ANALISA KANDUNGAN KLORIN (Cl2) PADA BEBERAPA MEREK PEMBALUT WANITA YANG BEREDAR DI PUSAT
PERBELANJAAN DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Oleh:
SURYASIH MUSTIKA NASUTION NIM. 101000380
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISA KANDUNGAN KLORIN (Cl2) PADA BEBERAPA MEREK PEMBALUT WANITA YANG BEREDAR DI PUSAT
PERBELANJAAN DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
SURYASIH MUSTIKA NASUTION NIM. 101000380
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita disaat menstruasi yang berfungsi untuk menyerap darah dan juga pembalut wanita yang biasa dipakai sehari-hari untuk memberikan rasa nyaman pada alat reproduksi wanita, yang pada proses produksi pembalut menggunakan pemutih yang salah satunya yaitu klorin (Cl2). Klorin adalah gas kuning
kehijauan,dimana seiring dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan pembalut dari bahan daur ulang menggunakan bahan-bahan kimia untuk membersihkannya dan juga menggunakan bahan klorin agar pembalut tersebut berwarna putih bersih.
Tujuan dari penelitian Untuk mengetahui kandungan klorin pada beberapa merek pembalut wanita yang beredar di beberapa pusat perbelanjaan Di Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif. Objek penelitian adalah 10 (sepuluh) sampel pembalut wanita dan kemudian diperiksa dilaboratorium kesehatan daerah medan dengan metode titrasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 sampel pembalut wanita mengandung klorin. Kemudian 4 sampel ini dianalisa secara kuantitatif untuk mengukur kadar klorin yang terkandung didalamnya, dapat diketahui bahwa kadar klorin bervariasi dari ke 4 sampel, kadar yang terdapat pada pembalut wanita yang diteliti berkisar 0,1 gr - 0,4 gr.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kandungan klorin terdapat pada beberapa pembalut wanita yang telah diteliti, dimana dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi wanita. Menurut Permenkes No. 472/Menkes/Per/V/1996 tentang penggunaan bahan berbahaya bagi kesehatan.
Disarankan kepada konsumen supaya lebih selektif dalam memilih pembalut wanita yang akan dipakai dan konsumen harus memperhatikan komposisi dan izin pada kemasan pembalut wanita sebelum membeli.
ABSTRACT
Sanitary napkin is a device used by women when menstruation which serves to absorb the blood and is also commonly used sanitary napkins everyday to provide comfort to the female reproductive organs, which in the production process using bleach pads, one of which is chlorine (Cl2) . Chlorine is a greenish yellow gas, which along with technological advances in the manufacture of sanitary napkins from recycled materials using chemicals to clean it and also use of chlorine materials so that the clean white napkin.
The purpose of the study to determine the chlorine content in some brands of sanitary napkins in circulation in several shopping centers in the city of Medan. This study is a descriptive survey. Object of study is 10 (ten) samples of sanitary napkins and then examined with a field area of health laboratory titration method. Based on the results of the study there were 4 samples containing chlorine napkins. 4 sample is then analyzed quantitatively to measure the levels of chlorine contained therein, it is known that the chlorine levels to vary from 4 samples, the levels found in the studied range of sanitary napkin 0.1 gr - 0.4 gr.
The conclusion of this study is that the chlorine content contained in a sanitary napkin that has been studied, which can cause disturbances in the female
reproductive organs. According to the Minister Regulation.
472/Menkes/Per/V/1996 about the use of hazardous substances for health
Advised consumers to be more selective in choosing a sanitary napkin to wear and consumers should pay attention to the composition and permit the sanitary napkin packaging before buying.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Suryasih Mustika Nasution
Tempat/ Tanggal Lahir : Rantauprapat/ 28 Maret 1988
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 38
Riwayat Pendidikan : 1. TK Panglima Polem Rantauprapat (1993 – 1994) 2. SD Panglima Polem Rantauprapat ( 1994 –
2000)
3. SLTP Panglima Polem Rantauprapat ( 2000- 2003)
4. SLTA Panglima Polem Rantauprapat ( 2003 – 2006)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISA KANDUNGAN KLORIN (Cl2) PADA BEBERAPA MEREK PEMBALUT WANITA YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN” Skripsi ini merupakan persembahan penulis bagi kedua orang tua yang luar biasa, Ayahanda H.M. Pardomuan Nasution dan Ibunda Hj. Suryani danila. Terima kasih untuk Cinta Kasih, Doa, Kepercayaan serta Dukungan untuk penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
2. Ir. Evi Naria, MKes selaku dosen pembimbing skripsi dan ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas segala arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Prof.Dr.Dra.Irnawati Marsaulina,MS selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas segala arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Prof.dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen Pembimbing Akademi yang telah membantu penulis dalam mengikuti dan menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
6. Seluruh staff pengajar Fakultas yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
7. Seluruh staf dan karyawan khususnya kak dian yang telah membantu kelancaran skripsi.
8. Dra. Nurma Sinaga, Apt sebagai kepala bagian laboratorium seksi pelayanan Toksikologi Balai Labkes Dinkes Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu selama proses penyempurnaan skripsi
9. Kakak dan adik penulis, terima kasih atas doa dan segala dukungan.
10.Seluruh teman-teman penulis di FKM USU angkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Terimakasih atas pertemanan selama ini.. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah dengan
tulus ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini, serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
Medan, Agustus 2013
DAFTAR ISI
2.2.1. Defenisi Klorin dan Klor ...9
2.2.2. Sumber dan Kegunaan Klor ...10
2.2.3. Sifat Klorin ...12
2.2.4. Toksikologi Klor ...12
2.2.5. Bahaya Klorin Terhadap Kesehatan...13
3.3. Metode penentuan jumlah dan ukuran sampel ...25
3.3.1. Gambaran pengambilan sampel ...25
3.3.2. Objek penelitian ...26
3.3.3. Angket dengan pengguna pembalut wanita ...26
3.4. Metode Pengumpulan Data ...27
3.5. Defenisi Operasional ...27
3.6. Teknik Analisa Data ...28
3.6.1. Prosedur Kerja Pemeriksaan Klorin ...28
3.7. Analisis Data ...30
BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian ...31
4.1.1. Karakteristik Pembalut Wanita ...31
4.1.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Klorin ...32
4.1.3. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Klorin ...32
4.2. Karakteristik Responden ...33
5.4. Hasil Uji Kualitatif Klorin ...40
5.5. Hasil Uji Kuantitatif Klorin ...42
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ...44
6.2. Saran ...44
No DAFTAR TABEL Hal
No DAFTAR GAMBAR Hal
1. Gambar lampiran 1. Sampel penelitian ... 48
2. Gambar lampiran 2. Sampel didalam Erlenmeyer ... 48
3. Gambar lampiran 3. Sampel didalam Erlenmeyer ... 49
No DAFTAR LAMPIRAN Hal
1. Lampiran 1. Gambar penelitian ... 48
2. Lampiran 2. Komposisi dan izin keehatan produk pembalut wanita ... 50
3. Lampiran 3. Surat izin penelitian ... 51
4. Lampiran 4. Surat keterangan selesai penelitian ... 52
5. Lampiran 5. Hasil pemeriksaaan kualitatif penelelitian ... 53
6. Lampiran 6. Hasil pemeriksaan kuantitatif penelitian... 54
7. Lampiran7.Kuesioner penelitian………55
8. Lampiran 8. Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan..………..60
ABSTRAK
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita disaat menstruasi yang berfungsi untuk menyerap darah dan juga pembalut wanita yang biasa dipakai sehari-hari untuk memberikan rasa nyaman pada alat reproduksi wanita, yang pada proses produksi pembalut menggunakan pemutih yang salah satunya yaitu klorin (Cl2). Klorin adalah gas kuning
kehijauan,dimana seiring dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan pembalut dari bahan daur ulang menggunakan bahan-bahan kimia untuk membersihkannya dan juga menggunakan bahan klorin agar pembalut tersebut berwarna putih bersih.
