
vii
B. Pembahasan ... 85
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajara Produktif dan
Normatif SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran
2013/2014 ... 3
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 22
Tabel 3.1. Validitas Masing – masing Tes ... 43
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 47
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa pada Pretest ... 51
Tabel 4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 56
Tabel 4.3. Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ... 60
Tabel 4.4. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar ... 63
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 65
Tabel 4.6. Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 72
Tabel 4.7. Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ... 76
Tabel 4.8. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar ... 78
Tabel 4.9. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 80
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ... 26
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 34
Gambar 4.1. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dari Pretes ke Siklus I ... 67
Gambar 4.2. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dari Pretes ke Siklus I
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 95
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 98
Lampiran 3. Materi ... 102
Lampiran 4. Daftar Nama Siswa ... 122
Lampiran 5. Pretes ... 123
Lampiran 6. Tes Tindakan Siklis I ... 127
Lampiran 7. Jawaban Pretes dan Tindakan Postes I ... 131
Lampiran 8. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pretes ... 132
Lampiran 9. Data Hasil Belajar Siswa Pada Postes I ... 133
Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus I ... 134
Lampiran 11. Observasi Aktifitas Siswa Dalam Kelompok Siklus I ... 136
Lampiran 12. Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... 138
Lampiran 13. Skenario Siklus I ... 140
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 145
Lampiran 15. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus II ... 149
Lampiran 16. Observasi Aktifitas Siswa Dalam Kelompok Siklus II ... 151
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II ... 153
Lampiran 18. Skenario Siklus II ... 155
xi
Lampiran 20. Jawaban Tes Tindakan Postes II ... 165
Lampiran 21. Data Hasil Belajar Siswa Pada Postes II ... 166
Lampiran 22. Lembar Nilai Siswa Keseluruhan ... 167
Lampiran 23. Perhitungan Reliabilitas Tes ……….. 168
Lampiran 24. Perhitungan Daya Beda Soal ……….. 169
Lampiran 25. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes ………. 171
Lampiran 26. Rata -Rata Dan Standar Deviasi Nilai Pre-Tes Dan Posttes …….... 172
Lampiran 27. Skor Hasil Tes Awal, Siklus 1, Siklus 2 ……… 174
Lampiran 28. Sebaran Data Uji Coba Test Penguasaan Materi ... 176
Lampiran 29. Perhitungan Uji Hipotesis ………..… 178
Lampiran 30. Perhitungan Uji Validitas Tes ………. 180
Lampiran 31. Angket ... 182
Lampiran 32. Respon Siswa ... 183
Lampiran 33. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 184
Lampiran 34. Dokumentasi ... 185
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal
tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berakhlak mulia, terampil dan terlatih untuk memasuki lapangan
pekerjaan. Departemen Pendidikan menjadikan SMK sebagai salah satu lembaga
pendidikan kejuruan untuk menyediakan tenaga kerja nasional yang terampil dan
terdidik serta berahklak mulia.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 juga merumuskan
bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) mengutamakan kesiapan siswa
untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. Artinya,
tujuan utama penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan adalah mempersiapkan
peserta didik sebagai calon tenaga kerja dan mengembangkan eksistensi peserta
didik, untuk kepentingan peserta didik, bangsa dan Negara.
Apabila ditinjau dari tujuan dan konsep dasar pelaksanaannya maka
Pendidikan Kejuruan Tingkat Menengah (SMK) sangat berbeda dengan
Pendidikan Umum (SMA). Ada tujuh kriteria Pendidikan Kejuruan yaitu: 1)
Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada
kebutuhan nyata di lapangan, 3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik,
afektif dan kognitif, 4) tolak ukur keberhasilan tidak hanya di sekolah, 5)
2
prasarana khusus yang memadai, dan 7) adanya dukungan masyarakat. (Finch dan
Crunkilton:1999).
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 tentang
pengelompokan mata pelajaran untuk SMK terdiri atas: 1). Normatif: kelompok
mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan
Seni Budaya, 2). Adaptif: terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,
IPA, IPS, KKPI dan Kewirausahaan, dan 3). Produktif: teridiri atas sejumlah mata
pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan
Kompetensi Kejuruan.
