• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSI : Rancang Bangun Sistem Informasi Persewaan Bus pada Cipaganti Group Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PSI : Rancang Bangun Sistem Informasi Persewaan Bus pada Cipaganti Group Surabaya."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

M

PA

MANAJEM

PE ADA CIPAG

PROYEK

Nama NIM Program Jurusan

SE MEN INFO

ERSEWAA GANTI GR

K SISTEM

: YAN : 07.39 : DIII : Man

EKOLAH T ORMATIKA SURABA 2012

AN BUS ROUP SUR

M INFORM

NIS CHRIS 9010.0082 I (Diploma najemen In

TINGGI A & TEKN AYA 2 

RABAYA

MASI

SMANTO

Tiga) formatika

NIK KOMPPUTER

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(2)

vi

Cipaganti Group adalah perusahaan yang bergerak di sektor riil dengan mengelola beberapa produk jasa yang sangat dibutuhkan demi perkembangan pembangunan di Indonesia. Cipaganti Group telah menjadi inspirasi dan contoh riil dunia kewirausahaan hingga saat ini berkembang menjadi Korporasi Nasional. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional saat ini Cipaganti Rental memiliki cabang di kota-kota besar, hingga saat ini unit yang dimiliki Cipaganti Group sudah mencapai ratusan unit. Setiap bagian mempunyai transaksi yang cukup padat setiap harinya dan sistem yang ada saat ini masih banyak mengalami kesulitan diantaranya pada saat melakukan transaksi belum terintegrasi dengan baik sehingga mengurangi efisiensi kinerja dan pelayanan.

Sistem informasi persewaan bus merupakan salah satu solusi yang sangat tepat untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi di Cipaganti Group. Dengan adanya sistem pencatatan yang terkomputerisasi maka proses pemeliharaan data induk, pengelolaan transaksi dan pembuatan laporan akan menjadi semakin mudah, cepat dan tepat.

Dengan diterapkannya sistem ini pada Cipaganti Group, maka diharapkan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan pencatatan yang mungkin terjadi. Sistem ini juga diharapkan dapat lebih mempercepat proses pembuatan laporan yang pada akhirnya dapat membantu pihak pengambil keputusan untuk lebih meningkatkan kinerja dan pelayanan yang ada.

Kata kunci: Sistem Informasi Persewaan Bus, Persewaan, Cipaganti Group

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(3)

ix

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II HASIL SURVEY ... 9

2.1 Gambaran Umum Cipaganti Group. ... 9

2.2 Struktur Organisasi Cipaganti Group. ... 12

2.3 Deskripsi Tugas ... 13

2.4 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 14

BAB III LANDASAN TEORI ... 16

3.1 Teori yang terkait dengan permasalahan... 16

3.1.1 Pengertian Sewa ... 16

3.1.2 Landasan Hukum Sewa Menyewa ... 17

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(4)

x

3.1.4 Prinsip User Centered Design ... 18

3.1.5 Decision Support System ... 20

3.2 Teori yang terkait dengan penyelesaian masalah ... 22

3.2.1 Sistem Informasi ... 23

3.2.2 Perancangan dan Analisis Sistem ... 23

3.2.3 Dokumen Flow dan Sistem Flow ... 24

3.2.4 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 24

3.2.5 Database ... 25

3.2.6 SQL (Structure Query Language) ... 27

3.2.7 Microsoft Visual Basic. Net ... 29

3.2.8 Microsoft SQL Server 2005 ... 29

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM ... 31

4.1 Analisis Sistem ... 31

4.2 Desain Sistem ... 33

4.2.1 Sistem Flow Terkomputerisasi ... 34

4.2.2 Data Flow Diagram ... 38

4.2.3 Entity Relationship Diagram ... 40

4.2.4 Struktur File ... 43

4.2.5 Desain Input/Output ... 52

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN ... 75

5.1 Sistem yang Digunakan ... 75

5.2 Cara Setup Program ... 76

5.3 Penjelasan Pemakaian Program ... 81

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(5)

xi

6.1 Kesimpulan ... 112

6.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

LAMPIRAN ... 114

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(6)

xii

Halaman

Tabel 4.1 Tabel Absen ... 43

Tabel 4.2 Tabel Bus ... 44

Tabel 4.3 Tabel Customer ... 44

Tabel 4.4 Tabel Detil Sewa ... 45

Tabel 4.5 Tabel Gaji ... 45

Tabel 4.6 Tabel Gaji Sopir ... 46

Tabel 4.7 Tabel Pembayaran ... 46

Tabel 4.8 Tabel Pemesanan ... 47

Tabel 4.9 Tabel Sopir ... 47

Tabel 4.10 Tabel Surat Perintah Jalan ... 48

Tabel 4.11 Tabel Surat Jalan ... 48

Tabel 4.12 Tabel Tagihan Sopir ... 49

Tabel 4.13 Tabel Tagihan Bus ... 49

Tabel 4.14 Tabel Tarif Sopir ... 50

Tabel 4.15 Tabel Tarif Bus ... 50

Tabel 4.16 Tabel Total Sopir ... 50

Tabel 4.17 Tabel Total Bus ... 51

Tabel 4.18 Tabel Voucher BBM ... 51

Tabel 4.19 Tabel Login ... 52

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Cipaganti Group ... 12

Gambar 2.2 Dokumen Flow Persewaan Bus ... 15

Gambar 3.1 Interaksi Manusia dan Komputer ... 18

Gambar 4.1 Dokumen Flow Komputerisasi Pemesanan dan Penyewaan ... 35

Gambar 4.2 Dokumen Flow Komputerisasi Penagihan dan Pembayaran ... 36

Gambar 4.3 Dokumen Flow Komputerisasi Absensi Sopir dan Penggajian ... 37

Gambar 4.4 Contex Diagram Sistem Informasi Persewaan Bus ... 38

Gambar 4.5 HIPO Sistem Informasi Persewaan Bus ... 39

Gambar 4.6 DFD Level 0 Sistem Informasi Persewaan Bus ... 40

Gambar 4.7 Conceptual Data Model Sistem Informasi Persewaan Bus ... 41

Gambar 4.8 Physical Data Model Sistem Informasi Persewaan Bus ... 42

Gambar 4.9 Desain Input Login ... 52

Gambar 4.10 Desain Input Menu Utama ... 53

Gambar 4.11 Desain Input Data Master Customer ... 54

Gambar 4.12 Desain Input Data Master Bus ... 54

Gambar 4.13 Desain Input Data Master Sopir ... 55

Gambar 4.14 Desain Input Data Master Gaji ... 56

Gambar 4.15 Desain Input Data Master Tarif Bus ... 56

Gambar 4.16 Desain Input Data Master Tarif Sopir ... 57

Gambar 4.17 Desain Input Transaksi Pemesanan ... 58

Gambar 4.18 Desain Input Transaksi Penagihan Bus ... 58

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(8)

xiv

Gambar 4.20 Desain Input Transaksi Pembayaran ... 60

Gambar 4.21 Desain Input Transaksi Pengembalian ... 60

Gambar 4.22 Desain Input Transaksi Penggajian ... 61

Gambar 4.23 Desain Input Absensi Sopir ... 62

Gambar 4.24 Desain Input Surat Jalan ... 62

Gambar 4.25 Desain Input Surat Perintah Jalan ... 63

Gambar 4.26 Desain Input Voucher BBM ... 64

Gambar 4.27 Desain Input Detil Sewa ... 64

Gambar 4.28 Desain Tampilan Tentang Program ... 65

Gambar 4.29 Desain Tampilan Bantuan Program ... 65

Gambar 4.30 Desain Output Data Bus ... 66

Gambar 4.31 Desain Output Data Sopir ... 66

Gambar 4.32 Desain Output Data Customer ... 67

Gambar 4.33 Desain Output Data Transaksi Pemesanan ... 68

Gambar 4.34 Desain Output Data Transaksi Penagihan Bus ... 69

Gambar 4.35 Desain Output Data Transaksi Penagihan Sopir ... 69

Gambar 4.36 Desain Output Data Transaksi Pembayaran ... 70

Gambar 4.37 Desain Output Data Transaksi Penggajian ... 71

Gambar 4.38 Desain Output Cetak Bukti Pemesanan ... 71

Gambar 4.39 Desain Output Cetak Surat Jalan ... 72

Gambar 4.40 Desain Output Cetak Surat Perintah Jalan ... 73

Gambar 4.41 Desain Output Cetak Voucher BBM ... 73

Gambar 4.42 Desain Output Slip Gaji ... 74

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(9)

