• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak materi dalam pembelajaran kimia yang sulit untuk diilustrasikan dalam bentuk gambar dua dimensi. Dalam proses pembelajaran kimia, siswa seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari sehingga materi tersebut sulit diajarkan oleh guru dan sulit pula dipahami oleh

siswa. Konsep yang

-pat dibuktikan dengan logika matematika sehingga rasionalisasinya da-pat diru-muskan atau diformulasikan (BSNP, 2006). Oleh karena itu diperlukan pemaha-man yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep-konsep kimia.

(2)

ber-muatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar me-lalui berbuat.

Dewasa ini, visualisasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Visuali-sasi adalah salah satu cara untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Dalam kehidupan sehari-hari visualisasi sering digunakan untuk memperjelas suatu hal misalnya visualisasi terjadinya gempa bumi. Melalui visualisasi kita dapat mengetahui peristiwa yang terjadi dengan jelas. Pada pembelajaran mengguna-kan visualisasi, siswa diberi gambaran untuk menerangmengguna-kan konsep yang bersifat abstrak tersebut sehingga lebih mudah dalam memahami konsep. Salah satu ca-bang ilmu kimia yang memerlukan visualisasi dalam pembelajarannya adalah ke-setimbangan kimia. Pembelajaran kimia juga membutuhkan visualisasi baik se-cara makroskopik, submikroskopik dan simbolik agar siswa memahami konsep kimia secara utuh. Namun, pemahaman dalam level submikroskopik dalam pem-belajaran kimia sering diabaikan karena dalam pempem-belajaran cenderung hanya memahami konsep secara makroskopik dan simbolik saja.

Russel dan Bowen dalam Widhiyanti dan Ikhsanuddin (2007) mengemukakan bahwa untuk memahami ilmu kimia secara konseptual, dibutuhkan kemampuan untuk merepresentasikan dan menerjemahkan masalah dan fenomena kimia ke da-lam bentuk representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik secara simul-tan. Level makroskopik dari fenomena yang teramati perlu dijelaskan dengan pe-mahaman subsubmikroskopik dan simbolik.

(3)

Untuk mencapai pemahaman yang utuh, siswa dituntut memiliki kemampuan menjelaskan dan mendeskripsikan level makroskopik (eksperimen), level submi-kroskopik (atom, molekul dan ion), dan simbolik (lambang, rumus, persamaan serta menghubungkan ketiganya secara tepat).

Wu (2001) mengungkapkan bahwa level makroskopik kimia merupakan feno-mena yang dapat diamati secara langsung. Walaupun sudah banyak siswa yang mengikuti praktikum kimia (makroskopik), namun mereka terkadang tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya (submikroskopik) sehingga timbul miskonsepsi.

Penelitian De Porter (1999) mengungkapkan bahwa manusia dapat menyerap su-atu materi sebanyak 70% dari apa yang dia kerjakan, 50% dari apa yang ia dengar dan lihat, sedangkan dari apa yang dilihatnya hanya 30% , dari apa yang didengar-nya hadidengar-nya 20% dan dari apa yang dia baca hadidengar-nya 10%. Itulah sebabdidengar-nya media audio visual penting dalam kegiatan pembelajaran karena berdasarkan penelitian yang dilakukan De Porter, siswa akan menyerap materi pelajaran lebih banyak dengan apa yang ia dengan dan lihat (audio visual) dibandingkan dengan hanya melihat atau mendengar saja.

(4)

media pembelajaran yang sesuai agar dapat memvisualisasikan suatu fenomena yang akan dipelajarinya.

Saat ini bidang multimedia sangat banyak diminati. Istilah multimedia secara u-mum adalah gabungan dari berbagai media meliputi audio (suara) dan visual (tampilan). Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan istilah multimedia membuat visualisasi menjadi lebih menarik. Daya tarik dari multimedia ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan motivasi seseorang dalam mempelajari suatu hal.

Perkembangan multimedia dewasa ini juga memberikan dampak yang positif bagi dunia pendidikan. Dunia pendidikan saat ini tak lepas dari multimedia. Penggu-naan multimedia dalam bentuk animasi pada materi pembelajaran sudah banyak digunakan. Namun diperlukan pembaharuan dan pengembangan pada media pembelajaran yang berbasis multimedia tersebut.

(5)

Penelitian pendahuluan penting dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pengembangan media animasi pada pembelajaran Kesetimbangan Kimia. Pene-litian ini dilaksanakan di 6 SMA di Bandar Lampung. Berdasarkan hasil wawan-cara terhadap guru dan siswa di 6 SMA tersebut dapat diketahui bahwa pada pem-belajaran kesetimbangan kimia belum banyak guru yang menggunakan media ani-masi pembelajaran macromedia flash dalam kegiatan pembelajaran. Aniani-masi yang digunakan oleh guru biasanya bersumber dari internet karena para guru ter-sebut belum pernah membuat animasi kimia. Sebagian besar guru juga belum mengetahui mengenai pemahaman multipel representasi sehingga mereka berang-gapan bahwa media pembelajaran yang mereka gunakan selama ini belum berba-sis multipel representasi.

Ditinjau dari aspek kelengkapan perangkat keras pembelajaran di sekolah, keenam sekolah tersebut telah memiliki perangkat keras untuk mendukung keterlaksana-annya pembelajaran di sekolah. Dengan demikian guru tidak mengalami kendala apapun dalam pemanfaatan media pembelajaran berupa animasiMacromedia Flash 8.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 siswa pada masing-masing sekolah di atas, maka diperoleh bahwa para siswa senang dengan pembelajaran mengguna-kan media animasi pembelajaran karena pembelajaran menggunamengguna-kan media ani-masi pembelajaran menarik sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajar-an. Namun, belum banyak guru di sekolah tersebut yang memanfaatkan media animasi dalam proses pembelajaran.

(6)

yaituPengembangan Media Animasi Pembelajaran Berbasis Multipel Repre-sentasi pada Materi Kesetimbangan Kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran Kesetimbangan Ki-mia, rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah karakteristik media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi pada materi kesetimbangan kimia?

