• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja di Konsorsium BP3 (PT. Berkat Karunia Phala - PT. Petronesia Bennimel - PT. Petroflexx Prima Daya - PT. Prime Petro Services) Kota Duri Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja di Konsorsium BP3 (PT. Berkat Karunia Phala - PT. Petronesia Bennimel - PT. Petroflexx Prima Daya - PT. Prime Petro Services) Kota Duri Tahun 2015"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

FORM PEDOMAN WAWANCARA

GAMBARAN KECELAKAAN KERJA DAN UPAYA KESELAMATAN KERJA DI KONSORSIUM BP3 (PT. BERKAT KARUNIA PHALA - PT.

PETRONESIA BENNIMEL - PT. PETROFLEXX PRIMA DAYA - PT. PRIME PETRO SERVICES) TAHUN 2015

IDENTITAS INFORMAN :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir :

Agama :

Tanggal Wawancara : Daftar Pertanyaan

1. Menurut anda apa pengertian dari Kecelakaan Kerja. a) Apa saja penyebab terjadinya kecelakaan keja.

b) Bagaimana pula jenis kecelakaan yang termasuk dalam kecelakaan kerja. c) Dimana sajakah letak kelainan/ cedera tersebut.

d) Bagaimanakah sifat kelainan/ cedera tersebut.

2. Kegiatan Upaya Keselamatan Kerja apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah atau meminimalisir kejadian kecelakaan kerja, Sebutkan..!

(2)

4. Jika terjadi suatu Insident atau Kejadian Kecelakaan Kerja apa saja kegiatan Upaya Keselamatan Kerja yang dilakukan oleh perusahaan, Sebutkan..! 5. Kendala apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan upaya keselamatan kerja

tersebut.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga., Hastuti Tr., 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Ahadi, 2012. Kecelakaan Proyek Dan Pencegahannya. http://www.ilmusipil.com/kecelakaan-proyek-dan-cara-pencegahanya. Akses : Oktober 4, 2015

Anizar, 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Graha Ilmu, Yogyakarta

Admin, 2012. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Karyawan . http://info-kesehatan.net/program-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-bagi-karyawan/. Akses : Oktober 10 2015

Anton, Thomas J,. 2000. Occupational Safety & Health Management. In Publication Data. Library Of Congress Cataloging. United States Amerika, pp.6

Arizal, S. F, 2009. Job Safety Analysis Sebagai Langkah Awal dalam Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja di Area Attachment Fabrication PT. Sanggar Sarana Baja Jakarta Timur. Skripsi. FKM-UI. http://eprints.uns.ac.id/7686/1/106822810200908021.pdf. Akses : Januari 10, 2016

Endroyo, Gunawan,.2006. Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan

Kecelakaan Kerja Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil, Volume III, No. 1. Januari 2006: 8 - 15, hal 12

Gunawan, Imam,. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. PT Bumi Aksara, Jakarta

Healthy Articles, 2012. Sekilas Mengenal Kecelakaan Kerja. http://www.smallcrab.com/kesehatan/667-sekilas-mengenal-kecelakaan-kerja. Akses : Januari 11, 2016

Iman, A,R,. 2013. Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). https://www.academia.edu/6148612/Pentingnya_Keselamatan_Dan_Keseh atan_Kerja. Akses : Januari 10, 2016

Kompas. BPJS: Jumlah kecelakaan Kerja turun. 2015. situs : http://Kompas.com/sabtu/11/7/2015/, Akses : September 11, 2015

(4)

Mustika., 2014. Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Perusahaan Peserta Jamsostek di Kota Medan Tahun 2010-2013. Skripsi, Universitas Sumatera utara, Medan

Pangkey, Febyana., Walangitan D.O.R., Malingkas Grace Y., 2012, Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado), Jurnal Ilmiah Media Enginerring, Vol. 2, ISSN 2087-9334 (100-113), hal 102

Paulus, Londo, 2015. Problematika Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K-3) Di Indonesia. http://www.kompasiana.com/pauluslondo/problematika-kesehatandan-keselamatan-kerja-k-3

diindonesia_551b0d1ca33311ee21b65bf3 , diakses tanggal 3/12/2015 Prastyo, E., 2012 Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Turun, Angka Kematian

Memprihatinkan. http://kelanakota. Suara surabaya.net/. Diakses tanggal 11 Januari 2016.

Profil PT. Bhakti Karunia Phala. Http://bkpgrp.com/index.htm ( profil PT.Bhakti Karunia Phala ). Akses : September 21, 2015

Ramli S., 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Dian Rakyat. Jakarta

Ratnawati, P., 2010. Implementasi Fta&Ansi Z16.1 Untuk Penyusunan SOP Keselamatan Kerja di Galangan Kapal PT Perikanan Nusantara Cabang Surabaya. Skripsi. Fakultas Teknik Perkapalan/ITS Surabaya.

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8612-4205100069-Paper.pdf. Akses : 9 Januari 2016

Ridley. John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi K3. Erlangga, Jakarta

Satriawan, Leonardus Ariyanto, 2009. Kajian Tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja. Skripsi. Fakultas Teknik UAJY. http://e-journal.uajy.ac.id/3052/1/0TS11587.pdf. Akses : 11 Januari 2016

Sastrohadiwiryo, Siswanto. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasioanal. PT Bumi Aksara, Jakarta

Silalahi, Bennet N.B dan Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen Kesehatan Kerja. Pustaka Binama Presindo, Jakarta

(5)

Situmorang, Alfero H, 2012. Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Pekerja Konstruksi (Study Literatur). Skripsi. Fakultas Teknik UNIMED. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf. Akses : Oktober 10, 2015

Soekidjo, Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

Sugiyono,. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D . CV Alfabeta, Bandung.

Suma'mur P.K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung Agung, Jakarta

Suma'mur P.K., 1997, Higine Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) , Gunung Agung, Jakarta

Suma'mur P.K., 2009. Higine Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). CV Sagung Seto, Jakarta

Tarwaka, 2012. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan Di Tempat Kerja. Harapan Press, Surakarta

Watanaia Robert, 2015. Deksripsi Pekerjaan Health And Safety Environment. https://www.academia.edu/5185720/Deskripsi_Pekerjaan_Health_and_Saf ety_Enviromental_HSE_Officer. Akses : Januari 11, 2016

Wiradahadikusumah, Reini.D., Tantangan Masalah Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia.

http://www.researchgate.net/publication/268301568_Tantangan_Masalah_ Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_pada_Proyek_Konstruksi_di_Indones ia.Diakses tanggal 3/12/2015

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggali gambaran kecelakaan kerja dan upaya keselamatan kerja di Konsorsium BP3 Kota Duri tahun 2015 berdasarkan data sekunder yaitu laporan kecelakaan kerja .

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Konsorsium BP3 dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Belum pernah dilakukan penelitian tentang kecelakaan kerja dan upaya keselamatan kerja di perusahaan tersebut.

2. Pihak pimpinan Konsorsium BP3 telah memberi izin untuk dilakukan penelitian.

3.2.2 Waktu Penelitian

(7)

3.3 Informan Penelitian

Moleong (2000), Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian Informan. Informan dalam penelitian ini adalah karyawan dibagian Health Environment and Safety (HES) di Konsorsium BP3 di Kota Duri tahun 2015 yaitu sebanyak 6 informan, yang mana informan tersebut yaitu terdiri dari :

1. Area Superintendent 2. HES Auditor & Admin 3. HES Coordinator 4. HES Supervisor 5. HES Office

Pemilihan informan diatas dengan alasan bahwa informan tersebut sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti yang mana mempunyai lebih banyak pengalaman tentang Upaya Keselamatan Kerja dan bertanggung jawab terhadap Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L) di Perusahaan tersebut.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(8)

tanya jawab menyangkut tentang masalah yang diteliti. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam wawancara ini adalah pertanyaan terbuka.

b) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen dalam penelitian ini adalah rekaman dan tulisan atau pernyataan informan dari hasil wawancara dengan tujuan membuktikan adanya peristiwa. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen

c) Triangulasi Data

Penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi untuk memeriksa keabsahan data. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber yaitu dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari informan yang berbeda untuk melakukan cross check terhadap kondisi yang sebenarnya , dan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Dalam Penelitian ini yang akan melakukan cross check yaitu :

1. HES Superintendent 2. Projek Manager

(9)

3.5 Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat perekam HP (handphone)

3.6 Defenisi Istilah

Berdasarkan kerangka pikir penelitian tentang gambaran kecelakaan kerja dan upaya keselamatan kerja di Konsorsium BP3 Kota Duri Tahun 2015 maka defenisi istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan atau tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda

2. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di perusahaaan.