xv

Gambar 5.1 Installer Setup SIPERBUS.exe ... 77

Gambar 5.2 Halaman Pilih Folder ... 77

Gambar 5.3 Proses Instalasi ... 78

Gambar 5.4 Sistem Informasi Persewaan Bus Telah Terinstall ... 78

Gambar 5.5 Halaman Connect to Server ... 79

Gambar 5.6 Database Attach ... 79

Gambar 5.7 Memilih Database SIPERBUS.mdf... 80

Gambar 5.8 Halaman SIPERBUS berhasil di-Attach ... 80

Gambar 5.9 Tampilan Form Login... 81

Gambar 5.10 Tampilan Form Meu Utama ... 82

Gambar 5.11 Tampilan Form Master Customer ... 83

Gambar 5.12 Tampilan Form Master Bus... 84

Gambar 5.13 Tampilan Form Master Sopir ... 85

Gambar 5.14 Tampilan Form Master Gaji ... 86

Gambar 5.15 Tampilan Form Master Tarif Bus ... 87

Gambar 5.16 Tampilan Form Master Tarif Sopir ... 88

Gambar 5.17 Tampilan Form Transaksi Pemesanan ... 89

Gambar 5.18 Tampilan Form Detil Sewa ... 90

Gambar 5.19 Tampilan Form Transaksi Tagihan Bus ... 91

Gambar 5.20 Tampilan Form Transaksi Tagihan Sopir ... 92

Gambar 5.21 Tampilan Form Surat Jalan ... 93

Gambar 5.22 Tampilan Form Surat Perintah Jalan ... 94

Gambar 5.23 Tampilan Form Voucher Bensin ... 95

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(10)

xvi

Gambar 5.25 Tampilan Form Transaksi Pengembalian ... 97

Gambar 5.26 Tampilan Form Transaksi Penggajian ... 98

Gambar 5.27 Tampilan Form Cetak Slip Gaji ... 99

Gambar 5.28 Tampilan Form Absensi Sopir... 100

Gambar 5.29 Tampilan Form Laporan Data Bus ... 101

Gambar 5.30 Tampilan Form Laporan Data Sopir ... 102

Gambar 5.31 Tampilan Form Laporan Data Customer ... 103

Gambar 5.32 Tampilan Form Laporan Pemesanan ... 104

Gambar 5.33 Tampilan Form Laporan Tagihan Bus ... 105

Gambar 5.34 Tampilan Form Laporan Tagihan Sopir ... 106

Gambar 5.35 Tampilan Form Laporan Pembayaran ... 107

Gambar 5.36 Tampilan Form Laporan Penggajian ... 108

Gambar 5.37 Tampilan Form Cetak Surat Jalan ... 109

Gambar 5.38 Tampilan Form Cetak Surat Perintah Jalan ... 110

Gambar 5.39 Tampilan Form Cetak Voucher BBM ... 111

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(11)

xvii

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara ... 114

Lampiran 2. Surat Keterangan Survey ... 115

Lampiran 3. Laporan Data Customer ... 116

Lampiran 4. Laporan Data Bus ... 117

Lampiran 5. Laporan Data Sopir ... 118

Lampiran 6. Laporan Transaksi Penagihan Bus ... 119

Lampiran 7. Laporan Transaksi Penagihan Sopir ... 120

Lampiran 8. Laporan Transaksi Pembayaran Bus ... 121

Lampiran 9. Laporan Transaksi Pemesanan Bus ... 122

Lampiran 10. Laporan Detil Pemesanan ... 123

Lampiran 11. Laporan Surat Jalan ... 124

Lampiran 12. Laporan Surat Perintah Jalan ... 125

Lampiran 13. Laporan Voucher BBM ... 126

Lampiran 14. Laporan Penggajian ... 127

Lampiran 15. Listing Program Form Login ... 128

Lampiran 16. Listing Program Form Menu Utama ... 130

Lampiran 17. Listing Program Form Master Customer ... 133

Lampiran 18. Listing Program Form Master Sopir ... 135

Lampiran 19. Listing Program Form Master Bus ... 139

Lampiran 20. Listing Program Form Master Gaji ... 141

Lampiran 21. Listing Program Form Master Tarif Sopir ... 143

Lampiran 22. Listing Program Form Master Tarif Bus ... 145

Lampiran 23. Listing Program Form Transaksi Pemesananan ... 147

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(12)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan teknologi di Indonesia telah maju pesat. Salah satunya adalah perkembangan teknologi informasi, dimana informasi yang cepat, tepat dan akurat mutlak dibutuhkan. Secara manual untuk mencari informasi secara cepat, tepat dan akurat tidaklah mudah karena selain membutuhkan waktu untuk mencari datanya juga terkadang bisa terjadi kesalahan karena kelalaian sumber daya manusianya oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang sudah terkomputerisasi, yaitu dengan cara mengubah semua system yang masih manual

ke sistem yang terkomputerisasi. Sistem komputerisasi juga lebih efisien, ini dapat dilihat dari proses kecepatan, ketepatan, biaya, dan sebagainya. Mulai dari yang pertama yaitu kecepatan. Dengan sistem yang terkomputerisasi semua data

tersimpan didalam komputer, tentu saja itu akan mempermudah dalam pencarian

data daripada data yang tersimpan secara manual. Sedangkan yang kedua yaitu ketepatan, tentu saja sistem yang terkomputerisasi jauh lebih tepat dibandingkan sistem yang manual. Sedangkan untuk masalah biaya sistem yang terkomputerisasi lebih hemat dibandingkan yang manual, penghematannya dapat dilihat dari penggunaan kertas-kertas yang terlalu berlebihan, rak-rak tempat penyimpanan berkas, dan sebagainya.

Cipaganti Group Adalah perusahaan yang bergerak di sektor riil dengan mengelola beberapa produk jasa yang sangat dibutuhkan demi perkembangan pembangunan di Indonesia. Cipaganti Group telah menjadi inspirasi dan contoh

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(13)

riil dunia kewirausahaan hingga saat ini berkembang menjadi Korporasi Nasional. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional saat ini Cipaganti Rental memiliki cabang di kota-kota besar, hingga saat ini unit yang dimiliki Cipaganti group sudah mencapai ratusan unit kendaraan. Setiap bagian mempunyai transaksi yang cukup padat setiap harinya dan sistem yang ada saat ini masih banyak mengalami kesulitan diantaranya pada saat melakukan transaksi belum terintegrasi dengan baik sehingga mengurangi efisiensi kinerja dan pelayanan.

Hambatan dalam sistem informasi ini adalah membuat laporan yang membutuhkan data dari beberapa tempat, seperti data penyewaan bus, pengembalian bus, pembayaran bus dan lain-lain. Hal ini seringkali memperlambat proses pembuatan laporan. Selain itu jika laporan yang sama harus dibuat lebih dari satu kali, hal ini juga akan membuang waktu sia-sia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, penulis mencoba membuat dan merumuskan masalah. Maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi pemesanan dan penyewaan? b. Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi penagihan dan pembayaran? c. Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi pengembalian bus?

d. Bagaimana membuat aplikasi sistem informasi penggajian?

e. Bagaimana membuat aplikasi yang dapat menghasilkan laporan data bus, data sopir, yang harus dibayar, disewakan, dan dikembalikan ke perusahaan secara tepat dan akurat?

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(14)

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam perancangan dan pembuatan Sistem informasi persewaan bus pada Cipaganti Group adalah Sistem ini dibuat dengan bahasa pemrograman VB.Net 2005. Persewaan bus menggunakan bus yang ada di wilayah Surabaya.

Untuk memperjelas apa yang akan dibuat dalam sistem, maka diperlukan batasan-batasan sebagai berikut :

a. Pengolahan data costumer, bus, sopir, tarif bus, tarif sopir, dan gaji

Pengolahan data costumer, bus, sopir, tarif bus, tarif sopir, dan gaji yang dimaksudkan disini adalah maintenance data master(induk). Sehingga bila terjadi perubahan diantara data-data tersebut maka akan mudah dalam menanganinya.

b. Proses pemesanan

Proses pemesanan dilakukan oleh customer kepada Cipaganti  Group  berdasarkan kebutuhan customer. Pemesanan dilakukan apabila customer

memerlukan bus untuk memenuhi kebutuhannya. c. Proses penagihan

Proses penagihan dilakukan oleh Cipaganti Group setelah pengembalian bus selama sewa. Penagihan tersebut meliputi biaya sewa, penggunaan jasa sopir termasuk kernet, serta perawatan bus.

d. Proses Pembayaran

Proses pembayaran dilakukan customer dengan sistim pembayaran di akhir masa sewa atau waktu pengembalian kepada Cipaganti Group secara tunai oleh customer, tidak dapat dibayar secara kredit.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(15)

e. Proses pengembalian

Proses Pengembalian dilakukan oleh customer pada Cipaganti Group setelah masa sewa berakhir.

f. Proses penggajian

Proses Penggajian dilakukan oleh pihak manajemen Cipaganti Group kepada sopir dan kernet sebagai upah kerja selama bekerja pada perusahaan.

