• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE COMMUNICATION BETWEEN CHINESE AND JAVANESE ETHNICS IN BUILDING A SOCIAL HARMONY OF LIFE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "THE COMMUNICATION BETWEEN CHINESE AND JAVANESE ETHNICS IN BUILDING A SOCIAL HARMONY OF LIFE"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARA ETNIS TIONGHOA DENGAN JAWA DALAM MENCIPTAKAN KERUKUNAN BERMASYARAKAT

(Studi pada warga RW 7, kelurahan Jati, kota Probolinggo) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Disusun oleh:

Dinda Ayu Kusumawardhani 201010040311040

Dosen Pembimbing:

1. Sugeng Winarno, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M. Adv

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Komunikasi Antara Etnis Tionghoa Dengan Jawa Dalam Menciptakan Kerukunan Bermasyarakat” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak mengalami kendala. Dan berkat bantuan, bimbingan, serta kerjasama dari berbagai pihak dan tak lupa atas berkah dari Allah SWT, sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat diatasi. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Sugeng Winarno, S. Sos, MA selaku pembimbing I dan Ibu Isnani Dzuhrina, S. Sos, M Adv selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran-saran yang berguna bagi penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Nasrullah, S.Sos, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini

2. Bapak dan Ibu dosen program studi ilmu komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

3. Bapak Ongko selaku ketua RW 7, kelurahan Jati, beserta aparat warga lainnya yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi ini

4. Bapak/Ibu warga RW 7, kelurahan Jati yang telah bersedia untuk menjadi subjek penelitian dan membantu dalam pengumpulan data penelitian 5. Ibunda Dewi Nuraini yang sangat banyak memberikan bantuan moriil,

(4)

6. Rekan-rekan mahasiswa program studi ilmu komunikasi yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun.

(5)

DAFTAR ISI Halaman Judul

Lembar persetujuan skripsi...i

Lembar pengesahan...ii

Pernyataan orisinalitas...iii

Berita acara bimbingan skripsi...iv

Abstract...v Abstraksi...v Lembar persembahan...viii Kata pengantar...ix Daftar isi...xi Daftar gambar...xiii Daftar tabel...xiii

BAB I: Pendahuluan 1.1Latar belakang...1

1.2Rumusan masalah...5

1.3Tujuan penelitian...5

1.4Manfaat penelitian...6

1.4.1 Manfaat akademis...6

1.4.2 Manfaat praktis...6

BAB II: Tinjauan pustaka 2.1 Interaksi sosial...7

2.2 Komunikasi antarbudaya...7

2.3 Keterbukaan...10

2.4 Power Distance...11

2.5 Jarak sosial...11

2.6 Budaya Berbahasa...12

2.7 Akomodasi...14

2.8 Kerukunan dan ruang lingkupnya...14

(6)

BAB III: Metode penelitian

3.1 Pendekatan penelitian...18

3.2 Tempat dan waktu penelitian...18

3.3 Subjek penelitian...19

3.4 Metode pengumpulan data...20

3.5 Teknik analisis data...22

3.6 Uji keabsahan...24

BAB IV: Gambaran umum 4.1 Lingkup wilayah dan kehidupan masyarakat di RW 7...25

4.2 Sarana bagi masyarakat di RW 7...26

4.3 Data kependudukan warga RW 7...28

BAB V: Sajian data dan pembahasan 5.1 Profil subjek penelitian...36

5.2 Sajian data dan pembahasan...38

5.2.1 Penyebaran informasi kepada warga...38

5.2.1.1Kendala dalam menerima informasi...46

5.2.1.2 Tanggapan dari warga dan dampaknya...48

5.2.2 Situasi komunikasi antara etnis Tionghoa dengan Jawa...53

5.2.2.1 Cara komunikasi antar tetangga beda etnis...57

5.2.2.2 Kendala dalam menyampaikan informasi...61

5.2.3 Upaya warga dalam menjaga kerukunan antar etnis...64

5.2.3.1 Sikap saling menerima perbedaan antar warga Tionghoa dengan Jawa...69

5.2.4 Keterlibatan warga dalam kegiatan di masyarakat...75

BAB VI: Penutup 6.1 Kesimpulan...82

6.2 Saran...83

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Alur analisis data...22

Gambar 2: Teknik triangulasi...24

DAFTAR TABEL Tabel 1: Tempat lahir...28

Tabel 2: Jenis kelamin...29

Tabel 3: Pembagian usia...30

Tabel 4: Etnis warga...31

Tabel 5: Agama yang dianut...32

Tabel 6: Status pendidikan terakhir...32

Tabel 7: Jenis pekerjaan...33

Tabel 8: Status pekerjaan...35

Tabel 9: Status perkawinan...35

(8)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi metodologis ke arah ragam varian kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Habib, Achmad. 2004. Konflik Antaretnik Di Pedesaan: Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa. Yogyakarta: LkiS

