PERBEDAAN UKURAN DAN POSISI KANALIS
MANDIBULARIS BERDASARKAN JENIS
KELAMIN PADA USIA 17-20 TAHUN
MENGGUNAKAN RADIOGRAFI
PANORAMIK DIGITAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
MAHSA ABOLMAESOOMI NIM:110600176
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi Unit Radiologi Kedokteran Gigi
Tahun 2015
Mahsa Abolmaesoomi
Perbedaan ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin pada usia 17 – 20 tahun menggunakan radiografi panoramik digital.
Xi + 32
Kanalis mandibularis merupakan saluran yang terletak pada permukaan medial ramus mandibularis yang memanjang dari foramen mandibula hingga foramen mental.Terdapat perbedaan signifikan pada analisis ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin yang disebabkan beberapa faktor seperti hormon dan tekanan otot mastikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin pada usia 17 – 20 tahun di FKG USU.
Jenis penelitian adalah analitik observasional, jumlah sampel 50 orang terdiri dari 25 orang pria dan 25 orang wanita. Metode pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.Penelitian dilakukan di Unit Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan signifikan ukuran vertikal linear kanalis mandibularis pada D1, D2, D4, D5, D6 dan D7, sedangkan pada pengukuran
D3 tidak terdapat perbedaan signifikan. Posisi kanalis mandibularis terbanyak berada pada posisi satu yaitu dekat ke apeks gigi molar tiga.Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan signifikan pada ukuran nilai rata-rata enam ukuran vertikal linear kanalis mandibularis tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.Analisis menggunakanT-Test Unpaireddengan confidence interval sebesar 95% dan signifikasi statistik didapatkan jika nilai p < 0.05.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujuiuntukdipertahankan dihadapantim penguji skripsi
Medan, Februari 2015
Pembimbing Tanda Tangan
Cek Dara Manja, drg,. Sp. RKG ………...
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 16 Februari 2015
TIM PENGUJI
KETUA : Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG
ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG (K) 2. H. Amrin Thahir, drg
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kurnia-Nya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelaran Sarjana Kedokteran Gigi.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada ayahanda Ali Akbar Abolmaesoomi dan ibunda tercinta Marializa Alias atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta segala bantuan baik berupa moril ataupun materil yang tidak akan terbalas oleh penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kakanda Mitra Abolmaesoomi dan Mahya Abolmaesoomi dan abangda Ehsan Aslani yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG. yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan semangat, motivasi, bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg.,Sp. Ort. Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG. (K) selaku Ketua Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petujuk dan dorongan kepada penulis.
3. H. Amrin Thahir, drg. selaku staf senior di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Putri Welda Utami, drg,. MDSC selaku penasihat akademik yang telah memberikan nasihat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas Kedoketeran Gigi Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.
7. Pegawai Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Kak Rani, Kak Tetty dan Bang Ari).
8. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani masa pendidikan.
9. Sahabat-sahabat tersayang (Mohammad Hossein Barakat, May Thander Nwe, MMG, Intan, Alia, Ezzati, Khalilah, Fatin, Puspa, Ong, Iddin, Azfar) yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis dalam penelitian ini.
10.Anggota-anggota penelitian (Syuhada, Malfi, Keyke, Winda dan David) yang setia menemani penulis dalam penelitian ini.
11.Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini.
Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan
ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Medan, 22 Januari 2015 Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN..……….. xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang………. 1
1.2 Rumusan masalah……….... 3
1.3 Tujuan penelitian………. 3
1.4 Hipotesis……….. 3
1.5 Manfaat penelitian………... 3
. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis……….. 5
2.1.1 Lokasi Kanalis Mandibularis………... 5
2.1.2 Variasi Penjalaran Kanalis Mandibularis………... 6
2.1.3 Radiografi Dalam Mengenali Kanalis Mandibularis………... 7
2.2 Radiografi Panoramik………….………. 7
2.2.1 Indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik………... 8
2.2.2 Kontra Indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik………..……. 8
2.2.3 Keuntungan Penggunaan Radiografi Panoramik……….... 8
2.2.4 Kekurangan Penggunaan Radiografi Panoramik……… 9
2.4 Kerangka Teori……….………... 12
2.5 Kerangka Konsep…...………. 13
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian……… 14
3.2 Lokasi dan waktu penelitian……… 14
3.3 Populasi dan sampel……… 14
3.3.1 Populasi……….. 14
3.3.2 Sampel……… 14
3.3.4 Besar sampel……… 15
3.4 Veriabel penelitian dan Definisi Operasional………. 15
3.4.1 Variabel Penelitian……….. 15
3.4.2 Definisi Operasional……… 16
3.5 Alat dan bahan ……… 18
3.6 Prosedur Penelitian ………. 18
3.7 Pengolahan dan analisis data………... 21
3.7.1 Pengolahan data………... 21
3.7.2 Analisis data……… 21
3.8 Ethical Clearence……… 22
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografis Sampel………. 23
4.2 Data Statistik Ukuran Dan Posisi Kanalis Mandibularis Kiri…….. 23
4.3 Analisis menggunakan uji beda dua mean independen (T-test Unpaired) 24 BAB 5 PEMBAHASAN……….. 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan……….. 31
6.2 Saran……… 31
DAFRTAR PUSTAKA ……….. 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kanalis mandibularis dan saluran arteri dan nerve …...……… 5
2. Kanalis mandibularis………. 6
3. Kanalis mandibularis (panah hitam)……….. 7
4. Ukuran yang dihitung pada radiografi panoramik………. 10
5. Pengukuran kanalis mandibularis kiri dari D1 – D7 pada penelitian 19
6. Pengukuran kanalis mandibularis kiri dari D1 – D7………. 19
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data statistik nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis kiri………... 22
2. Data statistik posisi kanalis mandibularis menurut Madeira (2003)… 23
3. Data analisis rasio R1, R2 dan R3……… 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner
2. Hasil pengukuran ukuran dan posisi kanalis mandibularis
3. Hasil perhitungan spss versi 19
4. Surat persetujuan komisi etik (ethical clearance)
5. Lembar penjelasan kepada calon responden
6. Surat pernyataan persetujuan subjek peneliti (Informed Consent)
7. Jadwal pelaksanaan penelitian
8. Rincian anggaran penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanalis mandibularis merupakan bagian atau saluran yang terletak pada permukaan medial ramus mandibularis yang memanjang dari foramen mandibularis hingga foramen mentalis. Kanalis mandibularis juga merupakan saluran bertulang pada mandibula yang merupakan lewatan bagi sebahagian dari trigeminal nerve dan juga saluran darah yang memberi suplai darah kepada gigi-geligi rahang bawah.1
Kanalis mandibularis dapat dilihat melalui pemeriksaan radiografi seperti radiografi panoramik, Computed Tomography (CT) Scan dan Conventional
Tomography.Jenis radiografi panoramik digunakan secara meluas karena mempunyai
kelebihan dalam menyediakan gambaran kedua rahang secara keseluruhan dan dosis radiasi yang diterima oleh individu rendah serta biaya yang harus dikeluarkan lebih rendah jika dibandingkan dengan Computed Tomography Scan dan Conventional
Tomography. Jadi radiografi panoramik merupakan jenis radiografi yang paling
banyak dipilih dalam melihat kanalis mandibularis.2
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk meneliti apakah terdapat perbedaan morfologi dan morfometrik pada kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin dan umur.Penelitian oleh Amorim et al (2009) tentang deskripsi morfologi
dan morfometrik kanalis mandibularismenggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil terdapat perbedaan signifikan ukuran vertikal posisi kanalis mandibularis antara pria dan wanita. Kesimpulan penelitian Amorim M.M et al didapatkan bahwa posisi dan ukuran kanalis mandibularisdipengaruhi oleh jenis kelamin.3
mandibularis secara vertikal lebih besar.4 Penelitian Elow dan Hans (2002) menyatakan bahwa pada usiadewasa, tingkat kecepatan pertumbuhan rahang lebih tinggi pada pria dimana dimensi kraniofasial pada pria lebih besar 5 - 9% dibandingkan wanita.5
Peneitian Rashid et al (2011) tentang penentuan jenis kelamin melalui ukuran dan posisi mandibular foramina and mental pada foto panoramik didapakan hasil bahwa ukuran dan posisi vertikal kanalis mandibularis lebih tinggi pada pria dibanding wanita.6 Penelitian Simonton et al (2009) tentang perbandingan posisi inferior alveolar nerve (IAN) pada kanalis mandibularis dihubungkan dengan jenis kelamin dan umur didapatkan hasil bahwa pada wanita posisi dan ukuran dari vertikal serta horizontal IAN pada kanalis mandibularis lebih pendek dan lebih rendah ke ramus mandibular dibanding pria.7
Radiografi panoramik yang juga dikenal sebagai orthopanthography (OPG)
dan panoramic tomography merupakan sebuah teknik radiografi yang dapat
menggambarkan representasi lengkap rahang atas, rahang bawah, gigi geligi,
temporomandibular joint (TMJ) dan juga bagian dari sinus maksilaris. Kemampuan
luar biasa radiografi panoramik memberi kesempatan kepada dokter gigi untuk merekam dan menganalisa semua komponen mastikasi dan hubungan timbal baliknya.8
Berbagai komplikasi dapat terjadi apabila dilakukan anestesi lokal pada mandibular. Hal ini dapat dicegah dengan pengambilan radiografi sebelum
melakukan perawatan terutama dalam pembedahan impaksi molar tiga, implan dan split ramus osteotomy untuk menghindari terkenanya nervus alveolaris inferior yang
terdapat dalam kanalis mandibularis sehingga menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti perdarahan, parestesi dan trauma.9
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaannilai rata-rataukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.