2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap pengembangan media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi kesetimbangan kimia? 3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pengembangan media animasi

pembelajaran berbasis multipel representasi kesetimbangan kimia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian ini adalah meng-hasilkan produk media animasi pembelajaran berbasis Multipel Representasi pada Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesetimbangan Kimia. Agar tujuan penelitian lebih terarah, maka diuraikan menjadi beberapa tujuan :

1. Mendeskripsikan karakteristik media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi kesetimbangan kimia.

2. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap pengembangan media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi kesetimbangan kimia

3. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pengembangan media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi kesetimbangan kimia.

(7)

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Bagi Guru

Sebagai bahan alternatif media pembelajaran pada mata pelajaran kimia khususnya pada materi Kesetimbangan Kimia guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

a. Mampu memvisualisasikan hal-hal yang abstrak pada materi pelajaran Kesetimbangan Kimia.

b. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Kesetim-bangan Kimia.

3. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan masukan dalam penelitian se-jenis dengan pokok bahasan yang berbeda.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa dan guru kimia kelas XI IPA

2. Software yang digunakan untuk pengembangan media animasi pembelajaran ini adalahMacromedia Flash 8.

3. Media animasi pembelajaran yang akan dikembangkan berbasis Multipel Re-presentasi.

(8)

5. Representasi makroskopis adalah representasi kimia yang diperoleh mela-lui pengamatan sesungguhnya terhadap suatu fenomena yang terlihat dan di-persepsi oleh indera atau dapat berupa pengalaman sehari-hari (Farida dkk, 2010).

6. Representasi mikroskopis (molekular) adalah representasi kimia yang menje-laskan pada level partikel terhadap fenomena makroskopis. Representasi ini sangat erat kaitannya dengan model teoritis dimensi partikel (atom, molekul, atau ion). Representasi ini disajikan mulai dari yang sederhana hingga meng-gunakan teknologi komputer, yaitu dengan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi (Chittleborough & Treagust (2007) )

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Media Pembelajaran

-(Sardiman,2006). Dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media adalah alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat mempermudah pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan hasil yang memuaskan (Sukiman, 2012).

The Association for Educational Communication and Technology(AECT, 1997)

menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan in-formasi. AdapunNational Education Association(NEA) mengartikan media se-bagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, atau dibicara-kan beserta instrumen yang dipergunadibicara-kan untuk kegiatan tersebut (Sukiman, 2012). Sedangkan menurut Suparman (1997), media merupakan alat yang digu-nakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada pene-rima pesan.

(10)

pe-serta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar. Menurut Bovee (Ouda

. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan atau penya-lurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Menurut UU RI No.

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkung- .

Degeng (2001) menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya membelajarkan pembelajar (anak, siswa, peserta didik). Pengertian lain tentang pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pebelajar (guru, instruktur) de-ngan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dede-ngan mudah (Setyosari & Sulton, 2003). Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa infor-masi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik ( Asyhar, 2012 ).

Menurut Azhar Arsyad ( 2005

berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran meru-pakan salah satu komponen pendukung keberhasilan keberhasilan proses belajar mengajar.

(11)

berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu berita.

tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian materi pelajaran dengan cara ko-munikasi masih dirasakan adanya penyimpangan pemahaman oleh siswa.

Pendapat Schramm ( 1997 ) tentang media pembelajaran adalah teknologi pem-bawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely ( Arsyhar, 2012 ), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembela-jaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan mi-nat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif ( Sukiman, 2012 ).

B. Pentingnya Media Pembelajaran

Kualitas pembelajaran memerlukan berbagai upaya untuk mewujudkannya. Upa-ya tersebut terkait dengan berbagai komponen Upa-yang terlibat dalam pembelajaran, salah satu diantaranya adalah dengan pemanfaatan media pembelajaran. Hasil pe-nelitian Felton, et al (2001) menunjukkan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran secara signifikan mampu meningkatkan hasil belajar ( Asyhar, 2009).

(12)

maupun sosial untuk dijadikan sumber belajar dan media pembelajaran, disam-ping bahan-bahan yang tersedia di pustaka. Dalam hal ini dibutuhkan para pen-didik dan guru profesional, terampil dan kreatif dalam menggunakan dan

mengembangkan media pembelajaran. Pentingnya peran pendidik sebagai fasili-tator harus mampu menyediakan berbagai fasilitas belajar seperti media pembe-lajaran, alat peraga dan sumber belajar (Asyhar, 2012).

C. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran

Menurut Levie dan Lentz (Arsyad, 2005) mengemukakan bahwa media pembela-jaran visual memiliki empat fungsi yaitu fungsi atensi, fungsi afeksi, fungsi kog-nitif dan fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk ber-konsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditam-pilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afeksi dapat terlihat dari ting-kat kenikmatan peserta didik ketika belajar. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar tujuan untuk memahami atau mengingat informasi atau pesan yang terdapat dalam gambar. Fungsi kompensatoris terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali (Sukiman, 2012).

Kegunaan media pembelajaran secara umum menurut Sadiman (2005) adalah sebagai berikut :

(13)

3. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat menga-tasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media berguna untuk mening-katkan kegairahan belajar ; memungkinkan peserta didik belajar sendiri ber-dasarkan minat dan kemampuannya ; dan memungkinkan interaksi yang le-bih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.

4. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.

5. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada pe-serta didik tentang peristiwa di lingkungan mereka .

D. Media Animasi

Salah satu multimedia pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif me-dia pembelajaran adalah meme-dia animasi. Animasi adalah susunan gambar me-diam (static grapics) yang dibuat efek sehingga tampak bergerak. Animasi adalah pro-ses bagaimana menggerakkan suatu objek yang disebut menganimasikan

(Yudhiantoro, 2006).

Animasi menurut Agus Suheri (2006) merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Animasi mewujudkan ilusi (ilusion) bagi pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan suatu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan yang tinggi. Animasi digunakan untuk memberi gambaran pergerakan suatu objek. Animasi memper-bolehkan suatu objek yang tetap atau statik dapat bergerak dan kelihatan seolah-olah hidup. Animasi multimedia merupakan proses pembentukan gerak dari ber-bagai media atau objek yang divariasikan dengan efek-efek dan filter, gerakan transisi, suara-suara yang selaras dengan gerakan animasi tersebut.