3. Penyebab Kecelakaan Kerja adalah hal atau sebab yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. , yaitu unsafe action (faktor manusia atau tindakan tidak aman) dan unsafe condition (faktor lingkungan atau kondisi tidak aman).

4. Jenis Kecelakaan Kerja adalah berbagai macam hal yang terjadi yang merugikan tenaga kerja akibat dari penyebab kecelakaan kerja seperti terjatuh atau tertimpa.

(10)

6. Letak Luka/Kelainan adalah area/tempat dimana terdapat luka/ kelainan misalkan di kepala atau lengan.

7. Upaya Keselamatan Kerja adalah yaitu upaya atau hal-hal yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk keselamatan kerja.

3.7 Teknik Analisa Data

Miles & Huberman dalam Gunawan (2013) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

a) Reduksi Data

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya.

b) Paparan Data

Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c) Penarikan Kesimpulan

(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Konsorsium BP3 adalah leader dari gabungan beberapa perusahaan nasional yaitu PT. Berkat Karunia Phala , PT. Petronesia Bennimel , PT. Petroflexx Prima Daya, PT. Prime Petro Services yang mana pada tanggal 18 Agustus 2014 telah memenangkan pelelangan kesepakatan bekerja sama dalam pengadaan jasa pembangunan atau penyelesaian proyek dibidang konstruksi dengan PT. Chevron Pasific Indonesia Contract No. C964999. Namun Konsorsium BP3 aktif di bulan Januari tahun 2015 hal ini dikarenakan perusahaan harus menyiapkan segala hal urusan interna maupun eksterna. Perusahaan ini bergerak dibidang Enginnering, Fabrikasi, Contraktor dan Pengadaan Material. Perusahaan ini memiliki banyak pengalaman dalam konstruksi dan layanan pemeliharaan yang telah terlibat dalam Teknik , Piping , Sipil , Listrik dan Instrumentasi . Konsorsium BP3 dipimpin oleh Project Manager yang mana mempunyai 890 orang pekerja yang dibagi secara garis besar dalam 6 departement yaitu :

(12)

6. HES Superintendent.

4.1.1 Visi dan Misi Konsorsium BP3

Konsorsium BP3 mempunyai visi dan misi yang sama dengan PT. Berkat Karunia Phala. Perusahaan ini telah membangun kualitas perusahaan dan keberhasilan perusahaan dapat langsung diukur dengan daftar perusahaan yang berkembang pelanggan yang puas . dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berbakat , berdedikasi dan setia, perusahaan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi , diikuti oleh implementasi dari sistem manajemen yang mengacu meningkatkan daya saing perusahaan dengan tujuan akhir yang ingin dicapai adalah kepuasan pelanggan .

A. VISI :

"Menjadi perusahaan konstruksi yang unggul dalam layanan dan kualitas" B. MISI :

 Mengembangan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas

 Mengedepankan kepuasan pelanggan melalui keunggulan inovasi,

sistem manajemen dan sumber daya manusia

 Waspada dan cepat untuk merespon kebutuhan pasar

 Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

Mengupayakan tingkat pengembalian yang optimal dan

berkesinambungan bagi pemegang saham

Dengan dukungan sumbar daya manusia yang berbakat, berdedikasi dan

(13)

teknologi yang diikuti oleh penerapan sistem manajemen yang mengacu pada peningkatan daya saing perusahaan dengan sasaran akhir yang akan dicapai ádalah kepuasan pelanggan.

komitmen perusahaan kepada pelanggan meliputi kualitas , komunikasi penjadwalan , kehandalan , keamanan dan konsistensi .

4.1.2 Struktur Organisasi Konsorsium BP3

(14)
(15)
(16)
(17)

4.2 Karakteristik Informan

Adapun gambaran karakteristik pekerja dibagian Health Enviroment and Safety (HES) di Konsorsium BP3 yang menjadi informan pada penelitian ini

berdasarkan jabatan atau tugas yang dikerjakan, yaitu :

Tabel 4.1 Distribusi informan jabatan atau tugas yang dikerjakan di Konsorsium BP3

Jabatan/Tugas Jumlah (n)

Area Superintendent

HES Auditor & Admin

HES Coordinator

Tabel 4.2 Distribusi informan berdasarkan lama bekerja pada Konsorsium BP3 di Kota Duri

Lama Bekerja Jumlah (n)

(18)

Kota Duri selama lebih dari 3,5 tahun dan sebanyak 1 orang bekerja selama kurang dari 3,5 tahun di Konsorsium BP3 di Kota Duri.

4.3 Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja

Berdasarkan data kecelakaan kerja yang diperoleh peneliti dari data sekunder di Konsorsium BP3 Kota Duri, hal ini dituangkan dalam matriks berikut.

Tabel Matriks 4.1 Matriks gambaran kecelakaan kerja yang diperoleh peneliti dari data sekunder di Konsorsium BP3

Nomor Klasifikasi Kecelakaan Kerja

1. a) waktu kecelakaan kerja b) Penyebab kecelakaan kerja

Salah pengertian dalam menjalankan perintah dan menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai.

Injury/illness. tertimpa pipa Patah tulang

Kaki 2. a) Waktu kecelakaan kerja

b) Penyebab kecelakaan kerja organisme mahkluk hidup seperti binatang/hewan babi yang mengganggu perjalanan karyawan di wilayah kerja, menyebabkan hilangnya kendali karyawan dalam menjalankan kendaraan (Motor Vehicle Crash). Hal ini mengakibatkan terjadi kecelakaan kerja yang mana pengemudi (IP) mengalami luka ringan pada tangan bagian kanan.

Kecelakaan waktu mengemudi Luka ringan

(19)

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang kecelakaan kerja di konsorsium maka didapatkan angka kecelakaan kerja di Konsorsium BP3 periode Januari - September 2015 ada sebanyak 2 kasus. Penyebab kecelakaan adalah human error yaitu kesalahan pekerja dalam menjalankan perintah dari atasan dan kondisi tidak aman yang mengakibatkan kehilangan kendali pekerja dalam mengemudi, jenis kecelakaannya adalah injury tertimpa pipa dan kecelakaan kendaraan bermotor (Motor Vehicle Crash) yang mana mengakibatkan patah kaki pada pekerja dan luka ringan pada tangan bagian kanan pekerja kendaraan bermotor

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan mengenai kecelakaan kerja dan upaya keselamatan kerja di Konsorsium BP3, hal ini dituangkan dalam matriks berikut.

Tabel Matriks 4.2 Matriks gambaran kecelakaan kerja dan upaya keselamatan kerja di Konsorsium BP3

Informan 1 Area Superintendent

Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang tidak bisa kita prediksi.

Penyebab terjadinya perilaku manusia atau peralatannya. Artinya 99 % adalah manusianya hanya 1 % lah faktor yang lain.

Jenis kecelakaan kerja, tabrakan pun dia kecelakaan kerja, patah kaki nya pun kecelakaan kerja, patah jari - jarinya pun kecelakaan kerja, banyak jenisnya.

Letaknya ya mulai dari ujung kaki sampai kepala. Tergantung, itu yang saya bilang tadi namanya kecelakaan kan gak bisa kita prediksi ntah robek ntah patah ntah meninggal, yang jelas yang namannya celaka ya pasti cedera.

Upayanya sudah sangat banyak itu, ada prosedur HES. ada SOP, untuk mengendarai ada prosedurnya, ya ada SOP lah di setiap area kerja.

(20)

Menganalisa terjadinya kecelakaan kerja itu, apa penyebab terjadinya, manusia nya kah atau peralatannya. Contohnya, berkendaraan dia sampai menyenggol orang atau mobil lain, kalau kita tanya kenapa dia jawab dia yang nyenggol saya, kenapa bisa anda disenggol ? karena terlalu ke kanan. Berarti kan manusianya bukan mobilnya yang salah, orangnya yang mengendarai itu, orang yang punya pikiran yang mengendalikan, sudah tahu mobilnya tanjakan itu nggak bisa masuk kenapa di pakai berartikan manusianya, sekarang ini nggak boleh menyalahkan alat, yang membuat alat itu bergerak adalah manusia, berarti asalnya manusianya.

Kalau kendalanya enggak ada itu, persoalannya hanya behavior nya manusia ini. jelek maka akan dipertimbangkan. Salah satu nilai keuntungnya menjadi itu nilai jual perusahaan untuk mendapatkan tender, salah satu itu, bukan hanya keahlian dari pada perusahaan yang dipertimbangkan sekarang tapi keselamatan kerja nya, komitmennya. Kalau CPI kan itu no satu , di Chevron, di Mobile Oil , itu jadi pertama yang harus dipenuhi, itu yang menjadi pertanyaan pertama. Salah satu keuntungannya ya itu meningkatkan nilai jual perusahaan bukan hanya keahliannya, kalau keahlian perusahaan itu bisa dikumpulkan dari lapangan mau dari eropa, dari cina, dari malaysia bisa kita kumpulkan orang nya, bisa dibeli orang tapi kalau nilai keselamatan itu tidak bisa dibeli.

Informan 2 HES Auditor &

Admin

Kecelakaan kerja itu adalah Insident dan Accident yang terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

Penyebab kecelakaan kerja dominan disebabkan oleh faktor perilaku pekerja itu sendiri.

Jenis kecelakaan kerja itu ada yang minor ada yang mayor, ada yang vatality. Minor itu kecelakaan yang selesai dengan pross in aja, kalau yang Mayor itu harus ke rumah sakit tapi satu hari itu selesai dan kalau yang vatality itu bisa meninggal dan cacat itu termasuk juga.

(21)

ada juga, ada juga accident nya minor, sedikit tetapi orangnya terluka, tergores atau apa tetapi accident yang ada di kita ini belom ada yang ke vatality tapi masih disebut dengan nearmiss sama MVC.

Sifat kelainan/ cedera nya enggak ya.. First Aid aja kalau yang kemarin yang accident mobil itu first aid bawa ke rumah sakit udah enggak perlu suntik, gak perlu ini selesai, besoknya sudah bekerja.

Tergantung pekerjaanya kalau pekerjaanya itu dilapangan berarti yang harus di revisi itu SOP nya, harus ada pembahasan , JSA nya yang jelas, kalau dia kendaraan bermotor itu bukan SOP lagi. Meminimizenya kan kalau rasanya itu tidak perlu enggak perlu kita Travelling. Jadi meminimize nya itu , melihat di bagian Hazard terbesar mana yang akan timbul nah itu yang dihindari.

(22)

bisa/gak ada ampunnya, tapi kalau dia menimbulkan bahaya buat orang lain itu bisa kita berhentikan, kalau hanya pelanggaran - pelanggaran minor masih bisalah, mungkin masih ada warningnya secara lisan kan, kalau sudah mulai dianggap sudah beresiko baru mulai dibuatkan warningnya secara tertulis. Kalau dari lingkungan selama dia tidak berhubungan langsung dengan lingkungan ya enggak masalah tapi kalau dia yang menciptakan nearmiss buat lingkungan nah dia yang bermasalah dan konsekuensinya ada juga.

Kemudian Itu biasanya ada review lagi pekerjaannya, review SOP nya, review JSA nya, terus ada Refress kembali bukan hanya yang terkena accident tetapi kepada seluruh orang yang ada, kemudian ada beberapa Training yang harus diberikan, beberapa Sharing yang harus disampaikan, kemudian memastikan bahwa semua yang disampaikan sudah dilakukan, kemudian adanya Evaluasi. Terakhirnya evaluasi setelah kita sampaikan untuk memastikan itu berjalan dengan baik itulah yang dinamakan evaluasi.

Kendalanya Ini kalau seperti dilapangan, PEMKO itu wajib dilapangan. Jadi kalau dia kita tarik dia ke area kita atau ke office secara otomatis pekerjaan terhenti, jadi mau tidak mau memang harus orang yang memberikan pelajaran itu kalau gak pilih hari libur ya udah berarti kita harus ke lapangan, kendalanya ya itu PEMKO nya tadi dia wajib harus dilapangan.

Manfaat upaya keselamatan kerja ini sangat banyak yah seperti :

1. bertambahnya Knowledge ya, knowledge orang - orang disekitar kita bertambah dengan sharing info yang kita berikan secara otomatis ilmu mereka bertambah terus pengetahuan mereka bertambah ya secara otomatis mereka akam merubah Behavior mereka menjadi lebih baik, dia lebih konsen bahwa apapun yang dilakukannnya bisa berakibat fatal buat orang lain, dirinya, dan buat lingkungan, lebih komit.

(23)

Manager nya dan Area Superintendent nya.

Informan 3 HES Coordinator

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau tindakan yang bisa merugikan baik itu manusianya maupun peralatannya. Penyebab kecelakaan kerja itu didominasi oleh Human Erorr, manusianya sendiri karna kita kan sudah ada prosedur. SOP nya dilanggar makanya Insident itu terjadi kemudian faktor berikutnya adanya Confident dia, terlalu percaya diri bahwa saya udah lama bekerja disini dan saya gak bakal Insident, merasa dia lah yang paling hebat, kemudian kecerobohan, kelelahan, kurang tidur atau terlalu capek dia , memaksakan diri untuk bekerja misalnya berkendara dia tau dia ngantuk, kemudian tidak adanya pengawasan atasan kalau pekerja itu sudah ada di posisi bahaya dan seharusnya kan dia ditegur oleh atasan. Lebih sering Human Erorr 99 % kalau lingkungan sedikit lah.

Jenis kecelakaan kerja itu ada banyak. Vatality yang paling tinggi yah, vatality itu kehilangan nyawa terus adalagi DAFW atau Days Away From Work (Kehilangan Hari Kerja) , misalkan gini dia kecelakaan tapi dibawa ke rumah sakit dia enggak bisa lagi balik ke tempat kerja itu. DAFW (Kehilangan Hari Kerja) itu seperti patah kaki, kejadian kemaren kan dia gak bisa lagi kerja 1 hari namanya kehilangan hari kerja terus ada lagi yang bisa diobati dengan P3K kemudian adalagi MVC Accident yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, mobilnya mungkin dia tabrakan sama yang lain mengakibatkan kerusakan terus kalau kelingkungannya tumpahan minyak itu kan bisa mengakibatkan kecelakaan, lalu Fire Accident atau kebakaran, kalau setau saya begitu.

Letaknya ya ditangan dan kaki, misalkan terjepit dan terjepit kaki itu yang dominan. Ya kalau Statistiknya ya akhir - akhir ini ya jari terjepit.

Upaya keselamatan kerja sebelum terjadinya kecelakaan dilakukan pencegahan dengan training - training, ada namanya Hes induction atau pengenalan bahaya - bahaya yang ada dilokasi kerja, kemudian apa bahayanya H2S, disini banyak H2S yang ditimbulkan pengelolahan minyak, jadi bagaimana kita untuk mengantisipasi itu kita sediakan yang namanya Gas Detector, jadi tau kadarnya berapa atau ambang batasnya.

(24)

yang bisa diarahkan kembali lagi ke pribadi masing - masing. kecelakaan itu bisa saja terjadi. Kita sebagai Hes kita menjual lah kan , menjual program - program, dijalankan tidak dijalankan tergantung kepada orangnya, kita ingatkan dia.

Kegiatan upaya keselamatan kerjanya jika terjadi insident kita kan ambil pelajarannya, kita kumpulkan semua pekerja kemudian kita meeting, umumkan ini loh yang kekukurangan kita disini nanti itulah yang jadi rekomendasinya, planningnya agar tidak terulang kembali, evaluasinya kita kumpulkan semua. Kita ada istilahnya setelah kejadian itu RCA namanya, Root Cause Analisis jadi penyebab kejadian itu sudah dapat maka dikeluarkan rekomendasinya. misalkan kalau dia terjepit ya jaga jarak dengan benda yang akan menjepit terus fokus dalam bekerja , itu rekomendasinya.

Kami kan da sistem pelaporannya kan jadi kecelakaan itu harus dilaporkan, yang pertama dari si penemu melaporkan ke atasan, atasan melaporkan ke Consultan kita atau RW, Rw melaporkan ke CPI, jadi setelah itu dilaporkan kalau dia ada cedera langsung kita bawa ke rumah sakit CPI, ditangani dulu dengan P3K di perusahaan baru dibawa ke rumah sakit. Di lokasi kerja kita latih beberapa orang yang bertanggung jawab apabila ada cedera , maka dia yang menangani terlebih dahulu dengan p3k batu dibawa ke rumah sakit.

Kendalanya mungkin dalam segi komitmen ya. Komitmen awal misalnya untuk manajemen kita mengatakan ini akan di copot ternyata dijalan ya kan menyangkut cost juga jadi ada pertimbangan, ada yang dipenuhi ada juga yang tidak dipenuhi, misalkan saja penyediaan alat pelindung diri ini setiap 6 bulan kan kalau rusak harus diganti jadi disini sering tidak terpenuhi di dalam penyediaan alat pelindung diri kemudian mencakup program - program.

Ya itu tadi semakin bagus dia ( keselamatan kerja) maka performanya akan semakin bagus, performa kita ini nanti kan dinilai oleh CPI bagaimana baik buruknya perusahaan dalam bidang keselamatan, CHMS (Contractor HES Management Sistem) kalau terjadinya insiden ini maka nilainya kurang, produktivitasnya semakin meningkat, kalau distop pekerjaan otomatis produktivitas terhenti kan, dari sisi manajemennya jelas menguntungkan keselamatan itu.

Informan 4 HES Supervisor

(25)

mengakibatkan cedera.

Penyebab terjadinya dikarenakan perilaku dari orangnya, behaviornya, kemudian pematuhan tentang keselamatan, kedisiplinan.

Jenis kecelakaan kalau di CPI sendiri ada namanya Injury, MVC, kalau injury itu kecelakaan kerja pada orangnya atau personalnya, kalau MVC itu pada Equipmentnya atau tools nya. Letak kelainannya anggota tubuh lah , semuanya. Robek saja juga kategori accident ya, ketika dia terluka pokok nya setetes darah aja dia terluka itu harus dilaporkan.

Kegiatannya ya pastinya dengan preventif. Jadi pencegahan itu kita buat program atau sosialisasi keselamatan kemudian behavior, SOP pekerjaan, SOP SOP terpadu tentang pekerjaan, kemudian mitigasi- mitigasi tentang analisa bahaya.

Pernah juga.

Kegiatannya dengan mengadakan kalau behavior dengan program BBS baru hazard analisis, kita ada RCA (Root Cause Analisis).

Kendalanya gini misalnya gini dalam menerima peraturan-peraturan, SOP, sosialisasi, mereka kurang siap dalam arti begini ketika mereka disosialisasikan dengan program baru mereka memberontak, tidak menerima, itu lari nya ke perilaku.

Manfaatnya pencitraan perusahaan, kalau tidak ada accident kan maka citra perusahaan itu bagus kan, keselamatan itu berarti dijalankan , kemudian dari segi produksi kalau tidak ada kecelakaan kan maka proses produksi kan meningkat, angka kecelaakan sedikit, ketika program itu dijalankan maka rasio dari sebelumnya kan menurun

Informan 5 HES Officer

Kecelakaan kerja itu adalah hal yang tidak kita inginkan dan itu tidak tahu kapan akan terjadi dan dimana dia akan terjadi tetapi kita bisa mengatasi begitu.

Penyebab kecelakaan kerja itu ada faktornya yang pertama itu diakibatkan kita sendiri, manusianya dan kedua disebabkan oleh alat ataupun peralatan yang digunakan, serta yang ketiga adalah faktor fisik/ lingkungan.

Jenis kecelakaan kerja ada banyak kategori yah, ada Nearmiss, MVC, Accident sampai Vatality tergantung penyebabnya kecelakaannya.

Letak cedera ya kalau biasanya terjadinya itu di kaki dan tangan tertimpa pipa. Kita kan disini kerjaannya lebih ke fisiklah.

(26)

sini masih hanya first aid.

Kegiatannya itu yang pertama itu ada bagaimana pengenalan bahaya-bahaya, disana juga banyak dijelaskan prosedur-prosedur keselamatan kerja, salah satu contohnya adalah SOP, ada istilah sosialisasi, sosialisasi ini mungkin terkait dengan perjalanan libur, ketika membawa kendaraan, terus kita paling banyak itu untuk mengurangi resiko kecelakaan itu sosialisasi, pembinaan dan training, ketika perilaku pekerja tidak aman maka kita selaku dari tim HES kita bina mereka, kenapa bisa mereka seperti itu serta apa solusinya, yang kedua adalah adanya Reward dan Punishment. Bagi si karyawan kita ada namanya medical check up , sebelum kita merekrut karyawan, si karyawan akan melakukan medical check up, terus kalau rumah sakit mengatakan dia sehat, fit, maka akan kita pekerjakan , rumah sakit yang ditunjuklah yang akan memeriksa, setelah bekerja kita ada memberikan uang puding namanya, salah satunya untuk tukang welda atau pengelasan, las ini kan hidrokarbonik, banyak bahan kimia yang dikeluarkan asap dari pengelasan itu, dia hirup setiap hari saat melakukan pengelasan, otomatis kita akan mengeluarkan P3K, dan berikan puding - puding mereka, terus di area chevron ini kan banyak H2S, kita berikan mereka sirup, susu, kita ada berikan sifu , kita akan ngasi per 250 hari tanpa accident kita ngasi ke semua karyawan BP3 sembako, susu, gula, beras, dan lebih dari 250 hari atau 1000 hari kerja tanpa accident kita berikan baju, kaus, atau tas. ada rewardnya semakin bagus maka semakin bagus reward nya, Kemudian ada pemberian Punishment atau tindakan tegas, sekali dua kali kita sudah arah kan, ketiga kalinya kita peringatkan secara lisan, masih dilakukan kita beri peringatan tertulis, masih begitu juga maka kita lemparkan ke pimpinan perusahaan, si karyawan ini masih di pekerjaan atau tidak, Karna kalaupun namanya manusia kita bina terus tapi perilakunya tidak bisa di rubah maka diperlukan tindakan tegas dari pada dia accident mempengaruhi kawan sekitarnya, maka kita tindak tegas beliau.

Itu pasti. Zero accident ini adalah visi kita, yang namanya human error, perilaku manusia yang bekerja itu yang susah kita rubah karna kita ada istilah BBS ( Basic Bevarior Safety) bagaimana perilaku dia agar bekerja dengan selamat.

(27)

kembali, dari situ kita tahu bahwasannya oh mereka bekerja melanggar prosedur, kita melakukan RCA (Root Cause Analisis), kita akan menganalisis semua, kita akan panggil dari tingkat supervisornya,semu kita review mulai dari JSA nya, bahaya nya,, semua kita review agar tidak terjadi lagi. Kita tidak mencari siapa yang salah tetapi kita mencari solusi agar tidak terjadi lagi.

Kendalanya itu yang pertama mungkin mmm.. safety ini kan bukan ada penghasilannya untuk perusahaan tetapi jika safety ini baik otomatis nilai jual perusahaan akan tinggi. Istilahnya dominannya bagaimana pekerja itu dilapangan berproduksi tinggi, jika berproduksi tinggi otomatis secara tidak langsung safety akan dihiraukan sedikit karena untuk produksi.

Kesulitan kita sebagai orang HES adalah untuk keselamatan dan kesehatan kerja adalah kurang didukung dari material, media, mereka dukung tetapi ada satu sisi mereka tidak mendukung karena mereka mengganggap memperlambat produktivitas, itulah hambatan kita.

Kalau kendala untuk karyawan,kita tidak bisa salahkan karyawan karena contoh dilapangan, si pekerja kalau kita tanya kenapa bapak bekerja sementara sepatu bapak rusak, ia pak saya sudah bilang sama ke pemimpin kru disana dia bilang, kita jumpain kemudian dia bilang sudah sama projeck manager, istilahnya tidak ada keputusan atau hasil yang di dapatkan si karyawan tadi, kenapa ? karena dia takut pemko memarahi dia karena tidak taat terhadap atasan, sementara kita kalau dari segi keselamatan seharusnya bapak tadi tidak bekerja karena sepatu bapak rusak, tetapi dibaliknya si karyawan itu takut istilahnya kalau melawan atasannya maksudnya dia kepikiran takut kontraknya tidak diperpanjanglah , inilah, itulah, kenapa karyawan itu rata - rata seperti itu karena itulah dia, dia ditekan sama atasannya, itu sih hambatan - hambatan kita dalam pelaksanaan upaya keselamatan kerja.

(28)

Punishment secara tidak langsung angka kecelakaan kerja turun atau sedikit, karena ada faktor positifnya, istilahnya mereka akan semakin terpacu, aku bekerja selamat perusahaan memperhatikan aku, salah satu contohnya jika tidak ada accident, ada reward nya dari perusahaan.

Informan 6 HES Officer

Kecelakan kerja adalah sesuatu hal yang merugikan bagi pekerja ataupun perusahaan. paling besar itu penyebabnya ya pekerja itu sendiri atau Human Erorr, kesalahan si pekerja, mungkin fokusnya, kelalaiannya, semua itu dia paling besar penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Dari segi area kerja itu mungkin alat atau tools itu juga tapi paling banyak atau mendorong kecelakaan kerja.

(29)

telusuri dulu nanti pasti dapat permasalahannya apakah dari orangnya, lingkungannya atau alatnya, sanksi sesuai dengan penyebabnya.

Masih ada, kecelakaan itu kan kita nggak tahu kapan atau dimana terjadi cuman kita bisa meminimalisirnya saja. Kegiatan yang dilakukan perusahaan jika terjadi insident atau kecelakaan itu ada :

a) Di evaluasi dari kecelakaan itu sendiri, kenapa itu bisa terjadi supaya kedepannya nanti kita bisa lebih baik lagi, supaya tidak ada terjadinya terulang kembali itu kecelakaan kerja, kita lakukan evaluasi ke seluruh karyawan.

b) Membahas kejadian yang telah terjadi, kita bicarakan ke seluruh tim kita.

c) Melakukan meeting dari masing - masing perusahaan untuk membicarakan kecelakaan kenapa terjadi terus penanganannnya apa.

d) Melakukan RCA (Root Cause Analisys) di tempat kejadian agar hal yang sama tidak terulang kembali.

Kendalanya mungkin kembali ke individu lah, tingkah lakunya tadi, kita sendiri sudah terapkan kebijakan atau peraturan untuk meminimalisir kecelakaan itu sendiri, mungkin kenapa insident itu terjadi itu kembali ke prilaku, kebetulan kita dari Departement HES mencegah terjadinya kecelakaan, misalkan kita ada satu orang untuk mengawasi dilapangan.

Maanfaatnya banyak sekali. yang pertama kita pribadilah kan, setidaknya kita bisa aman, safe dalam melakukan pekerjaan, yang kedua kita tidak ragu - ragu lagi kalau mau melakukan pekerjaan, dah merasa selamat rasa kita, perasaan lebih amanlah. Untuk perusahaan banyak, yang pertama itu ada penilaian dari perusahaan, apabila terjadi suatu insident kan nanti levelnya turun, yang kedua manfaat bagi perusahaan itu mungkin cost lah, seandainya terjadi suatu insident perusahaan juga akan rugi, pengeluaran lagi, biaya lagi belum lagi kalau terjadi kejadian kita bisa kena sanksi, dan angka kecelakaan pun turun.

(30)

pekerja juga mengatakan kecelakaan kerja adalah kejadian yang mengakibatkan kerugian bagi pekerja maupun peralatannya seperti kerugian materi, kerugian produksi serta sisanya 1 orang pekerja mengatakan bahwa kecelakaan merupakan kejadian atau insident yang terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

Pekerja HES mengatakan bahwa penyebab kecelakaan kerja yang paling besar diakibatkan oleh human error sebanyak 99 % dan sisanya faktor lingkungan ataupun lainnya, yang mana 3 orang pekerja mengatakan bahwa penyebab kecelakaan kerja banyak diakibatkan oleh perilaku/behavior masing - masing pekerja, sedangkan 2 orang pekerja mengatakan kecelakaan disebabkan oleh Human Error seperti kelalaian, kecerobohan, ketidakdisiplinan, rasa percaya diri

yang terlalu tinggi karena merasa sudah lama bekerja, mengantuk, kelelahan dalam bekerja atau memaksakan diri untuk bekerja, serta tidak adanya pengawasan, kecelakaan kerja juga dapat diakibatkan oleh tools atau alat kerja seperti yang disebutkan oleh 2 orang pekerja HES, Karna jika dalam manajemen atau perusahaan sendiri telah memberikan atau membuat SOP untuk setiap area kerja perusahaan.

Dari hasil wawancara diatas juga diketahui bahwa jenis kecelakaan kerja ada banyak kategori. Salah satu pekerja HES mengatakan bahwa jenis kecelakaan kerja terdiri dari yang kategori Minor ( hanya penanganan P3K ataupun hanya sampai tahap pross in, tidak perlu ke rumah sakit), Mayor ( penanganan sampai ke rumah sakit tetapi satu hari langsung bisa pulang), dan paling tinggi disebut Vatality (pekerja dikatakan cacat atau meninggal), selain itu 3 orang pekerja juga

(31)

kategori istilah yaitu Nearmiss (pekerja hampir atau nyaris celaka dan tidak mengakibatkan kerugian seperti pekerja cedera/ terluka ataupun injury ), Serious Nearmiss (sama dengan near miss tetapi disini sedikit lebih berat resiko hampir

celaka pada kekerja), Insident (kejadian yang tidak diduga yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja lebih besar dari pada near miss maupun serious near miss tetapi tidak menimbulkan kerugian), Vatality (suatu kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian pada pekerja seperti cacat hingga meninggal), 2 orang pekerja lainnya mengatakan hal sama bahwa MVC (kecelakaan pada kendaraan bermotor atau equipmentnya ataupun tools) juga merupakan jenis kecelakaan kerja, serta 1 orang pekerja HES juga mengatakan jenis kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau injury serta kerugian pada pekerja seperti patah kaki, tangan, dan anggota tubuh lainnya .

(32)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perusahaan telah melakukan upaya keselamatan kerja di setiap area kerja dalam mencegah dan atau meminimalisir kecelakaan kerja. Kegiatan upaya keselamatan kerja masing - masing berbeda untuk setiap area kerja, hal ini dikarenakan potensi bahaya untuk setiap area kerja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut antara lain dibuatnya SOP untuk setiap area kerja, adanya pengenalan bahaya - bahaya di tempat kerja (HES Induction), diadakannya training - training baik sebelum maupun seseudah bekerja, hal ini berguna untuk merefres kembali pengetahuan pekerja akan hazard atau bahaya - bahaya yang ada di area kerjanya.

Adanya penerapan JSA untuk menganalisa bahaya-bahaya disetiap area kerja. Melakukan RCA (Root Cause Analysis) jika terjadi suatu kecelakaan kerja, pemberian program/ sosialisasi tentang keselmatan kerja, serta dilakukannya analisis kembali apakah training/sharing yang diberikan sudah berjalan dengan baik atau tidak, jika hasilnya tidak sesuai maka training ulang akan dilakukan kepada pekerja tersebut, sampai seluruh pekerja mengerti dan paham sehingga dapat merubah behavior atau perilaku pekerja menjadi lebih safety.

(33)

Meskipun upaya keselamatan kerja ini telah dilakukan oleh perusahaan, kecelakaan kerja masih pernah terjadi yang mana hal ini banyak diakibatkan oleh human error atau kesalahan pekerja itu sendiri. Jika terjadi suatu insident atau

kejadian kecelakaan kerja maka upaya keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan RCA (Root Cause Analisis), kegiatannya adalah memberhentikan semua proses produksi dimana insident tersebut terjadi, kemudian dilakukan pencatatan kejadian selama satu hari tersebut sampai insident itu terjadi, pencatatan ini dilakukan oleh korban dan semua yang ada di sekitar kejadian/insident, selanjutnya akan dilaporkan sesuai dengan tahapannya yang pertama dari si penemu melaporkan ke atasan, atasan melaporkan ke Consultan atau RW, RW melaporkan ke CPI, setelah itu dilaporkan kalau ada cedera maka akan langsung kita di bawa ke rumah sakit CPI, tetapi ditangani terlebih dahulu dengan P3K di perusahaan. Di lokasi kerja juga dilatih beberapa orang yang bertanggung jawab apabila ada cedera pada pekerja, yang akan menangani terlebih dahulu dengan P3K kemudian dibawa ke rumah sakit. Kegiatan selanjutnya adalah dengan melakukan Investigasi kejadian , analisis , dan meeting dari masing - masing perusahaan mengenai mengapa kecelakaan kerja tersebut terjadi dan bagaimana solusinya, kemudian dilakukan review kembali SOP dan JSA nya sehingga kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

(34)

tersebut tidak siap menerima program tersebut, kemudian memberontak sehingga berimbas kepada perilaku yang tidak selamat dan juga bisa berdampak kepada yang ada disekitarnya, selain itu kendala dari sisi manajemen HES nya adalah kurang didukung dari material, media, perusahaan mendukung tetapi ada satu sisi mengapa perusahaan tidak mendukung yaitu karena mereka mengganggap memperlambat produktivitas, sedangkan kalau dilapangan kendalanya yakni PEMKO, pemko itu wajib ada dilapangan, jadi ketika manajemen HES akan memberikan pelajaran ataupun sosialisasi kepada pemko maka manajemen HES tersebut harus turun langsung kelapangan atau paling tidak pada saat hari libur.

Upaya keselamatan kerja memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dari segi produksi semakin meningkat, karna apabila ada suatu insident maka produksi akan di hentikan, angka kecelakaan menurun, penilaian kinerja perusahaan semakin baik, sehingga kesempatan untuk memenangkan tender menjadi lebih besar, seluruh pekerja sehat dan selamat di tempat kerja dan di rumah.

(35)

Informan 1 Project Manager

Kecelakaan kerja adalah suatu accident yang terjadi yang mana menyebabkan kerusakan, kerusakan alat kerja, yang melibatkan manusia dan equipmentnya.

Jenis kecelakaan kerja itu ada Nearmiss, MVC, sampai Vatality. Penyebab kecelakaan kerjanya adalah Human error dan di lingkungan, penyebabnya lebih banyak oleh human error ya, biasanya letaknya di tangan dan di kaki dengan sifatnya luka dan patah kaki tertimpa pipa ya. Upaya keselamatan kerja nya ya sebelum bekerja kita training dulu ya, itu HES Induction, Sertifikasi, sertifikasi dari operator alat angkat, jadi sekarang sudah mulai kita klasifikasi ya, kita saring karyawan yang mempunyai sertifikasi, sehingga bisa mengurangi ketidaktahuan karyawan tentang selamat bekerja, kita galakkan selain internal training kita juga sertifikasi DEPNAKER, sertifikasi Migas. Punishment juga tetap dilakukan untuk pelanggaran SOP. dilihat dari jenis kesalahannya apa, sanksi jelas ada

Pertama kalau accident yang jelas kita atasi, kita bawa untuk pengobatan, tetapi setelah itu dilakukan seluruh karyawan harus tahu apa yang terjadi ya, diinformasikan ke seluruh karyawan, kita adakan meeting, setelah semua karyawan tahu maka kita lakukan RCA (Root Cause Analisis) kenapa accident itu terjadi, terus cara pencegahannya, tujuannya supaya tidak terulang, jadi kita pastikan kepada karyawan ini yang terjadi dan ini analisanya dan untuk pencegahannya ini.

Kendalanya ya Human Behavior sebenarnya, contohnya yang MVC ya, disini kan limite speed nya sudah ada, kita sudah pasangkan GPS untuk mengontrol kendaraan dimana, terus speed nya berapa, kapan dia kerja, kapan dia berhenti, tapi tetap saja ada yang melanggar.

(36)

CPI yakin bahwa hasilnya apa dan tidak akan terjadi di kemudian hari, otomatis seluruh area kerja di stop, bayangkan kerugiannya. keselamatan kerja ini ya untuk mengurangi kerugian itu. Penilaian kepada perusahaan juga, kalau terjadi satu accident saja maka kita akan dipertimbangkan, kalau bisa target kita zero accident.

Informan 2 HES Superintendent

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak di rencanakan yang menyebabkan kerusakan, kehilangan waktu kerja, terus cedera, yang terjadi di lingkungan kerja.

(37)

apakah mereka mengerti apa yang telah kita training kan, baru di tempatkan di lokasi, selama 3 bulan dia akan dipantau dan di mentor oleh orang yang kita tunjuk, sampai dia mengenali semua bahaya di tempat kerja dia, terus bagaimana cara memitigasi bahaya tersebut, baru kita nyatakan dia lulus, banyak disini, semua kita trainingkan, setiap bulan juga kita trainingkan untuk menambah pengetahuan mereka baik secara internal kita maupun dari klien, jadi harapan kita semua karyawan kita itu mengetahui bahaya di tempat kerja, bagaimana memitigasinya, dan bagaimana bekerja dengan selamat, kita buat semacam spanduk, semacam kampanye juga kita lakukan ,Drill, kemudian melakukan inspeksi-inspeksi, melakukan pelatihan dilapangan, jadi jika karyawan itu bagus pasti ada rewardnya, punisment juga ada, untuk membuat orang itu patuh memang itu harus ada, perilaku juga disini diobservasi, disebut dengan BBS, di observasi dan dilaporkan, jadi itu juga kita monitor.

Masih, kalau itu memang ada.

(38)

peryataan mereka semua dikumpulkan pada hari itu juga, supaya tidak ada unsur data yang dimanipulasi. kalau biaya ditanggung oleh JAMSOSTEK kalau sekarang BPJS, namun kalau ada biaya yang keluar dari biaya itu ya peruhaan akan bayar, atau ganti artinya disamping dia memiliki BPJS, perusahaan juga menanggulangi, karena tidak semua ditanggung oleh BPJS kan, kalau terjadi kecelakaan memang reputasi perusahaan akan minim cuman yang namanya korban tetap kita usahakan secara manusiawi, jadi memang perusahaan bertanggung jawab untuk itu.

Pada dasarnya tidak ada kendala cuman kan yang namanya manusia punya sifat lupa, kalau secara prosedur disini kalau dibilang duduk pun disini diatur, yang agak susah kita kendalikan itu manusianya, kalau peralatan disini kita Straight artinya mobil kalau sekarang 2015, mobil itu hanya tiga tahun jadi semua mobil dipastikan bagus, baru, termasuk juga ada alat angkut , jadi ada batasan umur, semua peralatan juga semua kita saring, di cek, setiap bulan juga dimonitor, jadi yang banyak terjadi tu alpha ya tidak mengikuti SOP, atau sengaja.

(39)

PERMEN 50 Tahun 2012, mulai berdiri perusahaan ini kita juga sudah mendaftarkan P2K3 kita ke DISNAKER setempat, jadi secara regulasi kita sudah mengikuti semua apa yang di minta oleh pemerintah, kita mengacu ke SMK3, karena klien kita juga jika ada peraturan pemerintah yang mengatur maka yang digunakan peraturan pemerintah bukan berdasarkan Internasional.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak direncanakan yang menimbulkan kerusakan pada manusia maupun alat kerja dan mengakibatkan cedera dan kejadian yang berlangsung di lingkungan kerja, dan penyebab kecelakaan kerja paling banyak disebabkan oleh human error atau kesalahan manusianya, jenis kecelakaan nya mengacu ke klien yaitu ada MVC, terkena tumpahan, dan pengakatagoriannya masing masing ada, ada Firts Aid, Nearmiss, Injury, MVC, sampai Vatality tergantung penyebab kecelakaannya, Injury nya sesuai dengan indikasi medis, medis yang menentukan apakah termasuk patah tulang, robek, atau hal lainnya , pengklasifikasinya disesuaikan dengan dilapangan yaitu melalui RCA (Root Cause Analisis).

biasanya letaknya di tangan dan di kaki dengan sifatnya luka, kita kemaren ada patah kaki tertimpa pipa ya. Letak kelainan atau luka ditangan dan di kaki dengan sifat luka robek dan patah kaki.

(40)

orang yang ditunjuk oleh departement HES, sampai karyawan tersebut telah mengerti dan mengenali bahaya - bahaya yang ada di area kerjanya, karyawan terbsebut juga mampu dan mengerti bagaimana cara memitigasi atau mencegah kecelakaan kerja sehingga karyawan akan bekerja dengan selamat, perusahaan juga membuat spanduk semacam kampanye, melakukan Drill, kemudian melakukan inspeksi - inspeksi, melakukan pelatihan dilapangan, serta ada pemberian reward / penghargaan dan punishment/ sanksi bagi karyawan.

Sistem Pelaporan nya comprehensive atau menyeluruh dan lengkap, mulai dari awal kejadian dilaporkan disebut dengan Primary Report sampai nanti Finaly Report , Formatnya sudah ada ditentukan oleh klien dan secara internal

perusahaan juga ada formatnya, sistem pelaporannya lebih ketat, yang mana paling lama setengah jam SMS/ pesan singkat melalui handphone sudah masuk, korban juga harus segera dievakuasi paling lama satu jam, tempat kejadian di isolasi supaya datanya valid, kemudian semua dokumen, termasuk statement, termasuk juga peryataan semua karyawan dikumpulkan pada hari itu juga, supaya tidak ada unsur data yang dimanipulasi. Kemudian akan dilakukan Meeting bersama yang mana akan membahas tentang kejadian kecelakaan kerja , dan melakukan ivestigasi, RCA (Root Cause Analysis), dari hasil investigasi inilah dilakukan tindakan perbaikan agar kejadian yang sama tidak terulang kembali, tindakan perbaikan sesuai dengan penyebab kecelakaan kerja tersebut.