Tujuan dari penelitian Untuk mengetahui kandungan klorin pada beberapa merek pembalut wanita yang beredar di beberapa pusat perbelanjaan Di Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif. Objek penelitian adalah 10 (sepuluh) sampel pembalut wanita dan kemudian diperiksa dilaboratorium kesehatan daerah medan dengan metode titrasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 sampel pembalut wanita mengandung klorin. Kemudian 4 sampel ini dianalisa secara kuantitatif untuk mengukur kadar klorin yang terkandung didalamnya, dapat diketahui bahwa kadar klorin bervariasi dari ke 4 sampel, kadar yang terdapat pada pembalut wanita yang diteliti berkisar 0,1 gr - 0,4 gr.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kandungan klorin terdapat pada beberapa pembalut wanita yang telah diteliti, dimana dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi wanita. Menurut Permenkes No. 472/Menkes/Per/V/1996 tentang penggunaan bahan berbahaya bagi kesehatan.
Disarankan kepada konsumen supaya lebih selektif dalam memilih pembalut wanita yang akan dipakai dan konsumen harus memperhatikan komposisi dan izin pada kemasan pembalut wanita sebelum membeli.
ABSTRACT
Sanitary napkin is a device used by women when menstruation which serves to absorb the blood and is also commonly used sanitary napkins everyday to provide comfort to the female reproductive organs, which in the production process using bleach pads, one of which is chlorine (Cl2) . Chlorine is a greenish yellow gas, which along with technological advances in the manufacture of sanitary napkins from recycled materials using chemicals to clean it and also use of chlorine materials so that the clean white napkin.
The purpose of the study to determine the chlorine content in some brands of sanitary napkins in circulation in several shopping centers in the city of Medan. This study is a descriptive survey. Object of study is 10 (ten) samples of sanitary napkins and then examined with a field area of health laboratory titration method. Based on the results of the study there were 4 samples containing chlorine napkins. 4 sample is then analyzed quantitatively to measure the levels of chlorine contained therein, it is known that the chlorine levels to vary from 4 samples, the levels found in the studied range of sanitary napkin 0.1 gr - 0.4 gr.
The conclusion of this study is that the chlorine content contained in a sanitary napkin that has been studied, which can cause disturbances in the female
reproductive organs. According to the Minister Regulation.
472/Menkes/Per/V/1996 about the use of hazardous substances for health
Advised consumers to be more selective in choosing a sanitary napkin to wear and consumers should pay attention to the composition and permit the sanitary napkin packaging before buying.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Toksikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang efek yang merugikan dari bahan kimia pada system biologis. Bahan kimia adalah racun dan tidak ada satu pun tanpa racun hanya dosis dari bahan kimia yang membuat sesuatu adalah racun atau bukan racun. Jumlah racun yang diserap dapat bervariasi dan kita dapat melihat bahwa semakin besar racun yang diserap tubuh semakin besar atau cepat efek yang terjadi (Mukono,2010).
Menurut Permenkes No. 472/Menkes/Per/V/1996. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik. korosif dan iritasi. Di dalam Permenkes No. 472/Menkes/Per/V/1996 klorin termasuk bahan berbahaya yang sifat bahayanya racun dan menyebabkan iritasi.
Klor berbentuk gas berwarna kuning kehijauan yaitu Cl2. Klorin Banyak
digunakan di dalam pembuatan kertas, antiseptik, bahan pewarna, makanan, insektisida, cat lukisan, produk-produk minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk pengguna yang lain (Matnuh, 2012).
45-55 tahun. Maka sepanjang itulah seorang wanita akan membutuhkan pembalut agar tetap dapat beraktivitas dalam hari-hari haidnya (Novita, 2010).
Pembalut Wanita adalah alat kesehatan yang digunakan untuk menyerap darah haid (BSN, 2000). Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh (UU. No 23,1992).
Pembalut wanita memiliki persyaratan kualitas pembalut wanita harus sesuai dengan Standar nasional Indonesia (SNI) tentang pembalut wanita dan memiliki acuan berdasarkan Permenkes No. 96/Menkes/Per/V/1977 tentang wadah, pembungkus, penandaan serta periklanan kosmetika dan alat kesehatan.
Menurut Risa (2012) dalam Siregar mengatakan bahwa salah satu cara mengecek keamanan produk adalah dengan melihat daftar bahan di kemasan produk. Namun berdasarkan pengamatan yang saya lakukan sangat jarang atau mungkin tidak ada produk pembalut yang menyertakan bahan dasar dan komposisi dalam kemasannya (ini berbeda dengan produk-produk lain seperti shampoo, pasta gigi dan sabun yang masih mencantumkan bahan komposisi dalam kemasannya). Maka cara paling efektif untuk mengeceknya adalah dengan melihat ada atau tidaknya label Depkes RI.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang analisa kandungan klorin (Cl2) pada beberapa merek pembalut wanita yang
1.2.Perumusan Masalah
Dalam pembuatan pembalut wanita digunakan klorin (Cl2) untuk
memutihkan pembalut wanita tersebut, sehingga di khawatirkan klorin (Cl2) masih
terdapat pada pembalut wanita yang beredar di pasaran.
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan klorin pada beberapa merek pembalut wanita yang beredar di beberapa pusat perbelanjaan di kota Medan.
1.3.2.Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi terdapatnya klorin pada beberapa merek pembalut wanita yang beredar di beberapa pusat perbelanjaan di kota Medan .
2. Untuk mengetahui kadar klorin pada beberapa merek pembalut wanita yang beredar di beberapa pusat perbelanjaan di kota Medan .
3. Untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan tindakan konsumen terhadap pembalut wanita.
1.4.Manfaat penelitian
1. Sebagai informasi kepada masyarakat tentang terdapatnya klorin pada pembalut wanita serta keluhan kesehatan yang ditimbulkan.