(14)

dalam aplikasi tersebut. Efektifitas animasi dalam pembelajaran berhubungan dengan bagaimana animasi tersebut diterima dan dikonsepkan (Yudhiantoro, 2006).

E. Macromedia Flash

Macromedia Flashmerupakan program grafis animasi web yang diproduksi oleh

Macromedia corp. Macromedia pertama kali diproduksi pada tahun 1996. Pada awal produksi,Macromedia Flashmerupakansoftwareuntuk membuat animasi sederhana berbasis GIF ( Yudhiantoro, 2006 ).

Macromedia Flashadalah sebuah program yang ditujukan kepada para desainer maupun programer yang bermaksud merancang animasi untuk pembuatan web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses pembelajaran hingga pembuatan ga-me interaktif serta tujuan-tujuan yang lebih spesifik ( Yudhiantoro, 2006). Untuk itu, Flash dilengkapi dengantool-tool(alat-alat) untuk membuat gambar yang ke-mudian akan dibuat animasinya. Selajutnya animasi disusun dengan mengga-bungkan adegan-adegan animasi hingga menjadimovie. Langkah terakhir adalah menerbitkan karya tersebut ke media yang dikehendaki.

MelaluiMacromedia Flashanda dapat menganimasikan objek gambar sehingga gambar seolah bergerak sepanjang stage. Selain menganimasikan objek, Flash ju-ga dapat mengubah bentuk objek, mengubah ukuran, mengubah warna memutar maupun mengubah keberdaan suatu benda. Flash dapat dijadikan sarana untuk membuat media pembelajaran yang interaktif (Yudhiantoro, 2006).

(15)

si-ni adalah grafik yang berbasis vektor. Macromedia Flashjuga memiliki kemam-puan untuk mengimporfilesuara,videomaupun gambar dari aplikasi lain (Astuti, 2006).

Tahun 2005 Macromedia mengeluarkan Flash Basic 8 dan Flash Professional 8. Masing-masing ditujukan untuk desainer pembuat animasi serta pengguna yang memerlukan fasilitas lebih lanjut dan pembuat aplikasi interaktif yang memer-lukan fasilitas lebih dari sekedar fasilitas dasar ( Yudhiantoro, 2006).

Secara umum, Macromedia Flash 8 digunakan untuk membuat sebuah animasi. Kumpulan berbagai animasi tersebut akan membentuk sebuah movie yang me-miliki alur cerita. Untuk membuat sebuah movie agar benar-benar berkualitas yang harus anda lakukan adalah mempersiapkan rancangan komponen yang di-butuhkan untuk membuat sebuah movie (Astuti, 2006).

F. Multipel Representasi

Johnstone (Chittleborough,2004) mendeskripsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi yang berbeda yaitu makroskopik, sub-mikroskopik dan simbolik. Masing-masing level representasi tersebut dapat di-jelaskan sebagai berikut:

(16)

2. Level submikroskopik : berdasarkan observasi rill tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler dan menggu-nakan representasi model teoritis, seperti partikel yang tidak dapat dilihat secara langsung.

3. Level simbolik : representasi dari suatu kenyataan seperti representasi sim-bol dari atom, olekul dan senyawa, baik dalam bentuk gambar, aljabar mau-pun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer.

Tiga level ini dihubungkan dan semuanya berkontribusi untuk mengkontruksi pe-mahaman dan pengertian siswa yang dicerminkan sebagai model mental seseo-rang mengenai sebuah fenomena. Johnstone (Chittleborough,2004) menjelaskan bahwa level submikroskopik maupun suatu hal yang nyata sama seperti level ma-kroskopik. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh skala ukuran. Pada ke-nyataannya level submikroskopik sangat sulit diamati karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang nyata.

McKendree dkk. (Fauzi, 2012)

yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat untuk suatu keadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu gambar untuk suatu

(17)

contruc-tivist, representasi internal ada di dalam kepala siswa dan representasi eksternal disituasikan oleh lingkungan siswa (Meltzer, 2005).

Gambar 1. Tiga dimensi pemahaman kimia

Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan berkontribusi pada siswa untuk dapat paham dan mengerti materi kimia yang abstrak. Hal ini didukung oleh per-nyataan Tasker dan Dalton (2006), bahwa kimia melibatkan proses-proses peru-bahan yang dapat diamati dalam hal (misalnya peruperu-bahan warna, bau, gelembung) pada dimensi makroskopik atau laboratorium, namun dalam hal perubahan yang tidak dapat diamati dengan indera mata, seperti perubahan struktur atau proses di tingkat submikro atau molekul imajiner hanya bisa dilakukan melalui pemodelan. Perubahan-perubahan ditingkat molekuler ini kemudian digambarkan pada tingkat simbolik yang abstrak dalam dua cara, yaitu secara kualitatif menggunakan notasi khusus, bahasa, diagram, dan simbolis, dan secara kuantitatif dengan mengguna-kan matematika (persamaan dan grafik).

(18)

sim-bolik dari representasi fenomena kimia dengan menggunakan modus representasi yang berbeda (Cheng & Gilbert, 2009).

Pembelajaran kimia yang utuh dengan menggabungkan ketiga dimensi tersebut dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia yang abstrak dan menghadirkan miskonsepsi yang muncul dari pemikiran siswa itu sendiri (Fauzi, 2012).

G. Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi

Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan yang dapat menggam-barkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara (Suminnar, 2012). Representasi juga merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan objek dan proses. Multipel representasi berarti merepresentasi u-lang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematika (Prain & Waldrip,2006). Dengan demikian multi-pel representasi adalah suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk, diantaranya dalam bentuk verbal, gambar, diagram dan matematika.

Multipel representasi dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai pende-katan dalam pembelajaran. Multipel representasi adalah merepresentasikan kon-sep yang sama dengan format yang berbeda. Selain itu, multipel representasi da-pat diartikan menggabungkan beberapa representasi yang berbeda untuk menjelas-kan suatu konsep atau fenomena.

(19)

yang berbeda. Desain pembelajaran dengan multipel representasi (Ainsworth, 1999) adalah sebagai berikut :

1. Multipel representasi mengizinkan penyampaian informasi secara fleksibel dalam berbagai bentuk

2. Multipel representasi dapat ditampilkan dalam bentuk media.

3. Multipel representasi dapat juga ditampilkan dalam bentuk media animasi 4. Dalam pembelajaran dengan multipel representasi juga harus diperhitungkan

seberapa banyak representasi yang dikerjakan.

5. Dalam pembelajaran dengan multipel representasi pemecahan masalah disajikan dalam representasi.

H. Fungsi dan Kegunaan Multipel Representasi

Multipel representasi memliki tiga fungsi yaitu sebagai pelengkap, pembatas in-terpretasi dan pembangun pemahaman (Ainsworth, 1999).

Fungsi multipel representasi (Suminnar, 2012) adalah sebagai berkut :

1. Multipel representasi digunakan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap.

a. Multipel representasi melengkapi proses untuk mendapatkan penjelasan mengenai suatu konsep tertentu atau dalam memecahkan persoalan.

b. Multipel representasi melengkapi informasi. Multipel representasi ber-fungsi untuk menyampaikan informasi dalam bentuk yang berbeda. Multipel re-presentasi digunakan untuk melengkapi suatu rere-presentasi yang tidak mencukupi untuk menyampaikan informasi atau mungkin terlalu sulit bagi siswa untuk meng-artikan representasi tersebut.

2. Multipel representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan interpretasi dalam menggunakan representasi yang lain.

(20)

digunakan untuk meningkatkan abstraksi, membantu generalisasi, dan untuk membangun hubungan antara representasi-representasi. Meningkatkan abstraksi yaitu dengan menyediakan beragam representasi sehingga siswa dapat meng-konstruksi pemahaman mereka sendiri. Multipel representasi untuk membantu generalisasi antara lain menggunakan berbagai bentuk representasi untuk menye-diakan informasi dalam memecahkan masalah dan merepresentasikan konsep yang sama dengan representasi yang berbeda.

Carolen et al (Hubber, 2010) mengemukakan bahwa dalam mempelajari sains se-baiknya didukung dengan menggunakan representasi. Pendekatan multipel repre-sentasi dapat mendukung dan memberi tanggapan kepada siswa untuk mengguna-kan dan mengintepretasimengguna-kan representasi yang amengguna-kan mengarahmengguna-kan siswa dalam mengembangkan pemahaman konsep siswa. Siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran akan tertantang untuk membuat representasi dari suatu konsep mau-pun fenomena berdasarkan representasi mereka.

I. Konsep

(21)
(22)

ANALISIS KONSEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA Label

Konsep

-Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kesetimba ngan Dinamis

Keadaan yang terjadi pada saat reaksi maju sama de-ngan reaksi baliknya, da-pat ebrupa reaksi homogen dan heterogen yang me-miliki suatu tetapan (harga K) dan dapat mengalami pergeseran. Konsep yang menyatakan proses  Kesetimbang an

 Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik  Mengalami pergeseran Fasa zat Harga K

Reaksi kimia Reaksi reversibel dan irreversibe l Kesetimban gan statis dan kesetimbang an dinamis

N2(g)+3 H2(g) 2NH3(g)

C2H5OH(l)+ 3 O2(g) 2 CO2(g)+ 3 H2O(l)

Kesetimba ngan Disosiasi

Kesetimbangan dimana terjadi penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Abstrak  Kesetimbang an Kesetimbang an Dinamis Kesetimba ngan ho-mogen dan heterogen

- 2 NH3(g) N2(g)+ 3H2(g)

-Kesetimba ngan homogen

Sistem kesetimbangan yang ada pada reaksi dimana semua zat yang terlibat memiliki fasa yang sama. Abstrak yang contohnya konkrit Kesetimbangan pada fasa yang sama atau terdiri dari satu fasa

Fasa zat Kesetimbang an kimia

Kesetimba ngan

heterogen

-N2(g)+3 H2(g) 2NH3(g)

CH4(g)+ 2 O2(g) CO2(g)+ 2 H2O(g)

Kesetimba ngan heterogen

Sistem kesetimbangan yang komponennya lebih dari satu fasa.

Abstrak ya-ng contoh-nya konkrit

Kesetimbangan pada fasa yang berbeda

Fasa zat Kesetimbang an kimia Kesetimba ngan homogen -CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

(23)

Tetapan kesetimba ngan

Hasil kali konsentrasi pr-oduk dipangkatkan koe-fisian reaksinya dibagi dengan hasil kali konsen-trasi reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya dan dapat berupa tetapan kese-timbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan kesetim-bangan tekanan (Kp)

Konsep berdasarkan prinsip Konsentrasi produk Konsentrasi reaktan Tetapan kesetimbanga n Wujud zat Konsentra si zat Kesetimbang an kimia

-Kc dan Kp 2SO3(g) 2 SO2(g)+ O2(g)

[SO2]2[O2] K=

[SO3]2

-Kc Suatu tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan

konsentrasi spesi zat yang bereaksi. Konsep berdasarkan prinsip Kc Tetapan kesetimbang-an ykesetimbang-ang di--nyatakan dengan kon-sentrasi spesi zat yang bereaksi. Wujud zat Konsentra si zat Tetapan kesetimbang an Kp -2SO3(g) 2 SO2(g)+ O2(g)

[SO2]2[O2] Kc=

[SO3]2

-Kp Suatu tetapan

kesetimbangan untuk fasa gas yang dinyatakan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi. Konsep berdasarkan prinsip Kp tetapan kesetimbanga n untuk fasa gas dinyata-kan dengan tekanan parsial gas Wujud zat Tekanan parsial gas Tetapan kesetimbang an

Kc N2O4(g)

2 NO2(g)

P2NO 2 Kp=

(24)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Subyek Penelitian

Berlandaskan tujuan penelitian yaitu mengembangkan media animasi pada pem-belajaran Kesetimbangan Kimia maka metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan (Research dan Development /R&D). Menurut Borg dan Gall (Sugiyono, 2008), Penelitian dan Pengembangan merupakan meto-de penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2010) juga mengemukakan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu pro-duk baru atau menyempurnakan propro-duk yang telah ada agar dapat dipertanggung-jawabkan. Produk tersebut tidak selalu dalam bentuk benda atau perangkat keras (hardware) seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laborato-rium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti perangkat komputer un-tuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan dan laboratorium atau-pun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sis-tem managemen dan lain-lain.