2. Apakah terdapat perbedaan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya perbedaan nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.
2. Untuk mengetahui adanya perbedaan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.
1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.
2. Terdapat perbedaan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.
1.5 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: Secara teoritis :
Diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai analisis ukuran dan posisi kanalis mandibular berdasarkan jenis kelamin yang berguna sebagai masukan bagi para tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka membahas mengenai kanalis mandibularis, radiografi panoramik, kerangka teori dan kerangka konsep.
2.1 Kanalis Mandibularis
Kanalis mandibularis dialiri oleh vena alveolaris inferior, nervus alveolaris inferior danarteri alveolaris inferior. Selain arteri dan vena, kanalis ini juga dialiri cabang nervus trigeminus yaitu nervus mandibularis.10,11
Gambar 1. Kanalis mandibularis dan saluranarteri dan nervus10
2.1.1 Lokasi Kanalis Mandibularis
Kanalis internal berjalan melintang melalui bagian tengah rahang bawah dari posterior ke anterior.Kanalis ini menuju ke bawah secara miring dalam ramus, dan kemudian secara horisontal di dalam body mandibular.Kanalis ini terletak dibawah alveoli.Kanalis ini berhubungan dengan alveoli melalui lubang kecil.Kanalis ini
mandibularis merupakan tempat jalan masuk kanalis di bagian posterior ramus.Bagian anterior body of mandible merupakan jalan keluar untuk pembuluh darah dan saraf mentalis dari kanalis. Pada saat kanalis mandibularis mencapai insisivus, maka akan berubah dan berhubungan dengan foramen mentalis. Melalui foramen mentalis,akan dilalui sebuah kanalis kecil yang disebut kanalis mandibularis insisivus. Ia berjalan ke rongga yang mengandung gigi insisivus. Nervus, pembuluh darah dan arteri ini berhubung dengan dental alveoli melalui bagian-bagian kecil. Kanalis mandibularis juga dikenali sebagai Canalis mandibulae dalam bahasa Latin dan Canal mandibulaire dalam bahasa Perancis.10
Gambar 2. Kanalis mandibularis10
2.1.2 Variasi Penjalaran Kanalis Mandibularis
Penyimpangan pada kanalis mandibularis yang berasal dari foramen mandibularis merupakan bifid mandibular canal.Tiap cabang kanalis ini mempunyai
neurovascular bundle.Dalam 50% radiografi panoramik didapati posisi kanalis
terletak dekat pada kanalis mandibularis hanya pada 10% dari radiografi panoramik.10,11
2.1.3 Radiografi Dalam Mengenali Kanalis Mandibularis
Gambaran radiografi kanalis mandibularis adalah radiolusen dengan batas linier radiopak tipis, tepi superior dan inferior terdiri dari tulang lamella yang berhubungan langsung dengan kanalis. Kadang-kadang perbatasan terlihat hanya sebagian atau tidak sama sekali. Lebar kanalis mandibularis mempunyai beberapa variasi dari individu tetapi anterior biasanya agak konstan ke daerah molar ketiga.Penjalaran kanalis ini jelas kelihatan dari foramen mandibularis hingga foramen mentale. Jarang dapat dilihat gambaran kelanjutan kanalis mandibularis di
anterior yang menuju ke garis tengah pada radiograf.12
2.2 Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik atau disebut juga pantomography adalah sebuah teknik
radiografi yang menghasilkan sebuah gambaran radiografi yang mencakup maksila
dan juga mandibula serta struktur antomi yang lainnya dalam satu film.14 Radiografi
panoramik telah menjadi suatu komponen yang penting untuk membantu dokter gigi
dalam mendiagnosa.14,15
2.2.1. Indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik
Indikasi menggunakan radiografi panoramik adalah seperti berikut:14
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja bagi
melihat fase gigi bercampur atau pemeriksaan gigi molar 3.