2. Sebagai informasi bagi instansi terkait agar lebih memperhatikan penggunaan bahan kimia pada pembalut wanita yang beredar di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Kimia
2.1.1. Defenisi
Bahan kimia adalah bahan yang terbuat dari bahan buatan atau sintetis (non herbal). Yang digunakan untuk menambahi atau menyempurnakan suatu produk mentah menjadi produk jadi. Bahan kimia dibagi menjasi dua jenis yaitu bahan kimia berbahaya dan bahan kimia tak berbahaya,tetapi umumnya bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Penggunaanya juga harus sesuai dosiss atau takaran, bila tidak sesuai dosis akan menyebabkan bahan kimia yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi berbahaya bahkan akan menyebabkan kerusakan, membekas pada bagian tubuh,cacat, dan juga bisa menyebabkan kematian. Tidak hanya itu saja, penyalah gunaan juga dapat menyebabkan ganguan pada tubuh Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang (Syukri, 2009).
2.1.2. Penggunaan bahan kimia
1.Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan-bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat. 2.Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3.Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Beberapa jenis bahan kimia yang sering di pakai industri ( Yudistira,2010) : 1. Asam Sulfat (H2SO4) merupakan senyawa yang biasa digunakan dalam
leaching dan scrubbing dan penetralisir substansi alkali. Mungkin senyawa ini merupakan senyawa asam yang paling lumrah digunakan di berbagai industri.
3. Oksigen (O2) merupakan the ultimate oxydizer. Digunakan dalam berbagai aplikasi oksidasi, pembakaran, peleburan logam, hingga pembuatan senyawa sintetis. Oksigen dalam bentuk cair digunakan dengan baik dalam hulu ledak di berbagai peluru kendali.
4. Etilen (C2H4) merupakan senyawa yang paling populer dalam industri pembuatan polimer. Etilen juga digunakan untuk mematangkan dan zat pewarna dalam buah.
5. Ammonia (NH3) merupakan pelarut yang sering digunakan sebagai scrubber berbagai zat pengotor dalam aliran pembuangan bahan bakar minyak bumi sebelum dilepaskan ke atmosfer. Ammonia juga digunakan sebagai bahan pendingin.
6. Asam Phospat (H3PO4), kegunaan senyawa ini yang paling utama ada dalam industri pembuatan pupuk. Kegunaan lainnya, biasa digunakan pada pembuatan minuman ringan dan berbagai produk makanan.
7. Sodium Hidroksida (NaOH) merupakan substansi alkali yang paling terkenal di industri. Digunakan dalam berbagai macam industri pembuatan pewarna dan sabun. Senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan pembersih yang baik dan penetralisir asam. Senyawa ini juga dikenal dengan nama lye.
8. Propilen (C3H6) merupakan salah satu pelopor industri polimer.
10. Sodium Carbonat (Na2CO3), Biasa dikenal dengan nama soda abu, senyawa ini digunakan dalam berbagai senyawa pembersih, pembuatan sabun, pembuatan gelas, pembuatan pulp, dan sebagai water softener dalam industri perminyakan.
11. Nitrobenzene (C6H5NO2), Secara umum digunakan dalam pembuatan aniline dan zat aditif pada karet sebagai anti-oksidant (mencagah oksidasi). 12. Aluminum Sulfat (Al2(SO4)3), Digunakan pada industri pembuatan
kertas dan pada penanganan limbah cair sebagai pH buffer.
13. Methyl tert-Butyl ether (MTBE), Senyawa yang terkenal dalam perannya sebagai aditif bensin (oxygenate – gasoline additive). Akan tetapi karena efeknya yang beracun, penggunaan MTBE mulai dikurangi dan digantikan dengan ethanol.
14. Asam Nitrat (HNO3), Dikenal dengan nama air keras, senyawa ini digunakan dalam berbagai pembentukan senyawa sintetis, pembantukan senyawa-senyawa grup nitro, pembuatan zat pewarna dan berbagai bahan peledak.
15. Benzene (C6H6), Dahulu dukenal dengan nama benzol, dua kegunaan terbesar dari senyawa ini adalah sebagai reaktan untuk memproduksi etilbenzene (digunakan untuk membuat styrene) dan cumene (digunakan untuk membuat phenol).
deodoran. Belakangan ini ditemukan fakta bahwa formalin bersifat karsinogen.
17. Asam Klorida (HCl), Senyawa ini diproduksi dalam berbagai industri sebagai produk samping reaksi klorin dengan hidrokarbon. Digunakan dalam jumlah besar untuk menyiapkan klorida, membersihkan logam dan beberapa proses industri lainnya.
2.2. Klorin
2.2.1. Defenisi Klorin
Klorin berasal dari bahasa yunani yaitu Chloros yang artinya kuning kehijauan yang ditemukan oleh Schele pada tahun 1774. Pada tahun 1875, C.L. Berthollet mengekspresikan keyakinannya bahwa itu adalah senyawa oksigen asam hidroklorik dan menyebutnya sebagai agen blaching tetap James Watt bertanggung jawab atas aplikasinya pada tahun 1810-1811 kemudian Sir.H.Davy telah membuktikan secara pasti bahwa itu adalah suatu elemen dan memberinya nama klorin (Mulyono, 2006).
Seperti halnya pemutih HO (Hidrogen Peroksida), pemutih jenis dasar klorin (Sodium Hipoklorit dan Kalsium Hipoklorit) juga mempunyai sifat multi fungsi yaitu selain sebagai pemutih, kedua senyawa tersebut juga bisa sebagai penghilang noda maupun desinfektan. Pemutih jenis dasar klorin terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair. Pemutih padat adalah Kalsium Hipoklorit (CaOC12) berupa bubuk putih. Pada umumnya masyarakat
mengenal senyawa ini sebagai kaporit. Kaporit lazim untuk menyuci hamakan air ledeng dan kolam renang. Kelemahan kaporit adalah kelarutannya tidak sempurna, dimana selalu tersisa padatan dan tidak bisa dibuang sembarangan. Sodium Hipoklorit (NaOCI) sudah lama dikenal sebagai produk pemutih yang handal. Hal mendasar yang perlu diketahui mengenal pembuatan pemutih dari NaOCI adalah pengenalan terhadap senyawa atau bahan NaOCI itu sendiri. Sodium Hipoklorit (NaOCI) merupakan cairan berwarna sedikit kekuningan, beraroma khas dan menyengat. Bahan NaOCI mudah larut dalam air dengan derajat kelarutan. mencapai 100% dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan air (berat jenis air lebib dari satu) serta bersifat sedikit basa (Parnomo, 2003).
2.2.2. Sumber dan Kegunaan Klorin
mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terkontaminasi dan persisten di dalam tubuh makhluk hidup (MacDougall, 1994).
Klorin dihasilkan oleh elektrolisis sodium klorida. Itu adalah sepuluh kali lebih tinggi dari volume bahan-bahan kirnia yang dihasilkan oleh United States, yang tinggi yang pada tahun 1998 menghasilkan lebih dari 14 juta ton. Klorin sangat penting digunakan sebagai pemutih dalam pabrik kertas dan pakaian. Klorin digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam klorida, bahan pelarut klorinasi, pestisida. polimer, karet sintesis dan refrigeran.
(U.S. Department Of Health And Human Services, 2007).