g. Proses absensi sopir

Proses absensi sopir dilakukan oleh sopir dan kernet sebagai rutinitas harian ketika terdapat jadwal kerja.

h. Presensi sopir hanya pada hari senin hingga sabtu. Hari minggu atau hari libur nasional sopir libur kerja.

i. Kerusakan yang terjadi pada bus yang sedang disewa saat dikemudikan oleh sopir diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

1. Presensi sopir hanya pada hari senin hingga sabtu. Hari minggu atau hari libur nasional sopir libur.

2. Kerusakan yang terjadi pada bus yang sedang disewa saat dikemudikan oleh sopir atau konsumen diselesaikan dengan cara kekeluargaan. (tidak dibuat)

1.4 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan sistem informasi ini secara umum merancang dan membuat suatu program aplikasi sistem informasi persewaan bus guna meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen yang dimaksud disini adalah proses penyajian data yang lebih cepat dan akurat sehingga kualitas

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(16)

pelayanan dapat ditingkatkan dan juga waktu yang dibutuhkan lebih sedikit. Adapun tujuan lain dalam pembuatan sistem informasi ini adalah :

a. Membuat sistem pengelolahan data customer, bus, dan sopir serta proses pemesanan, penagihan, pembayaran, pengembalian bus, dan penggajian sopir. b. Membuat sistem informasi yang menyajikan laporan data induk (customer, bus, sopir), pemesanan, penagihan bus, yang berdasarkan laporan bus yang dipesan, pembayaran, pengembalian bus, dan penggajian sopir.

1.5 Manfaat

Manfaat penyusunan proposal proyek ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis

a. Diharapkan mampu menganalisa dan merancang sistem informasi secara benar berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada.

b. Diharapakan dapat menambah pengetahuan dalam merancang sebuah sistem informasi.

c. Diharapkan dapat mengoptimalkan penguasaan bahasa pemrograman tertentu.

2. Bagi Kepala cabang/ Branch Manager

Kepala cabang merupakan orang yang diberikan wewenang dan tugas untuk mengelola perusahan tersebut. Adapun keuntungan sitem informasi persewaan bus pada perusahaan yang dikembangkan bagi kepala cabang adalah sebagai berikut :

a. Dapat mengetahui segala proses transaksi di perusahaan secara cepat. b. Dapat mengetahui laporan semua transaksi secara cepat dan akurat. c. Dapat memajukan perusahaan tersebut kedepannya.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(17)

3. Bagian Admin department head

Bagian Admin department head merupakan bagian yang bertugas untuk mengurusi segala transaksi yang dilakukan di perusahaan tersebut. Adapun keuntungan sistem informasi persewaan bus bagi bagian Admin department head

adalah sebagai berikut :

a. Dapat mengontrol dan melakukan semua transaksi dengan lebih efisien. b. Dapat mengetahui data-data customer, sopir, bus.

4. Bagian Operasional

Bagian Operasional bertugas mengontrol dan menjalankan semua operasional pada perusahaan tersebut. Adapun keuntungan sistem informasi persewaan bus bagi bagian operasional adalah sebagai berikut :

a. Dapat mengefisienkan waktu dan kinerja yang di lakukan.

b. Dapat mengatur jadwal keberangkatan dan pengembalian unit bus secara tepat dan cepat.

c. Dapat mengontrol semua jadwal unit bus dan sopir.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang masalah yang sedang dibahas, maka sistematika penulisan laporan proyek Sistem Informasi Persewaan Bus ini adalah sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, sedangkan inti dari permasalahan akan digambarkan dalam perumusan masalah, pembatasan masalah menjelaskan batasan-batasan dari sistem yang akan dibuat supaya tidak keluar dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, tujuan

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(18)

penelitian berupa harapan dari hasil yang akan dicapai dari rancang bangun sistem tersebut. Bab ini juga membahas tentang manfaat dari sistem bagi Cipaganti Group .

Bab kedua hasil survei membahas tentang gambaran umum Cipaganti Group. Yang menguraikan tentang keadaan, lokasi, kondisi, situasi dan hal lain yang berkaitan dengan instansi/lembaga tersebut seperti sejarah berdirinya dan struktur organisasi Cipaganti Group. Dalam bab ini juga terdapat deskripsi tugas pada setiap struktur organisasi yang ada serta alur sistem yang sedang berjalan.

Bab ketiga landasan teori membahas tentang teori yang terkait dengan permasalahan dan teori yang terkait dengan penyelesaian masalah. Dalam teori yang terkait dengan permasalahan diuraikan tentang pengertian perseroan terbatas dan interaksi manusia dan komputer. Sedangkan dalam teori yang terkait dengan penyelesaian masalah diuraikan tentang pengertian sistem informasi, analisis sistem dan perancangan sistem.

Bab keempat analisis dan desain sistem membahas tentang prosedur dan langkah-langkah sistematis yang ditempuh dalam menyelesaikan proyek ini yang berisi Dokumen Flow Komputerisasi, Data Flow Diagram (DFD) diantaranya terdapat Context Diagram (CD) dan Diagram Berjenjang (HIPO), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur File, dan Desain Input/Output.

Bab kelima implementasi dan pembahasan membahas tentang sistem yang digunakan untuk mendukung jalannya aplikasi ini yang meliputi hardware maupun software. Selain itu, di dalam bab ini juga menjelaskan tentang cara penggunaan dari aplikasi yaitu cara setup program maupun capture proses jalannya program yang terjadi.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(19)

Bab keenam penutup membahas tentang kesimpulan/ringkasan dari bab-bab sebelumnya dan memuat saran-saran yang bisa diterapkan untuk perbaikan dan pengembangan sistem selanjutnya.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(20)

9 BAB II HASIL SURVEY

2.1 Gambaran Umum Cipaganti Group 1985 Awal Usaha

Keberadaan Cipaganti Group dimulai dengan dibukanya usaha jual beli mobil bekas dengan nama Cipaganti Motor oleh Andianto Setiabudi pada tahun 1985 di jalan Cipaganti No.84 Bandung. Perkembangan usaha dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup baik sehingga dapat berkembang dengan memiliki beberapa showroom mobil bekas di jalan Cipaganti, Cihampelas dan jalan Abdul Muis (d/h Pungkur) Bandung.

1991 Divisi Otojasa

Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional dan banyaknya perusahaan besar yang melakukan out source untuk kebutuhan kendaraan sebagai sarana transportasi dan operasional perusahaan. Dengan pasar yang sedemikian luas dan pertumbuhan kebutuhan kendaraan sebagai pendukung usaha, maka Cipaganti Motor dikembangkan menjadi Cipaganti Rental yang menyewakan segala jenis dan merk kendaraan, mulai dari kendaraan angkutan barang, penumpang, pernikahan serta paket wisata. Saat ini Cipaganti Rental memiliki cabang di kota-kota besar se-Jabodetabek dan Bandung Priangan.

Pada tahun 2002 dilakukan diversifikasi usaha sejenis dengan target market retail, yaitu Travel & Paket layanan Door to Door dengan jurusan perdana Bandung - Bogor, kemudian Bandung -Jakarta, Bandung- Bandara Soekarno Hatta, Bandung- Tasikmalaya dan Bandung-Cirebon.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(21)

Tahun 2006 dengan adanya akses jalan tol Cipularang, terbuka peluang usaha baru dan Cipaganti Otojasa mengembangkan layanan Shuttle Service Point to Point Bandung - Jabodetabek yang terus dikembangkan. Peluang usaha ini sangat besar dan luas sesuai dengan permintaan pasar maka karena itu akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan sarana transportasi antar kota yang aman.

Tahun 2007 adalah pencetusan konsep transportasi terpadu dengan adanya penambahan jasa layanan bus pariwisata, tours & airlines ticketing ditambah layanan dokumen, paket dan kargo memberikan solusi menyeluruh kebutuhan transportasi.

1994 Property

Melihat peluang yang sangat baik pada usaha pembangunan perumahan kelas menengah yang sejak awal tahun 1990 mengalami pertumbuhan yang sangat besar, maka manajemen memutuskan memulai usaha di bidang perumahan. Hal ini diwujudkan dengan mendirikan PT Cipaganti Citra Graha pada tanggal 30 September 1994, dengan lokasi perumahan pertama di jalan Ciwastra Kodya Bandung dengan nama perumahan Cipaganti Graha I.

Pada tahun 1999 membangun lokasi perumahan kedua di Ujung Berung dikenal dengan Cipaganti Graha II.

Pada Tahun 2002 membangun perumahan kelas menengah keatas di jalan A.H. Nasution Kodya Bandung dengan nama Cipaganti Dream Land.