(41)

maka kegiatan yang dilakukan adalah karyawan di bawa ke ruamh sakit CPI untuk pengobatan, melakukan sistem pelaporan yang comprehensive, diinformasikan ke seluruh karyawan tentang apa yang telah terjadi, mengadakan meeting, melakukan RCA (Root Cause Analisis), agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Kendala dalam pelaksanaan upaya keselamatan kerja di perusahaan Konsorsium BP3 terletak pada behavior/ perilaku karyawan karena dari sisi manajemennya sudah dibuat SOP untuk setiap area kerja, tetapi masih ada karyawan yang melanggar, hal ini terkait dengan perilaku masing - masing karyawan, untuk itu di berikan Punishment/ sanksi/ warning bagi yang melanggar serta pemberian Award/ penghargaan bagi karyawan yang bekerja dengan selamat.

Banyak manfaat yang di terima/ diperoleh perusahaan dengan adanya pelaksanaan upaya keselamatan kerja ini yaitu baiknya penilaian klien terhadap perusahaan terkait keselamatan kerja, adanya pemberian award/ penghargaan jika tidak ada kecelakaan kerja, secara statistik tingkat keparahan dan tingkat kekerapan angka kecelakaan sedikit, dan produktivitas kerja tinggi, serta kerugian yang ditimbulkan kecelakaan kerja dapat ditanggulangi.

(42)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Konsorsium BP3 diketahui bahwa pekerja HES di Konsorsium BP3 Kota Duri membagi tugas dan jabatan kedalam 8 bagian, dan yang menjadi informan penelitian ini adalah Area Superintendent, HES Coordinator, HES Supervisor, HES Auditor & Admin, HES Officer, sedangkan untuk yang melakukan cross check adalah HES Superintendent dan Project Manager. Setiap jabatan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Manajemen HES bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan para pekerja di perusahaan, peran dan tugasnya mengawasi dan memastikan pekerja bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh perusahaan. Jika dibandingkan dengan sumber tersebut, maka peran dan tugas Manajemen HES tersebut sesuai dengan manajemen HES di Konsorsium BP3 ( Watania, 2015).

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa 1 dari 6 orang responden telah bekerja selama kurang dari 3,5 tahun dan sisanya sebanyak 5 orang telah bekerja selama lebih dari 3,5 tahun di bagian HES di Konsorsium BP3 Kota Duri.

5.2 Kecelakaan Kerja

(43)

akan terjadi serta mengakibatkan kerugian bagi pekerja maupun peralatannya seperti kerugian materi, kerugian produksi serta kecelakaan juga merupakan kejadian atau insident yang terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

Menurut Aditama dan Hastuti (2002) Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di perusahaaan. Hubungan kerja di sini dapat diartikan bahwa kecelakaan dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan, sedangkan berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menilmbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.

Jika dibandingkan dengan pengertian kecelakaan kerja yang disampaikan oleh Aditama dan Hastuti (2002), maka kecelakaan yang dikatakan pekerja bagian HES di Konsorsium BP3 merupakan kecelakaan akibat kerja atau disebut juga kecelakaan kerja sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

(44)

pengawasan, kecelakaan kerja juga dapat diakibatkan oleh tools atau alat kerja, Karena jika dalam manajemen atau perusahaan sendiri telah memberikan atau membuat SOP untuk setiap area kerja perusahaan.

Hal ini sesuai dengan yang di sampaikan Heinrich dalam Ramli S (2010) dan Suma'mur (1997) bahwa setiap kecelakaan kerja pasti ada penyebabnya dan penyebab-penyebab kecelakaan paling utama ditemukan tidak pada mesin-mesin paling berbahaya atau zat-zat paling berbahaya, tetapi pada kegiatan- kegiatan biasaa seperti terkantuk, terjatuh, bekerja tidak tepat atau penggunaan perkakas tangan dan tertimpa oleh benda jatuh.

Jika dibandingkan penyebab kecelakaan kerja menurut pekerja HES di konsorsium juga sesuai dengan Anizar (2009) dan Prastyo (2012), dimana persentase penyebab kecelakaan di konsorsium bp3 yang diakibatkan oleh faktor perilaku manusia atau human error atau unsafe action lebih tinggi yakni 99 % dan sisanya diakibatkan oleh faktor unsafe condition (kondisi tidak aman) atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan.

(45)

MPV (kecelakaan pada kendaraan bermotor atau equipmentnya ataupun tools),

dan jenis kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau injury seperti patah kaki, tangan, dan anggota tubuh lainnya, MVC Accident yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, tabrakan dengan kendaraan yang lain mengakibatkan kerusakan terus kalau dari lingkungannya seperti tumpahan minyak yang bisa mengakibatkan kecelakaan, lalu Fire Accident atau kebakaran. Letak kelainan/ cedera dominan terletak di tangan dan kaki pekerja, yang mana sifat lukanya itu terjepit, robek dan terluka.

Jika dibandingkan dengan Klasifikasi kecelakaan kerja Klasifikasi Kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1962 dalam Anizar (2009), maka klasifikasi-klasifikasi kecelakaan kerja di Konsorsium BP3 memiliki perbedaan dalam penyebutan dan pengkategoriannya, dimana konsorsium bp3 dalam pengkategoriannya memakai istilah nearmiss, serious nearmiss , incident, dan yang tertinggi adalah vatality. Hal ini dikarenakan

pengkategorian klasifikasi kecelakaan kerja di Konsorsium BP3 mengacu kepada klien, dalam hal ini kliennya adalah pihak PT. CPI (Chevron Pasific Indonesia).

(46)

Jika dibandingkan dengan pengertian kerugian langsung akibat kecelakaan kerja yang disampaikan oleh Ramli (2010), maka kerugian yang terima oleh perusahaan konsorsium BP3 merupakan jenis kerugian langsung dalam bentuk biaya pengobatan, tunjangan/ kompensasi apabila terjadi cedera atau cacat karena tidak semua biaya ditanggung oleh BPJS, dan kerusakan alat kerja atau sarana produksi.

Jika dibandingkan dengan pengertian kerugian tidak langsung akibat kecelakaan kerja yang disampaikan oleh Ramli (2010), maka kerugian yang juga terima oleh perusahaan konsorsium BP3 merupakan jenis kerugian tidak langsung. Konsorsium BP3 mengalami kerugian tidak langsung berupa DAFW atau Days Away From Work (Kehilangan Hari Kerja), , produksi yang harus dihentikan apabila terjadi kejadian kecelakaan kerja, serta reputasi perusahaan akan menurun akibat terjadi kecelakaan kerja tersebut. Reputasi atau penilaian perusahaan akan berdampak terhadap pemenangan tender berikutnya, karena keselamatan kerja merupakan hal pertama dan terpenting dalam pertimbangan pemenanangan tender.

(47)

5.3 Upaya Keselamatan Kerja

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan telah melakukan upaya keselamatan kerja di setiap area kerja dalam mencegah dan atau meminimalisir kecelakaan kerja. Kegiatan upaya keselamatan kerja masing - masing berbeda untuk setiap area kerja, hal ini dikarenakan potensi bahaya untuk setiap area kerja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut antara lain dibuatnya SOP untuk setiap area kerja, adanya pengenalan bahaya - bahaya di tempat kerja (HES Induction), di adakannya training - training baik sebelum maupun seseudah bekerja, hal ini berguna untuk merefresh kembali pengetahuan pekerja akan hazard atau bahaya - bahaya yang ada di area kerjanya.

Hal sesuai dengan penelitian Emli (2014) yaitu ρ = 0,021 yang berarti

bahwa ada pengaruh standar operational prosedur (SOP) terhadap kejadian kecelakaan kerja. Hasil penelitian dari Lidya (2011) juga menunjukkan kesesuaian yaitu ρ = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan standar

operational prosedur terhadap kejadian kecelakaan kerja.

(48)

Konsorsium BP3 juga melakukan penerapan Job Safety Analisys (JSA), pemberian program/ sosialisasi tentang keselamatan kerja, serta dilakukannya analisis kembali apakah training/sharing yang diberikan sudah berjalan dengan baik atau tidak, jika hasilnya tidak sesuai maka training ulang akan dilakukan kepada pekerja tersebut, sampai seluruh pekerja mengerti dan paham sehingga dapat merubah behavior atau perilaku pekerja menjadi lebih safety. Pemberian sanksi atau punishment juga di terapkan oleh perusahaan bagi yang melanggar prosedur - prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja, serta pemberian reward atau penghargaan bagi pekerja yang bekerja dengan selamat dan komit akan safety di tempat kerja, dalam pemberian sanksi maupun award kepada pekerja , perusahaan juga telah menerapkan prosedur ataupun tahapan pemberiannya.