Pembalut wanita pada saat ini umumnya terbuat dari katun, rayon, atau campuran rayon dan kapas. Rayon terbuat dari serat selulosa yang berasal dari pulp kayu. Untuk mendapatkan bahan baku rayon, umumnya perlu dilakukan proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian. Di bawah ini ada beberapa cara pemutihan (Zullies, 2010):
1. Pemutihan menggunakan gas klorin. Proses ini dapat menghasilkan dioksin sebagai produk sampingannya. Proses ini digunakan oleh pemasok bahan baku rayon untuk tampon di masa lalu. Diperlukan beberapa proses berikutnya untuk menghilangkan dioksin. Di Amerika, proses ini tidak boleh lagi digunakan oleh produsen pembalut wanita.
peroksida. Proses ini tidak menghasilkan dioksin sebagai kontaminan, sehingga sering pula disebut proses pemutihan bebas dioksin.
2.2.3. Sifat Klorin
Klorin memiliki beberapa sifat yaitu sifat fisika dan kimia. Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak pada golongan VII A, periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat reaktif. Hal ini disebabkan karena strukturnya belum mempunyai 8 clektron (oktet) untuk mendapatkan struktur elektron gas mulia. Selain itu, sifat kimia klorin adalah larut dalam air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara meliankan bereaksi secara kimia. Selain itu, sifat kimia klorin adalaha larut dalam air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara melainkan bereaksi secara kimia. Pada suhu biasa, klorin secara langsung menyatu dengan banyak elemen – elemen lain. Beberapa sifat fisika dari klorin adalah berwarna kuning kehijauan, baunya merangsang, berat molekul 70,9 dalton, titik didihnya -34,7 ˚C, titik bekunya 0,102 ˚C dengan gaya berat 1,56 pada titik didih tekanan uap air 20˚C, berat jenis gas 2,5 dan gaya larut dalam air 20 ˚C, reaktif terhadap hidrogen/ logam-logam alkali dan orosif terhadap segala logam, bersifat oksidator kuat dan mudah meletus atau meledak bila tercampur H2 ( adiwisastra, 1989).
2.2.4. Toksikologi Klorin
mata atau conjunctiva), selaput lendir hidung, selaput lendir tenggorok, tali suara dan paru-paru. Menghisap gas klor dalam konsentrasi 1000 ppm dapat mengakibatkan kematian mendadak di tempat. Orang yang menghirup gas klor akan merasakan sakit dan rasa panas atau pedih pada tenggorokan, hal ini disebabkan pengaruh rangsangan atau iritasi terhadap selaput lendir (mucus membrane) yang menimbulkan bintik- bintik kering (kosong) yang terasa pedih, panas, waktu menarik napas terasa sakit dan sukar bemapas, waktu bemapas terdengar suara desing seperti penderita asma atau bronchitis (Adiwisastra, 1989).
2.2.5. Bahaya Klorin terhadap Kesehatan
Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Klorin, baik dalam bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebakan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung dan tract respiratory (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin juga dapat membahayakan sistem pemafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa. Dalam wujud gas, klor merusak membran mukus dan dalam wujud cair dapat menghancurkan kulit. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah bagian utama dalam darah.
Ada beberapa jalur pemajanan klorin pada tubuh yang bersifat akut, yaitu (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007)
a. pernafasan
iritasi mata dan hidung, sakit tenggorokan dan batuk. Menghirup gas klorin dalam konsentrasi yang lebih tinggi (>15 ppm) dapat dengan cepat membahayakan saluran pernafasan dengan rasa sesak di dada dan terjadinya akumulasi cairan di paru-paru (edema paru-paru).
b. Kardiovaskular
Tachycardia dan pada awalnya hipertensi diikuti dengan hipotensi dapat terjadi. Setelah pemajanan yang berat, maka jantung akan mengalami penyempitan akibat kekurangan oksigen.
c. Metabolisme
Asidosis terjadi akibat kadar oksigen yang tidak mencukupi dalam jaringan. Komplikasi berat akibat menghirup klorin dalam kadar yang besar adalah mengaibatkan terjadinya kelebihan ion klorida di dalam darah, menyebabkan ketidakseimbangan asam. Anak-anak akan lebih mudah diserang oleh zat toksik yang tentunya dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh.
d. Kulit
Iritasi klorin pada kulit dapat menyebabkan rasa terbakar, peradangan dan melepuh. Pemajanan cairan klorin dapat menyebabkan peradangan akibat suhu dingin.Paparan klorin menyebabkan cukup respon, yaitu kulit tampak kering dan timbul bercak coklat, akandosis, edema intraepitel, hiper keraosis dan sel- sel epitel atipikal terlihat di epidermis.
Habets et al. (1986) dalam U.S. Department of health and human services melaporkan bahwa larutan sodium hipoklorit 2% dalam air sampai menyebabkan iritasi kulit, pada 15 dari 69 orang yang diuji, dengan volume yang diterapkan tidak dijelaskan menunjukkan iritasi.
Hostynek et al. (1989)dalam U.S. Department of health and human services menguji 10 subyek dengan 100 uL dari larutan natrium hipoklorit 6% dengan kekuatan (pH 11,2) dan 4 dari mereka mengembangkan bentuk non-imunologi urtikaria kontak dalam waktu 20 menit dan aplikasi untuk kulit dahi. Kelompok yang sama peneliti mempelajari iritasi kulit dari 20 atau 100 uL pemutih hipoklorit yang mengandung sodium hipoklorit 1% dan berbagai jumlah natrium hidroksida mengikuti paparan 24 jam di bawah kondisi bercak yang tersumbat dalam 50 relawan, hasil menunjukkan bahwa 20 uL 1% natrium hipoklorit dan natrium hidroksida 1% menghasilkan tidak terdapat iritasi, sedangkan 100 uL terdapat iritasi signifikan.
e. Mata
Konsentrasi rendah di udara dapat menyebabkan rasa terbakar, mata berkedip tidak teratur atau kelopak mata menutup tanpa sengaja atau di luar kemauan, konjugtivitis. Komea mata terbakar dapat ter adi pada konsentrasi yang tinggi.
f. Jalur pencernaan
Larutan klorin yang dihasilkan dalam bentuk larutan sodium hipoklorit dapat menyebabkan luka yang korosif apabila tertelan.
Akibat-akibat akut untuk jangka pendek adalah. (MacDougall, 1994): 1. Pengaruh paparan klorin 250 ppm selama 30 menit kemungkinan besar
berakibat fatal bagi orang dewasa.
2. Terjadi iritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar.
3. Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh 14 s/d 21ppm selama 30 s/d 60 menit menyebabkan penyakit pada paru-paru seperti pneumonitis, sesak nafas, ephisema dan bronkitis.
Bahava keracunan oleh gas klor dapat terjadi. yaitu (Adiwisastra 1989) : 1. Keracunan Akut
Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu (Adiwisastra 1989) a. Tenggorok terasa gatal, pedih atau panas
b. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap refleks alat pernapasan yang menyebabkan orang tidak menahan batuk.
c. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak. d. Muka kelihatan kemerah-merahan.
e. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lendir conjungtiva.
f. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat.
g. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terhentinyapernapasan (asphyxia).
