• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI KABUPATEN SUBANG (Studi Pada Masyarakat Pendatang Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI KABUPATEN SUBANG (Studi Pada Masyarakat Pendatang Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI KABUPATEN SUBANG

(Studi Pada Masyarakat Pendatang Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi

Asri Apriani Putri Perdana 201110040311003

Pembimbing : 1. Nurudin M.Si

2. Isnani Dzuhrina M.Adv

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

BismillahhirRahmaanirRahim

Syukur Alhamdulillahirobbilalamin peneliti panjatkan karena dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ Proses Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat

Lokal di Kabupaten Subang (Studi pada masyarakat pendatang di Desa Pusakaratu

Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang)”.

Dengan segala kerendahan hati, ucapan terimakasih yang tidak terhingga saya berikan

kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan izin berupa ilmu pegetahuan dan kesehatan untuk

peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Untuk Nabi Muhammad

SAW yang telah menjadi penerang dan penuntun umat Islam, sehingga peneliti dapat

membuat skrispi dengan tauladan Rasulullah serta akidah ilmu yang bermanfaat.

2. Kedua orangtua peneliti, Mama Sri Rochayati yang tidak pernah lelah berdoa disetiap

waktunya agar peneliti sukses dan menjadi pribadi yang baik dan Bapak Aripudin

yang selalu mendukung serta memberikan kekuatan kepada peneliti ketika berada

dalam kesulitan.

3. Pembimbing 1, Bapak Nurudin M.Si dan pembimbing 2, Ibu Isnani Dzuhrina M.Adv

yang telah membimbing peneliti dari awal pembuatan proposal hingga skripsi ini

selesai. Terimakasih atas waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada peneliti.

4. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM, Bapak Sugeng Winarno.

5. Kedua adikku tersayang, Arya Galih Putra Pratama dan Arhakim Hisyam

(4)

6. Sahabat-sahabat kos yang luar biasa, Febtriana Huslita, Viretha Anovarisca, Nova

Ersaria, Shofita Azizah, Mbak Dewi Maulidayanti. Kalian adalah keluarga baru yang

selalu menjadi obat ketika semangat peneliti mulai menurun. Terimakasih telah

membuat kehidupan peneliti menjadi selalu berwarna.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan Erna Puji, Khairiah, Fatimah Azzahroh, Puput

Kurniawati, Nur Rohmah, Izzudin Fathoni, Muhammad Syarif, Wahyu Nugroho,

Novita Ratnasari dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terimakasih atas nasehat, omelan, masukan dan dukungannya selama ini, peneliti

ucapkan terimakasih yang tiada terhingga.

8. Kepada keluarga Ibu Atiq, terimakasih karena telah membantu selama di Subang dan

telah menganggap peneliti sebagai anak sendiri.

9. Kepada subyek peneliti di Desa Pusakaratu, terimakasih telah membantu peneliti

selama di Subang.

10.Kepada semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, yang telah

membantu dan mendukung peneliti selama mengerjakan skripsi peneliti ucapakan

terimakasih yang sebesar-besarnya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena

itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat

lebih baik lagi.

Malang, 29 Oktober 2015

Peneliti

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

LEMBAR PERSETUJUAN ……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN……… iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ……….. iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ……….. v

ABSTRAK……… …. vi

ABSTRACT……… …vii

KATA PENGANTAR ………... viii

DAFTAR ISI ………. x

DAFTAR TABEL ……..………... xiii

DAFTAR GAMBAR ………..………. xiv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7

A. Pengertian Komunikasi ……… 7

B. Pengertian Kebudayaan ………... 9

C. Komunikasi Antarbudaya ……… 11

(6)

BAB III METODE PENELITIAN ……… 22

A. Pendekatan Penelitian ………. 24

B. Tipe Penelitian ………. 24

C. Waktu dan Lokasi Penelitian……… 24

D. Teknik Pengumpulan Data……… 25

E. Subyek Penelitian………. 25

F. Teknik Analisis Data……… 26

G. Teknik Keabsahan Data ……….. 28

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN ……….. 28

A. Kabupaten Subang……… 30

B. Kecamatan Pusakanagara ……… 30

1. Batas Wilayah ……….. 30

2. Kondisi Geografis ………... 31

3. Luas Wilayah Per Desa ……… 31

4. Pemerintahan Desa ……….. 31

C. Desa Pusakaratu ……….. 32

1. Sejarah Desa Pusakaratu ………. 32

2. Letak Geografis Desa Pusakaratu ……… 32

3. Visi dan Misi Desa Pusakaratu ……… 33

4. Struktur Organisasi Desa Pusakaratu ………... 34

5. Jumlah Masyarakat Desa Pusakaratu ……….. 34

6. Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Pusakaratu ……….. 35

7. Sarana dan Prasarana Desa Pusakaratu ……… 36

BAB V PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ……….. 37

A. Perilaku Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Pendatang ……… 39

1. Penggunaan Bahasa ………. 39

2. Stereotip……… 43

3. Gaya Bicara Mengakibatkan Kesalahpahaman……… 45

4. Keinginan Menerima Kebudayaan Lain ……….. 46

(7)

6. Sosialisasi Komunikasi Antarbudaya ……….. 51

B. Hambatan Komunikasi Antarbudaya……… 53

C. Pembahasan ………. 54

BAB VI PENUTUP ……….. 64

A. Kesimpulan ………. 64

B. Saran ……… 65

1. Bagi Akademisi ……… 65

2. Bagi Praktis ……….. 65

DAFTAR PUSTAKA ……… 66

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Devito, Joseph. 2006. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta. Karisma Publishing Group

Effendy, Onong Ucjana. 2002. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung. Remaja

Rosdakarya

Faisal, Sanapiah. 2005. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang. YA3

Jalaludin, Rachmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya

Koentjaraningrat. 2005. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Djambatan

Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta. LKiS

Yogyakarta

___________. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

___________. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana.

Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta. Salemba

Humanika

L.Tubbs, Stewart dan Sylvia Moss. 2005. Human Communication: Konteks-konteks

Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya

Machmud, Muslimin. 2011. Komunikasi Tradisional: Pesan Kearifan Lokal Masyarakat

Sulawesi Selatan Melalu Berbagai Media Warisan. Yogyakarta. Buku Literia

Moleong, Lexi J. 2002. Metedelogi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya

(9)

_____________. 2011. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Nurudin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta. Rajagrafindo Persada

Pawito. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. LKiS

Pujileksono, Sugeng. 2009. Pengantar Antropologi. Malang. UMM Press

Rakhmat, Jalaludin dan Deddy Mulyana. 2010. Komunikasi Antarbudaya. Bandung. Remaja

Rosdakarya

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu

West, Richard dan Lynn H. Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan

Aplikasi. Jakarta. Salemba Humanika

Non Buku

http://fisip.unsoed.ac.id/zh-hans/content/pola-komunikasi-pemakaian-bahasa-jawa-dan-bahasa-sunda-studi-etnografi-komunikasi-pada-komun (Di akses pada 11-mei 2015, 8.41 pm)

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=32330&val=2292 (Di akses pada

11-mei 2015, 8.47 pm)

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda (Di akses pada 11- mei 2015, 8.53 pm)

www.subang.go.id (Di akses pada 11 mei 2015, 9.41 pm)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pusakanagara,_Subang (Di akses pada 11 mei 2015, 9.44 pm)

http://infobimo.blogspot.com/2013/11/macam-varian-dialek-dialek-bahasa-jawa.html (Di

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia

untuk mempertahankan hidupnya. Kehidupan manusia tidak dapat di pisahkan dari

kegiatan komunikasi, karena manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang

lain untuk mempertahankan hidupnya. Komunikasi antar manusia tercipta melalui

komunikasi, baik itu komunikasi verbal (bahasa) atau nonverbal (simbol, gambar atau

media komunikasi lainnya). Selain untuk mempertahankan hidupnya, komunikasi

juga mempunyai fungsi untuk memelihara hubungan dan memperoleh kebahagiaan.

Komunikasi sangat penting perannya bagi kehidupan sosial, tradisi, politik dan

pendidikan, karena komunikasi merupakan proses dinamika transaksional yang

mempengaruhi perilaku, yang mana sumber dan penerimaannya sengaja menyandi (to

code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan melalui suatu

saluran (channel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu

sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.

Tak dapat dihindari bahwa proses komunikasi ini sangat vital dan mendasar

bagi komunikasi sosial, dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan

untuk berkomunikasi dengan individu yang lainnya. Dengan begitu menetapkan

kredibiltasnya sebagai seorang anggota masyarakat yang dikatakan mendasar karena

manusia baik yang primitif maupun yang modern berkeinginan mempertahankan

(11)

2 Kekuatan pembaharuan yang selama ini menjadi momok masyarakat tetapi

tidak mungkin dihindari ialah sentuhan budaya. Budaya adalah suatu konsep yang

membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan

pengetahuan, pengalaman, kepercayaan nilai, sikap, makna dan diwariskan dari

generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya

berkesinambungan dan hadir dimana-mana, budaya juga berkenaan dengan bentuk

fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup. Pesatnya ilmu pengetahuan

dan teknologi telah memperlancar mobililitas penduduk serta komunikasi yang

mendorong peningkatan intensitas kontak-kontak budaya secara langsung atau tidak

langsung. Komunikasi merupakan proses budaya yang ditunjukan pada orang atau

kelompok lain dalam sebuah pertukaran kebudayaan.