2. Pemeriksaan gigi penuh pada dewasa.
3. Pemeriksaan edontulus penuh dan sebagian.
4. Pemeriksaan tulang rahang dan wajah selepas trauma.
5. Evaluasi pertumbuhan tulang yang berlebihan.
6. Pemeriksaan sebelum pembedahan yang melibatkan rahang.
7. Evaluasi dan pemeriksaan temporomandibular joint.
2.2.2. Kontra indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik
Kontra indikasi pengunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut:16
1. Tidak sesuai digunakan untuk menentukan panjang akar gigi.
2. Tidak sesuai digunakan untuk menilai kondisi kondilus.
3. Tidak sesuai digunakan untuk mendeteksi karies pada bagian oklusal,
2.2.3. Keuntungan Penggunaan Radiografi Panoramik
Keuntungan penggunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut:15
1. Bagian rahang yang tidak dapat terlihat dengan menggunakan
radiografi periapikal, dapat terlihat dengan menggunakan
radiografi panoramik.
2. Dapat dilihat gigi supernumerary
3. Dapat memeriksa pertumbuhan dan perkembangan gigi anak.
4. Dapat melihat lesi besar pada rahang.
5. Dapat mendeteksi abnormalitas pada bagian struktur lain seperti
sinus maksilaris dan jaringan lunak leher.
6. Sangat berguna dalam pemeriksaan tempat implantasi atau
pemeriksaan alveolar ridge sebelum pembuatan gigi palsu bagi
pasien edentulus.
7. Temporomandibular joint dapat dilihat dengan jelas.
8. Penyakit sistemik seperti osteoporosis dan hyperparathyroidism
dapat diditeksi.
9. Pasien tidak perlu membuka mulut semasa pengambilan foto
panoramik.
10.Dosis radiasi bagi foto panoramik kurang dan tidak bahaya.
2.2.4 Kekurangan Penggunaan Radiografi Ranoramik
Kekurangan penggunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut:15
1. Karies gigi dan penyakit periodontal tidak jelas pada foto panoramik
dan lebih jelas pada foto periapikal.
2. Pengukuranuntuk penempatan implant kurang jelas dan perlu
dilakukan dengan foto periapikal.
3. Pengukuran saluran akar kurang jelas dan harus diukur menggunakan
2.3 Cara Pengukuran Kanalis Mandibularis
Pada radiografi panoramik, dapat dilakukan pengukuran terhadap kanalis
mandibularis, dimana pengukuran dilakukan secara linear vertikal.3
Gambar 4. Ukuran yang dihitung pada radiografi panoramik.3
Terdapat tujuh pengukuran vertikal yang akan dilakukan pada radiografi
panoramik yaitu:3
1. D1- jarak vertikal antara batas titik inferior foramen mentalis hingga
batas titik inferior dasar mandibular.
2. D2- jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga
batas titik superior puncak alveolar.
3. D3- jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis
mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibula pada anterior
ramus mandibularis.
4. D4- jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis
5. D5- jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis
mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.
6. D6- jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga
batas titik superior foramen mandibularis.
7. D7- jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga
batas titik inferior ramus mandibularis.
Berdasarkan ukuran yang dilakukan, dihitung rasio seperti berikut:3
1. R1- rasio antara ukuran D1 dan D2 untuk menentukan posisi vertikal
foramen mentalis.
2. R2- rasio antara ukuran D3 dan D4 untuk menentukan jalur kanalis
mandibularis.
3. R3- rasio antara ukuran D6 dan D7 untuk menentukan posisi vertikal
2.4 Kerangka Teori D1- jarak vertikal antara batas titik inferior foramen
mentalis hingga batas titik inferior dasar mandibular.
1. Kanalis mandibularis dekat ke apeks gigi molar 3.
D2- jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga batas titik superior puncak alveolar.
D3- jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibula pada anterior ramus mandibularis.
D4- jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line.
D5- jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.
D6- jarak vertikal antara batas titik inferior
mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis.