2. Keracunan Kronis
Disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada indra penciuman, merusak gigi atau gigi keropos (Adiwisastra 1989).
a. Pengaruh terhadap kulit
Klorin cair bila tertumpah mengenai kulit menimbulkan luka bakar yang wama kulitnya kemerah-merahan dan membengkak.
b. Pengaruh terhadap mata
Klor dalam konsentrasi tinggi (pekat) sangat merangsang terhadap mata yang menimbulkan rasa pedih.
1. Mengganggu sintesa protein
2. Oksidasi dekarboksilasi dari asam amino menjadi nitrit dan aldehid 3. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan pirimidin
4. Induksi asam deoksiribonukleat (DNA) dengan diiringi kehilangan kemampuan DNA-transforming.
5. Timbulnya penyimpangan kromosom.
Efek toksik klorin yang terutama adalah sifat korosifnya. Kemampuan oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan melepaskan oksigen dan hidrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai altematif, klorin dirubah menjadi asam hipoklorit yang dapat menembus sel dan bereaksi dengan protein sitoplasmik yang dapat merusak struktur sel (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007)
2.2.6. Dampak pembalut wanita mengandung klorin terhadap kesehatan reproduksi
Berbagai fakta tentang pembalut wanita, seperti fenomena yang ada saat ini yaitu tentang keberadaan pembalut sintetis yang sering digunakan dan beredar di pasaran. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim ahli independen, ternyata bahan pembalut yang banyak beredar dipasaran itu sangat berbahaya untuk kesehatan, bahakan setelah diamati lebih dalam bahan dasarnya tidak 100% kapas murni tetapi terdiri dari campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin (Elmart, 2012).
2.3. Anatomi alat reproduksi wanita
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian yaitu: (Mochtar, 1998) 1. alat reproduksi bagian luar (genitalia eksterna)
2. alat reproduksi bagian dalam (genitalia interna) 2.3.1. Alat reproduksi bagian luar
Alat reproduksi wanita bagian luar adalah alat reproduksi yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi, fungsi alat reproduksi luar dikhususkan untuk kopulasi (koitus).
Alat reproduksi wanita bagian luar terdiri dari:
2. Bibir kecil kemaluan (labia minora) ialah bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Disini dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.
3. Klentit(clitoris) identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris. Glnas klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitive karena banyak memiliki serabut saraf.
4. Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Fungsi penting vagina adalah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, dan jalan lahir waktu melahirkan.
5. Lubang kemih (uretra) adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.
6. Anus, terletak di bawah perineum dan merupakan lubang sebelah luar tempat feses (kotoran) keluar
2.3.2. Alat reproduksi bagian dalam
Alat reproduksi bagian dalam terdiri dari :
1. Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Fungsi penting vagina adalah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, dan jalan lahir waktu melahirkan.
2. serviks (leher rahim), merupakan bagian rahim sebelah bawah. Letaknya
menjulur kebagian ujung atas lubang vagina.
3. rahim adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi
oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.
Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil
diantara kandung kemih dan dubur.
4. Ovarium (indung telur) terdapat dua indung telur, masing-masing dikanan
dan kiri rahim, fungsi indung telur yang utama adalah menghasilkan sel
telur (ovum), menghasilkan hormone-hormon (progesterone dan
esterogen) dan ikut serta mengatur haid
5. tuba falopi adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri,
panjangnya 12-13 cm diameter 3-8 mm. fungsi tuba falopi adalah sebagai
saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh
indung telur, tempat terjadinya pembuahan (konsepsi = fertilisasi)
2.4. Menstruasi
2.4.1. Defenisi Menstruasi
pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh. Pada jarak waktu tertentu sejak menarche pada mulanya tidak teratur, tetapi semakin lama semakin teratur. Dalam waktu 4-6 tahun sejak menarche pola haidnya sudah terbentuk tetapi berbeda-beda untuk setiap wanita.tetapi pada umumnya haid datang sebulan sekali dan berlangsung terus hingga kira-kira berumur 45 tahun. Pada kebanyakan wanita, siklus haid ini berkisar antara 22 sampai 35 hari, dengan rata-rata 29 hari (Llewellyn, 2005).
Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina .Darah haid berasal dari uterus dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir uterus yang mengalami proses kemunduran dan kerusakan. Karenanya, selain darah terdapat pula sisa-sisa dari selaput lendir dan sel telur yang tidak dibuahi, Menstruasi dibagi menjadi 3 tahap (Mochtar,1998).
1. Fase proliferasi ( fase estrogenik).
2. Fase sekresi ( fase progestasional).
Fase ini terjadi sesudah ovulasi,setelah ovulasi terjadi, progesterone dan estrogen disekresi oleh Korpus luteum dalam jumlah yang besar. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium, sedangkan progesterone menyebabkan pembengkakan yang nyata dan perkembangan Sekretorik dari endometrium.Puncak dari fase sekresi pada hari ke 7 setelah ovulasi, dan ketebalan Endometrium sudah 5-6 mm.Semua perubahan pada fase sekresi ini untuk menghasilkan endometrium Yang sangat sekretorik yang mengandung sejumlah besar cadangan untuk implatansi ovum yang telah Dibuahi. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
3. Fase premenstruasi ( fase iskemia)
yang baru. Bila kehamilan tak terjadi proses ini berlangsung terus sampai seorang wanita berumur 45-50 tahun.
4. Fase menstruasi.
Jika ovum tidak dibuahi , korpus luteum berdegenerasi tidak lagi menghasilkan estrogen dan progesteRon, sehingga pembuluh darah mengkerut, nekrosis dan iskemik yang berakibat permukaan endomeTrium yang nekrotik dilepaskan.Darah akan menembus kelapisan vaskuler dari endometrium dan daerah perdarahan akan bertambah luas dengan cepat dalam waktu 24-36 jam.Kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi semua lapisan superficial endometrium sudah berdesquamasi. Masa jaringan desquamasi, darah dalam cavum uteri dan kontraksi dari prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkanya isi uterus.Fase menstruasi antar 4-7 Hari.Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2.5. Pembalut Wanita
2.5.1. Defenisi Pembalut Wanita
Menurut CIC dalam (Ilyasa 2004), definisi pembalut wanita adalah Suatu produk manufaktur yang digunakan pada saat menstruasi dan digunakan di luar alat kelamin. Bahan dasar yang digunakan secara umum dalam pembuatan pembalut adalah pulp, non woven, water resisting paper, wonder gel, water proof paper, laminated, adhesive tape, dan polythylene film. Namun demikian, bahan dasar yang digunakan di industri pembalut wanita domestik cukup bervariasi sebab diversifikasi produk pembalut wanita cukup tinggi.
2.5.2. Jenis Pembalut Wanita
Pembalut wanita memiliki dua jenis yaitu (Elmart, 2012) :
1. Pembalut yang terbuat dari kapas, yang memiliki bentuk beraneka ragam dan biasa disesuaikan dengan kenyamanan beraktivitas, seperti slim, wings, dan maxi, dan juga memiliki ukuran mulai dari short, long dan for night.