Meskipun upaya keselamatan kerja ini telah dilakukan oleh perusahaan, kecelakaan kerja masih pernah terjadi yang mana hal ini banyak diakibatkan oleh human error atau kesalahan pekerja itu sendiri.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lidya (2011) yaitu ρ = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA) terhadap kejadian kecelakaan kerja.

(49)

satu hari tersebut sampai insident itu terjadi, pencatatan ini dilakukan oleh korban dan semua yang ada di sekitar kejadian/insident, selanjutnya akan dilaporkan sesuai dengan tahapannya yang pertama dari si penemu melaporkan ke atasan, atasan melaporkan ke Consultan atau RW, RW melaporkan ke CPI, setelah itu dilaporkan kalau ada cedera maka akan langsung kita di bawa ke rumah sakit CPI, tetapi ditangani terlebih dahulu dengan P3K di perusahaan. Di lokasi kerja juga dilatih beberapa orang yang bertanggung jawab apabila ada cedera pada pekerja, yang akan menangani terlebih dahulu dengan P3K kemudian dibawa ke rumah sakit. Kegiatan selanjutnya adalah dengan melakukan Investigasi kejadian , analisis , dan meeting dari masing - masing perusahaan mengenai mengapa kecelakaan kerja tersebut terjadi dan bagaimana solusinya, kemudian dilakukan review kembali SOP dan JSA nya sehingga kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Gunawan (2006) mengenai peranan manajemen k3 dalam pencegahan kecelakaan kerja konstruksi, yakni pada setiap minggu/bulan, perlu adanya meeting untuk membahas segala hal yang menyangkut pelaksanaan K3 di perusahaan, sehingga semua informasi dan persoalan dapat diketahui oleh seluruh bagian yang terkait.

(50)

diketahui dan diterapkan sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukannya identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases (assessment) besarnya resiko bahaya.

Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa kendala - kendala yang terdapat dalam pelaksanaan upaya keselamatan kerja terutama disebabkan oleh perilaku, seperti ketika pekerja diberikan program baru atau di berikan sosialisasi, pekerja tersebut tidak siap menerima program tersebut, kemudian memberontak sehingga berimbas kepada perilaku yang tidak selamat dan juga bisa berdampak kepada yang ada disekitarnya, selain itu kendala dari sisi manajemen HES nya adalah kurang didukung dari material, media, perusahaan mendukung tetapi ada satu sisi mengapa perusahaan tidak mendukung yaitu karena mereka mengganggap memperlambat produktivitas, kalau dilapangan kendalanya yakni PEMKO, pemko itu wajib dilapangan, jadi ketika manajemen HES akan memberikan pelajaran ataupun sosialisasi kepada pemko maka manajemen HES tersebut harus turun langsung kelapangan atau paling tidak pada saat hari libur.

(51)

Kusuma (2011) dalam Iman (2013) mengatakan bahwa apabila perusahaan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan memperoleh banyak manfaat.

(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kecelakaan kerja yang terjadi di Konsorsium periode Januari - September 2015 adalah sebanyak 2 kasus.

2. Waktu terjadinya kecelakaan kerja di Konsorsium BP3 yaitu tanggal 03 Agustus 2015, jam 23.30 WIB dan pada tanggal 29 Agustus 2015, jam 13.40 WIB.

3. Kecelakaan kerja dominan disebabkan oleh perilaku tidak aman atau kesalahan manusianya /human error yaitu sebanyak 99 % dan sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan ataupun kondisi tidak aman.

4. Jenis kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja Konsorsium BP3 yaitu injury/illness dan MVC.

5. Sifat dan Letak luka/kelainan yang dialami oleh pekerja Konsorsium BP3 yaitu luka ringan pada tangan (Motor Vehicle Crash) dan patah kaki tertimpa pipa.

6. Konsorsium BP3 telah melakukan berbagai upaya keselamatan kerja di setiap area kerja dalam mencegah dan atau meminimalisir kecelakaan kerja, seperti membuat dan melakukan HES Induction (pelatihan pra kerja), melakukan prosedur Mitigasi-Mitigasi (rencana pencegahan kecelakaan kerja), prosedur Basic Behavior Safety (BBS), Standar Operational Prosedur (SOP), Sistem pelaporan insiden secara

(53)

Root Cause Analisys (RCA) sehingga kecelakaan kerja tidak terulang

kembali. Kegiatan upaya keselamatan kerja masing - masing berbeda untuk setiap area kerja, hal ini dikarenakan potensi bahaya untuk setiap area kerja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

6.2 Saran

1. Meningkatkan kembali pengetahuan pekerja maupun manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja yakni dengan pelatihan-pelatihan k3 maupun dengan sosialisasi.

2. Manajemen HES lebih meningkatkan kembali kesadaran, motivasi dan kepatuhan serta kedisiplinan pekerja bahwa bekerja dengan selamat di tempat kerja merupakan tanggung jawab bersama dengan aktif menggalakkan kampanye maupun sosialisasi K3 tentang pentingnya penerapan K3 serta mempertahankan pemberian reward maupun punishment yang tegas kepada seluruh pekerja .

(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu yang tidak direncanakan , tidak terkendali , dan dalam beberapa cara yang tidak diinginkan, kecelakaan juga mengganggu fungsi normal tubuh seseorang dan menyebabkan cedera atau luka yang mana tubuh seseorang kontak dengan atau terkena beberapa objek atau substansi yang merugikan (Anton, 2000). Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan atau tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda (Sastrohadiwiryo, 2003).

Kecelakaan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3/MEN/1998 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak terduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda. Secara umun, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga, sedangkan kecelakan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan (Silalahi dkk, 1995).

(55)

bahwa kecelakaan dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Aditama dan Hastuti, 2002).

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menilmbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi di lokasi pekerjaan, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Demikian pula kecelakaan kerja yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melaluijalan yang biasa atau wajar dilalui.

2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja

(56)

Penyebab-penyebab kecelakaan paling utama ditemukan tidak pada mesin-mesin paling berbahaya atau zat-zat paling berbahaya, tetapi pada kegiatan- kegiatan biasaa seperti terkantuk, terjatuh, bekerja tidak tepat atau penggunaan perkakas tangan dan tertimpa oleh benda jatuh. Hal ini dapat dilihat dari beberapa statistik. Di Perancis, kecelakaan atas penyebab diatas mencapai 78,2 %, sedangkan mesin hanya 11,5 %. Di Indonesia yang dilaporkan hanya kecelakaan-kecelakaan berat dan angka kecelakaan atas dasar laporan tersebut terbesar bersumber pada pekerjaan-pekerjaan berbahaya (Suma'mur, 1997).

Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia atau tindakan tidak aman) dan unsafe condition (faktor lingkungan atau kondisi tidak aman), dimana bahwa 80-85 % kecelakaan disebabkan oleh unsafe action (faktor manusia yang melakukan tindakan tidak aman) (Anizar, 2009).

1. Unsafe action (tindakan tidak aman) adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan kerja yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

Contoh unsafe action :

a) Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui. b) Mengambil jalan pintas.

c) Menyingirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan.

(57)

i. Kurang pengalaman.

ii. salah pengertian terhadap suatu perintah. iii. Kurang terampil.

iv. Salah mengartikan SOP (Standard Oparational Procedure) sehingga mengakibatkan kesalahan pemakaian alat kerja.

e) Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan. f) Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai.

g) Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yaitu :

i. Posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah. ii. Cacat fisik.

iii. Cacat Sementara.

iv. Kepekaan indra terhadap sesuatu.

h) Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya berpura-pura. i) Mengangkut beban yang berlebihan.

j) Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja.

k) Pemuatan, penempatan, pencampuran secara berbahaya. l) Mengancam, menggoda, sembrono, membuat terkejut dll.

2. Unsafe condition (keadaan tidak aman ) adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

Contoh unsafe condition :

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi informan jabatan atau tugas yang dikerjakan di Konsorsium BP3 Jabatan/Tugas  Jumlah (n)
Tabel Matriks 4.1 Matriks gambaran kecelakaan kerja yang diperoleh peneliti dari data sekunder di Konsorsium BP3
Gambar 2.8.1 Diagram Prosedur Rencana Pencegahan Kecelakaan Kerja

Referensi

Dokumen terkait