D7- jarak vertikal antara batas titik inferior
mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibularis
2. Kanalis mandibularis dekat ke semua apeks gigi molar.
2.5 Kerangka Konsep
Mahasiswa FKG USU berumur 17-20 tahun
Radiografi Panoramik Digital
pria wanita
Radiograf Kanalis Mandibularis
Ukuran Posisi
Dibandingkan nilai rata-rata antara pria dan wanita
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
R1 (D1/D2) R2 (D3/D4) R3 (D6/D7)
3 2
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di bagian Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Sumatera
Utara.Waktu penelitian pada September - Desember 2014.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU yang berumur 17 hingga 20 tahun dan memenuhi kriteria inklusi.Cara pengumpulan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling.
Kriteria inklusi sampel adalah: (1) mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 17-20 tahun. (2) menyetujui dan menandatangani informed concent.
Kriteria eksklusi sampel adalah: (1) pernah mengalami trauma pada rahang bawah. (2) edentulous pada bagian posterior rahang bawah. (3) menderita penyakit
3.3.4 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus:
n = 2 SD (Z1-α + Z1-β)2
(µ1 - µ2)2
n = 2(0,69) (1,64 + 0,84)2 (0,63)2
n = 21,38
n = 22 sampel
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
SD = Standar deviasi (0,69)
Z1-α = Derajat kepercayaan tipe I 10% (1.64)
Z1-β = Derajat kepercayaan tipe II 20% (0,84)
µ1 - µ2 = Selisih mean
Jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 22 orang.Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak50 orang yaitu 25 pria dan 25 wanita.
3.4Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian a. Variabel bebas: jenis kelamin
b. Variabel terikat: ukuran dan posisi kanalis mandibularis pada radiografi
panoramik.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel- variabel tersebut adalah:
Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Pengukuran
Ukuran
Numerik Komputerisasi D1- jarak vertikal antara batas titik
inferior foramen mentalis hingga batas
titik inferior dasar mandibular.
D2- jarak vertikal antara batas titik
superior foramen mentalis hingga batas
titik superior puncak alveolar.
D3- jarak vertikal antara batas titik
inferior kortikal kanalis mandibularis
hingga batas titik inferior dasar mandibula
pada anterior ramus mandibularis.
D4- jarak vertikal antara batas titik
superior kortikal kanalis mandibularis
hingga batas titik inferior oblique line.
D5- jarak vertikal antara batas titik paling
inferior kortikal kanalis mandibularis
hingga batas titik inferior dasar
mandibular.
D6- jarak vertikal antara batas titik
inferior mandibular notch hingga batas
titik superior foramen mandibularis.
D7- jarak vertikal antara batas titik
inferior mandibular notch hingga batas
Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Pengukuran
struktur tulang dan gigi
pada rahang atas dan
rahang bawah secara
keseluruhan
Komputer
Usia Usia 17-20 tahun saat
dilakukan radiografi
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pesawat radiografi Orthopantomograph OP200 D Oktober 2012
b. Komputer Asus
c. Program SPSSversi 19 d. Alat tulis
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Lembar pencatatan
3.6 Prosedur Penelitian
a. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada subjek penelitian.
b. Peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi dan melakukan screening untuk mendapatkan sampel yang sesuai kriteria.
c. Peneliti meberikan informed consent kepada subjek penelitian. Setelah subjek penelitian setuju, maka dilakukan radiografi panoramik di unit Radiologi
Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
d. Melakukan pengukuran morfometrik kanalis mandibularis sebelah kiri dengan cara (Gambar 4):
• Membuka softwearCliniView versi 10.1.2 dan tekan search untuk
membuka foto panoramik yang ingin dibuka.
• Tekan imagedan create copy untuk menghasilkan suatu foto panoramik yang sama dengan aslinya.
• Tekan contrast brightness dan zoom untuk memperbesar radiograf
supaya lebih jelas dan terang.
• Tekan measurement (line) untuk mebuat garis lurus vertikal pada
Gambar 5. Pengukuran kanalis mandibularis sebelah kiri dari D1 – D7 pada penelitian (dokumen pribadi)
Gambar 6. Hasil pengukuran kanalis mandibularis kiri dari D1-D7
D1
D2
D3
D4
D5
D6
e. Mencatat hasil pengukuran yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin.
f. Berdasarkan ukuran yang diperoleh, dihitung rasio seperti berikut: • R1- rasio antara ukuran D1 dan D2
• R2- rasio antara ukuran D3 dan D4 • R3- rasio antara ukuran D6 dan D7
g. Mencatat posisi kanalis mandibularis secara visual menurut Madeira (2003) yaitu Posisi 1 – Posisi 3.
Gambar 7. Posisi kanalis mandibularis pada hasil penelitian A. Posisi 1, B. Posisi 2, C. Posisi 3.
h. Melakukan hal yang sama pada setiap radiograf panoramik. i. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan radiologist.
j. Menganalisis data yang telah diperoleh.
A
B
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan program komputer berupa SPSS versi 19 dan selanjutnya dilakukan analisis data.
3.7.2 Analisis Data
Data statistik yang diperoleh pada penelitian ini adalah nilai mean dari ukuran vertikal linear pada kanalis mandibularis pria dan wanita. Selanjutnya untuk melihat perbedaan kedua kelompok tersebut, dilakukan analisis menggunakan uji beda dua mean independen (T-test Unpaired) dengan menggunakan Confidence Interval (CI) sebesar 95% dan signifikasi statistik diperoleh jika nilai p < 0,05. Jika nilai p > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
3.8 Ethical Clearence
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Demografis Sampel
Sampel yang menyetujui informed consent terdiri dari 50 orang (25 orang pria dan 25 orang wanita) yang berumur dari 17 tahun hingga 20 tahun. Kemudian
dilakukan wawancara dan dilakukan radiografi panoramik di bagian Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
4.2 Data Statistik Ukuran Kanalis Mandibularis Kiri
Nilai rata-rata ukuran vertikal linear pada kanalis mandibularis kiri, didapatkan bahwa nilai D1, D2, D4, D5, D6 dan D7 lebih besar pada pria dibandingkan dengan wanita, sedangkan D3 lebih kecil pada pria dibandingkan dengan wanita. Nilai rasio R1 dan R2 lebih besar pada wanita sedangkan R3 lebih besar pada pria.
Tabel 1. Data statistik nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis kiri.
Pengukuran (mm) Pria Wanita
4.3 Data Statistik Posisi Kanalis Mandibularis Kiri
Hasil yang diperoleh pada pria dan wanita didapatkan posisi kanalis mandibularis lebih banyak dijumpai pada posisi 1 yaitu kanalis mandibularis dekat dengan apeks gigi molar 3 (Madeira 2003).
Tabel 2. Data statistik posisi kanalis mandibularis menurut Madeira (2003).
Hasil yang diperoleh dari analisis uji beda dua mean (T-test Unpaired) didapatkan nilai p < 0.05 pada ukuran D1, D2, D4, D5, D6 dan D7. Pada ukuran D3 dari analisis uji beda 2 mean (T-test Unpaired) didapatkan nilai p > 0.05.
Tabel 3. Data analisis ukuran D1 hingga D7
Hasil yang diperoleh dari data analisis uji beda dua mean (T-test Unpaired) didapatkan pada R1, R2 dan R3hasil nilai p > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan.
Tabel 4.Data analisis rasio R1, R2 dan R3.
Significance (2-tailed)
R1 0.550
R2 0.172
BAB 5 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU
yang berumur dari 17 hingga 20 tahun.Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis
kelamin.Informasi jenis kelamin dan umur didapatkan dengan melakukan wawancara dan pengisisan kuesioner.Seleksi sampel dilakukan secara acak. Setelah dilakukan pengisian informed consent, selanjutnya sampel melakukan radiografi panoramik digital.
Pada penelitian ini dilakukan uji beda dua mean (T-test Unpaired) untuk melihat perbedaan signifikan pada ukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Kemudian dilakukan perbandingan nilai rata-rata antara pria dan wanita pada ukuran D1 hingga D7.
Ukuran D1 merupakan ukuran jarak vertikal antara batas titik inferior foramen mentalis hingga batas titik inferior dasar mandibular. Pada pengukuran D1, didapatkan hasil ukuran nilai rata-rata pada pria (13,1) lebih besar dibandingkan dengan hasil ukuran nilai rata-rata pada wanita (11,17). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,001) dimana nilai p < 0,05. Terdapat perbedaan yang siginifikan pada ukuran D1 berdasarkan jenis kelamin.
Ukuran D2 adalah jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga batas titik superior puncak alveolar. Pada pengukuran D2, didapatkan nilai rata-rata pada pria (16,0) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada wanita (13,18). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,000) yaitu p < 0,05. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran vertikal D2 berdasarkan jenis kelamin.