2. Pembalut herbal, pembalut jenis ini adalah kandungannya terbuat dari herbal yang tidak hanya berfungsi menyerap darah haid tetapi juga berfungsi sebagai antiseptik.
2.5.3. Komposisi Pembalut Wanita
Tabel 2.4. Kriteria dan syarat produk pembalut wanita No Jenis uji Persyaratan
1 Deskripsi Bersih tidak mengandung kotoran dan zata asing, tidak menyebabkan iritasi atau efek yang membahayakan lainnya, tidak melepaskan serabut pada waktu digunakan, tidak berbau dan lembut.
2 Warna Warna putih, kecuali sebagai tanda atau identitas pada sisi yang tidak bersentuhan dengan tubuh. 3 Keasaman
atau kebasaan
Netral terhadap fenolftalein dan jingga metal
4 Flouresensi Tidak berflouresensi kuat atau tidak ada flouresensi yang menunjukkan adanya kontaminasi, pada sisi yang bersentuhan dengan tubuh.
5 Daya serap Tidak kurang dari 10 kali bobot pembalut
2.6. Kerangka Konsep
Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996
Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan. Keberadaan
klorin
Pemeriksaan Klorin Pembalut
Wanita
Ada
Tidak Ada
Pengetahuan dan tindakan pada pembalut
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui terdapatnya klorin pada pembalut wanita dengan melakukan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif.
3.2. Lokasi dan Waktu penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di pusat perbelanjaan di Kota Medan pada beberapa merek pembalut wanita dan penelitian ini di lanjutkan dengan melakukan pemeriksaan Klorin (Cl2) pada pembalut wanita di Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Medan.
3.2.2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juni. 3.3. Metode Penentuan Jumlah dan Ukuran Sampel
3.3.1. Gambaran Pengambilan Sampel
Pemeriksaan kandungan klorin yang terdapat dalam pembalut wanita dimulai dari pengambilan sampel sebanyak 5 jenis pembalut wanita yang dipakai saat menstruasi dan 5 jenis pembalut wanita yang dipakai sehari-hari (pantyliner) pada komposisinya tidak ditemukan informasi adanya klorin. Lokasi pengambilan sampel di pusat perbelanjaan kota Medan. Pembalut wanita yang dijadikan sampel kemudian dibawa ke Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Medan untuk diperiksa kandungan dan kadar klorin yang terdapat di dalamnya.
3.3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah beberapa pembalut wanita bermerek yang beredar di beberapa pusat perbelanjaan. Sampel pembalut wanita yang akan diteliti memiliki kriteria adalah sebagai berikut:
a. Pembalut wanita yang akan dipakai ketika menstruasi, memiliki kriteria sebagai berikut:
- Pembalut wanita yang sering di beli wanita pada saat menstruasi - Pembalut wanita yang memiliki sayap yang dipakai ketika menstruasi - Sampel pembalut wanita yang akan diteliti ada sebanyak 5 sampel. - Pembalut wania yang akan diperiksa yaitu: merek (A1), (B1), (C1),
(D1), dan (E1).
b. Panty liner memliki kriteria sebagai berikut:
- Pantyliner yang sering di beli orang konsumen wanita. - Sampel pantyliner yang akan diteliti ada sebanyak 5 sampel.
- Pantyliner yang akan diperiksa adaalah pada merek (A2), (B2), (C2),
(D2), dan (E2).
3.3.3. Angket dengan pengguna pembalut wanita
3.4.Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil angket terhadap konsumen pembalut wanita dengan menggunakan lembar kuesioner serta data hasil pemeriksaan sampel pembalut wanita di Balai Laboratorium Kesehatan Kota Medan terhadap ada atau tidaknya klorin pada pembalut wanita.
3.5.Defenisi Operasional
1. Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita disaat menstruasi ini berfungsi untuk menampung darah haid dan juga pembalut wanita yang biasa dipakai sehari-hari untuk memberikan rasa nyaman pada alat reproduksi wanita.
2. Klorin adalah senyawa kimia yang berupa gas klorin yang berwarna kuning kehijauan, dimana seiring dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan pembalut dari bahan daur ulang menggunakan bahan-bahan kimia untuk membersihkannya dan juga menggunakan bahan klorin agar pembalut tersebut berwarna putih bersih.
3. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Kota Medan bagian Toksikologi, untuk mengetahui pemakaian klorin pada pembalut wanita.
4. Uji kualitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui klorin pada pembalut wanita melalui metode iodometri.
6. Tidak ada apabila tidak terdapat klorin pada pembalut wanita , dimana produk tersebut memenuhi syarat yang jika dibandingkan dengan Permenkes No. 472/Menkes/per/V/1996 tentang pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
3.6.Teknik Analisa Data
3.6.1.Prosedur kerja pemeriksaan klorin 1.Alat-alat
a. Tabung reaksi b. Buret
c. Erlenmeyer d. Beaker glass e. Gelas ukur f. timbangan 2. Reagen
a. KI 10% b. HCl 25%
c. Na2S2O3 10H2O 0,1 N
d. Indikator amilum
3.Cara Kerja Pemeriksaan klorin secara kualitatif
a. Sampel pembalut wanita ± 1gr dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian tambahkan 10 ml aquadest dan kocok.
4. Cara kerja pemeriksaan klorin secara kuantitatif
a. Sampel pembalut wanita ± 1gr dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian tambahkan 10 ml aquadest dan kocok.
b. Larutan dari pembalut dimasukkan ke dalam tabung reaksi tambahkan 2 gr KJ dan 10 ml asam asetat (1:1), tutup mulut erlenmeyer.
c. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,01 N sampai berwarna kuning muda.
d. Tambahkan 1 ml indicator amilum
e. Titrasi dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. f. Tipa ml larutan Na2S2O3 0,01 N setara dengan 35,46 Cl2
g. Catat hasil volume h. lakukan titrasi blanko Rumus:
Kadar Klorin = (V1-V2)xNxBMCl(35,46) x 100% B(g)
1. Ambil 10 ml aquadest masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml 2. Tambahkan 2 gr KJ dan 10 ml asam asetat (1:1)
6. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. 3.7. Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian
Peneliti melakukan pemeriksaan kandungan klorin (Cl2) pada pembalut
wanita yang terdapat di bebarapa pusat perbelanjaan, hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh dapat dibandingkan dengan Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996 Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
4.1.1. Karakteristik Pembalut Wanita
Peneliti melakukan pemeriksaan pada 10 sampel pembalut wanita yaitu 5 sampel pembalut wanita menstruasi dan 5 sampel pantyliner, dengan kriteria pembalut wanita sebagai berikut:
4.1.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif klorin (Cl2)
Pemeriksaan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi klorin (Cl2) pada
dengan pemeriksaan kuantitatif yaitu mengukur kadar klorin (Cl2) pada sampel.