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aplikasi Untuk Penelitian Pendidikan, Hukum, Ekonomi & Manajemen, Sosial, Humaniora, Politik,

Agama, dan Filsafat. Jakarta: Gaung Persada

Iskandar, Syaifuddin. 2006. Konflik Etnik Dalam Masyarakat Majemuk. Malang: UM Press

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaannya di Indonesia. Jakarta: Djambatan

Liliweri, Alo. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(9)

. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

. 2005. Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: LkiS

Misrawi, Zuahiri. 2007. Al-Quran Kitab Toleransi. Jakarta: Pustaka Oasis

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Rosdakarya

. 2008. Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sofwani, Ahmad dan Sulismadi2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: UMM Press

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sulismadi dan Ahmad Sofwani. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: UMM Press

(10)

JURNAL:

Christanto P. Rahardjo. 2007. Pendhalungan: Sebuah “Periuk Besar” Masyarakat Multikultural.Jurnal Sejarah dan Budaya. Vol. II No. 3: 125-224

Herlani Wijayanti dan Fivi Nurwianti. 2010. Kekuatan Karakter Dan Kebahagiaan Pada Suku Jawa. Jurnal Psikologi. Vol. 3 No. 2 : 114-122

Chalifah Jama’an. 2004. Potensi Selametan Dalam Mempersatukan Masyarakat

Jawa Abangan. Jurnal Wahana Akademika. Vol. 6 No. 2 : 183-194

INTERNET:

Ayu Sutarto. 2011. Sekilas Tentang Masyarakat Pandalungan.

http://www.lontarmadura.com/sekilas-masyarakat-pandalungan/, (diakses

30 Oktober 2013)

(11)
(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan budaya yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai suku atau etnis yang berkembang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam kehidupan sosial, maka diperlukan adanya komunikasi sebagai syarat terjadinya sebuah interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok. Dalam hal ini, komunikasi berfugsi sebagai penafsir perilaku seperti pembicaraan, gerakan fisik atau sikap, serta perasaan yang disampaikan. Kehidupan dengan beranekaragam budaya tersebut disebut juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam etnis dan keragaman itu menjadi sumber keragaman kebudayaan sehingga melahirkan suatu masyarakat yang disebut multikultural (Liliweri, 2005:62).

Informasi yang diperoleh dari data internet yang ditulis oleh Ayu Sutarto, menunjukkan bahwa kota Probolinggo termasuk dalam daerah tapal kuda, yaitu daerah yang berbentuk seperti tapal kuda, dimana daerah lainnya yang termasuk dalam daerah tapal kuda adalah Pasuruan (bagian timur), Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Etnis yang ada di kota Probolinggo meliputi etnis Jawa, Madura, Tionghoa, dan Arab. Maka kehidupan masyarakat di kota Probolinggo dapat dikategorikan sebagai kehidupan multikultural.

(13)

2

Jawa di kota lain di Jawa Timur, yaitu mereka memiliki sebutan sendiri yaitu masyarakat Pendhalungan, yang diartikan sebagai tempat bertemunya berbagai masyarakat dan kebudayaan yang berbeda-beda Selain itu, orang Jawa di Probolinggo, memiliki dialek tersendiri yang disebut dialek Probolinggo yaitu, cara berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa, namun menggunakan logat Madura. Keunikan lain terjadi pada dua etnis lainnya yang seringkali dalam berkomunikasi, mereka juga menggunakan bahasa Jawa maupun Madura, namun tetap dengan logatnya masing-masing. Hal ini terjadi sebab etnis Tionghoa dan Arab merupakan etnis minoritas, sehingga kedua etnis tersebut ikut berpartisipasi dalam proses sosial yang terjadi.