R1 merupakan nilai rasio antara ukuran D1 dan D2.Perhitungan nilai ini
signifikan pada ukuran R1 berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian hasil Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) bahwa tidak terdapat perbedaan pada posisi vertikal foramen mentalis berdasarkan jenis kelamin. Pada penelitian ini didapatkan posisi foramen mentalis terletak lebih dekat ke dasar mandibula.Hal ini sesuai dengan penelitian Teerijoki-Oksa et al (2002). Penentuan posisi foramen mentalis penting untuk menentukan posisi yang tepat pada saat melakukan anastesi nervus mentalis dan perawatan implan pada regio gigi premolar.3
Ukuran D3 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular pada anterior ramus mandibular. Pada pengukuran D3, nilai rata-rata pada wanita (10,16) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada pria (9,9). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,681) yaitu nilai p > 0,05. Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D3 berdasarkan jenis kelamin.
Ukuran D4 merupakan jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line. Pada pengukuran D4, didapatkan nilai rata-rata pada pria (15,31) adalah lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pada wanita (13,06). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,021) dimana nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D4 berdasarkan jenis kelamin.
R2 merupakan nilai rasio antara D3 dan D4.R2 diukur untuk menentukan posisi vertikal jalur kanalis mandibularis dalam mandibular. Dari hasil analisis T-test Unpaired, didapatkan hasil nilai p (0,172) yaitu P > 0,05. Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada pengukuran R2 berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Simonton et al (2009), Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) yang menyatakan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi jalur kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Secara umum posisi jalur inferior alveolar nerve yang terletak pada kanalis mandibularis adalah sama pada pria dan wanita dan tidak terpengaruh dengan faktor kelamin dan umur.7
meneliti curvature pada kanalis mandibularis. Pada pengukuran D5, didapatkan nilai rata-rata pada pria (7,83) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada wanita (6,8). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,031) yaitu nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada nilai D5 berdasarkan jenis kelamin.
Ukuran D6 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis. Pada pengukuran D6, didapatkan nilai rata-rata pada pria (10,14) lebih besar dibandingkan nilai rata-rata pada wanita (8,06). Dari hasil analisis T-test Unpaired diperoleh nilai p (0,020) yaitu nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D6 berdasarkan jenis kelamin.
Ukuran D7 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibula.Pada pengukuran D7, didapatkan nilai rata-rata pada pria (44.26) lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pada wanita (39.25). Dari analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,001) dimana p < 0,005. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran D7 berdasarkan jenis kelamin.
R3 merupakan nilai rasio antara ukuran D6 dan D7.R3 dihitung untuk meneliti posisi vertikal foramen mandibularis. Hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,317) yaitu p > 0,05. Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada posisi foramen mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) yang menyatakan bahwa posisi foramen mandibularis secara vertikal terletak pada regio tengah ramus mandibularis, dimana posisinya terletak rata-rata setengah dari jarak
Dari hasil penelitian didapati nilai rata-rata pada ukuran D1, D2, D6 dan D7 lebih besar pada pria dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian ini adalah sama dengan penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011). Penelitian Enlow dan Hans (2002)mendapatkan hasil bahwa pada usiadewasa, tingkat kecepatan pertumbuhan rahang lebih tinggi pada pria dimana dimensi kraniofasial pada pria lebih besar 5 - 9% dibandingkan pada wanita.Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini, di antaranya adalah faktor hormon seks seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecepatan pertumbuhan rahang adalah tensi otot mastikasi. Apabila terjadinya proses mastikasi, otot mastikasi akan memberi tekanan terhadap tulang rahang dan hal ini akan menstimulasi pertumbuhan rahang. Pria mempunyai otot mastikasi yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita.Faktor ini menyebabkan rahang pria lebih besar dibanding wanita.Dua faktor ini dapat menyebabkan perbedaan pada hasil ukuran D1, D2, D6 dan D7.3,4,6
Ukuran D3, D4 dan D5 menunjukkan jalur dan curvature pada kanalis mandibularis. Bagi hasil ukuran nilai rata-rata D3, didapati pada wanita nilai rata-rata D3 lebih besar dibandingkan dengan pria, tetapi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran tersebut berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian adalah sama dengan penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011). Nilai rata-rata D4 didapati lebih besar pada pria (15.31) dibandingkan dengan wanita (13.06) dan terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.Bagi ukuran D5,
didapati ukurannya lebih besar pada pria dan terdapat perbedaan yang siginifikan pada ukuran tersebut berdasarkan jenis kelamin. Hasil ini adalah sama dengan penelitian yang telah dilakukan sebelum yaitu penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011) bahwa pada wanita didapati posisi titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis lebih rendah dan lebih dekat ke dasar mandibular dibandingkan dengan pria.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata enam ukuran vertikal
linear kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin yaitu D1, D2, D4, D5, D6 dan D7.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin, dimana posisi paling banyak dijumpai pada pria dan wanita adalah posisi satu yaitu kanalis mandibularis dekat dengan apeks gigi molar tiga.