Hasil pemeriksaan klorin (Cl2) secara kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut ini
:
Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif klorin pada pembalut wanita yang Beredar Di Kota Medan
No Jenis pembalut Kandungan Klorin(Cl2)
1 A1 (pembalut wanita menstruasi) Negatif (-)
Berdasarkan tabel tabel 4.2. menunjukkan bahwa terdapat 4 sampel pembalut wanita mengandung klorin (Cl2). Kemudian 4 sampel ini dianalisa
secara kuantitatif untuk mengukur kadar klorin (Cl2) yang terkandung
didalamnya.
4.1.3. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif klorin
Pada hasil pemeriksaan kualitatif pembalut wanita, sebanyak 4 sampel positif mengandung klorin (Cl2) sehingga dilanjutkan dengan pemeriksaan
kuantitatif. Hasil pemeriksaan kuantitatif pembalut wanita dapat dilihat pada tabel berikut ini:
kesehatan
Karakteristik responden meliputi umur dan pendidikan. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis dan Pendidikan Yang Membeli pembalut wanita Di pusat perbelanjaan di kota Medan
No Karakteristik responden Jumlah Persentase (%) 1
4.3. Pengetahuan
Pengetahuan responden yang diukur meliputi pengertian, bentuk, ukuran dan jenis pembalut wanita,bahan kimia yang terkandung dan bahayanya yang terdapat pada pembalut wanita.
pertanyaan bahaya penyakit bahan kimia pada pembalut wanita ada sebanyak 30 orang (100%) menjawab iritasi dan kanker. Pada pertanyaan virus penyebab kanker rahim ada sebanyak 22 orang (73,3%) menjawab human papiloma virus, sebanyak 5 orang (16,6%) menjawab tidak tahu dan 3 orang (10%) menjawab virus HIV. Pada pertanyaan cara memilih produk pembalut wanita yang aman ada sebanyak 24 orang (80%) menjawab label depkes dan komposisi, dan sebanyak 6 orang (20%) menjawab dari harga yang mahal.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden yang menjawab dengan benar pada pertanyaan tentang pengertian pembalut wanita yakni masing-masing sebanyak 30 orang (100,0%) menjawab Sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita disaat menstruasi ini berfungsi untuk menyerap darah dan pembalut wanita yang biasa dipakai sehari-hari dan sebanyak 30 orang (100,0%) yang menjawab penyakit yang disebabkan bahan kimia pada pembalut wanita adalah Iritasi dan kanker.
Dari uraian diatas diketahui bahwa responden kurang mengetahui dengan benar pada pertanyaan jenis pembalut wanita yakni Kapas murni dan gel sebanyak 16 orang (53,3%) dan yang menjawab bahan kimia yang terdapat pada pembalut wanita adalah pemutih dan pengharum yakni sebanyak 12 orang (40%).
4.4. Tindakan
Tindakan responden yang diukur meliputi lama pemakaian produk pembalut wanita yang digunakan, keluhan pemakaian, siklus mengganti pembalut wanita.
(63,3%) menjawab sejak pertama kali menstruasi, yang menjawab baru sebulan sebanyak 6 (20%) orang dan yang menjawab baru satu tahun 5 orang (16,6%). Pada pertanyaan gangguan pada saat memakai pembalut wanita sebanyak 6 orang (20%) menjawab pernah dan 24 orang (80%) menjawab tidak pernah. Pada pertanyaan seberapa sering mengganti pembalut wanita sebanyak 12 orang (40%) menjawab 1-2 kali, sebanyak 7 orang (23,3) menjawab > 4 kali dan sebanyak 11 orang (36,7%) menjawab 3-4 kali. Pada pertanyaan pernah mengajak orang lain untuk memakai produk pembalut yang anda pakai sebanyak 13 orang (43,3%) menjawab ya, sebanyak 14 orang (46,7%) menjawab tidak pernah, dan sebanyak 3 orang (10%) tidak ingat. Pada pertanyaan membeli pembalut wanita Karena kualitas yang baik sebanyak 27 orang (90%) menjawab ya, sebanyak 3 orang (10%) menjawab tidak. Pada pertanyaan produk pembalut wanita yang di beli tidak mudah bocor dan tembus sebanyak 28 orang (93,3%) menjawab ya dan sebanyak 2 orang (6,6%) menjawab tidak. Pada pertanyaan yang di rasakan pada saat memakai produk pembalut yang dipakai sebanyak 19 orang (63,3%) menjawab merasa sangat tidak nyaman dan 11 orang (36,7%) menjawab merasa khawatir bocor. Pada pertanyaan tempat membeli produk pembalut wanita sebanyak 17 orang (56,7%) menjawab swalayan dan sebanyak 13 orang (43,3%) menjawab toko. Pada pertanyan jumlah pembalut yang dibeli pada saat menstruasi sebanyak 16 orang (53,3%) menjawab 1 bungkus, sebanyak 13 orang (43,3%) menjawab 2 bungkus dan 1 orang (3,3%) menjawab >2 bungkus. Pada pertanyaan pertimbangan sebelum membeli pembalut wanita sebanyak 3 orang (10%) menjawab variasi jenis dan 27 orang (90%) menjawab bahan dan tekstur.
persentase tertinggi pada pertanyaan gangguan pada pemakaian pembalut wanita menjawab tidak pernah sebanyak 24 orang (80%) dan pertanyaan pertimbangan sebelum membeli pembalut wanita yang akan dipakai menjawab bahan dan tekstur sebayak 27 orang (90%)
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Uji Kualitatif klorin
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan kualitatif yang telah dilakukan pada 10 sampel yang terdiri dari 5 pembalut wanita yang dipakai pada saat menstruasi dan 5 sampel Pantyliner diperoleh hasil 2 sampel pembalut wanita yang dipakai saat menstruasi dan 2 sampel pantyliner positif mengandung klorin (Cl2).
Pemeriksaan kualitatif yang di teliti di temukan 4 dari 10 sampel memiliki hasil positif terdapatnya klorin pada pembalut tersebut, dan dari 3 sampel yang di teliti yang mengandung klorin, pada kemasan produksi pembalut tersebut tidak mencantumkan komposisi dan hanya mencantumkan izin kesehatan, dimana seharusnya pada setiap produksi harus mencantumkan komposisi.
Pemeriksaan kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya klorin pada pembalut wanita yang akan diteliti. Untuk memastikan hasil uji kualitatif, yaitu dengan metode titrasi dengan menambahkan KI 10% dan Indikator Amilum 1% pada setiap sampel. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2KI + Cl2 2KCl + I2
Suatu sampel yang mengandung klorin (Cl2) apabila ditambahkan dengan KI
(kalium iodide) akan bereaksi menghasilkan I2. I2 yang terbentuk akibat reaksi ini,
apabila ditambahkan dengan amilum akan menghasilkan warna biru.
menyebabkan gangguan kesehatan Iritasi klorin pada kulit dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa rasa terbakar, peradangan dan melepuh. Pemajanan cairan klorin juga dapat menyebabkan peradangan akibat suhu dingin.Paparan klorin menyebabkan cukup respon, yaitu kulit tampak kering dan timbul bercak coklat, edema intraepitel, hiperkeratosis dan sel- sel epitel atipikal terlihat di epidermis (U.S. Departmenet of health and human servies, 2007). Penggunaan bahan klorin pada pembalut wanita dapat menyebabkan gangguan alat reproduksi yaitu keputihan, gatal - gatal, iritasi dan menyebabkan kanker (Faiz, 2012).
