• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP IMPLEMENTASI PASAL 22 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 UNTUK MENCEGAH PRAKTEK PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER DI BALIKPAPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP IMPLEMENTASI PASAL 22 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 UNTUK MENCEGAH PRAKTEK PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER DI BALIKPAPAN."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, dapat diambil

kesimpulan bahwa penerapan atau implementasi Pasal 22 Nomor 5 Tahun

1999 masih belum efektif dalam mencegah terjadinya praktek persekongkolan

tender khususnya di Balikpapan. Masih banyak terjadinya kasus

persekongkolan dalam tender, terbukti 9 dari 12 kasus yang terjadi di

Balikpapan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Terdapat 3 kasus dalam bentuk horizontal, yaitu kasus nomor 4, 5, dan 12. Terdapat 6 kasus

dengan bentuk persekongkolan gabungan yaitu pada kasus nomor 2, 6, 7, 8,

10, dan 11, namun pada kasus persekongkolan bentuk vertikal, tidak terdapat

dalam kasus-kasus persekongkolan yang terjadi di Balikpapan. Banyaknya

kasus persekongkolan dalam bentuk gabungan menunjukkan bahwa besarnya

kemungkinan memenangkan tender tersebut dikarenakan banyaknya bantuan

dari berbagai pihak, mulai dari para pelaku usaha, dan termasuk dari panitia

penyelenggara tender itu sendiri. Peran dari masing-,masing pelaku usaha

sangatlah berpengaruh pada keberlangsungan tender, sehingga nantinya

sanksi-sanksi terhadap perilaku para pelaku usaha dan panitia haruslah tegas.

Hal ini menunjukkan terjadinya praktek persekongkolan dalam tender

di Balikpapan masih banyak terjadi dikarenakan kurang tegasnya Pasal 22

(2)

Usaha Tidak Sehat. KPPU juga kurang tegas dalam usaha mencegah terjadi

praktek persekongkolan dalam tender ini karena hanya bertindak menunggu laporan saja untuk mengetahui ada terjadi praktek persekongkolan dalam

tender. 

B. SARAN

Dalam menangani kegiatan persekongkolan dalam tender tersebut

baiknya perlu dilakukan upaya-upaya agar tidak terus terjadi tindakan

persekongkolan dalam tender tersebut. Perlunya dibuat peraturan

perundang-undangan khusus yang mengatur mengenai persekongkolan dalam tender

tersebut, sehingga didapat kepastian hukum yang jelas mengenai

persekongkolan dalam tender tersebut.

Dalam berbagai putusan yang ada, sanksi yang diberikan hanya ada

kepada para pelaku usaha saja, hal ini menimbulkan ketidakadilan yang

dirasakan oleh para pelaku usaha. Rasa keadilan akan dirasa lebih tercapai

apabila pemberian sanksi juga diberikan kepada pihak penyelengara tender

atau panitia tender, karena mereka pun pasti mempunyai peran dalam

terselenggaranya tender tersebut.

KPPU seharusnya lebih berperan aktif langsung kepada para pelaku

usaha, misanya terlibat langsung dalam kegiatan tender, dan mengadakan

penyuluhan langsung kepada para pelaku usaha mengenai adanya ketentuan

(3)

dengan adanya penyuluhan tersebut semakin membuat para pelaku usaha

mengerti dan tidak melakukan praktek persekongkolan tersebut. KPPU, sebagai lembaga yang berwenang dalam hal ini hanya menunggu untuk

menerima laporan agar bisa mengetahui telah terjadinya suatu tindakan

praktek persekongkolan dalam tender, sehingga KPPU akan terlambat untuk

mengetahui telah terjadinya persekongkolan tersebut, sehingga ini

mempengaruhi kurang efektifnya Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

(4)

Daftar Pustaka

Munir Fuady , 1999, Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, Jakarta.

Budi Kagramanto, 2008, Larangan Praktek persekongkolan dalam Tender ( perspektif hukum persaingan usaha ), Srikandi, Jakarta.

Sabinus Sadar Rita, 2009, Kiat memenangkan tender barang dan jasa. PT.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Daftar peraturan perundang-undangan

Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha mikro, kecil dan menengah

KEPPRES NOMOR 80 TAHUN 2003

Pedoman Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Website

http://www.kppu.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Jiwa (al-Tarbiyah al-Nafs) adalah Suatu upaya untuk membina, medidik, memelihara, menjaga, membimbing dan membersihkan sisi dalam diri manusia (Jiwa)

Pada situasi kegawatdaruratan ahli bedah orthopaedi memiliki beberapa pilihan untuk stabilisasi pelvis untuk menolong menekan pendarahan pada pasien dengan fraktur

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MAKAN BERSAMA PADA REMAJA TUNANETRA DI KELAS IX SMPLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |

Aplikasi Youtube di Android dapat digunakan untuk mengunggah video dengan merekam video baru atau memilih video yang telah ada di galeri, berikut langkah- langkahnya:. ➢ Login

1) Lingkungan sekolah yang kondusif dan kooperatif. Pendirian TK Khalifah Sukonandi sudah mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak di lingkungan sekitar. Baik

bahwa “All human beings are born free and equal in dignity and rights.They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood”,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan pedagang sembako menggunakan beberapa strategi antara lain, (a) strategi pelayanan, tidak mudah putus asa