6.2 Saran
1. Disarankan pada penelitian berikutnya dapat diteliti sampel dengan menggunakan radiografi yang lain seperti CT scan supaya dapat terlihat dengan lebih jelas.
2. Disarankan kepada dokter gigi dan ahli bedah sebelum melakukan perawatan terutama sekali dalam melakukan anestesi, pembedahan impaksi molar tiga, implan dan split ramus osteotomy, gambaran radiografi kanalis mandibularis harus diambil
DAFTAR PUSTAKA
1. Mosby. Mosby's medical dictionary. 8th Edition. Amsterdam. Elsevier, 2009. 2. Sonick M, Abrahams J, Faiella RA. A comparison of the accuracy of
periapical, panoramic and computerized tomographic radiographs in locating the mandibular canal. JOMI, 1997: 9(4): 455-60.
3. Amorim M.M, Borini C.B, Lopes S.L.P.C, Haiter-Neto F, Caria P.H.F. Morphological description of mandibular canal in panoramic radiographs of Brazilian subjects: Association between anatomic characteristics and clinical prosedures. Int.J.Morphol, 2009: 27(4).
4. Rashid SA, Ali J. Morphometric analysis of mandibular canal course and position in relation to gender and age of Iraqi sample using digital pnoramic imaging. J of Baghdad College Dentistry. 2011: 23(special issue).
5. Enlow, D. H. & Hans, M. G. Basics of facial growth. 2nded. Sao Paulo, Santos, 2002: 22.
6. Rashid SA, Ali J. Sex determination using linear measurements related to the mental and mandibular foramina vertical positions on digital panoramic images. J of Baghdad College Dentistry, 2011: 23(special issue).
7. Simonton J.D, Azevedo B, Schindler W.G, Hargreaves K.M. Age and gender-related differences in the position of the inferior alveolar nerve by using cone
beam computed tomography. Jof Endodontics, 2009: 35(7).
8. Pasler FA, Visser H. Pocket Atlas of dental radiology,Hassell TM, editor. Stuttgart. New York: Thieme, 2007 (2).
9. Hassan NA. Correlation of mandibular canal wall resorption with angular cortical thickness among edentulous patients using panoramic radiographs (acomparative study between male and female). MDJ, 2013: 10(1).
11.Feneis H, Dauber W. Pocket atlas of human anatomy 4th Edition. Stuttgar. New York: Thieme, 2000: 28-9.
12.White SC, Pharoah MJ. Oral radiologi 4thed, New York: Mosby, 2001: 168, 187.
13.Juodzbalys G, Wang HL, Sabalys G. Anatomy of mandibular vital structures. Part I: Mandibular canal and inferior alveolar neurovascular bundle in relation with dental implantology. J of Oral and Maxillofacial Research, 2010: 1-2. 14.Scarfe WC, Williamson GF. Practical panoramic radiography. Crest OralB at
Dentalcare.com (diakses 28 Agustus 2014).
15.Geist JR. Panoramic Radiography
Agustus 2014).
16.US Department of Health & Human Services. The selection of patients for dental radiographic examinations. American Dental Association, 2004.
17.Ennes JP, Madeiros RM. Localization of mandibular foramen and clinical implication., Int. J. Morphol, 2009; 27(4): 1305-11.
18.Koviso T, Ahmad M, Bowles W.R. Proximity of the mandibular canal to the tooth apex. J Of Endodontic. 2011; 37(3): 311-5.
19.Rodrigues et al. Morphometrical analysis of the human mandibular canal: A CT investigation. Surg Radiol Anat, 2011; 33: 345-52.
20.Adiguzel O, Yigit-Ozer S, Kaya S, Akkus Z. Patient specific factors in the
proximity of the inferior alveolar nerve to the tooth apex. Med Oral Patol Cir Bucal, 2012; 17(6): e1103-8.