Pada tahun 2005 membangun perumahan Cipaganti Rahayu Regency di Cipamokolan Soekarno-Hatta Kodya Bandung.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(22)

Prospek pembangunan perumahan dengan konsep Cul de Sac dan sistem cluster sangat diminati oleh pembeli. Dengan kebutuhan perumahan kelas menengah sebagai sarana tempat tinggal primer bagi banyak keluarga muda serta dukungan suku bunga KPR yang saat ini cukup rendah, tentunya prospek pembangunan dan pemasaran perumahan akan menjadi salah satu andalan usaha Cipaganti Group.

1995 Divisi Heavy Equipment

Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan industri tekstil dan lainnya di wilayah Bandung Priangan Cipaganti Group menangkap peluang untuk menyewakan Alat Angkat Barang Berat (Forklift dan Crane). Kantor pemasaran pertama dibuka di jalan Gatot Soebroto 94 Bandung.

Seiring dengan permintaan pasar, penambahan unit dan perluasan jenis alat yang disewakan hingga alat berat untuk konstruksi, infrastruktur, pertambangan, perkebunan, pertanian, kehutanan (Excavator, Buldozer, W.Loader, Dump Truck, dll). Maka Pool dan kantor pemasaran dialokasikan ke jalan Soekarno Hatta Gede Bage Bandung.

Dengan potensi sumber daya alam sangat besar yang dimiliki tanah air Kita,serta industri terkait maka prospek usaha alat berat sangat baik dan dapat dikembangkan keseluruh daerah dan kepulauan yang memiliki potensi tersebut. Sejak tahun 2004 PT Cipaganti Citra Graha divisi Alat Berat membuka kantor cabang di Banjarmasin, Batu Licin (Kalimantan Selatan) dan tahun 2005 di Palangkaraya (Kalimantan Tengah), tahun 2007 ini akan dibuka juga cabang di Samarinda (Kalimantan Timur).

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(23)

A. VISI M peralatan konstruksi dapat men ekonomi B B. MISI M peralatan p aman, efi kompeten 2.2 Struk Menjadi per pembangun i dan peng njadi aset n Bangsa dan Menyediaka pembangun fisien dan dan bermot ktur Organ Gam Bagi Guda rusahaan tin nan dan tr golahan lah nasional yan

Negara Ind

an jasa da nan dan jasa menguntun tivasi tinggi

nisasi Cipag

mbar 2.1 Stru ian

ang

ngkat dunia ransportasi,

an, serta m ng member donesia an kualitas a kontraktor ngkan yang i. ganti Group Suupe uktur Organ Direk Cipagant Surab Bag Opera Super

a yang me juga men membangun ikan kontri

s produk r serta trans g dijalanka p er nisasi Cipag ktur ti Group baya gian sional rvisor enyediakan njadi kontra n industri te busi terhad

terbaik un portasi angk an oleh p

ganti Group Ba Admi

(24)

2.3 Deskripsi Tugas

Dalam setiap instansi baik itu perusahaan, sangat diperlukan kesinambungan dalam melakukan suatu pekerjaan. Pembagian pekerjaan mutlak diterapkan dalam setiap bagian yang ada di suatu instansi agar tidak terjadi kerancuan dalam pelaksanaannya. Berikut ini adalah deskripsi tugas dari tiap-tiap bagian:

1. Direktur

Direktur merupakan penanggung jawab atas segala kegiatan operasional perusahaan.

2. Supervisior

Membantu manajer dalam kegiatan pengawasan dan monitoring perkembangan perpustakaan serta bertugas untuk memberikan pengarahan dan wawasan.

3. Bagian administrasi

Petugas Administrasi mempunyai tugas mengelola perusahaan dan membantu dan melayani customer dalam kegiatan pencatatan transaksi-transaksi perusahaan meliputi kegiatan pemesanan, pengembalian, penagihan, pembayaran. 4. Bagian operasional

Bagian operasional bertugas untuk membantu Petugas administrasi dalam setiap kegiatan yang tidak mampu ditangani oleh Petugas sendiri. 

5. Bagian gudang

Bagian gudang mempunyai tugas menyiapkan unit bus termasuk sopir dan kernetnya untuk siap melakukan ekspedisi perjalanan.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(25)

2.4 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Dalam pengembangan teknologi informasi saat ini, dibutuhkan analisa dan perancangan sistem pengolah data yang baik. Sistem pengolah data tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja pada Sistem Informasi Persewaan Bus Cipaganti Group yang akan dibuat.

Metode ini membutuhkan analisis yang tepat, kebutuhan bisnis dan beberapa teknik analisis untuk menghasilkan perencanaan yang baik. Data dan informasi yang dibutuhkan ialah berkenaan dengan tujuan dari Sistem Informasi Persewaan Bus Cipaganti Group, selain itu juga data tentang pelanggan, bus, sopir dan lain sebagainya. Informasi tentang kebutuhan Sistem Informasi (SI) diperlukan untuk menghasilkan perencanaan SI yang dapat mendukung Sistem Informasi Persewaan Bus Cipaganti Group dan terintegrasi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data untuk menyimpan data pelanggan, bus, sopir, pemesanan, penagihan, pembayaran, laporan pemesanan dan lain sebagainya yang juga dibutuhkan.

Berikut ini adalah rencana kerja serta rancangan sistem yang menjadi landasan dalam pembuatan aplikasi Sistem Informasi Persewaan Bus pada Cipaganti Group dengan menggunakan VB.Net 2005 dan menggunakan database

Microsoft SQL Server 2005.

Berikut ini akan digambarkan Dokumen Flow yang ada pada Cipaganti Group:

1. Dokumen Flow Persewaan Bus

Customer memesan bus sesuai kebutuhan, setelah itu customer akan menerima bukti pemesanan bus. Bagian gudang menyiapkan unit bus termasuk

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(26)

sopir dan disiapkan, yang meli perintah ja voucher B telah mem berapa kal

kernetnya , bagian op

iputi surat alan yang b BBM yang mesan bus, li pemakaia

G

untuk siap perasional m jalan yang berisi perint digunakan akan memb an unit. Untu

ambar 2.2 D

p melakuka membuatkan g berisi dat tah kepada mengisi ba bayar biaya uk lebih jela

Dokumen F

an ekspedi n

dokumen-ta ekspedis sopir untuk ahan bakar k a sewanya t

asnya dapat

Flow Persew

si perjalana -dokumen u si dan data

k melakuka kendaraan. tiap bulan s t dilihat pad

waan Bus

an. Setelah untuk perja a unit bus, an ekspedisi Pelanggan sekali tergan da Gambar 2

h unit alanan

surat i, dan yang ntung 2.2.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(27)

16 BAB III LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan dasar-dasar yang digunakan dalam pembuatan lapooran pemrograman sistem informasi ini. Sebagai langkah awal menyusun laporan pemrograman sistem informasi perlu di pahami terlebih dahulu mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia termasuk rekruitmen sumber daya manusia dan konsep dasar sistem informasi informasi yang berbasis komputer yang diperlukan sebagai dasar pengembangan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi.

3.1 Teori yang terkait dengan permasalahan

Teori yang berkaitan dengan permasalahan pada sistem informasi inventori ini membahas tentang teori di luar sistem yang ada tetapi masih berhubungan dengan sistem yang akan dibuat.

3.1.1 Pengertian Sewa

Sewa menyewa adalah suatu perjanjian/kesepakatan di mana penyewa harus membayarkan atau memberikan imbalan dari benda atau barang yang dimiliki oleh pemilik barang yang dipinjamkan. Hukum dari sewa menyewa adalah mubah atau diperbolehkan. Dalam sewa menyewa harus ada barang yang disewakan, penyewa, pemberi sewa, imbalan dan kesepakatan antara pemilik barang dan yang menyewa barang. Penyewa dalam mengembalikan barang atau aset yang disewa harus mengembalikan barang secara utuh seperti pertama kali dipinjam tanpa berkurang maupun bertambah, kecuali ada kesepatan lain yang disepakati saat sebelum barang berpindah tangan.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(28)

3.1.2 Landasan Hukum Sewa Menyewa

Perjanjian sewa-menyewa diatur di dalam babVII Buku III KUH Perdata yang berjudul “Tentang Sewa-Menyewa” yang meliputi pasal 1548 sampai dengan pasal 1600 KUH Perdata. Definisi perjanjian sewa-menyewa menurut Pasal 1548 KUH Perdata menyebutkan bahwa: “ Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan telah disanggupi pembayaran “. Sewa-menyewa dalam bahasa Belanda disebut dengan huurenverhuur dan dalam bahasa Inggris disebut dengan

rent atau hire . Sewa-menyewa merupakan salah satu perjanjian timbal balik. Ciri-ciri dari perjanjian sewa-menyewa :

1. Ada dua pihak yang saling mengikatkan diri Pihak yang pertama adalah pihak yang menyewakan yaitu pihak yang mempunyai barang. Pihak yang kedua adalah pihak penyewa, yaitu pihak yang membutuhkan kenikmatan atas suatu barang. Para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa dapat bertindak untuk diri sendiri, kepentingan pihak lain, atau kepentingan badan hukum tertentu. 2. Ada unsur pokok yaitu barang, harga, dan jangka waktu sewa Barang adalah

harta kekayaan yang berupa benda material, baik bergerak maupun tidak bergerak. Harga adalah biaya sewa yang berupa sebagai imbalan atas pemakaian benda sewa. Dalam perjanjian sewa-menyewa pembayaran sewa tidak harus berupa uang tetapi dapat juga mengunakan barang ataupun jasa (pasal 1548 KUH Perdata).