Banyak masyarakat pindah dari tempat asalnya ketempat atau daerah yang

mempunyai daya tarik ekonomi yang lebih baik. Dengan demikian masyarakat

pendatang tersebut juga disebut masyarakat migrasi. Kebanyakan masyarakat

pendatang mengontrak rumah. Tidak sedikit juga dari masyarakat pendatang yang

sudah mampu membeli tanah atau rumah dan secara administratif mereka sudah

terdaftar menjadi bagian dari masyarakat Desa Pusakaratu. Dengan demikian proses

komunikasi antara masyarakat migrasi dan masyarakat setempat merupakan

komunikasi antarbudaya, karena komunikator dan komunikan berasal dari

kebudayaan yang berbeda. Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang

tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada

variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia atau

kelompok sosial. Pelintasan komunikasi itu mnggunakan kode-kode pesan, baik

secara verbal maupun nonverbal yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua

(12)

3 Fenomena aktifitas komunikasi yang sering muncul adalah saat ada acara

perkumpulan seperti tahlilan, pesat tujuhbelasan, rapat RT dan sebagainya. Dalam

acara itu ada aktifitas komunikasi, dalam kehidupa n masyarakat, manusia tidak lepas

dari aktifitas komunikasi. Masyarakat pendatang dan lokal jelas memperlihatkan

bahwa komunikasi yang terjadi melibatkan dua unsur atau lebih kebudayaan yang

berbeda. Komunikasi dengan latar belakang berbeda tak jarang menimbulkan

kesalahpahaman dalam proses komunikasinya. Tak jarang pula masyarakat pendatang

dipandang sebelah mata.

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi

Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha dari luas privinsi Jawa Barat.

Wilayah ini terletak di antara 107o31’ sampai dengan 107o54’ Bujur Timur dan 6o11’

sampai dengan 6o49’ Lintang Selatan. Secara administratif, kabupaten Subang terbagi

atas 253 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Batas wilayah

kabupaten Subang sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Bandung, sebelah

barat dengan kabupaten Purwakarta dan Karawang, sebelah timur dengan kabupaten

Sumedang dan Indramayu dan sebelah utara dengan Laut Jawa. Penduduk kabupaten

Subang pada tahun 2013 berjumlah 1.509.606 jiwa.

Pusakanagara adalah sebuah kecamatan di kabupaten Subang. Pusakanagara

merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 1-2 meter diatas permukaan laut.

Wilayah Pusakanagara meliputi beberapa desa antara lain desa Gempol, desa

Kalentambo, desa Kotasari, desa Patimban, desa Pusakaratu dan desa Rancadaka.

Batas wilayah Pusakanagara adalah sebelah utara laut Jawa, sebelah selatan

kecamatan Pusakajaya, sebelah timur kabupaten Indramayu dan sebelah barat

(13)

4 Desa Pusakaratu terletak di kecamatan Pusakanagara kabupaten Subang. Desa

ini teretak didaerah pantai utara. Jumlah penduduk desa Pusakaratu sampai tahun

2010 terdapat 6.446 jiwa. Jumalah Kepala Keluarga sampai tahun 2010 terdapat 2.469

Kepala Keluarga dengan jumlah 3.214 Laki-laki dan 3.232 Perempuan. Jumlah

pedatang pada tahun 2010 terdapat 3.867 jiwa. Desa Pusakaratu berada di daerah

dataran rendah dengan ketinggian 0-50 mdpl dengan luas 92.639,7 ha. Desa

Pusakaratu mempunyai potensi besar dalam bidang pertanian, kelautan, wisata dan

MIGAS. Mata pencaharian masyarakat desa Pusakaratu kebanyakan bertani,

berdagang dan nelayan. Lahan pertanian di desa Pusakaratu ini sangat luas dan subur,

sehingga banyak para pendatang yang mencoba hidup di desa Pusakaratu ini. Hampir

60% masyarakatnya merupakan pendatang dari berbagai daerah yang menetap di desa

Pusakaratu. (www.subang.go.id)

Banyak masyarakat pendatang yang memilih tinggal dan menetap di desa

Pusakaratu karena faktor alam yang dapat dimanfaatkan. Para pendatang yang

memilih tetap tinggal di desa Pusakaratu ini bermacam-macam ada yang dari

Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Masyarakat imigran mulai menempati Desa

Pusakaratu sejak berabad-abad tahun yang lalu. Desa Pusakaratu ini berada di jalur

pantai utara, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda Cirebonan. Bahasa

