• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA

SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi)

Oleh

FANDI ACHMAD FAUZI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA

SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

FANDI ACHMAD FAUZI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ABSTRAK

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA

SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

FANDI ACHMAD FAUZI

Dalam rangka menegakkan kedisiplian jalan raya, pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru untuk diterapkan dijalan raya khususnya bagi kendaraan sepeda motor. Peraturan tersebut yaitu peraturan penyalaan lampu utama pada siang hari dijalan raya bagi pengendara sepeda motor berdasarkan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu-lintas dan angkutan jalan dalam Pasal 293 Ayat (2) setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dijalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam pasal 107 ayat (2) di Pidana dengan Pidana kurungan paling lama lima belas hari atau denda paling banyak Rp 100.000,00. Di Kota Bandar Lampung penerapan penindakan pelanggaran berupa tilang menyalakan lampu utama pada siang hari telah di mulia pada 1 Oktober 2011, hal ini diungkapkan oleh Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung Kompol Abdul Waras SIK.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung dan apa yang menjadi faktor penghambat dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung.

(4)

Berdasarkan hasil penelitian adalah dasar hukum dalam penindakan penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu-lintas dan angkutan jalan dalam Pasal 293 Ayat 2, dalam penegakan penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari Polresta Bandar Lampung telah memberikan sosialisasi selama satu bulan kepada masyarakat agar wajib menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari sebelum penindakan tilang yang diberlakukan di wilayah Polresta Bandar Lampung pada 1 Oktober 2011 dengan cara measang baanner pada setiap perempatan jalan dengan tujuan agar warga masyarakat Kota Bandar Lampung dapat mengetahui dan mematuhi peraturan Perundang-undangan yang berlaku, maksud tujuan dalam penindakan tilang adalah agar pengendara itu jera sehingga mematuhi peraturan yang berlaku. Dan sanksi yang diberikan adalah berupa denda. Penegakan penyalaan lampu utama pada siang hari di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung terhambat oleh faktor tingkat kesadaran hukum masyarakatnya yang rendah, yang belum banyak memahami tentang arti penting dan tujuan dari penyalaan lampu pada siang hari serta adanya oknum aparat polisi lalu lintas melakukan tindakan damai di tempat dengan para pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari dengan cara bernegosiasi agar pengendara sepeda motor yang melanggar peraturan penyalaan lampu utama tidak di tilang dan tidak melalui proses persidangan

Saran, Sebaiknya pihak kepolisian lalu lintas sebagai aparat penegak hukum memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat pengendara kendaraan sepeda motor di Kota Bandar Lampung dapat memahami dan mematuhi peraturan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sebaiknya para oknum aparat polisi lalu lintas lebih tegas dalam melakukan penegakan terhadap penyalaan lampu utama pada siang hari terhadap para pengendara sepeda motor agar citra polisi menjadi lebih baik di mata masyarakat serta memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.

(5)

ABSTRACT

RULE OF LAW VIOLATION OF MAJOR MOTORCYCLE LIGHTING DAYLIGHT IN THE CITY BANDAR LAMPUNG

BY

FANDI ACHMAD FAUZI

In order to enforce kedisiplian highway, the government has issued new regulations to implement the road to highway vehicles, especially motorcycles. The regulation is the main lighting rule in the daytime street festival to the motorcycle rider under Law No 22 of 2009 on traffic and road transport in Article 293 Paragraph (2) any person driving a motorcycle without lights on the main street in during the day referred to in Article 107 paragraph (2) in the Criminal Criminal confinement of fifteen days or a maximum fine of Rp 100.000,00. In the city of Bandar Lampung application of action a violation of a speeding ticket on the main lights had been on the glorious day on October 1, 2011, it was revealed by visible then Bandar Lampung Police Commissioner Abdul Sane SIK. The problems studied are how law enforcement against violations of the rules of the major motorcycle lighting during the day in the city of Bandar Lampung and what is the limiting factor in law enforcement for violations of regulations on the ignition of motorcycle headlights during the day in the city of Bandar Lampung. Approach to the problem used in this study is to approach the normative and empirical approaches. The sources of data in the study are derived from primary data obtained directly from field research in the form of a description and explanation of the relevant parties in this study while secondary data derived from the research literature through legislation, literature, books and documents official documents.

(6)

Bandar Lampung and comply with applicable legislation, the prosecution's purpose in a speeding ticket is to be a deterrent so that motorists comply with applicable regulations. And sanctions are provided in the form of fines. Enforcement of the main lighting in the daytime in the jurisdiction of Police Bandar Lampung is hampered by a factor of the low awareness of the legal community, which has not much understanding of the significance and purpose of the lighting during the day and the traffic police apparatus to act in the place of peace with bikers who do not turn on headlights during the day with how to negotiate for motorists who violate the rules are not the main lighting in the ticket and not through the trial process.

