• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nasikh - Mansukh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nasikh - Mansukh"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

NASIKH-MANSUKH

SURAT AN-NAJM AYAT 39 DENGAN SURAT AT-THUR AYAT 21

Pertanyaan Dari:

Thamrin Ariadhie, NBM. 483638,

(disidangkan pada hari Jum'at, 11 Sya'ban 1428 H / 14 Agustus 2007 M dan 22 Syawwal 1428 H / 2 November 2007 M)

Pertanyaan:

Assalaamu ’alaikum Wr. Wb.

Benarkah surat an-Najm ayat 39 telah dimansukh dengan surat ath-Thur ayat 21? Wassalaamu ’alaikum Wr. Wb.

Jawaban:

Sebelum mengetahui apakah surat an-Najm ayat 39 telah mansukh dengan surat ath-Thur ayat 21, kami paparkan lebih dahulu apakah naskh itu?

Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan pengertian naskh, tetapi esensinya sama. Menurut Manna al-Qaththan, dimaksudkan dengan naskh ialah:

ْ فَر

ْ يِع رَشْ ٍباَطِِِّْيِع رّشلاِْم كُح اُْع

.

Artinya: “Penghapusan hukum syar'i dengan khithab (pernyataan) syar'i.” [Manna al-Qaththan, 1971: 196].

Para ulama membagi naskh menjadi empat macam:

a. Naskh as-sunnah bi as-sunnah (penghapusan sunnah dengan sunnah). Jumhur (sebagian besar) ulama membolehkannya.

b. Naskh as-sunnah bi al-Kitab (penghapusan sunnah dengan al-Kitab). Jumhur ulama membolehkannya.

c. Naskh al-Kitab bi al-Kitab (penghapusan al-Kitab dengan al-Kitab, misalnya penghapusan Injil dengan al-Qur'an). Para ulama sepakat membolehkannya.

d. Naskh al-Qur'an bi al-Qur'an (penghapusan al-Qur'an dengan al-Qur'an). Sebagian ulama seperti Imam asy-Syafi'i dan pengikutnya berpendapat boleh, baik penghapusan bacaannya, hukumnya, atau bacaannya saja, dengan alasan

(2)

Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa dalam al-Qur'an tidak ada naskh (penghapusan), misalnya penghapusan suatu ayat dengan ayat lainnya. Pendapat ini dilontarkan oleh Abu Muslim al-Ashfahani. Pendapat tersebut mendapat perhatian yang sangat besar dari para ulama mutaakhir, asy-Syaikh Muhammad Abduh, as-Sayyid Rasyid Ridla dan Dr. Taufiq Shidqi. Abu Muslim al-Ashfahani menyatakan, jika dalam al-Qur'an ada ayat yang mansukh (dihapus), maka sebagian ayat al-Qur'an ada yang dibatalkan, dan jika dalam al-Qur'an ada ayat yang dibatalkan, maka sebagian ayat al-Qur'an ada batil. Padahal Allah telah menegaskan dengan firman-Nya:

Artinya: “Tidaklah datang kepadanya (al-Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari

belakangnya.” [QS. Fushshilat (41): 42]

Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa dalam al-Qur’an tidak satu ayat pun yang mansukh. Kami cenderung kepada pendapat ini.

Selanjutnya, jikalau kita kaji kedua ayat tersebut, maka tidak didapatkan adanya ta'arudl (pertentangan) antara keduanya, sehingga tidak mungkin terjadi nasakh. Bahkan sebaliknya, kedua ayat tersebut justru saling melengkapi.

Firman Allah dalam surat an-Najm (53): 39:

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya.”

Firman Allah dalam surat ath-Thur (52): 21:

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang

dikerjakannya.”

(3)

dibebani dosa orang lain, demikian pula ia tidak mendapatkan pahala kecuali dari amal yang diusahakannya untuk dirinya sendiri. Adapun maksud dari ayat 21 surat ath-Thur adalah anak cucu orang yang beriman tersebut dihubungkan (dinaikkan derajatnya oleh Allah di surga) adalah karena keimanan mereka sendiri, bukan karena bapak-bapak mereka. Ringkasnya, pada umumnya semua manusia akan mendapat balasan dari Allah sesuai dengan amal perbuatan mereka masing-masing di dunia. Namun, orang yang beriman akan dikumpulkan oleh Allah dengan keturunan mereka di surga berdasarkan keimanan mereka untuk lebih membahagiakan mereka.

Dari uraian tersebut kami berpendapat bahwa surat an-Najm ayat 39 tidak mansukh dengan surat ath-Thur ayat 21.

Wallaahu a’lam bish-shawab. *sd)

Referensi

Dokumen terkait

Melalui ayat yang jelas lugas makna- nya, bahwa yang di- maksud beriman dan beramal shalih ada- lah beriman kepada kepada seluruh nabi termasuk Nabi Muhammad saw de- ngan masuk

Bahan/alat uji yang diteliti adalah motor listrik tiga fasa dengan beban lampu pada generator sebanyak 2500 watt dan dihubungkan dengan regulator yang dinaikkan

1.2.1 Maksud Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah Pelepasan siswa-siswi kelas XII , SMK Dharma

Hasil analisis dan simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) maksud-maksud yang terkandung dibalik tuturan direktif dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere

Hasil analisis dan simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) maksud-maksud yang terkandung dibalik tuturan direktif dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere

adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan

Maksud dari ayat ini adalah, andai mereka benar-benar beriman kepada Allah Swt, para Rasul dan Al- Qur‟an, pasti mereka tidak akan mengerjakan apa yang telah mereka perbuat itu,

At- Tahrim: 6 3 Maksud ayat di atas yaitu Allah SWT memerintahkan kepada orang- orang yang beriman untuk selalu menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari perbuatan yang akan dapat