Sunda Cirebonan adalah bahasa Sunda yang dicampurkan bahasa Jawa, sehingga

mempunyai dialek yang sangat unik. Karena banyakanya masyarakat pendatang,

komunikasi di desa Pusakaratu menjadi majemuk, sehingga banyak kosakata yang

dipakai. Kosakata yang lebih sering dipakai yaitu bahasa Sunda dan Jawa atau yang

biasa disebut dialek Cirebonan. (Firly, 2014)

Dialek Cirebonan salah satu dialek Bahasa Jawa yang dituturkan di pesisir

(14)

5 Blanakan, Pamanukan, Puskanagara, Pusakaratu dan Compreng di Kabupaten

Subang, kabupaten Indramayu, kabupaten dan kota Cirebon serta kabupaten

Majalengka. Dialek Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kunci bahasa Jawa

seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya ingsun (saya) dan sira (kamu) yang

sudah tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa baku. Perdebatan tentang dialek Cirebon

sebagai sebuah bahasa yang mandiri terlepas dari bahasa Sunda dan bahasa Jawa telah

menjadi perdebatan panjang, serta melibatkan faktor politik, pemerintahan, budaya

serta ilmu kebahasaan. Beberapa ahli percaya bahwa sastra Cirebonan dalam bentuk

tulisan telah ada sebelum permulaan zaman Hindu dan telah mempengaruhi

kebudayaan masyarakat Jawa. Sebagai hasilnya dapat ditemui dua macam hasil karya

sastra Cirebonan yang disebut tembang gedhe dan tembang tengahan. Setelah

Cirebonan dijadikan pusat dari penyebaran agama Islam oleh Walisongo, tembang

cilik yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai tembang macapat mulai muncul.

Bahasa Cirebonan merupakan akulturasi budaya yang terjadi di Desa

Pusakaratu karena banyaknya imigran yang datang. Akulturasi kebudayaan tersebut

sering kali membawa dampak positif atau negatif yang dapat mempengaruhi aktivitas

keseharian masyarakat setempat. Akulturasi merupakan perpaduan antara kebudayaan

yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Akulturasi sebagai proses

sosial yang timbul bila suatu kelompok dengan kebudayaan tertentu dihadapkan

dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa yang lambat laun

kebudayaan asing itu diterima dan diolah sendiri tanpa menyebabkan hilangnya

keaslian budaya itu sendiri. (Koentjaraningrat, 2002:248).

Peneliti melakukan penelitian ini karena ingin melihat proses komunikasi

antarbudaya antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal. Serta ingin

(15)

6 mengambil judul ini karena melihat fenomena-fenomena yang sering muncul di Desa

Pusakartau yang terkadang muncul kesalahpahaman dan ketidaklarasan dalam

berkomunikasi, yang terpenting bagaimana peneliti mengelola masalah bisa menjadi

sesuatu yang bermanfaat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

bagaimana proses komunikasi antarbudaya yang terjadi pada masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal di Desa Pusakaratu Kabupaten Subang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian

ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi antarbudaya yang terjadi pada

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal desa Pusakaratu Kabupaten Subang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademis

a. Untuk menambah referensi jurusan Ilmu Komunikasi

b. Sebagai literatur untuk penelitian-penelitian selanjutnya

2. Manfaat praktis

a. Membantu masyarakat sekitar untuk lebih mengenal kebudayaan asli

b. Membantu pemerintah untuk melestarikan budaya lokal agar tidak

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dalam menjembatani hal tersebut kepala sekolah, guru atau waka humas TK Annur membuat buku laporan harian., buku laporan harian tersebut berisi

Analisis pemilihan jenis tanaman dan pola tanam dilakukan dengan menggunakan teori real-life choice yang dikembangkan oleh Gladwin (1980), untuk mengkaji dan menjelaskan

Di dalam menu main akan terdapat dua game yaitu casur bird dan tebak unsur, pada permainan casur bird user diminta untuk mencari koin sebanyak-banyaknya tapi di game tersebut

Penelitian ini mengacu bahwa aturan lalu lintas adalah dengan mengadakan kepemilikan SIM guna mengatur lalu lintas, hal ini bisa memunculkan motivasi masyarakat

Luaran untuk Iptek Bagi masyarakat berupa sebuah aplikasi website marketplace yang mampu menampilkan dan mampu menyimpan data pemesanan produk-produk UMKM anggota ASPEKORI,

Jurnal : Pengaruh Pengetahuan Sistem Automatic Exhange of Information (AEoI) dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar dan Melaporkan Pajak (Studi

Universitas Kristen Maranatha mendahulukan kebutuhan yang lain, bukan kebutuhan untuk bertindak prososial fokus kebutuhan motivasi intrinsik adalah betul-betul

Menurut Gardner dalam Nurlaila (2004: 38) “Bahasa dapat distimulus melalui bacaan, latihan menulis, berdiskusi dan bermain dengan kata-kata”. Anak yang mempunyai