Advice, should the traffic police as law enforcement officers provide socialization and community outreach to the community for motorcycle riders in the city of Bandar Lampung can understand and comply with regulations of Law No. 22 of 2009 on Road Traffic and Transportation. We recommend that the traffic police apparatus more assertive in enforcing against the main lighting in the daytime for bikers to get better police image in the eyes of the community and provides a good example to the community.

(7)

Judul Skripsi : PENEGAKAN HUKUM TERHADAP

PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Fandi Achmad Fauzi No. Pokok Mahasiswa : 0742011140

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Charles Jackson, S.H,.M.H. Eka deviani, S.H.,M.H. NIP 19551217 198103 1002 NIP 19731020 200501 2002

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Charles Jackson, S.H., M.H. ………..

Sekretaris/Anggota : Eka Deviani, S.H., M.H. ………..

Penguji Utama : Nurmayani, S.H., M.H. ………..

2. P.j. Dekan Fakultas Hukum

DR. Heryandi, S.H., M.S. NIP 19621109 198703 1 003

(9)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 13

Oktober 1989 dan merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Ferizal (alm) dan Ibu

Rosilawati.

Pendidikan yang telah diselesaikan adalah Sekolah

Dasar Negeri 1 Labuan Ratu Bandar Lampung lulus pada tahun 2001.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 24 Bandar Lampung yang diselesaikan

pada tahun 2004, lalu Peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Arjuna

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 Peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Lampung. Peneliti melakukan penelitian pada Kepolisian

Daerah Lampung sebagai objek bahan penulis skripsi. Mengikuti Praktik

Kerja Lapangan Hukum (PKLH) di Universitas Brawijaya (UNBRAW) Malang,

Polda Bali, perusahan Sampoerna Surabaya, dan Perusahan Teh Sosro Bali

(10)

MOTTO

Kesalahan dalam hidup di masa lalu

adalah pelajaran yang sangat

berharga, agar menjadi yang lebih baik

dalam hidup di masa depan. Tetap

(11)

PERSEMBAHAN

Segala puji kepada Allah, Robb yang telah

memberiku kesempatan

sehingga dapat mempersembahkan sebuah

karya yang kupersembahkan untuk :

• Papaku Ferizal (alm) yang selalu ku ingat kasih sayang mu dan nasihat-nasihat mu.

• Mamaku Rosilawati yang selalu memberi kasih

sayangnya dan selalu mendo akan keberhasilan ku.

• Kakak-kakakku tercinta Feris Jayanti Maya Sari, Anisa Martha Lina, Muhamad Joni Adi Saputra, Rahmad Herianto, Mico Periandho yang selalu memberikan semangat demi terwujudnya keberhasilan ku ini.

• Ponakan Ku yang lucu Nabila Reisha Putri .

• Sahabat-sahabat ku dan teman-teman ku semua yang telah membantu dan memberikan support untuk karya ku ini.

• Almamater Universitas Lampung yang telah

(12)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, Robb yang telah membangunkan istana di syurga bagi orang-orang yang beriman, bertaqwa, dan beramal sholeh dan senantiasa istiqomah dalam keimanan, ketaqwaan, dan dalam kesolehannya. Tanpa kehendak dan kerhidoan-Nya tidaklah segala sesuatu akan berjalan dengan baik, begitupun dalam penulisan skripsi ini tanpa adanya kemudahan yang diberikan, takkan mungkin dapat terlaksana. Oleh karenanya hamba bersyukur atas segala yang diberikan. Sholawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang telah memberikan kesejukan dalam sejarah peradaban di dunia dan telah mengubah nuansa kejahiliahan menjadi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Dalam penulisan ini juga tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga karya ini dapat selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mama dan Papa yang telah banyak berkorban demi anaknya menuntut ilmu, semoga Allah membalas pengorbanan itu dengan nikmat yang tak terhingga. Saudara-saudaraku, Kakak-kakak ku, yang telah memberi semangat. 2. Bapak DR. Heryandi, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

(13)

4. Bapak Charles Jackson, S.H., M.H. selaku Pembimbing I, yang telah memberi perhatian dan waktunya, serta bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Eka Deviani, S.H., M.H. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan banyak nasehat, semangat, motivasi, masukan, bantuan dan saran yang sangat berharga, dan selalu sabar serta tulus memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Nurmayani, S.H., M.H. selaku Pembahas I, yang telah banyak memberikan kritikan, saran, dan masukan yang sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Agus Triono , S.H., M.H. selaku pembahas II yang telah banyak memberikan kritikan, saran, masukan dan arahan yang sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Unila yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas dan seluruh Staff yang juga tidak kalah pentingnya membantu menyelesaikan skripsi ini.