(25)

1. Penelitian dan pengembangan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan(planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemam-puan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subyek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau

menyempurnakan hasil uji coba.

6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subyek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesuadah menggunakan mo-del yang dicobakan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan.

(26)

Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan menganalisis hasilnya.

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan di-dasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

10. Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Beker-jasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan melakukan penelitian sampai dengan langkah ke-5. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan waktu pene-litian. Langkah-langkah penelitian selanjutnya menurut Borg dan Gall dapat di-lanjutkan untuk penelitian berikutnya.

Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang di-gunakan yaitu : metode deskriptif, metode evaluatif dan metode ekperimental. Namun pada penelitian ini, metode yang digunakan hanya metode deskriptif saja. Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi di beberapa SMA di kota Bandar Lampung untuk mengidentifikasi kebutuhan penggunaan media animasi pada pembelajaran Kesetimbangan Kimia.

(27)

media/desain dilakukan oleh ahli desain grafis untuk mengevaluasi kemenarikan animasi kimia. Kemudian uji coba terbatas untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa tentang media animasi yang dihasilkan. Uji coba terbatas dilakukan pada guru dan siswa kelas XI IPA.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan pada Oktober 2012 sampai dengan Januari 2013. Penelitian diawali dengan observasi di 6 SMA di kota Bandar Lam-pung. Pada kegiatan observasi tersebut dilakukan analisis kebutuhan untuk

mengetahui kebutuhan pengembangan media animasi di sekolah. Pelaksanaan analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap penggunaan media animasi di sekolah. Setelah memperoleh data tentang kebutuhan bangan media animasi, maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengem-bangan media animasi, pengujian media animasi yang dihasilkan oleh ahli dan uji coba terbatas media animasi yang dihasilkan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap media pembelajaran animasi tersebut.

C. Alur Penelitian

Alur penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian pengembangan Borg and Gall (2003). Berikut ini merupakan alur penelitian tersebut.

StudiLapangan Studi Pendahuluan

StudiKepustakaan/Literatur

- Analisis media animasi yang digunakan oleh guru dan siswa.

(28)

Gambar 2. Alur penelitian

D. Langkah Penelitian

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahulu-an adalah tahap awal atau persiappendahulu-an untuk pengembpendahulu-angpendahulu-an. Tujupendahulu-an dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi yang ada sebagai ba-han perbandingan atau baba-han dasar untuk produk yang dikembangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:

Revisi Produk 2 Representasi Sub-mikroskopis Hasil Revisi Berdasarkan Masukan

Ahli.

(29)

a) Studi Kepustakaan/Literatur

Studi ini dtunjukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-lan-dasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi SMA tentang laju reaksi dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP. Analisis ini dilakukan dengan meng-kaji Silabus kimia SMA tentang materi laju reaksi yaitu, Standar Isi (SI), yang meliputi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada KTSP.

Selanjutnya penelitian dilakukan dengan menganalisis media pembelajaran animasi yang digunakan di sekolah. Analisis yang dilakukan meliputi ke-lebihan dan kekurangan media animasi yang ada. Hal ini salah satu dasar pengembangan media animasi berbasis multipel representasi.

b) Studi Lapangan/ Analisis Kebutuhan

Studi ini ditujukan untuk mengetahui kebutuhan media animasi di sekolah dan kebutuhan pengembangan media animasi. Analisis kebutuhan tersebut dilakukan di 6 SMA di kota Bandar Lampung. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan melakukan wawancara tehadap 1 guru kimia dan 3 siswa kelas XI pada masing-masing sekolah.

Analisis kebutuhan dari studi lapangan ini menjadi dasar pengembangan media animasi berbasis multipel representasi pada materi kesetimbangan kimia.

(30)

Hasil studi literatur memberikan masukan tentang karakteristik penting dari produk akan dikembangkan, serta bentuk-bentuk produk yang telah dikem-bangkan di tempat lain. Hasil analisis kebutuhan memberikan masukan ten-tang produk yang diperlukan di sekolah. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan tersebut, peneliti dapat merumuskan suatu produk yang akan dikembangkan.

3. Validasi Ahli

Validasi ahli dilakukan oleh ahli materi/isi dan ahli desain media. Ahli media dan ahli desain media memvalidasi produk yang dikembangkan dengan mengisi angket. Hasil validasi digunakan untuk merevisi produk yang telah dikembangkan.

4. Revisi Produk

Setelah media animasi divalidasi oleh ahli materi/isi dan ahli desain media animasi, maka peneliti dapat melakukan revisi berdasarkan angket dan saran yang telah diberikan oleh ahli materi dan ahli desain.

5. Uji Coba Terbatas

Setelah produk direvisi, maka langkah penelitian selanjutnya adalah mela-kukan uji coba terbatas. Uji coba terbatas ini dilamela-kukan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap media animasi yang telah dilakukan. Uji coba ini dilakukan dengan pengisian angket tanggapan guru dan dan angket tanggapan siswa. Hasil uji coba terbatas ini digunakan untuk revisi berikut-nya berdasarkan tanggapan dan saran yang diberikan oleh guru dan siswa di sekolah.

(31)

Sumber data pada penelitian pendahuluan adalah hasil wawancara guru kimia dan siswa SMA, sedangkan data pada tahap pengembangan media animasi diperoleh dari hasil uji kesesuaian materi, hasil uji kemenarikan desain animasi dan hasil uji coba terbatas tanggapan siswa dan guru.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul da-ta untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan dada-ta (Arikunto, 1997). Berdasar-kan pada tujuan penelitian dan bagan alur penelitian, dirancang dan disusun ins-trumen sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara terhadap siswa

Pedoman wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan animasi kimia pada materi pokok Kesetimbangan Kimia.

2. Istrumen Uji Kesesuaian Isi

Instrumen uji kesesuaian isi animasi kimia berupa angket uji kesesuaian ya-ng mencakup uji kesesuaian materi. Uji ini digunakan untuk meya-ngetahui validitas aspek isi materi yang telah dibuat.

3. Uji Kemenarikan Desain Animasi

Istrumen uji kemenarikan desain media animasi kimia berupa angket uji ke-menarikan desain media animasi. Angket ini digunakan untuk memvalidasi prinsip-prinsip media animasi yang dibuat.