Implementasi ketiga kelompok materi ini dalam bentuk aktivitas
pembelajaran mencakup kegiatan tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri.
Keseluruhan aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
siswa dalam wilayah kognitif, afektif, dan psikomorik.
Berdasarkan pada pengorganisasian materi pelajaran dan
implementasinya maka kriteria minimal lulusan SMK adalah kompeten dalam
pengetahuan dan keterampilan, standar kompetensi ini akan menjadi modal dasar
siswa ketika lepas dari SMK, artinya mereka sudah memiliki keterampilan dan
keahlian sesuai dengan bidangnya dan siap untuk memasuki dunia usaha dan
dunia industri.
Akan tetapi dalam kenyataannya, jika dilihat hasil belajar tahun
2013/2014 di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam untuk pelajaran memperbaiki
3
dibandingkan dengan mata pelajaran adaptif dan normatif masih belum
memuaskan bahkan belum kompeten.
Sebagai contoh dapat dilihat rata-rata hasil ujian untuk mata pelajaran
memperbaiki peralatan rumah tangga listrik kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk
Pakam tahun ajaran 2013/2014 pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajaran Produktif, Adaptif dan
Normatif SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2013/2014.
No
Sumber : observasi di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam
Dalam tabel 1.1 ini dapat dilihat pada mata pelajaran kelompok normatif
nilai rata-ratanya adalah 73, lebih tinggi dari nilai KKM, sehingga hasil belajar
kelompok mata pelajaran normatif dapat dikatakan sudah tuntas. Begitu juga
dengan nilai hasil belajar kelompok adaptif yang menunjukkan nilai rata-rata 70,
lebih tinggi dari nilai KKM, selanjutnya hasil belajar pada mata pelajaran
kelompok produktif yaitu mata pelajaran Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga
4
menunjukkan bahwa mata pelajaran produktif masih jauh dari nilai KKM yang
telah ditetapkan, sehingga siswa harus mengikuti remedial. Padahal mata
pelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik adalah Dasar Kompetensi
untuk mata pelajaran Produktif yang menjadi persyaratan bagi siswa agar dapat
melanjut ke mata pelajaran tingkat selanjutnya.
Fenomena lainnya adalah guru kurang memanfaatkan lingkungan
sekolah dan kehidupan sehari-hari siswa sebagai media belajar dalam
pembelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik sehingga siswa merasa
sulit untuk memahami manfaat dan tujuan dalam mempelajari Memperbaiki
Peralatan Rumah Tangga Listrik. Guru juga kurang menunjukan peningkatan
yang signifikan dalam menentukan dan memilih model pembelajaran.
Dalam konteks dan kasus ini, pembelajaran yang dilakukan guru
cenderung peka pada menghapal teori-teorinya tanpa diarahkan pada penguasaan
konsep dan aplikasinya. Dalam hal ini pentingnya guru memanfaatkan metode
yang bervariasi seperti demonstrasi atau simulasi dalam pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik juga membuat siswa
merasa bosan karena selama berada di dalam kelas siswanya hanya mendengar,
menyaksikan dan mencatat apa yang dilakukan oleh guru di depan kelas.
Akibatnya siswa sering keluar masuk, berbicara dengan teman serta tidak acuh
dengan apa yang diajarkan guru.
Pembelajaran yang hanya diisi dengan mencatat uraian dari guru
merupakan cara belajar pasif, sehingga mereka lebih cenderung menerima apa
5
kecerdasan dan motivasi tinggi yang aktif memberikan tanggapan atas materi
yang sedang dibahas. Sedangkan pada pembelajaran SMK setiap individu dituntut
untuk kompeten dalam suatu bidangnya sehingga dalam satu kelas yang terdiri
dari 35 siswa seluruhnya harus mencapai nilai keriteria kompetensi minimal agar
pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Namun dalam kenyataan selama ini di
lapangan khususnya di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam hanya berkisar 10 orang dari
25 siswa pada satu kelas yang mencapai nilai keriteria ketuntasan minimal dengan
nilai rata-rata yang di peroleh 63 sedangkan standar KKM-nya adalah 70.