(14)

10. Teman-teman seperjuangan, Angga Risdianto (Jawa), Febrianda Irza, Obet, Andre Alfa, Andri Om, Diki (idung), Arif, Silo, Andri Holan, Supriadi (krui), Aldi, Agil, Rendi, Rivan, Bank Naw, Wahyu, Pieter, Dimas, Fero, Yogi, Heru, Normawan (Aan Bakre), Remi, khafi, Panjul, Nurul, Gerry, Nanda, Bony, Iyul, Nobrian Senna, Ilham, Fani, Hasan, Yudha, NedyCie’, Bangkit, Ahmet, Ahmad Farmadi, Chandra. (terima kasih banyak atas saran, masukan, motivasi, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini).

11. Semua pihak yang belum tertulis namanya yang saya yakin bantuannya begitu besar.

Semoga tali ukhuwah diantara kita tetap erat dan semoga kita semua dipertemukan

kembali dalam keridho’an-Nya.

Bandar Lampung, 08 Februari 2012 Peneliti

(15)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……….…….. 1

1.2 Permasalahan ………... 5

1.3. Tujuan dan Kegunaan penelitian………... 6

1.4. Ruang lingkup ………... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penegakan Hukum ………... 8

2.1.1 Pengertian Penegakan Hukum ………... 8

2.2.2 Faktor-faktor mempengaruhi penegakan Hukum…………... 9

2.2 Penegakan Hukum dalam Administrasi Negara ………... 10

2.2.1 Pengertian Penegakan Hukum dalam Administrasi Negara… 10 2.2.2 Macam-macam sanksi dalam Hukum Administrasi Negara….11 2.3. Jenis-jenis Pelanggaran Lalu Lintas ………... 12

2.3.1 Pelanggaran Berat ………...12

2.3.2 Pelanggaran Biasa ………...13

2.3.3 Pelanggaran Ringan ………...13

2.3.4 Pelanggaran Khusus ………...14

2.4. Lalu Lintas ………...15

2.4.1 Pengertian dan istilah dalam bidang lalu lintas ………...15

2.4.2 Pengaturan Hukum Lalu Lintas………...16

2.5 Peranan kepolisian ………....………19

2.5.1 Pemahaman tentang arti peranan ………...20

2.5.2 Konsep Peranan Kepolisian ………20

2.5.3 Tugas dan peranan Polisi di Bidang Lalu Lintas ……... 21

III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah ………... 23

3.2 Sumber data ………..……….24

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ………...25

3.3.1 Prosedur pengumpulan data ………...25

3.3.2 Prosedur pengolahan data ………...26

(16)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Gambaran umum ………27

4.1.2 Tugas Pokok Satuan Lalu-Lintas ………33

4.2 Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Tentang Penyalaan Lampu Utama Sepeda Motor Pada Siang Hari Di Kota Bandar Lampung ………34

4.3 Tahap Pelaksanaan Tugas Dijalan Raya ………41

4.3.1 Sebelum Sidang ………43

4.3.2 Sesudah Sidang ………43

4.4 Faktor penghambat dalam Penegakan Hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung ………44

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.I Kesimpulan ………47

5.2 Saran ………48 DAFTAR PUSTAKA

(17)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah satu alat transportasi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan rata-rata masyarakat Indonesia lebih memilih sepeda motor untuk melakukan aktifitasnya dibandingkan dengan membawa kendaraan roda empat. Sepeda motor memang sangat efisien karena selain terbebas gangguan macet karena ukurannya yang kecil, juga dapat menempuh perjalanan sekitar 50 km hanya dengan 1 liter bensin, bila sepeda motor dinaiki berdua, maka sudah dapat menghemat biaya cukup banyak jika dibandingkan ketika harus menggunakan kendaraan umum atau jasa angkutan yang lain.

(18)

2

tersebut membuat meningkatnya angka kecelakaan yang terjadi pada sepeda motor.

Saat ini kendaraan sepeda motor bagi masyarakat Indonesia sudah bukan merupakan barang mewah lagi, hingga hampir setiap orang bisa membeli dan memiliki kendaraan ini dalam jumlah banyak dan dengan berbagai jenis dan tipe produk sesuai keinginan. Apalagi disediakan berbagai kemudahan untuk mendapatkan kendaraan sepeda motor dengan harga terjangkau, selain juga dipermudah dengan pembelian dengan system kredit yang sedang banyak diminati dan marak akhir-akhir ini. Selain itu dengan meningkatnya jumlah pembelian alat transportasi yang satu ini, maka semakin memacu pula produsen dan distributor dalam meningkatkan daya saing produk dan volume penjualan kendaraan bermotor dipasaran. Hal inilah yang mengakibatkan meningkatnya penggunaan sepeda motor di jalan raya yang kemudian menimbulkan masalah baru dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.

(19)

3

menghidupkan kendaraannya. Untuk diketahui langkah tegas juga sudah dilakukan dibeberapa kota besar lainnya di Indonesia diantaranya Jakarta, Bandung, dan Surabaya perlu di sadari juga langkah tegas ini di ambil semata-mata untuk menekan angka kecelakaan yang disebabkan oleh sepeda motor.

Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan ketertiban di jalan raya adalah dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Dasar hukum dari kewenangan peraturan ini adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, dan sebagai peraturan pelaksana dari peraturan tersebut diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi.

Dalam rangka menegakkan kedisiplian jalan raya, pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru untuk diterapkan dijalan raya khususnya bagi kendaraan sepeda motor. Peraturan tersebut yaitu peraturan penyalaan lampu utama pada siang hari dijalan raya bagi pengendara sepeda motor.

(20)

4

Pidana dengan Pidana kurungan paling lama lima belas hari atau denda paling banyak Rp 100.000,00.

Peraturan penggunaan penyalaan lampu utama pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor selanjutnya pertama kali diberlakukan di Jakarta dalam kaitan ini Kepolisian Daerah Metro Jaya sebagai pelaksananya. Latar belakang pemberlakuan aturan tersebut yaitu tingginya angka kecelakaan yang dipicu sepeda motor. Polda Metro Jaya dalam menerapkan menghidupkan lampu besar pada siang hari bagi kendaraan sepeda motor berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan di dalamnya terdapat pengaturan sepeda motor.

Penerapan peraturan penggunaan menghidupkan lampu utama pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor kemudian menimbulkan pro kontra dari kalangan masyarakat terutama pengguna jalan yang beranggapan bahwa peraturan tersebut hanya mengada-ada, anggapan mengenai bohlam lampu yang putus sehingga harus diganti lebih awal dari biasanya. Singkat kata dilatar belakangi kekhawatiran biaya kerusakan kendaran yang tinggi masih lebih menakutkan dari penegakan aturan yang telah ditetapkan. Meskipun ada juga yang menyambut baik dan berpendapat bahwa peraturan tersebut apabila diterapkan berdampak positif dalam rangka mewujudkan keamanan bagi pengguna jalan khususnya di kota Bandar Lampung.

(21)

5

tegas dalam pemberlakuannya sehingga menimbulkan banyak pertanyaan khususnya pengguna jalan raya. yang menjadi pertanyaan adalah sudah sesuiakah penegakan peraturan terhadap pelanggaran penyalaan lampu utama pada siang hari di jalan raya bagi pengendara sepeda motor serta apa saja hambatan dalam pelaksanaannya khususnya di kota Bandar Lampung. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji dalam suatu penelitian yang dituangkan dalam karya tulis yang berjudul: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG .

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang enjadi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung.

(22)

6

1.3 Tujuan dan kegunaan pnelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung

b. Untuk mengetahui serta menganalisis penghambat dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan tentang penyalaan lampu utama sepeda motor pada siang hari di Kota Bandar Lampung.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua kegunaannya, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis:

a. Kegunaan teoritis

Secara teoritis penelitian ini sebagai sumber informasi para pembaca yang memerlukan data mengenai pengembangan teori dan konsep ilmu pengetahuan di bidang hukum administrasi Negara khususnya Hukum lalau lintas dan angkutan jalan.

b. Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah:

(23)

7

1.4 Ruang lingkup

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penegakan Hukum

2.1.1 Pengertian Penegakan Hukum

Hukum adalah sarana yang di dalamnya terkandung nilai-nilai atau konsep-konsep tentang keadilan, kebenaran, kemenfaatan sosial, dan sebagainya. Kandungan ini bersifat abstrak. Menurut Satjipto Raharjo, penegakan hukum pada hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak itu. Penegakan Hukum adalah usaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa Penegakan Hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah/pandangan-pandangan nilai yang mantab dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan (sebagai

“social engineering”), memelihara dan mempertahankan (sebagai “social control”)

(25)

9

Dalam melaksanakan hukum, akan ada banyak tantangan dan hambatan yang akan terus berkembang dengan cirri dan bentuk yang berbeda-beda sesuai perkembangan jaman. Hal inilah yang kemudian menuntut hukum dan aparat penegak hukum sebagai pelaksananya untuk dapat menegakan Hukum dengan berusaha mengatasi dan mencari pemecahan masalah yag timbul dari pelaksanaan Hukum tersebut dalam rangka menjaga hukum tetap dapat diterapkan. Oleh karena itu, Soerjono Soekanto mengatakan penegakan Hukum bukan semata-mata berarti peleksanaan perundang-undangan, walaupun dalam kenyataan di Indonesia kecendrungannya adalah demikian, sehingga pengertian law enforcement begitu popular. Penegakan Hukum di Indonesia harus berarti penegakan Hukum yang mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan Hukum menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut:

a) Faktor hukumnya sendiri;

b) Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan Hukum;

c) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan Hukum;

d) Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan;

(26)

10

Faktor-faktor tersebut mempunyai arti netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut (H.Riduan Syahrani, S.H. 1999:203)

2.2 Penegakan Hukum dalam Hukum Administrasi Negara 2.2.1 Pengertian Penegakan Hukum dalam Administrasi Negara

Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan, sarana penegakan Hukum administrasi Negara berisi {1} pengawasan bahwa organ pemerintahan dapat melaksanakan ketaatan pada atau berdasarkan Undang-Undang yang ditetapkan secara tertulis dan pengawasan terhadap keputusan yang meletakkan kewajiban kepeda individu, dan {2} penerapan kewenangan sanksi pemerintahan. Apa dikemukakan Nicolai, hampir senada dengan ten Berge, seperti Penegakan Hukum Administrasi Negara meliputi pengawasan dan penegakan sanksi. Pengawasan merupakan langkah preventif untuk memaksakan kepatuhan, sedangkan penerapan sanksi merupakan langkah represif untuk memaksakan kepatuhan.

(27)

11

perlindungan bagi rakyat, yang terdiri dari upaya administratif dan peradilan administrasi.

Dalam Hukum Administrasi Negara, penggunaan sanksi administrasi merupakan penerapan kewenangan pemerintah, dimana kewenangan ini berasal dari aturan Hukum Administrasi Negara tertulis dan tidak tertulis. Pada umumnya, memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menetapkan norma-norma Hukum Administrasi Negara tertentu, diiringgi pula dengan memberikan kewenangan untuk menegakkan norma-norma itu melalui penerapan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma Hukum Administrasi Negara tersebut. (Ridwan, HR. 2011:296)

2.2.2 Macam-macam sanksi dalam Hukum Administrasi Negara

Seiring dengan luasnya ruang lingkup dan keragaman bidang urusan pemerintahan yang masing-masing bidang itu diatur dengan peraturan tersendiri, macam dan jenis sanksi dalam rangka penegakanperaturan itu menjadi beragam. Pada umumnya macam-macam dan jenis sanksi itu dicantumkan dan ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan bidang administrasi trtentu. Secara umum dikenal beberapa macam sanksi dalam hukum administrasi yaitu:

a) Paksaan pemerintah(bestuursdwang)

b) Penariakan kembali keputusan yang menguntungkan (ijin, subsidi, pembayaran, dan sbagainya)

c) Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom) d) Pengenaan denda administratif (administratieve boete)

(28)

12

2.3 Jenis-jenis Pelanggaran Lalu Lintas

Adapun yang dimaksud pengertian pelanggaran lalu lintas setiap pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas maupun dalam cara pengemudi memakai jalan. Pelangggaran lalu lintas dibedakan beberapa tingkatan, yaitu :

2.3.1 Pelanggaran Berat

Bentuk pelanggaran ini berkaitan dengan lalu lintas dimungkinkan karena pengemudi terlalu cepat menjalankan kendaraannya, dengan melampaui batas kecepatan yang telah ditentukan. Adapun untuk menghindari pelanggaran lalu lintas telah ditentukan batas kecepatan yang di bolehkan bagi kendaraan adalah sebagai berikut: Pertama untuk di dalam kota, maksimum 55 Km/jam dan mobil gerobak atau truk kecepatan maksimum 50 Km/jam. Kedua untuk diluar kota, kecepatan yang diperbolehkan untuk jenis kendaraan mobil dan gerobak kecepatan maksimum 70 Km/jam, dan kendaraan dengan gandeng kecepatan maksimum 50 Km/jam. Ketiga untuk dalam kota ramai, dapat ditetapkan untuk ketiga kendaraan tersebut kecepatan maksimum 40 Km/jam.

Jenis pelanggaran berat menurut Pasal 360 Ayat (1) Kitab Undang-undang

Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi: “Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun”.

(29)

13

Pasal 28Ayat (1) Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tahun 2009 yang berbunyi: Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan dan/atau gangguan fungsi jalan.Berdasarkan bunyi Pasal tersebut dapat ditarik pengertian, bahwa pengemudi dilarang mengemudikan kendaraan terlalu cepat juga berjalan dengan berliku pada jalan yang bukan tikungan ataupun dengan cara yang bisa membahayakan keamanan lalu lintas atau merusak jalan. Sebagai contoh, pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas, telah di tetapkandalam Pasal 231 ayat (1) Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tahun 2009 yang berbunyi Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas wajib :

1. Menghentikan kendaraan yang dikemudikannya; 2. Memberikan pertolongan kepada korban;

3. Melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat; dan

4. Memberikan keterangan yang terkait dengan kejadian kecelakaan.

2.3.2 Pelanggaran Biasa

Yang dimaksud dengan pelaggaran biasa adalah tindakan para pemakai jalan yang melanggar peraturan-peraturan atau rambu-rambu lalu lintas, seperti berhenti di tikungan atau mendahului masuk jembatan dan lain-lain.