(32)

Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan guru kimia SMA terha-dap media animasi pembelajaran. Aterha-dapun indikator untuk mengetahui tang-gapan guru terhadap media animasi diadaptasi dari Squires, D (Kristiating-rum, 2007) , yaitu:

a. Konsep yang disajikan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Media animasi telah mencapai indikator pembelajaran kesetimbangan

kimia.

c. Memperjelas konsep pergeseran kesetimbangan kimia.

d. Konsep dalam media animasi berpotensi mengatasi miskonsepsi. e. Media animasi efektif digunakan dalam pembelajaran kesetimbangan

kimia.

f. Media animasi memudahkan guru untuk menyampaikan konsep kese-timbangan kimia.

g. Media animasi dapat memudahkan guru untuk menyampaikan konsep pergeseran kesetimbangan kimia.

h. Keinginan menggunakan media animasi seperti ini pada materi pem-belajaran kimia yang lain.

i. Waktu pembelajaran lebih efektif dan efisien jika menggunakan media animasi.

5. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media animasi pembelajaran kesetimbangan kimia. Adapun indikator untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media animasi diadaptasi dari Teo dan Neoh (2007) meliputi :

(33)

b. Penggunaan media animasi dapat membuat pembelajaran Kesetimbangan Kimia menjadi lebih menarik.

c. Penggunaan media animasi pembelajaran membuat siswa senang mempelajari kesetimbangan kimia.

d. Penggunaan media animasi pembelajaran meningkatkan keingintahu-an siswa terhadap pembelajarkeingintahu-an kesetimbkeingintahu-angkeingintahu-an kimia.

e. Media animasi dapat memudahkan siswa memahami kesetimbangan kimia.

f. Keinginan menggunakan media animasi dalam pembelajaran seperti ini pada materi kimia yang lain.

G. Teknik Pengumpulan Data

Secara umum model pengembangan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. Analisis kebutuhan yang di-maksud adalah analisis kebutuhan media pembelajaran yaitu media animasi. Analisis tersebut dilakukan di 6 SMA Negeri di kota Bandar Lampung un-tuk mengidentifikasi bahwa sekolah ini membutuhkan suatu media pembe-lajaran berupa media animasi. Analisis ini dilakukan melalui wawancara terhadap guru bidang studi khususnya kimia untuk mengetahui media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran.

(34)

Cha-telier yang ada pada buku kimia SMA. Kesesuaian antara indikator pembe-lajaran dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta konsep ter-hadap indikator ini kemudian didiskusikan bersama dosen sebagai bahan pertimbangan revisi.

3. Pengumpulan data dan validasi ahli dengan memilih responden. Responden yang dipilih disesuaikan dengan aspek yang ingin divalidasi.

a. Untuk menilai kesesuaian aspek isi/materi dilakukan oleh tim dosen. Data didapat dengan cara presentasi secara terbatas di depan tim dosen kemudian diminta untuk mengisi angket kesesuaian materi.

b. Untuk menilai aspek desain media animasi dilakukan oleh ahli media. Data didapat dengan menampilkan media animasi berbasis Multipel Re-presentasi, kemudian diminta untuk mengisi angket kemenarikan desain media animasi.

c. Untuk menilai tanggapan guru dan siswa terhadap media animasi Ber-basis Multipel Representasi , data didapat dengan cara menampilkan media kemudian diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis lebih lanjut. Langkah yang dilakukan yaitu :

(35)

2. Data yang diperoleh dari hasil validasi kesesuaian indikator terhadap SK dan KD serta konsep terhadap indikator, digunakan untuk mendapatkan konsep yang sesuai dengan materi Kesetimbangan Kimia.

3. Angket

a. Angket Kesesuaian Aspek Materi dan Desain Multimedia

1. Menghitung jumlah tanda (x) jawaban ahli media yang diperoleh da-ri angket kesesuaian isi.

2. Mengelompokkan setiap jawaban item pada setiap indikator. 3. Untuk menganalisis hasil jawaban ahli isi melalui angket

[image:35.595.173.412.616.716.2]

menggunakanrating scale. Data mentah yang diperoleh berupa ang-ka kemudian ditafsirang-kan dalam pengertian kualitatif. Setiap indioang-ka- indioka-tor diikuti oleh lima jawaban yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu : angka 5 menyatakan sangat baik, 4 menyatakan baik, 3 menyatakan cukup, 2 menyatakan kurang dan 1 menyatakan sangat kurang. Skor dari setiap indikator untuk aspek yang sama dikelompokkan. Kemudian pada masing-masing jawaban pada setiap indikator dijumlahkan sehingga diperoleh skor pada seti-ap butir indikator. Setelah diperoleh skor maka ditentukan kategori-nya berdasarkan Rahmawati (2010) dengan ketentuan sebagai beri-kut :

Tabel 1. Kategori Aspek Multimedia

Skor Kriteria

4,50-5,00 Sangat baik

3,50-4,49 Baik

2,50-3,49 Cukup 1,50-2,49 Kurang 1,00-1,49 Sangat kurang

(36)
(37)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi di-tinjau dari aspek kesesuaian isi dinilai sangat baik dengan skor rata-rata se-besar 4,88 sedangkan ditinjau dari aspek keterbacaan dan kemenarikan desain dinilai sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 4,73. Dari aspek kesesuaian materi, media animasi berbasis multipel representasi ini telah dapat meleng-kapi proses untuk mendapatkan penjelasan mengenai konsep pada materi fak-tor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Media animasi berbasis multipel representasi ini juga mampu mendorong siswa membangun pemaha-man lebih mendalam mengenai konsep materi faktor-faktor yang mempenga-ruhi kesetimbangan kimia.

2. Menurut tanggapan guru, media animasi pembelajaran yang dikembangkan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, dapat membangun dan memperjelas konsep, mengatasi miskonsepsi, mempermudah guru menyampaikan konsep, waktu penayangan media animasi menjadi efektif dan efesien, serta media animasi dapat meningkatkan minat belajar siswa.

(38)

meningkatkan rasa ingin tahu dan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pergeseran kesetimbangan kimia.

B. Saran

(39)

Skripsi

Oleh

Amanda Maria Meirina

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(40)

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pen-dapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya di atas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Februari 2013

(41)

REPRESENTASI PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh

AMANDA MARIA MEIRINA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi serta mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap media animasi pembelajaran berbasis multipel representasi yang dikembangkan penulis. Penelitian diawali dengan melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan pengembangan media animasi. Selanjutnya penulis melakukan pengembangan produk berupa media animasi berbasis multipel representasi. Kemudian produk divalidasi berdasarkan aspek kesesuaian isi dan aspek keterbacaan dan kemenarikan desain media. Berdasarkan validasi pada aspek kesesuaian isi dinilai sangat baik dengan rata-rata skor 4,88 dengan skala 1-5. Sedangkan untuk validasi pada aspek keterbacaan dan kemenarikan desain dinilai sangat baik dengan rata-rata skor 4,73. Berdasarkan uji coba terbatas yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa media animasi telah sesuai dengan tujuan pembelajaran khususnya pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.

(42)

Oleh

AMANDA MARIA MEIRINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(43)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

Nama Mahasiswa : Amanda Maria Meirina Nomor Pokok Mahasiswa : 0913023026

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 001

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si NIP 19660824 199111 2 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(44)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ...

Sekretaris : Dra.Chansyanah Diawati, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(45)

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 12 Mei sebagai puteri pertama dari Bpk. Agustinus Subiyanto dan Ibu Greice Dorothy.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Xaverius 4 Palembang diselesaikan tahun 1997, SD Bhakti Baradatu, SMP Setia Dharma Pekanbaru tahun 2006, SMA Negeri 2 Cibinong tahun 2009.

(46)

Karya dan bakti kupersembahkan kepadamu... Wahai kedua orang tuaku...

Segala hasil jerih payahku ini Kupersembahkan hanyalah bagimu

Mama, terima kasih untuk semua kasih yang kau berikan Papa, terima kasih untuk semua usaha dan kerja kerasmu selama ini

(47)

Berusaha, kerja keras, percaya diri

Mohon Berkat Tuhan

Untuk semua Karya yang dijalani dalam hidupku

Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu ( Luk 1:38 )

Hidup adalah sebuah pilihan, dan setiap pilihan dalam hidup memiliki

konsekuensinya masing-masing.

(48)

iii Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan anugrahNya

pe -masi Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi pada materi Faktor-Faktor yang Mempenga sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr.Noor Fadiawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia serta Pembimbing I penulis.

4. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. selaku Pembimbing II.

5. Ibu, Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Pembahas, Validator dan Dosen Pembimbing Akademik penulis.

6. Ibu Dra. M. Setyorini, M.Si., dan dosen-dosen Program Studi Pendidikan Kimia lainnya.

(49)

iv TU SMAN 1 Bandar Lampung.

10. Mama dan Papa. Terima kasih atas dukungan dan doa yang selalu mama dan papa berikan. Berkat mama dan papa, ami mampu mengahadap semuanya. 11. Mas Ferdinandus Riska I. Terima kasih untuk dukungan dan semangat yang

diberikan pada akhir-akhir masa perkuliahan penulis. 12. Mas Adith, om CAR , kak Imam dan Wawan

13. Sahabat-sahabatku tersayang Ncis, Memel dan Nomi. Terima kasih untuk ke-bahagian dan keceriaan yang kita alami bersama selama perkuliahan ini. 14. Rekan-rekan seperjuanganku Septi, Ichon dan Bli Gusti serta rekan-rekan

Kimia B dan Kimia A angkatan 2009.

15. Rekan-rekan PPL, Odi, Cha Esi, Frans, Rina, Tantri, Barla, Suri, Aci, Nurdin, dan mas Aji.

16. Kakak dan adik tingkatku angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2011 dan 2012.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, Februari 2013 Penulis,

(50)

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

Halaman vii viii I. NPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Ruang Lingkup Penelitian ...

1 6 6 7 7 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Media Pembelajaran ... B. Pentingnya Media Pembelajaran ... C. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran ... D. Media Animasi... E. Macromedia Flash ... F. Multipel Representasi... G. Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi ... H. Fungsi dan Kegunaan Multipel Representasi ... I. Konsep ...

(51)

C. Alur Penelitian ... D. Langkah Penelitian... E. Sumber Data ... F. Instrumen Penelitian ... G. Teknik Pengumpulan Data ... H. Teknik Analisis Data ...

27 28 31 31 33 35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan ... B. Analisis Media Animasi Pembelajaran (Existing Multimedia) C. PembuatanStoryboard... D. Pembuatan Media Animasi Pembelajaran ... E. Validasi Aspek Kesesuaian Isi ... F. Validasi Aspek Keterbacaan dan Kemenarikan Desain ... G. Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Media Animasi

Pembelajaran yang dikembangkan ...

37 37 41 48 51 55 58

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ...

62 63 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

64

1. Pemetaan ... 2. Silabus ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

(52)

6. Pedoman Wawancara Siswa ... 7. Instrumen Validasi Kesesuaian Isi ... 8. Instrumen Validasi Keterbacaan dan Kemenarikan Desain ... 9. Angket Tanggapan Guru ... 10. Angket Tanggapan Siswa ... 11. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 12. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan ... 13. Surat Izin Penelitian ...

117 120 126 133 136 138 139 140

(53)

DAFTAR TABEL

Gambar halaman

1. Kategori Aspek Multimedia... 36 2. Contoh rancangan tampilan media animasi pembelajaran pada

storyboard... 42 3. Skor jawaban Ahli terhadap Kesesuaian Isi ... 51 4. Keseluruhan skor validasi Aspek kesesuaian isi media animasi

pembelajaran ... 54 5. Skor jawaban Ahli terhadap media animasi ... 55 6. Keseluruhan Skor Validasi Aspek Keterbacaan dan Kemenarikan Desain

(54)

Gambar Halaman

1. Tiga dimensi pemahaman kimia ... 17

2. Alur Penelitian ... 28

3. Gambar 4.1 Contoh representasi submikroskopik pada pengaruh konsentrasi ... 37

4. Gambar 4.2 Contoh representasi submikroskopik pada materi pengaruh tekanan ... 38

5. Gambar 4.3 Contoh animasi pengaruh suhu ... 40

6. Gambar 4.4 Media animasi kedua ... 41

(55)

DAFTAR PUSTAKA

AECT . 1997 .Definisi Teknologi Pendidikan (satuan tugas definisi & teminologi AECT). Jakarta : Rajawali

Ainsworth. 1999. The Functions of Multiple Representations. Computers & Education.33, p. 131 152.