5.2. Hasil Uji Kuantitatif klorin
Pemeriksaan kuantitatif menunjukkan bahwa 4 dari 10 sampel yang diteliti mengandung klorin (Cl2), dimana kadar yang terdapat pada sampel tidak
memenuhi syarat karena bahan klorin tidak boleh terdapat pada alat kesehatan. Klorin yang terdapat pada pembalut wanita dapat menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi seperti haid yang tidak teratur, keputihan dan iritasi pada organ wanita, maka dari itu seharusnya ada pengawasan pada proses produksi pembalut wanita agar tidak terdapat penggunaan bahan kimia seperti klorin (Cl2)
pada pembalut wanita yang beredar dipasaran.
Klorin (Cl2) yang terdapat akan menghasilkan suatu zat sampingan yang
Serikat adalah 0,006 pikogram per kilogram berat badan, dioxin hanya dapat keluar atau berkurang kadarnya dari tubuh manusia melalui tiga cara, yaitu melalui waktu paruh (chemical half time), melalui placenta dari ibu ke janin dan melalui ASI (air susu ibu) ke bayi. Bahaya dioksin tersebut, antara lain adalah : mengganggu sistem hormon, menurunkan sistem imun, endometriosis, kemandulan, cacat janin, keguguran, mengganggu fungsi hati, jantung, ginjal dan mengganggu metabolism. Pada saat ini banyak masalah kewanitaan yang dihadapi oleh kaum wanita pada organ reproduksi mereka, mulai dari gangguan yang paling ringan seperti haid tidak teratur, nyeri haid, keputihan yang dapat disebabkan oleh jamur, bakteri atau protozoa (Hayati, 2011).
Berdasarkan reportase investigasi Trans TV di Jakarta( 3 Juli 2011) , mengungkapkan bahwa dalam penelusurannya, tim investigasi membawa 3 sampel acak pembalut wanita dan hasilnya adalah 1 dari 3 sampel tersebut teruji dilaboratorium mengandung klorin
Terdapatnya zat pemutih, serat Sintetis dan zat aditif lainnya yang terkandung dalam pembalut wanita dan produk yang mirip lainnya, beresiko tinggi terhadap kesehatan wanita, termasuk resiko terhadap, Kanker serviks, endometriosis, kanker ovarium, kanker payudara, penurunan sistem kekebalan tubuh dan radang serviks. (The Tampon Safety and Research Act of 1999, H.R. 890, USA 1999)
5.3. Karakteristik Responden
berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 14 orang (46,7%), sedangkan yang paling sedikit berumur > 35 tahun yakni sebanyak 4 orang (13,3%).
Pengambilan sampel responden di ambil sewaktu responden membeli pembalut wanita. Rata-rata menstruasi dimulai saat wanita berusia sekitar 10-16 tahun dan biasanya berhenti sekitar usia 45-55 tahun. Maka sepanjang itulah seorang wanita akan membutuhkan pembalut agar tetap dapat beraktivitas dalam hari-hari haidnya (Novita, 2010).
5.4. Pengetahuan
Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan yang dilakukan pada 30 responden dapat diketahui bahwa dari 10 kuesioner yang di beri rata-rata responden dapat menjawab dengan baik, itu terlihat dari hasil kuesioner banyak responden dapat menjawab dengan benar. Hal ini dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh tidak sepenuhnya diserap atau kurang dimengerti oleh responden sehingga responden mudah lupa bahkan tidak mengerti akan informasi yang disampaikan media-media informasi seperti TV, Radio, surat kabar dan lain-lain.
5.5. Tindakan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan klorin yang dilakukan pada 10 sampel yang terdiri dari 5 sampel pembalut wanita dan 5 sampel pantyliner yang beredar di kota Medan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada 10 sampel yang diteliti terdapat 2 sampel pembalut wanita yang mengandung klorin dan 2 sampel pantyliner yang mengandung klorin. 2. Kadar klorin yang terkandung pada beberapa sampel pembalut wanita
yang diteliti berkisar pada 0,1 gr s/d 0,4 gr. 6.2. Saran
1. Kepada Balai POM agar mengadakan pemantauan, pengawasan, pembinaan terhadap penggunaan klorin pada pembalut wanita.
2. Kepada produsen hendaknya tidak memakai bahan berbahaya seperti klorin pada pembalut wanita.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwasatra,A,1989. Sumber, bahaya serta penanggulangan keracunan. Penerbit Angkasa. Bandung
BSN.2000. pembalut wanita. Standar Nasional Indonesia (SNI). Jakarta
Eka. 2013. Tissue dan pembalut dapat menyebabkan kanker. Diakses 10 maret 2013 dari http://doktersehat.com
Elmart.C.F. 2012. Mahir menjaga organ intim wanita. Penerbit Tiga serangkai pustaka mandiri. Solo
Faiz. 2012. FC bio sanitary pad Avail. Diakses 7 april 2013 dari http://availeloktegal.blogspot.com
Fuad. A. 2011. Artikel bahaya bahan kimia dalam proses produksi. Diakses 15 mei 2013. Dari http://fuadmje.wordpress.com/2011/11/04/artikel-bahaya-bahan-kimia-dalam-proses-produksi/
Isna. 2010. Sudah amankah pembalut anda. Diakses 27 mei 2013. Dari http://health.kompas.com/read/2010/12/14/09292927/Sudah.Amankah.Pe mbalut.Anda.
Llwellyn,J,2005. Setiap wanita. Penerbit delepratasa publishing.
Mac Dougall.J.A, 1994. Ekspose Pencemaran Di Sumut. Diakses 10 Januari 2013. http://www. Library. Ohiou. Edu
Mochtar,R,1998. Sinoposis obstetric. Cetakan kedua. Penerbit EGC. Jakarta Mukono. H. 2005. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Penerbit Airlangga
University Press. Surabaya
Mukono.H.2010. Toksikologi Lingkungan. Penerbit Airlangga University Press. Surabaya
Parnomo,A,2003. Pembuatan Cairan pemutih. Penerbit puspa swara. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan No. 472, 1996. Pengamanan Bahan Berbahaya
Bagi Kesehatan. Jakarta
Soemirat. J. 2003. Toksikologi Lingkungan. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Undang-Undang No. 23, 1992. Kesehatan. Jakarta
Nixon, Habets, Hostynek & Goffin 2007. Chlorin. Diakses 10 Januari 2013. http:// www. Atsdr. Cdc.gov
Yudistira. 2009. Bahan kimia yang sering digunakan. Diakses 10 januari 2013. http://dunia-astro.blogspot.com
Gambar Lampiran 1. S
Gambar Lampiran 2. S
n 1. Sampel Penelitian
Gambar. Lampiran 3. Sampel didalam Erlenmeyer