2.3.3 Pelanggaran Ringan

(30)

14

melanggar tanda larangan sehingga menimbulkan kemacetan. Adapun yang dimaksud dengan marka adalah tanda-tanda lalu lintas yang digambar dengan cat atau lain-lain alat untuk permukaan jalur jalan.Maksud dari adanya marka untuk memberi petunjuk kepada para pengemudi tentang pengaturan atas kendaraan-kendaraan. Ketentuan-ketentuan di atas seperti tercantum pada pengaturan tentang kendaraan, sebagai berikut :

a. Dilarang berjalan disebelah kanan jalur lalu lintas, yang bukan jalan orang, kecuali jika hal ini perlu berhubungan dengan kendaraan jalan ataupun untuk melewati pemakai jalan yang lain atau barang.

b. Dilarang berhenti dijalur lalu lintas yang bukan jalan orang, atau membiarkan kendaraan atau hewan berhenti ditempat tersebut, jika memungkinkan berhenti diluar jalur lalu lintas ini.

c. Dengan tidak mempunyai alasan yang penting menyuruh atau membiarkan kendaraan atau hewan berhenti diluar lalu lintas, dibelokan, dipersimpangan jalan atau dijembatan.

2.3.4 Pelanggaran Khusus

(31)

15

tindakan tersebut berupa menggunakan jalan tidak pada tempatnya yang dapat mengakibatkan terggangunya peran jalan, misalnya dengan adanya pedagang kaki lima, pasar liar, tanggul pemisah, penggunaan parkir yang sedemikian mengakibatkan kemacetan dan kecelakaan karena melanggar larangan tersebut

2.4 Lalu lintas

2.4.1 Pengertian dan istilah dalam bidang lalu lintas

Pengertian lalu lintas menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tantang Lalu Lintas dan Angkutan Jala menyatakan bahwa Lalu Lintas adalah satu kesatuan system yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu lintas, dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, Serta pengelolanya. Pengertian Kendaraan dijelaskan dalam pasal 1 ayat (7) yaitu suatu sarana angkut dijalan yang terdiri atas kendaraan Bermotor dan Kendaraan tidak Bermotor. Sedangkan pengertian kendaraan Bermotor menurut pasal 1 ayat (8) adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel.

(32)

16

mengendarai kendaraan bermotor beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah, baik dengan atau tanpa kereta samping.

2.4.2 Pengaturan Hukum Lalu Lintas

Dasar Hukum pengaturan Lalu Lintas di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan sebagi Peraturan pelaksana dari peraturan tersebut diantaranya adalah Perturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tetang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan pengemudi.

Dalam melaksanakan perintah Undang-Umdang dibidang lalu lintas dibuatlah ketentuan-ketentuan yang lebih teknis dalam rangka menciptakan kenyamanan dalam berlalu lintas dijalan raya.

a. Tata Tertib Berlalu Lintas

Pemakain jalan yang wajib didahlukan (prioritas) Pasal 65 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 yaitu:

1) kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas; 2) ambulance mengangkut orang sakit;

3) kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;

4) kendaraan Kepala Negara atau Pemerintah Asing yang menjadi tamu Negara 5) iring-iringan pengantar jenajah;

(33)

17

7) kendaraan yang penggunananya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.

b. Peraturan yang wajib ditaati pengendara kendaraan

Pengemudi kendaraan bermotor pada waktu mengemudikan kendaraan bermotor dijalan, wajib:

1) mampu mengemudikan kendaraan dengan wajar; 2) mengutamakan keselamatan pejalan kaki;

3) menunjukan STNK, SIM, tanda bukti lulus uji atau tanda bukti lain yang sah dalam hal ini dilakukan pmeriksaan;

4) mematuhi ketentuan tentang kelas jalan, rambu-rambu dan marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas,waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi, gerak lalu lints berhenti dan parkir, persyaratan tekhnis dan laik jalan kendaraan bermotor, peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan maksimum dan kecepatan maksimum, tata cara mengangkut penumpang, tata cara pengandengan dan penempelan dengan kendaraan lain;

5) memakai sabuk keselamatan bagi pengemudi kendaraan roda 4 (empat) atau lebih dan mempergunakan helm bagi pengemudi kendaraan bermotor roda 2 (dua) atau kendaraan roda empat / lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah

(34)

18

c. Problem Lalu Lintas

Masalah atau problem yang dihadapi dalam bidang lalu lintas di antaranya disebabkan oleh:

1) pemakai jalan; 2) pengemudi 3) jalan 4) sarana 5) petugas

d. Kecelakaan Lalu Lintas (traffic accident) 1) Definisi kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas yang di Definisikan dalam Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan Lalu Lintas sebagaimana pada Pasal 93 ayat (1) adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak di sangka-sangka dan tidak di sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.