Anderson, Ronald H. 1987 . Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press

Arikunto, S . 2005 .Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arsyad, A . 2005 .Media Pembelajaran. Jakarta : RajaGrafindo Persada Astuti, Dwi. 2006 .Macromedia Flash 8. Yogyakarta : Penerbit Andi

Asyhar, Rayandra . 2012 . Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran . Jakarta: Referensi

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia

SMA/MA. Jakarta : BSNP

Borg, W & V.Gall, M.D . 1983 . Educational Research An Introduction (4nd ed).

New York : Longman

Cheng, M., & Gilbert, J. K. 2009. Towards a Better Utilization of Diagram in Research into the Use of Representative Levels in Chemical Education.

Model and Modeling in Science Education, Multipelple Representations in Chemical education. Springer Science+Business Media B.V.p.55 73. Chittleborough, G.D. 2004. The role of Teaching Models and Chemical

Representations in Developing Metal Model of Chemical Phenomena Thesis Sicience and Mathematics Education Center.

Chittleborough & Treagus. 2007. The modelling ability of non-major chemistry student and their model standing of the sub-microskopic level. Chemistry Education Research and Practise, 8 (31,274-292)

(56)

Ena, Ouda Teda, L . 2001. Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi . Yogyakarta : Indonesia Language and Culture Intensive Course

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung. SPs-UPI Bandung.

-Service Chemistry Teachers in Chemical Problem Solving.Seminar Proceeding of The Fourth International Seminar on Science Education.,30 October 2010. Bandung. C2-1-7.

Fauzi, M. 2011. Pembelajaran Materi Kesetimbangan Kimia Melalui Representasi Makroskopik dan Mikroskopik pada siswa kelas XI IPA tahun 2011-2012.Skripsi UNILA : Tidak diterbitkan

Gagne, R.M. & Briggs, L.J. 1974 . Principles of instructional design (2nd ed) . Holt, Rinehart, and Winston. Gagne, R.M.,Briggs, L.J., & Wager,W. 1992. Principles of Instructional Design (4th ed). Fort Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.

Gerlach, S.V. and Ely. 1980. Teaching and Media . New Jersey : Prentice-Hall.,Inc

Heuvelen, V. and Zou. X.L. 2001. Multiple Representations of Work-energy Processes. American Journal of Physics.69, No 2. p 184.

Heinich, R., Molenda, M.,& Russel, J.D. 1996 . Instructional Technology for Teaching and Learning: Designing Instruction, I

Kristiatiningrum . 2007 . Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Macromedia Authoware 7.0 pada Materi Fisika SMA Pokok Bahasan Kinetika Gerak Lurus. Skrispsi UNM ; Tidak diterbitkan

-Solving Performance and Representational Format.American Journal of Physics.73. No.5. p.463.

Purba, M. 2006.Kimia 2A. Jakarta : Erlangga

Rahmawati. 2010 .Implementasi Strategi Pembelajaran Intertekstual pada Pokok Bahasan Ttrasi Asam Basa. Skripsi UPI : tidak diterbitkan

Sadiman, Arief S dkk. 2006 .Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : RajaGrafindo Persada

(57)

Sugiyono 2008 .Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sukiman. 2012 . Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani

Sukmadinata, N.S. 2010 . Metodologi Penelitian Pendidikan . Bandung : PT.Remaja Rosda karya

Teo, B.S & T.K. Neoh . Interactive Multimedia Learning Impact In An Animation Courese . Aricle 3

Widhiyanti T & Ikhsanuddin. 2007. Pembelajaran Berbasis Tekonogi Informasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Generik Sains, dan Berpikir Kritis Siswa pada Topik Hidrolisis Garam dan Sifat Koligatif Larutan. Artikel Penelitian . Program studi Pendidikan IPA SPs UPI : tidak diterbitkan

Wu,H.K, Krajcik J.S, and Soloway, E . 2000 . Promoting Conceptual Toot in the Classroom . Makalah pada Pertemuan Tahunan The National Association of Research in Science Teaching. New Orleans : LA

Wu, H.K et al. 2001 . Wu, K.H, Krajcik J.S, and Soloway, E . 2000 . Promoting Visualization Toot in the Classroom . Journal of Research In Sicience Teching. 38 (7), 821-842

Wu, H.K. 2003 . Linking the Microskipic View of Chemistry To Real Life Experiences: Intertextuality In A Hight School Classroom

Gambar

Gambar 1. Tiga dimensi pemahaman kimia
Tabel 1. Kategori Aspek Multimedia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang 5 Diamati menurut skala usaha, jumlah UMK terbanyak juga terdapat pada lapangan usaha

Kemudian, BUMP juga mengalami kendala dalam upaya mengembangkan bisnis yaitu dengan mengolah hasil panen padi hingga menjadi produk olahan (beras, tepung beras dan

untuk menunjang keaktifan penulis karya ilmiah atau jurnal dengan TMJ merupakan sebuah sistem pelayanan penulisan karya ilmiah atau jurnal dari hal memberitahukan

2.Berapa jumlah siswa serta pembagian kelas di SMP Negeri 3 Kuripan ini?.. Lampiran XXII Jawaban Wawancara 1. Sejalan dengan berjalannya tahun dari 2005 mulai dati tenaga kependidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel harga, kualitas dan citra merek terhadapkeputusan pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan merek Teh Botol Sosro

Apabila dicermati, transaksi perdagangan internasional Indonesia (ekspor dan impor) dengan negara Thailand sebagai mitra dagang telah mengalami perubahan dan

Pembentukan Kelompok Usaha Wanita Binaan Politeknik Negeri Batam dan Pemberian Keterampilan Usaha 'Pemanfaatan Limbah Gonggong Sebagai Sovenir' Dalam Rangka Meningkatkan

Untuk mengilustrasikan masuknya sekutu baru dengan cara membeli bagian kepemilikan dari satu atau lebih anggota sekutu yang lama, diasumsikan bahwa suatu firma beranggotakan sekutu