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(29)

3.1.3 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) atau Human-Computer Interaction (HCI) adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya (Definisi oleh

ACM SIGCHI). Hubungan antara manusia dan komputer akan ditunjukkan pada Gambar 3.1. Fokus interaksi manusia dan komputer antara lain yaitu:

1. Fokus: perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai (user interface).

2. Antarmuka pemakai adalah bagian sistem komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer.

Gambar 3.1 Interaksi Manusia dan Komputer

3.1.4 Prinsip User Centered Design

User Centered Design (UCD) atau Perancangan Berbasis Pengguna adalah filosofi perancangan yang menempatkan pengguna sebagai pusat dari proses pengembangan sistem. Aturan dalam User Centered Design (UCD) antara lain:

1. Perspektif

Pengguna selalu benar, jika terdapat masalah dalam penggunaan sistem maka masalahnya ada pada sistem dan bukan pengguna.

2. Installasi

Manusia Antarmuka Pemakai Komputer Sistem

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(30)

Pengguna mempunyai hak untuk dapat menginstall atau menguninstall perangkat lunak dan perangkat keras sistem secara mudah tanpa ada konsekuensi negatif.

3. Pemenuhan

Pengguna mempunyai hak untuk mendapatkan sistem dapat bekerja persis seperti yang dijanjikan.

4. Instruksi

Pengguna mempunyai hak untuk dapat menggunakan instruksi secara mudah (buku petunjuk bantuan secara online atau kontekstual pesan kesalahan), untuk memahami dan menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara efisien dan terhindar dari masalah.

5. Control

Pengguna mempunyai hak untuk dapat mengontrol sistem dan mampu membuat sistem menanggapi dengan benar atas permintaan yang diberikan. 6. Umpan Balik

Pengguna mempunyai hak terhadap sistem untuk menyediakan informasi yang jelas, dapat dimengerti, dan akurat tentang tugas yang dilakukan dan kemajuan yang dicapai.

7. Keterkaitan

Pengguna mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang semua prasyarat yang dibutuhkan sistem untuk memperoleh hasil terbaik. 8. Scope

Pengguna mempunyai hak untuk mengetahui batasan kemampuan sistem. 9. Assistance

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(31)

Pengguna mempunyai hak untuk dapat berkomunikasi dengan penyedia teknologi dan menerima pemikiran dan tanggapan yang membantu jika diperlukan.

10. Usability

Pengguna harus dapat menjadi penguasa teknologi perangkat lunak dan perangkat keras dan bukan sebaliknya. Produk harus dapat digunakan secara alami dan intuitif.

3.1.5 Decision Support Sistem

Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam usaha memecahkan suatu masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.

Menurut Herbert A. Simon keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung lainnya.

a. Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.

b. Keputusan Tidak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(32)

atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Simon:

Ada 4 (empat) tahapan yang harus dilalui manager saat memecahkan suatu masalah, yaitu:

a. Kegiatan Intelijen

Mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. b. Kegiatan Merancang

Menemukan, mengembangkan dan mengalihkan berbagai alternatif tindakan yang mungkin.

c. Kegiatan Memilih

Memilih suatu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia. d. Kegiatan Menelaah

Menilai pilihan-pilihan yang ada.

Konsep DSS antara lain yaitu:

a. Dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi.

b. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada pengambilan keputusan manajemen.

Adapun tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(33)

Perintis DSS yang lain, Peter G.W. Keen, bekerja sama dengan Scott Morton mendefinisikan 3 (tiga) tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka percaya bahwa DSS harus:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.

2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. 3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.

Sedangkan prinsip dasar DSS adalah: 1. Struktur Masalah

Sulit untuk menemukan masalah yang sepenuhnya terstruktur atau tak terstruktur. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat sebagian besar masalah berada.

2. Dukungan Keputusan

DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian yang tidak terstruktur.

3. Efektivitas Keputusan

Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yang baik.

3.2 Teori yang terkait dengan penyelesaian masalah

Teori yang terkait dengan penyelesaian masalah adalah teori yang mendasari sebuah sistem dapat di analisis, di rancang kemudian dapat di

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(34)

implementasikan dengan baik melalui berbagai cara dan tahapan untuk melaluinya.

3.2.1 Sistem Informasi

Menurut Leitch dan Davis (1983:6) pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

3.2.2 Perancangan dan Analisis Sistem A.Analisis Sistem

Analisis sistem (System Analysis) dapat didefinisikan sebagai pengurai dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya. Maksudnya, untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, dan hambatan yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan.

Tahapan analisis sistem dilakukan setelah tahap perancangan sistem (System Planning) dan sebelum tahap desain sistem (System Design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya (Jogiyanto, 1999:129) B.Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan salah satu tahapan, dimana sistem yang ada pada perusahaan perlu dilakukan perbaikan dan perkembangan. Proses tersebut, biasa disebut dengan ”Pengembangan Sistem”. Dalam hal ini, yang menangani adalah staff perancangan sistem (System Planning). Apabila staff

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(35)

tersebut tidak ada pada perusahaan, bisa dilakukan oleh departemen sistem (System Department). Biasanya dimiliki oleh perusahaan yang sangat besar. Departemen sistem juga mempunyai tugas melakukan perkembangan sistem, bila perancangan sistem telah disetujui oleh komite pengarah, direktur utama, dan dewan direksi (Jogiyanto, 1999: 73).

3.2.3 Dokumen Flow dan Sistem Flow 1. Dokumen Flow

Bagan alir dokumen (document flowchart), disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork, adalah bagian alir yang menunjukkan arus laporan dan formulir, termasuk tembusan-tembusannya, menggunakan symbol-simbol yang sama dengan bagan alir sistem.

2. Sistem Flow

Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan dari sistem secara keseluruhan, menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem serta menunjukkan apa yang dikerjakan di dalam sistem.

3.2.4 ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram adalah hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Tujuan dari Entity Relationship adalah untuk menunjukkan objek data dan Relationship yang ada

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(36)

pada objek tersebut. Disamping itu Model ER ini merupakan salah satu alat untuk perancangan dalam basis data.

ERD dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. One to one relationship

Jenis hubungan antar tabel yang menggunakan bersama sebuah kolom

primary key. Jenis hubungan ini tergolong jarang digunakan, kecuali untuk alasan

keamanan atau kecepatan akses data. Misalnya satu departemen hanya

mengerjakan satu jenis pekerjaan saja dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh

satu departemen saja.

2. One to many relationship

Jenis hubungan antar tabel dimana satu record pada satu tabel terhubung

dengan beberapa record pada tabel lain. Jenis hubungan ini merupakan yang

paling sering digunakan. Misalnya suatu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu

departemen saja, namun suatu departemen dapat mengerjakan beberapa macam

pekerjaan sekaligus.

3. Many to many relationship

Jenis hubungan ini merupakan hubungan antar tabel dimana beberapa

record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain.

Misalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu

pekerjaan dapat ditangani oleh banyak departemen.

3.2.5 Database

“Database adalah sekumpulan data / informasi yang teratur berdasarkan

kriteria tertentu yang saling berhubungan” (Yuswanto & Subari, 2005). Dalam

dunia komputer, database bisa dikategorikan sangat spesial karena selalu menjadi

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(37)

hal utama dalam perancangan sistem komputer suatu perusahaan. Ternyata ada

alasan tersendiri mengapa database menjadi prioritas utama dalam kinerja

manajemen perusahaan, antara lain :

1. Database tidak hanya berisi data tetapi juga berisi rencana atau model data.

2. Database dapat menjadi sumber utama yang digunakan secara bersama-sama

oleh berbagai pemakai dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan.

Pada sekitar tahun 1970 untuk pertama kalinya E.F Codd

memperkenalkan suatu database yang disebut dengan database relasional. Pada

model relasional, data dipresentasikan dalam tabel – tabel yang terbentuk dari

baris – baris dan kolom – kolom informasi. Tabel itu sendiri dibentuk dengan

mengelompokan data – data yang mempunyai subjek yang sama. Pada model ini,

membuat database berarti membuat suatu himpunan tabel dan menentukan

hubungan antar tabel. Seluruh operasi yang dikenakan atas database didasarkan

atas tabel – tabel dan hubungannya(Irpanirawan,2008). Dalam model relasional

dikenal antara lain :

1. Tabel

Sebuah tabel atau entity dalam model relasional digunakan untuk

mendukung antar muka komunikasi antara pemakai dengan professional

komputer. Dalam tabel itu sendiri sebenarnya merupakan matriks dari item – item

data yang diorganisir menjadi baris dan kolom.

2. Record

Record atau baris atau dalam istilah model relasional yang formal disebut

tuple adalah kumpulan data yang terdiri dari satu atau lebih suatu field. Pada

setiap baris – baris ini tersimpan data – data dari subyek tabel yang bersangkutan.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(38)

Disamping itu data – data yang ada dalam suatu record bisa terdiri dari

bermacam–macam tipe data.

3. Field

Field atau kolom atau dalam istilah model relasional yang formal disebut

dengan attribute adalah sekumpulan data yang mempunyai atau menyimpan fakta

yang sama atau sejenis untuk setiap baris pada tabel.

4. Indeks

Indeks merupakan tipe dari suatu tabel tertentu yang berisi nilai nilai

field kunci atau field (yang ditetapkan oleh pemakai) dan pointer ke lokasi record

yang sebenarnya. Nilai – nilai dari pointer ini disimpan dalam urutan tertentu dan

dapat digunakan untuk menyajikan data dalam urutan database.

5. Query

Query merupakan sekumpulan perintah SQL yang dirancangkan untuk

memanggil kelompok record tertentu dari satu tabel atau lebih untuk melakukan

operasi pada tabel. Meskipun SQL dapat dijalankan langsung dari program, query

mengijinkan Anda menamai perintah dan menyimpannya dalam database itu

sendiri.

3.2.6 SQL (Structure Query Language)

SQL yang merupakan singkatan dari Structured Query Language

merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk melakukan request ata perintah terhadap DBMS. Sehingga hampir semua DMBS mendukung bahasa SQL. Bahasa SQL diajukan sebagai standar pada tahun 1980 dan sekarang masih menjadi standar. Pada kenyataannya , SQL menyediakan beberapa kelompok

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(39)

bahasa yang membentuk sebuah landasan yang luas untuk menggunakan pangkalan data. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :

1. DDL (Data Definition Language)

Menurut Kadir Abdul dalam bukunya Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data menyebutkan bahwa Data Definition Language (DDL) bahwa: “DDL adalah perintah-perintah yang biasa digunakan oleh administrator basis data (DBA) untuk mendefinisikan skema ke DBMS.” (2004:56)

“DDL (Data Definition Language) adalah bahasa yang mempunyai kemampuan untuk mendefinisikan data yang berhubungan dengan pembuatan dan penghapusan objek seperti tabel, indeks, bahkan basis datanya sendiri. (2007:14) Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa DDL (data definition language) merupakan bahasa yang terdapat dalam basis data yang mampu untuk mendefinisikan data yang berhubungan dengan skema DBMS 2. DML (Data Manipulation Language)

Menurut Kadir Abdul dalam bukunya Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data menyebutkan bahwa Data Manipulation Language (DML) bahwa:

“DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk mengubah, memanipulasi, dan mengambil data pada basis data. Tindakan seperti menghapus, mengubah, dan mengambil data menjadi bagian dari DML.” (2004:41)

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa DML (data manipulation language) merupakan bahasa yang digunakan untuk proses mengubah, memanipulasi data pada tabel, record dan mengambil data pada basis data.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(40)

3.2.7 Microsoft Visual Basic .Net

Visual Basic.Net merupakan salah satu produk untuk pengembang

aplikasi dari Microsoft. Aplikasi yang dapat dikembangkan dengan Visual

Basic.Net salah satunya adalah aplikasi database. Untuk aplikasi database ini,

Visual Basic.Net mempunyai komponen pendukung, yaitu ADO.NET.

ADO.NET adalah teknologi akses data universal terbaru berdasarkan

prinsip tanpa koneksi (connectionless principle) yang didesain untuk

mempermudah batasan koneksi yang dahulunya harus diperhatikan ketika

membuat aplikasi terdistribusi (Iyan, 2005). Aplikasi hanya terhubung ke database

untuk beberapa saat guna mengakses atau update data, kemudian diputus. Data

yang diakses dapat disimpan pada salah satu objek ADO.NET, yaitu pada DataSet

atau DataView. Keuntungan dari disconnected architecture ialah mampu

menangani lebih banyak pengguna. Kelebihan lain data yang disimpan di DataSet

berada di memori dan berformat XML.

Dalam ADO.NET tersedia beberapa provider yang dapat digunakan

unutk mengakses suatu database, contohnya SQL Data Provider untuk mengakses

database SQL Server, Oledb Data Provider untuk mengakses database Microsoft

Access, Oracle Data Provider untuk mengakses database Oracle.

3.2.8 Microsoft SQL Server 2005

Microsoft SQL Server 2005 ialah perangkat lunak Relational Database Management System (RDBMS) yang handal. Didesain untuk mendukung proses transaksi yang besar seperti online order entry, inventory, akuntansi atau manufaktur. SQL Server 2005 dapat dijalankan pada Windows 2000 Pro SP2, Windows 2000 Server SP4, Windows XP Professional SP2 atau Windows 2003

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(41)

Server SP1. SQL Server 2005 membutuhkan Windows installer 3.1 yang dapat diperoleh pada saat instalasi Visual Studio 2005. SQL Server 2005 memiliki fasilitas tambahan yang menyebabkannya memiliki kemampuan penuh dalam e-Commerce, antara lain reporting dan analysis services.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(42)

31

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Petugas operasional Cipaganti Group selama ini masih menggunakan

microsoft exel, word untuk mencatat semua transaksi yang ada. Karena terbatasnya informasi yang diperoleh, maka adanya sistem informasi persewaan bus sangat dibutuhkan. Sistem informasi persewaan bus ini meliputi sistem

maintenance data customer, sopir, bus, sirkulasi transaksi pemesanan, penagihan, pembayaran, pengembalian, absensi sopir dan penggajian. Jadi untuk melakukan pencatatan transaksi petugas operasional hanya perlu memasukkan data-data yang diperlukan dalam suatu basis data dan menyimpannya.

Sistem pencatatan transaksi yang dilakukan dengan menggunakan

microsoft exel, word berlangsung lama dan butuh ketelitian. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang praktis dan cepat untuk membantu kegiatan petugas operasional.

Kegiatan petugas operasional yang perlu diperbaiki meliputi prosedur pencatatan data customer, bus, sopir, absensi sopir, transaksi pemesanan, pengembalian serta pembayaran dan penagihan yang lebih efektif.

4.1 Analisa Sistem

Analisis sistem di Cipaganti Group terdiri dari tiga tahap, yaitu pengumpulan data yang diperlukan melalui survei, permasalahan yang dihadapi pada pemakaian sistem yang lama, dan pemecahan masalah dengan sistem yang baru. Adapun tahap-tahapnya adalah:

1. Survei

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(43)

Survei dilakukan pada saat pertama kali datang ke di Cipaganti Group dengan meminta data pada petugas operasional tentang prosedur pencatatan data

customer, bus, sopir, absensi sopir, transaksi pemesanan, pengembalian serta pembayaran dan penagihan yang selama ini dipakai dan mewawancarai petugas tentang jalannya sistem yang sudah ada. Survei juga meliputi penelitian terhadap keadaan kantor Cipaganti Group. Penelitian yang dilakukan adalah dengan mengamati cara pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas operasional dalam melayani customer yang melakukan transaksi pencatatan data customer, bus, sopir, absensi sopir, transaksi pemesanan, pengembalian serta pembayaran dan penagihan. Sedangkan data yang diberikan oleh petugas operasional meliputi absensi sopir, data pemesanan, laporan-laporan dan data dari sistem lain yang berlaku di Cipaganti Group Surabaya pada saat itu.

2. Permasalahan yang dihadapi pada pemakaian sistem yang telah ada

Permasalahan yang dihadapi Cipaganti Group dari pemakaian sistem yang lama adalah sebagai berikut:

a. Dari segi keandalan

Tingkat kesalahan yang terjadi masih sangat tinggi. Sistem pemesanan yang dilakukan dengan mencatat transaksi-transaksi pada buku menyebabkan kemungkinan terjadinya kesalahan menjadi sangat besar. Hal itu juga menyebabkan transaksi pemesanan menjadi lama dan tidak efektif.

b. Dari segi teknologi

Cipaganti Group masih belum menggunakan sistem yang terintegrasi, pencatatan masih dilakukan pada sebuah buku yang kemudian dicatat kembali di

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(44)

Microsoft Excel. Hal ini tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama dan menghabiskan banyak tenaga.

c. Dari segi dokumen

Dokumen-dokumen yang ada semakin hari semakin menumpuk sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan menjadi semakin tinggi. Dokumen tersebut terdiri dari dokumen pemesanan, daftar sopir, daftar bus, daftar absensi sopir, dan laporan-laporan.

d. Dari segi laporan

Laporan data customer, data bus, transaksi pemesanan serta laporan lain tidak dapat digunakan sebagai sarana mengambil keputusan. Belum adanya laporan customer yang sudah mengembalikan maupun yang belum mengembalikan bus, laporan absensi sopir per hari masih belum ada mengakibatkan Manajer sulit untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

3. Pemecahan dengan sistem baru

Permasalahan yang ada dapat diatasi dengan sistem yang baru yaitu sistem komputer. Jadi setiap transaksi yang terjadi, data buku yang ada serta data

customer yang ada disimpan dalam suatu database. Laporan yang dibutuhkan akan ditampilkan secara otomatis tanpa harus membuat secara manual lagi.

4.2 Desain Sistem

Sistem flow dibuat dengan mengembangkan dokumen flow lama. Pada sistem flow ini terdapat beberapa perubahan dari sistem yang lama ke dalam sistem yang baru. Proses tersebut juga membutuhkan database yang tepat untuk penyimpanan data. Database yang dibutuhkan antara lain, customer, bus, Sopir,

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(45)

Tarif bus, Tarif sopir, Absensi, Penagihan, Pemesanan, Pembayaran, Pinjam, Login, Gaji, Surat Jalan, Surat Perintah Jalan dan Voucher BBM.

Langkah selanjutnya adalah membuat Context Diagram. External Entity

dan proses-proses yang terjadi pada Context Diagram didapat dari sistem flow yang telah dibuat. Pendesain kemudian menyusun secara lengkap masing-masing proses beserta tabel-tabel yang dibutuhkan pada DFD. Context Diagram yang telah dibuat, digunakan sebagai acuan pembuatan HIPO. File yang terdapat pada DFD digunakan sebagai acuan membuat ERD dan struktur tabel.

Langkah terakhir adalah mendesain input dan output. Diperlukan beberapa pertimbangan dalam mendesain input dan output yang baik yaitu, bagaimana membuat desain yang sederhanatapi memiliki banyak fitur dan mudah digunakan. Desain input dan output meliputi form Transaksi, form Menu utama,

form Bantuan, form Sopir, form Bus, form Input Customer, form Input gaji sopir,

form Tarif bus, form Tarif Sopir, form Dokumen bus dan desain Laporan-laporan.

4.2.1 Sistem Flow Terkomputerisasi

Sistem Flow Terkomputerisasi merupakan gambaran dari sistem yang telah dikembangkan. Dalam Sistem Flow Terkomputerisasi, beberapa proses yang masih dilakukan secara sederhana dikembangkan menjadi proses komputer. Proses yang dikembangkan meliputi, proses pencatatan data customer, data bus, data sopir, data gaji , tarif bus, proses pemesanan bus, pengembalian bus, proses penagihan bus, proses pembayaran, proses penggajian, absensi sopir, Surat Perintah jalan, Surat Jalan, Voucher BBM serta laporan file induk dan transaksi.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(46)

A. Dokum D secara kom dan data pemesanan jika tersed operasiona bus ke da melakukan digunakan mengambi surat jalan Komputer Gam

men Flow K Dokumen F

mputerisasi

customer i n kemudian dia admin al menyiapk alam databa n pengecek n, jika terse

il data dari n, serta vou risasi Pemes

mbar 4.1 Dok

Komputeri Flow Komp . Dimulai d tu sendiri k n admin me mencetak n kan bus ses ase untuk p kan pemes dia petugas i file surat ucher bensi sanan dan P

kumen Flow

isasi Pemes puterisasi P dengan cust

kemudian d elakukan pe nota pemes suai permin pemeliharaa sanan sesu s membuat jalan dan m in untuk dib Penyewaan d

w Kompute

sanan dan P Pemesanan

tomer mema disimpan p engecekan

anan untuk ntaan mema an file bus uai data bu

surat jalan mencetak s berikan kep dapat diliha risasi Peme Penyewaan dan Penye asukan data pada file cu

pemesanan k customer. asukkandata s. Setelah i

us saat itu dan vouche surat permin

pada sopir. at pada Gam

esanan dan P n

ewaan dilak a pemesanan

ustomer dan sesuai dat

(47)

B. Dokum D terkomput file peme Kemudian mencetak melakukan tagihan se file pemb customer. pada Gam Gam

men Flow K Dokumen F terisasi, dia esanan, file n menyimpa nota tagiha n pembaya ewa dan ua bayaran kem

Dokumen F mbar 4.2.

mbar 4.2 Dok

Komputeri low Komp awali denga e customer

an data tagih an sewa unt aran pada ang tunai, o

mudian me Flow Komp

kumen Flow

isasi Penag uterisasi Pe an admin m

r, file Sura han sewa ke tuk diberika petugas op oleh petuga embuat dan puterisasi Pe w Komputer

ihan dan P enagihan d membuat tag

at Jalan, F e dalam dat an customer

perasional d as operasion n mencetak enagihan da risasi Penag Pembayaran an Pembay gihan sewa File Surat tabase file t

r. Setelah di dengan me nal dilakuka k bukti pem an Pembaya

gihan dan P n

yaran yang bus berdas

Perintah J tagihan sew

iterima cust

enyerahkan an pemelih mbayaran u aran dapat d

(48)

C. Dokumen Flow Komputerisasi Absensi Sopir dan Penggajian

[image:48.612.54.528.151.671.2]

Dokumen Flow Komputerisasi Absensi Sopir dan Penggajian dimulai dari Sopir melakukan absensi harian dengan melakukan login terlebih dahulu sebagai user data absensi tersebut otomatis tersimpan kedalam database file absensi. Admin melakukan pengecekan file surat jalan, file absensi, file data, file tabel gaji, kemudian admin membuat slip gaji sopir dan menyimpan data slip gaji tersebut kedalam file gaji sopir mencetaknya dan diberikan untuk sopir . Sistem Flow Absensi dan Penggajian Sopir dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Dokumen Flow Komputerisasi Absensi Sopir dan Penggajian

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(49)

4.2.2 Da D metodolog kegiatan y A. Conte P entitas (ba Keempat diperlukan bus kepad pemesanan laporan. T G

ata Flow Di Data flow

[image:49.612.47.561.145.660.2]

gi pengemb yang terdapa ext Diagram Pada Contex agian), yaitu entitas tad n. Sebagai c da bagian op n bus. Buk Terlihat pada

Gambar 4.4

iagram diagram angan siste at pada siste m

xt Diagram u Customer

i memberik contoh, cus

perasional. kti pemesan a Gambar 4

4 Context D

merupakan m yang ters em secara je

Sistem Info , Bagian op kan input d

stomer mem Setelah itu, nan bus ter 4.4. iagram Sist n perangka struktur. DF elas. ormasi Pers perasional, B

data dan m mberikan inp

, bagian ope rsebut kepa

tem Informa

at yang d FD menggam ewaan Bus Bagian Adm menerima o put berupa erasional m ada manaje asi Persewa digunakan mbarkan se

ini terdiri d min dan man utput data

data pemes memberikan

er dalam b

(50)

B. Diagram Berjenjang (HIPO)

Diagram berjenjang merupakan merupakan diagram urutan proses yang terjadi dalam Sistem Informasi Persewaan Bus. Urutan proses dimulai dari Maintenance Data Master, Pencatatan Data Transaksi, dan Cetak laporan.

Gambar 4.5 HIPO Sistem Informasi Persewaan Bus

C. DFD Level 0

DFD level 0 ini, berisi tiga proses. Proses tersebut antara lain, Pemeliharaan File Induk, Pemeliharaan File Transaksi, dan Cetak Laporan. Seperti pada Gambar 4.6.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(51)

4.2.3 En U alat/tools

dipakai un

ntity Relati Untuk peran

Entity Rela

ntuk penjab

Gam

onal Diagr ncangan bas

ational Dia

baran basis

mbar 4.6 DF

ram

is data siste

agram (ERD data dari s

FD Level 0

em informas D). ERD m suatu sistem

si persewaa merupakan a

m sehingga

an bus digun alat yang s

hubungan nakan sering antar

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(52)
[image:52.612.52.563.149.675.2]

tabel dapa

Data Mod

secara fisi

A. CDM P tabel yang tabel mast

Gam

at diketahui

del (CDM) ik.

(Conceptu Pada Concep

g saling ter ter dan emp

mbar 4.7 Co

i dengan je atau secar

ual Data Mo

ptual Data M

rintegrasi se pat tabel tran

onceptual D

elas. ERD d ra logik da

odel)

Model yang ecara logik nsaksi. Terl

Data Model S

dibagi men an Physical

g tertera dia k. Dua bela ihat pada G

Sistem Info

njadi dua, y

l Data Mod

atas, terdapa as tabel terd Gambar 4.7.

ormasi Perse

yaitu Conce del (PDM)

attiga belas diri dari de

ewaan Bus

eptual

) atau

buah elapan

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(53)

B. PDM (Physical Data Model)

[image:53.612.58.567.152.652.2]

Pada Physical Data Model yang tertera dibawah, telah menunjukkan adanya relasi antar tabel. Terlihat bahwa antar tabel satu dengan yang lain saling memberikan informasi berupa identitas (kode) untuk mengenali tabel yang lain. Seperti terlihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Physical Data Model Sistem Informasi Persewaan Bus

ID_ABSEN = ID_ABSEN NO_SLIP = NO _SLI P

GO L = GOL NO _DO K = NO_DOK ID_TRANSPESAN = I D_TRANSPESAN

NO _DOK = NO_DOK

NO_FPKB = NO_FPKB

NO_GATEPASS = NO_GATEPASS NO_SJ = NO_SJ

ID_BUS = ID_BU S NOPOL = NOPOL

NO_RANGKA = NO _RANGKA NO_MESIN = NO_MESIN

ID_C UST = I D_C UST

SOPIR ID_SOPIR char(8) NO_SIM char(12) NO_DOK varc har(10) NO_SLIP varc har(10) NM_SOPIR varc har(25) POSISI varc har(30) ORG_UNIT varc har(25) TELPON varc har(15) GOLONGA N varc har(20) STATUS_NIKAH varc har(15) JML_A NAK numeric(2)

CUSTOMER

ID_CUST char(8)

NAMA_PERUSAHA AN varc har(30) ALAMAT varc har(50) TELEPON numeric(15)

EMAIL varc har(25)

TRANSA KSI_PEMESANAN ID_TRANSPESAN char(8) ID_CUST char(8) ID_BUS char(5) BUS NOPOL char(9) NO_RANGKA char(18) NO_MESIN char(12) MERK varc har(10) TY PE varc har(10) JENIS_BUS varc har(20) TA HUN numeric(4)

BUS_PESA N ID_BUS char(5) NOPOL char(9) NO_RANGKA char(18) NO_MESIN char(12) SURAT_JA LAN NO_SJ char(17) TGL_SJ date

TGL_BRGKA T date NO_GP char(17) NO_TRUK char(9) NO_LAMBUNG char(5) SOPIR1 varc har(25) SOPIR2 varc har(25) KERNET varc har(25)

VOUCHER_BENSIN NO_GATEPA SS char(17) NO_POL_TRUK char(9) TA RGET_BBM numeric(3) PENGISIAN numeric(3) SISA numeric(3) KM_ISI numeric(8) SOPIRK1 varc har(25)

SURAT_PERINTA H_JALA N NO_FPKB char(6) RUTE varc har(50) JA RAK varc har(10)

WAKTU time

DOKUMEN_PERJALANAN NO_DOK varc har(10) NO_SJ char(17) NO_GATEPA SS char(17) NO_FPKB char(6) TA GIHAN

NO_TAGIHAN varc har(10) ID_TRANSPESAN char(8) NO_DOK varc har(10)

TA BEL_GAJI

GOL char(6)

TUNJ_JA MSOSTEK numeric(7) TUNJ_ASKES numeric(7) GAJI_POKOK numeric(7) TUNJ_INSENTIF numeric(7) PREMI_KEHA DIRAN numeric(7) TUNJ_KLAS_STANDAR numeric(7) POT_JAMSOSTE numeric(7) POT_TAMB_ASKES numeric(7) POT_TUNJ_ASKSE numeric(7)

SLIP_GA JI NO_SLIP varc har(10) GOL char(6) ID_A BSEN char(6)

ABSENSI_SOPIR ID_A BSEN char(6) BAGIA N varc har(25) BULAN date

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(54)

4.2.4 Struktur File

Dari ERD dapat diperoleh dua belas tabel yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi perpustakaan. Penjelasan dari masing-masing tabel dalam database yang dibuat adalah:

1. Nama Tabel : ABSEN Primary Key : -

Fungsi : Merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan data absensi sopir Cipaganti Group. Tabel ini mencatat Id sopir dan menjadi acuan penggajian.

Tabel 4.1 Struktur Tabel Absen

No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan 1 TGL nvarchar 15 Tanggal

2 ID_SOP nvarchar 15 Id Sopir 3 NAMA nvarchar 20 Nama 4 MSK nvarchar 15 Jam Masuk 5 KEL nvarchar 15 Jam Keluar

2. Nama Tabel : BUS

Primary Key : NOPOL, NO_RANGKA, NO_MESIN

Fungsi :Tabel ini merupakan tabel untuk memasukkan data bus yang ada di Cipaganti Group menurut NOPOL, NO_RANGKA, NO_MESIN, MERK, TYPE, TAHUN, JENIS_BUS. Hal ini sangat berguna jika Cipaganti Group akan melakukan cek stok bus.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(55)
[image:55.612.74.561.102.612.2]

Tabel 4.2 Struktur Tabel Bus

No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan

1 NOPOL nvarchar 10 Primary key

2 NO_RANGKA nvarchar 20 Primary key 3 NO_MESIN nvarchar 15 Primary key

4 MERK nvarchar 10 Merk Bus

5 TYPE nvarchar 10 Type Bus

6 TAHUN nchar 4 Tahun pembuatan Bus

7 JENIS_BUS nvarchar 50 Jenis Bus

3. Nama Tabel : CUSTOMER Primary Key : ID_CUST

Fungsi : Merupakan tabel untuk memasukkan data-data customer

Cipaganti Group Surabaya.

Tabel 4.3 Struktur Tabel Customer

No Nama Field Tipe

Data Lebar Keterangan

1 ID_CUST nchar 4 Primary key ( pengenal

customer) 2 NAMA_PERUSAHAAN nvarchar 30 Nama Customer

3 ALAMAT nvarchar 50 Alamat

4 TELEPON nvarchar 15 No telepon

5 EMAIL nvarchar 25 Alamat email

4. Nama Tabel : DETIL_SEWA Primary Key : -

Fungsi : Tabel detil sewa digunakan untuk menampilakan data-data pemesanan bus. Tabel ini nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam proses pemesanan, pembayaran.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(56)
[image:56.612.57.558.96.634.2]

Tabel 4.4 Struktur Tabel Detil Sewa

No Nama Field Tipe

Data Lebar Keterangan

1 NO_PESAN nchar 9 Nomer Pesan

2 ID_CUST nchar 4 Id Customer 3 PERUSAHAAN nvarchar 30 Nama Customer 4 JENIS_BUS nvarchar 20 Jenis Bus

5 NOPOL nvarchar 50 No Polisi

7 NO_RANGKA nvarchar 20 No Rangka Bus 8 NO_MESIN nvarchar 15 No mesin

9 MERK nvarchar 10 Merk Bus

10 TYPE nvarchar 10 Type Bus

11 TAHUN nchar 4 Tahun pembuatan Bus

5. Nama Tabel : GAJI Primary Key : -

Fungsi : Merupakan tabel yang digunakan untuk memasukkan data gaji sopir. Isi dari tabel ini nantinya akan digunakan sebagai acuan tentang gaji sopir yang terbaru.

Tabe

Gambar

Gambar 2.2 DDokumen FFlow Persewwaan Bus
Gambar 4.3 Dokumen Flow Komputerisasi Absensi Sopir dan Penggajian
Gambar 4.4G4 Context Diagram Sisttem Informaasi Persewaaan Bus
tabel dapaat diketahuii dengan jeelas. ERD ddibagi mennjadi dua, yyaitu Conceeptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Arah dari penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelidiki ada atau tidaknya hubungan positif yang saling menunjang antara rangking prestasi belajar pada Ujian

Jenis gulma mempengaruhi pertumbuhan dan komponen hasil yang meliputi tinggi tanaman dan diameter batang 3 MST, bobot 100 butir pada KA14%, serta bobot basah dan

* Coret yang

Melalui pendekatan ini juga dapat dirancang kebijakan yang mendorong pembentukan nilai-nilai BP, kemudian nilai-nilai tersebut diterjemahkan pada berbagai kebijakan

perbuatannya, karena perbuatan yang dilakukan oleh pelaku merupakan kealpaan atau tidak ada unsur kesengajaan atas perbuatannya, meskipun dalam kronologis kejadian

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan uji komepetsni bagi tenaga teknik mencakup Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Kerja

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan

Pendidikan kesehatan dalam upaya deteksi dini kanker payudara yang dihubungkan dengan pengertian pendidikan kesehatan yang telah disebutkan diatas adalah: suatu upaya atau