2) Macam-macam kecelakaan Lalu Lintas.

a) Kecelakaan tunggal, yaitu kecelakaan lalu lintas yang terjadi hanya pada satu kendaraan saja.

b) Kecelakaan pejalan kaki, yaitu kecelakaan yang terjadi dan atau berakibat pada pejalan kaki.

(35)

19

d) Kecelakaan tanpa gerakan membelok, yaitu kecelakaan yang terjadi pada kendaraan pada saat melakukan gerakan membelok.

3) Penyebab utama terjadinya kecelakaan

Ada beberapa hal yang menjadi penyebakan utama terjadinya kecelakaan diantaranya sebagai berikut:

a) pengemudi tidak disiplin;

b) tidak trampil dalam berkendaraan; c) emosional, ngantuk;

d) kecepatan tinggi

e) tidak memelihara jalur dan jarak aman; f) kendaraan tidak laik jalan;

g) ban pecah; h) jalan licin, rusak; i) pandangan tidak beres;

j) mabok karena mengkonsumsi miras atau narkoba (Sumber: www.lantas.metro.polri.go.id )

2.5 Peranan Kepolisian

(36)

20

2.5.1 Pemahaman tentang arti peranan

Peranan merupakan tindakan atau prilaku yang perlu dilakukan oleh seseorang yang menempati sesuatu posisi di dalam status sosial (Margono Slamet, 1985:110).

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiiki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi (Soerjono Soekanto, 1982:73).

2.5.2 Konsep Peranan Kepolisian

Dalam menganalisa peranan kepolisian dan kaitannya dengan lalu lintas digunakan konsep sebagai berikut:

a. Peranan yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan Normative. Sebagai peranan denagan hubungannya dengan tugas dan kewajibannya Polisi lalu lintas dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum secara penuh (Soerjono Soekanto 1987:220).

(37)

21

c. Interaksi kedua macam peranan yang telah diuraikan diatas akan membentuk peranan faktual yang dimiliki polisi lalu lintas sebagai aktualisasi dari peranan normatif dan peranan yang diharapkan timbul karena kedudukan polisi sebagai unsure pelaksanaan yang memiliki deskresi yang didasarkan pertimbanagan situasional dalam mencapai tujuan organisasi.

2.5.3 Tugas dan peranan Polisi di Bidang Lalu Lintas

Secara garis besar, tugas polisi dalam bidang lalu lintas dibagi dalam tiga bagian yaitu:

a. pengawasan terhadap keamanan dan ketertiban tentang memakai jalan untuk menghindari jalan. Dalam tugas ini pencegahan terhadap kecelakaan yang terjadi dengan cara mengatur pemakaian jalan ataupun dengan cara mempengaruhi pengemudi-pengemudi dan pemakai jalan lainnya supaya berhati-hati;

b. pegawasan terhadap pengangkutan orang dan barang yang berhubunagan dengan lalu lintas perekonomian;

c. penjagaan jalan-jalan dan jembatan-jembatan terhadap kerusakan yang luar biasa karena dilewati oleh kendaraan yang terlalu berat.Selain itu polisi lalu lintas juga memiliki peranan diantaranya:

1) sebagai aparat penegak hukum terutama perundang-undangan lalu lintas dan peraturan pelaksanaannya;

2) sebagai aparat penyidik kecelakaan lalu lintas;

3) sebagai yang mempunyai kewenagan kepolisian umum; 4) aparat pendidikan lalu lintas terhadap masyarakat;

(38)

22

6) pengumpulan dan pengolah dan tentaang lalu lintas;

(39)

III. METODE PENELITIAN

Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode maka akan menemukan jalan yang baik untuk memecahkan suatu masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah tersebut dan langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang akan diterapkan, dalam hal ini mencakup teknik mencari, mengumpulkan dan menelaah, serta mengolah data tersebut.

3.1 Pendekatan masalah

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini di lakukan dengan dua cara yaitu pendekatan masalah normatif dan empiris.

1. Pendekatan normatif yaitu pendekatan mengkaji hukum yang di konsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku dalam masyarakat, dan menjadi acuan prilaku setiap orang. Norma hukum yang berlaku itu berupa norma hukum positif tertulis bentukan lembaga Perundang-undangan, kondifikasi, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan seterusnya dan norma hukum tertulis buatan pihak-pihak yang berkepentingan (kontrak, dokumen hukum, laporan hukum, catatan hukum, dan Rancangan Undang-Undang).

(40)

24

Pendekatan Empiris tidak bertolak belakang dari hukum positif tertulis (Perundang-Undangan) sebagai data sekunder, tetapi dari prilaku nyata sbagai data primer yang diperoleh dari lokasi penelitian lapangan (field research) . (Abdulkadir Muhammad, 2004:54)

3.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh dari studi lapangan, yaitu hasil wawancara dengan responden, sedangkan data sekunder terdri dari:

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat mengikat berupa peraturan Perundang-Undangan. Dalam peneliti ini terdiri dari:

1) UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan jalan. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan. 4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentnag Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan.

5) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi

(41)

25

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang lebih dikenal dengan nama acuan bidang hukum, misalnya kamus hukum, indeks majalah hukum, jurnal penelitian hukum dan bahan-bahan diluar bidang hukum, seperti majalah surat kabar, serta bahan-bahan hasil pencarian dan melalui internet yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data a. Studi pustaka

Dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mencatat, memahami dan mengutip data-data yang diperoleh dari beberapa literatur berupa buku-buku, peraturan hukum, yang berkaitan dengan pokok bahasan;

b. Studi lapangan

Dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui pembicaraan secara langsung atau lisan untuk mendapatkan jawaban, tanggapan serta informasi yang diperlukan yaitu kepada:

a) Kasatlantas Polresta Bandar Lampung;

b) Beberapa pemilik kendaraan sepeda motor yang dipilih secara acak di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung .

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data

a) Editing yaitu data yang diperoleh diolah dengan cara pemilahan data dengan cermat dan selektif sehingga data yang relevan dengan pokok masalah.

(42)

26

c) Klasifikasi data, yaitu menempatkan data menurut kelompok-kelompok yang ditentukan sehingga diperoleh data yang obyektif dan sistematis sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

d) Sistematika data, yaitu pnyusunan data berdasarkan urutan data yang telah ditentukan dan sesuai dengan pokok bahasan secara sistematis.

e) Penyusunan data yaitu menyusun data secara sistematis menurut data urutan pokok bahasan yang telah ditentukan dengan maksud untuk memudahkan dalam menganalisis data.

3.4 Analisis data

(43)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.I KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang merupakan undang-undang yang mengatur perlalu-lintasan. Sangat disayangkan bahwa ternyata penegakan Undang-Undang lalu lintas dimaksud, khusus mengenai penerapan sanksi pidananya (berupa denda) itu tidak membuat jera atau takut kepada para pelanggar yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari.

(44)

48

gabungan sering terjadi penyimpangan terhadap pelaksanaan sanksi administratif dan ini bukan rahasia bagi para pengendara sepeda motor sebagai denda damai ditempat.

5.2 SARAN

1. Sebaiknya pihak kepolisian lalu lintas sebagai aparat penegak hukum memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat pengendara kendaraan sepeda motor di Kota Bandar Lampung dapat memahami dan mematuhi peraturan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2. Sebaiknya para pengendara sepeda motor lebih mematuhi peraturan perundang-undangan tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang memuat kewajiban menyalakan lampu utama pada siang hari agar terciptanya suasana lalu lintas yang tertib, aman, dan teratur.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU/ LITERATURE

Djajoesman HS, 1976.Grafik lalu lintas dan angkutan jalan,Balai Pustaka, Jakarta HR. Ridwan. 2011.Hukum Administrasi Negara. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Iskandar Abubakar. 1993. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan raya yang tertib.

Direktorat Perhubungan Darat, Jakarta

Muhammad, Abdulkadir.2004. Hukum dan Penelitian Hukum . Citra Aditya Bakti, Bandung

Poerwadarminta, W. J. S..1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Slamet, Margono, R.. 1985.Mahasiswa Dalam Pembangunan. Universitas Lampung, Lampung.

Soekanto, Soerjono. 1982. Suatu Tinjauan Terhadap Masalah-Masalah Sosial. Alumni, Bandung.

________________. 1990.Polisi dan Lalu Lintas.Mandar Maju, Bandung.

________________. 1993. Inventarisasi dan Analisis Terhadap Perundang-undangan Lalu lintas.Rajawali, Jakarta.

Syahrani, Ridwan. 1999.Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Citra Aditya, Bandung.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI

(46)

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan mengenai langkah-langkah untuk menentukan rumus suku ke-n dari sisipan barisan dan

Tahapan yang dapat dilakukan dalam kegiatan penyimpanan arsip digital, yaitu menyiapkan surat/naskah dinas yang akan dialihmedia, melakukan scanning terhadap naskah/surat,

Berdasarkan beberapa de- finisi di atas, maka pada dasarnya konsep arsip tidak dapat di- pisahkan dengan informasi, karena arsip merupakan infor- masi yang dibuat,

Sistem pengelolaan arsip dokumen pada Kantor Cabang Utama PT Angkasa Pura II belum berjalan dengan maksimal semuanya karena beberapa dokumen seperti Dokumen

Berhasil atau tidak berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi dan diselesaikan pada gilirannya akan menjadi faktor penentu apakah Program Praktik Pengalaman Lapangan

many restrictions to this type of filter because existing Junos match conditions were deemed too demanding for a TCAM-based engine; combined with their support on a limited and now

Gambar halaman 8-9 merupakan gambar teknik 3d drawing yang akan terlihat efeknya apabila dilihat menggunakan kamera, ilustrasi pada gambar tersebut menggambarkan

[r]