Hal ini terjadi karena siswa terdiri dari beragam karakteristik, latar
belakang, sosial, budaya dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, sedangkan
cara belajar yang selama ini digunakan hanya monoton pada satu model belajar,
sehingga kemungkinan siswa yang memperoleh nilai keriteria kompetensi
minimal adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, motivasi belajar
tinggi dan siswa yang memiliki kesamaan cara belajar dengan cara belajar yang
selama ini berlangsung. Sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan dan motivasi
rendah, serta siswa yang memiliki cara belajar yang berbeda dengan cara belajar
yang selama ini berlangsung kemungkinan akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang rendah.
Di sisi lain, model pembelajaran telah dan terus berkembang. Perubahan
yang sangat mendasar adalah dari aktivitas mengajar ke aktivitas belajar, atau dari
berpusat pada guru ke berpusat pada siswa. Pada dasarnya, perubahan aktivitas
pembelajaran ini bertujuan untuk menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan
6
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan
mengembangkan potensi serta motivasi belajar siswa, diantaranya: 1) Contextual
Teaching and Learning : adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang
membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya
dengan situasi nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan
pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota
keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat dimana dia hidup, 2) Model
Inquiry Training: adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
mengembangkan sifat ingin tahu siswa secara mandiri dalam bentuk penelitian
sederhana, 3 ) Model Problem Base Learning: guru mengarahkan siswa untuk
belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan
menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta,
mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara
individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah, 4 ) Model Proyek Work:
adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja
yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk
(barang atau jasa), melalui proses produksi/ pekerjaan yang sesungguhnya, 5)
Quantum Teaching: yaitu pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, 6) Model cooperative
learning juga merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini
menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin
7
1. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.
2. Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan.
Dalam cooperatif learning banyak model-model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model jigsaw. Model
pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.
Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok
asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari
berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman
dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar
terciptanya suasana yang baik bagi setiap anggota kelompok. Sedangkan
kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain
(kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian
8
Juita Simbolon (2010) dan Samuel Siregar (2007) dalam hasil
penelitiannya memaparkan bahwa model pembelajaran kooperatif type Jigsaw
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif
type Jigsaw juga dijamin membuat pelajaran lebih efektif dan menyenangkan.
Oleh karena paparan dari Juita Simbolon (2010) dan Samuel Siregar (2007), saya
tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga
listrikpada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat
banyak masalah yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat
ditinjau dari berbagai komponen pembelajar seperti siswa, guru, sarana prasarana,
dan masih banyak komponen lainnya.
Secara spesifik sesuai dengan uraian yang dipaparkan di atas, terlihat
bahwa rendahnya hasil belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah
tangga lstrik perlu diupayakan dengan pembaharuan dalam mendisain
pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan jenis pelajaran. Dari banyaknya permasalahan yang
dihadapi maka diperkirakan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik
diidentifikasi beberapa masalah antara lain:
9
2. Model pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik
siswa.
3. Guru kurang mengembangkan teknik penyajian materi dalam pembelajaran.
4. Pemberian materi oleh guru kurang memperhatikan kemampuan siswa.
5. Kurangnya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar.
Selain masalah-masalah yang dikemukakan di atas peneliti menyadari
bahwa masalah-masalah yang teridentifikasi di atas menunjukkan bahwa proses
pembelajaran melibatkan komponen-komponen yang sangat kompleks, sehingga
perlu adanya usaha yang maksimal dalam penyelesaiannya.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan seperti yang dikemukakan pada
identifikasi masalah diatas, peneliti perlu membuat batasan masalah. Masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada “ Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memperbaiki
peralatan rumah tangga listrik program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015 ”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Apakah Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memperbaiki
peralatan rumah tangga listrik program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK
10
E. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas agar mencapai hasil
yang optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik sehingga diharapkan
siswa dapat lulus sesuai nilai KKM. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa yang dicapai setelah
diterapkan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw
pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik.
2. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw pada Materi
Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik.
3. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas guru pada Materi
Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik setelah melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Selain bermanfaat bagi Peneliti untuk menambah wawasan dan
pengalaman juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Serta memberikan
11
Pakam khususnya yang mengajar bidang studi memperbaiki peralatan rumah
tangga listrik agar menggunakan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Teknik Ketenagalistrikan
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa, yaitu sebagai pengalaman belajar dengan
menggunakan model type Jigsaw.
b. Manfaat bagi guru, yaitu sebagai pandangan dalam penerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
c. Manfaat bagi sekolah, yaitu dapat menjadi gambaran bagi tenaga
pendidik untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa.
d. Manfaat bagi peneliti, yaitu sebagai kekayaan wawasan dan
pengalaman dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran
yang dapat menunjang hasil belajar siswa dengan maksimal.
e. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah menjadi argument atau
penguat pentingnya mengenal dan memahami karakterisitik siswa
sehingga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa :
Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka
tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan proses belajar selalu meningkat
setiap siklusnya. Pada pertemuan I siklus I persentase siswa yang aktif dalam
aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM, keberanian mengemukakan
pendapat, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan, keaktifan dalam
bertanya, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan adalah 20%, 12%, 28%,
12% dan 8%. Pada pertemuan II siklus I setiap aspek meningkat untuk aspek
keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 44%, keberanian
mengemukakan pendapat menjadi 28%, bertanggung-jawab terhadap tugas yang
diamanahkan 32%, keaktifan dalam bertanya menjadi 24% dan kelancaran siswa
dalam menjawab pertanyaan menjadi 44%. Di pertemuan III siklus II diperoleh
hasil peningkatan yang cukup baik yaitu: untuk aspek keantusiasan siswa dalam
mengikuti KBM menjadi 68%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi
76%, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan 72%, keaktifan dalam
bertanya menjadi 64% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi
91
Di pertemuan IV siklus II diperoleh hasil yang memuaskan yaitu: untuk
aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 72%, keberanian
mengemukakan pendapat menjadi 80%, bertanggungjawab terhadap tugas yang
diamanahkan 80%, keaktifan dalam bertanya menjadi 76% dan kelancaran siswa
dalam menjawab pertanyaan menjadi 84%. Terjadi peningkatan atas aktifitas yang
dilakukan guru setiap pertemuan. Di siklus I pada pertemuan I aktifitas guru
mencapai 64,3%, di pertemuan II menjadi 71,4%. Untuk siklus II pada pertemuan
III persentasenya menjadi 78,5%, pada pertemuan IV persentasenya menjadi
87,5%. Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil
belajar siswa meningkat. Hasil belajar dari 25 siswa mencapai ketuntasan pada
postes siklus I tuntas belajar 60%, tidak tuntas 40%. Pada postes siklus II yang
tuntas belajar adalah 76%, tidak tuntas 24%.
B. SARAN
Berdaasarkan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi perbaikan penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dimasa mendatang. Adapun saran tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran.
2. Siswa diharapkan lebih giat belajar agar memperoleh nilai yang lebih
92
3. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubuk Pakam diharapkan melakukan
upaya yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dan kualitas belajar
sehingga tenaga pengajar dapat memberikan materi pelajaran dan model
pembelajaran dengan baik.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian awal untuk
melakukan penelitian selanjutnya. Dan bagi calon peneliti lain yang ingin
meneliti judul yang sama diharapkan mampu menggunakan lebih dari 2
93
Djamarah dan Zein.( 2002). Hakekat belajar mengajar. Jakarta :PT. Rineka Cipta.
Finch dan Crunkilton (1999). Curriculum Development in Vocational and Technical Education.
Hamalik, Oemar (1994). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system, Jakarta : Bumi Aksara.
(1994). Proses Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Bumi Aksara.
Harefa, Lina Marleni, (2007), “Upaya Meningkatkan minat belajar matematika dengan pendekatan kontekstual pada sub pokok bahasan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku di kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan T.A. 2006/ 2007”, Skripsi, Medan, FMIPA Unimed.
Hudojo (1988). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara
Isjoni (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.
Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :Perpustakaan Nasional.
Nasution, S. (2008). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara
Nurkancana, Wayan, Sunartana (1992).Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Usaha Nasional
Rusman (2010). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W, (2003), Model Pembelajaran Kooperative, Jakarta: Kencana.
94
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengerahuinya Edisi Revisi, Jakarta: Rhineka Cipta
Slavin, (2007). Model – Model Pembelajaran, Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.
(2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.