(14)

3

Dari sistem kemasyarakatan yang dimilki orang Jawa pada umumnya, mereka melakukan pembedaan antara orang-orang dari pegawai negeri, dan kaum terpelajar dengan orang-orang yang berstatus petani, tukang, dan pekerja kasar lainnya, sehingga terjadi lapisan-lapisan sosial yang didasarkan pada aspek-aspek tersebut (Koentjaraningrat, 2002:344). Sedangkan sistem kemasyarakatan yang dimiliki orang Tionghoa terjadi pembedaan antara buruh dan majikan, namun akibat adanya sistem kekerabatan dalam membangun suatu usaha, maka pembedaan tersebut tidak terlalu mencolok, sehingga orang yang berada di golongan buruh pun tidak menyadari adanya pembedaan kedudukan tersebut (Koentjaraningrat, 2002:365).

Pada jurnal psikologi yang membahas tentang suku Jawa, dijelaskan bahwa berbagai konflik yang terjadi di Indonesia tidak sedikit yang melibatkan etnis Tionghoa dan Jawa, maka hal tersebut dapat dikurangi dengan adanya suatu kerjasama, dimana orang Tionghoa yang secara ekonomi lebih kuat dapat memberikan kesempatan dan akses pada orang Jawa dalam dunia bisnis, begitu pun sebaliknya orang Jawa harus mau bekerja keras untuk mengembangkan kekuatan ekonominya, sehingga tidak ada lagi prinsip bahwa hidup telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, sehingga tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan sesuatu.

(15)

4

(Seminggu di Kota Probolinggo), Dimana acara Semipro tersebut merupakan ajang untuk saling unjuk budaya. Dalam acara tersebut akan terlihat masyarakat Probolinggo saling menunjukkan budaya masing-masing yang berasal dari etnis yang berbeda-beda dengan aksi kesenian khas-nya. Dan dalam pertunjukan barongsai tersebut, penari dan pemain musik diperankan oleh beberapa pemain yang berasal dari etnis Madura dan Jawa.

Meski begitu, tidak dipungkiri bahwa pernah terjadi konflik sosial di kota ini, seperti pembakaran perahu nelayan yang melibatkan nelayan dari Kraksaan yang membakar perahu nelayan Gili Ketapang pada 20 April 1998, namun tidak melibatkan kedua etnis tersebut. Dari sisi politik, beberapa kecamatan di Probolinggo juga dinilai rawan konflik, seperti yang dilansir pada Koran Madura edisi 23 Oktober 2013. Ketua RW 7, Bapak Ongko mengatakan bahwa sempat terjadi konflik atau selisih pendapat pada saat suasana Pemilihan Walikota (Pilwali), namun tidak sampai berujung perpecahan antarwarga.

(16)

5

bauran etnis Cina dan Jawa di kampung Pecinan adalah didasari adanya kesamaan dalam mata pencaharian, yaitu pedagang.

Dari fenomena yang diungkapkan dan melihat penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, Peneliti tertarik untuk mengetahui tentang komunikasi yang terjadi antara etnis Tionghoa dengan Jawa dalam menciptakan kerukunan bermasyarakat. Penyebutan istilah Cina maupun Tionghoa tidak dipermasalahkan dalam penelitian ini, sebab pada dasarnya budaya yang dianut adalah sama, sebagian besar warga Probolinggo menyebut orang etnis Tionghoa adalah orang Cina. Pada dasarnya penyebutan Tionghoa digunakan sebagai identitas orang keturunan Cina yang tinggal di luar Cina, disebut juga sebagai ‘Tionghoa

perantauan’ (Suryadinata, 1999:35).

1.2Rumusan Masalah

Dari ulasan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana komunikasi diantara warga RW 7, kelurahan Jati, kota Probolinggo yang beretnis Tionghoa dan Jawa dalam menciptakan kerukunan bermasyarakat?

1.3Tujuan Penelitian

(17)

6 1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini bermanfaat bagi dunia akademis khususnya yang mempelajari ilmu sosial, sebagai acuan dalam mempelajari konteks komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam masyarakat multietnis, serta sebagai referensi dalam mengetahui komunikasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat berbeda etnis, dalam menciptakan kehidupan yang harmonis, saling menghargai, dan toleransi. Melihat Indonesia yang penuh keragaman budaya, sehingga sangat rentan terjadi konflik antarbudaya, maka dengan adanya penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang komunikasi dan hubungan yang terjadi pada masyarakat kota Probolinggo dalam menjaga harmonisasi dan kerukunan hidup berdampingan dengan etnis yang berbeda

1.4.2 Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait